pbl digestive 1

18
Struktur Lambung dan Mekanisme Kerjanya Fahala Lamboi Sihaloho(102013424) Mahasiswa Fakultas Kedokteran Ukrida Jl. Arjuna Utara No. 6 – Jakarta Barat [email protected] Abstrak Dalam proses melahirkan, panggul atau pelvis adalah salah satu struktur penting. Pelvis yang memiliki 4 tulang penyusun utama ini, mebentuk pintu atas panggul, pintu bawah panggul, dan juga rongga panggul. Pada masing-masing bagian tersebut, terdapat ukuran-ukuran pelvis (difragma pelvis dan konjugta pelvis) yang menjadi ukuran ketika hendak mempertimbangkan jalan lahir bagi fetus. Bentuk pelvis atau panggul juga terdiri dari banyak bentuk yang masing-masing memiliki cirinya masing-masing. Satu hal yang tidak boleh terlewatkan adalah, bawah terdapat alat-alat panggul yang cukup penting diantaranya terdapat vesikula seminalis, prostat, uterus, vagina, dsb. Kata Kunci: Pelvis (Panggul), Ukuran Pelvis, Bentuk Pelvis Abstract The process of birth, the pelvic or pelvis is one of the important structures. Pelvic bone which have 4 main constituent of this, forming the pelvic, the pelvic doors down, and also the the pelvic cavity. In each of these sections, there are size of pelvis (pelvis diaphragm and pelvis konjugta) which being measure of when trying to

Upload: lamboy-sihaloho

Post on 18-Jan-2016

51 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

PBL Digestive 1

TRANSCRIPT

Page 1: Pbl Digestive 1

Struktur Lambung dan Mekanisme Kerjanya

Fahala Lamboi Sihaloho(102013424)

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Ukrida

Jl. Arjuna Utara No. 6 – Jakarta Barat

[email protected]

Abstrak

Dalam proses melahirkan, panggul atau pelvis adalah salah satu struktur penting. Pelvis yang

memiliki 4 tulang penyusun utama ini, mebentuk pintu atas panggul, pintu bawah panggul,

dan juga rongga panggul. Pada masing-masing bagian tersebut, terdapat ukuran-ukuran pelvis

(difragma pelvis dan konjugta pelvis) yang menjadi ukuran ketika hendak

mempertimbangkan jalan lahir bagi fetus. Bentuk pelvis atau panggul juga terdiri dari banyak

bentuk yang masing-masing memiliki cirinya masing-masing. Satu hal yang tidak boleh

terlewatkan adalah, bawah terdapat alat-alat panggul yang cukup penting diantaranya terdapat

vesikula seminalis, prostat, uterus, vagina, dsb.

Kata Kunci: Pelvis (Panggul), Ukuran Pelvis, Bentuk Pelvis

Abstract

The process of birth, the pelvic or pelvis is one of the important structures. Pelvic bone which

have 4 main constituent of this, forming the pelvic, the pelvic doors down, and also the the

pelvic cavity. In each of these sections, there are size of pelvis (pelvis diaphragm and pelvis

konjugta) which being measure of when trying to considering the birth canal to the fetus.

pelvis or the pelvic forms also consists of many forms which each have characteristics. One

thing that should not be missed is that there are some pelvic tools, are quite important

seminal vesicles, prostate, uterus, vagina, etc.

Keywords: Pelvis (Pelvic), Size of Pelvis, Pelvis forms

Pembahasan

1.      Tulang-Tulang Penyusun Pelvis (Panggul)1

Pelvis tersusun oleh empat tulang: os sacrum, os coccygis, dan dua os coxae.

Page 2: Pbl Digestive 1

1.1  Os Sacrum dan Os Coccygis

Os sacrum dibentuk oleh persatuan lima vertebra sacralis. Bentuk dari os sacrumseperti

segitiga yang puncaknya menghadap kebawah dan terletak sedemikian rupa seperti suatu baji

di antara os coxae kanan dan kiri. Os sacrum membentuk dinding belakang rongga pelvis.

