pedoman organisasi gema 165

58
PEDOMAN ORGANISASI

Upload: rizal-kudiarto

Post on 23-Jun-2015

505 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

Menyatukan unsur Pemuda Setiap 100 tahun ada reformis, setiap 700 tahun akan lahir peradaban Runtuhnya sosialisme, Runtuhnya kapitalisme sehingga lahirlah tatanan dunia baru yang tidak berbasis pada pada Kapitalisme.

TRANSCRIPT

Page 1: Pedoman Organisasi Gema 165

PEDOMAN ORGANISASI

Page 2: Pedoman Organisasi Gema 165

 

 ::. JUJUR – TANGGUNG JAWAB – VISIONER – DISIPLIN – KERJASAMA – ADIL – PEDULI  .:: 

~ 2 ~

DEKLARASI

GERAKAN PEMUDA 165

Karena sesungguhnya perjuangan itu tidak berhenti hingga di sini

banyak yang harus dilakukan, banyak yang harus diberikan, banyak yang harus dikorbankan

Karena ada begitu banyak rakyat yang menantimu

Idealisme itu harus tetap ada, kawan!

Betapapun beban pekerjaanmu sudah membuatmu tak mampu lagi berdiri tegak,

jangan pernah abaikan tangan-tangan yang mengemis pertolonganmu

Jangan mengecewakan mereka.

Karena siapa tahu, tangan-tangan itu yang kemudian menengadahkan doa untukmu

Karena padamu mereka berharap perbaikan bangsa ini, wahai Pemuda 165!

Dan ksatria 165 itu laksana rajawali muda yang akan terus belajar mengepakkan sayapnya

hingga ia bisa melihat seluruh dunia

Dengan nuraninya, ia akan gelisah dengan realitas bangsa ini

Dengan pikirannya, ia akan mencari solusi permasalahan bangsa

Dan dengan jasadnya, ia mampu merealisasikan semua mimpinya

Hingga bangsa ini menjadi saksi kepahlawanannya

Betapa berat rasa di hati ..

ketika kami menyaksikan bencana yang mencabik-cabik bangsa ini,

Sementara kita hanya menyerah pada kehinaan dan pasrah oleh keputusasaan.

Kami ingin agar bangsa ini mengetahui bahwa kami membawa misi yang bersih dan suci;

bersih dari ambisi pribadi, bersih dari kepentingan dunia, dan bersih dari hawa nafsu.

Kami tidak mengharapkan sesuatu pun dari manusia;

tidak mengharap harta benda atau imbalan lainnya,

Page 3: Pedoman Organisasi Gema 165

 

 ::. JUJUR – TANGGUNG JAWAB – VISIONER – DISIPLIN – KERJASAMA – ADIL – PEDULI  .:: 

~ 3 ~

tidak juga popularitas, apalagi sekedar ucapan terimakasih

Yang kami harap adalah terwujudnya INDONESIA EMAS yang lebih baik dan bermartabat

yang melaksanakan nilai-nilai 165, yang menjunjung tinggi 7 Budi Utama

serta kebaikan dari Allah Pencipta Alam Semesta

Bahwa sesungguhnya generasi muda memiliki peran dalam perjuangan membangun umat,

masyarakat, bangsa dan negara yang mencita-citakan kebenaran, keadilan, dan

kesejahteraan yang diridhai Allah SWT.

Sadar akan peran, fungsi, dan kewajibannya sebagai generasi muda bangsa,

Pemuda Alumni ESQ 165 bertekad untuk belajar, berkarya, dan berjuang dengan dilandasi

oleh rasa pengabdian dan tanggung jawab kepada masyarakat, bangsa dan negara.

Didorong oleh keyakinan dan kemurnian hati bahwa tekad tersebut dapat terlaksana dengan

usaha-usaha yang teratur, terencana dan penuh kebijaksanaan maka dengan ini para

Pemuda Alumni ESQ 165, bersepakat untuk berhimpun dan bersatu dalam suatu wadah

pengabdian dengan membentuk GERAKAN PEMUDA 165 (GEMA 165)

Page 4: Pedoman Organisasi Gema 165

 

 ::. JUJUR – TANGGUNG JAWAB – VISIONER – DISIPLIN – KERJASAMA – ADIL – PEDULI  .:: 

~ 4 ~

ANGGARAN DASAR

GERAKAN PEMUDA 165

MUKADDIMAH

Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta‘ala telah menganugerahi kemuliaan bagi

bangsa Indonesia berupa kemerdekaan dari belenggu penjajahan. Sebagai ungkapan rasa

syukur, kami warga negara Indonesia bertekad untuk mengisi kemerdekaan agar terwujud

Negara Kesatuan Republik Indonesia yang maju dan bermartabat.

Kami yakin bahwa peradaban besar yang menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dan

berakhlaq mulia, senantiasa dibangun atas bimbingan ilahi. Bangsa yang besar adalah yang

mengutamakan nilai-nilai luhur dan mulia, menjadikan Allah sebagai prinsip dan tujuan

hidup.

Kami menyadari bahwa segala krisis yang menerpa bangsa Indonesia beberapa

tahun belakangan ini karena budi, moral, etika, serta akhlak tidak lagi diutamakan. Karena itu

kami mendeklarasikan 7 Budi Utama yaitu Jujur, Tanggung Jawab, Visioner, Disiplin,

Kerjasama, Adil, dan Peduli yang akan tercipta bila hidup dilandaskan prinsip 165 yaitu 1

hati, 6 prinsip dan 5 langkah, yang diambil dari nilai-nilai 1 Ihsan, 6 rukun Iman dan 5 rukun

Islam yang disertai dengan cinta terhadap tanah air.

Kami percaya bahwa nilai-nilai inilah yang akan menjadikan bangsa ini kembali

bangkit. Kami akan bersama-sama menyebarkan nilai-nilai ini di manapun, ke setiap jengkal

tanah di negeri ini. Hingga keutamaan masyarakat bangsa ini bukan lagi pada apa yang

ditunjukkan secara fisik, yaitu kekayaan, jabatan dan kekuasaan.

Alumni ESQ pemuda sadar akan hak dan kewajibannya serta peran dan tanggung

jawab kepada umat manusia, bangsa Indonesia, dan warga dunia, bertekad untuk mencapai

cita-cita mulia ini. Mudah-mudahan dengan izin Allah Subhanahu wa Ta‘ala dan dengan

tekad kuat, dan kerja keras maka pada tahun 2020 Indonesia Emas akan tercapai, tahun

2030 Indonesia maju secara ekonomi, dan di tahun 2050 menjadi negara adidaya.

Meyakini bahwa tujuan itu dapat dicapai dengan taufiq dan hidayah Allah Subhanahu

wa Ta‘ala serta usaha-usaha yang teratur, terencana, dan penuh kebijaksanaan, dengan

Page 5: Pedoman Organisasi Gema 165

 

 ::. JUJUR – TANGGUNG JAWAB – VISIONER – DISIPLIN – KERJASAMA – ADIL – PEDULI  .:: 

~ 5 ~

nama Allah kami Gerakan Pemuda 165 menghimpun diri dalam organisasi yang digerakkan

dengan pedoman berbentuk Anggaran Dasar sebagai berikut :

ANGGARAN DASAR

GERAKAN PEMUDA 165

BAB I

NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN

Pasal 1

Nama

Gerakan Pemuda 165 disingkat GEMA 165

Pasal 2

Waktu dan tempat Kedudukan

GEMA 165 didirikan oleh Dewan Pendiri pada tanggal 28 Oktober 2008 berkedudukan di

Jakarta untuk jangka waktu yang tidak ditentukan

BAB II

ASAS, SIFAT DAN TUJUAN

Pasal 3

Azas

GEMA 165 berasaskan Pancasila dan berlandaskan kepada Undang-Undang Dasar 1945

(seribu sembilan ratus empat puluh lima) dan nilai-nilai satu enam lima yaitu satu hati, enam

prinsip, lima langkah

Pasal 4

Sifat

Page 6: Pedoman Organisasi Gema 165

 

 ::. JUJUR – TANGGUNG JAWAB – VISIONER – DISIPLIN – KERJASAMA – ADIL – PEDULI  .:: 

~ 6 ~

GEMA 165 bersifat netral seperti oksigen dan menganut prinsip kekeluargaan dan gotong

royong

Pasal 5

Tujuan

1. Terciptanya masyarakat yang cerdas spiritual, emosional dan intelektual secara integral

2. Mencetak sumber daya manusia (SDM) yang menjunjung tinggi 7 Budi Utama ESQ yaitu

jujur, tanggungjawab, visioner, disiplin, kerjasama, adil dan peduli

3. Ikut serta dalam usaha mewujudkan Indonesia Emas 2020, Indonesia Makmur Ekonomi

2030 dan Dunia Emas 2050 yang damai dan sejahtera

4. Memberikan ruang kepada alumni muda untuk menjadi profesional muda

Pasal 6

Kegiatan

1. Menjalin silaturahmi alumni ESQ khususnya alumni muda ESQ

2. Membangun silaturahmi dan kerjasama dengan lembaga - lembaga eksternal

3. Melakukan pembinaan terhadap alumni ESQ pemuda, mahasiswa dan remaja dalam

rangka kaderisasi untuk mencapai Indonesia Emas dan Dunia Emas

4. Pemberdayaan ekonomi masyarakat

5. Melakukan kegiatan sosial kemasyarakatan dan keagamaan

6. Menyebarkan nilai-nilai 165 dan 99 Asmaul Husna

7. Mengadakan sarana dan prasarana untuk kegiatan organisasi

BAB III

KEKAYAAN ORGANISASI

Pasal 7

Kekayaan Organisasi

Kekayaan organisasi terdiri dari kekayaan yang bersumber dari :

1. Usaha mandiri GEMA 165

2. Sumbangan dari alumni ESQ 165

Page 7: Pedoman Organisasi Gema 165

 

 ::. JUJUR – TANGGUNG JAWAB – VISIONER – DISIPLIN – KERJASAMA – ADIL – PEDULI  .:: 

~ 7 ~

3. Wakaf, warisan dan hibah

4. Perolehan lain yang tidak mengikat dan tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar

organisasi

BAB IV

STRUKTUR ORGANISASI

Pasal 8

Kepemimpinan

Kepemimpinan Organisasi GEMA 165 terdiri dari:

1. Dewan Pendiri, yaitu dewan yang terdiri dari orang-orang yang berperan

menginisiasi pembentukan dan pendirian organisasi pertamakali

2. Dewan Pembina, yaitu dewan yang terdiri dari orang-orang yang mampu

memberikan pandangan, bimbingan dan arahan secara pro-aktif bagi

perkembangan dan kemajuan organisasi

3. Dewan Penasihat, yaitu dewan yang terdiri dari orang-orang yang memiliki

kompetensi dan keluasan pemikiran dan kearifan yang mampu memberikan nasihat

dan kontribusi keahlian dalam kebijaksanaan organisasi

4. Dewan Pengurus, yaitu dewan pengemban amanah yang memegang kekuasaan

eksekutif untuk menjalankan roda organisasi dengan penuh tanggung jawab dan

pengabdian penuh

Pasal 9

Susunan Organisasi

Susunan Organisasi GEMA 165 terdiri dari :

1. Tingkat Pusat disebut Dewan Pimpinan Pusat

2. Tingkat Provinsi/Luar Negeri disebut Dewan Pimpinan Wilayah

3. Tingkat Kabupaten/Kota disebut Dewan Pimpinan Daerah

4. Tingkat Instansi disebut Dewan Pimpinan Chapter

Page 8: Pedoman Organisasi Gema 165

 

 ::. JUJUR – TANGGUNG JAWAB – VISIONER – DISIPLIN – KERJASAMA – ADIL – PEDULI  .:: 

~ 8 ~

Pasal 9

Kekuasaan

Kekuasaan masing-masing struktur organisasi adalah :

1. Dewan Pendiri

a. Dewan Pendiri adalah perangkat GEMA 165 yang memiliki kewenangan tertinggi

dalam organisasi yaitu memberikan landasan visi dan misi serta memegang segala

wewenang yang tidak diberikan kepada Dewan Penasihat dan Dewan Pengurus

b. Berhak dan berwenang untuk menetapkan Garis-garis Besar Haluan Gerakan

(GBHG)

2. Dewan Pembina

a. Bersama-sama dengan Dewan Pendiri berhak dan berwenang untuk sewaktu-waktu

mengangkat, memberhentikan dan menggantikan Dewan Penasihat dan Dewan

Pengurus

b. Membuat Kode Etik pengurus organisasi

3. Dewan Penasihat

Berhak dan berwenang memberikan kontribusi pandangan dan arahan tentang

permasalahan yang ada atau yang akan dihadapi GEMA 165 baik diminta maupun tidak

diminta dalam arti seluas-luasnya

4. Dewan Pengurus

a. Dewan Pengurus berhak dan berwenang menjalankan organisasi yang sesuai

dengan nilai-nilai 165 dan 7 Budi Utama ESQ

b. Dewan Pengurus Pusat berhak dan berwenang untuk menunjuk, menetapkan,

mengangkat dan memberhentikan Ketua Dewan Pengurus Wilayah dan Dewan

Pengurus Daerah berdasarkan Kode Etik yang dibuat oleh Dewan Pembina

c. Melaksanakan ketentuan-ketentuan dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah

Tangga GEMA 165

d. Mematuhi arahan-arahan, kebijakan-kebijakan dan keputusan-keputusan Dewan

Pendiri dan Dewan Pembina GEMA 165

Page 9: Pedoman Organisasi Gema 165

 

 ::. JUJUR – TANGGUNG JAWAB – VISIONER – DISIPLIN – KERJASAMA – ADIL – PEDULI  .:: 

~ 9 ~

BAB V

PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DAN PEMBUBARAN ORGANISASI

Pasal 10

1. Perubahan Anggaran Dasar dan pembubaran organisasi hanya dapat dilakukan oleh

Dewan Pendiri dan Dewan Pembina berdasarkan rekomendasi MUNAS GEMA 165

sejauh tidak merubah visi dan misi organisasi

2. Harta benda GEMA 165 sesudah dibubarkan harus diserahkan kepada Yayasan Wakaf

Bangun Nurani Bangsa

Pasal 11

Aturan Tambahan

1. Hal-hal lain yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini akan diatur kemudian dalam

Anggaran Rumah Tangga

2. Apabila terdapat ketidakjelasan atau timbul perbedaan pendapat atas ketentuan dan

penafsiran Anggaran Dasar ini, maka penyelesaianya diputuskan oleh Dewan Pendiri

dan Dewan Pembina

Page 10: Pedoman Organisasi Gema 165

 

