paper mata

25
PAPER DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA FAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN NAMA : GEMBIRA IRA HUTAHAEAN NIM : 080100163 BAB 1 PENDAHULUAN Optic disc pit pertama kali ditemukan pada tahun 1882 sebagai penekanan abu-abu gelap pada bagian kepala nervus optikus. Namun, optic disc pit ini terkadang tampak berwarna putih atau kekuningan. Optic disc pit merupakan penyakit kongenital dimana terdapat lubang dari kepala nervus optikus yang disebabkan oleh malformasi selama proses embriogenesis dari mata. Optic pit merupakan kelainan yang terpenting karena memiliki hubungan dengan terjadinya makulopati atau yang sering disebut optic pit maculopathy. 1,2,3,4 Optic disc pit dapat bervariasi dalam ukuran. Optic disc pit dihubungkan dengan terjadinya abnormalitas nervus optikus yang meliputi ukuran kepala nervus optikus yang membesar, koloboma pada diskus optikus yang membesar dan koloboma pada retina. 3 Diskus optikus berasal dari optic cup, ketika vesikula optik mengalami invaginasi dan membentuk fisura embrional. Optic disc pit mungkin juga dapat berkembang dari kegagalan penutupan dari fisura embrional bagian superior. 1,2,5,6 Optic disc pit dapat terjadi pada pria dan wanita dengan perbandingan 1:1. Epidemiologi mengatakan bahwa optic disc pit ini dapat ditemukan 1 dari 10.000 mata. 2 Dan hampir 85% ditemukan unilateral dimana hanya pada satu 1

Upload: evelyne-theresia

Post on 26-Oct-2015

59 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

Paper

TRANSCRIPT

PAPERDEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATAFAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

NAMA : GEMBIRA IRA HUTAHAEANNIM : 080100163

BAB 1

PENDAHULUAN

Optic disc pit pertama kali ditemukan pada tahun 1882 sebagai penekanan

abu-abu gelap pada bagian kepala nervus optikus. Namun, optic disc pit ini

terkadang tampak berwarna putih atau kekuningan. Optic disc pit merupakan

penyakit kongenital dimana terdapat lubang dari kepala nervus optikus yang

disebabkan oleh malformasi selama proses embriogenesis dari mata. Optic pit

merupakan kelainan yang terpenting karena memiliki hubungan dengan terjadinya

makulopati atau yang sering disebut optic pit maculopathy.1,2,3,4

Optic disc pit dapat bervariasi dalam ukuran. Optic disc pit dihubungkan

dengan terjadinya abnormalitas nervus optikus yang meliputi ukuran kepala

nervus optikus yang membesar, koloboma pada diskus optikus yang membesar

dan koloboma pada retina.3 Diskus optikus berasal dari optic cup, ketika vesikula

optik mengalami invaginasi dan membentuk fisura embrional. Optic disc pit

mungkin juga dapat berkembang dari kegagalan penutupan dari fisura embrional

bagian superior. 1,2,5,6

Optic disc pit dapat terjadi pada pria dan wanita dengan perbandingan 1:1.

Epidemiologi mengatakan bahwa optic disc pit ini dapat ditemukan 1 dari 10.000

mata.2 Dan hampir 85% ditemukan unilateral dimana hanya pada satu mata saja

yang terkena.4 Sekitar 70% optic disc pit ditemukan pada daerah temporal dari

diskus optikus, 20% ditemukan pada daerah sentral dan sisanya dapat ditemukan

pada daerah superior, inferior, dan nasal dari diskus optikus.3 Sekitar 25-75 %

optic pit dapat berkembang menjadi suatu makulopati.6

Optic disc pit merupakan penyakit yang jarang dan biasanya tidak

menimbulkan gejala spesifik. Biasanya kelainan ini dijumpai ketika pasien

memeriksakan dirinya dengan keluhan penyakit mata lainnya.1 Namun, pada

keadaan yang parah dapat menimbulkan gejala-gejala karena terjadinya kelainan

pada makula (optic pit maculopathy). Optic pit maculopathy adalah suatu keadaan

dimana terjadi kelainan pada makula akibat adanya pit/lubang pada diskus

1

PAPERDEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATAFAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

