pbl

24
Faktor pada Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Bodi Eko Febrianto 102011166 Mahasiswa Kedokteran Semester III Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jalan Arjuna Utara no 6 Jakarta Barat 11470 16 Januari 2013 Email : [email protected] Pendahuluan Masa bayi dan anak adalah masa mereka mengalami masa pertumbuhan dan perkembangan yang cepat dan sangat penting,dalam pertumbuhan dan perkembangan anak memerlukan zat gizi agar proses pertumbuhan dan perkembangan berjalan dengan baik. Zat-zat gizi yang dikonsumi batita akan berpengaruh pada status gizi batita. Perbedaan status gizi batita memiliki pengaruh yang berbeda pada setiap perkembangan anak, dimana gizi seimbang yang dikonsumsi tidak terpenuhi untuk pencapaian pertumbuhan dan perkembangan anak (perkembangan motorik) yang baik pada masa batita, maka perkembangan anak akan terhambat. Apabila batita mengalami kekurangan gizi dan akhirnya dapat menghambat perkembangan Antropometri Antropometri artinya ukuran tubuh manusia. Dari sudut pandang gizi, maka antropometri gizi berhubungan dengan 1

Upload: enrico-esbianto-syahputra

Post on 24-Oct-2015

27 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: pbl

Faktor pada Pertumbuhan dan Perkembangan Anak

Bodi Eko Febrianto

102011166

Mahasiswa Kedokteran Semester III Fakultas Kedokteran

Universitas Kristen Krida Wacana

Jalan Arjuna Utara no 6 Jakarta Barat 11470

16 Januari 2013

Email : [email protected]

Pendahuluan

Masa bayi dan anak adalah masa mereka mengalami masa pertumbuhan dan

perkembangan yang cepat dan sangat penting,dalam pertumbuhan dan perkembangan

anak memerlukan zat gizi agar proses pertumbuhan dan perkembangan berjalan dengan

baik. Zat-zat gizi yang dikonsumi batita akan berpengaruh pada status gizi batita.

Perbedaan status gizi batita memiliki pengaruh yang berbeda pada setiap perkembangan

anak, dimana gizi seimbang yang dikonsumsi tidak terpenuhi untuk pencapaian

pertumbuhan dan perkembangan anak (perkembangan motorik) yang baik pada masa

batita, maka perkembangan anak akan terhambat. Apabila batita mengalami kekurangan

gizi dan akhirnya dapat menghambat perkembangan

Antropometri

Antropometri artinya ukuran tubuh manusia. Dari sudut pandang gizi, maka

antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan

komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi.1

Antropometri digunakan untuk melihat ketidakseimbangan asupan protein dan

energi.

Indeks antropometri

Indeks antropometri merupakan rasio dari suatu pengukuran terhadap satu atau

lebih pengukuran atau yang dihubungkan dengan umur

Parameter antropometri merupakan dasar dari penilaian status gizi. Kombinasi

antara beberapa parameter disebut indeks antropometri. Di Indonesia ukuran baku hasil

1

Page 2: pbl

pengukuran dalam negeri belum ada, maka untuk berat badan (BB) dan tinggi badan

(TB) digunakan baku 1

Beberapa indeks antropometri yang sering digunakan yaitu berat badan dan

menurut umur (BB/U), tinggi badan menurut umur (TB/U), dan berat badan menurut

tinggi badan (BB/TB). 1

a. Berat Badan menurut Umur

Berat badan adalah salah satu parameter yang memberikan gambaran massa

tubuh. Massa tubuh sangat sensitif terhadap perubahan-perubahan yang mendadak.

Berat badan adalah parameter antropometri yang sangat labil. Dalam keadaan normal,

berat badan berkembang mengikuti pertambahan umur. Sebaliknya dalam keadaan

abnormal, terdapat 2 kemungkinan yaitu dapat berkembang cepat atau lebih lambat dari

keadaan normal. Berdasarkan karakteristik berat badan maka indeks berat badan/umur

digunakan sebagai salah satu cara mengukur status gizi. Mengingat karakteristik berat

badan yang labil maka berat badan/umur lebih menggambarkan status gizi seseorang.

BB/U dapat dipakai pada setiap kesempatan memeriksa kesehatan anak pada semua

kelompok umur. BB sensitif terhadap perubahan-perubahan kecil, dapat digunakan

timbangan apa saja yang relatif murah, mudah dan tidak memerlukan banyak waktu dan

tenaga 1

b. Tinggi Badan menurut Umur

Tinggi badan merupakan antropometri yang menggambarkan keadaan

pertumbuhan skeletal. Pada keadaan normal, tinggi badan tubuh seiring dengan

pertambahan umur. Pertumbuhan tinggi badan tidak seperti berat badan, relative kurang

sensitif terhadap masalah kekurangan gizi dalam waktu yang pendek. Pengaruh definisi

gizi terhadap tinggi badan akan nampak dalam waktu yang relatif lama 1

Gizi

Gizi merupakan suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi

secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi, penyimpangan, metabolisme

dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan

pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ serta menghasilkan energi. Makanan

dan zat gizi adalah balok pembangun yang membantu membentuk gigi, tulang dan otot

yang kuat, jaringan yang sehat, perkembangan saraf otak dan sistem daya tahan tubuh.

