patof osteo part 1

4
Patofisiologi Osteoporosis 1. Remodelling Tulang Osteoporosis terjadi akibat kehilangan masa tulang yang berhubungan dengan proses penuaan. Pengetahuan mengeanai remodeling tulang sangat penting untuk mengetahui patofisiologi osteoporosis. Selama pertumbuhan, tulang- tulang bertambah ukurannya sepanjang garis pertumbuhan. Proses selanjutnya disebut Modeling, suatu proses yang juga membiarkan tulang panjang beradaptasi dalam bentuk. Produksi hormone seks yang meningkat pada masa pubertas dibutuhkan untuk pematangan skeletal, yang mencapai titik maksimum dan densitas pada awal dewasa. Nutrisi dan gaya hidup juga memiliki peranan penting dalam pertumbuhan, walaupun factor genetic secara primer menentukan masa dan densitas tulang. Sjumlah gen mengontrol pertumbuhan, masa tulang dan ukuan tubuh. Masa tulang sering menurun poada individu dengan riwayat keluarga osteoporosis, berhhubungan dengan studi gen (reseptor Vitamin D; Kolagen Tipe I, Reseptor Estrogen, dan Interleukin 6); dan Insulin like Growth Factor) dan massa, tulang, bone turnover, dan prevalensi fraktur menjadi tidak konsisten. Penelitian menyiratkan bahwa lokus pada kromosom 11 berhubungan dengan massa tulang yang tinggi. Keluarga dengan massa tulang yang tinggi tanpa adanya kehilangan massa tulang akibat usia muncul pada mutase LRP5, reseptor

Upload: adrianus-nyoman

Post on 14-Nov-2015

218 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

j

TRANSCRIPT

Patofisiologi Osteoporosis1. Remodelling TulangOsteoporosis terjadi akibat kehilangan masa tulang yang berhubungan dengan proses penuaan. Pengetahuan mengeanai remodeling tulang sangat penting untuk mengetahui patofisiologi osteoporosis. Selama pertumbuhan, tulang-tulang bertambah ukurannya sepanjang garis pertumbuhan. Proses selanjutnya disebut Modeling, suatu proses yang juga membiarkan tulang panjang beradaptasi dalam bentuk. Produksi hormone seks yang meningkat pada masa pubertas dibutuhkan untuk pematangan skeletal, yang mencapai titik maksimum dan densitas pada awal dewasa. Nutrisi dan gaya hidup juga memiliki peranan penting dalam pertumbuhan, walaupun factor genetic secara primer menentukan masa dan densitas tulang. Sjumlah gen mengontrol pertumbuhan, masa tulang dan ukuan tubuh.Masa tulang sering menurun poada individu dengan riwayat keluarga osteoporosis, berhhubungan dengan studi gen (reseptor Vitamin D; Kolagen Tipe I, Reseptor Estrogen, dan Interleukin 6); dan Insulin like Growth Factor) dan massa, tulang, bone turnover, dan prevalensi fraktur menjadi tidak konsisten. Penelitian menyiratkan bahwa lokus pada kromosom 11 berhubungan dengan massa tulang yang tinggi. Keluarga dengan massa tulang yang tinggi tanpa adanya kehilangan massa tulang akibat usia muncul pada mutase LRP5, reseptor lipoprotein densitas rendah. Peranan gen ini dalam populasi tidak jelas

Pada orang dewasam remodeling tulang memiliki 2 fungsi primer yaitu :1. Untuk memperbaiki kerusakan mikro ketika tulang skeletal menjaga kekuatan tulang2. Untuk mensuplai kalsium dari tulang skeleton untuk menjaga serum kalsium.Remodeling dapat teraktivasi oleh kerusakan tulang mikro sebagai hasil dari penumpukan stress. Permintaan untuk kalsium berhubungan dengan resopsi yang dimediasi oleh osteoklas sebaik transportasi kalsium oleh osteosit. Permintaan kronik kalsium sebagai hasil dari hiperparatiroidisme sekunder, meningkatnya remodeling tulang dan kehilangan jaringan tulang.

Remodeling tulang juga beregulasi dengan beberapa sirkulasi hormonal meliputi Estrogen, Androgen, vitamin d dan hormone paratiroid, sebaik produksi hormone pertumbuhan seperti IGF -1 dan Imunoreaktig Growth Hormon II (IGH II), transforming growth factor b (TGF B), Parathyroid hormone-related peptide (PTHrP), interleukins (ILs), Prostaglandins, dan Tumor Necrosis Factor (TNF). Factor-faktor ini memodulasi lokasi pengaktifan remodeling. Proses yang menghasilkan resorpsi tuylang oleh osteoklas, diikuti dengan periode perbaikan selama jaringan tulang yang baru disintesis oleh osteoblast. Sitokin beryanggung jawab untuk komunikasi antara osteoblast, sel sumsum tulang lain dan osyeoklas telah diidentifikasi sebagai RANK ligand (RANKL) [reseptor activator nuclear factor kappa B(NFkB); RANKL]. RANKL, bagian dari TNF disekresikan oleh osteoblast dan beberapa sel system imun lainnya. Reseptor osteoklas untuk proyein ini disebut RANK. Aktivasi RANK oleh RANKL adalah jalur akhir dalam perkembangan dan aktivasi osteoklas. Umpan humoral untuk RANKL juga disekresikan oleh osyeoblasm yang disebut osteoprotegrin. Modulasi pemngumpulan osteoklas dan aktivitasnya berhubungan dengan tiga factor. sPengaruh tambahan meliputi nutrisi (jumlah asupan kalsium) dan kadar aktivitas fdisik.Pada dewasa muda, penyerapan tulang digantikan dengan jumlah yang sama dari jaringan tulang baru. Massa tulang menjadi konstan setelah massa tulang diterima pada masa dewasa. Setelah usioa 30-45, bagaimanapun, proses resopsi dan formasi menjadi tidak seimbang dan resopsi melebihi formasi. Ketidak seimbangan ini mulai terjadi pada usia yang beragam dan bervariasi pada lokasi skeletal. Dan menjadi besar pada wanita setelah menopause. Kehilangan tulang yang besar dapat terjadi akibat meningkatnya aktivitas osteoklas dan menurun pada aktivitas osteoblastik. Sebagai tambahan, peningkatan frekuensi remodeling dan sejumlah lokasi remodeling dapat memperbesar jumlah ketidak seimbangan pada tiap unit remodeling. Peningkatan lokasi remodeling tulang menghasilkan pengurangan reversible jaringan tuylang dan juga dapat menghasilkan kehilangan permanen jaringan. Pada tulang trabecular, jika osteoklas menembus trabecular, tidak akan menyisakan tempat untuk pembentukan tulang dan sebagai akibatnya terjadi kehilangan tulang dan konsektivitas menjadi terganggu. Jumlah tinggi lokasi remodeling meningkat pada kejadian ini. Pada tulang kortikal, peningkatan aktivitas remodeling menimbulkan tulang berpori. Efek dari meningkatnya pori-pori tulang kortikal kekuatan menjadi menurun jika diameter tulang tidak berubah. Bagaimana pun, penurunan Aposisi tulang baru pada periosteal berhubuhngan dengan menurunnya resopsi endokortikal tulang menurunkan kekuatan biomekanikal tulang panjang. Walaupun sedikit berlebihan dalam tulang normal meningkatkan resiko osteoporosis berhubungan dengan fraktur akibat perubaghan arsitektur tulang