NAMA : GEMBIRA IRA HUTAHAEANNIM : 080100163

optikus.4 Diagnosis pasien ini dengan menggunakan optalmoskop ataupun Optical

Coherence Tomography (OCT).2

Pasien dengan optic disc pit tidak membutuhkan terapi. Namun, pasien

harus melakukan kontrol rutin pada seorang oftalmolog untuk mencegah

hilangnya pengelihatan. Terapi hanya dilakukan apabila optik pit mengalami

perburukan ataupun terjadinya optic pit maculopathy. Prognosis penyakit ini

biasanya baik dan tidak menimbulakn sekuele.2,7

Meskipun biasanya optic disc pit merupakan penyakit yang jarang dan

hanya dapat diketahui secara pasti dengan optalmoskop ataupun Optical

Coherence Tomography (OCT) oleh oftalmolog ahli. Semoga melalui makalah ini

dapat membantu pembaca untuk mengerti sedikit banyak. Dan adapun pembuatan

makalah ini ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas Kepaniteraan Klinik

Senior di Departemen Ilmu Penyakit Mata di RSUP H Adam Malik Medan.

2

PAPERDEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATAFAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

NAMA : GEMBIRA IRA HUTAHAEANNIM : 080100163

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Embriologi Mata dan Anatomi Diskus Optikus

Mata terbentuk dari 3 lapisan primitif embrio, yaitu ectoderm yang terdiri

dari neural crest; neural ectoderm; dan mesoderm. Endoderm tidak berperan

dalam embriologi pembentukan mata. Jaringan ikat pada mata secara embriologi

berasal dari mesenkim. Dahulu, jaringan ikat dari mata dan adneksa dikatakan

berasal dari lapisan mesoderm, namun sekarang telah dibuktikan bahwa berasal

dari lapisan mesenkim yang dibentuk oleh cranial neural crest.5

Permukaan ectoderm berkembang menjadi lensa, kelenjar lacrimal, epitel

kornea, konjungtiva dan kelenjar adnexa dan lapisan epidermis dari kelopak mata.

Neural crest yang berasal dari dari ectoderm yang kemudian menjadi neural folds

yang bertanggung jawab dalam pembentukan keratosit kornea, endotel kornea,

stroma dari iris dan koroid, otot siliar, fibroblast sclera, vitreous dan lapisan

meningen dari nervus optikus.5

Neural ectoderm berkembang menjadi vesikel optikus dan optic cup yang

membentuk retina dan epitel pigmen retina, muskulus dilator dan sfingter dari iris,

serta serabut saraf optikus. Sedangkan mesoderm berkontribusi dalam

pembentukan otot ekstraokuli, orbita dan endotel vascular okuli.5

Tahap Vesikel Optik

Terbentuknya lempeng embrio merupakan tahap awal dari perkembangan

janin yang juga berperan dalam pembentukan struktur mata. Ketika janin berusia

2 minggu, sudut neural groove menebal yang berasal dari neural folds (lipatan

neural). Kemudian lipatan neural tersebut mengalami fusi membentuk sebuah

neural tube (terowongan), yang terbenam dibawah mesoderm dan melepaskan diri

dari lapisan epitel. Lokasi dari sulkus optikus di lipatan neural cephalic yang

bersebelahan dari neural groove. Pada saaat usia janin 4 minggu, sebelum bagian

anterior dari neural tube tertutup sempurna, neural ectoderm berkembang keluar

dan mengarah kepermukaan ectoderm dan membetuk vesikel optik.Vesikel optik

3

PAPERDEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATAFAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