 ::. JUJUR – TANGGUNG JAWAB – VISIONER – DISIPLIN – KERJASAMA – ADIL – PEDULI  .:: 

~ 10 ~

ANGGARAN RUMAH TANGGA

GERAKAN PEMUDA 165

BAB I

KEANGGOTAAN

BAGIAN I

ANGGOTA

Pasal 1

Anggota Gerakan Pemuda 165

1. Anggota biasa. Adalah Alumni Training ESQ Basic dengan usia minimal 23 tahun atau

yang sudah lulus kuliah D3/S1 dan maksimal berusia 40 tahun

2. Anggota luar biasa. Adalah pemuda yang belum mengikuti Training ESQ Basic, namun

memiliki komitmen dan kepedulian tinggi atas kehidupan dan kelangsungan hidup dan

perkembangan The ESQ Way 165 serta bersedia mengisi formulir anggota GEMA 165

BAGIAN II

SYARAT-SYARAT KEANGGOTAAN

Pasal 2

1. Setiap pemuda yang telah mengikuti Training ESQ Basic dan bersedia mengikuti

Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan ketentuan/peraturan organisasi lainnya

2. Apabila yang bersangkutan sudah berusia di atas 40 tahun, maka yang bersangkutan

dinyatakan tidak lagi sebagai anggota GEMA 165 dan selanjutnya yang bersangkutan

berhak mengikuti organisasi FKA-ESQ

Page 11: Pedoman Organisasi Gema 165

 

 ::. JUJUR – TANGGUNG JAWAB – VISIONER – DISIPLIN – KERJASAMA – ADIL – PEDULI  .:: 

~ 11 ~

BAGIAN III

MASA KEANGGOTAAN

Pasal 3

Masa Keanggotaan

1. Masa keanggotaan GEMA 165 dimulai usia minimal 23 tahun atau yang sudah lulus

kuliah D3/S1 dan maksimal 40 tahun

2. Masa keanggotannya berakhir apabila :

a. Telah berakhir masa keanggotaannya

b. Meninggal dunia

c. Mengundurkan diri

d. Diberhentikan oleh DPP GEMA 165 karena terbukti telah mencemarkan nama baik

GEMA 165 dan melanggar Kode Etik GEMA 165

BAB IV

HAK DAN KEWAJIBAN

Pasal 4

Hak Anggota

1. Anggota mempunyai hak bicara dan hak partisipasi

2. Anggota memiliki hak untuk dipilih

Pasal 5

Kewajiban Anggota

1. Setiap anggota berkewajiban menjaga nama baik GEMA 165

2. Setiap anggota berkewajiban menjalankan visi dan misi organisasi

3. Setiap anggota berkewajiban menjalankan nilai-nilai 165 dan menjunjung tinggi 7 (tujuh)

Budi Utama dalam berperilaku dan menjalankan aktivitas organisasi

Page 12: Pedoman Organisasi Gema 165

 

 ::. JUJUR – TANGGUNG JAWAB – VISIONER – DISIPLIN – KERJASAMA – ADIL – PEDULI  .:: 

~ 12 ~

4. Setiap anggota berkewajiban tunduk dan patuh kepada Anggaran Dasar dan Anggaran

Rumah Tangga dan berpartisipasi dalam setiap kegiatan GEMA 165 sesuai dengan

Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga

5. Setiap anggota berkewajiban menghormati simbol-simbol organisasi

BAGIAN IV

MUTASI ANGGOTA

Pasal 6

1. Mutasi anggota adalah perpindahan status keanggotaan dari satu daerah ke daerah lain

2. Dalam keadaan tertentu, seorang anggota GEMA 165 dapat memindahkan status

keanggotaannya dari satu daerah ke daerah lain dengan melakukan pemberitahuan ke

daerah asalnya

3. Mutasi anggota dapat dilakukan jika yang bersangkutan pindah studi, pindah domisili

dan pindah kerja

BAGIAN V

RANGKAP JABATAN

Pasal 7

1. Dalam keadaan tertentu, atas sepengetahuan Dewan Pengurus GEMA 165 setingkat

dan sejauh tidak bertentangan dengan asas, visi, dan misi GEMA 165, pengurus GEMA

165 dapat merangkap jabatan di organisasi lain

2. Selain Ketua, pengurus GEMA 165 yang lainnya tidak dibolehkan untuk merangkap

jabatan dalam organiasi alumni ESQ lainnya

3. Pengurus GEMA 165 yang mempunyai jabatan di organisasi lain di luar GEMA 165,

tindakannya harus sesuai dengan nilai-nilai 165 dan 7 Budi Utama

BAGIAN VI

SANKSI PENGURUS

Pasal 8

Sanksi Pengurus

Page 13: Pedoman Organisasi Gema 165

 

 ::. JUJUR – TANGGUNG JAWAB – VISIONER – DISIPLIN – KERJASAMA – ADIL – PEDULI  .:: 

~ 13 ~

1. Sanksi adalah bentuk hukuman sebagai bagian proses pembinaan yang diberikan

organisasi kepada pengurus yang melalaikan tugas, melanggar ketentuan organisasi,

merugikan atau mencemarkan nama baik organisasi, dan/atau melakukan tindakan

kriminal dan tindakan melawan hukum lainnya

2. Sanksi dapat berupa teguran, peringatan, skorsing, pemecatan atau bentuk lain yang

ditentukan oleh Dewan Pengurus Pusat

3. Pengurus yang dikenakan sanksi dapat mengajukan pembelaan di forum yang ditunjuk

untuk itu

BAB II

STRUKTUR ORGANISASI

STRUKTUR KEKUASAAN

BAGIAN I

MUNAS

Pasal 9

Status

a. MUNAS (Musyawarah Nasional) merupakan musyawarah tertinggi GEMA 165

b. MUNAS memegang kekuasaan rekomendasi tertinggi

c. MUNAS diadakan 2 (dua) tahun sekali

d. Dalam keadaan luar biasa, MUNAS dapat diadakan atas persetujuan minimal 2/3

Dewan Pembina, yang direkomendasikan oleh 2/3 Dewan Pengurus Wilayah

Pasal 10

Kekuasaan/Wewenang

1. Meminta laporan hasil pelaksanaan program Dewan Pengurus Pusat

2. Merekomendasikan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan Program Kerja

Nasional beserta pedoman organisasi lainya

Page 14: Pedoman Organisasi Gema 165

 

 ::. JUJUR – TANGGUNG JAWAB – VISIONER – DISIPLIN – KERJASAMA – ADIL – PEDULI  .:: 

~ 14 ~

3. Merekomendasikan susunan Tim Formatur yang berjumlah 3 (tiga) orang untuk

selanjutnya diserahkan kepada Dewan Pendiri dan Dewan Pembina untuk ditetapkan

salah satunya menjadi Ketua Dewan Pengurus Pusat

4. Menetapkan kebijakan dan rekomendasi lainnya sesuai dengan kesepakatan peserta

Musyawarah Nasional dan atau usulan-usulan dari Dewan Pendiri

Pasal 11

Tata Tertib

1. Peserta MUNAS terdiri dari Dewan Pengurus Pusat GEMA 165, Dewan Pengurus

Wilayah GEMA 165, Dewan Pengurus Daerah GEMA 165 serta Dewan Pengurus Pusat

FOSMA 165

2. Peninjau MUNAS adalah Dewan Pendiri GEMA 165, Dewan Pembina GEMA 165,

Dewan Penasihat GEMA 165, serta undangan lainnya yang dipandang perlu

3. Peserta MUNAS memiliki hak bicara dan hak suara, sedangkan peninjau memiliki hak

bicara

4. Banyaknya peserta MUNAS terdiri dari :

a. Anggota Dewan Pengurus Pusat

b. Ketua dan 4 (empat) orang Dewan Pengurus Wilayah

c. Ketua dan 2 (dua) orang Dewan Pengurus Daerah

d. Ketua dan 4 (empat) orang Dewan Pengurus Pusat FOSMA 165

5. Jumlah peninjau ditentukan oleh Dewan Pengurus Pusat

BAGIAN II

MUSWIL

Pasal 12

Status

1. MUSWIL (Musyawarah Wilayah) merupakan musyawarah tertinggi di tingkat provinsi

2. MUSWIL memegang kekuasaan rekomendasi tertinggi di tingkat provinsi

3. MUSWIL diadakan paling lambat 3 (tiga) bulan sesudah MUNAS

4. Dalam keadaan luar biasa, MUSWIL dapat diadakan atas inisiatif Dewan Pengurus

Pusat

Pasal 13

Kekuasaan/Wewenang

Page 15: Pedoman Organisasi Gema 165

 

 ::. JUJUR – TANGGUNG JAWAB – VISIONER – DISIPLIN – KERJASAMA – ADIL – PEDULI  .:: 

~ 15 ~

1. Meminta laporan hasil pelaksanaan program Dewan Pengurus Wilayah

2. Menetapkan rekomendasi organisasi dan program kerja wilayah

3. Merekomendasikan Tim Formatur yang berjumlah 3 (tiga) orang untuk selanjutnya

diserahkan kepada Dewan Pengurus Pusat untuk ditetapkan salah satunya menjadi

Ketua Dewan Pengurus Wilayah

Pasal 14

Tata Tertib

1. Peserta MUSWIL terdiri dari Dewan Pengurus Wilayah GEMA 165, Dewan Pengurus

Daerah GEMA 165, Dewan Pengurus Chapter GEMA 165 serta Dewan Pengurus

Wilayah FOSMA 165

2. Peninjau MUSWIL adalah Dewan Pembina, Dewan Penasihat, Dewan Pengurus Pusat

GEMA 165 serta undangan lainnya yang dipandang perlu

3. Peserta MUSWIL memiliki hak bicara dan hak suara, sedangkan peninjau memiliki hak

bicara

4. Banyaknya peserta MUSWIL terdiri dari :

a. Anggota Dewan Pengurus Wilayah

b. Ketua dan 4 (empat) orang Dewan Pengurus Daerah

c. Ketua dan 2 (dua) orang Dewan Pengurus Chapter

d. Ketua dan 4 (empat) orang Dewan Pengurus Wilayah FOSMA 165

5. Jumlah peninjau ditentukan oleh Dewan Pengurus Wilayah

BAGIAN III

MUSDA

Pasal 15

Status

1. MUSDA (Musyawarah Daerah) merupakan musyawarah tertinggi di Kabupaten/Kota

2. MUSDA memegang kekuasaan rekomendasi tertinggi tingkat Kabupaten/Kota

3. MUSDA diadakan paling lambat 2 (dua) bulan setelah MUSWIL

Page 16: Pedoman Organisasi Gema 165

 

 ::. JUJUR – TANGGUNG JAWAB – VISIONER – DISIPLIN – KERJASAMA – ADIL – PEDULI  .:: 

~ 16 ~

4. Dalam keadaan luar biasa, MUSDA dapat diadakan atas rekomendasi Dewan Pengurus

Wilayah yang disetujui Dewan Pengurus Pusat

Pasal 10

Kekuasaan/Wewenang

1. Meminta laporan hasil pelaksanaan program Dewan Pengurus Daerah

2. Menetapkan rekomendasi organisasi dan program kerja daerah

3. Merekomendasikan Tim Formatur yang berjumlah 3 (tiga) orang untuk selanjutnya

diserahkan kepada Dewan Pengurus Pusat untuk ditetapkan salah satunya menjadi

Ketua Dewan Pengurus Daerah

Pasal 11

Tata Tertib

1. Peserta MUSDA terdiri dari Dewan Pengurus Daerah GEMA 165, Dewan Pengurus

Chapter GEMA 165 serta Dewan Pengurus Daerah FOSMA 165

2. Peninjau MUSDA adalah Dewan Pembina, Dewan Penasihat, Dewan Pengurus Wilayah

GEMA 165 serta undangan lainnya yang dipandang perlu

3. Peserta MUSDA memiliki hak bicara dan hak suara, sedangkan peninjau memiliki hak

bicara

4. Banyaknya peserta MUSDA terdiri dari :

a. Anggota Dewan Pengurus Daerah

b. Ketua dan 8 (delapan) orang Dewan Pengurus Chapter

c. Ketua dan 4 (empat) orang Dewan Pengurus Daerah FOSMA 165

5. Jumlah peninjau ditentukan oleh Dewan Pengurus Daerah

STRUKTUR KEPENGURUSAN

BAGIAN IV

DEWAN PENGURUS PUSAT

Pasal 12

Status

Page 17: Pedoman Organisasi Gema 165

 

 ::. JUJUR – TANGGUNG JAWAB – VISIONER – DISIPLIN – KERJASAMA – ADIL – PEDULI  .:: 

~ 17 ~

1. Dewan Pengurus Pusat (DPP) adalah badan kepengurusan tertinggi organisasi GEMA

165

2. Masa jabatan DPP adalah 2 (dua) tahun terhitung sejak pelantikan oleh Dewan Pembina

dan serah terima jabatan dari DPP GEMA 165 demisioner

Pasal 13

Personalia Dewan Pengurus Pusat

1. Formasi Dewan Pengurus Pusat sekurang-kurangnya terdiri dari Ketua, Wakil Ketua,

Sekretaris Jenderal dan Bendahara Umum

2. Formasi Dewan Pengurus Pusat disesuaikan dengan kebutuhan organisasi dengan

mempertimbangkan efektifitas dan efisiensi kinerja kepengurusan

3. Yang dapat menjadi personalia Dewan Pengurus Pusat adalah :

a. Bertaqwa kepada Allah SWT

b. Tidak sedang dijatuhi sanksi organisasi

c. Telah mengikuti Training ESQ Intermediate (MCB) yang dibuktikan dengan sertifikat

atau kartu alumni

4. Yang dapat menjadi Ketua/Tim Formatur Dewan Pengurus Pusat adalah :

a. Bertaqwa kepada Allah SWT

b. Tidak sedang dijatuhi sanksi organisasi

c. Telah mengikuti Training ESQ Intermediate (MCB) yang dibuktikan dengan sertifikat

atau kartu alumni

d. Tidak sedang diperpanjang masa keanggotaannya karena sedang menjadi

Pengurus

e. Sehat secara jasmani maupun rohani

5. Selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari setelah MUNAS, personalia Dewan Pengurus

Pusat harus sudah dibentuk dan pengurus demisioner sudah mengadakan serah terima

jabatan

6. Apabila Ketua tidak dapat menjalankan tugas/non aktif, maka dapat dipilih Pejabat

Ketua

7. Yang dimaksud dengan tidak dapat menjalankan tugas/non aktif adalah:

a. Meninggal dunia

Page 18: Pedoman Organisasi Gema 165

 

