paper isi ham individu
DESCRIPTION
PaperTRANSCRIPT
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Untuk lebih memahami hakekat HAM terlebih dahulu memahami pengertian dasar
tentang hak. Hak merupakan sesuatu yang harus diperoleh oleh seseorang. Secara
definitif, hak merupakan unsur normatif yang berfungsi sebagai pedoman perilaku,
melindungi kebebasan, kekebalan serta menjamin adanya peluang bagi manusia dan
menjaga harkat dan martabatnya yang melekat pada diri setiap manusia yang dalam
penerapannya berada pada ruang lingkup hak persamaan dan hak kebebasan yang terkait
dengan interaksinya antara individu atau dengan instansi.
Dalam UU HAM pasal 1 menyatakan bahwa “HAM adalah seperangkat hak yang
melekat pada hakekat dan kebenaran manusia sebagai makluk Tuhan Yang Maha Esa dan
merupakan anugerah yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara,
hukum, pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan
martabat manusia. Hakekat HAM merupakan upaya menjaga eksitensi manusia secara
utuh melalui aksi keseimbangan antara kepentingan perseorangan dan kepentingan
umum, begitu juga upaya menghormati, melindungi, dan menjunjung tinggi HAM
menjadi kewajiban dan tanggung jawab bersama antara individu, pemerintah (aparatur
pemerintah baik sipil maupun militer) dan negara.
Sebagai manusia, ia makhluk Tuhan yang mempunyai martabat yang tinggi. Hak
asasi manusia ada dan melekat pada setiap manusia. Oleh karena itu, bersifat universal
artinya berlaku dimana saja, untuk siapa saja dan tidak dapat diambil oleh siapapun. Hak
ini dibutuhkan manusia selain untuk melindungi diri dan martabat kemanusiaanya juga
digunakan sebagai landasan moral dalam bergaul atau berhubungan dengan sesama
manusia. Dalam menggunakan Hak Asasi Manusia, kita wajib untuk memperhatikan,
menghormati, dan menghargai hak asasi yang juga dimiliki oleh orang lain. Kesadaran
akan hak asasi manusia, harga diri, harkat dan martabat kemanusiaannya, diawali sejak
manusia ada di muka bumi. Hal itu disebabkan oleh hak-hak kemanusiaan yang sudah
ada sejak manusia itu dilahirkan dan merupakan hak kodrati yang melekat pada diri
manusia. Sejarah mencatat berbagai peristiwa besar di dunia ini sebagai suatu usaha
untuk menegakkan hak asasi manusia.
1 | H a k A s a s i M a n u s i a
1.2 Rumusan MasalahAdapun yang menjadi rumusan masalah dalam pembuatan karya tulis ini
diantaranya :
1. Apa saja penyebab pelanggaran Hak Asasi Manusia ?
2. Bagaimana cara penanggulangan pelanggaran Hak Asasi Manusia ?
3. Bagaimana tanggung jawab pemerintah daerah dalam menyelesaikan
permasalahan pelanggaran Hak Asasi Manusia ?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan penulisan ini, adalah sebagai berikut :
1. Memenuhi tugas yang diberikan pada mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan.
2. Untuk mengetahui penyebab terjadinya pelanggaran Hak Asasi Manusia.
3. Untuk mengetahui cara-cara penanggulangan pelanggaran Hak Asasi Manusia.
4. Untuk mengetahui tanggung jawab pemerintah daerah dalam menyelesaikan
permasalahan pelanggaran Hak Asasi Manusia.
1.4 Batasan Permasalahan
Agar masalah pembahasan tidak terlalu luas dan lebih terfokus pada masalah
dan tujuan dalam hal pembuatan makalah ini, maka dengan ini penulis membatasi
masalah pada ruang lingkup HAM.
