akromegali fix.doc

25
MAKALAH SISTEM ENDOKRIN “AKROMEGALI” Dosen Pengajar : Ibu Khotimah, S Kep.Ners., M.Kes Oleh: 1. Achmad Choirul Mukhtar 2. Masitoh Ika Cahyani 3. Nur Laila 4. Sri Ekawati FAKULTAS ILMU KESEHATAN PRODI S1 KEPERAWATAN UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ULUM i

Upload: masitoh-ika-cahyani

Post on 12-Sep-2015

297 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

MAKALAH

SISTEM ENDOKRINAKROMEGALIDosen Pengajar : Ibu Khotimah, S Kep.Ners., M.Kes

Oleh:1. Achmad Choirul Mukhtar2. Masitoh Ika Cahyani3. Nur Laila4. Sri EkawatiFAKULTAS ILMU KESEHATANPRODI S1 KEPERAWATAN

UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ULUM

JOMBANGLEMBAR PENGESAHANMakalah Sistem EndokrinEndokrin

Di Fakultas Ilmu Kesehatan

Prodi S1 Keperawatan

Universitas Pesantren Tinngi Darul Ulum

Tahun Pelajaran 2013/2014Disusun Oleh :KELOMPOK 41. Masitoh Ika Cahyani2. Nur Laila3. Achmad Choirul Mukhtar4. Sri Ekawatidisetujui dan disahkan pada 10 Maret 2013MENYETUJUI / MENGESAHKANDosen Pengajar dan Dosen PembimbingKhotimah, S Kep.Ners., M.KesKata Pengantar

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sederhana. Semoga makalah "Akromegali" ini dapat dipergunakan sebagai acuan dan pedoman maupun petunjuk bagi pembaca dalam proses belajar mengajar.

Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan serta pengalaman bagi kami dan pembaca, sehingga makalah ini dapat diperbaiki dan dikembangkan bentuk maupun isinya agar kedepannya menjadi lebih baik.

Makalah yang sederhana ini masih sangat jauh dari kesempurnaan karena pengalaman kami yang masih sangat minim. Oleh karena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Jombang, 14 Maret 2013DAFTAR ISIHALAMAN JUDULi

KATA PENGANTARiiivDAFTAR ISI

1BAB I PENDAHULUAN

11.1Latar Belakang

11.2Rumusan Masalah

11.3Tujuan Umum

11.4Tujuan Khusus

BAB II PEMBAHASAN32.1Definisi32.2Etiologi32.3Patofisiologi32.4Tanda dan Gejala42.5Penatalaksanaan4BAB III ASUHAN KEPERAWATAN83.1Pengkajian83.2Analisis data93.3Diagnosa keperawatan103.4Intervensi Keperawatan103.5Evaluasi123.6Pemeriksaan Penunjang12BAB IV PENUTUP14134.1Kesimpulan

134.2Saran

13DAFTAR PUSTAKA

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangAkromegali merupakan penyakit kronis yang diakibatkan oleh kelebihan GH (growth hormone) / IGF-1 (insulin like growth factor-1) yang dapat mengganggu faal jantung dan pernapasan sehingga meningkatkan angka morbiditas dan mortalitas. Penyebab kematian tersering pada akromegali adalah penyakit kardiovaskuler.Apabila kelebihan GH terjadi setelah dewasa, dimana lempeng efisisnya sudah menutup maka yang terjadi adalah akromegali. Penyakit ini jarang sekali. Insiden pasien baru adalah 3 4 / 1 juta penduduk / tahun. Usia rata-rata pada saat ditegakkannya diagnosis akromegali adalah 40 45 tahun.Timbulnya gambaran klinis berlangsung perlahan-lahan dimana waktu rata-rata antara mulai keluhan sampai terdiagnosis berkisar sekitar 12 tahun. Gambaran klinis akromegali / gigantisme dapat berupa akibat kelebihan GH / IGF-1 dan akibat massa tumor sendiri.1.2 Rumusan Masalah

a. Apakah definisi Akromegali?

b. Apa etiologi dari Akromegali?

c. Bagiamana patofisiologi Akromegali?

d. Apa saja tanda dan gejala Akromegali?

e. Bagaimana penatalaksanaan Akromegali?

f. Bagaimana asuhan keperawatan pasien dengan Akromegali?

