hubungan antara kejadian preeklampsia dan … · measurement of depression used the edinburgh...

72
i HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN PREEKLAMPSIA DAN RISIKO DEPRESI ANTENATAL TESIS Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Minat Utama Promosi dan Perilaku Kesehatan Oleh : TIARA FATMA KUMALA S021308085 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2015 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

Upload: vuhanh

Post on 16-Mar-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN PREEKLAMPSIA DAN … · Measurement of depression used The Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS). Data analysis techniques used logistic regression

i

HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN PREEKLAMPSIA DAN RISIKO DEPRESI

ANTENATAL

TESIS

Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat

Minat Utama Promosi dan Perilaku Kesehatan

Oleh :

TIARA FATMA KUMALA

S021308085

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2015

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 2: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN PREEKLAMPSIA DAN … · Measurement of depression used The Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS). Data analysis techniques used logistic regression

ii

HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN PREEKLAMPSIA DAN RISIKO DEPRESI

ANTENATAL

TESIS

Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat

Minat Utama Promosi dan Perilaku Kesehatan

Oleh :

TIARA FATMA KUMALA

S021308085

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2015

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 3: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN PREEKLAMPSIA DAN … · Measurement of depression used The Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS). Data analysis techniques used logistic regression

iii

HALAMAN PERSETUJUAN

HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN PREEKLAMPSIA DAN RISIKO DEPRESI

ANTENATAL

TESIS

Oleh :

TIARA FATMA KUMALA

S021308085

Komisi

Pembimbing Nama Tanda Tangan Tanggal

Pembimbing I Prof. Dr. M. Syamsulhadi, dr., Sp. KJ (K)

NIP. 19461102 197609 1 001 _____________

20-08-2015

Pembimbing II Dr. Uki Retno Budihastuti, dr., Sp.OG (K)

NIP. 19690927 201503 2 001 _______________

20-08-2015

Telah dinyatakan memenuhi syarat

pada tanggal 20 Agustus 2015

Kepala Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat

Program Pascasarjana UNS

Prof. Bhisma Murti, dr., MPH., M.Sc., Ph. D

NIP. 19551021 199412 1 001

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 4: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN PREEKLAMPSIA DAN … · Measurement of depression used The Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS). Data analysis techniques used logistic regression

iv

HALAMAN PENGESAHAN

HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN PREEKLAMPSIA DAN RISIKO DEPRESI

ANTENATAL

TESIS

Oleh :

TIARA FATMA KUMALA

S021308085

Telah dipertahankan di depan penguji dan

dinyatakan telah memenuhi syarat

pada tanggal 31 Agustus 2015

Tim penguji :

Jabatan Nama Tanda Tangan

Ketua Prof. Dr. Okid Parama Astirin, MS

NIP. 19630327 198601 2 002 _____________

Sekretaris Prof. Bhisma Murti, dr., MPH., M.Sc., Ph.D

NIP. 19551021 199412 1 001 _______________

Anggota Penguji Prof. Dr. M. Syamsulhadi, dr., Sp. KJ (K)

NIP. 19461102 197609 1 001 _____________

Dr. Uki Retno Budihastuti, dr., Sp.OG (K)

NIP. 19690927 201503 2 001

_______________

__

Mengetahui :

Direktur

Program Pascasarjana UNS

Kepala Program Studi Magister Ilmu

Kesehatan Masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 5: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN PREEKLAMPSIA DAN … · Measurement of depression used The Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS). Data analysis techniques used logistic regression

v

Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd

NIP. 19600727 198702 1 001

Prof. Bhisma Murti, dr., MPH, M.Sc., Ph.D

NIP. 19551021 199412 1 001

ABSTRAK

Tiara Fatma Kumala. S021308085. Hubungan antara Kejadian Preeklampsia dan

Risiko Depresi Antenatal. TESIS. Pembimbing I : Prof. Dr. M. Syamsulhadi, dr., Sp.KJ

(K), Pembimbing II : Dr. Uki Retno Budihastuti, dr., Sp.OG (K). Program Studi Ilmu

Kesehatan Masyarakat. Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Latar Belakang : Kehamilan merupakan peristiwa penting bagi seorang wanita yang

rentan berisiko terjadi gangguan psikologis. Prevalensi depresi antenatal lebih tinggi

dibanding masa lainnya. Depresi antenatal memicu perubahan pembuluh darah dan

peningkatan resistensi arteri uterina yang sama halnya terjadi pada kasus preeklampsia.

Tujuan penelitian ini untuk menganalisis hubungan antara kejadian preeklampsia dan risiko

depresi antenatal serta faktor-faktor yang mempengaruhi di RSI Sunan Kudus.

Subyek dan Metode : Jenis penelitian ini adalah kohort retrospektif. Subyek penelitian

sebanyak 75 ibu hamil yang diambil dengan metode fixed exposure sampling di RSI Sunan

Kudus. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Pengukuran depresi menggunakan The

Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS). Teknik analisis data menggunakan analisis

regresi logistik.

Hasil: Terdapat hubungan antara kejadian preeklampsia (OR=0,44; CI=95%; 0,11-1,75;

p=0,249), umur (OR=1,55; CI=95%; 0,29-8,10; p=0,599), paritas (OR=0,33; CI=95%;

0,09-1,19; p=0,092), pendidikan (OR=0,42; CI=95%; 1,10-1,74; p=0,236), pendapatan

(OR=0,26; CI=95%; 0,08-0,88; p=0,031), dukungan sosial (OR=0,06; CI=95%; 0,00-0,63;

p=0,019) dan risiko depresi antenatal.

Kesimpulan : Penelitian ini tidak menunjukkan hubungan yang secara statistik signifikan

antara kejadian preeklampsia dan risiko depresi antenatal. Hasil penelitian memang

menunjukkan hubungan yang terbalik antara kejadian preeklampsia dan risiko depresi

antenatal. Hasil analisis tentang hubungan kejadian preeklampsia dan depresi antenatal

tersebut telah mengendalikan faktor perancu umur, paritas, pendidikan, pendapatan, dan

dukungan sosial.

Kata Kunci : preeklampsia, umur, paritas, pendidikan, pendapatan, dukungan sosial,

depresi antenatal

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 6: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN PREEKLAMPSIA DAN … · Measurement of depression used The Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS). Data analysis techniques used logistic regression

vi

ABSTRACT

Tiara Fatma Kumala. S021308085. The association between incidence of Preeclampsia

and the risk of Antenatal Depression. THESIS. Supervisor I : Prof. Dr. M. Syamsulhadi,

dr., Sp.KJ (K), Supervisor II : Dr. Uki Retno Budihastuti, dr., Sp.OG (K). Public Health

Science Program. Postgraduate of Sebelas Maret University Surakarta.

