makalah sindroma gigantisme akromegali

30
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN SINDROMA GIGANTISME AKROMEGALI (untuk memenuhi tugas mata kuliah Endocrine System II) disusun oleh : Riska Arisman (220110100042) Dini Hendrayani (220110100045) Sisca Damayanti (220110100064) Amartiwi (220110100065) Siti Herlina Ali Sopyah (220110100066) Redita Christy (220110100067) Ratna Ekawati (220110100068) Ina Islamia (220110100069) Yufi Luthfia Rahmi (220110100070) Suci Perdana Putri (220110100071) Firman Nurrahmin (220110100072) Annisya Virgi Sanjiwani (220110100073)

Upload: mika-ginting

Post on 31-Jul-2015

1.258 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Sindroma Gigantisme Akromegali

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN SINDROMA GIGANTISME

AKROMEGALI

(untuk memenuhi tugas mata kuliah Endocrine System II)

disusun oleh :

Riska Arisman (220110100042)

Dini Hendrayani (220110100045)

Sisca Damayanti (220110100064)

Amartiwi (220110100065)

Siti Herlina Ali Sopyah (220110100066)

Redita Christy (220110100067)

Ratna Ekawati (220110100068)

Ina Islamia (220110100069)

Yufi Luthfia Rahmi (220110100070)

Suci Perdana Putri (220110100071)

Firman Nurrahmin (220110100072)

Annisya Virgi Sanjiwani (220110100073)

(A 2010)

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN

2012

Page 2: Makalah Sindroma Gigantisme Akromegali

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah

meberikan rahmat dan karuniaNya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah

yang berjudul “ Asuhan Keperawatan pada Klien Sindroma Gigantisme Akromegali ”

ini. Makalah ini kai susun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Endocrine System II.

Penyusunan makalah ini adalah hasil kerjasama dan bantuan dari berbagai pihak, oleh

sebab itu kami mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang terlibat langsung

maupun tidak langsung dalam penyelesaian makalah ini.

Kritik dan saran yang membangun sanagt kami harapkan untuk penyempurnaan

makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Jatinangor, Mei 2012

Penulis

Page 3: Makalah Sindroma Gigantisme Akromegali

BAB 1

PENDAHULUAN

Kelenjar hipofisis merupakan struktur kompleks pada dasar otak, terletak dalam sela

tursika, di rongga dinding tulang sphenoid dan terbentuk sejak awal perkembangan embrional

dari penyatuan dua tonjolanektodrmal yang berongga. Kantung Rathke, suatu invaginasi dari

atap daerah mulut primitive yang meluas ke atas menuju dasr otak dan bersatu dengan

tonjolan dasar ventrikel ketiga yang akan menjadi neurohipofisis. Kelenjar hipofisis manusia

dewasa terdiri dari lobus posterior atau neurohipofisis sebagai lanjutan dari hipotalamus, dan

lobus anterior atau adenohipofisis yang berhubungan dengan hipotalamus melalui tangkai

hipofisis. Suatu struktur vascular, yaitu system portal hipotalamo-hipofisis, juga

menghubungkan hipotalamus dengan bagian anterior kelenjar hipofisis. Melalui system

vaskular ini hormone pelepasan dari hipotalamus dapat mencapai sel-sel kelenjar hipofisis

untuk mempermudah pelepasan hormone.

Bagian anterior kelenjar hipofisis mempunyai banyak fungsi dan karena memiliki

kemampuan dalam mengatur fungsi-fungsi dari kelenjar endokrin lain, maka bagian anterior

kelenjar hipofisis ini dikenal juga dengan nama kelenjar utama (master gland). Sel-sel

hipofisis anterior merupakan sel-sel yang khusus menyekresi hormone-hormon tertentu.

Tujuh macam hormone dan peranan metabolik fisiologinya telah diketahui g\dengan baik.

