pedoman kemitraan

16
Page5 Draft : Pedoman Kemitraan di lingkungan mitra Bapelkes Batam I. Pendahuluan Berdasarkan hasil Evaluasi tahun 2009 terhadap Pencapaian target dan sasaran yang ditetapkan dalam MDGs (Millenium Development Goals) untuk beberapa indikator kesehatan di lndonesia masih belum menggembirakan. Demikian juga halnya di 4 wilayah mitra (Propinsi Kepulauan Riau, Sumatera Utara dan Aceh) Bapelkes Batam. Target dimaksud yaitu penanganan AKI, AKB, HIV/AIDS, Malaria dan TB masih belum sesuai harapan. Gambaran epidemiologis kesehatan dan gizi di 4 wilayah mitra Bapelkes Batam masih menunjukkan perbaikan yang belum menggembirakan seperti tergambar dalam hasil Riskesdas 2007. Hal ini menunjukkan bahwa tidak saja faktor resiko epidemilogis di luar sektor kesehatan yang semakin luas dan berperan, tetapi juga karena kesiapan institusi pelaksana pembangunan kesehatan cenderung melambat terutama dalam penyiapan Tenaga Kesehatan yang profesional. Oleh karena itu Bapelkes harus mengambil peran utama sebagai center of excellence untuk mengawal penerapan good- governance yang efektif di wilayah mitra maupun nasional. Secara khusus Bapelkes Batam seharusnya berfungsi sebagai lembaga yang terlibat dalam pengembangan model-model pelayanan kesehatan yang 1

Upload: bapelkesbatam

Post on 20-Nov-2014

2.753 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

 

TRANSCRIPT

Page 1: Pedoman kemitraan

Page

5

Draft : Pedoman Kemitraan di lingkungan mitra Bapelkes Batam

I. Pendahuluan Berdasarkan hasil Evaluasi tahun 2009 terhadap Pencapaian target dan

sasaran yang ditetapkan dalam MDGs (Millenium Development Goals)

untuk beberapa indikator kesehatan di lndonesia masih belum

menggembirakan. Demikian juga halnya di 4 wilayah mitra (Propinsi

Kepulauan Riau, Sumatera Utara dan Aceh) Bapelkes Batam. Target

dimaksud yaitu penanganan AKI, AKB, HIV/AIDS, Malaria dan TB masih

belum sesuai harapan.

Gambaran epidemiologis kesehatan dan gizi di 4 wilayah mitra Bapelkes

Batam masih menunjukkan perbaikan yang belum menggembirakan

seperti tergambar dalam hasil Riskesdas 2007.

Hal ini menunjukkan bahwa tidak saja faktor resiko epidemilogis di luar

sektor kesehatan yang semakin luas dan berperan, tetapi juga karena

kesiapan institusi pelaksana pembangunan kesehatan cenderung

melambat terutama dalam penyiapan Tenaga Kesehatan yang

profesional.

Oleh karena itu Bapelkes harus mengambil peran utama sebagai center of

excellence untuk mengawal penerapan good-governance yang efektif di

wilayah mitra maupun nasional. Secara khusus Bapelkes Batam

seharusnya berfungsi sebagai lembaga yang terlibat dalam

pengembangan model-model pelayanan kesehatan yang efektif, sehingga

fungsi knowledge creation-preservation-dissemination menjadi semakin

strategis ke masa depan.

Hal tersebut diatas terlihat pada penyiapan tenaga kesehatan di

pelayanan kesehatan dasar dan rujukan yang masih belum terencana

dengan baik. Tantangan ini seharusnya segera diantisipasi oleh semua

kelembagaan kediklatan termasuk oleh Bapelkes Batam. Gambaran

kualitas tenaga kesehatan di wilayah mitra Bapelkes Batam juga

menunjukkan gambaran yang belum memuaskan.

Lebih jauh pemberdayaan masyarakat amat tertinggal dalam 5 tahun

terakhir karena tidak lagi menjadi prioritas pembangunan kesehatan.

UKBM menunjukkan gambaran menurun, termasuk kader kesehatan yang

1

Page 2: Pedoman kemitraan

Page

5

tidak terbina. Selayaknya Bapelkes Batam memfokuskan kepada upaya

memprioritaskan upaya promotif dan preventif. Pada sisi lain, Indonesia

sedang terlibat di dalam pasar global termasuk standarisasi kediklatan

secara regional. Dengan demikian seharusnya Bapelkes Batam memiliki

standar global.

