pedoman pelaksanaan spam ikk

62
1 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM D I R E K T O R A T J E N D E R A L C I P T A K A R Y A PEDOMAN PELAKSANAAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagian besar penduduk Indonesia bertempat tinggal dikota kecil dan diperdesaan (termasuk Ibu Kota Kecamatan atau disingkat IKK), yaitu mencapai 125 juta jiwa atau 60,2% dari seluruh penduduk Indonesia. Sementara itu tingkat kemiskinan di perdesaan (ditinjau dari indikator jumlah dan persentase penduduk miskin maupun tingkat kedalaman dan keparahan kemiskinan) memiliki persentase yang cukup tinggi. Jumlah penduduk miskin total adalah sekitar 39,6 juta jiwa (BPS 2006). Salah satu masalah yang dihadapi dalam peningkatan ekonomi lokal adalah kurang tersedianya infrastruktur yang memadai, terutama dikota kecil dan daerah perdesaan. Penduduk yang terlayani air minum perpipaan perdesaan masih sangat rendah, selebihnya masih mengambil langsung dari sumber air yang belum terlindungi. Dengan kondisi tersebut maka dibutuhkan strategi penanganan penyediaan SPAM IKK yang dapat mendukung terjaminnya peningkatan dan keberlanjutan kegiatan perekonomian di kota kecil dan perdesaan. Berkenaan dengan usaha mengurangi tingkat kemiskinan di perdesaan serta upaya percepatan pencapaian tujuan pembangunan Millennium Development Goals (MDGs), maka diperlukan adanya peningkatan jangkauan penerima manfaat program. Berdasarkan hal ini pemerintah melalui Departemen Pekerjaan Umum meluncurkan program pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum IKK (SPAM IKK). Program ini diharapkan dapat memberi dukungan untuk mencapai tujuan pembangunan IKK sesuai RPJM 2004-2009 yaitu peningkatan keberdayaan masyarakat perdesaan dan peningkatan kapasitas pemerintahan di tingkat lokal dalam mengelola pembangunan perdesaan sesuai dengan prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik secara kuantitatif, program pengembangan SPAM IKK dapat meningkatkan kapasitas produksi

Upload: arieflink

Post on 08-Jun-2015

4.975 views

Category:

Documents


85 download

DESCRIPTION

This is a guideline from public work department for designing and implementing simple water supply services for rural areas in Indonesia.

TRANSCRIPT

Page 1: Pedoman Pelaksanaan SPAM IKK

1

D E P A R T E M E N P E K E R J A A N U M U M D I R E K T O R A T J E N D E R A L C I P T A K A R Y A

P E D O M A N P E L A K S A N A A N

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebagian besar penduduk Indonesia bertempat tinggal dikota kecil dan

diperdesaan (termasuk Ibu Kota Kecamatan atau disingkat IKK), yaitu

mencapai 125 juta jiwa atau 60,2% dari seluruh penduduk Indonesia.

Sementara itu tingkat kemiskinan di perdesaan (ditinjau dari indikator jumlah

dan persentase penduduk miskin maupun tingkat kedalaman dan keparahan

kemiskinan) memiliki persentase yang cukup tinggi. Jumlah penduduk miskin

total adalah sekitar 39,6 juta jiwa (BPS 2006).

Salah satu masalah yang dihadapi dalam peningkatan ekonomi lokal adalah

kurang tersedianya infrastruktur yang memadai, terutama dikota kecil dan

daerah perdesaan. Penduduk yang terlayani air minum perpipaan perdesaan

masih sangat rendah, selebihnya masih mengambil langsung dari sumber air

yang belum terlindungi. Dengan kondisi tersebut maka dibutuhkan strategi

penanganan penyediaan SPAM IKK yang dapat mendukung terjaminnya

peningkatan dan keberlanjutan kegiatan perekonomian di kota kecil dan

perdesaan.

Berkenaan dengan usaha mengurangi tingkat kemiskinan di perdesaan serta

upaya percepatan pencapaian tujuan pembangunan Millennium Development

Goals (MDGs), maka diperlukan adanya peningkatan jangkauan penerima

manfaat program. Berdasarkan hal ini pemerintah melalui Departemen

Pekerjaan Umum meluncurkan program pembangunan Sistem Penyediaan

Air Minum IKK (SPAM IKK). Program ini diharapkan dapat memberi dukungan

untuk mencapai tujuan pembangunan IKK sesuai RPJM 2004-2009 yaitu

peningkatan keberdayaan masyarakat perdesaan dan peningkatan kapasitas

pemerintahan di tingkat lokal dalam mengelola pembangunan perdesaan

sesuai dengan prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik secara kuantitatif,

program pengembangan SPAM IKK dapat meningkatkan kapasitas produksi

Page 2: Pedoman Pelaksanaan SPAM IKK

P E D O M A N P E L A K S A N A A N

kumulatif dari tahun 2005 s/d 2009 sebesar 9.607 L/dt. Kapasitas produksi

diharapkan mampu melayani hampir sebesar 7 juta jiwa.

Program dititikberatkan pada IKK rawan air yang masih memiliki tingkat

pelayanan SPAM yang masih rendah. Fokus utama program adalah

pembangunan SPAM IKK. Kaidah pelaksanaan program secara umum akan

mengacu pada ketentuan-ketentuan teknis yang telah ditetapkan dalam

peraturan dan NSPM SPAM dengan lebih menekankan partisipasi aktif dari

masyarakat, pemangku kepentingan (stakeholder) dan pemerintah daerah

serta pembelajaran dari pelaksanaan.

Pendekatan pemberdayaan masyarakat dan peningkatan peran pemangku

kepentingan termasuk pemerintah daerah dilaksanakan untuk mendorong

kemandirian dan sinergi berbagai pihak dalam menanggulangi permasalahan

di kecamatan dan sebagai upaya keberlanjutan program. Hal ini juga akan

mendorong penyelarasan dengan program lain, meningkatkan rasa

kepemilikan masyarakat dan meningkatkan prospek pencapaian tujuan

bersama dalam meningkatkan pelayanan, khususnya akses SPAM kepada

masyarakat untuk pencapaian tujuan pembangunan millenium (MDGs).

1.2 Maksud

Pedoman ini dimaksudkan untuk memberi pedoman pelaksanaan

pengembangan SPAM IKK termasuk menyelaraskan peran dan tugas

masing-masing pemangku kepentingan dari tingkat pusat sampai dengan

tingkat kabupaten/kota.

2D E P A R T E M E N P E K E R J A A N U M U M D I R E K T O R A T J E N D E R A L C I P T A K A R Y A

Page 3: Pedoman Pelaksanaan SPAM IKK

P E D O M A N P E L A K S A N A A N

1.3 Tujuan

Pedoman pelaksanaan Pembangunan SPAM IKK memiliki tujuan yaitu :

1. Meningkatkan kualitas hasil pembangunan infrastruktur SPAM IKK.

2. Meningkatkan akses masyarakat terhadap kebutuhan dasar SPAM di

wilayah IKK.

3. Menjamin peran serta aktif para pemangku kepentingan dalam

pelaksanaan pembangunan SPAM IKK.

1.4 Sasaran

Sasaran Pedoman Pelaksanan SPAM IKK adalah:

1. Tersedianya SPAM IKK yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat,

berkualitas, berkelanjutan, dan berwawasan lingkungan serta memenuhi

ketentuan teknis yang berlaku.

2. Meningkatnya kemampuan masyarakat dikota kecil dan diperdesaan

dalam penyelenggaraan SPAM.

3. Meningkatnya kemampuan aparatur pemerintah daerah sebagai fasilitator

dari pelaksanaan pembangunan dikota kecil dan perdesaan.

4. Terlaksananya penyelenggaraan pembangunan SPAM IKK partisipatif,

transparan, akuntabel, dan berkelanjutan.

1.5 Ruang Lingkup

Ruang Lingkup Pedoman Pelaksanaan SPAM IKK adalah:

1. Tugas dan peran masing-masing para pemangku kepentingan.

2. Mekanisme penyelenggaraan dan pelaksanaan.

3. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan

4. Pedoman operasi dan pemeliharaan

3D E P A R T E M E N P E K E R J A A N U M U M D I R E K T O R A T J E N D E R A L C I P T A K A R Y A

Page 4: Pedoman Pelaksanaan SPAM IKK

P E D O M A N P E L A K S A N A A N

1.6 Prinsip dan Pendekatan 1.6.1 Prinsip

Prinsip-prinsip penyelenggaraan SPAM IKK adalah sebagai berikut:

1. Penyelenggaraan kegiatan harus dapat dipertanggungjawabkan

(accountable), dalam hal ketepatan sasaran, ketepatan waktu, ketepatan

pembiayaan, dan ketepatan mutu pekerjaan.

2. Penyelenggaraan kegiatan dapat memberikan manfaat kepada

masyarakat secara berkelanjutan (sustainable) yang ditandai dengan

adanya pemanfaatan oleh masyarakat dan pemeliharaan dan pengelolaan

oleh lembaga SPAM IKK / Kelompok Masyarakat.

1.6.2 Pendekatan

SPAM IKK merupakan program pembangunan dengan pendekatan:

1. Otonomi dan desentralisasi, artinya Pemerintah bersama dengan

Pemerintah Daerah dan masyarakat bertanggung jawab pada

penyelenggaraan program dan keberlanjutan SPAM IKK yang terbangun.

2. Partisipatif, artinya pemerintah daerah terlibat secara aktif dalam kegiatan

mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, pemeliharaan

dan pemanfaatan, dengan memberikan kesempatan secara luas kepada

masyarakat untuk berpartisipasi aktif.

3. Keterpaduan program pembangunan, artinya program yang

dilaksanakan memiliki sinergi antar komponen yang dibangun melalui

program pembangunan SPAM IKK dengan sumber pendanaan yang

berbeda.

4. Penguatan Kapasitas Kelembagaan, dalam rangka mendorong sinergi

antara pemda, dan pemangku kepentingan lainnya dalam penanganan

permasalahan SPAM.

4D E P A R T E M E N P E K E R J A A N U M U M D I R E K T O R A T J E N D E R A L C I P T A K A R Y A

Page 5: Pedoman Pelaksanaan SPAM IKK

P E D O M A N P E L A K S A N A A N

1.7 Indikator Kinerja Program

Kinerja pelaksanaan SPAM IKK diukur dengan indikator-indikator:

1. Masyarakat di lokasi sasaran mempunyai akses yang lebih mudah dan

atau lebih murah untuk mendapatkan air minum.

2. Terbentuknya lembaga pengelola SPAM IKK yang bertanggung jawab

terhadap keberlanjutan pemanfaatan infrastruktur terbangun.

3. Pembangunan unit air baku dan unit produksi sesuai dengan NSPM

SPAM IKK.

4. Dana APBD Kabupaten/kota untuk pembangunan unit distribusi dan

retikulasi tersedia pada tahun berjalan.

5D E P A R T E M E N P E K E R J A A N U M U M D I R E K T O R A T J E N D E R A L C I P T A K A R Y A

Page 6: Pedoman Pelaksanaan SPAM IKK

P E D O M A N P E L A K S A N A A N

BAB 2 STRUKTUR ORGANISASI 2.1 Umum

Pelaksanaan SPAM IKK melibatkan instansi terkait baik di pusat maupun

didaerah termasuk komponen pelaksana kabupaten, dengan struktur

organisasi sebagaimana tergambar pada Gambar 2.1

2.2 Organisasi Kepemerintahan/Struktural

2.2.1 Tingkat Pusat

2.2.1.1 Departemen Pekerjaan Umum

1. Departemen Pekerjaan Umum adalah lembaga penyelenggara SPAM IKK

yang bertanggung jawab atas seluruh penyelenggaraan program;

2. Menteri Pekerjaan Umum bertugas menetapkan dan mendelegasikannnya

kewenangannya kepada Kepala Satuan Kerja;

3. Direktur Jenderal Cipta Karya bertugas membentuk Project Management

Unit (PMU) SPAM IKK di tingkat Pusat

2.2.1.2 Tim Koordinasi Pusat / Project Management Unit (PMU) Tim koordinasi Pusat/ PMU terdiri dari unsur-unsur Direktorat Pengembangan

Air Minum (Dit PAM) Ditjen Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum yang

dibentuk melalui SK Dirjen Cipta Karya - Departemen Pekerjaan Umum. (S.K.

Dir Jen Cipta Karya no 09/KPTS/DC/2008)

PMU di tingkat pusat, susunan Organisasi (Gambar 2.2) dan Tugasnya

adalah:

6D E P A R T E M E N P E K E R J A A N U M U M D I R E K T O R A T J E N D E R A L C I P T A K A R Y A

Page 7: Pedoman Pelaksanaan SPAM IKK

P E D O M A N P E L A K S A N A A N

• Ketua PMU:

Tugas:

1. Menyusun, mengembangkan dan mengelola program

pengembangan IKK secara keseluruhan.

2. Membantu Atasan Langsung Satuan Kerja dalam

mengkoordinasikan pelaksanaan program pengembangan

SPAM IKK di Propinsi maupun di Kabupaten/ Kota terkait

mengenai pelaksanaan program pembangunan IKK, sesuai

dengan Pedoman Pelaksanaan Program.

3. Melaksanakan Koordinasi dengan Kepala Satuan

Pengembangan SPAM IKK dan Kepala Satuan Kerja

Peningkatan Kinerja Pengelolaan Air minum Propinsi maupun di

Kabupaten/ Kota terkait dalam rangka tercapainya hasil atau

keluaran yang diharapkan seperti kualitas, sinkronisasi program

dan pendanaan dengan APBD/ PDAM.

4. Melakukan evaluasi dan rekomendasi progres dan hasil

pekerjaan di lapangan.

5. Menyiapkan rencana kelembagaan dan pengelolaan masing-

masing SPAM IKK sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

6. Mengkoordinir Kepala Satuan Kerja Pengembangan SPAM IKK

didalam mengendalikan kegiatan penunjang (software).

7. Melaksanakan operasional PMU.

• Sekretariat :

Tugas :

1. Melaksanakan kegiatan Urusan Administrasi Umum dan Rumah

Tangga PMU.

2. Menyiapkan bahan, peralatan, perbaikan dan pemeliharaan

yang berkaitan dengan kegiatan operasional kantor.

3. Melaksanakan tugas administrasi pertanggungjawaban

keuangan.

4. Menyusun pelaporan kegiatan PMU.

7D E P A R T E M E N P E K E R J A A N U M U M D I R E K T O R A T J E N D E R A L C I P T A K A R Y A

Page 8: Pedoman Pelaksanaan SPAM IKK

P E D O M A N P E L A K S A N A A N

• Bidang Perencanaan :

Tugas :

1. Memfasitasi Pemerintah Daerah (Pemda) dalam menyusun

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM).

2. Menyusun rencana kerja tahunan PMU.

3. Memilih lokasi dan kesiapan lahan pembangunan

Pengembangan SPAM IKK 2008 sesuai dengan pedoman

pelaksanaan program.

4. Menyusun rencana dan program terhadap pelaksanaan

Pengembangan SPAM IKK.

5. Melakukan evaluasi program terhadap pelaksanaan

Pengembangan SPAM IKK.

6. Menyiapkan format usulan dan proses pengajuan anggaran.

7. Melakukan pengawasan mutu terhadap pekerjaan penyusunan

Detail Engineering Design (DED) sesuai dengan Term Of

Reference (TOR) dan kriteria teknis yang ada.

• Bidang Kelembagaan :

Tugas :

1 Menyiapkan rencana kelembagaan serta pengelolaan (termasuk

penentuan tarif) masing masing SPAM IKK yang sudah atau

akan dibangun.

2 Mendampingi pembentukan kelembagaan serta pengelolaan

SPM IKK atau UPTD yang dilakukan oleh Pemda Kabupaten/

Kota.

3 Memantau kelembagaan serta pengelolaan SPAM IKK yang

sudah dibentuk dan memberikan pembinaan.

4 Melaksanakan Training Need Assesment (TNA) untuk SDM

yang terlibat penyelenggaraan SPAM IKK.

5 Menyusun rencana pelatihan untuk SDM penyelenggara SPAM

IKK di tingkat Pusat, Propinsi dan Kabupaten/ Kota.

6 Melaksanakan evaluasi pelaksanaan seluruh kegiatan terkait

bidang pengaturan.

8D E P A R T E M E N P E K E R J A A N U M U M D I R E K T O R A T J E N D E R A L C I P T A K A R Y A

Page 9: Pedoman Pelaksanaan SPAM IKK

P E D O M A N P E L A K S A N A A N

7 Melaksanakan sosialisasi petunjuk teknis terkait pengembangan

SPAM IKK.