Hormone-hormon tersebut adalah adenocorticotropic hormone (ACTH), melanocyte-

stimulating hormone (MSH), thyroid-stimylating hormone (FSH), luteinizing hormone (LH),

growth hormone (GH), dan prolactin (PRL). Bebrapa hormone ini (ACTH, MSH, GH dan

prolaktin) merupakan polipeptida, sedangkan hormone yang lainnya (TSH, FSH, dan LH)

merupakan gllikoprotein. Penelitian morfologis menemukan bahwa setiap hormone disintesis

oleh satu jenis sel tertentu. Dapat dikatakan bahwa bagian anterior kelenjar hipofisis

sesungguhnya merupakan gabungan dari beberapa kelenjar yang berdiri sendiri-sendiri, yang

semuanya berada di bawah pengawasan hipotalamus.

Lobus posterior kelenjar hipofisis atau neurohipofisis terutama berfungsi untuk

mengatur keseimbangan cairan. Vasopressin atau hormone antidiuretik (ADH) terutama

disintesis dalam nucleus supraoptik dan paraventrikular hipotalamus dan disimpan dalam

neurohipofisis.

Page 4: Makalah Sindroma Gigantisme Akromegali

BAB II

PEMBAHASAN

Kasus 2 :

Ny. E berumur 44 tahun bersuku Sunda. Golongan darah B. Sudah menikah. Datang ke poly

endokrin dengan keluhan utama pembesaran pada telapak tangan dan kaki. Tiga bulan yang

lalu klien mulai merasakan kulit yang melapisi hidung, bibir, dan bagian wajah menjadi tebal

dan kasar. Rahang menjadi lebih menonjol, kulit lebih berlemak, lidah klien membesar dan

suara memberat. Klien menyatakan malu dengan kondisinya. Tanda – tanda vital : Nadi

78x/menit; Suhu 35,1oC; TD 120/90 mmhg; RR 20x/menit. Hasil pemeriksaan laboratorium :

Hb 12,8; leukosit 5.900; trombosit 215.000; Ht 37%; eritrosit 4,31. Pemeriksaan kadar

Growth Hormone menunjukkan IGF-1 dan tanda sindroma gigantisme akromegali (SGA).

Pada MRI kepala tampak adenoma hipofisis.

Anatomi dan Fisiologi

Kelenjar Hipofisis ini terletak pada lekukan tulang selatursika di bagian tulang baji

dan menghasilkan bermacam-macam hormon yang mengatur kegiatan kelenjar lainnya. Oleh

karena itu kelenjar hipofisis disebut master gland. Kelenjar hipofisis dibagi menjadi tiga

bagian, yaitu bagian anterior, bagian tengah, dan bagian posterior.

Pembebasan hormon Adenohipofisis dikontrol oleh hipotalamus. Sel – sel neurosekresi di

hipotalamus mensekresi hormone pembebas dan hormone penghambat ke dalam jaringan

kapiler yang terletak di batang pituitary. Darah yang mengandung hormone tersebut mengalir

Page 5: Makalah Sindroma Gigantisme Akromegali

melalui pembuluh – pembuluh portal pendek kedalam jaringan kapiler kedua di dalam

pituitary anterior. Sebagai respon terhadap hormone pembebas spesifik, sel – sel endokrin di

pituitary anterior mensekresikan hormone tertentu ke dalam sirkulasi. (Campbell, 1925)

a. Hormon yang dihasilkan anterior hipofisis

No. Hormon Prinsip kerja

1 Hormon Somatrotof Pertumbuhan sel dan anabolisme

protein

2 Hormon Tiroid (TSH) Mengontrol sekresi hormone oleh

kelenjar tiroid

3 Hormon Adrenokortikotropik

(ACTH)

Mengontrol sekresi beberapa

hormone oleh korteks adrenal

4 Follicle Stimulating Hormon

(FSH)

a. Pada wanita : merangsang

perkembangan folikel pada

ovarium dan sekresi estrogen

b. Pada testis : menstimulasi testis

untuk mengstimulasi sperma

5 Luteinizing hormone (LH) a. Pada Wanita : bersama dengan

estrogen menstimulasi ovulasi

dan pembentukan progesterone

oleh korpus luteum

b. Pada pria : menstimulasi sel – sel

interstitial pada testis untuk

berkembang dan menghasilkan

testoteron

6 Prolaktin Membantu kelahiran dan memelihara

sekresi susu oleh kelenjar susu

Pratiwi, (2007 : 198)

Regulasi Hormon anterior hipofisis / Adenohipofisis

Page 6: Makalah Sindroma Gigantisme Akromegali

b. Hormon yang dihasilkan posterior hipofisis

No. Hormon Prinsip kerja

1 Oksitosin Menstimulasi kontraksi otot polos pada

rahim wanita selama proses melahirkan

2 Hormon ADH Menurunkan volume urine dan

meningkatkan tekanan darah dengan cara

menyempitkan pembuluh darah

Pratiwi, (2007 : 198)

Regulasi hormon posterior hipofisis/neurohipofisis

Sel – sel neurosekresi dalam hipotalamus mensintesis hormone ADH dan oksitosin.

