payudara bengkak dan mastitis

Upload: ariloveatika

Post on 13-Oct-2015

36 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

refleksi kasus

TRANSCRIPT

REFLEKSI KASUS

PAYUDARA BENGKAK DAN MASTITIS

Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Program Kepaniteraan KlinikBagian Kesehatan Ilmu AnakFakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun Oleh:Ari Irawan20090310219

Diajukan Kepada:dr. Handayani, M.Sc., Sp.A

BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAKRSUD SETJONEGORO WONOSOBOFAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA2014

ii

6

DAFTAR ISI

REFLEKSI KASUSiDAFTAR ISIiiPayudara Bengkak dan Mastitis1A.Anatomi payudara1B.Patofisiologi2C.Penatalaksanaan3D.Keunggulan ASI5E.Kerugian PASI (SUSU FORMULA)5Daftar Pustaka7

PayudaraBengkakdan Mastitis

Anatomi payudara

Gambar 2.1.Anatomi Payudara.11. AreolaAerola adalah daerah berwarna gelap yang mengelilingi puting susu. Pada areola terdapat kelenjar-kelenjar kecil yang disebut kelenjar Montgomery, menghasilkan cairan berminyak untuk menjaga kesehatan kulit di sekitar areola.22. Alveoli Alveoli adalah kantong penghasil ASI yang berjumlah jutaan. Hormon prolaktin mempengaruhi sel alveoli untuk menghasilkan ASI.23. Duktus laktiferusDuktus laktiferus merupakan saluran kecil yang yang berfungsi menyalurkan ASI dari alveoli ke sinus laktiferus (dari pabrik ASI ke gudang ASI).24. Sinus laktiferus / ampulaSinus laktiferus merupakan saluran ASI yang melebar dan membentuk kantung di sekitar areola yang berfungsi untuk menyimpan ASI. 25. Jaringan lemak dan penyanggaJaringan lemak di sekeliling alveoli dan duktus laktiferus yang menentukan besar kecilnya ukuran payudara. Payudara kecil atau besar mempunyai alveoli dan sinus laktiferus yang sama, sehingga dapat menghasilkan ASI sama banyak. Di sekeliling alveoli juga terdapat otot polos, yang akan berkontraksi dan memeras keluar ASI. Keberadaan hormon oksitosin menyebabkan otot tersebut berkontraksi.2Patofisiologi1. PayudaraBengkakSekitar hari ke tiga setelah melahirkan, seringkali payudara terasa penuh, tegang dan nyeri. Keadaan ini disebabkan oleh karena adanya bendungan pada pembuluh getah bening. Hal ini merupakan tanda bahwa ASI mulai banyak disekresi. Bila oleh karena sakit ibu tidak menyusui dan jika keadaan ini makin berlanjut, maka kulit payudara akan tampak lebih mengkilat dan sering ibu sampai mengalami demam.42. MastitisTerjadinya mastitis diawali dengan peningkatan tekanan di dalam duktus (saluran ASI) akibat stasis ASI. Bila ASI tidak segera dikeluarkan maka terjadi tegangan alveoli yang berlebihan dan mengakibatkan sel epitel yang memproduksi ASI menjadi datar dan tertekan, sehingga permeabilitas jaringan ikat meningkat. Beberapa komponen (terutama protein kekebalan tubuh dan natrium) dari plasma masuk ke dalam ASI dan selanjutnya ke jaringan sekitar sel sehingga memicu respons imun. Stasis ASI, adanya respons inflamasi, dan kerusakan jaringan memudahkan terjadinya infeksi.3Terdapat beberapa cara masuknya kuman yaitu melalui duktus laktiferus ke lobus sekresi, melalui puting yang retak ke kelenjar limfe sekitar duktus (periduktal) atau melalui penyebaran hematogen (pembuluh darah). Organisme yang paling sering adalah Staphylococcus aureus, Escherecia coli dan Streptococcus. Kadangkadang ditemukan pula mastitis tuberkulosis yang menyebabkan bayi dapat menderita tuberkulosa tonsil. Pada daerah endemis tuberkulosa kejadian mastitis tuberkulosis mencapai 1%.Diagnosis mastitis ditegakkan berdasarkan kumpulan gejala sebagai berikut:3 Demam dengan suhu lebih dari 38,5C. Menggigil. Nyeri atau ngilu seluruh tubuh. Payudara menjadi kemerahan, tegang, panas, bengkak, dan terasa sangat nyeri. Peningkatan kadar natrium dalam ASI yang membuat bayi menolak menyusu karena ASI terasa asin. Timbul garis-garis merah ke arah ketiak.3Penatalaksanaan1. PayudaraBengkakPenatalaksanaan : Keluarkan sedikit ASI sebelum menyusui agar payudara lebih lembek, sehingga lebih mudah memasukkannya ke dalam mulut bayi. Bila bayi belum dapat menyusu, ASI dikeluarkan dengan tangan atau pompa dan diberikan pada bayi dengan cangkir/sendok. Tetap mengeluarkan ASI sesering yang diperlukan sampai bendungan teratasi. Untuk mengurangi rasa sakit dapat diberi kompres dingin. Bila ibu demam dapat diberikan obat penurun demam dan pengurang sakit.4Pencegahan : Susukan bayi segera setelah