presus ikk gt

29
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA PRESUS ILMU KESEHATAN KELUARGA ANAMNESIS Nama : Ny. H.Y Ruang : B.P.U Umur : 51 thn PUSKESMAS : Gedongtengen Nama Lengkap : Ny. H.Y Umur : 51 thn Jenis Kelamin : Perempuan Alamat : Pajeksan 132/8 Agama : Islam Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pendidikan Terakhir : SMA Tgl kunjungan PUSKESMAS : 22 Januari 2013 Tgl Home visit I : 24 Januari 2013 Tgl Home visit II : 26 Januari 2013 Tanggal 22 Januari 2013 KELUHAN UTAMA : nyeri kepala 1. Riwayat Penyakit Sekarang Sejak 2 hari yang yang lalu pasien mengeluh nyeri kepala mengeluhkan rasa ’cengeng’ atau sakit di tengkuk, namun sakit terasa tidak terlalu berat. Rasa mual atau muntah disangkal. Pasien tidak mengeluhkan rasa lemas dan mudah lelah. Demam dan pilek disangkal. RM.01.

Upload: ragil-tak-sempurna

Post on 11-Aug-2015

51 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

cgbdfbdfhdfhdfhddhghdf

TRANSCRIPT

Page 1: Presus IKK Gt

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAHYOGYAKARTA

PRESUS ILMU KESEHATAN KELUARGA

ANAMNESIS

Nama : Ny. H.Y Ruang : B.P.U

Umur : 51 thn PUSKESMAS :

Gedongtengen

Nama Lengkap : Ny. H.Y

Umur : 51 thn

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Pajeksan 132/8

Agama : Islam

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Pendidikan Terakhir : SMA

Tgl kunjungan PUSKESMAS : 22 Januari 2013

Tgl Home visit I : 24 Januari 2013

Tgl Home visit II : 26 Januari 2013

Tanggal 22 Januari 2013

KELUHAN UTAMA : nyeri kepala

1. Riwayat Penyakit Sekarang

Sejak 2 hari yang yang lalu pasien mengeluh nyeri kepala mengeluhkan rasa ’cengeng’

atau sakit di tengkuk, namun sakit terasa tidak terlalu berat. Rasa mual atau muntah disangkal. Pasien

tidak mengeluhkan rasa lemas dan mudah lelah. Demam dan pilek disangkal. Sakit gigi atau adanya

gigi yang berlubang disangkal. Sesak napas pada saat aktivitas disangkal. Rasa berdebar-debar,

bengkak di kaki, mimisan, mata kabur, dan kelemahan anggota gerak disangkal. BAK dan BAB tidak

ada keluhan. Makan dan minum seperti biasa.Pasien merupakan penderita hipertensi yang didiagnosis

sejak 7 bulan yang lalu. Pada saat itu, pasien merasakan keluhan sakit kepala dan cengeng seperti

yang dikeluhkan sekarang. Pasien kemudian dibawa ke Puskesmas dan dikatakan menderita

RM.01.

Page 2: Presus IKK Gt

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAHYOGYAKARTA

PRESUS ILMU KESEHATAN KELUARGA

hipertensi dan diberikan obat yang diminum secara teratur sampai sekarang. Pasien melakukan

kontrol rutin di Puskesmas.

2. Riwayat Penyakit Dahulu

Keluhan serupa dibenarkan

Riwayat Hipertensi ± sejak 7 bulan yang lalu

Riwayat Penyakit DM disangkal

Riwayat penyakit Jantung disangkal

Riwayat alergi disangkal

3. Riwayat Penyakit Keluarga

Ibu kandung pasien memiliki riwayat penyakit Hipertensi dan stroke

Ayah kandung disangkal

Dua saudara memiliki hipertensi

Riwayat alergi disangkal

4. Riwayat Pengobatan Sebelumnya

Pasien ssering berobat ke PUSKESMAS untuk kontrol Hipertensinya

5. Riwayat Pribadi

Pasien merupakan seorang ibu 51 tahun dengan 3 orang anak. Anak pertama laki-laki umur 30

tahun, anak kedua laki-laki umur 28 tahun, anak terakhir perempuan umur 27 tahun, Pasien tinggal

bersama anak pertama dan belum menikah di rumahnya. Suami pasien meninggal 4 tahun yang lalu,.

Untuk kebutuhan sehari-harinya pasien bekerja sebagai peracik bunga nikahan, hasil penjualan

digunakan untuk kebutuhan makan, dll. Saat suami masih hidup suami bekerja sebagai peracik bunga

juga, harga penjualan 1 bunga yang sudah jadi sekitar 150-200 ribu, kalau rame sekitar 7-10 bunga bisa

terjual, menurut pasien pendapatan tersebut sudah cukup

6. Riwayat Agama

Pasien beragama Islam dan mengaku selalu mengerjakan sholat wajib.

