paper great depression 1930
TRANSCRIPT
AMERICA’S GREAT DEPRESSION
I. SEJARAH DAN PENYEBAB KRISIS
Peristiwa-peristiwa spektakuler yang terjadi menjadi petikan ilmu yang berharga khususnya bagi
perkembangan teori makroekonomi. Sebuah depresi diseluruh dunia melanda negara-negara dengan
ekonomi pasar pada akhir 1920-an. Karena krisis berlangsung dalam waktu yang cukup lama selama satu
dekade dan pemulihannya berjalan lambat, seluruh tahun 1930an di Amerika Serikat sering disebut
Great Depression. Awal dari great deppresion berawal dari Perang Dunia I tahun 1914-1918, dimana
negara-negara yang terlibat Perang Dunia I memerlukan dana yang besar untuk kebutuhan negaranya
termasuk biaya perang. Pada saat itu negara maju menawarkan pinjaman dana dengan standar emas
untuk nilai tukar. Amerika sebagai negara penganut standar emas bersedia memberikan pinjaman
kepada negara-negara yang terlibat Perang Dunia I dengan standar emas, contohnya negara Jerman dan
Perancis. Namun akibat dari Perang Dunia I negara-negara peminjam tidak sanggup untuk
mengembalikan hutang dalam bentuk standar emas sehingga negara Amerika sebagai negara donatur
pinjaman menjadi kekurangan stok emasnya.
Tahun 1927 The Federal Reserve menurunkan suku bunga untuk mendukung Bank Inggris
menerapkan standard emas1. Akibat turunnya suku bunga banyak warga yang meminjam uang ke bank
untuk diinvestasikan ke bursa saham. Akibatnya terjadi ledakan spekulatif yang menggiring terjadinya
gelembung ekonomi (economic bubble). Karena besarnya investor yang meminjam uang di bank dan
diinvestasikan di pasar saham sehingga total pinjaman lebih besar dari uang yang beredar. Ketika tahun
1929 pasar saham jatuh akibat uang beredar sedikit karena banyak uang yang disimpan di pasar saham
sehingga konsumsi turun.
1Standar emas atau gold standar adalah suatu sistem moneter yang menggunakan emas sebagai alat
bayar yang sah, satuan dasar nilai uang, dan dasar perbandingan nilai berbagai mata uang. Sistem ini
diperkaenalkan di Inggris pada tahun 1921 dan dpakai di Amerika pada tahun 1870-1971.
Great Depression disebabkan karena lima faktor utama meliputi :
1. Jatuhnya bursa saham (Stock Market Crash)
Jatuhnya bursa saham pada bulan Oktober 1929 di Amerika atau yang lebih sering
disebut Black Tuesday d i s i n y a l i r s e b a g a i p e n y e b a b u t a m a d a r i G r e at
Depression. P e r i s t i w a i n i menyebabkan hampir seluruh pemegang saham
mengalami kerugian. Pemerintah Amerika berusaha mengatasi dampak dari
jatuhnya bursa saham dengan memaksa sebagian besar bank untuk tutup, akibatnya terjadi
America’s Great Depression 1
kepanikan yang dampaknya tidak hanya dialami oleh penduduk Amerika melainkan sudah
lintas negara. Kepanikan ini membuat masyarakat yang khawatir simpanan mereka di
bank hilang berbondong-bondong mendatangi bank yang masih buka untuk dapat
menarik uang simpanan mereka. Hal ini secara cepat berimbas pada terjadinya kebankrutan
di sejumlah bank, dan terjadinya Great Depression diakhir 1930 tidak dapat terelakkan lagi.
Harga saham jatuh menyebabkan jatuhnya kepercayaan dan kekayaan konsumen. Pengeluaran
jatuh dan penurunan kepercayaan menyebabkan penabung berkeinginan untuk menarik uang dari
bank mereka (Bernanke BS, 1995).
