pedoman instalasi icu.docx
DESCRIPTION
aaaaaaaaaaaaaaaaaaTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Intensive Care Unit (ICU) adalah suatu ruangan perawatan khusus dengan staff dan
perlengkapan khusus yang ditujukan untuk observasi, perawatan dan terapi pasien-pasien
yang menderita penyakit, cedera atau penyulit-penyulit yang mengancam nyawa atau
potensial mengancam nyawa dengan prognosis dubia.
Pelayanan ICU adalah pelayanan yang diberikan kepada pasien dalam kondisi kritis
diruang perawatan intensif, dilaksanakan secara terintegrasi oleh tim yang terlatih dan
berpengalaman dibidang critical care. Pengelolaan pelayanan ICU dilakukan secara khusus
dengan mengutamakan keselamatan pasien (Patient Safety), untuk menurunkan angka
kematian dan kecacatan.
ICU RSUD Pemangkat dirancang dengan design ruang khusus, didukung oleh staff
yang kompeten serta sarana, prasarana dan peralatan canggih khusus untuk menunjang
fungsi-fungsi vital dengan menggunakan kompetensi staff medik, perawat dan staff lain yang
berpengalaman dalam pengelolaan keadaan - keadaan tersebut.
b. Tujuan
1. Tujuan Umum
Standarisasi pelayanan ICU RSUD Pemangkat di Indonesia.
2. Tujuan Khusus:
Standarisasi ruang yang meliputi struktur, design, sarana dan prasarana ruangan
ICU.
Standarisasi ketenagaan struktur, kebutuhan dan kualifikasi sumber daya
manusia yang meliputi penghitungan kebutuhan, kualifikasi, kompetensi dan
lain-lain.
Standarisasi standar mutu pelayanan, pemantauan dan pelaporan.
Standarisasi sistem meliputi Kebijakan / SOP, UT dan lain-lain.
Pedoman Unit Kerja ICU RSUD Pemangkat1
c. Batasan Operasional
Pelayanan ICU diindikasikan dan ditentukan oleh kebutuhan pasien yang sakit kritis:
1. Pasien-pasien yang secara fisiologis tidak stabil dan memerlukan penangaan
dokter, perawat, profesi lain yang terkait secara terkoordinasi dan berkelanjutan,
serta pemantauan dan penanganan segera, terapi titrasi dan dukungan alat.
2. Keadaan pasien dalam bahaya dan mengalami dekompensasi fisiologis sehingga
memerlukan pemantauan ketat dan terus menerus serta intervensi segera dan
dukungan peralatan canggih untuk mencegah timbulnya penyulit yang
merugikan.
Pada keadaan permintaan layanan ICU lebih tinggi dari pada kapasitas atau sarana dan
prasarana maka kepala ICU harus menentukan prioritas sesuai indikasi. Prioritas tersebut
adalah:
1. Pasien prioritas 1 (satu)
Kelompok ini dengan kondisi sakit kritis, tidak stabil, memerlukan bantuan
ventilasi dan alat bantu suportif organ/sistem yang lain, infus obat-obat kontinyu,
misalnya pasca bedah kardiotorasik, pasien sepsis berat, gangguan keseimbangan
asam basa dan elektrolit yang mengancam nyawa.
2. Pasien prioritas 2 (dua)
Pasien ini memerlukan pelayanan karena sangat berisiko bila tidak mendapatkan
terapi intensive dan pemantauan segera.
3. Pasien prioritas 3 (tiga)
Pasien golongan ini adalah pasien sakit kritis, yang tidak stabil status kesehatan
sebelumnya, penyakit yang mendasarinya, atau penyakit akutnya, secara
sendirian atau kombinasi. Kemungkinan sembuh dan/atau manfaat terapi di ICU
pada golongan ini sangat kecil. Pengelolaan pada pasien golongan ini hanya untuk
mengatasi kegawatan akutnya saja, dan usaha terapi mungkin tidak sampai
melakukan intubasi atau resusitasi jantung paru.
