paper great depression 1930

19
AMERICA’S GREAT DEPRESSION I. SEJARAH DAN PENYEBAB KRISIS Peristiwa-peristiwa spektakuler yang terjadi menjadi petikan ilmu yang berharga khususnya bagi perkembangan teori makroekonomi. Sebuah depresi diseluruh dunia melanda negara-negara dengan ekonomi pasar pada akhir 1920-an. Karena krisis berlangsung dalam waktu yang cukup lama selama satu dekade dan pemulihannya berjalan lambat, seluruh tahun 1930an di Amerika Serikat sering disebut Great Depression. Awal dari great deppresion berawal dari Perang Dunia I tahun 1914-1918, dimana negara-negara yang terlibat Perang Dunia I memerlukan dana yang besar untuk kebutuhan negaranya termasuk biaya perang. Pada saat itu negara maju menawarkan pinjaman dana dengan standar emas untuk nilai tukar. Amerika sebagai negara penganut standar emas bersedia memberikan pinjaman kepada negara-negara yang terlibat Perang Dunia I dengan standar emas, contohnya negara Jerman dan Perancis. Namun akibat dari Perang Dunia I negara-negara peminjam tidak sanggup untuk mengembalikan hutang dalam bentuk standar emas sehingga negara Amerika sebagai negara donatur pinjaman menjadi kekurangan stok emasnya. Tahun 1927 The Federal Reserve menurunkan suku bunga untuk mendukung Bank Inggris menerapkan standard emas 1 . Akibat turunnya suku bunga banyak warga yang meminjam uang ke bank untuk diinvestasikan ke bursa saham. Akibatnya terjadi ledakan spekulatif yang menggiring terjadinya gelembung ekonomi (economic bubble). Karena besarnya investor yang meminjam uang di bank dan diinvestasikan di pasar saham sehingga total pinjaman lebih besar dari uang yang beredar. Ketika tahun 1929 pasar saham jatuh akibat uang beredar sedikit karena banyak uang yang disimpan di pasar saham sehingga konsumsi turun. America’s Great Depression 1

Upload: zahrarasyid

Post on 04-Aug-2015

495 views

Category:

Documents


23 download

TRANSCRIPT

Page 1: Paper Great Depression 1930

AMERICA’S GREAT DEPRESSION

I. SEJARAH DAN PENYEBAB KRISIS

Peristiwa-peristiwa spektakuler yang terjadi menjadi petikan ilmu yang berharga khususnya bagi

perkembangan teori makroekonomi. Sebuah depresi diseluruh dunia melanda negara-negara dengan

ekonomi pasar pada akhir 1920-an. Karena krisis berlangsung dalam waktu yang cukup lama selama satu

dekade dan pemulihannya berjalan lambat, seluruh tahun 1930an di Amerika Serikat sering disebut

Great Depression. Awal dari great deppresion berawal dari Perang Dunia I tahun 1914-1918, dimana

negara-negara yang terlibat Perang Dunia I memerlukan dana yang besar untuk kebutuhan negaranya

termasuk biaya perang. Pada saat itu negara maju menawarkan pinjaman dana dengan standar emas

untuk nilai tukar. Amerika sebagai negara penganut standar emas bersedia memberikan pinjaman

kepada negara-negara yang terlibat Perang Dunia I dengan standar emas, contohnya negara Jerman dan

Perancis. Namun akibat dari Perang Dunia I negara-negara peminjam tidak sanggup untuk

mengembalikan hutang dalam bentuk standar emas sehingga negara Amerika sebagai negara donatur

pinjaman menjadi kekurangan stok emasnya.

Tahun 1927 The Federal Reserve menurunkan suku bunga untuk mendukung Bank Inggris

menerapkan standard emas1. Akibat turunnya suku bunga banyak warga yang meminjam uang ke bank

untuk diinvestasikan ke bursa saham. Akibatnya terjadi ledakan spekulatif yang menggiring terjadinya

gelembung ekonomi (economic bubble). Karena besarnya investor yang meminjam uang di bank dan

diinvestasikan di pasar saham sehingga total pinjaman lebih besar dari uang yang beredar. Ketika tahun

1929 pasar saham jatuh akibat uang beredar sedikit karena banyak uang yang disimpan di pasar saham

sehingga konsumsi turun.

