pedoman-organisasi farmasi fix.doc
TRANSCRIPT
PEDOMAN
PEDOMAN PENGORGANISASIANUNIT FARMASI
RSIA MALEBU HUSADA
Jl. GOA RIA SUDIANG RUKO PURI TATA RESIDENCE
BLOK A1 NO. 07 Makassar 90242
Telp. : 0411 556 354 Fax. : 0411 554 978
E-mail : [email protected]
KATA PENGANTAR
Allhamdulillahi Rabbil Alamin dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT, kita telah dapat menyelesaikan evaluasi dan mencetak Pedoman Pengorganisasian Instalasi Laundry RSIA MAlebu Husada.Seluruh Kelompok telah mengevaluasi buku ini sesuai dengan kemampuan dan keperluan pelayanan medis yang aktual di RSIA Malebu Husada Makassar. Isi buku ini bersifat elektik, disusun dari gabungan berbagai standar pelayanan medis spesialistik dan subspesialistik dengan fleksibilitas yang cukup disesuaikan dengan perkembangan dan kemajuan IPTEK kedokteran/kesehatan.Pedoman Pengorganisasian ini dipakai sebagai pedoman dan acuan oleh segenap anggota Staf Laundry yang terlibat dalam pelaksanaan pelayanan medis di lingkungan RSIA Malebu Husada Makassar. Dengan demikian akan memperjelas arah pengembangan dan peningkatan mutu pelayanan di rumah sakit, terutama dalam rangka akreditasi rumah sakit di Indonesia.Kami memaklumi bahwa isi buku Pedoman Pengorganisasian ini masih banyak kekurangan dan belum lengkap. Oleh karena itu, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya dan mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua pihak demi penyempurnaannya.Terima kasih kami ucapkan kepada semua pihak yang telah terlibat langsung maupun tidak langsung dalam evaluasi dan diberlakukannya buku ini.
SAMBUTAN
DIREKTUR RSIA MALEBU HUSADA
Alhamdulillahi Rabbil Alamin, Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga evaluasi Buku Pedoman Pengorganisasian Instalasi Laundry RSIA Malebu Husada Makassar dapat diselesaikan dan dapat diberlakukan, sebagai acuan bagi tenaga medis dalam melaksanakan tugasnya.
Dengan adanya Buku Pedoman Pengorganisasian Instalasi Laundry ini diharapkan dapat menjadi penilaian tentang mutu pelayanan medik yang sangat dibutuhkan oleh setiap orang dan setiap lembaga atau rumah sakit agar mutu tugas dan fungsi pelayanan yang diberikan kepada pasien selalu terpelihara dengan baik. Penilaian merupakan umpan balik untuk selalu memperbaiki pelayanan dan untuk selalu meningkatkan mutu sesuai dengan tuntutan masyarakat
Kepada teman-teman yang menyusun buku ini, yang telah melakukan evaluasi Buku Pedoman Pengorganisasian Laundry RSIA Malebu Husada Makassar, saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya serta penghargaan yang setulus-tulusnya. Semoga buku ini bermanfaat bagi kita dan masyarakat luas.
Direktur RSIA Malebu Husada
dr. H. Muhammad Saad Bustan, M.Kes
DAFTAR ISIHALAMAN JUDUL1
KATA PENGANTAR2
SAMBUTAN DIREKTUR3
DAFTAR ISI4
BAB I PENDAHULUAN5
BAB II GAMBARAN UMUM UNIT INSTALASI LAUNDRY.6
BAB III VISI MISI FALSAFAH NILAI DAN TUJUAN7
BAB IV STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT9
BAB V STRUKTUR ORGANISASI INSTALASI LAUNDRY..10
BAB VI URAIAN JABATAN.11
BAB VII TATA HUBUNGAN KERJA.15BAB VIII POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL..16BAB IX KEGIATAN ORIENTASI17BAB X PERTEMUAN /RAPAT.20BAB XI PELAPORAN21BAB I
PENDAHULUAN
Rumah sakit adalah lembaga pemberi jasa pelayanan kesehatan dan seiring dengan perkembangan teknologi kedokteran. Apapun teknologi kedokterannya
hampir selalu memerlukan obat. Obat merupakan komponen yang penting dalam
upaya pelayanan kesehatan, baik di pusat pelayanan kesehatan primer maupun
ditingkat pelayanan kesehatan yang lebih tinggi. Keberadaan obat merupakan kondisi pokok yang harus terjaga ketersediaannya karena ketersediaan obat merupakan salah satu hal yang mempengaruhi pelayanan kesehatan.
