buku pedoman penyusunan jakstrada spam

67
PEDOMAN PENYUSUNAN KEBIJAKAN DAN STRATEGI DAERAH DALAM PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum mengamanatkan penyusunan Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum serta Kebijakan dan Strategi Daerah Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum. Amanat tersebut selanjutnya ditindak lanjuti oleh Kementerian Pekerjaan Umum dengan menetapkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20/PRT/M/2006 dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 13/PRT/M/2013 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum. Dalam Peraturan Menteri tersebut dijelaskan bahwa kebijakan dan strategi pengembangan

Upload: vallery-budianto

Post on 20-Feb-2016

413 views

Category:

Documents


77 download

DESCRIPTION

aIR bERSIH

TRANSCRIPT

Page 1: Buku Pedoman Penyusunan Jakstrada SPAM

PEDOMAN PENYUSUNAN KEBIJAKAN DAN STRATEGI DAERAH DALAM

PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum mengamanatkan penyusunan Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum serta Kebijakan dan Strategi Daerah Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum. Amanat tersebut selanjutnya ditindak lanjuti oleh Kementerian Pekerjaan Umum dengan menetapkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20/PRT/M/2006 dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 13/PRT/M/2013 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum. Dalam Peraturan Menteri tersebut dijelaskan bahwa kebijakan dan strategi pengembangan sistem penyediaan air minum merupakan arah pengembangan sistem penyediaan air minum dalam 5 (lima) tahun mendatang, dan sebagai pedoman bagi Pemerintah Daerah dan penyelenggara pengembangan sistem penyediaan air minum dalam melaksanakan penyelenggaraan pengembangan sistem penyediaan air minum.

Page 2: Buku Pedoman Penyusunan Jakstrada SPAM

Dengan ditetapkannya Peraturan Menteri tersebut, dan agar pemerintah daerah dapat lebih terarah dalam menyusun kebijakan dan strategi pengembangan sistem penyediaan air minum daerah, disusunlah pedoman ini dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang penyusunan kebijakan dimaksud.

B. TUJUAN

Pedoman ini bertujuan untuk memberikan panduan bagi pemerintah daerah dalam penyusunan kebijakan dan strategi pengembangan sistem penyediaan air minum di daerah, baik bagi daerah provinsi maupun bagi daerah kabupaten/kota sekaligus menjadi pedoman bagi tim yang mendampingi penyusunan Jakstrada.

C. RUANG LINGKUP

Ruang lingkup pedoman ini meliputi penjelasan tentang:

1. Tata cara penyusunan kebijakan dan strategi daerah pengembangan sistem penyediaan air minum.

2. Ruang lingkup (muatan) kebijakan dan strategi daerah pengembangan sistem penyediaan air minum.

Page 3: Buku Pedoman Penyusunan Jakstrada SPAM

D. LANDASAN HUKUM

Kewajiban penyusunan kebijakan dan strategi daerah pengembangan sistem penyediaan air minum ini dilandasi peraturan perundang-undangan sebagai berikut:

1. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum, khususnya Pasal 24 dan Pasal 25.

Pasal 24

(4) Kebijakan dan strategi nasional pengembangan SPAM sebagaimana dimaksud pada ayat (2) digunakan sebagai landasan penyusunan kebijakan dan strategi pengembangan SPAM daerah dengan memperhatikan kondisi sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat setempat, serta kondisi lingkungan daerah sekitarnya.

(5) Kebijakan dan strategi pengembangan SPAM daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (4) disusun dan ditetapkan oleh Pemerintah Daerah yang bersangkutan melalui konsultasi publik.

Pasal 25

(1) Kebijakan dan strategi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 memuat:a. tujuan dan sasaran pengembangan;b. dasar kebijakan;c. pendekatan penanganan;

Page 4: Buku Pedoman Penyusunan Jakstrada SPAM

d. prioritas pengembangan;e. konsepsi kebijakan operasional;

danf. rencana strategis dan program

pengembangan SPAM.

(2) Kebijakan dan strategi pengembangan SPAM merupakan arah pengembangan SPAM beserta strategi pencapaiannya.

Pasal 39

Wewenang dan tanggung jawab pemerintah provinsi dalam penyelenggaraan pengembangan SPAM meliputi:a. menyusun kebijakan dan strategi pengembangan

di wilayahnya berdasarkan kebijakan dan strategi nasional;

Pasal 40

Wewenang dan tanggung jawab pemerintah kabupaten/kota dalam penyelenggaraan pengembangan SPAM meliputi:a. menyusun kebijakan dan strategi di daerahnya

berdasarkan kebijakan dan strategi nasional serta kebijakan dan strategi provinsi;

Page 5: Buku Pedoman Penyusunan Jakstrada SPAM

2. Peraturan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20/PRT/M/2006 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum.

3. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 18/PRT/M/2007 tentang Penyelenggaran Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum, khususnya Pasal 4 dan Lampiran I Peraturan Menteri Pekerjaan Umum tersebut

Pasal 4

(1) Perencanaan pengembangan SPAM disusun mengacu pada Kebijakan dan Strategi Pengembangan SPAM.

(2) Pemerintah Daerah wajib menyusun Kebijakan dan Strategi Pengembangan SPAM Daerah mengacu pada Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan SPAM dan peraturan pemerintah yang berlaku,

(3) Kebijakan dan Strategi Pengembangan SPAM Daerah antara lain memuat rencana strategis dan program pengembangan SPAM.

(4) Rencana strategis dan program pengembangan SPAM sebagaimana disebutkan pada ayat (3) memuat:a. Identifikasi potensi dan rencana alokasi air baku

untuk wilayah pelayanan sesuai perkembangannya;

b. Garis besar sistem penyediaan air baku di wilayah administratif;

Page 6: Buku Pedoman Penyusunan Jakstrada SPAM

c. Garis besar rencana pembagian wilayah administratif menjadi satu atau lebih wilayah pelayanan sesuai potensi air baku dan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) baik wilayah pelayanan dengan jaringan perpipaan maupun wilayah pelayanan dengan bukan jaringan perpipaan;

d. Indikasi program pengembangan untuk setiap rencana wilayah pelayanan berdasarkan urutan prioritas;

e. Kriteria dan standar pelayanan di wilayah administratif kabupaten atau kota;

f. Indikasi keterpaduan program dengan pengembangan prasarana dan sarana sanitasi yang merupakan dampak penggunaan air minum untuk wilayah pelayanan yang dianggap strategis dan merupakan wilayah pusat pertumbuhan;

g. Indikasi alternatif pembiayaan dan pola investasi untuk wilayah pelayanan yang dianggap strategis dan merupakan wilayah pusat pertumbuhan; serta

h. Indikasi pengembangan kelembagaan untuk wilayah pelayanan yang dianggap strategis dan merupakan wilayah pusat pertumbuhan.

(5) Dalam penyelenggaraan pengembangan SPAM dan/atau Prasarana dan Sarana Sanitasi, Pemerintah Daerah mengutamakan kerjasama antar daerah.

(6) Dalam hal penyusunan rencana strategi dan program pengembangan SPAM, Pemerintah dan/atau

Page 7: Buku Pedoman Penyusunan Jakstrada SPAM

pemerintah daerah harus mengikutsertakan penyelenggara.

4. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 13/PRT/M/2013 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum, khususnya Pasal 4 dan Lampiran Peraturan Menteri tersebut.

Pasal 4

(1) Kebijakan dan strategi nasional pengembangan sistem penyediaan air minum digunakan sebagai pedoman penyusunan kebijakan dan strategi pengembangan SPAM daerah.

(2) Kebijakan dan strategi pengembangan SPAM daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun dengan memperhatikan kondisi sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat setempat, serta kondisi lingkungan daerah sekitarnya.