4. Pengecualian
Dengan pertimbangan danpersetujuan Kepala ICU, indikasi masuk pada beberapa
golongan pasien bisa dikecualikan, dengan catatan bahwa pasien- pasien
golongan demikian sewaktu waktu harus bisa dikeluarkan dari ICU agar
fasilitas ICU yang terbatas tersebut dapat digunakan untuk pasien prioritas 1, 2, 3
(satu, dua, tiga). Pasien yang tergolong demikian antara lain:
1) Pasien yang memenuhi kriteria masuk tetapi menolak terapi tunjangan
Pedoman Unit Kerja ICU RSUD Pemangkat2
hidup yang agresif / “DNR (Do Not Resuscitate)”.
2) Pasien dalam keadaan vegetatif permanen.
3) Pasien yang telah dipastikan mengalami mati batang otak. Pasien pasien
seperti itu dapat dimasukkan ke ICU untuk menunjang fungsi organ hanya
untuk kepentingan donor organ.
d. Landasan Hukum
1. Undang-Undang RI No. 36 tahun 2009 Tentang Kesehatan
2. Undang-Undang RI No. 44 tahun 2009 Tentang Rumah Sakit
3. Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
4. Undang-Undang RI No. 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen
5. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 148 tahun 2010 Tentang Izin dan
Penyelenggaraan Praktik Perawat
6. Peraturan Menteri Kesehatan RI No.161 tahun 2010 tentang Registrasi
Tenaga Kesehatan
7. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1691 tahun 2011 tentang Keselamatan
Pasien Rumah Sakit
8. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 46 tahun 2013 tentang Registrasi Tenaga
Kesehatan
9. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 17 tahun 2013 tentang perubahan 148 ijin
praktek keperawatan
10. Peraturan Pemerintah No. 32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan.
11. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 971 Tahun 2009 tentang Standar
Kompetensi Pejabat Struktural Kesehatan
12. Keputusan Menterikesehatan Republik Indonesia No
1778/MENKES/SK/XII/2010
13. Peraturan Menteri Kesehatan RI No 519/Menkes/Per/III/2011 tentang Ruang
Lingkup Dokter Anastesi
Pedoman Unit Kerja ICU RSUD Pemangkat3
Division Head Nursing Division Head AMA
ICU Coordinator
Doctors
Head Nurse
Clinical Nurse Educator
Ward Clark
Nurses
Health Care Assistance
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
a. Struktur Ketenagaan
Struktur internal tanya ke ICU
b. Kualifikasi SDM
Untuk mendukung penanganan pasien di ruang intensive care dibutuhkan
pendidikan dan pelatihan khusus. Spesifikasi Pendidikan dan Pelatihan yang terkait
dengan layanan dan kompetensi adalah seperti pada table berikut:
Pedoman Unit Kerja ICU RSUD Pemangkat4
No Jenis
Tenaga
Strata/Klasifikasi Pelayanan
Sekunder Tersier
1 Tim Medis Dokter spesialis (yang dapat
memberikan pelayanan setiap
diperlukan)
Dokter jaga 24 jam dengan
kemampuan ALS/ACLS, dan
FCCS
Dokter spesialis (yang dapat
memberikan pelayanan setiap
diperlukan).
Dokter jaga 24 jam dengan.
Kemampuan ALS/ACLS, dan
FCCS
2 Perawat Minimal 40% dari jumlah seluruh
perawat di ICU merupakan
perawat terlatih dan bersertifikat
ICU
Minimal 60% dari jumlah
seluruh perawat di ICU
merupakan perawat terlatih dan
bersertifikat ICU
3 Tenaga non
kesehatan
Tenaga administrasi di ICU
(Ward clerk)
HCA
Housekeeping
Tenaga administrasi di ICU
(Ward clerk)
Tenaga kefarmasian HCA,
Housekeeping Tenaga rekam
medik Tenaga untuk kepentingan
ilmiah dan penelitian.
