pasien diabetes melitus

51
Diet Pada Pasien Diabetes Melitus (Revisi) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mengonsumsi bahan makanan serat terutama sayur dan buah serta beberapa jenis serat lain seperti havermouth juga baik bagi penderita kolesterol tinggi. Untuk menurunkan kolesterol, bisa mengkonsumsi vitamin E, vitamin C, dan berbagai zat lain seperti niasin dan lesitin yang terkandung dalam beras, kedelai, gandum, kacang kedelai, dan bawang putih. Untuk penderita penyakit diabetes mellitus pada prinsipnya harus melakukan pengaturan makan dengan mengurangi karbohidrat kompleks. Makanan pokok yang banyak mengandung serat seperti ubi sangat dianjurkan dibandingkan dengan nasi dan kentang. Diet bagi penderita diabetes harus dikonsultasikan dengan dokter untuk mengatur jumlah, jadwal, dan jenisnya. Jumlah kalori mesti pas sesuai kebutuhan, tak lebih atau kurang. Jadwal harus dibuat tiga kali makan utama dan tiga kali makan antara dalam selang waktu tiga jam. Penderita harus membatasi makanan tinggi kalori, tinggi lemak, dan tinggi kolesterol. Makanan yang dianjurkan adalah sayur dan buah yang kurang manis, seperti apel, pepaya, tomat, kedondong, salak, dan pisang. Dalam buku Kiat Mengatasi Penyakit yang ditulis Elvina Karyadi disebutkan, bawang merah, bawang putih, dan buncis baik dikonsumsi penderita diabetes karena berefek menurunkan lemak dan kadar glukosa darah.

Upload: viita-mukti-putrii

Post on 07-Feb-2016

49 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pasien Diabetes Melitus

Diet Pada Pasien Diabetes Melitus (Revisi)

BAB I

PENDAHULUAN

A.               Latar Belakang Masalah

Mengonsumsi bahan makanan serat terutama sayur dan buah serta beberapa jenis serat

lain seperti havermouth juga baik bagi penderita kolesterol tinggi. Untuk menurunkan

kolesterol, bisa mengkonsumsi vitamin E, vitamin C, dan berbagai zat lain seperti niasin dan

lesitin yang terkandung dalam beras, kedelai, gandum, kacang kedelai, dan bawang putih.

Untuk penderita penyakit diabetes mellitus pada prinsipnya harus melakukan

pengaturan makan dengan mengurangi karbohidrat kompleks. Makanan pokok yang banyak

mengandung serat seperti ubi sangat dianjurkan dibandingkan dengan nasi dan kentang.

Diet bagi penderita diabetes harus dikonsultasikan dengan dokter untuk mengatur

jumlah, jadwal, dan jenisnya. Jumlah kalori mesti pas sesuai kebutuhan, tak lebih atau

kurang. Jadwal harus dibuat tiga kali makan utama dan tiga kali makan antara dalam selang

waktu tiga jam. Penderita harus membatasi makanan tinggi kalori, tinggi lemak, dan tinggi

kolesterol. Makanan yang dianjurkan adalah sayur dan buah yang kurang manis, seperti apel,

pepaya, tomat, kedondong, salak, dan pisang.

Dalam buku Kiat Mengatasi Penyakit yang ditulis Elvina Karyadi disebutkan, bawang

merah, bawang putih, dan buncis baik dikonsumsi penderita diabetes karena berefek

menurunkan lemak dan kadar glukosa darah.

Penyakit lain yang bisa dikurangi efeknya dengan mengatur pola makan adalah

hipertensi dan asam urat. Untuk penderita hipertensi, selain mengatur asupan kalori yang

seimbang, juga harus dibatasi makanan yang mengandung banyak lemak dan kolesterol.

Asupan garam (natrium klorida) juga mesti dikurangi.

Masalahnya, banyak makanan yang tanpa disadari mengandung banyak garam, mulai

dari camilan seperti biskuit dan mi instan sampai makanan diawetkan semisal ikan asin, serta

bumbu seperti kecap, terasi, dan taoco. Untuk mengurangi tekanan darah, dapat dengan

meningkatkan asupan kalium berbentuk suplemen atau lewat sayur yang mengandung banyak

mineral, seperti seledri, kol, jamur, dan kacang-kacangan.

Untuk penderita asam urat, terdapat sederetan makanan mengandung purin yang harus

dihindari, seperti jeroan, kacang-kacangan, dan makanan laut. Penderita asam urat sebaiknya

Page 2: Pasien Diabetes Melitus

mengonsumsi makanan berkarbohidrat seperti nasi, terigu, roti, dan singkong. Namun,

karbohidrat sederhana seperti gula dan permen sebaiknya dihindari.

Beberapa penyakit, seperti diabetes mellitus dan asam urat, tak bisa disembuhkan secara

total. Namun, dengan pengaturan pola makan yang baik, perkembangan penyakit bisa

dihambat agar tak bertambah parah. Pengaturan pola makan ditambah dengan olahraga dan

istirahat cukup diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup penderita.Pengaturan makan

yang tepat sangat penting dalam pencegahan dan pengendalian diabetes melitus atau kencing

manis yang secara medis didefinisikan sebagai kumpulan gejala terkait metabolisme

karbohidrat, protein dan lemak akibat kekurangan atau gangguan fungsi insulin. Pengobatan

dengan perencanaan makanan diit/terapi nutrisi medik masih merupakan pengobatan utama,

tetapi bila hal ini dilaksanakan bersama dengan latihan jasmani/kegiatan fisik dan ternyata

gagal maka diperlukan penambahan obat oral atau insulin. Untuk itu dalam merencanakan

makan bagi penderita diabetes harus dibicarakan bersama antar dokter, ahli gizi, penderita

dan keluarganya. Dengan demikian dalam membuat aturan makan tersebut harus disesuaikan

dengan kondisi penderita diabetes secaa individual.

B.               Tujuan Penulisan        

1.      Untuk menjelaskan kepada mahasiswa mengenai makanan seimbang yang dapat diberikan

pada pasien dengan diabetes.

2.      Untuk menjelaskan kepada mahasiswa bagaimana mengendalikan diabetesdengan

pengaturan pola makan.

3.      Untuk menjelaskan kepada mahasiswa bagaimana memberikan perawatan diitetik bagi

penderita penyakit diabetes melitus.

C.               Manfaat Penulisan

1.      Mahasiswa dapat mengetahui makanan seimbang yang dapat diberikan pada pasien dengan

diabetes.

2.      Mahasiswa dapat memahami bagaimana mengendalikan diabetes dengan pengaturan pola

makan.

Page 3: Pasien Diabetes Melitus

3.      Mahasiswa dapat mengerti bagaimana memberikan perawatan diitetik bagi penderita

penyakit diabetes melitus.

D.               Identifikasi Masalah

1.      Makanan Seimbang.

2.      Mengendalikan diabetes dengan pengaturan pola makan.

3.      Perawatan diitetik bagi penderita penyakit diabetes melitus.

                                                                                                    

BAB II

PEMBAHASAN

A.   Konsep Diabetes Melitus

Diabetes Mellitus merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan kadar glukosa darah

melebihi normal. Insulin yang dihasilkan koleh kelenjar pankreas sangat penting untuk

menjaga keseimbangan kadar glukosa darah yaitu untuk orang normal (non diabetes) waktu

puasa antara 60-120 mg/dL dan dua jam sesudah makan dibawah 140 mg/dL. Bila terjadi

gangguan pada kerja insulin, keseimbangan tersebut akan terganggu sehingga kadar glukosa

darah cenderung naik. Gejala bagi penderita Diabetes Mellitus adalah dengan keluhan banyak

minum (polidipsi), banyak makan (poliphagia), banyak buang air kecil (poliuri), badan lemas

serta penurunan berat

badan yang tidak jelas penyebabnya, kadar gula darah pada waktu puasa ≥ 126 mg/dL dan

kadar gula darah sewaktu ≥ 200 mg/dL (Badawi, 2009).

      Penyebab Diabetes Mellitus

Orang yang mempunyai resiko tinggi untuk terjadinya Diabetes Mellitus adalah :

  Usia Diatas 45 Tahun.

Pada orang-orang yang berumur fungsi organ tubuh semakin menurun, hal ini diakibatkan

aktivitas sel beta pankreas untuk menghasilkan insulin menjadi berkurang dan sensitifitas sel-

sel jaringan menurun sehingga tidak menerima insulin.

  Obesitas Atau Kegemukan.

 Pada orang gemuk aktivitas jaringan lemak dan otot menurun sehingga dapat memicu

munculnya Diabetes Mellitus.

  Pola Makan

Page 4: Pasien Diabetes Melitus

Pola yang serba instan saat ini memang sangat digemari oleh sebagian masyarakat perkotaan.

Pola makan yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh dapat menjadi penyebab Diabetes

Mellitus, misalnya makanan gorengan yang mengandung nilai gizi yang minim.

Page 5: Pasien Diabetes Melitus

  Riwayat Diabetes Mellitus Pada Keluarga

Sekitar 15-20 % penderita NIDDM (Non Insulin Dependen Diabetes Mellitus) mempunyai

riwayat keluarga Diabetes Mellitus, sedangkan IDDM (Insulin Dependen Diabetes Mellitus)

sebanyak 57 % berasal dari keluarga DiabetesMellitus.

  Kurangnya Berolahraga Atau Beraktivitas

Olahraga dapat dilakukan 3-5 kali seminggu, kurang berolahraga dapat menurunkan

sensitifitas sel terhadap insulin dapat menurun sehingga dapat mengakibatkan penumpukan

lemak dalam tubuh yang dapat menyebabkan Diabetes Mellitus (Waspadji, 2002).

      Tipe Diabetes Mellitus

a.      Diabetes Mellitus Tipe I atau IDDM (Insulin Dependent Diabetes Mellitus).

Penyebab utama Diabetes Mellitus Tipe I adalah terjadinya kekurangan hormon insulin pada

proses penyerapan makanan. Fungsi utama hormon insulin dalam menurunkan kadar glukosa

secara alami dengan cara :

  Meningkatkan jumlah gula yang disipan didalam hati.

  Merangsang sel-sel tubuh agar menyerap gula.

  Mencegah hati mengeluarkan terlalu banyak gula.