RM.02.

Page 3: Presus IKK Gt

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAHYOGYAKARTA

PRESUS ILMU KESEHATAN KELUARGA

7. Riwayat Sosial

Pasien termasuk orang yang supel bergaul dengan tetangga sekitarnya dan tidak ada masalah

dengan lingkungan sekitar.

8. Riwayat Ekonomi

Pasien merasa kondisi ekonominya cukup, hasil penjualan bunga sudah cukup untuk mencukupi

kebutuhannya.

Anamnesis Sistem

- Neurologi : Panas (-), pusing (+), kelumpuhan anggota gerak (-), kesadaran

menurun (-)

- Respirasi : Batuk (-), pilek (-), sesak napas (-), pernapasan dangkal (-)

- Kardiovaskular : Pucat (-), takikardi (-),

- Gastrointestinal : Mual (-), Muntah (-),nyeri uluhati (-), BAB cair (-) warna hitam, perut

kembung(-), sakit pada anus (-), flatus (+)

- Urogenital : BAK lancar, nyeri BAK (-), BAK sering (-)

- Muskuloskeletal : Lemas (-), kaku sendi (-), nyeri sendi (-)

- Integumentum : Gatal (-), nyeri tekan epigastrium(-)

PEMERIKSAAN

JASMANI

Nama : Ny. H.Y Ruang : B.P.U

Umur : 51 Tahun PUSKESMAS :

Gedongtengen

PEMERIKSAAN UMUM

Kesan umum : Baik

Kesadaran : Kompos mentis

Tanda Utama

- Nadi / HR : 80 x/menit

- Suhu badan : 36ºC

- Pernafasan : 20 x/menit

- Tekanan Darah : 140/90 mmHg

- BB : 53 kg

RM.03.

Page 4: Presus IKK Gt

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAHYOGYAKARTA

PRESUS ILMU KESEHATAN KELUARGA

- TB : 160 cm

- Gizi : Cukup BMI: 20

Status Generalis

- Kulit : teraba hangat, tidak kering, turgor kulit kembali < 2 detik, petekie (-).

- Kelenjar limfe : pembesaran (-)

- Kepala : Simetris, mesochepal, distribusi rambut merata

- Muka : Simetris, tidak ada jejas

- Mata : Konjungtiva anemis (-/-), Sklera ikhterik (-/-), pupil isokor 3

mm, reflek cahaya (+/+)

- Hidung : Deviasi sputum (-), discharge (-)

- Mulut/Gigi : Bibir kering (-), lidah tidak kotor, carries (-)

- Telinga : Simetris, serumen (-/-)

- Leher : pembesaran kelejar tiroid dan kelenjar limfe (-)

- Otot : tonus normal.

- Tulang : deformitas (-).

- Sendi : gerakan bebas, anggota gerak lemas (-), nyeri gerak (-).

PEMERIKSAAN KHUSUS

Thoraks :

Inspeksi : Simetris, gerakan respirasi dalam batas normal, massa (-), retraksi suprasternal (-), retraksi

intercosta (-), hematom (-),deformitas (-).

Jantung :

Palpasi : iktus kordis tak kuat angkat

Perkusi

Batas-batas Jantung Batas kanan atas : SIC II, LPS dextra ;

Batas kiri atas : SIC II, LMC sinistra

Batas kanan bawah : SIC IV, LPS dextra ; Batas kiri bawah : SIC IV, LMC sinistra

Auskultasi : S1 > S2 reguler, bising (-), gallop (-)

RM.04.

Page 5: Presus IKK Gt

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAHYOGYAKARTA

PRESUS ILMU KESEHATAN KELUARGA

Paru-paru :

Depan : Kanan Kiri

Inspeksi

Palpasi

Perkusi

Auskultasi

Tampak simetris, retraksi suprasternal (-),

retraksi intercosta (-), tidak ada

ketinggalan gerak, hematom (-).

Vokal fremitus kanan sama dengan kiri,

ketinggalan gerak (-)

Sonor pada seluruh lapang paru

Suara dasar vesikular, Ronkhi kering (-),

Ronkhi basah (-), krepitasi (-),

Tampak simetris, retraksi suprasternal (-),

retraksi intercosta (-), tidak ada

ketinggalan gerak, hematom (-).