Setiap hari anak perlu mendapatkan zat gizi dari makanan. Tidak ada satu jenis makanan

yang menyediakan semua zat gizi yang dibutuhkan anak. Yang paling baik adalah

memberikan aneka ragam makanan untuk memastikan terpenuhinya kebutuhan zat gizi.2

2

Page 3: pbl

Sepanjang usia balita, selera makan dan kebiasaan makan terus berubah-ubah.

Setelah ulang tahun pertama, pertumbuhan melambat dan selera makan pun cenderung

menurun. Pada masa tumbuh kembangnya, gizi seimbang sangat besar pengaruhnya.

Pada masa ini otak telah siap menghadapi berbagai stimulasi seperti belajar berjalan dan

berbicara lebih lancar. Balita memiliki kebutuhan gizi yang berbeda dari orang dewasa.

Mereka butuh lebih banyak lemak dan lebih sedikit serat. 2

Nutrisi yang anak butuhkan berasal dari beras/gandum/umbi, daging, kacang-

kacangan, sayuran, buah dan dua gelas susu per hari. Tentunya dengan gizi yang

seimbang sehingga dalam sehari tercapai 1.000-1.500 kalori. Variasi ini sangatlah

bergantung pada usia, tinggi badan serta aktivitas anak (dalam hal ini sekitar 30 menit

aktivitas fisik per hari). 2

Pada usia ini, susu masih merupakan makanan yang penting karena mengandung

semua zat gizi dasar yang dibutuhkan anak yang sedang tumbuh: energi, lemak,

karbohidrat, protein, vitamin dan mineral

Zat-zat gizi yang dibutuhkan

1. Karbohidrat merupakan sumber energi utama yang terdiri dari dua jenis yaitu

karbohidrat sederhana (gula, pasir dan gula merah) sedangkan karbohidrat

kompleks (tepung, beras, jagung, gandum). 3

2. Protein untuk pertumbuhan, terdapat pada ikan, susu, telur, kacang-kacangan,

tahu dan tempe. 3

3. Lemak terdapat pada margarin, mentega, minyak goreng, lemak hewan atau

lemak tumbuhan.

4. Vitamin adalah zat-zat organik yang kompleks yang dibutuhkan dalam jumlah

sangat kecil dan pada umumnya dapat dibentuk oleh tubuh. 3

a. Vitamin A untuk pertumbuhan tulang, mata dan kulit yaitu mencegah

kelainan bawaan, vitamin terdapat dalam susu, keju, mentega, kuning telur,

minyak ikan, sayuran dan buah-buahan segar (wortel, pepaya, mangga, daun

singkong, daun ubi jalar).

b. Vitamin B untuk menjaga sistem susunan saraf agar berfungsi normal,

mencegah penyakit beri-beri dan anemia. Vitamin ini terdapat di dalam nasi,

roti, susu, daging dan tempe.

c. Vitamin C berguna untuk pembentukan integritas jaringan dan peningkatan

penyerapan zat besi, untuk menjaga kesehatan gusi, jenis vitamin C banyak

terdapat pada mangga, jeruk, pisang, nangka.

3

Page 4: pbl

5. Mineral berguna untuk menumbuhkan dan memperkuat jaringan serta mengatur

keseimbangan cairan tubuh. 3

a. Zat besi berguna dalam pertumbuhan sel-sel darah merah yang dibutuhkan

untuk pertumbuhan. Zat ini terdapat dalam daging, ikan dan hati ayam.

b. Kalsium berguna untuk pertumbuhan tulang dan gigi. Zat ini terdapat dalam

susu sapi.

c. Yodium berguna untuk menyokong susunan saraf pusat berkaitan dengan

daya pikir dan mencegah kecacatan fisik dan mental. Zat ini terdapat dalam

rumput laut dan sea food.

