pedoman pegembangan shc mahasiswa dan lulusan fileinstruction dan evaluating.setelah mejalani tahap...
TRANSCRIPT
Copyright @2018, The Authors. Students’ SHC Development Center. Universitas Jambi
1
PEDOMAN PEGEMBANGAN SHC MAHASISWA DAN LULUSAN
Pendahuluan
Tujuan dari pedoman ini adalah menjelaskan tahap demi tahap baik kosnep dari
model pengembangan soft skills, hard skills, dan competitiveness (SHC) mahasiswa
maupun pedoman secara teknis bagaimana model pengembangan SHC mahasiswa
diimplimentasikan kedalam matakuliah di Universitas Jambi. Peranan fakultas dan
prodi sangat diharapkan agar implimentasi pengembangan SHC mahasiswa terjadi
disemua mata kuliah dan bejalan secara terus menerus hingga lulusan nantinya
memiliki SHC yang tinggi dibidang ilmunya. Kurrikulum Universitas, Fakultas dan
Prodi haru mampu menterjemahkan pengembangan SHC ke dalam matakuliah,
metode pengajaran SCL, RPS dan scenario pengajaran dan implimentasi serta
penilaiannya harus dilakukan dalam setiap siklus pengajaran. Ilustrasi dari
hubungan SHC antara kurrikulum, matakuliah, pengajaran, dan bidang ilmu
ditampilkan dalam figure 1.
Figur 1: The circle of Graduates‟ SHC Development
Copyright @2018, The Authors. Students’ SHC Development Center. Universitas Jambi
2
Model Pengembangam SHC (SOFT SKILL, HARD SKILL DAN
COMPETITIVENESS) Mahasiswa
Model pengembangan SHC mahasiswa dan lulusan Universitas Jambi dibagi
kedalam tiga tahap Input, Process dan Output. Terdapat tiga bagian utama yang
harus disiapkan sebelum masuk ke tahap Process yaitu adanya Matakuliah,
komponen SHC dan startegi pendekatan students centre learning.
Pada tahap Process dibagikan juga pada tiga bagian utama seperti terlihat
pada figure yaitu Blend in syllabus dan leasson plan unit (RPS), Implimenting in
instruction dan Evaluating.Setelah mejalani tahap input dan Process, maka hasil
evaluation akan memberikan Output yang diharapkan yaitu Soft dan Hard Skills
Achievement dan tingkat daya saing mahasiswa.
Figur 1 mengilustrasikan tiga tahap utama dalam pengembangan SHC mahaiswa
dan lulusan. Seterusnya dijelaskan secara terperinci tentang fungsi dari tiap-tiap
tahapan dalam model pengembangan SHC.
Copyright @2018, The Authors. Students’ SHC Development Center. Universitas Jambi
3
Students
Competitiven
ess Level
Entrepreneurship
Employability
Lifelong Learning Component SHC
Soft Skills Communication
Numeracy
IT
Learning & Critical
Thinking
Problem solving
Working with others
Hard Skills
Competitiveness Entrepreneurship
Employability
Lifelong learning
Course
Main Book
Hand out
Material and Resources
Blended Course
Design
Syllabus Course
Description
Objective
Learning strategy
Course structure
SHC Assessment
Lesson Plan Unit
RPP
Topic, sub-topic
Course Content
Delivery
Technique
Students Center
Learning Presentation
Cooperative Learning
Collaborative
Learning
Problem Based
Learning
Group Project
Field Visit
Self-learning
exploring
Laboratory learning
IT/E-learning Usage
Presentation
Idea Sharing Evaluation
1. Observation
2. Assessment
Rubrics.
3. Students SHC Self
Assessment.
4. Specific Course
Assessment
Instruction and
Students
Engagement
Facilitating Learning
by the Lecturer.
Giving Assignment
(Individual,
Group)based on
SHC Indicator
SH Achievement
Soft Skills Communication
Numeracy
IT Skills
Learning how to
learn
Problem solving
Working with
others
Hard Skills Specific technical
skills Based
Subject
competencies
Major Knowledge
and Related.
A. INPUT B. PROCESS C. OUPUT
Figur 8 Kerangka Model Pengembangan SHC Mahasiswa dan Lulusan Universitas Jambi
A1. Matakuliah
Buku Utama
Buku tambahan
Journal dan proceeding terkini
Course (Matakuliah)
Hand Out
Material and Resources
A2. Komponen SHC Soft Skills Komunikasi Numeracy Ketarmpilan TIK Kemampuan belajar &
berpikir kritis Memecahkan masalah Bekerjasama Hard Skills Spesifik kepada kemampuan teknik. Kompetensi mata kuliah. Competitiveness Karakteristik digabungkan dalam SH
A3. Penentuan Strategi
Pendekatan Students
Center Learning utk
Pengembangan SHC
Mahasiswa Presentasi
Pembelajaran kooperatif
Pembelajaran berbasis masalah
Projek Kelompok
Kunjungan lapangan
Belajar Mandiri
Mengekplorasi
Pembelajaran di labor
Penggunaan IT/E-learning
Presentation
Idea SharingStrategi
Pendekatan Students
Center Learning Presentation Cooperative Learning Collaborative Learning PBL Group Project Field Visit Self-learning exploring Laboratory learning IT/E-learning Usage Idea Sharing Demonstration
A. INPUT
Tahap Input pada model pengembangan SHC ini adalah sebuah tahapan perencanaan
dan persiapan sebelum pengajaran dan pembelajaran dengan model pengembangan
SHC. Tiga komponen utama yang harus disipakan yaitu adanya matakuliah, Soft Skills
dan Hard Skills yang akan dimasukkan dan strategi pendekatan pengajaran Students
Center Learning. Figur 1 menunjukkan model input, pengembangan SHC Mahasiswa.
A.1 MATA KULIAH
Bagian yang pada sebuah mata kuliah yang meliputi buku utama, Hand Out dan sumber
tambahan Hand out merupakan materi ajar pokok yang diberikan oleh Dosen pada
mahasiswa sebagai pegangan untuk mahasiswa. Hand out bisa berupa sebuah
rangkuman materi kuliah, buku sumber lain atau materi Power-Point. Dari Hand Out
inilah dosen nantinya mengarahkan, mengatur stretegi dan metode bagaimana
mahasiswa mengembangkan materi belajarnya dari berbagai sumber dan media.
Bahan ajar, Materi Ajar dan Sumber. Bahan ajar dan sumber yang disiapkan haruslah
terpercaya dan up to date dengan kebutuhan dan tantatangan saat ini.Buku-buku
sumber/referensi yang digunakan harus buku-buku ilmiah yang ditulis dari hasil riset
dan ditulis oleh para pakar yang terpercaya dibidangnnya. Sangat disarankan untuk
menggunakan buku yang digunakan lima tahun terakhir. Rasional dibalik ini adalah
agar dosen dan mahasiswa terus mengikuti perkembangan ilmu yang up to date. Hingga
Dosen dan mahasiswa dapat melakukan esklarasi pemikiran ke depan dibidang
keilmuan mata kuliah tersebut.
Dalam panduan ini kita akan mencontohkan empat matakuliah dari dari empat fakultas,
yaitu Dasar-dasar Budidaya (FAPET), Sejarah Pergerakan Indonesia (FIB), Biokimia
Dasar (SAINTEK) dan Akuntansi Biaya (FE).
A.2 COMPONENT SHC
Pada nomor 2 di figure menunjukkan komponen soft skills dan hard skills. Sedangkan
kararakteristik kemampuan daya saing (competiveness’ characteristic) terpadu dalam
konsep implementasi soft skills dan hard skills.Soft skills yang harus dipadukan dalam
pembelajaran adalah communication skills, IT skills, numeracy skills, learning skills,
problem solving skills dan working with others skills.
Model SHC akan diintegrasi kepada keempat mata kuliah yaitu Dasar-dasar Budidaya
(FAPET), Sejarah Pergerakan Indonesia (FIB), Biokimia Dasar (SAINTEK) dan
Akuntansi Biaya (FE).
A.2.1 SOFT SKILLS
Berdasarkan kajian literature terdapat 7 komponen sub-soft skill penting yang
diintegrasi melalui proses pembelajaran. Secara lebih rinci, definisi dan contoh
implementasinya dapat dilihat sebagai berikut.
a. Keterampilan komunikasi (Communication Skills):
Keterampilan komunikasi adalah kemampuan untuk mengekpresikan dan bertukar ide
secara verbal maupun nonverbal dengan menggunakan pikiran dan perasaan pada lawan
bicara individual atau sekelompok orang, termasuk kemampuan menarik informasi dari
sumber yang relevan dan autentik dan mengungkapkannya secara jelas dan detail.
Pada mata kuliah Biokimia Dasar (SAINTEK) misalnya, penugasan pada mahasiswa
untuk mampu melakukan persentasi dengan baik akan meningkatkan kemampuan
komunikasi mahasiswa. Tidak hanya itu, output lain yang bisa tercapai ialah working
with other, lifelong learning, numeracy dan problem solving. Pada skenarionya, dosen
bisa memberikan tugas individu, persentasi dan diskusi.Mahasiswa dibagi per kelompok
dan diberikan penugasan untuk mepersentasikan suatu materi, misalnya adalah materi
“air dan buffer”. Kepada setiap kelompok diberikan materi atau artikel berkaitan dengan
“air dan buffer”. Mahasiswa kemudian mendiskusikan materi atau artikel tersebut.
Kesimpulan hasil diskusi antar anggota kelompok akan dapat terlaksana dengan baik
jika setiap anggota kelompok dapat mengkomunikasikan ide dan pemahaman mereka
dengan baik. Kemudian, dalam hal persentasi, mahasiswa juga dituntut untuk mampu
menyampaikan materi dengan lugas dan jelas sehingga informasi yang diberikan dapat
dimengerti oleh pendengar.
b. Ketrampilan IT
Keterampilan information technology (IT) atau Teknologi imformasi adalah
kemampuan mengggunakan dan mengoperasikan teknologi informasi terkini yaitu
komputer, internet, website, hang out, email, messenger, downloading dan uploading
video, online conference, program dan aplikasi yang relevan untuk bekerja; belajar;
mengerjakan tugas termasuk kemampuan mengakses, memperoleh, mengolah dan
menyebarluaskan informasi melalui IT dan menginstal dan mengupadate program dan
aplikasi komputer yang relevan.
Penggunaan IT pada mata kuliah Dasar-dasar Budidaya (FAPET) misalnya, dosen dapat
memberikan penugasan berupa penyampaian materi dengan menggunakan media power
point.Dalam skenarionya, untuk materi “Ekologi Akuakultur”, mahasiswa diberi tugas
untuk menyampaikan contoh kasus yang terjadi seperti masalah yang mungkin terjadi
pada saat budidaya berlangsung. Dengan memanfaatkan IT dalam kasus ini adalah
internet, mahasiswa akan dengan mudah mencari berbagai informasi yang relevan (bias
berupa video, gambar, atau tulisan berupa pengalaman langsung dari pakar budidaya).
Sehingga sumbernya pun menjadi sangat kaya.Penggunaan IT pada materi ini juga
ditekankan pada persiapan pembuatan slide-slide power point yang menarik, jelas dan
tepat.
c. Ketrampilan Berhitung (Numeracy)
Kemampuan adalah kemampuan menggunakan pengitungan matematika dasar,
membaca dan menginterpretasiakan sebuah grafik (bar chart), pengaturan dan
perhitungan penggunaan waktu sesuai dengan urutan dan kebutuhan pekerjaan atau
tugas.
Dalam pembuatan power point pada mata kuliah “Akuntasi Biaya 1” misalnya, data-
data angka dan persen yang seringkali muncul harus bisa dipersentasi dan diinterpretasi
dengan baik sehingga pendengar dapat mengerti dengan lebih jelas. Mahasiswa diberi
tugas untuk menyajiakan harga pokok produksi serta mampu menentukan alokasi biaya
produk bersama dan produk sampingan. Dalam skenarionya, mahasiswa dibagi kedalam
beberapa grup yang terdiri atas 3-4 orang.Laporan-laporan biaya berupa angka, persen,
grafik atau chart menuntut mahasiswa untuk bisa memahami dan menginterpetasi data
tersebut, kemudian dipindahkan kedalam power point. Penekanan IT pun juga
terintegrasi secara otomatis.Sehingga dalam penyampaian nantinya, pendengar dapat
dengan mudah mengerti materi yang dijelaskan oleh mahasiswa. Hal lain terkait dengan
numeracy adalah penggunaan waktu dengan baik dan efisien untuk menyampaikan
informasi dengan lugas dan jelas. Termasuk disini adalah kemampuan komunikasi yang
baik yang diperlukan oleh mahasiswa dalam waktu yang sudah ditentukan untuk
memahami, menginterpretasi, dan menyampaikan data-data numerasi termasuk di
dalamnya adalah grafik dan chart sehingga dapat dimengerti dengan baik.
Pada dasarnya, proses pembelajaran untuk satu materi pokok dapat mengintegrasikan
lebih dari dua output skill yang diharapkan. Sebagai contohnya adalah seperti skenario
pembelajaran yang sudah dijelaskan diatas. Terdapat 5 komponen sub-soft skill yang
bisa dipraktekkan langsung oleh mahasiswa termasuk didalamnya adalah numeracy
skill, IT skill, Communication skill, working each other, and problem solving.
d. Belajar (Learning)
Keterampilan belajar berhubungan dengan kekamampuan seseorang menggunakan
strategi dalam meningkatkan ketrampilan dan keilmuannya dalam bekerja atau
mencapai target kerja/belajarnya, termasuk kemampuan mengevaluasi cara
bekerja/belajar yang digunakannya dalam memperoleh informasi, pengetahuan dan
keterampilan agar mencapai tujuan pembelajaran.