Jika insulin berkurang, kadar gula didalam darah akan meningkat. Gula dalam darah berasal

dari makanan kita yang diolah secara kimiawi oleh hati. Sebagian gula disimpan dan sebagian

lagi digunakan untuk tenaga. Disinilah fungsi hormone insulin sebagai “stabilizer” alami

terhadap kadar glukosa dalam darah. Jika terjadi gangguan sekresi (produksi) hormone

insulin ataupun terjadi gangguan pada proses penyerapan hormone insulin pada sel-sel darah

maka potensi terjadinya Diabetes Mellitus sangat besar sekali.

b.      Diabetes Mellitus Tipe II atau NIDDM (Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus)

Jika pada Diabetes Mellitus Tipe I penyebab utamanya adalah dari malfungsi kelenjar

pankreas, maka pada Diabetes Mellitus Tipe II, gangguan utama justru terjadi pada volume

reseptor (penerima) hormon insulin, yakni sel-sel darah. Dalam kondisi ini produktivitas

hormone insulin bekerja dengan baik, namun tidak terdukung oleh kuantitas volume reseptor

yang cukup pada sel

Page 6: Pasien Diabetes Melitus

darah, keadaan ini dikenal dengan resistensi insulin. Dibawah ini terdapat beberapa fakor-

faktor yang memiliki peranan penting terjadinya hal tersebut :

  Obesitas.

  Diet tinggi lemak dan rendah karbohidrat.

  Kurang gerak badan (olahraga).

   Faktor keturunan.

Diabetes Mellitus tidak menakutkan bila diketahui lebih awal. Gejala-gejala yang timbul

sangat tidak bijaksana untuk dibiarkan, karena justru akan menjerumuskan kedalam

komplikasi yang lebih fatal. Jika berlangsung menahun kondisi penderita Diabetes Mellitus

berpeluang besar menjadi ketoasidosis ataupun hipoglikemia (Soegondo, 2004).

      Patofisiologi Diabetes Mellitus

Pengelolaan bahan makanan dimulai dari mulut kemudian kelambung dan selanjutnya

ke usus. Didalam saluran pencernaan makanan dipecah menjadi bahan dasar makanan

karbohidrat menjadi glukosa, protein menjadi asam amino dan lemak menjadi asam lemak.

Ketiga zat makanan itu akan diserap oleh usus kemudian masuk kedalam pembuluh darah

dan diedarkan keseluruh tubuh untuk dipergunakan oleh organ-organ dalam tubuh sebagai

bahan bakar. Agar dapat berfungsi sebagai bahan bakar, makanan itu harus masuk dulu

kedalam sel supaya dapat diolah yang akhirnya adalah timbulnya energi yang disebut dengan

proses metabolisme. Dalam proses metabolism itu insulin memegang peran yang sangat

penting yaitu bertugas memasukkan glukosa kedalam sel untuk selanjutnya dapat digunakan

sebagai bahan bakar. Insulin ini adalah suatu zat atau hormon yang dikeluarkan oleh sel beta

dipankreas.

Insulin yang dikeluarkan oleh sel beta tadi dapat diibaratkan sebagai anak kunci yang

dapat membuka pintu masuknya glukosa kedalam sel, kemudian didalam sel glukosa itu

dimetabolisme menjadi tenaga. Bila insulin tidak aktif glukosa tidak dapat masuk kedalam

dengan akibat glukosa akan tetap berada didalam pembuluh darah yang artinya kadarnya

didalam meneingkat. Dalam keadaan seperti itu badan akan menjadi lemah tidak ada sumber

energi didalam sel. Pada keadaan tadi jumlah kuncinya yang kurang, meskipun anak

kuncinya (insulin) banyak, tetapi karena lubang kuncinya (reseptor) kurang, maka glukosa

yang masuk sel akan sedikit, sehingga akan kekurangn bahan bakar (glukosa) dan glukosa

didalam pembuluh darah meningkat (Waspadji, 2002).

Page 7: Pasien Diabetes Melitus

B.   Makanan Seimbang

Makanan seimbang merupakan makanan yang harus dimakan untuk memastikan tubuh

badan seseorang berfungsi dengan normal. Makanan seimbang seharusnya memberikan kita

tenaga. makanan yang mencukupi, karbohidrat, protein dan lemak secara optimum,

kandungan fiber yang mencukupi dan kandungan bahan galian, vitamin dan asid

lemak.Makanan yang memberi tenaga dapat membina badan, dan dapat menjauhi kita

daripada mendapat penyakit. Amalan pemakanan sihat adalah satu faktor yang penting ke

arah kesihatan sekeluarga dan seharusnya dipupuk dari rumah. Selain daripada menyelerakan

dan mampu dibeli, makanan yang dikongsi bersama sekeluarga mestilah berkhasiat dan sihat.

Makanan seimbang seharusnya memberi :

1.      Tenaga makanan yang mencukupi.

2.      Karbohidrat, protein dan lemak secara optimum.

3.      Kandungan fiber yang mencukup.

4.      Kandungan bahan galian, vitamin dan asid lemak.

Makanan ini terdiri dari tiga kumpulan iaitu makanan yang memberi tenaga, menjauhi

dari penyakit dan membina sel-sel dan tisu tubuh.

1.        Makanan yang memberi tenaga

Di Indonesia tenaga 50-60% penduduk didapati dari pada nasi. Namun begitu makanan

lain yang menghasilkan tenaga termasuk semua jenis bijirin seperti jagung, gandum, beras,

bali, ubi keledek, keladi, ubi kayu, kentang dan lain-lain. Makanan lain yang menghasilkan

tenaga adalah makanan yang mengandungi gula seperti gula pasir, sirap, jem dan madu.

2.        Makanan membina badan

Protein adalah makanan membina badan. Protein membina sel-sel atau jeringan tisu

dalam badan kita. Punca protein adalah daripada ikan, ketam, kepah, sotong, ayam, itik, dan

lembu. Kekurangan sumber protein boleh membantutkan pertumbuhan seseorang termasuk

pembentukan otot. Kekurangan protein juga mempengaruhi pembentukan darah dan ini

menyebabkan badan menjadi lesu.

3.        Makanan menjauhi penyakit

Makanan jenis ini merupakan makanan yang membekalkan tubuh dengan bahan-bahan

yang mengekalkan semua perjalanan organ di dalamnya. Ia mencegah tubuh daripada

menghidap penyakit. Makanan jenis ini meliputi sayur-sayuran dan buah-buahan. Pengaturan

Page 8: Pasien Diabetes Melitus

makan yang tepa tsangat penting dalam pencegahan dan pengendalian diabetes melitus atau

kencing manis yang secara medis didefinisikan sebagai kumpulan gejala terkai metabolisme

karbohidrat, protein dan lemak akibat kekurangan atau gangguan fungsi insulin.

C.   Mengendalikan Diet Pada Pasien Diabetes Dengan Pengaturan Pola

Makan

Yang perlu diperhatikan dalam proses diet adalah:

  Makan secara teratur sesuai porsi natau jadwal makan yang sudah di tentukan oleh dokter atau

ahli gizi.

  Kurangi makanan sumber karbohidrat kompleks seperti nasi, ketan, ubi, roti dan lain – lain.

  Hindari mengkonsumsi gula murni seperti gula, permen, coklat, sirop, kue yang manis serta

buah yang dikalengkan.

  Makanlah banyak sayur – sayuran dan buah – buahan.

D.               Perawatan Diet Bagi Penderita Penyakit Diabetes Melitus

1.        Dasar-dasar Perawatan Dietik bagi Penderita Diabetes Melitus

Tujuanperawatan diet bagi penderita penyakit diabetes melitus  adalah:

      Mencegah terjadinya hiperglikemia postprandial yang berlebihan.

      Mencegah terjadinya hipoglikemia apabila penderita memakai obat insulin

      Memelihara agar tidak terjadi kelebihan berat badan

      Menjaga agar kadar kolesterol dan trigliserida dalam darah penderita tetap pada batas

yang normal

      Mencegah kerusakan pada pembuluh darah

Agar diet lebih bervariasi, penderita dianjurkan menggunakan bahan makanan penukar

yang dapat dipilih dari “Daftar Bahan Makanan Penukar” yang khusus dibuat bagi penderita

diabetes melitus. Dengan menggunakan daftar itu, penderita dapat memilih bahan makanan

yang akan digunakan dalam dietnya asal kandungan hidrat arangnya tidak berbeda. Jadi jika

penderita ingin mengganti nasi dengan roti misalnya maka jumlah roti yang kandungan hidrat

arangnya setara dengan 100 gram beras adalah 80 gram roti. Demikian pula halnya dengan

bahan makanan yang lain sehingga praktis semua bahan makanan boleh dimakan oleh

penderita diabetes melitus, asalkan dalam jumlah yang ekivalen dengan kandungan hidrat

arang dari bahan makanan yang ditukar.Apa pun pendekatan yang digunakan dalam

Page 9: Pasien Diabetes Melitus

perawatan penderita diabetes melitus, pengaturan diet bagi penderita tetap menjadi bagian

paling penting dalam upaya perawatan secara keseluruhan.

Dengan pembatasan-pembatasan dalam diet yang harus diikutinya, penderita harus

dapat memenuhi kebutuhan tubuhnya akan berbagai zat gizi yang lain seperti mineral,

vitamin, dan sebagainya.

Disamping itu pengaturan makanan penting oleh penderita, baik waktu waktu penderita

menggunakan insulin ataupun tidak. Ketentuan-ketentuan yang harus dipatuhi oleh penderita

diabetes harus diterjemahkan menjadi petunjuk praktis yang dapat digunakan sebagai

pedoman penderita dalam mengatur makanannya sehari-hari. Penderita, disamping harus

memperoleh kecukupan zat gizi sesuai dengan kebutuhannya, harus mampu memelihara

kandungan glukosa darahnya pada tingkat normal selama 24 jam.

2.        Beberapa Ketentuan Khusus dalam Deit Penderita Diabetes Melitus

Diet yang dianjurkan untuk penderita diabetes tipe I sebagai berikut :

      Karbohidrat 50% - 60% dari total kalori (terutama karbohidrat kompleks dan serat yang

dapat larut).

      Lemak 25% atau kurang dari total kalori (kurang konsumsi lemak jenuh).

      Protein 10% - 20% dari total kalori.

      Batasi konsumsi alkohol.

      Dianjurkan untuk menggunakan pemanis alternatif seperti sorbitol dan aspartam.

Tips untuk Penderita Diabetes Mellitus Untuk Penderita Diabetes Tipe I

      Makanan lengkap dan snack untuk mencegah fluktuasi gula darah

      Komposisi pati, protein, dan lemak yang berimbang pada setiap kali makan.

      Konsumsi makanan yang banyak mengandung serat.

Untuk Penderita Diabetes Tipe II

      Konsumsi makanan rendah lemak dan tinggi serat untuk mempertahankan berat badan

normal.