Tabel 1. Spesifikasi Ketenagaan ICU
1. Dokter Anestesi Intensivis
Dokter Anestesi Intensivis yang dimaksud adalah Dokter Anestesi yang:
Bersertifikat sebagai seorang spesialis intensive care medicine (KIC:
Konsultan Intensive Care).
Menunjang kualitas pelayanan di ICU dan menggunakan sumber daya ICU
secara efisien.
Mendarmabaktikan lebih dari 50% waktu profesinya dalam pelayanan ICU
Bersedia berpartisipasi dalam suatu unit yang memberikan pelayanan 24
jam/hari, 7 hari/seminggu.
Mampu melakukan prosedur critical care
Pemasangan kabel pacu jantung transvenous temporer.
Pedoman Unit Kerja ICU RSUD Pemangkat5
Melakukan diagnostik non-invasif fungsi kardiovaskuler dengan
echokardiografi.
Resusitasi jantung paru.
Pemasangan selang (WSD) / thoracostomy
Melaksanakan dua peran utama: Mampu melakukan pengelolaan pasien sakit kritis
Mampu melakukan management unit.
2. Keperawatan Perencanaan tenaga perawat
Perencanaan tenaga keperawatan mengacu pada kapasitas tempat tidur dan
klasifikasi / stratifikasi pelayanan ICU serta kompetensi perawat untuk
mendukung terwujudnya pelayanan keperawatan yang berkualitas, efektif dan
efisien.
Kualifikasi perawat ICU adalah sebagai berikut:
Perawat Pelaksana: Minimal D3 Keperawatan, memiliki sertifikat pelatihan
ICU, atau pelatihan BTCLS.
Ketua Tim (Penanggung Jawab Shift): Minimal D3 Keperawatan, dengan
pengalaman kerja di ICU minimal 3 tahun, memiliki sertifikat ICU dan sertifikat
pelatihan tambahan.
Perawat Kepala Ruangan ICU Primer dan Sekunder: Ners dengan pengalaman
sebagai ketua Tim ICU minimal 3 tahun dan memiliki sertifikat manajemen
kepala ruang. ICU Tersier : minimal Ners atau S2 keperawatan, memiliki
pengalaman sebagai ketua Tim ICU minimal 3 tahun dan memiliki sertifikat
manajemen kepala ruang, serta sertifikat pelatihan ICU.
Adanya kebijakan pimpinan tentang kebutuhan perawat di ICU dengan dasar
perhitungan kebutuhan tenaga dengan memperhatikan kapasitas tempat tidur,
BOR dan tingkat ketergantungan pasien.
Pedoman Unit Kerja ICU RSUD Pemangkat6
3. Kompetensi perawat ICU
ICU Primer
a) Memahami konsep keperawatan intensif
b) Memahami isu etik dan hukum
c) Mempergunakan ketrampilan komunikasi yang efektif
d) Melakukan pengkajian dan menganalisa data yang didapat
e) Pengelolaan jalan nafas
f) Melakukan fisioterapi dada
g) Memberikan inhalasi
h) Memberikan terapi oksigen
i) Mengukur saturasi oksigen
j) Monitoring hemodinamik non-invasif
k) Melakukan BLS dan ALS
l) Merekam dan melakukan interpretasi EKG
m) Melakukan pengambilan spesimen untuk pemeriksaan laboratorium
n) Mengetahui dan dapat menginterpretasi hasil Analisa Gas Darah (AGD)
o) Mempersiapkan dan asistensi pemasangan drainase toraks
p) Mempersiapkan dan melakukan pemberian terapi secara titrasi
q) Melakukan pengelolaan nutrisi pada pasien kritis
r) Pengelolaan pemberian terapi cairan dan elektrolit intra vena
s) Melakukan pencegahan dan penanggulangan infeksi nosokomial
t) Mampu mengkaji dan mendukung mekanisme koping pasien yang efektif.