2 | H a k A s a s i M a n u s i a
BAB 2PEMBAHASAN
2.1 Landasan Teori
2.1.1. Pengertian HAM
HAM adalah hak-hak yang melekat pada diri manusia. Dan tanpa hak-hak itu
manusia tidak dapat hidup layak sebagai manusia. Menurut UU No 39/1999, HAM
adalah seperangkat hak yang melekat pada manusia sebagai makhluk Tuhan Yang
Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan
dilindungi oleh Negara, hukum, pemerintah dan setiap orang demi kehormatan serta
perlindungan harkat dan martabat manusia. Dengan akal budinya dan nuraninya,
manusia memiliki kebebasan untuk memutuskan sendiri perbuatannya. Di samping
itu, untuk mengimbangi kebebasannya tersebut manusia memiliki kemampuan untuk
bertanggung jawab atas semua tindakan yang dilakukannya.
HAM dilahirkan oleh sebuah komisi PBB yang dipimpin Eleanor Roosevelt
dan pada 10 Desember 1948 secara resmi diteriama PBB sebagai “Universal
Declaration of Human Rights” pada awalnya Dekralasi ini hanya mengikat secara
formal dan moral anggota PBB, tetapi sejak tahun 1957 dilengkapi dengan tiga
perjanjian, yaitu sebagai berikut:
1. International Covenant on Economic, Sosial and Cultural Rights.
2. International Covenant on Civil and Political Rights.
3. Optional Protocol to the International Covenant on Civil and political
Rights.
Ketiga dokumen tersebut diterima sidang umum PBB 16 Desember 1966 dan
kepada anggota PBB diberi kesempatan untuk meratifikasi. Setiap negara yang
meratifikasi dokumen tersebut berarti terikat dengan ketentuan dokumen tersebut.
Konvensi tersebut bertujuan untuk menberi perlindungan hak-hak dan kebebasab
kepribadian manusia.
3 | H a k A s a s i M a n u s i a
2.1.2. Ciri Pokok Hakikat HAM
Berdasarkan beberapa rumusan HAM di atas, dapat ditarik kesimpulan
tentang beberapa ciri pokok hakikat HAM yaitu:
HAM tidak perlu diberikan, dibeli ataupun diwarisi. HAM adalah bagian
dari manusia secara otomatis.
HAM berlaku untuk semua orang tanpa memandang jenis kelamin, ras,
agama, etnis, pandangan politik atau asal-usul sosial dan bangsa.
HAM tidak bisa dilanggar. Tidak seorangpun mempunyai hak untuk
membatasi atau melanggar hak orang lain. Orang tetap mempunyai HAM
walaupun sebuah Negara membuat hukum yang tidak melindungi atau
melanggar HAM.
2.1.3. Macam-macam Hak Asasi Manusia
a) Hak asasi pribadi / Personal Right
• Hak kebebasan untuk bergerak, berpergian dan berpindah-pindah
tempat.
• Hak kebebasan mengeluarkan atau menyatakan pendapat.
• Hak kebebasan memilih dan aktif di organisasi atau perkumpulan.
• Hak kebebasan untuk memilih, memeluk, dan menjalankan agama
dan kepercayaan yang diyakini masing-masing.
b) Hak asasi politik / Political Right• Hak untuk memilih dan dipilih dalam suatu pemilihan.
• Hak ikut serta dalam kegiatan pemerintahan.
• Hak membuat dan mendirikan partai politik dan organisasi
politik lainnya.
c) Hak asasi hukum / Legal Equality Right
• Hak mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum dan
pemerintahan.
• Hak untuk menjadi pegawai negeri sipil / PNS.
• Hak mendapat layanan dan perlindungan hukum.
d) Hak asasi ekonomi / Property Rigths
4 | H a k A s a s i M a n u s i a
• Hak kebebasan melakukan kegiatan jual beli.
• Hak kebebasan mengadakan perjanjian kontrak.
• Hak kebebasan menyelenggarakan sewa-menyewa, hutang-piutang.
• Hak kebebasan untuk memiliki susuatu.
• Hak memiliki dan mendapatkan pekerjaan yang layak.
e) Hak asasi peradilan / Procedural Rights
• Hak mendapat pembelaan hukum di pengadilan
• Hak persamaan atas perlakuan penggeledahan, penangkapan,
penahanan dan penyelidikan di mata hukum.
f) Hak asasi sosial budaya / Social Culture Right
• Hak menentukan, memilih dan mendapatkan pendidikan.