 ::. JUJUR – TANGGUNG JAWAB – VISIONER – DISIPLIN – KERJASAMA – ADIL – PEDULI  .:: 

~ 18 ~

b. Sakit yang menyebabkan tidak dapat menjalankan tugas selama 6 (enam) bulan

berturut-turut

c. Tidak hadir dalam Rapat Pleno selama 3 (tiga) bulan berturut-turut tanpa

keterangan jelas

8. Ketua dapat diberhentikan dan diangkat Pejabat Ketua sebelum MUNAS apabila

memenuhi satu atau lebih hal-hal berikut :

a. Membuat pernyataan kepada publik atas nama GEMA 165 yang melanggar

Anggaran Dasar Bab II pasal 3, 4 dan 5

b. Tidak lagi memenuhi syarat sebagaimana diatur Anggaran Rumah Tangga dan

Kode Etik Organisasi

9. Pemberhentian Ketua dan pengangkatan/pengambilan sumpah jabatan Pejabat Ketua

sebelum MUNAS hanya dapat dilakukan melalui Keputusan Rapat Pleno Dewan

Pembina

10. Dalam hal Ketua mangkat atau mengundurkan diri, Wakil Ketua Dewan Pengurus Pusat

secara otomatis menjadi Pejabat Sementara Ketua, hingga dipilih, diangkat dan diambil

sumpah jabatan Pejabat Ketua dalam Rapat Pleno Dewan Pembina

11. Bila Wakil Ketua Dewan Pengurus Pusat tidak dapat menjadi Pejabat Sementara Ketua

karena mangkat, mengundurkan diri, atau berhalangan tetap hingga 2 (dua) kali Rapat

Pleno Dewan Pengurus Pusat yang terdekat dari mangkat atau mundurnya Ketua, maka

secara otomatis Sekretaris Jendral diangkat menjadi Pejabat Sementara Ketua hingga

dipilih, diangkat dan diambil sumpah jabatan Pejabat Ketua dalam Rapat Pleno Dewan

Pembina

12. Sebelum diadakan Rapat Pleno Dewan Pembina untuk memilih Pejabat Ketua, Pejabat

Sementara Ketua memberitahukan mangkat atau pengunduran diri Ketua kepada

Dewan Pembina untuk menjadi saksi dalam Rapat Pleno Bersama

13. Pengambilan sumpah jabatan Pejabat Ketua dilakukan oleh Ketua Dewan Pembina atau

anggota Dewan Pembina yang ditunjuk berdasarkan kesepakatan Dewan Pembina

14. Ketua dapat melakukan reshuffle atau penggantian personalia Dewan Pengurus Pusat

dengan mempertimbangkan hal-hal berikut :

a. Melanggar aturan AD/ART dan Kode Etik Pengurus

b. Keaktifan yang bersangkutan dalam rapat-rapat Dewan Pengurus Pusat

c. Realisasi program kerja di bidang yang bersangkutan dalam 1 (satu) semester

d. Partisipasi yang bersangkutan dalam program kerja Dewan Pengurus Pusat (di luar

bidang yang bersangkutan)

Page 19: Pedoman Organisasi Gema 165

 

 ::. JUJUR – TANGGUNG JAWAB – VISIONER – DISIPLIN – KERJASAMA – ADIL – PEDULI  .:: 

~ 19 ~

Pasal 14

Tugas dan Wewenang

1. Menggerakkan organisasi berdasarkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga

2. Melaksanakan ketetapan-ketetapan MUNAS

3. Menyampaikan ketetapan dan perubahan penting yang berhubungan dengan GEMA

165 kepada seluruh aparat dan anggota GEMA 165

4. Melaksanakan rapat-rapat organisasi

5. Menyampaikan laporan pertanggungjawaban kepada Dewan Pendiri, Dewan Pembina,

Dewan Penasihat, Dewan Pengurus Wilayah dan Dewan Pengurus Daerah setiap 2

(dua) tahun sekali

6. Mengesahkan dan melantik Dewan Pengurus Wilayah

7. Mengesahkan dan melantik Dewan Pengurus Daerah, namun apabila tidak dapat maka

pelantikannya dapat dimandatkan kepada Dewan Pengurus Wilayah

8. Rapat Koordinasi dengan Dewan Pendiri, Dewan Pembina, Dewan Penasihat, dan

FOSMA 165 dapat dilakukan sewaktu-waktu apabila dibutuhkan

BAGIAN V

DEWAN PENGURUS WILAYAH

Pasal 15

Status

1. Dewan Pengurus Wilayah (DPW) adalah badan kepengurusan tertinggi organisasi

GEMA 165 di tingkat provinsi atau luar negeri setelah Dewan Pengurus Pusat

2. Masa jabatan DPW adalah 2 (dua) tahun terhitung sejak pelantikan oleh Dewan

Pengurus Pusat dan serah terima jabatan dari DPW GEMA 165 demisioner

Pasal 16

Personalia Dewan Pengurus Wilayah

Page 20: Pedoman Organisasi Gema 165

 

 ::. JUJUR – TANGGUNG JAWAB – VISIONER – DISIPLIN – KERJASAMA – ADIL – PEDULI  .:: 

~ 20 ~

1. Formasi Dewan Pengurus Wilayah sekurang-kurangnya terdiri dari Ketua, Sekretaris

dan Bendahara

2. Formasi Dewan Pengurus Wilayah disesuaikan dengan kebutuhan organisasi dengan

mempertimbangkan efektifitas dan efisiensi kinerja kepengurusan

3. Yang dapat menjadi personalia Dewan Pengurus Wilayah adalah :

a. Bertaqwa kepada Allah SWT

b. Tidak sedang dijatuhi sanksi organisasi.

c. Telah mengikuti Training ESQ Basic yang dibuktikan dengan sertifikat atau kartu

alumni

4. Yang dapat menjadi Ketua /Formatur Dewan Pengurus Wilayah adalah :

a. Bertaqwa kepada Allah SWT

b. Tidak sedang dijatuhi sanksi organisasi

c. Telah mengikuti Training ESQ Intermediate (MCB) yang dibuktikan dengan sertifikat

atau kartu alumni

d. Sehat secara jasmani maupun rohani

5. Selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari setelah MUSWIL, personalia Dewan Pengurus

Wilayah harus sudah dibentuk dan pengurus demisioner sudah mengadakan serah

terima jabatan

6. Apabila Ketua tidak dapat menjalankan tugas/non aktif, maka dapat dipilih Pejabat

Ketua

7. Yang dimaksud dengan tidak dapat menjalankan tugas/non aktif adalah:

a. Meninggal dunia

b. Sakit yang menyebabkan tidak dapat menjalankan tugas selama 6 (enam) bulan

berturut-turut

c. Tidak hadir dalam Rapat Pleno selama 3 (tiga) bulan berturut-turut tanpa

keterangan yang jelas

8. Ketua dapat diberhentikan dan diangkat Pejabat Ketua sebelum MUSWIL apabila

memenuhi satu atau lebih hal-hal berikut :

a. Membuat pernyataan kepada publik atas nama GEMA 165 yang melanggar

Anggaran Dasar Bab II pasal 3, 4 dan 5

b. Tidak lagi memenuhi syarat sebagaimana diatur Anggaran Rumah Tangga dan

Kode Etik Organisasi

Page 21: Pedoman Organisasi Gema 165

 

 ::. JUJUR – TANGGUNG JAWAB – VISIONER – DISIPLIN – KERJASAMA – ADIL – PEDULI  .:: 

~ 21 ~

9. Pemberhentian Ketua dan pengangkatan/pengambilan sumpah jabatan Pejabat Ketua

sebelum MUSWIL hanya dapat melalui Keputusan Rapat Pleno Dewan Pengurus Pusat

dan Dewan Pembina Wilayah

10. Dalam hal Ketua mangkat atau mengundurkan diri, Sekretaris Dewan Pengurus Wilayah

secara otomatis menjadi Pejabat Sementara Ketua hingga dipilih, diangkat dan diambil

sumpah jabatan Pejabat Ketua dalam Rapat Pleno Dewan Pimpinan Wilayah dan

disetujui Dewan Pengurus Pusat

11. Bila Sekretaris Dewan Pengurus Wilayah tidak dapat menjadi Pejabat Sementara Ketua

karena mangkat, mengundurkan diri, atau berhalangan tetap hingga 2 (dua) kali Rapat

Pleno Dewan Pengurus Wilayah yang terdekat dari mangkat atau mundurnya Ketua,

maka Pejabat Sementara Ketua diangkat secara otomatis dari Ketua Bidang Organisasi

hingga dipilih, diangkat dan diambil sumpah jabatan Pejabat Ketua dalam Rapat Pleno

Dewan Pimpinan Wilayah dan disetujui Dewan Pengurus Pusat

12. Pengambilan sumpah jabatan Pejabat Ketua dilakukan oleh Ketua Dewan Pengurus

Pusat atau anggota Dewan Pengurus Pusat yang ditunjuk berdasarkan kesepakatan

Dewan Pengurus Pusat

13. Ketua dapat melakukan reshuffle atau penggantian personalia Dewan Pengurus

Wilayah dengan mempertimbangkan hal-hal berikut :

a. Melanggar aturan AD/ART dan Kode Etik Pengurus

b. Keaktifan yang bersangkutan dalam rapat-rapat Dewan Pengurus Wilayah

c. Realisasi program kerja di bidang yang bersangkutan dalam 1 (satu) semester

d. Partisipasi yang bersangkutan dalam program kerja Dewan Pengurus Wilayah (di

luar bidang yang bersangkutan)

Pasal 17

Tugas dan Wewenang

1. Menggerakkan organisasi berdasarkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga

2. Melaksanakan ketetapan-ketetapan MUSWIL

3. Menyampaikan ketetapan dan perubahan penting yang berhubungan dengan GEMA

165 kepada seluruh aparat dan anggota GEMA 165

4. Melaksanakan rapat-rapat organisasi

5. Menyampaikan laporan pertanggungjawaban kepada Dewan Pengurus Pusat dan

Dewan Pengurus Daerah setiap 2 (dua) tahun sekali

Page 22: Pedoman Organisasi Gema 165

 

 ::. JUJUR – TANGGUNG JAWAB – VISIONER – DISIPLIN – KERJASAMA – ADIL – PEDULI  .:: 

~ 22 ~

6. Melantik Dewan Pengurus Daerah apabila ditunjuk oleh Dewan Pengurus Pusat

7. Mengesahkan dan melantik Dewan Pengurus Chapter

BAGIAN VI

DEWAN PENGURUS DAERAH

Pasal 18

Status

1. Dewan Pengurus Daerah (DPD) adalah badan kepengurusan tertinggi organisasi GEMA

165 setelah Dewan Pengurus Wilayah

2. Masa jabatan DPD adalah 2 (dua) tahun terhitung sejak pelantikan oleh Dewan

Pengurus Pusat dan serah terima jabatan dari DPD GEMA 165 demisioner

Pasal 19

Personalia Dewan Pengurus Daerah

1. Formasi Dewan Pengurus Daerah sekurang-kurangnya terdiri dari Ketua, Sekretaris dan

Bendahara

2. Formasi Dewan Pengurus Daerah disesuaikan dengan kebutuhan organisasi dengan

mempertimbangkan efektifitas dan efisiensi kinerja kepengurusan

3. Yang dapat menjadi personalia Dewan Pengurus Daerah adalah :

a. Bertaqwa kepada Allah SWT

b. Tidak sedang dijatuhi sanksi organisasi

c. Telah mengikuti Training ESQ Basic yang dibuktikan dengan sertifikat atau kartu

alumni

4. Yang dapat menjadi Ketua /Formatur Dewan Pengurus Daerah adalah :

a. Bertaqwa kepada Allah SWT

b. Tidak sedang dijatuhi sanksi organisasi

c. Telah mengikuti Training ESQ Basic yang dibuktikan dengan sertifikat atau kartu

alumni

d. Sehat secara jasmani maupun rohani

Page 23: Pedoman Organisasi Gema 165

 

 ::. JUJUR – TANGGUNG JAWAB – VISIONER – DISIPLIN – KERJASAMA – ADIL – PEDULI  .:: 

~ 23 ~

5. Selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari setelah MUSDA, personalia Dewan Pengurus

Daerah harus sudah dibentuk dan Pengurus Demisioner sudah mengadakan serah

terima jabatan

6. Apabila Ketua tidak dapat menjalankan tugas/non aktif, maka dapat dipilih Pejabat

Ketua

7. Yang dimaksud dengan tidak dapat menjalankan tugas/non aktif adalah:

a. Meninggal dunia

b. Sakit yang menyebabkan tidak dapat menjalankan tugas selama 6 (enam) bulan

berturut-turut

c. Tidak hadir dalam Rapat Pleno selama 2 (dua) bulan berturut-turut

8. Ketua dapat diberhentikan dan diangkat Pejabat Ketua sebelum MUSDA apabila

memenuhi satu atau lebih hal-hal berikut :

a. Membuat pernyataan kepada publik atas nama GEMA 165 yang melanggar

Anggaran Dasar Bab II pasal 3, 4 dan 5

b. Terbukti melanggar Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga

c. Tidak lagi memenuhi syarat sebagaimana diatur Anggaran Rumah Tangga dan

Kode Etik Organisasi

9. Pemberhentian Ketua dan pengangkatan/pengambilan sumpah jabatan Pejabat Ketua

sebelum MUSDA hanya dapat melalui Keputusan Rapat Pleno Dewan Pengurus Pusat,

Dewan Pengurus Wilayah dan Dewan Pembina Daerah

10. Dalam hal Ketua mangkat atau mengundurkan diri, Sekretaris Dewan Pengurus Daerah

secara otomatis menjadi Pejabat Sementara Ketua hingga dipilih, diangkat dan diambil

sumpah jabatan Pejabat Ketua dalam Rapat Pleno Dewan Pimpinan Daerah dan

disetujui Dewan Pengurus Pusat

11. Bila Sekretaris Dewan Pengurus Daerah tidak dapat menjadi Pejabat Sementara Ketua

karena mangkat, mengundurkan diri, atau berhalangan tetap hingga 2 (dua) kali Rapat