Misalnya pada mata kuliah Biokimia dasar, materi “Karbohidrat”, mahasiswa
diharapkan mampu menggali informasi (learning skill) dari sumber tertulis dan elektrik
serta menyimpulkan informasi yang telah diperoleh dari berbagai sumber.Dalam materi
ini, mahasiswa terlebih dahulu dibagi kedalam berberapa kelompok yang beranggotakan
4-5 orang. Mahasiswa ditugaskan untuk mencari informasi mengenai struktur dan
fungsi karbohidrat dan setiap kelompok akan mendapatkan pembahasan yang berbeda
terkait materi ajar. Materi tersebut akan dipersentasikan di depan kelas kemudian akan
dibahas oleh kelompok lainnya. Pembahasan yang berbeda antara satu kelompok
dengan kelompok lain dapat menstimulasi mahasiswa untuk mencari sebanyak-
banyaknya informasi (learning skill) tentang materi yang dibahas sehingga
pembelajaran melalui proses ini dapat membuat kelas menjadi lebih hidup dan
mahasiswa dapat belajar dengan baik.
e. Menyelesaikan Masalah (Problem Solving)
Kemampuan menyelesaikan masalah adalah kemampuan sesorang atau sekolompok
orang untuk mennyelesaikan dan mengantisipasi masalah secara sistematis dengan cara
tepat dan pada situasi sesuai sehingga masalah yang sama tidak terulang kembali.
Sebagai contoh implementasi skill problem solving pada mata kuliah Dasar-dasar
Budidaya (FAPET) adalah melalui metode studi-kasus.Dalam skenarionya, dosen
melakukan persentasi terkait materi dengan media power point.Dosen
mempersentasikan beberapa slide dan menyampaikan beberapa contoh kasus yang
sering terjadi terkait dengan “kesalahan dalam pemiliharaan budidaya perairan”. Pada
pembahasan setiap kasus, mahasiswa diberi waktu untuk berdiskusi selama lebih kurang
5 menit, kemudian menyampaikan hasil pemecahan masalah tersebut, beserta solusi
yang ditawarkan agar kesalahan yang sala tidak terulang kembali. Pada akhir
pembelajaran, mahasiswa dipandu oleh dosen akan menarik kesimpulan terkait materi
dan kasus yang sudah dibahas.
f. Berkerja dengan Orang Lain
Kemapuan kerja orang lain merupakan kemampuan seseorang untuk bekerjasama dalam
satu tim baik sebagai anggota maupun sebagai pimpinan untuk membangun
kebersamaan, menampung ide-ide yang berbeda dari anggota yang berbeda latar
belakang pendidikan, etnik dan agama hingga menghasilkan sebuah kerja kelompok
yang berkualitas.
Sub-Soft skill bekerja dengan orang lain (working with other) sering diintegrasikan
dalam model pembelajaran diskusi kelompok.Sebagai contoh yaitu pada mata kuliah
Akuntasi Biaya I (FE), pada skenarionya, mahasiswa dibagi kedalam kelompok yang
terdiri dari 3-4 orang.Setiap kelompok membahas topic yang berbeda terkait dengan
“peran akuntan, sejarah perkembangan akuntansi biaya, serata perbandingan antara
akuntansi keuangan dan manajemen serta hubungannya dengan akuntansi biaya”.
Dalam mengumpulan materi dan data, setiap anggota dituntut untuk bekerja sama
dengan anggota lainnya yang dikontrol oleh setiap ketua kelompok. Pada sesi
persentasi, setiap kelompok diberi waktu 10 menit untuk mempresentasikan hasil
diskusi dengan percaya diri, disiplin serta menggunakan IT (terintegrasinya numeracy
dan IT skill). Setiap persentasi akan diarahkan oleh moderator dan sekrataris. Hal ini
memungkinkan terjadinya kerja sama yang baik antar setiap anggota dengan
mengatuhui lingkup tugas masing-masing.
A.2.2 HARD SKILLS
Keterampilan keras dimana seseorang memiliki pengetahuan khusus dibidangnya dan
mampu mendemostrasikan dan menghubungkan teori, konsep, dan prakteknya secara
teknis dibidang ilmunya dalam meyelesaikan tugasnya. Contoh pada mata kuliah Dasar-
dasar budidaya, ilmu pengetahuan dasar mengenai budidaya perairan merupakan Hard
skill yang harus dikuasai oleh mahasiswa. Sama halnya dengan Akuntansi biaya,
dimana konsep utama dari pengantar akuntansi adalah tolak ukur baik atau kurangnya
hard skill mahasiswa.Sesuai dengan pengertiannya hard skill merupakan kompetensi
yang diharapkan dikuasai oleh mahasiswa berupa spesifikasi pengetahuan terkait.
Melalui pembelajaran, kompetensi tersebut dapat capai dengan mengintegrasikan soft
skill sehingga menghasilkan output yang diharapkan yaitu kemampuan untuk
berkompetisi di era globalisasi.
A.3 DAYA SAING
Secara umum daya saing diartikan dengan kekuatan untuk berusaha menjadi lebih dari
yang lain atau unggul dalam hal tertentu baik yang dilakukan seseorang, kelompok
maupun institusi tertentu. Pembentukan daya saing calon lulusan Universitas adalah
menekankan pada kemampuan seseorang/kelompok untuk menunjukkan keunggulan
dalam hal tertentu, agar mereka dapatmengenal dan mengetahui situasi dan kondisi
yang paling menguntungkan, hasil kerja yang lebih baik, lebih cepat atau lebih
bermakna dibandingkan dengan yang lainnya. Hingga dari kemapuan menonjolkan dan
meningkatkan potensi diri apa yang ada ada dirinya kan diharapkan melahirkan
kemampuan dan jiwa kewirausahawanan, dan kemauan belajar secara terus menerus
dan kemampuan kerja yang handal. Oleh karena itu daya saing mahasiswa dan lulusan
dibagikan menjadi tiga komponen yaitu; jiwa kewirausahawanan, kemampuan kerja,
belajar sepanjang hayat.
A.3.1 KEWIRAUSAHAWANAN (ENTREPRENEURSHIP)
Pengertian kewirausahawanan dalam konsep SHC tidak mengarah pada suatu bidang ilmu
yang dipahami secara spesifik.Namun kewirausahawanan yang dipahami secara dasar dan
umum.Oleh karena itu dalam konsep SHC diartikan sebagai kemampuan lulusan
menggunakan dan mempromosikan kompetensi yang dimilikinya dirinya baik soft skills
maupun hard skills, hingga kepakarannya (expertise) yang dimilikinya dapat bernilai dan
berdaya jual tinggi secara ekonomi.
A.3.2 BELAJAR SEPANJANG HAYAT (LIFELONG LEARNING)
Belajar sepanjang hayat yang dimaksudkan bukan hanya belajar secara terus menerus
tetapi lebih dari itu seorang mahasiswa, pegawai atau karyawan yang mempunyai
semangat dan kemauan belajar secara terus menerus, memperbaiki kekurangan pada
dirinya, mengembangkan kompetensinya sesuai dengan tuntutan terkini dengan belajar
dari berbagai sumber baik itu dari lingkungannya seperti teman, kelompok, masyarakat,
dan dari apa yang diamati disekitarnya maupun belajar dengan menggunakan technologi
informasi terkini.
Sebagai contoh pada mata kuliah Dasar-dasar Budaya tentan pemanfaatan sumber daya
perairan, kunjungan lapangan (field visit) dapat memberikan pengalaman yang luas bagi
mahasiswa untuk belajar dan mngkonstruksi pengetahuan melalui pengalaman sehingga
terdorong untuk terus belajar dan memperbaiki segala kesalahan.
A.3.3 KEMAMPUAN KERJA (EMPLOYABILITY):
Kemampuan kerja adalah keadaan seorang lulusan universitas, pegawai, dan karyawan
yang memiliki kesiapan mental dan kemampuan menerapkan kompetensi yang
dimilikinya yaitu soft skills, hard skills dan menunjukkkan sikap professional dalam
bekerja.
A.4 STRATEGI PENDEKATAN STUDENTS CENTER LEARNING
Komponen yang masuk pada tahap input adalah pendekatan pengajaran students center
learning. Pendekatan pengajaran ini adalah sebuah metode pengajaran terkini yang
digunakan dalam proses pemerolehan ilmu dan keterampilan. Pendekatan atau metode
pengajaran terpusat pada siswa dapat menggunakan strategi pembelajaran seperti
presentation, cooperative learning, collaborative learning, problem based learning, group
project, field visit, self-learning, exploring, laboratory learning dan E-learning Usage.
Strategi pembelajaran bisa dikombinasikan dengan lebih menarik. Melalui strategi-startegi
pengajaran tersebutlah soft skills diparaktekan dalam memperoleh pengatahuan dan
keterampilan hard skills. Dibawah ini diuraikan dan dicontohkan pembelajaran dengan
masing-masing startegi. Perhatikan ilustrasi pada figure dibawah ini:
MATA KULIAH Knowledge
Content of a Subject
Group Project Present
ation
Coop. Learning
IT Usage/E-Learning PBL
Collab.Learning
Explorative
learning
Field visit
Com. Skills
Hard Skills
IT Skills
Numeracy Skills
LHTL
Prob. Solving
WWO
Labor.Learning
Self learning
Competiveness
Penjelasan untuk masing masing strategi diuraikan dibawah ini:
A.4.1 PRESENTASI
Metode
Dengan memberikan tugas presentasi baik secara individual dan kelompok.
Presentasi yang dimaksudkan adalah kemampuan memamparkan ide-ide pokok
dalam materi yang ingin disampaikan, Penguasaan materi yang baik dan runut.
Dapat dipahami dan menggunakan IT, seperti PPT dengan fitur-fiturnya dan
fasilitas yang disediakan dalam PPT tersebut. Mahasiswa harus diarahkan untuk
Presentasi yang lugas, jelas, efektif dan efisien sesuai content yang diberikan.
Ouput:
a. Soft Skills;Communication skills, Learning, IT.
b. Hard Skills; Mahasiswa dapat menguasai materi dan mempersentasikan apa
yang sudah dipelajari di dalam kelas.
A.4.2 COOPERATIVE LEARNING
Metode
Mahasiswa dibagi kelompok dengan kemampuan yang bervariasi, jenis kelamin
dan etnik group yang berbeda.Personal interest satu group interest dalam pemilihan
anggota kelompok harus dihindari.Oleh karena itu dosen bisa mengelompokkan
group secara acak atau berdasarkan kriteria-kritia yang bisa membuat anggota
kelompok menyumbang dan berbagi ide dan tugas.Ketua kelompok mempunyai
tugas untuk memimpin jalannya diskusi atau pekerjaan kelompok berdasarkan
tugas perkuliahan yang diberi. Ketua kelompok yang baik adalah ketua kelompok
yang bisa menampung dan merumuskan sumbangan setiap anggota, menghargai
setiap pendapat dan bisa pula menstimulasi teman-temannya untuk aktif. Anggota
kelompok yang baik pula berusaha memberikan kontribusi dan menhubungkan
dengan sisi kekuatan dari ide atau kerja teman-temannya.
Ouput:
a. Soft Skills; Communication skills, Learning, IT.
b. Hard Skills; Mahasiswa dapat menguasai materi dan mempersentasikan apa
yang sudah dpelajari di dalam kelas.
A.4.3 COOPERATIF LEARNING
Metode
Mahasiswa dibagi kelompok dengan kemampuan yang bervariasi, jenis kelamin
dan etnik group yang berbeda.Personal interest satu group interest dalam pemilihan
anggota kelompok harus dihindari. Perkuliahan bisa dimulai dengan memberikan
satu topik bahasan perkuliahan untuk dibahas atau dikerjakan secara berkelompok,
dosen sebagai fasilitator mempunyai tugas mengarahkan agar kelompok tidak
keluar dari tujuan pembelajaran atau capain materi. Dosen harus mengawasi dan
memberikan arahan dan motivasi agar setiap anggota kelompok berperan aktif.
Output :
Soft Skills: Working with other, Communication, Learning, IT skills
Hard Skills: Pengetahuan dan skills berkaitan topik perkuliahan
A.4.4 COLLABORATIVE LEARNING
Metode
Ada kesamaan antara kolaboratif learning dengan kooperatif learning.Kesamaannya
adalah sama-sama berbagi kerja atau tugas, belajar atau berkerja dalam
kelompok.Perbedaannya disini ketua kelompok membagi tugas dan tanggung jawab
kesetiap anggota atau kelompok kecil terlebih dahulu tanpa perlu mendiskusikan
terlebih dahulu.Setelah masing-masing anggota menyelesaikan tugasnya, digabung
menjadi satu.Barulah disikusikan dan diperbaiki. Contoh lain Dosen memberikan
tugas Individu, masing-masing mempunya topik yang berbeda, tahap berikutnya
Dosen menggabungkan individu tadi dalam sebuah group dan anggota kelompok
saling berbagi apa yang telah mereka pelajari. Banyak lagi strategi dan teknik
dalam pengembangan collaborative learning yang bisa di kembangkan oleh dosen.
Ouput:
Soft Skills; Communication, IT Skills, Learning how to learn, Problem solving,
Working with others.
Hard Skills; Pengetahuan yang berkaitan dengan materi perkuliahan.
A.4.5 PROBLEM BASED LEARNING.
Metode
PBL adalah sebuah strategi pembelajaran berbasis masalah dan situasi. Model
pembalajaran ini bisa dilakukan di lapangan ataupun didalam kelas, tergantung
topik dan jenis masalah yang diberikan. Masalah atau situasi yang diberikan harus
mengarah pada topik bahasan kuliah. Dosen memberikan rambu-rambu batasan
diskusi.Sebagai sebuah contoh pada matakuliah Metode Penelitian.