• Hak mendapatkan pengajaran.
• Hak untuk mengembangkan budaya yang sesuai dengan bakat dan
minat.
2.1.4. Landasan Hukum Hak Asasi Manusia di Indonesia
Bangsa Indonesia mempunyai pandangan dan sikap mengenai Hak
Asasi Manusia yang bersumber dari ajaran agama, nilai moral universal, dan
nilai luhur budaya bangsa, serta berdasarkan pada Pancasila dan Undang-
undang dasar 1945.
Pengakuan, jaminan, dan perlindungan Hak Asasi Manusia tersebut
diatur dalam beberapa peraturan perundangan berikut.
a. Pancasila
Pengakuan harkat dan martabat manusia sebagai makhluk Tuhan
Yang Maha Esa.
Pengakuan bahwa kita sederajat dalam mengemban kewajiban dan
memiliki hak yang sama serta menghormati sesamam manusia
tanpa membedakan keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin,
kedudukan social, warna kulit, suku dan bangsa.
Mengemban sikap saling mencintai sesama manusia, sikap
tenggang rasa, dan sikap tida sewenang-wenang terhadap orang
lain.
5 | H a k A s a s i M a n u s i a
Selalu bekerja sama, hormat menghormati dan selalu berusaha
menolong sesama.
b. Dalam Pembukaan UUD 1945
Menyatakan bahwa “ kemerdekaan itu adalah hak segala
bangsa, dan oleh karena itu penjajahan diatas dunia harus dihapuskan
karena tidak sesuai dengan pri kemanusiaan dan pri keadilan”. Ini
adalah suatu pernyataan universal karena semua bangsa ingin merdeka.
Bahkan, didalm bangsa yang merdeka, juga ada rakyat yang ingin
merdeka, yakni bebas dari penindasan oleh penguasa, kelompok atau
manusia lainnya.
c. Dalam Batang Tubuh UUD 1945
Persamaan kedudukan warga Negara dalam hokum dan
pemerintahan (pasal 27 ayat 1).
Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak (pasal 27 ayat 2).
Kemerdekaan berserikat dan berkumpul (pasal 28).
Hak mengeluarkan pikiran dengan lisan atau tulisan (pasal 28).
Kebebasan memeluk agama dan beribadat sesuai dengan agama dan
kepercayaanya itu (pasal 29 ayat 2).
Hak memperoleh pendidikan dan pengajaran (pasal 31 ayat 1)
BAB XA pasal 28 a s.d 28 j tentang Hak Asasi Manusia
d. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
Bahwa setiap hak asasi seseorang menimbulkan kewajiban dasar
dan tanggung jawab untuk menghormati HAM orang lain secara
timbale balik.
Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib
tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan oleh UU.
e. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM
Untuk ikut serta memelihara perdamaian dunia dan menjamin
pelaksanaan HAM serta member I perlindungan, kepastian, keadilan,
6 | H a k A s a s i M a n u s i a
dan perasaan aman kepada masyarakat, perlu segera dibentuk suatu
pengadilan HAM untuk menyelesaikan pelanggaran HAM yan berat.
f. Hukum Internasional tentang HAM yang telah Diratifikasi Negara RI
Undang- undang republic Indonesia No 5 Tahun 1998 tentang
pengesahan (Konvensi menentang penyiksaan dan perlakuan atau
penghukuman lain yang kejam, ridak manusiawi, atau merendahkan
martabat orang lain.
Undang-undang Nomor 8 tahun 1984 tentang pengesahan Konvensi
Mengenai Penghapusan segala Bentuk Diskriminasi terhadap Wanita.
Deklarasi sedunia tentang Hak Asasi Manusia Tahun 1948
(Declaration Universal of Human Rights).
