paper kimia

25
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sistem koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya terletak antara larutan dan suspensi. Koloid dapat didefinisikan sebagai campuran heterogen, dimana suatu zat”didispersi” ke dalam suatu media yang homogen. Nama koloid diberikan oleh Thomas Graham pada tahun 1861. Istilah itu berasal dari bahasa yunani, yaitu “kola” dan “oid”. Sebenarnya sistem koloid erat hubungannya dengan kehidupan sehari-hari, contohnya cairan tubuh seperti darah adalah sistem koloid, dan masih banyak lagi yang ada hubungannya dengan kehidupan kita sehari-hari. Jadi kita perlu mempelajari dan memahami apa itu koloid. Untuk itulah saya akan membahas segala sesuatu yang berkaitan dengan koloid dalam karya tulis ini, yang berjudul “Peranan Koloid”. 1.2 RUMUSAN MASALAH 1. Apa yang dimaksud koloid? 2. Apa sajakah jenis-jenis koloid? 3. Apa sajakah sifat-sifat koloid? 4. Bagaimana cara pembuatan koloid? 5. Apa sajakah peranan koloid dalam kehidupan sehari- hari? 1 | K O L O I D

Upload: ida-bagus-darmawiguna

Post on 02-Jul-2015

1.071 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Paper Kimia

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Sistem koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya terletak

antara larutan dan suspensi. Koloid dapat didefinisikan sebagai campuran heterogen,

dimana suatu zat”didispersi” ke dalam suatu media yang homogen.

Nama koloid diberikan oleh Thomas Graham pada tahun 1861. Istilah itu

berasal dari bahasa yunani, yaitu “kola” dan “oid”. Sebenarnya sistem koloid erat

hubungannya dengan kehidupan sehari-hari, contohnya cairan tubuh seperti darah

adalah sistem koloid, dan masih banyak lagi yang ada hubungannya dengan kehidupan

kita sehari-hari. Jadi kita perlu mempelajari dan memahami apa itu koloid. Untuk itulah

saya akan membahas segala sesuatu yang berkaitan dengan koloid dalam karya tulis

ini, yang berjudul “Peranan Koloid”.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud koloid?

2. Apa sajakah jenis-jenis koloid?

3. Apa sajakah sifat-sifat koloid?

4. Bagaimana cara pembuatan koloid?

5. Apa sajakah peranan koloid dalam kehidupan sehari-hari?

1.3 TUJUAN

Adapun tujuan dari rumusan masalah diatas antara lain :

1 Untuk mengetahui apa itu koloid.

1. Untuk mengetahui jenis-jenis koloid.

2. Untuk mengetahui cara pembuatan koloid.

3. Untuk mengetahui sifat-sifat koloid.

4. Untuk mengetahui peranan koloid dalam kehidupan sehari-hari.

1 | K O L O I D

Page 2: Paper Kimia

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN KOLOID

Koloid adalah suatu campuran zat heterogen antara dua zat atau lebih dimana

partikel-partikel zat yang berukuran koloid terbesar merata dalam zat lain. Ukuran koloid

berkisar antara 1-100 nm (10-7 sampai 10-5 cm).

Contoh: Mayones dan tinta, Mayones adalah campuran homogen di air dan minyak,

sedangkan, Tinta yang terdiri dari serbuk-serbuk warna (padat) dengan cairan (air).

2.2 JENIS – JENIS KOLOID

Sistem koloid terdiri atas 2 fase, yaitu fase terdispersi dan fase pendispersi

(medium disperse). Penggolongan sitem koloid didasarkan pada jenis fase terdispersi dan

fase pendispersinya tersebut.

Koloid yang fase terdispersinya pada disebut SOL. Jadi, ada 3 jenis Sol

yaitu : sol padat (padat dalam padat), contohnya : paduan logam, gelas warna,intan hitam.