Dosen merancang terlebih dahulu sebuah group project yang bisa diselesaikan
bersama-sama. Untuk model pembelajaran ini Dosen hendaknya memberikan
pembekalan teori, konsep umum dan tujuan sebuah topik bahasan.Dan memberikan
langkah-langkah bagaimana mengerjakannya. Group project sebaiknya bisa
dilakukan berupa kajian lapangan karena bentuk pembelajaran ini lebih
menekankan pada pengalaman lapangan. Sebagai contoh pada pada mata kuliah
English Specific Purposes pada prodi pendidikan Bahasa Inggris dengan topic
„English Phrases and Vocabulary Used at Mandiri Bank Jambi‟.
Output
Soft Skills; Communication, Learning how to learn, Problem solving, Working with
others,
Hard Skills; Pengetahuan dan skill yang berkaitan dengan kompetensi mata kuliah.
A.4.6 FIELD VISIT
Metode
Metode pembelajaran field visit juga bisa merupakan gabungan dari beberapa strategi
pembelajaran. Perbedaanya adalah Field Visit lebih terstruktur dan didampingi oleh
dosen dan seorang pemandu/pendamping dari tempat yang dikunjungi. Mahasiswa
diberikan kesempatan bertanya pada apa yang dia amati pada pendambing tadi.
Sedangkan Dosen mengamati apakah setiap individu dan memantau apakah target
pelajaran melalaui Field visit sudah tercapai apa belum.
Output
Soft Skills; Communication, Learning how to learn, Problem solving, Working with
others,
Hard Skills; Pengetahuan dan skill yang berkaitan dengan kompetensi mata kuliah.
A.4.7 SELF-LEARNING
Metode
Strategi ini merupakan strtegi belajar secara mandiri yang menggalakkan pelajar
menggunakan kemampuan dirinya sendiri dalam meningkatkan kompetensinya.
Mahasiswa diarahkan agar mengenal cara belajar dirinya sendiri yang paling efektif.
Untuk itu dosen hendaknya memberi motivasi pada mahasiswa untuk mengembangkan
dirinya. Untuk metode ini dosen bisa memberikan tugas individu pada satu topic
perkuliahan, mahasiswa diberi kebebasan untuk memulai dari mana yang mereka
inginkan, ada mahasiswa yang ingin memulai dari apa yang dia ketahui, ada juga yang
ingin mengumpulkan informasi terlebih dahulu dan ada juga yang bertanya pada teman-
temannya. Pada dasarnya strategi ini hampir sama dengan strategy exploring dan inqury
learning. Namun pokok bahasan yang dipelajari dibatasi dan telah ditentukan.Target
pembelajaran yang paling peting tercapai.
Output
Soft Skills; Learning how to learn, Problem solving.
Hard Skills; Pengetahuan dan skill spesifik berkaitan dengan keilmuan.
A.4.8 EXPLORING AND INQUIRY LEARNING
Metode
Exploring and inquiry learning lebih baik dilakukan dalam kelompok 3 – 5
orang.Strategi ini memberikan pengalaman kepada kelompok dan individu untuk belajar
dari pengalaman masing-masing pada satu topik perkuliahan. Mahasiswa juga diberikan
kebebasan untuk mengembangkan topik, sub topik dan bahasan yang luas dan kaya
akan informasi. Selanjutnya kelompok atau individu diarahkan untuk mengembangkan
sendiri dari apa yang mereka ketahui.
Output
Soft Skills; Communication, Learning how to learn, Problem solving, Working with
others,
Hard Skills; Pengetahuan dan skill yang berkaitan dengan kompetensi mata kuliah.
A.4.9 LABORATORY LEARNING,
Metode
Laboratrory learning adalah sebuah aktifitas pembelajaran sistematis, terstruktur dan
prosedural sesuai dengan rancangan secara konseptual dan teoritis yang dilakukan pada
labor tertutup maupun labor terbuka. Aktifitas pembelajaran ini sering dengan
experimental learning dan practical learning.Dosen menyususn struktur pembelajaran
dan prosedur dalam melakukan aktifitas pembelajaran.Teori dan konsep dipikirkan
secara matang. Pembelajaran laboratory learning ini harus dikombinasikan dengan
model eksploratory dan inquiry, group project, PBL dan cooperative learning,
tergantung dosen yang yang merancang model pembelajaran ini. Miskipun aktifitas
pembelajaran dalam sebuah labor namun tetap mengedepankan Students Center
Approach.
Output
Soft Skills; Communication, Learning how to learn, Problem solving.
Hard Skills; Pengetahuan dan skill yang berkaitan dengan kompetensi mata kuliah.
A.4.10 IT E-LEARNING USAGE
Metode
Perkembangan IT memberikan informasi dan pengetahuan yang kaya akan
perkembangan ilmu Baru. Untuk itu dosen dan mahasiswa harus memanfaatkan
fasilitasi ini untuk mengetahui dan selalu meng-update pengetahuannya. Seorang Dosen
harus alert dengan perkembangan terkini dibidangnya dari seluruh dunia. Dengan
menggunakan IT, mahasiswa akan mampu menarik dan menyebarluaskan informasi. Ini
sebuah pembelajaran penting bagaimana seorang mahasiswa mampu ikut berkonstribusi
ilmu.
Penggunaan E-learning bukan untuk mengganti pembelajaran tapi sebagai salah satu
media pembelajaran yang lebih praktis, live, online, lintas waktu dan lintas kawasan.
Namun memungkinkan untuk menggantikan perkuliahan pada model pembelajaran
teleconference yang dilakukan face to face dengan jarak jauh. E-learning
memungkinkan Dosen untuk memberikan, materi, tugas dan penilain secara online.
Mahasiswa juga bisa melaporkan tugas, berdiskusi dan berkerja kelompok dengan
bantuan E-learning.Kalau universitas belum mampu menyediakan E-learning yang
memiliki fitur terkini.Pada saat ini banyak fasilitas E-learning yang gratis dengan fitur-
fitur standard namun masih terbatas.Sebagai contoh Edmodo, Moodle, Schoology dan
banyak lagi yang lainnya.
Untuk aktifitas pembelajaran yang lain, dosen bisa memberikan sebuah brainstorming
didalam kelas untuk memberikan gambaran materi pembelajaran dan perkuliahan,
selanjutnya mahasiswa melakukan ekplorasi dengan searching, browsing dan
downloading materi-materi yang relevan. Jangan menganggap hal ini spele, hasil
pengamatan selama ini kebanyakan mahasiswa masih belum mampu mencari bahan-
bahan yang relevan dengan topik perkuliahan.
Output
Output Soft Skills : Ketrampilan IT, Berfikir Kritis dan Ketrampilan Belajar.
Output Hard Skills : Pengetahuan dan skills berkaitan topik perkuliahan
Rangkuman Strategi Pengajaran Pengembangan SHC
Strategi Penggunaan dan langkahnya
a. Cooperative Learning
Mahasiswa dikelompokkan.
Meminta setiap anggota kelompok membahas
satu topik secara bersama-sama dan
Membuat laporan berdasarkan pemahaman
bersama.
b. Collaborative Learning Mahasiswa dikelompokkan.
Meminta setiap anggota kelompok membahas
satu topik secara bersama-sama dan
Membuat laporan berdasarkan pemahaman bersama.
c. PBL Dosen menyediakan beberapa masalah dengan
topic yang sama.
Masalah tersebut didistribusikan kepada
mahasiswa baik individu maupun kelompok.
Mahasiswa kemudian diminta untuk memahami
permasalahan yang mereka dapatkan.
Mahasiswa diminta untuk menganalisa dan
memberi solusi dari permasalahan tersebut.
Setelah selesai, mahasiswa bisa
mempresentasikan dan berdiskusi di depan kelas
atau membuat laporan dan diserahkan kepada
dosen pengampu.
d. Simulation Dosen menetapkan topic simulasi
Dosen memberikan masalah dalam simulasi
Dosen menetapkan pemain yang akan terlibat
dalam simulasi.
Mahasiswa diminta untuk melakukan simulasi
sesuai dengan permasalahan yang diberikan.
Usai melakukan simulasi, dosen dan mahasiswa
lainnya melakukan diskusi mengenai jalannya
simulasi beserta materinya.
e. role play Dosen menentukan topic yang akan diperankan
oleh mahasiswa
Memberikan mahasiswa untuk memahami peran
mereka.
Mahasiswa melakukan role play sesuai dengan
topic yang diberikan.
dosen dan mahasiswa mendiskusikan performa
mereka dalam role play.
f. Self-learning
(explorative) Dosen menentukan garis besar topic.
Mahasiswa mengeksplor dari berbagai sumber
mengenai topic yang diberikanm, baik melalui
buku, jurnal, web, dan lain sebagainya.
g. Online Learning Mahasiswa diminta untuk melakukan projek
melalui online media.
h. E-learning
i. Project based learning
j. case studies
B. PROSES
Tahap proses dikembangkan setelah mengkaji kajian teori pembelajaran dan
kajian-kajian pustaka yang berkaitan. Kebanyakan peneidikan tinggi menggabungkan
model blended learning dalam mengembangkan SHC mahasiswa. Dalam
pengembangan model ini, pengembangan mahasiswa SHCdilaksanakan dalam proses
pembelajaran yang menggunakan berbagai strategi pengajaran. SHC tidak mungkin
diajarkan diluar dari kontek keilmuan mereka. Kalau itu dilakukan maka soft skills
sebagai kendaraan untuk pengembangan hard skills dan membangun interprenurship
berbasi keilmuan mereka tidak terjadi dan tidak dapat berfungsi dengan baik. Karna
seperti yang ditulis oleh Djamaris (2013), menyatakan Hard skills dan Soft skills
merupakan paduan yang harus terintegrasi agar lulusan sarjana dapat mengembangkan
usaha (entrepreneur) maupun menjadi pekerja-pengusaha (intrapreneuship).
SHC dimasukkan dalam silabus atau RPS yang meliputi atau sering disebut dengan
Blended in. SHC harus dideskripsikan dalam Course Description
Objective
Learning strategy
Course structure
SHC Assessment
SHC dipadukan dengan jelas dalam setiap proses pembelajaran pada setiap topic
perkuliahan dari pertemuan ke pertemuan. Dalam proses pengajaran dosen
mengimplimentasikan dan mengacu pada indikator-indikator SHC yang sudah dicapai.
B.1 BLENDING SOFTS SKILLS DAN HARD SKILLS DALAM SYLLABUS
AND LESSON PLAN
Berikut ini adalah contoh bagamana mengimplementasikan strategi pengajaran dan
pembelajaran untuk mengangkat soft skills mahasiswa dan memperoleh hard skills
sekaligus.
Blending in:
Syllabus Course Description Objective Learning strategy Course structure SHC Assessment Lesson Plan Unit
RPP Topic, sub-topic Course Content Delivery
Technique
Implementing in
instruction Facilitating
Learning by the
Lecturer. Giving Assignment
(Individual, Group)
based on SHC
Indicator
Evaluating Observation Assessment
Rubrics and Self Assessment
(model SHC)
B.1.1 SILABUS
Silabus pengajaran seharusnya memuat deskripsi mata kuliah, tujuan, strategi
pembelajaran dan struktur perkuliahan secara jelas. Model pengajaran yang
menekankan pada perolehan SHC harus direncanakan secara jelas dalam silabus. Tabel
dibawah ini memberikan contoh silabus yang bertujuan mengembangkan SHC
mahasiswa (contoh silabus dapat dilihat di lampiran):
B.1.2 LESSON PLAN UNIT RPS
Lesson Plan atau RPP adalah pengembangan dari Silabus. RPP merupakan
pengembangan daris satu topik/pertemuan perkuliahan yang dibuat secara teperinci
pada setiap pertemuan. Contoh lesson plan dapat dilihat pada lampiran.
B.2 IMPLEMENTING IN INSTRUCTION
Facilitating Learning by the Lecturer.
Giving Assignment (Individual, Group) based on SHC Indicator.
B.3 EVALUASI
Meskipun tugasnya menantang, ada banyak contoh tes dalam penggunaan skala secara
luas saat ini yang mengukur kemampuan siswa abad ke-21 melalui pertunjukan berbasis
disipliner yang distandarisasi dengan metrik umum. Dalam contoh yang diberikan
secara internasional, tes PISA mengharuskan siswa di seluruh dunia untuk menunjukkan
pemahaman matematis, bahasa, dan sains mereka melalui tugas-tugas yang memerlukan
analisis, penalaran, dan keterampilan komunikasi yang kompleks. Tes ini diberikan di
atas kertas atau secara elektronik dan mencakup campuran pilihan gandadan pertanyaan
terbuka. Dalam contoh pertanyaan matematika pilihan ganda,siswa harus menafsirkan
grafik kecepatan mobil balap sepanjang jalur 3 km sebagai fungsi dariJarak mobil telah
berjalan di sepanjang jalur. Pertanyaan yang sesuai meminta siswauntuk (1)
memperkirakan jarak dari garis start ke awal bagian lurus terpanjangtrek, (2) perhatikan
titik di mana kecepatan paling lambat dicatat, dan (3) menilaipercepatan atau
perlambatan mobil antara tanda 2,6 dan 2,8 km. Dalam contoh pertanyaan matematika
terbuka, siswa melihat peta Antartika dan skala dalam kilometer danharus
memperkirakan daerah Antartika menggunakan skala peta, menunjukkan bagaimana
perkiraannya.Kedua pertanyaan mengharuskan siswa memanfaatkan kemampuan
matematika dan pengetahuan mereka untuk mentransferberpikir kritis dan keterampilan
memecahkan masalah pada situasi baru yang paling mungkin mereka hadapi menjadi
tidak asing lagi (Asia Society, hal 19).
Observasi dengan menggunakan Rubrik Penilain SHC disesuaikan penggunaannya oleh
dosen pada mata kuliahnya masing-masing. Self–Assessment dengan menggunakan model
SHC disesuaikan dengan prodi dan matakuliah masing-masing.
SH Achievement
Soft Skills Communication Numeracy IT Skills Learning how to
learn Problem solving Working with others
Hard Skills
Specific technical skills Based
Subject competencies
Major Knowledge and Related.