Menurut Depkes RI, biaya pembelian obat sebesar 40%-50% dari jumlah operasional pelayanan kesehatan dan berbagai penelitian dirumah sakit melaporkan bahwa keuntungan dari obat yang dijual di rumah sakit merupakan hal yang lebih mudah dilakukan dibandingkan dengan keuntungan dari jasa yang lain, misalnya pelayanan laboratorium, radiologi, pelayanan rawat inap ataupun pelayanan gizi.Dengan demikian obat tidak hanya sebagai barang medis tetapi juga merupakan barang ekonomi strategis sehingga obat memiliki kedudukan yang cukup penting di rumah sakit.Manajemen obat di rumah sakit dilakukan oleh Instalasi Farmasi Rumah
Sakit (IFRS). Instalasi farmasi rumah sakit adalah satu-satunya bagian di rumah sakit yang bertanggung jawab penuh atas pengelolaan obat, hal ini diperjelas dalam
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 1333/Menkes/SK/XII/1999 tentang Standar
Pelayanan Rumah Sakit. Tujuan dari manajemen obat di rumah sakit yaitu agar obat yang diperlukan tersedia setiap saat, dalam jumlah yang cukup untuk mendukung pelayanan serta memberikan manfaat bagi pasien dan rumah sakit.
Manajemen obat dimulai dengan suatu tahap perencanaan yang merupakan dasar dari pengelolaan obat untuk menentukan kebutuhan obat. Untuk itu diperlukan data-data yang akurat, maka dalam proses pengolahannnya sebaiknya didukung oleh suatu sistem informasi manajemen rumah sakit. Perencanaan ini disesuaikan dengan anggaran dan juga harus sesuai formularium yang telah ditetapkan oleh organisasi yang disebut Panitia Farmasi dan Terapi Rumah Sakit. Untuk mewujudkan perencanaan tersebut adanya kegiatan pelaksanaan pada tahap ini dilakukan pengadaan obat untuk memenuhi kebutuhan obat yang telah ditetapkan dalam perencanaan. Kemudian dilakukan pengawasan untuk mengatur persediaan obat serta menjamin ketersediaan obat. Tahapan ini berlangsung seperti siklus yang saling terkait. Siklus ini harus dijaga agar semua tahap di dalamnya sama kuat dan segala kegiatan tersebut harus selalu selaras, serasi dan seimbang. Apabila terjadi kesalahan pada suatu tahap akibatnya akan mengacaukan siklus secara keseluruhan yang menimbulkan dampak seperti pemborosan, tidak tersedianya obat, tidak tersalurnya obat, obat rusak, dan lain sebagainya.
Pertimbangan lain yang menjadi penentu manajemen obat adalah komponen
input meliputi visi, misi, struktur oganisasi yang jelas, ketenagaan yang cukup, prosedur yang tepat dan fasilitas yang memadai yang diproses melalui penyimpanan, pendistribusian, pengemasan dan evaluasi untuk menghasilkan keluaran yang
diharapkan.
BAB II
GAMBARAN UMUM FARMASI RSIA MALEBU HUSADA
Rumah Sakit Ibu dan Anak Malebu Husada berlokasi di jalan Goa Ria No. 07, kelurahan Sudiang, kecamatan Biringkanaya, kota Makassar.
Rumah Sakit Ibu dan Anak Malebu Husada terdiri dari satu bangunan, yang bangunan berlantai empat.