ICU Sekunder
Kompetensi ICU Primer di tambah:
1) Pengelolaan pasien dengan ventilasi mekanik,
2) Pengelolaan pasien dengan drainase toraks,
3) Mempersiapkan pemasangan monitoring invasif (tekanan vena sentral, tekanan
arteri sistemik dan pulmonal),
4) Melakukan pengukuran tekanan vena sentral dan arteri,
5) Melakukan pengelolaan terapi trombolitik,
6) Melakukan persiapan Renal Replacement Therapy.
Pedoman Unit Kerja ICU RSUD Pemangkat7
ICU Tersier
Kompetensi ICU Sekunder ditambah:
1) Mengetahui persiapan pemasangan Intraaortic Artery Balloon Pump
(IABP)
2) Melakukan persiapan Continous Renal Replacement Therapy (CRRT)
c. Penghitungan Jumlah Ketenagaan
Kebutuhan perawat di ICU didasarkan pada kapasitas tempat tidur, BOR dan tingkat
ketergantungan pasien.
Ada kebijakan pimpinan rumah sakit tentang rasio perawat setiap jaga (shift):
a. Rasio perawat dan pasien pelayanan ICU Primer adalah 1 perawat : 2-3 pasien,
b. Rasio perawat dan pasien pelayanan ICU Sekunder adalah 1 perawat : 1- 2 pasien,
c. Rasio perawat dan pasien pelayanan ICU Tersier adalah 1-2 perawat : 1 pasien,
d. Perbandingan perawat dengan pasien berdasarkan pada kompleksitas masalah pasien.:
perbandingan perawat : pasien yang menggunakan ventilasi mekanik adalah 1:1,
sedangkan perbandingan perawat : pasien yang tidak menggunakan ventilasi mekanik
adalah 1:2.
Pedoman Unit Kerja ICU RSUD Pemangkat8
BAB III
STANDAR FASILITAS
a. Denah Ruang
b. Standar Fasilitas
Instalasi ICU memiliki fasilitas ruang terdiri atas:
1) Nurse stasion
Tempat perawat melaksanakan pencatatan asuhan keperawatan serta administrasi pasien
keluar masuk di instalasi ICU
2) Ruang ICU
Ruang utama rawat ICU pada kasus-kasus pasien yang diharuskan dirawat diruang ICU,
diruangan ini juga terdapat obat-obatan emergency, serta monitor EKG, Ventilator,
Syringe Pump, dan Infus Pump.
3) Ruang ICCU, PICU/NICU
Khusus untuk perawatan pada pasien jantung, bayi dan anak. Di ruangan ini juga
terdapat obat obat emergency, Monitor EKG, Syringe Pump, dan Infus Pump, kasur
dikubitus.
4) Ruang Istirahat perawat
5) Dapur
6) WC perawat dan WC pasien
7) Ruang tunggu keluarga Pasien
Pedoman Unit Kerja ICU RSUD Pemangkat9
BAB IV
TATA LAKSANA LAYANAN
a. Tata Laksana Layanan
Tata laksana layanan ICU RSUD Pemangkat dibagi menjadi 2 klasifikasi
pelayanan yaitu:
1. Close ICU
Pada closed ICU, jika dokter yang merawat pasien sudah memutuskan dan /
mengindikasikan pasien harus mendapat perawatan intensive, maka dokter yang
merawat atau dokter jaga saat itu harus melaporkan kepada Dokter Intensivist ICU.
Dokter ICU akan mengkaji indikasi tersebut melalui telephone. Setelah menerima
jawaban dari dokter intensivist dokter yang merawat pasien / dokter jaga segera
memberitahukan ke HN / incharge untuk pemindahan pasien. HN / Incharge segera
menghubungi HC dan HN/Incharge ICU untuk rencana pemindahan pasien.