2. Kegagalan bank (Bank Failures)
Sepanjang tahun 1930 setelah terjadinya stock market crash jumlah bank di
Amerika dan Eropa yang lumpuh dan mengalami kebangkrutan semakin bertambah
hingga mencapai 9.000 b a n k . P e m e r i n t a h t i d a k l a g i m a m p u m e m b e r i k a n
j a m i n a n t e r h a d a p s i m p a n a n y a n g t e r s i s a , a k i b a t n y a b a n k d a l a m k e a d a a n
uninsured d a n ti d a k l a g i d a p a t m e m b e r i k a n p i n j a m a n b a g i nasabah. Keadaan ini
semakin memperburuk situasi karena mayoritas masyarakat kehilangan uangnya,
sehingga kesulitan ekonomi tidak hanya dirasakan oleh negara melainkan
sudah berdampak pada masyarakat luas.
Pemerintah tampak tidak mampu menghentikan anjloknya bank dan keruntuhan dalam
kepercayaan terhadap sistem perbankan. Karena krisis perbankan, Bank mengurangi pinjaman, ada
penurunan dalam investasi. Orang kehilangan tabungan sehingga belanja konsumen berkurang
(Bernanke BS, 1995).
3. Menurunnya daya beli masyarakat (Reduction in Purchasing)
Adanya stock market crash dan hilangnya simpanan masyarakat di bank menyebabkan daya beli
masyarakat menurun sehingga tidak mampu membeli barang (konsumsi menurun). Ini
menyebabkan perusahaan harus berhenti melakukan produksi, dan akibatnya para
pekerja diberhentikan sehingga angka pengangguran meningkat hingga 25%. Kondisi ini
America’s Great Depression 2
menyebabkan perekonomian tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya, dan keadaan
depresi ekonomi pun semakin parah.
4. Kebijakan tax tarif yang diterapkan pemerintah Amerika terhadap negara-negara Eropa
Banyaknya bisnis di Amerika yang lumpuh akibat turunnya daya beli masyarakat.
Hal ini membuat pemerintah Amerika Serikat memberlakukan kebijakan Smoot-Hawley Tariff yang
diprakarsai oleh Presiden Hoover tahun 1929 untuk melindungi sejumlah p e r u s a h a a n A m e r i k a
y a n g m a s i h d a p a t b e r o p e r a s i . Smoot-Hawley Tariff i n t i n y a a d a l a h memberlakukan
Tarif Bea Masuk (TBM) yang tinggi untuk produk impor seperti TBM gandum dinaikan 40%, TBM kaca
naik dari 65% menjadi 85%, rata-rata kenaikan TBM untuk produk impor naik dari 40,1% menjadi
53,21%. Kebijakan ini dimaksudkan untuk menolak barang luar negeri agar dapat melindungi
produsen domestik dan meningkatkan pendapatan pemerintah. Namun disisi lain kebijakan ini
berdampak pada melemahnya hubungan ekonomi antara Amerika dengan negara-negara Eropa yang
merupakan mitra dagang utama Amerika saat itu. Kondisi tersebut juga mengakibatkan penurunan
penjualan produk impor negara mitra dagang yang pada akhirnya meningkatkan tingkat
pengangguran di negara-negara importir atau yang dikenal dengan strategi beggar thy neighbor
karena mereka berusaha mengekspor pengangguran dengan meningkatkan posisi dagang satu
negara sehingga permintaan atas barang-barangnya menjadi beban mitra dagangnya. Selain itu
kebijakan ini juga memicu tindakan balasan yang serupa dari negara-negara Eropa yang merupakan
negara tujuan ekspor Amerika berupa menaikkan TBM produk impor guna memproteksi
perdagangan domestik negaranya. Hal ini menyebabkan penurunan produk ekspor asal Amerika.