2.1.5. Perkembangan Pemikiran Hak Asasi Manusia di Indonesia
1. Perkembangan pemikiran HAM dunia bermula dari:
a) Magna Charta
Pada umumnya para pakar di Eropa berpendapat bahwa lahirnya HAM
di kawasan Eropa dimulai dengan lahirnya magna Charta yang antara
lain memuat pandangan bahwa raja yang tadinya memiliki kekuasaan
absolute (raja yang menciptakan hukum, tetapi ia sendiri tidak terikat
dengan hukum yang dibuatnya), menjadi dibatasi kekuasaannya dan
mulai dapat diminta pertanggung jawabannya dimuka hukum(Mansyur
Effendi,1994).
b) The American declaration
Perkembangan HAM selanjutnya ditandai dengan munculnya The
American Declaration of Independence yang lahir dari paham
Rousseau dan Montesquuieu. Mulailah dipertegas bahwa manusia
adalah merdeka sejak di dalam perut ibunya, sehingga tidaklah logis
bila sesudah lahir ia harus dibelenggu.
c) The French declaration
Selanjutnya, pada tahun 1789 lahirlah The French Declaration
(Deklarasi Perancis), dimana ketentuan tentang hak lebih dirinci lagi
7 | H a k A s a s i M a n u s i a
sebagaimana dimuat dalam The Rule of Law yang antara lain berbunyi
tidak boleh ada penangkapan tanpa alasan yang sah. Dalam kaitan itu
berlaku prinsip presumption of innocent, artinya orang-orang yang
ditangkap, kemudian ditahan dan dituduh, berhak dinyatakan tidak
bersalah, sampai ada keputusan pengadilan yang berkekuatan hukum
tetap yang menyatakan ia bersalah.
d) The Four Freedom
Ada empat hak kebebasan berbicara dan menyatakan pendapat, hak
kebebasan memeluk agama dan beribadah sesuai dengan ajaran agama
yang diperlukannya, hak kebebasan dari kemiskinan dalam pengertian
setiap bangsa berusaha mencapai tingkat kehidupan yang damai dan
sejahtera bagi penduduknya, hak kebebasan dari ketakutan, yang
meliputi usaha, pengurangan persenjataan, sehingga tidak satupun
bangsa berada dalam posisi berkeinginan untuk melakukan serangan
terhadap Negara lain ( Mansyur Effendi,1994).
2. Perkembangan pemikiran HAM di Indonesia
Pemikiran HAM periode sebelum kemerdekaan yang paling
menonjol pada Indische Partij adalah hak untuk mendapatkan
kemerdekaan serta mendapatkan perlakukan yang sama hak
kemerdekaan.
Sejak kemerdekaan tahun 1945 sampai sekarang di Indonesia
telah berlaku 3 UUD dalam 4 periode, yaitu.
a. Periode 18 Agustus 1945 sampai 27 Desember 1949,
berlaku UUD 1945.
b. Periode 27 Desember 1949 sampai 17 Agustus 1950,
berlaku konstitusi Republik Indonesia Serikat.
c. Periode 17 Agustus sampai 5 Juli 1959, berlaku UUD
1950.
d. Periode 5 Juli 1959 sampai sekarang, berlaku Kembali
UUD 1945.
2.1.6. HAM Dalam Perundang-undangan Nasional
8 | H a k A s a s i M a n u s i a
Dalam perundang-undangan RI paling tidak terdapat bentuk hukum
tertulis yang memuat aturan tentang HAM. Pertama, dalam konstitusi (UUD
Negara). Kedua, dalam ketetapan MPR (TAP MPR). Ketiga, dalam Undang-
undang. Keempat, dalam peraturan pelaksanaan perundang-undangan seperti
peraturan pemerintah, keputusan presiden dan peraturan pelaksanaan lainnya.
Kelebihan pengaturan HAM dalam konstitusi memberikan jaminan
yang sangat kuat karena perubahan dan atau penghapusan satu pasal dalam
konstitusi seperti dalam ketatanegaraan di Indonesia mengalami proses yang
sangat berat dan panjang, antara lain melalui amandemen dan referendum,
sedangkan kelemahannya karena yang diatur dalam konstitusi hanya memuat
aturan yang masih global seperti ketentuan tentang HAM dalam konstitusi RI
yang masih bersifat global. Sementara itu bila pengaturan HAM dalam bentuk
Undang-undang dan peraturan pelaksanaannya kelemahannya, pada
kemungkinan seringnya mengalami perubahan.