Background : Pregnancy was an important event for a woman that vulnerable at risk of

psychological disturbances occur. The prevalence of antenatal depression was higher than

other times. Antenatal depression triggers changes in the blood vessels and increases in

resistance arteries uterine that just as happened in the case of preeclampsia. The purpose of

this research was to analyze the association between incidence of preeclampsia and the risk

of antenatal depression and factors affecting in RSI Sunan Kudus.

Subjects and methods : This study was a retrospective cohort. The subject of study was 75

pregnant women taken with fixed exposure sampling methods in RSI Sunan Kudus. Data

collection used the questionnaire. Measurement of depression used The Edinburgh

Postnatal Depression Scale (EPDS). Data analysis techniques used logistic regression.

Results : There was a association between the incidence of preeclampsia (OR = 0,44; CI =

95%; 0.11-1.75; p = 0,249), age (OR = 1.55; CI = 95%; 0,29-8.10; p = 0,599), parity (OR =

0.33; CI = 95%; 0.09-1.19; p = 0,092), education (OR = 0.42; CI = 95%; 1.10-1.74; p =

0.275), income (OR = 0.26; CI = 95%; 0.08-0.88; p = 0,031) and social support (OR =

0.06; CI = 95%; 0.00-0.63; p = 0,019) and risks of antenatal depression.

Conclusion : This study did not show a statistically significant correlation between

incidence of preeclampsia and the risk of antenatal depression. Results of the study showed

a reverse relation between incidence preeclampsia and the risk of antenatal depression. This

correlation has been controlling of counfounding factor such as age, parity, education,

income, and social support.

Keywords : preeclampsia, age, parity, education, income, social support, antenatal

depression

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 7: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN PREEKLAMPSIA DAN … · Measurement of depression used The Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS). Data analysis techniques used logistic regression

vii

PERNYATAAN KEASLIAN DAN PERSYARATAN PUBLIKASI

Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa:

1. Tesis yang berjudul: “Hubungan antara Kejadian Preeklampsia dan Risiko Depresi

Antenatal” ini adalah karya penelitian saya sendiri dan tidak terdapat karya ilmiah yang

pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik serta tidak terdapat

karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang

tertulis dengan acuan yang disebutkan sumbernya, baik dalam naskah karangan dan

daftar pustaka. Apabila ternyata di dalam naskah Tesis ini dapat dibuktikan terdapat

unsur-unsur plagiasi, maka saya bersedia menerima sangsi, baik Tesis beserta gelar

magister saya dibatalkan serta diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan

yang berlaku.

2. Publikasi sebagian atau keseluruhan ini Tesis pada jurnal atau forum ilmiah harus

menyertakan tim promotor sebagai author dan PPs UNS sebagai institusinya. Apabila

saya melakukan pelanggaran dari ketentuan publikasi ini, maka saya bersedia

mendapatkan sanksi akademik yang berlaku.

Surakarta, Agustus 2015

Mahasiswa

Tiara Fatma Kumala

S021308085

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 8: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN PREEKLAMPSIA DAN … · Measurement of depression used The Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS). Data analysis techniques used logistic regression

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-

Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul : “Hubungan antara

Kejadian Preeklampsia dan Risiko Depresi Antenatal”.

Tesis ini diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Pascasarjana Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Penyusunan tesis ini penulis banyak mengalami hambatan dan rintangan, namun

penulis banyak menerima bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini,

perkenankanlah penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. Ravik Kasidi, Drs., M.S, selaku Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta

yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti program

Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Program Pascasarjana Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

2. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd selaku Direktur Program Pascasarjana

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Prof. Bhisma Murti, dr, MPH, M.Sc. Ph.D, Ketua Program Studi Ilmu Kesehatan

Masyarakat Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah mendukung

penyusunan tesis ini.

4. Prof. Dr. Much. Syamsulhadi, Sp.KJ (K) sebagai dosen pembimbing utama yang telah

meluangkan waktu dan pikiran serta dengan sabar dan penuh tanggung jawab dalam

memberikan bimbingan, motivasi dan pengarahan.

5. Dr. Uki Retno Budihastuti, Sp.OG (K), sebagai dosen pembimbing pendamping yang

dengan sabar telah mencurahkan waktu dan pikiran untuk memberikan bimbingan dan

dorongan selama penulis menyusun tesis ini.

6. Prof. Dr. Okid Parama Astirin, MS, sebagai penguji yang telah memberikan saran dan

masukan yang sangat berharga demi sempurnanya tesis ini.

7. Ibu dan bapak tercinta yang telah mendukung dan mendoakan penulis.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 9: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN PREEKLAMPSIA DAN … · Measurement of depression used The Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS). Data analysis techniques used logistic regression

ix

8. Suami dan buah hati tercinta yang menjadi motivasi terbesar bagi penulis.

9. Teman-teman Akademi Kebidanan Muslimat NU Kudus yang telah mendukung

penulis selama menjalani pendidikan di Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat

Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta

10. Teman-teman Mahasiswa Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Pascasarjana

Universitas Sebelas Maret Surakarta yang selalu bersama dalam suka maupun duka

menjalani pendidikan.

Semoga amal dan kebaikan semua pihak tersebut mendapatkan imbalan dari Allah

SWT. Penulis mengharapkan kritik, saran dan petunjuk yang bersifat membangun dari

pembaca.

Akhirnya dengan segala kerendahan hati, penulis berharap semoga tesis ini dapat

memberikan manfaat bagi semua pihak.