5. Kondisi kemarau berkepanjangan (Drought Condition) dan The Bowl Dust
Kondisi ini sebenarnya tidak memberikan efek langsung terhadap terjadinya Great Depression,
namun secara tidak langsung kondisi ini menurut John Steinbeck dalam The Grapes of Wrath
cukup berpengaruh karena kondisi kekeringan menyebabkan sektor pertanian yang
diharapkan dapat menopang kondisi perekonomian ketika mayoritas industri besar
lumpuh ternyata juga tidak dapat berproduksi karena kekeringan menyebabkan daerah lembah di
sekitar sungai Mississippi tandus dan tidak bisa ditanami.
Great depression US 1930-an juga disebabkan oleh badai debu ( Bowl Dust) yang
menyebabkan kekeringan sehingga gagal panen. Akibatnya para petani yang meminjam
uang tidak dapat membayar utang ke bank, lalu jaminan tanah mereka diambil oleh
bank. Sehingga mereka menjadi pengangguran dan gelandangan (McNeese T, 2010).
Beberapa pandangan tentang great depression 1930 :
1. Keynes:
Great depression terjadi karena jumlah investasi di pasar saham besar sehingga konsumsi rendah
dan menyebabkan over investment dan menyebabkan bubble economic. Bahwa kebijakan fiscal
America’s Great Depression 3
lebih efektif daripada kebijakan moneter. Lihat catatan macro 1 grafik dan penjelasan. Keynes
cenderung menekankan kebijakan fiscal daripada kebijakan moneter. Permintaan investasi
diperkiraan amat tidak responsive terhadap suku bunga. Ini berimplikasi pd kurva IS yg amat curam.
Pada saat yg sama kurva LM datar. Meskipun tdk mncapai likuiditi trap yang ekstrim. Dgn situasi
demikian ekspandi moneter tdk efektif dlm menstimulasi permintaan dan output.
Keynes mengatakan masalahnya adalah kurangnya permintaan agregat. Keynes berpendapat
penuh semangat bahwa pemerintah harus campur tangan dalam ekonomi untuk merangsang
permintaan melalui skema kerja publik - pengeluaran yang lebih tinggi dan pinjaman (Bernanke BS,
1995).
2. Friedman (kaum monetaris)
Kaum monetaris menolak pandangan Keynesian pada kebijakan fiskal dan menurunkan peran
uang. Kaum monetaris menekankan kebijakan moneter dalam menentukan perilaku output dan
harga.
Monetaris menekankan pentingnya penurunan jumlah uang beredar. Mereka menunjukkan
bahwa antara 1929 dan 1932, cadangan federal mengizinkan jumlah uang beredar turun sebesar
sepertiga. Secara khusus, monetaris seperti Friedman mengkritik keputusan The Fed untuk tidak
menyelamatkan bank-bank akan bangkrut. Mereka mengatakan bahwa karena jumlah uang beredar
turun begitu banyak resesi biasa berubah menjadi depresi deflasi besar. Hasilnya adalah apa yang
Friedman sebut dengan "Kontraksi Besar" - masa jatuh pendapatan, harga, dan pekerjaan
disebabkan oleh efek tersedak dari jumlah uang beredar yang terbatas (Bernanke BS, 1995).
3. Marxis
Pandangan Marxis melihat Depresi Besar sebagai kolapsnya kapitalisme global. Dengan
pengangguran lebih dari 25%, Marxis berpendapat bahwa ini menunjukkan ketidakstabilan yang
melekat dan kegagalan dari model kapitalis (Bernanke BS, 1995).
4. Romer (2003)
Berpendapat bahwa penyebab utama terjadinya great depression di Amerika adalah penurunan
dalam pengeluaran atau aggregate demand yang memicu penurunan produksi di bidang manufaktur
dan hasil kerajinan.
II. INDIKATOR EKONOMI PADA SAAT KRISIS
Menurut Romer C (2003) beberapa indikator ekonomi yang terjadi pada saat krisis di akhir tahun
1929 hingga awal tahun 1933 adalah adanya penurunan output yakni produksi industri menurun 47%
sedangkan GDP turun 30%, Indeks Harga Konsumen turun 33% sementara tingkat pengangguran
bertambah 20%.
