pedoman pelayanan instalasi anestesi
TRANSCRIPT
-
8/17/2019 Pedoman Pelayanan Instalasi Anestesi
1/24
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan anestesiologi dan terapi intensif di rumah sakit merupakan salah satu
bagian dari pelayanan kesehatan yang berkembang dengan cepat seiring dengan
peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang anestesia. Peningkatan kebutuhan
pelayanan anestesiologi dan terapi intensif ini tidak diimbangi dengan jumlah dan
distribusi dokter spesialis anestesiologi secara merata. Keadaan tersebut menyebabkan
tindakan anestesia di rumah sakit dilakukan oleh perawat anestesi sehingga tanggung
jawab terhadap pelayanan ini menjadi tidak jelas khususnya untuk rumah sakit yang tidak
memiliki dokter spesialis anestesiologi.Pelayanan anestesia di rumah sakit antara lain meliputi pelayanan anestesia/analgesia
di kamar bedah dan di luar kamar bedah, pelayanan kedokteran perioperatif,
penanggulangan nyeri akut dan kronis, resusitasi jantung paru dan otak, pelayanan
kegawat daruratan dan terapi intensif. Jenis pelayanan yang diberikan oleh setiap rumah
sakit akan berbeda, tergantung dari fasilitas, sarana, dan sumber daya yang dimiliki oleh
rumah sakit tersebut.
Oleh sebab itu, dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan anestesia di Rumah
akit, disusunlah Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan !nestesiologi dan "erapi intensif
di Rumah akit.
B. Ruang Lingkup
Pelayanan anestesia dan terapi intensif pada hakekatnya harus bias memberikan
tindakan medis yang aman, efektif, berperikemanusiaan, berdasarkan ilmu kedokteran
mutakhir dan teknologi tepat guna dengan mendayagunakan sumber daya manusia #$%&
berkompeten dan profesional menggunakan peralatan dan obat'obatan yang sesuai
dengan standar, pedoman dan rekomendasi profesi anestesiologi dan terapi intensif
(ndonesia.
C. Batasan Operasional
). *nit pelayanan anestesiologi dan terapi intensif di rumah sakit.
+. $okter spesialis anestesiologi
. Perawat anestesia/perawat yang telah mendapat pelatihan anesthesia
D. Landasan Hukum
1
-
8/17/2019 Pedoman Pelayanan Instalasi Anestesi
2/24
). *ndang -omor "ahun +0 tentang Rumah akit #1embaran -egara Republik
(ndonesia "ahun +0 -omor )2, "ambahan 1embaran -egara Republik (ndonesia
-omor 23+&4
+. Peraturan %enteri Kesehatan -omor 2)+/%enkes/Per/(5/+3 tentang (6in Praktik
dan Pelaksanaan Praktik Kedokteran4
. Peraturan %enteri Kesehatan -omor +70/%enkes/Per/(((/+8 tentang Rekam %edis4
. Peraturan %enteri Kesehatan -omor +0/%enkes/Per/(((/+8 tentang Persetujuan
"indakan Kedokteran4
2. Peraturan %enteri Kesehatan -omor ))/%enkes/Per/5(((/+) tentang Organisasi
dan "ata Kerja Kementerian Kesehatan4
BAB II
2
-
8/17/2019 Pedoman Pelayanan Instalasi Anestesi
3/24
PENGORGANIAIAN
A. truktur Organisasi
*ntuk mencapai tujuan dan sasaran yang optimal dari program pelayanan
anestesiologi dan terapi intensif perlu ditata pengorganisasian pelayanan dengan tugas,
tanggung jawab dan hubungan kerja yang jelas meliputi bidang administratif maupun
secara teknis medis disesuaikan dengan jenis dan kelas rumah sakit, sarana dan prasarana
serta sumber daya manusia yang tersedia.
B. !ugas dan !anggung "a#a$
). Kepala (nstalasi !nestesiologi dan "erapi intensif
a. "ugas
3
Direktur
Komite ManajerPelayanan Medik &
ManajerKeuangan
ManajerAdm dan Umum
Kepala InstalasiAnestesiologi dan Terapi
KoordinatorPelayanan
Pen!atatan danPelaporan Keuangan
"oordinatorAdministrasi dan
Tim PengelolaPelayanan
Anestesiologi dan
-
8/17/2019 Pedoman Pelayanan Instalasi Anestesi
4/24
)& %engoordinasi kegiatan pelayanan anestesiologi dan terapi intensif sesuai
dengan sumber daya manusia, sarana, prasarana dan peralatan yang tersedia4
+& %elakukan koordinasi dengan bagian / departemen / %9 / (nstalasi terkait.
b. "anggung Jawab
)& %enjamin kompetensi sumber daya manusia yang melaksanakan pelayanan
anestesiologi dan terapi intensif4
+& %enjamin sarana, prasarana dan peralatan sesuai dengan kebutuhan pelayanan
dan standar4
& %enjamin dapat terlaksananya pelayanan anestesiologi dan terapi intensif
yang bermutu dengan mengutamakan keselamatan pasien4
& %enjamin terlaksananya program kendali mutu dan kendali biaya4
2& %eningkatkan dan mengembangkan kompetensi sumber daya manusia
pelayanan anestesiologi dan terapi intensif secara berkesinambungan.
