manajemen icu.docx

31
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagaimana yang kita ketahui bahwa Intensive Care Unit (ICU) merupakan ruang perawatan dengan tingkat resiko kematian pasien yang tinggi. Tindakan keperawatan yang cepat dan tepat sangat dibutuhkan untuk menyelamatkan pasien. Pengambilan keputusan yang cepat ditunjang data yang merupakan hasil observasi dan monitoring yang kontinu oleh perawat. Tingkat kesibukan dan standar perawatan yang tinggi membutuhkan manajemen ICU dan peralatan teknologi tinggi yang menunjang. Secara umum, Manajemen itu memiliki ciri-ciri : adanya tujuan yang ingin dicapai, adanya sumber daya, upaya penggerakan sumber daya, adanya orang yang menggerakan sumber daya (manajer), adanya proses perencanaan – pengorganisasian – penggerakan 1

Upload: rahima-putri

Post on 25-Dec-2015

18 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Sebagaimana yang kita ketahui bahwa Intensive Care Unit (ICU)

merupakan ruang perawatan dengan tingkat resiko kematian pasien yang

tinggi. Tindakan keperawatan yang cepat dan tepat sangat dibutuhkan untuk

menyelamatkan pasien. Pengambilan keputusan yang cepat ditunjang data

yang merupakan hasil observasi dan monitoring yang kontinu oleh perawat.

Tingkat kesibukan dan standar perawatan yang tinggi membutuhkan

manajemen ICU dan peralatan teknologi tinggi yang menunjang.

Secara umum, Manajemen itu memiliki ciri-ciri : adanya tujuan yang

ingin dicapai, adanya sumber daya, upaya penggerakan sumber daya, adanya

orang yang menggerakan sumber daya (manajer), adanya proses perencanaan

– pengorganisasian – penggerakan pelaksanaan – pengarahan dan

pengendalian. Begitu pun manajemen yang ada di rumah sakit terutama di

ruang ICU, kita sebagai seorang perawat juga harus betul-betul memahami

seperti apa tugas-tugas dan tanggung jawab masing-masing pelaksana

kesehatan, mengetahui seperti apa layaknya ruang ICU dan masih banyak

lainnya.

Atas dasar hal tersebut maka kami mengangkat judul “ Manajemen

Ruang Intensive Care Unit (ICU)”.

1

B.     Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas , maka rumusan masalahnya adalah :

1. Bagaimana manajemen rumah sakit khususnya di ruang intensive care

unit (ICU) ?

C.     Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah sebagai salah satu

tugas mata kuliah manajemen kesehatan dan untuk mengetahui serta

memahami manajemen rumah sakit khususnya di ruang intensive care unit

(ICU).

D.    Manfaat Penulisan

Adapun manfaat yang ingin kami capai dalam penulisan makalah

ini  adalah untuk  memberikan informasi kepada para pembaca mengenai

seperti apa manajemen di ruang ICU.

2

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A.    Definisi Manajemen Secara Umum

Manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian,

pengarahan dan pengawasan, usaha-usaha para anggota organisasi dan

penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi lainnya agar rnencapai

tujuan organisasi yang telah ditetapkan.

Dari defenisi di atas terlihat bahwa Stoner telah menggunakan kata

"proses", bukan "seni".  Mengartikan manajemen sebagai "seni" mengandung

arti bahwa hal itu adalah kemampuan atau keterampilan pribadi. Sedangkan

suatu "proses" adalah cara sistematis untukmelakukan pekerjaan. Manajemen

didefenisikan sebagai proses karena semua manajer tanpa harus

rnemperhatikan kecakapan atau ketrampilan khusus, harus melaksanakan

kegiatan-kegiatan yang saling berkaitan dalam pencapaian tujuan yang

diinginkan.

Begitupun proses yang terjadi di rumah sakit . Rumah sakitadalah salah

satu subsistem pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan dua jenis

pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan dua jenis pelayanan untuk

masyarakat yaitu pelayanan kesehatan dan pelayanan administrasi, olehnya

itu diperlukan suatu manajemen yang dapat menunjang pelaksanaan

pemberian pelayanan tersebut. Tidak hanya mencakup manajemen rumah

3

sakit secara umum,namun setiap bagian dari rumah sakit itupun juga memiliki

structural dan proses manajemen yang berbeda-beda.