1Standar emas atau gold standar adalah suatu sistem moneter yang menggunakan emas sebagai alat

bayar yang sah, satuan dasar nilai uang, dan dasar perbandingan nilai berbagai mata uang. Sistem ini

diperkaenalkan di Inggris pada tahun 1921 dan dpakai di Amerika pada tahun 1870-1971.

Great Depression disebabkan karena lima faktor utama meliputi :

1. Jatuhnya bursa saham (Stock Market Crash)

Jatuhnya bursa saham pada bulan Oktober 1929 di Amerika atau yang lebih sering

disebut Black Tuesday d i s i n y a l i r s e b a g a i p e n y e b a b u t a m a d a r i G r e at

Depression. P e r i s t i w a i n i menyebabkan hampir seluruh pemegang saham

mengalami kerugian. Pemerintah Amerika berusaha mengatasi dampak dari

jatuhnya bursa saham dengan memaksa sebagian besar bank untuk tutup, akibatnya terjadi

America’s Great Depression 1

Page 2: Paper Great Depression 1930

kepanikan yang dampaknya tidak hanya dialami oleh penduduk Amerika melainkan sudah

lintas negara. Kepanikan ini membuat masyarakat yang khawatir simpanan mereka di

bank hilang berbondong-bondong mendatangi bank yang masih buka untuk dapat

menarik uang simpanan mereka. Hal ini secara cepat berimbas pada terjadinya kebankrutan

di sejumlah bank, dan terjadinya Great Depression diakhir 1930 tidak dapat terelakkan lagi.

Harga saham jatuh menyebabkan jatuhnya kepercayaan dan kekayaan konsumen. Pengeluaran

jatuh dan penurunan kepercayaan menyebabkan penabung berkeinginan untuk menarik uang dari

bank mereka (Bernanke BS, 1995).

2. Kegagalan bank (Bank Failures)

Sepanjang tahun 1930 setelah terjadinya stock market crash jumlah bank di

Amerika dan Eropa yang lumpuh dan mengalami kebangkrutan semakin bertambah

hingga mencapai 9.000 b a n k . P e m e r i n t a h t i d a k l a g i m a m p u m e m b e r i k a n

j a m i n a n t e r h a d a p s i m p a n a n y a n g t e r s i s a , a k i b a t n y a b a n k d a l a m k e a d a a n

uninsured d a n ti d a k l a g i d a p a t m e m b e r i k a n p i n j a m a n b a g i nasabah. Keadaan ini

semakin memperburuk situasi karena mayoritas masyarakat kehilangan uangnya,

sehingga kesulitan ekonomi tidak hanya dirasakan oleh negara melainkan

sudah berdampak pada masyarakat luas.

Pemerintah tampak tidak mampu menghentikan anjloknya bank dan keruntuhan dalam

kepercayaan terhadap sistem perbankan. Karena krisis perbankan, Bank mengurangi pinjaman, ada

penurunan dalam investasi. Orang kehilangan tabungan sehingga belanja konsumen berkurang

(Bernanke BS, 1995).

3. Menurunnya daya beli masyarakat (Reduction in Purchasing)

Adanya stock market crash dan hilangnya simpanan masyarakat di bank menyebabkan daya beli

masyarakat menurun sehingga tidak mampu membeli barang (konsumsi menurun). Ini

menyebabkan perusahaan harus berhenti melakukan produksi, dan akibatnya para

pekerja diberhentikan sehingga angka pengangguran meningkat hingga 25%. Kondisi ini

America’s Great Depression 2

Page 3: Paper Great Depression 1930

menyebabkan perekonomian tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya, dan keadaan

depresi ekonomi pun semakin parah.

4. Kebijakan tax tarif yang diterapkan pemerintah Amerika terhadap negara-negara Eropa

Banyaknya bisnis di Amerika yang lumpuh akibat turunnya daya beli masyarakat.