g. Apa pemeriksaan penunjang untuk penderita Akromegali?1.3 Tujuan Umum

Secara umum, makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas sistem Endokrin.1.4 Tujuan Khusus

1. Mengetahui Pengertian dari kelainan Akromegali.

2. Mengetahui etiologi dari Akromegali.

3. Mengetahui tanda dan gejala dari Akromegali.

4. Mengetahui patofisiologi dari kelainan Akromegali.

5. Mengetahui penatalaksanaan terhadap pasien kelainan Akromegali.

6. Mengetahui asuhan keperawatan yang tepat pada pasien Akromegali

7. Mengetahui Web Of Caution (WOC) dari Akromegali8. Memahami berbagai macam pemeriksaan penunjang pada penderita kelainan Akromegali.BAB IIPEMBAHASANENDOKRIN2.1 DefinisiAkromegali merupakan kondisi klinis akibat dari sekresi hormon pertumbuhan (GH) yang berlebihan pada saat dewasa (Patrik Davey . 2003)Akromegali adalah keadaan dimana tumor somatotrop hipofisis anterior mensekresi sejumlah besar hormon pertumbuhan ketika dewasa. (Ganong F William. 1999)

Akromegali adalah keadaan setelah pertumbuhan somatis selesai, hipersekresi GH tidak akan menimbulkan gigantisme, tetapi menyebabkan penebalan tulang-tulang dan jaringan lunak.( Syaiffudin. 2006 )2.2 EtiologiPelepasan hormon pertumbuhan berlebihan hampir selalu disebabkan oleh tumor hipofise jinak (adenoma). Dapat juga terjadi kelainan hipotalamus yang mengarah pada pelepasan hormon berlebihan (Price, 2005)

2.3 PatofisiologiPada beberapa pasien dapat timbul akromegali sebagai respon terhadap neoplasia yang menyekresi GHRA ektopik. Pada pasien ini terdapat hiperplasia hipofisis somatotrop dan hipersekresi GH.

Apabila tumor timbul sesudah dewasa, yakni setelah epifisis tulang panjang bersatu dengan batang tulang, maka orang tersebut tidak dapat tumbuh lebih tinggi lagi, namun jaringan ikat longgarnya masih terus tumbuh, dan tebal tulangnya masih terus tumbuh. Pembesaran ini terutama terlihat pada pada tulang-tulang kecil tangan ,kaki, dan pada tulang membranosa. Termasuk tulang tengkorak, hidung, penonjolan tulang dahi, bagian bawah tulang rahang, karena pada masa dewasa muda pertumbuhan tulang-tulang ini tak berhenti. (sylvia:1218-1219)2.4 Tanda dan Gejala1 Tulang mengalami kelainan bentuk, bukan memanjang.2 Jaringan longgar memanjang

3 Kaki membesar

4 Jari-jari tangan membesar5 Pembesaran sinus paranasalis

6 Pembesaran sinus frontalis

7 Bagian frontal menonjol8 Pembesarah lidah

9 Kesulitan berbicara

10 Gigi jarang

11 Gambaran tulang wajah menjadi kasar, tangan dan kakinya membengkak

12 Rambut badan semakin kasar

13 Pertumbuhan berlebih pada tulang rahang (mandibula) bisa menyebabkan rahang menonjol (prognatisme)

14 Tulang rawan pada pita suara bisa menebal 15 Tulang rusuk menebal 16 Ditemukan nyeri sendi

17 Jantung biasanya membesar dan fungsinya sangat terganggu

18 gangguan dan kelemahan di tungkai dan lengannya

19 Tumor hipofisa juga bisa menyebabkan sakit kepala hebat 20 Wanita memiliki siklus menstruasi yang tidak teratur. (Ganong:403.,Sylvia:1218)2.5Manifestasi Klinis

1. Pelepasan hormon pertumbuhan yang berlebihan mulai terjadi usia 30-50 tahun. Karena itu tulang mengalami kelainan bentuk, bukan memanjang.

2. Gambaran tulang wajah menjadi kasar, tangan dan kakinya membesar, sehingga biasanya selama bertahun-tahun tidak disadari oleh penderitanya.

3. Rambut badan semakin kasar sejalan dengan menebal dan bertambah gelapnya kulit. Hal itu disebabkan karena adanya kelenjar sebasea dan kelenjar keringat didalam kulit membesar yang dapat menyebabkan keringat berlebihan dan bau badan yang menyengat.

