paper kimia
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Sistem koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya terletak
antara larutan dan suspensi. Koloid dapat didefinisikan sebagai campuran heterogen,
dimana suatu zat”didispersi” ke dalam suatu media yang homogen.
Nama koloid diberikan oleh Thomas Graham pada tahun 1861. Istilah itu
berasal dari bahasa yunani, yaitu “kola” dan “oid”. Sebenarnya sistem koloid erat
hubungannya dengan kehidupan sehari-hari, contohnya cairan tubuh seperti darah
adalah sistem koloid, dan masih banyak lagi yang ada hubungannya dengan kehidupan
kita sehari-hari. Jadi kita perlu mempelajari dan memahami apa itu koloid. Untuk itulah
saya akan membahas segala sesuatu yang berkaitan dengan koloid dalam karya tulis
ini, yang berjudul “Peranan Koloid”.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud koloid?
2. Apa sajakah jenis-jenis koloid?
3. Apa sajakah sifat-sifat koloid?
4. Bagaimana cara pembuatan koloid?
5. Apa sajakah peranan koloid dalam kehidupan sehari-hari?
1.3 TUJUAN
Adapun tujuan dari rumusan masalah diatas antara lain :
1 Untuk mengetahui apa itu koloid.
1. Untuk mengetahui jenis-jenis koloid.
2. Untuk mengetahui cara pembuatan koloid.
3. Untuk mengetahui sifat-sifat koloid.
4. Untuk mengetahui peranan koloid dalam kehidupan sehari-hari.
1 | K O L O I D
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN KOLOID
Koloid adalah suatu campuran zat heterogen antara dua zat atau lebih dimana
partikel-partikel zat yang berukuran koloid terbesar merata dalam zat lain. Ukuran koloid
berkisar antara 1-100 nm (10-7 sampai 10-5 cm).
Contoh: Mayones dan tinta, Mayones adalah campuran homogen di air dan minyak,
sedangkan, Tinta yang terdiri dari serbuk-serbuk warna (padat) dengan cairan (air).
2.2 JENIS – JENIS KOLOID
Sistem koloid terdiri atas 2 fase, yaitu fase terdispersi dan fase pendispersi
(medium disperse). Penggolongan sitem koloid didasarkan pada jenis fase terdispersi dan
fase pendispersinya tersebut.
Koloid yang fase terdispersinya pada disebut SOL. Jadi, ada 3 jenis Sol
yaitu : sol padat (padat dalam padat), contohnya : paduan logam, gelas warna,intan hitam.
Sol cair (padat dalam cair), contohnya : cat, tinta, tepung dlam air, tanah liat. Dan sol gas
(padat dalam gas) , contohnyadebu diudara , asap pembakara . Istilah sol biasa digunakan
untuk menyatakan sol cair, sedangkan sol gas lebih dikenal sebagai AEROSOL (aerosol
padat). Koloid yang fase terdispersinya cair disebut EMULSI. Emulsi juga ada tiga jenis
yaitu : emulsi padat (cair dalam padat), contohnya: jelly, keju, mentega, nasi, Emulsi cair
(cair dalam cair), contohnya susu, mayones, krim tangan dan Emulsi gas (cair dalam gas),
contohnya: hairspray, obat nyamuk. Istilah Emulsi biasa digunakan untuk menyatakan
emulsi cair, sedangkan Emulsi gas juga dikenal dengan nama AEROSOL (aerosol cair).
Koloid yang fase terdispersinya gas disebut BUIH. Hanya ada dua jenis buih, yaitu : buih
padat, contohnya: batu apung, marshmallow, karet busa, Styrofoam, dan buih cair,
contohnya: putih telur yang di kocok, busa sabun. Campuran antara gas dengan gas selalui
bersifat homogeny, jadi merupakan larutan bukan koloid.