Hal ini membuat pemerintah Amerika Serikat memberlakukan kebijakan Smoot-Hawley Tariff yang

diprakarsai oleh Presiden Hoover tahun 1929 untuk melindungi sejumlah p e r u s a h a a n A m e r i k a

y a n g m a s i h d a p a t b e r o p e r a s i . Smoot-Hawley Tariff i n t i n y a a d a l a h memberlakukan

Tarif Bea Masuk (TBM) yang tinggi untuk produk impor seperti TBM gandum dinaikan 40%, TBM kaca

naik dari 65% menjadi 85%, rata-rata kenaikan TBM untuk produk impor naik dari 40,1% menjadi

53,21%. Kebijakan ini dimaksudkan untuk menolak barang luar negeri agar dapat melindungi

produsen domestik dan meningkatkan pendapatan pemerintah. Namun disisi lain kebijakan ini

berdampak pada melemahnya hubungan ekonomi antara Amerika dengan negara-negara Eropa yang

merupakan mitra dagang utama Amerika saat itu. Kondisi tersebut juga mengakibatkan penurunan

penjualan produk impor negara mitra dagang yang pada akhirnya meningkatkan tingkat

pengangguran di negara-negara importir atau yang dikenal dengan strategi beggar thy neighbor

karena mereka berusaha mengekspor pengangguran dengan meningkatkan posisi dagang satu

negara sehingga permintaan atas barang-barangnya menjadi beban mitra dagangnya. Selain itu

kebijakan ini juga memicu tindakan balasan yang serupa dari negara-negara Eropa yang merupakan

negara tujuan ekspor Amerika berupa menaikkan TBM produk impor guna memproteksi

perdagangan domestik negaranya. Hal ini menyebabkan penurunan produk ekspor asal Amerika.

5. Kondisi kemarau berkepanjangan (Drought Condition) dan The Bowl Dust

Kondisi ini sebenarnya tidak memberikan efek langsung terhadap terjadinya Great Depression,

namun secara tidak langsung kondisi ini menurut John Steinbeck dalam The Grapes of Wrath

cukup berpengaruh karena kondisi kekeringan menyebabkan sektor pertanian yang

diharapkan dapat menopang kondisi perekonomian ketika mayoritas industri besar

lumpuh ternyata juga tidak dapat berproduksi karena kekeringan menyebabkan daerah lembah di

sekitar sungai Mississippi tandus dan tidak bisa ditanami.

Great depression US 1930-an juga disebabkan oleh badai debu ( Bowl Dust) yang

menyebabkan kekeringan sehingga gagal panen. Akibatnya para petani yang meminjam

uang tidak dapat membayar utang ke bank, lalu jaminan tanah mereka diambil oleh

bank. Sehingga mereka menjadi pengangguran dan gelandangan (McNeese T, 2010).

Beberapa pandangan tentang great depression 1930 :

1. Keynes:

Great depression terjadi karena jumlah investasi di pasar saham besar sehingga konsumsi rendah

dan menyebabkan over investment dan menyebabkan bubble economic. Bahwa kebijakan fiscal

America’s Great Depression 3

Page 4: Paper Great Depression 1930

lebih efektif daripada kebijakan moneter. Lihat catatan macro 1 grafik dan penjelasan. Keynes

cenderung menekankan kebijakan fiscal daripada kebijakan moneter. Permintaan investasi

diperkiraan amat tidak responsive terhadap suku bunga. Ini berimplikasi pd kurva IS yg amat curam.

Pada saat yg sama kurva LM datar. Meskipun tdk mncapai likuiditi trap yang ekstrim. Dgn situasi

demikian ekspandi moneter tdk efektif dlm menstimulasi permintaan dan output.

Keynes mengatakan masalahnya adalah kurangnya permintaan agregat. Keynes berpendapat

penuh semangat bahwa pemerintah harus campur tangan dalam ekonomi untuk merangsang

permintaan melalui skema kerja publik - pengeluaran yang lebih tinggi dan pinjaman (Bernanke BS,

1995).

2. Friedman (kaum monetaris)

Kaum monetaris menolak pandangan Keynesian pada kebijakan fiskal dan menurunkan peran

uang. Kaum monetaris menekankan kebijakan moneter dalam menentukan perilaku output dan

harga.

Monetaris menekankan pentingnya penurunan jumlah uang beredar. Mereka menunjukkan

bahwa antara 1929 dan 1932, cadangan federal mengizinkan jumlah uang beredar turun sebesar

sepertiga. Secara khusus, monetaris seperti Friedman mengkritik keputusan The Fed untuk tidak

menyelamatkan bank-bank akan bangkrut. Mereka mengatakan bahwa karena jumlah uang beredar

turun begitu banyak resesi biasa berubah menjadi depresi deflasi besar. Hasilnya adalah apa yang

Friedman sebut dengan "Kontraksi Besar" - masa jatuh pendapatan, harga, dan pekerjaan

disebabkan oleh efek tersedak dari jumlah uang beredar yang terbatas (Bernanke BS, 1995).