Vokal fremitus kanan sama dengan kiri,

ketinggalan gerak (-)

Sonor pada seluruh lapang paru

Suara dasar vesikular, Ronkhi kering (-),

Ronkhi basah (-), krepitasi (-),

Belakang Kanan Kiri

Inspeksi

Palpasi

Perkusi

Auskultasi

Simetris, Ketinggalan gerak (-),

vokal fremitus ka=ki.

Sonor pada seluruh lapang paru

Suara dasar vesikular, Ronkhi kering (-),

Ronkhi basah (-), krepitasi (-).

Simetris, Ketinggalan gerak (-),

vokal fremitus ka=ki.

Sonor pada seluruh lapang paru

Suara dasar vesikular, Ronkhi kering (-),

Ronkhi basah (-), krepitasi (-),

Abdomen : lihat status lokalis abdomen

Ektremitas :

Akral hangat, perfusi jaringan baik, kapilari refil < 2 detik, deformitas (-).

Superior kanan : Edem (-), sianosis (-), tonus cukup

Superior kiri : Edem (-), sianosis (-), tonus cukup

Inferior kanan : Edem (-), sianosis (-), tonus cukup

Inferior kiri : Edem (-), sianosis (-), tonus cukup

Status lokalis regio abdomen :

Inspeksi : perut tegang (-), dinding abdomen sama dengan dinding dada, sikatrik (-)Auskultasi : peristaltik (+) Palpasi : tegang (-), defans muskular (-), massa (-), nyeri tekan pada epigastrium(-) , nyeri

lepas tekan (-), turgor kulit kembali cepat < 2 detik (normal), hepar dan lien tak teraba, nyeri ketok ginjal (-/-), murphy sign (-)

Perkusi : Timpani (+)

RM.05.

Page 6: Presus IKK Gt

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAHYOGYAKARTA

PRESUS ILMU KESEHATAN KELUARGA

Pemeriksaan Penunjang

Usul cek kolesterol

HASIL KUNJUNGAN KE RUMAH :

KONDISI PASIEN

Kunjungan ke rumah dilakukan pada tgl 24 Januari 2013 pukul 11.00-13.00 WIB.

Kunjungan kedua dilakukan pada tgl 16 Januari 2013 pukul 15.00- 17.00. Pasien tampak sedang

beristirahat di rumah. Kondisi pasien tampak sehat, bisa melakukan aktivitas sehari-hari.

KEADAAN RUMAH

a) Lokasi : Rumah yang dihuni pasien terletak di pemukiman yang padat,

saling berimpit antar tetangga, didepan rumah terdapat jalan kecil.

b) Kondisi rumah : bangunan permanen, bertingkat, dinding bagian depan

tembok,dinding dapur tembok, atap dari genting ada langit-langit.

c) Luas : luas rumah ± 49 m2 , jumlah orang dalam1 rumah ada 4 orang

d) Lantai Rumah : lantai ubin kondisi bersih

e) Pembagian ruangan : terdapat 1 ruang tamu, 4 kamar tidur, 1 dapur, dan 1 kamar

mandi di dalam rumah

f) Jendela rumah : terdapat 3 jendela berukuran 1x0,5 m2, jendela hanya terdapat di

depan rumah, tidak ada jendela di kamar

g) Pencahayaan : Cahaya yang masuk ke ruang kurang, Pencahayaan diukur

dengan cara manual yaitu pemeriksa kemampuan membaca di dalam ruangan tanpa

menggunakan alat bantu penerangan.

h) Kebersihan dan tata letak barang dalam ruangan : kebersihan dalam rumah kurang

baik dan tata letak barang-barang dalam rumah berantakan dan kotor.

i) Sanitasi Dasar : persediaan air berasal dari PAM, jamban terletak didalam

rumah, sarana pembuangan air lmbah dialirkan ke selokan kecil dibelakang rumah

j) Halaman : tidak memiliki halaman

k) Kesan kebersihan : bersih

RM.06.

Page 7: Presus IKK Gt

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAHYOGYAKARTA

PRESUS ILMU KESEHATAN KELUARGA

l) Kepemilikan barang :

Pasien memiliki kursi dan meja tamu, memiliki tempat tidur, lemari pakaian,

perlengkapan dapur, mesin cuci, 1 motor dan perlengkapan eletronik berupa 1 unit tv

21”.