2 | K O L O I D
Tabel Perbandingan Sistem Koloid
No Fase
Terdispersi
Fase
Pendispersi
Nama Contoh
1
2
3
4
5
6
7
8
Padat
Padat
Padat
Cair
Cair
Cair
Gas
Gas
Gas
Cair
Padat
Gas
Cair
Padat
Cair
Padat
Aerosol
Sol
Sol padat
Aerosol
Emulsi
Emulsi padat
Buih
Buih padat
Asap(Smoke), debu diudara
Sol emas, sol belerang,tinta, cat
Gelas berwarna, intan hitam
Kabut (fog) dan awan
Susu, santan, minyak ikan
Jeli, mutiara
Buih sabun, krim kocok
Karet busa, batu apung, stirofoam
2.2.a AEROSOL
Sistem koloid dari pertikel padat atau cair terdispersi dalm gas disebut
aerosol. Jika zat yang terdispersi berupa zat padat , disebut aerosol padat. Jika zat yang
terdispersi berupa zat cair disebut aerosol cair.
Contoh Aerosol Padat : asap dan debu dalam udara.
Contoh Aerosol cair : kabut dan awan.
Banyak produk yang dibuat dalam bentuk aerosol, sehingga lebih praktis digunakan.
Contohnya : semprot rambut (Hair Spray), obat nyamuk semprot, parfum, cat semprot.
Untuk menghasilkan aerosol diperlukan suatu bahan pendorong (Propelan aerosol). Contoh
bahan pendorong yang banyak digunakan adalah senyawa KLOROFLUOROKARBON
(CFC) dan karbon dioksida.
2.1.b SOL
Sistem koloid dari partikel padat yang terdispersi dalam zat cair disebut sol.
Koloid jenis sol banyak ditemukan dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam industri.
Contoh sol : air sungai (sol dari lempung dalam air), sol sabun, sol deterjen, sol kanji, tinta
tulis, dan cat.
3 | K O L O I D
2.1.c EMULSI
Sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat cair lain disebut
emulsi. Syarat terjadinya emulsi ini adalah bahwa kedua jenis zat cair itu tidak saling
melarutkan. Emulsi dapat digolongkan kedalam dua bagian, yaitu : emulsi minyak dalam
air (M/A) atau emulsi air dalam minyak (A/M) . Dalam hal ini, minyak diartikan sebagai
semua zat cair yang tidak bercampur dengan air.
Contoh emulsi minyak dalam air (M/A) : santan, susu, dan lateks.
Contoh emulsi air dalam minyak (A/M) : mayonaise,minyak bumi,dan minyak ikan.
Emulsi terbentuk karena pengaruh suatu pengemulsi (emulgator). Contohnya adalah sabun
yang dapat mengemulsikan minyak kedalam air. Jika campuran minyak dengan air
dikocok,maka akan diperoleh suatu campuran yang segera memisah jika didiamkan. Akan
tetapi,jika sebelum dikocok ditambahkan sabun atau detergen,maka diperoleh campuran
yang stabil yang disebut emulsi. Contoh lainnya adalah kasein dalam susu dan kuning telur
dalam mayonaise.
2.1.d BUIH
Sistem koloid dari gas yang terdispersi dalam zat cair disebut buih. Seperti
halnya dengan emulsi,untuk menstabilkan buih diperlukan zat pembuih,misalnya :
sabun,detergen,dan protein. Buih dapat dibuat dengan mengalirkan suatu gas kedalam zat
cair yang mengandung pembuih. Buih digunakan pada berbagai proses,misalnya : pada
pengolahan bijih logam,pada alat pemadam kebakaran,kosmetik. Zat- zat yang dapat
memecah/mencegah buih antara lain eter dan isoamil alcohol. Zat pemecah buih disebut
dengan agen antibuih (de-foaming agent)
2.3 SIFAT - SIFAT KOLOID
Sistem koloid mempunyai sifat-sifat khas yang berbeda dari sifat larutan ataupun
suspense,antara lain :
2.2.a Efek Tyndall
Penampilan sistem koloid pada umumnya keruh,tetapi tidak selalu begitu.
Beberapa larutan koloid tampak bening dan sukar dibedakan dari larutan sejati.