Students Competitiveness Level
Entrepreneurship Employability Lifelong Learning
Eavaluasi model SHC tidak menggunakan tes melainkan menggunakan model self
evaluation dan Observasi dengan menggunakan Rubrik penilaian SHC yang dilakukan
mulai dari awal semester sampai tengah semester dan pertengahan semester hinggaakhir
semester. Rubrik peneilaian SHC dilakukan oleh dua orang Dosen. Mahasiswa harus
diberi tau hasil evalusi model self Assesment dan Model Observation oleh dua orang
dosen. Harus ada konsitensi antara hasil penilaian.
C. OUTPUT
Output adalah hasil yang diaharapkan setelah proses pengembangan SHC mahasiswa
dilakasanakan melalui proses perkuliahan dengan model pengembbangan SHC. Model
ouput dibawah ini adalah hasil dari kajian dan analisis kurrikulum berbasis KKNI
(DIKTI, 2016) dan refernsi dari berbagai model achievement dari dalam dan luar negeri
seperti sumber berikut. Hadiyanto (2012). Figur 7 menunjukkan pembelajaran selama
perguruan tinggi harus mencapai output soft skills dan Hard Skills. Sedangakan students
competitivenessakan meningkat kalau lulusan mencapai kemampuan Soft Skills dan
Hard Skills yang tinggi.
Dikti (2013) menegaskan kompetensi lulusan perguruan tinggi ditetapkan
dengan mengacu pada KKNI (UU PT No12 tahun2012, PS 29).Kompetensi dilihat dari
empat learning outcomes yaitu sikap dan tata nilai, kemampuan di bidang kerja,
pengetahuan yang dikuasai, hak dan tanggung jawab. Pada dasarnya standar KKNI
dengan model Hadiyanto (2013) mempunyai esensi dan ouput yang sama. Dalam model
adaptasi oleh Hadiyanto (2013), sikap dan tata nilai, dan hak dan tanggung jawab
menurut KKNI sama dengan „good citizenship‟, sedangkan kemampuan di bidang kerja
dan pengetahuan yang dikuasai diinterpretasikan oleh Hadiyanto (2013) ‘Employability’
dan lifelong learning.
SHC Achievement (OUTPUT)
Setelah proses pembelajaran selama satu semester dengan berbagai macam metode
pengajaran yang mendukung berkembangnya Soft skills, hard skills dan competitiveness
diharapkan kemampuan SHC mahasiswa dapat meningkat. Dengan begitu, diharapkan
mereka memiliki bekal dan kesiapan yang matang untuk memasuki dunia kerja sesuai
dengan kebutuhan di setiap bidangnya. Berikut uraian output dari setiap skillnya.
Soft Skills
Communication
Komunikasi merupakan suatu proses penyampaian informasi dari seseorang kepada
orang lain. Communication skill adalah kemampuan untuk mengekspresikan pemikiran,
perasaaan, keinginan, melalui komunikasi verbal atau komunikasi non-verbal untuk
mendapat pengertian orang lain.
Soft Skills Indikator
Kemampuan
Berkomunikasi Mampu menyampaikan atau mempresentasikan ide secara jelas dan
efektif.
Mampu meyakinkan baik oral maupun tertulis dengan poin-poin utama
secara sistematis.
Mampu menyerap ide pokok dan Informasi secara detail dari sumber
lisan dan tertulis.
Mampu memberi tanggapan dengan jelas dan lugas.
Mampu membaca pemahaman dan menggunakan bahasa Inggris dengan
baik dalam presentasi lisan dan tulisan.
Communication dilihat dari lima indicator seperti dalam table. Pengguna atau dosen
menilai sejauh mana indicator bisa diterapkan oleh masing-masing mahasiswa dengan
score 1-5.
Untuk score 5, mahasiswa mampu menyampaikan atau mempresentasikan ide secara
jelas dan efektif. Untuk score 4, mahasiswa mampu meyakinkan baik oral maupun
tertulis dengan poin-poin utama secara sistematis. Untuk score 3, mahasiswa mampu
menyerap ide pokok dan Informasi secara detail dari sumber lisan dan tertulis. Untuk
score 2, mahasiswa mampu memberi tanggapan dengan jelas dan lugas. Untuk score 1,
mahasiswa mampu membaca pemahaman dan menggunakan bahasa Inggris dengan
baik dalam presentasi lisan dan tulisan.
IT Skills
Perkembangan dunia teknologi telah mengubah cara baru dalam bekerja. Hal ini
ditunjukkan dengan adanya pakem bahwa hampir semua bagian kehidupan manusia saat
ini membutuhkan kecakapan teknologi, terutama di bidang komputer.
Kemampuan
IT
Indikator
Mampu mencari dan memilih informasi yang sesuai melalui IT seperti
file, CD, internet, Jurnal Online, dll dari berbagai sumber referensi di
internet untuk melengkapi tugas yang telah diberikan dengan baik.
Mampu mempresentasikankan tugas menggunakan power point, grafik,
chart, gambar, angka, dll dengan tampilan yang bagus.
Mampu mengembangkan struktur presentasi dengan menggunakan style
paragraf, nomor halaman, outline, dengan baik.
Mampu menggunakan perangkat lunak atau fitur aplikasi seperti query
database, mesin pencari, spreadsheet, e-dictionary, e-sticky note dll untuk
meningkatkan efisiensi belajar dengan maksimal.
Mampu melakukan presentasi menggunakan bahasa yang halus dengan
menggabungkan teks, grafik, chart, gambar, video, dan angka dengan
baik.
Dalam menilai IT skill yang dimiliki mahasiswa, pengguna atau dosen dapat
menerapkan 5 indikator yang terdapat pada table di atas. Setiap indicator memiliki score
yang berbeda dengan skala score 1-5.
Untuk score 5, mahasiswa mampu mencari dan memilih informasi yang sesuai melalui
IT seperti file, CD, internet, Jurnal Online, dll dari berbagai sumber referensi di internet
untuk melengkapi tugas yang telah diberikan dengan baik. Untuk score 4, mahasiswa
mampu mempresentasikankan tugas menggunakan power point, grafik, chart, gambar,
angka, dll dengan tampilan yang bagus. Untuk score 3, mahasiswa mampu
mengembangkan struktur presentasi dengan menggunakan style paragraf, nomor
halaman, outline, dengan baik. Untuk score 2, mahasiswa mampu menggunakan
perangkat lunak atau fitur aplikasi seperti query database, mesin pencari, spreadsheet, e-
dictionary, e-sticky note dll untuk meningkatkan efisiensi belajar dengan maksimal.
Untuk score 1, mahasiswa mampu melakukan presentasi menggunakan bahasa yang
halus dengan menggabungkan teks, grafik, chart, gambar, video, dan angka dengan
baik.
Numeracy
Kemampuan numerik merupakan kemampuan standar tentang angka dan kemampuan
melakukan perhitungan-perhitungan yang juga merupakan bagian dari aktivitas
matematika. Kemampuan ini penting, baik untuk dapat melakukan perhitungan dengan
cepat maupun untuk pemecahan masalah-masalah aritmatika.
Kemampuan
Numerik
Indikator
Mampu memahamidan menyajikan tabel, chart, grafik dan angka yang
digunakan dalam berbagai cara seperti pecahan, desimal, persentase, dan
angka dalam jumlah besar pada gambar atau kata-kata dengan tepat
Mampu menggunakan cara-cara yang efektif dan efisien untuk
menyajikan materi, informasi dan penemuan dengan memberi namatabel,
diagram dan grafik untuk menggambarkan presentasi dan penemuan
dengan baik.
Mampu menghitung dan mengukur kegiatan belajar dan hasil dalam
bentuk perkalian, jumlah kata, kalimat, halaman, topik, jumlah gambar,
tabel, dll dengan tepat.
Mampu mengelola waktu dalam mengerjakan tugas dan yang
berhubungan dengan kesulitan-kesulitan untuk memenuhi tenggat
waktudengan baik.
Mampu memantau, merefleksikan, mendapatkan feedback dan
meningkatkan penggunaan kemampuan menghitung untuk mendukung
kegiatan belajar dan bekerja.
Indikator di atas dapat digunakan oleh pengguna atau dosen untuk menilai kemampuan
numeracy yang dimiliki oleh mahasiswa. Setiap indicator memiliki nilai yang berbeda
dengan skala score 1-5.
Indicator yang menunjukkan kemampuan mahasiswa dalam memahami dan menyajikan
tabel, chart, grafik dan angka yang digunakan dalam berbagai cara seperti pecahan,
desimal, persentase, dan angka dalam jumlah besar pada gambar atau kata-kata dengan
tepat memiliki score 5. Sedangkan untuk score 4, mahasiswa mampu menggunakan
cara-cara yang efektif dan efisien untuk menyajikan materi, informasi dan penemuan
dengan memberi namatabel, diagram dan grafik untuk menggambarkan presentasi dan
penemuan dengan baik. Untuk score 3, mahasiswa mampu menghitung dan mengukur
kegiatan belajar dan hasil dalam bentuk perkalian, jumlah kata, kalimat, halaman, topik,
jumlah gambar, tabel, dll dengan tepat. Untuk score 2, mahasiwa mampu mengelola
waktu dalam mengerjakan tugas dan yang berhubungan dengan kesulitan-kesulitan
untuk memenuhi tenggat waktudengan baik. Untuk score 1, mahasiswa mampu
memantau, merefleksikan, mendapatkan feedback dan meningkatkan penggunaan
kemampuan menghitung untuk mendukung kegiatan belajar dan bekerja.
Learning How to Learn
Kecakapan seorang peserta didik, yang dimiliki dari hasil apa yang telah dipelajari yang
dapat ditunjukkan atau dilihat melalui hasil belajarnya.
Kemampuan
Belajar
Indikator
Mampu meningkatkan kinerja akademis dengan baik seperti yang
telahdisarankan oleh dosen.
Mampu menyusun ide atau konsep-konsep dari berbagai sudut pandang
dalam penyelesaian tugas atau selama diskusi dengan baik.
Mampu menciptakan informasi baru dengan membandingkannya dari
berbagai sumber untuk menarik kesimpulan dengan tepat.
Mampu menetapkan target yang realistis dan rencana untuk
menyelesaikan tugas kegiatan secara mandiri dan bertangggungjawab.
Mampu berkonsultasi dengan dosen dan mengadaptasi strategi belajar
(yaitu independen, kolaboratif dan kooperatif) degan baik.
Indikator dalam table di atas dapat digunakan oleh pengguna atau dosen untuk
mengukur kemampuan belajar mahasiswa. Setiap indicator memiliki score berbeda
dengan skala 1-5.
Untuk score 5, mahasiswa mampu meningkatkan kinerja akademis dengan baik seperti
yang telahdisarankan oleh dosen. Untuk score 4, mahasiswa Mampu menyusun ide atau
konsep-konsep dari berbagai sudut pandang dalam penyelesaian tugas atau selama
diskusi dengan baik. Untuk score 3, mahasiswa Mampu menciptakan informasi baru
dengan membandingkannya dari berbagai sumber untuk menarik kesimpulan dengan
tepat. Untuk score 2, mahasiswa mampu menetapkan target yang realistis dan rencana
untuk menyelesaikan tugas kegiatan secara mandiri dan bertangggungjawab. Untuk
score 1, mahasiswa mampu berkonsultasi dengan dosen dan mengadaptasi strategi
belajar (yaitu independen, kolaboratif dan kooperatif) degan baik.
Problem Solving
Kemampuan untuk mengidentifikasi lalu memberikan beberapa solusi alternative untuk
masalah yang dihadapi dan memilih pilihan atau keputusan yang terbaik atau
kemampuan untuk mengidentifikasi komponen system yang menyebabkan kesalahan
serta pilihan yang tersedia untuk memecahkan masalah itu dan menyelesaikan tugas.
Kemampuan
Memecahkan
Masalah
Indikator
Mampu mengidentifikasi masalah, menggunakan metode dan sumber
yang berbeda dalam menganalisis masalah.
Mampu memunculkan beberapa ide dalam memecahkan masalah dengan
menjelaskan poin-poin utama secara jelas, efektif, meyakinkan dan
sistematis.
Mampu menampung beragam perspektif (berbeda ras, agama, jenis
kelamin, keyakinan politik, dll) dan mengimplementasikan bukti untuk
mendukung kesimpulan dalam diskusi atau mengerjakan tugas-tugas
dengan baik.
Mampu memecahkan masalah yang sulit dengan membuat perbandingan
dengan masalah yang sama dan menemukan analogi dari membaca atau
pengalaman sendiri dengan tepat.
Untuk menilai kemampuan mahasiswa dalam memecahkan masalah, dosen atau
pengguna dapat menggunakan indicator-indikator yang terdapat pada table di atas.
Setiap indicator memiliki score yang berbeda dengan skala 1-5.
Indicator kemampuan mahasiswa dalam mengidentifikasi masalah, menggunakan
metode dan sumber yang berbeda dalam menganalisis masalah memiliki skala score 5.
Sedangkan kemampuan mahasiswa dalam memunculkan beberapa ide dalam
memecahkan masalah dengan menjelaskan poin-poin utama secara jelas, efektif,
meyakinkan dan sistematis memiliki score 4. Untuk score 3, mahasiswa mampu
menampung beragam perspektif (berbeda ras, agama, jenis kelamin, keyakinan politik,
dll) dan mengimplementasikan bukti untuk mendukung kesimpulan dalam diskusi atau
mengerjakan tugas-tugas dengan baik. Untuk kemampuan mahasiswa dalam
memecahkan masalah yang sulit dengan membuat perbandingan dengan masalah yang
sama dan menemukan analogi dari membaca atau pengalaman sendiri dengan tepat
memiliki skala nilai 2.
Working With Others
Keinginan untuk bekerja sama dengan orang lain secara kooperatif dan menjadi bagian
dari kelompok.Kompetensi kerjasama menekankan peran sebagai anggota kelompok,
bukan sebagai pemimpin. Kelompok disini dalam arti yang luas, yaitu sekelompok
individu yangmenyelesaikan suatu tugas atau proses.