3. Marxis

Pandangan Marxis melihat Depresi Besar sebagai kolapsnya kapitalisme global. Dengan

pengangguran lebih dari 25%, Marxis berpendapat bahwa ini menunjukkan ketidakstabilan yang

melekat dan kegagalan dari model kapitalis (Bernanke BS, 1995).

4. Romer (2003)

Berpendapat bahwa penyebab utama terjadinya great depression di Amerika adalah penurunan

dalam pengeluaran atau aggregate demand yang memicu penurunan produksi di bidang manufaktur

dan hasil kerajinan.

II. INDIKATOR EKONOMI PADA SAAT KRISIS

Menurut Romer C (2003) beberapa indikator ekonomi yang terjadi pada saat krisis di akhir tahun

1929 hingga awal tahun 1933 adalah adanya penurunan output yakni produksi industri menurun 47%

sedangkan GDP turun 30%, Indeks Harga Konsumen turun 33% sementara tingkat pengangguran

bertambah 20%.

America’s Great Depression 4

Page 5: Paper Great Depression 1930

Sumber : Mankiw, 2003

Sumber : Mankiw, 2003

Grafik. Tingkat pengangguran pada saat great depression

America’s Great Depression 5

Page 6: Paper Great Depression 1930

Grafik. Tingkat GDP dan GNP pada saat great depression

Grafik. Tingkat GDP produksi industri pada saat great depression

Tambahin tabel 19.1 hal 460 dorn bush

III. ANALISIS TEORI

a. IS – LM (Mankiw, 2006 page 311-313)

Hipotesis pengeluaran (Spending Hyphothesis) : Guncangan pada Kurva IS

Turunnya pendapatan masyarakat, jatuhnya pasar saham mengurangi kepercayaan dan

ketidakpastiaan, menyebabkan konsumsi masyarakat pun menurun karena mereka lebih

suka menyimpan daripada membelanjakannya. Selain itu kegagalan bank pun memicu

penurunan investasi. Adanya kebijakan meningkatkan pajak dan mengurangi pengeluaran

pemerintah menekan konsumsi masyarakat. Menurunnya konsumsi/ pengeluaran

menyebabkan kurva IS bergeser ke kiri.

Hipotesis uang (Money Hyphoyhesis) : : Guncangan pada Kurva LM oleh Friedman and

Schwartz

Tingkat pendapatan yang turun, pengangguran yang meningkat dan konsumsi menurun

menyebabkan jumlah uang yang beredar turun.

Hal ini menyebabkan pergeseran kontraktif kurva LM ke kiri.

America’s Great Depression 6

Page 7: Paper Great Depression 1930

b. Tingkat suku bunga, Investasi dan Kurva IS (Mankiw, 2006)

Penurunan tingkat suku bunga menyebabkan kenaikan investasi sehingga kurva IS akan bergeser

ke kanan. Semakin rendah tingkat bunga maka pendapatan semakin tinggi. Akan tetapi investasi

yang dilakukan bersifat temporer yaitu investasi dalam pasar saham.

Sumber : Mankiw, 2003

(Pada Mankiw, 2003 kasusnya tingkat suku bunga naik dan investasi menurun, pada great

depression 1930 tingkat suku bunga turun sehingga investasi di dalam pasar saham meningkat).

c. Teori Keynes

Keynes menyatakan pendapatan total perekonomian, dalam jangka pendek, ditentukan

sebagaian besar oleh keinginan belanja rumah tangga, perusahaan, dan pemerintah. Semakin

orang ingin belanja, semakin banyak barang dan jasa yang perusahaan dapat jual. Semakin

banyak yang perusahaan jual, semakin banyak output yang mereka akan pilih untuk diproduksi

dan semakin banyak yang mereka akan pilih untuk dipekerjakan. Jadi, masalah selama resesi dan

depresi, menurut Keynes, adalah belanja yang tidak cukup.

Keynes menyatakan bahwa trend ekonomi makro pada akhirnya dapat memberikan

pengaruh pada perilaku individu di sektor ekonomi mikro.