Kudus, Agustus 2015

Tiara Fatma Kumala

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 10: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN PREEKLAMPSIA DAN … · Measurement of depression used The Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS). Data analysis techniques used logistic regression

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................... iii

ABSTRAK .................................................................................................................. iv

PERNYATAAN KEASLIAN DAN PERSYARATAN PUBLIKASI ................... vi

KATA PENGANTAR ............................................................................................... vii

DAFTAR ISI .............................................................................................................. ix

DAFTAR TABEL ...................................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. xii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. xiii

DAFTAR SINGKATAN ........................................................................................... xiv

BAB I. PENDAHULUAN .......................................................................................... 1

A. Latar Belakang ........................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 3

C. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 3

D. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 4

BAB II. LANDASAN TEORI ................................................................................... 5

A. Tinjauan Pustaka ....................................................................................... 5

1. Preeklampsia ........................................................................................ 5

a. Pengertian ........................................................................................ 5

b. Klasifikasi ....................................................................................... 5

c. Etiologi ............................................................................................ 6

d. Faktor Risiko ................................................................................... 6

e. Patofisiologi .................................................................................... 7

f. Diagnosis ......................................................................................... 8

g. Komplikasi ...................................................................................... 9

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 11: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN PREEKLAMPSIA DAN … · Measurement of depression used The Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS). Data analysis techniques used logistic regression

xi

h. Penatalaksanaan .............................................................................. 9

2. Depresi Antenatal.................................................................................. 13

a. Pengertian ......................................................................................... 13

b. Tanda dan Gejala ............................................................................. 13

c. Klasifikasi ....................................................................................... 14

d. Mekanisme terjadinya depresi ......................................................... 14

e. Faktor Risiko ................................................................................... 15

f. Komplikasi ...................................................................................... 16

3. Hubungan antara Preeklampsia dan Depresi Antenatal ........................ 17

B. Kerangka Berpikir ..................................................................................... 18

C. Hipotesis .................................................................................................... 19

BAB III. METODE PENELITIAN .......................................................................... 20

A. Jenis Penelitian ......................................................................................... 20

B. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................... 20

C. Populasi dan Sampel Penelitian ................................................................ 20

D. Besar Sampel ............................................................................................. 21

E. Kriteria Restriksi ....................................................................................... 21

F. Variabel Penelitian .................................................................................... 22

G. Definisi Operasional Variabel .................................................................. 22

H. Instrumen Penelitian ................................................................................. 25

I. Teknik Analisis Data ................................................................................ 27

J. Etika Penelitian ......................................................................................... 28

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................................... 30

A. Hasil Penelitian ......................................................................................... 30

B. Pembahasan .............................................................................................. 38

C. Keterbatasan ............................................................................................. 45

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 47

A. Simpulan ................................................................................................... 47

B. Implikasi ................................................................................................... 48

C. Saran ......................................................................................................... 48

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 12: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN PREEKLAMPSIA DAN … · Measurement of depression used The Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS). Data analysis techniques used logistic regression

xii

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Skor Kuesioner EPDS ................................................................................. 26

Tabel 3.2 Subskala Kuesioner MOS-SSS ................................................................... 26

Tabel 4.1 Distribusi frekuensi karakteristik sampel hubungan antara kejadian

preeklampsia dan risiko depresi antenatal .................................................................... 30

Tabel 4.2 Distribusi frekuensi hubungan antara kejadian preeklampsia dan risiko

depresi antenatal .......................................................................................................... 31

Tabel 4.3 Distribusi frekuensi risiko depresi antenatal ............................................... 32

Tabel 4.4 Hasil analisis hubungan antara kejadian preeklampsia dan risiko depresi

antenatal ........................................................................................................................ 32

Tabel 4.5 Hasil analisis hubungan antara umur dan risiko depresi antenatal .............. 33

Tabel 4.6 Hasil analisis hubungan antara paritas dan depresi antenatal ....................... 34

Tabel 4.7 Hasil analisis hubungan antara pendidikan dan depresi antenatal .............. 34

Tabel 4.8 Hasil analisis hubungan antara pendapatan dan depresi antenatal ............... 35

Tabel 4.9 Hasil analisis hubungan antara dukungan sosial dan depresi antenatal ...... 36

Tabel 4.10 Hasil analisis regresi logistik ganda hubungan antara kejadian

preeklampsia dan risiko depresi antenatal .................................................................... 37

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 13: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN PREEKLAMPSIA DAN … · Measurement of depression used The Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS). Data analysis techniques used logistic regression

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Patofisiologi terjadinya preeklampsia....................................................... 8

Gambar 2.2 Penatalaksanaan Preeklampsia Berat ....................................................... 12

Gambar 2.3 Kerangka Berpikir ................................................................................... 18

Gambar 3.1 Jenis Penelitian ......................................................................................... 20

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 14: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN PREEKLAMPSIA DAN … · Measurement of depression used The Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS). Data analysis techniques used logistic regression

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembar Konsultasi Pembimbing

Lampiran 2. Surat Permohonan Ijin Penelitian

Lampiran 3. Surat Persetujuan Ijin Penelitian

Lampiran 4. Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 5. Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 6. Kuesioner Penelitian

Lampiran 7. Jadwal Kegiatan

Lampiran 8. Rekapitulasi Subyek Penelitian

Lampiran 9. Hasil Distribusi Frekuensi Karakteristik

Lampiran 10. Hasil Analisis Univariat

Lampiran 11. Hasil Analisis Bivariat

Lampiran 12. Hasil Analisis Multivariat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 15: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN PREEKLAMPSIA DAN … · Measurement of depression used The Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS). Data analysis techniques used logistic regression

xv

DAFTAR SINGKATAN

AKI : Angka Kematian Ibu

AKP : Angka Kematian Perinatal

ANC : Antenatal Care

CI : Confidence Interval

EPDS : The Edinburgh Postnatal Depression Scale

MOS-SSS : Medical Outcomes Study Social Support Survey

OR : Odds Ratio

p : Probability

PE : Preeklampsia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 16: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN PREEKLAMPSIA DAN … · Measurement of depression used The Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS). Data analysis techniques used logistic regression

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kehamilan merupakan anugerah Tuhan yang Maha Kuasa. Setiap wanita

menginginkan kehamilan berjalan sesuai harapan, akan tetapi pada beberapa kasus

kehamilan mengalami komplikasi, baik dari sisi ibu maupun bayi. Pada usia kehamilan

lanjut, sering dijumpai kasus terkait tekanan darah pada ibu hamil diantaranya adalah

preeklampsia. Pada kasus preeklampsia ini insidensi pada primigravida sebesar 3-5%

dan merupakan salah satu penyumbang sebab langsung angka kematian ibu (AKI)

(Saifuddin 2008; Allenwilcox, 2010). Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan

Indonesia tahun 2012, Angka Kematian Ibu (AKI) mencapai 359 per 100.000 kelahiran

hidup. Hal ini terjadi peningkatan sebesar 57 % dibandingkan dengan kondisi pada

tahun 2007 yang hanya sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup.