Berdasarkan uraian diatas disimpulkan bahwa pada dasarnya

manajemen merupakan kerjasama dengan orang-orang untuk menentukan,

menginterpretasikan dan mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan

pelaksanaan fungsi-fungsi perencanaan (planning), pengorganisasian

(organizing), pengarahan (actuating), dan pengawasan (controlling).

B.     Definisi Manajemen ICU

Perawatan intensif care unit merupakan pelayanan keperawatan yang

saat ini sangat perlu untuk di kembangkan di Indonesia yang bertujuan

memberikan asuhan bagi pasien dengan penyakit berat yang potensial

reversibel, memberikan asuhan pada pasien yang memerlukan observasi ketat

dengan atau tanpa pengobatan yang tidak dapat diberikan diruang perawatan

umum memberikan pelayanan kesehatan bagi pasien dengan potensial atau

adanya kerusakan organ umumnya paru mengurangi kesakitan dan kematian

yang dapat dihindari pada pasien-pasien dengan penyakit kritis  (Adam &

Osbone, 1997).

C.     Tujuan Pelayanan ICU

Adapun tujuan pelayanan yang dilakukan di ruang intensive care unit

antara lain sebagai berikut :

1. Melakukan tindakan untuk mencegah terjadinya kematian atau cacat.

4

2. Mencegah terjadinya penyulit

3. Menerima rujukan dari level yang lebih rendah & melakukan rujukan ke

level yang lebih tinggi

4. Mengoptimalkan kemampuan fungsi organ tubuh pasien

5. Mengurangi angka kematian pasien kritis dan mempercepat proses

penyembuhan pasien

D.    Jenis-Jenis ICU

Menurut fungsinya intensive care unit (ICU) dibagi menjadi beberapa

unsur yaitu :

1. ICU Khusus

Dimana pasien dirawat dengan payah dan akut dari satu jenis

penyakit. Adapun contohnya yaitu :

a. ICCU (Intensive Coronary Care Unit) yaitu ruang

untukpasien yang dirawat dengan  gangguan pembuluh darah

Coroner.

b. Respiratory Unit yaitu ruang untuk pasien yang dirawat

dengan mengalami gangguan pernafasan.

c. Renal Unit yaitu ruang untuk pasien yag dirawat dengan gangguan

gagal ginjal.

5

2. ICU Umum

Dimana pasien dirawat dengan  sakit payah akut di semua bagian

RS. Menurut umur, ICU anak & neonatus dipisahkan dengan ICU

dewasa.

E.     Syarat - Syarat Ruang ICU

1. Letaknya di sentral RS dan dekat dengan kamar bedah serta kamar pulih

sadar ( Recovery Room)

2. Suhu ruangan diusahakan 22-25 oC, nyaman , energi tidak banyak keluar.

3. Ruangan tertutup & tidak terkontaminasi dari luar

4. Merupakan ruangan aseptic & ruangan antiseptic dengan dibatasi kaca-

kaca.

5. Kapasitas tempat tidur dilengkapi alat-alat khusus

6. Tempat tidur harus yang beroda dan dapat diubah dengan segala posisi.

7. Petugas maupun pengunjung memakai pakaian khusus bila memasuki

ruangan isolasi.

8. Tempat dokter & perawat harus sedemikian rupa sehingga mudah untuk

mengobservasi pasien’

6

F.      Indikasi Masuk ICU         

1. Prioritas 1 

Penyakit atau gangguan akut pada organ vital yang memerlukan

terapi intensif dan agresif seperti Gangguan atau gagal nafas

akut, Gangguan atau gagal sirkulasi, Gangguan atau gagal susunan

syaraf , Gangguan atau gagal ginjal .

2. Prioritas 2 

Pemantauan atau observasi intensif secara ekslusif atas keadaan-

keadaan yang dapat menimbulkan ancaman gangguan pada sistem organ

vital Misalnya Observasi intensif pasca bedah operasi : post  trepanasi,

post open heart, post laparatomy dengan komplikasi, Observasi intensif

pasca henti jantung dalam keadaan stabil , dan Observasi pada pasca

bedah dengan penyakit jantung.