NAMA : GEMBIRA IRA HUTAHAEANNIM : 080100163

dihubungkan dengan otak depan melalui tangkai optik. Pada tahap ini juga terjadi

penebalan permukaan ectoderm yang membentuk ujung dari vesikel optik.5

Tahap Mangkok Optik

Pada tahap ini vesikel optik mengalami invaginasi untuk menghasilkan

mangkok optik, dimana bagian dinding luar dari vesikel mendekati dinding

dalamnya. Invaginasi dari permukaan ventral dari tangkai optic dan vesikel optic

terjadi secara simultan dan membentuk suatu groove (sulkus) atau fisura dari

optic. Tepi-tepi dari mangkok optik berkembang diantara fisura optik. Pada saat

yang sama, lempeng lensa mengalami invaginasi membentuk magkok dan

kemudian membentuk lubang bulat yang disebut vesikel lensa. Pada usia 4

minggu, vesikel lensa membagi permukaan ectoderm dan batas dari mangkok

optik.5

Fisura optikus menjadi jalan dari pembuluh darah dari mesoderm untuk

memasuki tangkai optik dan membentuk sistema hyaloid dari ruang vitreous. Saat

invaginasi sempurna, fisura optik menyempit dan tertutup pada usia 6 minggu,

meninggalkan suatu rongga terbuka yang menetap pada anterior dari ujung

tangkai optik sebagai tempat lewatnya arteri hyaloid. Pada usia 4 bulan, arteri dan

vena dari arteri akan melalui rongga tersebut.5

Diskus Optikus

Komponen neural dari mata adalah retina dan nervus optikus. Retina

merupakan suatu membran yang tipis dan transparan dan tefiksasi pada optic disc

dan ora serrata. Optic disc adalah lokasi dimana nervus optikus meninggalkan

bagian belakang (fundus) bola mata. Ora serrata merupakan tepi anterior dari

retina. Retina tertahan ke bagian belakang dari bola mata oleh tekanan yang

diberikan oleh vitreous body. Pada bagian posterior dari titik tengah lensa, pada

aksis visual mata, terdapat sekelompok sel yang disebut macula lutea dengan

diameter kira-kira 3 mm. Pada bagian tengah dari macula lutea terdapat satu celah

kecil yang disebut fovea centralis, yang menghasilkan gambar/visual tertajam.

Sekitar 3 mm pada arah medial dari macula lutea terdapat optic disc. Serabut saraf

4

PAPERDEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATAFAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

NAMA : GEMBIRA IRA HUTAHAEANNIM : 080100163

dari seluruh bagian mata akan berkumpul pada titik ini dan keluar dari bola mata

membentuk nervus optikus. Bagian optic disc dari mata tidak mengandung sel-sel

reseptor sehingga dikenal juga sebagai titik buta (blind spot) pada lapangan

pandang setiap mata.8

Gambar 2.1. Perkembangan Embriologi Mata5

5

PAPERDEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATAFAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

NAMA : GEMBIRA IRA HUTAHAEANNIM : 080100163

Gambar 2.2. Diskus Optikus Normal9

2.2. Optic Pit Maculopathy

2.2.1. Definisi

Optic disc pit ini pertama kali ditemukan pada pasien wanita usia 62 tahun

pada tahun 1882.2,4 Optic disc pit adalah suatu kelainan kongenital dimana

terdapat defek yang terjadi karena kegagalan penutupan dari fisura optikus pada

saat embriogenesis.2 Optic pit maculopathy adalah optik pit dengan adanya serous

macular detachment, yang merupakan keadaan dimana terjadi perburukan dari

keadaan optik pit yang asimptomatik.4

2.2.2. Epidemiologi

Optic disc pit dapat terjadi pada pria dan wanita dengan perbandingan 1:1.