2.1.7 HAM Dalam Tinjauan Islam
Adanya ajaran tentang HAM dalam Islam menunjukan bahwa Islam
sebagai agama telah menempatkan manusia sebagai makhluk terhormat dan
mulia. Oleh karena itu, perlindungan dan penghormatan terhadap manusia
merupakan tuntutan ajaran itu sendiri yang wajib dilaksanakan oleh umatnya
terhadap sesama manusia tanpa terkecuali. Hak-hak yang diberikan Allah itu
bersifat permanent, kekal dan abadi, tidak boleh dirubah atau dimodifikasi
(Abu A’la Almaududi, 1998). Dalam Islam terdapat dua konsep tentang hak,
yakni hak manusia (hak al insan) dan hak Allah. Setiap hak itu saling
melandasi satu sama lain. Hak Allah melandasi manusia dan juga sebaliknya.
Konsep islam mengenai kehidupan manusia didasarkan pada
pendekatan teosentris (theocentries) atau yang menempatkan Allah melalui
ketentuan syariatnya sebagai tolak ukur tentang baik buruk tatanan kehidupan
manusia baik sebagai pribadi maupun sebagai warga masyarakat atau warga
bangsa. Dengan demikian konsep Islam tentang HAM berpijak pada ajaran
tauhid. Konsep tauhid mengandung ide persamaan dan persaudaraan manusia.
Konsep tauhid juga mencakup ide persamaan dan persatuan semua makhluk
9 | H a k A s a s i M a n u s i a
yang oleh Harun Nasution dan Bahtiar Effendi disebut dengan ide
perikemakhlukan. Islam datang secara inheren membawa ajaran tentang
HAM, ajaran islam tentang HAM dapat dijumpai dalam sumber utama ajaran
islam yaitu al-Qur’an dan al-Hadits yang merupakan sumber ajaran normative,
juga terdapat praktek kehidupan umat islam.
Dilihat dari tingkatannya, ada 3 bentuk HAM dalam Islam, pertama,
Hak Darury (hak dasar). Sesuatu dianggap hak dasar apabila hak tersebut
dilanggar, bukan hanya membuat manusia sengsara, tetapi juga eksistensinya
bahkan hilang harkat kemanusiaannya. Sebagai misal, bila hak hidup
dilanggar maka berarti orang itu mati. Kedua, hak sekunder (hajy) yakni hak-
hak yang bila tidak dipenuhi akan berakibat hilangnya hak-hak elementer
misalnya, hak seseorang untuk memperoleh sandang pangan yang layak maka
akan mengakibatkan hilangnya hak hidup. Ketiga hak tersier(tahsiny) yakni
hak yang tingkatannya lebih rendah dari hak primer dan sekunder (Masdar F.
Mas’udi, 2002)
Mengenai HAM yang berkaitan dengan hak-hak warga Negara, Al
Maududi menjelaskan bahwa dalam Islam hak asasi pertama dan utama warga
negara adalah :
1. Melindungi nyawa, harta dan martabat mereka bersama-sama
dengan jaminan bahwa hak ini tidak kami dicampuri, kecuali
dengan alasan-alasan yang sah dan ilegal.
2. Perlindungan atas kebebasan pribadi. Kebebasan pribadi tidak bisa
dilanggar kecuali setelah melalui proses pembuktian yang
meyakinkan secara hukum dan memberikan kesempatan kepada
tertuduh untuk mengajukan pembelaan.
3. Kemerdekaan mengemukakan pendapat serta menganut keyakinan
masing- masing.
4. Jaminan pemenuhan kebutuhan pokok bagi semua warga negara
tanpa membedakan kasta atau keyakinan. Salah satu kewajiban zakat
kepada umat Islam, salah satunya untuk memenuhi kebutuhan pokok
warga negara.