+. Koordinator Pelayanan
Koordinator pelayanan adalah dokter spesialis anestesiologi. Jika tidak ada dokter
spesialis anestesiologi maka koordinator pelayanan ditetapkan oleh direktur rumah
sakit yang diatur dalam peraturan internal rumah sakit Perawat !nesthesia / Perawat
Koordinator !dministrasi dan Keuangana. "ugas :
)& %engawasi pelaksanaan pelayanan anestesia setiap hari4
+& %engatasi permasalahan yang berkaitan dengan pelayanan anestesia4
& %enge;aluasi pelaksanaan kegiatan dan membuat laporan kegiatan berkala.
b. "anggung jawab :
)& %enjamin terlaksananya pelayanan anestesiologi dan terapi intensif yang
bermutu dengan mengutamakan keselamatan pasien4
+& Pelaksanaan pencatatan, e;aluasi dan pembuatan laporan kegiatan di dalam
rumah sakit4
& Pelaksanaan program menjaga mutu pelayanan anestesia dan keselamatan
pasien di dalam rumah sakit.
. Perawat !nestesi / Perawat
a. "ugas :
)& %elakukan asuhan keperawatan pra'anestesia, yang meliputi:
#
-
8/17/2019 Pedoman Pelayanan Instalasi Anestesi
5/24
a& Pengkajian keperawatan pra'anestesia4 pemeriksaan dan penilaian status
fisik pasien
b& Pemeriksaan tanda'tanda ;ital
c& Persiapan administrasi pasien4
d& !nalisis hasil pengkajian dan merumuskan masalah pasien4
e&
-
8/17/2019 Pedoman Pelayanan Instalasi Anestesi
6/24
c& Pemantauan kondisi pasien pasca pemasangan kateter epidural dan
pemberian obat anestetika regional4
d&
-
8/17/2019 Pedoman Pelayanan Instalasi Anestesi
7/24
Pelayanan anestesiologi dan terapi intensif adalah tindakan medis yang dilakukan
melalui pendekatan tim sesuai dengan kompetensi dan kewenangan yang dimiliki. "im
pengelola pelayanan anestesiologi dan terapi intensif dipimpin oleh dokter spesialis
anestesiologi dengan anggota dan/atau dokter peserta program pendidikan dokter spesialis
anestesiologi dan/atau dokter lain dan perawat anestesia/ perawat.
Pelayanan anestesiologi dan terapi intensif mencakup tindakan anestesia #pra
anestesia, intra anestesia dan pasca anestesia& serta pelayanan lain sesuai bidang anestesiologi
seperti pelayanan kritis, gawat darurat, penatalaksanaan nyeri, dan lain'lain. $okter spesialis
anestesiologi hendaknya membatasi beban pasien yang dilayani dan tangung jawab super;isi
anestesi sesuai dengan jumlah, kondisi dan risiko pasien yang ditangani.
A. Pela)anan Anestesia Perioperati*
Pelayanan anestesia peri'operatif merupakan pelayanan anesthesia yang
menge;aluasi, memantau dan mengelola pasien pra, intra dan pasca anestesia serta terapi
intensif dan pengelolaan nyeri berdasarkan keilmuan yang multidisiplin.
). Pra'!nestesia
a. Konsultasi dan pemeriksaan oleh dokter spesialis anestesiologi harus dilakukan
sebelum tindakan anestesia untuk memastikan bahwa pasien berada dalam kondisi
yang layak untuk prosedur anestesi.
b. $okter spesialis anestesiologi bertanggung jawab untuk menilai dan menentukan
status medis pasien pra'anestesia berdasarkan prosedur sebagai berikut :
)& !namnesis dan pemeriksaan pasien.
+& %eminta dan/atau mempelajari hasil'hasil pemeriksaan dan konsultasi yang
diperlukan untuk melakukan anestesia.
& %endiskusikan dan menjelaskan tindakan anestesia yang akan dilakukan.
& %emastikan bahwa pasien telah mengerti dan menandatangani persetujuan
tindakan.
2& %empersiapkan dan memastikan kelengkapan alat anesthesia dan obat'obat
yang akan dipergunakan.
c. Pemeriksaan penunjang pra'anestesia dilakukan sesuai tandar Profesi dan
tandar Prosedur Operasional.
d. "ersedianya oksigen dan gas medik yang memenuhi syarat dan aman.
Pelayanan pra'anestesia ini dilakukan pada semua pasien yang akan menjalankan
tindakan anestesia. Pada keadaan yang tidak biasa, misalnya gawat darurat yang
-
8/17/2019 Pedoman Pelayanan Instalasi Anestesi
8/24
ekstrim, langkah'langkah pelayananpraanestesia sebagaimana diuraikan di atas, dapat
diabaikan dan alasannya harus didokumentasikan di dalam rekam medis pasien.