Makanan yang harus dikurangi :

      Produk makanan dengan kandungan gula murni tinggi.

      Lemak jenuh yang dapat meningkatkan kadar kolesterol.

      Makanan dengan kandungan garam tinggi untuk mencegah naiknya tekanan darah.

E.   Penatalaksanaan Pola Makan Pada Pederita DM

Page 10: Pasien Diabetes Melitus

Pola makan adalah pola makan yang seimbang antara zat gizi karbohidrat,  protein,

lemak, vitamin dan mineral. Makanan yang seimbang adalah makanan yang tidak

mementingkan salah satu zat gizi tertentu dan dikonsumsi sesuai dengan kebutuhan

(Ramadhan, 2008). Dalam  Kamus Besar Bahasa Indonesia pola diartikan sebagai suatu

sistem, cara kerja atau usaha untuk melakukan sesuatu. Dengan demikian pola makan dapat

diartikan sebagai suatu cara untuk melakukan kegiatan makan secara sehat. Pola makan

adalah suatu cara atau usaha dalam pengaturan jumlah dan jenis makanan dengan maksud

tertentu seperti mempertahankan kesehatan, status nutrisi, mencegah atau membantu

kesembuhan penyakit. Pola makan sehari-hari merupakan pola makan seseorang yang

berhubungan dengan kebiasaan makan setiap harinya (Depdiknas, 2001).

Pengaturan makan merupakan pilar utama dalam pengelolaan Diabetes Mellitus, namun

penderita Diabetes Mellitus sering memperoleh sumber informasi yang kurang tepat yang

dapat merugikan penderita tersebut seperti penderita tidak lagi menikmati makanan kesukaan

mereka, sebenarnya anjuran makan pada penderita Diabetes Mellitus sama dengan anjuran

makan sehat umumnya yaitu makan menu seimbang dan sesuai dengan kebutuhan kalori

masing-masing penderita Diabetes Mellitus (Badawi, 2009). Pengaturan diet pada penderita

Diabetes Melitus merupakan pengobatan yang utama pada penatalaksanaan Diabetes Mellitus

yaitu mencakup pengaturan dalam :

      Jumlah Makanan

Syarat kebutuhan kalori untuk penderita Diabetes Mellitus harus sesuai untuk mencapai

kadar glukosa normal dan mempertahankan berat badan normal. Komposisi energy adalah

60-70 % dari karbohidrat, 10-15 % dari protein, 20-25 % dari lemak. Makanlah aneka ragam

makanan yang mengandung sumber zat tenaga, sumber zat pembangun serta zat pengatur.

  Makanan sumber zat tenaga mengandung zat gizi karbohidrat, lemak dan protein yang

bersumber dari nasi serta penggantinya seperti : roti, mie, kentang, dan lainlain.

  Makanan sumber zat pembangun mengandung zat gizi protein dan mineral.

  Makanan sumber zat pembangun seperti kacang-kacangan, tempe, tahu, telur, ikan, ayam,

daging, susu, keju, dan lain-lain.

  Makanan sumber zat pengatur mengandung vitamin dan mineral. Makanan sumber zat

pengatur antara lain : sayuran dan buah-buahan.

Ada beberapa jenis diet dan jumlah kalori untuk penderita Diabetes Mellitus menurut

kandungan energi, karbohidrat, protein dan lemak :

Page 11: Pasien Diabetes Melitus

Tabel 1. Jenis Diet Diabetes Mellitus Menurut Kandungan Energi,Karbohidrat, Protein

dan Lemak

Jenis Diet Energi (Kkal) Karbohidrat

(gr)

Protein (g) Lemak (g)

I 1100 172 43 30

II 1300 192 45 35

III 1500 237 51,5 36,5

IV 1700 275 55,5 36,5

V 1900 299 60 48

VI 2100 319 62 53

VII 2300 369 73 59

VIII 2500 396 80 62

Sumber : Almatsier, 2006

Keterangan :

  Jenis diet I s/d III diberikan kepada penderita yang terlalu gemuk.

  Jenis diet IV s/d V diberikan kepada penderita diabetes tanpa komplikasi.

   Jenis diet VI s/d VIII diberikan kepada penderita kurus, diabetes remaja (juvenile diabetes) atau

diabetes dengan komplikasi.

      Jenis Bahan Makanan

Banyak yang beranggapan bahwa penderita Diabetes Mellitus harus makan makanan

khusus, anggapan tersebut tidak selalu benar karena tujuan utamanya adalah menjaga kadar

glukosa darah pada batas normal. Untuk itu sangat penting bagi kita terutama penderita Diabetes

Mellitus untuk mengetahui efek dari makanan pada glukosa darah. Jenis makanan yang

dianjurkan untuk penderita Diabetes Mellitus adalah makanan yang kaya serat seperti sayur-

mayur dan buah-buahan segar. Yang

terpenting adalah jangan terlalu mengurangi jumlah makanan karena akan mengakibatkan kadar

gula darah yang sangat rendah (hypoglikemia) dan juga jangan terlalu banyak makan makanan

yang memperparah penyakit Diabetes Mellitus.

Page 12: Pasien Diabetes Melitus

BAB III. PENUTUP

A.   KESIMPULAN

Untuk penderita penyakit diabetes mellitus pada prinsipnya harus melakukan

pengaturan makan dengan mengurangi karbohidrat kompleks. Makanan pokok yang banyak

mengandung serat seperti ubi sangat dianjurkan dibandingkan dengan nasi dan kentang. Diet

bagi penderita diabetes harus dikonsultasikan dengan dokter untuk mengatur jumlah, jadwal,

dan jenisnya. Jumlah kalori mesti pas sesuai kebutuhan, tak lebih atau kurang. Jadwal harus

dibuat tiga kali makan utama dan tiga kali makan antara dalam selang waktu tiga jam.

Penderita harus membatasi makanan tinggi kalori, tinggi lemak, dan tinggi kolesterol.

Makanan yang dianjurkan adalah sayur dan buah yang kurang manis, seperti apel, pepaya,

tomat, kedondong, salak, dan pisang.

Tujuanperawatan diet bagi penderita penyakit diabetes melitus  adalah:

      Mencegah terjadinya hiperglikemia postprandial yang berlebihan.

      Mencegah terjadinya hipoglikemia apabila penderita memakai obat insulin

      Memelihara agar tidak terjadi kelebihan berat badan

      Menjaga agar kadar kolesterol dan trigliserida dalam darah penderita tetap pada batas

yang normal

      Mencegah kerusakan pada pembuluh darah.

Pola makan adalah pola makan yang seimbang antara zat gizi karbohidrat,  protein,

lemak, vitamin dan mineral. Makanan yang seimbang adalah makanan yang tidak

mementingkan salah satu zat gizi tertentu dan dikonsumsi sesuai dengan kebutuhan

(Ramadhan, 2008). Dalam  Kamus Besar Bahasa Indonesia pola diartikan sebagai suatu

sistem, cara kerja atau usaha untuk melakukan sesuatu. Pengaturan makan merupakan pilar

utama dalam pengelolaan Diabetes Mellitus, namun penderita Diabetes Mellitus sering

memperoleh sumber informasi yang kurang tepat yang dapat merugikan penderita tersebut

seperti penderita tidak lagi menikmati makanan kesukaan mereka, sebenarnya anjuran makan

pada penderita Diabetes Mellitus sama dengan anjuran makan sehat umumnya yaitu makan

menu seimbang dan sesuai dengan kebutuhan kalori masing-masing penderita Diabetes

Mellitus (Badawi, 2009).

Tips untuk Penderita Diabetes Mellitus Untuk Penderita Diabetes Tipe I

      Makanan lengkap dan snack untuk mencegah fluktuasi gula darah

      Komposisi pati, protein, dan lemak yang berimbang pada setiap kali makan.

      Konsumsi makanan yang banyak mengandung serat.

Page 13: Pasien Diabetes Melitus

Untuk Penderita Diabetes Tipe II

      Konsumsi makanan rendah lemak dan tinggi serat untuk mempertahankan berat badan

normal.

Makanan yang harus dikurangi :

      Produk makanan dengan kandungan gula murni tinggi.

      Lemak jenuh yang dapat meningkatkan kadar kolesterol.

      Makanan dengan kandungan garam tinggi untuk mencegah naiknya tekanan darah.

B.   SARAN

Pengaturan pola makan pada penderita Diabetes Melitus sangatlah penting dan

membutuhkan kesabaran baik dari penderita DM sendiri, maupun dari perawat itu sendiri.

Setelah membaca dan mediskusikan makala ini diharapkan kelak mahasiswa sebagai calon

perawat dapat mengaplikasikan dalam profesinya, agar seluruh konsep dan pembahasan dari

makalah dapat bejalan sesuai dengan tujuan penulisan makalah ini. 

Page 14: Pasien Diabetes Melitus

DAFTAR PUSTAKA

1.      Anonim.http://mypotik.blogspot.com/2010/05/mengendalikan-diabetes-dengan.html.diakses

tanggal 06/04-2011

2.      Almatsier.S. Penuntun Diet. .2005.Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

3.      Arcole MargatanCatur laksana Diabetes Melitus.Dalam :Yang Manis Jangan pipis.

2006.Penerbit CV.Aneka.Solo.

4.      Hiswandi.Peranan Gizi Dan Diabetes Melitus.2002.Universitas Sumatera Utara.Medan

Read more: http://yayannerz.blogspot.com/2011/04/diet-pada-diabetes-melitus.html#ixzz1UubV7Qgq

Page 15: Pasien Diabetes Melitus

Kebutuhan Kolesterol Oleh TubuhPosted on March 2, 2011 by Artikel Kedokteran

Kolesterol dibutuhkan oleh manusia. Kolesterol berfungsi sangat penting, yaitu membungkus serabut saraf dan memelihara dinding sel. Kolesterol adalah salah satu bahan untuk menghasilkan vitamin D, hormon, dan enzim pencernaan. Itu jika dalam kadar normal. Jika berlebihan, kolesterol akan menimbulkan penyakit. Kolesterol akan menumpuk di dinding pembuluh darah. Makin lama muncul plak yang bertambah tebal, dan hal ini bisa menyumbat pembuluh darah. Penyumbatan bisa terjadi pada semua pembuluh darah, tidak terkecuali pembuluh darah jantung dan otak.