HN / Incharge ICU akan mengkaji diagnose, dokter yang merawat, kondisi
pasien, informed cosent, tindakan yang sudah dilakukan, tindakan yang akan
dilakukan, alat – alat yang dipasang obat – obatan / infuse yang diberikan.
Informasi tersebut kemudian diteruskan ke perawat yang akan merawat pasien tersebut
dan persiapan ruangan untuk pasien baru. Dalam waktu < 30 menit pasien sudah
boleh di antar ke ICU.
Penanganan pasien selama di ICU sepenuhnya dibawah tanggung jawab dokter
intensivist. Dokter intensivist akan berkoordinasi dengan berbagai disiplin untuk
penanganan pasien. Semua keputusan dan instruksi dari dokter intensivist, termasuk
rencana dan / pemindahan pasien jika kondisi pasien sudah stabil dan tidak
memerlukan penanganan di ICU lagi
2. Open ICU
Pada Layanan Open ICU, dokter yang merawat pasien yang menentukan dan
memutuskan pasien harus dirawat di ICU. Selama perawatan di ICU akan
dikonsultasikan kepada dokter anestesi atau intensivist yang bertugas untuk airway
managemen, berhubungan dengan kedaruratan, pemasangan alat – alat.
Pedoman Unit Kerja ICU RSUD Pemangkat10
invasive, pemberian obat – obat anestesi dll namun coordinator dan segala
instruksi diputuskan oleh dokter yang merawat. Dokter yang merawat akan
berkoordinasi dengan berbagai disiplin lain untuk merawat pasien tersebut.
Pedoman Unit Kerja ICU RSUD Pemangkat11
BAB V
LOGISTIK
Keperluan logistik di Instalasi ICU meliputi bahan medis yang dipenuhi oleh instalasi
farmasi seperti : handscoon, masker, alcohol swab, spuit, gel, cairan infus, obat-obat emergency
dan lain-lain. Sedangkan untuk ATK (alat tulis kantor) dipenuhi melalui bagian logistik umum.
a. Alur permintaan barang bahan medis dan non medis
b. Perencanaan
Pengadaan bahan ICU harus mempertimbangkan hal sebagai berikut :
1) Tingkat persediaan
Pada umumnya tingkat persediaan harus selalu sama dengan jumlah persediaan yaitu
jumlah persediaan minimum ditambah jumlah safety stock.
Tingkat persediaan minimum adalah jumlah bahan yang diperlukan untuk memenuhi
kegiatan operasional normal, sampai pengadaan berikutnya dari pembekal atau ruang
penyimpanan umum.
Safety stock adalah jumlah persediaan cadangan yang harus ada untuk bahan-bahan
yang dibutuhkan atau yang sering terlambat diterima dari pemasok
Buffer stock adalah stock penyangga kekurangan reagent di lab
2) Perkiraan jumlah kebutuhan
Perkiraan jumlah kebutuhan dapat diperoleh berdasarkan jumlah pemakaian atau
pembelian bahan dalam periode 6-12 bulan yang lalu dan proyeksi jumlah pemeriksaan
untuk periode 6-12 bulan untuk tahun yang akan datang. Jumlah rata-rata pemakaian
bahan untuk satu bulan perlu dicatat
c. Waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan bahan
Lamanya waktu yang dibutuhkan mulai dari pemesanan sampai bahan diterima dari
pemasok perlu diperhitungkan, terutama untuk bahan yang sulit didapat.