Sol cair (padat dalam cair), contohnya : cat, tinta, tepung dlam air, tanah liat. Dan sol gas

(padat dalam gas) , contohnyadebu diudara , asap pembakara . Istilah sol biasa digunakan

untuk menyatakan sol cair, sedangkan sol gas lebih dikenal sebagai AEROSOL (aerosol

padat). Koloid yang fase terdispersinya cair disebut EMULSI. Emulsi juga ada tiga jenis

yaitu : emulsi padat (cair dalam padat), contohnya: jelly, keju, mentega, nasi, Emulsi cair

(cair dalam cair), contohnya susu, mayones, krim tangan dan Emulsi gas (cair dalam gas),

contohnya: hairspray, obat nyamuk. Istilah Emulsi biasa digunakan untuk menyatakan

emulsi cair, sedangkan Emulsi gas juga dikenal dengan nama AEROSOL (aerosol cair).

Koloid yang fase terdispersinya gas disebut BUIH. Hanya ada dua jenis buih, yaitu : buih

padat, contohnya: batu apung, marshmallow, karet busa, Styrofoam, dan buih cair,

contohnya: putih telur yang di kocok, busa sabun. Campuran antara gas dengan gas selalui

bersifat homogeny, jadi merupakan larutan bukan koloid.

2 | K O L O I D

Page 3: Paper Kimia

Tabel Perbandingan Sistem Koloid

No Fase

Terdispersi

Fase

Pendispersi

Nama Contoh

1

2

3

4

5

6

7

8

Padat

Padat

Padat

Cair

Cair

Cair

Gas

Gas

Gas

Cair

Padat

Gas

Cair

Padat

Cair

Padat

Aerosol

Sol

Sol padat

Aerosol

Emulsi

Emulsi padat

Buih

Buih padat

Asap(Smoke), debu diudara

Sol emas, sol belerang,tinta, cat

Gelas berwarna, intan hitam

Kabut (fog) dan awan

Susu, santan, minyak ikan

Jeli, mutiara

Buih sabun, krim kocok

Karet busa, batu apung, stirofoam

2.2.a AEROSOL

Sistem koloid dari pertikel padat atau cair terdispersi dalm gas disebut

aerosol. Jika zat yang terdispersi berupa zat padat , disebut aerosol padat. Jika zat yang

terdispersi berupa zat cair disebut aerosol cair.

Contoh Aerosol Padat : asap dan debu dalam udara.

Contoh Aerosol cair : kabut dan awan.

Banyak produk yang dibuat dalam bentuk aerosol, sehingga lebih praktis digunakan.

Contohnya : semprot rambut (Hair Spray), obat nyamuk semprot, parfum, cat semprot.

Untuk menghasilkan aerosol diperlukan suatu bahan pendorong (Propelan aerosol). Contoh

bahan pendorong yang banyak digunakan adalah senyawa KLOROFLUOROKARBON

(CFC) dan karbon dioksida.

2.1.b SOL

Sistem koloid dari partikel padat yang terdispersi dalam zat cair disebut sol.

Koloid jenis sol banyak ditemukan dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam industri.

Contoh sol : air sungai (sol dari lempung dalam air), sol sabun, sol deterjen, sol kanji, tinta

tulis, dan cat.

3 | K O L O I D

Page 4: Paper Kimia

2.1.c EMULSI

Sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat cair lain disebut

emulsi. Syarat terjadinya emulsi ini adalah bahwa kedua jenis zat cair itu tidak saling

melarutkan. Emulsi dapat digolongkan kedalam dua bagian, yaitu : emulsi minyak dalam

air (M/A) atau emulsi air dalam minyak (A/M) . Dalam hal ini, minyak diartikan sebagai

semua zat cair yang tidak bercampur dengan air.

Contoh emulsi minyak dalam air (M/A) : santan, susu, dan lateks.

Contoh emulsi air dalam minyak (A/M) : mayonaise,minyak bumi,dan minyak ikan.

Emulsi terbentuk karena pengaruh suatu pengemulsi (emulgator). Contohnya adalah sabun

yang dapat mengemulsikan minyak kedalam air. Jika campuran minyak dengan air

dikocok,maka akan diperoleh suatu campuran yang segera memisah jika didiamkan. Akan

tetapi,jika sebelum dikocok ditambahkan sabun atau detergen,maka diperoleh campuran

yang stabil yang disebut emulsi. Contoh lainnya adalah kasein dalam susu dan kuning telur

dalam mayonaise.