+. Pelayanan (ntra !nestesia
a. $okter spesialis anestesiologi dan tim pengelola harus tetap berada di kamar
operasi selama tindakan anestesia umum dan regional serta prosedur yang
memerlukan tindakan sedasi.
b. elama pemberian anestesia harus dilakukan pemantauan dan e;aluasi secara
kontinual terhadap oksigenasi, ;entilasi, sirkulasi, suhu dan perfusi jaringan, serta
didokumentasikan pada catatan anestesia.
c. Pengakhiran anestesia harus memperhatikan oksigenasi, ;entilasi, sirkulasi, suhu
dan perfusi jaringan dalam keadaan stabil.
. Pelayanan Pasca'!nestesia
a. etiap pasien pasca tindakan anestesia harus dipindahkan ke ruang pulih #*nit
Rawat Pasca'anestesia/P!=*& atau ekui;alennya kecuali atas perintah khusus
dokter spesialis anestesiologi atau dokter yang bertanggung jawab terhadap pasien
tersebut, pasien juga dapat dipindahkan langsung ke unit perawatan kritis
#(=*/>=*&.
b. 9asilitas, sarana dan peralatan ruang pulih harus memenuhi persyaratan yang
berlaku.
c. ebagian besar pasien dapat ditatalaksana di ruang pulih, tetapi beberapa di
antaranya memerlukan perawatan di unit perawatan kritis #(=*/>=*&.
d. Pemindahan pasien ke ruang pulih harus didampingi oleh dokter spesialis
anestesiologi atau anggota tim pengelola anestesia. elama pemindahan, pasien
harus dipantau/dinilai secara kontinual dan diberikan bantuan sesuai dengan
kondisi pasien.
e. etelah tiba di ruang pulih dilakukan serah terima pasien kepada perawat ruang
pulih dan disertai laporan kondisi pasien.
f. Kondisi pasien di ruang pulih harus dinilai secara kontinual.
g. "im pengelola anestesi bertanggung jawab atas pengeluaran pasien dari ruang
pulih.
B. Pela)anan (ritis
'
-
8/17/2019 Pedoman Pelayanan Instalasi Anestesi
9/24
). Pelayanan pasien kondisi kritis diperlukan pada pasien dengan kegagalan organ yang
terjadi akibat komplikasi akut penyakitnya atau akibat sekuele dari regimen terapi
yang diberikan.
+. Pelayanan pasien kondisi kritis dilakukan oleh dokter spesialis anestesiologi atau
dokter lain yang memiliki kompetensi.
. eorang dokter spesialis anestesiologi atau dokter lain yang memiliki kompetensi
harus senantiasa siap untuk mengatasi setiap perubahan yang timbul sampai pasien
tidak dalam kondisi kritis lagi.
. Penyakit kritis sangat kompleks atau pasien dengan komorbiditi perlu koordinasi yang
baik dalam penanganannya. eorang dokter anestesiologi atau dokter lain yang
memiliki kompetensi diperlukan untuk menjadi koordinator yang bertanggung jawab
secara keseluruhan mengenai semua aspek penanganan pasien, komunikasi dengan
pasien, keluarga dan dokter lain.
2. Pada keadaan tertentu ketika segala upaya maksimal telah dilakukan tetapi prognosis
pasien sangat buruk, maka dokter spesialis anestesiologi atau dokter lain yang
memiliki kompetensi harus melakukan pembicaraan kasus dengan dokter lain yang
terkait untuk membuat keputusan penghentian upaya terapi dengan
mempertimbangkan manfaat bagi pasien, factor emosional keluarga pasien dan
menjelaskannya kepada keluarga pasien tentang sikap dan pilihan yang diambil.
7. emua kegiatan dan tindakan harus dicatat dalam catatan medis.
3. Karena tanggung jawabnya dan pelayanan kepada pasien dan keluarga yang
memerlukan energi pikiran dan waktu yang cukup banyak maka dokter spesialis
anestesiologi atau dokter lain yang memiliki kompetensi berhak mendapat imbalan
yang seimbang dengan energy dan waktu yang diberikannya.
8. $okter spesialis anestesiologi atau dokter lain yang memiliki kompetensi berperan
dalam masalah etika untuk melakukan komunikasi dengan pasien dan keluarganya
dalam pertimbangan dan pengambilan keputusan tentang pengobatan dan hak pasien
untuk menentukan nasibnya terutama pada kondisi akhir kehidupan.
0. $okter spesialis anestesiologi atau dokter lain yang memiliki kompetensi mempunyai
peran penting dalam manajemen unit terapi intensif, membuat kebijakan administratif,
kriteria pasien masuk dan keluar, menentukan standar prosedur operasional dan
pengembangan pelayanan intensif.