Pedoman Unit Kerja ICU RSUD Pemangkat12
Karu ICUPermintaan
barang
Bagian pengadaan
logistik umum
Bagian pengadaan
logistik farmasi
Perencanaan dimulai dari penanggung jawab administrasi dan logistic yang mendata
kebutuhan barang-barang medis dan non medis habis pakai setiap bulan, mengecek barang
dan kebutuhan yang diperlukan dan membuat bon permintaan barang yang kemudian
diserahkan kepada kepala ruangan lab untuk ditandatangani untuk kemudian diberikan
kepada bagian pengadaan atau bagian farmasi sesuai dengan kebutuhan pemesanannya.
d. Permintaan
Permintaan barang tersebut dilakukan sesuai kebutuhan permintaan, kebagian farmasi atau
kebagian pengadaan dengan menggunakan formulir bon permintaan barang. Dalam keadaan
mendesak dan stock barang di Instalasi ICU kosong, maka permintaan barang bisa
dilakukan sewaktu-waktu pada jam kerja sesuai kebutuhan.
e. Penyimpanan
Bahan ICU yang sudah ada harus ditangani secara cermat dengan mempertimbangkan :
1) Perputaran pemakaian dengan mengadakan kaidah :
- Pertama masuk-pertama keluar (FIFO-first in-first out) yaitu barang yang lebih
dahulu masuk persediaan harus digunakan terlebih dahulu
- Masa kadaluarsa pendek dipakai terlebih dahulu. Hal ini untuk menjamin barang
tidak rusak akibat penyimpanan yang terlalu lama
f. Penggunaan
Penggunaan barang yang lebih dahulu masuk persediaan harus digunakan lebih dahulu,
sedangkan yang memiliki masa kadaluarsa pendek juga dipakai terlebih dahulu
Pedoman Unit Kerja ICU RSUD Pemangkat13
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
a. Pengertian
Sistim dimana Intalasi ICU membuat asuhan untuk keselamatan pasien
b. Tujuan
1) Terciptanya budaya keselamatan pasien
2) Menurunnya kejadian yang tidak diharapkan
3) Terlaksananya program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan kejadian yang
tidak diharapkan
c. Tata laksana keselamatan pasien
1) Tahap penerimaan pasien
Aplusan dari bangsal perawatan atau UGD :
- Identitas pasien
- Terapi yang diberikan
- Bangsal pengirim
- Dokter penanggungjawab Pasien
- Pastikan ventilator sudah dalam keadaan siap jika diperlukan
2) Tahap perawatan
a) Tahap persiapan perawatan
Pasien yang baru masuk dari bangsal perawatan ke instalasi ICU pastikan pasien
sudah terpasang foley cateter, dan mengganti pakaian pasien dengan pakaian
khuss rawat inap ICU, pasien yang akan dirawat sebaiknya sudah dipasang
pempers.
b) Tahap Perawatan
Pada tahap ini segera pasang elektroda monitor EKG, standby kan monitor agar
pasien mudah untuk di monitoring. Cek terapi yang diberikan oleh dokter
penanggungjawab serta monitoring masukan dan keluaran cairan pasien, berikan
diit sesuai intruksi yang diberikan oleh dokter.
3) Tahap pemindahan pasien ke bangsal
Pastikan administrasi pasien sudah lengkap, dan intruksi pasien pindah bangsal
sudah di tulis oleh dokter penanggungjawab pasien.
Pedoman Unit Kerja ICU RSUD Pemangkat14
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
Keselamatan kerja
1. Standard Precautions : Mencuci tangan dan penggunaan sarung
2. Kewaspadaan Needle stick Injury.
3. Ergonomi bekerja:
1) Perawat, staff admin
4. Fire Safety Knowledge
1) Jalur Evakuasi
2) Letak dan Penggunaan APAR dan Hydran
5. Pemeriksaan kesehatan Karyawan
6. Alat pelindung tubuh
7. Paparan bahan dan cairan tubuh pasien
1) Masker
2) Handscoon
Pedoman Unit Kerja ICU RSUD Pemangkat15
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
a. Standar / sasaran mutu
Sasaran mutu ICU adalah
“75% Asuhan Keperawatan Pasien Baru Akan dilengkapi dalam waktu 24 jam” Kriteria :
Dilakukan pada semua pasien baru kecuali pasien pindahan tentang pengkajian,
Action Plan:
Sosialisasi kontnyu kebijakan Nursing yang mengatur tentang standar praktek keperawatan
pada semua staff baru maupun lama
Sosialisasi tentang konsep standar praktek keperawatan / proses keperawatan
Selalu mengingatkan staff tentang pentingnya perencanaan askep yang sistimatis
dan terintegrasi serta pendokumentasian dalam keperawatan.