3. Prioritas 3   

Pasien dalam keadaan sakit kritis dan tidak stabil yang mempunyai

harapan kecil untuk penyembuhan (prognosa jelek). Pasien kelompok ini

mugkin memerlukan terapi intensif untuk mengatasi penyakit akutnya,

tetapi tidak dilakukan tindakan invasife Intubasi atau Resusitasi Kardio

Pulmoner. NB : Pasienprioritas 1 harus didahulukan dari pada prioritas

2 dan 3.

7

G.     Indikasi Keluar ICU 

Adapun indikasi keluar ICU antara lain sebagai berikut :

1. Penyakit atau keadaan pasien telah membaik dan cukup stabil.

2. Terapi dan perawatan intensif tidak memberi hasil pada pasien. 

3. Dan pada saat itu pasien tidak menggunakan ventilator.

4. Pasien mengalami mati batang otak. 

5. Pasien mengalami stadium akhir (ARDS stadium akhir)  

6. Pasien/keluarga menolak dirawat lebih lanjut di ICU (pulangpaksa) 

7. Pasien/keluarga memerlukan terapi yang lebih gawat mau masuk ICU

dan tempat penuh. 

8

BAB III

STRUKTURAL MANAJEMEN ICU

         

Intensive care unit (ICU) adalah suatu kesatuan perawatan dan aktivitas

medis yang beroperasi mandiri dalam suatu rumah sakit dan didalamnya fasilitas

sumber daya manusia, keterampilan profesional, piranti teknis dan ruang yang

memadai. Bagian ini di gunakan untuk merawat pasien gawat akibat pembedahan,

trauma dan penyakit kritis, yang dengan terapi intensif dan terapi penunjang

fungsi vital kehidupan (life support) dapat harapkan sembuh dan menjalanui hidup

normal kembali.

A.    Struktural Intensive Care Unit (ICU)

1.      Kepala  ICU

Tanggung jawab penatalaksanaan medis dan administrasi

dibebankan pada seorang dokter yang bekerja full time  atau minimal 50

% waktu kerjanya dicurahkan untuk memberikan pelayanan intensif dan

secara fisik dapat dihubungi dan tidak terikat kewajiban lain yang

menyita waktu dan kedudukannya sebagai kepala ICU . Kepala ICU

hanya memiliki tanggung jawab medis dan administratif untuk bagian

yang dibawahinya, dan posisi ini sebaiknya tidak dirangkap dengan

tanggung jawab sebagai atasan di bagian atau fasilitas lain di rumah sakit

tersebut. Kepala ICU bertanggungjawab atas pelayanan yang dilakukan

bersama profesi terkait baik yang menjadi penanggungjawab pasien

9

sebelum dirujuk ke ICU maupun bersama profesi yang memberi

konsultasi dan atau yang ikut melakukan perawatan/terapi. Kepala ICU

sebaiknya seorang yang telah mendalami spesialisasi anestesiologi, ilmu

penyakit dalam,  bedah , ilmu kesehatan anak atau bagian lain dan pernah

menjalani pelatihan dan pendidikan formal di bidang kedokteran

perawatan intensif. 

2.      Staf medis

Kepala ICU dibantu oleh dokter yang ahli di bidang perawatan

intensif. Jumlahnya dihitung menurut jumlah tempat tidur di bagian itu,

jumlah pergantian kerja tiap hari , jumlah hari kerja per minggu  dan

sebagai fungsi dari beban kerja klinis, riset dan pendidikan. Untuk

menjamin kelangsungan kerja, ICU dianjurkan setidaknya

mempekerjakan 4 orang dokter yang ahli di bidang perawatan intensif

tiap 6 - 8 tempat tidur.

Staf medis bertugas melaksanakan dan mengkoordinir rencana

perawatan/terapi bersama dokter yang memasukkan pasien dan konsultan

lain, serta menampung  dan menyimpulkan opini yang berbeda  dari

konsultan-konsultan tersebut sehingga tercapai pelayanan dan

pendekatan yang terkoordinir pada pasien dan keluarga. Untuk tujuan

tersebut mereka perlu mengatur visite harian untuk memberitahukan

rencana terapi dan perawatan. Pada acara ini semua staf sebaiknya

dilibatkan. Dokter pemilik/perujuk pasien sebaiknya datang setiap hari

untuk mengetahui hasil diskusi, saran-saran dan perkembangannya.

10

Anggota staf medis ICU  bertanggungjawab atas perawatan medis dan

administratif  pasien yang dirawat di unit tersebut. Mereka merumuskan

kriteria masuk dan keluar serta bertanggungjawab atas protokol

diagnostik dan terapi guna standarisasi perawatan di bagian tersebut. 