Instalasi farmasi (apotek) berada di lantai satu. Instalasi farmasi berada disebelah kiri setelah pintu utama gedung RSIA Malebu Husada. Instalasi farmasi berhadapan langsung dengan poli anak dan poli kebidanan dan bersebelahan dengan Instalasi Gawat Darurat (IGD). Instalasi farmasi dibawahi langsung oleh seorang apoteker dan dibantu oleh satu orang asisten apoteker.BAB III
VISI, MISI, MOTTO,BUDAYA, TUJUAN INSTALASI FARMASI RSIA MALEBU HUSADAA. VISI INSTALASI FARMASI RSIA MALEBU HUSADA
Pelayanan Farmasi profesional dari aspek manajemen maupun klinik dengan orientasi kepada kepentingan sebagai individu, berwawasan lingkungan dan keselamatan kerja berdasarkan kode etik.B. MISI RSIA MALEBU HUSADA
Bertanggung jawab atas pengelolaan Instalasi Farmasi Rumah Sakit yang berdaya guna dan berhasil guna. Melaksanakan pelayanan kefarmasian yang berorientasi pada tercapainya hasil pengobatan yang optimal bagi pasien. Berperan serta dalam program-program pelayanan kesehatan di rumah sakit untuk meningkatkan kesehatan seluruh lapisan masyarakat, baik pasien maupun tenaga kerja rumah sakitC. MOTTO RSIA MALEBU HUSADA Melayani Dengan HatiC. TUJUAN RSIA MALEBU HUSADA1. Manajemena. Mengelola perbekalan Farmasi yang efektif dan efisien.
b. Menerapkan farmakoekonomi dalam pelayanan.
c. Menjaga dan meningkatkan mutu kemampuan tenaga kesehatan Farmasi dan staf melalui pendidikan.d. Mewujudkan sistem informasi manajemen tepat guna, mudah dievaluasi dan berdaya guna untuk pengembangan. e. Pengendalian mutu sebagai dasar setiap langkah pelayanan untuk peningkatan mutu pelayanan2. Farmasi Klinik a. Mewujudkan perilaku sehat melalui penggunaan obat rasional termasuk pencegahan dan rehabilitasinya.
b. Mengidentifikasi permasalahan yang berhubungan dengan obat baik potensial maupun kenyataan.
c. Menyelesaikan permasalahan yang berhubungan dengan obat melalui kerja sama pasien dan tenaga kesehatan lain.
d. Merancang, menerapkan dan memonitor penggunaan obat untuk menyelasaikan masalah yamg berhubungan dengan obat.e. Menjadi pusat informasi obat bagi pasien, keluarga dan masyarakat serta tenaga kesehatan rumah sakit.f. Melaksanakan konseling obat pada pasien, keluarga dan masyarakat serta tenaga kesehatan rumah sakit. g. Melakukan pengkajian obat secara prospektif maupun reprospektif.
h. Melakukan pelayanan Total Parenteral Nutrition
D. BUDAYA INSTALAI FARMASI RSIA MALEBU HUSADA AMANAH ( Andalan, Mutu, Aman, Nurani, Akurat, Harmoni )BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI RSIA MALEBU HUSADASTRUKTUR ORGANISASI
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK MALEBU HUSADA
BAB V
STRUKTUR ORGANISASI UNIT FARMASI
BAB VI
URAIAN JABATAN
Farmasi di dalam melaksanakan pelayanan farmasi dipimpin oleh Kepala Unit farmasi dibantu oleh tenaga Apoteker, Ahli Madya Farmasi dan Tenaga Menengah Farmasi (Asisten Apoteker).Uraian tugas job description bagi personalia Unit farmasi:
1. Kepala Instalasi Farmasi
a. Bertanggung jawab atas hasil kerja satu orang atau lebih dari suatu organisasi
b. Penentu kebijakan
c. Motivator farmasi guna mendapatkan hasil kinerja yang baikd. Memonitor perkembangan farmasis
e. Membuat plan kerja untuk mengembangkan farmasi di Rumah Sakit untuk menjamin kualitas pelayanan yang baik
2. Bagian gudang farmasi PerencanaandanPengadaan
a. Merencanakankebutuhanperbekalanfarmasisecara optimal
b. Menyiapkan perencanaan kebutuhan rutin perbekalan untuk triwulanc. Mengadakanperbekalanfarmasi
d. Menerimaperbekalamfarmasisesuaispesifikasi yang berlaku
e. Menyimpanperbekalanfarmasi
f. Mendistribusikanperbekalanfarmasike unit-unit pelayanan PenerimaandanPenyimpanan
a. Melaksanakan penerimaan perbekalan farmasi yang diadakan di RS
b. Melaksanakanpenyimpananperbekalanfarmasi yang dimiliki RS
c. Melaksanakan pengiriman perbekalan farmasi dari gudang ke unit-unit distribusi
d. Penerimaan pengeluaran dari persediaan perbekalan farmasi yang ada di gudang perbekalan
3. Bagian farmasi klinis
a. Melaksanakan pelayanan farmasi klinik
b. Mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan obat dan alat kesehatan.