Oleh karena itu menurut keynes untuk keluar dari Great Depression dengan

melakukan kebijakan fiskal yaitu dengan cara pemerintah meningkatkan

pengeluarannya sehingga jumlah uang yang beredar di masyarakat akan bertambah

dan demand masyarakat terhadap barang produksi akan bertambah pula. Jika

permintaan agregat masyarakat bertambah maka peluang investasi dan tabungan di

bank diharapkan akan berangsur membaik sehingga pada akhirnya kondisi perekonomian

dapat kembali normal.

America’s Great Depression 7

Page 8: Paper Great Depression 1930

Selain itu, Keynes juga menyatakan pentingnya pemerintah untuk berinvestasi

dalam hal pendidikan, rumah sakit, dsb. Hal ini dikarenakan investasi dalam hal tersebut tidak

akan bersaing dengan barang-barang manufaktur. Selain itu jika terjadi suatu kemerosotan

perekonomian, industri barang-barang non-kapital akan cenderung lebih stabil dalam hal

dampaknya terhadap employment . S e d a n g k a n , d a l a m m o d e l p a s a r , K e y n e s

m e n e k a n k a n k a n p e n t in g y a p e r a n p e m e r i n t a h s e b a g a i pembuat kebijakan untuk

mengelola arus permintaan dan penawaran yang terjadi dalam mekanisme pasar. Keynes juga

lebih memilih untuk membedakan arus konsumsi dan arus investasi, dan juga

membandingkan purchasing power dengan konsumsi dan dengan menabung, sehingga jika

terjadi suatu ledakan ekonomi maka proporsi pendapatan yang ditabung akan bertambah

sehingga akan ada cukup banyak dana yang tersedia untuk investasi

d. Real Business Cycle Theory (Romer D, 2006)

Penyebab fluktuasi perekonomian adalah variabel-variabel yang bersifat riil

seperti:

Dengan teknologi akan memperbesar output.

Sebelum terjadinya great depression, di US setelah perang dunia I sekitar awal

tahun 1916 mengalami pertumbuhan ekonomi yang bagus karena adanya

penemuan teknologi seperti radio, mobil, mesin cuci sehingga pada saat itu

investasi negara US meningkat.

Bencana alam mempengaruhi produktivitas.

Great depression US 1930-an juga disebabkan oleh badai debu ( Bowl Dust) yang

menyebabkan kekeringan sehingga gagal panen.

e. Theory of Consumption Uncertainty – The Random–Walk Hyphothesis (Romer D, 2006)

Jatuhnya bursa saham meningkatkan ketidakpastian di masa yang akan datang. Sehingga

masyrakat akan menurunkan konsumsinya. Perubahan konsumsi mengikuti fungsi random-

walk. Hal ini berdampak pada menurunnya daya beli secara perekonomian global.

IV. KEBIJAKAN UNTUK MENGATASI KRISIS

Kebijakan oleh Hover :

1. Kebijakan Tarif Smoot – Hawley

Menikkan tarif pajak import sebesar 70% yang awalnya sebesar 40%.

2. Kebijakan upah tinggi/ kaku untuk pekerja

Pada saat krisis, perusahaan tidak diperbolehkan menurunkan tingkat upah pekerja. Hal ini

malah menyebabkan perusahaan memilih memecat pekerjanya sebagian karena tidak sanggup

membayar upah seluruh pekerjanya.

America’s Great Depression 8

Page 9: Paper Great Depression 1930

3. Reconstruction Finance Corporation (RFC)

Memberikan pinjaman kepada sektor swasta seperti perbankan, perusahaan asuransi,

perusahaan kereta api dan perusahaan pemberi pinjaman pertanian.