Neurohipofisis membebaskan hormone itu ke dalam darah, dimana hormone itu bersirkulasi.

Page 7: Makalah Sindroma Gigantisme Akromegali

ADH berikatan dengan sel target di ginjal, oksitosin berikatan dengan sel target di kelenjar

susu dan uterus

c. Hormon yang dihasilkan intermediet hipofisis

No. Hormon Prinsip kerja

1 Melanocyte stimulating hormon

(MSH)

Mempengaruhi warna kulit individu

Konsep Klinis Sindroma Gigantisme Akromegali

Definisi

Akromegali dan Gigantisme penyakit kronis yang diakibatkan oleh kelebihan

GH/IGF-1 (Insulin like Growth Hormone 1).

Akromegali adalah kelebihan kadar GH setelah dewasa, terjadi setelah penutupan

epifisis sehingga menyebabkan penebalan tulang dan pertumbuhan avise romegali melintang.

Gigantisme adalah keadaan kelebihan GH pada masa kanak – kanak, dimana lempeng

epifisis pada ujung – ujung tulang panjang masih belum tertutup, sehingga mengakibatkan

timbulnya tubuh raksasa.

Etiologi

1. GHRH, yang merangsang sekresi GH

2. Somatostatin yang menghambat sekresi GH.GH merangsang produksi IGF-1 (=

somatomedin C = SM-C) di hati (terutama) dan jaringan lain.IGF merupakan mediator

utama bagi efek GH dalam merangsang pertumbuhan.Lebih dari 95% kasus akromegali

disebabkan oleh adenoma hipofisis yang menghasilkan GHsecara berlebihan. Pada saat

diagnosis ditegakkan, 75% pasien akromegali menunjukkan adanyamakroadenoma

(diameter tumor > 1 cm) dan sebagiannya telah meluas ke daerah paraselar dansupraselar.

Amat jarang akromegali disebabkan oleh GH/GHRH ektopik yang diproduksi olehtumor-

tumor ganas. Peningkatan kadar GH dalam darah pada penderita akromegali semata-

mataakibat produksi GH yang berlebihan, bukan akibat gangguan distribusi atau klirens

GH.Efek patologis dari kelebihan GH antara lain pertumbuhan berlebihan di daerah

acral(macrognathia, pembesaran struktur tulang muka, pembesaran tangan dan kaki,

pertumbuhan berlebihan alat-alat viseral, (seperti makroglosia, pembesaran otot jantung,

thyroid, hati, ginjal),antagonisme insulin, retensi nitrogen dan peningkatan risiko polip /

tumor kolon.

Page 8: Makalah Sindroma Gigantisme Akromegali

Manifestasi klinis

Klien dengan gigantisme dapat memiliki manifestasi klinis sebagai berikut.

a) Berperawakan tinggi lebih dari 2 meter, dengan proporsi tubuh yang normal. Hal ini

terjadi karena jaringan lunak seperti otot tetap tumbuh.

b) Memiliki gangguan penglihatan, seperti diplopia atau penglihatan ganda apabila

tumor pada kelenjar hipofisis menekan chiasma opticum yang merupakan jalur saraf

mata.

c) Hiperhidrosis

Gigantisme dapat menyebabkan hipermetabolisme pada tubuh penderita, termasuk

hiperhidrosis. Hiperhidrosis adalah keadaaan dimana terjadi pengeluaran keringat

yang berlebih (Schwartz, 1999).

d) Jadwal menstruasi yang tidak teratur pada usia remaja.

e) Rahang yang membesar, tulang dahi yang menonjol, dan penampakan wajah yang

kasar.