Kehamilan, persalinan, dan mengasuh anak merupakan peristiwa penting bagi

kehidupan seorang wanita. Hal ini melibatkan banyak perasaan atau emosi bagi ibu

ataupun calon ibu. Masa kehamilan merupakan waktu yang rentan beresiko terjadi

gangguan psikologis bagi seorang wanita hamil, bahkan dapat meningkat beberapa kali

(Pięta et al., 2014). Gangguan psikologis yang dialami seorang wanita diantaranya

adalah depresi. Depresi ini dapat muncul pada wanita yang tidak hamil, wanita hamil,

dan pasca melahirkan. Prevalensi terjadinya depresi antenatal lebih tinggi

dibandingkan pada masa lainnya, terlebih di negara berpenghasilan rendah dan

menengah (Rochat et al., 2011).

Kurki et al. (2000) melaporkan bahwa depresi dan kecemasan antenatal terkait

dengan ekskresi vasoaktif hormon atau neuroendokrin lainnya, yang pada gilirannya

meningkatkan risiko hipertensi. Hal ini juga mungkin bahwa depresi antenatal juga

memicu perubahan pembuluh darah dan peningkatan resistensi arteri uterina yang sama

halnya terjadi pada kasus preeklampsia. Berdasarkan studi di Finlandia pada Ibu hamil

dengan preeklampsia 2,5 kali lebih berisiko terjadi depresi antenatal (OR=2,5;

CI=95%).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 17: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN PREEKLAMPSIA DAN … · Measurement of depression used The Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS). Data analysis techniques used logistic regression

2

Wanita hamil yang mengalami depresi antenatal 2,4 kali lebih mungkin terjadi

depresi postpartum daripada wanita yang tidak mengalami depresi antenatal (Faisal-

Cury & Menezes, 2012). Dampak depresi antenatal bukan hanya bagi ibu, tetapi juga

bagi bayi yang dilahirkan oleh ibu dengan depresi antenatal antara lain menyebabkan

berat bayi lahir rendah (Grote et al., 2010; Loomans et al., 2013; Wado et al., 2014),

kelahiran prematur (Grote et al., 2010; Loomans et al., 2013), retardasi mental dan

kelainan kongenital yang serius (Gidai et al., 2010).

Penelitian sejenis terkait preeklampsia dan depresi telah dilakukan oleh Qiu et al.

(2007) di Peru memperoleh kesimpulan bahwa depresi sedang 2,3 kali lebih banyak

dialami oleh kelompok ibu hamil dengan preeklampsia dibandingkan dengan

kelompok ibu hamil normal, serta depresi berat meningkat 3,2 kali lipat. Adapun

perbedaan dengan penelitian ini adalah desain penelitian dan kuesioner yang

digunakan. Desain penelitian yang digunakan oleh Qiu et al. (2007) adalah case

control dan menggunakan Patient Health Questionnaire (PHQ-9), sedangkan pada

penelitian ini akan menggunakan desain kohort retrospektif dan menggunakan

kuesioner The Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS). Penggunaan EPDS ini

dapat diberikan pada ibu nifas maupun ibu hamil, karena pernyataan kuesioner ini

bersifat umum, tidak spesifik hanya untuk ibu nifas. Selain hal di atas, oleh karena

keadaan demografi antara di Peru dan di Indonesia yang berbeda, maka penelitian

terkait preeklampsia dan depresi antenatal perlu dilakukan juga di Indonesia.

Di Indonesia terdapat penelitian sejenis yang telah dilakukan dengan berjudul

Hubungan antara Kecemasan dengan Kejadian Preeklampsia di Kabupaten Banyumas

Jawa Tengah dengan kesimpulan kecemasan berhubungan dengan preeklampsia,

riwayat hipertensi adalah perancu, riwayat preeklampsia, hipertensi, keturunan

memberikan efek modifikasi. Pada analisis multivariat yang berhubungan dengan

preeklampsia adalah kecemasan, riwayat preeklampsia, riwayat keturunan, riwayat

hipertensi dan riwayat antenatal care (Isworo, 2011).

Berdasarkan laporan dari Provinsi Jawa Tengah periode Januari sampai Juni 2014

terdapat hasil angka kematian sejumlah 357 kasus, dan di Karesidenan Pati terdapat 49

kasus. Kabupaten Kudus merupakan salah satu kabupaten di Karesidenan Pati yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 18: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN PREEKLAMPSIA DAN … · Measurement of depression used The Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS). Data analysis techniques used logistic regression

3

terdapat angka kematian tertinggi. Studi pendahuluan telah dilakukan penulis yang

memperoleh hasil angka kematian di Kabupaten Kudus periode bulan Januari sampai

bulan Nopember 2014 telah mencapai 25 kasus. Hal ini terjadi peningkatan dibanding

tahun sebelumnya yaitu pada tahun 2013 sebanyak 21 kasus, dan pada tahun 2012

sebanyak 15 kasus. Penyebab penyumbang kematian ibu dibagi menjadi dua yaitu

penyebab langsung (perdarahan, infeksi, dan preeklampsia) dan penyebab tidak

langsung (penyakit penyerta). Pada tahun 2014, preeklampsia menyumbangkan 25%

penyebab angka kematian ibu di Kabupaten Kudus.

Rumah Sakit Islam Sunan Kudus merupakan salah satu rumah sakit swasta yang

berada di Kabupaten Kudus. Pelayanan terkait kegawatdaruratan obstetrik dan

ginekologi dapat dilakukan di sini, serta sebagai pelayanan rujukan bagi fasilitas

kesehatan yang belum memadai. Salah satu kasus yang ditangani adalah preeklampsia.

Berdasarkan studi pendahuluan di RSI Sunan Kudus angka kejadian preeklampsia

periode bulan Januari sampai bulan Nopember 2014 sebesar 71 kasus rawat inap dan

dua kali lipat pada pasien rawat jalan serta semuanya tidak dilakukan pengukuran

depresi.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian lebih mendalam untuk mengetahui hubungan antara kejadian preeklampsia

dan risiko depresi antenatal di Kudus dan sekitarnya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis dapat merumuskan masalah yaitu

: Apakah ada hubungan antara kejadian preeklampsia dan risiko depresi antenatal serta

faktor-faktor yang mempengaruhi?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara kejadian

preeklampsia dan risiko depresi antenatal.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 19: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN PREEKLAMPSIA DAN … · Measurement of depression used The Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS). Data analysis techniques used logistic regression

4

2. Tujuan Khusus

a. Untuk menganalisis faktor fisik yang mempengaruhi, meliputi :

1) Untuk menganalisis hubungan umur dan risiko depresi antenatal.