• Bidang Pelaksanaan :

Tugas :

1. Merumuskan sistem monitoring dan evaluasi kualitas hasil

pelaksanaan pekerjaan fisik.

2. Memeriksa rencana kajian dan dokumen pelaksanaan kegiatan

pembangunan SPAM IKK.

3. Mengumpulkan laporan laporan dari Satuan Pengembangan

SPAM IKK dan Satuan Kerja (Sat Ker) Peningkatan Kinerja

Pengelolaan Air Minum Propinsi mengenai laporan kemajuan

pelaksanaan program dan keuangan.

4. Mengidentifikasi permasalahan – permasalahan yang ada, atas

dasar hasil monitoring dan evaluasi dan pengawasan pekerjaan

fisik dilapangan maupun dari laporan yang diterima.

5. Melakukan analisa terhadap semua data hasil pelaksanaan

kegiatan dilapangan sebagai bahan untuk penyusunan laporan.

6. Memberikan masukan kepada Ketua PMU mengenai hasil dari

monitoring dan evaluasi baik terhadap kemajuan progres fisik/

keuangan dan kualitas pekerjaan untuk ditindaklanjuti dalam

rencana kerja.

7. Memberikan masukan kepada Ketua PMU dalam pembinaan

konsultan sesuai hasil monitoring dan evaluasi.

8. Membantu Ketua PMU untuk memonitor pelaksanaan Pedoman

Pelaksanaan Program.

9. Berkoordinasi dengan Ka Sat Ker Peningkatan Kinerja

Pengelolaan Air Minum Propinsi guna menjamin penerapan

NSPM dalam pembangunan IKK yang berasal dari berbagai

sumber pendanaan.

9D E P A R T E M E N P E K E R J A A N U M U M D I R E K T O R A T J E N D E R A L C I P T A K A R Y A

Page 10: Pedoman Pelaksanaan SPAM IKK

P E D O M A N P E L A K S A N A A N

2.2.1.3 Satuan Kerja Tingkat Pusat (Satker Pusat) Satuan Kerja Pengembangan Sistem Air Minum IKK di Tingkat Pusat ( Satker

Pusat ) adalah pejabat pengelola anggaran SPAM IKK, sebagai Kuasa

Pengguna Anggaran (KPA) yang ditunjuk dan diangkat oleh Menteri PU.

Satker SPAM IKK Tingkat Pusat bertugas mengelola Anggaran Pemerintah

dan Belanja Negara (APBN) di tingkat pusat yang telah ditetapkan dalam

Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA). Tugas dan fungsi Satuan Kerja

Tingkat Pusat mengacu pada SK Menteri dan Pedoman Operasional.

Satuan Kerja Tingkat Pusat juga antara lain bertugas untuk:

1. Menyiapkan daftar urutan prioritas lokasi IKK, berdasar usulan daerah dan

pagu anggaran yang ada.

2. Merekrut Konsultan Manajemen Pusat (KMP) dan Konsultan

Perencanaan.

3. Melaksanakan sosialisasi dan pelatihan dalam rangka keterpaduan dan

pelaksanaan program di tingkat propinsi dan kabupaten.

4. Berkoordinasi dengan Satuan Kerja Tingkat Propinsi dan Satuan Kerja

Tingkat Kabupaten

5. Melaksanakan perencanaan dan pengendalian pelaksanaan program di

pusat.

6. Melaksanakan pembangunan SPAM IKK, sesuai Daftar Isian Pelaksanaan

Anggaran dan Petunjuk Operasional Kegiatan.

7. Kepala Satuan Kerja bertanggung jawab secara fisik dan keuangan

terhadap pelaksanaan kegiatan SPAM IKK.

8. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan pekerjaan dalam DIPA.

9. Melakukan pencairan dan pengelolaan dana sesuai dengan peraturan

perundangan yang berlaku.

10. Melaporkan kemajuan penyelenggaraan kepada Tim Pelaksana di tingkat

pusat.

11. Melaksanakan perencanaan dan pengendalian pelaksanaan program di

pusat.

12. Membuat laporan dengan Sistem Akuntansi Instansi (SAI).

10D E P A R T E M E N P E K E R J A A N U M U M D I R E K T O R A T J E N D E R A L C I P T A K A R Y A

Page 11: Pedoman Pelaksanaan SPAM IKK

P E D O M A N P E L A K S A N A A N

2.2.2 Tingkat Propinsi 2.2.2.1 Pemerintah Propinsi 1. Gubernur bertugas menetapkan dan mendelegasikannnya

kewenangannya kepada Kepala Satuan Kerja. 2. Kepala Dinas Pekerjaan Umum (P.U)/ Cipta Karya Propinsi dan jajarannya

sesuai Tugas Pokok dan Fungsinya ikut aktif dalam penyelenggaraan

proyek SPAM IKK di masing masing Propinsi.

Ka Dinas PU/ Cipta Karya Propinsi ikut aktif bertugas antara lain untuk:

1. Menyiapkan penyelenggaraan SPAM IKK termasuk melakukan koordinasi

antar instansi ditingkat Propinsi dan Kabupaten. 2. Melaksanakan sosialisasi dan diseminasi SPAM IKK di tingkat Propinsi. 3. Mengkoordinasikan pelaksanaan sosialisasi dan diseminasi SPAM IKK di

tingkat kabupaten. 4. Mengumpulkan data baseline monitoring dan melaporkan kepada Tim

Koordinasi Pusat di tingkat pusat, yaitu: (a) jumlah KK miskin sebelum

pelaksanaan program, (b) rata-rata tingkat pendapatan KK miskin sebelum

pelaksanaan program. 5. Melakukan tugas-tugas sekretariat bagi Tim Koordinasi Propinsi. 6. Melakukan pengawasan dan mengkoordinasikan tugas konsultan

perencanaan didaerah dengan instansi instansi terkait. 7. Memeriksa hasil tugas konsultan perencana dan mengusulkan

persetujuan/ pengesahan hasil perencanaan SPAM IKK, kepada Dit. PAM. 8. Melakukan pengawasan dan mengkoordinasikan tugas konsultan

pengawasan didaerah dengan instansi-instansi terkait. 9. Melaksanakan tugas operasional di tingkat propinsi dalam pembinaan,

perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi program. 10. Mengkoordinasikan pelaksanaan dan pengendalian program di tingkat

propinsi. 11. Mengelola penanganan pengaduan masyarakat dan mengusulkan tindak

turun tangan penyelesaian ditingkat Kabupaten dan di tingkat propinsi.

11D E P A R T E M E N P E K E R J A A N U M U M D I R E K T O R A T J E N D E R A L C I P T A K A R Y A

Page 12: Pedoman Pelaksanaan SPAM IKK

P E D O M A N P E L A K S A N A A N

12. Memberi masukan atas usulan kelembagaan pengelola, hasil

pembangunan SPAM IKK, kepada Dit. PAM. 13. Memberi masukan atas usulan personel pengelola SPAM IKK dan training/

kursus yang perlu didapat bagi personel tersebut, kepada Dit. PAM. 14. Monitoring serta evaluasi proyek SPAM IKK Propinsi, Kabupaten dan

PDAM dengan dana daerah. 15. Melaporkan hasil kegiatannya kepada Gubernur di tingkat propinsi dan Dit.

PAM di Tingkat Pusat dan monitoring serta evaluasi proyek SPAM IKK

Propinsi, Kabupaten dan PDAM.

2.2.2.2 Satuan Kerja Tingkat Propinsi Satuan Kerja Tingkat Propinsi dengan dana APBN Satuan Kerja Tingkat Propinsi dengan dana APBN adalah pejabat pengelola

anggaran yang ditunjuk dan diangkat oleh Menteri PU atas usulan Gubernur,

dan diberi kewenangan menyelenggarakan kegiatan-kegiatan sesuai dengan

Rencana Kerja dan Anggaran yang telah ditetapkan dalam DIPA. Tugas dan

fungsi Satuan Kerja Tingkat Propinsi mengacu pada SK Menteri PU, NSPM

dan Pedoman Operasional. Disamping itu Ka Satuan Kerja Propinsi sebagai

aparat pada Satuan Kerja SNVT PAM Propinsi yang diangkat menjadi Kuasa

Pelaksana Kegiatan Pembangunan SPAM IKK.

Satuan Kerja Tingkat Propinsi dengan dana APBN dan/ atau Kuasa

Pengguna Anggaran SatKer IKK Pusat, antara lain bertugas untuk:

1. Melaksanakan pembangunan SPAM IKK, sesuai Daftar Isian Pelaksanaan

Anggaran dan Petunjuk Operasional Kegiatan.

2. Kepala Satuan Kerja bertanggung jawab secara fisik dan keuangan

terhadap pelaksanaan kegiatan SPAM IKK.

3. Melakukan Pencairan dan pengelolaan dana sesuai dengan peraturan

perundangan yang berlaku.

4. Melaksanakan pengendalian pelaksanaan program di Propinsi.

5. Melakukan pelatihan bagi stakeholder tingkat kabupaten.

12D E P A R T E M E N P E K E R J A A N U M U M D I R E K T O R A T J E N D E R A L C I P T A K A R Y A

Page 13: Pedoman Pelaksanaan SPAM IKK

P E D O M A N P E L A K S A N A A N

6. Merencanakan, melaksanakan, mengawasi pelaksanaan, dan

mengevaluasi program.

7. Membuat laporan hasil pelaksanaan dilapangan.

8. Mengkoordinasikan dan menghimpun laporan pelaksanaan program di

tingkat propinsi.

9. Melaporkan hasil pelaksanaan fisik dan keuangan kepada atasan

langsung satuan kerja, yang disampaikan juga kepada Dit. PAM,Direktorat

Jenderal Cipta Karya.

10. Melaporkan hasil kegiatannya kepada T.K.Propi. secara berkala.

11. Melaporkan hasil pengendalian pelaksanaan kepada T.K.Prop. dan di

tingkat pusat.

12. Melaksanakan serah terima pengelolaan hasil pembangunan kepada

Bupati.

13. Mengumpulkan dan menyampaikan SP2D dari tingkat propinsi dan

kabupaten kepada Tim Koordinasi Propinsi dan Tim Koordinasi Pusat.

14. Membuat laporan dengan Sistem Akuntansi Instansi (SAI)

Kuasa Pelaksana Kegiatan Pembangunan SPAM IKK di Daerah, antara lain

bertugas dan bertanggungjawab untuk:

1. Melaksanakan pembangunan SPAM IKK Pusat dengan dana APBN di

masing-masing daerah sesuai dengan limpahan kewenangan yang

diberikan oleh Direktorat PAM.

2. Bertanggungjawab penuh pada pelaksanaan fisik di daerah, termasuk

didalamnya mengadakan perubahan yang diperlukan untuk disesuaikan

dengan kondisi lapangan selama tidak ada penambahan biaya.

3. Mengadakan koordinasi dalam pengawasan pelaksanaan dengan

konsultan supervisi di daerah maupun konsultan Propinsi dalam menjaga

kualitas konstruksi berikut dalam memberikan laporan supervisi yang

diperlukan.

4. Memberikan laporan kepada atasan dan atasan langsung tentang hasil

pengawasan pembangunan fisik di lapangan berikut juga tambahan-

tambahan yang ada secara rutin/ berkala (laporan harian, mingguan dan

bulanan).

13D E P A R T E M E N P E K E R J A A N U M U M D I R E K T O R A T J E N D E R A L C I P T A K A R Y A

Page 14: Pedoman Pelaksanaan SPAM IKK

P E D O M A N P E L A K S A N A A N

5. Mengadakan koordinasi tentang pelaksanaan pembangunan SPAM IKK

kepada instansi baik yang ada di Propinsi maupun di Kabupaten/ Kota.

6. Mengadakan koordinasi dengan instansi Propinsi/ Kabupaten dalam

rangka rencana maupun pelaksanaan pengelolaan SPAM IKK tersebut

kepada Pemerintah Daerah, dengan Berita Acara serah terima

pengelolaan.

7. Mengadakan rencana persiapan dan pelaksanaan dalam rangka serah

terima pengelolaan pembangunan SPAM IKK dari Pemerintah Pusat

kepada Pemerintah Daerah.

8. Mengadakan persiapan teknik dan administrasi berikut pelaksanaan

pelatihan dalam rangka pengelolaan dengan aparat Pemerintah Daerah.

9. Memerintahkan kepada konsultan pengawas untuk membuat laporan rinci

yang menyangkut progres fisik dan keuangan periode harian, mingguan

dan bulanan, berikut permasalahan dan tindak lanjutnya disertai dengan

pembuatan Berita Acara kemajuan fisik di lapangan.

10. Melaksanakan commisioning test atas hasil pembangunan SPAM IKK dan

membuat Berita Acara pelaksanaan komisioning yang sesuai dengan

kondisi pelaksanaan yang ada.

11. Memerintahkan kepada konsultan dan kontraktor pelaksanaan untuk

mempersiapkan bahan/ materi untuk pelatihan yang diperlukan, berikut

SOP dan As built drawing.

Satuan Kerja SPAM IKK Tingkat Propinsi dengan dana APBD Satuan Kerja SPAM IKK Tingkat Propinsi dengan dana APBD adalah pejabat

pengelola anggaran, sebagai Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) yang ditunjuk

dan diangkat oleh Gubernur, dan diberi kewenangan menyelenggarakan

kegiatan-kegiatan sesuai dengan Rencana Kerja dan Anggaran yang telah

ditetapkan dalam APBD. Tugas dan fungsi Satuan Kerja Tingkat Propinsi

mengacu pada SK Gubernur, NSPM dan Pedoman Operasional yang ada.

14D E P A R T E M E N P E K E R J A A N U M U M D I R E K T O R A T J E N D E R A L C I P T A K A R Y A

Page 15: Pedoman Pelaksanaan SPAM IKK

P E D O M A N P E L A K S A N A A N

Satuan Kerja Tingkat Propinsi (APBD) antara lain bertugas untuk:

1. Melaksanakan pembangunan SPAM IKK, sesuai Daftar Isian Pelaksanaan

Anggaran dan Petunjuk Operasional Kegiatan.

2. Kepala Satuan Kerja bertanggung jawab secara fisik dan keuangan

terhadap pelaksanaan kegiatan SPAM IKK.

3. Melakukan Pencairan dan pengelolaan dana sesuai dengan peraturan

perundangan yang berlaku.

4. Melaksanakan pengendalian pelaksanaan program di Propinsi.

5. Melakukan pelatihan bagi stakeholder tingkat kabupaten.

6. Merencanakan, melaksanakan, mengawasi pelaksanaan, dan

mengevaluasi program.

7. Membuat laporan hasil pelaksanaan dilapangan.

8. Mengkoordinasikan dan menghimpun laporan pelaksanaan program di

tingkat propinsi.

9. Melaporkan hasil pelaksanaan fisik dan keuangan kepada atasan

langsung satuan kerja, yang disampaikan juga kepada Dit. PAM,

Direktorat Jenderal Cipta Karya.

10. Melaporkan hasil kegiatannya kepada T.K.Propi. secara berkala.

11. Melaporkan hasil pengendalian pelaksanaan kepada T.K.Prop. dan di

tingkat pusat.

12. Melaksanakan serah terima pengelolaan hasil pembangunan kepada

Bupati.

13. Mengumpulkan dan menyampaikan SP2D dari tingkat propinsi dan

kabupaten kepada Tim Koordinasi Propinsi dan Tim Koordinasi Pusat.

14. Membuat laporan dengan Sistem Akuntansi Instansi (SAI).

2.2.3 Tingkat Kabupaten 2.2.3.1 Pemerintah Kabupaten

Pemerintah Kabupaten dalam hal ini Bupati, sebagai penanggung jawab

pelaksanaan program di kabupaten.

15D E P A R T E M E N P E K E R J A A N U M U M D I R E K T O R A T J E N D E R A L C I P T A K A R Y A

Page 16: Pedoman Pelaksanaan SPAM IKK

P E D O M A N P E L A K S A N A A N

Bupati antara lain bertugas untuk:

1. Mengkoordinasikan penyelenggaraan SPAM IKK, dibantu Ka Dinas PU di

wilayah kerjanya.

2. Mengusulkan lokasi SPAM IKK sesuai kriteria yang telah ditetapkan Dit.

PAM.

3. Mengajukan usulan dan pembentukan lembaga pengelola hasil

pelaksanaan SPAM IKK, serta mengalokasikan pendanaan untuk biaya

operasi dan pemeliharaan hasil pembangunan SPAM IKK.