f) Kelemahan dan sensasi kesemutan di lengan dan kaki akibat perbesaran jaringan dan

saraf yang tertekan

g) Sakit kepala akibat tekanan dari tumor yang menyebabkan kenaikan tekanan

intrakranial

h) Galacthorrea, atau keluarnya air susu secara spontan saat kanak kanak.

i) Endocrinopathies (misalnya, hipogonadisme, diabetes dan / atau toleransi glukosa,

hiperprolaktinemia)

j) Ditemukan juga manifestasi klinis sesuai dengan pembesaran tumor, yaitu:

- Pembesaran keatas (Superior)

Sakit kepala

Gangguan penglihatan

- Pembesaran ke lateral

Kelumpuhan saraf III, IV, V, dan VI

Penyumbatan pembuluh darah (sinus kavenosus)

Kejang (temporal lobe seizures)

- Pertumbuhan ke inferior (dasar sella), menimbulkan CSF Rinorea

- Pertumbuhan ke anterior, menyebabkan perubahan kepribadian

Page 9: Makalah Sindroma Gigantisme Akromegali

Manifestasi klinis akromegali dapat muncul selama 5-10 tahun menyebabkan

terdapatnya rentang waktu yang lama antara diagnosis dan waktu awal terjadinya

penyakit. Pada hampir 70% kasus saat diagnosis akromegali ditegakkan, ukuran tumor

telah mencapai >10 mm (makro adenoma) (Rahmat, 2010). Manifestasi klinis akromegali

yaitu sebagai berikut.

a) Perubahan pada bentuk wajah: hidung, bibir, dahi, rahang, serta lipatan kulit menjadi

besar dan kasar secara progresif. Rahang bawah menjadi besar dan menonjol ke depan

sehingga gigi renggang. Jaringan lunak juga tumbuh sehingga wajah nampak seperti

edema.

b) Tangan dan kaki yang membesar secara progresif.

c) Lidah, kelenjar ludah, limpa, jantung, ginjal, hepar, dan organ lainnya juga membesar.

d) Gangguan toleransi glukosa bisa berkembang hingga diabetes mellitus.

e) Gangguan metabolisme lemak dengan akibat hiperlipidemia.

f) Rambut di tubuh menjadi kasar

g) Warna kulit menggelap

h) Hiperhidrasi dan bau badan

i) Suara menjadi lebih dalam

j) Tulang rusuk menjadi lebih tebal, menunjukkan adanya barrel chest

k) Nyeri pada persendian

l) Snoring

m) Sakit kepala

n) Impoten pada pasien akromegali laki-laki, apabila tumor menggeser sel penyekresi

gonadotropin di hipofisis anterior.

o) Penyakit kardiovaskuler mencakup hipertensi, LVH dan kardiomiopati.

Kardiomiopati ditandai oleh disfungsi diastolik dan aritmia.

Klasifikasi

Klasifikasi berdasarkan penyebab

1. GA Primer atau Hipofisis

Merupakan GA yang disebabkan oleh adenoma hipofisis atau adanya tumor pada

hipofisis sehingga menyebabkan gangguan pada sekresi hormon pertumbuhan dan

biasanya terjadi pada 95% kasus GA.

2. GA Sekunder atau hipotalamik

Merupakan GA yang disebabkan oleh karena hipersekresi GHRH dari hipotalamus

akan tetapi kasus ini jarang terjadi hanya sekitar 3% kasus.

Page 10: Makalah Sindroma Gigantisme Akromegali

3. GA yang disebabkan oleh karena tumor ektopik (tumor paru, pankreas, dll) yang

mengsekresi HP atau GHRH sehingga kadar HP pada rubuh pun meningkat.

Komplikasi

1. Carpal Tunnel Syndrome

Penyakit pada pergelangan tangan akibat adanya penekanan syaraf atau nervus

medianus pada saat melalui terowongan carpal pada pergelangan tangan yang

diakibatkan karena pembesaran jaringan biasanya pasien merasa kesemutan.

2. Penyakit arteri koroner

Menyempit ataupun tersumbatnya pembuluh darah arteri karena penimbunan plak

pada dinding arteri.