Epidemiologi mengatakan bahwa optic disc pit ini dapat ditemukan 1 dari 10.000

mata.2 Dan hampir 85% ditemukan unilateral dimana hanya pada satu mata saja

yang terkena. Sekitar 70% optic disc pit ditemukan pada daerah temporal dari

diskus optikus, 20% ditemukan pada daerah sentral dan sisanya dapat ditemukan

pada daerah superior, inferior, dan nasal dari diskus optikus.3 Optic pit

maculopathy dapat terjadi dari ½ sampai 2/3 kasus optik pit. Optic pit

maculopathy ditemukan pertama kali oleh Reis pada tahun 1908. Pada tahun

6

PAPERDEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATAFAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

NAMA : GEMBIRA IRA HUTAHAEANNIM : 080100163

1958, Petersen didapatkan bahwa didapati 24 kasus Optic pit maculopathy dari

123 pasien dengan optik pit.4

Gambar 2.3. Congenital Optic Pit yang terletak dilateral7

Gambar 2.4. Congenital Optic Pit yang terletak disentral7

7

PAPERDEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATAFAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

NAMA : GEMBIRA IRA HUTAHAEANNIM : 080100163

Gambar 2.5. Optic Disc Pit dengan pelepasan makula sebelah temporal4

2.2.3. Patofisiologi

Optic disc pit disebabkan karena adanya kegagalan penutupan dari sudut

superior fisura embriogenik. Optic disc pit merupakan penyakit asimptomatik jika

tidak ada perubahan sekunder pada makular. Optic disc pit biasanya membentuk

makulopati yang terdiri dari 2 lapis yaitu yang pertama celah dari lapisan retina

bagian dalam dan yang kedua pelepasan dari lapisan luar. Meskipun mekanisme

pasti optik pit menyebabkan pelepasan dari makular belum diketahui, beberapa

teori mengenai sumber dari cairan dan perubahan makula ada beberapa, yaitu:1,4,6

Cairan subretina

Masih belum pasti apakah cairan retina berasal dari kavum vitreous atau

dari ruang subarakhnoid atau rembesan dari pembuluh darah retina yang

terdapat pada diskus optik. Penelitian dengan menginjeksikan flourosen

intratekal dan analisis jaringan histologipun gagal membuktikan bahwa

optik pit berperan dalam menghubungkan ruang subarakhnoid dan

subretina. Tidak adanya tinta yang ditemukan pada pembuluh darah retina

8

PAPERDEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATAFAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

NAMA : GEMBIRA IRA HUTAHAEANNIM : 080100163

membuktikan bahwa cairan itu bukan berasal dari pembuluh darah retina.

Brown dan rekannya berpendapat mungkin ada hubungan antara vitreous

dan cairan submakula yang didasarkan pada model canine paa optik pit.

Dimana dengan menggunkan tinta India ditemukan ada hubungan langsung

antara vitreous, optik pit dan ruang subretina pada tiga anjing collie yang

menderita optik pit kongenital.1

Pemisahan dua lapisan

Lepasnya serous makula berhubungan dengan optik pit yang terjadi karena

adanya hubungan antara ruang subarakhnoid dan ruang subretina, yang

menyebabkan akumulasi cairan didalam makula. Lincoff dan rekannya

berpendapat bahwa hubungan optic pit tersebut terjadi secara langsung

dengan retina. Cairan berpindah ke retina, menyebabkan sebuah celah yang

memisahkan lapisan dalam dan luar yang menyebabkan pelepasan bagian

serous retina neurosensori. Pemeriksaan Optical Coherence Tomography

(OCT) dapat digunakan untuk mengkonfirmasi pemisahan ini.6

Penarikan dari vitreous

Penarikan dari vitreous merupakan faktor penting dari patogenesis optik pit

yang berhubungan dengan pelepasan makula. Penarikan, vitreomacular

atau vitreopapillary, memungkinkan lewatnya cairan memasuki retina

melalui optic pit.4

2.2.4. Manifestasi Klinis

Optik pit merupakan penyakit yang asimptomatis, sehingga biasanya

dengan tidak sengaja ditemukan apabila pasien memeriksakan matanya dengan

keluhan lain, misalnya pada saat pemeriksaan funduskopi. Biasanya optik pit

dapat menimbulkan gejala apabila terdapat edema, celah atau pelepasan serous.