2) Untuk menganalisis hubungan paritas dan risiko depresi antenatal.

b. Untuk menganalisis faktor psikososial yang mempengaruhi, meliputi :

1) Untuk menganalisis hubungan pendidikan dan risiko depresi antenatal.

2) Untuk menganalisis hubungan pendapatan dan risiko depresi antenatal.

3) Untuk menganalisis hubungan dukungan sosial dan risiko depresi antenatal.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Diharapkan memberikan masukan ilmiah atau referensi mengenai hubungan

antara kejadian preeklampsia dan risiko depresi antenatal.

2. Manfaat Aplikatif

a. Bagi responden

Diharapkan bagi responden dengan preeklampsia senantiasa

memperhatikan kondisinya, baik fisik maupun psikososial. Apabila mengalami

hal-hal yang tidak diketahui segera menghubungi tenaga kesehatan terdekat.

Bagi responden dengan kehamilan normal diharapkan tetap menjaga kondisi

agar kesehatan ibu dan bayi tetap terjaga.

b. Bagi tenaga kesehatan

Diharapkan dapat dijadikan informasi dan selanjutnya sebagai bahan

pertimbangan ketika memberikan pelayanan antenatal, tidak hanya fisik saja

yang menjadi perhatian, tetapi juga memperhatikan kondisi psikososial pasien.

c. Bagi peneliti selanjutnya

Diharapkan sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya yang terkait

dengan kejadian preeklampsia dan risiko depresi antenatal serta faktor yang

mempengaruhi.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 20: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN PREEKLAMPSIA DAN … · Measurement of depression used The Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS). Data analysis techniques used logistic regression

5

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Preeklampsia

a. Pengertian

Preeklampsia adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan

oedema akibat kehamilan setelah 20 minggu atau segera setelah persalinan

(Mansjoer, 2007; Milne et al., 2005).

Menurut Cunningham et al. (2005), preeklampsia adalah sindrom

spesifik yang terjadi pada kehamilan berupa berkurangnya perfusi organ

akibat vasospasme dan aktivasi endotel. Preteinuria atau terdapatnya 30mg

atau lebih protein dalam urin per 24 jam merupakan tanda yang pasti untuk

ditegakkan diagnosis preeklampsia.

b. Klasifikasi

Menurut Mansjoer (2007), preeklampsia dibedakan menjadi dua

berdasarkan tanda dan gejala sebagai berikut :

1) Preeklampsia ringan

Tanda dan gejala yang muncul pada preeklampsia ringan adalah

sebagai berikut :

a) Tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih yang diukur pada posisi

berbaring terlentang atau kenaikan sistolik 30 mmHg atau lebih.

Cara pengukuran sekurang-kurangnya pada dua kali pemeriksaan

dengan jarak periksa satu jam, sebaiknya 6 jam.

b) Oedema umum, kaki jari tangan, dan muka atau kenaikan berat

badan satu kilogram atau lebih per minggu.

c) Proteinuria kuantitatif 0,3 gr atau lebih per liter, kualitatif +1 atau

+2 pada urin midstream.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 21: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN PREEKLAMPSIA DAN … · Measurement of depression used The Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS). Data analysis techniques used logistic regression

6

2) Preeklampsia berat

Tanda dan gejala yang muncul pada preeklampsia berat adalah

sebagai berikut :

a) Tekanan darah sistolik ≥160 mmHg atau diastolik ≥110mmHg. b)

Proteinuria + ≥ 5 g/24 jam atau ≥ 3 pada tes celup. c) Oliguria (< 400

ml dalam 24 jam). d) Sakit kepala yang hebat atau gangguan

penglihatan. e) Nyeri epigastrum dan ikterus. f) Oedema paru. g)

Trombositopenia. h) Pertumbuhan janin terhambat.

c. Etiologi

Apa yang menjadi penyebab preeklampsia dan eklampsia sampai

sekarang belum diketahui. Telah terdapat banyak teori yang mencoba

menerangkan sebab musabab penyakit tersebut, akan tetapi tidak ada yang

dapat memberi jawaban yang memuaskan (Wiknjosastro, 2007).

Menurut Robson dan Waugh (2011), etiologi pasti penyebab gangguan

ini masih belum jelas. Kecurigaan pada masalah plasentasi serta

endothelium ibu, akan tetapi mekanisme yang menyebabkan disfungsi

endotel dan hubungannnya dengan plasenta masih tidak jelas.

d. Faktor Risiko

Terdapat banyak faktor risiko yang mempredisposisi terjadinya

preeklampsia. Terdapat kecenderungan bahwa memiliki lebih banyak

faktor risiko umumnya menunjukkan keadaan yang lebih buruk. Berikut ini

adalah beberapa faktor risiko yang terkait :

1) Umur ibu

Menurut Ghojazadeh et al. (2013), usia ibu merupakan salah satu

faktor risiko yang berhubungan erat dengan preeklampsia. Menurut

Robson dan Waugh (2011), usia lebih dari 40 tahun meningkatkan

resiko sebesar dua kali lipat. Hal serupa juga diungkapkan oleh

Bothamley dan Boyle (2011) bahwa usia di atas 40 tahun merupakan

faktor risiko, sedangkan menurut Morgan dan Hamilton (2009) apabila

usia ibu <17 tahun atau >35 tahun.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 22: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN PREEKLAMPSIA DAN … · Measurement of depression used The Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS). Data analysis techniques used logistic regression

7

2) Paritas

Menurut Allenwilcox (2010), insidensi preeklampsia pada

primigravida sebesar 3-5% kemudian menurun menjadi 2% pada

kehamilan berikutnya. Risiko lebih besar pada primigravida telah

banyak diketahui, tapi tidak diketahui penyebabnya. Menurut

Bothamley dan Boyle (2011), primigravida dan atau lebih dari 10

tahun sejak kelahiran terakhir juga meningkatkan risiko. Menurut

Morgan dan Hamilton (2009) dan Guerrier et al. (2013), juga

menyebutkan bahwa primigravida sebagai faktor risiko. Menurut

Robson dan Waugh (2011) dan Reeder et al. (2011), pada nulliparitas

meningkatkan risiko terjadi preeklampsia sebesar tiga kali lipat.