3. Kardiomiopati yang disertai aritmia, hipertrofi ventikular kiri dan fungsi diastolik

menurun merupakan penyakit yang melemahkan dan memperbesar otot jantung atau

disebut juga miokardium

4. Obstruksi jalan nafas atas disertai sleep apnea (henti nafas saat tidur)

Sleep apnea biasanya disebabkan karena penebalan lidah pasien sehingga lidah

menggulung ke belakang dan menutupi jalan nafas pasien.

5. Hipertensi

6. Diabetes melitus dan intoleransi glukosa

Hal ini disebabkan karena peningkatan kadar HP akan menurunkan sensitifitas insulin

sehingga transportasi glukosa ke sel pun terganggu sehingga menyebabkan

peningkatan kadar glukosa darah dan terjadilah hipergikemia.

7. Kelumpuhan saraf

(III) => saraf okulomotor yaitu saraf jenis sensorik yang mempengaruhi pergerakan

mata

(IV) => saraf troklearis yaitu saraf jenis motorik yang mempengaruhi pergerakan

mata ke bawah dan ke dalam

(V) => saraf trigeminalis merupakan jenis saraf sensorik an motorik mempengaruhi

sensasi pada wajah, kulit kepala, kornea, dan pergerakan rahang untuk mengunyah

(VI) => saraf abdusens merupakan jenis saraf motorik yang mempengaruhi

pergerakan mata ke lateral.

Pemeriksaan diagnostik

X-ray sella tursica

Menunjukkan penebalan kranium, dan penebalan tulang panjang serta osteoartritis

tulang belakang.

Page 11: Makalah Sindroma Gigantisme Akromegali

MRI (Magnetic Resonance Imaging)

Lebih sensitif dan dapat memberikan gambaran kelainan struktur di daerah

hipotalamus – hipofisis kiasma optikum dan sinus kovernikus.

CT-scan

Menentukan keberadaan dan perluasan lesi pituitari.

Bone age (pemeriksaan umur tulang)

Memperlihatkan umur tulang tertinggal jauh dibelakang umur kronologis.

Pemeriksaan somatomidin

Penatalaksanaan

PENGOBATAN

Tujuan : - menormalkan kembali kadar GH atau IGF – 1/ SM – C

- memperkecil tumor atau menstabilkan besarnya tumor

- menormalkan fungsi hipofisis

- mencegah komplikasi akibat kelebihan kadar GH/ IGF – 1 atau SM – C akibat

pembesaran tumor.

Terapi pembedahan : (merupakan cara pembedahan utama berdasarkan besarnya tumor)

- bedah makro

Dilakukan dengan pembedahan pada batok kepala (TC / transkranial)

- bedah mikro

TESH (Trans Ethmoid Sphenoid Hypopysectomy) dilakukan dengan cara

pembedahan sudut antara celah intra orbita dan jembatan hidung antara kedua

mata, untuk mencapai tumor hipofisis.

Indikator keberhasilan

- sangat ditentukan oleh keberhasilan tindakan dengan sempurna

- ahli bedah yang berpengalaman, mampu menurunkan kadar GH kecil dari 5 mg/dl.

Pada 75% kasus dengan kadar rata-rata GH kecil dari 40 mg/dl preoperatif, tetapi

kadar GH lebih dari 40 mg/dl hanya mampu diatasi sekitar 35 % kasus.

- keberhasilan ditandai dengan penurunan kadar GH kecil dari 5 mg/dl

Efek samping pembedahan

- terjadi pada 6 – 20 % kasus

- kebocoran cairan serebro spinal

- fistula oronasal

- epistaksis

- sinusitis

Page 12: Makalah Sindroma Gigantisme Akromegali

- infeksi luka operasi

- diabetes insipidus dan atau SIADH pada 5 – 10 % kasus

PEMANTAUAN PASCA OPERASI

- insulin tolerance test (ITT) : indikator pemantauan aksis ACTH – kortisol

- OGTT : dikerjakan kalau GH random besar dari 2 mg/dl

- TRH test

- fungsi kelenjar tiroid : jika terjadi penurunan maka terapi hormon subsitusi harus

dihentikan

- fungsi gonad : pemeriksaan hormon testosteron atau FSH/ LH jika perlu diberikan

terapi subsitusi.