Pasien dengan keterlibatan makula umumnya menunjukkan penurunan daripada

pengelihatan dibawah 20/70 pada mata yang mengalami optik pit. Dan 80%

mengalami kemunduran pengelihatan sampai 20/200 ataupun lebih buruk.

Disangkakan juga bahwa pasien memiliki bakat untuk berkembang menjadi

normal-tension glaucoma, meskipun gangguan lapang pandangan dapat

9

PAPERDEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATAFAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

NAMA : GEMBIRA IRA HUTAHAEANNIM : 080100163

disebabkan oleh optik pit namun lebih banyak disebabkan apabila terdapat

kelainan glaukoma. Pada optik pit dapat terjadi pelepasan dari serous makula

sekitar 45% pada usia yang paling banyak yaitu 30 tahun. Cairan retina

diperkirakan berasal dari vitreous yang berasal dari ruang subarakhnoid dan

perembesan dari pembuluh darah abnormal yang terdapat pada pit. Awalnya,

terjadi pemisahan karena adanya celah dari lapisan dalam retina yang

berhubungan dengan pit. Hal ini diikuti dengan terjadinya pelepasan lapisan luar

retina yang mungkin ada hubungannya dengan deposit cairan subretina.1,6,7,10,11

2.2.5. Diagnosis

Oftalmoskopi

Melalui oftalmoskop ini dapat melihat morfologi dari pit itu sendiri dan

perubahan dari makula. Pit secara kongenital bervariasi dalam ukuran,

bentuk, kedalaman, bahkan lokasi. Biasanya tampak kecil, hipopigmentasi,

abu-abu, berbentuk oval atau bulat membentuk suatu defek pada kepala

nervus optikus. Biasanya berukuran sekitar 500 µm dan dapat bilateral pada

10 – 15 % kasus. Optik pit sering terletak pada bagian temporal dari diskus

optikus, namun dapat juga central atau dimanapun sepanjang diskus

optikus. Optik pit disepanjang tepi dari diskus optikus banyak

menyebabkan lepasnya serous dari retina yang berhubungan dengan

penebalan atau lubang laminar retina, pembentukan kista. Pelepasan retina

biasanya dibatasi antara jalur vaskular superior dan inferior dan diskus

optikus, terkadang melewati isthmus cairan retina.1,9

Optical Coherence Tomography (OCT)

OCT biasanya menunjukkan adanya pemisahan karena adanya celah antara

lapisan dalam dan luar retina dan besarnya pelepasan dari retina.4,12

Pemeriksaan Lapang Pandangan

Optik pit dapat menyebabkan perubahan lapangan pandang, dimana dapat

disebabkan salah satu atau kedua hal berikut:1

10

PAPERDEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATAFAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

NAMA : GEMBIRA IRA HUTAHAEANNIM : 080100163

o Optik pit, khususnya ukuran yang besar dapat menggeser serabut

saraf optikus yang menyebabkan skotoma ataupun memperluas

daerah bintik buta.

o Berhubungan dengan pelepasan serous makula dapat menyebabkan

metamorfopsia atau pandangan kabur menunjukkan adanya

skotoma central.