Kebijakan oleh Roosevelt :

1. New Deal Pertama (1933 – 1934)

a. The Fed direorganisasi dan Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC) dibentuk untuk

menjamin deposito dan sebagai pengawas bank. Sejumlah badan pengawas lainnya juga

dibentuk, yang dikenal sebagai Securities and Exchange Commission, yang mengatur industri

sekuritas. Semua kebijakan ini bertujuan untuk mencegah ekses spekulatif yang dituding

sebagai sumber masalah jatuhnya pasar saham (Dornbusch, 2008).

b. Roosevelt menghentikan arus keluar emas dengan melarang ekspor emas kecuali di bawah

lisensi dari kas negara. Siapapun yang memegang sejumlah besar koin emas diberi mandat

untuk menukarnya dengan harga tetap yang ada dolar AS, setelah AS akan tidak lagi

membayar emas pada permintaan untuk dolar, dan emas tidak lagi dianggap sah sah untuk

utang secara pribadi dan kontrak publik. Dolar dibiarkan mengambang bebas di pasar valuta

asing tanpa harga dijamin emas. Langkah ini memungkinkan FED untuk meningkatkan jumlah

uang yang beredar ke tingkat ekonomi yang dibutuhkan. Pasar langsung merespon dengan

baik untuk suspensi, dengan harapan bahwa penurunan harga akhirnya akan berakhir

(McNeese Tim, 2010).

Akibat melepaskan standard emas, nilai dollar terdepresiasi sehingga terjadi deflasi

(penurunan harga). Hal ini menguntungkan pihak perusahaan. Pada tahun 1933 penjual

mobil melonjak dan belanja konsumen terhadap barang-barang meningkat (Romer C, 2009).

c. Civilian Conservation Corps (CCC)

Merupakan program untuk pekerja. Dimana memberi pekerjaan pada pemuda berupa

konservasi alam di daerah pedalaman Amerika agar mereka terhindar dari kriminalitas.

Program ini juga bertujuan membantu perekonomian keluarga yang menjadi tanggungan

dari pemuda-pemuda tersebut (McNeese Tim, 2010) .

d. Agricultural Adjustment Administration (AAA)

Merupakan program untuk mengurangi produksi pertanian untuk menaikkan upah dan

harga (McNeese Tim, 2010).

e. National Recorvery Administration (NRA)

Pemulihan perekonomian melalui peningkatan upah dan harga, pemerintah mendorong

penyatuan perdagangan, skema kenaikan harga (price-raising) dan penetapan harga (price-

fixing) oleh bisnis (McNeese Tim, 2010).

America’s Great Depression 9

Page 10: Paper Great Depression 1930

f. Public Works Administration

Memberi lapangan pekerjaan untuk bekerja di sektor publik seperti pembangunan fasilitas

transportasi, fasulitas kesehetan guna memperbaiki perekonomian (McNeese Tim, 2010).

g. Home Owners’ Loan Coorporation (HOLC) dan Federal Housing Administration (FHA)

HOLC : kebijakan memberikan bantuan kepada masyarakat untuk mendapatkan rumahnya

kembali yang telah digadai akibat hutang saat depresi ekonomi.

FHA : menjamin masyarakat untuk membayar kredit rumah sesuai kemampuannya masing-

masing dengan memberikan kredit jangka panjang (McNeese Tim, 2010).

2. New Deal Kedua (1935 -1938) menurut McNeese ,Tim (2010)

a. Works Progress Administration (WPA)

Mempekerjakan pengangguran di proyek-proyek pembangunan milik pemerintah, seperti

pembuatan jalan dan irigasi.

b. Rural Electrification Administration (REA)

Menyediakan listrik ke wilayah-wilayah pertanian di pedalaman.

c. Wagner Act

UU ini untuk melindungi hak pekerja dalam membentuk serikat pekerja. Selain itu juga

membentuk National Labor Relations Board (NLRB) untuk memfasilitasi kesepakatan upah.

d. Social Security Act

Program yang paling penting dari tahun 1935, dan mungkin untuk New Deal secara

keseluruhan, adalah Undang-Undang Jaminan Sosial yang menetapkan sistem pensiun

universal, asuransi pengangguran, dan kesejahteraan bagi keluarga miskin dan orang cacat.

Pemulihan

Pandangan umum di kalangan sejarawan ekonomi adalah bahwa Great Depression berakhir

dengan munculnya Perang Dunia II. Banyak ekonom percaya bahwa pengeluaran pemerintah pada

perang menyebabkan pemulihan Depresi Besar lebih cepat, meskipun beberapa menganggap bahwa itu

tidak memainkan peran yang sangat besar dalam pemulihan. Hal itu membantu dalam mengurangi

pengangguran.

Masuknya Amerika ke dalam perang tahun 1941 akhirnya menghilangkan efek terakhir dari

Depresi Besar dan membawa tingkat pengangguran AS turun di bawah 10%.