- jika hasil test-test di atas melebihi nilai normal maka dianjurkan untuk melakukan

pemerikasaan ulang 6 bulan setelah operasi baik perkembangan klinis maupun

laboratorium

TERAPI RADIASI

Indikasi : - merupakan terapi pilihan secara tunggal, jika tindakan operasi tidak

memungkinkan

- menyertai tindakan pembedahan jika masih terdapat gejala aktif setelah terapi

pembedahan.

Radiasi secara konvensional (convensional high voltage radiation, 45 gy/ 4500 rad)

- menggunakan sinergi protein (1 MCV) dimulai dengan dosis kecil kurang dari 200

rad setiap sisi.

- dilakukan dalam kurun waktu 5 minggu.

- bertujuan mencegah kerusakan jaringan yang sehat

- total radiasi dapat mencapai 4500 rad

Radiasi dengan energi tinggi partikel berat (high energy heavy particles radiation, 150 gy/

1500 rad)

- menggunakan partikel berat dengan 390 – 900 MCV

- dapat membuat resiko lebih besar pada gangguan penglihatan

- dosis 12000 rad diarahkan sentral adenoma

- pasien dengan kadar GH 60 mg/l dalam waktu 2 tahun dapat turun menjadi 5 mg/l

dalam 29% kasus.

- resiko tinggi terjadinya hipopituitarisme

Manfaat radiasi

Page 13: Makalah Sindroma Gigantisme Akromegali

- pengecilan tumor

- penurunan kadar GH tetapi dapat mempengaruhi fungsi hipofisis

- kadar GH diturunkan kecil dari 5 mg/l setelah 5 tahun pada 50% kasus

TERAPI MEDIKAMENTOSA

Agonis dopamin : dapat menurunkan kadar GH dalam darah

Contoh obat

BROMOKRIPTIN

Dosis : - 2,5 mg sesudah makan malam

- dinaikkan secara berkala 2,5 mg setiap 2 – 4 hari

- 20 – 60 mg/hari mampu memberi perbaikan pada 90% kasus

Indikasi : - pasien tua (resiko tinggi/ kurang baik untuk pembedahan dan radiasi)

- menyertai tindakan radiasi/ menunggu efek radiasi

- pasien yang gagal diobati dengan cara lain

- sebagai terapi tambahan setelah pembedahan

Efek samping : vasospasme digital, hipotensi ortostatik, sesak nafas ringan, nausea,

konstipasi.

Perbaikan yang dicapai : - ukuran tangan dan lingkar jari mengecil

- perbaikan gangguan toleransi glukosa

- kadar GH menurun kecil dari 10 mg/l dalam 35% kasus

- kecil dari 5 mg/l dalam 21% kasus

- IGF -1/ SM – C normal pada 8% kasus

OCTREOTIDE (long acting somatostatin analog)

Dosis : - rata-rata 100 – 200 mg diberikan tiap 8 jam

- 50 – 250 mg/ 6 – 12 jam

- 1500 mg/ hari dosis maksimum

Cara pemberian : - subkutan

- pompa (constant pump teraphy)

Efek samping : - ringan dan mempunyai sifat sementara yaitu : nyeri lokal (pada daerah

suntikan), steatorea, dan kram perut.

- kolelitiasis karena berkurangnya kontraktilitas kandung empedu

Indikasi : - terapi tambahan setelah pembedahan atau radiasi

- obat tunggal atau pilihan utama dan hasil akan baik bila kadar GH sebelumnya

kecil dari 20 mg/l

Page 14: Makalah Sindroma Gigantisme Akromegali

- jika kadar GH lebih dari 20 mg/l maka dianjurkan sebagai terapi tambahan

disamping tindakan pembedahan dan radiasi

Keberhasilan pengobatan : - menurunkan kadar GH menjadi kecil dari 5 mg/l pada 50%

kasus

- menurunkan kadar IGF -1/ SM – C 50% kasus

- penyusutan tumor terjadi pada 30 – 50% kasus

- mempunyai kemampuan 2000 kali lebih paten daripada

somatokstatin

Asuhan Keperawatan Sindroma Gigantisme Akromegali

Pengkajian

Page 15: Makalah Sindroma Gigantisme Akromegali

Biodata pasien

Nama : Ny.E

Umur : 44 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Suku : sunda

Status : sudah menikah

Golongan darah : B

- Anamnesa

Keluhan utama : mengeluh pembesaran pada telapak kakin dan tangan

Riwayat kes sekarang : pembesaran pada telapak tangan dan kaki, 3 bulan yang lalu

klien mulai merasakan kulit yang melapisi hidung, bibir, dan

bagian dari wajah menjadi tebal dan kasar, rahang menjadi

lebih menonjol, kulit lebih berlemak, lidah kian besar suara

memberat.