  Setiap dokter dan  perawat yang bekerja di ICU  wajib 

1)      Memperdalam pengetahuannya  dengan mengikuti

perkembangan ilmu dari kepustakaan, seminar, lokakarya dsb.

2)      Secara berkala mengikuti pendidikan kedokteran

berkelanjutan/pendidikan keperawatan dalam bidangintensive

care.

3.      Bagian  staf keperawatan

Untuk staf keperawatan dalam ruang ICU terdiri atas :

a.       Kepala Perawat

Kepala perawat ICU adalah Perawat anestesi (D III atau

sederajat) atau perawat yang telah mendapat pelatihan dan

pendidikan di bidang perawatan atau terapi intensif sekurang-

kurangnya 6 bulan atau perawat yang telah membantu pelayanan di

ICU minimal 1 tahun. Dalam menjalankan tugasnya kepala perawat

dibantu oleh  seorang wakil kepala perawat yang sewaktu-waktu bisa

menggantikannya.

Kepala perawat harus mampu menjaga kelangsungan

pendidikan bagi staf perawat. Kepala perawat dan wakilnya

sebaiknya tidak dilibatkan dalam aktivitas keperawatan rutin.

11

b.      Staf Perawat

Perawat ruang intensif adalah perawat yang telah mendapat 

pelatihan dan pendidikan di bidang perawatan atau terapi intensif

sekurang-kurangnya 6 bulan atau perawat yang telah bekerja pada

pelayanan di ICU minimal 1 tahun. Setiap perawat yang bertugas di

ICU harus memiliki kualifikasi tertentu, memahami fungsi ICU ,tata

kerja dan peralatan yang digunakan untuk menjaga mutu pelayanan,

mencegah timbulnya penyulit dan mencegah kerusakan pada alat-

alat canggih/mahal.  

Jumlah perawat yang dibutuhkan adalah (rasio jumlah perawat

terhadap pasien) adalah Ideal = 1:1 , Optimal =1:2,  Minimal = 1:3.

Pelayanan perawatan dilaksanakan 24 jam terus-menerus dan

pengaturan tenaganya dibagi dalam 3 shift jaga. Pada setiap shift 

ditunjuk perawat penanggungjawab dan dilakukan serah terima

pasien. Untuk setiap penderita sebaiknya ditunjuk seorang perawat

yang bertanggungjawab mengenai perawatan, penyediaan alat-alat

medik dan obat-obatan.  Perawat yang sedang menjalani pelatihan

bidang perawatan intensif dan keperawatan gawat darurat  harus

dilatih dan di bawah pengawasan staf perawat terlatih. Mereka tidak

dapat penuh menggantikan staf perawat reguler.

4.     Ahli Fisioterapi

Untuk setiap 12 tempat tidur harus tersedia seorang ahli fisioterapi

yang bekerja 7 hari dalam seminggu.

12

5.      Ahli Radiologi

Ahli radiologi sebaiknya dapat dihubungi setiap waktu dalam 24

jam. Interpretasi hasil pemeriksaan oleh radiolog harus tersedia setiap

waktu.

6.      Ahli Gizi

Harus dapat dihubungi setiap waktu selama jam kerja normal.

7.      Tenaga analis obat

ICU sebaiknya mempunyai  seorang analis yang tugasnya

memeriksa pengadaan obat.

8.      Ahli Teknik

Perawatan  kalibrasi dan perbaikan peralatan teknis di bagian ini

perlu ditangani dengan cermat.oleh seorang ahli tehnik, yang tersedia 24

jam.

9.      Tenaga Administrasi

Untuk setiap 6 tempat tidur sebaiknya disediakan seorang tenaga

administrasi yang mengurusi administrasi pasien, dokumen

medis,laboratorium dan lain-lain.

10.  Tenaga Kebersihan

Di  ICU sebaiknya tersedia grup bagian kebersihan  yang khusus.

Mereka perlu mengetahui protokol pencegahan infeksi dan bahaya dari

peralatan medis.