C. Pela)anan !indakan Resusitasi
(
-
8/17/2019 Pedoman Pelayanan Instalasi Anestesi
10/24
-
8/17/2019 Pedoman Pelayanan Instalasi Anestesi
11/24
7. Pemantauan fungsi ;ital selama tindakan analgesia regional dilakukan sesuai standar
pemantauan anestesia.
3. !nalgesia regional dapat dilanjutkan untuk penanggulangan nyeri pasca bedah atau
nyeri kronik.
8. Pemantauan di luar tindakan pembedahan/di luar kamar bedah dapat dilakukan oleh
dokter atau perawat anestesia/perawat yang mendapat pelatihan anestesia dibawah
super;isi dokter spesialis anestesiologi.
&. Pela)anan Anestesia Regional dalam O$stetrik
). Pelayanan anestesia regional dalam obstetrik adalah tindakan pemberian anestetik
lokal kepada wanita dalam persalinan.
+. !nestesia regional hendaknya dimulai dan dirumat hanya di tempat ? tempat dengan
perlengkapan resusitasi serta obat'obatan yang tepat dan dapat segera tersedia untuk
menangani kendala yang berkaitan dengan prosedur.
. !nestesia regional diberikan oleh dokter spesialis anestesiologi setelah pasien
diperiksa dan diminta oleh seorang dokter spesialis kebidanan dan kandungan atau
dokter yang merawat.
. !nestesia regional dimulai oleh dokter spesialis anestesiologi dan dapat dirumat oleh
dokter spesialis anetesiologi atau dokter/bidan/perawat anestesia/perawat di bawah
super;isi dokter spesialis anetesiologi.
2. !nestesia regional untuk persalinan per ;aginam disyaratkan penerapan pemantauan
dan pencatatan tanda'tanda ;ital ibu dan laju jantung janin. Pemantauan tambahan
yang sesuai dengan kondisi klinis ibu dan janin hendaknya digunakan bila ada
indikasi. Jika diberikan blok regional ekstensif untuk kelahiran per ;aginam dengan
penyulit, maka standar pemantauan dasar anestesia hendaknya diterapkan.
7. elama pemulihan dari anestesia regional, setelah bedah sesar dan atau blok regional
ekstensif diterapkan standar pengelolaan pascaanestesia.
3. Pada pengelolaan pasca persalinan, tanggung jawab utama dokter spesialis
anestesiologi adalah untuk mengelola ibu, sedangkan tanggung jawab pengelolaan
bayi baru lahir berada pada dokter spesialis lain. Jika dokter spesialis anestesiologi
tersebut juga diminta untuk memberikan bantuan singkat dalam perawatan bayi baru
lahir, maka manfaat bantuan bagi bayi tersebut harus dibandingkan dengan risiko
terhadap ibu.
11
-
8/17/2019 Pedoman Pelayanan Instalasi Anestesi
12/24
G. Pela)anan N)eri + Akut atau (ronis ,
). Pelayanan nyeri adalah pelayanan penanggulangan nyeri #rasa tidak nyaman yang
berlangsung dalam periode tertentu& baik akut maupun kronis. Pada nyeri akut, rasa
nyeri timbul secara tiba'tiba yang terjadi akibat pembedahan, trauma, persalinan dan
umumnya dapat diobati. Pada nyeri kronis, nyeri berlangsung menetap dalam waktu
tertentu dan seringkali tidak responsif terhadap pengobatan.
+. Kelompok pasien di bawah ini merupakan pasien dengan kebutuhan khusus yang
memerlukan perhatian:
a& !nak'anak.
b& Pasien Obstetrik.
c& Pasien lanjut usia.
d& Pasien dengan gangguan kognitif atau sensorik.
e& Pasien yang sebelumnya sudah ada nyeri atau nyeri kronis.
f& Pasien yang mempunyai risiko menderita nyeri kronis.
g& Pasien dengan kanker atau >(5/!($.
h& Pasien dengan ketergantungan pada opioid atau obat/bahan lainnya.
. Penanggulangan efektif nyeri akut dan kronis dilakukan berdasarkan standar prosedur
operasional penanggulangan nyeri akut dan kronis yang disusun mengacu pada
standar pelayanan kedokteran.
H. Pengelolaan Ak-ir (e-idupan
1. Pengelolaan akhir kehidupan meliputi penghentian bantuan hidup (withdrawing life
support) dan penundaan bantuan hidup (withholdinglife support).
2. Keputusan withdrawing/withholding dilakukan pada pasien yang dirawat di ruang
rawat intensif #(=* dan >=*&. Keputusan penghentian atau penundaan bantuan hidup
adalah keputusan medis dan etis.
3. Keputusan untuk penghentian atau penundaan bantuan hidup dilakukan oleh #tiga&
dokter yaitu dokter spesialis anestesiologi atau dokter lain yang memiliki kompetensi
dan + #dua& orang dokter lain yang ditunjuk oleh komite medis rumah sakit.
