pdrb_2010

54
KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2009 KERJASAMA ANTARA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KABUPATEN JOMBANG DENGAN LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER TAHUN 2010

Upload: rachmad-pg

Post on 27-Nov-2015

40 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PDRB_2010

KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2009

KERJASAMA ANTARA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA)

KABUPATEN JOMBANG DENGAN

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

TAHUN 2010

Page 2: PDRB_2010

PDRB 2009 ii

LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Penyusunan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Kabupaten Jombang Tahun 2009 Tahun Anggaran : 2010 1. Ketua Tim Pelaksana a. Nama : Dr. Bambang Widjanarko Otok, M.Si b. Jenis Kelamin : Laki-Laki c. NIP : 19681124 199412 1 001 d. Jabatan Fungsional : Lektor Kepala e. Pangkat/Golongan : Pembina / IV-A f. Jabatan Struktural : Dosen g. Bidang Keahlian : Statistika h. Fakultas/Jurusan : MIPA / Statistika i. Perguruan Tinggi : Institut Teknologi Sepuluh Nopember 2. Lokasi Kegiatan : Kabupaten Jombang 3. Anggota Pelaksana Kegiatan : 4 orang - Dr. Setiawan, MS. - Dr. Sutikno, M.Si - Drs. Agus Suharsono, MS. - M. Sjahid Akbar, S.Si., M.Si 4. Dibiayai melalui Kontrak Kerja Nomor : Tanggal 20 Oktober 2010,

Nomor: 180/1243.1/415.38/2010 dan Nomor: 1663/I2.7/PM/2010

5. Biaya : Rp 50.000.000,- (Lima Puluh Juta Rupiah) 6. Jangka Waktu Pelaksanaan : 10 bulan Surabaya, 30 Nopember 2010 Mengetahui, Ketua LPPM - ITS

Ketua Pelaksana Kegiatan

ttd ttd Prof. Ir. I Nyoman Sutantra, M.Sc Ph.D Dr. Bambang Widjanarko Otok, M.Si NIP. 19510605 197803 1 002 NIP. 19681124 199412 1 001

Kerjasama antara BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA)

KABUPATEN JOMBANG dengan

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

Page 3: PDRB_2010

PDRB 2009 i

KATA PENGANTAR

Sembah sujud syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala

rahmat, ridho serta karunia-Nya yang tiada batas yang tercurahkan kepada

seluruh umat manusia, khususnya bagi TIM RISET LPPM ITS yang

membangkitkan semangat dalam menyelesaikan riset ini.

Penulis sadar tanpa perhatian dan kerjasama BAPPEDA dengan

LPPM ITS penelitian ini tidak akan dapat terselesaikan. Pada kesempatan

ini, penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada beberapa

pihak yang dengan perhatiannya yang tulus dan keikhlasannya memberikan

dukungan moril dan materiil.

Selanjutnya, penulis menyadari bahwa hasil riset ini masih jauh dari

sempurna. Penulis berharap semoga hasil riset ini dapat bermanfaat bagi

berbagai pihak, khususnya BAPPEDA Kabupaten Jombang.

Surabaya, Desember 2010

Tim Peneliti

Page 4: PDRB_2010

PDRB 2009 ii

DAFTAR ISI

Hal Halaman Judul Kata Pengantar ........................................................................................ i Daftar Isi ................................................................................................... ii Daftar Tabel ............................................................................................. iv Daftar Gambar ......................................................................................... v

BAB I Pendahuluan Latar Belakang ............................................................................... 1 Maksud dan tujuan ........................................................................ 2 Lingkup Kegiatan ........................................................................... 3

BAB II Kerangka Teori Definisi ........................................................................................... 5 Metode Perhitungan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku ................. 7 Metode Perhitungan PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 ....... 10

BAB III Metodologi Alur Pikir ......................................................................................... 15 Data Yang Dibutuhkan ................................................................... 15 Keluaran ........................................................................................ 16

BAB IV Hasil & Pembahasan Sektorak Sektor Pertanian ............................................................................ 18 Sektor Pertambangan & Penggalian .............................................. 21 Sektor Industri Pengolahan ........................................................... 21 Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih .................................................. 22 Sektor Bangunan ........................................................................... 23 Sektor Perdagangan, Hotel & Restoran ......................................... 24 Sektor Angkutan dan Komunikasi .................................................. 25 Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa ........................................ 29 Sektor Jasa-Jasa ........................................................................... 31

Page 5: PDRB_2010

PDRB 2009 iii

BAB V PDRB Jombang ....................................................................... 35

BAB VI Pertumbuhan Ekonomi .......................................................... 37

BAB VII Struktur Ekonomi .................................................................. 40

LAMPIRAN

Page 6: PDRB_2010

PDRB 2009 iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1. Diagram Alur Pikir .............................................................. 17

Page 7: PDRB_2010

PDRB 2009 v

DAFTAR TABEL

Tabel 1. PDRB & Inflasi Kabupaten Jombang 2000 - 2010 .................... 35 Tabel 2. Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Jombang 2000-2010 .. 37 Tabel 3. Laju Pertumbuhan Sektoral ....................................................... 39 Tabel 4. Empat Sektor Dominan dalam Struktur Ekonomi ..................... 41 Tabel 5. Laju Pertumbuhan Empat Sektor Dominan 2000-2010 ............. 42

Page 8: PDRB_2010

PDRB Kabupaten Jombang 2009

1

1.1. Latar Belakang

Pembangunan ekonomi adalah serangkaian usaha dan kebijakan

yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, memperluas

lapangan kerja, mengupayakan distribusi pendapatan masyarakat secara

lebih adil. Di dalam membuat suatu perencanaan pembangunan ekonomi di

Kabupaten Jombang diperlukan bermacam-macam data yang berfungsi

sebagai bahan dasar analisis untuk menentukan prioritas dan mengarahkan

sasaran pembangunan, agar dicapai sasaran yang tepat.

Untuk dapat mengetahui tingkat keberhasilan pembangunan yang

dilaksanakan selama ini, maka perlu disusun Buku Produk Domestik

Regional Bruto (PDRB) Tahun 2009 sebagai updating terhadap data PDRB

tahun 2008. Hal ini dapat dijadikan pedoman untuk mengetahui sejauh mana

tingkat kemakmuran masyarakat yang sudah tercapai sebagai tolok ukur

peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Untuk itu diperlukan kerjasama dan produktivitas kerja semua sektor

dalam memacu keberhasilan pembangunan pada tahun-tahun berikutnya,

untuk pencapaian kinerja pelaksanaan program yang lebih baik.

Pertumbuhan ekonomi yang tinggi belum tentu menjamin kemakmuran yang

tinggi bagi masyarakat. Hal ini dipengaruhi oleh perkembangan penduduk

yang cukup tinggi yang tidak diimbangi dengan peningkatan kesejahteraan

dan terjadinya kesenjangan antar penduduk dan antar wilayah, tetapi tingkat

PENDAHULUAN

Page 9: PDRB_2010

PDRB Kabupaten Jombang 2009

2

Pertumbuhan per kapita lebih tinggi menunjukkan perkembangan

kemakmuran kumulatif karena bila dilihat dari sudut konsumsi berarti

masyarakat akan mempunyai kesempatan untuk menikmati barang dan jasa

yang lebih banyak atau lebih tinggi kualitasnya.

Dalam kaitan ini penghitungan Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB) Kabupaten Jombang perlu disusun karena merupakan salah satu

alat yang cukup handal untuk perencanaan dan evaluasi hasil pembangunan

secara makro. Dengan tersedianya data PDRB dari tahun ke tahun, para

pembuat kebijakan ekonomi di Kabupaten Jombang akan mampu

menentukan sasaran pembangunan yang tepat pada kurun waktu tertentu.

1.2. Maksud, Tujuan dan Sasaran

a. Maksud

Penyusunan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten

Jombang adalah untuk mengetahui hasil perhitungan tahunan atas

struktur dan pertumbuhan ekonomi suatu wilayah/kabupaten.

b. Tujuan

Penyusunan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten

Jombang bertujuan untuk mengevaluasi hasil pembangunan ekonomi

secara makro.

c. Sasaran

Dengan adanya Penyusunan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Kecamatan dan Kabupaten Jombang diharapkan akan menjadi sebagai

salah satu tolok ukur keberhasilan pelaksanaan pembangunan daerah,

Page 10: PDRB_2010

PDRB Kabupaten Jombang 2009

3

sehingga dapat diketahui tingkat kemakmuran masyarakat dari tahun ke

tahun.

1.3. Lingkup Kegiatan

Lingkup kegiatan Penyusunan Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB) Kecamatan dan Kabupaten Jombang Tahun 2009 adalah sebagai

berikut:

1. Kegiatan Persiapan

Mencakup kegiatan pemenuhan persyaratan administrasi maupun teknis.

Termasuk dalam kegiatan ini adalah proses penetapan konsultan

pelaksana pekerjaan.

2. Kegiatan Pendahuluan

Beberapa kegiatan pendahuluan yang akan dilakukan konsultan

terkait dengan efisiensi pelaksanaan pekerjaan selanjutnya adalah:

a. Desk Studi yang bertujuan, antara lain:

Konsolidasi pemahaman antara tenaga ahli, agar tercipta

kesamaan pemahaman tentang output studi yang diharapkan. Hal

ini dilakukan untuk menghindari pemikiran parsial antara masing-

masing tenaga ahli.

Kajian kondisi awal sebagai bench-mark berdasarkan bahan

pustaka yang ada.

Merumuskan dan menetapkan format sheet pendataan lapangan

dan jenis data sekunder yang seharusnya diperoleh di lokasi studi.

Page 11: PDRB_2010

PDRB Kabupaten Jombang 2009

4

b. Persiapan administrasi dan mobilisasi tim

Kegiatan pada sub-tahapan ini adalah:

Melakukan persiapan administrasi pekerjaan, antara lain

menyangkut review kontrak kerja, perizinan dan kelengkapan

lapangan lainnya;

Review dan replanning efektifitas perjalanan tenaga ahli pra-

mobilisasi.