4. Menyusun RPIJM dan Justifikasi Teknis/Biaya.

5. Menyusun perencanaan pengembangan SPAM.

6. Menyusun rencana induk pengembangan SPAM di kabupaten.

2.2.3.2 Satuan Kerja Tingkat Kabupaten Satuan Kerja SPAM IKK Kabupaten adalah pejabat pengelola anggaran,

sebagai Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) yang ditunjuk dan diangkat oleh

Bupati, dan diberi kewenangan menyelenggarakan kegiatan-kegiatan sesuai

dengan Rencana Kerja dan Anggaran yang telah ditetapkan dalam APBD.

Tugas dan fungsi Satuan Kerja Tingkat Kabupaten mengacu pada SK Bupati,

NSPM dan Pedoman Operasional.

Satuan Kerja Tingkat Kabupaten antara lain bertugas untuk:

1. Melaksanakan pembangunan SPAM IKK, sesuai Daftar Isian Pelaksanaan

Anggaran dan Petunjuk Operasional Kegiatan.

2. Kepala Satuan Kerja bertanggung jawab secara fisik dan keuangan

terhadap pelaksanaan kegiatan SPAM IKK.

3. Melakukan Pencairan dan pengelolaan dana sesuai dengan peraturan

perundangan yang berlaku.

4. Melaksanakan pengendalian pelaksanaan program di Kabupaten.

5. Melakukan pelatihan bagi stakeholder tingkat Kabupaten.

6. Merencanakan, melaksanakan, mengawasi pelaksanaan, dan

mengevaluasi program.

7. Membuat laporan hasil pelaksanaan dilapangan.

16D E P A R T E M E N P E K E R J A A N U M U M D I R E K T O R A T J E N D E R A L C I P T A K A R Y A

Page 17: Pedoman Pelaksanaan SPAM IKK

P E D O M A N P E L A K S A N A A N

8. Mengkoordinasikan dan menghimpun laporan pelaksanaan program di

tingkat Kabupaten.

9. Melaporkan hasil pelaksanaan fisik dan keuangan kepada atasan

langsung satuan kerja, dan satu copy disampaikan kepada T.K.Prop.

10. Melaporkan hasil kegiatannya kepada T.K.Prop. secara berkala.

11. Melaporkan hasil pengendalian pelaksanaan kepada T.K.Prop. dan di

tingkat pusat.

12. Melaksanakan serah terima pengelolaan hasil pembangunan kepada

Bupati.

13. Mengumpulkan dan menyampaikan SP2D dari tingkat propinsi dan

kabupaten kepada T.K.Prop. dan Tim Koordinasi Pusat.

14. Membuat laporan dengan Sistem Akuntansi Instansi (SAI).

2.3 Konsultan Pendamping Pengendalian dan pengawasan pelaksanaan SPAM IKK didukung oleh

konsultan yang memberi bantuan teknis dan fasilitator yang ditempatkan di

tingkat Pusat, Propinsi, Kabupaten dan IKK. Masing-masing konsultan

pendamping di tingkat Pusat hingga daerah di atas dapat dijabarkan sebagai

berikut:

2.3.1 Konsultan Perencana 1. Melaksanakan survey dan pengumpulan data pada daerah perencanaan

dan lokasi SPAM IKK.

2. Melaksanakan penyelidikan tanah dan pengukuran jalur pipa distribusi dan

pipa transmisi serta pengukuran tapak untuk bangunan SPAM IKK.

3. Melaksanakan perhitungan sesuai kaidah perencanaan SPAM dan

membuat laporan perencanaan.

4. Membuat gambar konstruksi bangunan SPAM, termasuk pemasangan

listrik dan utilitas lainnya.

5. Pembuatan Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan spesifikasi teknis

pelaksanaan serta tender dokumen.

17D E P A R T E M E N P E K E R J A A N U M U M D I R E K T O R A T J E N D E R A L C I P T A K A R Y A

Page 18: Pedoman Pelaksanaan SPAM IKK

P E D O M A N P E L A K S A N A A N

Pekerjaan tersebut diatas mengacu kepada Peraturan Menteri Pekerjaan

Umum no. 18 th. 2007 tentang: Penyelenggaraan SPAM dan NSPM yang

ada.

2.3.2 Konsultan Manajemen Pusat (KMP) KMP akan membantu pelaksanaan SPAM IKK mulai dari tahap persiapan,

pelaksanaan dan pelestarian sesuai dengan prinsip-prinsip, pendekatan,

kriteria dan indikator keberhasilan pelaksanaan. Selain itu, KMP bertugas

mengkoordinasi dan mensinkronisasi kegiatan-kegiatan dalam pengendalian

pelaksanaan monitoring dan evaluasi hasil pelaksanaan SPAM IKK APBD

Propinsi & Kabupaten. KMP bertanggung jawab dan melaporkan seluruh

kegiatannya kepada Kepala Satker SPAM IKK Pusat.

KMP antara lain bertugas untuk:

1. Mendukung perencanaan dan persiapan SPAM IKK.

2. Membantu dalam penyelenggaraan SPAM IKK.

3. Membantu dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, pengendalian

dan evaluasi program.

4. Membantu dalam penyiapan dan sosialisasi dan diseminasi materi SPAM

IKK, materi NSPM.

5. Melakukan pengendalian pelaksanaan SPAM IKK dan dukungan

manajemen kepada Konsultan Pengawas.

6. Memberikan saran penanganan pengaduan, serta alternatif tindak lanjut

penanganannya kepada Tim Koordinasi Pusat.

7. Melakukan monitoring dan evaluasi program yang mencakup pencapaian

tujuan dan sasaran program, termasuk sasaran fisik di lapangan; SPAM

IKK baik dengan dana APBN, APBD Propinsi dan APBD Kabupaten.

8. Melakukan koordinasi dan komunikasi dengan Tim Koordinasi Propinsi

dalam penyelenggaraan SPAM IKK.

9. Menyusun laporan rencana kegiatan, laporan kemajuan fisik dan

keuangan, laporan bulanan, laporan triwulan, dan laporan penyelesaian

kegiatan.

18D E P A R T E M E N P E K E R J A A N U M U M D I R E K T O R A T J E N D E R A L C I P T A K A R Y A

Page 19: Pedoman Pelaksanaan SPAM IKK

P E D O M A N P E L A K S A N A A N

2.3.3 Konsultan Pengawasan Propinsi (KPProp)

KPP Propinsi bertugas dan bertanggung jawab atas pengawasan pekerjaan

IKK dan memberikan dukungan teknis dan pendampingan di tingkat

kabupaten yang menjadi wilayah kerjanya.

KPP Propinsi antara lain bertugas untuk:

1. Membantu Tim Koordinasi Propinsi dalam mensosialisasikan dan

mendiseminasikan materi program kepada masyarakat.

2. Melakukan koordinasi dan komunikasi dengan Dinas PU Kabupaten dan

PDAM dalam penyelenggaraan program SPAM IKK.

3. Melakukan pengendalian pelaksanaan program melalui pengawasan/

pemantauan, pelaporan dan evaluasi serta tindak turun tangan yang

diperlukan pada setiap SPAM IKK pada propinsi yang menjadi wilayah

kerjanya.

4. Menjamin spesifikasi teknis dari SPAM IKK sesuai yang direncanakan dan

NSPM yang ada serta kondisi setempat.

5. Memfasilitasi penyusunan rencana Operasi dan Pemeliharaan.

6. Melaksanakan verifikasi dan revisi perencanaan dan pengendalian

pelaksanaan sesuai kondisi yang direncanakan.

7. Membantu penyiapan laporan E-Monitoring.

8. Mengumpulkan data baseline monitoring dan melaporkan kepada Kepala

Dinas PU di tingkat kabupaten, Tim Koordinasi di tingkat propinsi yaitu: (a)

jumlah KK miskin sebelum pelaksanaan program, (b) rata-rata tingkat

pendapatan KK miskin sebelum pelaksanaan program.

9. Menyusun laporan rencana kegiatan, laporan kemajuan pekerjaan harian

dan mingguan serta fisik, laporan bulanan fisik dan keuangan, laporan

triwulan, dan laporan penyelesaian kegiatan dan melaporkan kepada Tim

Koordinasi Propinsi, dan Kasatker IKK Pusat.

10. Memastikan keberlanjutan/ kesinambungan infrastruktur hasil kegiatan.

11. Melakukan monitoring keberhasilan pencapaian program di tingkat

kabupaten.

19D E P A R T E M E N P E K E R J A A N U M U M D I R E K T O R A T J E N D E R A L C I P T A K A R Y A

Page 20: Pedoman Pelaksanaan SPAM IKK

P E D O M A N P E L A K S A N A A N

20D E P A R T E M E N P E K E R J A A N U M U M D I R E K T O R A T J E N D E R A L C I P T A K A R Y A

Page 21: Pedoman Pelaksanaan SPAM IKK

P E D O M A N P E L A K S A N A A N

Lampiran :Surat Keputusan Direktur Jenderal Cipta KaryaDirektorat Jenderal Cipta Karya, Departemen Pekerjaan UmumNomor : 09/KPTS/DC/2008Tanggal : 10 Februari 2008

STRUKTUR ORGANISASIPROJECT MANAGEMENT UNIT

(PMU)PENGEMBANGAN SPAM IKK

( Gambar 2.2 )DIREKTUR JENDERAL

CIPTA KARYA

Ir. Budi Yuwono P, Dipl. SE

DIREKTUR PAM

Ir. Tamin M. Zakaria Amin, MSc

KETUAPMU

Ir. Cece Sutapa, MEng

SATKER SPAMIKK

Ir. Irman Djaya, MEng

SEKRETARIATPMU

BIDANGPERENCANAAN

Ir. S. Bellafolijani, MEngIr. Harry Buchari, Dipl. SE

Ir. M. Sundoro, MEngSuryanto, ST, MT

BIDANGPELAKSANAAN

Ir. Fatwan Tanjung, MTIr. N. Sardjiono, MM

Ir. Meike K. Wulan, MDMBenny Gausfhar, ST, MT

Ir. Essy Asiah, MTIr. M. Oscar Kadang

BIDANGKELEMBAGAAN

Bambang Purwanto, MScIr. Sri S. Ratna Dewi, MM

Ir. Togap H, Dipl. SELucky Retno A, ST

Garis Koordinasi

Garis Komando

Keterangan :

Lampiran :Surat Keputusan Direktur Jenderal Cipta KaryaDirektorat Jenderal Cipta Karya, Departemen Pekerjaan UmumNomor : 09/KPTS/DC/2008Tanggal : 10 Februari 2008

STRUKTUR ORGANISASIPROJECT MANAGEMENT UNIT

(PMU)PENGEMBANGAN SPAM IKK

( Gambar 2.2 )DIREKTUR JENDERAL

CIPTA KARYA

Ir. Budi Yuwono P, Dipl. SE

DIREKTUR JENDERALCIPTA KARYA

Ir. Budi Yuwono P, Dipl. SE

DIREKTUR PAM

Ir. Tamin M. Zakaria Amin, MSc

DIREKTUR PAM

Ir. Tamin M. Zakaria Amin, MSc

KETUAPMU

Ir. Cece Sutapa, MEng

KETUAPMU

Ir. Cece Sutapa, MEng

SATKER SPAMIKK

Ir. Irman Djaya, MEng

SATKER SPAMIKK

Ir. Irman Djaya, MEng

SEKRETARIATPMU

BIDANGPERENCANAAN

Ir. S. Bellafolijani, MEngIr. Harry Buchari, Dipl. SE

Ir. M. Sundoro, MEngSuryanto, ST, MT

BIDANGPELAKSANAAN

Ir. Fatwan Tanjung, MTIr. N. Sardjiono, MM

Ir. Meike K. Wulan, MDMBenny Gausfhar, ST, MT

Ir. Essy Asiah, MTIr. M. Oscar Kadang

BIDANGKELEMBAGAAN

Bambang Purwanto, MScIr. Sri S. Ratna Dewi, MM

Ir. Togap H, Dipl. SELucky Retno A, ST

Garis Koordinasi

Garis Komando

Keterangan :

Garis Koordinasi

Garis Komando

Keterangan :

21D E P A R T E M E N P E K E R J A A N U M U M D I R E K T O R A T J E N D E R A L C I P T A K A R Y A

Page 22: Pedoman Pelaksanaan SPAM IKK

P E D O M A N P E L A K S A N A A N

BAB 3 MEKANISME PENYELENGGARAAN

3.1 Penetapan Kabupaten dan Lokasi IKK

Kabupaten dan IKK Sasaran dalam SPAM IKK adalah Kabupaten dan IKK

Rawan Air. Kriteria dan mekanisme pemilihan dan penetapan IKK sasaran

adalah sebagai berikut:

1. Seleksi calon lokasi IKK yang memenuhi persyaratan untuk dibangun

SPAM adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1 PERSYARATAN UMUM

NO URAIAN

PERSYARATAN

1 Kategori Ibukota Kecamatan

1. Kecamatan Rawan Air Minum 2. Belum memiliki SPAM sebelumnya 3. Usulan Lokasi IKK yang sebelumnya

sudah memiliki SPAM namun saat ini TIDAK BERFUNGSI perlu penelitian lebih lanjut. SPAM Tidak Berfungsi bukan prioritas utama).

2 Status usulan lokasi IKK Calon Lokasi SPAM IKK tidak sedang diusulakn dalam program lain dengan Dana APBD, APBN, dan Pinjaman/Hibah Luar Negeri)

3 Keberadaan Dokumen Perencanaan

1. Usulan Lokasi dilengkapi Dokumen RPIJM (sementara usulan dapat menggunakan Dokumen Justifikasi Teknis dan Biaya. Sebelum pelaksanaan dilengkapi RPIJM)

2. Dokumen DED atau perencanaan teknis setara DED

4 Komitmen Pemerintah Daerah Kab/Kota

Usulan lokasi IKK disertai surat konfirmasi Pemerintah Daerah dgn dibubuhi tanda tangan Bupati/Walikota dan DPRD. Muatan Surat Konfirmasi : 1. Bersedia menyediakan Dana

Pembangunan Unit Distribusi dan Unit Pelayanan secara bersamaan dengan APBN

2. Bersedia membentuk Unit Pengelola Teknis Daerah (UPTD) dengan sistem keuangan BLU. PDAM Sehat dapat mengelola SPAM IKK Baru di wilayahnya dengan tidak memberatkan keuangan PDAM.

3. Bersedia menyediakan Dana Operasional dan Pemeliharaan SPAM IKK Baru dan dianggarkan setiap tahun.

22D E P A R T E M E N P E K E R J A A N U M U M D I R E K T O R A T J E N D E R A L C I P T A K A R Y A

Page 23: Pedoman Pelaksanaan SPAM IKK

P E D O M A N P E L A K S A N A A N

Tabel 3.2 PERSYARATAN KHUSUS NO URAIAN PERSYARATAN 1 KRITERIA TEKNIS

1.1 Tingkat Konsumsi Air 1.2 Kualitas produksi 1.3 Jam Operasi 1.4 Prosentase Pelayanan 1.5 Prosentase Penduduk

IKK dilayani 1.6 Alat Ukur (Meter

Induk)

: Minimal 60 L/org/Hr : Kualitas Air Minum : Operasi 24 Jam : Pelayanan SR : HU = 80 : 20 % : Prosentase pddk dilayani : 80 % : SPAM dilengkapi Meter Induk Produksi

dan Meter Induk Zona Distribusi

2

PELAKSANAAN PENGADAAN /PEMASANGAN 2.1 Unit Distribusi 2.2 Unit Pelayanan

: Pelaksanaan Pengadaan dan

Pemasangan Unit Distribusi (sumber Dana APBD) harus berada dalam Tahun Anggaran Unit Air Baku dan Unit Produksi (APBN)

: Pengadaan dan Pemasangan Unit Pelayanan SR dan HU pada Tahun Pertama setelah pembangunan minimal mencapai 50 %. Selanjutnya SR dan HU sudah selesai pada Tahun Kedua setelah pembangunan.

3 Kelembagaan

Pengelola Unit SPAM IKK PDAM bila PDAM Kategori Sehat dan

mampu membiayai pengelolaan Unit SPAM IKK baru

UPTD-BLU bila PDAM Kategori PDAM Kurang Sehat dan Sakit

UPTD BLU ditetapkan dengan Keputusan Bupati/Walikota

Kriteria personil, rekrutmen, dan bentuk pelatihan mengikuti Pedoman Pembentukan BLU (terlampir)

Pemda diwajibkan memberi bantuan/subsidi operasional kepada unit pengelola SPAM IKK sampai SPAM IKK tersebut mencapai Full Cost Recovery.

