paper psikotik akut print
TRANSCRIPT
-
7/30/2019 Paper Psikotik Akut Print
1/26
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
Sejarah
Pada umumnya, gangguan psikotik singkat belum dipelajari dengan baik di psikiatrik
amerika dikarenakan seringnya perubahan criteria diagnostic yang terjadi selama lebih dari 15
tahun terakhir. Pasien dengan gangguan yang mirip dengan gangguan psikotik singkat
sebelumnya telah diklasifikasikan sebagai menderita psikosis reaktif, histerikal, stress dan
psikogenik.
Psikosis reaktif sering kali digunakan sebagai sinonim untuk skizofrenia berprognosis
baik, diagnosis DSM IV gangguan psikotik singkat tidak berarti menyatakan hubungan dengan
skizofrenia. Ditahun 1913 Karl Jasper menggambarkan sejumlah cirri penting untuk diagnosis
psikosis reaktif, termasuk adanya stressor traumatis berat yang dapat diidentifikasi, hubungan
yang erat antara stressor dan perkembangan psikosis dan perjalanan episode psikotik yang
ringan. Disamping itu, isi psikosis sering kali mencerminkan sifat pengalaman traumatis dan
perkembangan psikosis dihipotesiskan sebagai memuaskan tujuan pasien, seringkali suatu tipe
pelepasn suatu kondisi traumatis.
Epidemiologi
Pada umumnya gangguan ini dianggap jarang, seperti yang dinyatakan oleh suatu
penelitian tentang perekrutan militer dimana insidens psikosis reaktif singkat diperkirakan adalah
1,4 per 100.000 yang direkrut ( DSM III). Lebih sering pada pasien muda daripada pasien lanjut
usia , walaupun beberapa kasus melaporkan adanya riwayat kasus yang memang mengenai orang
lanjut usia. Beberapa klinisi mengatakan bahwa gangguan mungkin paling sering pada pasien
dari kelas sosioekonomi rendah dan pada pasien dengan ganggaun kepribadian yang telah ada
sebelumnya ( histrionic, narsistik, paranoid, skizotipal, dan ambang). Orang yang telah
mengalami bencana berat atau perubahan cultural yang besar. Tetapi semua hal tersebut belum
dibuktikan benar didalam penelitian klinis yang terkontrol baik.
1
-
7/30/2019 Paper Psikotik Akut Print
2/26
Etiologi
Didalam DSM III R factor psikososial bermakna dianggap menyebabkan psikosis reaktif
singkat, tetapi criteria tersebut telah dihilangkan dari DSM IV. Perubahan dalam DSM IV
menempatkan diagnosis gangguan psikotik singkat didalam kategori yang sama dengan banyak
diagnosis psikiatrik utama lainnya yang penyebabnya tidak diketahui dan diagnosis
kemungkinan termasuk gangguan yang heterogen.
Pasien dengan gangguan psikotik singkat yang pernah memiliki gangguan kepribadian
mungkin memiliki kerentanan biologis atau psikologis kearah perkembangan gejala psikotik.
Walaupun pasien dengan perkembangan psikotik singkat sebagai suatu kelompok mungkin tidak
memiliki peninggian insidensi skizofren didalam keluarganya, beberapa data menyatakan bahwa
adanya suatu peninggian insidensi gangguan mood. Perumusan psikodinamika telah menyadari
adanya mekanisme menghadapi (coping mechanism) yang tidak adekuat dan kemungkianan
adanya tujuan sekunder pada pasien dengan gejala psikotik. Seperti pada teori biologis tentang
gangguan, teori psikologis belum disahkan oleh penelitian klinis yang terkontrol cermat. Teori
psikodinamik tambahan menyatakan bahwa gejala psikotik adalah suatu pertahanan terhadap
fantasi yang dilarang, pemenuhan harapan yang tidak dicapai, atau suatu pelepasan dari situasi
psikososial tertentu.
Diagnosis DSM IV memiliki rangkaian diagnosis untuk gangguan psikotik, didasarkan
terutama atas lama gejala. Untuk gejala psikotik yang berlangsung sekurangnya satu hari tetapi
kurang dari satu bulan dan yang tidak disertai dengan satu gangguan mood, ganggaun yang
berhubungan dengan zat, atau suatu gangguan psikotik karena kondisi medis umum , diagnosis
gangguan psikotik singkat kemungkianan merupakan diagnosis yang tepat. Untuk gejala psikotik
yang lebih dari satu hari diagnosis sesuai yang harus dipertimbangkan adalah gangguan
delusional ( jika waham merupakan gejala psikotik utama), gangguan skizofreniform (jika gejala
berlangsung kurang dari 6 bulan) dan skizofrenia(jika gejala telah berlangsung lebih dari 6 bulan.
Jadi gangguan psikotik singkat diklasifikasikan didalm DSM IV sebagai suatu gangguan
psikotik dengan durasi singkat. Criteria diagnostic menentukan sekurang-kurangnya satu gejala
yang jelas psikotik yang berlangsung selama satu hari sampai satu bulan. DSM IV menentukan
2
-
7/30/2019 Paper Psikotik Akut Print
3/26
lebih lanjut penentuan dua cirri: adanya atau tidak adanya satu atau lebih stressor yang jelas dan;
suatu onset pasca persalinan.