America’s Great Depression 4
Sumber : Mankiw, 2003
Sumber : Mankiw, 2003
Grafik. Tingkat pengangguran pada saat great depression
America’s Great Depression 5
Grafik. Tingkat GDP dan GNP pada saat great depression
Grafik. Tingkat GDP produksi industri pada saat great depression
Tambahin tabel 19.1 hal 460 dorn bush
III. ANALISIS TEORI
a. IS – LM (Mankiw, 2006 page 311-313)
Hipotesis pengeluaran (Spending Hyphothesis) : Guncangan pada Kurva IS
Turunnya pendapatan masyarakat, jatuhnya pasar saham mengurangi kepercayaan dan
ketidakpastiaan, menyebabkan konsumsi masyarakat pun menurun karena mereka lebih
suka menyimpan daripada membelanjakannya. Selain itu kegagalan bank pun memicu
penurunan investasi. Adanya kebijakan meningkatkan pajak dan mengurangi pengeluaran
pemerintah menekan konsumsi masyarakat. Menurunnya konsumsi/ pengeluaran
menyebabkan kurva IS bergeser ke kiri.
Hipotesis uang (Money Hyphoyhesis) : : Guncangan pada Kurva LM oleh Friedman and
Schwartz
Tingkat pendapatan yang turun, pengangguran yang meningkat dan konsumsi menurun
menyebabkan jumlah uang yang beredar turun.
Hal ini menyebabkan pergeseran kontraktif kurva LM ke kiri.
America’s Great Depression 6
b. Tingkat suku bunga, Investasi dan Kurva IS (Mankiw, 2006)
Penurunan tingkat suku bunga menyebabkan kenaikan investasi sehingga kurva IS akan bergeser
ke kanan. Semakin rendah tingkat bunga maka pendapatan semakin tinggi. Akan tetapi investasi
yang dilakukan bersifat temporer yaitu investasi dalam pasar saham.
Sumber : Mankiw, 2003
(Pada Mankiw, 2003 kasusnya tingkat suku bunga naik dan investasi menurun, pada great
depression 1930 tingkat suku bunga turun sehingga investasi di dalam pasar saham meningkat).
c. Teori Keynes
Keynes menyatakan pendapatan total perekonomian, dalam jangka pendek, ditentukan
sebagaian besar oleh keinginan belanja rumah tangga, perusahaan, dan pemerintah. Semakin
orang ingin belanja, semakin banyak barang dan jasa yang perusahaan dapat jual. Semakin
banyak yang perusahaan jual, semakin banyak output yang mereka akan pilih untuk diproduksi
dan semakin banyak yang mereka akan pilih untuk dipekerjakan. Jadi, masalah selama resesi dan
depresi, menurut Keynes, adalah belanja yang tidak cukup.
Keynes menyatakan bahwa trend ekonomi makro pada akhirnya dapat memberikan
pengaruh pada perilaku individu di sektor ekonomi mikro.
Oleh karena itu menurut keynes untuk keluar dari Great Depression dengan
melakukan kebijakan fiskal yaitu dengan cara pemerintah meningkatkan
pengeluarannya sehingga jumlah uang yang beredar di masyarakat akan bertambah
dan demand masyarakat terhadap barang produksi akan bertambah pula. Jika
permintaan agregat masyarakat bertambah maka peluang investasi dan tabungan di
bank diharapkan akan berangsur membaik sehingga pada akhirnya kondisi perekonomian
dapat kembali normal.
