patologi tifus

3
Tifod Salmonella typhi merupakan kuman patogen pada manusia yang menyebabkan inveksi invasif, ditandai dengan demam, toksemia, nyeri perut, konstipasi atau diare. Bila tidak diobati dapat menyebabkan kematian pada 10%-20% kasus karena perforasi usus, perdarahan, toksemia dan karena komplikasi lain. Virulensi Salmonella typhi untuk melakukan sirkulasi ke dalam sirkulasi sebagian berhubungan dengan antigen permukaan Vi. Epidemiologi Infeksi terjadi melalui mulut dari makanan dan minuman yang terkontaminasi. Salmonella typhi hanya dijumpai pada manusia yang terinfeksi dan dikeluarkan melalui tinja dan urin. Masa inkubasi 3-60 hari, terbanyak 7-14 hari. Insidens tertinggi demam tifoid sering dijumpai di banyak negara berkembang terutama di Asia, Afrika dan Amerika Latin, tertinggi di India, Pakistan dan Bangladesh. Patogenesis Kuman salmonella masuk bersama makanan atau minuman, dan setelah berada dalam usus halus mengadakan invasi ke jaringan limfoid usus halus, terutama pleksus Peyer dan jaringan limfoid mesenterika. Setelah terjadi proses peradangan dan nekrosis setempat, kuman melewati pembuluh limfe masuk ke aliran darah (bakteremia primer) menuju organ dalam sistem retikuloendotelial (RES) terutama hati dan limpa. Di tempat ini kuman difagosit oleh sel fagosit RES, sedangkan kuman yang tidak difagosit kembali masuk ke aliran darah dan menyebar ke seluruh tubuh (bakteremia sekunder). Sebagian kuman masuk ke organ tubuh terutama limpa dan kandung empedu yang selanjutnya kuman tersebut dikeluarkan kembali dari kandung empedu ke rongga usus dan menyebabkan reinfeksi di usus. Dalam masa bakteremia kuman mengeluarkan endotoksin yang susunan kimianya sama dengan antigen somatik (lipopolisakarida). Demam tifoid disebabkan karena Salmonella

Upload: riana-mayang-sari

Post on 13-Feb-2015

16 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

qwerty

TRANSCRIPT

Page 1: Patologi Tifus

Tifod

Salmonella typhi merupakan kuman patogen pada manusia yang menyebabkan inveksi invasif, ditandai dengan demam, toksemia, nyeri perut, konstipasi atau diare. Bila tidak diobati dapat menyebabkan kematian pada 10%-20% kasus karena perforasi usus, perdarahan, toksemia dan karena komplikasi lain. Virulensi Salmonella typhi untuk melakukan sirkulasi ke dalam sirkulasi sebagian berhubungan dengan antigen permukaan Vi.

Epidemiologi

Infeksi terjadi melalui mulut dari makanan dan minuman yang terkontaminasi. Salmonella typhi hanya dijumpai pada manusia yang terinfeksi dan dikeluarkan melalui tinja dan urin. Masa inkubasi 3-60 hari, terbanyak 7-14 hari. Insidens tertinggi demam tifoid sering dijumpai di banyak negara berkembang terutama di Asia, Afrika dan Amerika Latin, tertinggi di India, Pakistan dan Bangladesh.

Patogenesis

Kuman salmonella masuk bersama makanan atau minuman, dan setelah berada dalam usus halus mengadakan invasi ke jaringan limfoid usus halus, terutama pleksus Peyer dan jaringan limfoid mesenterika. Setelah terjadi proses peradangan dan nekrosis setempat, kuman melewati pembuluh limfe masuk ke aliran darah (bakteremia primer) menuju organ dalam sistem retikuloendotelial (RES) terutama hati dan limpa. Di tempat ini kuman difagosit oleh sel fagosit RES, sedangkan kuman yang tidak difagosit kembali masuk ke aliran darah dan menyebar ke seluruh tubuh (bakteremia sekunder). Sebagian kuman masuk ke organ tubuh terutama limpa dan kandung empedu yang selanjutnya kuman tersebut dikeluarkan kembali dari kandung empedu ke rongga usus dan menyebabkan reinfeksi di usus.

Dalam masa bakteremia kuman mengeluarkan endotoksin yang susunan kimianya sama dengan antigen somatik (lipopolisakarida). Demam tifoid disebabkan karena Salmonella typhi dan endotoksin merangsang sintesis dan pelepasan zat pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang. Selanjutnya zat pirogen yang beredar dalam aliran darah mempengaruhi pusat termoregulator di hipotalamus yang mengakibatkan timbul gejala demam. Makrofag akan menghasilkan substansi aktif yang disebut monokin, selanjutnya monokin ini dapat menyebabkan nekrosis selular dan merangsang sistem imun, menyebabkan instabilitas kapiler, depresi sumsum tulang dan demam.

Gejala Klinis

Gejala klinis pada anak umumnya lebih ringan dan lebih bervariasi dibandingkan dengan dewasa. Dengan demikian maka lebih sulit untuk menegakkan diagnosis demam tifoid pada anak, teutama usia muda. Gejala demam tifoid pada anak

Page 2: Patologi Tifus

bervariasi yaitu demam satu minggu atau lebih, gangguan saluran pencernaan, dan gangguan kesadaran.

Dalam minggu pertama, keluhan dan gejala menyerupai penyakit infeksi akut pada umumnya, yaitu demam, nyeri, kapala, anoreksia, mual, muntah, diare, konstipasi. Pada pemeriksaan fisik hanya didapatkan suhu badan yang meningkat.

Pada minggu kedua maka gejala atau tanda klinis menjadi makin jelas, berupa demam remiten, lidah tifoid, pembesaran hati dan limpa, perut kembung bisa disertai gangguan kesadaran dari ringan sampai berat.

Demam tidak selalu khas seperti pada orang dewasa, kadang-kadang mempunyai gambaran klasik berupa stepwise pattern, dapat pula mendadak tinggi dan remiten (39% ⁰C-41⁰C) serta dapat pula bersifat iregular terutama pada bayi.

Lidah tifoid biasanya terjadi beberapa hari setelah demam meningkat dengan tanda-tanda antara lain lidah tampak kering, di lapisi selaput tebal, di bagian belakang tampak lebih pucat, di bagian ujung dan tepi tampak lebih kemerahan dan bila di bagian ujung dan tepi tampak lebih kemerahan dan bila penyakit lebih progresif maka akan terjadi deskuamasi epitel sehingga papila lidah lebih prominen.

Roseola tifosa lebih sering terlihat pada akhir minggu pertama dan permulaan minggu kedua, berupa nodul kecil, sedikit menonjol dengan diameter 2-4 mm, berwarna merah pucat, serta hilang pada penekanan. Roseola ini karena emboli kuman pada kapiler kulit dan terutama dijumpai di daerah perut, dad, kadang-kadang di bokong maupun bagian fleksor lengan atas.

Komplikasi

Komplikasi demam tifoid dibagi dua :

1. Kompikasi pada usus berupa perdarahan usus, perforasi usus dan peritonitis.2. Komplikasi di luar usus berupa bronkitis, bronkopneumonia, esefalopati,

kolesistitis, meningitis, miokarditis dan kronok karier.