Tabel. Variabel dan Nilai Skor Variabel Rumah Sehat

No Variabel Skor

1 Lokasi a. Tidak rawan 3

b. Rawan banjir 1

2 Kepadatan Hunian a. Tidak padat (> 8 m2 / orang) 3

b. Padat (< 8 m2 / orang) 1

3 Lantai a. Semen, ubin, keramik, kayu 3

b. Tanah 1

4 Pencahayaan a. Cukup 3

b. Tidak cukup 1

5 Ventilasi a. Ada ventilasi 3

b. Tidak ada ventilasi 1

6 Air bersih a. Air dalam kemasan 3

b. Ledeng / PAM 3

c. Mata air terlindung 2

d. Sumur pompa tangan 2

e. Sumur terlindungi 2

f. Sumur tidak terlindung 1

g. Mata air tidak terlindung 1

h. Lain-lain 1

7 Pembuangan kotoran (kakus) a. Leher angsa 3

b. Plengsengan 2

c. Cemplung / cubluk 2

d. Kolam ikan/ sungai/ kebun 1

e. Tidak ada 1

8 Septi tank a. Dengan jarak >10 m dari sumber air

minum 3

b. Lainnya 1

RM.07.

Page 8: Presus IKK Gt

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAHYOGYAKARTA

PRESUS ILMU KESEHATAN KELUARGA

9 Kepemilikan WC a. Sendiri 3

b. Bersama 2

c. Tidak ada 1

10 SPAL a. Saluran tertutup 3

b. Saluran terbuka 2

c. Tanpa saluran 1

11 Saluran got a. Mengalir lancar 3

b. Mengalir lambat 2

c. Tidak ada got 1

12 Pengelolaan sampah a. Diangkut petugas 3

b. Ditimbun 2

c. Dibuat kompos 3

d. Dibakar 2

e. Dibuang ke sungai 1

f. Dibuang sembarangan 1

g. Lainnya 1

13 Polusi udara a. Tidak ada gangguan polusi 3

b. Ada gangguan 1

14 Bahan bakar masak a. Listrik dan gas 3

b. Minyak tanah 2

c. Kayu bakar 1

d. Arang/ batu bakar 1

TOTAL 40

Penetapan skor kategori rumah sehat sebagai berikut :

Baik : skor 35-42 (>83 %)

Sedang : skor 29-34 (69-83 %)

Kurang : skor <29 (<69 %)

Pada pasien termasuk kedalam kategori rumah yang baik.

NILAI APGAR

APGAR keluarga merupakan salah satu cara yang digunakan untuk mengukur sehat/tidaknya

suatu keluarga yang dikembangkan oleh Rusen, Geyman dan Leyton, dengan menilai 5 fungsi

pokok keluarga /tingkat kesehatan keluarga.

RM.08.

Page 9: Presus IKK Gt

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAHYOGYAKARTA

PRESUS ILMU KESEHATAN KELUARGA

KRITERIA PERTANYAAN HAMPIR

SELALU (2)

KADANG-

KADANG (1)

HAMPIR TIDAK

ADA (0)

ADAPTASI Apakah pasien

puas dengan

keluarga karena

masing-masing

anggota keluarga

telah menjalankan

kewajiban sesuai

dengan

seharusnya?

KEMITRAAN Apakah pasien

puas dengan

keluarga karena

dapat membantu

memberikan solusi

terhadap

permasalahan yang

dihadapi ?

PERTUMBUHAN Apakah pasien

puas dengan

kebebasan yang

diberikan keluarga

untuk

mengembangkan

kemampuan pasien

miliki?

KASIH SAYANG Apakah pasien

puas dengan

kehangatan yang

diberika keluarga

RM.09.

Page 10: Presus IKK Gt

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAHYOGYAKARTA

PRESUS ILMU KESEHATAN KELUARGA

KEBERSAMAAN Apakah pasien

puas dengan waktu

yang disediakan

keluarga untuk

menjalin

kebersamaan

TOTAL 2 2 0

Skor klasifikasi APGAR :

8-10 Fungsi keluarga baik

4-7 Disfunsi keluarga sedang

0-3 Disfungsi keluarga berat

Berdasarkan hasil penilaian APGAR kesimpulannya fungsi keluarga baik

GENOGRAM

Dibuat tanggal 24 Januari 2013

Genogram keluarga Ny. H.Y

61th 60th 58th 56th 49th 45th

51 th

30 th 28 th 27 th Keterangan ;

Perempuan Laki-laki meninggal D decision maker

Laki-laki HT: Hipertensi ST :stroke

Pasien Tinggal 1 rumah

Perempuan meninggal B Breadwinner

RM.010.

HTST

HTHT

B

D

Page 11: Presus IKK Gt

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAHYOGYAKARTA

PRESUS ILMU KESEHATAN KELUARGA

FAMILY MAP

pasien 51 th

Anak laki-laki

Anak laki-laki Anak Perempuan

NILAI SCREEM

ASPEK SUMBER DAYA PATOLOGI

SOSIAL Interaksi pasien dengan

masyarakat baik

Tidak ada

CULTURAL Pasien dan keluarga tidak

mempercayai mitos-mitos yang

tidak jelas kebenarannya.