Ada dua jenis kolesterol, yaitu low density lipoprotein (LDL). Orang menyebutnya sebagai kolesterol jahat. Normalnya, di bawah 130 mg/dl darah. Jenis kedua high density lipoprotein cholesterol (HDL), dikenal sebagai kolesterol baik. Takaran normal di atas 45 mg/dl. Tetapi, pada penelitian terbaru dalam Jurnal American Academy of Neurology, vol.68, no.8, February 20, 2007 ditemukan bahwa HOL-C yang tinggi dalam darah merupakan faktor risiko terkenanya stroke iskemik pada wanita dengan umur kurang dari 55 tahun. Ada satu jenis lagi yang dimasukkan dalam pengukuran kolesterol, yaitu trigeliserida.

Trigliserida normalnya 200 mg/dl. Selain ketiga unsur tadi, pasien biasanya juga dianjurkan dokter untuk memerhatikan kolesterol total yang berkadar normal di bawah 200 mg/di darah. Andai kata LDL, total kolesterol, dan trigliserida di atas normal, peluang terjadinya serangan stroke terbuka.

Walaupun pasien sudah menjalani terapi stroke dan kolesterolnya sudah berhasil diturunkan ke posisi normal, bukan tidak mungkin kadar kolesterolnya akan kembali melonjak. Itu bila makanan dan pola hidup sehat tidak dijaga dengan benar. Ini akan memicu serangan ulang stroke.

Untuk mencegahnya, pasien harus rutin mengonsumsi obat-obat penurun kadar kolesterol. Ada beberapa obat yang bisa menurunkan kolesterol, seperti golongan statin. Yang termasuk dalam golongan ini, misalnya atorvastatin, simvastatin, rosuvastatin, lovastatin, dan lain-lain. Obat-obat dari golongan statin ini bekerja mengharnbat produksi kolesterol secara endogen di hati. Yang dimaksud endogen adalah kolesterol yang diperoleh tubuh. Sebanyak 80 persen kolesterol darah diproduksi tubuh, sedangkan sisanya dari makanan.

Selain itu juga diubah kebiasaan makan. Makanan-makanan yang berlemak, seperti jeroan sebaiknya dihindari. Berat badan juga perlu dijaga agar tidak terlalu berlebihan. Berat badan yang normal bisa diukur dari indeks masa tubuh (IMT). Ukurannya: berat badan dibagi tinggi badan dalam meter kuadrat. Berat badan yang ideal adalah bila indeks masa tubuhnya 18,5 hingga 24,9. Juga harus memerhatikan lingkar pinggang maksimum 80 sentimeter.

PustakaStroke??? Sebaiknya anda tahu sebelum anda tersera Oleh Alfred Sutrisno, Dr, Sp.BS

Page 16: Pasien Diabetes Melitus

ASKEP DIABETES MELLITUS

1. Definisi

Diabetes Mellitus ( DM ) adalah penyakit metabolik yang kebanyakan herediter, demham tanda – tanda hiperglikemia dan glukosuria, disertai dengan atau tidak adanya gejala klinik akut ataupun kronik, sebagai akibat dari kuranganya  insulin efektif di dalam tubuh, gangguan primer terletak pada metabolisme karbohidrat yang biasanya disertai juga gangguan metabolisme lemak dan protein. ( Askandar, 2000 ).

Gangren adalah proses atau keadaan  yang ditandai dengan adanya jaringan mati atau nekrosis, namun secara mikrobiologis adalah proses nekrosis yang disebabkan oleh infeksi. ( Askandar, 2001 ).

Gangren Kaki Diabetik adalah luka pada kaki yang merah kehitam-hitaman dan berbau busuk akibat sumbatan yang terjadi di pembuluh darah sedang atau besar di tungkai. ( Askandar, 2001).

1. Anatomi Fisiologi

Pankreas merupakan sekumpulan kelenjar yang panjangnya kira – kira 15 cm, lebar  5 cm, mulai dari duodenum sampai ke limpa  dan beratnya rata – rata 60 – 90 gram. Terbentang pada vertebrata lumbalis 1 dan 2 di belakang lambung.

Pankreas merupakan kelenjar endokrin terbesar yang terdapat di dalam tubuh baik hewan maupun manusia. Bagian depan ( kepala ) kelenjar pankreas terletak pada lekukan yang dibentuk oleh duodenum dan bagian pilorus dari lambung. Bagian badan yang merupakan bagian utama dari organ ini merentang ke arah limpa dengan bagian ekornya menyentuh atau terletak pada alat ini. Dari segi perkembangan  embriologis, kelenjar pankreas terbentuk dari epitel yang berasal dari lapisan epitel yang membentuk usus.

Pankreas terdiri dari dua jaringan utama, yaitu :

(1). Asini sekresi getah pencernaan ke dalam duodenum.

(2). Pulau Langerhans yang tidak tidak mengeluarkan sekretnya keluar, tetapi menyekresi insulin dan glukagon langsung ke darah.

Pulau – pulau Langerhans yang menjadi sistem endokrinologis dari pamkreas tersebar di seluruh pankreas dengan berat hanya 1 – 3 % dari berat total pankreas. Pulau langerhans berbentuk ovoid dengan besar masing-masing pulau berbeda. Besar pulau langerhans yang terkecil adalah 50 m, sedangkan yang terbesar 300 m, terbanyak adalah yang besarnya 100 – 225 m. Jumlah semua pulau langerhans di pankreas diperkirakan antara 1 – 2 juta.

Pulau langerhans manusia, mengandung tiga jenis sel utama, yaitu :

(1). Sel – sel A ( alpha ), jumlahnya sekitar 20 – 40 % ; memproduksi glikagon yang manjadi faktor hiperglikemik, suatu hormon yang mempunyai “ anti insulin like activity “.

(2). Sel – sel B ( betha ), jumlahnya sekitar 60 – 80 % , membuat insulin.

Page 17: Pasien Diabetes Melitus

(3). Sel – sel D ( delta ), jumlahnya sekitar 5 – 15 %, membuat somatostatin.

Masing – masing sel tersebut, dapat dibedakan berdasarkan struktur dan sifat pewarnaan. Di bawah mikroskop pulau-pulau langerhans ini nampak berwarna pucat dan banyak mengandung pembuluh darah kapiler. Pada penderita DM, sel beha sering ada tetapi berbeda dengan sel beta yang  normal dimana sel beta tidak menunjukkan reaksi pewarnaan untuk insulin sehingga dianggap tidak berfungsi.

Insulin merupakan protein kecil dengan berat molekul 5808 untuk insulin manusia. Molekul insulin terdiri dari dua rantai polipeptida yang tidak sama, yaitu rantai A dan B. Kedua rantai ini dihubungkan oleh  dua jembatan ( perangkai ), yang terdiri dari disulfida. Rantai A terdiri dari 21 asam amino dan rantai B terdiri dari 30 asam amino. Insulin dapat larut pada pH 4 – 7 dengan titik isoelektrik pada 5,3. Sebelum insulin dapat berfungsi, ia harus berikatan dengan protein reseptor yang besar di dalam membrana sel.

Insulin di sintesis sel beta pankreas dari proinsulin dan di simpan dalam butiran berselaput yang berasal dari kompleks Golgi. Pengaturan sekresi insulin dipengaruhi efek umpan balik kadar glukosa darah pada pankreas. Bila kadar glukosa darah meningkat diatas 100 mg/100ml darah, sekresi insulin meningkat cepat. Bila kadar glukosa normal atau rendah, produksi insulin akan menurun.

Selain kadar glukosa darah, faktor lain seperti asam amino, asam lemak, dan hormon gastrointestina merangsang sekresi insulin dalam derajat berbeda-beda. Fungsi metabolisme utama insulin untuk meningkatkan kecepatan transport glukosa melalui membran sel ke jaringan terutama sel – sel otot, fibroblas dan sel lemak.

1. Etiologi 1. Diabetes Melitus

DM mempunyai etiologi yang heterogen, dimana berbagai lesi dapat menyebabkan insufisiensi insulin, tetapi determinan genetik biasanya memegang peranan penting pada mayoritas DM. Faktor lain yang dianggap sebagai kemungkinan etiologi DM yaitu :

1. Kelainan sel beta pankreas, berkisar dari hilangnya sel beta sampai kegagalan sel beta melepas insulin.

2. Faktor – faktor lingkungan yang mengubah fungsi sel beta, antara lain agen yang dapat menimbulkan infeksi, diet dimana pemasukan karbohidrat dan gula yang diproses secara berlebihan, obesitas dan kehamilan.

3. Gangguan sistem imunitas. Sistem ini dapat dilakukan oleh autoimunitas yang disertai pembentukan sel – sel antibodi antipankreatik dan mengakibatkan kerusakan sel – sel penyekresi insulin, kemudian peningkatan kepekaan sel beta oleh virus.

4. Kelainan insulin. Pada pasien obesitas, terjadi gangguan kepekaan jaringan terhadap insulin akibat kurangnya reseptor insulin yang terdapat pada membran sel yang responsir terhadap insulin.

1. Gangren Kaki Diabetik

Faktor – faktor yang berpengaruh atas terjadinya gangren kaki diabetik dibagi menjadi endogen dan faktor eksogen.

Page 18: Pasien Diabetes Melitus

Faktor endogen : a. Genetik, metabolik

b. Angiopati diabetik

c. Neuropati diabetik

Faktor eksogen :  a. Trauma

b. Infeksi

c. Obat

4. Patofisiologis

a. Diabetes Melitus

Sebagian besar gambaran patologik dari DM dapat dihubungkan dengan salah satu efek utama akibat kurangnya insulin berikut:

1. Berkurangnya pemakaian glukosa oleh sel – sel tubuh yang mengakibatkan naiknya konsentrasi glukosa darah setinggi 300 – 1200 mg/dl.

2. Peningkatan mobilisasi lemak dari daerah penyimpanan lemak yang menyebabkan terjadinya metabolisme lemak yang abnormal disertai dengan endapan kolestrol pada dinding pembuluh darah.

3. Berkurangnya protein dalam jaringan tubuh.

Pasien – pasien yang mengalami defisiensi insulin tidak dapat mempertahankan kadar glukosa plasma puasa yang normal atau toleransi sesudah makan. Pada hiperglikemia yng parah yang melebihi ambang ginjal normal ( konsentrasi glukosa darah sebesar 160 – 180 mg/100 ml ), akan timbul glikosuria karena tubulus – tubulus renalis tidak dapat  menyerap kembali semua glukosa. Glukosuria ini akan mengakibatkan diuresis osmotik yang menyebabkan poliuri disertai kehilangan sodium, klorida, potasium, dan pospat. Adanya poliuri menyebabkan dehidrasi dan timbul polidipsi. Akibat glukosa yang keluar bersama urine maka pasien akan mengalami keseimbangan protein negatif dan berat badan menurun serta cenderung terjadi polifagi. Akibat yang lain adalah astenia atau kekurangan energi sehingga pasien menjadi cepat telah dan mengantuk yang disebabkan oleh berkurangnya atau hilangnya protein tubuh dan juga berkurangnya penggunaan karbohidrat untuk energi.