c. Mencegah dan mengatasi masalah yang berkaitan dengan obat dan alat kesehatan
d. Memantau efektifitas dan keamanan penggunaan obat dan alat kesehatan
e. Memberikan informasi obat kepada dokter, perawat, apoteker, maupun pasien/keluarga.
4. Bagian depo Rawat jalan
a. Melakukan Receiving, Skrining, Labeling, Dispensi, dan Konseling kepada pasien
b. Melakukan konseling dan informasi obat ke pasien rawat jalan
c. Melakukan indent (pemesanan ke gudang farmasi ) untuk stock di depo rawat jalan
d. Melakukan pemantauan karyawan di IFRS rawat jalan dan delegasi tugas
e. Menerimaarahan dan melaporkankepadakepala IFRS segalapelaksanaan tugasf. Melakukan stokopname didepo rawat jalan5. BagianRawatInapa. Melakukan Receiving, Skrining, Labeling, Dispensi, dan Konseling kepada pasien.b. Melakukan konseling dan informasi obat ke pasien rawat inapc. Melakukan dan memonitor ward stock
d. Melakukan indent ( pemesanan ke gudang farmasi) untuk stock obat di IFRS rawat inap dan delegasi tugas
e. Melakukan pemantauan karyawan di IFRS rawati inap dan delegasi tugasf. Melaporkan kepada IFRS segala pelaksanaan tugasang. Melakukan rekam meik di IFRS rawat inap6. BidangManajemenMutuFarmasi
a. Memberikan pendidikan / pengetahuan kepada tenaga kefarmasian
b. Mengawasi / membimbing tenaga kerja baru
c. Mengawasi / membimbing pelajar/mahasiswa yang melakukan PKL/magang diinstalasi farmasi
d. Melakukan penelitian yang berkaitan dengan kefarmasian
e. Melakukan pemantauan, penilaian, tindakan, evaluasi dan umpan balik dalam pengendalian mutu
f. Mengkoordinir program pendidikan dan pelatihan.g. Mengembangkan dan memperbaiki sistem/ metode pelayanan instalasi farmasi.BAB VII
TATA HUBUNGAN KERJA UNIT FARMASI1. HUBUNGAN INTERNa) RAWAT INAPPetugas farmasi akan melayani pengambilan obat 24 jam .b) RAWAT JALAN (IGD)Petugas farmasi akan melayani pengambilan obat 24 jam .c) OK/VKPetugas farmasi akan melayani pengambilan obat 24 jam2. HUBUNGAN EKSTERN
a) DINAS KESEHATAN
Instalasi farmasi melalui apoteker melakukan pelaporan penggunaan obat terlarang dan narkotika kepada DINKES KOTA setiap bulannya.b) DETAILER
Instalasi farmasi dalam hal pengadaan obat di apotik melakukan kerjasama dengan perusahaan obat yang ada dengan cara melakukan pengorderan langsung kepada detailer obat dari perusahaan obat yang ingin di ajak kerjasama
BAB VIII
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL
A. KUALIFIKASI SDM
JABATANFUNGSIKUALIFIKASI
Kepala Instalasi FarmasiMengorganisir dan mengarahkanApoteker, Apt, S2, kursus manajemen sesuaikan dengan Akreditasi IFRS
Koordinator Mengkoordinir beberapa penyelaApoteker, Ap S2, kursus sesuai ruang lingkup
Penyelia/supervisorMenyelia beberapa pelaksana Apoteker, kursus Farmasi rumah sakit
Pelaksana teknis kefarmasian Melaksanakan tugas tertentuApoteker, sarjana farmasi, asisten apoteker
B. STANDAR KETENAGAAN
Peranan Apoteker di Instalasi Farmasi
Instalasi Farmasi mempunyai fungsi utama dalam pelayanan /jasa obat atas dasar resep dan pelayanan obat tanpa resep, beroreantasi pada pelanggan /pasien apakah obat yang di beirkan dapat menyembuhkan penyakit sertan efek samping.Tanggung jawab dan tugas apoteker di Instalasi Farmasi ialah bertanggung jawab atas obat resep, danmamapumenjelaskantetangobatpadapelanggan/pasien. Dengan demikian bisa di ambil kesimpulan bahwa peranan penting dalam Instalasi Farmasi adalah seorang Apoteker. Farmasi rumah sakit merupakan departemen atau servis di dalam Rumah sakit yang di pimpin oleh Apoteker. Apoteke adalah administrator rumah sakit di segala persoalan tetang penggunaan obat. Kriteria Pelayanan farmasi antara lain:
a. Instalasi farmasi rumah sakit dipimpin oleh seorang apoteker.