4 | K O L O I D
Salah satu cara yang sangat sederhana yaitu dengan menjatuhkan seberkas cahaya
kepadanya. Larutan sejati meneruskan cahaya (transparan),sedangkan koloid
menghamburkannya.
Dalam kehidupan sehari-hari,kita sering mengamati efek Tyndall ini,antara lain:
1. Sorot lampu mobil pada malam yang berkabut
2. Sorot lampu proyektor dalam gedung bioskop yang berasap/berdebu
3. Berkas sinar matahari melalui celah daun pohon-pohon pada pagi hari yang berkabut
Efek Tyndall tidak sama untuk setiap sinar yang mempunyai panjang gelombang berbeda.
Sinar kuning,misalnya ; lebih sedikit dihamburkan. Itulah sebabnya lampu warna kuning
dipakai pada saat berkabut , dimana cahaya kuning lebih dapat menembus kabut dan
terlihat oleh pemakai jalan.
2.2.b Gerak Brown
Telah disebutkan bahwa partikel koloid dapat menghemburkan cahaya. Jika
diamati dengan mikroskop ultra, akan terlihat partikel koloid senantiasa bergerak terus
menerus dengan gerak patah-patah (gerak zig-zag). Gerak zig-zag partikel koloid ini
disebut gerak brown, sesuai dengan nama penemunya, Robert Brown, seorang ahli biologi
berkebangsaan Inggris. Gerak Brown menunjukkan kebenaran teori kinetic molekul yang
menyatakan bahwa molekul-molekul dalam zat cair senantiasa bergerak. Gerak Brown
terjadi sebagai akibat tumbukan yang tidak seimbang dari molekul-molekul medium
terhadap partikel koloid. Dalam suspense tidak terjadi gerak Brown karena ukuran partikel
cukup besar, sehingga tumbukan yang dialaminya setimbang. Gerak Brown merupakan
salah satu faktor yang menstabilkan koloid. Oleh karena itu bergerak terus menerus, maka
partikel koloid dapat mengimbangi gaya gravitasi, sehingga tidak mengalami sedimentasi .
5 | K O L O I D
2.2.c Muatan Koloid
a. Elektroforesis
Partikel koloid dapat bergerak dalam medan listrik. Hal ini menunjukkan bahwa partikel
koloid tersebut bermuatan. Pergerakan parikel koloid dalam medan listrik ini disebut
Elektroforesis. Koloid bermuatan negatif akan bergerak ke anode (Elektrode positif)
sedangkan koloid yang bermuatan positif bergerak ke katode (Elektrode negatif). Dengan
demikian elektroforesis dapat digunakan untuk menentukan jenis muatan koloid.
b. Adsorpsi
Partikel koloid memiliki kemampuan menyerap berbagai macam zat pada permukaannya.
Penyerapan pada permukaan ini disebut adsorpsi. Muatan koloid terjadi karena adsorpsi
ion-ion tertentu . Sol Fe(OH)3 dalam air mengadopsi ion positip sehingga bermuatan
positif, sedangkan sol As2S3 mengadsorpsi ion negatif sehingga bermuatan negatif.
Muatan koloid juga merupakan faktor yang menstabilkan koloid. Oleh karena bermuatan
sejenis , maka partikel-partikel koloid saling tolak menolak sehingga terhindar dari
pengelompokan (Agregasi) antar sesame partikel koloid itu.
Partikel koloid dapat mengadsorpsi bukan saja ion atau muatan listrik tetapi juga zat lain
yang berupa molekul netral. Sifat adsorpsi dari koloid ini digunakan dalam berbagai proses
antara lain :
1. Pemutihan gula tebu
2. Norit
3. Penjernihan air
2.2.d Koagulasi
Apabila koloid dilucuti, maka kestabilannya akan berkurang dan dapat
menyebabkan koagulasi atau penggumpalan. Pelucutan mutan koloid dapat terjadi pada sel
elektroforesis, atau jika elektrolit ditambahkan kedalam system koloid. Adapun koagulasi
koloid karena penambahan elektrolit terjadi sebagai berikut : Koloid yang bermuatan
negatif akan menarik ion positif ( kation), sedangkan koloid yang bermuatan positif akan
menarik ion negatif (Anion)
6 | K O L O I D
Beberapa contoh koagulasi dalam kehidupan sehari – hari dan industri:
1.Pembentukan delta di muara sungai terjadi karena koloid tanah liat (lempung) dalam air
sungai mengalami koagulasi ketika bercampur dengan elektrolit dalam air laut.