. Prosedur pemberian atau penghentian bantuan hidup ditetapkan berdasarkan
klasifikasi setiap pasien di (=* atau >=*, yaitu:
a& @antuan total dilakukan pada pasien sakit atau cedera kritis yangdiharapkan tetap
dapat hidup tanpa kegagalan otak berat yang menetap. Aalaupun sistem organ
;ital juga terpengaruh, tetapi kerusakannya masih re;ersibel. emua usaha yang
memungkinkan harus dilakukan untuk mengurangi morbiditas dan mortalitas.
12
-
8/17/2019 Pedoman Pelayanan Instalasi Anestesi
13/24
b& emua bantuan kecuali RJP (!"AR # !o "ot Attempt Resuscitation), dilakukan
pada pasien'pasien dengan fungsi otak yang tetap ada atau dengan harapan
pemulihan otak, tetapi mengalami kegagalan jantung, paru atau organ yang lain,
atau dalam tingkat akhir penyakit yang tidak dapat disembuhkan.
c& "idak dilakukan tindakan'tindakan luar biasa, pada pasien'pasienyang jika
diterapi hanya memperlambat waktu kematian dan bukan memperpanjang
kehidupan. *ntuk pasien ini dapat dilakukan penghentian atau penundaan bantuan
hidup. Pasien yang masih sadar tapi tanpa harapan, hanya dilakukan tindakan
terapeutik/paliatif agar pasien merasa nyaman dan bebas nyeri.
d& emua bantuan hidup dihentikan pada pasien dengan kerusakan fungsi batang
otak yang ire;ersibel. etelah kriteria %ati @atang Otak #%@O& yang ada
terpenuhi, pasien ditentukan meninggal dan disertifikasi %@O serta semua terapidihentikan. Jika dipertimbangkan donasi organ, bantuan jantung paru pasien
diteruskan sampai organ yang diperlukan telah diambil. Keputusan penentuan
%@O dilakukan oleh #tiga& dokter yaitu dokter spesialis anestesiologi atau
dokter lain yang memiliki kompetensi, dokter spesialis saraf dan ) #satu& dokter
lain yang ditunjuk oleh komite medis rumah sakit.
BAB I
PEN%ELENGGARAAN PELA%ANAN
ANE!EIOLOGI DAN !ERAPI IN!ENI& DI RU'AH A(I!
A. trata/(lasi*ikasi Pela)anan Anestesiologi dan !erapi intensi* di Ruma- akit
Penyelenggaraan pelayanan anestesiologi dan terapi intensif di Rumah akit
diklasifikasikan dalam beberapa strata pelayanan berdasarkan kemampuan Rumah akit
dalam memberikan pelayanan sesuai dengan ketersediaan dokter spesialis anetesiologi
13
-
8/17/2019 Pedoman Pelayanan Instalasi Anestesi
14/24
atau dokter lain serta sarana dan prasarana sebagaimana diuraikan pada tabel ) dibawah
ini.
"abel ). Klasifikasi Pelayanan !nestesiologi dan "erapi intensif di Rumah akit :
-o Jenis 1ayanan
Klasifikasi Rumah akit
Kelas $Kelas
=
Kelas
@Kelas !
)Layanan anesthesia /
analgesia di kamar bedahB B B B
+
Layanan anetesia / analgesia
di luar kamar bedah (ruang
radiologi, ruang pencitraan,
endoskopi, diagnostik,kateterisasi, kamar bersalin,
ruang rawat, dan lainlain).
? B B B
Layanan Kedokteran
perioperatif. ? B B B
Layanan Penanggulangan
nyeri akut dan kronik. ? B B B
2 Layanan terapi intensif. ? B B B
7 Layanan anesthesia regional. ? ? B B
3Layanan resusitasi jantungparu dan otak.
? ? B B
8 Layanan gawat darurat. B B B
0Layananhigh
care/intermediate care. ? B B B
)Layanan pasien berisiko
tinggi. ? ? ? B
B. (etenagaan
Pelayanan anestesiologi dan terapi intensif di rumah sakit dilaksanakan dengan
pendekatan tim yang terdiri dari dokter spesialis anestesiologi dan/atau dokter peserta
program pendidikan dokter spesialis anestesiologi dan/atau dokter lain, serta dapat
dibantu oleh perawat anestesia/perawat. taf %edis 9ungsional #%9& anestesiologi dan
terapi intensif dipimpin oleh dokter spesialis anestesiologi. Jika tidak ada dokter spesialis
anestesiologi maka pimpinan adalah dokter yang bekerja di pelayanan anestesia. Jumlah
kebutuhan tenaga anestesiologi dan terapi intensif disesuaikan dengan beban kerja dan
1#
-
8/17/2019 Pedoman Pelayanan Instalasi Anestesi
15/24
klasifikasi pelayanan anestesiologi dan terapi intensif yang diselenggarakan oleh rumah
sakit, seperti terlihat pada table + di bawah ini.
"abel. + Ketenagaan :
-o Jenis 1ayanan
Klasifikasi Rumah akit
Kelas $Kelas
=
Kelas
@Kelas !
) Dokter Spesialis Anestesiologi ? B/? B B
+ Dokter PPDS ? B/? B/? B/?