3) Pendidikan

Menurut Silva et al. (2014), tingkat pendidikan yang rendah

merupakan salah satu faktor yang terkait dengan preeklampsia.

Ghojazadeh et al. (2013) juga menyebutkan bahwa tingkat pendidikan

yang rendah meningkatkan risiko preeklampsia.

4) Pendapatan

Menurut Ramesh et al. (2014), pendapatan keluarga per bulan di

bawah rata-rata merupakan salah satu faktor risiko yang signifikan

untuk terjadinya preeklampsia. Menurut Silva et al. (2014),

pendapatan yang rendah terkait dengan kejadian preeklampsia.

e. Patofisiologi

Menurut Mochtar (2007), pada preeklampsia terjadi spasme pembuluh

darah disertai dengan retensi garam dan air. Pada biopsi ginjal ditemukan

spasme hebat arteriola glomerolus. Pada beberapa kasus, lumen arteriola

sedemikian sempitnya sehingga hanya dapat dilalui oleh satu sel darah

merah. Jadi jika semua arteriola dalam tubuh mengalami spasme, maka

tekanan darah akan naik, sebagai usaha-usaha untuk mengatasi kenaikan

tekanan perifer agar oksigenasi jaringan dapat dicukupi, sedangkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 23: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN PREEKLAMPSIA DAN … · Measurement of depression used The Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS). Data analysis techniques used logistic regression

8

kenaikan berat badan dan oedema yang disebabkan oleh penimbunan air

yang berlebihan dalam ruangan interstitial belum diketahui sebabnya,

mungkin karena retensi air dan garam. Proteinuria dapat disebabkan oleh

spasme arteriola sehingga terjadi perubahan pada glomerolus.

Menurut Bothamley dan Boyle (2011), adapun patofisiologi terjadinya

preeklampsia dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

Gambar 2.1 Patofisiologi terjadinya preeklampsia

Kegagalan invasi sel trofoblast untuk

memaksimalkan modifikasi arteri spiralis uterus

Penurunan aliran darah uterus

Penurunan ekspansi plasma

Iskemia plasenta relatif

Reaksi inflamasi intravaskuler umum

Disfungsi endothelial

Komplikasi janin : hambatan

pertumbuhan, penurunan

cairan amnion, penurunan

aliran darah umbilikalis

Vasokonstriksi arteriola pada organ tubuh mayor

Kelainan pada sistem kardiovaskuler,

hematologi, ginjal, hati, dan sistem saraf

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 24: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN PREEKLAMPSIA DAN … · Measurement of depression used The Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS). Data analysis techniques used logistic regression

9

f. Diagnosis

Menurut Mochtar (2007), diagnosis preeklampsia ditegakkan

berdasarkan :

1) Gambaran klinik : pertambahan berat badan yang berlebihan, edema,

hipertensi, dan timbul proteinuria.

Gejala subjektif : sakit kepala di daerah frontal, nyeri epigastrum,

gangguan visus (penglihatan kabur, skotoma, diplopia), mual dan

muntah.

Gangguan serebral lainnya : sempoyongan, refleks meningkat, dan

tidak tenang.

2) Pemeriksaan : tekanan darah tinggi, refleks meningkat, dan proteinuria

pada pemeriksaan laboratorium.

g. Komplikasi

Komplikasi yang kemungkinan terjadi pada kasus preeklampsia antara

lain atonia uteri, sindrom HELLP (hemolysis, elevated liver enzimes, low

platelet count), ablasi retina, KID (koagulasi intravascular diseminata),

gagal ginjal, perdarahan otak, oedema paru, gagal jantung, hingga syok dan

kematian. Adapun komplikasi pada janin berhubungan dengan akut atau

kronisnya insufisiensi uteroplasental, misalnya pertumbuhan janin

terhambat dan prematuritas (Mansjoer, 2000).

Menurut Robson dan Waugh (2011), terdapat berbagai komplikasi

preeklampsia, diantaranya adalah abrupsio plasenta, intra uterine growth

retardation (IUGR), sindrom HELLP, koagulasi intravaskuler diseminata,

gagal ginjal, kelahiran prematur, kegagalan multiorgan, eklampsia, dan

bahkan kematian.

h. Penatalaksanaan

1) Preeklampsia Ringan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 25: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN PREEKLAMPSIA DAN … · Measurement of depression used The Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS). Data analysis techniques used logistic regression

10

Menurut Saifuddin (2008), di bawah ini adalah beberapa

penatalaksanaan pada ibu hamil dengan preeklampsia ringan :

a) Usia kehamilan kurang dari 37 minggu

(1) Rawat Jalan

(a) Memantau tekanan darah, proteinuria, refleks, dan kondisi

janin. (b) Lebih banyak istirahat. (c) Diit biasa. (d) Tidak

perlu diberikan obat-obatan. (e) Apabila rawat jalan tidak

memungkinkan, maka dilakukan perawatan di rumah sakit.

(2) Rawat Inap

(a) Diit biasa

(b) Memantau tekanan darah dua kali dalam sehari dan

proteinuria satu kali dalam sehari.

(c) Tidak perlu obat-obatan.

(d) Tidak perlu diuretik, kecuali jika terdapat edema paru,

dekompensasi kordis atau gagal ginjal akut.

(e) Apabila tekanan diastolik turun sampai normal, ibu dapat

dipulangkan dengan memberikan nasihat untuk istirahat,

munculnya gejala preeklampsia berat, dan kontrol dua

kali dalam seminggu.

(f) Apabila proteinuria meningkat, tangani sebagai

preeklampsia berat.

(g) Apabila terdapat tanda-tanda pertumbuhan janin

terhambat, pertimbangkan terminasi kehamilan.

b) Usia kehamilan lebih dari 37 minggu

(1) Apabila serviks matang, lakukan induksi dengan oksitosin 5

IU dalam 500mL dekstrose IV 10 tetes/menit atau dengan

prostaglandin.

(2) Apabila serviks belum matang, berikan prostaglandin,

misoprostol atau kateter Foley, atau terminasi dengan seksio

sesarea.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 26: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN PREEKLAMPSIA DAN … · Measurement of depression used The Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS). Data analysis techniques used logistic regression

11

2) Preeklampsia Berat

a) Penanganan Umum

Di bawah ini adalah penanganan awal yang dapat diberikan

kepada pasien dengan preeklampsia berat menurut Saifuddin

(2008) :

(1) Apabila tekanan diastolik lebih dari 110mmHg, berikan terapi

antihipertensi sampai tekanan diastolik di antara 90-

100mmHg.