4. Pertumbuhan berlebih pada tulang rahang (mandibula) bisa menyebabkan rahang menonjol (prognatisme).

5. Tulang rawan pada pita suara menebal sehingga suara menjadi dalam dan serak.

6. Lidah membesar dan lebih berkerut-kerut.

7. Ditemukan nyeri sendi.

8. Gangguan dan kelemahan tungkai dan lengannya karena jaringan yang membesar dapat menekan persyarafan.

9. Gangguan penglihatan karena adanya saraf yang membawa sinyal dari mata ke otak tertekan sehingga penglihatan terganggu terutama pada lapang pandang sebelah luar.

10. Tumor hipofise dapat menyebabkan sakit kepala hebat.

2.6PenatalaksanaanTujuan pengobatan adalah:1. Menormalkan tubuh kembali kadar GH atau IGF1/SM-C2. Memperkecil tumor atau menstabilkan besarnya tumor3. Menormalkan fungsi hipofisis4. Mencegah komplikasi akibat kelebihan kadar GH/IFG1 atau SM-C akibat pembesaran tumor.Terapi pembedahan yang dapat dilakukan adalah:Dalam hal ini dikenal 3 macam terapi, yaitu:1. Terapi pembedahanTerapi pembedahan adalah cara pengobatan utama. Dikenal 2 macam pembedahan tergantung dari besarnya tumor yaitu:a. Bedah makro dengan melakukan pembedahan pada batok kepala (TC atau Trans Cranial) b. Bedah mikro (TESH/ Trans Ethmoid Sphenoid Hypophysectomy). Cara terakhir TESH ini dilakukan dengan cara pembedahan melalui sudut antara celah intra orbita dan jembatan hidung antara kedua mata untuk mencapai tumor hipofisis.2. Terapi radiasiTindakan radiasi dapat dilaksanakan dalam 2 cara, yaitu:a. Radiasi secara konversional (Conventinal High Voltage Radiation, 45 69 4500 RAD)b. Radiasi dengan energy tinggi partikel berat (High Energy Particles Radiation, 150 69 15000 RAD)3. Terapi medikamentosaa. Agosis dopaminePada orang normal dopamine atau agosis dopamine dapat meningkatkan kadar HP tetapi tidak demikian halnya pada pasien akromegali. Pada akromegali dopamine ataupun agosis dopamine menurunkan kadar HP dalam darah.Contoh agosis dopamine:1. Brokriptin Dianjurkan memberikan dosis 2,5 mg sesudah makan malam, dan dinaikkan secara berkala 2,5 mg setiap 2-4 hari. Perbaikan klinis yang dicapai antara lain adalah: Ukuran tangan dan jari mengecil, serta Terjadi perbaikan gangguan toleransi glukosaEfek samping yang terjadi adalah vaso spasme digital, hipotensi ortostatik, sesak nafas ringan, nausea, konstipasi, dll.2. Ocreotide (Long Acting Somatostatin Analogue)Cara pemberian melalui subkutan. Dosis: dosis rata-rata adalah 100-200 mikrogram diberikan setiap 8 jam.Perbaikan klinis yang dicapai:a. Menurunkan kadar HP menjadi dibawah 5 mikrogram/ 1 pada 50 kasusb. Menormalkan kadar IGF1/ SM-C pada 50% kasusc. Penyusunan tumorEfek samping: ringan dan mempunyai sifat sementara yaitu nyeri local/ di daerah suntikan dan kBAB IIIASUHAN KEPERAWATAN PASIEN AKROMEGALIKasus