Hiperglikemia yang lama  akan menyebabkan arterosklerosis, penebalan membran basalis dan perubahan pada saraf perifer. Ini akan memudahkan terjadinya gangren.

b. Gangren Kaki Diabetik

Ada dua teori utama mengenai terjadinya komplikasi kronik DM akibat hiperglikemia, yaitu teori sorbitol dan teori glikosilasi.

1. Teori Sorbitol

Hiperglikemia akan menyebabkan penumpukan kadar glukosa pada sel dan jaringan tertentu dan dapat mentransport glukosa tanpa insulin. Glukosa yang berlebihan ini tidak akan

Page 19: Pasien Diabetes Melitus

termetabolisasi habis secara normal  melalui glikolisis, tetapi sebagian dengan perantaraan enzim aldose reduktase akan diubah menjadi sorbitol. Sorbitol akan tertumpuk dalam sel / jaringan tersebut dan menyebabkan kerusakan dan perubahan fungsi.

2. Teori Glikosilasi

Akibat hiperglikemia akan menyebabkan terjadinya glikosilasi pada semua protein, terutama yang mengandung senyawa lisin. Terjadinya proses glikosilasi pada protein membran basal dapat menjelaskan semua komplikasi baik makro maupun mikro vaskular.

Terjadinya Kaki Diabetik (KD) sendiri disebabkan oleh faktor – faktor disebutkan dalam etiologi. Faktor utama yang berperan timbulnya KD adalah angiopati, neuropati dan infeksi. Neuropati merupakan faktor penting untuk terjadinya KD. Adanya neuropati perifer akan menyebabkan terjadinya gangguan sensorik maupun motorik. Gangguan sensorik akan menyebabkan hilang atau menurunnya sensasi nyeri pada kaki, sehingga akan mengalami trauma tanpa terasa yang mengakibatkan terjadinya ulkus pada kaki gangguan motorik juga akan mengakibatkan terjadinya atrofi otot kaki, sehingga merubah titik tumpu yang menyebabkan ulsetrasi pada kaki pasien. Angiopati akan menyebabkan terganggunya  aliran darah  ke kaki. Apabila sumbatan darah terjadi pada pembuluh darah yang lebih besar maka  penderita akan merasa sakit tungkainya sesudah ia berjalan pada jarak tertentu. Manifestasi gangguan pembuluh darah yang lain dapat berupa : ujung kaki terasa dingin, nyeri kaki di malam hari, denyut arteri hilang, kaki menjadi pucat bila dinaikkan. Adanya angiopati tersebut akan menyebabkan terjadinya penurunan asupan nutrisi, oksigen (zat asam) serta antibiotika sehingga menyebabkan luka sulit sembuh (Levin,1993). Infeksi sering merupakan komplikasi yang menyertai KD akibat berkurangnya aliran darah atau neuropati, sehingga faktor angiopati dan infeksi berpengaruh terhdap penyembuhan atau pengobatan dari KD.

5. Klasifikasi

Wagner (1983) membagi gangren kaki diabetik menjadi enam tingkatan , yaitu :

Derajat 0       : Tidak ada lesi terbuka, kulit masih utuh dengan kemungkinan

disertai kelainan bentuk kaki seperti “ claw,callus “.

Derajat I       : Ulkus superfisial terbatas pada kulit.

Derajat II      : Ulkus dalam menembus tendon dan tulang.

Derajat III     : Abses dalam, dengan atau tanpa osteomielitis.

Derajat IV    : Gangren jari kaki atau bagian distal kaki dengan atau tanpa selulitis.

Derajat V      : Gangren seluruh kaki atau sebagian tungkai.

Sedangkan Brand (1986) dan Ward (1987) membagi gangren kaki menjadi dua golongan :

1. Kaki Diabetik akibat Iskemia ( KDI )

Page 20: Pasien Diabetes Melitus

Disebabkan penurunan aliran darah ke tungkai akibat adanya makroangiopati ( arterosklerosis ) dari pembuluh darah besar ditungkai, terutama di daerah betis.

Gambaran klinis KDI :

-   Penderita mengeluh nyeri waktu istirahat.

-   Pada perabaan terasa dingin.

-   Pulsasi pembuluh darah kurang kuat.

-   Didapatkan ulkus sampai gangren.

1. Kaki Diabetik akibat Neuropati ( KDN )

Terjadi kerusakan syaraf somatik dan otonomik, tidak ada gangguan dari sirkulasi. Klinis di jumpai kaki yang kering, hangat, kesemutan, mati rasa, oedem kaki, dengan pulsasi pembuluh darah kaki teraba baik.

6. Dampak masalah

Adanya penyakit gangren kaki diabetik akan mempengaruhi kehidupan individu dan keluarga. Adapun dampak masalah yang bisa terjadi meliputi :

1. Pada Individu

Pola dan gaya hidup penderita akan berubah dengan adanya penyakit ini, Gordon telah mengembangkan 11 pola fungsi kesehatan yang dapat digunakan untuk mengetahui perubahan tersebut.

1. Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat

Pada pasien gangren kaki diabetik  terjadi perubahan persepsi dan tata laksana hidup sehat karena kurangnya pengetahuan tentang dampak   gangren kaki diabetuk sehingga menimbulkan persepsi yang negatif terhadap dirinya dan kecenderungan untuk tidak mematuhi prosedur pengobatan dan perawatan yang lama, oleh karena itu perlu adanya penjelasan yang benar dan mudah dimengerti pasien.

1. Pola nutrisi dan metabolisme

Akibat produksi insulin tidak adekuat atau adanya defisiensi insulin maka kadar gula darah tidak dapat dipertahankan sehingga menimbulkan keluhan sering kencing, banyak makan, banyak minum, berat badan menurun dan mudah lelah. Keadaan tersebut dapat mengakibatkan terjadinya gangguan nutrisi dan metabolisme yang dapat mempengaruhi status kesehatan  penderita.

1. Pola eliminasi

Page 21: Pasien Diabetes Melitus

Adanya hiperglikemia menyebabkan terjadinya diuresis osmotik yang menyebabkan pasien sering kencing (poliuri) dan pengeluaran glukosa pada urine ( glukosuria ). Pada eliminasi alvi relatif tidak ada gangguan.

1. Pola tidur dan istirahat

Adanya poliuri, nyeri pada kaki yang luka dan situasi rumah sakit yang ramai akan mempengaruhi waktu tidur dan istirahat penderita, sehingga pola tidur dan waktu tidur penderita mengalami perubahan.

1. Pola aktivitas dan latihan

Adanya luka gangren dan kelemahan otot – otot pada tungkai bawah menyebabkan penderita tidak mampu melaksanakan aktivitas sehari-hari secara maksimal, penderita  mudah mengalami kelelahan.

1. Pola hubungan dan peran

Luka gangren yang sukar sembuh dan berbau menyebabkan penderita malu dan menarik diri dari pergaulan.

1. Pola sensori dan kognitif

Pasien dengan gangren cenderung mengalami neuropati / mati rasa pada luka sehingga tidak peka terhadap adanya trauma.

1. Pola persepsi dan konsep diri

Adanya perubahan fungsi dan struktur tubuh akan menyebabkan penderita mengalami gangguan pada gambaran diri. Luka yang sukar sembuh, lamanya perawatan, banyaknya biaya perawatan dan pengobatan menyebabkan pasien mengalami kecemasan dan gangguan peran pada keluarga ( self esteem ).

1. Pola seksual dan reproduksi

Angiopati dapat terjadi pada sistem pembuluh darah di organ reproduksi sehingga menyebabkan gangguan potensi sek, gangguan kualitas maupun  ereksi, serta memberi dampak pada proses ejakulasi serta orgasme.

10.  Pola mekanisme stres dan koping

Lamanya waktu perawatan, perjalanan penyakit yang kronik, perasaan tidak berdaya karena ketergantungan menyebabkan reaksi psikologis yang negatif  berupa marah, kecemasan, mudah tersinggung dan lain – lain, dapat menyebabkan penderita tidak mampu menggunakan mekanisme koping yang konstruktif / adaptif.

11.  Pola tata nilai dan kepercayaan

Page 22: Pasien Diabetes Melitus

Adanya perubahan status kesehatan dan penurunan fungsi tubuh serta luka pada kaki tidak menghambat penderita dalam melaksanakan ibadah tetapi mempengaruhi pola ibadah penderita.

1. Dampak pada keluarga

Dengan adanya salah satu anggota keluarga yang sakit dan dirawat di rumah sakit akan muncul bermacam –macam reaksi psikologis dari kelurga, karena masalah kesehatan yang dialami oleh seorang anggota keluarga akan mempengaruhi seluruh anggota keluarga. Waktu perawatan yang lama dan biaya yang banyak akan mempengaruhi keadaan ekonomi keluarga dan perubahan peran pada keluarga karena salah satu anggota keluarga tidak dapat menjalankan perannya.

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DM

Dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien gangren kaki diabetik hendaknya dilakukan secara komperhensif dengan menggunakan proses keperawatan.

Proses keperawatan adalah suatu metode sistematik untuk mengkaji respon manusia terhadap masalah-masalah dan membuat rencana keperawatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah – masalah tersebut. Masalah-masalah kesehatan dapat berhubungan dengan klien keluarga juga  orang terdekat atau masyarakat. Proses keperawatan mendokumentasikan kontribusi perawat dalam mengurangi / mengatasi masalah-masalah  kesehatan.

Proses keperawatan terdiri dari lima tahapan, yaitu : pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.

1. Pengkajian

Pengkajian merupakan langkah utama dan dasar utama dari proses keperawatan yang mempunyai dua kegiatan pokok, yaitu :

1. Pengumpulan data

Pengumpulan data yang akurat dan sistematis akan membantu dalam menentukan status kesehatan dan pola pertahanan penderita , mengidentifikasikan,  kekuatan dan kebutuhan penderita yang dapt diperoleh melalui anamnese, pemeriksaan   fisik, pemerikasaan laboratorium serta pemeriksaan penunjang lainnya.

1. Anamnese 1. Identitas penderita

Meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, alamat, status perkawinan, suku bangsa, nomor register, tanggal masuk rumah sakit dan diagnosa medis.