Kemampuan
Bekerjasama
dengan Orang
Lain
Indikator Skor
Mampu bekerjasama dan melakukan percakapan serius dengan tim, serta
menghormati perbedaan perspektif dari berbagai ras, suku, agama, dll
dalam kegiatan pembelajaran dengan baik.
Mampu menyelesaikan konflik dan memberi umpan balik yang
konstruktif.
Mampu menjaga motivasi tim secara effektif dan menawarkan ide-ide
untuk mencapai hasil yang lebih baik secara jelas.
Mampu memberikan kontribusi baik secara anggota tim maupun sebagai
ketua tim dalam menyelesaikan tugas atau proyek.
Mampu merangsang anggota tim untuk memberikan kontribusi dalam
sebuah kerja tim, mengakomodir kontribusi dari anggota tim dan
mengkobinasikan kontribusi/ide dari anggota tim dengan baik.
Indikator yang terdapat di dalam table di atas dapat digunakan oleh dosen atau
pengguna untuk menilai kemampuan mahasiswa dalam bekerja sama dengan orang lain.
Setiap indicator memiliki score yang berbeda dengan skala 1-5.
Untuk score 5, mahasiswa mampu bekerjasama dan melakukan percakapan serius
dengan tim, serta menghormati perbedaan perspektif dari berbagai ras, suku, agama, dll
dalam kegiatan pembelajaran dengan baik. Untuk score 4, mahasiswa mampu
menyelesaikan konflik dan memberi umpan balik yang konstruktif. Untuk score 3,
mahasiswa mampu menjaga motivasi tim secara effektif dan menawarkan ide-ide untuk
mencapai hasil yang lebih baik secara jelas. Untuk score 2, mahasiswa mampu
memberikan kontribusi baik secara anggota tim maupun sebagai ketua tim dalam
menyelesaikan tugas atau proyek. Untuk score 1, mahasiswa mampu merangsang
anggota tim untuk memberikan kontribusi dalam sebuah kerja tim, mengakomodir
kontribusi dari anggota tim dan mengkobinasikan kontribusi/ide dari anggota tim
dengan baik.
Hard Skills Specific technical skills Based
Subject competencies
Major Knowledge and Related.
Hard Skills Indikator
Kemampuan
Hard Skills Mampu menerapkan pengetahuan dan ketrampilan spesifik bidang ilmu
ke dalam praktek dengan sempurna.
Mampu menghubungkan apa yang sudah dipelajari sebelumnnya
termasuk dalam ruang lingkup bidang ilmunya dalam presentasi lisan dan
tertulis dengan baik.
Mampu menjawab pertanyaan dan member penjelasan secara spesifik
dan praktis di bidang ilmunya, kemudian bisa dipahami secara sederhana
oleh orang yang berbeda bidang keilmuan.
Mampu merancang dan melaksanakan sebuah kajian lapangan berkaitan
dengan bidang ilmu saya secaras pesifik dan teknis.
Mampu memberikontribusi pemikiran dari sudut pandang bidang
ilmunya pada sebuah proyek/tugas kelompok.
Terdapat 5 indikitor yang dapat digunakan oleh dosen atau pengguna untuk mengukur
kemampuan hard skill mahasiswa. Setiap indicator memiliki score penilain yang
berbeda dengan skala 1-5.
Score dengan nilai 5 didapat apabila mahasiswa mampu menerapkan pengetahuan dan
ketrampilan spesifik bidang ilmu ke dalam praktek dengan sempurna. Sedangan untuk
score 4, didapatkan apabila mahasiswa mampu menghubungkan apa yang sudah
dipelajari sebelumnnya termasuk dalam ruang lingkup bidang ilmunya dalam presentasi
lisan dan tertulis dengan baik. Untuk score 3, apabila mahasiswa mampu menjawab
pertanyaan dan member penjelasan secara spesifik dan praktis di bidang ilmunya,
kemudian bisa dipahami secara sederhana oleh orang yang berbeda bidang keilmuan.
Sedangan score 2 didapatkan apabila mahasiswa Mampu merancang dan melaksanakan
sebuah kajian lapangan berkaitan dengan bidang ilmu saya secaras pesifik dan teknis.
Untuk score terendah, apabila mahasiswa mampu memberikontribusi pemikiran dari
sudut pandang bidang ilmunya pada sebuah proyek/tugas kelompok.
Students Competitiveness Level OUTCOME
Entrepreneurship
Daya Saing Indikator
Kewira
usahawanan Mampu merencanakan, mengatur dan menyelesaikan
sebuahtugas/proyek.
Mampu mengunkapkan dan mempromosikan keunggulan dan nilai
ekonomi hasil karyanya kepada orang lain.
Mampu membaca peluang-peluang bisnis sesuai dengan bidang ilmu,
ketrampilan dan kompetensi (expertise) yang dimilikinya.
Mampu membuka peluang bisness sesuai dengan bidang ilmu,
ketrampilan dan kompetensi (expertise) yang dimilikinya.
Mempunyai sikap konsistensi dan keuletan dalam menjalankan
tugas/peran.
Indikator dalam table di atas dapat digunakan oleh pengguna atau dosen untuk
mengukur kemampuan mahasiswa dalam dunia kewirausahaan. Setiap indicator
memiliki score berbeda dengan skala 1-5.
Untuk score 5, mahasiswa mampu merencanakan, mengatur dan menyelesaikan
sebuahtugas/proyek. Untuk score 4, mahasiswa mampu mengunkapkan dan
mempromosikan keunggulan dan nilai ekonomi hasil karyanya kepada orang lain.
Untuk score 3, mahasiswa mampu membaca peluang-peluang bisnis sesuai dengan
bidang ilmu, ketrampilan dan kompetensi (expertise) yang dimilikinya. Untuk score 2,
mahasiswa mampu membuka peluang bisness sesuai dengan bidang ilmu, ketrampilan
dan kompetensi (expertise) yang dimilikinya. Untuk score 1, mahasiswa mempunyai
sikap konsistensi dan keuletan dalam menjalankan tugas/peran.
Employability
Employability Mampu mengintegrasikan penerapan soft skills dan hard skills dalam
berkerja/mengerjakan tugas.
Mampu meyelesaikan tugas-tugas yang diberikan dan bertanggungjawab
pada apa yang dia kerjakan.
Mampu berkerja tanpa bergantung pada orang lain dan berdapatasi
dengan cepat dengan jenis pekerjaan baru.
Menemukan dan menggunakan cara-cara baru dan lebih baik untuk
mengerjakan tugas-tugas, membawa creatifitas, ide-ide dan hasil yang
inovatif, berfikir out of the box.
Mampu menggunakan bahasa Inggris dalam ruang lingkup pekerjaannya.
Dalam menilai employability seorang mahasiswa, dosen atau pengguna dapat
menggunakan indicator-indikator yang terdapat di dalam table di atas. Indicator-
indikator di atas memiliki score yang berbeda tergantung kemampuan yang dimiliki
oleh mahasiswa. Adapaun skala score setiap indicator bernilai antara 1-5.
Untuk indicator yang memiliki score 5, seorang mahasiswa harus mampu
mengintegrasikan penerapan soft skills dan hard skills dalam berkerja/mengerjakan
tugas. Sedangan untuk score 4, seorang mahasiswa harus mampu meyelesaikan tugas-
tugas yang diberikan dan bertanggungjawab pada apa yang dia kerjakan. Untuk nilai 3,
mahasiswa mampu berkerja tanpa bergantung pada orang lain dan berdapatasi dengan
cepat dengan jenis pekerjaan baru. Sedangankan indicator berscore 2, mahasiswa
mampu menemukan dan menggunakan cara-cara baru dan lebih baik untuk
mengerjakan tugas-tugas, membawa creatifitas, ide-ide dan hasil yang inovatif, berfikir
out of the box. Sedangkan untuk indicator berscore terendah, mahasiswa hanya mampu
menggunakan bahasa Inggris dalam ruang lingkup pekerjaannya.
Lifelong Learning
Dalam menilai lifelong learning seorang mahasiswa, dosen atau pengguna dapat
menggunakan indicator-indikator yang terdapat di dalam table di atas. Indicator-
indikator di atas memiliki score yang berbeda tergantung kemampuan yang dimiliki
oleh mahasiswa. Adapaun skala score setiap indicator bernilai antara 1-5.
Untuk indicator berscore 5, mahasiswa mengetahui kelemahan yang ada pada dirinya
dan mampu mengatasinya. Sedangankan indicator berscore 4, mahasiswa
mampumenunjukkan semangat dan kemauan belajar secara terus menerus dari
lingkugannya (teman, kelompok, dan dari apa yang diamatinya). Untuk score 3,
mahasiswa mampu mengevaluasi expertise (ketrampilan kelimuan) yang dimilikinya
dan mengembangkannya sesuai kebutuhan terkini. Untuk score 2, mahasiswa mampu
mempelajari dan mebandingkan isu (informasi) dan fakta berkaitan untuk menghasilkan
suatu kesimpulan. Untuk score 1, mahasiswa mampu menggunakan berbagai sumber
seperti ICT, Video, sumber Online, dan sumber lain untuk mengembangkan kompetensi
dirinya.
4.5 Langkah-Langkah Implimentasi dari Pengembangan SHC Mahamahasiswa
4.5.1 Persiapan pengajaran dan pembelajaran
1. Menentukan tujuan mata kuliah dengan merujuk pada komponen dan sub-
komponen SHC yang mungkin terdapat dalam mata pelajaran yang anda ampu.
2. Mendefinisikan topik mata pelajaran selama satu semester. Topik harus disusun
secara sistematis, berurutan (lebih mudah ke lebih sulit) dan terhubung dan
Belajar
Sepanjang
Hayat
Indikator
Mengetahui kelemahan yang ada pada dirinya dan mampu mengatasinya.
Menunjukkan semangat dan kemauan belajar secara terus menerus dari
lingkugannya (teman, kelompok, dan dari apa yang diamatinya).
Mengevaluasi expertise (ketrampilan kelimuan) yang dimilikinya dan
mengembangkannya sesuai kebutuhan terkini.
Mempelajari dan mebandingkan isu (informasi) dan fakta berkaitan untuk
menghasilkan suatu kesimpulan.
Menggunakan berbagai sumber seperti ICT, Video, sumber Online, dan
sumber lain untuk mengembangkan kompetensi dirinya.
berlanjut dari awal hingga akhir semester, agar mahasiswa memperoleh SHC
yang terkait dengan subjek.
3. Memilih sumber belajar (dua atau lebih sumber) untuk contoh, situs web,
Jounral, buku, sumber daya youtube, dan multi media lainnya.
4. Menentukan jenis tugas 'dan kegiatan mahasiswa dalam setiap pertemuan dengan
merujuk pada tujuan pembelajaran dan hasil dari para indikator SHC
sebagaimana dinyatakan dalam penilaian otentik.
5. Memilih strategi SCL yang tepat untuk diterapkan dengan merujuk pada topik
dan tujuan, dan indikator SHC yang akan diperoleh.
a. Pembelajaran kooperatif
b. Pembelajaran Kolaboratif
c. PBL
d. Simulasi
e. role play
f. self learning (menjelajah)
g. Pembelajaran online
h. E-learning
i. project based learning
j. idea sharing
k. case study
6. Mendefinisikan kegiatan berdasarkan fase awal pembelajaran, sementara dan
menutup kegiatan.
7. Mengembangkan skenario pengajaran berdasarkan setiap topik dapat diterapkan
untuk 1 hingga 3 pertemuan. (Lihat contoh melampirkan).
8. Mempersiapkan kuesioner evaluasi diri praktik SHC.
9. Mempersiapkan penilaian otentik untuk menilai mahasiswa SHC.
4.5.2 Proses Belajar Mengajar.
1. Menerapkan skenario belajar mengajar.
2. Mengamati aktivitas mahasiswa berdasarkan penilaian otentik SHC, dengan
melihat indikator yang termasuk dalam skenario saja.
3. Pastikan strategi pengiriman konten (dalam setiap topik) berfungsi.
4. Memotivasi Mendorong dan membimbing mahasiswa memilih strategi
pembelajaran.
5. ceklis dan mencatat kekuatan dan kelemahan termasuk bagaimana hasil tujuan
pembelajaran di kelas.
6. Kontrol waktu.
7. Pastikan guru membimbing mahasiswa untuk mencapai tujuan pembelajaran, dan
tetap dengan topik pelajaran.
4.5.3 Menilai Mahasiswa dengan Penilaian Rubrik SHC dan Evaluasi Diri
Kuesioner
Menggunakan Penilaian Otentik
1. Nilai mahasiswa dalam kegiatan kelas dalam empat pertemuan, pertemuan
1,2,3,4.
2. Pertemuan 04 Berikan beberapa evaluasi dan memunculkan ide para mahasiswa
untuk empat pertemuan berikutnya pembelajaran SHC.
3. Menilai mahasiswa denganpenilian rubrik SHC dalam pertemuan 5,6,7,8.
4. Pertemuan 08 Berikan beberapa evaluasi dan memunculkan ide para mahasiswa
untuk empat kegiatan pertemuan berikutnya pembelajaran SHC.
5. Menilai mahasiswa denganpenilian rubrik SHC dalam pertemuan 9,10,11, 12.
6. Pertemuan 12 Berikan beberapa evaluasi dan memunculkan ide para mahasiswa
untuk empat kegiatan pertemuan berikutnya pembelajaran SHC.
7. Nilai mahasiswa dalam pertemuan 13, 14, 17 dan 16.
9. Evaluasi dan Berdasarkan Tugas Akhir
Menggunakan Kuesioner Evaluasi Diri
1. Mendistribusikan angket evaluasi diri kepada mahasiswa pada semester setengah
(untuk kelas pra eksperimen).