3. Survey dan Pengumpulan Data

Kegiatan survey dan pengumpulan data dilakukan dengan tujuan untuk:

Mendapatkan data-data yang diperlukan studi, nilai produksi bruto

atau netto, jumlah produksi, tenaga kerja, penduduk dan alokator tidak

langsung serta persepsi stakeholders.

Memahami karakteristik lokasi perencanaan berikut potensi dan

permasalahannya.

Mengumpulkan data-data, baik primer maupun sekunder di lokasi peren-

canaan dan wilayah pengaruhnya untuk keperluan analisis.

Page 12: PDRB_2010

PDRB Kabupaten Jombang 2009

5

2.1. Definisi

Untuk dapat sekedar memberi gambaran tentang apa-apa yang tercakup

dalam masing-masing item tersebut, di bawah ini akan diuraikan secara

singkat.

2.1.1. Upah/Gaji

Yang tercakup di sini ialah balas jasa faktor produksi buruh/pegawai

yang meliputi:

Upah dan gaji baik berupa uang maupun berupa barang, sebelum

dipotong pajak upah, dana pensiun, asuransi kesehatan.

Pembayaran yang berbentuk hadiah, premi, bonus dan segala macam

tunjangan lainnya.

Social security contributions, meliputi pembayaran kontribusi yang

dilakukan oleh pengusaha untuk keperluan pegawai-pegawainya,

misalnya untuk dana asuransi, dana kesehatan dan pensiun, dan

sebagainya.

2.1.2. Pendapatan Usaha Perorangan

Yang tercakup di sini ialah pendapatan yang ditimbulkan oleh unit-

unit produksi yang tidak berbentuk perusahaan, misalnya petani, dokter,

pedagang kecil, tukang cukur dan sebagainya. Dan biasanya faktor

produksinya tidak dibeli dari luar tetapi dimiliki oleh unit-unit produksi itu

KERANGKA TEORI

Page 13: PDRB_2010

PDRB Kabupaten Jombang 2009

6

sendiri, maka pendapatan yang ditimbulkan sukar dipisahkan menjadi

komponen-komponen balas jasa faktor produksinya, sehingga nilai

tambahnya dikeluarkan dalam bentuk gabungan dalam item ini.

2.1.3. Sewa Tanah

Yang tercakup di sini ialah pendapatan yang ditimbulkan oleh:

Ikut sertanya faktor produksi tanah dalam proses produksi. Dengan

tidak memperhatikan/melihat untuk apa tanah itu digunakan (apakah

untuk pertanian, perikanan atau untuk bangunan), maka sewa yang

timbul dimasukkan dalam rental income ini.

Pemilikan atas hak patent, hak cipta (copyright), merk dagang dan

sebangsanya dimasukkan juga dalam item ini.

2.1.4. Keuntungan

Yang tercakup di sini ialah keuntungan perusahaan sebelum

dipotong pajak perusahaan dan pajak langsung lainnya, dan sebelum

dibagikan sebagai deviden.

2.1.5. Bunga Neto

Bunga neto mencakup bunga atas piutang maupun surat-surat

berharga lainnya yang diterima oleh penduduk maupun pemerintah,

dikurangi bunga atas hutang pemerintah kepada penduduk jika hutang

tersebut dipakai untuk konsumsi pemerintah, misalnya untuk membiayai

perang. Karena dipakai untuk konsumsi, berarti uang ini tidak ikut serta

dalam proses produksi, sehingga bunganya bukanlah balas jasa faktor

Page 14: PDRB_2010

PDRB Kabupaten Jombang 2009

7

produksi. Oleh karena Pendapatan Regional merupakan balas jasa faktor

produksi, maka bunga yang demikian bukan bagian dari Pendapatan

Regional, maka harus dikeluarkan dari Pendapatan Regional, dan untuk

selanjutnya dianggap sebagai transfer. Selain itu perlu diadakan imputasi

atas bunga dari uang-uang penduduk yang disimpan sebagai tanggungan

di perusahaan-perusahaan, sebagai asuransi jiwa, sebagai dana pensiun,

dan seterusnya.

2.2. Metode Penghitungan PBDRB

Atas Dasar Harga Berlaku

Untuk melakukan penghitungan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku

ada empat metode yang dipakai, yaitu:

Pendekatan dari segi produksi (productions approach);

Pendekatan dari segi pendapatan (income approach);

Pendekatan dari segi pengeluaran (expenditure approach);

Metode Alokasi (allocation method).

2.2.1. Pendekatan Produksi

Pendekatan dengan cara ini dilakukan untuk mendapat Nilai

Tambah Bruto (Gross Value Added) dapat diperoleh dengan menghitung

nilai Output dikurangi dengan Biaya Antara (Intermediate Consumption).

Yang dimaksud dengan Output adalah nilai barang dan jasa yang

dihasilkan oleh unit-unit produksi di daerah tersebut dalam satu periode

tertentu (biasanya satu tahun). Dan yang dimaksud dengan biaya-biaya

antara (Intermediate Consumption) adalah barang-barang tidak tahan lama

Page 15: PDRB_2010

PDRB Kabupaten Jombang 2009

8

(umur pemakaiannya kurang dari satu tahun atau habis dalam satu kali

pemakaian) dan jasa-jasa pihak lain yang digunakan dalam proses

produksi. Jadi, apabila nilai output dikurangi dengan biaya-biaya antara,

maka akan diperoleh Nilai Tambah Bruto yang terdiri dari biaya faktor

produksi (upah/gaji, bunga neto, sewa tanah, keuntungan), penyusutan

barang modal dan pajak tak langsung neto.

Nilai output biasanya digunakan data sekunder dari Instansi yang

bersangkutan. Sedangkan biaya antara diperoleh dari hasil Survei Khusus

Pendapatan Regional (SKPR). Penghitungan dengan pendekatan produksi

ini biasanya digunakan untuk sektor pertanian, industri, gas, air minum,

pertambangan dan sebagainya.

2.2.2. Pendekatan Pendapatan

Pendekatan dengan cara ini dapat dilakukan dengan secara

langsung menjumlahkan pendapatan, yaitu jumlah balas jasa faktor

produksi berupa upah/gaji, bunga neto, sewa tanah dan keuntungan,

sehingga diperoleh Produk Domestik Regional Neto atas dasar Biaya

Faktor. Untuk memperoleh Produk Domestik Regional Bruto atas dasar

Harga Pasar, harus ditambah dengan penyusutan dan pajak tak langsung

neto.

Penghitungan dengan pendekatan pendapatan (income approach)

ini biasanya digunakan untuk kegiatan yang sulit dihitung dengan

pendekatan produksi, seperti sektor pemerintah dan jasa yang usahanya

tidak mencari untung (non profit)

Page 16: PDRB_2010

PDRB Kabupaten Jombang 2009

9

2.2.3. Pendekatan Pengeluaran

Pendekatan dengan cara ini digunakan untuk menghitung nilai

barang dan jasa yang digunakan oleh berbagai golongan dalam

masyarakat. Barang dan jasa yang diproduksi oleh unit-unit produksi akan

digunakan untuk keperluan konsumsi, pembentukan modal (investasi) dan

ekspor.

Barang-barang yang digunakan ini ada yang berasal dari produksi

dalam daerah (domestik) dan yang berasal dari luar daerah/impor. Karena

yang dihitung hanya nilai barang dan jasa yang berasal dari produksi

domestik saja, maka dari komponen biaya di atas perlu dikurangi dengan

nilai impor sehingga komponen nilai ekspor di atas akan menjadi nilai

ekspor neto. Apabila nilai konsumsi (konsumsi rumahtangga, pemerintah

dan yayasan sosial), nilai pembentukan modal dan ekspor neto

dijumlahkan, maka akan diperoleh nilai Produk Domestik Regional Bruto

atas dasar Harga Pasar.

2.2.4. Metode Alokasi

Kadang-kadang data yang tersedia tidak memungkinkan

menggunakan ketiga metode di atas, hingga terpaksa dipakai metode

alokasi. Hal ini dapat terjadi misalnya suatu unit produksi yang mempunyai

kantor pusat dan kantor cabang. Kantor pusat berada di wilayah lain,

sedang kantor cabang berada di daerah tersebut. Sering kali kantor cabang

ini tidak bisa membuat neraca untung rugi, sebab neracanya dibuat di

kantor pusat, hingga tidak dapat diketahui berapa keuntungan yang

diperoleh dari kantor cabang ini. Padahal keuntungan adalah salah satu

Page 17: PDRB_2010

PDRB Kabupaten Jombang 2009

10

komponen dari nilai tambah sehingga karena keuntungan tidak diketahui,

maka nilai tambahnya tidak dapat dihitung. Untuk bisa menghitung hal-hal

yang demikian maka digunakan alokasi, yaitu dengan jalan mengalokasikan

angka-angka secara terpusat dengan memakai indikator-indikator yang

sekiranya dapat menunjukkan peranan cabang yang berada di daerah itu

terhadap kantor pusatnya. Indikator itu dapat berupa volume kerja, jumlah

karyawan, jumlah penduduk dan lain-lain.

Metode alokasi ini merupakan metode pendekatan tidak langsung,

sedang yang lain merupakan metode langsung. Dengan menggunakan

metode langsung akan dapat dihasilkan angka-angka yang bisa menggam-

barkan karakteristik yang lebih mendekati kenyataan bila dibandingkan

dengan angka-angka yang diperoleh dari metode yang tidak langsung. Oleh

karena itu sejauh mungkin digunakan metode langsung, dan bila hal ini

tidak mungkin, baru ditempuh penghitungan dengan metode tidak langsung

ini.

2.3. Metode Penghitungan PDRB

Atas Dasar Harga Konstan 2000

PDRB yang masih memuat faktor inflasi di dalamnya merupakan

Pendapatan PDRB atas dasar harga berlaku (at current prices), sedang bila

faktor inflasi sudah dieleminasi akan merupakan PDRB atas dasar harga

konstan (at constant prices).

Secara konsepual, nilai atas dasar harga konstan juga

mencerminkan kuantum produksi tahun berjalan yang dinilai dengan harga

Page 18: PDRB_2010

PDRB Kabupaten Jombang 2009

11

pada tahun dasar. Dan secara metodologis suatu nilai atas dasar hargga

konstan dapat diperoleh dengan metode revaluasi, ekstrapolasi dan deflasi.