Riwayat kes masa lalu: -

Riwayat keluarga : -

Pola funsi kesehatan :

Respirasi

biasanya pada pasien gigantisme dan akromegali tidak terjadi perubahan

pola nafas, dan bunyi nafas normal. Gangguan nafas biasanya terjadi

apabila adanya pembesaran tumor hipofisis.

Aktivitas

Biasanya terjadi yang menyebabkan klien fatigue

Makanan / cairan

Terganggu akbiat rahang menjadi lebih menonjol, lidah membesar, gigi

tidak rapat sehingga tidak dapat menggigit dan mengunyah dengan baik

Kenyamanan

Terganggu akibat tasanya nyeri dan kulit yang kasar dan berlemak

Eliminasi

BAK dan BAB biasanya normal

Pemeriksaan fisik :

Atropometri : -

Page 16: Makalah Sindroma Gigantisme Akromegali

Tanda tanda vital

Pemeriksaan Hasil Nilai normal

Nadi 98X/menit 60-80x/menit

Suhu 35,1C 37,5C

TD 120/90 110/80

RR 20X/menit 12-20x/menit

Pemeriksaan laboratorium

Pemeriksaan Hasil Nilai normal

Hb 12,8 12-16

Leukosit 5.900 4500-13.500

Ht 37% 35%-52%

Eritrosit 4,31

Trombosit 2,5 150.000-450.000

Pengkajian focus

Inspeksi : pembesaran pada telapak tangan dan kaki, lidah membesar, suara

berat

Palpasi : kulit yang melapisi hidung, bibir, wajah menjadi tebal, kulit

berminyak

Auskultasi : -

Perkusi : -

Pengkajian per system

System cardiovaskuler

Biasanya fungsi cardio terganggu sehingga dapat terjadi kardiomegali,

penyakit arteri koroner, hipertensi, takikardi

Pem lab = TD: 120/90 nadi: 98x/menit

System respiratory

Terjadi gangguan pernafasan akibat adanya pembesaran tumor hipofisis

Pem lab= rr: 20x/menit

System integument

Akibat peningkatan GH terjadi pembesaran pada telapak tangan dan kaki.

Kulit yang melapisi hidung, bibir, wajah menjadi tebal, dan kulit berlemak

Page 17: Makalah Sindroma Gigantisme Akromegali

Syetsem musculoskeletal

Akibatv peningkatan GH terjadi pelebaran tulang sehingga rahang menjadi

lebih menonjol, gigi tidak rapat, dan dapat terjadi kiposis.

System neuromuscular

Dapat menggangu penglihatan dan dapat merusak nervous III,IV,V,VI

System digestive

Lidah membesar rahang menonjol menyebabkan kesulitan dalam

mencerna makanan

System endokrin

IGF -1 meningkat, GH meningkat

System hematologi

Hb: 12,8 Leukosit: 37% eritrosit:4,31 trombosit: 2,5

Analisa Data

Data Etiologi Masalah

Page 18: Makalah Sindroma Gigantisme Akromegali

Rahang menonjol

Bag. Tulang

vetebrata bungkuk

Tulang bagian akral

menebal

Pembesaran jaringan

lunak

Lidah membesar

somatomedin

pertumbuhan tulang diseluruh tubuh

Sebelum epifisis menutup Setelah epifisis menutup

Kerja osteoblas >>>>Adanya pelepasan

GH ke jaringan dari darah

Tulang menebal

Tulang tumbuh terutama tulang panjang

Tubuh tinggi seperti raksasa

Pertumbuhan cenderung ke jaringan lunak

Hidung telinga bibir wajah

menjadi kasar

Hipertropi lidah

DO:

Telapak

tangan dan

kaki

membesar,

kulit yang

melapisi

hidung,

bibir dan

wajah

menjadi

tebal dan

kasar,

rahang

menonjol

DS:

Klien

mengeluh

malu

Gangguan

body image

Gangguan body image

Page 19: Makalah Sindroma Gigantisme Akromegali

pertumbuhan tulang diseluruh tubuh

somatomedinDO :

DS :

Gangguan

fungsi peran

Diagnosa Keperawatan

1. Gangguan body image berhubungan dengan perubahan penampilan fisik ditandai dengan

klien merasa malu dengan kondisinya.