2.1.d BUIH

Sistem koloid dari gas yang terdispersi dalam zat cair disebut buih. Seperti

halnya dengan emulsi,untuk menstabilkan buih diperlukan zat pembuih,misalnya :

sabun,detergen,dan protein. Buih dapat dibuat dengan mengalirkan suatu gas kedalam zat

cair yang mengandung pembuih. Buih digunakan pada berbagai proses,misalnya : pada

pengolahan bijih logam,pada alat pemadam kebakaran,kosmetik. Zat- zat yang dapat

memecah/mencegah buih antara lain eter dan isoamil alcohol. Zat pemecah buih disebut

dengan agen antibuih (de-foaming agent)

2.3 SIFAT - SIFAT KOLOID

Sistem koloid mempunyai sifat-sifat khas yang berbeda dari sifat larutan ataupun

suspense,antara lain :

2.2.a Efek Tyndall

Penampilan sistem koloid pada umumnya keruh,tetapi tidak selalu begitu.

Beberapa larutan koloid tampak bening dan sukar dibedakan dari larutan sejati.

4 | K O L O I D

Page 5: Paper Kimia

Salah satu cara yang sangat sederhana yaitu dengan menjatuhkan seberkas cahaya

kepadanya. Larutan sejati meneruskan cahaya (transparan),sedangkan koloid

menghamburkannya.

Dalam kehidupan sehari-hari,kita sering mengamati efek Tyndall ini,antara lain:

1. Sorot lampu mobil pada malam yang berkabut

2. Sorot lampu proyektor dalam gedung bioskop yang berasap/berdebu

3. Berkas sinar matahari melalui celah daun pohon-pohon pada pagi hari yang berkabut

Efek Tyndall tidak sama untuk setiap sinar yang mempunyai panjang gelombang berbeda.

Sinar kuning,misalnya ; lebih sedikit dihamburkan. Itulah sebabnya lampu warna kuning

dipakai pada saat berkabut , dimana cahaya kuning lebih dapat menembus kabut dan

terlihat oleh pemakai jalan.

2.2.b Gerak Brown

Telah disebutkan bahwa partikel koloid dapat menghemburkan cahaya. Jika

diamati dengan mikroskop ultra, akan terlihat partikel koloid senantiasa bergerak terus

menerus dengan gerak patah-patah (gerak zig-zag). Gerak zig-zag partikel koloid ini

disebut gerak brown, sesuai dengan nama penemunya, Robert Brown, seorang ahli biologi

berkebangsaan Inggris. Gerak Brown menunjukkan kebenaran teori kinetic molekul yang

menyatakan bahwa molekul-molekul dalam zat cair senantiasa bergerak. Gerak Brown

terjadi sebagai akibat tumbukan yang tidak seimbang dari molekul-molekul medium

terhadap partikel koloid. Dalam suspense tidak terjadi gerak Brown karena ukuran partikel

cukup besar, sehingga tumbukan yang dialaminya setimbang. Gerak Brown merupakan

salah satu faktor yang menstabilkan koloid. Oleh karena itu bergerak terus menerus, maka

partikel koloid dapat mengimbangi gaya gravitasi, sehingga tidak mengalami sedimentasi .

5 | K O L O I D

Page 6: Paper Kimia

2.2.c Muatan Koloid

a. Elektroforesis

Partikel koloid dapat bergerak dalam medan listrik. Hal ini menunjukkan bahwa partikel

koloid tersebut bermuatan. Pergerakan parikel koloid dalam medan listrik ini disebut

Elektroforesis. Koloid bermuatan negatif akan bergerak ke anode (Elektrode positif)

sedangkan koloid yang bermuatan positif bergerak ke katode (Elektrode negatif). Dengan

demikian elektroforesis dapat digunakan untuk menentukan jenis muatan koloid.

b. Adsorpsi

Partikel koloid memiliki kemampuan menyerap berbagai macam zat pada permukaannya.

Penyerapan pada permukaan ini disebut adsorpsi. Muatan koloid terjadi karena adsorpsi

ion-ion tertentu . Sol Fe(OH)3 dalam air mengadopsi ion positip sehingga bermuatan

positif, sedangkan sol As2S3 mengadsorpsi ion negatif sehingga bermuatan negatif.

Muatan koloid juga merupakan faktor yang menstabilkan koloid. Oleh karena bermuatan

sejenis , maka partikel-partikel koloid saling tolak menolak sehingga terhindar dari

pengelompokan (Agregasi) antar sesame partikel koloid itu.