Seperti pada pasien psikiatrik akut, riwayat yang diperlukan untuk membuat diagnosis
mungkin tidak dapat diperoleh hanya dari pasien. Walaupun adanya gejala psikotik mungkin
jelas, informasi mengenai gejala prodromal, episode suatu gangguan mood sebelumnya, dan
riwayat ingesti zat psikotomimetik yang belum lama mungkin tidak dapat diperoleh dari
wawancara klinis saja. Disamping itu, klinis mungkin tidak mampu memperoleh informasi yang
akurat tentang ada atau tidaknya stressor pencetus.
Gambaran Klinis
Gejala gangguan psikotik singkat selalu termasuk sekurang kurangnya satu gejala
psikosis utama, biasanya dengan onset yang tiba-tiba, tetapi tidak selalu memasukkan
keseluruhan pola gejala yang ditemukan pada skizofrenia. Beberapa klinisi telah mengamati
bahwa gejala afektif, konfusi dan gangguan pemusatan perhatian mungkin lebih sering
ditemukan pada gangguan psikotik singkat daripada gangguan psikotik kronis. Gejala
karakteristik untuk gangguan psikotik singkat adalah perubahan emosional, pakaian atau perilaku
yang aneh, berteriak teriak atau diam membisu dan gangguan daya ingat untuk peristiwa yang
belum lama terjadi. Beberapa gejala tersebut ditemukan pada gangguan yang mengarahkan
diagnosis delirium dan jelas memerlukan pemeriksaan organic yang lengkap, walaupun hasilnya
mungkin negative.
Criteria diagnostic untuk gangguan psikotik singkat
A. Adanya satu atau lebih gejala berikut
Waham
Halusinasi
Bicara terdisorganisasi
Perilaku terdiorganisasi jelas atau katatonik
B. Lamanya suatu episode gangguan adalah sekurangnya satu
3
-
7/30/2019 Paper Psikotik Akut Print
4/26
hari tetapi kurang dari satu bulan, akhirnya kembali penuh pada tingkat
fungsi pramorbid
C. Gangguan tidak lebih baik diterangkan oleh suatu gangguan
mood dengan cirri psikotik, gangguan skizoafektif atau skizofrenia dan
bukan karena efek fisiologis langsung dari suatu zat atau kondisi umum
medis
Sebutkan jika:
Dengan stressor nyata: jika gejala terjadi segera setelah dan tampak
sebagai respon dari suatu kejadian yang, sendirian atau bersama sama,
akan menimbulkan stress yang cukup besar bagi hamper setiap orang
dalam keadaan yang sama dalam kultur orang tersebut
Tanpa stressor nyata: jika gejala psikotik tidak terjadi segera
setelah atau tampak bukan sebagai respon terhadap kejadian yang
sendirian atau bersama sama akan menimbulkan stress yang cukup besar
bagi hamper setiap orang dalam keadaan yang sama dalam kultur orang
tersebut.
Dengan onset pasca persalinan: jika onset dalam waktu empat
minggu setelah persalinan.
Stresos Pencetus
Contoh yang paling jelas dari stresos pencetus adalah peristiwa kehidupan yang besar
yang dapat menyebabkan kemarahan emosional yang bermakna pada tiap orang. Peristiwa
tersebut adalah kematian anggota keluarga dekat dan kecelakaan kendaraan yang berat. Beberapa
klinis berpendapat bahwa keparahan peristiwa harus dipertimbangkan didalam hubungan dengan
4
-
7/30/2019 Paper Psikotik Akut Print
5/26
kehidupan pasien. Walaupun pandangan tersebut adalah beralasan, tetapi mungkin memperluas
definisi stressor pencetus dengan memasukkan peristiwa yang tidak berhubungan dengan episode
psikotik. Klinisi lain berpendapat bahwa stressor mungkin merupakan urutan peristiwa yang
menimbulkan stress sedang, bukannya peristiwa tunggal yang menimbulakan stress dengan jelas.
Tetapi penjumlahan derajat stress yang disebabkan oleh urutan peristiwa memerlukan suatu
derajat pertimbangan klinis yang hampir tidak mungkin.
Diagnosis Banding
Klinis tidak boleh menganggap bahwa diagnosis yang tepat untuk pasien yang psikotik
singkat adalah gangguan psikotik singkat,bahkan jika factor psikosocial pencetus yang jelas
ditemukan. Factor tersebut dapat semata-mata terjadi bersama-sama. Diagnosis lain yang
dipertimbangkan didalam diagnosis banding adalah gangguan buatan dengan tanda dan gejala
psikologis yang menonjol, berpura-pura, gangguan psikotik karena kondisi medis umum, dan
gangguan psikotik akibat zat. Seorang pasien mungkin tidak mau mengakui penggunaan zat
gelap, dengan demikian membuat pemeriksaan intoksikasi zat atau putus zat sulit tanpa
menggunakan tes laboratorium. Pasien dengan epilepsy atau delirium dapat juga datang dengan
gejala psikotik yang dengan ditemukan pada gangguan psikotik singkat. Gangguan psikiatrik
tambahan yang harus dipertimbangkan didalam diagnosis banding adalah gangguan identitas
disosiatif dan episode psikotik yang disertai dengan gangguan kepribadian ambang dan
skizotipal.
Perjalanan Penyakit dan Prognosis
Menurut definisinya, perjalanan penyakit gangguan psikotik singkat adalah kurang dari
satu bulan. Namun demikian, perkembangan gangguan psikiatrik bermakna tertentu dapat
menyatakan suatu kerentanan mental pada pasien. Sejumlah pasien dengan persentasi yang tidak
diketahui yang pertama kali di klasifikasikan menderita gangguan psikotik singkat selanjutnya
menunjukkan sindroma psikiatrik kronis, seperti skizofrenia dan gangguan mood. Tetapi, pada
umumnya pasien dengan gangguan psikotik singkat memiliki prognosis yang baik, dan penelitian
5
-
7/30/2019 Paper Psikotik Akut Print
6/26
di eropa telah menyatakan bahwa 50 sampai 80 persen dari semua pasien tidak memilki masalah
psikiatrik berat lebih lanjut.