Seorang bapak-bapak bernama Bapak A, berusia 42 tahun, datang ke rumah sakit dengan keluhan terdapat pembesaran jari-jari tangan, kaki dan lidah. Bapak A juga mengatakan adanya perubahan pada tulang wajahnya. Di samping itu Bapak A juga mengeluh nyeri pada punggung dan kepala. Tepat dua tahun yang lalu bapak A melakukan terapi radiasi karena terdapat tumor jinak hipofise. Dari keterangan keluarga, penyakit ini tidak pernah terjadi di keluarganya.3.1 Pengkajian1. Identitas :a. Nama : Tn Ab. Jenis kelamin : Laki-laki (laki-laki dan perempuan mempunyai resiko yang sama)c. Usia : 42 tahun (Usia rata-rata pada saat ditegakkannya diagnosis akromegali adalah 40-45 tahun)2. Keluhan utamaa. Perubahan ukuran dan bentuk wajah serta organ-organ tubuh seperti jari-jari, tangan, lidah, dsb.b. Nyeri pada punggung dan perasaan tidak nyaman.3. Riwayat penyakit ; manifestasi klinis tumor hipofise bervariasi tergantung pada hormon mana yang disekresi berlebihan. Tanyakan manifestasi klinis dari peningkatan prolaktin, GH dan ACTH mulai dirasakan.4. Pemeriksaan fisik mencakup:

Amati bentuk wajah, khas pada hipersekresi GH seperti bibir dan hidung besar, tulang supraorbita menjolok.

Kepala, tangan/lengan dan kaki juga bertambah besar, dagu menjorok kedepan.

Amati adanya kesulitan mengunyah dan geligi yang tidak tumbuh dengan baik.

Amati perubahan pada persendian di punggung. Pada pemeriksaan ditemukan mobilitas terbatas.

Pada palpasi abdomen, didapat hepatomegali dan splenomegali.

Disfagia akibat lidah membesar.

5. Pemeriksaan diagnostik mencakup :

Kadar prolaktin serum : ACTH, GH

Foto tengkorak

CT Scan otak

Angiografi

Tes supresi dengan Dexamethason

Tes toleransi glukosa.3.2 Analisis Data

Analisa dataEtiologiMasalah

Ds : klien mengeluh nyeri pada bagian punggung dan kepala.Do : KU lemah, wajah menyeringai, pucat, tangan memegangi daerah kepala dan punggung.a. Penekanan jaringan oleh tumor.

b. Pembesaran ruas tulang belakang.Nyeri (kepala, punggung)

Ds : klien mengatakan adanya perubahan bentuk wajah, tangan, kaki, lidah.

Do : tangan, kaki, lidah, wajah mengalami perubahan bentuk.Penyakit pada tahap perkembangan.Gangguan citra tubuh

Ds : klien mengatakan adanya pembesaran lidah.

Do : lidah mengalami pembesaran.

3.3 Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan utama yang dapat dijumpai pada klien dengan hiperpituitarisme.

1. Perubahan citra tubuh b.d perubahan penampilan fisik.

2. Disfungsi seksual b.d penurunan libido; infertilitas.

Diagnosa keperawatan tambahan yang juga dijumpai adalah:

1. Nyeri (kepala, punggung) b.d penekanan jaringan oleh tumor; hormon pertumbuhan yang berlebihan.

2. Takut b.d ancaman kematian akibat tumor otak.

3. Ansietas b.d ancaman terhadap perubahan status kesehatan.

4. Koping individu tak efektif b.d hilangnya kontrol terhadap tubuh.

5. Keterbatasan aktivitas b.d kelemahan, letargi.

6. Perubahan sensori-perseptual (penglihatan) b.d gangguan transmisi impuls akibat kompresi tumor pada nervus optikus.

3.4 Diagona dan Intervensi Keperawatan 1. Diagnosa Keperawatan:

Perubahan citra tubuh b.d perubahan penampilan fisik.Tujuan :

Dalam waktu 2-3 minggu klien akan memiliki kembali citra tubuh yang positif.

Intervensi:No IntervensiRasional

1

2

345

Dorong klien agar mau mengungkapkan pikiran dan perasaannya terhadap perubahan penampilan tubuhnya,Bantu klien mengidentifikasi kekuatanya serta segi-segi positif yang dapat dikembangkan oleh klien.Kolaborasi pemberian obat-obatan seperti: Bromokriptin (Parlodel)Observasi efek samping pemberian bromokriptin.Kolaborasi pemberian terapi radiasi.Awasi efek samping terapi Kolaborasi tindakan pembedahan.

1. Informasi dari klien dapat menentukan letak ketidaknyamanan serta untuk menentukan tindakan selenjutnya.2.Segi-segi positif klien mampu menumbuhkan kepercayaan diri pada klien tersebut.3.Diberikan pada klien dengan akromegali, untuk mengurangi ukuran tumor.4. Hipotensi ortostatik, iritasi lambung, mual, kram abdomen, dan konstipasi.