(2) Pasang infus Ringer Laktat dengan jarum besar ukuran 16

gauge atau lebih.

(3) Ukur keseimbangan cairan, jangan sampai terjadi overload.

(4) Kateterisasi urine untuk pengeluaran volume dan proteinuria.

Apabila jumlah urine <30mL per jam, infus cairan

diperhatikan 1 1/8 jam dan pantau kemungkinan edema paru.

(5) Jangan tinggalkan pasien sendirian karena kejang disertai

aspirasi dapat terjadi sewaktu-waktu.

(6) Observasi tanda-tanda vital, refleks dan denyut jantung janin

setiap jam.

(7) Auskultasi paru untuk mencari tanda edema paru. Krepitasi

merupakan tanda edema paru. Jika terjadi edema paru, stop

pemberian cairan dan berikan diuretik misalnya furosemide 40

mg intravena.

(8) Nilai pembekuan darah dengan uji pembekuan bedside. Jika

pembekuan tidak terjadi sesudah 7 menit, kemungkinan terdapat

koagulapati

b) Asuhan Intranatal

Pada preeklampsia berat, persalinan harus terjadi dalam 24

jam, sedangkan pada eklampsia dalam 12 jam sejak gejala timbul.

Apabila terjadi gawat janin atau persalinan tidak dapat terjadi

dalam 12 jam pada preeklampsia, maka dilakukan seksio caesarea.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 27: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN PREEKLAMPSIA DAN … · Measurement of depression used The Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS). Data analysis techniques used logistic regression

12

Apabila seksio caesarea akan dilakukan, perhatikan bahwa tidak

ada koagulopati dan memilih anestesia umum. Apabila anestesia

umum tidak tersedia, atau janin mati, aterm terlalu kecil, maka

dilakukan persalinan pervaginam. Jika serviks matang, induksi

dengan oksitosin 2-5 IU dalam 500mL dekstrose 10 tetes/menit

atau dengan prostaglandin (Saifuddin, 2008).

c) Asuhan postpartum

Antikonvulsan diteruskan sampai 24 jam postpartum atau

kejang terakhir, lalu diteruskan dengan terapi antihipertensi

apabila tekanan diastolik masih lebih 110 mmHg dan mamantau

urine (Saifuddin, 2008).

d) Rujukan

Menurut Saifuddin (2008), rujukan dilakukan ke fasilitas yang

lebih lengkap dilakukan apabila oliguria (kurang dari 400mL/24

jam), terdapat sindrom HELLP, dan terjadi koma berlanjut lebih

dari 24 jam sesudah kejang.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 28: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN PREEKLAMPSIA DAN … · Measurement of depression used The Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS). Data analysis techniques used logistic regression

13

Di bawah ini adalah diagram penatalaksanaan pada ibu hamil dengan

preeklampsia berat menurut Morgan dan Hamilton (2009) :

Gambar 2.2 Penatalaksanaan Preeklampsia Berat

PREEKLAMPSIA BERAT/EKLAMPSIA

Sindrom HELLP

1. Memperburuk prognosis

a. Gangguan pembekuan

darah

b. Gangguan hati

2. Gejala klinis

a. Nyeri epigastrium

b. Mual, muntah

c. Ikterus

d. Cenderung berdarah

(lambung, gusi, kulit,

hematuria).

Pengobatan

1. Memperbaiki

trombositopenia dengan

transfusi trombosit (bila

sekitar 50.000/mL)

2. Evaluasi kecenderungan

berdarah

Pengobatan aktif

dengan

pertimbangan klinis

1. Pecah ketuban

2. Induksi persalinan

3. Seksio sesarea

Konservatif

1. Isolasi dengan pasang

kateter

2. Obat

a. Infus 5-10% glukosa

b. Valium 120mg/24

jam

c. MgSO4 IV, IM

(dosis awal 18 g IM,

dosis medium 4 g

dalam 6 jam)

d. Litik koktil

3. Observasi

a. Konvulsi-koma

b. Refleks patella

c. Kriteria Eden

d. Sindrom HELLP

4. Reaksi pengobatan

a. Kesadaran membaik

b. Dieresis meningkat

c. Lamanya 24 jam

5. Konsultasi laboratorium

a. Penyakit dalam

b. Penyakit mata

c. Kardiovaskuler

d. Penyakit anak

e. Anesthesia

Komplikasi Tindakan

1. Cenderung berdarah

2. AKI dan AKP tinggi

Pengobatan Berhasil

1. ANC intensif tunggu sampai

aterm/masa viable di atas

2. Persalinan pervaginam, lahir

spontan/lainnya.

Terminasi

Kehamilan

1. Kala dua

dipercepat

2. Seksio sesarea

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 29: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN PREEKLAMPSIA DAN … · Measurement of depression used The Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS). Data analysis techniques used logistic regression

14

2. Depresi Antenatal

a. Pengertian

Menurut American Psychological Association (2000), memberikan

definisi depresi sebagai perasaan sedih atau kosong yang disertai dengan

penurunan minat terhadap aktivitas yang menyenangkan, gangguan tidur

dan pola makan, penurunan kemampuan berkonsentrasi, perasaan bersalah

yang berlebihan, dan munculnya pikiran tentang kematian atau bunuh diri.

Depresi adalah gangguan alam perasaan (mood) yang ditandai

dengan kemurungan dan kesedihan yang mendalam dan berkelanjutan

sehingga menyebabkan hilangnya kegairahan hidup, tidak mengalami

gangguan dalam menilai realitas (Reality Testing Ability/RTA masih baik),

kepribadian yang utuh (tidak mengalami keretakan kepribadian/spliting of

personality, perilaku dapat mengganggu tetapi masih dalam batas-batas

normal (Hawari, 2008).

b. Tanda dan gejala

Menurut National Institute of Mental Health (2009), wanita dengan

depresi akan mempunyai tanda dan gejala yang berbeda-beda, selain itu,

tingkat keparahan dan frekuensi gejala, serta berapa lama gejala itu terakhir

muncul juga akan bervariasi tergantung pada individu dan penyakit

tertentu. Berikut ini tanda dan gejala depresi meliputi :

1) Kesedihan yang menetap, cemas atau ada perasaan kosong.

2) Merasa putus asa dan atau pesimis.

3) Mudah tersinggung dan gelisah.

4) Perasaan bersalah, tidak berharga dan atau merasa tidak berdaya.