b. Pelayanan kefarmasian diselenggarakan dan dikelola oleh apoteker yang mempunyai pengalaman minimal 2 tahun di bagianrumah sakit.
c. Apotekertelahterdaftar di Depkesdanmempunyaisuratijinkerja.
d. Pada pelaksanaannya, apoteker dibantu oleh tenaga ahli madya farmasi dan tenaga menengah farmasi.
e. Kepala instalasi farmasi rumah sakit bertanggung jawab terhadap segala aspek hukum dan peraturan-peraturan baik terhadap pengawasan distribusi maupun administrasi barang.
f. Setipa saat harus ada apoteker di tempat pelayanan untuk melangsungkan dan mengawasi pelayanan kefarmasian dan harus ada pendelegasian wewenang yang bertanggung-jawab jika kepala farmasi berhalangan hadir.
g. Adanya staf farmasi yang jumlah dan kualifikasinya disesuaikan dengan kebutuhan.
h. Apabila ada pelatihan kefarmasian bagi mahasiswa fakultas farmasi atau tenaga farmasi lainnya, harus ditunjuk apoteker yang memiliki kualifikasi pendidik/pengajar untuk mengawasi jalannya pelatihan tersebut.
i. Penilaian terhadap staf harus dilakukan berdasarkan tugas yang terkait dengan pekerjaan fungsional yang diberikan dan juga pada penampilan kerja yang dihasilkan dalam meningkatkan mutu pelayanan.
Sumber DayaManusia Farmasi Rumah Sakit
Personalia Pelayanan Farmasi Rumah Sakit adalah sumber daya manusia yang melakukan pekerjaan kefarmasian di rumah sakit yang termasuk dalam bagan organisasi rumah sakit dengan persyaratan :
Terdaftar di Departeman Kesehatan
Terdaftar di Asosiasi Profesi
Mempunyai izin kerja
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No. 1332/Menkes/SK/X/2002 yang dimaksud dengan :
1. Apoteker adalah mereka yang berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku berhak melakukan pekerjaan kefarmasian di Indonesia sebagaiApoteker.Persyaratan Apoteker dirumah sakit adalah
Ijazahnya telah terdaftar pada Departemen Kesehatan (DepKes).
Telah mengucapkan Sumpah / Janji sebagai Apoteker.
Memiliki Surat Izin Kerja dari Menteri Kesehatan (MenKes)
Memenuhi syarat syarat kesehatan fisik dan mental untuk melaksanakan tugasnya sebagai Apoteker.
Tidak bekerja di suatu Perusahaan Farmasi dan tidak menjadi ApotekerPengelolaApotek (APA) di Apotek lain.