Partikel koloid dapat mengadsorpsi bukan saja ion atau muatan listrik tetapi juga zat lain

yang berupa molekul netral. Sifat adsorpsi dari koloid ini digunakan dalam berbagai proses

antara lain :

1. Pemutihan gula tebu

2. Norit

3. Penjernihan air

2.2.d Koagulasi

Apabila koloid dilucuti, maka kestabilannya akan berkurang dan dapat

menyebabkan koagulasi atau penggumpalan. Pelucutan mutan koloid dapat terjadi pada sel

elektroforesis, atau jika elektrolit ditambahkan kedalam system koloid. Adapun koagulasi

koloid karena penambahan elektrolit terjadi sebagai berikut : Koloid yang bermuatan

negatif akan menarik ion positif ( kation), sedangkan koloid yang bermuatan positif akan

menarik ion negatif (Anion)

6 | K O L O I D

Page 7: Paper Kimia

Beberapa contoh koagulasi dalam kehidupan sehari – hari dan industri:

1.Pembentukan delta di muara sungai terjadi karena koloid tanah liat (lempung) dalam air

sungai mengalami koagulasi ketika bercampur dengan elektrolit dalam air laut.

2.Karet dalam lateks digumpalkan dengan menambahkan asam format.

3.Lumpur koloidal dalam air sungai dapat digumpalkan dengan menambahkan tawas. Sol

tanah liat dalam air sungai biasanya bermuatan negatif sehingga akan digumpalkan oleh

ion Al3+ dari tawas (aluminium sulfat).

4.Asap atau debu dari pabrik/industri dapat digumpalkan dengan alat koagulasi listrik dari

Cottrel.

2.2.e Koloid Pelindung

Pada beberapa proses,suatu koloid harus dipecahkan,misalnya : koagulasi lateks.

Koloid perlu dijaga supaya tidak rusak. Suatu koloid dapat distabilkan dengan

menambahkan koloid lain yang disebut koloid pelindung. Koloid pelindung ini akan

membungkus partikel zat terdispersi,sehingga tidak dapat lagi mengelompok.

Contoh :

1.Pada pembuatan es krim digunakan gelatin untuk mencegah pembentukkan Kristal besar

es atau gula.

2. Cat dan tinta dapat bertahan lama karena menggunakan suatu koloid pelindung.

3. Zat – zat pengemulsi,seperti sabun dan detergen,juga tergolong koloid pelindung.

2.2.f Dialisis

Pada pembuatan suatu koloid,seringkali terdapat ion-ion yang dapat mengganggu

kestabilan koloid tersebut. Ion-ion pengganggu ini dapat dihilangkan dengan suatu proses

yang disebut dialisis. Dalam proses ini,sistem koloid dimasukkan kedalam suatu kantong

koloid,lalu kantong koloid tersebut dimasukkan kedalam bejana yang berisi air mengalir.

Kantong koloid terbuat dari selaput “semipermeable”,yaitu selaput yang dapat melewatkan

partikel-partikel kecil,seperti ion-ion atau molekul sederhana,tetapi menahan partikel-

partikel koloid. Dengan demikian,ion-ion keluar dari kantong dan hanyut bersama air.

7 | K O L O I D

Page 8: Paper Kimia

2.2.g Koloid Liofil dan Koloid Liofob

Koloid yang medium dispersinya cair dibedakan atas koloid liofil dan koloid liofob.

Suatu koloid disebut koloid liofil apabila terdapat gaya tarik menarik yang cukup besar

antara zat terdispersi dengan mediumnya. Liofil berarti suka cairan (Yunani : lio =

cairan,philia = suka). Sebaliknya,suatu koloid disebut koloid liofob jika gaya tarik menarik

tersebut tidak ada atau sangat lemah. Liofob berarti takut cairan (Yunani :

phobia=takut/benci). Jika medium disperse yang dipakai adalah air,maka kedua jenis

koloid diatas masing-masing tersebut koloid hidrofil dan koloid hidrofob.

Contoh:

Koloid hidrofil : protein,sabun,detergen,agar-agar,kanji,dan gelatin.

Koloid hidrofob : susu,mayonnaise,sol belerang,sol Fe(OH)3,sol-sol sulfide,dan sol-sol

logam.