13

BAB IV

PEMBAHASAN

A.    Standar Kualifikasi Intensive Care Unit

Ruangan ICU merupakan suatu  unit di RS yang dibandingkan dengan

ruagan lain, banyak perbedaan ,tingkat  pelayanannya. Tingkat pelayanan ini

ditentukan oleh  jumlah staf, fasilitas, pelayanan penunjang ,jumlah dan

macam pasien yang dirawat, untuk itu harus ditunjang oleh tenaga yang

memenuhi kualifikasi standart ICU.

Pelayanan ICU harus memiliki kemampuan minimal sebagai berikut :

1.      Resusitasi jantung paru 

2.      Pengelolaan jalan nafas termasuk intubasi trakeal dan penggunaan

ventilator sederhana 

3.      Terapi oksigenasi 

4.      Pemamtauan EKG ,pulse oximetri terus menerus 

5.      Pemberian nutrisi enteral dan panenteral

6.      Pelaksanaan terapi secara titrasi 

7.      Kemampuan melaksanakan teknik khusus sesuai kondisi pasien 

8.      Memberikan tunjangan fungsi vital dengan alat –alat portabel selama

transportasi pasien gawat 

9.      Kemampuan melakukan fisioterapi dada

14

B.     Sarana Dan Prasarana

1.      Lokasi

Dianjurkan satu komplek dengan kamar bedah dan kamar pulih sadar dan

berdekatan atau mempunyai akses yang mudah ke unit gawat

darurat,laboratorium dan radiologi.

2.      Desain

Standart ICU yang memadai ditentukan desain yang baik dan pengaturan

ruang yang adekuat. Adapun bangunan ICUSebaiknya terisolasi dan

mempunyai standart tertentu terhadapBahaya Api, Ventilasi, AC, Pipa

air, Komunikasi, Bakteorologis,Exhausts fan, Kabel monitor, dan Lantai

mudah dibersihkan ,keras dan rata.

3.      Area pasien

a)      Unit terbuka 12-16 M2/pertempat tidur

b)      Unit tertutup 16 – 20 m2 pertempat tidur

c)      Jarak antara TT : 2 m

d)     Unit terbuka mempunyai 1 tempat cuci tangan, setiap 2 TT

e)      Unit tertutup 1 ruangan terdiri 1 tempat tidur dan 1 tempat cuci

tangan.

f)       Harus ada sejumlah outlet yang cukup sesuai dengan level ICU

g)      Pencahayaan cukup dan adekuat untuk observasi khusus dengan

lampu TL 10 watt / m2. Jendela dan akses tempat tidur menjamin

kenyamanan pasien dan petugas, desain dari unit memperhatikan

privasi pasien.

15

4.      Area Kerja meliputi :

a)      Ruang yang cukup untuk staf dan menjaga kontak visual perawat

dengan pasien.

b)      Ruang yang cukup untuk memonitor pasien peralatan resusitasi dan

penyimpanan obat dan alat (lemari pendingin)

c)      Ruang yang cukup untuk X-Ray mobil dan mempunyai tekanan

negatif.

d)     Ruang untuk telpon dan sistem komunikasi lain seperti komputer,

koleksi data, alat untuk penyimpanan alat tulis.

5.       Lingkungan 

Mempunyai pendingin / AC yang dapat mengontrol suhu dan

kelembaban sesuai dengan luas ruangan . Suhu 220 – 250.

6.      Ruang Isolasi 

Dilengkapi dengan tempat cuci tangan dan tempat ganti pakaian

sendiri.

7.      Ruang Penyimpanan Peralatan dan Barang Bersih. 

Untuk penyimpanan monitor, ventilator, pompa infus dan pompa

syringe, peralatan dialisi, alat-alat hisap, linen dan tempat penyimpanan

barang dan alat bersih.

8.      Ruang Tempat Pembuangan Alat atau Bahan Kotor. 

a)      Ruang untuk membersihkan alat-alat, pemeriksaan urine,

pengosongan dan pembersihan pispot dan botol urine. 

b)      Desain untuk menjamin tidak ada kontaminasi

16

9.      Ruang Perawat

Terdapat ruang terpisah yang dapat digunakan oleh perawat yang

bertugas dan kepala ruangan.

10.  Ruang Staf Dokter.

11.  Ruang Tunggu Keluarga Pasien.

12.  Laboratorium yang terpusat.

C.     Peralatan Yang Harus Tersedia

1.      Jumlah dan macam peralatan yang ada, sesuai dengan tipe ICU sekunder.

2.      Terdapat prosedur pemeriksaan berkala untuk keamanan alat yaitu ada

program kalibrasi dan pemeliharaan alat , ada buku pemakaian alat serta

pemeliharaan alat, ada protap-protap pemakaian kalibrasi dan

pemeliharaan alat-alat.