Pleno Dewan Pengurus Daerah yang terdekat dari mangkat atau mundurnya Ketua,

maka Pejabat Sementara Ketua diangkat secara otomatis dari Ketua Bidang Organisasi

hingga dipilih, diangkat dan diambil sumpah jabatan Pejabat Ketua dalam Rapat Pleno

Dewan Pimpinan Daerah dan disetujui Dewan Pengurus Pusat

12. Pengambilan sumpah jabatan Pejabat Ketua dilakukan oleh Ketua Dewan Pengurus

Pusat atau anggota Dewan Pengurus Pusat yang ditunjuk atau Dewan Pengurus

Wilayah yang ditunjuk berdasarkan kesepakatan Dewan Pengurus Pusat

Page 24: Pedoman Organisasi Gema 165

 

 ::. JUJUR – TANGGUNG JAWAB – VISIONER – DISIPLIN – KERJASAMA – ADIL – PEDULI  .:: 

~ 24 ~

13. Ketua dapat melakukan reshuffle atau penggantian personalia Dewan Pengurus

Daerah dengan mempertimbangkan hal-hal berikut :

a. Melanggar aturan AD/ART dan Kode Etik Pengurus

b. Keaktifan yang bersangkutan dalam rapat-rapat Dewan Pengurus Daerah

c. Realisasi Program kerja di bidang yang bersangkutan dalam 1 (satu) semester

d. Partisipasi yang bersangkutan dalam program kerja Dewan Pengurus Daerah (di

luar bidang yang bersangkutan)

Pasal 20

Tugas dan Wewenang

1. Menggerakkan organisasi berdasarkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga

2. Melaksanakan ketetapan-ketetapan MUSDA

3. Menyampaikan ketetapan dan perubahan penting yang berhubungan dengan GEMA

165 kepada seluruh aparat dan anggota GEMA 165

4. Melaksanakan rapat-rapat organisasi

5. Menyampaikan laporan pertanggungjawaban kepada Dewan Pengurus Pusat dan

Dewan Pengurus Wilayah setiap 2 (dua) tahun sekali

BAGIAN VII

CHAPTER

Pasal 21

Untuk Dewan Pengurus Chapter menyesuaikan dengan situasi dan kondisi instansi yang

bersangkutan sejauh tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah

Tangga GEMA 165 dan berkoordinasi dengan Dewan Pengurus Wilayah

BAGIAN VIII

LAMBANG DAN ATRIBUT ORGANISASI

Pasal 22

Lambang dan atribut organisasi lainya diatur dalam ketentuan tersendiri

Page 25: Pedoman Organisasi Gema 165

 

 ::. JUJUR – TANGGUNG JAWAB – VISIONER – DISIPLIN – KERJASAMA – ADIL – PEDULI  .:: 

~ 25 ~

BAGIAN IX

PERUBAHAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

Pasal 23

Perubahan Anggaran Rumah Tangga hanya dapat direkomendasikan melalui MUNAS dan

disetujui oleh Dewan Pendiri

BAGIAN X

ATURAN TAMBAHAN

Pasal 24

Setiap struktur organisasi berkewajiban melakukan sosialisasi Anggaran Dasar, Anggaran

Rumah Tangga kepada seluruh anggota GEMA 165

BAGIAN XI

ATURAN PERALIHAN

Pasal 25

1. Pedoman-pedoman pokok organisasi dibahas pada forum tersendiri yang disahkan di

Rapat Pleno Dewan Pengurus Pusat

2. Pedoman-pedoman pokok tersebut adalah :

a. Pedoman kerja kepengurusan

b. Pedoman administrasi dan kesekretariatan

c. Pedoman keuangan dan perlengkapan

d. Ikrar pelantikan pengurus

Page 26: Pedoman Organisasi Gema 165

 

 ::. JUJUR – TANGGUNG JAWAB – VISIONER – DISIPLIN – KERJASAMA – ADIL – PEDULI  .:: 

~ 26 ~

e. Atribut organisasi

GARIS BESAR HALUAN

GERAKAN PEMUDA 165

I. MUQADDIMAH GBHG adalah serangkaian strategi yang mungkin dan memungkinkan untuk dilakukan dengan penjabaran program yang lebih realistis, dan tentunya memiliki daya dukung yang memadai. Oleh karenanya, improvisasi, kreatifitas dan penyesuaian atas kondisi masing-masing sangatlah mungkin dan terkadang harus dilakukan. Dalam kaitan itulah maka dapat dirumuskan 5 (lima) pondasi utama untuk dijadikan koridor penting sebagai batasan pijakan bersama untuk mencapai tujuan kemajuan GEMA 165 masa depan. Lima pondasi ini dilandaskan pada nilai-nilai dan intisari perjuangan hijrah Rasulullah SAW dari Mekkah ke Medinah. Momentum hijrah adalah tonggak pergerakan syiar Islam menjadi semakin massif dan sistemik sehingga Islam dapat tumbuh, berkembang dan meluas dalam waktu yang relatif singkat. Kelima pondasi itu adalah : Pondasi pertama, Bidang Sarana Prasarana. Sewaktu beliau hijrah, sebelum masuk ke kota Yatsrib (Madinah), sewaktu beliau transit di sebuah kota kecil bernama Quba, hal pertamakali yang beliau lakukan di sana ialah mendirikan sebuah mesjid. Pendirian masjid inilah yang menjadi simbolisasi pentingnya nilai sebuah tempat perjuangan dimulai. Dalam konteks kita, pendirian masjid ini menjadi dasar bagi pentingnya bidang sarana prasarana, sebagai bidang yang harus mendukung laju roda gerakan dengan mengoptimalisasi semua sarana dan prasarana yang ada. Secara khusus, bidang ini mempunyai tanggung jawab moral dan spiritual penting dalam upaya mempercepat pendirian Menara 165 baik di pusat maupun daerah, sebagai markas besar perjuangan dan pusat kegiatan alumni. Pondasi kedua, Bidang Organisasi. Hal kedua yang dilakukan Rasulullah SAW sewaktu tiba di Madinah adalah mempersaudarakan kaum Muhajirin dan Anshar di antara para sahabat-sahabatnya. Dengan persaudaraan inilah, kekuatan umat Islam menjadi semakin kokoh dan kuat dilandasi semangat kekeluargaan dan persaudaraan yang erat (ukhuwwah islamiyyah). Dalam konteks kita, nilai dari ukhuwwah islamiyyah ini diimplementasikan melalui bidang organisasi. Hakikinya, desain organisasi GEMA 165 adalah sebagai organisasi

Page 27: Pedoman Organisasi Gema 165

 

 ::. JUJUR – TANGGUNG JAWAB – VISIONER – DISIPLIN – KERJASAMA – ADIL – PEDULI  .:: 

~ 27 ~

persaudaraan diantara para alumni muda ESQ. Bidang organisasi secara khusus juga mempunyai peran untuk memberdayakan alumni pasca Training ESQ serta mengakselerasi dinamika laju organisasi. Pondasi ketiga, adalah Bidang Hubungan Antar Lembaga. Hal ketiga yang dilakukan Rasulullah SAW di Madinah adalah membuat kesepahaman dan komunikasi dengan kaum non Islam di Madinah pada waktu itu, terutama dengan kaum Yahudi., dengan maksud untuk membangun sebuah pondasi kehidupan bermasyarakat dan bernegara yang dilandasi prinsip toleransi (tasamuh) dan silaturahmi. Dalam konteks kita, hal ini menjadi dasar pentingnya bidang hubungan antar lembaga. Dengan jalinan kerjasama, tantangan dan peluang untuk berkarya bagi umat akan terasa lebih optimal dengan menyatukan kekuatan elemen – elemen umat yang ada, daripada berkarya secara parsial dan individual (single fighter). Bidang ini dimaksudkan untuk membuka hubungan dan komunikasi secara terbuka dan luas serta untuk mengintensifkan jejaring kerjasama (networking) dan kemitraan dengan berbagai pihak luar, baik individu maupun lembaga, yang memiliki kesepahaman nilai-nilai perjuangan dengan GEMA 165, yang saling bermanfaat, dan berkesinambungan dimana komponen – komponen yang terlibat di dalamnya turut serta membangun jaringan tersebut Pondasi keempat, adalah Bidang Sosial Kemasyarakatan. Hal keempat yang dilakukan Rasulullah SAW adalah membangun sistem sosial masyarakat Madinah yang egaliter dan sejahtera. Ini merupakan wujud bahawa sistem nilai (aqidah/iman) tidak sebatas dalam lingkup pemahaman saja tapi diderivasikan dalam bentuk riil amal shaleh terhadap orang lain, menjadi sistem sosial. Dalam konteks kita, bidang ini menjadi ujung tombak peran GEMA 165 sebagai agen penggerak dinamika sosial masyarakat dalam wujud kegiatan riil yang bersentuhan langsung dengan masyarakat. Wujud ‘total action’ kita dalam berbagi dan peduli terhadap masyarakat. Pondasi kelima, adalah Bidang Ekonomi. Hal selanjutnya yang dilakukan Rasulullah SAW di Madinah yaitu mendirikan pasar sebagai sentra ekonomi masyarakat serta memperluas jalur perdagangan ke luar wilayah kota Madinah. Dalam konteks kita, bidang ekonomi adalah bidang yang sangat vital sebagai penopang dan pemercepat laju organisasi. Bagaimanapun, kuantitas dan kualitas kegiatan-kegiatan organisasi, selain ditentukan faktor SDM pengurus yang bagus, juga sangat bergantung kepada sumber pendanaan yang mencukupi. Karena itu, diperlukan pemikiran dan tindakan yang kreatif dalam hal pencarian sumber-sumber pendanaan yang mandiri melalui pelbagai amal usaha yang sekiranya layak untuk dieksekusi. Dengan kelima pondasi diatas GBHG ini diharapkan tidak menjadi tulisan mati, tetapi sebagai inspirasi gerakan yang pelaksanaannya dilapangan rekan-rekan di tempatnya masing-masing yang lebih mengerti. GBHG ini hanya merupakan kebijakan umum sebagai

Page 28: Pedoman Organisasi Gema 165

 

 ::. JUJUR – TANGGUNG JAWAB – VISIONER – DISIPLIN – KERJASAMA – ADIL – PEDULI  .:: 

~ 28 ~

acuan pelaksana kebijakan program nasional yang nantinya perlu penjabaran di masing-masing tingkatan pimpinan disesuaikan dengan kewenangan, kreativitas, kepentingan dan kondisi setempat. .

II. STRATEGI KEBIJAKAN

A. Bidang Sarana Prasarana 1. Pengertian

Bidang Sarana dan Prasarana meliputi segala aktivitas dalam penyediaan sarana dan prasarana yang mendukung aktivitas organisasi, baik sarana lunak maupun sarana keras

2. Tujuan a. Mewujudkan berdirinya Menara 165 sebagai simbol kebangkitan moral

bangsa. b. Menyediakan markas perjuangan sebagai pusat aktivitas untuk mewujudkan

Indonesia Emas dan Dunia Emas. c. Menyediakan peralatan yang dibutuhkan dalam menjalankan berbagai

program kerja.

3. Arahan Umum a. Bekerjasama dengan bidang ekonomi untuk membuat berbagai aktivitas

ekonomi yang sebagian keuntungannya diinfaqkan untuk pembangunan Menara 165

b. Merencanakan berbagai sarana dan prasarana yang dibutuhkan organisasi. c. Membuat prioritas penyediaan sarana dan prasarana yang disesuaikan

dengan kemampuan organisasi d. Adanya Standard Operational Procedure (SOP) bagi sarana dan prasarana

yang sudah tersedia.

4. Parameter Keberhasilan

a. Berdirinya Menara 165 b. Tersedianya markas perjuangan sebagai tempat koordinasi, konsolidasi,

pusat kegiatan, dan pusat pembinaan. c. Tersedianya perangkat sarana prasarana organisasi yang mendukung, yang

mencakup perangkat lunak (software) dan perangkat keras (hardware).

Page 29: Pedoman Organisasi Gema 165

 

 ::. JUJUR – TANGGUNG JAWAB – VISIONER – DISIPLIN – KERJASAMA – ADIL – PEDULI  .:: 

~ 29 ~

d. Terdapatnya berbagai SOP dalam penggunaan dan perawatan sarana dan prasarana yang sudah tersedia.

B. Bidang Organisasi 1. Pengertian

Bidang Organisasi meliputi segala aktivitas yang berkaitan dengan upaya pengembangan sumber daya manusia anggota, membangun persaudaraan antar anggota, serta mewujudkan pemenuhan kebutuhan anggota,yang harus dipandang sebagai upaya yang terorganisasi, tersistematisasi, dan terintegrasi. Juga meliputi segala aktivitas yang berkaitan dengan pengkajian dan pembenahan struktur organisasi secara utuh dan efektif.