Lamanya gejala akut dan residual sering kali hanya beberapa hari. Kadang-kadang, gejala
depresif mengikuti resolusi gejala psikotik. Bunuh diri adalah suatu keprihatinan pada fase
psikotik maupun fase depresif pascapsikotik. Sejumlah indikator telah dihubungkan dengan
prognosis yang baik. Pasien dengan cirri-ciri tersebut kecil kemungkinannya kemudian akan
menderita skizofrenia atau suatu gangguan mood,
Cirri prognosis yang baik untuk gangguan psikotik singkat
Penyesuaian premorbid yang baik sedikit trait schizoid pramorbid stressor
pencetus yang berat onset gejala mendadak gejala afektif. Konfusi selama psikosis
sedikit penumpulan afektif gejala singkat tidak ada saudara yang skizofrenik
PSIKOTIK/PSYCHOTIC
Psikotik adalah gangguan jiwa yang ditandai dengan ketidak mampuan individu menilai
kenyataan yang terjadi, misalnya terdapat halusinasi, waham atau perilaku kacau/aneh.
Psikotik yang dibahas pada modul ini yaitu psikotik akut dan kronik.
Gangguan Psikotik Akut
Gambaran utama perilaku:
Perilaku yang diperlihatkan oleh pasien yaitu :
Mendengar suara-suara yang tidak ada sumbernya
Keyakinan atau ketakutan yang aneh/tidak masuk akal
Kebingungan atau disorientasi
Perubahan perilaku; menjadi aneh atau menakutkan seperti menyendiri,
kecurigaan berlebihan, mengancam diri sendiri, orang lain atau lingkungan, bicara dan
tertawa serta marah-marah atau memukul tanpa alasa2. Pedoman diagnostik
Untuk menegakkan diagnosis gejala pasti gangguan psikotik akut adalah sebagai
berikut :6
-
7/30/2019 Paper Psikotik Akut Print
7/26
Halusinasi (persepsi indera yang salah atau yang dibayangkan : misalnya,
mendengar suara yang tak ada sumbernya atau melihat sesuatu yang tidak ada bendanya)
Waham (ide yang dipegang teguh yang nyata salah dan tidak dapat diterima oleh
kelompok sosial pasien, misalnya pasien percaya bahwa mereka diracuni oleh tetangga,
menerima pesan dari televisi, atau merasa diamati/diawasi oleh orang lain)
Agitasi atau perilaku aneh (bizar)
Pembicaraan aneh atau kacau (disorganisasi)
Keadaan emosional yang labil dan ekstrim (iritabel)
Diagnosis banding
Selain diagnosis pasti, ada diagnosis banding untuk psikotik akut ini karena dimungkinkan
adanya gangguan fisik yang bisa menimbulkan gejala psikotik.
Epilepsi
Intoksikasi atau putus zat karena obat atau alkohol
Febris karena infeksi
Demensia dan delirium atau keduanya
Jika gejala psikotik berulang atau kronik, kemungkinan skizofrenia dan gangguan
psikotik kronik lain
Jika terlihat gejala mania (suasana perasaan meninggi, percepatan bicara atau
proses pikir, harga diri berlebihan), pasien mungkin sedang mengalami suatu episode maniak
Jika suasana perasaan menurun atau sedih, pasien mungkin sedang mengalami
depresi
Penatalaksanaan
Pertama, saudara harus dapat memberikan informasi kepada pasien dan keluarga tentang
psikotik akut berikut hak dan kewajibannya
Informasi yang perlu untuk pasien dan keluarga
Untuk lebih memahami dan memperjelas isi dan metode pemberian informasi yang akan
disampaikan saudara dapat dibaca lebih lengkap pada modul VI B tentang asuhan
keperawatan pasien halusinasi, waham, isolasi sosial. Beberapa informasi yang perlu
disampaikan pada pasien dan keluarga antara lain tentang :
7
-
7/30/2019 Paper Psikotik Akut Print
8/26
Episode akut sering mempunyai prognosis yang baik, tetapi lama perjalanan
penyakit sukar diramalkan hanya dengan melihat dari satu episode akut saja
Agitasi yang membahayakan pasien, keluarga atau masyarakat, memerlukan
hospitalisasi atau pengawasan ketat di suatu tempat yang aman. Jika pasien menolak
pengobatan, mungkin diperlukan tindakan dengan bantuan perawat kesehatan jiwa
masyarakat dan perangkat desa serta keamanan setempat
Menjaga keamanan pasien dan individu yang merawatnya:
1. Keluarga atau teman harus mendampingi pasien
2. Kebutuhan dasar pasien terpenuhi (misalnya, makan, minum, eliminasi dan
kebersihan)
3. Hati-hati agar pasien tidak mengalami cedera
Konseling pasien dan keluarga
1. Bantu keluarga mengenal aspek hukum yang berkaitan dengan pengobatan psikiatrik
antara lain : hak pasien, kewajiban dan tanggung jawab keluarga dalam pengobatan
pasien
2. Dampingi pasien dan keluarga untuk mengurangi stress dan kontak dengan stresor
3. Motivasi pasien agar melakukan aktivitas sehari-hari setelah gejala membaik
Pengobatan
Program pengobatan untuk psikotik akut :
1. Berikan obat antipsikotik untuk mengurangi gejala psikotik :
Haloperidol 2-5 mg, 1 sampai 3 kali sehari, atau
Chlorpromazine 100-200 mg, 1 sampai 3 kali sehari
Dosis harus diberikan serendah mungkin untuk mengurangi efek samping, walaupun
beberapa pasien mungkin memerlukan dosis yang lebih tinggi
(2). Obat antiansietas juga bisa digunakan bersama dengan neuroleptika untuk
mengendalikan agitasi akut (misalnya: lorazepam 1-2 mg, 1 sampai 3 kali sehari)
(3). Lanjutkan obat antipsikotik selama sekurang-kurangnya 3 bulan sesudah gejala hilang.