Keadaan kesehatan gizi tergantung dari tingkat konsumsi zat gizi yang terdapat

pada makanan sehari-hari. Tingkat konsumsi ditentukan oleh kualitas hidangan. Kualitas

hidangan menunjukkan adanya semua zat gizi yang diperlukan tubuh di dalam suatu

susunan hidangan dan perbandingan yang satu terhadap yang lain. Kualitas menunjukkan

jumlah masing-masing zat gizi terhadap kebutuhan tubuh. Kalau susunan hidangan

memenuhi kebutuhan tubuh, baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya, maka tubuh

akan mendapatkan kondisi kesehatan gizi yang sebaik-baiknya, disebut konsumsi

adekuat. Kalau konsumsi baik dari kuantitas dan kualitasnya melebihi kebutuhan tubuh,

dinamakan konsumsi berlebih, maka akan terjadi suatu keadaan gizi lebih. Sebaliknya

konsumsi yang kurang baik kualitas dan kuantitasnya akan memberikan kondisi

kesehatan gizi kurang atau kondisi defisit . 3

Tingkat kesehatan gizi sesuai dengan konsumsi, tingkat kesehatan gizi terbaik

adalah kesehatan gizi optimum. Dalam kondisi ini jaringan jenuh oleh zat gizi tersebut.

Tubuh terbebas dari penyakit dan mempunyai daya kerja dan efisiensi yang sebaik-

baiknya, serta mempunyai daya tahan setinggi-tingginya . 2

Perkembangan kognitif

Perkembangan kognitif meliputi perkembangan proses berpikir dan kemampuan

intelektual.Jean piaget membagi dalam

a.Tahap sensorimotor (0-2 tahun) Bayi membentuk pemahaman tentang dunia

dengan mengkoordinasikan pengalaman sensori (melihat dan mendengar) dan tindakan

motorik (menjangkau dan menyentuh). 4

B.Tahap Praoperasional ( 2- 7 tahun) Anak mulai merepresentasikan dunia

dengan kata-kata dan gambar yang mencerminkan pemikiran simbolik yang semakin

maju. Sifatnya lebih egosentris dan intuitif. 4

4

Page 5: pbl

C.Tahap Operasional Konkret (7 – 11 tahun) Anak berpikir secara operasional

dan pemikiran yang logis menggantikan pemikiran intuitif, tetapi hanya dalam situasi

yang kongkret. 4

D. Tahap Operasional Formal ( 11-15 tahun sampai dewasa)

Pemikiran lebih abstrak,idealistis dan logis. Mereka meyakini bahwa orang lain

tertarik pada diri mereka sama seperti mereka tertarik pada diri mereka sendiri. 4

Faktor sosial

Tahap - tahap Erikson mulai dengan fokus pada bagian tubuh tertentu dan meluas

pada pertimbangan konteks sosial perilaku anak, terbagi atas:

Kepercayaan lawan ketidakpercayaan (trust versus mistrust), suatu tahap

psikososial pertama yang dialami dalam tahun pertama kehidupan. Suatu rasa percaya

menuntut perasaan nyaman secara fisik dan sejumlah kecil ketakutan serta kekuatiran

akan masa depan. Kepercayaan pada masa bayi menentukan harapan bahwa dunia akan

menjadi tempat tinggal yang baik dan menyenangkan.5

Otonomi lawan rasa malu dan keragu-raguan (autonomy versus shame and

doubt), tahap perkembangan kedua yang berlangsung pada masa bayi dan baru mulai

berjalan (1-3 tahun). Setelah memperoleh rasa percaya kepada pengasuh mereka, bayi

mulai menemukan bahwa perilaku mereka adalah atas kehendaknya. Mereka menyadari

kemauan mereka dengan rasa mandiri dan otonomi mereka. Bila bayi cenderung dibatasi

maka mereka akan cenderung mengembangkan rasa malu dan keragu-raguan.7

Inisiatif lawan rasa bersalah (initiative versus guilt), merupakan tahap ketiga

yang berlangsung selama tahun-tahun sekolah (3-6 tahun). Ketika mereka masuk dunia

sekolah mereka lebih tertantang dibanding ketika masih bayi. Anak-anak diharapkan

aktif untuk menghadapi tantangan ini dengan rasa tanggung jawab atas perilaku mereka,

mainan mereka, dan hewan peliharaan mereka. Anak-anak bertanggung jawab

meningkatkan prakarsa. Namun, perasaan bersalah dapat muncul, bila anak tidak diberi

kepercayaan dan dibuat mereka sangat cemas.5

Kerja keras lawan rendah diri (industry versus inferiority), berlangsung selama

tahun-tahun sekolah dasar (6-12 tahun). Tidak ada masalah lain yang lebih antusias dari

pada akhir periode masa awal anak-anak yang penuh imajinasi. Ketika anak-anak

5

Page 6: pbl

memasuki tahun sekolah dasar, mereka mengarahkan energi mereka pada penguasaan

pengetahuan dan keterampilan intelektual. Yang berbahaya pada tahap ini adalah

perasaan tidak kompeten dan tidak produktif.5

Identitas lawan kerancuan peranan (identity versus identity confusion), adalah

tahap kelima yang dialami individu selama tahun-tahun masa remaja (12-18 tahun). Pada