1. Keluhan Utama

Adanya rasa kesemutan pada kaki / tungkai bawah, rasa raba yang menurun, adanya luka yang tidak sembuh – sembuh dan berbau, adanya nyeri pada luka.

Page 23: Pasien Diabetes Melitus

1. Riwayat kesehatan sekarang

Berisi tentang kapan terjadinya luka, penyebab terjadinya luka serta upaya yang telah dilakukan oleh penderita untuk mengatasinya.

1. Riwayat kesehatan dahulu

Adanya riwayat penyakit DM atau penyakit – penyakit  lain yang ada kaitannya dengan defisiensi insulin misalnya penyakit pankreas.  Adanya riwayat penyakit jantung, obesitas, maupun arterosklerosis, tindakan medis yang pernah di dapat maupun obat-obatan yang biasa digunakan oleh penderita.

1. Riwayat kesehatan keluarga

Dari genogram keluarga biasanya terdapat salah satu anggota keluarga yang juga menderita DM atau penyakit keturunan yang dapat menyebabkan terjadinya defisiensi insulin misal hipertensi, jantung.

1. Riwayat psikososial

Meliputi informasi mengenai prilaku, perasaan dan emosi yang dialami penderita sehubungan dengan penyakitnya serta tanggapan keluarga terhadap penyakit penderita.

1. Pemeriksaan fisik 1. Status kesehatan umum

Meliputi keadaan penderita, kesadaran, suara bicara, tinggi badan, berat badan dan tanda – tanda vital.

1. Kepala dan leher

Kaji bentuk kepala, keadaan rambut, adakah pembesaran pada leher, telinga kadang-kadang berdenging, adakah gangguan pendengaran, lidah sering terasa tebal, ludah menjadi lebih kental, gigi mudah goyah, gusi mudah bengkak dan berdarah, apakah penglihatan kabur / ganda, diplopia, lensa mata keruh.

1. Sistem integumen

Turgor kulit menurun, adanya luka atau warna kehitaman bekas luka, kelembaban dan shu kulit di daerah  sekitar ulkus dan gangren, kemerahan pada kulit sekitar luka, tekstur rambut dan kuku.

1. Sistem pernafasan

Adakah sesak nafas, batuk, sputum, nyeri dada. Pada penderita DM mudah terjadi infeksi.

1. Sistem kardiovaskuler

Perfusi jaringan menurun, nadi perifer lemah atau   berkurang, takikardi/bradikardi, hipertensi/ hipotensi, aritmia, kardiomegalis.

Page 24: Pasien Diabetes Melitus

1. Sistem gastrointestinal

Terdapat polifagi, polidipsi, mual, muntah, diare, konstipasi, dehidrase, perubahan berat badan, peningkatan lingkar abdomen, obesitas.

1. Sistem urinary

Poliuri, retensio urine, inkontinensia urine, rasa panas atau sakit saat berkemih.

1. Sistem muskuloskeletal

Penyebaran lemak, penyebaran masa otot, perubahn tinggi badan, cepat lelah, lemah dan nyeri, adanya gangren di ekstrimitas.

1. Sistem neurologis

Terjadi penurunan sensoris, parasthesia, anastesia, letargi, mengantuk, reflek lambat, kacau mental, disorientasi.

1. Pemeriksaan laboratorium

Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan adalah :

1. Pemeriksaan darah

Pemeriksaan darah meliputi : GDS > 200 mg/dl, gula darah puasa >120 mg/dl dan dua jam post prandial > 200 mg/dl.

1. Urine

Pemeriksaan didapatkan adanya glukosa dalam urine. Pemeriksaan dilakukan dengan cara Benedict ( reduksi ). Hasil dapat dilihat melalui perubahan warna pada urine : hijau ( + ), kuning ( ++ ), merah ( +++ ), dan merah bata  ( ++++ ).

1. Kultur pus

Mengetahui jenis kuman pada luka dan memberikan antibiotik yang sesuai dengan jenis kuman.

1. Analisa Data

Data yang sudah terkumpul selanjutnya dikelompokan dan dilakukan analisa serta sintesa data. Dalam mengelompokan data dibedakan atas data subyektif dan data obyektif dan berpedoman pada teori Abraham Maslow yang terdiri dari :

1. Kebutuhan dasar atau fisiologis2. Kebutuhan rasa aman3. Kebutuhan cinta dan kasih sayang4. Kebutuhan harga diri5. Kebutuhan aktualisasi diri

Page 25: Pasien Diabetes Melitus

Data yang telah dikelompokkan tadi di analisa sehingga dapat diambil kesimpulan tentang masalah keperawatan dan kemungkinan penyebab, yang dapat dirumuskan dalam bentuk diagnosa  keperawatan meliputi aktual, potensial, dan kemungkinan.

1. Diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis tentang respon individu, keluarga atau komunitas terhadap proses kehidupan/ masalah kesehatan. Aktual atau potensial dan kemungkinan dan membutuhkan  tindakan keperawatan untuk memecahkan masalah tersebut.

Adapun diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien gangren kaki diabetik adalah sebagai berikut :

1. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan melemahnya / menurunnya aliran darah ke daerah gangren akibat adanya obstruksi pembuluh darah.

2. Gangguan integritas jaringan berhubungan dengan adanya gangren pada ekstrimitas.3. Gangguan rasa nyaman ( nyeri ) berhubungan dengan iskemik jaringan.4. Keterbatasan mobilitas fisik berhubungan dengan rasa nyeri pada luka.5. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake

makanan yang kurang.6. Potensial terjadinya penyebaran infeksi ( sepsis ) berhubungan dengan tingginya kadar gula

darah.7. Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakitnya.8. Kurangnya pengetahuan tentang proses penyakit, diet, perawatan dan pengobatan

berhubungan dengan kurangnya informasi.9. Gangguan gambaran diri berhubungan dengan perubahan bentuk salah satu anggota tubuh.

10.  Ganguan pola tidur berhubungan dengan rasa nyeri pada luka di kaki.

1. Perencanaan

Setelah merumuskan diagnosa keperawatan, maka intervensi dan aktivitas keperawatan perlu ditetapkan untuk mengurangi, menghilangkan, dan mencegah masalah keperawatan penderita. Tahapan ini disebut perencanaan keperawatan yang meliputi penentuan prioritas, diagnosa keperawatan, menetapkan sasaran dan tujuan, menetapkan kriteria evaluasi dan merumuskan intervensi dan aktivitas keperawatan.

1. Diagnosa no. 1

Gangguan perfusi berhubungan dengan melemahnya/menurunnya aliran darah ke daerah gangren akibat adanya obstruksi pembuluh darah.

Tujuan : mempertahankan sirkulasi  perifer tetap normal.

Kriteria Hasil : – Denyut nadi perifer teraba kuat dan reguler

- Warna kulit sekitar luka tidak pucat/sianosis

- Kulit sekitar luka teraba hangat.

Page 26: Pasien Diabetes Melitus

- Oedema tidak terjadi dan luka tidak bertambah parah.

- Sensorik dan motorik membaik

Rencana tindakan :

1. Ajarkan pasien untuk melakukan mobilisasi

Rasional : dengan mobilisasi meningkatkan sirkulasi darah.

1. Ajarkan tentang faktor-faktor yang dapat meningkatkan aliran darah :

Tinggikan kaki sedikit lebih rendah  dari jantung  ( posisi elevasi pada waktu istirahat ), hindari penyilangkan kaki, hindari balutan ketat, hindari penggunaan bantal, di belakang lutut dan sebagainya.

Rasional : meningkatkan melancarkan aliran darah balik sehingga tidak terjadi oedema.

1. Ajarkan tentang modifikasi faktor-faktor resiko berupa :

Hindari diet tinggi kolestrol, teknik relaksasi, menghentikan kebiasaan merokok, dan penggunaan obat vasokontriksi.

Rasional : kolestrol tinggi dapat mempercepat terjadinya arterosklerosis, merokok dapat menyebabkan terjadinya  vasokontriksi pembuluh darah, relaksasi untuk mengurangi efek dari stres.

1. Kerja sama dengan tim kesehatan lain dalam pemberian vasodilator, pemeriksaan gula darah secara rutin dan terapi oksigen ( HBO ).

Rasional : pemberian vasodilator akan meningkatkan dilatasi pembuluh darah sehingga perfusi jaringan dapat diperbaiki, sedangkan pemeriksaan gula darah secara rutin dapat mengetahui perkembangan dan keadaan pasien, HBO untuk memperbaiki oksigenasi daerah ulkus/gangren.

1. Diagnosa no. 2

Ganguan integritas jaringan berhubungan dengan adanya gangren pada ekstrimitas.

Tujuan : Tercapainya proses penyembuhan luka.

Kriteria hasil :               1.Berkurangnya oedema sekitar luka.

2. pus dan jaringan berkurang

3. Adanya jaringan granulasi.

4. Bau busuk luka berkurang.

Rencana tindakan :

Page 27: Pasien Diabetes Melitus

1. Kaji luas dan keadaan luka serta proses penyembuhan.

Rasional : Pengkajian yang tepat terhadap luka dan proses penyembuhan akan membantu dalam menentukan tindakan selanjutnya.

1. Rawat luka dengan baik dan benar : membersihkan luka secara abseptik menggunakan larutan yang tidak iritatif, angkat sisa balutan yang menempel pada luka dan nekrotomi jaringan yang mati.

Rasional : merawat luka dengan teknik aseptik, dapat menjaga kontaminasi luka dan larutan yang iritatif akan merusak jaringan granulasi tyang timbul, sisa balutan jaringan nekrosis dapat menghambat proses granulasi.

1. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian insulin, pemeriksaan kultur pus pemeriksaan gula darah pemberian anti biotik.

Rasional : insulin akan menurunkan kadar gula darah, pemeriksaan kultur pus untuk mengetahui jenis kuman dan anti biotik yang tepat untuk pengobatan, pemeriksaan kadar gula darahuntuk mengetahui perkembangan penyakit.

1. Diagnosa no. 3

Ganguan rasa nyaman ( nyeri ) berhubungan dengan iskemik jaringan.

Tujuan : rasa nyeri hilang/berkurang

Kriteria hasil :  1.Penderita secara verbal mengatakan nyeri berkurang/hilang .

2. Penderita dapat melakukan metode atau tindakan untuk mengatasi atau mengurangi nyeri .

3. Pergerakan penderita bertambah luas.

4. Tidak ada keringat dingin, tanda vital dalam batas normal.( S : 36 – 37,5 0C, N: 60 – 80 x /menit, T : 100 – 130 mmHg, RR : 18 – 20 x /menit ).