10 | H a k A s a s i M a n u s i a
2.1.8. Lembaga Penegak Hak Asasi ManusiaImplementasi demokrasi dan HAM tidak akan bermakna dalam
kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat, apabila tidak ditunjang dengan penegakan Hukum dalam bidangnya. Oleh karena itu, harus diciptakan “budaya hukum” tanpa budaya hukum mudah terjadi pelanggaran hukum dalam masyarakat. Adanya perasaan hukum yang tumbuh ditandai dengan adanya keinginan dalam masyarakat itu sendiri untuk senantiasa berbuat benar, menegakan hak dan melakukan-melakukan kegiatan yang bermanfaat dalam masyarakat serta moral. Menurut Hugo Krabbe, tumbuhnya perasaan hukum akan menjelma menjadi kesadaran hukum yang menimbulkan kewajiban bagi setiap orang atau masyarakat untuk mematuhi hukum bukan karena tekanan dari pihak luar (penguasa). Bedasarkan pasal 281 ayat 5 Amandemen UUD 1945, pelaksanaan penegakan HAM akan diatur dengan peraturan perundang-undangan berpijak dari ketentuan tersebut, di keluarkan UU No. 39 Tahun 1999 tentang HAM.
2.2 Pembahasan
2.2.1. Sebab-Sebab Pelanggaran HAM
Berikut ini adalah beberapa penyebab terjadinya pelanggaran HAM
yang terjadi, yaitu sebagai berikut :
Kurangnya menghormati hak asasi orang lain, moral, etika, dan tata tertib
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Masyarakat warga yang belum berdaya.
Interprestasi dan penerapan yang salah dari norma–norma agama dan
perintah (intruksi).
Good Governence masih bersifat retorika.
Corporete Governence masih bersifat retorika .
2.2.2. Cara-Cara Penanggulangan Pelanggaran HAM
Berikut ini adalah cara penanggulangan pelanggaran HAM yang
terjadi, yaitu sebagai berikut :
Membawa kasus–kasus pelanggaran hak asasi manusia ke pengadilan hak
asasi manusia dengan tetap menerapkan asas praduga tak bersalah.
Membangun budaya hak asasi manusia.
11 | H a k A s a s i M a n u s i a
Berdayakan mekanisme perlindungan hak asasi manusia yang ada dan
membentuk lembaga–lembaga khusus yang mengenai masalah masalah
khusus.
Mempergiat sosialisasi hak asasi manusia kepada semua kelompok dan
tingkat dalam masyarakat dengan mengikut sertakan LSM dalam
kemitraan dengan pemerintah.
Mencabut dan merivisi semua undang–undang peraturan yang
bertentangan dengan hak asasi manusia.
Memberdayakan aparat pengawas.
Mengembangkan managemen konflik oleh lembaga–lembaga
perlindungan hak asasi manusia.
Memprioritaskan penyusunan prosedur pengaduan dan penanganan kasus–
kasus pelanggaran hak asasi manusia.
Membentuk lembaga–lembaga yang membantu korban pelanggaran hak
asasi manusia dalam mengurus kompensasi dan rehabilitasi.
Mengembangkan lembaga-lembaga dan program–program yang
melindungi korban dan saksi pelanggaran hak asasi manusia.
2.2.3. Kewajiban dan Tanggung Jawab Pemerintah
Berikut ini adalah kewajiban dan tanggung jawab Pemerintah menurut
UU No. 39 Tahun 1999, yaitu sebagai berikut:
Pemerintah Wajib dan bertanggung jawab menghormati, melindungi,
menegakkan dan memajukan hak asasi manusia yang diatur dalam undang-
undang ini, peraturan peundang-undangan lain dan hukum internasional
tentang hak asasi manusia yang diterima oleh negara RI.
Kewajiban dan tanggung jawab pemerintah sebagaimana dimaksud
meliputi langkah implementasi yang efektif dalam bidang hukum, politik,
ekonomi, sosial, budaya, pertahanan keamanan negara dan bidang lain.
Hak dan kebebasan yang diatur dalam undang-undang ini hanya dapat
dibatasi oleh dan berdasarkan undang-undang, semata-mata untuk
menjamin pengakuan dann penghormatan terhadap hak asasi manusia serta
kebebasan dasar orang lain, kesusilaan, ketertiban umum dan kepentingan
bangsa.