2.Karet dalam lateks digumpalkan dengan menambahkan asam format.
3.Lumpur koloidal dalam air sungai dapat digumpalkan dengan menambahkan tawas. Sol
tanah liat dalam air sungai biasanya bermuatan negatif sehingga akan digumpalkan oleh
ion Al3+ dari tawas (aluminium sulfat).
4.Asap atau debu dari pabrik/industri dapat digumpalkan dengan alat koagulasi listrik dari
Cottrel.
2.2.e Koloid Pelindung
Pada beberapa proses,suatu koloid harus dipecahkan,misalnya : koagulasi lateks.
Koloid perlu dijaga supaya tidak rusak. Suatu koloid dapat distabilkan dengan
menambahkan koloid lain yang disebut koloid pelindung. Koloid pelindung ini akan
membungkus partikel zat terdispersi,sehingga tidak dapat lagi mengelompok.
Contoh :
1.Pada pembuatan es krim digunakan gelatin untuk mencegah pembentukkan Kristal besar
es atau gula.
2. Cat dan tinta dapat bertahan lama karena menggunakan suatu koloid pelindung.
3. Zat – zat pengemulsi,seperti sabun dan detergen,juga tergolong koloid pelindung.
2.2.f Dialisis
Pada pembuatan suatu koloid,seringkali terdapat ion-ion yang dapat mengganggu
kestabilan koloid tersebut. Ion-ion pengganggu ini dapat dihilangkan dengan suatu proses
yang disebut dialisis. Dalam proses ini,sistem koloid dimasukkan kedalam suatu kantong
koloid,lalu kantong koloid tersebut dimasukkan kedalam bejana yang berisi air mengalir.
Kantong koloid terbuat dari selaput “semipermeable”,yaitu selaput yang dapat melewatkan
partikel-partikel kecil,seperti ion-ion atau molekul sederhana,tetapi menahan partikel-
partikel koloid. Dengan demikian,ion-ion keluar dari kantong dan hanyut bersama air.
7 | K O L O I D
2.2.g Koloid Liofil dan Koloid Liofob
Koloid yang medium dispersinya cair dibedakan atas koloid liofil dan koloid liofob.
Suatu koloid disebut koloid liofil apabila terdapat gaya tarik menarik yang cukup besar
antara zat terdispersi dengan mediumnya. Liofil berarti suka cairan (Yunani : lio =
cairan,philia = suka). Sebaliknya,suatu koloid disebut koloid liofob jika gaya tarik menarik
tersebut tidak ada atau sangat lemah. Liofob berarti takut cairan (Yunani :
phobia=takut/benci). Jika medium disperse yang dipakai adalah air,maka kedua jenis
koloid diatas masing-masing tersebut koloid hidrofil dan koloid hidrofob.
Contoh:
Koloid hidrofil : protein,sabun,detergen,agar-agar,kanji,dan gelatin.
Koloid hidrofob : susu,mayonnaise,sol belerang,sol Fe(OH)3,sol-sol sulfide,dan sol-sol
logam.
Koloid hidrofil mempunyai gugus ionic atau gugus polar di permukaannya,sehingga mempunyai
interaksi yang baik dengan air.