America’s Great Depression 7
Selain itu, Keynes juga menyatakan pentingnya pemerintah untuk berinvestasi
dalam hal pendidikan, rumah sakit, dsb. Hal ini dikarenakan investasi dalam hal tersebut tidak
akan bersaing dengan barang-barang manufaktur. Selain itu jika terjadi suatu kemerosotan
perekonomian, industri barang-barang non-kapital akan cenderung lebih stabil dalam hal
dampaknya terhadap employment . S e d a n g k a n , d a l a m m o d e l p a s a r , K e y n e s
m e n e k a n k a n k a n p e n t in g y a p e r a n p e m e r i n t a h s e b a g a i pembuat kebijakan untuk
mengelola arus permintaan dan penawaran yang terjadi dalam mekanisme pasar. Keynes juga
lebih memilih untuk membedakan arus konsumsi dan arus investasi, dan juga
membandingkan purchasing power dengan konsumsi dan dengan menabung, sehingga jika
terjadi suatu ledakan ekonomi maka proporsi pendapatan yang ditabung akan bertambah
sehingga akan ada cukup banyak dana yang tersedia untuk investasi
d. Real Business Cycle Theory (Romer D, 2006)
Penyebab fluktuasi perekonomian adalah variabel-variabel yang bersifat riil
seperti:
Dengan teknologi akan memperbesar output.
Sebelum terjadinya great depression, di US setelah perang dunia I sekitar awal
tahun 1916 mengalami pertumbuhan ekonomi yang bagus karena adanya
penemuan teknologi seperti radio, mobil, mesin cuci sehingga pada saat itu
investasi negara US meningkat.
Bencana alam mempengaruhi produktivitas.
Great depression US 1930-an juga disebabkan oleh badai debu ( Bowl Dust) yang
menyebabkan kekeringan sehingga gagal panen.
e. Theory of Consumption Uncertainty – The Random–Walk Hyphothesis (Romer D, 2006)
Jatuhnya bursa saham meningkatkan ketidakpastian di masa yang akan datang. Sehingga
masyrakat akan menurunkan konsumsinya. Perubahan konsumsi mengikuti fungsi random-
walk. Hal ini berdampak pada menurunnya daya beli secara perekonomian global.
IV. KEBIJAKAN UNTUK MENGATASI KRISIS
Kebijakan oleh Hover :
1. Kebijakan Tarif Smoot – Hawley
Menikkan tarif pajak import sebesar 70% yang awalnya sebesar 40%.
2. Kebijakan upah tinggi/ kaku untuk pekerja
Pada saat krisis, perusahaan tidak diperbolehkan menurunkan tingkat upah pekerja. Hal ini
malah menyebabkan perusahaan memilih memecat pekerjanya sebagian karena tidak sanggup
membayar upah seluruh pekerjanya.
America’s Great Depression 8
3. Reconstruction Finance Corporation (RFC)
Memberikan pinjaman kepada sektor swasta seperti perbankan, perusahaan asuransi,
perusahaan kereta api dan perusahaan pemberi pinjaman pertanian.
Kebijakan oleh Roosevelt :
1. New Deal Pertama (1933 – 1934)
a. The Fed direorganisasi dan Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC) dibentuk untuk
menjamin deposito dan sebagai pengawas bank. Sejumlah badan pengawas lainnya juga
dibentuk, yang dikenal sebagai Securities and Exchange Commission, yang mengatur industri
sekuritas. Semua kebijakan ini bertujuan untuk mencegah ekses spekulatif yang dituding
sebagai sumber masalah jatuhnya pasar saham (Dornbusch, 2008).
b. Roosevelt menghentikan arus keluar emas dengan melarang ekspor emas kecuali di bawah
lisensi dari kas negara. Siapapun yang memegang sejumlah besar koin emas diberi mandat
untuk menukarnya dengan harga tetap yang ada dolar AS, setelah AS akan tidak lagi
membayar emas pada permintaan untuk dolar, dan emas tidak lagi dianggap sah sah untuk
utang secara pribadi dan kontrak publik. Dolar dibiarkan mengambang bebas di pasar valuta
asing tanpa harga dijamin emas. Langkah ini memungkinkan FED untuk meningkatkan jumlah
uang yang beredar ke tingkat ekonomi yang dibutuhkan. Pasar langsung merespon dengan
baik untuk suspensi, dengan harapan bahwa penurunan harga akhirnya akan berakhir
(McNeese Tim, 2010).