12 | H a k A s a s i M a n u s i a
Tidak satu ketentuan pun dalam undang-undang ini boleh diartikan bahwa
pemerintah, partai, golongan atau pihak manapun dibenarkan mengurangi,
merusak atau menghapuskan hak asasi manusia atau kebebasan dasar yang
diatur dalam undang-undang ini.
BAB 3PENUTUP
3.1 Kesimpulan
13 | H a k A s a s i M a n u s i a
HAM adalah hak-hak yang melekat pada diri manusia. Dan tanpa hak-hak itu
manusia tidak dapat hidup layak sebagai manusia. HAM adalah hak yang dimiliki
manusia yang telah telah diperoleh dan dibawahnya bersamaan dengan kelahiran
didalam kehidupan masyarakat.
HAM setiap individu dibatasi oleh HAM orang lain. Dalam Islam, Islam
sudah lebih dulu memperhatikan HAM. Ajaran Islam tentang Islam dapat dijumpai
dalam sumber utama ajaran Islam itu yaitu Al-Qur’an dan Hadits yang merupakan
sumber ajaran normatif, juga terdapat dalam praktik kehidupan umat Islam.
Dalam kehidupan bernegara HAM diatur dan dilindungi oleh perundang-
undangan RI, dimana setiap bentuk pelanggaran HAM baik yang dilakukan oleh
seseorang, kelompok atau suatu instansi atau bahkan suatu Negara akan diadili dalam
pelaksanaan peradilan HAM, pengadilan HAM menempuh proses pengadilan melalui
hukum acara peradilan HAM sebagaimana terdapat dalam Undang-Undang
pengadilan HAM.
3.2 SaranUpaya agar sadar akan pentingnya Hak Asasi Manusia, maka penulis memberikan saran-
saran sebagai berikut:
Sebagai makhluk sosial kita harus mampu mempertahankan dan memperjuangkan HAM kita sendiri.
Kerjasama antara Pemerintah daerah dan warga masyarakat Daerah perlu ditingkatkan.
Kita harus bisa menghormati dan menjaga HAM orang lain jangan sampai kita melakukan pelanggaran HAM dan Jangan sampai pula HAM kita dilanggar dan dinjak-injak oleh orang lain
Pemerintah khususnya pihak kepolisian harus bisa menjadi sarana dalam menyelesaikan masalah pelanggaran HAM.
Pemerintah harus bisa bekerjasama dengan masyarakat dalam mewujudkan kesejahteraan rakyat.
Pelanggaran hak asasi manusia di negara Indonesia khususnya di Daerah Jawa Barat, seharusnya ditanggapi dengan cepat dan tanggap oleh pemerintah dan disertai peran serta masyarakat.
Dalam menjaga HAM kita harus mampu menyelaraskan dan mengimbangi antara HAM kita dengan HAM orang lain.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.bimbingan.org/prinsip-prinsip-kedaulatan.htm diakses pada 15 September 2014
14 | H a k A s a s i M a n u s i a
http://mukhliscaniago.wordpress.com/2012/06/28/pkn/ diakses pada 15 September 2014
http://unknown-mboh.blogspot.com/2012/11/pengertian-dan-macam-macam-ham-hak.html
Lasa dkk.LKS Gita SMU PPKn. Hak Asasi Manusia. PT. Pabelan. Surakarta.Wikipedia Indonesia. 2007. Hak Asasi Manusia. id.wikipedia.Org/wiki/HakAsasi Manusia-26k.Diakses 02 Desember 2011Asri Wijayanti 2008 Sejarah perkembangan, Hak Asasi Manusia
http://www.jimly.com/makalah/namafile/2/Demokrasi dan hak asasi manusia.doc
http://husnyarifuddin.blogspot.com/2012/04/penertian-dan-definisi-hak-asasi.html
http://www.zonasiswa.com/2014/07/pengertian-hak-asasi-manusia-ham.html
file:///E:/DOKUMEN/TUGAS/PKN/HAM/MAKALAH%20HAK%20ASASI%20MANUSIA%20%20%20Parida%20(%20STKIP%20-%20PGRI).htm