Dokter Lain B B ? ?
Perawat Anestesi / Perawat B B B B
Pem$erian 0e#enang
Pelayanan anestesia adalah tindakan medis yang harus dilakukan oleh tenaga medis.
-amun, saat ini jumlah dokter spesialis anestesiologi masih sangat terbatas padahal
pelayanan anestesia sangat dibutuhkan di rumah sakit. %emperhatikan kondisi tersebut,
untuk dapat terselenggaranya kebutuhan pelayanan anestesia di rumah sakit yang tidak
ada dokter spesialis anestesiologi, diperlukan pemberian kewenangan tanggung jawab
medis anestesiologi kepada dokter PP$ atau dokter lain. Prosedur pemberian
kewenangan diatur dalam peraturan internal rumah sakit dan mengikuti peraturan
perundangan'undangan yang berlaku.
C. arana1 Prasarana dan Peralatan
tandar fasilitas, peralatan dan perlengkapan penyelengaraan pelayanan anestesiologi dan
terapi intensif di rumah sakit disesuaikan dengan strata/klasifikasi pelayanan, seperti
terlihat pada tabel dibawah ini.
"abel . tandar peralatan dan perlengkapan :
-o Jenis !lat trata / Klasifikasi Pelayanan
Primer ekunder "ersier Rujukan
1$
-
8/17/2019 Pedoman Pelayanan Instalasi Anestesi
16/24
"ertinggi
)
Mesin anestesi yang mempunyai anti
hipoksik device dengancircle system
dengan O2dan N2O, dan udara tekan
(air), dengan vaporizer untuk volatile
agent
B B B B
+ Set anestesia pediatrik B B B B
Ventilator yang digerakkan dengan O2
tekan atau udara tekan, ventilator ini
harus dapat dihubungkan dengan
mesin anestesi
B B B B
Nasopharingeal airway ukuran
dewasa (semua ukuran),
Oropharingeal airway, Resusitasi set,
Defribilator unit, sarana krikotirotomi
B B B B
2
Laringoskop dewasa dengan daun
lengkang ukuran 1-4, bougie danLMA
B B B B
7 Laringoskop bayi B B B B
3Konektor dari pipa oro dan
nasotrakeal dengan mesin anesthesiB B B B
8
Pipa trakea oral/nasal dengan cuff
(plain endotraeheal tube) no. 2 ½, 3,
3 ½, 4, 4 ½ , 5
B B B B
0Pipa trakea spiral no. 5, 5 ½, 6, 6 ½,
7, 7 ½, 8, 8 ½, 9, 9 ½B B B B
)
Pipa orotrakea dengan cuff (cuff
orotracheal tube) no. 5 ½, 6, 6 ½, 7,7½, 8, 8 ½, 9, 9 ½
B B B B
))Pipa nasotrakea dengan cuff no. 5 ½,
6, 6 ½, 7, 7 ½, 8, 8 ½, 9B B B B
)+ Magill forceps ukuran dewasa B B B B
) Magill forceps ukuran anak B B B B
) Stetoskop B B B B
)2 Tensimeter non invansif B B B B
)7 Timbangan berat badan B B B B
)3 Termometer B B B B
)8 Infusion standard B B B B)0
Sikat pembesih pipa trakea, ukuran
kecil dan besarB B B B
+ Pulse oxymetersederhana B B B B
+) EKG B B B B
++ Perlengkapan anastesia regional B B B B
+ Suction pump B B B B
+ Medicine Cabinet B B B B
+2 Double bowel stand B B B B
+7 Patient troley B B B B
+3 Scrub –up B B B B
+8 Medicine troley B B B B+0 Resuctation Set B B B B
1%
-
8/17/2019 Pedoman Pelayanan Instalasi Anestesi
17/24
Intubation Set B B B B
) Oxygen concentrate B/? B B B
+ Defibrilator with monitor B/? B B B
Ventilator ? B B B
Respirator ? B B B
2 CVP Set ? B B B7 Monitor EKG ? B B B
3 Tabung N2O B B B B
8 ICU bed ? B B B
0 Examination Lamp ? B B B
Mobile sphygmomanometer ? B B B
) Oxygen apparatus + flowmeter ? B B B
+ Alat Trakeatomi set ? ? B B
Bronkoskop pipa kaku (segala
ukuran) ? ? B B
Bronkoskop serat optik fleksibel(segala macam ukuran) ? ? B B
2Unit kantong terisi sendiri katup
sungkup (segala macam ukuran)B ? B B
7 Ventilator oksigen picu tangan ? ? B B
3 Sungkup muka B B B B
8 Sistem pemberian oksigen portable ? ? B B
0 Tourniquet B B B B
2 Celana anti segala ? ? B B
2) Elektrokardioskop ? ? B B
2+
AC/DC Defibrilator dengan pedal
dada dewasa, anak dan bayi ? ? B B2 Alat inhalasi N2O dan O2 ? ? B B
2 Jarum akupuntur ? ? B B
22 Troli Resusitasi bayi ? ? B B
27 Spirometri ? ? B B
23 Alat pompa infus ? ? B B
28Mesin anestesi dengan N2O,