Keunggulan Bapelkes Batam dalam kediklatan adalah di bidang

keperawatan. Program unggulan tersebut sangat relevan dengan program

penanggulangan penurunan angka AKI dan AKB . Hasil pemantauan

pencapaian dalam program MDGs masih belum memenuhi harapan. Oleh

karena itu seharusnya Bapelkes Batam membenahi kediklatan bidang ini

termasuk memperluas jenis-jenis pelatihan di bidang keperawatan yang

berkaitan erat dengan program penurunan angka AKI dan AKB yang

meliputi kebijakan, manajemen dan pemberdayaan. Hal ini juga sejalan

dengan telah tersedianya fasilitas Laboratorium seperti : NICU, ICU,

Matertnity, Pelayanan Kesehatan Dasar, Simulasi Bedah.

Masih tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) terkait salah satunya dengan

ketidakmampuan provider kesehatan memahami kebutuhan ibu hamil

termasuk pertimbangan dalam pemanfaatan dukun beranak untuk

kepentingan penurunan AKI.

a. Sejalan dengan hal tersebut di atas, maka pembentukan Bapelkes Batam

merupakan salah satu upaya untuk menyiapakan tenaga kesehatan yang

profesional di wilayah mitra khususnya dan Indonesia secara keseluruhan.

Ketersediaan tenaga kesehatan yang profesional akan ikut memberikan

kontribusi yang positif terhadap program-program kesehatan. Tenaga

kesehatan yang berkualitas, mempunyai komitmen dan tersebar secara

proposianal di seluruh layanan kesehatan akan ikut mempercepat

pencapaian target MDGs yang telah disepakati secara global. Bapelkes

Batam mempunyai tugas dan fungsi sebagai pusat pelatihan bagi aparatur

maupun masyarakat. Bapelkes Batam saat ini dilengkapi dengan sarana

sebagai berikut :

2

Page 3: Pedoman kemitraan

Page

5

No Ruangan/ Kamar/Kapasitas Keterangan1 Kamar deluxe : 220 unit- kapasitas 440 orang,

Junior Suite 10 unit-kapasitas 1 dan President Suite : 1 Unit-kapasitas.

Siap pakai

2 Kelas 12 unit - kapasitas 338 orang, ruang diskusi 12 unit kapasitas- 120 orang

Siap pakai

3 Laboratorium skill terdri dari : ICU (intensive care unit), PICU (Pediatric intensive care unit), NICU ( Neonatal intensive care unit), Pelayanan dasar, Simulasi ruang bedah, Maternity, Ruang Isolasi, Geriatri

Siap Pakai

4 Laboratorium Komputer dan Bahasa dengan kapasitas masing-masing @ 30 orang

Sedang dalam proses penyiapan

5 Laboratorium Perilaku Sedang dalam proses penyiapan

6 Perpustakaan dengan kapasitas ruang baca 30 orang

Sedang dalam proses penyiapan

7 Ruang makan unit dengan kapasitas 450 orang Siap pakai

8 Ruang Auditorium dengan kapasitas 800 orang Siap pakai

9 Tempat parkir dengan Kapasitas 400 kendaraan Siap Pakai10 Fitness Centre 15 Orang Sedang

dalam proses penyiapan

Fasilitas tersedia dan dapat digunakan untuk menunjang keterampilan dan profesionalisme tenaga kesehatan yang berlatih di Bapelkes Batam

b. Dalam rangka percepatan pencapaian penyediaan tenaga kesehatan yang terlatih, kompeten dan profesional, maka Badan PPSDM telah menetapkan target tenaga kesehatan yang harus di latih pada kurun waktu 201-2014 . Untuk mencapai target tersebut, maka ditempuh upaya diantaranya dengan menetapkan adanya daerah mitra untuk masing-masing BBPK dan Bapelkes. Bapelkes Batam yang merupakan salah satu UPT di Badan PPSDM mendapat manadat untuk membina kemitraan dengan 4 propinsi yang meliputi : Kepulauan Riau, Riau, Sumatera Utra dan Aceh.