Koloid hidrofil mempunyai gugus ionic atau gugus polar di permukaannya,sehingga mempunyai

interaksi yang baik dengan air.

Tabel Perbandingan Sifat Sol Hidrofil dengan Sol Hidrofob

Sol Hidrofil Sol Hidrofob

Mengadsorpsi mediumnya

Dapat dibuat dengan konsentrasi yang

relative besar

Tidak mudah digumpalkan dengan

penambahan elektrolit

Viskositas lebih besar dengan

mediumnya

Bersifat reversible

Efek Tyndall lemah

Tidak mengadsorpsi mediumnya

Hanya stabil pada konsentrasi kecil

Mudah menggumpal pada penambahan

elektrolit

Viskositas hampir sama dengan

mediumnya

Tidak reversible

Efek Tyndall lebih jelas

8 | K O L O I D

Page 9: Paper Kimia

2.4 PEMBUATAN SISTEM KOLOID

Untuk partikel koloid terletak antara partikel larutan sejati dengan partikel

suspensi. Oleh karena itu,sistem koloid dapat dibuat dengan pengelompokkan (agregasi)

partikel larutan sejati atau menghaluskan bahan dalam bentuk kasar kemudian

didispersikan ke dalam medium dispersi . Cara yang pertama disebut metode kondensasi,

sedangkan yang kedua disebut metode dispersi.

1.Metode Kondensasi

Dengan cara kondensasi,partikel larutan sejati (molekul atau ion) bergabung

menjadi partikel koloid. Cara ini dapat dilakukan melalui reksi-reaksi kimia,seperti reaksi

redoks,reaksi hidrolisis,dan reaksi dekomposisi rangkap,atau dengan reaksi pergantian

pelarut.

a.Reaksi Redoks

Reaksi redoks adalah reaksi yang disertai perubahan bilangan oksidasi.

Misalnya:

- Sol emas atau sol Au dibuat dengan mereduksi larutan garamnya dengan melarutkan

AuCl3 dalam pereduksi organic formaldehida HCOH:,2AuCl3(aq) + 3H2O(l) + HCOOH(aq) +

6HCl(aq).

- Sol belerang dapat dibuat dengan mereduksi SO2 yang terlarut dalam air dengan

mengalirnya gas H2S: 2H2S(g) + SO2(aq) + 3S(s) + 2H2O(I)

b. Reaksi hidrolisis

Hidrolisis adalah reaksi suatu zat dengan air.

Misalnya:

- Sol Fe(OH)3 dapat dibuat dengan hidrolisis larutan FeCl3 dengan memanaskan

larutan FeCl3: FeCl3(aq) + 3H2O(l) + Fe(OH)3 (koloid) + 3HCl(aq).

- Sol Al(OH)3 dapt diperoleh dari reaksi hidrolisis garam Al dalam air mendidih:

AlCl3(aq) + 3H2O(l) + Al(OH)3 (koloid) + 3HCl(aq).

c. Penggantian pelarut

9 | K O L O I D

Page 10: Paper Kimia

Cara ini dilakukan dengan mengganti medium pendispersi sehingga fase terdispersi

yang semula larut setelah diganti pelerutnya menjadi berukuran koloid,misalnya:

- Untuk membuat sol belerang yang sukar larut dalam air tetapi mudah larut dalam

alkohol seperti etanol dengan medium pendispersi air, belerang harus terlebih

dahulu dilarutkan dalam etanolsampai jenuh. Baru kemudian larutan belerang

dalam etanol tersebut ditambahkan sedikit demi sedikit kedalam air sambil diaduk.

Sehingga belerang akan mengumpul menjadi partikel koloid dikarenakan

penurunan kelarutan belerang dalam air.

- Sebaiknya, kalsium asetat yang sukar larut dalam etanol, mula-mula dilarutkan

terlebih dahulu dalam air, kemudian baru dalam larutan tersebut ditambahkan

etanol maka terjadi kondensasi dan terbentuklah koloid kalsium asetat.

2. Metode Dispersi

Metode ini melibatkan pemecahan partikel-partikel kasar menjadi berukuran koloid

yang kemudian akan didispersikan kedalam medium pendispersinya. Ada 3 cara dalam

metode ini:

a. Cara mekanik adalah penghalusan partikel-partikel kasar zat padat dengan proses

penggilingan untuk dapat membentuk partikel-partikel berukuran koloid. Alat yang

digunakan untuk cara ini biasa disebut penggilingan koloid, yang biasa digunakan

dalam:

- Industri makanan untuk membuat jus buah, sselai, krim, es krim,dsb.