2.3.1. Revaluasi

Cara ini diperoleh dengan menilai produksi pada tahun yang

bersangkutan dengan memakai harga pada tahun dasar (1993). Begitu juga

biaya-biaya antara dinilai dengan memakai harga pada tahun dasar pula.

Dalam praktek, sangat sulit melakukan revaluasi terhadap biaya antara

yang digunakan, karena mencakup komponen biaya antara yang sangat

banyak, di samping data harga yang tersedia tidak dapat memenuhi semua

keperluan tersebut. Oleh karena itu, biaya antara atas dasar harga konstan

biasanya diperoleh dari perkalian antara output atas dasar harga konstan

masing-masing tahun dengan ratio biaya antara terhadap output pada

tahun dasar.

2.3.2. Ekstrapolasi

Cara ini diperoleh dengan mengekstrapolasi nilai tambah pada

tahun dasar dengan menggunakan indeks kuantum dari barang-barang

yang diproduksi. Bila terdapat kesulitan dalam memperoleh indeks kuantum

dapat dipakai indikator lain yang ada hubungannya dengan indeks kuantum

produksi tersebut, misalnya indeks tenaga kerja di bidang itu, indeks

kuantum dari input yang dipakai dan sebagainya.

Ekstrapolasi dapat juga dilakukan terhadap output atas dasar harga

konstan, kemudian dengan menggunakan ratio tetap nilai tambah terhadap

output akan diperoleh perkiraan nilai tambah atas dasar harga konstan.

Page 19: PDRB_2010

PDRB Kabupaten Jombang 2009

12

2.3.3. Deflasi

Cara ini diperoleh dengan men-deflate nilai tambah atas dasar

harga yang berlaku dengan indeks harga dari barang-barang yang

bersangkutan. Indeks harga di sini dapat dipakai indeks harga perdagangan

besar, harga produsen maupun harga eceran tergantung mana yang lebih

cocok.

Selain daripada tiga metode dasar tersebut di atas, ada empat

pendekatan untuk menghitung nilai tambah sektoral atas dasar harga

konstan, tiga di antaranya didasarkan pada pendekatan produksi yang

dipakai untuk penghitungan nilai tambah dan yang satunya didasarkan

pada pendekatan pendapatan. Empat pendekatan tersebut adalah sebagai

berikut:

2.1.6. Deflasi Ganda

Deflasi ganda dilakukan apabila atas dasar harga konstan dihitung secara

terpisah dari input antara atas dasar harga konstan. Nilai tambah atas

dasar harga konstan merupakan selisih antara output dan input antara atas

dasar harga konstan. Untuk menghitung output dan input antara atas dasar

harga konstan itu dapat dipakai salah satu atau kombinasi dari metode

dasar tersebut di atas. Perlu diperhatikan bahwa istilah deflasi yang

digunakan di sini adalah dalam arti yang lebih luas.

2.1.7. Ekstrapolasi Langsung Terhadap Nilai Tambah

Ekstrapolasi dari nilai tambah sektoral dapat dilakukan dengan mengguna-

kan perkiraan-perkiraan dari penghitungan output atas dasar harga konstan

Page 20: PDRB_2010

PDRB Kabupaten Jombang 2009

13

(yang didasarkan pada metode revaluasi, ekstrapolasi atar deflasi) atau

dapat secara langsung menggunakan indeks produksi yang sesuai, atau

tingkat pertumbuhan riil yang lalu dari output, input antara atau nilai tambah

kemudian dikalikan dengan nilai tambah sektoral tahun dasar. Secara

implisit pendekatan ini didasarkan pada asumsi bahwa output atas dasar

harga konstan berubah sejalan dengan input atas dasar harga konstan atau

rasio input antara riil boleh dikatakan tetap. Asumsi itu akan cocok bila

perubahan teknologi dari sektor yang bersangkutan relatif kecil. Dalam

beberapa hal pendekatan ini akan lebih mudah bila digunakan dalam

jangka pendek atau bila rasio input antara adalah kecil.

2.1.8. Deflasi Langsung Terhadap Nilai Tambah

Deflasi dari nilai tambah sektoral dilakukan dengan menggunakan indeks

harga implisit dari output atau secara langsung menggunakan indeks harga

produksi yang sesuai, kemudian dijadikan angka pembagi terhadap nilai

tambah sektoral atas dasar harga berlaku. Secara implisit pendekatan ini

didasarkan pada asumsi bahwa inflasi yang terjadi pada output dianggap

sama dengan inflasi pada input antara. Asumsi ini akan lebih mudah bila

digunakan dalam jangka pendek atau bela rasio input antara adalah kecil.

2.1.9. Deflasi Komponen Pendapatan

Komponen-komponen pendapatan dari nilai tambah pada dasarnya erat

kaitannya dengan tenaga kerja, modal dan manajemen. Karena khususnya

keuntungan berkaitan dengan manajemen maka perubahan kualitas tenaga

kerja dan modal akan menyebabkan kesulitan-kesulitan, pendekatan ini

Page 21: PDRB_2010

PDRB Kabupaten Jombang 2009

14

hanya digunakan untuk sektor-sektor dimana tiga pendekatan di atas tidak

mungkin digunakan karena tidak tersedianya data dasar atau indeks output

yang sesuai. Pendekatan ini akan lebih cocok bila nilai tambah terutama

terdiri dari kompensasi tenaga kerja dan penyusutan.

Page 22: PDRB_2010

PDRB Kabupaten Jombang 2009

15

3.1. Alur Pikir

Untuk menyelesaikan riset Penyusunan Produk Domestik Regional

Bruto (PDRB) kecamatan dan Kabupaten Jombang tahun 2009 dilakukan

beberapa tahapan analisis, yaitu:

1. Pre-processing data, meliputi:

Editing data untuk memudahkan pengolahan dan analisis;

Validasi dan reliabilitas data.

2. Analisis deskripsi digunakan untuk menyarikan data. Analisis deskripsi

disajikan dalam bentuk nilai rerata (mean), minimal, maksimal,

simpangan baku dan grafik box-plot.

3.2. Data yang dibutuhkan

Data dasar minimal yang harus digunakan dan diakomodasi di dalam

melaksanakan Penyusunan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Kecamatan dan Kabupaten Jombang Tahun 2009 meliputi:

a. Data PDRB Kabupaten Jombang Tahun 2000 – 2008

b. Data Kependudukan/Demografi, yang meliputi:

- Data jumlah penduduk seluruh kecamatan di Kabupaten Jombang

(time series minimal 5 tahun);

- Data kepadatan penduduk seluruh kecamatan di Kabupaten

Jombang;

METODOLOGI

Page 23: PDRB_2010

PDRB Kabupaten Jombang 2009

16

- Data pertumbuhan penduduk seluruh kecamatan di Kabupaten

Jombang;

- Data mata pencaharian penduduk seluruh kecamatan di Kabupaten

Jombang.

c. Data Karakteristik Ekonomi Wilayah, yang meliputi:

- Data pendapatan masyarakat seluruh kecamatan di Kabupaten

Jombang (time series minimal 8 tahun);

- Data investasi pembangunan seluruh kecamatan di Kabupaten

Jombang.

3.3. KeLuaran

Keluaran dirinci sebagai berikut:

Keluaran yang dihasilkan dari Kegiatan Perhitungan Penyusunan Produk

Domestik Regional Bruto (PDRB) Kecamatan dan Kabupaten Jombang

Tahun 2009 adalah Buku Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Tahun 2009 berdasar data yang dikeluarkan oleh BPS dan PDRB yang

bersumber dari Bank Indonesia (BI);

Membuat analisis PDRB per sub sektor, mulai dari perubahan nilai angka

sampai dengan faktor-faktor yang mempengaruhi dan analisis hubungan

antar sektor;

Menghitung disparitas wilayah melalui perhitungan PDRB antar

Kecamatan, dan perkembangan inflasi beserta analisis komoditas

penunjang inflasi;

Membuat nilai prediksi yang meliputi: PDRB tahun berjalan; Inflasi tahun

berjalan; disparitas wilayah dan produktivitas sektoral.

Page 24: PDRB_2010

PDRB Kabupaten Jombang 2009

17

Gambar 3.1 Diagram Alur Pikir

Persiapan

Dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Jombang yang meliputi, data 9 sektor PDRB, Kependudukan, Sosial Ekonomi penduduk, data PDRB 5 taun sebelumnya

• Penyiapan instrumen • Observasi awal

Survey Lapangan

- Harga 9 Bahan Pokok - Hasil Produksi sektoral - Upah/gaji dan pengeluaran Penduduk - Pendapatan dari usaha perorangan

Pengumpulan data

Analisis Deskriptif

- Laju Pertumbuhan PDRB dari 9 sektor - Nilai teringi dan terendah pengeluar-an dan pendapatan masyarakat

- Karakteristik demografi Kabupaten Jombang

Pendekatan Produksi,

Pendapatan, dan pengeluaran, serta

metode alokasi

- PDRB Harga Berlaku

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Jombang

Revaluasi, Ekstrapolasi, dan Deflasi

- PDRB Harga Konstan

Page 25: PDRB_2010

PDRB Kabupaten Jombang 2009

18

4.1. Sektor Pertanian

Tanaman Bahan Makanan

Sub sektor ini mencakup komoditi tanaman bahan makanan seperti

padi, jagung, ketela pohon, ketela rambat, kacang kedele, sayur-sayuran,

buah-buahan, kentang, kacang hijau, tanaman pangan lainnya, dan hasil

produk ikutannya. Termasuk pula di sini hasil dari pengolahan yang dilakukan

secara sederhana oleh petani yang bersangkutan seperti beras tumbuk,

gaplek, dan sagu.

Data produksi diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Dinas

Pertanian Kabupaten Jombang, sedangkan data harga seluruhnya

bersumber pada data harga yang dikumpulkan oleh BPS Kabupaten

Jombang.