Tabel Perbandingan Sifat Sol Hidrofil dengan Sol Hidrofob
Sol Hidrofil Sol Hidrofob
Mengadsorpsi mediumnya
Dapat dibuat dengan konsentrasi yang
relative besar
Tidak mudah digumpalkan dengan
penambahan elektrolit
Viskositas lebih besar dengan
mediumnya
Bersifat reversible
Efek Tyndall lemah
Tidak mengadsorpsi mediumnya
Hanya stabil pada konsentrasi kecil
Mudah menggumpal pada penambahan
elektrolit
Viskositas hampir sama dengan
mediumnya
Tidak reversible
Efek Tyndall lebih jelas
8 | K O L O I D
2.4 PEMBUATAN SISTEM KOLOID
Untuk partikel koloid terletak antara partikel larutan sejati dengan partikel
suspensi. Oleh karena itu,sistem koloid dapat dibuat dengan pengelompokkan (agregasi)
partikel larutan sejati atau menghaluskan bahan dalam bentuk kasar kemudian
didispersikan ke dalam medium dispersi . Cara yang pertama disebut metode kondensasi,
sedangkan yang kedua disebut metode dispersi.
1.Metode Kondensasi
Dengan cara kondensasi,partikel larutan sejati (molekul atau ion) bergabung
menjadi partikel koloid. Cara ini dapat dilakukan melalui reksi-reaksi kimia,seperti reaksi
redoks,reaksi hidrolisis,dan reaksi dekomposisi rangkap,atau dengan reaksi pergantian
pelarut.
a.Reaksi Redoks
Reaksi redoks adalah reaksi yang disertai perubahan bilangan oksidasi.
Misalnya:
- Sol emas atau sol Au dibuat dengan mereduksi larutan garamnya dengan melarutkan
AuCl3 dalam pereduksi organic formaldehida HCOH:,2AuCl3(aq) + 3H2O(l) + HCOOH(aq) +
6HCl(aq).
- Sol belerang dapat dibuat dengan mereduksi SO2 yang terlarut dalam air dengan
mengalirnya gas H2S: 2H2S(g) + SO2(aq) + 3S(s) + 2H2O(I)
b. Reaksi hidrolisis
Hidrolisis adalah reaksi suatu zat dengan air.
Misalnya:
- Sol Fe(OH)3 dapat dibuat dengan hidrolisis larutan FeCl3 dengan memanaskan
larutan FeCl3: FeCl3(aq) + 3H2O(l) + Fe(OH)3 (koloid) + 3HCl(aq).
- Sol Al(OH)3 dapt diperoleh dari reaksi hidrolisis garam Al dalam air mendidih:
AlCl3(aq) + 3H2O(l) + Al(OH)3 (koloid) + 3HCl(aq).
c. Penggantian pelarut
9 | K O L O I D
Cara ini dilakukan dengan mengganti medium pendispersi sehingga fase terdispersi
yang semula larut setelah diganti pelerutnya menjadi berukuran koloid,misalnya:
- Untuk membuat sol belerang yang sukar larut dalam air tetapi mudah larut dalam
alkohol seperti etanol dengan medium pendispersi air, belerang harus terlebih
dahulu dilarutkan dalam etanolsampai jenuh. Baru kemudian larutan belerang
dalam etanol tersebut ditambahkan sedikit demi sedikit kedalam air sambil diaduk.
Sehingga belerang akan mengumpul menjadi partikel koloid dikarenakan
penurunan kelarutan belerang dalam air.
- Sebaiknya, kalsium asetat yang sukar larut dalam etanol, mula-mula dilarutkan
terlebih dahulu dalam air, kemudian baru dalam larutan tersebut ditambahkan
etanol maka terjadi kondensasi dan terbentuklah koloid kalsium asetat.
2. Metode Dispersi
Metode ini melibatkan pemecahan partikel-partikel kasar menjadi berukuran koloid
yang kemudian akan didispersikan kedalam medium pendispersinya. Ada 3 cara dalam
metode ini:
a. Cara mekanik adalah penghalusan partikel-partikel kasar zat padat dengan proses
penggilingan untuk dapat membentuk partikel-partikel berukuran koloid. Alat yang
digunakan untuk cara ini biasa disebut penggilingan koloid, yang biasa digunakan
dalam:
- Industri makanan untuk membuat jus buah, sselai, krim, es krim,dsb.