(3) Kebijakan dan strategi pengembangan SPAM daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan oleh pemerintah daerah dalam bentuk peraturan kepala daerah.

(4) Kebijakan dan strategi pengembangan SPAM daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (3) disusun melalui konsultasi publik.

Page 8: Buku Pedoman Penyusunan Jakstrada SPAM

E. DEFINISI DAN PENGERTIAN

Badan Usaha adalah suatu badan hukum yang dapat berupa badan usaha swasta yang berbentuk Perseroan Terbatas, BUMN, BUMD, dan Koperasi.

Daerah adalah provinsi, kabupaten dan kota.

Kerjasama pengusahaan pengembangan SPAM adalah upaya memanfaatkan SPAM untuk memenuhi penyediaan air minum guna kepentingan masyarakat yang dilakukan antara Pemerintah dengan Badan Usaha atau antara BUMN/BUMD Penyelenggara dengan Badan Usaha.

Manajemen aset adalah kumpulan dari berbagai kegiatan dan prosedur yang sistematis dan terkoordinasi, yang mana sebuah organisasi mampu secara optimal mengelola aset fisik yang dimilikinya, beserta resiko-resiko kinerja yang berkaitan langsung dengannya.

Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria yang selanjutnya disebut NSPK terdiri dari pengertian: Norma adalah aturan atau ketentuan yang dipakai sebagai

tatanan untuk penyelenggaraan pemerintahan.• Standar adalah acuan yang dipakai sebagai patokan dalam

penyelenggaraan pemerintahan.• Prosedur adalah metode atau tata cara untuk

penyelenggaraan pemerintahan.• Kriteria adalah ukuran yang dipergunakan menjadi dasar

dalam penyelenggaraan pemerintahan.

Rencana Bisnis (Business Plan) adalah suatu dokumen perencanaan yang memuat pernyataan formal dari

Page 9: Buku Pedoman Penyusunan Jakstrada SPAM

serangkaian tujuan bisnis, alasan mengapa tujuan itu harus dicapai, dan rencana untuk mencapai tujuan tersebut, serta dapat pula berisi latar belakang informasi tentang organisasi atau tim yang berusaha untuk mencapai tujuan tersebut.

Rencana Induk Pengembangan SPAM yang selanjutnya disebut RISPAM adalah suatu dokumen rencana jangka panjang (15-20 tahun) yang merupakan bagian atau tahap awal dari perencanaan air minum jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan berdasarkan proyeksi kebutuhan air minum pada satu periode yang dibagi dalam beberapa tahapan dan memuat komponen utama sistem beserta dimensinya.

Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disebut SKPD adalah dinas atau unsur pelaksana daerah pada pemerintah daerah.

Sistem Penyediaan Air Minum Bukan Jaringan Perpipaan yang selanjutnya disebut SPAM BJP adalah satu kesatuan sistem fisik (teknik) dan non fisik dari prasarana dan sarana air minum baik bersifat individual, komunal, maupun komunal khusu yang unit distribusinya dengan atau tanpa perpipaan terbatas dan sederhana, dan tidak termasuk dalam SPAM.

BAB II KEDUDUKAN JAKSTRADA PENGEMBANGAN SPAMDALAM PENGEMBANGAN SPAM

Page 10: Buku Pedoman Penyusunan Jakstrada SPAM

Sebagaimana diketahui bahwa dokumen perencanaan dalam sistem perencanaan pembangunan yang sudah dikenal selama ini di tingkat nasional adalah Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), Rencana Strategis Kementerian/Lembaga (Renstra K/L), Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN), Rencana Kerja Pemerintah (RKP), Rencana Kerja Kementerian/Lembaga (RENJA K/L), Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga (RKA K/L), dan di tingkat daerah terdapat pula dokumen yang serupa dengan yang ada di tingkat nasional (Pemerintah Pusat), yaitu Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (RENJA SKPD), Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD), Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD), Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (RKA SKPD).

Secara nasional telah dipahami bahwa RPJMN adalah dokumen perencanaan pembangunan jangka menengah Pemerintah, yang merupakan penjabaran Visi, Misi dan Program Presiden terpilih, yang penyusunannya berpedoman pada RPJPN. Sejalan dengan RPJMN tersebut, RPJMD adalah merupakan penjabaran Visi, Misi dan Program Kepala Daerah terpilih, yang penyusunannya mempertimbangkan RPJMN,

Page 11: Buku Pedoman Penyusunan Jakstrada SPAM

RPJPD dan RPJMN. Secara umum RPJMN antara lain memuat strategi pembangunan nasional, kebijakan umum, program kementerian/lembaga, dan rencana tindak dengan sudah mencantumkan target sasaran per tahun.

Jakstra Pengembangan SPAM, yang juga merupakan satu dokumen perencanaan dalam pembangunan/pengembangan SPAM, perlu kiranya diletakkan posisinya dengan benar dalam sistem perencanaan pembangunan sehingga mudah dipahami dan tidak menimbulkan kesan tumpang tindih dengan dokumen perencanaan pembangunan yang sudah ada saat ini. Disadari bahwa dokumen perencanaan pembangunan yang ada sekarang seperti RPJP dan RPJM adalah dokumen perencanaan yang muatannya bersifat lintas sektor, sementara Jakstra Pengembangan SPAM adalah dokumen perencanaan yang hanya diperuntukkan bagi sektor/bidang air minum saja untuk mengatasi isu permasalahan yang timbul. Dari berbagai dokumen perencanaan pembangunan yang ada sekarang, adalah Renstra yang isinya memuat bidang tertentu saja, yaitu bidang yang sesuai dengan lingkup tugas dan fungsi dari Satuan Kerja Organisasi yang bersangkutan.

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum, Pasal 25 ayat (1) menyebutkan bahwa kebijakan dan strategi pengembangan SPAM memuat:

a. tujuan dan sasaran pengembangan;b. dasar kebijakan;c. pendekatan penanganan;

Page 12: Buku Pedoman Penyusunan Jakstrada SPAM

d. prioritas pengembangan;e. konsepsi kebijakan operasional;

danf. rencana strategis dan program

pengembangan SPAM.

Dengan muatan seperti tersebut di atas, maka kedudukan Jakstra Pengembangan SPAM dalam sistem perencanaan pembangunan/pengembangan SPAM urutan letaknya adalah sebelum RISPAM dan sebelum Renstra K/L atau Renstra SKPD, dengan peran sebagai arah kebijakan dan pedoman dalam penyusunan RISPAM, Renstra K/L atau Renstra SKPD yang membidangi urusan/bidang air minum. Dalam hal suatu daerah belum memiliki RISPAM, maka Jakstra Pengembangan SPAM berperan langsung sebagai arah kebijakan dan pedoman dalam penyusunan Renstra K/L atau Renstra SKPD yang membidangi urusan/bidang air minum.

Mengingat setiap kementerian/lembaga senantiasa dimintakan masukannya dalam penyusunan RPJMN, demikian juga bagi SKPD dalam setiap penyusunan RPJMD, maka Jakstra Pengembangan SPAM seyogyanya juga dijadikan pertimbangan dalam memberikan masukan dalam penyusunan RPJMN/RPJMD dimaksud, sehingga arah kebijakan pengembangan SPAM dalam RPJMN/RPJMD selaras dengan Jakstra Pengembangan SPAM.

Berkaitan dengan hal tersebut, gambar berikut akan menjelaskan kedudukan dan peran Jakstra Pengembangan SPAM dalam mendukung sistem perencanaan pembangunan/pengembangan SPAM tersebut.