dilengkapi dengan ventilatorB B B B
20Sirkuit bisa untuk dewasa, anak dan
bayi ? ? B B
7 Alat monitoring gas anestesi ? ? B B
7) O2 + gas-gas medik B ? B B
7+ EKG monitor AC-DCsingle channel ? ? B B
7 Pemantauan O2 dan CO2 (kapnograf) ? ? B B
7 Alat pemantauan frekuensi napas
dengan alarm ? ? B B
72 Stetokosp nadi ? ? B B
77 CVP perifer ? ? B B
73 Ultrasonic Nebulizer: ? ? B B
78 alat-alat terapi oksigen ? ? B B
70 Anestesia blok syaraf ? ? B B
3 Anestesia blok intravena ? ? B B3) Anestesia subarachnoid ? ? B B
1
-
8/17/2019 Pedoman Pelayanan Instalasi Anestesi
18/24
3+ Anestesia peridural ? ? B B
3 Ultrasonografi ? ? B B
3Difficult Airway device seperti video
laryngoskop, lightwand, LMA C Trach ? ? B B
32 Alat penghangat pasien (blanket roll) ? B B B
37 Alat pantau kesadaran seperti BISmonitor/Entropy/Index of
Conciousness
? ? B B
33 Alat pemanas infus ? B B B
38 Syringe pump ? B B B
30 Alat Target Control Infusion ? ? B B
D. istem Pela)anan
Kegiatan pelayanan anestesiologi dan terapi intensif dilaksanakan secara terpadu dan
terintegrasi dengan pelayanan lainnya di rumah sakit. Pelayanan anestesiologi dan terapi
intensif dapat berupa pelayanan rawat jalan atau rawat inap dengan jenis layanan yang
disesuaikan dengan klasifikasi pelayanan anestesiologi dan terapi intensif di rumah sakit.
Pelayanan anestesiologi di kamar bedah utamanya terkait dengan pelayanan kesehatan
yang diselenggarakan oleh:
). $okter spesialis bedah
+. $okter spesialis kebidanan dan kandungan. $okter spesialis telinga, hidung dan tenggorokan #">"&
. $okter spesialis orthopedi
2. $okter spesialis lain
Pelayanan anestesiologi di luar kamar bedah dapat dilakukan antara lain di instalasi gawat
darurat, kamar bersalin, radiologi, endoskopi, dan (=*/>=*.
E. Alur Pasien dalam Pela)anan Anestesiologi dan !erapi Intensi*
Pasien yang membutuhkan pelayanan anetesiologi dan terapi intensif di rumah sakit dapat
berasal dari : instalasi gawat darurat, instalasi rawat jalan, dan instalasi rawat inap
termasuk ruang rawat intensif. @agan ) di bawah ini menyajikan gambaran umum alur
pelayanan anestesiologi dan terapi intensif di rumah sakit.
@agan ). !lur Pelayanan !nestesiologi dan "erapi intensif di Rumah akit :
1'
PA*I+,
-
8/17/2019 Pedoman Pelayanan Instalasi Anestesi
19/24
&. Pem$ia)aan
Pembiayaan penyelenggaraan pelayanan anestesiologi dan terapi intensif bagi Rumah
akit *mum !t'"urots !l'(slamy dapat diperoleh dari pasien :
). *mum
+. Jamsostek
. Jamkesda
. Jamkesmas
2. !suransi 1ain
G. Pengendalian Lim$a-
%engikuti pengendalian limbah di rumah sakit. Pengelolaan limbah di rumah sakit
meliputi pengelolaan limbah padat, cair, bahan gas yang bersifat infeksius, bahan kimia
beracun dan sebagian bersifat radioaktif, yang diolah secara terpisah.
1(
RA-AT .A/A,
U0D RA-ATI,AP
I,*TA/A*I A,+*T+*I/0I & T+RAPII,T+,*I
Penilaian Pra
Anestesia
RA-ATI,AP
RA-AT .A/A,
TIMA,+*T+*I/0I
Meninggal *em4u5
-
8/17/2019 Pedoman Pelayanan Instalasi Anestesi
20/24
H. (ese-atan dan (eselamatan (er2a + (3 ,
>arus diperhatikan hal'hal sebagai berikut:
1. *ntuk alat'alat yang menggunakan listrik harus memakai arde dan stabilisator.
2. $alam melakukan pelayanan harus memakai pelindung sesuai Pedoman Pencegahan
dan Pengendalian (nfeksi.
3. Penataan ruang, aksesibilitas, penerangan dan pemilihan material harus sesuai dengan
ketentuan yang mengacu pada keselamatan pasien.
I. Pen4atatan dan Pelaporan
Kegiatan, perubahan'perubahan dan kejadian yang terkait dengan persiapan dan
pelaksanaan pengelolaan pasien selama pra'anestesia, pemantauan durante anestesia dan
pasca anestesia di ruang pulih dicatat secara kronologis dalam catatan anestesia yang
disertakan dalam rekam medis pasien.