2. Tujuan a. Meningkatkan partisipasi dan interaksi anggota dalam kegiatan – kegiatan

GEMA 165 pada khususnya dan kegiatan alumni ESQ pada umumnya b. Menggalakkan sosialisasi dan inisiasi pembentukan GEMA 165 di wilayah dan

daerah c. Mewujudkan manajemen organisasi yang efektif dengan tetap memperhatikan

realita yang ada, untuk pengembangan organisasi ke arah yang lebih baik

3. Sasaran a. Terinisiasikannya manajemen organsasi (sistem, struktur, pola hubungan

dan kultur) yang mendukung Dewan Pengurus untuk menjalankan fungsinya secara utuh.

b. Adanya interaksi partisipatif dari anggota sebagai subjek maupun objek dalam kegiatan–kegiatan GEMA 165 dan kegiatan alumni ESQ

4. Arahan Umum

a. Merencanakan, menyusun, dan menyempurnakan hal – hal yang berkaitan

dengan manajemen/tata kelola organisasi yang sehat b. Adanya upaya–upaya yang proaktif untuk melibatkan seluruh anggota

sebagai usaha peningkatan fungsi pelayanan dan pemenuhan terhadap kebutuhan anggota melalui berbagai macam kegiatan dan amal usaha yang ada, guna meningkatkan kepedulian dan rasa kepemilikan anggota

Page 30: Pedoman Organisasi Gema 165

 

 ::. JUJUR – TANGGUNG JAWAB – VISIONER – DISIPLIN – KERJASAMA – ADIL – PEDULI  .:: 

~ 30 ~

c. Melaksanakan koordinasi, konsolidasi dan komunikasi terstruktur dengan semua organisasi di lingkungan FKA ESQ khususnya berkaitan dengan penataan organisasi dan sistem informasi bersama.

d. Mengadakan turba dan pembinaan minimal untuk satu tingkatan pimpinan dibawahnya yang harus dilakukan sedikit-dikitnya satu kali dalam satu periode kepengurusan

e. Melaksanakan pembinaan organisasi dan koordinasi yang intensif dengan FOSMA 165

5. Parameter Keberhasilan

a. Dirumuskannya konsep tata kelola organisasi yang baik b. Diselenggarakannya rapat koordinasi gabungan dengan FKA ESQ dan

FOSMA 165, baik rutin maupun insidentil c. Diselenggarakannya evaluasi kinerja Dewan Pengurus sekurang-kurangnya

2 kali selama 1 periode kepengurusan d. Terbukanya ruang aktivitas yang luas dan terbuka lebar bagi anggota melalui

kegiatan - kegiatan pasca training ESQ yang dapat memberdayakan SDM anggota dan menambah persaudaraan di antara anggota

e. Terbentuknya rasa kepedulian dan kepemilikan anggota terhadap GEMA 165

C. Bidang Hubungan Antar Lembaga

1. Pengertian

Lingkup Bidang Eksternal merupakan usaha penjalinan hubungan interaktif dan komunikasi yang baik dalam kerangka kerjasama dan silaturahim yang erat antara GEMA 165 –yang melibatkan dan memberdayakan partisipasi anggota – dengan personal, lembaga formal maupun non-formal lainnya, dengan tetap menjaga koridor nilai – nilai GEMA 165 Hubungan interaktif dan komunikasi efektif ini merupakan jalinan kerjasama dan silaturahim yang bersifat luas, bermanfaat, dan berkesinambungan dimana komponen – komponen yang terlibat didalamnya turut serta membangun jaringan tersebut

2. Tujuan a. Membangun jaringan kerjasama yang intens dengan berbagai pihak eksternal b. Menunjukkan eksistensi dan keberadaan GEMA 165 dengan pihak luar

3. Arahan Umum

Page 31: Pedoman Organisasi Gema 165

 

 ::. JUJUR – TANGGUNG JAWAB – VISIONER – DISIPLIN – KERJASAMA – ADIL – PEDULI  .:: 

~ 31 ~

a. Membangun jaringan dengan berbagai elemen masyarakat pada semua tingkatan dalam rangka mendukung tercapainya tujuan GEMA 165

b. Melakukan kerjasama untuk memungkinkan jaringan radio komunitas dan mengfungsikan web site untuk media

c. Membangun silaturahim yang berkelanjutan antara GEMA 165 dengan berbagai lembaga dan institusi luar

d. Membangun kebersamaan diantara tokoh-tokoh Pemuda di dunia internasional, sehingga dapat mengembangkan potensi anggota dalam arena internasional.

e. Menjalin kerja sama dengan berbagai pihak dalam rangka melakukan studi lanjut untuk berbagai jenjang, program study dan Negara tujuan.

f. Melakukan kerja sama kajian, seminar ataupun kegiatan kemasyarakatan dengan berbagai donor luar negeri dengan menjamin independensi gerakan

4. Parameter Keberhasilan

a. Terbentuknya jaringan kerjasama dan silaturahim yang luas dan berkelanjutan

dengan berbagai pihak b. Adanya program tindak lanjut dari kerjasama yang terbangun dengan pihak

luar c. Eksistensi GEMA 165 sudah diakui oleh pemerintah dan organisasi

kepemudaan lainnya d. Terselenggaranya kerjasama kajian/seminar dengan pihak luar e. Adanya media sharing dan komunikasi GEMA 165

D. Bidang Sosial Kemasyarakatan

1. Pengertian

Bidang Sosial Kemasyarakatan merupakan usaha penggalangan segenap kekuatan dan potensi anggota dan organisasi yang diarahkan untuk menjadi dasar dalam memberikan kontribusi positif pada masyarakat melalui upaya pengabdian dan pemberdayaan masyarakat secara kolektif.

2. Tujuan a. Memberikan kontribusi riil dalam upaya pemberdayaan masyarakat dalam

berbagai bidang sosial kemasyarakatan b. GEMA 165 tanggap dan peka terhadap realitas sosial masyarakat

3. Arahan Umum

Page 32: Pedoman Organisasi Gema 165

 

 ::. JUJUR – TANGGUNG JAWAB – VISIONER – DISIPLIN – KERJASAMA – ADIL – PEDULI  .:: 

~ 32 ~

a. Menginisiasi desain kegiatan – kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam bidang sosial kemasyarakatan yang populis dengan tetap memperhatikan realitas yang ada di masyarakat

b. Merencanakan, menyusun, dan menyempurnakan lagi format kegiatan yang telah ada dan bahkan, bila dipandang perlu mengadopsi format kegiatan dari organisasi/lembaga lain sepanjang masih relevan dengan nilai dan konsepsi organisasi GEMA 165

c. Meningkatkan kepekaan anggota terhadap persoalan-persoalan sosial kemasyarakatan

d. Membentuk dan mengembangkan simpul-simpul aksi kepedulian terhadap berbagai persoalan umat menuju ke arah kesejahteraan bersama.

4. Parameter Keberhasilan

a. Terwadahinya segenap potensi anggota dan organisasi dalam berkarya dan

berkontribusi b. Diselenggarakannya kegiatan sosial kemasyarakatan yang menyentuh

masyarakat sebagai wujud kepedulian terhadap mereka

E. Bidang Ekonomi 1. Pengertian

Lingkup Bidang Ekonomi terkait dengan upaya pembentukan kemandirian organisasi dari segi pendanaan / keuangan dengan mengoptimasikan segenap potensi organisasi yang ada dengan berbagai amal usaha yang dikelola secara professional

2. Tujuan Meningkatkan kemandirian GEMA 165 dalam hal pendanaan organisasi

3. Arahan Umum a. Melakukan upaya-upaya agar tercipta Badan Usaha Ekonomi yang nyata

sebagai sarana penggalian dana dan upaya peningkatan ekonomi organisasi b. Penggalangan kerjasama dengan berbagai pihak untuk pengembangan

program ekonomi dan kewiraswastaan di lingkungan anggota c. Membentuk himpunan dan menguatkan jaringan pengusaha alumni d. Melakukan pelatihan-pelatihan dan pilot proyek pengembangan ekonomi kecil

dan menengah baik secara mandiri maupun kerjasama dengan lembaga lain sesuai perencanaan program ekonomi & kewirausahaan.

Page 33: Pedoman Organisasi Gema 165

 

 ::. JUJUR – TANGGUNG JAWAB – VISIONER – DISIPLIN – KERJASAMA – ADIL – PEDULI  .:: 

~ 33 ~

e. Menginisiasi pencarian konsep pengelolaan dan pengemasan kegiatan – kegiatan GEMA 165 yang lebih professional dan profitable dari segi keuangan

4. Parameter Keberhasilan

a. Terbentuknya badan usaha organisasi yang mandiri b. Terlaksananya pelatihan kewirausahaan c. Terbangunnya kerjasama dengan berbagai pihak dalam upaya

pengembangan ekonomi masyarakat

PEDOMAN KEPENGURUSAN

GERAKAN PEMUDA 165

BAB I

SUSUNAN POKOK DPP GEMA 165

Pasal 1

1. DPP GEMA 165 adalah badan kepengurusan tertinggi yang memimpin organisasi

secara keseluruhan, yang dalam pelaksanaan tugasnya terdiri atas susunan pokok,

yaitu unit-unit kerja dan lembaga musyawarah.

2. Unit-unit kerja DPP GEMA 165 adalah pengelompokan dalam satuan pembagian tugas

pengurus yang terdiri dari Badan Pengurus Harian (BPH) dan Unit Pelaksana Teknis

(UPT).

3. Lembaga musyawarah DPP GEMA 165 adalah rapat-rapat yang merupakan perwujudan

bentuk kebersamaan (kolegial) dalam pengambilan keputusan kebijakan dalam rangka

pelaksanaan fungsi manajemen organisasi.

BAB II

TUGAS POKOK UNIT-UNIT KERJA DPP GEMA 165

Pasal 2

1. DPP GEMA 165 terdiri dari 2 Unit kerja dengan tugas pokoknya sebagai berikut:

Page 34: Pedoman Organisasi Gema 165

 

 ::. JUJUR – TANGGUNG JAWAB – VISIONER – DISIPLIN – KERJASAMA – ADIL – PEDULI  .:: 

~ 34 ~

a. Badan Pengurus Harian (BPH), bertugas sebagai unit pengambilan kebijakan umum

organisasi.

b. Unit Pelaksana Teknis (UPT), bertugas sebagai tim kerja operasional.

2. Dalam keadaan tertentu, seluruh unit kerja DPP GEMA 165 dibantu oleh tenaga

profesional sebagai pelaksana.

BAB III

BADAN PENGURUS HARIAN

Pasal 3

1. BPH adalah sekelompok pengurus/manajemen puncak organisasi yang dipilih dan diberi

amanat oleh Munas secara keseluruhan.

2. BPH untuk tingkat Pusat terdiri dari 9 orang dengan susunan :

Ketua Umum : 1 orang

Wakil Ketua Umum : 1 orang

Sekretaris Jenderal : 1 orang

Bendahara Umum : 1 orang

Ketua Bidang : 5 orang

3. BPH untuk tingkat Wilayah dan Daerah terdiri dari 8 orang dengan susunan :

Ketua : 1 orang

Ketua Bidang : 5 orang

Sekretaris Umum : 1 orang

Bendahara Umum : 1 orang

Pasal 4

Pembagian Tugas BPH

I. Kebijakan Umum

A. Ketua Umum

Page 35: Pedoman Organisasi Gema 165

 

 ::. JUJUR – TANGGUNG JAWAB – VISIONER – DISIPLIN – KERJASAMA – ADIL – PEDULI  .:: 

~ 35 ~

1. Memimpin DPP GEMA 165 sesuai dengan ketentuan yang berlaku di dalam

GEMA 165.

2. Bertanggung jawab terhadap jalannya organisasi dan mewakili GEMA 165 serta

bertindak ke luar/dalam untuk dan atas nama GEMA 165 sesuai dengan garis

kebijakan organisasi.

3. Memimpin Rapat Pleno, Rapat Badan Pengurus Harian, Rapat Koordinasi dan

Rapat Kerja.

4. Mengkoordinasi pembagian tugas ketua-ketua bidang dan mengawasi tugas-tugas

bidang tersebut.

5. Bersama Sekretaris Jenderal menandatangani surat-surat yang prinsipil dan

merupakan sikap Organisasi.

6. Mengarahkan dan mengawasi pelaksanaan program kerja DPP GEMA 165 sesuai

dengan prosedur yang berlaku.

7. Dalam keadaan berhalangan dapat mengamanahkan tugas ketua umum kepada

wakil ketua umum.

8. Mengambil kebijakan dari dan atas nama DPP GEMA 165 untuk kepentingan

organisasi setelah mendapat pertimbangan dalam rapat DPP GEMA 165.

9. Dalam hal-hal tertentu kebijakan organisasi diserahkan kepada ketua bidang yang

terkait dan atau Lembaga Otonom.

B. Sekretaris Jenderal

1. Mendampingi Ketua Umum untuk bertindak dari dan atas nama Organisasi serta

bersama ketua Umum menandatangani surat-surat prinsipil dan yang merupakan

sikap Organisasi.

2. Bersama Ketua Umum mengkoordinir pelaksanaan tugas-tugas dan kegiatan

setiap bidang.

3. Memimpin para Sekretaris Bidang dalam pelaksanaan teknis administrasi

sehingga tercipta tertib administrasi dan terjaminnya keamanan Organisasi.

4. Membagi tugas para Sekretaris Bidang dalam pelaksanaan teknis administrasi.

5. Dalam keadaan berhalangan dapat menunjuk salah seorang sekretaris untuk

melaksanakan tugas-tugas Sekretaris Jenderal.

Page 36: Pedoman Organisasi Gema 165

 

 ::. JUJUR – TANGGUNG JAWAB – VISIONER – DISIPLIN – KERJASAMA – ADIL – PEDULI  .:: 

~ 36 ~

6. Bertanggungjawab atas penyelenggaraan kegiatan kesekretariatan guna

menunjang kelancaran organisasi.

7. Bertanggungjawab secara penuh atas kerumahtanggaan organisasi.

C. Bendahara Umum

1. Bersama Ketua Umum menyusun Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja

Organisasi (RAPBO).

2. Bertanggungjawab atas teknis pelaksanaan keuangan sesuai dengan Anggaran

Pendapatan dan Belanja DPP GEMA 165.

3. Bertanggungjawab atas kebijakan pencarian dan pencairan dana Organisasi.

4. Mengkoordinir pelaksanaan tugas-tugas Wakil Bendahara.

5. Bersama Ketua Umum dan atau Sekretaris Jenderal menandatangani surat-surat

yang berkenaan dengan keuangan Organisasi, baik pendapatan maupun

pengeluaran organisasi.

II. Bidang-Bidang

A. Ketentuan Umum

1. Membantu Ketua Umum dalam mengarahkan dan mengawasi pelaksanaan

program DPP GEMA 165 sesuai dengan bidang tugas atau atas nama kebijakan

yang ditetapkan.

2. Melaksanakan dan mengkoordinasikan tugas-tugas sesuai dengan pembidangan

tugas kepada DPD GEMA 165.

3. Bersama Sekretaris menandatangani surat-surat, melaksanakan dan

menyelesaikan tugas-tugas sesuai dengan bidang masing-masing.