Promotorium adalah titik pusat tepi atas bertebra sacralis pertama dengan dasar (basis)

vertebra lumbalis ke-5, dan menonjol di atas cekung sacrum. Os coccygisdibentuk dari empat

vertebra yang bersatu. Os coccygis  merupakan bangunan berbentuk seigitiga dengan dasar

(basis) di bagian atas dan bersendi dengan sacrum. Otot-otot dan ligament melekat pada

puncaknya.

1.2  Os Coxae

Os coxae membentuk suatu baji yang terletak diantara os sacrum kanan dan kiri. Pada orang

dewasa os coxae tampak sebagai satu tulang besar yang tidak teratur bentuknya.

Sesungguhnya, os coxae terbentuk dari tulang-tulang yang berkembang dari tigas pusat

penulangan primer. Ketiga bagian ttersebut disebut ilium (os illi), ischium (os ischii), dan

pubis (os pubis). Ketiga tulang tersebut bertemu pada cekungan yang berbentuk mngkok

yang disebut acetabulum.

1.2.1        Ilium

Ilium dibagian atas dibatasi oleh crista iliaca yang dapat diraba denngan budah apabila tangan

diletakkan pada pinggang. Crista iliaca berakhir di dengan pada spina iliaca anterior yang

pada bagian bawahnya terletak spina iliaca anterior inferior. Di sebelah belakang, crista iliaca

berakhir pada spina iliaca posterior superior. Dua cekungan kanan dan kiri tepat di atas celah

gluteus merupakan tanda letak kedua spina tersebut. Spina iliaca posterior inferior menandai

tepi atas incisura ischiadica major yang dilewati oleh nervus ischiadicus. Ilium sendiri

membentuk dua perlima bagian atas acetabulum dan merupakan bagian atas os coxae.

Permukaan dalamnya halus dan ckung, tetapi permukaan luarnya kasar dan merupakan

tempat pelekatan otot-otot pada gluteus.

1.2.2        Ischium

Ischium yang terletak pada bagian paling bawah dari os coxae membentuk dua perlima

bagian bawah acetabulum. Tuber ischiadicum merupakan daerah tulang yang menebal dari

tulang yang membentuk corpus ossis ischii. Berat tubuh tertumpu pada tuber ischiadium

apabila seseorang dalam posisi duduk. Spina ischiadica terletak di atas tuber ischiadicum,

memisahkan ischiadica major dan minor.

Page 3: Pbl Digestive 1

1.2.3        Pubis

Pubis merupakan komponen yang paling kecil dari ketiga komponen yang membentuk os

coxae , dan membentuk seperlima bagian bawah acetabulum. Pubis kana dan kiri bersatu di

bagian depan pada corpus osis pubis yang bentuknya segi empat. Tulang-tulang terseut

disatukan oleh bantalan cartilago yang disebut symphysis pubis. Ramus superior, bersatu

dengan ilium pada eminentia illiopectinea. Ramus inferior meluas kebawah untuk bersatu

dengan ischium. Ramus inferior (desendens) kanan dan kiri membentuk arcus pubis. Suatu

foramen yang dikelilingin oleh ischium dan pubis disebut foramen obrturatorium.

2.      Ligamentum dan Otot-Otot Pada Pelvis3

Ligamentum pada pelvis terdiri dari ligamentum sakrotuberosum yang terbentak dari bagian

lateral sakrum dan koksigis menuju tuberositas iskia dan yang terbentuk dari bagian lateral

sakrrum dan koksigis menuju spina iskiadika. Kedua ligamentum tersebut bersama dengan

ligamentum-ligamentum sakro-iliakam mengikat sakrum dan coccygis ke os dan mencegah

pergerakan berlebihan dari sendi sakro-iliaka. Selain itu, ligamentum ini membentuk foramen

isciadica mayor dan minor dengan incisura ischiadika mayor dan minor.