Bila merasa sakit pasian

langsung berobat ke puskesmas

atau kedokter

Tidak ada

RELIGIUS Keluarga pasien beragama

muslim, mengerjakan shalat 5

waktu dan rajin mengikuti

pengajian

Tidak ada

ECONOMY Bekerja menjual racikan bunga,

dengan penghasilan cukup

Tidak ada

EDUCATION Memiliki TV sebagai sumber

informasi, Pendidikan terakhir

pasien SMA

Tidak ada

MEDICAL Pasien dan keluarga menjangkau

PUSKESMAS sebagai

Tidak ada

RM.011.

Page 12: Presus IKK Gt

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAHYOGYAKARTA

PRESUS ILMU KESEHATAN KELUARGA

pelayanan kesehatan primer

Pasien tidak memilki kartu

asuransi

FUNGSI KELUARGA

a. Fungsi biologis dan reproduksi

Pasien melewati masa produktif usia produksinya.

b. Fungsi afektif

Pasien hidup berdua dengan anak pertamannya, sedangkan suami pasien sudah

meninggal 4 tahun yang lalu.

c. Fungsi ekonomi

Pasien bekerja menjual racikan bunga, hasil penjualan mencukupi kehidupan sehari hari.

d. Fungsi religius

Pasien dan keluarga termasuk keluarga yang religius

e. Fungsi sosialisasi dan pendidikan

Pendidikan terakhir pasian adalah SMA

f. Fungsi sosaial dan budaya

Pasien termasuk orang yang supel dan aktif dilingkungan tempat tinggalnya.

LOKASI RUMAH

T

Jl.Malioboro

Gapura Bangunrejo

DENAH RUMAH

RM.012.

Rumah pasien

Page 13: Presus IKK Gt

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAHYOGYAKARTA

PRESUS ILMU KESEHATAN KELUARGA

Denah rumah Ny. H.Y dibuat 2 4 Januari 2013

S

R. Tamu wc K.T 2

bawah

atas

K.T 1 K.T 3 K.T 4

Dapur

DIAGNOSIS KLINIS:

Hipertensi Grade I

DIAGNOSIS KEDOKTERAN KELUARGA :

Hipertensi Grade I pada wanita 51 tahun hubungan keluarga harmonis dan fungsi keluarga baik

PENATALAKSANAAN :

Non farmakologi

Modifikasi gaya hidup dengan target tekanan darah <140/90 mmHg langkah langkah

Menurunkan berat badan bila terdapat kelebihan (BMI>27)

Meningkatkan aktivitas aerobik (30-40 menit 3-5 kali per minggu)

Mengurangi asupan natrium <100 mmol (6 g NaCl atau Na+/2,4 g/hari )

Mengurangi asupan lemak jenuh dan kolesterol dalam makanan

Mengkonsumsi sayuran dan buah

Farmakologi

Captopril 25 mg 2x1

Paracetamol 3x1 k/p

TINJAUAN PUSTAKA

RM.013.

Page 14: Presus IKK Gt

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAHYOGYAKARTA

PRESUS ILMU KESEHATAN KELUARGA

HipertensiPengertian

Menurut WHO ( 1978 ) Hipertensi adalah jika tekanan darah : > 140 / 90 mmHg Etiologi

Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 Yaitu :1. Hipertensi primer / Hipertensi esensial yang ( tidak diketahui penyebabnya ) disebut juga

hipertensi idiopatik. → Terdapat sekitar 95 % kasusFaktor yang mempengaruhuinya seperti :

Genetik, Lingkungan, Hiperaktivitas susunan saraf simpatis, Sistem renin-angiotensin, Defek dalam ekskresi Na, peningkatan Na dan Ca intraselular, dan faktor-faktor yang meningkatkan risiko seperti obesitas, alkohol, merokok

2. Hipertensi sekunder atau hipertensi renal . Terdapat 5 % kasus. Penyebab spesifiknya diketahui, seperti Penyakit Ginjal ( Stenosis arteri renalis, Pielonefritis, Glomerulonefritis, Tumor-tumor ginjal, Penyakit ginjal polikista (biasanya diturunkan), Trauma pada ginjal (luka yang mengenai ginjal), Terapi penyinaran yang mengenai ginjal, penggunaan estrogen, hipertensi vaskular renal, hiperaldosteronisme primer, sindrom Cushing, Preeklamsi pada kehamilan, dll