Apabila saudara menemukan pasien gangguan jiwa di rumah dengan perilaku di bawah ini,
8
-
7/30/2019 Paper Psikotik Akut Print
9/26
lakukan kolaborasi dengan tim untuk mengatasinya.
Kekakuan otot (Distonia atau spasme akut), bisa ditanggulangi dengan suntikan
benzodiazepine atau obat antiparkinson
Kegelisahan motorik berat (Akatisia), bisa ditanggulangi dengan pengurangan dosis terapi
atau pemberian beta-bloker
Gejala parkinson (tremor/gemetar, akinesia), bisa ditanggulangi dengan obat antiparkinson
oral (misalnya, trihexyphenidil 2 mg 3 kali sehari)
5). Rujukan
Tindakan rujukan diperlukan bila terjadi kondisi-kondisi yang tidak dapat diatasi melalui
tindakan yang sudah dilakukan sebelumnya khususnya pada :
Kasus baru gangguan psikotik
Kasus dengan efek samping motorik yang berat atau timbulnya demam, kekakuan,
hipertensi, hentikan obat antipsikotik lalu rujuk
BAB II
STATUS PASIEN
1. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. A
Umur : 45 tahun
Tanggal lahir : 28 Oktober 1970
9
-
7/30/2019 Paper Psikotik Akut Print
10/26
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : Tamat S1 jurusan Administrasi bisnis komunikasi
Status : Menikah, Memiliki 2 orang anak
Alamat : sumber rejo, Jawa Timur
Pekerjaan : Staff perusahaan swasta
Tanggal masuk RS : 6 April 2012
2. RIWAYAT PSIKIATRI
A. Keluhan Utama
Pasien dibawa ke Rumah Sakit karena sering melihat mayat dan didalam hatinya
menyuruh untuk mati
B. Keluhan Tambahan
Dalam 2 minggu ini pasien sering tidak masuk kerja dan selalu memegangi tangan
istrinya jika takut
C. Riwayat Gangguan sekarang
Sekitar 1 bulan ini pasien sering menjadi pendiam dan ketakutan sendiri. Pasien
sering tidak bisa tidur dan sering berbicara sendiri. Sejak 2 minggu inin pasien tidak
pernah masuk bekerja.
D. Riwayat Gangguan Sebelumnya
a. Riwayat Gangguan Psikiatri
Pasien belum pernah mengalami gejala seperti ini sebelumnya, maupun riwayat
pengobatan psikiatri sebelumnya.
10
-
7/30/2019 Paper Psikotik Akut Print
11/26
b. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif
Penggunaan obat-obatan dan psikotropika disangkal pasien. Pasien juga tidak
merokok dan minum alkohol.
c. Riwayat Medis
Riwayat trauma kepala (-), penyakit saraf (-), riwayat kejang (-), epilepsy (-),
tumor otak (-), riwayat nyeri kepala (-).
3. RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI
A. Masa Prenatal dan Perinatal
Pasien lahir secara normal dan cukup bulan ditolong oleh bidan di Rumah Sakit,
B. Masa Kanak-Kanak (0-3 tahun)
Menurut orang tuanya tumbuh kembang pasien berjalan normal sesuai usia.
C. Masa Pertengahan (3-11 tahun)
Pasien tumbuh dan berkembang normal sesuai dengan usianya. Pasien adalah anak
yang penurut dan pendiam pada masa kanak-kanak. Jarang bermain keluar dengan
teman-teman sebayanya karena pasien lebih suka untuk berada dirumah untuk belajar
dan membaca buku. Hubungan dengan orang tua dan adik-adiknya cukup baik.
D. Masa Kanak Akhir dan Remaja
Selama masa remaja, pasien merupakan pelajar yang rajin tetapi cenderung lebih
pendiam dari teman-teman sebayanya. Pasien pernah masuk dalam kegiatan OSIS
dan pramuka di sekolahnya. Pasien jarang bergaul dengan teman-teman sebayanya
karena lebih sering berada dirumah. Pasien mengaku sehabis pulang sekolah sering
membantu ibu dan kakanya yang bekerja sebagai petani.