4 USULAN LOKASI IKK 4.1 Dilengkapi dengan

Informasi 4.2 LAMPIRAN

a. Usulan Lokasi IKK dan lahan sudah

tersedia b. Usulan Modul SPAM c. Usulan Program Pembangunan

Tahunan dan Rencana Pembiayaan d. Usulan Rencana Pembiayaan Operasi

dan Pemeliharaan Tahunan e. Usulan Lembaga Pengelola - RPIJM - Justifikasi Teknis dan Biaya - Surat Pernyataan Bupati/Walikota dan

pimpinan DPRD

23D E P A R T E M E N P E K E R J A A N U M U M D I R E K T O R A T J E N D E R A L C I P T A K A R Y A

Page 24: Pedoman Pelaksanaan SPAM IKK

P E D O M A N P E L A K S A N A A N

2. Kabupaten dengan kesanggupan membentuk institusi pengelola hasil

pelaksanaan, dana pelaksanaan dan operasi pemeliharaan SPAM IKK

serta dana pembebasan tanah yang tertuang dalam surat kesanggupan

dan dokumen pendanaan pada Rencana Program Investasi Jangka

Menengah (RPIJM) th 2008, 2009 dan Justifikasi Teknis dan Biaya yang

ditandatangani oleh Bupati dan DPRD.

Mengacu kepada surat Dir Jen Cipta Karya kepada Bupati/ Walikota dan

Kepala Dinas PU - Cipta Karya/ Kimpraswil/ Tarukim Propinsi, no AM 01.01-

DC/617, tgl 16 November 2007, perihal : Pembangunan Sistem Penyediaan

Air Minum Ibukota Kecamatan (SPAM-IKK) 2008-2009.

3.2 Kriteria SPAM IKK

Pembangunan SPAM IKK dilakukan dengan memperhatikan kriteria-kriteria

sebagai berikut:

1. Diperuntukan bagi masyarakat miskin yang rawan air minum, yaitu desa

yang air tanah dangkalnya tidak laik minum karena payau/asin atau langka

dan selalu mengalami kekeringan pada musim kemarau.

2. Daerah tersebut memiliki potensi air tanah dalam, sungai atau mata air.

3. Untuk daerah yang tidak sesuai dengan kriteria sebagaimana tertuang

pada poin 2 diatas dan atau merupakan daerah yang berada pada

kepulauan, daerah tersebut dapat memanfaatkan potensi sumber air baku

air laut melalui proses destilasi.

4. SPAM yang telah dibangun, tapi belum mempunyai Instalasi Pengolahan

Air Minum (IPA).

Komponen Modul yang dipergunakan:

1. Komponen Perlindungan Mata Air (PMA)/ Bangunan Penangkap Mata Air:

a. Bangunan Penangkap Mata Air.

b. Reservoir.

c. Pompa (untuk PMA sistem pemompaan).

Pompa benam (submersible) atau pompa sentrifugal.

d. Sumber Daya Listrik (untuk PMA sistem pemompaan) PLN atau

generator set.

e. Bangunan pelengkap rumah pompa, generator set dan laboratorium.

24D E P A R T E M E N P E K E R J A A N U M U M D I R E K T O R A T J E N D E R A L C I P T A K A R Y A

Page 25: Pedoman Pelaksanaan SPAM IKK

P E D O M A N P E L A K S A N A A N

2. Komponen Sumur Dalam (SD)

a. Bangunan Sumur Dalam.

Diameter pipa jambang (casing) minimal 4”.

b. Reservoir.

c. Pompa dengan mesin diesel/mesin listrik.

d. Sumber Daya Listrik PLN atau generator set.

e. Bangunan pelengkap rumah pompa, generator set dan laboratorium.

3. Komponen Instalasi Pengolah Air baik Paket atau Beton.

a. Bangunan Pengambilan Air Baku.

Tipe Sumuran atau Tipe Jembatan atau Tipe Sadap Sungai atau Tipe

Terapung.

b. Bangunan Instalasi Pengolahan Air (IPA):

- Saringan pasir lambat.

- IPA Konvensional atau IPA Paket Baja/Fibreglass/Beton.

c. Reservoir beton.

d. Pompa dengan mesin diesel/mesin listrik.

e. Sumber Daya Listrik PLN atau generator set.

f. Bangunan pelengkap rumah pompa, generator set dan laboratorium.

4. Bentuk dan gambar teknis unit-unit SPAM berpedoman pada gambar

teknis typikal yang diterbitkan Dit. PAM.

Spesifikasi Teknis yang dipergunakan antara lain mengacu kepada NSPM

yang ada:

1. Perpipaan dan Perlengkapannya:

a. Untuk pipa PVC sesuai standar SNI 06-0084-1987-A/SII-0344-1982.

b. Untuk pipa Poly Ethylene (PE) sesuai standar SNI 06-4829-1998/ISO

4427.96.

c. Untuk pipa galvanis (GIP) menggunakan klas medium sesuai British

standar 1387.

2. Pompa dengan mesin diesel atau mesin listrik dengan rpm rendah (1450

rpm) dan 1 pompa cadangan.

3. Sumber Daya Listrik.

Besar daya listrik disesuaikan dengan kebutuhan setempat.

4. Bangunan Pelengkap.

25D E P A R T E M E N P E K E R J A A N U M U M D I R E K T O R A T J E N D E R A L C I P T A K A R Y A

Page 26: Pedoman Pelaksanaan SPAM IKK

P E D O M A N P E L A K S A N A A N

3.3 Pelaksanaan 3.3.1 Pola Pelaksanaan

Pola pelaksanaan SPAM IKK di setiap lokasi sasaran dengan cara pelelangan

antar Penyedia Barang/ Jasa, mengacu kepada Keputusan Presiden no 80 th

2003, tentang: Pedoman Pelaksanaan Barang/ Jasa Pemerintah, dan

perubahannya, serta Peraturan Menteri Pekerjaan Umum terkait (antara lain

Peraturan Menteri no 18/PRT/M/2007, tentang Penyelenggaraan

Pengembangan SPAM).

3.3.2 Pelaksanaan Kegiatan Fisik Proses pelaksanaan kegiatan fisik meliputi beberapa kegiatan yang terkait di

dalamnya, seperti persiapan, pelaksanaan fisik di lapangan, pengadaan

material, pengadaan alat dan pengendalian tenaga kerja, serta pengendalian

pengeluaran dana. Pelaksanaan pembangunan fisik SPAM IKK perlu

memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1. Seluruh kegiatan fisik dan keuangan harus selesai pada tahun 2008.

2. SPAM IKK yang dibangun secara teknis harus memenuhi standar mutu

sesuai ketentuan-ketentuan yang berlaku (sesuai dengan NSPM yang

ada).

3. Masyarakat desa setempat mendapat prioritas untuk turut bekerja dalam

pelaksanaan kegiatan terutama bagi penduduk miskin (jumlah tenaga

tukang dan buruh lokal tertera dalam kontrak).

4. Penyediaan bahan material, alat angkut dan tenaga (tukang) diupayakan

berasal dari daerah/desa setempat, kecuali bila tidak tersedia, dapat

diadakan dari tempat lain.

5. Tokoh pemuda setempat dengan klasifikasi lulusan SLTA, yang diusulkan

oleh Kepala Desa untuk ikut mengawasi pelaksanaan pekerjaan, dapat

diangkat menjadi operator SPAM.

26D E P A R T E M E N P E K E R J A A N U M U M D I R E K T O R A T J E N D E R A L C I P T A K A R Y A

Page 27: Pedoman Pelaksanaan SPAM IKK

P E D O M A N P E L A K S A N A A N

3.3.3 Pengelolaan SPAM IKK Terbangun Setelah tahap konstruksi fisik dan pengadaan selesai selanjutnya dilakukan

serah terima pekerjaan dari Satker. Selanjutnya pengelolaan infrastruktur

terbangun diserahkan oleh Satker kepada Pemerintah Kabupaten, untuk

kemudian diserahkan kepada lembaga pengelola (Unit/Cabang PDAM, Badan

Layanan Umum/ BLU, Koperasi, Kelompok Masyarakat) untuk dimanfaatkan,

dikelola, dan dilestarikan oleh masyarakat. Pada tahap pasca konstruksi

Pemerintah Kabupaten sebagai pelaksana, pembina dan fasilitator SPAM IKK

diharapkan meneruskan dukungannya pada tahap pelestarian. Bentuk

pembinaan dan dukungan yang diberikan dapat berupa bantuan teknis

dan/atau bantuan pendanaan.

3.4 Penyaluran Pendanaan 3.4.1 Sumber Dana Sumber dana Program SPAM IKK berasal dari dana APBN dan/atau APBD

Propinsi dan/atau APBD Kabupaten dan/atau dana PDAM kabupaten

khususnya untuk jaringan didistribusi layanan dan sambungan rumah. Untuk

biaya operasional di tingkat propinsi dan kabupaten dalam menjalankan

pendampingan, pengendalian dan pemantauan dibiayai dari dana APBN,

APBD Propinsi, APBD Kabupaten. Untuk Operasi dan Pemeliharaan dibiayai

oleh masyarakat dan dukungan APBD.

3.4.2 Mekanisme dan Proses Pencairan Dana 3.4.2.1 Mekanisme Pencairan Dana Penyaluran dan pencairan dana Program Pembangunan SPAM IKK dilakukan

melalui mekanisme sebagai berikut:

1. Dana Program SPAM IKK untuk masing-masing Propinsi/Kabupaten

disalurkan melalui dokumen DIPA/APBD Propinsi/APBD Kabupaten

kepada Satker Program Pembangunan SPAM IKK Pusat, dan/atau

Propinsi dan/atau Kabupaten.

27D E P A R T E M E N P E K E R J A A N U M U M D I R E K T O R A T J E N D E R A L C I P T A K A R Y A

Page 28: Pedoman Pelaksanaan SPAM IKK

P E D O M A N P E L A K S A N A A N

2. Penerima dana untuk pembangunan SPAM IKK disalurkan ke rekening

masing-masing penyedia jasa.

3. Secara khusus penyedia jasa diwajibkan membuka rekening bantuan di

Bank Umum atas nama Rekening Penyedia Jasa.

4. Kuasa Pengguna Anggaran dari masing-masing satker menyampaikan

nama dan spesimen tanda tangan dari Kuasa Pengguna Anggaran,

Pembuat Komitmen, Penguji Pembebanan dan Penandatangan SPM,

Bendahara, serta cap dinas instansi penerbit SPM kepada KPPN

setempat untuk dipergunakan sebagai penguji.

5. Kontrak kerja ditandatangani oleh PPK Pusat/ Propinsi/ Kabupaten

dengan Penyedia Jasa.

6. Satker Propinsi/ Kabupaten dapat melakukan penangguhan pencairan

dana (untuk Pencairan Tahap II dan seterusnya) jika terjadi penyimpangan

pelaksanaan di lapangan sampai dengan penyelesaian permasalahan

oleh lembaga pengawasan fungsional (Inspektorat Jenderal dan/atau

BPKP dan/ atau Bawasda).

7. Satker Pusat/ Propinsi/ Kabupaten mengajukan SPP untuk Penyedia Jasa

dengan dilampiri oleh Kontrak Kerja, kuitansi tagihan/ tanda terima

bermaterai, rencana penggunaan dana serta laporan kemajuan kepada

Penguji Pembebanan/ Penerbit SPM untuk diproses penerbitan SPM-nya.

8. Kuasa Pengguna Anggaran Satker Program Pembangunan SPAM IKK

Pusat/ Propinsi/ Kabupaten menyampaikan Surat Perintah Membayar

(SPM) dengan dilampiri dokumen pendukung berupa kontrak kerja dan

kuitansi tagihan kepada KPPN.

9. Apabila dana masih mencukupi, KPPN menerbitkan SP2D kepada

lembaga keuangan setempat sesuai dengan nomor rekening Penyedia

Jasa.

3.4.2.2 Proses Pencairan Dana 1. Pencairan dana dilaksanakan melalui penerbitan Surat Perintah Pencairan

Dana (SP2D) oleh KPPN/ Kas Daerah atas dasar Surat Perintah

Membayar (SPM) yang diterbitkan Pejabat yang ditunjuk oleh Pengguna

28D E P A R T E M E N P E K E R J A A N U M U M D I R E K T O R A T J E N D E R A L C I P T A K A R Y A

Page 29: Pedoman Pelaksanaan SPAM IKK

P E D O M A N P E L A K S A N A A N

Anggaran atau Kuasa Pengguna Anggaran yang ditetapkan dengan Surat

Keputusan.

2. Pencairan dana untuk pembayaran Kegiatan SPAM IKK dilakukan dengan

tata cara Anggaran APBN/APBD, dimana KPPN/Kas Daerah menerima

Surat Perintah Membayar (SPM) dari Kuasa Pengguna Anggaran SPAM

IKK dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Uang muka (tersebut dalam kontrak) dengan melampirkan:

Kontrak Kerja.

Fotocopy buku rekening bank milik Penyedia Jasa.

Surat Jaminan Uang Muka sebesar uang muka yang diterima.

Surat Jaminan Pelaksanaan.

Rencana penggunaan dana.

Kuitansi tagihan uang muka dilengkapi dengan bukti-bukti

pengeluaran.

b. Tahap pertama dan seterusnya apabila kemajuan fisik pelaksanaan

kegiatan telah mencapai minimal sesuai dokumen kontrak, dengan

melampirkan:

Laporan kemajuan fisik.

Fotocopy buku rekening bank milik Penyedia Jasa.

Kuitansi tagihan tahap I dilengkapi dengan bukti-bukti pengeluaran.

c. Jika terjadi adanya penyimpangan pelaksanaan dilapangan, maka

pencairan dana (untuk Pencairan Tahap II dan seterusnya) bagi IKK

tersebut dapat ditangguhkan sampai dengan penyelesaian

permasalahan dilapangan.

29D E P A R T E M E N P E K E R J A A N U M U M D I R E K T O R A T J E N D E R A L C I P T A K A R Y A

Page 30: Pedoman Pelaksanaan SPAM IKK

P E D O M A N P E L A K S A N A A N

BAB 4 PELAKSANAAN

Pelaksanaan Program Pembangunan SPAM IKK adalah serangkaian

kegiatan yang mencakup persiapan, perencanaan, pelaksanaan fisik,

pengawasan, sampai dengan serah terima. Dalam tahapan pelaksanaan

program tersebut terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan: (a)

Masyarakat merupakan pemanfaat dan pengawas kegiatan, sedangkan

konsultan pendamping dan aparat pemerintah berperan sebagai fasilitator,

dan (b) masyarakat miskin dan kelompok perempuan diharapkan berperan-

serta aktif dalam pelaksanaan kegiatan.

Pelaksanaan SPAM IKK dapat dikelompokkan menjadi:

1. Persiapan.

2. Perencanaan.

3. Pelaksanaan Fisik.

Tahapan pelaksanaan program tersebut disusun dalam jadwal pelaksanaan.

Dalam mencapai keberhasilan pelaksanaan program yang sesuai dengan

tujuan dan sasarannya dibutuhkan kegiatan persiapan yang matang dan

dapat diketahui serta dipahami oleh semua pihak yang terlibat, baik di jajaran

pemerintahan maupun masyarakat yang akan berperan sebagai perencana,

pelaksana dan pemanfaat. Terkait dengan hal itu, perlu ditumbuh-

kembangkan pemahaman dan kesadaran seluruh pelaku tentang apa,

mengapa, dan bagaimana setiap tahapan kegiatan dilakukan antara lain

dengan melalui sosialisasi secara berjenjang serta kampanye penyadaran

publik.

Dengan demikian hakekat pemberdayaan masyarakat tidak berarti hanya

menyerahkan keputusan kepada masyarakat, namun juga mendorong

masyarakat paham terhadap resiko, tanggung jawab dan hak serta kewajiban

yang timbul sebagai konsekuensi atas keputusan yang akan diambil.

30D E P A R T E M E N P E K E R J A A N U M U M D I R E K T O R A T J E N D E R A L C I P T A K A R Y A

Page 31: Pedoman Pelaksanaan SPAM IKK

P E D O M A N P E L A K S A N A A N

Hasil perencanaan kemudian diverifikasi dan dikonsolidasi secara berjenjang

dari tingkat kabupaten, tingkat propinsi, sampai ke tingkat pusat, dengan

demikian seluruh kegiatan yang direncanakan dapat dipantau dan pendanaan

yang tumpang tindih dapat diminimalkan.

Rencana yang telah disusun, ditindaklanjuti dengan pelaksanaan fisik.

Masyarakat secara luas diharapkan turut berperan serta aktif dalam

pelaksanaan dan pengawasan. Dengan demikian dapat diwujudkan

transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan.