Patogenesis

Teori tentang patogenesis terus berkembang Tekanan darah dipengaruhi oleh curah jantung dan tahanan perifer Pada tahap awal hipertensi primer, curah jantung meningkat, tahanan perifer normal, disebabkan

peningkatan aktifitas simpatik Tahap selanjutnya, curah jantung kembali normal sedangkan tahanan perifer meningkat. ( ini

disebabkan refleks autoregulasi, yaitu :mekanisme tubuh mempertahankan keadaan hemodinamik yang normal)

Meningkatnya tekanan darah di dalam arteri bisa terjadi melalui beberapa cara:1. Jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap

detiknya2. Arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku, sehingga mereka tidak dapat

mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri tersebut. Karena itu darah pada setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui pembuluh yang sempit daripada biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan. (arteriosklerosis )

3. Bertambahnya cairan dalam sirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya tekanan darah. Hal ini terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga tidak mampu membuang sejumlah garam dan air dari dalam tubuh. Volume darah dalam tubuh meningkat, sehingga tekanan darah juga meningkat.

RM.014.

Page 15: Presus IKK Gt

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAHYOGYAKARTA

PRESUS ILMU KESEHATAN KELUARGA

Gejala Klinis

Tekanan darah meningkat Kadang tanpa gejala Berdasarkan survey hipertensi ditemukan gejala :

Sakit kepala, Pusing, Migren, Epistaksis ( jarang ), cepat marah, telinga berdenging, susah tidur, Sesak nafas, rasa berat ditengkuk, mata berkunang-kunang

Gejala lain yang disebabkan oleh komplikasi hipertensi : Gangguan penglihatan Gangguan Neurologi Gagal jantung Gangguan fungsi ginjal

Menegakkan Diagnosis

Hipertensi ditegakkan dengan dua kali atau lebih pengukuran pada kunjungan yang berbeda, kecuali terdapat kenaikan yang tinggi atau gejala-gejala klinis

Pengukuran tekanan darah darah dilakukan dalam keadaan pasien duduk bersandar, setelah beristirahat selama 5 menit

Anamnesis : Lama menderitanya, riwayat dan gejala penyakit-penyakit yang berkaitan seperti penyakit jantung koroner, gagal jantung, riwayat penyakit dalam keluarga, kebiasaan seperti merokok, makanan, pemakaian obat bebas, hasil antihipertensi sebelumnya bila ada, dan faktor psikososial lingkungan ( keluarga, pekerjaan, dll )

Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan laboratorium rutin yang dilakukan sebelum memulai terapi bertujuan menentukan

adanya kerusakan organ dan faktor risiko lain atau mencari penyebab hipertensi

Pemeriksaan : urinalisa, darah perifer lengkap, kimia darah ( kalium, natrium, kreatinin, gula darah puasa, kolesterol total, kolesterol HDL, dan EKG

Pemeriksaan tambahan : Protein urin 24 jam, asam urat, kolesterol LDL

Klasifikasi sesuai WHO

Klasifikasi Klasifikasi Diastolik

Normotensi < 140 140 – 160

Hipertensi ringan 140 –180 140 – 160

Hipertensi perbatasan 140 –180 90 – 95

Hipetensi sedang dan berat > 180 > 105

Hipertensi sistolik terisolasi > 140 < 90

Hipertensi sistolik terisolasi 140 – 160 < 90

RM.015.

Page 16: Presus IKK Gt

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAHYOGYAKARTA

PRESUS ILMU KESEHATAN KELUARGA

Hipertensi sistolik terisolasi adalah hipertensi dengan tekanan sistolik ≥ 160 mmHg, tetapi tekanan diatolik < 90 mmHg

Penatalaksanaan Tujuan deteksi dan penatalaksanaan hipertensi adalah menurunkan risiko penyakit kardiovaskular

dan mortalitas serta morbiditas yang berkaitan

Tujuan terapi adalah mencapai dan mempertahankan tekanan sistolik di bawah 140 mmHg dan tekanan diastolik di bawah 90 mmHg dan mengontrol faktor risiko

Hal ini dapat dicapai melalui modifikasi gaya hidup saja, atau dengan obat anti hipertensi.

Faktor risiko : usia lebih dari 60 tahun, merokok, dislipidemia, diabetes melitus, jenis kelamin ( pria dan wanita menopause), riwayat penyakit kardiovaskular dalam keluarga.