- Industri kimia rumah tangga untuk membuat pasta gigi, semir sepatu, deterjen,dll.

- Industri kimia untuk membuat pelumas padat, cat,dan zat pewarna.

- Industri-industri lainnya seperti industri plastic,farmasi, tekstil, dan kertas.

b. Cara peptiasi adalah pembuatan koloid/ sistem koloid dari butir-butir kasar atau

dari suatu endapan/ proses pendispersi endapan dengan bantuan suatu zat

pemeptiasi (pemecah). Zat pemecah tersebut dapat berupa elektrolit khususnya

yang mengandung ion sejenis ataupun pelarut tertentu.

Contoh:

- Agar-agar dipeptiasi oleh air: karet oleh bensin.

- Endapan NIS dipeptiasi oleh H2S : endapan Al(OH)3 oleh AlCl3

10 | K O L O I D

Page 11: Paper Kimia

- Beberapa zat mudah terdispersi dalam pelarut tertentu dan membentuk sistem

koloid. Contohnya; gelatin dalam air.

c. Cara Busur Bredig

Cara busur Bredig ini biasanya digunakan untuk membuat sol-sol logam, seperti

Ag,Au,dan Pt. dalam cara ini, logam yang akan diubah menjadi partikel-parikel

koloid akan digunakan sebagai electrode. Kemudian kedua logam dicelupkan ke

dalam medium pendispersinya (air suling dingin)

2.5 PERANAN KOLOID DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

11 | K O L O I D

Page 12: Paper Kimia

Sistem koloid banyak digunakan pada kehidupan sehari-hari, terutama dalam

kehidupan sehari-hari. Hal ini disebabkan sifat karakteristik koloid yang penting, yaitu

dapat digunakan untuk mencampur zat-zat yang tidak dapat saling melarutkan secara

homogen dan bersifat stabil untuk produksi dalam skala besar.

 

          Berikut ini adalah tabel aplikasi koloid:

 

Jenis industry Contoh aplikasi

Industri makananKeju, mentega, susu, saus salad, agar-agar,

es krim, jelly.

Industri kosmetika dan perawatan tubuh Krim, pasta gigi, sabun, body lotion

Industri cat Cat, tinta

Industri kebutuhan rumah tangga Sabun, deterjen

Industri pertanian Peptisida dan insektisida

Industri farmasiMinyak ikan, pensilin untuk suntikan,

salep.

 

Berikut ini adalah penjelasan mengenai aplikasi koloid:

12 | K O L O I D

Page 13: Paper Kimia

 

1.       Pemutihan Gula

 

          Gula tebu yang masih berwarna dapat diputihkan. Dengan melarutkan gula ke dalam

air, kemudian larutan dialirkan melalui sistem koloid tanah diatomae atau karbon. Partikel

koloid akan mengadsorpsi zat warna tersebut. Partikel-partikel koloid tersebut

mengadsorpsi zat warna dari gula tebu sehingga gula dapat berwarna putih.

 

2.       Kesehatan

           

           Darah mengandung sejumlah koloid protein yang bermuatan negatif. Jika terjadi

luka, maka luka tersebut dapat diobati dengan pensil stiptik atau tawas yang mengandung

ion-ion Al3+ dan Fe3+. Ion-ion tersebut membantu agar partikel koloid di protein bersifat

netral sehingga proses penggumpalan darah dapat lebih mudah dilakukan. Sedangkan

pada proses penyembuhan sakit perut juga menggunakan kaloid. Yaitu norit merupakan

tablet yang terbuat dari karbon aktif. Campuran serbuk norit dengan cairan khusus akan

membentuk sistem koloid yang mampu mengabsorpsi gas racun

 

3.         Penjernihan Air

            Air keran (PDAM) yang ada saat ini mengandung partikel-partikel koloid tanah

liat,lumpur, dan berbagai partikel lainnya yang bermuatan negatif. Oleh karena itu, untuk

menjadikannya layak untuk diminum, harus dilakukan beberapa langkah agar partikel

koloid tersebut dapat dipisahkan. Hal itu dilakukan dengan cara menambahkan tawas