Rencana tindakan :

1. Kaji tingkat, frekuensi, dan reaksi nyeri yang dialami pasien.

Rasional : untuk mengetahui berapa berat nyeri yang dialami pasien.

1. Jelaskan pada pasien tentang sebab-sebab timbulnya nyeri.

Rasional : pemahaman pasien tentang penyebab nyeri yang terjadi akan mengurangi ketegangan pasien dan memudahkan pasien untuk diajak bekerjasama dalam melakukan tindakan.

1. Ciptakan lingkungan yang tenang.

Rasional : Rangasanga yang berlebihan dari lingkungan akan memperberat rasa nyeri.

Page 28: Pasien Diabetes Melitus

1. Ajarkan teknik distraksi dan relaksasi.

Rasional : Teknik distraksi dan relaksasi dapat mengurangi rasa nyeri yang dirasakan pasien.

1. Atur posisi pasien senyaman mungkin sesuai keinginan pasien.

Rasional : Posisi yang nyaman akan membantu memberikan kesempatan pada otot untuk relaksasi seoptimal mungkin.

1. Lakukan massage dan kompres luka dengan BWC saat rawat luka.

Rasional :  massage dapat meningkatkan vaskulerisasi dan pengeluaran pus sedangkan BWC sebagai desinfektan yang dapat memberikan rasa nyaman.

1. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgesik.

Rasional : Obat –obat analgesik dapat membantu mengurangi nyeri pasien.

1. Diagnosa no. 4

Keterbatasan mobilitas fisik berhubungan dengan rasa nyeri pada luka di kaki.

Tujuan : Pasien dapat mencapai tingkat kemampuan aktivitas yang optimal.

Kriteria Hasil :  1.  Pergerakan paien bertambah luas

2. Pasien dapat melaksanakan aktivitas sesuai dengan kemampuan ( duduk, berdiri, berjalan ).

3. Rasa nyeri berkurang.

4. Pasien dapat memenuhi kebutuhan sendiri secara bertahap sesuai dengan kemampuan.

Rencana tindakan :

1. Kaji dan identifikasi tingkat kekuatan otot pada kaki pasien.

Rasional : Untuk mengetahui derajat  kekuatan otot-otot  kaki pasien.

1. Beri penjelasan tentang pentingnya melakukan aktivitas untuk menjaga kadar gula darah dalam keadaan normal.

Rasional : Pasien mengerti pentingnya aktivitas sehingga dapat kooperatif dalam tindakan keperawatan.

1. Anjurkan pasien untuk menggerakkan/mengangkat ekstrimitas bawah sesui kemampuan.

Rasional : Untuk melatih otot – otot kaki sehingg berfungsi dengan baik.

1. Bantu pasien dalam memenuhi kebutuhannya.

Page 29: Pasien Diabetes Melitus

Rasional : Agar kebutuhan pasien tetap dapat terpenuhi.

1. Kerja sama dengan tim kesehatan lain : dokter ( pemberian analgesik ) dan tenaga fisioterapi.

Rasional : Analgesik dapat membantu mengurangi rasa nyeri, fisioterapi untuk melatih pasien melakukan aktivitas secara bertahap dan benar.

1. Diagnosa no. 5

Gangguan pemenuhan nutrisi ( kurang dari ) kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake makanan yang kurang.

Tujuan : Kebutuhan nutrisi dapat terpenuhi

Kriteria hasil :    1. Berat badan dan tinggi badan ideal.

2. Pasien mematuhi dietnya.

3. Kadar gula darah dalam batas normal.

4. Tidak ada tanda-tanda hiperglikemia/hipoglikemia.

Rencana Tindakan :

1. Kaji status nutrisi dan kebiasaan makan.

Rasional : Untuk mengetahui tentang keadaan dan kebutuhan nutrisi pasien sehingga dapat diberikan tindakan dan pengaturan diet yang adekuat.

1. Anjurkan pasien untuk mematuhi diet yang telah diprogramkan.

Rasional : Kepatuhan terhadap diet dapat mencegah komplikasi terjadinya hipoglikemia/hiperglikemia.

1. Timbang berat badan setiap seminggu sekali.

Rasional : Mengetahui perkembangan berat badan pasien ( berat badan merupakan salah satu indikasi untuk menentukan diet ).

1. Identifikasi perubahan pola makan.

Rasional : Mengetahui apakah pasien telah melaksanakan program diet yang ditetapkan.

1. Kerja sama dengan tim kesehatan lain untuk pemberian insulin dan diet diabetik.

Rasional : Pemberian insulin akan meningkatkan pemasukan glukosa ke dalam jaringan sehingga gula darah menurun,pemberian diet yang sesuai dapat mempercepat penurunan gula darah dan mencegah komplikasi.

Page 30: Pasien Diabetes Melitus

1. Diagnosa no. 6

Potensial terjadinya penyebaran infeksi ( sepsis) berhubungan dengan tinggi kadar gula darah.

Tujuan : Tidak terjadi penyebaran infeksi (sepsis).

Kriteria Hasil :  1. Tanda-tanda infeksi tidak ada.

2. Tanda-tanda vital dalam batas normal ( S : 36 – 37,5 0C )

3. Keadaan luka baik dan kadar gula darah normal.

Rencana tindakan :

1. Kaji adanya tanda-tanda penyebaran infeksi pada luka.

Rasional : Pengkajian yang tepat tentang tanda-tanda penyebaran infeksi dapat membantu menentukan tindakan selanjutnya.

1. Anjurkan kepada pasien dan keluarga untuk selalu menjaga kebersihan diri selama perawatan.

Rasional : Kebersihan diri yang baik merupakan salah satu cara untuk mencegah infeksi kuman.

1. Lakukan perawatan luka secara aseptik.

Rasional  : untuk mencegah kontaminasi luka dan penyebaran infeksi.

1. Anjurkan pada pasien agar menaati diet, latihan fisik, pengobatan yang ditetapkan.

Rasional : Diet yang tepat, latihan fisik yang cukup dapat meningkatkan daya tahan tubuh, pengobatan yang tepat, mempercepat penyembuhan sehingga memperkecil kemungkinan terjadi penyebaran infeksi.

1. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian antibiotika dan insulin.

Rasional : Antibiotika dapat menbunuh kuman, pemberian insulin akan menurunkan kadar gula dalam darah sehingga proses penyembuhan.

1. Diagnosa no. 7

Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakitnya.

Tujuan : rasa cemas berkurang/hilang.

Kriteria Hasil :  1. Pasien dapat mengidentifikasikan sebab kecemasan.

2. Emosi stabil., pasien tenang.

Page 31: Pasien Diabetes Melitus

3. Istirahat cukup.

Rencana tindakan :

1. Kaji tingkat kecemasan yang dialami oleh pasien.

Rasional : Untuk menentukan tingkat kecemasan yang dialami pasien sehingga perawat bisa memberikan intervensi yang cepat dan tepat.

1. Beri kesempatan pada pasien untuk mengungkapkan rasa cemasnya.

Rasional : Dapat meringankan beban pikiran pasien.

1. Gunakan komunikasi terapeutik.

Rasional : Agar terbina rasa saling percaya antar perawat-pasien sehingga pasien kooperatif dalam tindakan keperawatan.

1. Beri informasi yang akurat tentang proses penyakit dan anjurkan pasien untuk ikut serta dalam tindakan keperawatan.

Rasional : Informasi yang akurat tentang penyakitnya dan keikutsertaan pasien dalam melakukan tindakan dapat mengurangi beban pikiran pasien.

1. Berikan keyakinan pada pasien bahwa perawat, dokter, dan tim kesehatan lain selalu berusaha memberikan pertolongan yang terbaik dan seoptimal mungkin.

Rasional : Sikap positif dari timkesehatan akan membantu menurunkan kecemasan yang dirasakan pasien.

1. Berikan kesempatan pada keluarga untuk mendampingi pasien secara bergantian.

Rasional : Pasien akan merasa lebih tenang bila ada anggota keluarga yang menunggu.

1. Ciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman.

Rasional : lingkung yang tenang dan nyaman dapat membantu mengurangi rasa cemas pasien.

1. Diagnosa no. 8

Kurangnya pengetahuan tentang proses penyakit, diet, perawatan, dan pengobatan berhubungan dengan kurangnya informasi.

Tujuan : Pasien memperoleh informasi yang jelas dan benar tentang penyakitnya.

Kriteria Hasil : 1. Pasien mengetahui tentang proses penyakit, diet, perawatan dan pengobatannya dan dapat menjelaskan kembali bila ditanya.

2. Pasien dapat melakukan perawatan diri sendiri berdasarkan pengetahuan yang diperoleh.

Page 32: Pasien Diabetes Melitus

Rencana Tindakan :

1. Kaji tingkat pengetahuan pasien/keluarga tentang penyakit DM dan gangren.

Rasional : Untuk memberikan informasi pada pasien/keluarga, perawat perlu mengetahui sejauh mana informasi atau pengetahuan yang diketahui pasien/keluarga.

1. Kaji latar belakang pendidikan pasien.

Rasional : Agar perawat dapat memberikan penjelasan dengan menggunakan kata-kata dan kalimat yang dapat dimengerti pasien sesuai tingkat pendidikan pasien.

1. Jelaskan tentang proses penyakit, diet, perawatan dan pengobatan pada pasien dengan bahasa dan kata-kata yang mudah dimengerti.

Rasional : Agar informasi dapat diterima dengan mudah dan tepat sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman.

1. Jelasakan prosedur yang kan dilakukan, manfaatnya bagi pasien dan libatkan pasien didalamnya.

Rasional : Dengan penjelasdan yang ada dan ikut secra langsung dalam tindakan yang dilakukan, pasien akan lebih kooperatif dan cemasnya berkurang.

1. Gunakan gambar-gambar dalam memberikan penjelasan ( jika ada / memungkinkan).

Rasional : gambar-gambar dapat membantu mengingat penjelasan yang telah diberikan.

1. Diagnosa no. 9

Gangguan gambaran diri berhubungan dengan perubahan bentuk salah satu anggota tubuh.

Tujuan : Pasien dapat menerima perubahan bentuk salah satu anggota tubuhnya secar positif.

Kriteria Hasil : -  Pasien mau berinteraksi dan beradaptasi dengan lingkungan. Tanpa rasa malu dan rendah diri.

-  Pasien yakin akan kemampuan yang dimiliki.

Rencana tindakan :

1. Kaji perasaan/persepsi pasien tentang perubahan gambaran diri berhubungan dengan keadaan anggota tubuhnya yang kurang berfungsi secara normal.