Nilai tambah bruto atas dasar harga yang berlaku diperoleh dengan

cara pendekatan produksi yaitu mengalikan terlebih dahulu setiap kuantum

produksi dengan masing-masing hargannya, kemudian hasilnya dikurangi

dengan biaya antara atas dasar harga yang berlaku pada setiap tahun. Biaya

antara tersebut diperoleh dengan menggunakan rasio biaya antara terhadap

output hasil Survei Khusus Pendapatan Regional (SKPR). Nilai tambah atas

dasar harga konstan 2000 dihitung dengan cara revaluasi, yaitu mengalikan

HASIL & PEMBAHASAN SEKTORAL

Page 26: PDRB_2010

PDRB Kabupaten Jombang 2009

19

produksi pada masing-masing tahun dengan harga pada tahun 2000,

kemudian dikurangkan dengan biaya antara atas dasar harga konstan 2000.

Tanaman Perkebunan

1. Tanaman Perkebunan Rakyat

Sub sektor ini mencakup komoditi tanaman perkebunan yang

diusahakan oleh rakyat seperti jumbu mente, kelapa, kopi, kapok, kapas,

tebu, tembakau dan cengkeh. Cakupan tersebut termasuk produk

ikutannya dan hasil-hasil pengolahan sederhana seperti minyak kelapa

rakyat, tembakau olahan, kopi olahan dan teh olahan.

Data produksi diperoleh dari Dinas Perkebunan dan Kehutanan

Kabupaten Jombang sedangkan data harga oleh BPS Provinsi Jawa

Timur dan Dinas Perkebunan Daerah Provinsi Jawa Timur.

Nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku dihitung dengan cara

pendekatan produksi. Rasio biaya antara serta rasio margin

perdagangan dan biaya transpor yang digunakan diperoleh dari Tabel

Input-Output Indonesia 2000. Sedang nilai tambah atas dasar harga

konstan 2000 diperoleh dengan cara revaluasi, sama seperti yang

dilakukan pada tanaman bahan makanan.

2. Tanaman Perkebunan Besar

Sub sektor ini mencakup kegiatan yang memproduksi komoditi

perkebunan yang diusahakan oleh perusahaan perkebunan besar.

Komoditi yang dicakup di antaranya karet, teh, kopi, kakao, minyak sawit,

inti sawit tebu, rami, serat manila dan sebagainya.

Page 27: PDRB_2010

PDRB Kabupaten Jombang 2009

20

Cara penghitungan nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku

maupun konstan 2000 sama seperti pada tanaman perkebunan rakyat.

Peternakan dan Hasil-hasilnya

Sub Sektor ini mencakup produksi ternak besar, ternak kecil, unggas

maupun hasil ternak, seperti sapi, kerbau, babi, kambing, domba, telur, susu

segar, serta hasil pemotongan ternak. Produksi ternak diperkirakan sama

dengan jumlah ternak yang dipotong, ditambah perubahan stok populasi

ternak dan ekspor ternak netto. Data mengenai jumlah ternak yang dipotong,

populasi ternak, produksi susu dan telur serta banyaknya ternak yang keluar

masuk wilayah Kabupaten Jombang diperoleh dari Dinas Peternakan dan

Perikanan Kabupaten Jombang, sedangkan data harga ternak diperoleh dari

laporan harga produsen BPS Kabupaten Jombang.

.Nilai tambah atas dasar harga berlaku dan harga konstan 2000

dihitung dengan cara pendekatan produksi, yaitu mengalikan terlebih dahulu

kuantum produksi setiap jenis ternak dengan harganya, kemudian dikurangi

biaya antara masing-masing komoditi yang diperoleh dari Survei Khusus

Pendapatan Regional.

Kehutanan

Subsektor kehutanan mencakup penebangan kayu, pengambilan

hasil hutan lainnya dan perburuan. Kegiatan penebangan kayu menghasilkan

kayu gelondongan, kayu bakar, arang dan bambu. Sedangkan pengambilan

hasil hutan lainnya misalnya, rotan, damar,kulit kayu, kopal, nipah, nibung,

akar-akaran dan sebagainya. Hasil perburuan binatang liar seperti babi rusa,

penyu, buaya, ular, madu dan lain-lain termasuk juga subsektor ini.

Page 28: PDRB_2010

PDRB Kabupaten Jombang 2009

21

Nilai tambah atas dasar harga berlaku dan konstan 2000 dihitung

berdasarkan perkalian antara rasio nilai tambah terhadap outputnya.

Perikanan

Subsektor ini mencakup semua hasil dari kegiatan perikanan laut,

perairan umum, tambak, kolam, sawah dan keramba, serta pengolahan

sederhana (pengeringan dan penggaraman ikan). Data mengenai produksi,

dan nilai produksi diperoleh dari laporan Dinas Peternakan dan Perikanan

Kabupaten Jombang. Sedang penghitungan nilai tambah bruto dilakukan

dengan mengalikan rasio nilai tambah bruto terhadap output. Di mana Rasio

nilai tambah diperoleh dari survei khusus.

4.2. Sektor Pertambangan dan Penggalian

Sektor ini mencakup minyak mentah dan gas bumi, yodium, bijih

mangan, belerang, serta segala jenis hasil penggalian. Output sektor

pertambangan dan penggalian merupakan perkalian antara produksi dengan

harga masing-masing, yang apabila dikurangi dengan biaya antara diperoleh

nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku, sedangkan nilai tambah bruto

penggalian atas dasar harga konstan adalah output penggalian

(menggunakan cara revaluasi) dikurangi biaya antara atas dasar harga

konstan 2000.

4.3. Sektor Industri Pengolahan

Berbeda dengan publikasi sebelumnya, mulai PDRB 1993 Sektor

Industri Pengolahan bukan lagi dibagi menjadi subsektor Industri Besar,

Sedang dan Kecil, tetapi menurut ketentuan Klasisifikasi Lapangan Usaha

Page 29: PDRB_2010

PDRB Kabupaten Jombang 2009

22

Indonesia (KLUI) dalam dua digit. Dengan demikian akan kita dapati 9

subsektor sebagai berikut:

1. Makanan, minuman dan tembakau;

2. Tekstil, barang kulit dan alas kaki;

3. Barang kayu dan hasil hutan lainnya;

4. Kertas dan barang cetakan;

5. Pupuk, kimia dan barang dari karet;

6. Semen dan barang galian dari logam;

7. Logam dasar, besi dan baja;

8. Alat angkutan, mesin dan peralatannya;

9. Barang lainnya.

Ruang lingkup dan metode penghitungan nilai tambah bruto sektor

ini bersumber dari survei tahunan BPS Kabupaten Jombang serta didukung

data produksi dari Disperindag dan Pasar Kabupaten Jombang.

Output Sektor Industri diperoleh dengan cara pendekatan produksi

yaitu dengan mengalikan rata-rata output per tenaga kerja dengan jumlah

tenaga kerja yang bekerja di sektor ini. Sedangkan nilai tambah diperoleh

dengan cara mengalikan persentase nilai tambah terhadap output

berdasarkan Survei Khusus Pendapatan Regional. Selanjutnya perhitungan

atas dasar Harga Konstan 2000 dilakukan dengan cara Revaluasi.

4.4. Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih

Data produksi yang disajikan dalam publikasi ini adalah data resmi

dari PT. PLN (Persero) dan Perusahaan Daerah Air Minum. Output masing-

Page 30: PDRB_2010

PDRB Kabupaten Jombang 2009

23

masing sub sektor mencakup semua produksi yang dihasilkan dari berbagai

kegiatan sesuai dengan ruang lingkup dan definisinya.

Listrik

Sub Sektor ini mencakup semua kegiatan kelistrikan, baik yang

diusahakan oleh PT. PLN (Persero) maupun non-PLN. Data produksi, harga

dan biaya antara sub sektor ini diperoleh dari PT. PLN (Persero). Output atas

dasar harga berlaku diperoleh dari perkalian produksi dengan harga yang

berlaku pada masing-masing tahun, sedangkan output atas dasar harga

konstan 2000, diperoleh dengan cara revaluasi.

Gas

Subsektor ini jelas tidak ada dan tidak pernah ada di Kabupaten

Jombang.

Air Minum

Subsektor ini mencakup air minum yang diusahakan oleh

Perusahaan Air Minum saja. Data produksi, harga dan biaya-biaya yang

dikeluarkan untuk menghasilkan air minum diperoleh dari laporan

Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Jombang yang dikumpulkan oleh

BPS Kabupaten Jombang. Output atas dasar harga berlaku diperoleh dari

perkalian produksi dan harga yang berlaku pada masing-masing tahun.

Sedang penghitungan nilai tambah atas dasar harga konstan 2000 dilakukan

dengan cara yang sama seperti pada subsektor listrik.

4.5. Sektor Bangunan

Sektor bangunan mencakup semua kegiatan pembangunan fisik

konstruksi, baik berupa gedung, jalan, jembatan, terminal, pelabuhan, dam,

Page 31: PDRB_2010

PDRB Kabupaten Jombang 2009

24

irigasi, eksploitasi minyak bumi maupun jaringan listrik, gas, air, telepon dan

sebagainya. Nilai tambah bruto dihitung dengan menggunakan pendekatan

produksi. Output diperoleh dari penjumlahan nilai pembangunan prasarana

fisik yang dibiayai dari APBN, pembangunan-pembangunan yang dilakukan

Pengembang, Perumnas serta yang dilakukan oleh swadaya masyarakat

murni, sedangkan persentase nilai tambah diperoleh dari survei khusus.

Output atas dasar harga konstan diperoleh dengan cara deflasi, sebagai

deflatornya adalah Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) Bahan

Bangunan dan Konstruksi.

4.6. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran

Perdagangan Besar dan Eceran

Perhitungan nilai tambah sub sektor perdagangan dilakukan dengan

pendekatan arus barang (commodity flow) yaitu dengan menghitung

besarnya nilai konoditi pertanian, pertambangan dan penggalian, industri

serta komoditi yang diperdagangkan. Dari nilai komoditi yang diperdagang-

kan, diturunkan nilai margin yang merupakan output perdagangan yang

selanjutnya dipakai untuk menghitung nilai tambahnya. Rasio besarnya

barang-barang yang diperdagangkan, margin perdagangan dan persentase

nilai tambah didasarkan pada data hasil penyusunan tabel Input-Output

Indonesia 2000 serta survei khusus. Nilai Produksi bruto atas dasar harga

konstan 2000 dihitung dengan mengalikan rasio-rasio di atas dengan output

atas dasar harga konstan 2000 dari sektor-sektor pertanian, pertambangan

dan penggalian, industri serta impor. Nilai tambah atas dasar harga berlaku

Page 32: PDRB_2010

PDRB Kabupaten Jombang 2009

25

dan konstan 2000 dihitung berdasarkan perkalian antara rasio nilai tambah

terhadap outputnya.