=atatan anestesia ini dilakukan sesuai ketentuan perundang'undangan, di;erifikasi
dan ditandatangani oleh dokter spesialis anestesiologi yang melakukan tindakan anestesia
dan bertanggung jawab atas semua yang dicatat tersebut.
Penyelenggaraan pelaporan pelayanan anestesiologi di rumah sakit dilaporkan secara
berkala kepada pimpinan rumah sakit sekurang kurangnya meliputi:
"eknik anestesia dan jumlahnya:
). *mum
a& Regional
b& blok saraf
c& %!=
+. !lat jalan napas :
a& (ntubasi
b& 1%!
. !! : ), +, , , 2, 7
. Kasus emergensi : Ca/"idak
2. %onitoring tambahan
7. Komplikasi : !da/ "idak
3. Jenis pembedahan : bedah saraf, bedah anak, bedah ">"'K1, bedah kebidanan, bedah
digestif, bedah thoraks, bedah urologi, dan lain'lain.
2)
-
8/17/2019 Pedoman Pelayanan Instalasi Anestesi
21/24
8. "indakan anestesia diluar kamar bedah: penatalaksanaan nyeri, endoskopi, radiologi,
resusitasi, pemasangan kateter ;ena sentral.
". Pengendalian 'utu
Kegiatan e;aluasi terdiri dari :
).
-
8/17/2019 Pedoman Pelayanan Instalasi Anestesi
22/24
Pengembangan pelayanan terdiri dari tiga aspek yaitu :
). Pengembangan umber $aya %anusia.
+. Pengembangan sarana, prasarana dan peralatan.
. Pengembangan jenis pelayanan.
A. Pengem$angan um$er Da)a 'anusia
Pengembangan sumber daya manusia terdiri dari pemenuhan ketenagaan #kuantitas& dan
peningkatan pengetahuan serta ketrampilan #kualitas&. Program/kegiatan yang berkaitan
dengan pengembangan sumber daya manusia:
). %elengkapi jumlah dan kualifikasi tenaga yang diperlukan sesuai dengan klasifikasi
pelayanan di masing'masing rumah sakit.
+. %elakukan diklat teknis fungsional bagi tenaga anestesiologi dan terapi intensif.
etiap sumber daya manusia yang ada di (nstalasi !nestesiologi dan "erapi (ntensif
berkewajiban untuk senantiasa meningkatkan ilmu pengetahuan dan keterampilannya
baik secara mandiri maupun mengikuti pendidikan dan pelatihan yang
diselenggarakan oleh lembaga'lembaga yang berwenang dan terakreditasi sesuai
ketentuan peraturan perundang'undangan.
$ukungan anggaran yang memadai sangat dibutuhkan untuk meningkatkan
kompetensi sumber daya manusia secara berkesinambungan sejalan dengan pesatnya
pekembangan ilmu dan tekonologi kedokteran di bidang anestesiologi.
B. Pengem$angan arana1 Prasarana dan Peralatan
$isesuaikan dengan peningkatan klasifikasi jenis pelayanan dan kelas rumah sakit.
Program/kegiatan yang berkaitan dengan pemenuhan sarana, prasarana dan peralatan:
). Pembangunan dan pengembangan fasilitas pelayanan anestesiologi dan terapi intensif
di rumah sakit.
+. Penyediaan peralatan untuk pelayanan anestesiologi dan terapi intensif yang
diperlukan oleh dokter dan tenaga lain yang terkait, termasuk sarana penunjangnya.
C. Pengem$angan "enis Pela)anan
22
-
8/17/2019 Pedoman Pelayanan Instalasi Anestesi
23/24
Jenis pelayanan anestesiologi dan terapi intensif dikembangkan sesuai kebutuhan
masyarakat dan perkembangan ilmu dan tekonologi kedokteran serta disesuaikan dengan
ketersediaan sumber daya manusia, sarana dan prasarana serta peralatan.
BAB I
23
-
8/17/2019 Pedoman Pelayanan Instalasi Anestesi
24/24
PENU!UP
Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan !nestesiologi dan "erapi (ntensif di Rumah
akit ini hendaknya dijadikan acuan bagi rumah sakit dalam pengelolaan penyelenggaraan
dan penyusunan standar prosedur operasional pelayanan anestesiologi dan terapi intensif di
masing'masing rumah sakit. Penyelenggaraan pelayanan anestesi dibagi menjadi #empat&
klasifikasi berdasarkan pada kemampuan pelayanan, ketersediaan sumber daya manusia,
sarana dan prasarana serta peralatan yang disesuaikan dengan kelas rumah sakit. $ibutuhkan
dukungan dari semua pihak terutama pimpinan rumah sakit agar mutu pelayanan
anestesiologi dan keselamatan pasien dapat senantiasa ditingkatkan dan dipertahankan sesuai
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang anestesiologi.