paradigm a

Upload: telker

Post on 14-Jul-2015

154 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Aspek-Aspek Ontologis: What is nature reality?

Paradigma Positivisme

Paradigma Postpositivisme Realitas ada, tapi tdk. dapat sepenuhnya diperoleh. Realitas dikontrol oleh hukum alam yg. hanya dapat dipahami sebagian saja.

Paradigma Critical Theory Historical realism: Realitas yg. teramati (virtual reality) merupakan realitas semu yang telah terbentuk oleh proses sejarah dan kekuatan-kekuatan sosial, budaya, dan ekonomi politik.

Paradigma Konstruktivisme Relativisme: Realitas merupakan konstruksi sosial. Kebenaran suatu realitas bersiat relatif, berlaku sesuai konteks spesifik yang dinilai relevan oleh pelaku sosial.

Critical realism: Ada the realitas yg. real yg. of diatur oleh kaidahkaidah tertentu yg. berlaku universal. Kebenaran tentang ini hanya dapat dicapai dng. asas probabilistik.

Epistemologi: What is the nature of the relationship between the inquirer and knowable?

Dualis/Objektivis: Ada realitas objektif sebagai suatu realitas yang eksternal di luar peneliti. Peneliti harus sejauh mungkin membuat jarak dengan objek penelitiannya.

Modified objectivist: Interaktif dan netral. Objektivitas hanya dapat diperkirakan dan bergantung pada kritik.

Transaksionalis/Subjek tivis: Hubungan antara peneliti dan yg. diteliti selain dijembatani oleh nilai-nilai tertentu. Pemahaman tentang suatu realitas merupakan value mediated findings.

Transaksionalis/Subjek tivis: Pemahaman tentang suatu realitas atau temuan suatu penelitian merupakan produk interaksi antara peneliti dengan yg. diteliti.

E-mail : [email protected]

Aspek-Aspek

Paradigma Positivisme

Paradigma Postpositivisme Modified Experiment / Manipulative: Pengamatan secara natural, metode kualitatif dan tergantung pada teori yang dipergunakan. Kriteria kualitas penelitian: Masih menggunakan objectivity, reliability dan validity (internal dan eksternal validity).

Paradigma Critical Theory Participative: Mengutamakan analisis komprehensif, kontekstual dan multilevel analysis yang bisa dilakukan melalui penempatan diri sebagai aktifis/ partisipan dalam proses transaksi sosial. Kriteria kualitas penelitian: Historical Situatedness; sejauhmana penelitian memperhatikan konteks historis, sosial, budaya, ekonomi dan politik.

Paradigma Konstruktivisme Reflective / Dialectical: Menekankan empati dan interaksi dialektik antara peneliti dan responden untuk merekonstruksi realitas yang diteliti melalui metodemetode kualitatif seperti participant observation. Kriteria kualitas penelitian: Authenticity dan reflectifity, sejauhmana temuan merupakan refleksi otentik dari realitas dihayati oleh para pelaku sosial.

Experiment / Manipulative, Intervensionist, dan Falsification melalui pengujian hipotesis dalam struktur logika hypothetical deductive method. Metodologis: Kegiatan melalui the inquirer go laboratorium eksperiabout finding men atau survei out knowable eksperimen dengan How should? analisis kuantitatif. Kriteria kualitas penelitian: Objectivity, reliability dan validity (internal dan eksternal validity).

E-mail : [email protected]

AspekAspek Axioilogis

Paradigma Positivisme

Paradigma Postpositivisme

Paradigma Critical Theory

Paradigma Konstruktivisme Nilai, etika dan pilihan moral merupakan bagian tak terpisahkan dalam suatu penelitian

Nilai, etika dan pilihan Nilai, etika dan pilihan Nilai, etika dan moral harus berada moral berada dalam pilihan moral merupakan bagian diluar proses arus diskusi. yang tak terpisahpenelitian-penelitian. kan dari suatu penelitian. berperan Peneliti berperan Peneliti mediator sebagai disinterested sebagai antara sikap ilmiah scientist. dan obyek penelitian. Peneliti menempatkan diri sebagai transformative intellectual, advokat dan aktivis.

Peneliti sebagai passionate participant, fasilitator yang menjembatani keragaman subjektivitas pelaku sosial. Tujuan penelitian: Rekonstruksi realitas sosial secara dialektik antara peneliti dengan aktor sosial yang diteliti.

Tujuan penelitian: Tujuan penelitian: Tujuan penelitian: Eksplanasi prediksi Eksplanasi, prediksi Kritik sosial, transformasi, emansidan kontrol. dan kontrol pasi dan social empowerment.