tahap ini mereka dihadapkan oleh pencarian siapa mereka, bagaimana mereka nanti, dan

ke mana mereka akan menuju masa depannya. Satu dimensi yang penting adalah

penjajakan pilihan-pilihan alternatif terhadap peran. Penjajakan karir merupakan hal

penting. 5

Keintiman lawan keterkucilan (intimacy versus isolation), tahap keenam yang

dialami pada masa-masa awal dewasa . Pada masa ini individu dihadapi tugas

perkembangan pembentukan relasi intim dengan orang lain. Saat anak muda membentuk

persahabatan yang sehat dan relasi akrab yang intim dengan orang lain, keintiman akan

dicapai, kalau tidak maka isolasi akan terjadi.5

Bangkit lawan berhenti (generality versus stagnation), tahap ketujuh

perkembangan yang dialami pada masa pertengahan dewasa. Persoalan utama adalah

membantu generasi muda mengembangkan dan mengarahkan kehidupan yang berguna

(generality). Perasaan belum melakukan sesuatu untuk menolong generasi berikutnya

adalah stagnation.5

Faktor Lingkungan

faktor lingkungan sangat berpengaruh bagi perkembangan karakter anak. Bila

anak berada pada lingkungan yang baik maka akan dapat memberikan pengaruh yang

baik pula bagi perkembangan karakter anak, dan begitu juga sebaliknya lingkungan yang

tidak baik juga dapat memberikan pengaruh yang tidak baik bagi perkembangan karakter

anak. Anda sebagai orangtua harus jeli dan pintar-pintar memilihkan lingkungan yang

baik bagi anak Anda, karena akan menentukan perkembangan karakter anak Anda.

Lingkungan ini dapat dimisalkan seperti lingkungan tempat Anda tinggal, lingkungan

bermain anak Anda, ataupun lingkungan sekolah anak Anda.4

6

Page 7: pbl

Sebagai makhluk sosial, sejak dini memang sebaiknya anak kita kenalkan pada

lingkungan masyarakat. Nah, karakter tiap-tiap kelompok masyarakat itu sendiri

berbeda-beda, pasti ada yang baik dan ada yang buruk. Karena anak tidak mampu

membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, maka tugas Anda sebagai

orangtualah yang mengarahkannya dan mendidiknya. Artinya, Anda harus tahu benar

apakah lingkungan tempat anak Anda bergaul benar-benar steril untuk perkembangan

karakternya atau tidak. 4

Dalam proses perkembangan anak, lingkungan merupakan faktor yang sangat

penting setelah pembawaan. Tanpa adanya dukungan dari faktor lingkungan maka proses

perkembangan dalam mewujudkan potensi pembawaan menjadi kemampuan nyata tidak

akan terjadi. Oleh karena itu fungsi atau peranan lingkungan ini dalam proses

perkembangan dapat dikatakan sebagai faktor ajar, yaitu faktor yang akan mempengaruhi

perwujudan suatu potensi secara baik atau tidak baik, sebab pengaruh lingkungan dalam

hal ini dapat bersifat positif yang berarti pengaruhnya baik dan sangat menunjang

perkembangan suatu potensi atau bersifat negatif yaitu pengaruh lingkungan itu tidak

baik dan akan menghambat/merusak perkembangan.

Oleh karena itu, sudah menjadi tugas utama seorang pendidik untuk menciptakan

atau menyediakan lingkungan yang positif agar dapat menunjang perkembangan si anak

dan berusaha untuk mengawasi dan menghindarkan pengaruh faktor lingkungan yang

negatif yang dapat menghambat dan merusak perkembangan sang anak. 4

Lingkungan Masyarakat

Lingkungan masyarakat bisa juga disebut sebagai lingkungan sosial, lingkungan

dimana Anda tinggal dan lingkungan dimana anak Anda berinteraksi denga orang lain

yang lebih luas lagi. Anak Anda adalah bagian dari masyarakat yang saling berinteraksi

satu sama lain dimana anak Anda dapat memberikan pengaruh pada lingkungannya tapi

sebaliknya, anak Anda juga dapat menerima pengaruh dari lingkungan masyarakat

tersebut. 5

Lingkungan masyarakat dapat berperan membentuk karakter anak Anda.

Misalnya lingkungan tempat tinggal di asrama polisi atau tentara, anak-anak yang tinggal

disana cenderung lebih berani karena mereka merasakan adanya label dari orangtuanya.