Hotel

Sub sektor ini mencakup semua hotel, baik berbintang (di Kabupaten

Jombang tidak ada) maupun tidak berbintang serta berbagai jenis

penginapan lainnya. Output dihitung dengan cara mengalikan jumlah malam

tamu dan tarifnya diperoleh dari BPS Kabupaten Jombang, sedangkan

persentase nilai tambah diperoleh dari Survei Khusus Pendapatan Regional

yang dilakukan oleh BPS Kabupaten Jombang.

Nilai tambah atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan

2000 dihitung berdasarkan perkalian antara persentase nilai tambah

terhadap outputnya.

Restoran

Karena belum tersedia data restoran secara lengkap, maka output

dari sub sektor ini dipeloleh dari perkalian antara jumlah tenaga kerja yang

bekerja di restoran dari hasil Sensus Penduduk tahun 2000 dan SUPAS

2005 beserta pertumbuhannya dengan output per tenaga kerja dari hasil

survei khusus pendapatan regional. Perkiraan nilai tambah bruto atas dasar

harga konstan 2000 dihitung dengan menggunakan indeks harga konsumen

makanan jadi dan minuman sebagai deflator.

4.7. Sektor Angkutan dan Komunikasi

Sektor ini mencakup kegiatan pengangkutan umum untuk barang

dan penumpang, baik melalui darat, laut, dan udara. Termasuk jasa

penunjang angkutan dan komunikasi. Dan untuk Kabupaten Jombang sudah

Page 33: PDRB_2010

PDRB Kabupaten Jombang 2009

26

diketahui bahwa angkutan laut dan udara tidak ada, sehingga tidak perlu

ditampilkan di bawah ini.

Angutan Kereta Api

Nilai tambah Bruto atas dasar harga berlaku dihitung berdasarkan

data yang diperoleh dari Laporan Tahunan PT. KAI. Sedang nilai tambah

bruto atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan cara ekstrapolasi

dengan menggunakan indeks produksi gabungan tertimbang penumpang

dan ton-km barang yang diangkut.

Angkutan Jalan Raya

Sub sektor ini meliputi kegiatan pengangkutan barang dan

penumpang yang dilakukan oleh perusahaan angkutan umum, baik bermotor

ataupun tidak bermotor, seperti bis, truk, taksi, becak, dokar, dan

sebagainya.

Perkiraan nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku dengan

menggunakan metode pendekatan produksi yang didasarkan pada data

jumlah armada angkutan umum barang dan penumpang wajib uji dan hasil

survei khusus pendapatan regional angkutan yang dilakukan setiap tahun,

sedangkan untuk data jenis kendaraan tidak bermotor diperoleh dari Dinas

Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah dan berbagai survei.

Nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan cara

revaluasi.

Jasa Penunjang Angkutan

Meliputi kegiatan pemberian jasa dan penyediaan fasilitas yang

sifatnya menunjang dan berkaitan dengan kegiatan pengangkutan, keagenan

Page 34: PDRB_2010

PDRB Kabupaten Jombang 2009

27

barang dan penumpang, ekspedisi, bongkar muat, penyimpanan dan

pergudangan serta jasa penunjang lainnya.

Terminal dan Perparkiran

Mencakup kegiatan pemberian pelayanan dan pengaturan lalu lintas

kendaraan/armada yang membongkar atau mengisi muatan, baik barang

maupun penumpang, seperti kegiatan terminal dan parkir serta pelabuhan

laut. Di Kabupaten Jombang hanya kegiatan perparkiran saja yang ada,

karena terminal masuk dalam kegiatan pemerintahan umum. Selanjutnya

untuk kegiatan perparkiran tersebut digunakan persentase dari angkutan

darat sebagai estimasi outputnya, sedang untuk struktur inputnya diperoleh

dari survei khusus.

Bongkar Muat

Kegiatan bongkar muat mencakup pemberian pelayanan bongkar

muat angkutan barang melalui laut dan darat.

Keagenan

Kegiatan keagenan mencakup pelayanan keagenan barang dan

penumpang yang diberikan kepada usaha angkutan, baik angkutan darat

maupun laut. Output dihitung dengan menggunakan rasio yang diperoleh

dari Tabel Input Output Indonesia 2000 terhadap nilai output seluruh jenis

angkutan. Struktur biaya diperoleh dari survei khusus. Penghitungan nilai

tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 dilakukan dengan cara deflasi

memakai indeks harga konsumen komponen biaya transpor.

Page 35: PDRB_2010

PDRB Kabupaten Jombang 2009

28

Pergudangan

Kegiatan pergudangan mencakup pemberian jasa penyimpanan

barang, dalam suatu bangunan ataupun dilapangan terbuka. Nilai tambah

bruto atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan 2000 diperoleh

dengan menggunakan rasio tertentu terhadap angkutan laut.

Komunikasi

Kegiatan yang dicakup adalah jasa pos, giro dan telekomunikasi dan

jasa penunjang komunikasi.

Pos dan Giro

Meliputi kegiatan pemberian jasa pos dan giro seperti pengiriman

surat, wesel, paket, jasa giro, jasa tabungan dan sebagainya. Perkiraan nilai

tambah bruto atas dasar harga berlaku didasarkan pada data produksi dan

struktur biaya yang diperoleh dari Laporan Keuangan PT. Pos Indonesia

(Persero) Cabang Jombang.

Perkiraan nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000

dilakukan dengan cara ekstrapolasi, menggunakan indeks gabungan dari

jumlah surat yang dikirim, jumlah uang yang digirokan.

Telekomunikasi

Mencakup kegiatan pemberian jasa dalam hal pemakaian hubungan

telepon, telegrap, dan teleks. Nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku

dihitung berdasarkan data yang bersumber dari Laporan Tahunan PT

Telkom (Persero).

Page 36: PDRB_2010

PDRB Kabupaten Jombang 2009

29

Nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan

menggunakan indeks produksi gabungan tertimbang yang meliputi jumlah

menit lokal/interlokal dan banyaknya pemegang telepon.

Jasa penunjang Komunikasi

Kegiatan sub sektor ini mencakup pemberian jasa dan penyediaan

fasilitas yang sifatnya menunjang komunikasi seperti wartel, warpostel, radio

pager dan telepon seluler.

4.8. Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

Sektor ini meliputi kegiatan perbankan, lembaga keuangan bukan

bank, sewa bangunan dan jasa perusahaan.

Bank

Angka nilai tambah bruto sub sektor Bank atas dasar harga berlaku

diperoleh dari Bank Indonesia. Dalam PDRB seri terbaru ini, nilai tambah

bruto yang ditimbulkan dari kegiatan Bank Indonesia tidak mencakup

pembayaran bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan pinjaman dari luar

negeri, karena hal itu merupakan kebijakan moneter yang bukan merupakan

kegiatan komersial perbankan, sedangkan PDRB seri lama masih mencakup

kedua jenis bunga tersebut.

Nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 diperoleh dengan

cara ekstrapolasi dengan indeks kredit riil, jumlah kredit yang dilepas oleh

bank diperoleh dari Bank Indonesia Cabang Jawa Timur, sedangkan sebagai

deflatornya Indeks Harga Konsumen bagian umum.

Page 37: PDRB_2010

PDRB Kabupaten Jombang 2009

30

Lembaga Keuangan Bukan Bank

Kegiatan lembaga keuangan bukan bank meliputi kegiatan asuransi,

koperasi, yayasan dana pensiun dan pegadaian.

Perhitungan output dan nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku

diperoleh dengan cara pendekatan produksi. Output diperoleh dari perkalian

indikator produksi dengan indikator harga, sedangkan nilai tambah bruto

diperoleh dengan cara mengurangkan nilai biaya antara dari nilai output.

Nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan cara

revaluasi, dan pada kegiatan yayasan dana pensiun dengan cara deflasi.

Sewa Bangunan

Sub sektor ini mencakup semua kegiatan jasa atas penggunaan

rumah/bangunan sebagai tempat tinggal rumah tangga dan bukan sebagai

tempat tinggal, tanpa memperhatikan apakah bangunan tersebut milik sendiri

atau disewa. Perhitungan nilai tambah bruto tahun 2000 didasarkan pada

data pengeluaran konsumsi rumah tangga, khususnya pengeluaran untuk

sewa rumah. Perhitungan untuk bangunan bukan tempat tinggal diperoleh

dari hasil survei khusus.

Nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 diperkirakan

dengan cara ekstrapolasi menggunakan jumlah bangunan tempat tinggal dan

bukan sebagai tempat tinggal sebagai ekstrapolatornya. Sedang nilai tambah

bruto atas dasar harga berlaku diperkirakan dengan cara menginflate nilai

tambah bangunan dan tempat tinggal dengan indeks harga kualitas

bangunan.

Page 38: PDRB_2010

PDRB Kabupaten Jombang 2009

31

Jasa Perusahaan

Sub sektor ini meliputi jasa pengacara, jasa akuntan, biro arsitektur,

Jasa pengolahan data, jasa periklanan, dan sebagainya.

Perhitungan output dan nilai tambah bruto didasarkan kepada data

jumlah tenaga kerja yang bersumber dari hasil Sensus Ekonomi 2006 dan

Sensus Penduduk 2000, serta rata-rata output per tenaga kerja dan

persentase nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 dengan cara

revaluasi.