Page 13: Buku Pedoman Penyusunan Jakstrada SPAM

Gambar 1. Keterkaitan Jakstra Pengembangan SPAM Dalam Sistem Perencanaan Pembangunan

Page 14: Buku Pedoman Penyusunan Jakstrada SPAM

BAB III TATA CARA PENYUSUNAN JAKSTRADA PENGEMBANGAN SPAM

A. SISTEMATIKA PENULISAN JAKSTRADA PENGEMBANGAN SPAM

Penulisan Jakstra Pengembangan SPAM mengikuti sistematika sebagaimana disebutkan dalam gambar di bawah ini.

Gambar 2. Sistematika Penulisan Jakstrada Pengembangan SPAM

DAFTAR ISI BAB I - PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Pengertian 1.3 Maksud dan Tujuan 1.4 Landasan Hukum

1.4.1 Arah Kebijakan 1.4.2 Peraturan Teknis

BAB II - VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM 2.1 Visi 2.2 Misi2.3 Tujuan2.4 SasaranBAB III - ISU STRATEGIS, PERMASALAHAN, DAN TANTANGAN PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM 3.1 Isu Strategis dan Permasalahan Pengembangan SPAM

3.1.1 Akses Aman Penduduk Terhadap Air Minum

Page 15: Buku Pedoman Penyusunan Jakstrada SPAM

3.1.2 Pendanaan 3.1.3 Kelembagaan 3.1.4 Pengembangan dan Penerapan Peraturan Perundang-Undangan 3.1.5 Pemenuhan Kebutuhan Air Baku untuk Air Minum 3.1.6 Peran dan Kemitraan Badan Usaha dan Masyarakat 3.1.7 Inovasi Teknologi

3.2 Tantangan Pengembangan SPAM 3.2.1 Tantangan Internal 3.2.2 Tantangan Eksternal

BAB IV - KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM 4.1 Skenario Pengembangan SPAM 4.2 Kebijakan dan Strategi Pengembangan SPAM BAB V - RENCANA AKSI PERCEPATAN INVESTASI PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM 5.1 Umum 5.2 Alternatif Sumber Pendanaan

5.2.1 APBD 5.2.2 APBN 5.2.3 Anggaran BUMD dan/atau Masyarakat 5.2.4 Pinjaman 5.2.5 Kerjasama dengan Badan Usaha Swasta / Masyarakat

5.3 Kegiatan dan Prioritas BAB V - PENUTUP

Page 16: Buku Pedoman Penyusunan Jakstrada SPAM

B. TAHAPAN PENYUSUNAN JAKSTRADA PENGEMBANGAN SPAM

Untuk mendapatkan hasil yang optimal, penyusunan Jakstra Pengembangan SPAM dilakukan dengan tahapan atau langkah-langkah sebagai berikut:

Langkah I : Persiapan Langkah II : Perumusan Visi dan Misi Langkah III : Identifikasi dan Analisis Isu Strategis, Permasalahan dan Tantangan Langkah IV : Perumusan Tujuan dan SasaranLangkah V : Perumusan Kebijakan dan Strategi Langkah VI : Penyusunan Rencana Aksi Percepatan Investasi

Gambar 3. Tahapan Penyusunan Jakstrada Pengembangan SPAM

Page 17: Buku Pedoman Penyusunan Jakstrada SPAM

Langkah I – Persiapan

Dalam hal pemerintah daerah merasa perlu untuk membentuk Tim dalam rangka penyusunan Jakstra Pengembangan SPAM, maka hal pertama yang harus dilakukan adalah membentuk Tim dimaksud dengan sekurang-kurangnya melibatkan SKPD yang membidangi urusan perencanaan pembangunan, SKPD yang membidangi urusan pekerjaan umum dan/atau urusan pengembangan air minum, dan PDAM. Dalam hal tidak perlu dibentuk Tim, maka penyusun Jakstra Pengembangan SPAM dapat ditunjuk SKPD yang membidangi urusan perencanaan pembangunan, SKPD yang membidangi urusan pekerjaan umum dan/atau urusan pengembangan air minum.

Selanjutnya Tim Penyusunan Jakstra atau Unit Kerja yang ditunjuk, pada langkah pertama ini mempersiapkan hal-hal sebagai berikut:

1. Identifikasi dan analisis kondisi pelayanan penyediaan air minum pada saat itu, baik yang dilakukan oleh pemerintah daerah melalui UPTD/BLU (bila ada), melalui BUMD, maupun yang dilaksanakan oleh badan usaha swasta dan masyarakat dalam rangka pemenuhan kebutuhan sendiri. Identifikasi ini meliputi cakupan layanan (dalam satuan sambungan rumah (SR) dan prosentase yang telah mendapatkan pelayanan dibandingkan dengan total penduduk kabupaten/kota yang bersangkutan), kinerja pelayanan, kelembagaan dan pembiayaan.

Page 18: Buku Pedoman Penyusunan Jakstrada SPAM

2. Identifikasi dan analisis produk kebijakan yang telah ada, seperti RPJPD, RPJMD, Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), Renstra SKPD, serta kebijakan dan strategi sektor/bidang sumber daya air dan sektor/bidang lain yang telah ada, yang penerapannya dapat terkait dengan sektor/bidang air minum, untuk mengetahui sejauh mana keterkaitan permasalahan dan/atau akan mempengaruhi kebijakan dan strategi yang akan diambil untuk sektor/bidang air minum.

3. Identifikasi target nasional dalam pengembangan SPAM yang merupakan komitmen Pemerintah Indonesia dalam mencapai sasaran MDG’s serta target Pemerintah sebagaimana dituangkan dalam RPJPN dan RPJMN yang sedang berjalan atau yang telah lewat. Target ini menjadi salah satu pertimbangan diperlukannya Jakstra Pengembangan SPAM, sehingga rumusan kebijakan dan strategi nantinya dapat mengarah kepada upaya pencapaian target tersebut.

4. Identifikasi peraturan perundang-undangan (aspek legal) yang mewajibkan penyusunan Jakstra Pengembangan SPAM, yang hal ini akan menjadi gambaran awal tentang latar belakang perlunya disusun Jakstra Pengembangan SPAM dan sebagai landasan hukum dari penyusunan Jakstra Pengembangan SPAM yang bersangkutan. Arah kebijakan juga diambil dari hasil indentifikasi peraturan perundang-undangan ini.

5. Identifikasi dan analisis struktur organisasi penyelenggara pengembangan SPAM beserta analisis terhadap uraian

Page 19: Buku Pedoman Penyusunan Jakstrada SPAM

tugas dan fungsi, sumber daya manusia, dan ketatalaksanaannya sebagai dasar untuk melihat dan menentukan lingkup tanggung jawab masing-masing dalam pengembangan SPAM.

6. Inventarisasi data dan informasi yang diperlukan sebagai bahan analisis, penyusunan dan pengambilan keputusan selama proses penyusunan Jakstra Pengembangan SPAM.

Hasil identifikasi, inventarisasi dan analisis hal-hal tersebut di atas dituangkan dalam bentuk narasi untuk BAB I PENDAHULUAN, khususnya pada butir 1.1, 1.3, dan 1.4, sedang untuk butir 1.2 merupakan penulisan dan/atau pemberian pengertian dan definisi atas istilah-istilah atau singkatan tertentu yang digunakan secara berulang-ulang dalam batang tubuh Pedoman ini.

Langkah II – Perumusan Visi dan Misi

Visi

Visi dari Jakstra Pengembangan SPAM pada dasarnya merupakan suatu rumusan umum mengenai keadaan atau kondisi yang diinginkan pada akhir periode pelaksanaan kebijakan dan strategi pengembangan SPAM di daerah provinsi/kabupaten/kota yang bersangkutan. Sehubungan dengan hal tersebut, Visi harus dapat memberikan gambaran tentang kondisi pengembangan SPAM (penyediaan air minum) selama 5 tahun mendatang di daerah yang bersangkutan.