(Al2SO4)3.Ion Al3+ yang terdapat pada tawas tersebut akan terhidroslisis membentuk

partikel koloid Al(OH)3 yang bermuatan positif melalui reaksi:

Al3+   +   3H2O         Al(OH)3   +      3H+

Setelah itu, Al(OH)3 menghilangkan muatan-muatan negatif dari partikel koloid tanah

liat/lumpur dan terjadi koagulasi pada lumpur. Lumpur tersebut kemudian mengendap

bersama tawas yang juga mengendap karena pengaruh gravitasi.

4. Industri kosmetika

13 | K O L O I D

Page 14: Paper Kimia

Kegunaan koloid pada industri kosmetika: bahan kosmetika seperti foundation,

finishing cream dan deodorant berbentuk kolkoid dan umumnya sebagai emulsi.

Misalnya pada hairspray, farfum, cat semprot, obat nyamuk dan yang lainnya merupakan

salah satu contoh koloid khususnya adalah aerosol yaitu partiel padat atau cair yang

terdispersi gas. Untuk menghasilkan aerosol diperlukan suatu bahan pendorong (propelan

aerosol), seperti kloroflouro karbon(CFC). Tetapi pengguna CFCsudah dikurngi karena

dapat merusak lapisan ozon.

5. Industri tekstil

Kegunaan koloid pada industri tekstil : pada proses pencelupan bahan (untuk

pewarnaan) yang kurang baik daya serapnya terhadap zat warna dapat menggunakan zat

warna koloid karena memiliki daya serap tinggi sehingga melekat pada tekstil

6. Industri sabun dan deterjen

Kegunaan koloid pada industri sabun dan deterjen : sabun dan deterjen merupakan

emulgator untuk membentuk emulsi antara kotoran (minyak) dengan air.

7. Industri pertanian

Dalam pertanian pun koloid berguna yaitu untuk menahan zat-zat hara dalam tanah.

Daya adsorpsi koloid dalam tanah mampu menahan bahan makanan(zat hara) yang

diperlukan tumbuhan, sehingga tidak terbawa oleh air hujan.

8. Bagi kelestarian lingkungan

Kegunaan koloid bagi kelestarian lingkungan : untuk mengurangi polusi udara yg

disebabkan oleh pabrik-pabrik, digunakan suatu cotrell. Alat ini berfungsi untuk menyerap

parikel-partikel koloid yang terdapat dalam gas buangan yang keluar dari cerobong asap

pabrik. Selain itu pembentukan delta dimuara sungai terjadi karena koloid tanah

liat(lempung) dalam air sungai mengalami koagulasi(penggumpalan) ketika bercampur

dengan elektrolit dalam air laut.

BAB III

14 | K O L O I D

Page 15: Paper Kimia

PENUTUP

SIMPULAN

Penngertian koloid adalah suatu campuran zat heterogen antara dua zat atau

lebih dimana partikel-partikel zat yang berukuran koloid tersebar merata

dalam zat lain.

Jenis-jenis koloid

1. Aerosol

2. Emulsi

3. Sol

4. Buih

Sifat-sifat koloid

1. Efek tyndall

2. Gerak brown

3. Koagulasi

4. Koloid pelindung

5. Dialysis

6. Koloid liofil dan koloid liofob

7. Muatan koloid

Cara pembuatan

15 | K O L O I D

Page 16: Paper Kimia

1. Metode kondensasi

2. Metode dispersi

Kegunaannya

1. Kegunaan koloid pada industri kosmetika dan makanan

2. Kegunaan koloid pada industri tekstil

3. Kegunaan koloid pada industri sabun dan deterjen

4. Kegunaan koloid pada industri pertanian

5. Kegunaan koloid bagi kelestarian lingkungan.

DAFTAR PUSTAKA

16 | K O L O I D

Page 17: Paper Kimia

NanaStrisna, Kimia untuk SMA Kelas XI Semester 2,

Grafindo Media Pratama, Jakarta. 2003

Tim Sains Kimia SMA, Sains Kimia 2 untuk SMA Kelas XI,

PT Galaxy Puspa Mega, Jakarta.2004

17 | K O L O I D