4.1 Persiapan

Kegiatan persiapan program merupakan bagian dalam tahap pelaksanaan

Program Pembangunan SPAM IKK, meliputi:

1. Pembentukan PMU.

2. Penyusunan pedoman.

3. Pengadaan konsultan perencana, manajemen pusat dan pengawasan

propinsi.

4. Penetapan lokasi dan pagu anggaran.

4.1.1 Pembentukan PMU Untuk menjalankan fungsi pemerintah sebagai pelaksana, fasilitator dan

pelaksanaan monitoring, maka dalam pelaksanaan SPAM IKK ini dibentuk

Project Management Unit (PMU).

4.1.2 Penyusunan Pedoman Penyusunan Buku Pedoman Pembangunan SPAM IKK dilaksanakan dengan

cara sebagai berikut:

1. Persiapan Kebijakan Program Pembangunan SPAM IKK termasuk

penentuan pendekatan, prinsip, mekanisme, dan indikator keberhasilan.

Persiapan ini ditindaklanjuti dengan pembuatan Pedoman Pelaksanaan,

31D E P A R T E M E N P E K E R J A A N U M U M D I R E K T O R A T J E N D E R A L C I P T A K A R Y A

Page 32: Pedoman Pelaksanaan SPAM IKK

P E D O M A N P E L A K S A N A A N

kemudian materi tersebut disosialisasikan secara berjenjang di setiap

tingkatan.

2. Penetapan kriteria-kriteria sebagai acuan dalam pelaksanaan program,

yang terdiri dari kriteria lokasi IKK, kriteria dalam pelaksanaan fisik, kriteria

pelaksanaan, dan kriteria keberhasilan program.

4.1.3 Pengadaan Konsultan Konsultan di Pusat : Konsultan Perencana dan Konsultan Manajemen

Konsultan di Propinsi : Konsultan Pengawasan

Tugas konsultan disesuaikan dengan kerangka acuan kerja (TOR) yang telah

ada dan Proses pelelangan dilakukan sesuai dengan Keppres No. 80 Tahun

2003 mengenai Pedoman Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah dan

perubahannya.

4.1.4 Penetapan Lokasi dan Pendanaan

Kabupaten dan IKK Sasaran dalam SPAM IKK adalah Kabupaten dan IKK

rawan air sesuai kriteria SPAM IKK (lihat butir 3.2) di propinsi dengan pagu

dana untuk tiap IKK ditetapkan sebesar minimal untuk fungsional dan

perencanaan serta pengawasan.

Dimana komponen modul fungsional, disyaratkan untuk ditangani dalam 1

(satu) tahun anggaran dan didanai dengan APBN/APBD Propinsi/APBD

Kabupaten, terdiri dari:

1. Unit Air Baku:

a. Bangunan penangkap mata air/ Bangunan pengambil air baku dari air

tanah/Bangunan penangkap air dari air tanah.

b. Pompa dan mesin penggerak/daya listrik (generator set atau

sambungan PLN).

c. Pipa transmisi air baku.

d. Bangunan penunjang dan bangunan pelengkap.

32D E P A R T E M E N P E K E R J A A N U M U M D I R E K T O R A T J E N D E R A L C I P T A K A R Y A

Page 33: Pedoman Pelaksanaan SPAM IKK

P E D O M A N P E L A K S A N A A N

2. Unit Produksi:

a. Bangunan instalasi pengolahan air (IPA).

- Saringan pasir lambat.

- IPA Paket (Baja, Fibreglass atau Beton).

- Reservoir.

- Bangunan Pelengkap.

- Pompa, generator set, sambungan PLN.

Bila pendanaan modul fungsional dari APBN, maka dana APBD Propinsi,

APBD Kabupaten dan PDAM Kabupaten digunakan untuk jaringan distribusi

utama (JDU), jaringan distribusi pembagi (JDB), jaringan layanan dan

sambungan rumah serta tambahan HU.

4.2 Perencanaan Perencanaan dilaksanakan sepenuhnya oleh konsultan perencana dibantu

pemerintah daerah dan masyarakat. Secara garis besar tahapan

perencanaan kegiatan pelaksanaan fisik SPAM IKK adalah Pembuatan

Dokumen Rencana Teknis, gambar kontruksi SPAM dan rencana anggaran

biaya (RAB) serta dokumen tender, sesuai Peraturan Menteri PU No.

18/PRT/M/2007, tentang: Penyelenggaraan Pengembangan SPAM dan

NSPM yang ada serta harus sesuai kondisi dan kebutuhan setempat.

Pada tahap ini dilaksanakan:

1. Penyusunan Perencanaan.

Hasil penyusunan Perencanaan Teknis diwujudkan dalam dokumen

rencana teknis, konstruksi dan gambar desain teknis, konstruksi dan

dokumen tender. Penyusunan rencana teknis harus mengacu kepada

Peraturan Menteri PU No. 18/PRT/M/2007 tentang Penyelenggaraan

SPAM dan NSPM yang ada. Gambar teknis menggunakan pedoman

typikal gambar teknis pengembangan SPAM.

2. Penyusunan Rencana Anggaran dan Biaya (RAB).

Hasil penyusunan RAB berupa perhitungan volume pekerjaan,

(berdasarkan Rencana Teknis yang telah disusun), harga dari berbagai

33D E P A R T E M E N P E K E R J A A N U M U M D I R E K T O R A T J E N D E R A L C I P T A K A R Y A

Page 34: Pedoman Pelaksanaan SPAM IKK

P E D O M A N P E L A K S A N A A N

macam bahan/material, alat dan tenaga yang dibutuhkan pada suatu

konstruksi, sesuai kondisi setempat.

Tujuan kegiatan penghitungan rencana anggaran biaya adalah untuk

memprediksi biaya pelaksanaan. Melalui penghitungan RAB dapat

diketahui taksiran biaya setiap item/ sub kegiatan. Perlu dicatat bahwa

taksiran biaya yang dibuat bukanlah final cost (biaya sebenarnya). Final

cost akan diperoleh pada saat pelaksanaan.

3. Hasil perencanaan teknis dan anggaran disetujui Kasatker Propinsi

(sebagai pelaksana harian Ketua Tim Koordinasi Propinsi ) dan disahkan

oleh Kasatker IKK Pusat.

4.3 Pelaksanaan Fisik

Tahapan pelaksanaan fisik dimulai dengan persiapan, pelelangan, Kontrak

Kerja, dan pelaksanaan Fisik SPAM IKK. Dalam pelaksanaan fisik dilakukan

pengawasan dan supervisi serta pelaporan. Setelah pelaksanaan fisik

infrastruktur selesai dilakukan penyelesaian kegiatan (finalisasi) commisioning

dan serah terima hasil SPAM IKK. Tender/Pelelangan mengacu pada

Keppres 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pengadaan Pelaksanaan Barang/

jasa Pemerintah dan perubahannya. Tender dokumen mengacu pada

dokumen pengadaan jasa pemborongan yang diterbitkan oleh Dit. PAM,

DJCK.

1. Persiapan.

Pembentukan tim pelelangan oleh Kasatker.

2. Review perencanaan dan pembuatan estimasi biaya sendiri yang disetujui

Kasatker.

3. Tender.

a. Pra Kualifikasi (PQ) untuk pengadaan dan pemasangan IPA dan pipa.

b. Pembuatan daftar pendek penyedia jasa konstruksi yang disetujui

Kasatker.

c. Undangan kepada Penyedia Jasa Konstruksi yang telah masuk pada

daftar pendek.

d. Aanwijzing/ penjelasan kegiatan.

e. Pemasukan penawaran oleh penyedia jasa kontruksi.

34D E P A R T E M E N P E K E R J A A N U M U M D I R E K T O R A T J E N D E R A L C I P T A K A R Y A

Page 35: Pedoman Pelaksanaan SPAM IKK

P E D O M A N P E L A K S A N A A N

f. Evaluasi penawaran dan klarifikasi.

g. Usulan 3 (tiga) pemenang kepada Kasatker.

h. Persetujuan Kasatker.

i. Pengumuman pemenang.

j. Sanggahan I.

k. Jawaban atas sanggahan I oleh Kasatker.

l. Sanggahan II kepada Menteri PU / Gubernur / Bupati.

m. Jawaban atas sanggahan II.

n. Penentuan pemenang.

4. Pembuatan kontrak pelaksanaan.

5. Pelaksanaan kontrak di lapangan.

a. Serah terima lapangan.

b. Pembuatan rencana kerja oleh penyedia jasa dan disetujui Kasatker.

c. Penunjukan pengawasan lapangan oleh Kuasa Pelaksana.

4.3.1 Pelaksanaan Fisik SPAM IKK

Proses pelaksanaan konstruksi mengacu kepada Peraturan Menteri no.

18/PRT/M/2007, tentang: Penyelenggaraan Pengembangan SPAM meliputi

beberapa kegiatan yang terkait di dalamnya, seperti penyiapan lokasi,

pengadaan material, pelaksanaan konstruksi, pengadaan alat dan

pengendalian tenaga kerja, pengendalian waktu pelaksanaan serta

pengendalian pengeluaran dana oleh pelaksana.

Penyelenggaraan Konstruksi SPAM IKK dimaksudkan untuk mewujudkan

konstruksi sebagaimana perencanaan yang telah disusun dan dilaksanakan

sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan.

Tujuan pelaksanaan konstruksi SPAM IKK adalah untuk mewujudkan suatu

sistem pelaksanaan air minum yang berkualitas, harga terjangkau dan efisien.

Pelaksanaan konstruksi SPAM IKK mulai dilakukan segera setelah

penandatanganan kontrak. Untuk meningkatkan transparansi dan

akuntabilitas, masyarakat diharapkan turut berperan aktif dalam pengawasan

pelaksanaan.

35D E P A R T E M E N P E K E R J A A N U M U M D I R E K T O R A T J E N D E R A L C I P T A K A R Y A

Page 36: Pedoman Pelaksanaan SPAM IKK

P E D O M A N P E L A K S A N A A N

Pada tahap ini, tenaga pengawas dari konsultan pengawas propinsi dan/atau

Dinas PU kabupaten dan/atau PDAM Kabupaten bertanggung jawab

memberikan pengawasan teknis dan monitoring pelaksanaan kegiatan di

lapangan. Pelaksanaan konstruksi dan pengawasan SPAM IKK harus

mengacu kepada Peraturan Menteri PU No. 18/PRT/M/2007 tentang:

penyelenggaraan pengembangan SPAM dan NSPM yang ada.

4.3.2 Penempelan Informasi Pelaksanaan

Penempelan informasi pelaksanaan dilakukan untuk menjaga transparansi

pengelolaan dan penggunaan dana bantuan. Penempelan informasi melalui

papan pengumuman di tempat strategis, misalnya di kantor desa/ dusun,

masjid, gereja, balai pertemuan dan lain-lain, dengan bentuk dan ukuran yang

mudah dibaca oleh masyarakat.

4.3.3 Pengawasan Pelaksanaan

Pengawasan pelaksanaan pekerjaan fisik dilaksanakan oleh tenaga konsultan

pengawas propinsi dan/atau Dinas PU kabupaten dan/atau PDAM

Kabupaten. Dalam tahap ini merupakan tahapan yang penting, untuk itu

diharapkan masyarakat secara luas mampu melaksanakan fungsi kontrol

untuk mengendalikan: (a) Kualitas Bahan dan Material; (b) Mutu dan Volume

pekerjaan; (c) Keuangan.

4.3.4 Pelaporan

Bagian lain dari pengawasan pelaksanaan adalah pencatatan dan

pendokumentasian hasil dan proses di lapangan. Catatan dan dokumentasi

ini disusun dalam bentuk laporan, yang harus dibuat secara sederhana dan

seringkas mungkin dan dilakukan secara berkala.

Hal-hal yang harus dimuat dalam laporan adalah:

1. Laporan Harian (progress, pemasukan dan penggunaan material, cuaca).

2. Laporan mingguan dan bulanan.

36D E P A R T E M E N P E K E R J A A N U M U M D I R E K T O R A T J E N D E R A L C I P T A K A R Y A

Page 37: Pedoman Pelaksanaan SPAM IKK

P E D O M A N P E L A K S A N A A N

3. Pengisian Buku Bimbingan (Instruksi).

4. Kemajuan pelaksanaan kegiatan fisik dan keuangan.

5. Jumlah dan asal pekerja, dan penggunaan material.

6. Kesesuian waktu pelaksanaan.

7. Foto yang menggambarkan kondisi lapangan (0%; 25%; 50%; 100%) atau

yang dipandang perlu.

4.3.5 Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan I

Laporan penyelesaian pelaksanaan kegiatan (LP2K) adalah laporan yang

ditandatangani oleh Penyedia Jasa dan disetujui untuk menyatakan bahwa

seluruh jenis kegiatan telah selesai dilaksanakan (kondisi 100%) serta siap

diperiksa oleh Satker. Kondisi 100% dapat dicapai setelah dilakukan Testing

and Commisioning. Testing and Commisioning dilakukan bersama-sama Tim

Komisioning.

Pada saat LP2K ditandatangani seluruh administrasi baik pertanggung-

jawaban dana maupun jenis administrasi lainnya sudah dilengkapi dan

dituntaskan, termasuk realisasi kegiatan dan biaya (RKB). Lembar LP2K yang

sudah ditandatangani diserahkan pada pengawas dengan tembusan kepada

Satker untuk mendapatkan tindak lanjut berupa pemeriksaan oleh tim

penerima pekerjaan dan komisioning di lapangan.

4.3.6 Masa Pemeliharaan

Terhitung dari tanggal penyerahan pertama dengan jangka waktu yang

ditentukan dalam kontrak, penyedia jasa diwajibkan memperbaiki pekerjaan

yang kurang baik atau hal-hal lain yang sesuai dengan catatan dari direksi.

Setelah masa kekurangan dan perbaikan yang telah dilakukan dapat diterima

baik oleh direksi, maka setelah jangka waktu pemeliharaan dilampaui,

pekerjaan sekali lagi diserahkan penyedia jasa. Hal ini akan dinyatakan

secara tertulis dalam bentuk suatu Berita Acara Penyerahan Kedua.

37D E P A R T E M E N P E K E R J A A N U M U M D I R E K T O R A T J E N D E R A L C I P T A K A R Y A

Page 38: Pedoman Pelaksanaan SPAM IKK

P E D O M A N P E L A K S A N A A N

Bila penyedia barang/jasa dalam masatersebut, atas teguran/pemberitahuan

Direksi tidak melaksanakan perbaikan/pemeliharaan, maka Direksi berhak

untuk memutuskan/memotong jaminan pemeliharaan atau mengusulkan

pihak ketiga untuk melakukan pekerjaan itu atas tanggungan Penyedia

Barang/Jasa (pihak kedua).

4.3.7 Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan II

Setelah selesai masa pemeliharaan dan perbaikan terhadap hasil

pelaksanaan dibuat laporan penyelesaian pelaksanaan kegiatan (LP2K)

adalah laporan yang ditandatangani oleh Penyedia Jasa dan disetujui untuk

menyatakan bahwa seluruh jenis kegiatan telah selesai dilaksanakan (kondisi

100%) serta siap diperiksa oleh Satker. Kondisi 100% dapat dicapai setelah

dilakukan Testing and Commisioning.

Pada saat LP2K ditandatangani seluruh administrasi baik pertanggung-

jawaban dana maupun jenis administrasi lainnya sudah dilengkapi dan

dituntaskan, termasuk realisasi kegiatan dan biaya (RKB). Lembar LP2K yang

sudah ditandatangani diserahkan pada pengawas dengan tembusan kepada

Satker untuk mendapatkan tindak lanjut berupa pemeriksaan oleh tim

penerima pekerjaan dan komisioning di lapangan.

4.3.8 Pembuatan Dokumen Penyelesaian

Dokumen penyelesaian merupakan satu buku yang secara garis besar berisi

tentang laporan pertanggung-jawaban penyedia jasa selaku pelaksana

termasuk rincian realisasi penggunaan biaya dan lampiran pendukung

lainnya. Dokumen dalam lampiran pendukung adalah gambar-gambar SPAM

terbangun (asbuilt drawing), laporan harian, laporan mingguan dan laporan

bulanan serta laporan kemajuan fisik laporan penyelesaian pekerjaan, dan

foto-foto pelaksanaan serta berita acara penyelesaian pekerjaan I & II.

38D E P A R T E M E N P E K E R J A A N U M U M D I R E K T O R A T J E N D E R A L C I P T A K A R Y A

Page 39: Pedoman Pelaksanaan SPAM IKK

P E D O M A N P E L A K S A N A A N

Dokumen tersebut harus sudah dapat diselesaikan bersama oleh penyedia

jasa dan tim penerima pekerjaan untuk disampaikan kepada Satker selambat-

Iambatnya 1 (satu) minggu sejak tanggal serah terima pekerjaan 1 dan II.