V. PEMBELAJARAN (LESSON LEARNT)

Kebijakan fiskal maupun moneter yang tidak tepat, membuat great depression semakin

berat. Jika terdapat kebijakan fiskal, moneter yang cepat, tepat, kuat, ekspansif, maka

America’s Great Depression 10

Page 11: Paper Great Depression 1930

ekonomi memang tetap ‘menderita’ namun tidak mengalami trauma. ( Sumber : don

Bush page 466)

Pemerintah perlu mengontrol jumlah uang yang beredar agar pendapatan dan

konsumsi masyarakat tidak menurun (Friedman).

Di saat depresi, pajak jangan dinaikkan ataupun mencoba untuk menyeimbangkan

anggaran. Bank sentral hendaknya lebih aktif mencegah agar jumlah uang beredar

tidak jatuh dan tidak membiarkan bank mengalami kegagalan sehingga mengurangi

stok uang. (Sumber : don Bush page 467)

Pada saat perekonomian membaik, pemerintah harus dapat menyimpan sebagian

kekayaannya (membuat cadangan) untuk mengantisipasi jika terjadi resesi ekonomi

sehingga negara tidak mengalami depresi.

Mebuat kebijakan subsidi yang tepat sasaran disektor yang labor intensif sehingga

pada saat resesi tidak terjadi peningkatan tingkat pengangguran yang tajam.

Menciptakan kondisi investasi permanen yang kondusif, dengan membuat kebijakan

berupa insentif (pembuatan izin usaha yang cepat, menghilangkan pungutan/iuran

ilegal, suku bunga kredit usaha yang kompetitif, infrastruktur yang baik) sehingga

dapat mendorong pertumbuhan perekonomian yang lebih kuat. .

Tidak menerapkan kebijakan proteksi yang terlalu ketat ketika resesi, karena dapat

menimbulkan instabilitas di pasar domestik maupun internasional.

Penerapan kebijakan fiskal yang kecil hanya berefek kecil pula. Ketika Hoover mengambil kebijakan

menyeimbangkan anggaran dengan cara menurunkan pengeluaran pemerintah dan menaikkan pajak

baik itu pajak penghasilan ataupun tarif pajak impor pada saat resesi menyebabkan pendapatan

bukan pajak menurun dan konsumsi masyarakat menurun.

Tetapi ketika FD Roosevelt menerapkan ekspansi fiskal yang lebih besar dengan menaikkan

pengeluaran pemerintah seperti kebijakan CCC, WPA dan Social Security Act, hal itu berkontribusi

dalam mengurangi tingkat pengangguran (Romer C, 2009).

Penerapan kebijakan moneter dapat dilakukan untuk memperbaiki kondisi perekonomian saat krisis

bahkan pada saat tingkat bunga sama dengan nol. Dengan membiarkan dollar mengambang, maka

jumlah uang beredar akan bertambah (Romer C, 2009)

VI. PERSAMAAN DAN PERBEDAAN DENGAN KRISIS ASIA TAHUN 2007

Persamaaan dg Krisis tahun 1929:

Adanya over investment. Pada great depression 1930 over investment pada pasar saham, sedangkan

pada krisis subprime mortgage pada perumahan (Christl M, 2009).

Dari sisi dampak dari krisis :

America’s Great Depression 11

Page 12: Paper Great Depression 1930

Banyak bank yang bangkrut. pada 15 September 2008 Lehman Brothers dinyatakan

bangkrut, menjadikannya sebagai bank investasi besar pertama yang benar-benar

mengalami kolaps sejak terjadinya krisis.

dampak krisis keuangan semakin berimbas ke sektor riil, angka penjualan eceran di AS dan

berbagai negara Eropa tercatat terus menurun, sementara angka pengangguran mulai

bergerak naik. Sejalan dengan kelesuan di sektor riil, perkembangan harga komoditas dunia

juga mengalami penurunan secara signifikan

Kebangkrutan Lehman Brothers ini segera meningkatkan intensitas dampak krisis ke seluruh

dunia. Hilangnya kepercayaan terhadap investor dan kreditur pada kemampuan pelaku

bisnis untuk memenuhi kewajibannya, menyebabkan akses pelaku bisnis ke pasar modal dan

pasar pembiayaan jangka pendek menjadi terhambat. Di tengah kejatuhan harga berbagai

komoditas dunia, terbatasnya akses pembiayaan pelaku bisnis semakin meningkatkan

ketidakpastian prospek sektor keuangan dan ekonomi secara keseluruhan.