7

Page 8: pbl

Mereka juga besikap lebih semena-mena kepada teman-temannya yang lain. Lingkungan

yang seperti ini akan membentuk karakter anak menjadi keras, pribadi yang galak, apa

yang dia inginkan harus segera terlaksana. Ataupun dengan memilih tinggal di tengah-

tengah kota besar, yang mana sesama tetangga tak saling mengenal satu sama lain,

lingkungan yang seperti ini dapat membentuk karakter yang tidak baik juga pada anak

Anda, anak jadi terbiasa untuk tidak peka terhadap orang lain, merasa tidak memerlukan

orang lain dalam hidupnya, sikap individualismenya juga akan sangat terlihat. 5

Lingkungan masyarakat juga dapat berpengaruh sebaliknya yaitu berpengaruh

baik bagi anak Anda. Misalnya dengan memilih tinggal di sebuah perkampungan di

pinggiran kota. Yang di lingkungan tersebut terdapat masjid, para remajanya pun aktif

dan antusias dalam kegiatan-kegiatan syiar agama untuk masyarakat sekitar, baik

orangtua, remaja bahkan anak-anak kecil. Suasana lingkungan menjadi hidup, dinamis,

agamis, harmonis serta menyenangkan hati masyarakat yang tinggal di lingkungan

tersebut. Anak-anak Andapun terbentuk karakter yang sopan santun, beradaptasi,

berempati, serta dapat menjadi manusia yang berjiwa sosial. 5

Lingkungan Sekolah

Sama halnya seperti lingkungan masyarakat, lingkungan sekolah merupakan

lingkungan kedua setelah keluarga, tentu saja jika anak Anda sudah pada masa sekolah.

Oleh karena itu, Anda harus benar-benar jeli dalam memilih tempat sekolah untuk Anak.

Jangan gegabah atau asal-asalan. Bagaimanapun, lingkungan sekolah akan sangat

berpengaruh terhadap perkembangan karakter anak Anda.5

Dalam memilih sekolah, hendaknya Anda memperhatikan 5 hal penting, yaitu

spiritual, emosional, jasmani, intelektual dan sosialnya. Beberapa tips dalam memilih

sekolah untuk anak adalah:

Pilihlah sekolah yang tertib, teratur dan bersih. Tujuannya, selain untuk

memperlancar proses belajar mengajar, hal ini juga akan membiasakan anak untuk hidup

secara tertib dan disiplin. Jika di sekoah anak terbiasa tertib, maka di rumah anak pun

juga akan tertib. 5

8

Page 9: pbl

Jalin kerjasama yang baik dengan guru. Dengan kerjasama yang baik, Anda akan

lebih mudah mengontrol anak Anda selama di sekolah. 5

Pastikan bahwa lingkungan sekolah yang hendak Anda pilih aman dan baik,

termasuk kualitas guru/pendidiknya. Pastikan bahwa mereka adalah tenaga pendidik

yang berpengalaman dan memiliki kepribadian yang baik yang patut untuk dicontoh oleh

muridnya. 5

Pertimbangkan jarak sekolah dari tempat Anda. Sebaiknya pilih sekolah yang

tidak terlalu jauh dengan tempat tinggal. Karena, selain akan menghemat biaya transport,

hal ini juga memungkinkan anak masih mempunyai waktu yang cukup untuk berkumpul

dengan keluarga, dan bermain dengan orangtua.

faktor moral

Freud membagi fase perkembangan psikoseksual kedalam tahapan

a.Fase oral ( usia 0-18 bulan) kenikmatan dan kepuasan dari berbagai pengalaman

dari sekitar mulut. Aktifitas utama menghisap dan mengigit.dasar perkembangan mental

yang sehat sangat tergantung dari hubungan ibu dan anak.6

b. Fase anal (1-3 tahun) , tugas utama anak adalah latihan kebersihan atau toilet

training. 6

c. fase fasik ( 3-5/6/7 tahun) Pengenalan anak akan bagian tubuhnya sendiri,

terjadi proses identifikasi seksual. 6

d. Fase laten (5/6/7 tahun sampai 12 tahun) anak anak berhadapan dengan

berbagai macam tuntutan sosial,rangsangan seksual ditekan sedemikian rupa demi

moral/agama/adat.

Fase dan tugas perkembangan menurut Erikson

1. Masa bayi (0 – 1 ½ th)

Pada masa ini semua kebutuhan harus tercukupi, masa penanaman kepercayaan

bahwa dunia ini adalah tempat yang baik baginya, masa yang penuh dengna

pembelajaran tentang hal-hal baru yang tak akan dapatkan pada masa selanjutnya. 6

2. Masa Toddler (1 ½ - 3 th)

9

Page 10: pbl

Masa ketika anak mulai memisahkan diri dari lingkungan mulai menguasai diri

lingkungan dan masyarakat. Tetapi tentunya dengan bantuan-bantuan yang diberikan dari

orang tuanya.