Terdapat otot-otot pada bagian dasar panggul yang ditujukan untuk mendukung visera

sehingga menghasilkan fungsi sfinter pada rektum dan vagina serta membantu meningkatkan

tekanan intraabdomen saat menggeliat. M.levator ani dan m.koksigeus membentuk dasar

panggul, sedangkan m.piriformis menuntupi bagian depan sakrum. M.levator ani keluar dari

aspek posterior pubis, fasia yang menutupi obturatorius internus di dinding dalam pevis dan

spina iskiadika. Dari origo yang lebar ini serabut-serabut otot menyapu ke bagian belakang ke

arah garis tengah menghasilkan serabut anterior (sfingter vagina atau m.levator prostat),

serabut intermedia (pubroktalis) dan serabut posterior (iliokoksigeus). M.koksigeus keluar

dari spina iskiadika dan masuk ke bagian bawah sakrum dan koksigis.

Fasia pelvis adalah istilah untuk menyebut jaringan ikat yang membatasi panggul, melapisi

m.levator ani dan m.obturatorius internus. Fasia endopelvis adalah istilah untuk menyebut

jaringan ikat longgar yang melapisi visera pelvis. Fasia endopelvis memadat menjadi

ligamentum fasialis yang fungsinya menunjang serviks dan vagina. Ligamentum-ligamentum

ini di antaranya adalah ligamentum kardinale (melewati sebelah lateral servik dan bagian atas

vagina ke dinding pelvis), ligamentum utero-sakrae, ligamentum puboservikale (meluas ke

anterior dari ligamentum kardinale ke pubis), dan ligamentum pubovesikale (dari belakang

simfisis pubis menuju leher kandung kemih.

Page 4: Pbl Digestive 1

Selain yang telah disebutkan diatas, terdapat juga dua ligamentum penting yaitu ligamentum

latum dan ligamentum rotundum. Ligamentum latum merupakan dua lipatan lapisan

perineum yang menggantung di antara aspek lateral uterus dan dinding samping pelvis.

Ureter menuju ke depan di bawah ligamentum ini, tetapi di sebelah atas dan lateral forniks

lateral vagina, untuk menapai kandung kemih. Ligamentum latum mengandung struktur tuba

fallopi, ovarium, ligamentum ovarii, ligamentum rotundum, pembuluh darah uterus dan

ovarium serta serabut saraf dan limfatik. Sementara itu, ligamentum rotundum merupakan

struktur firbomuskular mirip korda yang terdapat pada wanita dan ekuivalen dengan

gubernakulum pada pria. Ligamentum ini berjalan dari angulus lateralis uterus ke labia

mayora melalui ligamentum latum dan kemudian menembus kanalis inguinalis.

3.      Pendarahan Pelvis

Pembuluh nadi utama yang memasuki pelvis minor dapat dibedakan menjadi a.iliaca interna,

a.ovarica/a.tersticularis (a.spermatica interna), dan a.sacralis media. Ketiga nadi utama

tersebut akan dibahas dengan lebih lengkap pada pembahasan di bawah ini.

3.1  Arteri Iliaca Interna (a.hypogastrica)

Arteri iliaca interna sebagian besar memberikan pendarahan pada visera pelvis dan regio

glutea. Nadi ini merupkan cabang dari terminal a.iliaca communis. Dalam perjalanannya,

arteri ini disilang ureter. Arteri iliaca interna dipisahkan dari articulatio sacroiliaca oleh

v.iliaca interna dan truncus lumbosacralis, memasuki pelvis minor posteromedial, media dari

v.iliaca externa dan n.obturatorius, dan berakhir diatas oramen ischiadica major. A.iliaca

interna terbagi menjdi trunkus anterior dan posterio setinggi foramen ischiadica mayor.3

3.1.1        Cabang-Cabang Trunkus Anterior

3.1.1.1  Arteri Obturatoria

Arteri ini disilang ureter dan berjalan anteroinferior diatas facia obturatoria pada dinding

lateral panggul dan berjalan diantara n.obturatorius dan v.obturatoria, memasuki foramen

obturatoria. A.obturatoria mendarahi otot-otot daerah tungkai. Dalam rongga panggul

memberikan cabang-cabang r.musculare, a.nutrien untuk ilum dan r.pubicus sebelum

meninggalkan rongga panggul untuk beranostomosis dengan r.pubicus a.epigastrica inferior

sisi lain cabang a.iliaca externa.