4. Mewakili Ketua Umum apabila berhalangan.

5. Memimpin rapat koordinasi bidang.

6. Mengambil kebijakan dari atas nama DPP GEMA 165 untuk kebijakan Organisasi

sesuai dengan bidangnya.

7. Menjabarkan dan mengendalikan program-program yang berkaitan degan

bidangnya.

8. Bertanggungjawab kepada Ketua Umum.

Page 37: Pedoman Organisasi Gema 165

 

 ::. JUJUR – TANGGUNG JAWAB – VISIONER – DISIPLIN – KERJASAMA – ADIL – PEDULI  .:: 

~ 37 ~

B. Ketentuan Khusus

1. Bidang SARANA PRASARANA, menginisiasi terbentuknya Menara 165 sebagai

pusat aktivitas alumni dengan mengerahkan segala daya dukung yang ada serta

memaksimalkan segala perangkat yang dibutuhkan umtuk mengakselerasi laju

roda gerakan

2. Bidang ORGANISASI, memformulasikan arah dan kebijakan organisasi serta

membangun kualitas organisasi di atas landasan moralitas guna mewujudkan

organisasi yang sehat, dinamis dan berwibawa.

3. Bidang HUBUNGAN ANTAR LEMBAGA, membangun jaringan kerjasama yang

erat dengan pihak luar dengan tetap mengedepankan sifat organisasi yang

oksigen

4. Bidang SOSIAL KEMASYARAKATAN, melaksanakan amal usaha organisasi

sebagai wujud total action kepedulian terhadap sesama dan lingkungan

5. Bidang EKONOMI, membangun kemandirian organisasi dalam hal pendanaan

melalui amal usaha yang dijalankan

III. Sekretaris-Sekretaris

A. Ketentuan Umum

1. Bersama Ketua Bidang mengkoordinasikan pelaksanaan tugas-tugas serta

menandatangani surat-surat sesuai dengan bidang tugasnya.

2. Membantu Sekretaris Jenderal dalam pelaksanaan tugas-tugasnya.

3. Melaksanakan tugas-tugasnya sesuai dengan pembagian tugas yang ditetapkan

Sekteraris Jenderal berdasarkan kesepakatan.

4. Mewakili Sekretaris Jenderal jika berhalangan.

5. Bertanggungjawab kepada Sekretaris Jenderal dalam hal pelaksanaan

administrasi.

B. Ketentuan Khusus

1. Sekretaris (Sarana Prasarana):

Page 38: Pedoman Organisasi Gema 165

 

 ::. JUJUR – TANGGUNG JAWAB – VISIONER – DISIPLIN – KERJASAMA – ADIL – PEDULI  .:: 

~ 38 ~

a. Bersama-sama Ketua Bidang Sarana Prasarana dalam mengkoordinasikan

pelaksanaan tugas-tugas Bidang.

b. Bertanggungjawab atas data sarana prasarana

c. Bertanggungjawab atas jawaban surat-surat masuk dan atau undangan.

d. Bertanggungjawab atas pelaksanaan rapat koordinasi Bidang.

2. Sekretaris (Organisasi):

a. Bersama-sama Ketua Bidang Organisasi dalam mengkoordinasikan

pelaksanaan tugas-tugasnya.

b. Bertanggungjawab atas data Organisasi dan Pengurus

c. Bertanggungjawab atas inventarisasi dan peraturan-peraturan organisasi.

d. Bertanggungjawab atas rapat koordinasi Bidang.

3. Sekretaris (Hubungan Antar Lembaga) :

a. Bersama-sama Ketua Bidang Hubungan Antar Lembaga dalam

mengkoordinasikan pelaksanaan tugas-tugasnya.

b. Bertanggungjawab atas dokumen-dokumen yang berkaitan dengan eksternal

organisasi.

c. Bertanggungjawab atas penyajian informasi eksternal organisasi.

d. Bertanggungjawab atas pelaksanaan rapat koordinasi Bidang.

4. Sekretaris (Sosial Kemasyarakatan) :

a. Bersama-sama Ketua Bidang Sosial Kemasyarakatan dalam

mengkoordinasikan pelaksanaan tugas-tugasnya.

b. Bertanggungjawab atas dokumen-dokumen yang berkaitan dengan kegiatan

sosial kemasyarakatan

c. Bertanggungjawab atas pelaksanaan rapat koordinasi Bidang.

5. Sekretaris (Sosial Ekonomi) :

a. Bersama-sama Ketua Bidang Sosial Ekonomi dalam mengkoordinasikan

pelaksanaan tugas-tugasnya.

b. Bertanggungjawab atas keperluan administrasi usaha organisasi

c. Bertanggungjawab atas pelaksanaan rapat koordinasi Bidang.

Page 39: Pedoman Organisasi Gema 165

 

 ::. JUJUR – TANGGUNG JAWAB – VISIONER – DISIPLIN – KERJASAMA – ADIL – PEDULI  .:: 

~ 39 ~

IV. Bendahara-bendahara

A. Ketentuan Umum

1. Mewakili Bendahara Umum jika berhalangan.

2. Melaksanakan tugas yang telah ditetapkan oleh bendahara Umum.

3. Bersama Bendahara Umum mengatur kebijaksanaan keuangan organisasi.

4. Bertanggungjawab kepada Bendahara Umum.

B. Ketentuan Khusus

1. Wakil Bendahara I :

a. Bertanggungjawab atas pencatatan harta kekayaan Organisasi.

b. Bertanggungjawab atas penyimpanan (saving) keuangan.

c. Menyusun Laporan keuangan satu kali sebulan.

2. Wakil Bendahara II :

a. Bertanggungjawab atas semua bentuk pencairan dana Organisasi.

b. Bertanggungjawab terhadap lalu lintas keuangan badan-badan usaha mandiri.

c. Bertanggungjawab terhadap lalu lintas keuangan lembaga-lembaga otonom.

d. Bertanggungjawab terhadap pelaporan keuangan dari setiap kepanitiaan.

e. Bertanggungjawab atas belanja harian Organisasi.

BAB IV

BADAN PENGURUS OTONOM

Pasal 5

1. Badan Pengurus Otonom adalah kelompok Pengurus yang diangkat dan disahkan oleh

Dewan Pengurus untuk melaksanakan tugas-tugas organisasi secara proporsional dan

profesional.

2. Badan Pengurus Otonom dibentuk berdasarkan keputusan Musyawarah dan atau

kebutuhan Pengurus.

3. Kaidah Badan Pengurus Otonom ditetapkan dalam peraturan khusus.

Page 40: Pedoman Organisasi Gema 165

 

 ::. JUJUR – TANGGUNG JAWAB – VISIONER – DISIPLIN – KERJASAMA – ADIL – PEDULI  .:: 

~ 40 ~

BAB V

UNIT PELAKSANA TEKNIS

Pasal 6

1. Unit Pelaksana Teknis adalah tim kerja yang dibentuk atau perorangan yang diangkat

dan disahkan oleh Dewan Pengurus untuk melaksanakan tugas-tugas harian maupun

insidentil.

2. Unit Pelaksana Teknis dibentuk atau diangkat berdasarkan kebutuhan Pengurus.

3. Menurut teknisnya, Unit Pelaksana Teknis dapat berupa Panitia Pengarah/SC, Panitia

Pelaksana /OC, Tim investigasi dan Advokasi, dan semacamnya.

4. Kaidah Unit Pelaksana Teknis ditetapkan dalam peraturan khusus.

BAB VI

TATA HUBUNGAN

Pasal 7

1. Ketua Umum adalah Pengurus tertinggi semua unit kerja, apabila Ketua Umum

berhalangan, maka jabatan ditugaskan kepada anggota Dewan Pengurus yang sebagai

pejabat berdasarkan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga

2. Sekretaris Jenderal adalah pengendali atas segala bahan informasi masuk maupun

keluar Dewan Pengurus dan oleh karenanya Sekretaris Jenderal bertanggungjawab

atas terselenggaranya kelancaran arus informasi ke semua jurusan.

3. Sekretaris Jenderal dibantu oleh Wakil Sekretaris Jenderal I atas terselenggaranya

rapat-rapat Dewan Pengurus, termasuk persiapan dan penyelesaian hasil-hasil rapat.

4. Apabila Sekretaris Jenderal berhalangan, maka jabatan ditugaskan kepada salah satu

Sekretaris sebagai pejabat berdasarkan musyawarah Dewan Pengurus.

5. Bendahara Umum adalah penanggungjawab pengadaan dan penggunaan dana, yang

dalam tugasnya dibantu oleh para wakil bendahara.

6. Apabila Bendahara Umum berhalangan, maka jabatan ditugaskan kepada salah

seorang Wakil Bendahara sebagai pejabat berdasarkan Musyawarah Dewan Pengurus.

Page 41: Pedoman Organisasi Gema 165

 

 ::. JUJUR – TANGGUNG JAWAB – VISIONER – DISIPLIN – KERJASAMA – ADIL – PEDULI  .:: 

~ 41 ~

7. Ketua-ketua Bidang bertanggungjawab atas pelaksanaan sektor–sektor kegiatan pada

bidang bersangkutan, khususya dalam melaksanakan keputusan Munas serta program

yang telah digariskan.

8. Ketua bidang adalah pengarah, koordinator dan pengendali pelaksanaan kegiatan

bidang yang dilimpahkan unit-unit kegiatan Dewan Pengurus dan atau level Pengurus di

bawahnya.

9. Sekretaris Bidang bertanggungjawab bersama Ketua Bidang dalam pelaksanaan tugas

Bidangnya dan sekaligus menjadi Wakil Sekretaris Jenderal.

10. Apabila Ketua dan Sekretaris Bidang berhalangan, maka jabatan ditugaskan kepada

anggota Dewan Pengurus lainnya berdasarkan musyawarah.

11. Hubungan kerja horizontal antar Badan Pengurus Otonom dan atau dengan pihak lain

harus dilakukan sepengetahuan Dewan Pengurus.

12. Dalam melaksanakan tugasnya, Badan Pengurus Otonom melakukan koordinasi

dengan Ketua Bidang terkait dan dikontrol oleh Ketua Umum sebagai Pengurus

tertinggi.

13. Lalu Lintas keuangan Badan Pengurus Otonom, dikoordinir oleh Wakil Bendahara II

untuk keperluan laporan keuangan Organisasi secara menyeluruh.

14. Badan Pengurus Otonom (BPO) bertanggungjawab kepada Ketua Umum.

15. Personil Unit Pelaksana Teknis berasal dari lintas lembaga-lembaga yang dibentuk

untuk melaksanakan tugas-tugas khusus dan atau berkala.

16. Setiap akhir pelaksanaan tugasnya, Unit Pelaksana Teknis membuat laporan Kegiatan

untuk disampaikan kepada Dewan Pengurus, selanjutnya menjadi bahan laporan

Dewan Pengurus setiap Munas

BAB VII

RAPAT ORGANISASI

Pasal 8

1. Rapat DPP GEMA 165 terdiri dari :

a. Rapat Pleno

b. Rapat Kerja

c. Rapat BPH

d. Rapat Bulanan

e. Rapat Koordinasi

Page 42: Pedoman Organisasi Gema 165

 

 ::. JUJUR – TANGGUNG JAWAB – VISIONER – DISIPLIN – KERJASAMA – ADIL – PEDULI  .:: 

~ 42 ~

f. Rapat Badan Pengurus Lembaga Semi Otonom

2. Rapat-rapat tersebut dinyatakan sah tanpa memandang jumlah yang hadir selama

undangan secara sah sudah disampaikan.

Pasal 9

Rapat Pleno

1. Rapat Pleno adalah rapat yang diikuti oleh anggota DPP GEMA 165, perwakilan DPW

dan DPD GEMA 165 serta DPP FOSMA 165

2. Rapat Pleno diadakan sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan sekali yang waktunya

disepakati oleh Rapat BPH sebelumnya, dan atau dalam keadaan tertentu Rapat Pleno

diadakan untuk itu.

3. Rapat Pleno berfungsi sebagai forum pembahasan dan musyawarah pengambilan

keputusan DPP GEMA 165 dalam menjalankan fungsi dan tugasnya, khususnya yang

berkenaan dengan :

a. Laporan-laporan bidang.

b. Laporan-laporan lembaga semi otonom.

c. Pandangan umum

d. Rekomendasi perencanaan dan atau kebijakan bidang.

e. Pembahasan masalah mendasar organisasi dan Pengurus.

4. Rapat Pleno dipimpin oleh presidium yang terpilih dari peserta.

5. Semua keputusan Rapat Pleno hanya bisa dibatalkan oleh Rapat Pleno berikutnya.

Pasal 10

Rapat Kerja

1. Rapat Kerja adalah rapat DPP GEMA 165 yang menghimpun seluruh unit kerja Dewan

Pengurus, diadakan setiap 6 (enam) bulan sekali dan atau sesuai kebutuhan.

2. Rapat Kerja bertugas untuk membahas :

a. Menetapkan visi-misi Organisasi dan atau mereview visi-misi sebelumnya.

b. Uraian program kerja amanat Munas dan atau mereview hasil rapat kerja

sebelumnya.

c. Dalam keadaan tertentu rapat kerja dapat mengeluarkan rekomendasi.

3. Agenda Rapat Kerja ditetapkan oleh DPP GEMA 165.

Page 43: Pedoman Organisasi Gema 165

 

 ::. JUJUR – TANGGUNG JAWAB – VISIONER – DISIPLIN – KERJASAMA – ADIL – PEDULI  .:: 

~ 43 ~

4. Rapat Kerja dipimpin oleh Ketua Umum atau yang ditugaskan.

Pasal 11

Rapat Badan Pengurus Harian (BPH)

1. Rapat Badan Pengurus Harian adalah rapat yang diikuti oleh anggota Badan Pengurus

Harian, diadakan secara reguler sekurang-kurangnya 1 (satu) minggu sekali yang

waktunya berdasarkan kesepakatan.