E. Masa Dewasa
11
-
7/30/2019 Paper Psikotik Akut Print
12/26
a. Riwayat Pendidikan
Pasien bersekolah di SDN daerah Lawang, melanjutkan SMP di daerah nganjuk,
dan melanjutkan ke SMEA Negeri di Malang atas keinginan sendiri. Setelah
pasien menjadi tentara pasien dikirim untuk melanjutkan ke jenjang sarjana dan
mengambil jurusan administrasi bisnis komunikasi.
b. Agama
Pasien dibesarkan dalam lingkungan agama Islam. Ayah dan ibu pasien bukan
termasuk penganut islam yang taat, mereka jarang sholat dan tidak menjalankan
ibadah puasa. Pasien banyak belajar tentang agama islam dari orang-orang di
mesjid yang kebetulan dekat dengan rumah pasien. Pasien taat dalam
menjalankan ajaran agama, misalnya dengan selalu teratur sholat dan
menjalankan puasa baik puasa wajib maupun puasa yang tidak wajib. Pasien juga
menolak untuk berpacaran sebelum menikah
c. Riwayat Pelanggaran Hukum
Pasien tidak pernah melakukan tindakan pelanggaran hokum maupun berurusan
dengan pihak berwajib.
d. Aktivitas Sosial
Pasien termasuk seorang yang suka bersosialisasi, ia sering menghadiri pengajian
di dekat rumahnya, terkadang ia mengikuti kerja bakti di lingkungannya. Bila
sedang tidak ada kegiatan, pasien memilih berdiam diri di rumah berkumpul
dengan anak istrinya.
e. Riwayat Keluarga
Pasien adalah anak ke tiga dari tiga saudara sekandung. Pasien memiliki seorang
kakak tiri dari pernikahan pertama ibunya. Pasien dekat dengan ayah dan ibunya,
12
-
7/30/2019 Paper Psikotik Akut Print
13/26
dan kakak laki-lakinya. Pasien tidak terlalu dekat dengan kakak perempuannya.
Orang tua pasien tidak pernah menghukum dengan keras anak-anaknya, jika
melakukan kesalahan, orang tua hanya menegur saja. Ayah dan ibu pasien
berpisah ketika pasien duduk di kelas 2 SD dan bercerai resmi pada saat pasien
kelas 4 SD. Setelah berpisah, hubungan ayah dengan anak-anaknya masih tetap
baik, meskipun ayahnya pindah tidak jauh dr tempat ibunya tetapi pasien dan
kakaknya masih sering bermain ke rumah ayahnya.
Keluarga pasien tidak pernah membedakan antara anak laki-laki dan anak
perempuannya, kedua orang tua memperlakukan anaknya sama saja. Jika ada
yang melakukan kesalahan, pasti akan ditegur.
Tidak ada anggota keluarga pasien lainnya yang mengalami gangguan jiwa.
Genogram Keluarga:
PEDIGREE (SILSILAH KELUARGA)
Keterangan :
: Laki-laki : Bercerai
: Wanita : Laki-laki, gangguan jiwa, pasien
13
-
7/30/2019 Paper Psikotik Akut Print
14/26
: Wanita meninggal
4. STATUS MENTAL ( Pemeriksaan dilakukan pada tanggal 6 April 2012)
A. Deskripsi Umum
a. Penampilan
Seorang laki-laki sesuai dengan usia, sedang di fiksasi di atas ranjang, mata
tertutup, badan berkeringat. Memakai baju kaos lengan pendek dan celana
panjang kain. Kadang-kadang tangan terlihat gemetar. Pasien menutup mata
sepanjang wawancara.
b. Sikap Terhadap Pemeriksa
Pasien kurang kooperatif dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh
pemeriksa.
B. Mood dan Afek
a. Mood : tumpul
b. Afek : tumpul
C. Bicara
Kurang spontan, tidak lancar, hanya menjawab pertanyaan dengan kalimat singkat,
berulang kali mengatakan mau mati saja. Volume kecil, intonasi kurang jelas. Pasien
jg berulang kali mengatakan jangan tinggalkan saya
D. Gangguan Persepsi
Halusinasi auditorik (+) menyuruh pasien untuk mati saja.
Halusinasi visual (+) pasien melihat seperti ada bayangan.
E. Pikiran
14
-
7/30/2019 Paper Psikotik Akut Print
15/26
a. Arus pikira : Asosiasi longgar
b. Isi pikiran : ptm(-) waham (-)
c. Bentuk pikiran : non reslistik
F. Kesadaran dan Kognitif
a. Taraf Kesadaran
Kesadaran pasien kompos mentis
b. Orientasi
Waktu : menurun, pasien tidak mengetahui hari, tanggal dan tahun saat
diwawancara.
Tempat : menurun, pasien tidak mengetahui bahwa ia berada di ruang
periksa dokter
Orang : baik, pasien dapat mengenali dokter pemeriksa dan
Keluarga
c. Daya Ingat
Amnesia (-)
d. Konsentrasi dan Perhatian
Baik, pasien tidak melakukan kesalahan saat melakukan pengurangn 100-7
kemudian hasilnya dikurang tujuh lagi dan seterusnya. Pasien juga dapat mengeja
kata dunia dengan baik dan dapat
e. Kemampuan Membaca dan Menulis
Baik, pasien dapat membaca tulisan dan dapat menuliskan namanya sendiri dan
nama anak pasien.
15
-
7/30/2019 Paper Psikotik Akut Print
16/26
f. Kemampuan Visuospasial
Baik, pasien dapat menggambarkan jam seperti yang diminta pemeriksa, serta
dapat memperlihatkan arah jarum panjang dan jarum pendek dengan baik.
g. Intelegensi dan Kemampuan Informasi
Baik, pasien dapat menjawab pertanyaan Rp 1.000,00 dikurangi Rp 250,00.
Pasien juga dapat menyebutkan nama Presiden RI dan wakil presiden RI yang
pertama.