2. Memeriksa konsistensi respons mahasiswa dalam angket evaluasi diri.
3. Membuat skor SHC mahasiswa berdasarkan hasil angket mandiri.
Skor mahasiswa dari penilaian Otentik dapat dikonversi menjadi skor 10 hingga
100, tergantung pada dosen. Tiga fase penilaian otentik selama semester dapat
dimasukkan ke DPNA setelah konversi.
1. Aksara Arab Melayu – FIB
Perkuliahan pada mata kuliah Aksara Arab Melayu dilaksanakan sebanyak 16 pertemuan.
Berikut adalah contoh scenario pembelajaran SHC dari Fakultas Ilmu Budaya dalam mata
kuliah Aksara Arab Melayu.
Skenario tersebut digunakan dalam kuliah lapangan pada pertemuan ke-15. Seperti yang bisa
kita lihat bahwa strategi yang dipilih adalah field visit yang akan melibatkan mahasiswa untuk
bekerja sama yang dalam hal ini termasuk ke dalam pembelajaran kooperatif. Sehingga, skill
yang termasuk dalam SHC akan terkover di dalam proses pembelajaran.
SKENARIO PEMBELAJARAN SHC
Waktu : 2 x 50 Menit
M. Kuliah : Aksara Arab Melayu
Dosen : Rengki Afria, S.Pd., M.Hum.
Materi : Kuliah Lapangan dan diskusi hasil pemerolehan data lapangan
Pertemuan : XV
I. Strategi pembelajaran: Field Visit; Cooperatif learning
a. Dosen membagikan mahasiswa dalam 6 kelompok, dan setiap kelompok
mempunyai ketua
b. Dosen sebagai pendamping merencanakan dan memberikan alternatif
untuk mengunjungi beberapa tempat yang berhubungan dengan mata
kuliah (dalam hal ini seperti: Perpustakaan Wilayah Jambi, Balai Adat
Kota Jambi, Museum Siginjei Kota Jambi, dan Museum (Melayu)
Gentala Arasy Kota Jambi
c. Pendamping dan mahasiwa membuat jadwal field visit secara terstruktur
(Soft Skill: Numerik 3,4)
d. Masing-masing grup memberikan pertanyaan pada tempat kunjungan dan
mencatat hasil kunjungan tersebut (Communication Skill, learning how
to learn), (Masing-masing kelompok membuat laporan dan didiskusikan
di dalam kelas nantinya).
II. Assesment: SHC rubric, laporan
2. Arkeologi Arsitektur - FIB
Mata kuliah Arkeologi Arsitektur mempelajari tentang nilai-nilai sejarah, sosial dan budaya
terhadap sebuah bangunan. Perkuliahan ini dilakukan dalam 16 kali pertemuan termasuk
pelaksanaan ujian. Berikut contoh scenario pembelajaran SHC dari Fakultas Ilmu Budaya dalam
mata kuliah Arkeologi Arsitektur.
Skenario tersebut digunakan untuk lebih dari satu pertemuan yaitu sebanyak tujuh pertemuan.
Hal tersebut dikarenakan banyaknya topik serta banyaknya kelompok yang akan presentasi serta
berdiskusi megenai topik masing-masing.
Materi: Perkembangan arsitektur masa prasejarah, Perkembangan
arsitektur Hindu-Buddha awal, Perkembangan arsitektur Hindu-
Buddha akhir, Perkembangan arsitektur Islam, Perkembangan
arsitektur Kolonial, Unsur-unsur akulturasi dalam Arkeologi arsitektur,
Identitas dalam arsitektur, Arsitektur vernakular, Konservasi karya
arsitektur
Pertemuan 9-15
Pengajar: Nainunis Aulia Izza
I. Strategi Pembelajaran: Diskusi kelompok, diskusi dan tanya jawab.
1. Dosen membuka kuliah dan mengajukan pertanyaan kepada mahasiswa
mengenai pengetahuan awal tentang materi yang akan didiskusikan.
2. Mahasiswa duduk secara berkelompok dan 2 kelompok (penyaji dan
pemandau) menyiapkan kegiatan diskusi (kemampuan komunikasi)
3. Kelompok penyaji menyampaikan presentasi video dan makalah kelompok.
4. Peserta diskusi (perwakilan kelompok) mengajukan pertanyaan pada
kelompok penyaji (pemecahan masalah)
5. Dosen memberikan ulasan materi yang didiskusikan.
6. Dosen dan mahasiswa menyimpulkan topik diskusi.
II. Penilaian: Observasi menggunakan Rubrik SHC
Penilaian didasarkan pada 4 sumber:
1. Penilaian Individu
2. Penilaian Kelompok
3. Presentasi dan Diskusi
4. Kegiatan pembelajaran
3. Sosiologi Ekonomi – FKIP
Mata kuliah ini mempelajari tentang hubungan antara masyarakat, yang di dalamnya terjadi
interaksi social dan ekonomi. Berikut contoh skenario penerapan SHC dalam pembelajaran pada
mata kuliah Sosiologi Ekonomi di FKIP.
Class Activities Scenario based on Students’ SHC Development
Materi: Mampu menerangkan konteks permasalahan pendidikan dan
perspektif sosial
Pertemuan 15
Pengajar: Iwan Putra, Riyo Riyadi
I. Learning Strategy of SCL: Persentasi perkelompok, Diskusi, Blended
dan Peer Learning
1. Dosen meminta mahasiswa menerangkan konsep teoritis terkait
permasalahan pendidikan ditinjau dari berbagai persketif sosio ekonomi
2. Mahasiswa mampu merancang dan melaksanakan sebuah kajian lapangan
atas pencapaian hasil kerja dengan upervisi dan evaluasi terhadap
penyelesaian pekerjaan yang ditugaskan
3. Mahasiswa mampu meyakinkan informasi hasil kajian empiris baik oral
maupun tertulis dari beragam konteks permasalahan pendidikan dan
perspektif sosial
(kemampuan berkomunikasi 2)
4. Mahasiswa mencari dan memilih informasi yang sesuai konsep dengan
prinsip manajerial yang didukung oleh soft competence untuk melengkapi
referensi dengan baik (kemampuan IT 1)
5. Mampu memunculkan beberapa ide, solusi, gagasan dalam konteks
penyelesaian masalah secara jelas efektif, meyakinkan dan sistematis
(kemampuan memecahkan masalah 2)
6. Moderator meminta beberapa orang kelompok lain untuk menanyakan
hal yang kurang dimengerti dan dipahami pada saat kelompok melakukan
persentasi.
7. Dosen mengulas kembali beberapa pertanyaan dalam diskusi yang belum
terpecahkan permasalahan pada saat itu dengan contoh nyata sebagai
gambaran utama.
8. Dosen memberikan evaluasi dan penilaian terkait tugas
terstruktur/kelompok.
II. Assesment: Observation by using SHC Rubrics.
Assesment is conducted from three resources:
1. Individual Assigment
2. Upper, Powtoon and video interactive
3. Learning Activities
Dalam scenario tersebut, terdapat beberapa strategi pembelajaran yang diterapkan;
presentasi perkelompok, diskusi, Blended dan Peer Learning. Berdasarkan rincian
kegiatan dalam skenario tersebut, beberapa skill dalam SHC diimplementasikan dalam
pengajaran di mata kuliah Sosiologi Ekonomi.
4. Auditing 1 – FEB
Mata kuliah Auditing 1 mempelajari tentang pemeriksaan terhadap laporan keuangan
yang disusun oleh managemen beserta bukti-bukti yang mendukung. Berikut
merupakan contoh scenario mata kuliah Auditing 1 pada pertemuan ke-15.
Pertemuan 15
Skenario Strategi Pendekatan Student Center Learning
Problem Based Learning (PBL)
Output :
Soft skill : communication, learning how to learn, problem solving, working with
others.
hard skill : pengetahuan dan skill yang berkaitan dengan kompetensi mata kuliah.
1. Menyusun grup yang terdiri dari 4-5 mahasiswa dan grup tersebut
diberikan kasus untuk materi 13 yaitu Penyelesaian Pekerjaan Audit.
2. Mahasiswa di tugaskan untuk mengunjungi KAP yang ada di Jambi.
3. Hasil kunjungan KAP dijadikan tugas makalah kelompok untuk
didiskusikan di kelas pada pertemuan selanjutnya.
4. Mahasiswa mempresentasikan tugas di kelas dan membuat tanya jawab
dengan kelompok lain.
5. Dosen memberikan penjelasan dan jawaban tambahan atas pertanyaan
yang menjadi permasalahan dalam diskusi
6. Dosen memberikan kesimpulan.
SKENARIO
Strategi Pendekatan Student Center Learning
Dengan Metode Problem Based Learning (PBL)
Pertemuan 15
1. Menyusun grup dan grup diberikan kasus
2. Mengunjungi KAP yang ada di Jambi
3. Hasil kunjungan KAP dijadikan tugas
makalah kelompok
4. Mahasiswa mempresentasikan tugas di kelas dan membuat tanya jawab
5. Dosen memberikan penjelasan dan Kesimpulan Diskusi
5. Dasar-Dasar Budidaya Perairan -FAPET
Mata kuliah ini mempelajari tentang upaya-upaya yang dilakukan manusia untuk
meningkatkan produktifitas perairan melalui kegiatan budidaya. Berikut merupakan
contoh scenario pembelajaran yang menerapkan unsur SHC dalam pembelajaran pada
mata kuliah Dasar-Dasar Budidaya Perairan.
Skenario Model 14-15
Mata Kuliah : Dasar-Dasar Budidaya Perairan
Waktu : 100 Menit (dalam setiap pertemuan)
Dosen : Annisa Khairani Aras
Observer : Ren Fitriadi dan Jasmine Masyitha Amelia
Pertemuan : 14-15 (Analisis usaha budidaya perikanan)
Output SHC :
1. Hard Skill Output:
Memahami dan mampu menjelaskan Analisis usaha, biaya investasi, keuntungan,
kerugian, B/C ratio, Net Present Value, Payback period.
2. Soft Skill Output:
Komunikasi yang baik, pemecahan masalah, kemampuan berpikir kritis dan
meningkatkan rasa ingin tahu.
3. Compettiveness Output:
Menumbuhkan jiwa kewirausahaan, kesiapan kerja dan belajar sepanjang hayat
Learning method : Presentasi, diskusi dan contoh kasus
1. Penyampaian materi dengan media power point
2. Penyampaian tentang ”Analisis usaha budidaya ikan”
3. Mahasiswa berdiskusi selama ± 5 menit, dengan menganilisis jurnal tentang pakan alami
kemudian menyampaikan hasil diskusi
4. Penarikan kesimpulan secara bersama
Observing by using SHC Rubric Assessments.
Penilaian berdasarkan pada dua sumber berikut:
1. Penilaian individu
2. Kemampuan menjelaskan hasil diskusi
6. Kimia Organik – FST
Skenario Aktivitas Kelas Mahasiswa Berdasarkan Pengembangan SHC
Mata Kuliah : Kimia Organik 1
Pertemuan ke : 14 dan 15 (Kimia Unsur dan Sifat-Sifatnya – gas mulia, oksigen,
sulphur, nitrogen, dan halogen)
Pengajar : Dr. Ngatijo, M.Si; Restina Bemis, M.Si; Rahmat Basuki, M. Si.
I. Strategi Pembelajaran SCL: Presentasi individu, diskusi, collaborative, cooperative
learning, problem solving dan demonstrasi (Blended).
1. Mahasiswa dibagi menjadi 6 kelompok yang terdiri dari 4-5 orang.
2. Mahasiswa duduk berkelompok dan dipilih satu orang sebagai ketua kelompok.
3. setiap kelompok diberi satu topic untuk didiskusikan.
4. mahasiswa melakukan demonstrasi di depan kelas/laboraturium mengenai topic tersebut
beserta penjelasannya.
a. 20 menit demonstrasi dan presentasi (numeracy skill, IT skill, communication).
b. 10 menit Tanya jawab (learning how to learn).
5. demonstrasi, presentasi dan Tanya jawab dipimpin oleh seorang moderator yang dipilih
dari kelompok lain yang tidak melakukan presentasi.
6. setiap kelompok wajib memberikan pertanyaan dan tanggapan mengenai jalannya
presentasi dan subbstansi dari presentasi tersebut (WWO, communication, learnig how
to learn, problem solving).
7. Moderator memimpin presentasi, demonstrasi dan Tanya jawab, mengatur waktu, tidak
memihak ke salah satu kelompok, dan mengatur jika ada silang pendapat antar
kelompok (communication, numracyy, WWO, prolem solving).
8. setelah waktu habis, ketua kelompok membacakan kesimpulan hasil diskusi dan
menutup presentasi.
II. Penilaian: observasi menggunakan rubric SHC
Penilaian dilakukan menggunakan tiga sumber:
1. presentasi individual
2. demonstrasi kelompok dan presentasi
3. aktivitas pembelajaran
Pertemuan 14-15 (demonstrasi kimia unsure)
1. metode identifikasi unsure-unsur gas mulia, oksigen, sulfur, nitrogen, fosfor, dan
halogen.
2. Tanya jawab dan diskusi.
7. Akuntasi Biaya – FEB
Skenario Aktivitas Kelas Mahasiswa Berdasarkan Pengembangan SHC
Mata kuliah : Akuntasi Biaya
Pertemuan ke : 15
Materi : Harga Pokok Produk Sampingan
a. Strategi Pembelajaran SCL: Presentasi kelompok, diskusi, collaborative, cooperative
learning, dan problem solving (bended).
1. dosen memberikan pertanyaan kepada beberapa mahasiswa mengenai materi
sebelumnya sebagai observasi tingakt pemehaman mahasiswa untuk materi pada
minggu sebelumnya (komunikasi)
2. dosen langsung memberi tanggapan.
3. dosen menggali pemahaman awal mahasiswa tentang sub pokok bbahasan dengan cara
member pertanyaan.