2. Rapat Badan Pengurus Harian adalah bagian subordinatif dan memperoleh pelimpahan

wewenang dari rapat pleno dan rapat kerja, dengan tugas :

a. Penyelesaian masalah pada tingkat operasional.

b. Penetapan rencana kebijakan taktis operasional, khususnya yang berkaitan dengan

pengelolaan Lembaga Semi Otonom termasuk hubungan eksternal.

c. Pembahasan dan pengelolaan masalah yang dijadikan bahan atau usulan untuk

Rapat Pleno.

d. Penentuan keputusan lainnya dan sikap organisasi yang berdampak luas pada

masyarakat, umat dan bangsa.

3. Agenda rapat BPH terdiri dari :

a. Siraman rohani

b. Informasi aktual organisasi

c. Pembahasan kebijakan /program.

d. Pembahasan surat masuk.

e. Agenda lain.

4. Rapat BPH dipimpin oleh anggota BPH yang ditugaskan.

Pasal 12

Rapat Bulanan

1. Rapat Bulanan adalah rapat yang diikuti oleh pengurus DPP GEMA 165, diadakan

secara reguler sekurang-kurangnya 2 (dua) minggu sekali yang waktunya ditetapkan

berdasarkan kesepakatan.

2. Agenda Rapat Bulanan terdiri dari :

a. Siraman rohani

Page 44: Pedoman Organisasi Gema 165

 

 ::. JUJUR – TANGGUNG JAWAB – VISIONER – DISIPLIN – KERJASAMA – ADIL – PEDULI  .:: 

~ 44 ~

b. Informasi aktual bidang-bidang dan lembaga semi otonom

c. Evaluasi aktivitas pengurus pasca Rapat Bulanan sebelumnya.

d. Agenda lain.

3. Rapat Bulanan dipimpin oleh Ketua Umum atau anggota yang ditugaskan.

Pasal 13

Rapat Koordinasi

1. Rapat Koordinasi adalah rapat yang dilaksanakan antara Dewan Pengurus Pusat GEMA

165 dengan Dewan Pendiri, Dewan Pembina dan Dewan Penasihat atau antara DPP

GEMA 165 dengan DPP FKA ESQ dan DPP FOSMA 165

2. Rapat Koordinasi sifatnya koordinatif.

3. Rapat koordinasi dapat dilaksanakan sewaktu-waktu, jika dipandang perlu

4. Agenda Rapat Koordinasi :

a. Informasi aktual organisasi

b. Membahas perkembangan dan permasalahan yang ada

c. Mensinergikan kebijakan organisasi yang dipandang perlu

Pasal 14

Rapat Pengurus Lembaga Semi Otonom

1. Rapat Pengurus Lembaga Semi Otonom diikuti oleh anggota Pengurus Lembaga Semi

Otonom yang diadakan secara reguler, sekurang-kurangnya dua minggu sekali atau

sesuai kebutuhan.

2. Mengingat prinsip kerja Pengurus Lembaga Semi Otonom ini adalah proporsional dan

professional, maka rapat-rapatnya juga dapat dibagi lagi ke dalam rapat tim kerja,

panitia pelaksana dan sebagainya menurut keperluan tuntunan manajemen, namun

tidak terpisahkan sebagai satu kesatuan rapat Badan Pengurus Semi Otonom.

3. Rapat Pengurus Lembaga Semi Otonom bertugas untuk membahas kebijakan-kebijakan

operasional program mandiri maupun mitra yang meliputi :

Page 45: Pedoman Organisasi Gema 165

 

 ::. JUJUR – TANGGUNG JAWAB – VISIONER – DISIPLIN – KERJASAMA – ADIL – PEDULI  .:: 

~ 45 ~

a. Pengorganisasian sampai pengendalian teknis operasional, meliputi perencanaan

pelaksanaan program kerja.

b. Perencanaan /pencarian mitra kerja dan penggalian sumber dana

c. Evaluasi kerja mingguan.

d. Membahas persoalan yang timbul.

4. Rapat Pengurus Lembaga Semi Otonom dipimpin oleh ketua dan atau yang ditugaskan.

BAB VIII

PERATURAN TAMBAHAN

Pasal 15

Pedoman kepengurusan ini dapat diterapkan dan dijadikan pedoman untuk membuat

pedoman kepengurusan di tingkat DPW GEMA 165, DPD GEMA 165 dan Pengurus Chapter

GEMA 165 se-Indonesia, tentunya disesuaikan dengan struktur pengurus yang ada.

BAB IX

PENUTUP

Pasal 16

Hal-hal yang belum diatur dalam pedoman kepengurusan ini akan diatur kemudian.

Page 46: Pedoman Organisasi Gema 165

 

 ::. JUJUR – TANGGUNG JAWAB – VISIONER – DISIPLIN – KERJASAMA – ADIL – PEDULI  .:: 

~ 46 ~

PEDOMAN PENGESAHAN PENGURUS

GERAKAN PEMUDA 165

I. PENDAHULUAN

Dalam rangka menyeragamkan/menertibkan aparat organisasi khususnya berkenaan

dengan penerbitan surat keputusan Kepengurusan, maka diperlukan adanya suatu

pedoman/tata cara pengesahan pengurus GEMA 165 hendaknya memperhatikan aspek

kebutuhan organisasi, dokumentasi dan dapat dipertanggungjawabkan keabsahannya.

II. PENGESAHAN DEWAN PENGURUS PUSAT

1. Periodesasi Dewan Pengurus Pusat adalah 2 tahun.

2. Susunan personalia disahkan berdasarkan surat keputusan DPP FKA ESQ

3. Jumlah personalia Dewan Pengurus Pusat disesuaikan dengan kebutuhan organisasi

dengan mempertimbangkan efektifitas dan efisiensi.

4. Setiap personalia Dewan Pengurus Pusat menyatakan kesediaannya menjadi

pengurus dengan disertai biodata pribadi dan menjadi arsip DPP GEMA 165, dan

apabila yang bersangkutan melanggar Kode Etik maka bersedia mengundurkan diri

dengan suka rela.

5. Selambat-lambatnya 30 hari setelah berakhirnya Musyawarah Nasional, Tim

Formatur harus sudah dapat menyusun susunan personalia pengurus, dan 15 hari

setelah pengurus terbentuk, Pengurus Demisioner harus mengadakan serah terima

Page 47: Pedoman Organisasi Gema 165

 

 ::. JUJUR – TANGGUNG JAWAB – VISIONER – DISIPLIN – KERJASAMA – ADIL – PEDULI  .:: 

~ 47 ~

jabatan kepada Dewan Pengurus Pusat yang baru dan selanjutnya dilantik oleh

Ketua Umum DPP FKA ESQ

6. Hasil-hasil ketetapan MUNAS yang harus disampaikan kepada peserta adalah terdiri

dari :

a. Surat keputusan MUNAS tentang :

i. Agenda acara dan tata tertib MUNAS.

ii. Surat Keputusan tentang Presidium/Pimpinan sidang MUNAS.

iii. Laporan Pertanggungjawaban Pengurus dan Pernyataan Demisioner

Pengurus.

iv. Program Kerja, Rekomendasi Intern dan Rekomendasi Ekstern Organisasi.

v. Tata tertib pemilihan Tim Formatur.

vi. Penetapan nama-nama Tim Formatur yang terdiri 3 orang.

b. Surat persetujuan atas hasil rekomendasi MUNAS dari FKA ESQ Pusat.

III. PENGESAHAN DEWAN PENGURUS WILAYAH

1. Periodesasi Dewan Pengurus Wilayah adalah 2 tahun.

2. Susunan personalia disahkan DPP GEMA 165 berdasarkan surat rekomendasi DPW

FKA ESQ setempat.

3. Jumlah personalia Dewan Pengurus Wilayah disesuaikan dengan kebutuhan

pembidangan kerja di tingkat Provinsi.

4. Setiap personalia Dewan Pengurus Wilayah menyatakan kesediaannya menjadi

pengurus dengan disertai biodata pribadi dan menjadi arsip DPP GEMA 165, dan

apabila yang bersangkutan melanggar Kode Etik maka bersedia mengundurkan diri

dengan suka rela.

5. Selambat-lambatnya 30 hari setelah Musyawarah Wilayah, Pengurus Wilayah

Demisioner harus sudah mengirimkan nana-nama Tim Formatur disertai surat

rekomendasi dari DPW FKA ESQ setempat ke DPP GEMA 165.

6. Selambat-lambatnya 7 hari setelah SK diterima maka personalia Dewan Pengurus

Wilayah harus sudah dilantik oleh Ketua Umum DPP GEMA 165 diikuti dengan serah

terima jabatan.

7. Hasil-hasil ketetapan MUSWIL yang harus disampaikan kepada peserta adalah

terdiri dari :

a. Surat keputusan MUSWIL tentang :

Page 48: Pedoman Organisasi Gema 165

 

 ::. JUJUR – TANGGUNG JAWAB – VISIONER – DISIPLIN – KERJASAMA – ADIL – PEDULI  .:: 

~ 48 ~

i. Agenda acara dan tata tertib MUSWIL.

ii. Surat Keputusan tentang Presidium/Pimpinan sidang MUSWIL.

iii. Laporan Pertanggungjawaban Pengurus dan Pernyataan Demisioner

Pengurus.

iv. Program Kerja, Rekomendasi Intern dan Rekomendasi Ekstern Organisasi.

v. Tata tertib pemilihan Tim Formatur.

vi. Nama-nama Tim Formatur yang terdiri 3 orang.

b. Surat persetujuan atas hasil rekomendasi MUSWIL dari DPW FKA ESQ

setempat untuk disahkan oleh DPP GEMA 165.

c. Pelantikan Oleh DPP GEMA 165

IV. PENGESAHAN DEWAN PENGURUS DAERAH

1. Periodesasi Dewan Pengurus Daerah adalah 2 tahun.

2. Susunan personalia disahkan DPP GEMA 165 berdasarkan surat rekomendasi DPD

FKA ESQ setempat

3. Jumlah personalia Dewan Pengurus Daerah disesuaikan dengan kebutuhan

pembidangan kerja di tingkat Daerah.

4. Setiap personalia Dewan Pengurus Daerah menyatakan kesediaannya menjadi

pengurus dengan disertai biodata pribadi dan menjadi arsip DPP GEMA 165, dan

apabila yang bersangkutan melanggar Kode Etik maka bersedia mengundurkan diri

dengan suka rela.

5. Selambat-lambatnya 7 hari setelah Musyawarah Daerah, Dewan Pengurus Daerah

Demisioner harus sudah mengirimkan nana-nama Tim Formatur disertai surat

rekomendasi dari DPD FKA ESQ ke DPP GEMA 165.

6. Selambat-lambatnya 7 hari setelah SK Diterima maka personalia Dewan Pengurus

Daerah harus sudah dilantik oleh DPP GEMA 165 diikuti dengan serah terima

jabatan.

7. Hasil-hasil ketetapan MUSDA yang harus disampaikan kepada peserta adalah terdiri

dari :

a. Surat keputusan MUSDA tentang :

i. Agenda acara dan tata tertib MUSDA

ii. Surat Keputusan tentang Presidium/Pimpinan sidang MUSDA.

Page 49: Pedoman Organisasi Gema 165

 

 ::. JUJUR – TANGGUNG JAWAB – VISIONER – DISIPLIN – KERJASAMA – ADIL – PEDULI  .:: 

~ 49 ~

iii. Laporan Pertanggungjawaban Pengurus dan Pernyataan Demisioner

Pengurus.

iv. Program Kerja, Rekomendasi Intern dan Rekomendasi Ekstern Organisasi.

v. Tata tertib pemilihan Tim Formatur.

vi. Nama-nama Tim Formatur yang terdiri 3 orang.

b. Surat persetujuan atas hasil rekomendasi MUSDA dari DPD FKA ESQ setempat

untuk disahkan oleh DPP GEMA 165.

c. Pelantikan Oleh DPP GEMA 165 atau DPW GEMA 165 atas permintaan DPP

GEMA 165

PEDOMAN ADMINISTRASI KESEKRETARIATAN

GERAKAN PEMUDA 165

I. ADMINISTRASI SURAT-MENYURAT (KETATAUSAHAAN)

1. Urusan surat-menyurat (ketatausahaan) adalah satu bidang yang penting dari

lapangan pekerjaan administrasi kesekretariatan. Surat pada hakekatnya adalah

bentuk penuangan ide atau kehendak seseorang dalam bentuk tulisan.

1.1 Bentuk pernyataan kehendak seseorang kepada orang lain melalui tulisan (Talk

in writing).

1.2 Bentuk suatu media pencurahan perasaan, kehendak, pemikiran dan tujuan

seseorang untuk dapat diketahui oleh orang lain.

1.3 Juga merupakan suatu bentuk gambaran tentang suatu peristiwa atau keadaan

yang dituangkan dalam bentuk tulisan.

Dengan demikian surat merupakan jembatan pengertian dan alat komunikasi bagi

seorang dengan orang lain. Karena sifat yang demikian, maka surat-surat harus

disusun secara ringkas dan padat tetapi tegas, bahasa yang dipakai haruslah mudah

dimengerti, sederhana dan teratur.

Penulisan surat harus memikirkan terlebih dahulu dengan masak apa yang akan

ditulis serta menyadari kepada siapa tulisan itu ditujukan karena melalui surat itu

berarti dia telah mengantarkan dan membawa idenya kepada orang lain.

Page 50: Pedoman Organisasi Gema 165

 

 ::. JUJUR – TANGGUNG JAWAB – VISIONER – DISIPLIN – KERJASAMA – ADIL – PEDULI  .:: 

~ 50 ~

2. Mengingat pengertian dan sifat suatu surat seperti tersebut diatas, maka bagi suatu

organisasi turut menjadi sangat penting yaitu :

2.1 sebagai alat komunikasi

2.2 sebagai dokumentasi organisasi

2.3 sebagai tanda bukti (alat bukti/pemeriksaan)

Dengan adanya dan kekuatan serta kemampuan surat, maka pimpinan organisasi

dapat menyalurkan suatu kebijakan dan keputusan serta pendapat serta dapat pula

mengetahui tentang perkembangan kehidupan organisasi dengan bahan-bahan

tersebut dapat diatur dan dikenali organisasi dengan baik, apabila proses surat-

menyurat (korespondensi) berjalan lancar dan efektif dari seluruh bagian dan aparat

organisasi, karena pada hakekatnya suatu surat atau kegiatan ketatausahaan

mempunyai ciri – ciri utama sebagai berikut :

- bersifat pelayanan

- bersifat menetes keseluruhannya bagian atau aparat organisasi

- dilaksanakan oleh semua pihak dalam organisasi

Ciri yang pertama berarti surat-menyurat (ketatausahaan) merupakan pekerjaan

(service work) pelayanan yang bersifat memudahkan atau meringankan (fasilitating

function), yang dilakukan untuk membantu pekerjaan-pekerjaan.