Meningkatkan peran HN dan incharge dalam melakukan supervisi setiap rekam medic
dan keperawatan pasien setiap hari.
Memberikan pembinaan pada staff yang belum melakukan perencanaan askep dan
pendokumentasian dengan benar.
Monitoring dan evaluasi akan dilakukan setiap bulan, didokumentasikan dan
dilaporkan dalam laporan bulanan (monthly repport).
b. Laporan di Ruang ICU RSUD Pemangkat
1) Laporan Harian
Laporan harian ditulis setiap shift oleh perawat pelaksana yang merawat pasien
tersebut dan oleh perawat incharge / HN yang merawat dan mengelola ruangan
secara keseluruhan pada shift tersebut.
Laporan inidividu pasien terdiri dari data hasil pemantauan pasien pada flow
chart, proses perawatan,data – data penunjang hasil pemeriksaan, pengobatan
serta tindakan yang akan dilakukan dan pada file pasien. Perawat juga harus
melaporkan kepada incharge segala kendala atau masalah yang dihadapi pasien
dan / keluarga seperti pembiayaan, asuransi dan lain – lain.
Laporan HN/Incahge, ditulis oleh incharge / HN pada shift tersebut yang berisi
Laporan pasien secara keseluruhan, ketenagaan, fasilitas dan peralatan, masalah-
masalah yang ada dan pemecahannya, rencana tindakan dan lain – lain.
Pedoman Unit Kerja ICU RSUD Pemangkat16
2) Laporan Bulanan
Laporan Bulanan dibuat oleh HN(Kepala ruang) setiap akhir bulan bulan tersebut
atau awal bulan berikutnya. Komponen laporan bulanan adalah: operational
volume, patient days/BOR, pencapaian sasaran mutu, revenue, staff cuti, Training
dan Pendidikan, pengadaan dan penggunaan peralatan, kasus terbanyak, dan angka
kematian.
3) Laporan Tahunan.
Laporan tahunan dibuat oleh HN setiap tahun yang terdiri dari 5 bagian yaitu:
a) Pencapaian unit of service ( mulai dari pasien masuk, jumlah hari rawat,
BOR, mortalitas dan jumlah kasus terbanyak)
b) Ketenagaan
c) Peralatan
d) Pengendalian mutu
e) Serta masalah yang ada sepanjang tahun yang yang lewat.
Pedoman Unit Kerja ICU RSUD Pemangkat17
BAB IX
PENUTUP
Pedoman Pelayanan ICU RSUD Pemangkat ini diharapkan dapat menjadi panduan bagi
seluruh Kabupaten Sambas yang menyelenggarakan pelayanan ICU. Pelayanan ICU RSUD
Pemangkat dibagi menjadi tiga klasifikasi pelayanan yang disesuaikan dengan kemampuan
rumah sakit meliputi sumber daya, sarana, prasarana dan peralatan. Oleh karena itu, setiap
rumah sakit hendaknya dapat menyesuaikan dengan ketentuan yang ada dalam pedoman ini
dan dapat mengembangkannya sesuai dengan situasi dan kondisi yang kondusif bagi setiap
rumah sakit. Pedoman Pelayanan ICU RSUD Pemangkat, selanjutnya perlu dijabarkan dalam
prosedur tetap di setiap rumah sakit guna kelancaran pelaksanaannya.
Pedoman Unit Kerja ICU RSUD Pemangkat18
Pedoman Unit Kerja ICU RSUD Pemangkat19