Penatalaksanaan berdasarkan klasifikasi risiko :Tekanan Darah Kel. Risiko A Kel. Risiko B Kel. Risiko CDerajat hipertensi ( mm Hg )

Tak ada faktor resiko, tak ada kerusakan organ target

Minimal 1 faktor resiko, tak termasuk DM, tak ada kerusakan organ target

Kerusakan organ target dan DM, dgn atau tanpa faktor resiko lain

130-139 / 85-89 Modifikasi gaya hidup

Modifikasigaya hidup

Dengan obat

140-159 / 90-99 Modifikasi gaya hidup

Modifikasigaya hidup

Dengan obat

≥ 160 / 100 Dengan obat Dengan obat Dengan obat

Modifikasi gaya hidup cukup efektif, dapat menurunkan kardiovaskular dengan biaya sedikit, dan risiko minimal. Tata laksana ini tetap dianjurkan meski harus disertai obat anti hipertensi karena dapat menurunkan jumlah dan dosis obat

Langkah-langkah yang dianjurkan :1. Menurunkan berat badan bila terdapat kelebihan (indeks massa tubuh 27)2. Membatasi alkohol3. Meningkatkan aktivitas fisik aerobik (30-45 menit/hari)4. Mengurangi asupan natrium ( < 100 mmol Na / 2,4 g Na / 6 g Na CL / hari)5. Mempertahankan asupan kalium yang adekuat ( 90 mmol / hari )6. Mempertahankan asupan kalsium dan dan magnesium yang adekuat7. Berhenti merokok dan mengurangi asupan lemak jenuh dan kolesterol dalam makanan

Obat diberikan dimulai dengan dosis rendah Pemberian obat kombinasit dari golongan yang berbeda. Kombinasi ini terbukti memberikan

efektivitas tambahan dan mengurangi efek samping

RM.016.

Page 17: Presus IKK Gt

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAHYOGYAKARTA

PRESUS ILMU KESEHATAN KELUARGA

Obat-obatan : Diuretik, menurunkan volume ekstraselular dan plasma sehingga menurunkan curah jantung Dosis : Tiazid 20-50 mg, 1-2 kali sehari Vasodilator : Hidralazin 10-25 mg setiap hari Penghambat Enzim konversi angiotensin : Kaptopril, Enapril. 2 x 12.5 mg, 3 x 25 - 50 mg Penyekat Beta : Propanolol, Metropolol, dll

Komplikasi Hipertensi yang lama : dapat terjadi Gagal ginjal Hipertensi berat : Gagal jantung Hipertensi ringan dan sedang pada mata dapat terjadi perdarahan retina, gangguan

penglihatan, sampai dengan kebutaan.

HIPERTENSI SEKUNDER

Berdasarkan penyebab hipertensi dibagi menjadi 2 golongan yaitu hipertensi esensial atua hipertensi primer yang tidak diketahui penyebabnya dijumpai lebih kurang 90% dan hipertensi sekunder yang penyebabnya diketahui yaitu 10% dan seluruh hipertensi pada hipertensi sekunder penyebab dan patofisiologi diketahui sehingga dapat dikendalikan dengan obat-obatan atau pembedahan.

Penyebab Hipertensi Sekunder1. Ginjal Glomerulonefritis

PielonefritisNefritis tubulointerstisialNekrosis tubular akutKistaNefrokalsinosisKistaNefrokalsinosisTumorRadiasiDiabetesSLEPenyumbatan

2. Renovaskular AterosklerosisHiperplasiaTrombosisAneurismaEmboli kolesterolVaskulitisRejeksi akut sesudah transplantasi

3. Adrenal FeokromositomaAldosteronisme primerSindrom cushing

RM.017.

Page 18: Presus IKK Gt

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAHYOGYAKARTA

PRESUS ILMU KESEHATAN KELUARGA

4. Aorta Koarktasio aortaArteritis Takayasu

5. Neoplasma Tumor wilmTumor yang mensekresi renin

6. Kelainan endokrin lain Obesitas Resistensi insulin HipertiroidismeHipotiroidiseHiperparatiroidismeHiperkalsemiaAkromegaliSindromi karsinoid

7. Saraf Stres berat, psikosisTekanan intrakranial meninggiStrokEnsefalitis, sindrom Guilain Barre

8. Toksemia pada kehamilan9. Obat-obatan Konstrasepsi oral

kortikosteroidPengobatan

Pengobatan hipertensi akan mengurangi progresivitas fungsi ginjal.

Pembatasan Natrium Cara-cara pembatasan natrium yaitu : 1) pembatasan natrium dalam sehari sampai 2 g (88

mmol); 2) mengukur berat badan dan tekanan darah secara teratur, 3) pemeriksaan ureum dan kreatinin serum dan 4) dilarang pemberian tambahan garam kalium.