3

Page 4: Pedoman kemitraan

Page

5

II. Dasar HukumPelaksananan kemitraan merujuk kepada dasar hukum sebagai berikut :a. Mou antara Kementrian kesehatan dan Kementrian Dalam Negeri yang

dalam hal ini masing-masing diwakli oleh Kepala Badan PPSDM dan Kepala Badan Diklat .

b. Keputusan Menteri Kesehatan tentang Reposisi Wilayah Kemitran

III. TujuanPedoman ini disusun dengan tujuan :

a. Memberikan kontribusi pada pencapaian Renstra Kementerian Kesehatan

b. Menjadi Pedoman dalam melaksanakan program kemitraan

c. Meningkatkan mutu program kemitraaan

Gambar 1. Alur Pikir

IV. Tahapan Pelaksanaan Kemitraan

4

Page 5: Pedoman kemitraan

Page

5

Gambar 2. Siklus Kemitran

A. SosialisasiPada tahap ini Balai Pelatihan Kesehatan Batam melakukan sosilaiasi mengenai program kemitraan yang akan dilaksanakan dilingkungan mitra Bapelkes Batam. Dalam proses ini output yang diharapkan adalah adanya interaksi dan sharing pendapat mengenai bagaimana pola kemitraan yang akan dilaksanakan bersama dengan stake holder. Media yang digunakan untuk sosialisasi adalah melalui : Forum konsultasi, jejaring berbasis web maupun surat menyurat secara konvensional

B. AdvokasiKegiatan ini bertujuan untuk memberikan input mengenai perlunya program diklat kesehatan dilaksakan di setiap propinsi. Selanjutnya dsiampaikan pula pentingnya keberadaan bapelkes daerah dalam rangka meningkatkan mutu dan profesionalisme tenaga kesehatan di daerah. Pada proses ini Bapelkes Batam dapat berfungsi menjadi : fasilitator baik dari sisi subtansi, maupun dukungan financial dan fasilitas. Output dari kegiatan ini adalah adanya kepedulian stake holder Bapelkes Daerah terhadap keberadaannya. Indikatornya adalah meningkatnya anggaran, meningkatnya keterlibatan Bapelkesda dalam proses peningkatan mutu dan profesionalisme tenaga kesehatan di daerah.

5

Page 6: Pedoman kemitraan

Page

5

C. KonsolidasiProses ini merupkan aktivitas untuk memadukan dan memobilisasi semua potensi yang ada di lingkungan mitra untuk melaksanakan siklus program diklat yang meliputi : TNA, Penetapan Tujuan, Penyusunan Kurmod, Pelaksanaan Diklat maupun Evaluasi Pelaksanaan Diklat. Tujuan dari proses ini adalah untuk mengoptimalkan “resource” yang tersedia baik : finansial, sumber daya manusia, sarana prasarana maupun metode untuk pelaksanan program diklat. Ouput dari kegiatan ini adalah meningkatnya efisisensi dana, optimalnya pemanfaatan sumber daya manusia, sarana prasarana maupun metode yang tersedia.

D. Ruang Lingkup

Mengingat adanya keterbatasan dalam segala aspek, maka ruang lingkup Kemitraan saat ini hanya mencakup :

- peningkatan kapasitas sumber daya manusia, jika bapelkes batam atau bapelkes mitra melakukan kegiatan pelatihan, maka harus di informasikan kepada mitranya yang memerlukan. Hal ini dilakukan agar semua mitra mempunyai sumber daya yang berkualitas. Pelatihan dimaksud meliputi pelatihan manamenen diklat (TOC, MOT, Manajemen diklat, TNA, EPP, Penyusunan Kurmod), Teknis, maupun fungsional.

- pemanfaatan sumber daya manusia antar mitra dalam siklus diklat, mengingat terbatasnya sumber daya manusia khususnya tenaga WI dan teknis, maka kami menawarkan kepada mitra untuk berkolaborasi memanfaatkan tenaga yang ada untuk terlibat dalam kegiatan yang di adalkan oleh masing-masing. Untuik itu kami akan melakukan pendataan tenaga Teknis maupun WI yang ada di lingkungan mitra. Diharapkan adanya kerjasama pemanfaatan sumber daya manusia ini akan meningkatkan kualitas pelatihan yang dilaksanakan.

- jaga mutu, untuk menjamin kualitas diklat yang dilaksnakan tentunya diperlukan program jaga mutu di masing-masing mitra. Jaga mutu ini akan mengacu kepada program jaga mutu nasional maupun internasional.

- bantuan pogram, untuk meningkatkan pemanfaatan bapelkesda maka kami menawarkan beberapa pelatihan dilaksanakan secara bersama di

6

Page 7: Pedoman kemitraan

Page

5

lokasi mitra. Pengorganisasian dilaksakan secara bersama. Dana berasal dari Bapelkes Batam dikelola secara bersama dengan mitra

- Berbagi Informasi, mengingat pentingnya informasi kediklatan, maka diperlukan adanya jejaring informasi berbasis web. Saat ini Bapelkes Batam sudah menyediakan informasi berupa blog dengan alamat : [email protected]. Jika di masing-masing mitra tersedia hal serupa, maka informasi akan dengan cepat dan mudah dia kses oleh mitra yang lain.