4.9. Sektor Jasa-jasa

Jasa Pemerintahan Umum

Nilai tambah bruto sub sektor jasa pemerintahan umum terdiri dari

upah dan gaji rutin pegawai pemerintah pusat dan daerah. Upah dan gaji

yang dihitung mencakup upah dan gaji di belanja rutin dan sebagian dari

belanja pembangunan. Perkiraan penyusutan adalah sebesar 5 persen dari

total upah dan gaji yang telah dihitung. Data yang dipakai adalah realisasi

pengeluaran pemerintah pusat yang diperoleh dari BPS Pusat, sedang data

untuk Daerah Provinsi dari BPS Provinsi Jawa Timur, serta untuk Daerah

Kabupaten dan Pemerintah Desa diperoleh dari BPS Kabupaten Jombang.

Perkiraan nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 dihitung

dengan cara ekstrapolasi menggunakan indeks jumlah pegawai negeri.

Jasa Sosial dan Kemasyarakatan

Sub sektor ini mencakup jasa pendidikan, jasa kesehatan serta jasa

kemasyarakatan lainnya seperti jasa penelitian, jasa palang merah, panti

asuhan, panti wredha, yayasan pemeliharaan anak cacat, rumah ibadat, dan

Page 39: PDRB_2010

PDRB Kabupaten Jombang 2009

32

sebagainya, terbatas yang dikelola oleh swasta saja. Kegiatan-kegiatan

sejenis yang dikelola oleh pemerintah termasuk dalam sektor pemerintahan.

Jasa Pendidikan

Data yang digunakan untuk memperkirakan nilai tambah adalah

jumlah murid sekolah menurut jenjang pendidikan, yang diperoleh dari Dinas

Pendidikan Kabupaten Jombang serta dari Kantor Statistik Provinsi Jawa

Timur untuk pendidikan formal di luar Dinas Pendidikan Kabupaten

Jombang. Data output per murid dan persentase nilai tambah diperoleh dari

survei khusus serta IHK komponen aneka barang dan jasa dari Kantor

Statistik Provinsi Jawa Timur. Penghitungan nilai tambah bruto atas dasar

harga konstan 2000, dilakukan dengan cara revaluasi.

Jasa Kesehatan

Mencakup jasa rumah sakit, dokter praktek dan jasa kesehatan

lainnya yang dikelola oleh swasta. Perkiraan output untuk masing-masing

kegiatan didasarkan pada hasil perkalian antara rata-rata output per tempat

tidur rumah sakit dengan jumlah dokter praktek, rata-rata output per dokter

dengan jumlah dokter praktek, rata-rata output per bidan dengan jumlah

bidan praktek dan rata-rata output per dukun bayi dengan jumlah dukun bayi

praktek.

Nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku didasarkan pada

persentase nilai tambah terhadap output. Data yang digunakan bersumber

dari Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten Jombang dan Kanwil Kesehatan

Provinsi Jawa Timur serta dari survei khusus pendapatan regional. Perkiraan

Page 40: PDRB_2010

PDRB Kabupaten Jombang 2009

33

nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan cara

revaluasi masing-masing kegiatan.

Jasa Sosial dan Kemasyarakatan Lainnya

Dari hasil survei khusus terhadap panti asuhan dan panti wredha,

diperoleh rata-rata output per anak yang diasuh dan rata-rata output per

orang tua yang dilayani, serta struktur inputnya. Kemudian dengan

mengalikannya terhadap jumlah anak yang diasuh dan orang tua yang

dilayani yang bersumber pada Dinas Sosial, diperoleh perkiraan output dan

nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku. Perkiraan nilai tambah bruto

atas dasar harga konstan 2000 diperoleh dengan cara revaluasi.

Perhitungan untuk kegiatan kursus menggunakan data hasil

Susenas mengenai pengeluaran perkapita untuk biaya kursus. Dengan

mengalikan jumlah penduduk pertengahan tahun dengan indikator tersebut

akan diperoleh nilai output yang selanjutnya dengan rasio nilai tambah bruto

dapat diperoleh nilai tambah bruto. Perhitungan nilai tambah atas dasar

harga konstan adalah dengan cara deflasi dan sebagai deflatornya adalah

Indeks Harga Konsumen kelompok aneka barang dan jasa.

Jasa Hiburan dan Kebudayaan

Sub sektor ini mencakup jasa bioskop, panggung kesenian, studio

radio swasta, taman hiburan, klub malam, diskotik, produksi/distribusi film

dan sebagainya.

Data pajak tempat hiburan dan keramaian umum, struktur biaya,

serta persentase pemungutan pajak terhadap tempat-tempat hiburan hasil

survei khusus dipakai untuk memperkirakan output dan nilai tambah jasa

Page 41: PDRB_2010

PDRB Kabupaten Jombang 2009

34

hiburan dan kebudayaan. Untuk penghitungan atas dasar harga konstan

2000 dengan cara deflasi Indeks Harga Konsumen komponen aneka barang

dan jasa.

Untuk kegiatan studio radio swasta perkiraan nilai tambahnya

didasarkan pada rata-rata output per radio swasta dengan jumlah radio

swasta yang diperoleh dari Kanwil Penerangan Provinsi Jawa Timur serta

dari survei khusus. Untuk penghitungan atas dasar harga konstan 2000

dengan cara revaluasi.

Jasa Perorangan dan Rumahtangga

Sub sektor ini mencakup jasa perbengkelan, reparasi, jasa

perorangan dan pembantu rumah tangga. Survei khusus yang dilakukan oleh

BPS Kabupaten Jombang memberikan data tentang rata-rata output per

tenaga kerja dan struktur inputnya.

Nilai output diperkirakan dengan cara mengalikan jumlah tenaga

kerja yang didasarkan pada hasil Sensus Penduduk 2000 dengan rata-rata

output per tenaga kerja. Sedangkan untuk memperoleh nilai tambah bruto

adalah dengan mengalikan persentase nilai tambah bruto, yang datanya

diperoleh dari survei khusus, dengan perkiraan nilai outputnya. Nilai tambah

bruto atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan cara ektrapolasi,

menggunakan indikator tingkat pertumbuhan tenaga kerja.

Page 42: PDRB_2010

PDRB Kabupaten Jombang 2009

35

PDRB menurut lapangan usaha atau menurut sektor produksi merupakan

jumlah dari nilai tambah bruto yang dihasilkan oleh unit kegiatan ekonomi yang

beroperasi di suatu wilayah dalam periode waktu tertentu. Dengan demikian data

PDRB dapat pula menggambarkan kemampuan suatu wilayah atau daerah

mengelola sumber daya alam serta faktor produksi lainnya. PDRB disajikan

dengan dua cara. Pertama, PDRB atas dasar harga berlaku, sedang yang kedua

yaitu PDRB atas dasar harga konstan 2000 yang berguna untuk melihat trend

atau membandingkan besaran-besaran PDRB antar tahun.

Tabel 1

PDRB & Inflasi Kabupaten Jombang 2000 - 2009

Tahun PDRB adhb ( Rp. Juta )

PDRB adhk ( Rp. Juta )

Inflasi ( HP) ( % )

2000 3.825.514,17 3.825.514,17 - 2001 4.402.180,22 3.952.998,85 11,36 2002 4.860.139,29 4.109.738,16 6,19 2003 5.458.849,69 4.311.449,12 7,06 2004 6.131.807,25 4.531.339,96 6,88 2005 7.337.665,21 4.773.509,61 13,59 2006 8.565.594,94 5.047.094,89 10,41 2007 9.736.387,32 5.353.300,63 7,17 2008 11.290.800,53 5.673.483,59 9,42 2009 12.325.704,86 5,916,421.59 4,68

2010*) 14,140,014.42 6,316,326.90 7,46

Sekilas kita sudah dapat melihat bahwa perekonomian kita tujuh tahun

terakhir terus membaik, bahkan pada tahun 2008 ini meskipun inflasi kembali

PDRB JOMBANG

Page 43: PDRB_2010

PDRB Kabupaten Jombang 2009

36

memanas dibanding tahun sebelumnya, PDRB atas dasar harga berlaku

meningkat pesat dari Rp 9,7 Trilyun menjadi Rp 11,3 Trilyun.

Page 44: PDRB_2010

PDRB Kabupaten Jombang 2009

37

Melalui Tabel 2 melihat secara umum bahwa antara 2000-2007 tampak

perekonomian kita telah berada pada track record yang benar dan terus

mempertahankan momentum stabilitasnya. Tetapi sayang pada triwulan terakhir

tahun ini (2008) perekonomian dunia sedang digoncang oleh krisis finansial global

yang cukup mencemaskan. Hampir seluruh Asia Tenggara mengalami kontraksi

atau pertumbuhan minus. Alhamdulillah, dampaknya bagi Indonesia ternyata tidak

parah, bahkan masih bisa tumbuh walaupun pertumbuhannya yang semula pada

zona 6% kembali melorot menjadi sekitar 4%. Penurunan tersebut tentunya dapat

dipahami kalau juga terjadi di Kabupaten Jombang, yang sebelumnya 6,07%

(2007) menjadi 5,98% (2008), begitu pula pada tahun 2009 menjadi 4,28%.

Tabel 2

Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Jombang 2000 - 2010

Tahun PDRB adhk ( Rp. Juta )

Laju Pertumbuhan ( % )

2000 3.825.514,17 -

2001 3.952.998,85 3,33

2002 4.109.738,16 3,97

2003 4.311.449,12 4,91

2004 4.531.339,96 5,10

2005 4.773.509,61 5,34

2006 5.047.094,89 5,73

2007 5.353.300,63 6,07

2008 5.673.483,59 5,98

2009 5,916,421.59 4,28

2010*) 6,316,326.90 6,76

PERTUMBUHAN EKONOMI

Page 45: PDRB_2010

PDRB Kabupaten Jombang 2009

38

Kita patut bersyukur bahwa dampak dari meningkatnya harga BBM di awal tahun

dan krisis finansial global di akhir tahun, sehingga harga-harga mencapai tingkat

inflasi di ambang double digit inflation, ternyata tak banyak mempengaruhi

suasana psikologis pelaku ekonomi kita untuk terus bekerja lebih giat. Apalagi tarif

dasar listrik belum dinaikkan.