E-mail : [email protected]

BEBERAPA ALIRAN DAN/ATAU PARADIGMA DALAM ILMU HUIKUMAliran dan/atau Paradigma Konsep/Pemahaman Hukum Law as what ought to be in moral or ideal precepts Ius constituendum Law as what it is written in the books Ius constitutum Ciri Hukum Asas moralitas yang bernilai universal dan menjadi bagian inheren sistem hukum alam; Keadilan yang (masih) harus diwujudkan. Kaidah-kaidah positif yang berlaku umum in abstracto di suatu waktu / tempat tertentu; Terbit sebagai produk eksplisit suatu sumber kekuasaan politik tertentu yang berlegitimasi; Hukum perundang-undangan nasional / negara; Perintah-perintah eksplisit yang secara positif telah terumus jelas guna menjamin kepastiannya. Ranah

Legal Philosophy/ Theology

Normatif Normologik (Norma Moral)

Legal Positivism/ Post-positivism

Normatif Positif (Norma Positif Legislatif)

E-mail : [email protected]

Legal Realism / Behavioralism, Sociological Jurisprudence

Laws as it is made by the judge in the court of law or judge-made law; Ius constitutum. Law as it is in society; Law as regularities.

Keputusan yang diciptakan hakim in concreto dalam proses peradilan; Hasil cipta penuh pertimbangan (judgement) dari hakim pengadil. Pola perilaku sosial; Institusi sosial yang nyata dan fungsional di dalam sistem kehidupan masyarakat, baik dalam proses pemulihan ketertiban dan penyelesaian sengketa, maupun dalam proses pengarahan dan pembentukan pola perilaku yang baru. Serangkaian struktur, sebagai suatu realitas virtual atau historis, yang merupakan hasil proses panjang kristalisasi nilai-nilai politik, ekonomi, sosial, budaya, etnik, gender, dan agama; Sebagai instrumen hegemoni yang cenderung dominan, diskriminatif dan eksploitatif; Setiap saat terbuka bagi kritik, revisi, dan transformasi, guna menuju emansipasi.

Normatif Behavioral (Norma Positif Yudisial)

Legal Structuralism / Functionalism / StructuroFunctionalism, Law and Society

Empirik Nomologik

Critical Legal Theory, Critical Legal Studies

Law as historical / virtual realities; Law as historically / virtually understood or believed; Law as false consciousness or as falsely realised.

Empirik Kritis

E-mail : [email protected]

Legal Interpretivism / Symbolic Interactionism

Law as it is in human actions and interactions; Law as interpretations or processes of interpreting. Law as relative and contextual consensus (Hukum sebagai kesepakatan, baik tertulis maupun tidak); Law as mental construction; Law as experiential realities.

Makna-makna simbolik hasil interpretasi (individual ataupun kolektif) sebagaimana dalam dan dari aksi serta interaksi masyarakat.

Simbolik Interaksional / Interpretatif

Legal Constructivism

Konstruksi mental yang bersifat relatif, majemuk, beragam, intangible, lokal, dan spesifik (walaupun elemen-elemen serupa dapat saja dijumpai pada individu, kelompok masyarakat, maupun budaya yang berbeda); berbasis sosial / eksperiential; Rekonstruksi / revisi / perubahan terjadi berkesinambungan, sejalan dengan pengayaan informasi dan sofistikasi atau olah cipta-rasa ; Yang ada, setiap saat, adalah konsensus atau kesepakatan relatif berkenaan dengan konstruksi tersebut, sesuai dengan konteks ruang dan waktu.

Relatif Konstruktivis

E-mail : [email protected]

SET BASIC (EMPAT) PARADIGMA UTAMAPertanyaan ONTOLOGI EPISTEMOLOGI METODOLOGI PositivismeRealisme naif Realitas eksternal, objektif, real dan dapat dipahami generalisasi bebas konteks; hukum sebab-akibat; reduksionis dan deterministik

PostpositivismeRealisme kritis Realitas eksternal, objektif dan real yang mungkin saja dapat dipahami tetapi tidak sempurna karena terbatasnya mekanisme intelektual manusia; realitas diuji secara kritis guna dipahami sedekat mungkin Modifikasi dualis / objektivis Dualisme surut dan objektivitas menjadi kriteria penentu; eksternal objektivitas; kesesuaian dengan pengetahuan yang ada dan komunitas ilmiah kritis; temuan berulang berarti barangkali benar ; aproksimasi

