patogenesis.docx

2
Patogenesis Toxoplasma gondii merupakan protozoa intraseluler. Toxop;asma gondii masuk ke dalam tubuh manusia melalui makanan yang terkontaminasi tinja kucing yang terinfeksi atau melalui ookis yeng mengkontaminasi makanan karena terbawa oleh kecoak atau lalat atau dapat pula disebabkan karena memakan daging yang kurang masak. Sering juga terjadi penularan melelui p;asenta. Sangat jarang terjadi penularan melalui transplantasi organ atau transfuse darah. Setelah memasuki usus, maka dinding kista akan dirusak oleh enim pencernaan dan akan dilepaskan sporozoit yang bentuknya lonjong dan kecil. Sporozoit ini akan membentuk tachyzoit dan bradyzoit (terdapat dalam jaringan dan berkembang lambat). Tazhyzoit ini akan menginduksi pembentukan IgA yang spesifik terhadap adanya parasite (parasite specific secretory IgA response). Dari dalam usus parasite ini akan menyebar ke berbagai organ terutama e jaringan lice, oto skelet, myokard, retina, plasentadan system saraf. Parasit akan menginfeksi sel dan berplikasi yang akan mengakibatkan kematian dari sel, serta terjadinya nekrosis fokal yang dikelilingi dengan inflamasi di sekitranya. Pada penderita yang imunokompeten baik system imun seluler maupun humoral akan mengontrol infeksi yang terjadi. Infeksi Toxoplasma gondii ini akan merangsang dengan kuat Th-1 untuk memproduksi sitokin proinflamasi yaitu IL-12, interferon ɣ, TNF-α. Sitokin proinflamasi ini dan mekanisme imunologi yang lain akan menghambat replikasi tchyzoite dan perubahan patologi yang lain. Setelah masuk ke dalam enterosit Toxoplasma gondii akan menginfeksi APC lamina propria usus da menginduksi terjadinya respons local Th-1. T limfosit CD4+ dan CD8+ yang tersensitasi bersifat sitotoksik terhadap sel yang telah terinfeksi oleh Toxoplasma gonsii dan akan menghancurkan parasite yang berada di ekstraseluler, serta sel yang terinfeksi. Setelah fase akut ini lewat, maka akan terdapat bradizoit di dalam jaringa, terutama di system saraf pusat dan retina. Belum diketahui mekanisma bagaimana Toxoplasma gondii dapat bertahan hidup dalam makrofag jaringan.

Upload: argasenasetiawan

Post on 12-Dec-2015

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Patogenesis.docx

Patogenesis

Toxoplasma gondii merupakan protozoa intraseluler. Toxop;asma gondii masuk ke dalam tubuh manusia melalui makanan yang terkontaminasi tinja kucing yang terinfeksi atau melalui ookis yeng mengkontaminasi makanan karena terbawa oleh kecoak atau lalat atau dapat pula disebabkan karena memakan daging yang kurang masak.

Sering juga terjadi penularan melelui p;asenta. Sangat jarang terjadi penularan melalui transplantasi organ atau transfuse darah. Setelah memasuki usus, maka dinding kista akan dirusak oleh enim pencernaan dan akan dilepaskan sporozoit yang bentuknya lonjong dan kecil. Sporozoit ini akan membentuk tachyzoit dan bradyzoit (terdapat dalam jaringan dan berkembang lambat). Tazhyzoit ini akan menginduksi pembentukan IgA yang spesifik terhadap adanya parasite (parasite specific secretory IgA response). Dari dalam usus parasite ini akan menyebar ke berbagai organ terutama e jaringan lice, oto skelet, myokard, retina, plasentadan system saraf. Parasit akan menginfeksi sel dan berplikasi yang akan mengakibatkan kematian dari sel, serta terjadinya nekrosis fokal yang dikelilingi dengan inflamasi di sekitranya.

Pada penderita yang imunokompeten baik system imun seluler maupun humoral akan mengontrol infeksi yang terjadi. Infeksi Toxoplasma gondii ini akan merangsang dengan kuat Th-1 untuk memproduksi sitokin proinflamasi yaitu IL-12, interferon ɣ, TNF-α. Sitokin proinflamasi ini dan mekanisme imunologi yang lain akan menghambat replikasi tchyzoite dan perubahan patologi yang lain. Setelah masuk ke dalam enterosit Toxoplasma gondii akan menginfeksi APC lamina propria usus da menginduksi terjadinya respons local Th-1.

T limfosit CD4+ dan CD8+ yang tersensitasi bersifat sitotoksik terhadap sel yang telah terinfeksi oleh Toxoplasma gonsii dan akan menghancurkan parasite yang berada di ekstraseluler, serta sel yang terinfeksi. Setelah fase akut ini lewat, maka akan terdapat bradizoit di dalam jaringa, terutama di system saraf pusat dan retina. Belum diketahui mekanisma bagaimana Toxoplasma gondii dapat bertahan hidup dalam makrofag jaringan.

Pada penderita yang imunokompeten penyakit ini tidak mambahayakan. Penderita dengan penurunanan kekebalan enyakit ini akan membahayakan terutama pada penderita dengan kelainan pada sel T limfosit, misalnya pada janin, keganasan pada darah, sumsum tulang, penderita transplantasi organ, bayi baru lahir dan pederita dengan penurunan kekebalan, misalna HIV/AIDS. Pada umumnya lesi terjadi di mata, otak dan organ-organ yang lain.

Kerusakan pada system saraf pusat yang disebabkan oleh Toxoplasma gondii memerikan gambaran yang khas yaitu lesi yang banyak (multiple) dengan nekrosis luas dan nodul mikroglia. Area nekrotik ini dapat mengalami kalsifikasi dan memberikan gamaran radiologis yang nyata, tetapi tidak khas untuk infeksi Toxoplasma gondii. Apabila terjadi penyumbatan pada aquaductus Sylvii atau foramen Monroe dapat mengakibatkan terjadinya hidrosefalus. Takizoit dan kista berada di dekat area nekrotik atau nodul glia, area prevaskuler akan tetapi jaringan serebrum tidak berubah oleh karena inflamasi.

Page 2: Patogenesis.docx

Gambaran abses yang mulripel merupakan gambaran khas ensefalitis toksoplasma pada penderita dengan defisiensi imun yang berat. Manifestasi klinis yang terjadi seringkali berpa korioretinitis dan meningoensefalitis.