Tampak bahwa setahun terakhir sektor raksasa kita, yaitu sektor pertanian

berjalan lebih cepat, bahkan hampir seluruh sub sektornya kali ini berjalan

seirama. Subsektor tanaman bahan makanan lebih cepat dari 3,71% (2007)

menjadi 3,89% (2008). Subsektor Perkebunan dari 4,04% menjadi 4,10%, sub

sektor peternakan dari 3,92% menjadi 3,95% dan yang paling prestisius adalah

subsektor kehutanan langkahnya melebar dari 4,82% menjadi 6,51%. Hanya

subsektor perikanan yang melambat yaitu dari 4,39% menjadi 1,24%.

Sebaliknya sektor perdagangan meskipun selama ini selalu lebar

langkahnya kali ini melambat dari 8,76% menjadi 8,65%. Melambatnya sektor ini

tentu merupakan efek permukaan dari inflasi umum yaitu penurunan daya beli

masyarakat. Sektor pertambangan dan penggalian memperlambat langkahnya

dengan berkurangnya permintaan pasar internasional akan yodium. Sebaliknya

sektor keuangan kecepatannya berkurang dari 7,34 % menjadi 6,55 % karena

pada tahun 2008 ini perbankan bertindak hati-hati sesuai kebijakan BI. Selanjut-

nya adalah jasa-jasa swasta, pertumbuhannya juga cukup memprihatinkan yaitu

dari 7,17% menjadi 6,51%. Hal ini tentunya punya dampak yang cukup luas,

karena sektor ini juga memuat subsektor informal yang menghidupi masyarakat

kelas bawah.

Page 46: PDRB_2010

PDRB Kabupaten Jombang 2009

39

Tabel 3

Laju Pertumbuhan Sektoral Kabupaten Jombang 2001 – 2010

Sektor/Sub Sektor 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010*)

1. PERTANIAN (0,01) 1,14 0,05 2,33 2,77 4,01 3,81 3,95 3.57 5.54

2. PERTAMB DAN PENGGALIAN 14,06 10,69 5,95 (0,02) 4,00 3,84 3,58 3,46 1.03 3,98

3. INDUSTRI PENGOLAHAN 4,77 6,20 8,06 5,24 5,37 4,89 4,65 4,24 2.23 4,40

4. LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH 3,77 4,53 6,31 13,12 7,29 2,39 6,61 4,93 2.26 6,21

5. BANGUNAN (5,25) (4,23) (1,31) 2,15 3,21 3,29 2,19 2,06 0.14 7,80

6. PERRDAG., HOTEL & RESTO 6,56 7,14 10,12 8,71 8,02 8,34 8,76 8,65 5.63 8,74

7. ANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 11,12 11,44 9,51 5,04 5,60 6,66 8,57 8,53 6.91 5,63

a. Angkutan 6,58 10,80 9,95 3,71 4,96 4,89 5,06 5,10 2.71 3,20

b. Komunikasi 17,22 12,22 8,98 6,67 6,34 8,73 12,53 12,14 11.06 7,85

8. KEUANGAN, SEWA & JS PERSH 3,07 5,15 7,24 9,05 5,94 6,29 7,34 6,55 4.09 7,68

9. JASA-JASA 4,56 2,19 3,83 3,90 6,14 5,28 6,36 6,05 4.85 6,96

a. Pemerintahan Umum 6,16 0,50 2,59 3,25 5,32 4,65 5,56 5,58 4.55 6,20

b. Swasta 2,84 4,07 5,16 4,57 6,98 5,92 7,17 6,51 5.15 7,69

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 3,33 3,97 4,91 5,10 5,34 5,73 6,07 5,98 4.28 6,76

Page 47: PDRB_2010

PDRB Kabupaten Jombang 2009

40

Struktur ekonomi Kabupaten Jombang bertumpu pada empat sektor

utama yang secara tradisional menyangga ekonomi kita sebagai penyerap tenaga

kerja terbesar. Namun kalau kita lihat lebih jauh peranan keempat sektor tersebut

secara alamiah mengikuti trend bahwa sektor pertanian akan terus mengecil

peranannya sedang kedua sektor yang lain, yaitu sektor industri pengolahan dan

sektor perdagangan, hotel dan restoran akan selalu merupakan kebalikannya.

Selebihnya, sektor jasa-jasa berfluktuasi tanpa kaitan langsung dengan trend

tersebut.

Walaupun demikian sebagai sikap pemulihan banyak orang menaruh

harapan besar pada agribisnis dan agroindustri sebagai pengembangan sektor

pertanian, karena sudah tidak tertarik lagi pada konsep pergeseran struktural dan

“trickle down effects” seperti yang sudah-sudah. Sekarang orang ramai-ramai

bicara tentang memperkuat landasan ”ekonomi kita”, yaitu ekonomi kerakyatan

alias pertanian, perdagangan informal dan koperasi yang merupakan tumpuan

nafkah sebagian besar penduduk.

STRUKTUR EKONOMI

Page 48: PDRB_2010

PDRB Kabupaten Jombang 2009

41

Tabel 4

Empat Sektor Dominan dalam Struktur Ekonomi Kabupaten Jombang 2000 - 2010

Sektor/Sub Sektor 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010*)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)

1. PERTANIAN 38,74 37,49 36,47 34,79 33,87 33,04 32,51 31,81 31,20 30,99 30,63

2. INDUSTRI PENGOLAHAN 10,93 11,08 11,32 11,66 11,67 11,67 11,58 11,43 11,24 11,02 10,78

3. PERRDAGANGAN, H & R 25,55 26,35 27,15 28,50 29,48 30,23 30,97 31,76 32,56 32,98 33,59

4. JASA-JASA 12,47 12,62 12,41 12,28 12,14 12,23 12,18 12,21 12,22 12,29 12,31

a. Pemerintahan Umum 6,48 6,65 6,43 6,29 6,18 6,18 6,11 6,08 6,06 6.08 6,04

b. Swasta 6,00 5,97 5,98 5,99 5,96 6,05 6,06 6,13 6,16 6.21 6,26

Menurunnya andil sektor pertanian pada Tabel 4 bukan berarti sektor ini

tidak tumbuh, melainkan karena tingkat kecepatan tumbuhnya kalah cepat dengan

sektor lain, misalnya sektor “Perdagangan dan Industri”. Namun demikian pada

tahun ini pertumbuhan sektor pertanian meningkat, padahal tiga sektor raksasa

lain justru melambat. Hampir semua subsektornya menunjukkan gairah, kecuali

sub sektor perikanan. Dengan demikian momentum revitalisasi pertanian dapat

dilanjutkan. Selanjutnya Lihat Tabel 5. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran

selalu tumbuh subur walaupun kali ini tampak memperlambat langkahnya,

sehingga tetap dapat dikatakan sebagai sektor yang paling luwes sekaligus cepat

berubah, terutama untuk yang kecil dan informal. Mudah sekali orang masuk

pasar sektor ini, sehingga banyak pakar yang memuji perdagangan kecil informal

merupakan bumper ketika terjadi krisis ekonomi yang baru lalu karena

keluwesannya menyerap pengangguran dan tenaga kerja tak terdidik. Andil

penting sektor ini dalam perekonomian Kabupaten Jombang tak dapat diingkari

siapapun.

Page 49: PDRB_2010

PDRB Kabupaten Jombang 2009

42

Tabel 5

Laju Pertumbuhan Empat Sektor Dominan 2000 - 2010

Sektor/Sub Sektor 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010*)

1. PERTANIAN (0,01) 1,14 0,05 2,33 2,77 4,01 3,81 3,95 3,57 5,54

3. INDUSTRI PENGOLAHAN 4,77 6,20 8,06 5,24 5,37 4,89 4,65 4,24 2,23 4,40

6. PERRDAG.,HOTEL & RESTO 6,56 7,14 10,12 8,71 8,02 8,34 8,76 8,65 5,63 8,74

9. JASA-JASA 4,56 2,19 3,83 3,90 6,14 5,28 6,36 6,05 4,85 6,96

a. Pemerintahan Umum 6,16 0,50 2,59 3,25 5,32 4,65 5,56 5,58 4,55 6,20

b. Swasta 2,84 4,07 5,16 4,57 6,98 5,92 7,17 6,51 5,15 7,69

Page 50: PDRB_2010

PDRB Kabupaten Jombang 2009

43

LAMPIRAN

Page 51: PDRB_2010

PDRB Kabupaten Jombang 2009

1

LAMPIRAN 1 : PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN JOMBANG PROPINSI JAWA TIMUR TAHUN 2000 – 2010 ATAS DASAR HARGA BERLAKU (JUTA RUPIAH)

Sektor/Sub Sektor 2007 2008 2009*) 2010**) (1) (9) (10) (11) (12)

01 Pertanian 2,988,420.92

3,403,809.69

3,680,736.31

4,250,483.65

a. Tanaman Bahan Makanan 1,908,870.16

2,144,221.74

2,319,575.29

2,689,302.22

b. Tanaman Perkebunan 406,764.71

474,793.15

516,833.49

614,234.50

c. Peternakan & Hasil-hasilnya 571,754.42

668,657.28

720,060.59

800,356.24

d. Kehutanan 71,509.79

83,183.13

91,559.94

110,295.11

e. Perikanan 29,521.84

32,954.39

32,706.98

36,295.59

02 Pertambangan & Penggalian 144,143.15

162,594.01

174,935.44

197,800.02

a.1. Pertambangan Migas -

-

-

-

2. Pertambangan tanpa Migas 120,336.41

135,195.55

144,867.55

164,028.67

b.1. Penggalian 23,806.74

27,398.46

30,067.89

33,771.35

03 Industri 1,197,866.88

1,362,774.55

1,468,137.64

1,662,650.17

a. Industri Migas -

-

-

-

1. Pengilangan Minyak Bumi -

-

-

-

2. Gas Alam Cair -

-

-

-

b. Industri Tanpa Migas 1,197,866.88

1,362,774.55

1,468,137.64

1,662,650.17

1. Makanan, Minuman & Tembakau 637,068.39

723,447.24

774,279.05

881,998.69

2. Tekstil, Barang Kulit & Alas kaki 248,667.75

280,701.83

302,499.80

339,382.90

3. Kayu, Bambu & Sejenisnya 102,893.78

117,201.37

128,057.12

144,032.94

4. Kertas & Barang Cetakan 69,760.01

80,542.11

89,599.38

100,950.92

5. Pupuk, Kimia, Karet & Plastik 51,676.46

59,423.08

65,067.35

74,258.24

6. Semen & Barang Galian Bukan Logam 17,113.89

19,989.82

21,749.96

24,718.70

7. Logam Dasar, Besi & Baja 1,814.05

2,091.56

2,234.33

2,589.88

8. Alat Angkutan, Mesin & Peralatannya 4,474.74

5,045.89

5,345.28

5,931.89

9. Barang Lainnya 64,397.81

74,331.65

79,305.38

88,786.01

04 Listrik, Gas & Air Bersih 111,699.55

123,547.77

127,376.11

132,672.20

a. Listrik 109,906.02

121,453.26

125,077.46

130,044.95

b. G a s -

-

c. Air Bersih 1,793.53

2,094.51

2,298.65

2,627.26

05 Bangunan 228,526.34

298,920.19

322,645.73

375,333.22

*) Angka Sementara **) Angka Proyeksi

Page 52: PDRB_2010

PDRB Kabupaten Jombang 2009

2

LAMPIRAN 1 : (Lanjutan) Sektor/Sub Sektor 2007 2008 2009*) 2010**)