Kondisi ini memicu kejatuhan harga saham yang lebih dalam di bursa saham seluruh dunia.

Selain itu, ketatnya likuiditas dan perilaku risk aversion mendorong terjadinya realokasi dan

rekomposisi struktur aset parapemodal, dari aset yang dipandang berisiko ke aset yang

dianggap lebih aman (flight to quality), yang segera memicu outflows dari negara-negara

emerging markets. Sebagai akibatnya, yield bond negara-negara berkembang terus

meningkat bersamaan dengan melemahnya nilai tukar di negara-negara tersebut . Sebagai

upaya untuk menahan kemerosotan nilai tukar lebih jauh, sejumlah negara terpaksa

menggunakan cadangan devisanya.

Perbedaan dg Krisis tahun 1929:

Krisis 1929 Krisis 2007/2008

Penyebab Tahun 1927 The Federal Reserve

menurunkan suku bunga untuk

mendukung Bank Inggris

menerapkan standard emas. Akibat

turunnya suku bunga banyak warga

yang meminjam uang ke bank

untuk diinvestasikan ke bursa

saham. Akibatnya terjadi ledakan

spekulatif yang menggiring

terjadinya gelembung ekonomi

(economic bubble). Karena

BNP Paribas, Perancis, pada Agustus 2007

yang menyatakan tidak sanggup untuk

mencairkan sekuritas yang terkait dengan

subprime mortgage dari AS

Kerugian besar yang terjadi sebenarnya

bersumber dari praktik pengemasan

subprime mortgage tersebut ke dalam

berbagai bentuk sekuritas lain, yang

kemudian diperdagangkan di pasar finansial

global.

Dipicu oleh perubahan arah kebijakan

America’s Great Depression 12

Page 13: Paper Great Depression 1930

besarnya investor yang

meminjam uang di bank dan

diinvestasikan di pasar saham

sehingga total pinjaman lebih besar

dari uang yang beredar. Ketika

tahun 1929 pasar saham jatuh

akibat uang beredar sedikit karena

banyak uang yang disimpan di

pasar saham sehingga konsumsi

turun.

moneter AS yang mulai berubah menjadi

ketat memasuki pertengahan 2004, tren

peningkatan suku bunga mulai terjadi dan

terus berlangsung sampai dengan 2006.

banyaknya debitur yang mengalami gagal

bayar. Gelombang gagal bayar yang terjadi

bersamaan dengan jatuhnya harga rumah di

AS, akhirnya menyeret semua investor

maupun lembaga yang terlibat dalam

penjaminan ke dalam persoalan likuiditas

yang sangat besar.

Terkait dengan

suku bunga

Turunnya suku bunga menjadi

pemicu terjadinya krisis

The Fed mengambil langkah menurunkan

suku bunga dan melakukan suntikan

likuiditas untuk meredam gejolak pasar

keuangan (tindakan ini sesaat menenangkan

pasar).

Lesson learn Ntar copas dr atas Manajemen risiko yang baik dan perilaku

yang hati-hati (prudential behaviour)

tetap selalu diperlukan oleh setiap

lembaga keuangan, termasuk oleh

lembaga keuangan yang besar dan kuat

seperti Lehman Brothers yang pernah

menjadi konsultan ekonomi Indonesia.

Di berbagai belahan dunia biasanya

sektor keuangan sangat diawasi oleh

pemerintah (highly regulated industry)

karena ada kepentingan umum yang

harus dilindungi. Walau demikian,

ternyata untuk masalah kucuran kredit

untuk sektor perumahan yang

berkualitas kurang prima (subprime

mortgage) yang berisiko tinggi,

pengaturannya kurang ketat.

Kondisi Perekonomian dunia khususnya AS Perekonomian dunia mengalami inflasi

America’s Great Depression 13

Page 14: Paper Great Depression 1930

perekonomian

saat krisis

mengalami deflasi (Christl M,

2009).

sekitar 2-4% dimana diluar target yang

diharapkan (Christl M, 2009).

America’s Great Depression 14