3.1.1.2  Arteri Glutea Inferior

A.glutea inferior menuju posterior antara Nn.sacrales. Nadi ini terletak dalam rongga panggul

melalui foramen ischiadica major dibawah M.piriforms, dan mendarahi otot-otot, kulit daerah

glutea dan permukaan belakang tungkai.

Page 5: Pbl Digestive 1

3.1.1.3  Arteri Pudenda Interna

Merupakan sumber pasukan darah utama bagi perineum. Arteri ini keluar dari pelvis melalui

foramen ischiadica major namun kemudian masuk lagi di bawah m.piriformis melalui

foramen ischiadika minor untuk memasuki kanalis pudenda bersama dengan n.pudendus.3

3.1.1.4  Arteri Umbilikalis

Sebelum bayi lahir, nadi ini membawa oksigen dalam placenta. Setelah bayi lahir pembuluh

darah ini mengalami atrofi menjadi lig.umblicale mediale, dan menimbulkan lipatan

peritoneum yang disebut plica umbilicale mediale. Meskipun begitu, bagian proksimalnya

menetap dan memiliki cabang a.vesikalis superior yang turut memasuk darah ke kandung

kemih.3

3.1.1.5  Arteri Vesicalis Inferior

Pembuluh darah ini hanya terdapat pada laki-laki. Melalui fundus vesica urinaria, gl.prostata

pesteroinferior vesica urinaria dan memberikan cabang untuk ductus deferens dan

a.prostatica.

3.1.1.6  Arteri Rectalis Media

A.rectalis medoa dipercabangkan dari a.iliaca interna dan berjalan disisi medial rektum.

Memberikan cabang ke prostat, vesicula seminalis dan r.vaginalis pada wanita.

3.1.1.7  Arteri Uterina

Nadi ini biasanya berasal dari a.iliaca interna, tetapi bisa juga berasal dari a.umbilicali.

A.uterina menuju dinding lateral panggul, di depan a.iliaca interna dan memasuki

lig.rotundum berjalan di atas sisi lateral fornix vagina untuk sampai ke tepai lateral uterus.

Dalam mencapai sisi cervix, a.uterina terbagi menjadi ramus superior (untuk memperdarahi

fundus dan corpus uteri) dan ramus vagina (untuk memperdarahi cervix dan vagina).

3.1.1.8  Arteri Vaginalis

Pembuluh ini homolog dengan A.vecilais inferior pada laki-laki. A.vaginalis bisa 2-3 buah

dan merupakan cabang a.uterina, tetapi bisa juga berasal dari a.iliaca interina. Pembuluh ini

berjaan anterior dan sepanjang vagina, memberikan beberapa cabang yang memperdarahi

permukaan anterior dan posterior vagina, bagian posteroinferior vasica urinaria, dan pars

pelvica ureter. Arteri ini beranastomosis dengan r.vaginalis a.uterina.

3.1.2        Cabang-Cabang Trunkus Posterior

3.1.2.1  Arteri Glutea Superior

A.Glutea superior menuju dorsa antara truncus lumbosacralis dan ramus ventralis N.sacralis1

terletak dalam rongga panggul melalui foramen ischiadica major, diatas M.pyriformis.

A.glutea superior memperdarahi otot-otot gluteus.

Page 6: Pbl Digestive 1

3.1.2.2  Arteri Iliolumbalis

A.iliolumbalis menuju fossa illiaca superolateral, kemudian melalui articulatio sacroiliaca

dan dibelakang M.psoas major. Terpisah n.obturaorius dari truncus lumbosacralis. Dalam

fossa iliaca, arteri ini terbagi menjadi r.iliacus yang memperdarahi m.iliacus dan ilium, serta

r.lumbalis yang memperdarahi m.psoas dan m.quadratus lumborum.

3.1.2.3  Arteri Sacralis Lateralis

Pembuluh ini biasanya ada dua, yaitu yang superr memasuki foramina sacrali anteriola 1 dan

2. Yang caudal terletak lateral terhadap truncus sympaticus, ventral m.pyriformis dan

nn.sacrales. Nadi ini juga memberikan rr.spinales untuk memperdarahi medulla spinalis.