G. Kemampuan Mengendalikan Impuls
Saat wawancara, kemampuan pengendalian impuls buruk. Perilaku pasien selama
wawancara terlihat tidak terkendali, pasien beberapa kali mencoba berdiri dan
memberontak.
H. Daya Nilai dan Tilikan
a. Daya Nilai Sosial
Baik, pasien bersikap sopan terhadap dokter
b. Penilaian Realita
Terganggu
c. Tilikan
Derajat 1. Penyangkalan penyakit sama sekali
5. PEMERIKSAAN DIAGNOSIS LEBIH LANJUT
Pemeriksaan dilakukan pada tanggal 4 April 2012
A. Status Internis
Keadaan umum : baik
Kesadaran : compos mentis
16
-
7/30/2019 Paper Psikotik Akut Print
17/26
Tekanan darah : 130/80 mmHg
Frekuansi nadi : 80x/menit
Frekuensi napas : 20x/menit
Suhu : 36,7oC
Mata : Konjungtiva tidak anemic, sclera tidak ikterik
THT : dalam batas normal
Thoraks : dalam batas normal
Abdomen : datar, bising usus normal
Ekstremitas : akral hangat, tidak ada edema
B. Status Neurologis
Tanda rangsang meningeal : negative
Tanda efek ekstrapiramidal : tidak ada
Motorik : baik
Sensorik : baik
6. EVALUASI MULTIAKSIAL
Aksis I : F23 .0 Psikotik Akut
Aksis II : Ciri kepribadian anankastik
Aksis III : Tidak ada diagnosis
Aksis IV : Masalah istri yang beru melahirkan anak perempuan
Aksis V : GAF saat masuk rumah sakit: 50-41
GAF 1 tahun : 80-90
7. PROGNOSIS
17
-
7/30/2019 Paper Psikotik Akut Print
18/26
dubia ad bonam
8. TERAPI
A. Psikofarmaka
Resperidone 2 x 2 mg
B. Psikoterapi
1. Memberikan informasi dan edukasi kepada pasien mengenai penyakitnya,
pengobatan , serta hal-hal yang dapat mencegah dan mencetuskan penyakit pasien
sehingga dapat memperpanjang remisi dan mencegah kekambuhan.
2. Memberikan informasi dan edukasi kepada pasien mengenai pentingnya
minum obat secara teratur, adanya efek samping yang bisa timbul dari pengobatan
ini, dan pengaturan dosis harus berdasarkan rekomendasi dokter.
3. Memberikan psikoterapi yang bersifat supportif pada pasien mengenai
kondisi penyakitnya, menggali dan memotivasi potensi dan kemampuan yang ada
pada diri pasien, dan kemampuan mengatasi masalah.
9. Resep
18
dr. A
SIP : 207 121 0032
Praktek/ Rumah :
Hari Praktek :
Perum Joyo Grand JJ 15 Senin- Jumat
Malang
Pagi 07.00-09.00 WIB
081909000056
Sore 16.00-20.00 WIB
Malang, 6 April 2012
R/ Resperidone Tab mg 2 No:XXX
S 2 dd Tab 1 m et v
Pro : Tn. A
Umur :45 tahun
Alamat : Malang
-
7/30/2019 Paper Psikotik Akut Print
19/26
BAB III
PEMBAHASAN
A. RESPERIDONE
KOMPOSISI
RISPERIDONE 1 mg
Tiap tablet salut selaput mengandung:
Risperidone 1 mg
RISPERIDONE 2 mg
Tiap tablet salut selaput mengandung:
Risperidone 2 mg
RISPERIDONE 3 mg
Tiap tablet salut selaput mengandung:
Risperidone 3 mg
19
-
7/30/2019 Paper Psikotik Akut Print
20/26
FARMAKOLOGI
Cara kerja obat
Risperidone termasuk antipsikotik turunan benzisoxazole.Risperidone merupakan antagonismonoaminergik selektif dengan afinitas tinggi terhadap reseptor serotonergik 5-HT2 dan
dopaminergik D2.Risperidoneberikatan dengan reseptor 1-adrenergik. Risperione tidak
memiliki afinitas terhadap reseptor kolinergik.
Meskipun risperidone merupakan antagonis D2 kuat, dimana dapat memperbaiki gejala positif
skizofrenia, hal tersebut menyebabkan berkurangnya depresi aktivitas motorik dan induksi
katalepsi dibanding neuroleptik klasik. Antagonisme serotonin dan dopamin sentral yang
seimbang dapat mengurangi kecenderungan timbulnya efek samping ekstrapiramidal, dia
memperluas aktivitas terapeutik terhadap gejala negatif dan afektif dari skizofrenia.
Farmakokinetik
Risperidone diabsorpsi sempurna setelah pemberian oral, konsentrasi plasma puncak dicapai
setelah 1-2 jam. Absorpsi risperidone tidak dipengaruhi oleh makanan. Hidroksilasi merupakan
jalur metabolisme terpenting yang mengubah risperidone menjadi 9-hidroxyl-risperidone yang
aktif.
Waktu paruh eliminasi dari fraksi antipsikotik yang aktif adalah 24 jam. Studi risperidone dosis
tunggal menunjukkan konsentrasi zat aktif dalam plasma yang lebih tinggi dan eliminasi yang
lebih lambat pada lanjut usia dan pada pasien dengan gangguan ginjal. Konsentrasi plasma tetap
normal pada pasien dengan gangguan fungsi hati.