Dalam melakukan pekerjaan kefarmasian di rumah sakit, Apoteker dibantu oleh Asisten Apoteker yang telah memiliki Surat Izin Kerja (SIK). Keputusan Menteri Kesehatan No. 679/MENKES/SK/V/2003, tentang Peraturan Registrasi dan Izin Kerja Asisten Apoteker, yaitu :
a.Surat Izin Asisten Apoteker adalah bukti tertulis atas kewenangan yang diberikan kepada pemegang Ijazah Sekolah Asisten Apoteker atau Sekolah Menengah Farmasi, Akademi Farmasi dan Jurusan Farmasi, Politeknik Kesehatan, Akademi Analis Farmasi dan Makanan, Jurusan Analis Farmasi serta Makanan Politeknik Kesehatan untuk menjalankan Pekerjaan Kefarmasian sebagai Asisten Apoteker.
b.Surat Izin Kerja Asisten Apoteker adalah bukti tertulis yang diberikan kepada pemegang Surat Izin Asisten Apoteker untuk melakukan pekerjaan Kefarmasian disarana kefarmasian.
Penyelenggaraan pelayanan kefarmasian dilaksanakan oleh tenaga farmasi profesional yang berwewenang berdasarkan undang-undang, memenuhi persyaratan baik dari segi aspek hukum, strata pendidikan, kualitas maupun kuantitas dengan jaminan kepastian adanya peningkatan pengetahuan ,keterampilan dan sikap keprofesian terus menerus dalam rangka menjaga mutu profesi dan kepuasan pelanggan. Kualitas dan rasio kuantitas harus disesuaikan dengan beban kerja dan keluasan cakupan pelayanan serta perkembangan dan visi rumah sakit.
Distribusi Ketenagaan
Unit Farmasi di dalam melaksanakan pelayanan farmasi dibagi menjadi 3 (tiga) shift pelayanan dalam waktu 24 jam. Distribusi tenaga farmasi ditempatkan pada 2 ( dua ) depo pelayanan yaitu depo farmasi IGD dan rawat jalan dan depo farmasi rawat inap serta pelayanan gudang farmasi. Masing-masing depo pelayanan dan gudang farmasi di pimpin oleh apoteker.
JenisPelayanan
Pelayanan IGD (InstalasiGawatDarurat)
Pelayananrawatinap
Pelayananrawatjalan
pelayanangudangfarmasi
Produksiobat (pengenceran alcohol)
Analisa Kebutuhan Tenaga di IFRS
Analisa kebutuhan tenaga disusun bersama-sama oleh panitia penyusun Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja RS. Jumlah tenaga yang dibutuhkan tergantung pada jenis pelayanan, komposisi shift jaga dan jumlah pasien yang dilayani. Jumlah ketenagaan Instalasi Farmasi disusun setahun sekaliberdasarkan data tahunberjalandanperkiraanperkembangantahun yang dianggarkan.
Evaluasi Kinerja Tenaga IFRS
Evaluasi kinerja tenaga IF mengacu pada evaluasi kinerja karyawan RS sesuai dengan uraian tugas dan tanggung jawabnya yang meliputi penilaian terhadap :
Kualitas Kerja
Kuantitas Kerja
Disiplin Kerja
Kecakapan
Tanggung Jawab
Loyalitas
Inisiatif
Kejujuran
Motivasi
Kerjasama
Komunikasi
Absensi
Evaluasi kinerja tersebut dilakukan setiap akhir tahun dan bersifat terbuka dan diharapkan dapat memberikan umpan balik terhadap kinerja yang bersangkutan
BAB IX
KEGIATAN ORIENTASI
I. PENDAHULUAN
Program orientasi merupakan salah satu kegiatan Unit farmasi bekerja sama dengan Bagian HRD dan Bagian Umum dalam rangka memberikan pengarahan dan bimbingan serta mempersiapkan petugas farmasi agar dapat bekerja sesuai dengan peran dan fungsinya.
Petugas farmasi baru umumnya lulusan D3 farmasi yang belum mengenal lingkungan kerja serta peraturan atau kebijakan yang ada di RSIA Malebu Husada.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka perlu diadakan program orientasi bagi petugas farmasi baru guna kelancaran dalam bekerja.
II. LATAR BELAKANG
Seiring dengan upaya RSIA Malebu Husada untuk menjalankan tujuannya menjadi rumah sakit yang unggul dalam pelayanan dengan manajemen dan sumber daya manusia yang professional dan berpengalaman. Dengan bertambahnya kebutuhan akan tenaga farmasi, maka RSIA Malebu Husada perlu melakukan pengenalan pada petugas farmasi baru guna memenuhi tuntutan tersebut.
III. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Memberikan pengetahuan dan gambaran tentang farmasi (apotek) RSIA Malebu Husada.
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan pengetahuan dan professionalisme dalam lingkup kerja.
b. Meningkatkan pengetahuan tentang visi, misi, tujuan dan falsafah serta motto RSIA Malebu Husada.
c. Meningkatkan wawasan tentang ruangan dan lingkup farmasi RSIA Malebu Husada.
d. Meningkatkan keterampilan dalam pelayanan kesehatan di farmasi RSIA Malebu Husada.IV. KEGIATAN POKOK
Kegiatan pokok: mengadakan orientasi baru di unit farmasi RSIA Malebu Husada.
Rincian kegiatan:
1. Menyusun kebijakan tentang program orientasi petugas farmasi baru di RSIA Malebu Husada2. Melakukan pencatatan, pelaporan, evaluasi, analisa dan tindak lanjut dari program orientasi petugas ipsrs baru di farmasi RSIA Malebu Husada3. Menyelenggaran orientasi petugas farmasi baru di RSIA Malebu HusadaV. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
1. Membuat permohonan penambahan petugas farmasi baru ke management RSIA Malebu Husada2. Menyusun program orientasi tenaga petugas farmasi baru
3. Melakukan perekrutan petugas ipsrs baru RSIA Malebu Husada meliputi: Perekrutan petugas ipsrs baru meliputi tes tulis dan wawancara
Orientasi atau pengenalan RSIA Malebu Husada Penempatan petugas ipsrs baru di farmasi Orientasi ruang petugas farmasi Orientasi alat alat non medis Orientasi administrasi petugas ipsrs Membuat laporan
4. Rapat koordinasi
VI. SASARAN
Sasaran orientasi adalah karyawan baru di farmasi RSIA Malebu Husada.VII. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
NoKegiatanTahun 2015
123456789101112
1Penyusunan program orientasiX
2Perekrutan tenaga petugas farmasiXXXXXXXXXXXX
3Pelaksanaan orientasi petugas farmasi baruXXXXXXXXXXXX
4Evaluasi kegiatan orientasiXXXX
5Pelaporan hasil kegiatan orientasiX
VIII. EVALUASI PELAKSANAAN DAN PELAPORAN KEGIATAN
1. Setiap unit di rumah sakit membutuhkan petugas farmasi baru dilakukan pembuatan evaluasi pelaksanaan kegiatan
2. Setelah selesai pelaksanaan kegiatan orientasi membuat laporan ke HRD.
Program orientasi kepada petugas ipsrs baru akan dilaksanakan setiap RSIA Malebu Husada melakukan perekrutan pegawai baru (petugas farmasi).
IX. PENCATATAN, PELAPORAN, DAN EVALUASI KEGIATAN
1. Unit kerja wajib mencatat dan melaporkan hasil kegiatan ke bagian HRD
2. Bagian HRD menganalisa hasil kegiatan ke direktur
3. Evaluasi kegiatan program orientasi dilaksanakan setiap unit dari rumah sakit
BAB X
PERTEMUAN/ RAPAT
Dalam lingkup Rumah Sakit Ibu dan Anak Malebu Husada selalu dilakukan rapat. Pertemuan rapat ini sangat bermanfaat untuk masing-masing unit guna memberikan informasi dan pengetahuan yang berhubungan dengan peningkatan pelayanan rumah sakit. Kegiatan rapat ini bisa dilakukan hanya dalam unit farmasi sendiri atau bisa juga dilakukan rapat antar unit lainnya. Kegiatan rapat ini biasanya dihadiri oleh seluruh staf unit farmasi maupun oleh Manager Umum.