3.2  Arteri Ovarica/Arteri Testicularis (A.Spermatica Interna)

Merupakan cabang aorta abdominalis yang terletak di bawah a.renalis, di atas a.mesenterica

inferior. Menuju distal melekat pada peritoneum parietale menuju depan ureter dan

menyilangnya. Kemudian menyilang di vasa iliaca externa dan masuk pelvis minor, menuju

sisi medial lig.suspensorium ovarii dan memasuki superolateral lig.rotundum untuk

mendarahi ovarium dan tuba uterina, a.ovarica beranastomisis dengan ramus ovaricus

a.uterina.

Arteri testicularis berjumlah sepasang dan merupakan cabang aorta abdominalis distal dari

pangkal. Arteri renalis, bersama-sama dengan plexu venosus menuju ke distal di depan

m.psoas dan menyilang disebelah dorsal ureter, memasuki canalis inguinalis ke testis untuk

memperdarahi testis dan funiculus spermaticus.

3.3  Arteri Sacralis Media

Pembuluh darah ini kecil dan tunggal, dipercabangkan dari permukaan belakang aorta

abdominalis, proximal bifurcatio aorta.

3.4  Pembuluh Balik

Pembuluh balik pada rongga panggung pada umumnya mengikuti pembuluh nadi yang

senama dan akhirnya bermuara ke v.cava inferior. Vena cava inferior tidak mempunyai katup

dan merupakan pembuluh balik yang besar dan menerima aliran darah dari membran inferior,

dinding abdomen, viscera abdomen, dan viscera pelvis.

4.      Bagian-Bagian Pelvis1

Pintu atas pelvis dibagi menjadi dua bagian, yaitu pelvis spuria (palsu) dan pelvis vera (asli).

Pelvis spuria terletak di atas pintu atas pelvis dan tidak begitu penting. Pelvis vera meliputi

pintu atas pelvis dan seluruh daerah yang terletak di bawahnya. Pelvis vera dikarang

Page 7: Pbl Digestive 1

mempunyai pintu atas pelvis, satu tuangan, dan pintu ke luar, dan membentuk saluran yang

melengkung yang dilewati fetus saat dilahirkan.

Pintu masuk pelvis atau sering juga dikenal sebagai pintu atas pelvis, bentuknya pada wanita

normal hampir bulat, dan padanya dapat diperlihatkan delapan titik, meliputi: promotorium,

ala sacralis, articulatio sacroiliaca, linea iliopectinea, eminenta iliopectinea, margo interna

ramus superior ossis pubis, corpus ossis pubis, dan margi superior symphysis pubis.

Rongga atau dikenal juga sabagai cavitas pelvis meluas dari Pintu atas pelvis di sebelah atas

sampai pintu ke luar pelvis di sebalah bawah. Rongga pevis ini dibentuk oleh lengkungan

sacrum, dinding posteriornya sangat cekung. Dinding anteriornya dibentuk oleh symphysis

pubis, sementara dinding lateralnya dibentuk oleh garis khayal yang ditarik melalui lubang

sacrum, incisura ischiadica major, facies posterior acetabuli, foramen obturatorium, facies

posterior ossis pubis, dan symphysis pubis posterior.

Sementara itu, pada bagian pintu bawah atau pintu bawah pelvis, terdapat batas margo

inferior symphysis pubis, spina ischiadica, ligamentum sacrospinosum, dan margo inferior

sacrum. Semua batasan ini merupakan titik yang tetap yang dapat berguna untuk pengukuran

pelvis. Karena ujung coccyx dapat bergerak ke belakang dan ligamentumnya dapat

meregang, maka rongga pelvis dapat bertambah luas untuk jalan fetus dan tidak seperti yang

terlihat semula. Ruang yang terjadi ini dengan demikian dapat juga disebut sebagai pintu

bawah obstetrik.