V. Mekanisme Pelaksanaan Kemitraan

Gambar 3. Mekanisme kemitraan

Pelaksanaan kemitraan berlandasakan kesetaran serta berlaku sangat fleksibel. Dengan tujuan untuk meningkatkan mutu diklat di lokasi mitra. Diantara Mitra dapat berbagi : informasi, tenaga, program, dan lain-lain.

Melalui mekanisme yang feksibel ini diharapkan terjadi kerjasama diantara

Mitra yang terlibat seperti : - sumut dengan aceh ; Aceh dengan riau, Riau dengan Kepri , Kepri dengan batam, Batam dengan Sumut dan seterusnya.

VI. Penerapan program diklat berbasis Kemitraan

7

Pusdiklat-Aparatur-

Nakes, BBPK-Bapelkes

Page 8: Pedoman kemitraan

Page

5

Gambar 4. Siklus Pelatihan

a. Perencanaan

Tahap ini merupakan langkah awal yang sangat penting dari suatu

program. Agar pelaksanaan berjalan dengan baik diperlukan suatu proses

perencanaan yang matang. Dokumen perencanaan akan menjadi acuan

oleh semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan program. Salah satu

unsur agar dokumen perencanaan ini dapat dijadikan pedoman oleh

semua stake holder, adalah adanya keterlibatan semua pihak dalam

penyusunannya. Bapelkes Batam akan berkomitmen dan menyiapkan

anggaran bagi mitra kerja di 4 propinsi untuk dapat terlibat dalam proses

penyusunan program Bapelkes Batam maupun mitra. Dalam satu tahun

akan ada 1 kali pertemuan dengan pihak mitra. Diharapkan dengan

adanya proses, semua kegiatan yang akan dilaksanakan dapat berjalan

sesuai dengan target yang telah ditetapkan.

b. Pengorganisasian

8

Bapelkes dan mitra

Page 9: Pedoman kemitraan

Page

5

Tahap selanjunya agar suatu program dapat berjalan lancar adalah

pengorganisasian yang baik dari semua potensi yang ada..

Pengorgansasian disini meliputi : bagaimana menggerak tenaga teknis,

fasilitator, widiaiswara, calon tenaga yang akan dilatih maupun

penyediaan dana bagi pelatihan. Diharapkan adanya pengorganisasian

yang baik dalam pelaksanana diklat di Bapelkes Batam maupun di 4 mitra

propinsi akan memberi kontribusi positif dalam pencapaian target nakes

yang akan dilatih. Dalam kegiatan diklat Bapelkes Batam dan di 4 propinsi

mitra diupayakan melibatkan semua unsur dan potensi yang ada di

wilayah mitra. Sebagai contoh bila ada suatu pelatihan yang berlangsung

di Bapelkes Batam, maka 4 mitra dapat terlibat didalamnya. Matriks di

bawah ini menjelaskan mengenai tingkat keterlibatan mitra dalam proses

pelatihan di Bapelkes Batam:

Tabel 1. Keterlibatan mitra dalam Kegiatan Diklat di Bapelkes Batam

No Kegiatan Diklat Keterlibatan MitraMOT NS Peserta Teknis

DiklatPendanaan

I Perencanaana.TNA +++b.Kurmod +++ +++ + +++

II Pelaksanaana.Diklat Penjenjangan +++ +++ +++ + +++b.Diklat Fungsional +++ +++ +++ + +c.Diklat Manajemen +++ +++ +++ + +++d.Diklat Teknis +++ +++ +++ + +++e.Diklat Masyarakat +++ +++ + + +++

III Evaluasia.EPP +++ + +++

Keterangan : +++ = peluang dilibatkan 100 % ++ = peluang dilibatkan 50%+ = peluang dilibatkan 25 %

c. Pelaksanaan DiklatTahap ini merupakan implementasi dari dua tahap sebelumnya. Dalam