3. Awal masa kanak-kanak (4 – 7 th)

Masa dimana tindakan orang tua akan ditiru oleh anak-anak. Anak mulai belajar

menyesuaikan diri dengan lingkungan dan teman sepermainanya. 6

4. Akhir masa kanak-kanak (8 – 11 th)

Pada masa ini anak mulai berkelompok dan memilih teman bermain berdasarkan

kehendak hati, pada masa inilah anak harus dikenalkan pada rumah, pekerjaan rumah,

disini orang tua bertugas membimbing anaknya, mana hal yang baik dan mana hal yang

buruk. 6

5. Akhir masa remaja (12 – 15 th)

Masa transisi dari anak-anak menjadi remaja dimana pada masa ini. Masa mulai

pencarian jati diri dengan melakukan hal-hal sesuai dengan kehendak orang tua. Pada

masa ini, orang tua sangat berperan penting untuk kebaikan anak, kebaikan dimasa akan

datang

6. Masa remaja yang sejati (16 – 18 th)

Masa-masa transisi berkurang, disini remaja sudah mulai menemukan jati dirinya.

Mulai menghadapi pilihan yang akan menentukan masa depannya.

7. Awal masa dewasa (19 – 25 th)

Anak mulai hidup mandiri, dan sudah mulai berfikir untuk masa depannya, dan

juga tidak tergantung pada orang tua. 6

8. Kedewasaan dan masa tua (25 th ke atas)

Seseorang sudah mulai suka terhadap anak-anak dan sifat keibuan mulai muncul.

10

Page 11: pbl

Kebutuhan Psikologis Anak

Kebutuhan psikososial anak yang dapat dilakukan orang tua atau pengasuh dapat

mempengaruhi optimalisasi tumbuh kembang anak balita. Perilaku orang tua atau orang

dewasa lainnya yang perlu diperhatikan, yakni:

a. Akrab

Sejak anak masih dalam kandungan, orang tua harus menjalin akrab dengan anak,

demikian halnya setelah anak mencapai balita, pengasuh atau pembimbing harus

menjalin akrab dengan anak. Keakraban ini penting untuk memberikan rasa nyaman dan

aman yang diperlukan anak untuk mengeksplorasikan lingkungannya. Tanpa rasa

nyaman dan aman, anak akan menarik diri dari dunianya. Anak menjadi tidak terbuka

dengan pengalaman dan kesempatan-kesempatan belajar, dimana hal ini akan dibawanya

sampai meninggal.7

b. Disiplin

Disiplin tidak ada hubungan dengan hukuman dan aturan yang kaku. Disiplin

lebih terkait dengan kebiasaan hidup teratur dan kebiasaan ini harus dimulai dari orang

tua. Anak menyukai keteraturan dan rutinitas dan ini penting untuk membentuk pola

kebiasaan, termasuk kedisiplinan. Kebiasaan hidup teratur dapat dilakuak melaui;

kebiasaan mengembalikan barang ke tempatnya semula, membereskan mainan,

merapikan meja setelah dipergunakan dsb. 7

c. Hindari Kekerasan.

Marah kepada anak tanpa alasan yang dapat dipahami oleh anak sudah

merupakan salah satu bentuik kekerasan. Menghukum baik fisik maupun mental

termasuk memukul, mendiamkan anak, memasang muka cemberut, hanya akan membuat

anak kehilangan percaya diri dan lebih jauh lagi anak akan kehilangan harga diri. 7

d. Toleransi

Bertoleransi terhadap kesalahan anak, bukan kebalikan dari disiplin. Kesalahan

yang dilakukan anak sering kali hanya karena perbedaan pandang kita sebagai orang tua

atau orang dewasa dengan cara pandang anak. Menghargai perbedaan perlu dikenalkan

pada saat anak mulai dapat berbicara dan bermain dengan teman sebayanya. Konflik

yang sering terjadi karena kita tidak bisa menghargai perbedaan. Hal terkecil tetapi

penting untuk dilakukan orangtua adalah mendengarkan dan menghargai pendapat anak.

11

Page 12: pbl

e. Menjadi Motivator.

Anak tidak sekedar mencontoh dan anak tidak hanya membutuhkan keteladanan

orangtua. Dorongan atau motivasi sering lebih penting daripada ajakan. Terlebih pada

usia setahun, saat anak memerlukan kemampuan untuk mengontrol dirinya, motivasi

berperan penting agar kelak tidak menjadi anak yang pemalu atau peragu. Dorongan

orang tua akan muncul dengan sendirinya jika orangtua atau pengasuh sering

mendampingi atau memfasilitasi kegiatan bermain anak. Tentu saja dorongan untuk

mendikte yang sering muncul tanpa kita sadari harus benar-benar kita hindari. 7

1. Perlakuan Salah yang Sering Ditemukan

Dalam memperlakuan anak sering tidak disadari pengasuh atau orang tua,

melakukan kesalahan dalam memperlakukan anak. Kesalahan perlakuan yang sering

ditemukan meliputi:

a. Selalu Mencari Aman.