5.      Ukuran-Ukuran Pelvis1

Pada bagian pintu atas pelvis, terdapat beberapa diameter yang dapat diukur. Diantaranya

terdapat diameter anteroposterior, diameter obliqua, diameter transversa dan diameter

sacrocoty. Diameter anteroposterior sering juga disebut sebagai conjugate vera. Diameter ini

dapat dikur dari jarak antara promontorium dengan bagian dalam margo superior sympysis

pubis dan pada pelvis wanita normal jaraknya tidak boleh kurang dari 11cm. Sementara itu,

diameter obliqua adalah jarak antara articulatio sacroiliaca dengan eminentia iliopectinea

yang bersebrangan, jaraknya pada wanita normal tidak boleh kurang dari 12cm. Diameter

transversa ialah jarak yang terpanjang antara dua titik pada pintu atas dan harus sepanjang

13cm. Pada pelvis wanita, diameter ini lurus melintasi pusat pintu atas. Diameter

sacrocortyloidea dapat diambil antara promontorium dengan salah satu eminentia iliopectinea

dan paling tidak panjangnya harus 9,5cm.

Pada bagian rongga pelvis, terdapat juga beberapa diameter yang dapat diukur. Misalnya saja

diameter anteroposterio yang dapat dikur dari persatuan vertebra sacralis ke 2 dan 3 ke titik

Page 8: Pbl Digestive 1

tengah symphysis pubis. Diameter obliqua diukur setinggi sama dengan pelvis seperti

diameter anteroposterior dan berjalan sejajar dengan diameter obliqua pintu atas pelvis.

Diameter transversa adalah suatu ukuran yang diambil antara kedua titik yang terpisah paling

jauh pada dinding lateral pelvis, tetapi karena rongga tersebut bulat maka semua diamter

tentu sama dan panjangnya paling tidak 12cm.

Kemudian, pada bagian pintu bawah pelvis, diameter anteroposterior yang diukur dari tepi

bahwah symphysis pubis ke tepi bawah sacrum seharusnya berukuran tidak kurang dari

12,5cm. Untuk diameter obliqua diangap terletak sejajar dengan diamter obliqua pintu atas

pelvis dan rongga pelvis. Diameter transversa dibentangkan antara kedua tuber ischiadium

atau spina ischiadica dengan ukuran 11cm.

Selain ukuran-ukuran diatas, ada juga dua ukuran lain yaitu kunjugata diagonalis dan

konjugata obstetrik. Diamana konjugata diagonalis dapat dinilai dengan pemeriksaan vagina

dan menujukkan ukuran pintu atas pelvi, merupakan jarak antara tepi bawah symphysis pubis

dengan promontorium. Untuk konjugata obstetrik adalah ukuran yang dibuat antara

permukaan daam, di tengah-tengah symphysis pubis dengan promontorium.

6.      Bentuk-Bentuk Pelvis

Ada empat bentuk pelvis utama yaitu ginekoid, android, paltipeloid dan antropoid. Selain

bentuk-bentuk pelvis yang demikian ada pula bentuk-bentuk lain seperti robert nagele, justo-

minor, dan pelvis panjang.1  Pelvis ginekoid mempunyai bentuk bulat atau oval dengan

segmen anterior dan posterior membulat baik.5 Pelvis ini mempunya sacrum yang

melengkung dengan baik, selain itu spina ischiadica bersifat tumpul, serta arcus pubis

mempunyai sudut yang membulat. Karena pelvis bulat di depan, maka fetus akan

memberikan presentasi kepada, dengan bagian yang paling buat di depan, dan perentasi ini

merupakan letak yang paling menguntungkan pada permulaan persalinan. Pelvis ini

menggambarkan pelvis normal wanita dan didapati pada 45% wanita.

Pelvis android mempunyai bentuk seperti bahi atau jantung, dengan diameter transversa

terlebar lebih dekat ke sakrum. Segmen posterior pelvis android pendek dan rata serta segmen

anterior sempit. Karena pelvis ini bagian depannya sempit, maka pintu ke luar yaitu pada

kedua ramus pubis inferior bertemu, membentuk sudut yang jauh lebih tajam. Dengan

demikian, membentuk angulus subpubicus yang lebih tajam dan mempersempit ruangan.