Page 20: Buku Pedoman Penyusunan Jakstrada SPAM

Beberapa kriteria yang dapat dijadikan acuan dalam merumuskan visi antara lain:

Visi harus dapat memberikan arah pandangan ke depan terkait dengan kinerja kebijakan dan strategi pengembangan SPAM.

Visi harus dapat memberikan gambaran tentang kondisi pengembangan SPAM di akhir periode pelaksanaan kebijakan dan strategi;

Visi harus bersifat rasional, realistis dan mudah dipahami;

Visi harus dapat dilaksanakan secara konsisten dalam pencapiannya;

Visi harus bersifat fleksibel, sehingga bisa beradaptasi dengan berbagai perubahan yang mungkin terjadi;

Visi kebijakan dan strategi pengembangan SPAM daerah harus mendukung pencapaian visi daerah dan/atau visi kepala daerah.

Contoh rumusan Visi:

Misalnya Visi Pemerintah Daerah adalah:

“Terwujudnya masyarakat madani yang sehat dan sejahtera”

Sesuai dengan Visi Pemerintah Daerah tersebut, dan didasari oleh kondisi serta harapan ke depan, Visi dalam Jakstra Pengembangan SPAM dapat dirumuskan sebagai berikut:

Page 21: Buku Pedoman Penyusunan Jakstrada SPAM

“Terwujudnya pelayanan air minum yang berkualitas menuju masyarakat madani yang sehat dan sejahtera”

Misi

Misi Jakstra Pengembangan SPAM adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi, dan oleh karena itu misi harus sejalan dengan upaya pencapaian visi.

Kriteria yang dapat digunakan sebagai acuan dalam merumuskan misi Jakstra Pengembangan SPAM antara lain:

dapat merupakan penjabaran secara umum dari kebijakan dan strategi nasional pengembangan SPAM;

menggambarkan tindakan yang akan dilakukan agar visi yang diinginkan (jangka waktu 5 tahun) bisa tercapai; dan

menjembatani penjabaran visi kepada tujuan.

Contoh rumusan Misi:

Dengan melihat contoh Visi yang telah dirumuskan di atas, maka Misi-nya dapat dirumuskan sebagai berikut:

- Meningkatkan cakupan pelayanan air minum sesuai dengan kaidah teknis yang berkelanjutan dan kearifan lokal.

Page 22: Buku Pedoman Penyusunan Jakstrada SPAM

- Meningkatkan kapasitas kelembagaan penyelenggara pengembangan SPAM.

- Meningkatkan peran badan usaha swasta dan masyarakat dalam pengembangan SPAM yang berkualitas.

Hasil perumusan dari langkah ke dua ini sebagai bahan untuk penulisan BAB II. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM, khususnya penulisan untuk butir 2.1. dan 2.2.

Langkah III – Identifikasi dan Analisis Isu Strategis, Permasalahan dan Tantangan

Identifikasi dan analisis isu strategis, permasalahan dan tantangan pengembangan SPAM merupakan langkah bagi Tim atau SKPD penyusun jakstra untuk menganalisis isu, permasalahan, potensi, kelemahan, peluang serta tantangan jangka menengah yang sekiranya akan dihadapi dalam rangka implementasi Jakstra Pengembangan SPAM nantinya. Analisis terhadap isu, permasalahan, potenssi, kelemahan, peluang serta tantangan tersebut dapat dilakukan dengan menganalisis perubahan-perubahan kebijakan yang akan terjadi, baik pada lingkungan internal organisasi, maupun eksternal organisasi. Inti dari langkah ini adalah untuk menemukan permasalahan apa yang sekiranya dihadapi dalam melaksanakan pengembangan SPAM di daerah yang bersangkutan.

Page 23: Buku Pedoman Penyusunan Jakstrada SPAM

Sebagai rujukan dan untuk lebih memudahkan dalam melakukan identifikasi dan analisis isu strategis, permasalahan dan tantangan pengembangan SPAM, disampaikan di sini 7 (tujuh) arahan kebijakan dalam Jakstra Nasional Pengembangan SPAM atau 7 (tujuh) aspek utama yang perlu untuk diidentifikasi dan dianalisis tersebut, sebagaimana yang juga telah digunakan dalam penyusunan Jasktra Nasional Pengembangan SPAM. Ketujuh aspek utama tersebut adalah:

Akses aman peduduk terhadap air minum. Pendanaan. Kelembagaan. Pengembangan dan penerapan peraturan

perundang-undangan. Pemenuhan kebutuhan air baku untuk air minum. Peran dan kemitraan badan usaha dan

masyarakat. Inovasi teknologi.

1. Akses aman peduduk terhadap air minum.

Akses aman air minum ini dianalisis dengan melihat seberapa besar (dalam prosentase) masyarakat yang mendapatkan pelayanan air minum perpipaan dan seberapa besar masyarakat yang memenuhi kebutuhan akan air minumnya melalui SPAM BJP dengan sumber air bakunya diambil dari sumur yang ada di tanah pekarangannya atau sumber air lain yang relatif jauh dari tempat tinggalnya. Sumber air baku SPAM BJP yang digunakan oleh kebanyakan masyarakat

Page 24: Buku Pedoman Penyusunan Jakstrada SPAM

tersebut apakah merupakan sumber air yang terlindungi (jauh dari pencemaran), atau diambil dari sumber air yang tidak terlindungi.

Dapat dikatakan air minum yang diakses atau yang didapat masyarakat aman, apabila masyarakat mendapatkan pelayanan air minumnya melalui jaringan perpipaan yang dilakukan oleh PDAM, penyelenggara pengembangan SPAM perpipaan lainnya, atau dipenuhi dari sumber air yang terlindungi, yang dapat berupa sumur bor terlindungi (jauh dari kolam penampung tinja), mata air terlindungi (kawasan sekitar mata air masih terawat keberadaan vegetasinya dan terlindungi dari air buangan), dan penampung air hujan.

Berkaitan dengan pelayanan air minum perpipaan oleh PDAM, perlu juga dilakukan analisis terhadap kinerja pelayanan PDAM, khususnya yang terkait dengan kinerja teknis seperti kuantitas dan kualitas air minum yang dihasilkan dan didistribusikan kepada pelanggan, serta kontinuitas pelayanannya. Apabila misalnya kontinuitas pelayanan air minum PDAM masih rata-rata 13 jam perhari, maka hal ini perlu dianalisis lebih dalam sehingga bisa diketahui akar permasalahannya, misalnya: apakah disebabkan oleh biaya operasi yang tinggi karena harus menggunakan pompa dengan suplai energi listrik dengan BBM, ataukah karena sistemnya yang sudah tua, ataukah karena air bakunya yang kurang, ataukah karena konsumsi air rata penduduk di tempat itu memang rendah, dan sebagainya.

Page 25: Buku Pedoman Penyusunan Jakstrada SPAM

Hasil analisis akan menunjukkan berapa besar (dalam prosentase) penduduk yang telah mendapatkan pelayanan air minum melalui jaringan perpipaan dan yang telah mendapatkan dari sumber air baku yang terlindungi, serta berapa banyak yang masih memenuhi kebutuhan akan air minumnya melalui sumber air baku yang tidak/belum terlindungi. Hasil dalam prosentase tersebut akan menentukan kebijakan dan strategi yang perlu ditetapkan untuk meningkatkan pelayanan air minum kepada masyarakat, sedang hasil analisis kinerja teknis PDAM akan menentukan kebijakan dan strategi yang harus diambil dalam rangka meningkatkan kinerja PDAM.