2. Gangguan fungsi peran

Rahang menonjol

Bag. Tulang

vetebrata bungkuk

Tulang bagian akral

menebal

Sebelum epifisis menutup Setelah epifisis menutup

Kerja osteoblas >>>>Adanya pelepasan

GH ke jaringan dari darah

Tulang menebal

Tulang tumbuh terutama tulang panjang

Tubuh tinggi seperti raksasa

Pertumbuhan cenderung ke jaringan lunak

Gangguan fungsi peran

Page 20: Makalah Sindroma Gigantisme Akromegali

Nursing Care Plan

No

.

Diagnosa

Keperawatan

Tujuan Intervensi Rasional

1. Gangguan body

image

berhubungan

dengan perubahan

penampilan fisik

ditandai dengan

klien merasa malu

dengan kondisinya.

Tupen:

Setelah 3x24

jam perawatan,

klien mengalami

perbaikan citra

diri.

Tupan:

Setelah 5x24

jam perawatan,

klien tidak

mengalami

gangguan body

image.

Mandiri

1. Pertahankan

lingkungan yang

kondusif untuk

membicarakan

perubahan citra

tubuh dan menjalin

kepercayaan kepada

klien.

2. Kaji klien dengan

mengidentifikasi

dan

mengembangkan

mekanisme koping

pasien.

3. Ikut sertakan klien

dalam

merencanakan

perawatan dan

membuat jadwal

aktivitas.

4. Bantu pasien

mengidentifikasi

kekuatannya serta

segi-segi positif

yang dapat

dikembangan oleh

klien.

5. Berikan bantuan

positif dari orang-

orang terdekat klien.

1. Agar pasien dapat

mengungkapkan

tentang perasaan

dan anggapan

mengenai

keadaannya.

2. Untuk membantu

pasien dalam

mengatasi

perubahn fisik

3. Keterlibatan klien

dapat

meningkatkan dan

memperbaiki rasa

percaya diri klien.

4. Membantu klien

untuk

mengalihkan

perhatian tentang

keadaannya dg

melakukan hobi

yang positif.

5. Dukungan positif

orang-orang

terdekat dapat

meringankan

Page 21: Makalah Sindroma Gigantisme Akromegali

6. Berikan support dan

keyakinan kepada

klien bahwa

penyakitnya dapat

sembuh dengan

pengobatan teratur

beban klien dan

membantu klien

dalam mengatasi

gangguan citra

diri.

6. Meningkatkan

koping dan

kepercayaan

pasien terhadap

kesembuhan

penyakit.

3 Gangguan fungsi

peran .

Tupen:

Tupan:

.

Mandiri

1. 1.

BAB 3

SIMPULAN

Page 22: Makalah Sindroma Gigantisme Akromegali

Kelenjar hipofisis merupakan struktur kompleks pada dasar otak, terletak dalam sela

tursika, di rongga dinding tulang sphenoid dan terbentuk sejak awal perkembangan embrional

dari penyatuan dua tonjolanektodrmal yang berongga. Kantung Rathke, suatu invaginasi dari

atap daerah mulut primitive yang meluas ke atas menuju dasr otak dan bersatu dengan

tonjolan dasar ventrikel ketiga yang akan menjadi neurohipofisis. Kelenjar hipofisis manusia

dewasa terdiri dari lobus posterior atau neurohipofisis sebagai lanjutan dari hipotalamus, dan

lobus anterior atau adenohipofisis yang berhubungan dengan hipotalamus melalui tangkai

hipofisis. Suatu struktur vascular, yaitu system portal hipotalamo-hipofisis, juga

menghubungkan hipotalamus dengan bagian anterior kelenjar hipofisis. Melalui system

vaskular ini hormone pelepasan dari hipotalamus dapat mencapai sel-sel kelenjar hipofisis

untuk mempermudah pelepasan hormone.