Pasien dievaluasi terhadap tanda-tanda dehidrasi (hipotensi ortostatik atau penurunan berat badan yang cepat) atau peningkatan ureum dan kreatinin. Bila terjadi gagal ginjal terminal dengan gejala sidosis metaboik yang memerlukan bikarbonat, pemaian natrium perlu disesuaikan. Pemberian cairan sitrat lebih baik daripada natrium klorida. Bila dengan cara ini belum memberikan hasil yang memuaskan terhadap pengendalian terhadap darah, perlu ditambahkan diuretik.

Diuretik tiazidTiazid khasiatnya kurang bila diberikan pada pasien hipertensi renal dengan kadar kreatinin

lebih dari 2 mg% atau klirens kreatinin kurang dari 30 ml per menit sebab kerjanya pada netron distal dimana netrium rendah.

Diuretik Loop Diuretik loop seperti furosemid, asam efakrin, bumetamid dan toresemid merupakan pilihan

utama untuk penanggulangan kelebihan cairan ekstraselular kurang dari 30 ml per menit kerja diuretik loop adalah menghambat reabsorbsi natrium dan klorida pada loop henie yang naik didaerah medula sebanyak 25-30%.

RM.018.

Page 19: Presus IKK Gt

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAHYOGYAKARTA

PRESUS ILMU KESEHATAN KELUARGA

Pengobatan kombinasi diuretik loop dan tiazidPengobatan kombinasi ini dapat memberi khasiat positif walaupun tes klirens kreatinin kurang

dari 10 ml per menit. Kerja pengobatan kombinasi ini adalah diuretik loop bekerja pada bagian proksimal yang menghambat absorbsi natrium, sehingga natrium yang tiba di distal dieksresi oleh diuretik tiazid.

Anti hipertensi non diuretik Penghambat Enzim Pengkonversi Angiotensin

Kerja obat golongan ini adalah menurunkan tekanan dalam kapiler glomerulus sehingga mencegah terjadinya sklerosis dan kerusakan glomerulus. Menurut diabetes collaborative studi group pada diabetes tipe I, pemberian kaptopril dapat memperlambat progresivitas fungsi ginjal. Jadi kerja penghambat enzim pengkonversi angiotensin selain antihipertensi juga untuk memperlambat progresivitas penyakit ginjal. Pada pasien yang tidak menderita diabetes belum ada kesepakatan tentang kerja obat tersebut terhadap pengurangan progresivitas faal ginjal.

Antagonis kalsium Antagonis kalsium mempunyai sifat vasodilatasi arterio aferen sehingga tekanand alam kapiler

glomerulus meningkat. Keadaan tersebut dalam waktu lama akan mempengaruhi fungsi ginjal. Tetap banyak tulisan-tulisan mengenai penggunaan antagonis kalsium paisen hipertensi dengan gagal ginjal mempunyai khasiat baik terhadap penurunan tekanand arah maupun dalam mempertahankan filtrasi glomerulus.

Pengobatan kombinasi Pengobatan kombinasi antara golongan penghambat enzim pengkonversi angiotensin dan

antagonis kalsium diberikan pada pasien hipertensi dengan gagal ginjal yang berat atau telah resisten. Bila kombinasi kedua obat tersebut belum berhasil dapat ditambahkan vasodilator seperti minoksidil.

Diet rendah protein Diet rendah protein mempunyai pengaruh terhadap penurunan tekanan dalam kapiler glomerulus.

RM.019.

Page 20: Presus IKK Gt

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAHYOGYAKARTA

PRESUS ILMU KESEHATAN KELUARGA

REFERENSIa. Braunwald E, Fauci AS, Kasper DL, Hauser SL, Longo DL, Jameson JL. Harrison’s

manual of medicine 16th ed. McGraw-hill international edition. Boston. 2002: 679

b. JNC-VII, The Seventh Report of the Joint National Committee on Prevention,

Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure, JAMA 2003, 289(19),

2560-72.

c. American Heart Association. “Statistics You Need To Know.” Available at:

http://www.americanheart.org/presenter.jhtml?identifier=107.

d. American Heart Association. “High Blood Pressure.” Available at:

http://www.americanheart.org/presenter.jhtml?identifier=4623.

e. Review of Clinical Hypertension. The American Society of Hypertension. 2005

RM.020.

Page 21: Presus IKK Gt

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAHYOGYAKARTA

PRESUS ILMU KESEHATAN KELUARGA

LAMPIRAN DOKUMENTASI

Tampak depan rumah

Kamar pasien

RM.021.