Dualis / objektivis Penganut/pemegang dan objek observasi/investigasi adalah dua entity independen; bebas nilai dan bebas bias; prosedur ketat; temuan berulang berarti benar

Eksperimental / manipulatif Uji empiris dan verifikasi research question dan hipotesa; manipulasi dan kontrol terhadap kondisi berlawanan; utamanya metoda kuantitatif

Modifikasi eksperimental / manipulatif Falsifikasi dengan cara critical multiplism atau modifikasi triangulasi ; utilisasi teknik kualitatif: setting lebih natural, informasi lebih situasional, dan cara pandang emic

EMPAT PARADIGMA UTAMA & BEBERAPA ISSUE PRAKTISIssueNilai Etika Peran Penganut/ Pemegang Pelatihan Keterkaitan

Positivisme

Postpositivisme

Value free / bebas nilai: ditiadakan / ditolak Ekstrinsik; ethical behavior di-polisi secara formal oleh mekanisme eksternal; condong pada desepsi Pakar dengan special privelege; ilmuwan yang disinterested dan distanced; informer bagi pembuat keputusan/kebijakan dan change agent Teknis dan kuantitatif; teori substantif Teknis; kuantitatif dan kualitatif; teori substantif

Commersurable: semua paradigma dapat dikomparasi titikdemi-titik dan diakomodasi

SET BASIC (EMPAT) PARADIGMA UTAMAPertanyaan ONTOLOGI EPISTEMOLOGI METODOLOGI Critical theory et alRealisme Historis: Realitas virtual yang terbentuk oleh faktor sosial, politik, budaya, ekonomi, etnis, dan gender , lalu sejalan dengan waktu terkristalisasi dan dianggap real.

KonstruktivismeRelativisme: Realitas majemuk dan beragam, berdasarkan pengalaman sosial-individual, lokal, dan spesifik. Merupakan konstruksi mental/intelektualitas manusia, bentuk dan isi berpulang pada penganut/pemegang dapat berubah menjadi informed dan atau sophisticated; humanis. Transaksional/Subyektivis: Penganut/pemegang dan obyek observasi/investigasi terkait secara interaktif; temuan di cipta /di konstruksi bersama; fusi antara ontologi dan eistemologi.

Transaksional/Subyektivis: Penganut/pemegang dan obyek observasi/investigasi terkait secara interaktif; temuan di mediasi oleh nilai yang dipegang semua pihak terkait; fusi antara ontologi dan epistemologi. Dialogis/Dialektikal: Ada dialog antara penganut/pemegang dengan obyek observasi/investigasi secara dialektikal; men-transform kemasabodohan dan kesalahpahaman menjadi kesadaran bahwa struktur historis dapat diubah dan karenanya diperlukan aksi nyata.

Hermeneutikal/Dialektikal: Konstruksi ditelusuri melalui interaksi antar dan sesama penganut/pemegang dan obyek observasi/investigasi; dengan teknik hermeneutikal dan pertukaran dialektikal konstruksi tersebut di-interpretasi , dibandingkan dan ditandingkan; tujuan; destilasi konstruksi konsensus atau konstruksi resultante.

EMPAT PARADIGMA UTAMA & BEBERAPA ISSUE PRAKTISIssue Nilai Etika Critical Theory et al Konstruktivisme Value bounded/nilai diakui/dihargai : formatif Intrinsik; pencerahan/kesadaran moral Instigator (dan fasilatator) transformative intelectual; advokat dan aktivis Intrinsik; kesadaran akan proses; problem khusus Participant dan fasilitator passionate participant; fasilitator rekonstruksi multivoice; orchestrator

Peran Penganut/ Pemegang

Pelatihan Keterkaitan

Re-sosialisasi; kualitatif dan kuantitatif; sejarah; nilai-nilai altruism dan pemberdayaan Incommensurable: komparasi titik-demi-titik antar paradigma adalah irrelevant; theory relative

Sumber : Guba dan Lincoln (1994)

COOPERATION PARADIGMSelf-Regulation Decentralization Deregulation Informal Control Equal-Level Authorities Working Together for Common Purpose Government & Industry / Organization make New Regulation & Control Structure Mutual Trust Corporate CultureE-mail : [email protected]

CONTROL PARADIGMLegislation Criminalization Normative Concept of Rule of Law Hierarchical Relationship: Enforcing Obedience Strict & Independent Agencies Armed with Repressive Authority Mutual Distrust Legal Centralism

E-mail : [email protected]