- Industri kimia rumah tangga untuk membuat pasta gigi, semir sepatu, deterjen,dll.
- Industri kimia untuk membuat pelumas padat, cat,dan zat pewarna.
- Industri-industri lainnya seperti industri plastic,farmasi, tekstil, dan kertas.
b. Cara peptiasi adalah pembuatan koloid/ sistem koloid dari butir-butir kasar atau
dari suatu endapan/ proses pendispersi endapan dengan bantuan suatu zat
pemeptiasi (pemecah). Zat pemecah tersebut dapat berupa elektrolit khususnya
yang mengandung ion sejenis ataupun pelarut tertentu.
Contoh:
- Agar-agar dipeptiasi oleh air: karet oleh bensin.
- Endapan NIS dipeptiasi oleh H2S : endapan Al(OH)3 oleh AlCl3
10 | K O L O I D
- Beberapa zat mudah terdispersi dalam pelarut tertentu dan membentuk sistem
koloid. Contohnya; gelatin dalam air.
c. Cara Busur Bredig
Cara busur Bredig ini biasanya digunakan untuk membuat sol-sol logam, seperti
Ag,Au,dan Pt. dalam cara ini, logam yang akan diubah menjadi partikel-parikel
koloid akan digunakan sebagai electrode. Kemudian kedua logam dicelupkan ke
dalam medium pendispersinya (air suling dingin)
2.5 PERANAN KOLOID DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
11 | K O L O I D
Sistem koloid banyak digunakan pada kehidupan sehari-hari, terutama dalam
kehidupan sehari-hari. Hal ini disebabkan sifat karakteristik koloid yang penting, yaitu
dapat digunakan untuk mencampur zat-zat yang tidak dapat saling melarutkan secara
homogen dan bersifat stabil untuk produksi dalam skala besar.
Berikut ini adalah tabel aplikasi koloid:
Jenis industry Contoh aplikasi
Industri makananKeju, mentega, susu, saus salad, agar-agar,
es krim, jelly.
Industri kosmetika dan perawatan tubuh Krim, pasta gigi, sabun, body lotion
Industri cat Cat, tinta
Industri kebutuhan rumah tangga Sabun, deterjen
Industri pertanian Peptisida dan insektisida
Industri farmasiMinyak ikan, pensilin untuk suntikan,
salep.
Berikut ini adalah penjelasan mengenai aplikasi koloid:
12 | K O L O I D
1. Pemutihan Gula
Gula tebu yang masih berwarna dapat diputihkan. Dengan melarutkan gula ke dalam
air, kemudian larutan dialirkan melalui sistem koloid tanah diatomae atau karbon. Partikel
koloid akan mengadsorpsi zat warna tersebut. Partikel-partikel koloid tersebut
mengadsorpsi zat warna dari gula tebu sehingga gula dapat berwarna putih.
2. Kesehatan
Darah mengandung sejumlah koloid protein yang bermuatan negatif. Jika terjadi
luka, maka luka tersebut dapat diobati dengan pensil stiptik atau tawas yang mengandung
ion-ion Al3+ dan Fe3+. Ion-ion tersebut membantu agar partikel koloid di protein bersifat
netral sehingga proses penggumpalan darah dapat lebih mudah dilakukan. Sedangkan
pada proses penyembuhan sakit perut juga menggunakan kaloid. Yaitu norit merupakan
tablet yang terbuat dari karbon aktif. Campuran serbuk norit dengan cairan khusus akan
membentuk sistem koloid yang mampu mengabsorpsi gas racun
3. Penjernihan Air
Air keran (PDAM) yang ada saat ini mengandung partikel-partikel koloid tanah
liat,lumpur, dan berbagai partikel lainnya yang bermuatan negatif. Oleh karena itu, untuk
menjadikannya layak untuk diminum, harus dilakukan beberapa langkah agar partikel
koloid tersebut dapat dipisahkan. Hal itu dilakukan dengan cara menambahkan tawas
(Al2SO4)3.Ion Al3+ yang terdapat pada tawas tersebut akan terhidroslisis membentuk
partikel koloid Al(OH)3 yang bermuatan positif melalui reaksi:
Al3+ + 3H2O Al(OH)3 + 3H+
Setelah itu, Al(OH)3 menghilangkan muatan-muatan negatif dari partikel koloid tanah
liat/lumpur dan terjadi koagulasi pada lumpur. Lumpur tersebut kemudian mengendap
bersama tawas yang juga mengendap karena pengaruh gravitasi.