2. Pendanaan.

Isu dan permasalahan terkait pendanaan dapat dianalisis dengan melihat sejauh mana kemampuan pendanaan pemerintah daerah untuk membiayai penyediaan air minum bagi masyarakatnya, kemampuan PDAM dalam mengembangkan pelayanannya, kemampuan masyarakat untuk membiayai sendiri keperluan air minumnya, serta sudahkah pemerintah daerah dan/atau PDAM memanfaatkan akses sumber pandanaan lain yang disediakan Pemerintah atau lembaga keuangan/perbankan.

Dalam hal terdapat keterbatasan anggaran untuk pelayanan air minum masyarakat, baik anggaran dari pemerintah daerah, PDAM, maupun kemampuan masyarakat, maka perlu juga dilakukan analisis terhadap kemungkinannya untuk dapat mengakses sumber pendanaan lain yang disediakan

Page 26: Buku Pedoman Penyusunan Jakstrada SPAM

oleh Pemerintah atau lembaga keuangan/ perbankan. Persyaratan untuk dapat mengakses pendanaan dari luar organisasi perlu dianalisis dengan cermat agar kebijakan dan strategi yang akan diambil benar-benar bisa diimplementasikan dengan baik.

Khusus untuk PDAM, perlu juga dilakukan analisis terhadap tarif yang diberlakukan saat ini, besaran tarifnya, mekanisme penyesuaiannya, dan kapan terakhir tarif tersebut disesuaikan. Apakah tarif yang ada sekarang sudah menganut prinsip tarif full cost recovery (tarif rata-rata domestik sudah di atas harga pokok produksi) ataukah tarif rata-rata domestik yang ada masih berada di bawah harga pokok produksi.

Dari hasil analisis aspek pendanaan tersebut selanjutnya disimpulkan, dan mungkin ada isu atau permasalahan-permasalahan seperti: masih terbatasnya anggaran dalam APBD yang dialokasikan untuk sektor/bidang air minum; terbatasnya anggaran PDAM untuk keperluan pengembangan; tarif air minum PDAM masih belum ditetapkan berdasarkan prinsip full cost recovery; badan usaha swasta masih belum mau berinvestasi di sektor/bidang air minum; dan/atau Pemerintah Daerah/PDAM belum mampu memenuhi persyaratan dalam mengakses sumber pembiayaan/dana lain yang disediakan oleh Pemerintah atau lembaga keuangan/perbankan. 3. Kelembagaan.

Analisis terhadap aspek kelembagaan dilakukan dengan melihat kelembagaan apa saja yang sekarang ada di daerah,

Page 27: Buku Pedoman Penyusunan Jakstrada SPAM

yang tugas dan fungsinya terkait dengan pelayanan air minum atau pengembangan SPAM. Kelembagaan dimaksud adalah kelembagaan struktural di lingkungan organisasi pemerintah daerah setingkat dinas, sub dinas, atau seksi yang tugas dan fungsinya terkait dengan pengembangan SPAM, termasuk UPTD/BLUD; kelembagaan PDAM; dan kelembagaan penyelenggara pengembangan SPAM ada di masyarakat seperti koperasi, badan usaha milik desa, yayasan, atau badan usaha lainnya.

Melakukan analisis terhadap kelembagaan tentunya tidak hanya menganalisis keberadaan struktur organisasinya saja, namun analisis terhadap pelaksanaan tugas dan fungsinya, sumber daya manusia dan tata kerjanya, termasuk pemenuhan persyaratan atau kewajiban-kewajiban yang harus dipenuhi sebagai suatu organisasi penyelenggara pengembangan SPAM yang berkualitas (misalnya untuk PDAM).

Hasil analisis kelembagaan ini akan dapat memberikan kesimpulan tentang adanya permasalahan di aspek kelembagaan, yang antara lain dapat berupa: belum adanya lembaga struktural di pemerintah daerah yang uraian tugas dan fungsinya menyebut langsung pengembangan/pelayanan air minum atau pengembangan SPAM; masih belum kuatnya komitmen pemerintahan daerah dalam meningkatkan pengembangan SPAM bagi masyarakatnya; sumber daya manusia di bidang tehnik dan keuangan yang masih belum/kurang memenuhi standar kompetensi yang dipersyaratkan; belum adanya pembinaan dari

Page 28: Buku Pedoman Penyusunan Jakstrada SPAM

Pemerintah/Pemerintah Daerah terhadap kelembagaan masyarakat penyelenggara pengembangan SPAM (seperti koperasi, badan usaha milik desa, yayasan, atau bentuk kelembagaan lainnya); belum dipenuhinya persyaratan kelengkapan dokumen perencanaan pengembangan SPAM di tingkat daerah/PDAM; dan/atau belum adanya standar operasional dan prosedur yang mengarah kepada pemenuhan prinsip tata kelola perusahaan yang baik.

4. Pengembangan dan penerapan peraturan perundang-undangan.

Analisis terhadap peraturan perundang-undangan dilakukan terhadap semua peraturan perundang-undangan yang terkait dengan sektor/bidang air minum yang telah ada di daerah, dan sudahkah peraturan perundang-undangan yang ada di daerah tersebut sesuai dengan peraturan perundang-undangan di tingkat pusat. Di samping itu, adakah peraturan perundang-undangan tingkat pusat yang belum ditindak lanjuti pengaturannya di tingkat daerah dan/atau belum dipahami substansinya dengan benar. Selain hal tersebut, perlu pula dikaji apabila ada peraturan perundang-undangan yang terkait dengan pengembangan SPAM, baik yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah, yang sekiranya menghambat atau sulit untuk diterapkan di daerah.

Perlu kiranya disampaikan bahwa peraturan perundang-undang yang terkait dengan sektor/bidang air minum antara lain mencakup pula peraturan yang terkait dengan

Page 29: Buku Pedoman Penyusunan Jakstrada SPAM

pengelolaan air tanah, pengelolaan aset, pendanaan, dan kerjasama/kemitraan dengan badan usaha dan masyarakat.

Dengan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan di atas, akan dapat disimpulkan isu dan permasalahan yang dihadapi dalam aspek pengembangan dan penerapan peraturan perundang-undangan.

5. Pemenuhan Kebutuhan air baku untuk air minum.

Kebutuhan akan pelayanan air minum untuk masyarakat sangat tergantung dari keberadaan dan ketersediaan sumber air baku. Analisis terhadap kebutuhan atau lebih tepatnya ketersediaan air baku dilakukan dengan mengidentifikasi sumber-sumber air baku yang ada di wilayah propinsi/ kabupaten/kota yang bersangkutan, termasuk berapa besar kapasitas andalan yang tersedia, siapakah pengelola sumber air baku tersebut, siapa sajakah pemanfaat air dari sumber air baku tersebut. Apabila di wilayah administratif daerah yang bersangkutan tidak tersedia sumber air baku, adakah di daerah tetangga sumber air baku yang bisa dimanfaatkan sebagai sumber air baku air minum. Di samping itu, perkiraan kebutuhan air baku untuk keperluan pengembangan atau peningkatan cakupan pelayanan air minum juga perlu untuk dianalisis dengan cermat, sehingga kebijakan dan strategi pemenuhan air bakunya dapat dirumuskan dengan baik.

Hasil analisis atas air baku untuk air minum ini paling kurang akan menyajikan kesimpulan yang terkait dengan: kondisi sumber air baku yang digunakan untuk pelayanan air minum

Page 30: Buku Pedoman Penyusunan Jakstrada SPAM

pada saat ini (kualitas, kuantitas, dan kondisi daerah tangkapan airnya); akankah ketersediaan air baku yang ada sekarang mencukupi untuk rencana pengembangan SPAM ke depan; sudah adakah program dari penyelenggara pengembangan SPAM tentang rencana kebutuhan air baku untuk jangka waktu 5 tahun ke depan; sudahkah para penyelenggara pengembangan SPAM memiliki surat izin penggunaan air (SIPA); dan sudah adakah program/rencana dari pengelola sumber air baku (pengelola wilayah sungai atau pengelola cekungan air tanah) untuk mengalokasikan/menyediakan air baku bagi pengembangan SPAM daerah yang bersangkutan.