Angiografi dengan Fluoresensi

Angiografi dengan fluoresensi biasanya tidak begitu signifikan dalam

mendiagnosis. Tidak dijumpai akumulasi zat pada daerah pelepasan serous,

meskipun mungkin terdapat hiperfluoresensi pada optik pit. Hal ini

meyakinkan bahwa traksi vitreopapilari pada area ini dapat menyebabkan

perembesan dari pembuluh darah diskus optikus.1

Pemeriksaan Elektrofisiologi

Pemeriksaan elektrofisiologi menggunakan elektroretinogram yang

menggambarkan buruknya dan rendahnya amplitudo dari gelombang yang

terbentuk. Yang mendukung adanya celah dan pelepasan serous. Pasien

dengan ERG yang buruk biasanya memiliki daya pengelihatan yang tidak

berubah meskipun telah direkonstruksi secara anatomi.1

2.2.6. Diagnosa Banding

Pemeriksaan fundus secara biomikroskop biasanya digunakan untuk

membedakan optik pit dengan berbagai kondisi berikut:

Optic disc coloboma

Optic disc coloboma merupakan kelainan kongenital yang

diturunkan. Biasanya unilateral atau bilateral. Pada kelainan ini diskus

tampak diskret, fokal, mengkilap, putih, terdapat eskavasi berbentuk

mangkok, terletak disentral inferior sehingga rim neuroretinal inferior tipis

atau tidak ada dan jaringan cakram yang normal terbatas pada irisan kecil

superior. Pada optic disc coloboma, diskus optikus membesar tetapi

vaskularisasi retinanya dalam batas normal.6 Gejala kelainan ini berupa

penurunan daya pengelihatan dan dapat juga menyebabkan normal-

11

PAPERDEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATAFAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

NAMA : GEMBIRA IRA HUTAHAEANNIM : 080100163

tension glaucoma. Biasanya sering disertai dengan kelainan lain berupa

mikroptalmus dan coloboma iris dan fundus. Pada kelainan ini dapat juga

terjadi serous retinal detachment pada makula.10

Morning glory disc anomaly

Morning glory disc anomaly merupakan anomali kongenital,

dimana terdapat diskus besar dengan eskavasi berbentuk corong karena

kerusakan annulus chorioretinal.6 Gejalanya berupa penurunan daya

pengelihatan yang berat. Kelainan ini juga dapat berkembang menjadi

serous retinal detachment sekitar 30%. Biasanya kelainan ini disertai

sindroma transsphenoidal enchepalocele dengan hipertelorisme,

labioskizis atau palatoskizis dan panhipopitutiarisme.11

Peripapillary staphyloma

Peripapillary staphyloma merupakan kelainan yang jarang,

biasanya unilateral, dimana terdapat eskavasi fundus yang dalam

mengelilingi diskus optikus. Ini terjadi karena penurunan struktur

penyokong papilari yang menyebabkan diferensiasi sklera yang tidak

komplit dari crest sel neural posterior pada usia gestasi lima bulan. Pada

kondisi ini diskus terlihat pada dasar defek yang mengalami eskavasi dan

dapat normal atau dengan daerah temporal yang pucat. Dinding batas dari

defek menunjukkan perubahan pigmentasi atropik, yaitu epitelium pigmen

retina dan koroid. Tidak seperti Morning glory disc anomaly, tidak ada

serabut glial sentral superior dari diskus, dan pola vascular retina tetap

normal, terpisah dari refleksi lesi kontur esensial. Gejalanya berupa

penurunan daya pengelihatan, namun dengan daya pengelihatan normal

juga ada. Mata yang mengalami defek dapat menjadi emetropi atau miopi

ringan, dan biasanya terdapat centrocecal scotoma.6

Megalopapilla

Megalopapilla disebut juga congenital macrodisc. Merupakan

sebuah kelainan dimana diskus optikus membesar secara abnormal dimana

terjadi kekurangan eskavasi inferior dari coloboma optic disc atau

bermacam-macam fitur anomali dari Morning glory disc anomaly. Terdiri

12

PAPERDEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATAFAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

NAMA : GEMBIRA IRA HUTAHAEANNIM : 080100163

dari 2 varian fenotip. Yang pertama, diskus optikus membesar dengan

diameter > 2,1 mm, bilateral, namun mempertahankan keadaan lain tetap

normal dan terdapat cup-disc ratio yang meningkat. Pada kasus ini, daya

pengelihatan normal, namun dapat terganggu sedikit. Dapat juga terjadi

gangguan lapang pandangan karena perluasan dari blind spot.6

2.2.7. Penatalaksanaan

Observasi

Pasien dengan optik pit namun tidak memberikan gejala membutuhkan

kontrol yang rutin untuk melihat apakah terdapat keterlibatan dari makula.