4. Industri kosmetika
13 | K O L O I D
Kegunaan koloid pada industri kosmetika: bahan kosmetika seperti foundation,
finishing cream dan deodorant berbentuk kolkoid dan umumnya sebagai emulsi.
Misalnya pada hairspray, farfum, cat semprot, obat nyamuk dan yang lainnya merupakan
salah satu contoh koloid khususnya adalah aerosol yaitu partiel padat atau cair yang
terdispersi gas. Untuk menghasilkan aerosol diperlukan suatu bahan pendorong (propelan
aerosol), seperti kloroflouro karbon(CFC). Tetapi pengguna CFCsudah dikurngi karena
dapat merusak lapisan ozon.
5. Industri tekstil
Kegunaan koloid pada industri tekstil : pada proses pencelupan bahan (untuk
pewarnaan) yang kurang baik daya serapnya terhadap zat warna dapat menggunakan zat
warna koloid karena memiliki daya serap tinggi sehingga melekat pada tekstil
6. Industri sabun dan deterjen
Kegunaan koloid pada industri sabun dan deterjen : sabun dan deterjen merupakan
emulgator untuk membentuk emulsi antara kotoran (minyak) dengan air.
7. Industri pertanian
Dalam pertanian pun koloid berguna yaitu untuk menahan zat-zat hara dalam tanah.
Daya adsorpsi koloid dalam tanah mampu menahan bahan makanan(zat hara) yang
diperlukan tumbuhan, sehingga tidak terbawa oleh air hujan.
8. Bagi kelestarian lingkungan
Kegunaan koloid bagi kelestarian lingkungan : untuk mengurangi polusi udara yg
disebabkan oleh pabrik-pabrik, digunakan suatu cotrell. Alat ini berfungsi untuk menyerap
parikel-partikel koloid yang terdapat dalam gas buangan yang keluar dari cerobong asap
pabrik. Selain itu pembentukan delta dimuara sungai terjadi karena koloid tanah
liat(lempung) dalam air sungai mengalami koagulasi(penggumpalan) ketika bercampur
dengan elektrolit dalam air laut.
BAB III
14 | K O L O I D
PENUTUP
SIMPULAN
Penngertian koloid adalah suatu campuran zat heterogen antara dua zat atau
lebih dimana partikel-partikel zat yang berukuran koloid tersebar merata
dalam zat lain.
Jenis-jenis koloid
1. Aerosol
2. Emulsi
3. Sol
4. Buih
Sifat-sifat koloid
1. Efek tyndall
2. Gerak brown
3. Koagulasi
4. Koloid pelindung
5. Dialysis
6. Koloid liofil dan koloid liofob
7. Muatan koloid
Cara pembuatan
15 | K O L O I D
1. Metode kondensasi
2. Metode dispersi
Kegunaannya
1. Kegunaan koloid pada industri kosmetika dan makanan
2. Kegunaan koloid pada industri tekstil
3. Kegunaan koloid pada industri sabun dan deterjen
4. Kegunaan koloid pada industri pertanian
5. Kegunaan koloid bagi kelestarian lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
16 | K O L O I D
NanaStrisna, Kimia untuk SMA Kelas XI Semester 2,
Grafindo Media Pratama, Jakarta. 2003
Tim Sains Kimia SMA, Sains Kimia 2 untuk SMA Kelas XI,
PT Galaxy Puspa Mega, Jakarta.2004
17 | K O L O I D