6. Peran dan kemitraan badan usaha dan masyarakat.

Kemitraan badan usaha dan masyarakat dalam peningkatan pelayanan air minum kepada masyarakat diperlukan apabila terdapat keterbatasan kemampuan pendanaan pemerintah daerah dan PDAM dalam pengembangan SPAM, dan juga adanya keterbatasan dalam mengakses sumber pendanaan lain yang disediakan Pemerintah dan lembaga keuangan/perbankan. Analisis terhadap peran dan kemitraan badan usaha dan masyarakat dilakukan dengan melihat apakah pada saat sekarang di daerah yang bersangkutan sudah ada kerjasama dengan badan usaha atau masyarakat dalam pengembangan SPAM, dan seandainya ada, bagaimanakah kinerjanya saat ini.

Apabila belum ada badan usaha yang tertarik untuk berinvestasi di bidang air minum di daerah yang

Page 31: Buku Pedoman Penyusunan Jakstrada SPAM

bersangkutan, kendala dan permasalahan apa yang kira-kira pernah disampaikan oleh badan usaha yang bersangkutan (misalnya: masalah tarif awal dan penyesuaiannya, peraturan investasi di daerah yang tidak kondusif, khawatir adanya ketidakpastian hukum dan/atau akibat adanya pergantian pimpinan di daerah, atau lingkup pengembangan SPAM yang akan dikerjasamakan kurang menarik). Di samping itu, adakah di daerah yang bersangkutan badan usaha dan masyarakat (koperasi, badan usaha milik desa, yayasan, atau kelompok masyarakat lain) yang mengelola SPAM untuk keperluan sendiri atau kelompoknya, bagaimanakah kinerjanya saat ini, adakah pembinaan dari Pemerintah atau Pemerintah Daerah kepada para pengelola SPAM untuk keperluan sendiri tersebut.

7. Inovasi teknologi.

Teknologi merupakan salah satu faktor penting dalam pengembangan SPAM, dan oleh karena itu ketersediaan teknologi yang telah ada dan penggunaannya sekarang dalam pengembangan SPAM di daerah perlu untuk dianalisis. Teknologi yang dianalisis tidak hanya yang digunakan pada unit produksi, namun juga teknologi yang digunakan pada unit air baku, unit distribusi termasuk untuk penanganan kebocoran/kehilangan air pada jaringan distribusi. Teknologi yang berkembang di daerah yang didasarkan pada kearifan lokal (yang mungkin tersedia pada daerah tertentu), perlu juga untuk dianalisis sejauh mana penggunaannya saat ini sangat mendukung pengembangan SPAM di daerah yang

Page 32: Buku Pedoman Penyusunan Jakstrada SPAM

bersangkutan. Hasil analisis aspek teknologi yang digunakan dan yang tersedia di daerah mungkin akan dapat disimpulkan sebagai berikut: teknologi yang ada belum didukung dengan kemampuan sumber daya manusia yang memadai, teknologi yang ada kurang bisa berdaptasi dengan kearifan lokal, atau belum ada teknologi yang bisa lebih efisien dalam penggunaan energi sehingga diperlukan adanya suatu inovasi teknologi di daerah.

Tantangan

Mengingat tantangan pada dasarnya adalah suatu hal atau obyek yang harus ditanggulangi, maka dari semua hasil analisis tersebut selanjutnya ditentukan permasalahan manakah yang akan menjadi tantangan, yang benar-benar harus dihadapi dan ditanggulangi atau diselesaikan dalam rangka pencapaian Visi dan Misi dari Jasktra Pengembangan SPAM. Dalam identifikasinya, tantangan dibedakan antara tantangan yang berasal atau datangnya dari dalam organisasi (tantangan internal) dan tantangan yang datangnya dari luar organisasi (tantangan eksternal). Tatangan, salah satunya juga bisa dirumuskan atau dilihat dari target sasaran dalam Kebijakan dan Startegi Nasional Pengembangan SPAM, RPJMN dan RPJMD, mengingat target pengembangan SPAM dalam produk kebijakan tersebut merupakan komitmen Pemerintah yang harus didukung oleh pemerintah daerah. Target yang menjadi tantangan daerah tersebut misalnya: peningkatan cakupan pelayanan air minum melalui SPAM perpipaan menjadi sebesar 41.03% pada tahun 2015, dan

Page 33: Buku Pedoman Penyusunan Jakstrada SPAM

meningkat menjadi sebesar 59,03% dalam tahun 2020, yang diimbangi dengaan penurunan BJP tidak terlindungi.

Semua hasil analisis dari Langkah III (Ketiga) ini digunakan sebagai bahan penulisan dari BAB III - ISU STRATEGIS, PERMASALAHAN, DAN TANTANGAN PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM.

Langkah IV – Perumusan Tujuan dan Sasaran

Banyak arti atau pengertian dari tujuan dan sasaran, yang salah satu pengertian dari tujuan dan sasaran tersebut antara lain: Tujuan adalah sesuatu yang telah menjadi niat organisasi/lembaga untuk dicapai pada suatu saat, sedangkan Sasaran adalah Sesuatu yang ingin dicapai/dihasilkan oleh organisasi/lembaga dalam jangka waktu tertentu. Dari pengertian tersebut, perumusan sasaran diharapkan dapat menghasilkan suatu pernyataan spesifik yang menyangkut pencapaian tujuan yang bersifat terukur dan mempunyai kerangka waktu dalam pencapaiannya.

Dalam penentuan Tujuan dapat digunakan kriteria sebagai berikut: a. Tujuan harus sejalan dengan visi dan misi, serta berlaku

pada periode Jasktra Pengembangan SPAM (periode 5 tahun/jangka menengah).

Page 34: Buku Pedoman Penyusunan Jakstrada SPAM

b. Tujuan harus dapat menunjukkan suatu kondisi yang ingin dicapai paling kurang pada periode Jasktra Pengembangan SPAM .

c. Tujuan harus dapat dicapai dengan kemampuan yang dimiliki organisasi pelaksana Jakstra Pengembangan SPAM.

d. Tujuan harus dapat mengarahkan perumusan sasaran, strategi dan kebijakan dalam rangka merealisasikan misi.

Pernyataan “Tujuan” pada umumnya relatif tidak dapat ditarik kejelasan dan keterincian, oleh karena itu “Sasaran” berfungsi untuk memperjelas maksud, rincian dan ukuran ketercapaian “Tujuan”.

Sesuai dengan pengertian-pengertian tersebut di atas, maka rumusan tujuan dan sasaran dari Jasktra Pengembangan SPAM disusun berdasarkan hasil identifikasi dari isu, permasalahan dan tantangan yang akan dihadapi pada langkah sebelumnya dalam rangka mewujudkan visi dan melaksanakan misi Jasktra Pengembangan SPAM, sedangkan untuk kerangka waktu pencapaian dari sasaran ditetapkan untuk kurun waktu atau masa berlakunya Jakstra Pengembangan SPAM, yaitu 5 (lima) tahun.

Contoh rumusan Tujuan dan Sasaran.

Tujuan: Tercapainya peningkatan cakupan wilayah

pelayanan air minum.

Sasaran:

Page 35: Buku Pedoman Penyusunan Jakstrada SPAM

Memperluas akses aman penduduk dalam pemenuhan kebutuhan air minum menjadi ..%. untuk wilayah perkotaan.