http://hukum.kompasiana.com/2013/04/05/kewenangan-pengadilan-ham-pada-kasus-kejahatan-terhadap-
kemanusiaan-di-lapas-cebongan-548614.html
LAMPIRAN
Artikel 1:
15 | H a k A s a s i M a n u s i a
Penggusuran Rumah
Penggusuran terhadap rumah warga selalu terjadi setiap tahun. Tata ruang kota
selalu menjadi alasan bagi pemerintah untuk melakukan kebijakan yang merugikan
bagi sebagian warga kota itu. Kebijakan pemerintah melakukan penggusuran ini
dinilai sebagai bentuk pelanggaran HAM. Hal itu terungkap dalam diskusi yang
digelar oleh Forum Warga Kota Jakarta (FAKTA), Jl Pancawarga IV, Kalimalang,
Jakarta, Rabu (4/10/2006)
Artikel 2 :
MANUSIA Bintek Pemahaman Hak Asasi ManusiaOleh : putra_kesbangpol
Denpasar, Masalah kriminalitas, “dimana didalamnya menyangkut masalah
Hak Asasi Manusia (HAM) masyarakat mustinya faham akan hal itu, karena
merupakan hak bagi setiap orang untuk menikmati kebebasan dalam keterikatan,
menyikapi hal tersebut masyarakat perlu diberi pemahaman secara umum dan
mengetahui dengan jelas apa yang musti dilakukan dan apa yang diperbuat dalam
menegakkan ham tersebut, demikian disampaikan oleh walikotaa Denpasar IB Rai
Dharmawijaya mantra Dalam Sambutan tertulisnya yang dibacakan oleh Asisten
Administrasi Pemerintahan Setda Kota Denpasar Drs. Ketut Mister dihadapan 50
peserta bimbingan pemahaman tentang Ham di Aula Hotel Dwikarya Denpasar 25/7.
MisterMenegaskan,” Walaupun angka pelanggaran terhadap Ham di Kota Denpasar
relative rendah, pemahaman terhadap pelaksanaan dan fungsi Ham patutlah terus
diupayakan, dari pelaksanaan bintek ini diharapkan muncul kader-kader yang mampu
memberikan informasi dan pemahaman yang benar dan lanjut menularkan hal tersebut
kepada msayarakat luas terhadap Ham tersebut.” Dikatakan,” dalam era demokrasi
dan reformasi di segala bidang, khususnya dalam pelaksanaan HAM telah dirasakan
menurunnya solidaritas dan kebersamaan anggota masyarakat, apalagi diimbangi
munculnya multi krisis, menambah beratnya beban masyarakat dalam menerapkan
pola hidup. Menyikapi hal tersebut mister menekankan, “ Kaum wanita, ibu dan
Anak-anak yang sering menerima kekerasan dalam rumah tangga (Kdrt), terus
diarahkan dan dibina dalam memahami Ham, sehingga dapat bersikap lebih waspada
terhadap amcaman kriminalitas. “Wanita pada umumnya sekarang lebih berani
menyikapi pelanggaran Ham yang menyangkut dirinya, begitu pula pelecehan Sex
16 | H a k A s a s i M a n u s i a
terhadap anak dibawah umur, boleh dikatakan meningkat setiap tahun”, ujar Nyoman
Masni dari lembaga perlindungan “anak,” Menurutnya Hak anak dalam era sekarang
banyak yang terenggut akibat kemajuan tehnologi dan dikejar target, sehingga
kalangan Ibu muda begitu ambisi memenuhi kepentinganya, anak yang mustinya
diberi peluang untuk bermain, akan tetapi dijejali dengan kegiatan lest, demi ambisi
orangg tua, dan itu sudah merenggut hak anak untuk bermain. “Adanya bintek yang
berlangsung 3 hari dengan peserta sebagian besar wanita, dimaksudkan memberikan
pemahaman Ham, dan menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya Ham di era
globalisasi ini” ujar Ketua Panitya pelaksana Bintek Ham Kesbangpol Kota Denpasar
I Wayan Budi Utama Yuana, SH.(krsn)
17 | H a k A s a s i M a n u s i a