4.3.9 Serah Terima SPAM

Serah terima hasil pekerjaan dilakukan setelah fisik infrastruktur di lapangan

selesai dilaksanakan, dan operasionalisasi SPAM IKK yang dibangun sudah

sepenuhnya dapat berfungsi dan bermanfaat. Setelah tahap konstruksi fisik

selesai selanjutnya dilakukan serah terima pekerjaan dari Kontraktor kepada

Kuasa Pengguna Anggaran (Satker SPAM IKK Pusat/Propinsi/

Kabupaten/PDAM) sesuai sumber pendanaan.

4.3.10 Serah Terima Pengelolaan

Setelah pekerjaan selesai dan dapat dioperasikan dengan baik, maka hasil

pekerjaan diserahkan kepada Bupati untuk dikelola oleh lembaga

pengelola/penyelenggara yang dibentuk oleh Bupati.

39D E P A R T E M E N P E K E R J A A N U M U M D I R E K T O R A T J E N D E R A L C I P T A K A R Y A

Page 40: Pedoman Pelaksanaan SPAM IKK

P E D O M A N P E L A K S A N A A N

BAB 5 PENGENDALIAN

Pengendalian merupakan serangkaian tindakan untuk menjamin kesesuaian

antara pelaksanaan kegiatan dengan peraturan/ ketentuan yang berlaku agar

dapat dicapai tujuan dan sasaran secara efektif dan efisien. Pengendalian

diperlukan agar proses pelaksanaan Program Pembangunan Infrastruktur

Perdesaan SPAM IKK sesuai dengan prinsip, pendekatan dan mekanisme

yang telah ditetapkan. Ruang lingkup pengendalian program dilakukan mulai

dari tahap persiapan, perencanaan dan pelaksanaan kegiatan.

Pengendalian SPAM IKK bertujuan untuk:

1. Menjamin setiap proses pelaksanaan sesuai dengan aturan, prinsip dan

kebijakan.

2. Menjamin bahwa perencanaan dirumuskan melalui proses dan

mekanisme yang benar.

3. Menjamin jenis dan lokasi kegiatan sesuai dengan rencana yang telah

ditentukan.

4. Mengendalikan pemanfaatan dana agar sesuai dengan perencanaan dan

dikelola secara transparan.

5. Menjamin agar kualitas setiap kegiatan yang dilaksanakan dapat

memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan.

6. Menjamin agar setiap pelaku dapat menjalankan tugas dan tanggung

jawabnya secara baik sesuai dengan fungsinya masing-masing.

7. Menjamin ketepatan waktu pelaksanaan sesuai dengan rencana yang

telah ditentukan.

8. Pengendalian Program Pembangunan SPAM IKK dilakukan melalui

pemantauan, pelaporan serta evaluasi dan tindak turun tangan.

Strategi dasar dalam pengendalian SPAM IKK adalah:

1. Pengawasan yang ketat dan tegas terhadap setiap proses dan kegiatan

pada setiap tahapan yang dilaksanakan.

40D E P A R T E M E N P E K E R J A A N U M U M D I R E K T O R A T J E N D E R A L C I P T A K A R Y A

Page 41: Pedoman Pelaksanaan SPAM IKK

P E D O M A N P E L A K S A N A A N

2. Semua pihak terkait melakukan pemantauan secara obyektif dan mampu

memberikan umpan balik terhadap setiap proses dan kegiatan yang

dilaksanakan.

3. Pelaku di semua tingkatan menjalankan mekanisme pelaporan secara

disiplin, akurat dan efektif.

4. Harus ada pemeriksaan yang detail dan akurat sesuai dengan mekanisme

yang ditetapkan terhadap setiap proses dan tahapan kegiatan yang

dilaksanakan.

5. Setiap saat dilakukan evaluasi untuk pencapaian tingkat kinerja yang

diharapkan serta menegakkan aturan dengan pemberian sanksi.

6. Melakukan tindak turun tangan dan memantau pengendalian dari instansi

yang lebih rendah.

5.1 Pemantauan

Sesuai dengan prinsip transparansi dalam program ini, ditinjau dari

pelakunya, pemantauan terdiri dari:

1. Pemantauan Internal, dilakukan oleh seluruh unit pelaksana program

pelaku didalam sistem (Aparat Pemerintah/ Struktural, Konsultan/

Fungsional, serta masyarakat IKK sasaran) SPAM IKK.

2. Pemantauan Eksternal, dilakukan oleh pelaku di luar unit pelaksana

kegiatan (Inspektorat, Bawasda).

Dalam pengendalian program, pengawasan dilakukan melalui pemantauan

(monitoring) secara berjenjang oleh pelaku-pelaku SPAM IKK.

Pemantauan pelaksanaan SPAM IKK adalah proses yang dilakukan terus

menerus sepanjang tahapan program mulai dari persiapan, perencanaan,

sosialisasi, pelaksanaan sampai dengan tahap operasi dan pemeliharaan.

Hasil dari kegiatan pemantauan digunakan untuk perbaikan kualitas

pelaksanaan dan penyesuaian perencanaan, serta menjadi input evaluasi

pelaksanaan program maupun dasar pembinaan kepada pelaku-pelaku

SPAM IKK dan masyarakat.

41D E P A R T E M E N P E K E R J A A N U M U M D I R E K T O R A T J E N D E R A L C I P T A K A R Y A

Page 42: Pedoman Pelaksanaan SPAM IKK

P E D O M A N P E L A K S A N A A N

5.1.1 Pemantauan Oleh Pemerintah/ Struktural

Pemantauan yang dilakukan oleh Pemerintah/ Struktural, dapat

diklasifikasikan menjadi:

5.1.1.1 Pemantauan di Tingkat Pusat

Di Tingkat Pusat, pemantauan dilakukan oleh, Inspektorat Jenderal PU dan

Tim Koordinasi Pusat. Dalam tingkat ini pemantauan ditekankan pada:

1. Perencanaan kegiatan.

2. Realisasi penyaluran dana.

3. Inventarisasi kendala dan hambatan.

Inspektorat Jenderal PU, selaku pelaksana pengawasan fungsional di

lingkungan Departemen PU memantau:

1. Penyelenggaraan.

2. Perkembangan penanganan pengaduan masyarakat.

Project Management Unit (PMU) memantau:

1. Pelaksanaan sosialisasi dan diseminasi di tingkat propinsi.

2. Pelaksanaan penetapan lokasi IKK dan jenis kegiatan.

3. Proses dan hasil perencanaan.

4. Pelaksanaan penyaluran dana anggaran.

5. Penerbitan DIPA, APBD dan penerimaan oleh Satker Tingkat Pusat,

Propinsi, dan Kabupaten.

6. Kemajuan pelaksanaan fisik dan penyerapan dana.

7. Perkembangan penanganan pengaduan masyarakat.

5.1.1.2 Pemantauan di Tingkat Propinsi

Pemantauan di tingkat Propinsi dilakukan oleh Ka Dinas PU/ Cipta Karya

Propinsi Pemantauan pelaksanaan dilaksanakan melalui kunjungan ke lokasi

IKK Kabupaten Terseleksi.

42D E P A R T E M E N P E K E R J A A N U M U M D I R E K T O R A T J E N D E R A L C I P T A K A R Y A

Page 43: Pedoman Pelaksanaan SPAM IKK

P E D O M A N P E L A K S A N A A N

Ka Dinas PU/ Cipta Karya Propinsi ikut aktif memantau:

1. Penetapan Satker Tingkat Kabupaten di wilayahnya.

2. Pelaksanaan sosialisasi dan diseminasi di kabupaten.

3. Pelaksanaan penetapan lokasi IKK dan jenis kegiatan.

4. Proses dan hasil perencanaan.

5. Kemajuan pelaksanaan fisik dan penyerapan dana untuk dilaporkan

kepada Diektur PAM, dengan tembusan ke PMU.

6. Penyebarluasan informasi di tingkat propinsi dan kabupaten.

7. Perkembangan penanganan pengaduan masyarakat.

5.1.2 Pemantauan oleh Konsultan/Struktural

Pemantauan terhadap penyelenggaraan SPAM IKK merupakan

tanggungjawab seluruh konsultan. Pemantauan wajib dilakukan secara

berkala untuk mengetahui apakah kegiatan program sudah berjalan sesuai

dengan rencana, dan apakah prinsip maupun prosedur sudah diterapkan

dengan benar.

Konsultan dan fasilitator harus melakukan pemantauan terhadap

penyelenggaraan program di wilayah kerja masing-masing. Hal-hal yang

dipantau termasuk di bawah ini:

1. Penerapan prinsip dan prosedur SPAM.

2. Partisipasi masyarakat IKK dalam semua tahapan penyelenggaraan

program.

3. Transparansi informasi tentang pelaksanaan program.

4. Kesesuaian pelaksanaan kegiatan.

5. Ketertiban dan kesesuaian administrasi dalam pendokumentasian

pengadaan barang/jasa dan keuangan.

6. Efektifitas bantuan teknis yang diberikan kepada masyarakat desa dalam

membantu pelaksanaan program.

7. Kualitas infrastruktur terbangun.

8. Penyelesaian penanganan pengaduan masyarakat.

43D E P A R T E M E N P E K E R J A A N U M U M D I R E K T O R A T J E N D E R A L C I P T A K A R Y A

Page 44: Pedoman Pelaksanaan SPAM IKK

P E D O M A N P E L A K S A N A A N

5.1.3 Pemantauan Eksternal

Pemantauan Eksternal ditujukan untuk memberikan kesempatan bagi pihak

luar untuk terlibat memberikan masukan bagi perbaikan kualitas perencanaan

dan pelaksanaan serta input saat pelaksaaan evaluasi program serta

memperkuat pelaksanaan konsep transparansi.

Pemantauan ini bersifat sukarela sehingga keterlibatan para pemantau

eksternal dilakukan berdasarkan kemampuan dan sumber daya yang mereka

miliki dan tidak akan memberi konsekwensi biaya apapun bagi unit pelaksana

program.

Pemantauan eksternal ini dilaksanakan melalui penyebaran informasi hasil

pemantauan yang dilakukan di tingkat Propinsi dan Kabupaten dan pelibatan

pemantau eksternal dalam rapat koordinasi pemantauan di tingkat propinsi

dan rapat penanganan pengaduan masyarakat di tingkat propinsi.

Pemantauan eksternal akan ditekankan pada:

1. Pelaksanaan prinsip dan pendekatan SPAM IKK.

2. Ketepatan sasaran, kesesuaian biaya, kualitas dan waktu pelaksanaan

program.

Kualitas proses pelaksanaan program yang meliputi keterlibatan masyarakat

dalam musyawarah desa, perencanaan kegiatan, pelaksanaan, pengawasan,

serta dalam proses serah terima hasil kegiatan.

5.2 Pelaporan

Pelaporan adalah konsolidasi dari rencana kegiatan dan tindak lanjut

pemantauan. Sedangkan tindak lanjut pemantauan adalah pelaporan tentang

proses dan hasil di lapangan. Laporan harus ditulis secara sederhana,

ringkas, dan dilakukan secara berkala. Selain memuat data hasil dan proses

pelaksanaan di lapangan, laporan juga memuat foto/dokumentasi kegiatan,

permasalahan, hambatan, dan rekomendasi tindakan.

44D E P A R T E M E N P E K E R J A A N U M U M D I R E K T O R A T J E N D E R A L C I P T A K A R Y A

Page 45: Pedoman Pelaksanaan SPAM IKK

P E D O M A N P E L A K S A N A A N

Ditinjau dari pelakunya, pelaporan dapat diklasifikasikan menjadi:

1. Jalur Pelaporan Struktural.

2. Jalur Pelaporan Fungsional.

5.2.1 Jalur Pelaporan Struktural

Pelaporan jalur struktural adalah pelaporan yang dilaksanakan secara

berjenjang mulai dari pelaporan, KaSat Ker Propinsi, Ka Dinas PU/Cipta

Karya Propinsi, PMU untuk disampaikan kepada Dirjen Cipta Karya melalui

Direktur PAM sebagai atasan langsung PMU dan Ka Sat Ker SPAM IKK untuk

tindak lanjut.

5.2.1.1 Tim Koordinasi Pusat / PMU

PMU membuat Laporan Kemajuan Penyelenggaraan dan Laporan Evaluasi

Penyelenggaraan Program berdasarkan temuan hasil kunjungan lapangan,

input laporan dari Ka Dinas PU/Cipta Karya di tingkat propinsi, input laporan

dari Satker Tingkat Pusat, Propinsi, Kabupaten.

Laporan Kemajuan Penyelenggaraan Nasional dan Laporan Evaluasi

Penyelenggaraan Program selanjutnya disampaikan oleh PMU kepada Dit

PAM untuk selanjutnya kepada Dirjen Cipta Karya untuk kemudian

ditindaklanjuti.

5.2.1.2 Tim Koordinasi Propinsi / Ka Dinas PU/ Cipta Karya Propinsi

Ka Dinas PU/ Cipta Karya di tingkat propinsi membuat Laporan Kemajuan

Penyelenggaraan Propinsi dan Laporan Evaluasi Penyelenggaraan Tingkat

Propinsi berdasarkan temuan hasil kunjungan lapangan, input laporan.

45D E P A R T E M E N P E K E R J A A N U M U M D I R E K T O R A T J E N D E R A L C I P T A K A R Y A

Page 46: Pedoman Pelaksanaan SPAM IKK

P E D O M A N P E L A K S A N A A N

5.2.2 Jalur Pelaporan Fungsional

Pelaporan jalur fungsional adalah pelaporan yang dilaksanakan secara

berjenjang mulai dari Konsultan Pengawasan Propinsi, Konsultan Manajemen

Propinsi. Mekanisme pelaporan jalur fungsional dijabarkan sebagai berikut:

5.2.2.1 Konsultan Manajemen Pusat

Pelaporan KMP terdiri dari:

1. Laporan Rencana Kegiatan

Laporan Rencana Kegiatan berisi usulan kegiatan final di tingkat

masyarakat desa. Isinya mencakup lokasi, jenis kegiatan, volume

kegiatan, besaran dana, waktu pelaksanaan, jumlah penerima manfaat

dari setiap IKK sasaran SPAM IKK secara Nasional. Laporan ditujukan

kepada PMU dan Satker Tingkat Pusat.

2. Laporan Bulanan

Laporan bulanan dibuat oleh KMP dengan mengkonsolidasikan semua

informasi dari laporan Konsultan Pengawas Propinsi, keluhan masyarakat

serta temuan-temuan dari hasil kunjungan KMP dan dilengkapi dengan

foto-foto pelaksanaan.

Laporan bulanan mencakup persiapan, perencanaan, pelaksanaan,

permasalahan dan hambatan, pengaduan masyarakat, serta

perkembangan penanganan pengaduan yang telah dilakukan dan usulan

tindak turun tangan.

Laporan ditujukan kepada PMU dan Satker Tingkat Pusat.

3. Laporan Triwulan

Setiap tiga bulan KMP menyampaikan laporan triwulan yang memuat

informasi pelaksanaan, perkembangan dan kemajuan kegiatan,

penggunaan dana, hambatan dan permasalahan, rekomendasi

penanganan masalah, serta perkembangan penanganan pengaduan yang

telah dilakukan.

Laporan ditujukan kepada PMU dan Satker Tingkat Pusat.

46D E P A R T E M E N P E K E R J A A N U M U M D I R E K T O R A T J E N D E R A L C I P T A K A R Y A

Page 47: Pedoman Pelaksanaan SPAM IKK

P E D O M A N P E L A K S A N A A N

4. Laporan Pelaksanaan Program

Laporan pelaksanaan program adalah laporan perihal tingkat pencapaian

akhir pelaksanaan program dan evaluasi selama pelaksanaan SPAM IKK.

Laporan ini disusun berdasarkan hasil konsolidasi dari seluruh laporan,

baik laporan bulanan dan laporan triwulan.

Laporan ini merupakan hasil observasi lapangan dan analisis KMP,

keluhan masyarakat serta temuan-temuan dari hasil kunjungan KMP,

perkembangan penanganan pengaduan yang telah dilakukan, status

kegiatan pelestarian di lapangan, kendala-kendala dan rekomendasi

terutama terkait dengan pelestarian hasil kegiatan SPAM IKK. Laporan ini

juga memuat hasil evaluasi dan rekomendasi untuk pelaksanaan program

sejenis selanjutnya.