Meningkatkan peran masyarakat desa dalam pengembangan SPAM BJP dengan sumber air terlindungi sehingga mencapai ..% dari jumlah penduduk perdesaan, atau

Mengurangi akses air minum penduduk dari SPAM BJP dengan sumber air tidak terlindungi sehingga mencapai ..% dari jumlah penduduk perdesaan.

Mengurangi tingkat kehilangan air PDAM sebesar ..% dari yang ada sekarang.

Dalam satu tujuan bisa dirumuskan lebih dari satu sasaran.

Langkah V – Perumusan Kebijakan dan Strategi

Skenario Pengembangan SPAM

Sebelum menguraikan langkah-langkah perumusan kebijakan dan strategi, perlu kiranya diuraikan terlebih dahulu tentang “skenario pengembangan SPAM”. Skenario secara umum dapat diartikan sebagai suatu urutan cerita yang disusun agar sesuatu peristiwa terjadi sesuai dengan yang diinginkan. Dengan menggunakan pengertian tersebut, skenario pengembangan SPAM akan menguraikan kondisi pengembangan SPAM yang telah dapat dicapai oleh daerah sampai dengan saat ini (pada saat Jakstra disusun); kondisi

Page 36: Buku Pedoman Penyusunan Jakstrada SPAM

capaian layanan PDAM dan peran masyarakat dalam pengembangan SPAM; proyeksi target yang harus dicapai daerah pada kurun waktu 5 tahun mendatang dengan mendasarkan pada target Jakstranas Pengembangan SPAM, MDG’s, RPJMN, dan RPJMD; serta prioritas atau fokus yang dipilih dari serangkaian sasaran yang ada, sehingga pengembangan SPAM daerah dapat berjalan dan berhasil seperti yang diharapkan. Uraian “skenario pengembangan SPAM” intinya adalah pada rumusan prioritas atau fokus yang dipilih dari serangkaian sasaran pengembangan SPAM yang ada.

Kebijakan dan strategi Pengembangan SPAM

Secara umum kebjakan dan strategi disusun sebagai pendekatan dalam memecahkan permasalahan yang penting dan mendesak untuk segera dilaksanakan dalam kurun waktu jangka menengah serta mempunyai dampak yang besar terhadap pencapaian sasaran. Dengan demikian kebijakan dan strategi akan memuat langkah-langkah berupa program-program indikatif untuk memecahkan permasalahan penting dan mendesak tersebut, yang bisa mempengaruhi pencapaian tujuan dan sasaran, sebagai upaya untuk mencapai visi dan misi kebijakan dan strategi pengembangan SPAM.

Dalam Jasktra Nasional Pengembangan SPAM dijelaskan bahwa kebijakan pengembangan SPAM dirumuskan untuk menjawab isu strategis dan permasalahan dalam pengembangan SPAM, yang rumusan substansinya adalah

Page 37: Buku Pedoman Penyusunan Jakstrada SPAM

sama dengan rumusan arahan kebijakan (yang terdiri dari 7 aspek) dan juga sama dengan substansi rumusan isu dan permasalahan yang dianalisis, yang cara-cara analisisnya telah diuraikan dalam Langkah Ketiga dari pedoman ini.

Perlu dijelaskan, bahwa dalam satu kebijakan pengembangan SPAM dapat dirumuskan lebih dari satu strategi, yang tentunya hal ini sangat berhubungan erat dan tergantung dari hasil analisis dari masing-masing isu strategis dan permasalahan yang telah dilakukan dalam Langkah Ketiga.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka kebijakan pengembangan SPAM yang dipilih dan ditulis dalam Jakstra Daerah Pengembangan SPAM dapat menggunakan kebijakan sebagaimana yang tercantum dalam Jakstra Nasional Pengembangan SPAM dengan permasalahan yang telah dianalisis dalam Langkah Ketiga, tentunya dengan penyesuaian-penyesuaian berdasarkan kondisi masing-masing daerah.

Kebijakan Nasional Pengembangan SPAM yang dapat digunakan untuk perumusan Kebijakan Daerah Pengembangan SPAM tersebut adalah (dengan sedikit penyesuaian untuk daerah):1. Peningkatan akses aman air minum bagi seluruh

masyarakat di perkotaan dan perdesaan.2. Pengembangan kemampuan pendanaan.3. Peningkatan kapasitas kelembagaan penyelenggaraan

pengembangan SPAM.

Page 38: Buku Pedoman Penyusunan Jakstrada SPAM

4. Pengembangan dan penerapan peraturan perundang-undangan di daerah.

5. Peningkatan penyediaan air baku untuk air minum secara berkelanjutan.

6. Peningkatan peran dan kemitraan badan usaha dan masyarakat.

7. Pemanfaatan dan inovasi teknologi SPAM.

Kebijakan Pengembangan SPAM bisa jadi sama antara yang tertuang dalam Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan SPAM dengan yang terumuskan dalam Kebijakan dan Strategi Daerah Pengembangan SPAM, namun yang akan membedakan adalah rumusan strategi-strategi dari masing-masing kebijakan yang akan ditempuh untuk pelaksanaan kebijakan yang bersangkutan dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Pemilihan dan penulisan strategi untuk satu kebijakan dilakukan dengan menuliskan kebijakannya terlebih dahulu, kemudian disusul dengan penulisan strategi-strategi yang dipilih untuk kebijakan yang bersangkutan.

Page 39: Buku Pedoman Penyusunan Jakstrada SPAM

Contoh penulisan Kebijakan dan Strategi untuk Kebijakan 1.

Ilustrasi: misalnya hasil dari analisis yang dilakukan pada langkah ketiga, yaitu analisis atas isu dan permasalahan “akses aman penduduk terhadap air minum” hasilnya disimpulkan adanya permasalahan sebagai berikut:

cakupan pelayanan air minum perpipaan di perkotaan masih rendah (12%) dari total penduduk perkotaan;

tingkat kehilangan air PDAM masih sekitar 40%;

kualitas air produksi PDAM belum sepenuhnya memenuhi persyaratan Menteri Kesehatan;

sekitar 60% masyarakat desa masih mendapatkan atau mengakses air minum dari sumber air yang tidak terlidungi;

Terkait dengan contoh permasalahan yang harus bisa diatasi dengan segera tersebut di atas, maka strategi dan program (rencana tindak) untuk Kebijakan 1 bisa dicontohkan dengan rumusan sebagai berikut:

Page 40: Buku Pedoman Penyusunan Jakstrada SPAM

Kebijakan 1: Peningkatan akses aman air minum bagi seluruh masyarakat di perkotaan dan perdesaan.

Strategi 1: Memperluas cakupan pelayanan air minum perpipaan di kawasan perkotaan.

Prioritas (indikasi program):

Membangun SPAM IKK baru pada kota kecamatan yang belum terlayani SPAM perpipaan.

Mengembangkan jaringan SPAM perpipaan perkotaan ke wilayah yang padat penduduk dan pusat-pusat pengembangan perumahan.

Strategi 2: Menurunkan tingkat kehilangan air PDAM.

Prioritas (indikasi program):

Mencegah kebocoran air pada unit produksi dan unit distribusi.

Menerapkan teknologi terbaru dalam pembacaan meter pelanggan.

Menertibkan sambungan liar (illegal conection).

Menerapkan manajemen aset pada unit produksi dan unit distribusi.

Page 41: Buku Pedoman Penyusunan Jakstrada SPAM

Strategi 3: Memperluas akses air minum bagi penduduk perdesaan melalui sumber air yang terlindungi.

Prioritas (indikasi program):

Mengembangkan pola percontohan SPAM BJP terlindungi pada masyarakat di wilayah perdesaan yang telah menggunakan SPAM BJP yang tidak terlindungi.