4. mahasiswa diberi suatu rangsangan mengenai harga pokok produk sampingan dan
diberi waktu 10 menit untuk berdiskusi dengan teman sebelahnya dan diizinkan untuk
mencari sumber online (komunkasi, kerjasama, penggunaan IT).
5. dosen masuk ke dalam materi: harga pokok produk sampingan (learning)
6. interaksi (Tanya jawab) dengan mahasiswa dengan membahas soal-soal latihan kasus
(komunikasi, learning how to learn).
7. dosen memberi informasi minggu depan akan dilakukan ujian akhir semester.
8. dosen menutup perkuliahan.
b. Penilaian: observasi menggunakan rubric SHC
Penilaian dilakukan menggunakan tiga sumber:
1. keaktifan dalam diskusi
2. keaktifan dalam kelas
3. aktivitas pembelajaran
RUBIK PENILAIAN SHC MAHASISWA DAN LULUSAN
(Bisa digunakan untuk Karyawan dan Pegawai) Penggunaan oleh Dosen
Penilaian dilakukan oleh dua orang dosen tim pengajar. Pelaksanaanya bisa secara terpisah atau secara bersamaan pada saat proses atau aktifitas belajar berlangsung baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Satu dosen berperan sebagai observer yang mengamati praktek indikator SHC tersebut dalam proses pengajaran dan pembelajaran di dalam atau di luar kelas atau di lapangan misalnya. Sedangkan satu orang dosen lainnya berperan sebagai pengajar di depan kelas dan bisa melakukan penilaian setelah tiga bulan pengamatan terhadap aktifitas pengajaran dan pembelajaran berlangsung. Penggunaan untuk Perusahaan atau Instansi Pemerintah
Penilaian dilakukan oleh dua orang dari unsur pimpinan atau pakar/tenaga ahli yang ditunjuk. Penelian dilaksanakan melalui pengamatan atau monitoring pekerjaan, aktifitas atau tugas yang dikerjakan oleh karyawan atau pegawai. Pengamatan dilakukan selama paling sedikit tiga bulan. Pengamatan adalah proses pengontrolan pekerjaan pegawai yang sudah biasa dilakkukan. Dengan menggunakan rubrik ini maka evaluasi pekerjaan pegawai menjadi lebih terfokus, valid dan accountable. Penilaian menggunakan interval 1 hingga 5. Interpretasinya seperti dibawah ini: 5 = Sangat baik 4 =Baik 3 =Sedang 2 = Kurang 1 = Sangat kurang
Soft Skills Indikator Skor Checklist Skor
Kemampuan
Berkomunikasi Mampu menyampaikan atau mempresentasikan ide secara jelas dan
efektif.
Mampu meyakinkan baik oral maupun tertulis dengan poin-poin utama
secara sistematis.
Mampu menyerap ide pokok dan Informasi secara detail dari sumber
lisan dan tertulis.
Mampu member tanggapan dengan jelas dan lugas.
Mampu membaca pemahaman dan menggunakan bahasa Inggris
dengan baik dalam presentasi lisan dan tulisan.
5 – 1
Kemampuan IT Mampu mencari dan memilih informasi yang sesuai melalui IT seperti
file, CD, internet, Jurnal Online, dll dari berbagai sumber referensi di
internet untuk melengkapi tugas yang telah diberikan dengan baik.
Mampu mempresentasikankan tugas menggunakan power point,
grafik, chart, gambar, angka, dll dengan tampilan yang bagus.
Mampu mengembangkan struktur presentasi dengan menggunakan
style paragraf, nomor halaman, outline, dengan baik.
Mampu menggunakan perangkat lunak atau fitur aplikasi seperti query
database, mesin pencari, spreadsheet, e-dictionary, e-sticky note dll
untuk meningkatkan efisiensi belajar dengan maksimal.
Mampu melakukan presentasi menggunakan bahasa yang halus
dengan menggabungkan teks, grafik, chart, gambar, video, dan angka
dengan baik.
5-1
Kemampuan
Numerik Mampu memahami dan menyajikan tabel, chart, grafik dan angka yang
digunakan dalam berbagai cara seperti pecahan, desimal, persentase,
dan angka dalam jumlah besar pada gambar atau kata-kata dengan
tepat
Mampu menggunakan cara-cara yang efektif dan efisien untuk
menyajikan materi, informasi dan penemuan dengan memberi nama
tabel, diagram dan grafik untuk menggambarkan presentasi dan
penemuan dengan baik.
Mampu menghitung dan mengukur kegiatan belajar dan hasil dalam
bentuk perkalian, jumlah kata, kalimat, halaman, topik, jumlah
gambar, tabel, dll dengan tepat.
Mampu mengelola waktu dalam mengerjakan tugas dan yang
berhubungan dengan kesulitan-kesulitan untuk memenuhi tenggat
waktudengan baik.
Mampu memantau, merefleksikan, mendapatkan feedback dan
meningkatkan penggunaan kemampuan menghitung untuk mendukung
kegiatan belajardanbekerja.
5-1
Kemampuan
Belajar Mampu meningkatkan kinerja akademis dengan baik seperti yang
telahdisarankan oleh dosen.
Mampu menyusun ide atau konsep-konsep dari berbagai sudut
pandang dalam penyelesaian tugas atau selama diskusi dengan baik.
Mampu menciptakan informasi baru dengan membandingkannya dari
berbagai sumber untuk menarik kesimpulan dengan tepat.
Mampu menetapkan target yang realistis dan rencana untuk
menyelesaikan tugas kegiatan secara mandiri dan bertangggungjawab.
Mampu berkonsultasi dengan dosen dan mengadaptasi strategi belajar
(yaitu independen, kolaboratif dan kooperatif) degan baik.
5-1
Kemampuan
Memecahkan
Masalah
Mampu mengidentifikasi masalah, menggunakan metode dan sumber
yang berbeda dalam menganalisis masalah.
Mampu memunculkan beberapa ide dalam memecahkan masalah
dengan menjelaskan poin-poin utama secara jelas, efektif, meyakinkan
dan sistematis.
Mampu menampung beragam perspektif (berbeda ras, agama, jenis
kelamin, keyakinan politik, dll) dan mengimplementasikan bukti untuk
mendukung kesimpulan dalam diskusi atau mengerjakan tugas-tugas
dengan baik.
Mampu memecahkan masalah yang sulit dengan membuat
perbandingan dengan masalah yang sama dan menemukan analogi
dari membaca atau pengalaman sendiri dengan tepat.
5-1
Kemampuan
Bekerjasama
dengan Orang
Lain
Mampu bekerjasama dan melakukan percakapan serius dengan tim,
serta menghormati perbedaan perspektif dari berbagai ras, suku,
agama, dll dalam kegiatan pembelajaran dengan baik.
Mampu menyelesaikan konflik dan memberi umpan balik yang
konstruktif.
Mampu menjaga motivasi tim secara effektif dan menawarkan ide-ide
untuk mencapai hasil yang lebih baik secara jelas.
Mampu memberikan kontribusi baik secara anggota tim maupun
sebagai ketua tim dalam menyelesaikan tugas atau proyek.
Mampu merangsang anggota tim untuk memberikan kontribusi dalam
sebuah kerja tim, mengakomodir kontribusi dari anggota tim dan
mengkobinasikan kontribusi/ide dari anggota tim dengan baik.
5-1
Hard Skills
Competitiveness
Daya Saing Indikator Checklist Skor
Kewirausahawa
nan Mampu merencanakan, mengatur dan menyelesaikan
sebuahtugas/proyek.
Mampu mengunkapkan dan mempromosikan keunggulan dan nilai
ekonomi hasil karyanya kepada orang lain.
Mampu membaca peluang-peluang bisnis sesuai dengan bidang ilmu,
ketrampilan dan kompetensi (expertise) yang dimilikinya.
Mampu membuka peluang bisness sesuai dengan bidang ilmu,
ketrampilan dan kompetensi (expertise) yang dimilikinya.
Mempunyai sikap konsistensi dan keuletan dalam menjalankan
tugas/peran.
5-1
Belajar
Sepanjang Hayat Mengetahui kelemahan yang ada pada dirinya dan mampu
mengatasinya.
Menunjukkan semangat dan kemauan belajar secara terus menerus
dari lingkugannya (teman, kelompok, dan dari apa yang diamatinya).
Mengevaluasi expertise (ketrampilan kelimuan) yang dimilikinya dan
mengembangkannya sesuai kebutuhan terkini.
Mempelajari dan mebandingkan isu (informasi) dan fakta berkaitan
untuk menghasilkan suatu kesimpulan.
Menggunakan berbagai sumber seperti ICT, Video, sumber Online, dan
sumber lain untuk mengembangkan dirinya.
5-1
Employability Mampu mengintegrasikan penerapan soft skills dan hard skills dalam
berkerja/mengerjakan tugas.
Bertanggungjawab, mampu beradaptasi, fleksibel,
Responsible, adaptable, flexibile, accountable and punctuality and
dependent ability,
Menemukan dan menggunakan cara-cara baru dan lebih baik untuk
mengerjakan tugas-tugas, membawa creatifitas, ide-ide dan hasil yang
inovatif, berfikir out of the box.
Mampu menggunakan paling paling tidak bahasa Inggris dalam ruang
5-1
Hard Skills Indikator Checklist Skor
Kemampuan
Hard Skills Mampu menerapkan pengetahuan dan ketrampilan spesifik bidang ilmu
ke dalam praktek dengan sempurna.
Mampu menghubungkan apa yang sudah dipelajari sebelumnnya
termasuk dalam ruang lingkup bidang ilmunya dalam presentasi lisan
dan tertulis dengan baik.
Mampu menjawab pertanyaan dan member penjelasan secara spesifik
dan praktis di bidang ilmunya, kemudian bisa dipahami secara
sederhana oleh orang yang berbeda bidang keilmuan.
Mampu merancang dan melaksanakan sebuah kajian lapangan
berkaitan dengan bidang ilmu saya secaras pesifik dan teknis.
Mampu memberikontribusi pemikiran dari sudut pandang bidang
ilmunya pada sebuah proyek/tugas kelompok.
5-1
DANA RISET INOVATIF PRODUKTIF (RISPRO) LPDPD-MENKEU RI 2016-2017
Performa dan Pengembangan Model Soft Skills, Hard Skills dan
Competitiveness (SHC) Mahasiswa dan Lulusan Universitas
Jambi
KUESIONER
MAHASISWA, LULUSAN DAN KARYAWAN/PEGAWAI S1 KEATAS
Periset:
Hadiyanto, S.Pd., M.Ed., Ph.D
Dr.rer. nat. Muhaimin, S.Pd., M.Si
Dr. Ir. Noferdiman, MP
Yuliusman, S.E., M.Si., CA
Contact: [email protected]
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN
PADA MASYARAKAT (LPPM)
UNIVERSITAS JAMBI
2017
Petunjuk Pengisian Bagian II, III dan IV
Kuesioner ini digunakan untuk mendapatkan informasi tentang Performa kompetensi
inti soft skills, hard skills dan Competitiveness. Kuesioner ini dirancang untuk
Mahasiswa semester II keatas yang aktif dan karyawan/pegawai yang berkerja di swasta
ataupun instansi pemerintah. Tidak ada jawaban salah atau benar. Berilah jawaban
dengan jujur dan palin sesuai dengan diri anda. Bacalah pernyataan dengan cermat dan
bulatkan jawaban paling tepat yang menggambarkan Performa Soft Skills dan Hard
Skills. Perhatikan contoh dibawah ini:
Apakah tingkat anda melalakukan aktifitas/kegiatan
dibawah ini ?
Tingkat Performa
Sangat Rendah Rendah
Rata-Rata Tinggi
SangatTinggi
A0. Menyampaikan ide pada orang lain 1 2
3 4 5
BAGIAN I. Demograpi Responden
1. Jenis Kelamin:
2. Umur:
Untuk Mahasiswa Saja:
3. Semester :
4. Jumlah matakuliah yang diambil di semester ini:
5. IP Terakhir:
Hanya untuk Lulusan dan Karyawan/Pegawai S1 ke atas:
6. Pendidikan Terakhir : S1, S2, S3
7. Bidang/JurusanSarjana :
8. Status Kerja : 1. Swasta Mandiri, 2. Perusahaan, 3. Instansi
Pemerintah
4. Lainnya (sebutkan)_____________
9. Nama Perusahaan/Tempat berkerja:
10. Pengalaman kerja : 1. 1 – 5 tahun
2. 6 – 10 tahun
3. 11 tahun ke atas
11. Posisi/Jabatan saat ini :
12. Bagian/Devisi/Bidang :
13. Skor TOEFL, IELTS atau yang lainnya (Jika ada) Nama Test:________
Skor:_________
14. Isilah kemampuan bahasa Inggris anda di tabel dibawah ini yang paling anda
anggap sesuai dengan kemampuan anda:
Kemampuan Bahasa
Inggris
Sangat
Rendah
Rendah Sedang Tinggi Sangat
Tinggi
Listening (Mendengar)
Speaking (Berbicara)
Reading (Membaca)
Writing (Menulis)
BAGIAN 1I: Soft Skills: Silakan pilih jawaban yang paling sesuai berkaitan dengan
tingkat kemampuan anda pada setiap pernyataan Soft Skills dibawah ini.
A. Kemampuan Komunikasi
Apakah tingkat kemampuan anda
melalakukan aktifitas/kegiatan dibawah ini ?
Tingkat Kemampuan
SangatRendah
Rendah Rata-Rata
Tinggi
SangatTinggi
A1. Melakukan presentasi lisan di depan
Audiens/kelas. 1 2 3 4 5
A2. Menggunakan format/gaya bahasa yang
berbeda untuk menyajikan informasi
seperti memo, formulir, brosur, laporan
singkat dan lain-lain
1 2 3 4 5
A3. Menggunakan kata, istilah, ekspresi dan
bahasa tubuh yang bervariasi dalam
presentasi lisan dan diskusi. 1 2 3 4 5
A4. Mengintegrasikan ide-ide atau informasi
dari berbagai sumber dalam laporan proyek
dan presentasi (yaitu laporan kemajuan,
bisnis atau jurnal).