5. Meminim resiko infeksi yang akan ditimbulkan.

2. Diagnosa Keperawatan:

Nyeri (kepala, punggung) b.d penekanan jaringan oleh tumor; hormon pertumbuhan yang berlebihan.

Tujuan :Dalam waktu 2-3 jam nyeri klien akan akan berkurang bahkan hilang.Intervensi:No Intervensi Rasional

1

Kaji tanda-tanda adanya nyeri baik verbal maupun non verbal, catat lokasi, intensitas (skala 0-10), dan lainya.1. Bermanfaat dalam mengevaluasi nyeri, menentukan pilihan intervensi, menentukan efektivitas terapi.

2Pertahankan bel pemanggil dan barang yang serimg digunakan dalam jangkauan yang mudah2. Membatasi ketegangan, nyeri otot pada daerah operasi.

3Anjurkan pasien untuk menggunakan teknik relaksasi, seperti imajinasi, music yang lembut, relaksasi progresif.3. Membantu untuk memfokuskan kembali perhatian dan membantu pasien untuk mengatasi nyeri/rasa tidak nyaman secara lebih efektif.

4 Berikan obat analgetik dan/atau analgetik sprei tenggorokan sesuai dengan kebutuhan.4. Menurunkan nyeri dan rasa tidak nyaman, meningkatkan istirahat.

3.5 Evaluasi1. Klien dapat menerima kekurangan (perubahan fisik) dalam dirinya.

2. Klien mampu bersosialisi dan berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya, tanpa merasa malu akan perbedaan dalam dirinya

3. Klien mampu beraktivitas secara mandiri

3.6 Pemeriksaan Penunjang Pengukuran kadar GH melalui radioimmunoassay, kadarnya hanya meningkat pada penyakit aktif dan tidak ditekan oleh glukosa pada tes tpleransi glukosa sekunder.

Perimetri untuk mencari defek lapang pandang fisual bitemporal (50%).

Rontgen tengkorak untuk melihat pembesaran sella, erosi prosesus klinoid, alur supraorbita, dan rahang bawah. Lantae fosa hipofisis biasanya tampak mengalami erosi atau menjadi ganda pada tomogram tampak lateral.

CT scan atau MRI untuk melihat ekstensi suprassellar.

Rontgen tangan untuk mencari bentuk lemoeng pada falang distal dan peningkatan jarak rongga antar sendi karne hipertropi kartilago. Bantalan tumit biasanya menebal. Tes ini biasanya lebih memiliki unsure menarik dari pad diagnostic.

Kadar glukosa serum bias meningkat.

Kadar fosfat dalam serum bias meningkat saat puasa, namun tidak memiliki manfaat diagnostic.

Rontsen dada dan EKG bisa menunjukkan hipertropi ventrikel kiri akibat hepertensi.

BAB IVPENUTUP

4.1 KesimpulanAkromegali merupakan kondisi klinis akibat dari sekresi hormon pertumbuhan (GH) yang berlebihan pada saat dewasa. Penyebab tersering adalah karena adanya tumor hipofisis anterior. Tumor ini mengganggu sekresi GH yang mana sekresi GH meningkat pada usia dewasa. Tanda dan gejala tampak karena ada pertumbuhan yang tidak berhenti pada jaringan-jaringan longgar. Penatalaksanaannya adalah dengan cara pembedahan dan terapi penyinaran.4.2Saran

Kami menyadari dalam penulisan dan pembahasan makalah ini banyak ditemui kesalahan dan kekurangan baik dari penulisan dan pembahasan dikarenakan kami masih dalam proses pembelajaran, kami menerima dengan lapang dadasaran dan tanggapan dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini,dan kami juga berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis nantinya

DAFTAR PUSTAKAC Evelyn. 2009. Anatomi dan Fisiologi. Jakarta. Kompas Gramedia.Davey Patrick. 2005. At a Glance: medicine. Jakarta. Erlangga.

Doenges, Marilyn E.2000.Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC.Ganong F William. 1999. Buku Ajar: Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC.Guyton A, Hall John E. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Irawati Setiawan (penterjemah). Jakarta. EGC.Robbins, dkk.2009.Buku Saku Dasar Patologi Penyakit.Jakarta : EGC.

Rubenstein, david. 2005. Kedokteran klinis. Jakarta: Erlangga

iv