5.2.2.2 Konsultan Pengawasan Propinsi (KP Prop)

Pelaporan terdiri dari:

1. Laporan Rencana Kegiatan.

Laporan Rencana Kegiatan berisi usulan kegiatan final di tingkat lokasi

IKK, setelah review kondisi lapangan, bersama Penyedia Jasa. Isi

mencakup lokasi, jenis kegiatan, volume kegiatan, besaran dana, waktu

pelaksanaan, jumlah penerima manfaat SPAM IKK di wilayah kerjanya.

Laporan diselesaikan 1 minggu setelah review lapangan ditujukan kepada

KMP, Ka Dinas PU/ Cipta Karya Propinsi dan Ka Satker Tingkat Propinsi.

2. Laporan Bulanan.

Laporan bulanan dibuat oleh KP Prop dengan mengkonsolidasikan semua

informasi dari laporan harian dan mingguan, observasi lapangan dan

analisis, keluhan masyarakat serta temuan-temuan dari hasil kunjungan

KP Prop dan dilengkapi dengan foto-foto pelaksanaan.

Laporan bulanan mencakup persiapan, perencanaan, pelaksanaan,

pelestarian, masalah dan hambatan, rekomendasi penanganan masalah,

serta perkembangan masalah pengaduan yang telah dilakukan.

Laporan ditujukan kepada KMP, PMU dan Ka Satker Tingkat Propinsi.

47D E P A R T E M E N P E K E R J A A N U M U M D I R E K T O R A T J E N D E R A L C I P T A K A R Y A

Page 48: Pedoman Pelaksanaan SPAM IKK

P E D O M A N P E L A K S A N A A N

3. Laporan Triwulan

Setiap tiga bulan KP Prop menyampaikan laporan triwulan yang memuat

informasi pelaksanaan, perkembangan dan kemajuan kegiatan, status

pencairan dana, hambatan dan permasalahan, serta rekomendasi.

Laporan ditujukan kepada KMP, PMU dan Ka Satker Tingkat Propinsi.

4. Laporan Akhir

Laporan Akhir dibuat setelah seluruh pekerjaan SPAM IKK selesai

dilaksanakan. Laporan ini merupakan konsolidasi dari seluruh laporan,

baik laporan bulanan dan laporan triwulan, serta laporan dari KMK.

Laporan ini merupakan hasil observasi lapangan dan analisis KP Prop,

keluhan masyarakat serta temuan-temuan dari hasil kunjungan KP Prop,

perkembangan penanganan pengaduan yang telah dilakukan, status

kegiatan pelestarian di lapangan, kendala-kendala dan rekomendasi

terutama terkait dengan pelestarian hasil kegiatan SPAM IKK.

Laporan ini juga memuat hasil evaluasi dan rekomendasi untuk

pelaksanaan program sejenis selanjutnya.

5.3 Evaluasi Program

Evaluasi Program adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengukur

tingkat keberhasilan pelaksanaan program dan identifikasi kendala-kendala,

solusi dan alternatif tindak turun tangan selama pelaksanaan. Secara umum

evaluasi dilakukan untuk mengukur kinerja program secara keseluruhan,

berdasarkan penilaian indikator-indikatornya.

Indikator-indikator tersebut adalah:

1. Peningkatan akses masyarakat khususnya masyarakat miskin di IKK

terhadap SPAM IKK Indikator yang dievaluasi adalah jumlah masyarakat

desa sasaran khususnya masyarakat miskin sebagai penerima manfaat

langsung pembangunan infrastruktur.

2. Terbentuknya lembaga pelaksana program (OMS) yang bertanggung

jawab terhadap pelaksanaan PPIP 2007. Indikator yang dievaluasi adalah

jumlah desa sasaran yang memiliki lembaga pelaksana program (OMS)

serta dinilai mampu dan berhasil melaksanakan kegiatan SPAM IKK

sesuai dengan tugasnya.

48D E P A R T E M E N P E K E R J A A N U M U M D I R E K T O R A T J E N D E R A L C I P T A K A R Y A

Page 49: Pedoman Pelaksanaan SPAM IKK

P E D O M A N P E L A K S A N A A N

3. Terbentuknya lembaga pengelola bertanggung jawab terhadap

keberlanjutan pemanfaatan infrastruktur terbangun. Indikator yang

dievaluasi adalah jumlah IKK sasaran yang memiliki lembaga Pengelola,

memiliki rencana Operasi dan Pemeliharaan, dan memiliki rencana

pendanaan pemeliharaan infrastruktur terbangun. Selain itu, terbentuknya

rencana pembinaan yang akan dilakukan pihak kabupaten baik berupa

rencana bantuan teknis dan/atau rencana bantuan pendanaan.

Ditinjau dari cakupan wilayahnya, evaluasi program dapat dibedakan menjadi:

1. Evaluasi di tingkat Pusat.

2. Evaluasi di tingkat Propinsi.

3. Evaluasi di tingkat Kabupaten.

5.3.1 Evaluasi di Tingkat Pusat

Evaluasi program di tingkat pusat dilakukan oleh Tim Koordinator di tingkat

pusat dan KMP. Tim Koordinator di tingkat pusat melakukan evaluasi

pelaksanaan program di tingkat pusat dengan mempertimbangkan masukan

dari hasil monitoring/ pemantauan yang dilakukan di lapangan ditambah

dengan hasil konsolidasi laporan yang diberikan oleh Tim Pelaksana di tingkat

propinsi dan laporan KMP.

Indikator yang harus diperhatikan dalam evaluasi oleh Tim Pelaksana di

tingkat pusat adalah:

1. Jumlah masyarakat IKK sasaran khususnya masyarakat miskin sebagai

penerima manfaat langsung pembangunan infrastruktur.

2. Jumlah desa sasaran yang memiliki lembaga Pengelola, memiliki rencana

Operasi dan Pemeliharaan, dan memiliki rencana pendanaan

pemeliharaan infrastruktur terbangun.

Indikator yang harus diperhatikan dalam evaluasi oleh KMP adalah:

1. Jumlah KK miskin sebelum dilakukan pembangunan SPAM IKK.

2. Peran serta masyarakat dalam seluruh tahapan.

3. Ketepatan pemilihan SPAM yang dipilih pada masing-masing IKK sasaran.

49D E P A R T E M E N P E K E R J A A N U M U M D I R E K T O R A T J E N D E R A L C I P T A K A R Y A

Page 50: Pedoman Pelaksanaan SPAM IKK

P E D O M A N P E L A K S A N A A N

4. Jenis SPAM terbangun pada masing-masing IKK sasaran.

5. Kualitas dan kuantitas hasil SPAM terbangun.

6. Jumlah KK miskin sebagai penerima manfaat langsung.

7. Keberadaan lembaga pengelola pada masing-masing desa sasaran,

rencana Operasi dan Pemeliharaan serta pendanaannya.

8. Rencana pembinaan yang akan dilakukan pihak kabupaten baik berupa

rencana bantuan teknis dan/atau rencana bantuan pendanaan.

5.3.2 Evaluasi di Tingkat Propinsi

Evaluasi program di tingkat Propinsi dilakukan oleh Ka Dinas PU/ Cipta Karya

di tingkat propinsi dan KP Prop.

Tim Koordinasi di tingkat propinsi melakukan evaluasi pelaksanaan program

dengan mempertimbangkan masukan dari hasil monitoring/ pemantauan yang

dilakukan di lapangan ditambah dengan hasil konsolidasi laporan.

Indikator yang harus diperhatikan dalam evaluasi oleh Ka Dinas PU/ Cipta

Karya di tingkat propinsi adalah:

1. Jumlah masyarakat desa sasaran khususnya masyarakat miskin sebagai

penerima manfaat langsung pembangunan infrastruktur.

2. Jumlah IKK sasaran yang memiliki lembaga pengelola, memiliki rencana

Operasi dan Pemeliharaan, dan memiliki rencana pendanaan

pemeliharaan infrastruktur terbangun.

Indikator yang harus diperhatikan dalam evaluasi oleh KP Prop adalah:

1. Jumlah KK miskin sebelum dilakukan pembangunan SPAM IKK.

2. Peran serta masyarakat dalam seluruh tahapan.

3. Ketepatan pemilihan infrastruktur yang dipilih pada masing-masing IKK.

4. Jenis SPAM terbangun pada masing-masing IKK sasaran.

5. Kualitas dan kuantitas hasil SPAM terbangun.

6. Jumlah KK miskin sebagai penerima manfaat langsung.

7. Keberadaan Lembaga Pengelola pada masing-masing desa sasaran,

rencana Operasi dan Pemeliharaan serta pendanaannya.

50D E P A R T E M E N P E K E R J A A N U M U M D I R E K T O R A T J E N D E R A L C I P T A K A R Y A

Page 51: Pedoman Pelaksanaan SPAM IKK

P E D O M A N P E L A K S A N A A N

8. Rencana pembinaan yang akan dilakukan pihak kabupaten baik berupa

rencana bantuan teknis dan/atau rencana bantuan pendanaan.

5.4 Pengaduan Masyarakat dan Tindak Turun Tangan 5.4.1 Pengaduan Masyarakat

Pengaduan masyarakat merupakan bentuk dari pengawasan masyarakat

yang diwakili oleh Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Organisasi

Masyarakat (Ormas), Lembaga Keagamaan, Perguruan Tinggi, Warga

Masyarakat, dan atau Media Massa.

Pengaduan terhadap pelaksanaan dapat dilakukan melalui:

1. Unit Pengaduan Masyarakat (UPM).

2. Kotak pos yang disediakan Dinas PU/CK Propinsi, Kabupaten/ Kota.

3. Surat langsung kepada aparat pemerintahan yang terkait, seperti:

Pemerintah Kecamatan.

Segala macam jenis pengaduan harus dicatat dan segera mendapatkan

penanganan. Untuk memudahkan pencatatan dan penanganannya maka

jenis-jenis pengaduan tersebut dikelompokkan berdasarkan permasalahan

yang terjadi, yaitu:

1. Pengaduan yang berkaitan dengan adanya penyimpangan prinsip dan

prosedur.

2. Pengaduan yang berkaitan dengan adanya penyimpangan,

penyalahgunaan atau penyelewengan dana.

3. Pengaduan yang berkaitan dengan adanya tindakan intervensi yang

mengarah pada hal negatif dan merugikan masyarakat maupun

kepentingan program.

4. Pengaduan yang berkaitan dengan adanya kejadian yang mengarah ke

kondisi Force Majeur (suatu keadaan yang terjadi di luar kemampuan

manusia, seperti; akibat bencana alam, kerusuhan masal).

5. Hal-hal yang diadukan seringkali tidak hanya terdiri dari satu kategori

permasalahan saja, tetapi juga mencakup beberapa kategori

51D E P A R T E M E N P E K E R J A A N U M U M D I R E K T O R A T J E N D E R A L C I P T A K A R Y A

Page 52: Pedoman Pelaksanaan SPAM IKK

P E D O M A N P E L A K S A N A A N

permasalahan lainnya. Untuk itu dalam mengkategorikan suatu

pengaduan perlu dilihat aspek apa yang paling menonjol yang menjadi inti

permasalahannya.

5.4.1.1 Prinsip-Prinsip Penanganan Pengaduan

Dalam menangani setiap pengaduan dan permasalahan dilakukan

berdasarkan prinsip-prinsip:

1. Rahasia.

Identitas yang melaporkan (pelapor) pengaduan harus dirahasiakan.

2. Berjenjang.

Semua pengaduan ditangani pertama kali oleh pelaku SPAM IKK di

jenjang keberadaan subyek yang diadukan. Jadi bila permasalahan

muncul tingkat desa, maka pertama kali yang bertanggung jawab untuk

menangani masalah adalah masyarakat setempat dan Pemerintah

Kecamatan. Pelaku di jenjang atasnya memantau perkembangan

penanganan, bila pelaku di jenjang keberadaan subyek tidak berhasil

menangani pengaduan, maka pelaku di jenjang atasnya memberi

rekomendasi penyelesaian atau bahkan turut memfasilitasi proses

penyelesaiannya.

3. Transparansi dan Partisipatif.

Sejauh mungkin masyarakat harus diberitahu dan dilibatkan dalam proses

penanganan pengaduan terhadap masalah yang ada di wilayahnya

dengan konsultan. Masyarakat harus disadarkan untuk selalu mengontrol

jalannya kegiatan secara bertanggung jawab.

4. Proporsional.

Penanganan sesuai dengan cakupan kasusnya. Jika kasusnya hanya

berkaitan dengan prosedur dan pengaduan dana, maka masalah atau

kasus yang ditangani hanya masalah prosedur saja atau penyalahgunaan

dana saja.

5. Objektif.

Sedapat mungkin dalam penanganan pengaduan, ditangani secara

objektif yang artinya pengaduan-pengaduan yang muncul harus selalu

diuji kebenarannya melalui mekanisme uji silang. Sehingga tindakan yang

52D E P A R T E M E N P E K E R J A A N U M U M D I R E K T O R A T J E N D E R A L C I P T A K A R Y A

Page 53: Pedoman Pelaksanaan SPAM IKK

P E D O M A N P E L A K S A N A A N

dilakukan sesuai dengan data yang sebenarnya. Tindakan yang dilakukan

bukan berdasarkan pemihakan kepada salah satu pihak, melainkan

pemihakan pada prosedur yang semestinya dan sesuai dengan kekhasan

wilayah masing-masing.

5.4.1.2 Tahapan

Tahapan penanganan pengaduan adalah sebagai berikut:

1. Registrasi dan Dokumentasi.

Registrasi atau pencatatan dan dokumentasi di dalam buku arsip

(logbook) dimaksudkan sebagai mekanisme kontrol.

2. Pengelompokkan dan Distribusi.

Pengaduan yang telah dicatat atau diregistrasi dan didokumentasikan,

kemudian didistribusikan sesuai dengan jenjang kewenangan masing-

masing subyek, isu dan status pengaduan. Jika ditemui kasus-kasus yang

dipandang akan berdampak lebih luas dari keberadaan kasus tersebut,

maka pendistribusiannya disesuaikan dengan luasan dampak yang

diperkirakan muncul.

Secara umum inti masalah yang diadukan oleh masyarakat dapat

dikelompokkan menjadi 3 (tiga) kategori, yaitu:

a. Kategori ringan, berupa pengaduan masyarakat yang berkaitan dengan

permasalahan pelanggaran/ penyimpangan adminisitrasi dan prosedur.

b. Kategori sedang, berupa pengaduan masyarakat yang berkaitan

dengan permasalahan pelanggaran/ penyimpangan yang salah

sasaran (penerima manfaat) dalam pelaksanaan program.

c. Kategori berat, berupa pengaduan masyarakat berkaitan dengan

permasalahan pelanggaran/ penyimpangan/penyelewengan dana.

3. Uji Silang dan Analisis

Kasus dari hasil pengaduan tersebut selanjutnya dilakukan uji silang untuk

mendapatkan:

a. Kepastian pokok permasalahan yang muncul.

b. Kepastian status kasus. Kasus tersebut apakah sudah ditangani,

diselesaikan, dalam proses penanganan, dalam proses uji silang,

proses analisa dsb.

53D E P A R T E M E N P E K E R J A A N U M U M D I R E K T O R A T J E N D E R A L C I P T A K A R Y A

Page 54: Pedoman Pelaksanaan SPAM IKK

P E D O M A N P E L A K S A N A A N

c. Mendapatkan informasi tambahan.

Hasil uji silang merupakan masukan untuk menganalisis permasalahan

yang muncul sehingga meningkatkan akurasi penyusunan alternatif

penanganan. Hasil dari proses ini adalah rekomendasi tentang

penanganan kasus.

4. Tindak Turun Tangan.

Tindak turun tangan didasarkan atas rekomendasi dari hasil uji silang dan

analisis, yang dilakukan secara berjenjang sesuai dengan wilayah

kewenangan masing-masing.

5. Pemantauan dan Investigasi Lanjutan.

Pemantauan dimaksudkan sebagai alat kendali penanganan pengaduan,

sehingga diketahui perkembangan penyelesaian kasusnya.

6. Penyelesaian Masalah.

Penyelesaian masalah ini mengedepankan prinsip transparansi dan

partisipasi. Artinya proses penyelesaian harus dilakukan secara terbuka

dan melibatkan masyarakat. Aparat dan konsultan atau fasilitator

pendamping hanya memfasilitasi proses penyelesaian masalah tersebut.

7. Umpan Balik.

Umpan balik (feedback) merupakan tanggapan balik masyarakat terhadap

penyelesaian kasus yang muncul. Hal ini dapat berupa:

a. Menerima dan menganggap kasus telah selesai.

b. Menerima dengan beberapa catatan persyaratan dan memberikan

informasi tambahan.

c. Menolak tanpa alasan.

d. Menolak dengan alasan.

e. Tidak ada tanggapan sama sekali.