1 2 3 4 5
A5. Meringkas persoalan pokok dari presentasi
lisan orang lain. 1 2 3 4 5
A6. Memberikan feedback pada presentasi
lisan. 1 2 3 4 5
A7. Mengkomunikasikan beberapa ide dalam
penulisan laporan atau tugas. 1 2 3 4 5
A8. Menulis laporan dengan jelas, rinci dan
tepat. 1 2 3 4 5
Bagian II. Soft Skills
A9. Meringkas persoalan pokok dari laporan
tertulis.. 1 2 3 4 5
A10. Menggunakan Bahasa Inggris pada
aktifitas-aktifitas diatas atau dalam
pekerjaan anda seperti: berdiskusi,
presentasi, menulis laporan.dll.
1 2 3 4 5
B. Kemampuan Menggunakan IT SangatRendah
Rendah Rata-Rata
Tinggi
SangatTinggi
B1. Mencari dan
memilih informasi yang sesuai melalui IT
seperti file, CD, internet, Jurnal Online, dll.
1 2 3 4 5
B2. Berbagi
referensi, sumber dan informasi
menggunakan CD, email, kelompok online,
hang out, FB, WA, aplikasi ponsel, dll
1 2 3 4 5
B3. Mengembangkan laporan (tugas) dalam
bentuk teks, grafik, chart, gambar dan
nomor seperti melaksanakan perhitungan
menggunakan Software, pergerakan dan
pengubahan ukuran gambar yang sesuai.
1 2 3 4 5
B4. Mempresentasikankan laporan (tugas)
menggunakan power point, grafik, chart,
gambar, angka, dll 1 2 3 4 5
B5. Menggunakan perangkat lunak atau fitur
aplikasi seperti query database, mesin
pencari, spreadsheet, e-dictionary, e-sticky
note dll untuk meningkatkan efisiensi
belajar.
1 2 3 4 5
B6. Mengembangkan struktur presentasi dengan
menggunakan style paragraf, nomor
halaman dan presentasi menggunakan
bahasa yang halus dengan menggabungkan
teks, grafik, chart, gambar, video, dan
angka.
1 2 3 4 5
C. Kemampuan Numerik SangatRendah
Rendah Rata-Rata
Tinggi
SangatTinggi
C1. Membaca dan memahami tabel, chart, grafik
dan angka yang digunakan dalam berbagai
cara seperti pecahan, desimal, persentase, dan
angka dalam jumlah besar pada gambar atau
kata-kata.
1 2 3 4 5
C2. Menghitung dan mengukur kegiatan dan
hasil kerja atau belajar dalam bentuk
perkalian, jumlah kata, kalimat, halaman,
topik, jumlah gambar, tabel, dll
1 2 3 4 5
C3. Menggunakan cara-cara yang efektif dan
efisien untuk menyajikan materi, informasi
dan penemuan.
1 2 3 4 5
C4. Menyajikan dan menghitung poin utama dan
subpoin dalam kegiatan kerja/belajar dan
laporan tugas. 1 2 3 4 5
C5. Membuat dan memberi nama tabel, diagram
dan grafik untuk menggambarkan presentasi
dan penemuan. 1 2 3 4 5
C6. Mengelola waktu dalam mengerjakan tugas
dan menyelesaikan segala kesulitan untuk
memenuhi deadline.
1 2 3 4 5
C7. Memantau, merefleksikan, mendapatkan
feedback dan meningkatkan kemampuan
menghitung untuk mendukung kegiatan
kerja/belajar saya. contohnya laporan jumlah
kesalahan tata bahasa yang ada dalam tulisan
saya.
1 2 3 4 5
C8. Mengidentifikasi sumber informasi yang
sesuai dan hasil yang diharapkan untuk
dicapai.
1 2 3 4 5
D. Kemampuan Belajar dan Berfikir Kritis SangatRendah
Rendah Rata-Rata
Tinggi
SangatTinggi
D1. Meningkatkan kinerja kerja/akademis
seperti yang disarankan oleh atasan atau
dosen saya.
1 2 3 4 5
D2. Menilai efektivitas dan efisiensi kegiatan
kerja/belajar saya. 1 2 3 4 5
D3. Mengidentifikasi faktor-faktor yang
berdampak pada hasil kerja/belajar saya. 1 2 3 4 5
D4. Menetapkan target yang realistis dan
rencana untuk menyelesaikan tugas
kerja/belajar saya. 1 2 3 4 5
D5. Belajar secara mandiri dan bertanggung
jawab untuk mengatur tugas sendiri. 1 2 3 4 5
D6. Mengidentifikasi cara kerja terbaik saya
dalam rangka memenuhi standar atau
harapan atasan/dosen saya.
1 2 3 4 5
D7. Menyusun ide atau konsep-konsep dari
berbagai sudut pandang saat menyelesaikan
tugas atau selama diskusi.
1 2 3 4 5
D8. Meninjau apa yang telah saya pelajari dan
bagaimana saya belajar, termasuk apa yang
telah berjalan dengan baik dan kurang baik. 1 2 3 4 5
D9. Berkonsultasi dengan atasan/dosen untuk
meningkatkan kinerja akademis saya. 1 2 3 4 5
D10. Mengadaptasi strategi kerja/belajar (yaitu
independen, kolaboratif dan kooperatif)
yang diperlukan untuk meningkatkan
kinerja kerja/akademis saya.
1 2 3 4 5
D11. Menciptakan informasi baru dengan
membandingkannya dari berbagai sumber
untuk menarik kesimpulan.
1 2 3 4 5
E. Kemampuan Memecahkan Masalah SangatRendah
Rendah Rata-Rata
Tinggi
SangatTinggi
E1. Mengidentifikasi masalah dengan
menjelaskan fitur utamanya saat melakukan
tugas.
1 2 3 4 5
E2. Memunculkan beberapa ide dalam
memecahkan masalah. 1 2 3 4 5
E3. Menggunakan metode yang berbeda untuk
menganalisis masalah dari sumber yang
berbeda (bahan, peralatan, informasi, dan
dukungan dari orang lain).
1 2 3 4 5
E4. Menampung beragam perspektif (berbeda
ras, agama, jenis kelamin, keyakinan politik,
dll) dalam diskusi atau mengerjakan tugas-
tugas.
1 2 3 4 5
E5. Memecahkan masalah yang sulit dengan
membuat perbandingan dengan masalah yang
sama dan menemukan analogi dari membaca
atau pengalaman sendiri.
1 2 3 4 5
E6. Memecahkan masalah dengan mendapatkan
dan pendayagunaan sumber daya yang
disediakan.
1 2 3 4 5
E7. Mengimplementasikan pendekatan
pemecahkan masalah, termasuk bukti untuk
mendukung kesimpulan saya pada
atasan/dosen dan kolega.
1 2 3 4 5
F. Kemampuan Bekerjasama dengan Orang
Lain
SangatRendah
Rendah Rata-Rata
Tinggi
SangatTinggi
F1. Bekerja dengan orang lain dalam
penugasan/pembelajaran. 1 2 3 4 5
F2. Mengerjakan tugas dan berdiskusi dengan
rekan-rekan dari ras/etnis dan agama yang
berbeda. 1 2 3 4 5
F3. Bekerja dalam tim untuk menyelesaikan
tugas. 1 2 3 4 5
F4. Menyelesaikan konflik yang terjadi dalam
tim kerja. 1 2 3 4 5
F5. Memberi dan berbagi umpan balik yang
konstruktif dalam meningkatkan kerja tim. 1 2 3 4 5
F6. Mencari cara yang efektif untuk menjaga
motivasi diri sendiri dan orang lain. 1 2 3 4 5
F7. Menghormati perbedaan perspektif dari
berbagai ras, agama, jenis kelamin, prestasi
akademik dll) dalam pekerjaan/pembelajaran.
1 2 3 4 5
F8. Berpikir dan menawarkan ide-ide untuk kerja
kelompok untuk menyelesaikan dan
mencapai hasil yang lebih baik dalam tugas
kelompok.
1 2 3 4 5
BAGIAN III. Hard Skills. Silakan pilih jawaban yang paling sesuai berkaitan dengan
tingkat kemampuan anda pada setiap pernyataan Hard Skills dibawah ini.
G. Hard Skills
Tingkat Kemampuan
SangatRendah
Rendah Rata-Rata
Tinggi
SangatTinggi
G1. Menerapkan pengetahuan dan keterampilan
di bidang keilmuan saya dalam
mengerjakan tugas atau bekerja.
1 2 3 4 5
G2. Memperesentasikan hal-hal spesifik dan
teknis yang berkaitan dengan bidang
keilmuan saya.
1 2 3 4 5
G3. Merancang sebuah kajian lapangan
berkaitan dengan bidang ilmu saya secara
spesifik dan teknis. 1 2 3 4 5
G4. Merefleksi dan Mengevaluasi sebuah hasil
tugas/pekerjaan/proyek dari sudut
pandang ilmu dan keahlian saya. 1 2 3 4 5
G5. Menghubungkan pengetahuan bidang saya
dengan topik-topik yang berkaitan dalam
diskusi dan presentasi lisan dan tertulis.
1 2 3 4 5
G6. Mentransfer/membagi ilmu dan
ketrampilan saya ke pada orang lain sesuai
kebutuhan pekerjaan/tugas yang
dikerjakannya.
1 2 3 4 5
G7. Menghubungkan konsep, ilmu dan
ketrampilan saya dengan dunia kerja pada
saat ini. 1 2 3 4 5
G8. Menerjemahkan ilmu dan keterampilan
bidang saya ke dalam tindakan nyata.
misalnya dalam praktek kerja lapangan. 1 2 3 4 5
G9. Menjawab pertanyaan teknis dibidang
keilmuan saya yang diajukan oleh
atasan/dosen, teman-teman dan orang lain
orang.
1 2 3 4 5
G10. Memberi kontribusi pemikiran dari sudut
pandang bLifeidang ilmu saya pada sebuah
proyek/tugas kelompok.
1 2 3 4 5
BAGIAN IV. Competiveness. Silakan pilih jawaban yang paling sesuai berkaitan
dengan tingkat kemampuan anda pada setiap pernyataan Daya Saing dibawah ini.
H. Entrepreneurship
(Kewirausahawanan)
Tingkat Kemampuan
SangatRendah
Rendah Rata-Rata
Tinggi
SangatTinggi
H1. Merencanakan, mengatur dan menyelesaikan
sebuah tugas/proyek secara individu
maupun kelompok
1 2 3 4 5
H2. Memimpin, Mengarahkan dan mengontrol
sekelompok orang/teman dalam
mengerjakan tugas.
1 2 3 4 5
H3. Meyakinkan keunggulan kompetensi bidang
ilmu saya pada orang lain. 1 2 3 4 5
H4. Menunjukkan/memperesentasikan
keunggulan dari karya/tugas saya pada orang
lain. 1 2 3 4 5
H5. Membaca dan mempresentasikan Nilai-nilai
ekonomi di bidang ketrampilan dan
keilmuan saya.
1 2 3 4 5
H6. Membaca/melihat peluang-peluang bisness
di bidang ilmu, ketrampilan dan kompetensi
(expertise) yang saya miliki.
1 2 3 4 5
H7. Mempunyai sikap konsistensi dan keuletan
dalam menjalankan dan menyelesaikan
tugas/peran. 1 2 3 4 5
I. Belajar sepanjang hayat (Lifelong
Learning)
SangatRendah
Rendah Rata-Rata
Tinggi
Sangat Tinggi
I1. Mempunyai semangat dan kemauan belajar
secara terus menerus. 1 2 3 4 5
I2. Mempelajari kekurangan pada diri saya
dalam bekerja dan mencari cara
mengatasinya.
1 2 3 4 5
I3. Mengembangkan kompetensi saya dengan
belajar dari lingkungan seperti teman,
kelompok, masyarakat, dan dari apa yang
diamati disekitar saya.
1 2 3 4 5
I4. Mengevaluasi expertise (ketrampilan
kelimuan) yang saya miliki secara terus
menerus. 1 2 3 4 5
I5. Mengembangkan expertise (ketrampilan
kelimuan) yang saya miliki sesuai kebutuhan
terkini secara tarsus menerus.
1 2 3 4 5
I6. Menggunakan ICT, Video, sumber Online,
dan sumber lain untuk mengembangkan
keterampilan, ilmu dan expertise saya.
1 2 3 4 5
J. Kemampuan Kerja (Emloyability) SangatRendah
Rendah Rata-Rata
Tinggi
Sangat Tinggi
J1. Mengintegrasikan soft skills yaitu
ketrampilan komunikasi, teknologi
informasi (IT), menghitung, belajardan
berfikir kritis, menyelesaikan masalah dan
kerja tim dalam mengerjakan tugas.
1 2 3 4 5
J2. Mengintegrasikan soft skills dan hard skills
dalam menyelesaikan tugas kelompok atau
individu.
1 2 3 4 5
J3. Bertanggung jawab terhadap apa yang sudah
dikerjakan, dibuat dan dilaporkan. 1 2 3 4 5
J4. Mampu beradaptasi dengan lingkunngan,
situasi dan jenis pekerjaan/tugas baru. 1 2 3 4 5
J5. Mencapai ketepatan waktu, dan tidak
bergantung dengan orang lain dalam
menyelesaikan tugas atau pekerjaan saya.
1 2 3 4 5
J6. Menggunakan cara-cara, keratifitas dan ide-
ide yang inovatif dalam mengerjakan tugas-
tugas.
1 2 3 4 5
J7. Mampu menggunakan Bahasa Inggris dalam
minimal dalam ruanglingkup
bidang/pekerjaan saya. 1 2 3 4 5