(1) (9) (10) (11) (12)

06 Perdagangan, Hotel & Restoran 3,250,793.21

3,854,439.27

4,248,958.89

4,956,623.00

a. Perdagangan Besar & Eceran 2,992,735.62

3,551,355.64

3,916,612.52

4,579,179.96

b. Hotel 7,499.23

8,396.07

8,983.03

9,921.65

c. Restoran 250,558.36

294,687.56

323,363.34

367,521.38

07 Angkutan & Komunikasi 371,767.84

413,326.72

450,200.66

496,828.21

a. Angkutan 218,057.47

255,734.74

277,732.19

314,393.76

1. Angkutan Rel 7,493.96

9,242.76

10,458.59

11,695.23

2. Angkutan Jalan Raya 207,883.74

243,377.33

263,827.66

298,713.09

3. Angkutan Laut -

-

-

-

4. Angkutan Sungai, Danau & Penyeberangan -

-

-

-

5. Angkutan Udara -

-

6. Jasa Penunjang Angkutan 2,679.77

3,114.65

3,445.94

3,985.44

b. Komunikasi 153,710.37

157,591.98

172,468.47

182,434.45

1. Pos & Telekomunikasi 149,100.41

152,892.85

167,696.59

177,862.41

2. Jasa Penunjang Komunikasi 4,609.96

4,699.13

4,771.88

4,572.04

08 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 361,950.35

418,935.63

461,891.45

477,321.88

a. Bank 64,597.57

77,271.24

86,037.52

89,218.07

b. Lembaga Keuangan Tanpa Bank 63,206.34

72,462.32

78,606.64

83,001.70

c. Jasa Penunjang Keuangan -

-

-

-

d. Sewa Bangunan 216,557.28

249,302.11

275,908.17

282,008.93

e. Jasa Perusahaan 17,589.16

19,899.96

21,339.12

23,093.18

09 Jasa Jasa 1,081,219.08

1,252,452.70

1,390,822.63

1,590,302.07

a. Pemerintahan Umum : 559,152.48

644,289.37

704,123.63

798,896.20

1. Administrasi Pemerintahan & Pertahanan 559,152.48

644,289.37

704,123.63

798,896.20

2. Jasa Pemerintahan Lainnya -

-

-

-

b. Swasta : 522,066.60

608,163.33

686,699.00

791,405.86

1. Jasa Sosial Kemasyarakatan 338,240.02

394,590.86

446,711.79

511,788.96

2. Jasa Hiburan & Rekreasi 9,538.91

10,942.88

11,977.62

13,531.13

3. Jasa Perorangan & Rumahtangga 174,287.67

202,629.59

228,009.59

266,085.78

PDRB Dengan Migas 9,736,387.32

11,290,800.53

12,325,704.86

14,140,014.42

PDRB Tanpa Migas 9,736,387.32

11,290,800.53

12,325,704.86

14,140,014.42

*) Angka Sementara **) Angka Proyeksi

Page 53: PDRB_2010

PDRB Kabupaten Jombang 2009

3

LAMPIRAN 2 : PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN JOMBANG PROPINSI JAWA TIMUR TAHUN 2000 – 2009 ATAS DASAR HARGA KONSTAN (JUTA RUPIAH)

Sektor/Sub Sektor 2007 2008 ) 2009*) 2010**) (1) (9) (10) (11) (12)

01 Pertanian 1,703,075.35

1,770,269.33

1,833,452.23

1,934,985.66

a. Tanaman Bahan Makanan 1,132,641.85

1,176,714.03

1,221,443.46

1,289,874.75

b. Tanaman Perkebunan 180,229.36

187,626.67

192,642.63

208,217.45

c. Peternakan & Hasil-hasilnya 343,232.81

356,788.34

369,742.78

383,045.46

d. Kehutanan 30,101.63

32,061.78

32,400.04

36,087.45

e. Perikanan 16,869.70

17,078.51

17,223.32

17,760.56

02 Pertambangan & Penggalian 87,206.37

90,224.31

91,155.86

94,782.03

a.1. Pertambangan Migas -

-

2. Pertambangan tanpa Migas 75,179.16

77,564.87

78,709.84

80,829.53

b.1. Penggalian 12,027.21

12,659.44

12,446.02

13,952.50

03 Industri 611,738.41

637,682.32

651,903.58

680,587.64

a. Industri Migas -

-

-

-

1. Pengilangan Minyak Bumi -

-

-

-

2. Gas Alam Cair -

-

-

-

b. Industri Tanpa Migas 611,738.41

637,682.32

651,903.58

680,587.64

1. Makanan, Minuman & Tembakau 310,998.13

325,595.82

333,534.17

348,009.09

2. Tekstil, Barang Kulit & Alas kaki 135,269.18

139,738.29

141,168.04

146,403.25

3. Kayu, Bambu & Sejenisnya 50,662.92

51,872.56

52,081.37

53,346.12

4. Kertas & Barang Cetakan 38,159.64

40,533.58

42,819.76

45,196.77

5. Pupuk, Kimia, Karet & Plastik 26,502.91

27,887.72

29,072.85

31,840.92

6. Semen & Barang Galian Bukan Logam 9,580.62

10,053.54

10,432.20

10,848.90

7. Logam Dasar, Besi & Baja 1,024.21

1,065.43

1,075.47

1,115.74

8. Alat Angkutan, Mesin & Peralatannya 1,824.98

1,864.11

1,873.43

1,915.42

9. Barang Lainnya 37,715.82

39,071.27

39,846.29

41,911.43

04 Listrik, Gas & Air Bersih 59,008.80

61,917.31

63,317.32

67,252.10

a. Listrik 57,799.66

60,636.03

61,998.02

65,844.62

b. G a s -

-

-

-

c. Air Bersih 1,209.14

1,281.28

1,319.31

1,407.48

05 Bangunan 112,076.13

114,386.64

114,546.38

123,477.70

*) Angka Sementara **) Angka Proyeksi

Page 54: PDRB_2010

PDRB Kabupaten Jombang 2009

4

LAMPIRAN 2 : (Lanjutan)

Sektor/Sub Sektor 2007 2008 ) 2009*) 2010**) (1) (9) (10) (11) (12)

06 Perdagangan, Hotel & Restoran 1,700,075.43

1,847,184.31

1,951,255.94

2,121,838.58

a. Perdagangan Besar & Eceran 1,552,258.26

1,689,783.30

1,786,744.70

1,949,923.90

b. Hotel 4,234.83

4,368.72

4,451.16

4,560.05

c. Restoran 143,582.34

153,032.29

160,060.08

167,354.63

07 Angkutan & Komunikasi 214,582.98

232,886.76

248,983.18

263,002.38

a. Angkutan 110,017.70

115,628.48

118,757.10

122,556.33

1. Angkutan Rel 5,181.93

5,604.54

5,863.29

6,161.70

2. Angkutan Jalan Raya 103,201.22

108,272.65

111,053.83

114,461.94

3. Angkutan Laut -

-

-

-

4. Angkutan Sungai, Danau & Penyeberangan -

-

-

-

5. Angkutan Udara -

-

-

-

6. Jasa Penunjang Angkutan 1,634.55

1,751.29

1,839.98

1,932.69

b. Komunikasi 104,565.28

117,258.28

130,226.07

140,446.04

1. Pos & Telekomunikasi 101,580.27

114,254.77

127,209.96

137,471.65

2. Jasa Penunjang Komunikasi 2,985.01

3,003.51

3,016.11

2,974.40

08 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 211,828.33

225,705.65

234,938.78

252,973.78

a. Bank 33,033.50

36,008.96

38,165.29

41,333.11

b. Lembaga Keuangan Tanpa Bank 37,452.63

39,592.24

40,608.16

43,487.27

c. Jasa Penunjang Keuangan -

-

-

-

d. Sewa Bangunan 133,033.52

141,468.92

147,331.21

158,947.16

e. Jasa Perusahaan 8,308.68

8,635.53

8,834.11

9,206.25

09 Jasa Jasa 653,708.83

693,226.96

726,868.32

777,427.04

a. Pemerintahan Umum : 325,696.78

343,873.44

359,517.85

381,818.67

1. Administrasi Pemerintahan & Pertahanan 325,696.78

343,873.44

359,517.85

381,818.67

2. Jasa Pemerintahan Lainnya -

-

-

-

b. Swasta : 328,012.05

349,353.52

367,350.47

395,608.37

1. Jasa Sosial Kemasyarakatan 213,899.51

227,305.59

238,260.32

254,463.06

2. Jasa Hiburan & Rekreasi 7,459.36

7,915.43

8,264.75

8,872.35

3. Jasa Perorangan & Rumahtangga 106,653.18

114,132.50

120,825.39

132,272.96

PDRB Dengan Migas 5,353,300.63

5,673,483.59

5,916,421.59

6,316,326.90

PDRB Tanpa Migas 5,353,300.63

5,673,483.59

5,916,421.59

6,316,326.90