Pelvis ini juga sering dikatakan sebagai pelvis yang terdapat pada laki-laki, dengan berat

tulang melebihi berat pada pelvis wanita. Tipe pelvis ini didapati pada 15% wanita.5

Page 9: Pbl Digestive 1

Pelvis paltipeloid disebabkan oleh faktor perkembangan, rakitis atau pun faktor herediter.

Keadaan semikian sering ditemukan pada wanita-wanita Afrika, mungkin tidak hanya karena

faktor diet yang buruk, tetapi juga kebiasaan membawa beban berat di kepada pada masa

perkembangan. Pelvis ini memiliki diameter anteroposterior yang pendek, tetapi diameter

transversanya lebih panjang, sehingga memberikan pintu masuk yang berbentuk ginjal atau

kacang kara. Karena pelvis ini dangkal, maka kedua ramus inferior pubis bertemu dengan

membentuk sudut yang sangat besar untuk membentuk arcus pubis sangat besar, dengan

demikian mempunyai pintu ke luar yang cukup luas.1Bentuk pelvis yang demikian kira-kira

dimiliki oleh 35% wanita.

Bentuk berikutnya adalah bentuk antropoid. Bentuk seperti ini biasanya dapat ditemukan

pada wanita Kaukasia dan juga wanita Afrika Selatan. Pintu atasnya berbentuk oval, namun

mempunyai diamter anteroposterior yang panjang, dengan diameter transversa lebih

pendek.1 Pelvis ini mepunyai pendataran jelas dimensi anteroposterior. Bentuk pelvis yang

demikian tidak lazim ditemui, sebab hanya timbul pada kurang dari 5% wanita.5

7.      Organ dalam Pelvis

Organ dalam pelvis adalah alat-alat yang terletak di dalam rongga panggul dan terfiksasi di

dalam rongga tersebut. Alat-alat panggul dapat dibedakan menjadi colon sigmoideum,

rectum, vesica urinaria, prostat (pada laki-laki), vesikula seminalis (pada laki-laki), uterus

(pada wanita), tuba-ovarium (pada wanita), dan vagina (pada wanita).

Baik colon sigmoid maupun rectum adalah bagian yang telah lebih dahulu di pelajari pada

sistem digestivus. Colon sigmoid atau pelvicus memiliki beberapa lengkungan di dalam

pelvis dan berakhir pada sisi yang berlawanan dengan pertengahan sacrum tepatnya

berhubungan dengan rectum. Rectum sendiri dimulai dari pertengah sacrum dan berakhir

pada canalis analis.6

Vesica urinaria yang kosong terletak di dalam cavitas pelvis dengan dasar (basis) berada pada

separo bagian atas vagian dan puncaknya (apex) menghadap ke arah symphysis pubis. Bila

vesica urinaria terisi urin, maka vesica urinaria akan meninggi dan lebih tinggi dari cavitas

pelvis dan akan menjadi oragan abdomen dan apabila penuh dapat diraba (dipalpasi) di atas

symphysis pubis. Bila vesica urinaria ini meninggi, maka akan menggeser letak corpus uteri.5

Prostat merupakan tempat lewatnya ureta proksimal dan melekat pada leher kandung kemih

dan simfisis pubis. Bagian distal, prostst terletak pada diafragma pelvis, dimana terdapat

spinter urinari volunter. Vesika seminalis berada di belakang kadung kemih, di samping dari

ampula vas deferens.7

Page 10: Pbl Digestive 1

Uterus terletak di dalam rongga pelvis di antara rektum dan kandung kemih. Umumnya

uterus terfleksi ke depan dan teranteversi sehingga letaknya hampir horisontal di atas

kandung kemih. Pada beberapa perempuan, uterus secara norma dapat teretrofleksi dan

teretoversi sehingga menindih rektum. Tuba uteri atau juga dikenal sebagai tuba fallopii

ditopang oleh ligamen besar pada uterus. Salah satu ujungnya melekat pada uterus dan ujung

lainnya membuka ke dalam rongga pelvis. Terakhir, vagina yang merupakan jalan lahir bayi

dan aliran mestruasi, mengahadap uterus dari vestibula genitalia eksterna dan terletak antara

kandung kemih dan uretra di sisi anterior dan rektum di sisi posterior.8

Pembahasan Kasus

Pada PBL kali ini, kasus yang diterima adalah: seorang ibu A sedang hamil 9 bulan datang ke

klinik bersalin karena dirasakan akan melahirkan anaknya yang pertama. Selama ini ibu

tersebut belum pernah memeriksakan kehamilannya. Karena belum lahir juga sesuai

perhitungan dokter maka dilakuakan pemeriksaan lebih lanjut, ternyata ibu A mempunyai

panggul yang sempit.