INDIKASI
Terapi pada skizofrenia akut dan kronik serta pada kondisi psikosis yang lain, dengan gejala-
gejala tambahan (seperti; halusinasi, delusi, gangguan pola pikir, kecurigaan dan rasa
permusuhan) dan atau dengan gejala-gejala negatif yang terlihat nyata (seperti; blunted affect,
20
-
7/30/2019 Paper Psikotik Akut Print
21/26
menarik diri dari lingkungan sosial dan emosional, sulit berbicara). Juga mengurangi gejala
afektif (seperti; depresi, perasaan bersalah dan cemas) yang berhubungan dengan skizofrenia.
KONTRAINDIKASI
Hipersensitif terhadap risperidone.
DOSIS
Dosis umum
Hari ke-1 : 2 mg/hari, 1-2 x sehari
Hari ke-2 : 4 mg/hari, 1-2 x sehari (titrasi lebih rendah dilakukan pada beberapa pasien)
Hari ke-3 : 6 mg/hari, 1-2 x sehari
Dosis umum 4-8 mg per hari
Dosis di atas 10 mg/hari tidak lebih efektif dari dosis yang lebih rendah dan bahkan mungkin
dapat meningkatkan gejala ekstrapiramidal. Dosis di atas 10 mg/hari dapat digunakan hanya
pada pasien tertentu dimana manfaat yang diperoleh lebih besar dibanding dengan risikonya.Dosis di atas 16 mg/hari belum dievaluasi keamanannya sehingga tidak boleh digunakan.
Penggunaan pada penderita geriatrik, juga penderita gangguan fungsi ginjal dan hati:
Dosis awal: 0,5 mg, 2 x sehari
Dosis dapat disesuaikan secara individual dengan penambahan 0,5 mg, 2 x sehari (hingga
mencapai 1-2 mg, 2 x sehari)
Penggunaan pada anak:
Pengalaman penggunaan pada anak-anak usia di bawah 15 tahun belum cukup.
21
-
7/30/2019 Paper Psikotik Akut Print
22/26
PERINGATAN DAN PERHATIAN
Anak-anak usia < 15 tahun tidak dianjurkan.
Dapat menyebabkan hipotensi ortostatik, terutama pada pemberian awal.Risperidone
diberikan secara hati-hati pada penderita kardiovaskular. Pengurangan dosis harus
dipertimbangkan bila terjadi hipotensi.
Penggunaan dosis di atas 5 mg, 2x sehari tidak lebih efektif dari dosis yang lebih rendah
dan bahkan mungkin dapat meningkatkan gejala ekstrapiramidal. Jangan melebihi dosis
yang dianjurkan. Bila diperlukan efek sedasi yang lebih, pemberian obat seperti
benzodiazepin lebih baik dibanding menaikkan dosis risperidone.
Obat antagonis reseptor dopamin berhubungan dengan induksi tardive dyskinesia,
ditandai dengan pergerakan berulang yang tidak terkendali, terutama pada lidah dan/atauwajah. Dilaporkan bahwa munculnya gejala ekstrapiramidal merupakan faktor risiko
terjadinya tardive dyskinesia. Jika tanda dan gejala tardive dyskinesia muncul,
pertimbangkan untuk menghentikan penggunaan semua obat antipsikotik.
Pemberian risperidonepada pasien Parkinson secara teori dapat menyebabkan penyakit
memburuk.
Hati-hati penggunaan pada pasien epilepsi.
Pasien diberitahu bahwa berat badannya dapat meningkat.
Risperidone dapat mengganggu aktivitas yang memerlukan konsentrasi mental, pasien
disarankan tidak menyetir atau menjalankan mesin hingga diketahui kerentanan
individualnya.
Pemberian pada wanita hamil dan menyusui jika keuntungannya lebih besar dari risiko.
Penggunaan risperidone dapat menimbulkanNeuroleptic Malignant Syndrome (NMS)
yang manifestasi klinisnya adalah: Hiperpireksia, rigiditas otot, perubahan status mental
dan gangguan denyut nadi, tekanan darah, aritmia, takikardia dan diaforesis. Manifestasi
lainnya dapat berupa: peningkatan kreatinin fosfatase, mioglobinemia, serta gagal ginjal
akut. Bila timbul gejala NMS, hentikan segera penggunaan.
Penggunaan risperidonejuga dapat menimbulkan hiperprolaktinemia (karena risperidone
dapat meningkatkan kadar prolaktin sehingga kemungkinan efek karsinogenitasnya
meningkat).
22
-
7/30/2019 Paper Psikotik Akut Print
23/26
Penggunaan risperidonepada penderita geriatrik serta penderita gangguan fungsi hati dan
ginjal: Dosis awal dan dosis tambahan perlu dikurangi sampai separuh dosis normal.
EFEK SAMPING
Yang umum terjadi: insomnia, agitasi, rasa cemas, sakit kepala.
Efek samping lain: somnolen, kelelahan, pusing, konsentrasi terganggu, konstipasi,
dispepsia, mual/muntah, nyeri abdominal, gangguan penglihatan, priapismus, disfungsi
ereksi, disfungsi ejakulasi, disfungsi orgasme, inkontinensia urin, rinitis, ruam dan reaksi
alergi lain.
Beberapa kasus gejala ekstrapiramidal mungkin terjadi (namun insiden dan keparahannya
jauh lebih ringan bila dibandingkan dengan haloperidol), seperti: tremor, rigiditas,
hipersalivasi, bradikinesia, akathisia, distonia akut. Jika bersifat akut, gejala ini biasanya
ringan dan akan hilang dengan pengurangan dosis dan/atau dengan pemberian obat
antiparkinson bila diperlukan.