3.      Untuk di ICU sendiri sekarang terdapat peralatan dasar, yang meliputi : 

a)      Ventilator. 

b)      Alat ventilasi manual dan alat penunjang jalan nafas seperti :

         Alat hisap atau suction.

         Peralatan akses vaskuler.

         Peralatan monitor unvasif dan non invasif

         Defibrilator dan alat pacu jantung

         Alat pengatur suhu pasien.

         Peralatan drain thorak.

         Pompa infus dan pompa syringe

17

         Peralatan portable untuk transportasi.

         Tempat tidur khusus

         Lampu untuk tindakan.

         Ruang Hemodialisa juga tersedia untuk mendukung fungs ICU

4. Monitoring Peralatan.

Hal-hal yang sangat vital sangat ditekankan pada pemantauannya

termasuk peralatan yang digunakan untuk transportasi pasien yaitu :

         Mengerti dan tahu tentang tanda bahaya kegagalan pasokan gas

         Mengerti trentang kegagalan pasokan oksigen ,maka alat yang

secara otomatis teraktifasi untuk memonitor penurunan tekanan

pasokan oksigen yang selalu terpasang di ventilator

         Pemantauan konsentrasi oksigen :Semua petugas diruang ICU

diharapkan mengetahui tentang bahaya kegagalan ventilator atau

diskonsentrasi sistem pernafasan.Pada pengguna ventilator

otomatis,harus ada alat yang didapat segera mendeteksi kegagalan

sistem pernafasan atau ventilator secara terus menerus

         Volume dan tekanan ventilator terpantau secara akurat dan

berkesinambungan.

         Harus memantau suhu alat pelembab (humidifier) apabila terjadi

peningkatan suhu udara inspirasi.

         Terpasang alat elektro kardiograf pada setiap pasien dan dapat

dipantau terus menerus

         Harus tersedia pulse oksimetri pada setiap pasien ICU

18

         Apabila ICU memungkinkan apabila ada indikasi klinis harus

tersedia peralatan untuk mengukur variabel visiologis lain seperti

tekanan intra arterial dan tekanan pulmunalis, curah jantung, tekanan

intra karnial, suhu, transmisi neuromuskular,kadar CO2 respirasi.

19

BAB V

PENUTUP

Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya, dengan melihat tinjauanteori, dan

pembahasannya maka kami dapat mengemukakan kesimpulanmakalah ini sebagai

berikut :

A.    Kesimpulan

Dari hasil uraian makalah ini dimana penulis telah merangkum tinjauan

teoritis dan tinjauan kasus, serta pembahasan dari keduanya maka dapat

diuraikan bahwa Perawatan intensif merupakan pelayanan keperawatan yang

saat ini sangat perlu untuk di kembangkan di Indonesia yang bertujuan

memberikan asuhan bagi pasien dengan penyakit berat yang potensial

reversibel, memberikan asuhan pada pasien yang memerlukan Observasi ketat

dengan atau tanpa pengobatan yang tidak dapat diberikan diruang perawatan

umum

Ruangan ICU adalah suatu  unit di RS yang dibandingkan dengan

ruagan lain, banyak perbedaan ,tingkat  pelayanannya. Tingkat pelayanan ini

ditentukan oleh  jumlah staf, fasilitas, pelayanan penunjang ,jumlah dan

macam pasien yang dirawat, untuk itu harus ditunjang oleh tenaga yang

memenuhi kualifikasi standart ICU.

20

B.     Saran

Adapun saran kami dalam penulisan makalah ini yaitu kamiberharap

dengan adanya makalah ini, dapat dipergunakan sebagai mana mestinya

sehingga dapat dijadikan acuan perawat dalam mengatur atau memanage

tugas-tugasnya dalam pemberian pelayanan keperawatan di rumah sakit

khusunya pada bagian intensive care unit (ICU) dan juga sebagai acuan

dalam peningkatan pendidikan dan pengetahuan dalam pemberian pelayanan

kesehatan demi terciptanya kualitas dan mutu pelayanan kesehatan yang

optimal.

21