Rasional : Mengetahui adanya rasa negatif pasien terhadap dirinya.

1. Lakukan pendekatan dan bina hubungan saling percaya dengan pasien.

Rasional : Memudahkan dalm menggali permasalahan pasien.

Page 33: Pasien Diabetes Melitus

1. Tunjukkan rasa empati, perhatian dan penerimaan pada pasien.

Rasional : Pasien akan merasa dirinya di hargai.

1. Bantu pasien untuk mengadakan hubungan dengan orang lain.

Rasional : dapat meningkatkan kemampuan dalam mengadakan hubungan dengan orang lain dan menghilangkan perasaan terisolasi.

1. Beri kesempatan kepada pasien untuk mengekspresikan perasaan kehilangan.

Rasional : Untuk mendapatkan dukungan dalam proses berkabung yang normal.

1. Beri dorongan pasien untuk berpartisipasi dalam perawatan diri dan hargai pemecahan masalah yang konstruktif dari pasien.

Rasional : Untuk meningkatkan perilaku yang adiktif dari pasien.

1. Diagnosa no.10

Gangguan pola tidur berhubungan dengan rasa nyeri pada luka di kaki.

Tujuan : Gangguan pola tidur pasien akan teratasi.

Kriteria hasil : 1. Pasien mudah tidur dalam waktu 30 – 40 menit.

2. Pasien tenang dan wajah segar.

3. Pasien mengungkapkan dapat beristirahat dengan cukup.

Rencana tindakan :

1. Ciptakan lingkungan yang nyaman dan tenang.

Rasional : Lingkungan yang nyaman dapat membantu meningkatkan tidur/istirahat.

1. Kaji tentang kebiasaan tidur pasien di rumah.

Rasional : mengetahui perubahan dari hal-hal yang merupakan kebiasaan pasien ketika tidur akan mempengaruhi pola tidur pasien.

1. Kaji adanya faktor penyebab gangguan pola tidur yang lain seperti cemas, efek obat-obatan dan suasana ramai.

Rasional : Mengetahui faktor penyebab gangguan pola tidur yang lain dialami dan dirasakan pasien.

1. Anjurkan pasien untuk menggunakan pengantar tidur dan teknik relaksasi .

Page 34: Pasien Diabetes Melitus

Rasional : Pengantar tidur akan memudahkan pasien dalam jatuh dalam tidur, teknik relaksasi akan mengurangi ketegangan dan rasa nyeri.

1. Kaji tanda-tanda kurangnya pemenuhan kebutuhan tidur pasien.

Rasional : Untuk mengetahui terpenuhi atau tidaknya kebutuhan tidur pasien akibat gangguan pola tidur sehingga dapat diambil tindakan yang tepat.

1. Pelaksanaan

Pelaksanaan adalah tahap pelaksananan terhadap rencana tindakan keperawatan yang telah ditetapkan untuk perawat bersama pasien. Implementasi dilaksanakan sesuai dengan rencana setelah dilakukan validasi, disamping itu juga dibutuhkan ketrampilan interpersonal, intelektual, teknikal yang dilakukan dengan cermat dan efisien pada situasi  yang tepat dengan  selalu memperhatikan keamanan fisik dan psikologis. Setelah selesai implementasi, dilakukan dokumentasi yang meliputi intervensi yang sudah dilakukan dan bagaimana respon pasien.

5. Evaluasi

Evaluasi merupakan tahap terakhir dari proses keperawatan. Kegiatan evaluasi ini adalah membandingkan hasil yang telah dicapai setelah implementasi keperawatan dengan tujuan yang diharapkan dalam perencanaan.

Perawat mempunyai tiga alternatif dalam menentukan sejauh mana tujuan tercapai:

1. Berhasil : prilaku pasien sesuai pernyatan tujuan dalam waktu atau tanggal yang ditetapkan di tujuan.

2. Tercapai sebagian : pasien menunujukan prilaku tetapi tidak sebaik yang ditentukan dalam pernyataan tujuan.

3. Belum tercapai. : pasien tidak mampu sama sekali menunjukkan prilaku yang diharapakan sesuai dengan pernyataan tujuan.

Like this:

Suka

Be the first to like this post.

Filed under: Askep

Page 35: Pasien Diabetes Melitus

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DIABETES MELLITUS (KENCING MANIS)

DIAGNOSIS KEPERAWATAN PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DENGAN GANGRENAdapun diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien gangren kaki diabetik adalah sebagai berikut :1.Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan melemahnya / menurunnya aliran darah ke daerah gangren akibat adanya obstruksi pembuluh darah.Tujuan : mempertahankan sirkulasi perifer tetap normal.Kriteria Hasil : – Denyut nadi perifer teraba kuat dan reguler– Warna kulit sekitar luka tidak pucat/sianosis– Kulit sekitar luka teraba hangat.– Oedema tidak terjadi dan luka tidak bertambah parah.– Sensorik dan motorik membaikRencana tindakan :1. Ajarkan pasien untuk melakukan mobilisasiRasional : dengan mobilisasi meningkatkan sirkulasi darah.2. Ajarkan tentang faktor-faktor yang dapat meningkatkan aliran darah :Tinggikan kaki sedikit lebih rendah dari jantung ( posisi elevasi pada waktu istirahat ), hindari penyilangkan kaki, hindari balutan ketat, hindari penggunaan bantal, di belakang lutut dan sebagainya.Rasional : meningkatkan melancarkan aliran darah balik sehingga tidak terjadi oedema.3. Ajarkan tentang modifikasi faktor-faktor resiko berupa :Hindari diet tinggi kolestrol, teknik relaksasi, menghentikan kebiasaan merokok, dan penggunaan obat vasokontriksi.Rasional : kolestrol tinggi dapat mempercepat terjadinya arterosklerosis, merokok dapat menyebabkan terjadinya vasokontriksi pembuluh darah, relaksasi untuk mengurangi efek dari stres.4. Kerja sama dengan tim kesehatan lain dalam pemberian vasodilator, pemeriksaan gula darah secara rutin dan terapi oksigen ( HBO ).Rasional : pemberian vasodilator akan meningkatkan dilatasi pembuluh darah sehingga perfusi jaringan dapat diperbaiki, sedangkan pemeriksaan gula darah secara rutin dapat mengetahui perkembangan dan keadaan pasien, HBO untuk memperbaiki oksigenasi daerah ulkus/gangren.

2.Gangguan integritas jaringan berhubungan dengan adanya gangren pada ekstrimitas.Tujuan : Tercapainya proses penyembuhan luka.Kriteria hasil : 1.Berkurangnya oedema sekitar luka.2. pus dan jaringan berkurang3. Adanya jaringan granulasi.4. Bau busuk luka berkurang.Rencana tindakan :1. Kaji luas dan keadaan luka serta proses penyembuhan.Rasional : Pengkajian yang tepat terhadap luka dan proses penyembuhan akan membantu dalam menentukan tindakan selanjutnya.2. Rawat luka dengan baik dan benar : membersihkan luka secara abseptik menggunakan larutan yang tidak iritatif, angkat sisa balutan yang menempel pada luka dan nekrotomi jaringan yang mati.

Page 36: Pasien Diabetes Melitus

Rasional : merawat luka dengan teknik aseptik, dapat menjaga kontaminasi luka dan larutan yang iritatif akan merusak jaringan granulasi tyang timbul, sisa balutan jaringan nekrosis dapat menghambat proses granulasi.3. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian insulin, pemeriksaan kultur pus pemeriksaan gula darah pemberian anti biotik.Rasional : insulin akan menurunkan kadar gula darah, pemeriksaan kultur pus untuk mengetahui jenis kuman dan anti biotik yang tepat untuk pengobatan, pemeriksaan kadar gula darahuntuk mengetahui perkembangan penyakit.

3.Gangguan rasa nyaman ( nyeri ) berhubungan dengan iskemik jaringan.Tujuan : rasa nyeri hilang/berkurangKriteria hasil : 1.Penderita secara verbal mengatakan nyeri berkurang/hilang .2. Penderita dapat melakukan metode atau tindakan untuk mengatasi atau mengurangi nyeri .3. Pergerakan penderita bertambah luas.4. Tidak ada keringat dingin, tanda vital dalam batas normal.( S : 36 – 37,5 0C, N: 60 – 80 x /menit, T : 100 – 130 mmHg, RR : 18 – 20 x /menit ).Rencana tindakan :1.Kaji tingkat, frekuensi, dan reaksi nyeri yang dialami pasien.Rasional : untuk mengetahui berapa berat nyeri yang dialami pasien.2.Jelaskan pada pasien tentang sebab-sebab timbulnya nyeri.Rasional : pemahaman pasien tentang penyebab nyeri yang terjadi akan mengurangi ketegangan pasien dan memudahkan pasien untuk diajak bekerjasama dalam melakukan tindakan.3.Ciptakan lingkungan yang tenang.Rasional : Rangasanga yang berlebihan dari lingkungan akan memperberat rasa nyeri.4.Ajarkan teknik distraksi dan relaksasi.Rasional : Teknik distraksi dan relaksasi dapat mengurangi rasa nyeri yang dirasakan pasien.5.Atur posisi pasien senyaman mungkin sesuai keinginan pasien.Rasional : Posisi yang nyaman akan membantu memberikan kesempatan pada otot untuk relaksasi seoptimal mungkin.6.Lakukan massage dan kompres luka dengan BWC saat rawat luka.Rasional : massage dapat meningkatkan vaskulerisasi dan pengeluaran pus sedangkan BWC sebagai desinfektan yang dapat memberikan rasa nyaman.7.Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgesik.Rasional : Obat –obat analgesik dapat membantu mengurangi nyeri pasien.

4.Keterbatasan mobilitas fisik berhubungan dengan rasa nyeri pada luka.5.Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake makanan yang kurang.6.Potensial terjadinya penyebaran infeksi ( sepsis ) berhubungan dengan tingginya kadar gula darah.7.Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakitnya.8.Kurangnya pengetahuan tentang proses penyakit, diet, perawatan dan pengobatan berhubungan dengan kurangnya informasi.9.Gangguan gambaran diri berhubungan dengan perubahan bentuk salah satu anggota tubuh.10.Ganguan pola tidur berhubungan dengan rasa nyeri pada luka di kaki.

12 comments - What do you think?   Posted by indonesian nurse - April 12, 2008 at 3:07 pm

Categories: askep  Tags: askep, DM, kencing manis, keperawatan, klien

Page 37: Pasien Diabetes Melitus