Meningkatkan prasarana dan sarana SPAM BJP tidak terlindungi menjadi SPAM BJP terlindungi.

Mengembangkan dan mendidik tenaga penyuluh tingkat desa untuk keperluan pengembangan SPAM BJP terlindungi dan dalam rangka memberikan pembinaan kepada masyarakat perdesaan.

Strategi 4: Meningkatkan kualitas air minum PDAM.

Prioritas (indikasi program):

Melengkapi PDAM dengan peralatan laboratorium pengecekan kualitas air yang memenuhi standar.

Page 42: Buku Pedoman Penyusunan Jakstrada SPAM

Mengembangkan kapasitas sumber daya manusia yang bertugas di laboratorium kualitas air agar mampu mengopersionalkan peralatan laboratorium pengecekan kualitas air yang ada.

Melakukan pemantauan dan pembinaan kepada PDAM dalam rangka peningkatan kualitas air minum yang diproduksi.

Hasil Langkah Kelima ini sebagai bahan pemulisan dari BAB IV – KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN SPAM.

Langkah VI - Penyusunan Rencana Aksi Percepatan Investasi

Langkah Keenam dilakukan dalam rangka menyusun rencana aksi percepatan pelaksanaan kebijakan, strategi dan program (rencana tindak) agar tujuan dan sasaran Jakstra Daerah Pengembangan SPAM dapat segera terwujud. Rencana aksi dari Jakstra Daerah Pengembangan SPAM menguraikan kegiatan-kegiatan strategis yang harus dilakukan untuk beberapa isu atau permasalahan penting agar percepatan investasi segera dapat diwujudkan dan cakupan pelayanan bisa segera ditingkatkan.

Hal yang paling penting dan sangat mendasar dalam rangka percepatan investasi tersebut adalah masalah pendanaan atau lebih tepatnya alternatif sumber pendanaan. Bagi pemerintah daerah tertentu, mengandalkan sumber pendanaan asli daerah dan juga pendanaan PDAM seringkali

Page 43: Buku Pedoman Penyusunan Jakstrada SPAM

menjadi kendala yang cukup berarti (serius) karena keterbatasan fiskal daerah dan rendahnya kemampuan pendanaan dari PDAM. Berkaitan dengan hal tersebut, hal-hal yang telah dianalisis dan telah disimpulkan dalam Langkah Ketiga, khususnya yang terkait aspek pendanaan, serta kebijakan dan strategi yang telah dirumuskan untuk permasalahan tersebut, perlu lebih diuraikan pada Langkah Keenam ini dengan merincinya ke dalam kegiatan pokok yang harus ditempuh dalam rangka percepatan investasi dimaksud.

Alternatif sumber pendanaan tidaklah hanya berkisar pada sumber pendanaan dari pemerintah (APBN dan APBD), namun terbuka lebar untuk bisa mengakses sumber pendanaan lain di luar, tentunya dengan persyaratan yang harus bisa dipenuhi oleh pemerintah daerah dan/atau PDAM. Dalam rencana aksi ini agar diuraikan langkah atau upaya yang akan dilakukan untuk masing-masing sumber pendanaan terpilih, sehingga sumber pendanaan yang diharapkan dapat tersedia tepat pada saat diperlukan.

Di samping mengakses sumber pendanaan yang bersifat dana segar, untuk percepatan investasi pengembangan SPAM bisa juga ditempuh dengan melakukan kerjasama dengan Badan Usaha berdasarkan prinsip saling menguntungkan dan saling membutuhkan. Apabila peningkatan peran badan usaha juga dipilih dalam perumusan kebijakan dan strategi daerah pengembangan SPAM, maka perlu pula diuraikan upaya yang akan dilakukan dalam rangka mempercepat realisasi kerjasama dimaksud, misalnya seperti: identifikasi proyek

Page 44: Buku Pedoman Penyusunan Jakstrada SPAM

pengembangan SPAM yang potensial untuk dikerjasamakan badan usaha; penyusunan prastudi kelayakan proyek yang akan dikerjasamakan; pembentukan TIM KPS di daerah; pembuatan peraturan daerah tentang kerjasama pemerintah daerah dengan badan usaha, atau peraturan direksi PDAM tentang kerjasama pengusahaan pengembangan SPAM.

Kegiatan dan prioritas yang dapat dirumuskan dalam rencana aksi ini adalah kegiatan-kegiatan yang bersifat koordinasi, fasilitasi, sosialisasi, pendampingan, peningkatan kapasitas kelembagaan, dan beberapa kegiatan penunjang lainnya yang lebih bersifat bukan teknis, seperti penyusunan Rencana Induk Pengembangan SPAM, sehingga ada dasar yang lebih konsepsional dalam meminta bantuan pendanaan dari Pemerintah Pusat; peningkatan koordinasi dengan DPRD dalam rencana penambahan penyertaan modal kepada PDAM, atau dalam memberikan bantuan proyek kepada PDAM dalam mendukung pemberian bantuan dari Pemerintah Pusat; peningkatan kooordinasi dan konsultasi dengan DPRD dalam rangka penyesuaian tarif PDAM berdasarkan prinsip full cost recovery; sosialisasi kepada masyarakat perdesaan terkait pentingnya pembangunan SPAM BJP terlindungi; koordinasi dengan Pokja AMPL dalam rangka percepatan pengembangan SPAM BJP terlindungi atau dalam rangka pendampingan masyarakat perdesaan dalam pengembangan SPAM BJP terlindungi.Hasil Langkah Keenam ini sebagai bahan pemulisan dari BAB V – RENCANA AKSI PERCEPATAN INVESTASI PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM.

Page 45: Buku Pedoman Penyusunan Jakstrada SPAM

BAB IV FINALISASI DAN PENETAPAN JAKSTRA PENGEMBANGAN SPAM

Sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa konsep Jakstra Daerah Pengembangan SPAM disusun oleh Tim yang dibentuk khusus atau oleh SKPD yang membidangi urusan perencanaan pembangunan daerah atau oleh SKPD yang membidangi pelaksanaan urusan pekerjaan umum/pengembangan air minum. Setelah konsep Jakstra selesai disusun oleh Tim atau SKPD, konsep tersebut perlu dibahas dengan melibatkan SKPD terkait dan PDAM untuk mendapatkan saran atau masukan yang perlu guna lebih menyempurnakan konsep yang bersangkutan.

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan SPAM - Pasal 24 ayat (5) disebutkan bahwa “Kebijakan dan strategi pengembangan SPAM daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (4) disusun dan ditetapkan oleh Pemerintah Daerah yang bersangkutan melalui konsultasi publik”. Berkaitan dengan hal tersebut, dan sebagai tahap akhir dari penyusunan Jakstra Daerah Pengembangan SPAM, konsep Jakstra selanjutnya dibahas dalam satu forum konsultasi publik dengan melibatkan semua SKPD terkait; PDAM; anggota DPRD dari Komisi yang membidangi urusan pekerjaan umum/air minum; badan usaha yang dalam melaksanakan usahanya juga melakukan pengembangan SPAM; kelompok masyarakat pengelola SPAM BJP; dan masyarakat yang belum mendapatkan

Page 46: Buku Pedoman Penyusunan Jakstrada SPAM

pelayanan air minum, yang dapat diwakili oleh Lurah atau Kepala Desa setempat.

Hasil konsultasi publik digunakan sebagai bahan perbaikan konsep Jakstra dan pembuatan catatan-catatan yang perlu pada saat mengajukan konsep final Jakstra Daerah Pengembangan SPAM kepada Kepala Daerah. Penetapan Jakstra Daerah Pengembangan SPAM dilakukan oleh Kepala Daerah dengan menerbitkan Peraturan Kepala Daerah tentang Jakstra Daerah Pengembangan SPAM.