Hasil umpan balik ini dituangkan melalui Berita Acara dan dilampirkan

dalam laporan bulanan. Umpan balik tersebut juga merupakan masukan

bagi kasus yang mungkin muncul sebagai dampak dari tindakan (tindak

turun tangan). Dengan demikian menjadi masukan bagi pelaku SPAM IKK

sebagai pengaduan lanjutan.

Secara menyeluruh penanganan pengaduan dilaksanakan dengan dukungan

database penanganan pengaduan, yang secara rinci untuk tahapan dan

54D E P A R T E M E N P E K E R J A A N U M U M D I R E K T O R A T J E N D E R A L C I P T A K A R Y A

Page 55: Pedoman Pelaksanaan SPAM IKK

P E D O M A N P E L A K S A N A A N

penyelesaian sampai dengan penyampaian informasi penanganan

pengaduan.

5.4.2 Tindak Turun Tangan

Tindak Turun Tangan adalah tindakan berdasar rekomendasi dari evaluasi

dan analisis hasil yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan yang

muncul dari ketidaksesuaian pelaksanaan program berdasarkan temuan

maupun pengaduan masyarakat.

Setiap pengaduan dan keluhan yang muncul dari masyarakat harus segera

ditindak lanjuti. Penanganan pengaduan dan permasalahan dilakukan secara

berjenjang sesuai dengan porsi kewenangan pihak struktural terkait pada

tingkatan munculnya masalah. Secara umum penanganan pengaduan dan

permasalahan dilaksanakan dengan mekanisme Unit Pengaduan Masyarakat

dalam SPAM IKK. Bila pada tingkatan munculnya masalah, pengaduan belum

terselesaikan, maka penanganan diserahkan pada tingkatan diatasnya.

55D E P A R T E M E N P E K E R J A A N U M U M D I R E K T O R A T J E N D E R A L C I P T A K A R Y A

Page 56: Pedoman Pelaksanaan SPAM IKK

P E D O M A N P E L A K S A N A A N

BAB 6 OPERASI DAN PEMELIHARAAN / PENGELOLAAN

6.1 Umum Setiap SPAM IKK yang telah dibangun dan memenuhi syarat teknis, harus

segera dioperasikan, sehingga masyarakat dapat segera mendapatkan

pelayanan air minum. Memenuhi syarat disini adalah SPAM IKK telah lengkap

dan telah di uji coba serta melalui proses komisioning dengan hasil memenuhi

syarat.

6.2 Tujuan

Tujuan Operasi dan Pemeliharaan dalam SPAM IKK adalah SPAM IKK

dioperasikan sesuai dengan kaidah teknik (NSPM) yang berlaku, sehingga

pemanfaatan SPAM IKK mencapai sasaran yang diinginkan serta

berkesinambungan.

Pelestarian kegiatan merupakan tahapan pasca pelaksanaan yang dikelola

dan merupakan tanggungjawab masyarakat. Namun demikian dalam

melakukan tahapan pelestarian, masyarakat tetap berpegangan pada prinsip-

prinsip SPAM IKK.

Hasil yang diharapkan dari upaya pelestarian kegiatan adalah:

1. Penerapan prinsip-prinsip SPAM IKK dalam pelaksanaan pembangunan

secara partisipatif di masyarakat.

2. Jaminan berfungsinya infrastruktur yang telah dibangun secara

berkelanjutan, guna meningkatkan kualitas hidup, produktifitas dan tingkat

perekonomian masyarakat.

3. Tumbuhnya kemampuan masyarakat dalam pengelolaan sumber-sumber

pembiayaan untuk pemanfaatan dan pemeliharaan.

4. Meningkatnya fungsi kelembagaan masyarakat di desa, kecamatan dalam

pengelolaan hasil kegiatan.

5. Tumbuhnya rasa memiliki terhadap hasil kegiatan yang telah

dilaksanakan.

56D E P A R T E M E N P E K E R J A A N U M U M D I R E K T O R A T J E N D E R A L C I P T A K A R Y A

Page 57: Pedoman Pelaksanaan SPAM IKK

P E D O M A N P E L A K S A N A A N

6.3 Aspek dan Sendi-Sendi Pelestarian

Pelestarian kegiatan SPAM IKK sangat bergantung pada kemauan dan

kemampuan masyarakat dalam mengoperasikan, memanfaatkan, dan

memelihara infrastruktur yang ada. Secara umum aspek yang perlu

diperhatikan dalam pelestarian adalah pengelolaan infrastruktur,

penyampaian pelayanan, dan tata cara.

6.4 Pengelolaan SPAM IKK

Pengelolaan SPAM IKK pada dasarnya merupakan aspek dan sendi utama

pelestarian hasil kegiatan/ infrastruktur terbangun. Pengelolaan perlu

memperhatikan beberapa hal:

1. Kinerja SPAM IKK yang dikelola.

2. Target/ sasaran perencanaan.

3. Standar kriteria teknis SPAM IKK.

Dari beberapa hal tersebut di atas, lembaga pengelola SPAM IKK diharapkan

mampu menindak lanjuti pengoperasian dan pemeliharaan secara memadai.

Melalui kegiatan Operasi dan Pemeliharaan tersebut diharapkan dapat

dicapai umur teknis infrastruktur sesuai dengan target yang direncanakan

serta standar perencanaan yang dipergunakan sebelumnya.

Dalam pelaksanaan pelestarian, diharapkan pemerintah kabupaten dapat

berperan aktif memberikan dukungan teknis dan dana kepada masyarakat

agar mereka mampu mengoperasikan dan memanfaatkan infrastruktur yang

ada. Karena pengoperasian dan pemeliharaan, maka tugas pengelolaan

lembaga harus disesuaikan dengan jenis SPAM IKK terbangun yang

disediakan.

Untuk mengoperasikan SPAM IKK perlu ada lembaga yang

bertanggungjawab dengan alternatif:

1. PDAM yang wilayah kerjanya meliputi lokasi SPAM IKK yang

dioperasikan.

57D E P A R T E M E N P E K E R J A A N U M U M D I R E K T O R A T J E N D E R A L C I P T A K A R Y A

Page 58: Pedoman Pelaksanaan SPAM IKK

P E D O M A N P E L A K S A N A A N

2. Unit Pelaksana Teknis dengan Pola Pengelolaan Keuangan Badan

Layanan Umum (PPK BLU) yang dibentuk oleh Pemerintah Kabupaten/

Kota atau Propinsi.

3. Koperasi yang dibentuk atas kesepakatan dan oleh kelompok pemakai air

minum dengan pembinaan instansi terkait.

4. Kelompok masyarakat lain (Karang Taruna, LSM dll), atas dasar

kesepakatan dibawah pembinaan instansi terkait.

6.4.1 Pengelolaan oleh PDAM 1. Pengelolaan PDAM dimaksudkan SPAM IKK, ditetapkan sebagai unit/

cabang dari PDAM yang terintegrasi dengan pengelolaan PDAM.

2. PDAM yang diserahi pengelolaan IKK, disyaratkan mempunyai

kemampuan teknik, manajemen serta keuangan, sehingga pengelolaan

dapat terselenggara dengan baik.

3. Dalam hal kemampuan teknik, manajemen, keuangan PDAM masih

kurang, maka Pemerintah Daerah disyaratkan dapat memberikan

pembinaan serta bantuan seperlunya, sehingga PDAM mampu

menyelenggarakan pengelolaan dengan baik.

4. Untuk mempercepat pemanfaatan, SPAM IKK yang telah memenuhi

syarat dapat diserahkan sementara kepada Pemerintah Daerah cq Dinas

PU dan selanjutnya diserah terimakan kepada PDAM untuk segera

dioperasikan/ dikelola.

5. Sejalan dengan hal tersebut serah terima pengelolaan serta penyerahan

aset SPAM IKK kepada Pemerintah Daerah harus diproses sesuai dengan

ketentuan yang berlaku.

6.4.2 Pengelolaan oleh UPT BLU SPAM

1. Pengelolaan oleh UPT BLU SPAM dilakukan untuk Kabupaten Pemekaran

yang belum mempunyai PDAM.

2. Lokasi SPAM IKK relatif sangat jauh dari pusat Kabupaten, sehingga

apabila dikelola terpusat akan kurang efisien dan efektif.

58D E P A R T E M E N P E K E R J A A N U M U M D I R E K T O R A T J E N D E R A L C I P T A K A R Y A

Page 59: Pedoman Pelaksanaan SPAM IKK

P E D O M A N P E L A K S A N A A N

3. PDAM yang dinilai sangat kurang mampu baik dari segi teknik,

manajemen maupun keuangan, sehingga akan timbul kekhawatiran

dengan tambahan beban SPAM IKK akan menyebabkan kemampuan

pengelolaan PDAM semakin menurun.

4. Untuk mengelola SPAM IKK, Pemerintah daerah harus membentuk SKPD

atau Unit Pelaksana Teknis dibawah SKPD dengan pola penyelenggaraan

keuangan BLU (PPK BLU), yang secara khusus diberi tugas

menyelenggarakan pengelolaan SPAM IKK serta mempersiapkan tenaga

pengelolanya.

5. Tata cara pembentukan BLU dan pengelolaan adalah mengikuti ketentuan

yang diatur dalam Permendagri No 61 Tahun 2007 dan Petunjuk

Pelaksanaan BLU SPAM, Surat Edaran Dirjen Cipta Karya No.

01/SE/DJCK/2008.

6. SPPK BLU yang telah dibentuk dapat segera menyelenggaraakn

pengelolaan setelah proses serah terima pengelolaan sementara seperti

pengelolaan oleh PDAM.

6.4.3 Pengelolaan oleh Koperasi

1. Pengelolaan oleh Koperasi adalah untuk SPAM IKK sederhana dengan

sistem pengaliran gravitasi.

2. Pembentukan koperasi dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

3. Penyerahan pengelolaan kepada koperasi dilakukan setelah badan hukum

koperasi resmi dibentuk.

6.4.4 Pengelolaan oleh Kelompok Masyarakat

1. Pengelolaan oleh Kelompok masyarakat adalah untuk SPAM IKK

sederhana dengan sistem pengaliran gravitasi.

2. Kelompok masyarakat yang akan mengelola SPAM IKK, adalah kelompok

masyarakat yang terorganisir, dan diakui eksistensinya oleh masyarakat

umum dan pemerintah Kelurahan, Kecamatan setempat.

59D E P A R T E M E N P E K E R J A A N U M U M D I R E K T O R A T J E N D E R A L C I P T A K A R Y A

Page 60: Pedoman Pelaksanaan SPAM IKK

P E D O M A N P E L A K S A N A A N

3. Penyerahan pengelolaan SPAM IKK, kepada kelompok masyarakat harus

dilakukan oleh pemerintah daerah, setelah pemerintah daerah menerima

penyerahan pengelolaan sementara SPAM IKK Satker IKK.

6.5 Pelaksanaan Pengelolaan

1. Pelaksanaan pengelolaan yang menyangkut teknik operasi harus

mengikuti Standar dan Prosedur Operasi (SOP) yang ada.

2. Pelaksanaan pengelolaan yang menyangkut ketata laksanaan dan

administrasi keuangan mengikuti peraturan yang berlaku sesuai dengan

jenis lembaga pengelola.

6.6 Penyampaian Pelayanan Lembaga pengelola bertanggung jawab menjaga penyampaian pelayanan

infrastruktur terbangun. Hal-hal yang harus diperhatikan adalah:

1. SPAM terbangun harus mampu melayani seluruh sasaran pelayanan atau

pemanfaat, sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan.

2. Lembaga pengelola harus menjaga agar kualitas dan kuantitas pelayanan

infrastruktur terbangun sesuai dengan rencana.

6.7 Tata Cara

Lembaga pengelola perlu menyusun tata cara, yang akan menjadi acuan

dalam melakukan kegiatannya. Selain tata cara untuk operasional kegiatan,

juga diperlukan peraturan untuk organisasi lembaga pengelola itu sendiri,

dimana didalamnya diatur hak dan kewajiban anggota serta pengurusnya,

lama periode kepengurusan serta mekanisme pemilihannya, musyawarah

berkala untuk pertanggung-jawaban pengurus, dan sebagainya.

Tata cara ini disusun oleh pengurus lembaga pengelola bersama warga

pemanfaat, dimusyawarahkan bersama dalam forum musyawarah desa/

rembug warga, dan setelah dicapai mufakat disahkan oleh Kepala Desa dan

60D E P A R T E M E N P E K E R J A A N U M U M D I R E K T O R A T J E N D E R A L C I P T A K A R Y A

Page 61: Pedoman Pelaksanaan SPAM IKK

P E D O M A N P E L A K S A N A A N

disetujui Bupati. Setiap IKK dapat mengembangkan tata cara kerjanya sendiri,

sesuai dengan kondisi dan budaya yang dianut di daerahnya masing-masing.

Sedangkan secara khusus, untuk SPAM IKK, akan dioperasikan dan dikelola

oleh masyarakat pemanfaat yang tergabung dalam lembaga pengelola yang

mempunyai kemampuan dan kesiapan teknis dan finansial.

Dalam upaya mencapai keberhasilan pengelolaan perlu didukung organisasi

yang handal, dimana organisasi tersebut harus:

1. Mampu mengorganisasikan anggotanya untuk mendukung program kerja

yang telah dibuat.

2. Dapat menjamin kepentingan pengguna dan mencarikan alternatif

pemecahan permasalahan yang dihadapi.

3. Mampu melakukan hubungan kerja dengan lembaga lain.

4. Mampu menerapkan sanksi organisasi bagi anggotanya yang melanggar

peraturan.

Selain itu dalam upaya melestarikan SPAM IKK terbangun perlu adanya

dukungan kemampuan teknis, seperti:

1. Kemampuan menyusun rencana operasional dan pemeliharaan.

2. Kemampuan untuk mempelajari prinsip dasar cara kerja SPAM IKK

terbangun, dan melakukan inventarisasi kerusakan serta usulan

perbaikannya.

Kemampuan untuk menyusun rencana kegiatan operasi dan pemeliharaan

(O&P) serta pelaksanaannya.

6.8 Dukungan Pemerintah Kabupaten

Sesuai dengan kriteria penetapan kabupaten dan IKK sasaran, yaitu dari

pihak kabupaten terpilih harus bersedia memberikan pembinaan pasca

konstruksi, serta sesuai dengan definisi pelestarian yang telah disebut

sebelumnya, dimana fungsi dan tugas Pemerintah Kabupaten adalah sebagai

pembina atau fasilitator kegiatan SPAM IKK, maka Pihak Pemerintah

61D E P A R T E M E N P E K E R J A A N U M U M D I R E K T O R A T J E N D E R A L C I P T A K A R Y A

Page 62: Pedoman Pelaksanaan SPAM IKK

62D E P A R T E M E N P E K E R J A A N U M U M D I R E K T O R A T J E N D E R A L C I P T A K A R Y A

P E D O M A N P E L A K S A N A A N

Kabupaten harus dapat meneruskan bantuannya pada tahap pasca

konstruksi/ tahap pelestarian.

Bentuk pembinaan dan bantuan yang diberikan dapat berupa bantuan teknis

dan/ atau bantuan pendanaan.

6.9 Pendanaan

Terkait dengan pendanaan SPAM IKK terbangun, lembaga pengelola perlu

mengenal SPAM IKK. Sesuai dengan tipe dan jenis SPAM IKK, dapat disusun

mekanisme pendanaan pengelolaannya. Pendanaan dapat dilakukan dengan

mekanisme penarikan pembayaran atas penggunaan/ pemanfaatan SPAM

IKK. Penarikan pembayaran pemanfaatan SPAM IKK tersebut dimungkinkan

melalui pengenaan tarif kepada pengguna.

Pada dasarnya sumber pendanaan operasi dan pemeliharaan adalah warga

pemanfaat infrastruktur dengan berlandaskan gotong royong dan kesadaran

bahwa pemeliharaan, perbaikan, dan pengembangan infrastruktur adalah

tugas bersama seluruh warga pemanfaat, bukan milik pemerintah atau aparat.

Dana untuk operasi pemeliharaan dapat berasal dari:

1. Hasil penjualan air dan penerimaan jasa lain yang lazim.

2. Bantuan hibah dari pemerintah pusat, daerah atau lembaga lain.

3. Subsidi dari pemerintah daerah

Jumlah dana yang dibutuhkan harus diperhitungkan dengan cermat untuk

pembiayaan operasi pemeliharaan yang meliputi:

1. Biaya bahan bakar dan tenaga listrik.

2. Biaya bahan kimia.

3. Biaya pemeliharaan.

4. Biaya tenaga kerja.

5. Biaya operasi lainnya.