Kegiatan yang dibahas meliputi banyak kegiatan baik dari pelaporan kerja, kebutuhan sarana dan prasarana dilapangan, maupun berbagai hal yang menyangkut kelangsungan unit masing- masing. Sehingga dengan dilakukan rapat rutin ini dapat dilakukan tindak lanjut untuk kendala yang dihadapi dilapangan maupun yang dihadapi di unit internal itu sendiri. Dalam kegiatan rapat ini dibuat undangan berupa internal memo, daftar hadir dan notulen hasil rapat yang nantinya dilaporkan kepada Manager Umum RSIA Malebu Husada.Kegiatan pertemuan/ rapat intern biasanya dilakukan setiap 1 bulan sekali di hadiri oleh seluruh karyawan Unit farmasi, waktu dan hari ditentukan. Pertemuan rutin lainnya seperti morning report dilakukan setiap bulan di hadiri oleh seluruh kepala Unit beserta Direktur rumah sakit untuk membahas masalah-masalah yang terjadi di unit kerja dan lapangan. Kegiatan rapat lain yang biasa dilakukan di RSIA Malebu Husada misalnya rapat tentang Pasien Safety, K3RS, Koordinasi dengan unit lain,dll.BAB XI
PELAPORAN
Pencatatan dan pelaporan kegiatan Laundry diperlukan dalam perencanaan, pemantauan, dan evaluasi serta pengambilan keputusan untuk peningkatan pelayanan farmasi. Untuk itu kegiatan ini harus dilakukan secara cermat dan teliti, karena kesalahan dalam pencatatan dan pelaporan akan mengakibatkan kesalahan dalam menetapkan suatu tindakan.
A. PELAPORAN
Pelaporan kegiatan pelayanan farmasi terdiri dari :
1) Laporan kegiatan rutin harian
Laporan harian ini dilakukan setiap hari. Kegiatan pelaporan harian ini dilakukan oleh kepala unit farmasi ataupun petugas farmasi baik secara lisan maupun tulisan. Pelaporan harian ini seperti laporan mengenai jumlah petugas ipsrs yang dinas dengan jumlah kegiatan yang ditangani dan kendala yang dihadapi setiap harinya, pelaporan keluhan pasien atau pegawai yang berhubungan dengan sarana dan prasarana di rumah sakit. Pelaporan harian ini biasanya disampaikan kepada unit atau kepala bidang terkait.
2) Laporan kegiatan rutin bulanan
Laporan bulanan dilakukan setiap bulan sebagai tindak lanjut dari laporan kejadian setiap hari dalam kegiatan rutin farmasi. Pelaporan ini biasanya menyangkut kegiatan program kerja yang dilakukan unit farmasi dalam kurun waktu setahun. Pelaporan ini dapat berupa: laporan rapat bulanan intern, laporan inventaris pemeliharaan barang alat, laporan penilaian karyawan, laporan indikator mutu, laporan evaluasi program kerja, laporan kebutuhan karyawan, laporan kejadian K3RS, dll.
3) Laporan Tahunan
Laporan tahunan biasanya dilakukan setiap akhir tahun. Tujuan laporan tahunan ini untuk mengevalusi seluruh laporan harian dan bulanan sehingga dapat dilihat total kegiatan yang berlangsung dalam kegiatan ipsrs sehingga dapat dilakukan tindak lanjut dari evaluasi laporan tahunan ini. Laporan tahunan kegiatan kegiatan ipsrs dapat berupa rekapitulasi total sarana dan prasarana yang di pemeliharaan dan perbaiki4) Laporan khusus ( misalnya : audir internal farmasi)
5) Laporan pemeriksaan (kartu control)
PELAYANAN FARMASI KLINIK
BIDANG PELAYANAN MEDIK
RAWAT JALAN
RAWAT INAP
IGD
KAMAR BERSALIN
KAMAR BAYI
BIDANG PENGEMBANGAN
PEMASARAN
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
HUKUM DAN HUMAS
JAMINAN KESEHATAN
BIDANG PENUNJANG
FARMASI
LAB
REKAM MEDIS
GIZI
LAUNDRY
STERILISASI
BIDANG UMUM
ADMINISTRASI
KEUANGAN
PEMELIHARAAN SARANA
KEAMANAN
LOGISTIK
KOMITE MEDIK
SPI
WAKIL DIREKTUR
DIREKTUR
PEMBINA
PT.MALEBU HUSADA
DIREKTUR
KEPALA INSTALASI FARMASI
MANAJEMEN MUTU
PENGELOLAAN PERBEKALAN
25