Akibat melepaskan standard emas, nilai dollar terdepresiasi sehingga terjadi deflasi
(penurunan harga). Hal ini menguntungkan pihak perusahaan. Pada tahun 1933 penjual
mobil melonjak dan belanja konsumen terhadap barang-barang meningkat (Romer C, 2009).
c. Civilian Conservation Corps (CCC)
Merupakan program untuk pekerja. Dimana memberi pekerjaan pada pemuda berupa
konservasi alam di daerah pedalaman Amerika agar mereka terhindar dari kriminalitas.
Program ini juga bertujuan membantu perekonomian keluarga yang menjadi tanggungan
dari pemuda-pemuda tersebut (McNeese Tim, 2010) .
d. Agricultural Adjustment Administration (AAA)
Merupakan program untuk mengurangi produksi pertanian untuk menaikkan upah dan
harga (McNeese Tim, 2010).
e. National Recorvery Administration (NRA)
Pemulihan perekonomian melalui peningkatan upah dan harga, pemerintah mendorong
penyatuan perdagangan, skema kenaikan harga (price-raising) dan penetapan harga (price-
fixing) oleh bisnis (McNeese Tim, 2010).
America’s Great Depression 9
f. Public Works Administration
Memberi lapangan pekerjaan untuk bekerja di sektor publik seperti pembangunan fasilitas
transportasi, fasulitas kesehetan guna memperbaiki perekonomian (McNeese Tim, 2010).
g. Home Owners’ Loan Coorporation (HOLC) dan Federal Housing Administration (FHA)
HOLC : kebijakan memberikan bantuan kepada masyarakat untuk mendapatkan rumahnya
kembali yang telah digadai akibat hutang saat depresi ekonomi.
FHA : menjamin masyarakat untuk membayar kredit rumah sesuai kemampuannya masing-
masing dengan memberikan kredit jangka panjang (McNeese Tim, 2010).
2. New Deal Kedua (1935 -1938) menurut McNeese ,Tim (2010)
a. Works Progress Administration (WPA)
Mempekerjakan pengangguran di proyek-proyek pembangunan milik pemerintah, seperti
pembuatan jalan dan irigasi.
b. Rural Electrification Administration (REA)
Menyediakan listrik ke wilayah-wilayah pertanian di pedalaman.
c. Wagner Act
UU ini untuk melindungi hak pekerja dalam membentuk serikat pekerja. Selain itu juga
membentuk National Labor Relations Board (NLRB) untuk memfasilitasi kesepakatan upah.
d. Social Security Act
Program yang paling penting dari tahun 1935, dan mungkin untuk New Deal secara
keseluruhan, adalah Undang-Undang Jaminan Sosial yang menetapkan sistem pensiun
universal, asuransi pengangguran, dan kesejahteraan bagi keluarga miskin dan orang cacat.
Pemulihan
Pandangan umum di kalangan sejarawan ekonomi adalah bahwa Great Depression berakhir
dengan munculnya Perang Dunia II. Banyak ekonom percaya bahwa pengeluaran pemerintah pada
perang menyebabkan pemulihan Depresi Besar lebih cepat, meskipun beberapa menganggap bahwa itu
tidak memainkan peran yang sangat besar dalam pemulihan. Hal itu membantu dalam mengurangi
pengangguran.
Masuknya Amerika ke dalam perang tahun 1941 akhirnya menghilangkan efek terakhir dari
Depresi Besar dan membawa tingkat pengangguran AS turun di bawah 10%.
V. PEMBELAJARAN (LESSON LEARNT)
Kebijakan fiskal maupun moneter yang tidak tepat, membuat great depression semakin
berat. Jika terdapat kebijakan fiskal, moneter yang cepat, tepat, kuat, ekspansif, maka
America’s Great Depression 10
ekonomi memang tetap ‘menderita’ namun tidak mengalami trauma. ( Sumber : don
Bush page 466)
Pemerintah perlu mengontrol jumlah uang yang beredar agar pendapatan dan
konsumsi masyarakat tidak menurun (Friedman).