Ciri berikutnya berarti surat-menyurat (ketatausahaan) diperlukan dimana dan

dilaksanakan dalam seluruh organisasi yang terdapat pada puncak pimpinan tertinggi

(aparat tertinggi organisasi) sampai kepada ruangan kerja satuan organisasi (aparat)

terbawah.

3. Proses penyelenggaraan ketatausahaan atau dengan istilah lain “administrasi”surat-

menyurat adalah satu proses yang terencana dan teratur yang dimulai dengan

adanya ide pemugarannya sampai penyelesaiaan dan penyimpangan sebagaimana

mestinya.

Administrasi surat-menyurat GEMA 165 meliputi 3 (tiga) hal :

3.1 Bentuk dan isi surat.

3.2 Sirkulasi surat (surat keluar masuk).

3.3 Penyimpangan (pengarsipan).

4. Bentuk dan isi surat

Surat-surat GEMA 165 adalah termasuk surat resmi/dinas, sehingga bentuk dan

isinya harus menuruti ketentuan-ketentuan yang telah dibuat organisasi. Ketentuan

Page 51: Pedoman Organisasi Gema 165

 

 ::. JUJUR – TANGGUNG JAWAB – VISIONER – DISIPLIN – KERJASAMA – ADIL – PEDULI  .:: 

~ 51 ~

tersebut meliputi hal pemakaian kertas, pengetikan atau penulisan, bentuk surat,

macam dan isi surat.

1. surat-surat organisasi ditulis dalam kertas putih

2. ukuran kertas yang dipakai adalah kertas ukuran folio (F4) 229 mm – 324 mm.

Hal ini mengingat segi praktisnya, dimana kertas ukuran inilah yang banyak

digunakan. Selain itu, kertas kwarto (A4) dapat pula dipergunakan.

Mengenai perihal, sebagai inti isi singkat surat, biasa juga disebut pokok surat. Ia tak

perlu panjang, ringkas tetapi jelas, tepat. Sehingga dengan membaca perihal atau

pokok surat ini saja pembaca atau penerima surat di bawah ini adalah contoh paling

mudah :

Hal : Permohonan Ceramah

5. Alamat surat yaitu kepada siapa surat itu ditujukan terletak pada kanan atas surat,

sejajar dengan perihal alamat surat tidak selamanya ditujukan kepada seseorang,

tetapi sering pula kepala suatu badan atau lembaga. Bila ditujukan kepada suatu

lembaga atau instansi, maka penyebutannya bukan kepada nama lembaganya,

melainkan kepada pengurus atau pimpinan lembaga itu. Contoh :

Nomor :

Lamp :

Hal :

Kepada Yang Terhormat

Ketua Umum DPP GEMA 165

Di

JAKARTA

Bila surat ini ditujukan kepada salah satu bagian/unit yang ada pada lembaga itu,

hendaknya dilengkapi dengan “up” yang berarti “untuk perhatian”.

Contoh :

Kepada Yang Terhhormat

DPP GEMA 165

Page 52: Pedoman Organisasi Gema 165

 

 ::. JUJUR – TANGGUNG JAWAB – VISIONER – DISIPLIN – KERJASAMA – ADIL – PEDULI  .:: 

~ 52 ~

u.p Bidang Organisasi

Di

JAKARTA

Dengan begitu penerima surat (telah mengagendakan seperlunya) bisa meneruskan

kepada Bidang Organisasi DPP GEMA 165 untuk ditindaklanjuti.

6. Kata permulaan surat.

Bagi GEMA 165 sebaiknya dipakai kalimat “Assalamu’alaikum Wr. Wb” minimal

“dengan hormat”. Kata permulaan ini berfungsi sebagai pembukaan surat, ditulis

dengan alinea baru berjarak 2 ½ spasi di bawah pokok surat.

Contoh:

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Teriring salam dan do`a semoga aktivitas keseharian Bapak/Ibu mendapat limpahan

rahmat dari Allah SWT. Amin.

7. Isi Surat.

Suatu surat pada dasarnya tidak berbeda dengan suatu karangan, penyusunannya

memakai sistematika sebagai berikut :

- Pendahuluan

- Uraian Persoalan (isi/pokok surat)

- Penutup

a. Pendahuluan

Ini dimaksudkan untuk menarik perhatian pembaca/penerima surat tentang hal

atau masalah yang dipersoalkan dalam surat itu kalau hanya sekedar

menyampaikan berita singkat, kata atau kalimat pendahuluan ini tidaklah menjadi

keharusan pertimbangannya adalah efisiensi tapi bila menyangkut persoalan

penting (apabila kalau memerlukan penguraian dan perincian), maka surat ini

mestilah memakai kata pendahuluan gunanya tidak hanya sekedar menarik

perhatian melainkan sekaligus sebagai motivasi (konsideran).

Contoh :

Page 53: Pedoman Organisasi Gema 165

 

 ::. JUJUR – TANGGUNG JAWAB – VISIONER – DISIPLIN – KERJASAMA – ADIL – PEDULI  .:: 

~ 53 ~

“diberitahukan bahwa,” atau dengan ini disampaikan bahwa, …. Dst. (untuk surat-

surat pemberitahuan).

“Bersama ini …. atau dengan ini ….dst (untuk surat-surat pengantar).

“Memenuhi permintaan saudara” atau menunjuk surat saudara

No…..Bertanggal…. dst (untuk surat permintaan, jawaban, balasan, dan

pernyataan).

Tempo – tempo kalimat pendahuluan ini bias berupa konstatasi ataupun

pertimbangan-pertimbangan yang melatarbelakangi hingga surat dibuat, misalnya:

“Berhubungan adanya gejala yang kita rasakan bersama tentang ….. dst”.

Kalimat pendahuluan ini sebaliknya tidak lebih dari satu alinea ditulis 2 (dua)spasi

di bawah kata permulaan surat (Assalamualaikum Wr. Wb).

b. Uraian Persoalan (Isi/pokok surat)

Kecuali maksud, sasaran atau tujuan isi surat haruslah jelas serta harus dapat

dipertanggungjawabkan. Untuk itu hal – hal yang minimal harus diperhatikan

adalah :

i. Jangan memakai kalimat yang panjang dan berbelit-belit, singkat lagi terputus-

putus juga tidak baik. Hal-hal seperti itu biasanya akan membuat salah

pengertian bagi penerima surat untuk mudah dipahami maka pada surat-surat

yang panjang sebaiknya atau seharusnya diberi alinea, banyak sedikitnya

alinea tergantung dari banyaknya pokok-pokok pikiran yang ada dalam surat

tersebut tetapi perlu pula diperhitungkan untuk mencapai susunan yang baik

dan harmonis. Pembagian dalam alinea sangat memudahkan pengertian jarak

antara alinea dan spasi (kalimat) dalam satu alinea 1 ½ (satu setengah) spasi.

ii. Dalam satu surat, sebaiknya/seharusnya hanya dipersoalkan satu jenis perkara

atau permasalahan, sebab pencampuran soal dalam satu surat akan

menimbulkan kesukaran, baik dalam penyusunannya dan mencari kembali

surat itu bila diperlukan lagi.

Page 54: Pedoman Organisasi Gema 165

 

 ::. JUJUR – TANGGUNG JAWAB – VISIONER – DISIPLIN – KERJASAMA – ADIL – PEDULI  .:: 

~ 54 ~

iii. Dalam penyusunan isi surat selanjutnya harus dijaga tentang kata-kata dan

kalimat yang digunakan hendaklah sopan dan wajar, tidak berlebih- lebihan,

kecuali yang sudah lazim digunakan. Pengaruh bahasa sangat besar sekali,

sebabdisitu tergambar tentang sikap orang yang membuat surat itu. Oleh sebab

itu menyusun surat diserahkan kepada orang yang berkemampuan bahasa

cukup.

c. Penutup

Untuk kesopanan dalam melaksanakan suatu korespodensi perlu adanya kalimat-

kalimat penutup seperti : “Demikian harap maklum” Atas perhatian saudara kami

ucapkan terima kasih”.

Fungsi kalimat penutup adalah sebagai pemanis surat yang kita buat karena itu

bukanlah suatu keharusan mutlak dalam pembuatan surat-surat resmi namun

demikian untuk kesopanan dan pemanis surat sebaiknya dalam membuat surat -

surat resmi organisasi tetap masih digunakan kalimat penutup yang sesuai dengan

isi surat.

8. Penutup surat.

Kalau dalam pembuatan surat resmi dimulai dengan “Basmallah” dan dibuka dengan

“Assalamu’alaikum Wr,Wb.” Maka dalam penutup surat-surat resmi GEMA 165

ditutup dengan Wabillahittaufiq Wal hidayah dan Wassalamualaikum Wr, Wb.” Surat

khusus (seperti surat keputusan, surat keterangan edaran, instruksi, tugas/mandat

dan sebagainya) dibuka dengan basmallah.

II. PENGARSIPAN

1. Buku Agenda

Untuk memudahkan pengelolaan sistem administrasi dan kesekretariatan dalam hal

ini pengelolaan surat-menyurat, surat masuk maupun surat keluar, pengarsipan dan

dokumentasi agar teratur dan sistematis, maka sistem pengagendaan surat-menyurat

perlu tersendiri. Adapun unsur- unsur yang penting untuk dicatat adalah :

i. Nomor Urut Surat.

Page 55: Pedoman Organisasi Gema 165

 

 ::. JUJUR – TANGGUNG JAWAB – VISIONER – DISIPLIN – KERJASAMA – ADIL – PEDULI  .:: 

~ 55 ~

ii. Nomor Kode Arsip.

iii. Nomor Surat.

iv. Tanggal Terima.

v. Nomor dan Tanggal Surat.

vi. Isi Surat.

vii. Asal Surat.

viii. Keterangan (tambahan untuk keterangan surat).

2. Surat keluar

Surat keluar adalah surat yang kita keluarkan untuk mengemukakan kehendak,

pikiran dan maksud kita kepada pihak lain. Surat keluar harus melalui sirkulasi

sebagai berikut :

a. Konsep surat harus terlebih dahulu dimintakan clearence kepada pengurus yang

berkepentingan agar tidak terjadi perbedaan- perbedaan antara muatan, isi dan

redaksi surat tersebut.

b. Konsep surat yang telah mendapat clearence, kemudian diberi nomor verbal.

Agenda buku verbal dan kode arsip surat

i. Nomor urut dan kode arsip surat.

ii. Nomor surat.

iii. Tanggal surat (penanggalan nasional).

iv. Perihal isi surat.

v. Kepada siapa (keputusan, lampiran, penyimpangan).

Contoh Agenda Buku Verbal

No. Surat Tanggal Isi Surat Keputusan Keterangan

99/KPTS/A/V/2009 16-05-2009 Pengesahan SC PLENO I

DPP GEMA 165

Buku Agenda Surat Keputusan

No Kode

Arsip No.Surat Tanggal Isi Surat Kepada

165 77/KPTS/A/VI/2009 01-06-2009 Pendataan

Nasional

DPW GEMA 165

se- Indonesia

Page 56: Pedoman Organisasi Gema 165

 

 ::. JUJUR – TANGGUNG JAWAB – VISIONER – DISIPLIN – KERJASAMA – ADIL – PEDULI  .:: 

~ 56 ~

Konsep surat yang telah jelas dan nomor surat diketik sesuai dengan jumlah yang

dikehendaki. Legalitas organisasi (tanda tangan ketua, sekretaris dan stempel)

setelah dibukukan, barulah surat tersebut siap untuk dikirim kepada tujuan.

Pengiriman surat-surat supaya betul menempuh perjalanan menuju tujuannya, kita

bukukan dulu dalam bentuk ekspedisi yang memuat kolom-kolom sebagai berikut :

Contoh Ekspedisi

Pengiriman Kepada Tanggal/No.Surat Lamp Penerima Ket

10 DPW

GEMA 165

16-05-2009

44/A/Sek/V/2009 1 (satu)

Per-pos

ATRIBUT ORGANISASI A. LOGO GERAKAN PEMUDA 165

Penjelasan Makna : 1. Titik warna merah merupakan simbol individu (anggota dan pengurus) akan terus

berada dalam lintasan orbit 165

2. Lingkaran warna biru muda merupakan simbol lintasan/garis orbit 165 yang menjadi

perjalanan thawaf dan sa’i anggota dan pengurus Gerakan Pemuda (GEMA) 165

Page 57: Pedoman Organisasi Gema 165

 

 ::. JUJUR – TANGGUNG JAWAB – VISIONER – DISIPLIN – KERJASAMA – ADIL – PEDULI  .:: 

~ 57 ~

3. Lingkaran warna biru muda menjadi simbol kesatuan nilai-nilai 165

4. Tulisan GEMA 165 adalah lambang bahwa setiap anggota dan pengurus akan

menggemakan nilai-nilai 165 dimanapun berada

5. GEMA 165 juga merupakan singkatan dari Gerakan Pemuda yang mengamalkan

165 (1 hati, 6 prinsip dan 5 langkah)

6. Tulisan Gerakan Pemuda adalah nama organisasi

B. BENDERA GERAKAN PEMUDA 165

Ukuran : 100 cm x 65 cm

Penjelasan Warna

1. Warna biru muda melambangkan cakrawala berpikir yang luas

2. Warna merah melambangkan semangat pemuda untuk mewujudkan Indonesia

Emas 2020 dan Dunia Emas 2050

3. Warna dasar bendera (putih) melambangkan baju Ihram, maksudnya seluruh

anggota dan pengurus itu harus memiliki hati yang ZERO

Page 58: Pedoman Organisasi Gema 165

 

 ::. JUJUR – TANGGUNG JAWAB – VISIONER – DISIPLIN – KERJASAMA – ADIL – PEDULI  .:: 

~ 58 ~

4. Warna biru melambangkan perdamaian, yaitu dimanapun Pemuda 165 berada

harus menebarkan perdamaian

Dikompilasikan oleh BIDANG ORGANISASI DPP GEMA 165