Seperti neuroleptik lainnya, dapat terjadi neuroleptic malignant syndrome (namun
jarang), ditandai dengan hipertermia, rigiditas otot, ketidakstabilan otonom, kesadaran
berubah dan kenaikan kadar CPK, dilaporkan pernah terjadi. Bila hal ini terjadi,
penggunaan obat antipsikotik termasukrisperidone harus dihentikan.
Kadang-kadang terjadi orthostatic dizziness, hipotensi termasuk ortostatik, takikardia
termasuk takikardia reflek dan hipertensi.
Risperidone dapat menyebabkan kenaikan konsentrasi prolaktin plasma yang bersifat
dose-dependent, dapat berupagalactorrhoea, gynaecomastia, gangguan siklus menstruasi
dan amenorrhoea.
Kenaikan berat badan, edema dan peningkatan kadar enzim hati kadang-kadang terjadi.
Sedikit penurunan jumlah neutrofil dan trombosit pernah terjadi.
Pernah dilaporkan namun jarang terjadi, pada pasien skizofrenik: intoksikasi air dengan
hiponatraemia, disebabkan oleh polidipsia atau sindrom gangguan sekresi hormon
antidiuretik (ADH); tardive dyskinesia, tidak teraturnya suhu tubuh dan terjadinya
serangan.
INTERAKSI OBAT
23
-
7/30/2019 Paper Psikotik Akut Print
24/26
Hati-hati pada penggunaan kombinasi dengan obat-obat yang bekerja pada SSP dan
alkohol.
Risperidone mempunyai efek antagonis dengan levodopa atau agonis dopamin lainnya.
Karbamazepin dapat menurunkan kadar plasma risperidone.
Clozapine dapat menurunkan bersihan risperidone.
Fluoksetin dapat meningkatkan konsentrasi plasma dari fraksi antipsikotik (risperidone
dan 9-hydroxy-risperidone) dengan meningkatkan konsentrasi risperidone.
KEMASAN
RISPERIDONE 1 mg : Kotak, 5 blister @ 10 tablet salut selaput,
No. Reg: GKL0505038917A1
RISPERIDONE 2 mg : Kotak, 5 blister @ 10 tablet salut selaput,
No. Reg: GKL0505038917B1
RISPERIDONE 3 mg : Kotak, 5 blister @ 10 tablet salut selaput,
24
-
7/30/2019 Paper Psikotik Akut Print
25/26
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Psikotik adalah gangguan jiwa yang ditandai dengan ketidak mampuan individu menilai
kenyataan yang terjadi, misalnya terdapat halusinasi, waham atau perilaku kacau/aneh.
Psikotik yang dibahas pada modul ini yaitu psikotik akut dan kronik.
Gambaran utama perilaku:
Perilaku yang diperlihatkan oleh pasien yaitu :
Mendengar suara-suara yang tidak ada sumbernya
Keyakinan atau ketakutan yang aneh/tidak masuk akal
Kebingungan atau disorientasi
Perubahan perilaku; menjadi aneh atau menakutkan seperti menyendiri,
kecurigaan berlebihan, mengancam diri sendiri, orang lain atau lingkungan,
bicara dan tertawa serta marah-marah atau memukul tanpa alasa2. Pedoman
diagnostic
B. Saran
1. Bantu keluarga mengenal aspek hukum yang berkaitan dengan pengobatan
psikiatrik antara lain : hak pasien, kewajiban dan tanggung jawab keluarga dalam
pengobatan pasien
2. Dampingi pasien dan keluarga untuk mengurangi stress dan kontak dengan
stressor
3. Motivasi pasien agar melakukan aktivitas sehari-hari setelah gejala membaik
25
-
7/30/2019 Paper Psikotik Akut Print
26/26
DAFTAR PUSTAKA
American Psychiatric Association.1994.Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders.4th ed. Washington, DC.
Charney DS, Nestler EJ. 2004.Neurobiology of Mental Illness . 2nd Oxford University Press, Inc.
New York.
Departemen Kesehatan R.I. 1993.Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di
Indonesia (PPDGJ). Edisi ke III. Jakarta
Ganong, WF. 1995.Review of Medical Physiology . 17 ed., Appleton & Lange, Norwalk,
Connecticut. 251-261, 368-369.
Kandel ER, Schwartz JH, Jessell TM. 1991.Disorders of Thought: Schizophrenia,Principles ofNeural Science. Third ed., Appleton & Lange, Norwalk, Connecticut 853-866
Kasper S. 1999. Bridging the gap between psychopharmacology and clinical symptoms,
International Journal of Psychiatry in Clinical Practise 3 [suppl 2]: S17-S20.
Lieberman JA, 1999. Pathophysiologic Mechanisms in the Pathogenesis and Clinical Course of
Schizophrenia,J Clin; 60 (suppl 12): 9-12
McEwen BS.1999. Stress and hippocampal plasticity. Ann RevNeurosci.[abstract].22:105-122
Pinel, JPJ.1993.Biopsychology. 2nd ed. Allyn and Bacon. Boston. 226, 261
Sadock BJ, Sadock VA.2000.Comprehensive Textbook of Psychiatry, 7th ed, , Lippincott
Williams & Wilkins, A Wolters Kluwer Company.
Schwartz M, Silver H. 2000. Lymphocytes, autoantibodies and psychosis coincidence versus
etiological factor : an update. IsraelJournal of Psychiatry & Related Science.[abstract]. 37 ;
1 : 32-36.
26