Panggul sempit sendiri dapat didefinisikan secara anatomi dan secara obstetri. Secara anatomi

berati panggul yang satu atau lebih ukuran diameternya berada di bawah angka normal

sebanyak 1cm atau lebih. Pengertian secara obstetri adalah panggul yang satu atau lebih

diameternya kurang sehingga mengganggu mekanisme persalinan normal.

Seperti yang telah kita bahas diatas, panggul terdiri dari pintu atas panggul, rongga panggul,

dan pintu bawah panggul, dimana masing-masing dari bagian tersebut memiliki ukuran-

ukuran tertentu. Apabila ternyata panggul seorang wanita mengalami kekurangan 1cm atau

lebih pada satu atau lebih bagiannya, maka bisa dikatakan memiliki panggul yang sempit.

Panggul sempit dapat menggangu proses kelahiran fetus. Pada kasus, ibu A ternyata memiliki

panggul yang sempit sehingga sulit untuk melahirkan walaupun usia kehamilannya sudah

cukup. Meskipun demikian, perlu diperhatikan bahwa memiiki panggul yang sempit

bukanlah faktor satu-satunya seorang wanita tidak dapat melahirkan, tetapi juga dapat

disebabkan oleh bayi dengan ukuran yang besar.

Ukuran dan bentuk panggul yang normal bagi seorang wanita untuk melahirkan adalah

panggul ginekoid. Panggul ini mempunyai bentuk bulat atau oval dengan segmen anterior-

posterior membulat baik, sacrum yang melengkung dengan baik, selain itu spina ischiadica

bersifat tumpul, serta arcus pubis mempunyai sudut yang membulat.

Kesimpulan

Page 11: Pbl Digestive 1

Hipotesis yang saya susun : ibu dengan kehamilan cukup belum juga melahirkan disebabkan

karena memiliki panggul sempit. Hipotesis ini dapat dibenarkan. Sebab ukuran panggul yang

sempit memang dapat menyebabkan seorang wanita belum juga dapat melahirkan meskipun

sudah cukup usia kehamilannya. Ukuran panggul haruslah sesuai dengan normal atau bisa

dikatakan memiliki bentuk seperti panggul ginekoid. Akan tetapi, perlu diperhatikan juga,

bawasannya tidak hanya panggul sempit yang menjadi faktor sulitnya proses kelahiran, tetapi

juga ukuran bayi dapat menjadi faktor lainnya.

Daftar Pustaka

1.      Verralls S. Anatomi dan fisiologi terapan dalam kebidanan. Ed 3. Jakarta: Penerbit

Buku Kedokteran EGC; 2003.

2.      Manuaba IBG. Ilmu kebidanan, penyakit kandungan & keluarga berencana untuk

pendidikan bidan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2003.

3.      Faiz O, Moffat D. At a glance anatomi. Jakarta: Erlangga Medical Series; 2008.

4.      Putz R, Pabst R. Sobotta atlas of human anatomy. Vol 2. Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran EGC; 2009.

5.      Supriadi T, Gunawan J. Kapita selekta kedaruratan obstetri dan ginekologi. Jakarta:

Penerbit Buku Kedokteran EGC;2005.

6.      Gibson J. Fisiologi & anatomi modern untuk perawat. Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran EGC; 2003.

7.      Schwarts, Shires, Spencer. Intisari prinsip-prinsip ilmu bedah. Ed 6. Jakarta: Penerbit

Buku Kedokteran EGC; 2000.

8.      Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran

EGC; 2004.