lahir dengan posisi yang benar. Susukan bayi tanpa jadwal. Keluarkan ASI dengan tangan/pompa bila produksi melebihi kebutuhan bayi. Jangan memberikan minuman lain pada bayi. Lakukan perawatan payudara pasca persalinan (masase, dan sebagainya).42. MastitisPenatalaksanaan :a. SuportifTata laksana mastitis dimulai dengan memperbaiki teknik menyusui ibu. Ibu dianjurkan agar lebih sering menyusui dimulai dari payudara yang bermasalah. Tetapi bila ibu merasa sangat nyeri, ibu dapat mulai menyusui dari sisi payudara yang sehat, kemudian sesegera mungkin dipindahkan ke payudara bermasalah, bila sebagian ASI telah menetes (let down) dan nyeri sudah berkurang.3Ibu yang tidak mampu melanjutkan menyusui harus memerah ASI dari payudara dengan tangan atau pompa. Penghentian menyusui dengan segera memicu risiko yang lebih besar terhadap terjadinya abses dibandingkan yang melanjutkan menyusui. Pijatan payudara yang dilakukan dengan jari-jari yang dilumuri minyak atau krim selama proses menyusui dari daerah sumbatan ke arah puting juga dapat membantu melancarkan aliran ASI.3Ibu harus beristirahat, mengkonsumsi cairan yang adekuat dan nutrisi berimbang.Kompres hangat terutama saat menyusu akan sangat membantu mengalirkan ASI. Setelah menyusui atau memerah ASI, kompres dingin dapat dipakai untuk mengurangi nyeri dan bengkak. Pada payudara yang sangat bengkak kompres panas kadang membuat rasa nyeri bertambah. Pada kondisi ini kompres dingin justru membuat ibu lebih nyaman. Keputusan untuk memilih kompres panas atau dingin lebih tergantung pada kenyamanan ibu.3b. Penggunaan obat-obatan1) AnalgesikAnalgesik yang dianjurkan adalah obat anti inflamasi seperti ibuprofen. Ibuprofen lebih efektif dalam menurunkan gejala yang berhubungan dengan peradangan dibandingkan parasetamol atau asetaminofen. Ibuprofen sampai dosis 1,6 gram per hari tidak terdeteksi pada ASI.32) AntibiotikJika tidak terlihat perbaikan gejala dalam 12 24 jam atau jika ibu tampak sakit berat, antibiotik harus segera diberikan. Jenis antibiotik yang biasa digunakan adalah dikloksasilin atau flukloksasilin 500 mg setiap 6 jam secara oral. Antibiotik diberikan paling sedikit selama 10 14 hari.3c. PemantauanJika gejalanya tidak berkurang dalam beberapa hari dengan terapi yang adekuat termasuk antibiotik, pemeriksaan lebih lanjut mungkin diperlukan untuk mengidentifikasi kuman-kuman yang resisten, adanya abses atau massa padat yang mendasari terjadinya mastitis seperti karsinoma duktal atau limfoma non Hodgkin. Berulangnya kejadian mastitis lebih dari dua kali pada tempat yang sama juga menjadi alasan dilakukan pemeriksaan ultrasonografi (USG) untuk menyingkirkan kemungkinan adanya massa tumor, kista atau galaktokel.3Keunggulan ASI1. Sebagai nutrisi.Nutrisi asi tidak dapat digantikan oleh susu formulasemahal apapun karena kompisisinya paling lengkap.2. Meningkatkan daya tahan tubuh.Bayi tidak mudah terkena diare, ISPA dan infeksi yg lain.3. Mencerdaskan.Dari hasil penelitian, bayi yg diberi susu asidibandingkan dengan yang tidak diberi asi, IQnya 12,6 poinlebih tinggi.4. Meningkatkan jalinan kasih sayang antara ibu dengan bayi.5Kerugian PASI (SUSU FORMULA)1. Pelarutan yang tidaktepat: a. Terlaluencerberisikogizikurangbahkangiziburuk.b. Terlalukentaldapatmenyebabkandehidrasidanmembebaniginjalbayi.2. Kontaminasi: a. Beberapakejadianluarbiasapenyakit yang seriusbahkankematianakibat E. sakazakii yangmengontaminasisusu formula bubuk.b. Catatan: Susu formula bubuktidak steril.6

Daftar Pustaka

Verralls, S. (2003). Anatomi Dan Fisiologi Terapan Dalam Kebidanan . Jakarta: EGC.Roesli, U.& Yohmi, E. (2013, Agustus 26). Manajemen Laktasi. Dipetik Februari 2, 2014, dari IDAI: http://idai.or.id/public-articles/klinik/asi/manajemen-laktasi.htmlAlasiry, E. (2013, Agustus 26).Mastitis : Penanganan Dan Pencegahan. Dipetik Februari 2, 2014, dari IDAI:http://idai.or.id/public-articles/klinik/asi/mastitis-pencegahan-dan-penanganan.htmlAlasiry, E. (2013, Agustus 27).Payudara Bengkak. Dipetik Februari 2, 2014, dari IDAI:http://idai.or.id/public-articles/klinik/asi/payudara-bengkak.htmlSumaryani, S. (2010). Manajemen Laktasi. Dipetik dari Slide Kuliah Tumbuh Kembang Anak Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 2010.Prawirohatono, E. (2010). Susu Formula. Dipetik dari Slide Kuliah Tumbuh Kembang Anak Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 2010.