Penatalaksanaan optik pit berhubungan dengan keterlibatan makula karena

apabila makula terlibat dapat menyebabkan keadaan yang tidak baik.

Pasien tanpa gejala ini disarankan untuk kontrol setiap 3 bulan sekali.6,7

Dilakukan pemeriksaan mata yang menyeluruh termasuk evaluasi retina

dan lapang pandangan. Dan diharapkan hati-hati apabila terdapat tanda dan

gejala pandangan mata kabur ataupun metamorfopsia yang merupakan

komplikasi makula.1,2,10

Laser fotokoagulasi

Dilakukan laser pada daerah pelepasan serous retina dan diskus optikus.

Laser ini dilakukan untuk merusak lapisan serabut saraf, sehingga

menyebabkan jaringan skar yang diharapkan menghambat aliran cairan dari

optik pit ke celah kavum dalam dari retina dan ruang subretinal.1,2,4

Meskipun beberapa penelitian melaporkan perbaikan yang sukses dari

pelepasan serous pada mata dengan fotokoagulasi ini, namun tidak selalu

dapat mengoreksi daya pengelihatan apabila terjadi gangguan.6,7,10

Macular buckling

Dilaporkan tindakan ini merupakan pilihan apabila terjadi pelepasan serous

yang berhubungan dengan optik pit. Scleral buckling mengubah traksi

hyaloid posterior dari dalam keluar untuk memperbaiki makula.1

13

PAPERDEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATAFAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

NAMA : GEMBIRA IRA HUTAHAEANNIM : 080100163

Vitrektomi

Vitrektomi merupakan suatu tindakan dimana cairan yang terdapat dalam

badan vitreous dibuang dan diganti dengan silikon bening untuk

mendorong kembali bagian retina yang terpisah ke tempat perlekatannya

semula.1,4 Biasanya tindakan ini dilakukan apabila dengan fotokoagulasi

laser tidak berhasil. Dan tingkat keberhasilan vitrektomi ini sangat baik.6,7,10

2.2.8. Komplikasi

Apabila dilakukan kontrol dan pemeriksaan rutin untuk melihat keterlibatan

nervus optikus dan makula maka tidak memerlukan tindakan apapun dan tidak

menimbulkan komplikasi. Namun, apabila terjadi keterlibatan dari makula dan

saraf optikus maka akan timbul gejala pandangan mata kabur ataupun

metamorfopsia bahkan dapat menyebabkan kebutaan.2,7,13

2.2.9. Prognosis

Optik pit tanpa gejala mempunyai prognosis yang baik dan selalu tidak

menimbulkan gejala sisa. Masih belum jelas bagaimana optik pit dapat

menyebabkan pelepasan dari serous sehingga menimbulkan gejala. Sehingga

seorang oftalmolog harus melakukan kontrol rutin karena sering ditemukan tanpa

gejala (dilaporkan hampir 50% dari seluruh kasus secara retrospektif yang dipilih

secara bias). Penyembuhan makulopati yang disebabkan optik pit ini tergantung

pada kronisitas dari pelepasan tersebut dan kesuksesan dalam perbaikannya.2,7

BAB 3

14

PAPERDEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATAFAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

NAMA : GEMBIRA IRA HUTAHAEANNIM : 080100163

KESIMPULAN

Sebagai dokter umum, tidak ada batasan pasien yang datang pada kita.

Termasuk pasien dengan keluhan pada mata adalah salah satu pasien yang akan

dijumpai. Penyakit optic disc pit mungkin merupakan penyakit yang akan jarang

kita jumpai karena prevalensinya hanya 1:10.000 dan biasanya tidak menunjukkan

suatu keluhan. Namun, kita dapat berperan dalam mengobservasi ataupun

merujuk pasien tersebut apabila kita praktek di daerah terpencil.