Di saat depresi, pajak jangan dinaikkan ataupun mencoba untuk menyeimbangkan
anggaran. Bank sentral hendaknya lebih aktif mencegah agar jumlah uang beredar
tidak jatuh dan tidak membiarkan bank mengalami kegagalan sehingga mengurangi
stok uang. (Sumber : don Bush page 467)
Pada saat perekonomian membaik, pemerintah harus dapat menyimpan sebagian
kekayaannya (membuat cadangan) untuk mengantisipasi jika terjadi resesi ekonomi
sehingga negara tidak mengalami depresi.
Mebuat kebijakan subsidi yang tepat sasaran disektor yang labor intensif sehingga
pada saat resesi tidak terjadi peningkatan tingkat pengangguran yang tajam.
Menciptakan kondisi investasi permanen yang kondusif, dengan membuat kebijakan
berupa insentif (pembuatan izin usaha yang cepat, menghilangkan pungutan/iuran
ilegal, suku bunga kredit usaha yang kompetitif, infrastruktur yang baik) sehingga
dapat mendorong pertumbuhan perekonomian yang lebih kuat. .
Tidak menerapkan kebijakan proteksi yang terlalu ketat ketika resesi, karena dapat
menimbulkan instabilitas di pasar domestik maupun internasional.
Penerapan kebijakan fiskal yang kecil hanya berefek kecil pula. Ketika Hoover mengambil kebijakan
menyeimbangkan anggaran dengan cara menurunkan pengeluaran pemerintah dan menaikkan pajak
baik itu pajak penghasilan ataupun tarif pajak impor pada saat resesi menyebabkan pendapatan
bukan pajak menurun dan konsumsi masyarakat menurun.
Tetapi ketika FD Roosevelt menerapkan ekspansi fiskal yang lebih besar dengan menaikkan
pengeluaran pemerintah seperti kebijakan CCC, WPA dan Social Security Act, hal itu berkontribusi
dalam mengurangi tingkat pengangguran (Romer C, 2009).
Penerapan kebijakan moneter dapat dilakukan untuk memperbaiki kondisi perekonomian saat krisis
bahkan pada saat tingkat bunga sama dengan nol. Dengan membiarkan dollar mengambang, maka
jumlah uang beredar akan bertambah (Romer C, 2009)
VI. PERSAMAAN DAN PERBEDAAN DENGAN KRISIS ASIA TAHUN 2007
Persamaaan dg Krisis tahun 1929:
Adanya over investment. Pada great depression 1930 over investment pada pasar saham, sedangkan
pada krisis subprime mortgage pada perumahan (Christl M, 2009).
Dari sisi dampak dari krisis :
America’s Great Depression 11
Banyak bank yang bangkrut. pada 15 September 2008 Lehman Brothers dinyatakan
bangkrut, menjadikannya sebagai bank investasi besar pertama yang benar-benar
mengalami kolaps sejak terjadinya krisis.
dampak krisis keuangan semakin berimbas ke sektor riil, angka penjualan eceran di AS dan
berbagai negara Eropa tercatat terus menurun, sementara angka pengangguran mulai
bergerak naik. Sejalan dengan kelesuan di sektor riil, perkembangan harga komoditas dunia
juga mengalami penurunan secara signifikan
Kebangkrutan Lehman Brothers ini segera meningkatkan intensitas dampak krisis ke seluruh
dunia. Hilangnya kepercayaan terhadap investor dan kreditur pada kemampuan pelaku
bisnis untuk memenuhi kewajibannya, menyebabkan akses pelaku bisnis ke pasar modal dan
pasar pembiayaan jangka pendek menjadi terhambat. Di tengah kejatuhan harga berbagai
komoditas dunia, terbatasnya akses pembiayaan pelaku bisnis semakin meningkatkan
ketidakpastian prospek sektor keuangan dan ekonomi secara keseluruhan.