Melarang anak dan mengatakan ”JANGAN” kepada anak merupakan perwujudan

keinginan orang tua. Larangan hanya akan membuat anak nekad melakukan kesalahan

dan kesalahan yang lebih besar lagi dikemudian hari. Informasi yang tepat berguna bagi

anak daripada melarang anak untuk melakukan sesuatu. 7

b. Mengambil Alih Tugas Anak.

Ketidaksabaran dan keinginan untuk selalu mencari aman membuat orangtua

tidak pernah memberikan tugas kepada anak dan bahkan mengambil alih tugas anak yang

diberikan oleh gurunya atau orang lain. Keinginan oprang tua untuk menunjukkan bahwa

anak tidak mengenal dan bahkan lari dari tanggung jawab. Anak tidak dapat dan tidak

terbiasa menyelesaikan tugas, disamping anak juga tidak berkesempatan untuk mandiri.

c. Terlalu Berharap.

Adalah keinginan orang tua semata agar anaknya hafal nama-nama kepala negara

seluiruh dunia pada usia 2 tahun atau pula anaknya menjadi rangking pertama di

sekolahnya. Lebih parah lagi cukup banyak orang tua yang mendiktekan masa depan

anak karena dirinya gagal mencapai cita-cita. Harapan yang berlebihan tidak hanya

membuat anak tertekan tetapi juga akan menghantam balik akibatnya pada orang tua. 7

12

Page 13: pbl

d. Menyerahkan Kepada Orang Lain.

Kurangnya berkomunikasi dengan anak diperburuk dengan mudahnya orang tua

menyerahkan begitu saja pengasuhan dan pendidikan anak kepada pengasuh, guru atau

orang lain. Meski alasan ekonomi sering melatarbelakangi hal ini, namun kepedulian

orang tua pada anak harus menjadi prioritas. Ketidakpedulian orangtua terhadap

aktivitas sehari-hari anak dapat mengejutkan orang tua pada saat anak melakukan sesuatu

yang tidak diinginkan orang tua.

e. Memberi Contoh Salah

Banyak orang tua yang tidak sadar akan perbuatan atau kebiasaan yang tidak baik

seperti merokok, mabuk dan berbohong. Sering pula orangtua tidak sadar mengajarkan

berbohong atau perilaku tidak baik lainnya kepada anak. Orang tua sebagai model atas

perbuatan dan kebiasaan yang akan ditiru anak.

f. Melakukan Kekerasan

Kesalahan yang semuanya bersumber dari kesalahan orangtua, cepat atau lambat

akan dilakukan anak tanpa sengaja. Ujungnya bukan orangtua introspeksi diri, bahkan

sebaliknya yang dilakukan orangtua. Mulai dari memasang muka masam, menimpakan

kesalahan kepada anak sampai kepada kekerasan fisik dilakukan orang tua bahkan

sampai menghilangkan nyawa anak. 7

Tindakan yang Dapat Dilakukan

Untuk menghindari kesalahan dari perlakuan orang tua atau pengasuh maka

beberapa tindakan berikut ini, perlu dilakukan ;

a. Perlakukan Anak sebagai Anak

Banyak orang tua atau pengasuh melihat dan memperlakukan anak sebagai orang

dewasa kecil, bukan sebagai seseorang yang sedang tumbuh dan berkembang untuk

kemudian menjadi dewasa. Karena itu orang tua atau pengasuh jangan beranggapan

bahwa anak dapat berpikir dan bertindak seperti orang dewasa. Anak suka mengulang-

ulang kegiatannya, memusatkan perhatian untuk waktu yang pendek, suka melakukan

percobaan dan banyak kegiatan lain yang menurut pandangan orang dewasa sebagai

kegiatan yang tidak bermanfaat dan membosankan.5

b. Penuhi Kebutuhan Anak

13

Page 14: pbl

Anak memiliki banyak kebutuhan, mulai dari kebutuhan makanan dengan gizi

yang berimbang, lingkungan yang sehat dan aman, rasa aman, kondisi kesehatan yang

prima, perasaan ”diterima”, kebutuhan unuk mengembangkan potensi diri, pengakuan

atas harga diri mereka. Tidak terpenuhinya salah satu kebutuhan anak dapat mengganggu

pertumbuhan dan perkembangan anak selanjutnya. Memenuhi kebutuhan anak tidak

sama dengan memanjakan anak. 5

c. Beri Anak Kesempatan

Menerima anak sebagaimana ia adanya bukan hal yang mudah. Rasa takut

”kehilangan” anak yang selama ini menggantungkan hidupnya kepada kita merupakan

cara dari ketidakmauan orang tua atau pengasuh untuk memberi kesempatan kepada anak