Secara klinis biasanya optic disc pit hanya memberi gejala apabila sudah

terdapat perburukan pada makula berupa optic pit maculopathy yaitu berupa

penurunan daya pengelihatan ataupun gangguan lapangan pandang. Untuk

diagnosis secara pastinya biasanya menggunakan alat-alat yang mungkin ada di

pusat kesehatan ataupun pusat kesehatan mata. Sehingga biasanya kita langsung

merujuk pasien tersebut untuk sebuah penanganan.

Penanganan optic disc pit ini biasanya dimulai dari observasi saja apabila

belum menunjukkan gejala yang dilakukan sekali 3 bulan. Dan apabila ditemukan

perburukan berupa penurunan daya pengelihatan ataupun gangguan daya

pengelihatan, maka dapat dilakukan beberapa terapi seperti laser fotokoagulasi,

Macular buckling, dan vitrektomi yang dilakukan oleh seorang dokter ahli atau

seorang oftalmolog.

Komplikasi optic disc pit biasanya tidak ada apabila dilakukan kontrol dan

pemeriksaan rutin untuk melihat keterlibatan nervus optikus dan makula maka

tidak memerlukan tindakan apapun dan tidak menimbulkan komplikasi. Optic disc

pit tanpa gejala mempunyai prognosis yang baik dan selalu tidak menimbulkan

gejala sisa.

15

PAPERDEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATAFAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

NAMA : GEMBIRA IRA HUTAHAEANNIM : 080100163

DAFTAR PUSTAKA

1. Singh & Scott. 2013. Diagnosis and Management of Congenital Optic Pit.

American Academy of Ophtalmology. Available from:

http://www.aao.org/publications/eyenet/200610/pearls.cfm

2. Nezgoda, Joseph T. 2012. Optic Pits. EyeWiki. Available from:

http://eyewiki.aao.org/Optic_Pits

3. Wikipedia. 2013. Optic Disc Pit. Retrived from:

http://en.wikipedia.org/w/index.php/title:OpticDiscPit

4. Tittler, Ethan H. 2010. Optic Disc Pitting and Associated Serous Macular

Detachment. Available from:

http://www.retinalphysician.com/printarticle.aspx?articleID=104948

5. Paul R.E, Whitcher J.P. 2007. Vaughan & Asbury’s General

Ophtamology, 17th edition.McGraw-Hill Companies. P.39-40.

6. Brodsky, M. C. 2010. Pediatric Neuro-Ophtalmology: Congenital Optic

Disc Anomalies. Elseiver. P.59-89.

7. Myron Y, Jay S. 2009. Retina and Vitreous: Macular Disorder. Yanoff &

Duker Ophthalmology, 3nd edition. Philadelphia : Elsevier Inc. P.702-706.

8. Leitman, Mark W. 2007. Manual for Eye Examination and Diagnosis: The

Retina. Massachusset :Blackwell Publishing. P.109-113.

9. Olver, Jane; L. Cassidy. 2005. Ophthalmology at a glance: Posterior

Segment and Retina. Massachusset :Blackwell Publishing. P.28-29.

10. Jack J. 2007. Kanski Clinical Ophthalmology: A Systemtic Approach, 6 th

edition. Philadelphia :Elsevier Limited.P.83-90.

11. James C. Tsai et al. 2011. Oxford American Handbook of Ophthalmology.

New York :Oxford University Press Inc. P.535-536.

12. McHugh, Karen L. 2009. Optic Pit With Macular Detachment.Retina

Associates of Coral Springs, Coral Springs, Fla.

13. Skorin, Leonid. 1999. Optic disc pits can cause vision loss. Available

from: http://www. Optometry.co.uk/clinical.aspx?articleID=108039

16