pelaksanaan pelatihan, maka Bapelkes Batam akan selalu memberikan

kuota kepada ke 4 mitra dalam setiap jenis pelatihan. Hal ini merupakan

9

Page 10: Pedoman kemitraan

Page

5

sumbangan Bapelkes Batam untuk peningkatan kapasitas sumber daya

manusia yang ada di mitra. Mitra meliputi seluruh intansi kesehatan yang

ada di 4 propinsi yang meliputi : Bapelkes daerah, Dinas Kesehatan

propinsi/kabupate/kota, poltekes, rumah sakit

Pada tahapan ini semua komponen mitra yang ada di 4 propisi akan

mempunyai peluang yang sama untuk di ikut sertakan dalam pelatihan

yang bersumber dari DIPA Bapelkes Batam. Sebaliknya Bapelkes Batam

pun bersedia bila di undang menjadi peserta ataupun fasilitator untuk

suatu kegaiatan di intansi kesehatan di wilayah mitra. Hubungan timbal

balik ini sangat diharapkan terlaksana guna terjalinnya jejaring kediklatan

yang berdampak terhadap tercapainya target peserta pelatihan pada

periode 2010-2014. Pada saat pelaksanaan diklat Bapelkes Batam akan

menginformasikan kepada mitra paling lambat 2 minggu sebelum

kegiatan. Demikian juga pihak mitra hendaknya memberlakukan hal yang

sama bila akan melibatkan Bapelkes Batam dalam suatu kegiatan

pelatihan

d. Pengendalian dan jaga mutu.Untuk menjamin bahwa apa yang direncanakan, di organisir dan

dilaksanakan berjalan sesuai dengan target, maka diperlukan adanya

suatu pengendalian dalam program diklat. Untuk itu Bapelekes Batam

akan menggunakan instrumen akreditasi sebagai alat kontrol. Akreditasi

akan dilakukan baik terhadap institusi maupun terhadap jenis diklat yang

dilaksanakan.

e. EvaluasiUntuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari suatu program maka

diperlukan adanya evaluasi.. Evaluasi diperlukan untuk memperbaiki

kekurangan yang terjadi dan mepertahankan yang sudah baik. Evaluasi

internal akan dilakukan untuk setiap jenis pelatihan dan dilaksanakan usai

setiap pelatihan. Selanjutnya akan dilakukan evaluasi menyeluruh setiap

bulan, tribulan dan tahunan. Dalam konteks ini, maka Bapelkes Batam

akan melakukan evaluasi program diklat yang telah ditetapkan bersam-

sama dengan mitra minimal setahun sekali. Pendanaan dapat dilakukan

10

Page 11: Pedoman kemitraan

Page

5

secara iuran atau melalui DIPA Bapelkes Batam, sedangkan lokasi

pelaksanaan dapat dilakukan di wilayah mitra secara bergantian.

VII. Koordinasi a. Koordinasi pendanaan

Mengingat keterbatasan anggaran yang tersedia di Bapelkes Batam

maupun di wilayah mitra, sedangkan target tenaga yang harus dilatih

pada periode 2010-2014 cukup besar maka maka koordinasi dalam

pendanaan sangat diperlukan. Koordinasi ini diperlukan agar guna :

- Menghindarkan duplikasi pelatihan sejenis maupun peserta

- Memaksimalkan cakupan peserta pelatihan di masing-masing

- Menggali potensi adanya pelatihan yang dapat dilaksanakan secara

swadana

b. Kalender DiklatUntuk menghindari terjadinya penumpukan kegiatan pada periode

tertentu. Alangkah baiknya bila seluruh stake holder dapat berbagi

kalender diklat dalam satu tahun anggaran mendatang. Adanya kalender

diklat yang berasal dari masing-masing Mitra akan dapat mengoptimalkan

dan juga meningkatkan mutu suatau pelatihan. Diharapkan kalender diklat

ini dapat di informasikan melalui jejaring telekomunikasi seperti : email-

web dst. Penggunaan informasi berbasis internet ini sangat dianjurkan

mengingat sifatnya yang cepat, murah dan dapat diakses oleh semua

stake holder

c. Koordinasi Data Dasar Propinsi

Untuk penyusunan suatu program diklat, maka diperlukan adanya data

dasar propinsi yang berasal dari masing-masing mitra. Data dasar ini

tentunya sudah tersedia dalam bentuk profile dinas kesehatan propinsi-

kabupaten-kota atau profile bapelkes masing-masing. Diharapkan Profile

masing-masing propinsi ini mencakup data tenaga kesehatan yang telah

dilatih di masing-masing propinsi mitra. Data ini akan sangat berguna

dalam proses advokasi, penyusunan anggaran dan pelaksnaan program

11

Page 12: Pedoman kemitraan

Page

5

diklat dimasa mendatang. Adanya data ini dapat menghindarkan terjadi

in-efisiensi dalam pengeloaan diklat.

VIII. Penutup

Demikian draft pedoman ini ini dibuat untuk menjadi acuan dalam pelaksanaan kemitraan. Kritik dan saran untuk perbaikan dimasa mendatang sangat diharapkan dari semua stake holder.

12