mengembangkan seluruh potensi yang dimilikinya. Beri kesempatan anak untuk mandiri,

kesempatan untuk melakukan beragam kegiatan yang diperlukan dalam mengembangkan

seluruh potensinya sesuai dengan tahapan perkembangannya. Orang tua atau pengasuh

adalah fasilitator, pendidik, pelindung dan juga pengawas. 5

d. Bimbing Anak Untuk Membawa Diri

Selama hidupnya manusia selalu berhubungan dengan orang lain. Demikian

halnya anak, pertama-tama akan menjalin hubungan dengan orang tua dan anggota

keluarga lainnya, kemudian dengan tetangga, saudara, teman sebaya dan selanjutnya

akan semakin memperluas pergaulan. Dalam pergaulan dimanan pun berada, selalu ada

aturan atau etika serta sopan santun. Dengan memahmi etiket pergaulan akan memupuk

kemampuan membawa diri dan menuntunnya kelak menjadi manusia yang sukses. Oleh

karenanya, ajarkan bagaimana anak harus bersikap kepada orang lain, tata cara

bersalaman, memberi salam saat bertemu serta beragam etika kesopanan lainnya sejak

dini yang dapat dilakukan mulai dari dalam keluarga. 5

e. Tumbuhkan Rasa Percaya Diri Anak

Berikan rasa ”mampu” kepada anak dengan cara memberikan pujian sewajarnya

setiap kali anak dapat menyelesaikan sesuatu, betapa pun kecilnya. Hal ini akan

menumbuhkan rasa percaya diri anak yang selanjutnya akan berpengaruh terhadap

perilakunya kelak, disamping juga berpengaruh terhadap prestasi dan kemampuan

mereka untuk berkompetisi.

Anak sangat sulit untuk memahami dirinya, namun bukan berarti anak tidak dapat

memahami dirinya sendiri. Konsep menemukan dirinya sendiri merupakan kesadaran

14

Page 15: pbl

atas keberadaan diri anak di lingkungannya sehingga akan menumbuhkan rasa ”diterima”

oleh lingkungannya. Perasaan ini akan mengembangkan harga diri anak yang diperlukan

sebagai kontrol diri atas segala perilaku dan ucapannya. Cara membimbingnya dilakukan

dengan cara memberikan tugas atau kewajiban sebagai anggota keluarga, sesuai dengan

kemampuannya. 5

f. Tanamkan Sikap Jujur

Kejujuran ibarat mata uang yang berlaku dimana saja dan kapanpun juga.

Membohongi anak sama buruknya berbohong kepada orang lain di depan anak. Jangan

pula terburu-buru memberi cap ”pembohong” kepada anak saat menceritakan

imajinasinya. Anak balita belum bisa membedakan antara imajinasi dengan kenyataan.

g. Jadilah Teladan

Mulailah tindakan dengan memberikan keteladanan. Anak merupakan peniru

yang paling ulung. Segala yang dilihat, didengar dan dirasakan akan dapat ditirukan

dengan tepat. Jangan lakukan apapun yang orang tua tidak ingin hal tersebut dilakukan

oleh anak. Menjadi teladan bukan berarti menjadikan anak pengekor kita. 5

Kesimpulan

Pertumbuhan dan perkembangan anak yang baik dapat dilihat melalui asupan gizi

(pertumbuhan) dan faktor lingkungan,sosial,moral,kognitif ( perkembangan). Gangguan

dapat terjadi didalamnya jika pengetahuan dan perilaku tua (keluarga) kurang

mendukung ditambah lingkungan yang kurang baik.

Daftar Pustaka

1. Hidayat.A.A.Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk kebidanan.Jakarta:Salemba

Medika.2008.h.26-7

2. Almatsier S. Prinsip dasar ilmu gizi. Jakarta: Gramedia pustaka utama; 2009. 290-6

3. Sediaoetama AD. Ilmu gizi untuk mahasiswa dan profesi. Jakarta: Dian rakyat:

2008.h.31-95

4. Behrman RE, Kliegman RM. Nelson esensi pediatri. Ed 4. Jakarta. EGC ; 2010. h. 1-

17,38-40,52-5.

5. Wuryani.S.E.Psikologi Pendidikan.Jakarta:Grasindo;2002.h.57-60,77-81,177-9.

6. D.G Singgih.Psikologi perkembangan anak dan remaja.Jakarta:Gunung

Mulia;2008.h.60-4

15

Page 16: pbl

7. D.G.Singgih. Bunga rampai Psikologi perkembangan.Jakarta:BPK;2004.h.253-5

16