Kondisi ini memicu kejatuhan harga saham yang lebih dalam di bursa saham seluruh dunia.
Selain itu, ketatnya likuiditas dan perilaku risk aversion mendorong terjadinya realokasi dan
rekomposisi struktur aset parapemodal, dari aset yang dipandang berisiko ke aset yang
dianggap lebih aman (flight to quality), yang segera memicu outflows dari negara-negara
emerging markets. Sebagai akibatnya, yield bond negara-negara berkembang terus
meningkat bersamaan dengan melemahnya nilai tukar di negara-negara tersebut . Sebagai
upaya untuk menahan kemerosotan nilai tukar lebih jauh, sejumlah negara terpaksa
menggunakan cadangan devisanya.
Perbedaan dg Krisis tahun 1929:
Krisis 1929 Krisis 2007/2008
Penyebab Tahun 1927 The Federal Reserve
menurunkan suku bunga untuk
mendukung Bank Inggris
menerapkan standard emas. Akibat
turunnya suku bunga banyak warga
yang meminjam uang ke bank
untuk diinvestasikan ke bursa
saham. Akibatnya terjadi ledakan
spekulatif yang menggiring
terjadinya gelembung ekonomi
(economic bubble). Karena
BNP Paribas, Perancis, pada Agustus 2007
yang menyatakan tidak sanggup untuk
mencairkan sekuritas yang terkait dengan
subprime mortgage dari AS
Kerugian besar yang terjadi sebenarnya
bersumber dari praktik pengemasan
subprime mortgage tersebut ke dalam
berbagai bentuk sekuritas lain, yang
kemudian diperdagangkan di pasar finansial
global.
Dipicu oleh perubahan arah kebijakan
America’s Great Depression 12
besarnya investor yang
meminjam uang di bank dan
diinvestasikan di pasar saham
sehingga total pinjaman lebih besar
dari uang yang beredar. Ketika
tahun 1929 pasar saham jatuh
akibat uang beredar sedikit karena
banyak uang yang disimpan di
pasar saham sehingga konsumsi
turun.
moneter AS yang mulai berubah menjadi
ketat memasuki pertengahan 2004, tren
peningkatan suku bunga mulai terjadi dan
terus berlangsung sampai dengan 2006.
banyaknya debitur yang mengalami gagal
bayar. Gelombang gagal bayar yang terjadi
bersamaan dengan jatuhnya harga rumah di
AS, akhirnya menyeret semua investor
maupun lembaga yang terlibat dalam
penjaminan ke dalam persoalan likuiditas
yang sangat besar.
Terkait dengan
suku bunga
Turunnya suku bunga menjadi
pemicu terjadinya krisis
The Fed mengambil langkah menurunkan
suku bunga dan melakukan suntikan
likuiditas untuk meredam gejolak pasar
keuangan (tindakan ini sesaat menenangkan
pasar).
Lesson learn Ntar copas dr atas Manajemen risiko yang baik dan perilaku
yang hati-hati (prudential behaviour)
tetap selalu diperlukan oleh setiap
lembaga keuangan, termasuk oleh
lembaga keuangan yang besar dan kuat
seperti Lehman Brothers yang pernah
menjadi konsultan ekonomi Indonesia.
Di berbagai belahan dunia biasanya
sektor keuangan sangat diawasi oleh
pemerintah (highly regulated industry)
karena ada kepentingan umum yang
harus dilindungi. Walau demikian,
ternyata untuk masalah kucuran kredit
untuk sektor perumahan yang
berkualitas kurang prima (subprime
mortgage) yang berisiko tinggi,
pengaturannya kurang ketat.
Kondisi Perekonomian dunia khususnya AS Perekonomian dunia mengalami inflasi
America’s Great Depression 13
perekonomian
saat krisis
mengalami deflasi (Christl M,
2009).
sekitar 2-4% dimana diluar target yang
diharapkan (Christl M, 2009).
America’s Great Depression 14