5) Penurunan ketertarikan pada aktifitas atau hobi yang menyenangkan,

termasuk hubungan intim.

6) Kelelahan dan penurunan energi.

7) Kesulitan berkonsentrasi, mengingat, dan pengambilan keputusan.

8) Insomnia dan atau hipersomnia.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 30: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN PREEKLAMPSIA DAN … · Measurement of depression used The Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS). Data analysis techniques used logistic regression

15

9) Makan berlebihan atau kehilangan nafsu makan.

10) Pikiran tentang bunuh diri atau usaha untuk bunuh diri.

11) Nyeri yang menetap, sakit kepala, kram, atau masalah pencernaan

meskipun telah mendapat pengobatan.

c. Klasifikasi

Menurut American Psychiatric Association (APA) (1994), diagnosis

depresi mayor dapat ditegakkan apabila seseorang mengalami lima atau

lebih dari tanda dan gejala berikut minimal dalam kurun waktu dua

minggu. Setidaknya salah satu gejala harus muncul yaitu merasa depresi

atau anhedonia (kesenangan berkurang pada kegiatan yang sebelumnya

menyenangkan) dan muncul beberapa gangguan dalam kehidupan.

Menurut Akiskal (1999), seseorang yang memiliki dua tetapi tidak lebih

dari lima gejala selama dua minggu dengan satu gejala merasa depresi atau

anhedonia yang muncul dapat ditegakkan diagnosis sebagai depresi minor.

Sedangkan untuk tanda dan gejala untuk depresi antenatal yang muncul

sama dengan tanda dan gejala depresi lainnya (Cox dan Holden, 2003).

d. Mekanisme terjadinya depresi

Seseorang yang mengalami stressor psikososial (perkawinan, orang

tua, antar pribadi, pekerjaan, lingkungan, keuangan, hukum,

perkembangan, penyakit fisik, faktor keluarga, dan trauma) yang ditangkap

melalui panca inderanya, melalui sistem saraf panca indera akan diteruskan

ke susunan saraf pusat otak, yaitu bagian saraf otak yang disebut lymbic

system, melalui transmisi saraf (neurotransmitter/sinyal penghantar saraf).

Dan selanjutnya stimulus atau rangsangan psikososial tadi melalui susunan

saraf autonom (simpatis/parasimpatis) akan diteruskan ke kelenjar-kelenjar

hormonal (endokrin) yang merupakan sistem imunitas tubuh dan organ-

organ tubuh yang dipersarafinya (Hawari, 2008).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 31: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN PREEKLAMPSIA DAN … · Measurement of depression used The Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS). Data analysis techniques used logistic regression

16

e. Faktor Risiko

1) Umur Ibu

Menurut penelitian Räisänen et al. (2014), selama kurun waktu 2002-

2010 di Finlandia, faktor yang terkait dengan terjadinya depresi pada

ibu hamil diantaranya adalah usia ibu yang terlalu muda atau terlalu

tua. Senada dengan hal di atas, Pearson et al. (2013) juga

mengungkapkan bahwa usia muda pada ibu terkait erat dengan

kejadian depresi. Penelitian yang dilakukan oleh Patel et al. (2010),

usia remaja dan dewasa awal (sebelum usia 25 tahun) serta rentang

umur 30-50 tahun pada wanita berhubungan erat dengan kejadian

depresi.

2) Paritas

Menurut Dibaba et al. (2010) dan da Silva (2010) menyebutkan hasil

yang sama yaitu multiparitas meningkatkan risiko terjadinya depresi

pada ibu.

3) Pendidikan

Menurut juga Pearson et al. (2013), da Silva (2010) dan Fall et al.

(2013) menyatakan bahwa pendidikan terkait erat dengan kejadian

depresi. Pendidikan yang rendah merupakan faktor risiko yang terkait

dengan depresi antenatal.

4) Pendapatan

Menurut Räisänen et al. (2014), Fall et al. (2013) dan Patel et al.

(2010), status ekonomi rendah secara signifikan terkait dengan gejala

depresi mayor. Berbeda dengan Saleh et al. (2012), status sosial

ekonomi hanya mempunyai hubungan yang lemah terhadap kejadian

depresi. Fall et al. (2013) juga membandingkan antara status pekerjaan

ibu hamil dengan gejala depresi memperoleh hasil yang signifikan

pada ibu yang telah berhenti bekerja, ibu rumah tangga, tetapi tidak

untuk mahasiswa. Ibu hamil yang bekerja memperoleh proporsi gejala

depresi terendah dibanding lainnya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 32: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN PREEKLAMPSIA DAN … · Measurement of depression used The Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS). Data analysis techniques used logistic regression

17

5) Dukungan Sosial

Menurut Fall et al. (2013), dukungan sosial yang rendah secara

signifikan terkait dengan munculnya gejala depresi mayor. Saleh et al.

(2012) mengungkapkan hal yang sama, dukungan sosial yang rendah

mempunyai hubungan yang kuat dengan kejadian depresi pada wanita

di Mesir. Peer et al. (2013) mengungkapkan 17% dari sampel

penelitiaannya yaitu imigran asal Kanada yang mempunyai dukungan

sosial yang rendah menunjukkan banyak gejala depresi antenatal.

f. Komplikasi

1) Pada Ibu

Depresi yang tidak tertangani dengan baik akan menimbulkan

psikosis, prevalensi psikosis pada kehamilan tidak dilaporkan akan

tetapi hal ini diyakini sebagai kasus yang langka (Kornstein dan

Clayton, 2002). Marinescu et al. (2014) mengungkapkan bahwa

komplikasi terkait dengan adanya stres dan depresi antenatal pada ibu

diantaranya adalah perdarahan, terjadinya abortus spontan,

ditemukannya kelainan pada plasenta dan adanya nekrosis pada villi

dan desidua, serta disfungsi endothelial.

Ibu dengan depresi antenatal dapat menyebabkan kegagalan

inisiasi menyusu dan berkurangnya durasi laktasi. Akan tetapi, sifat

kausal belum jelas, hal ini kemungkinan terkait dengan neuroendokrin

pada ibu (Meltzer-Brody dan Stuebe, 2014).

2) Pada Bayi

Bayi yang ibunya mengalami stres, cemas, atau bahkan depresi

antenatal mempunyai peningkatan risiko untuk terjadi kelahiran

prematur (Loomans et al., 2013), menyebabkan berat bayi lahir rendah

(Wado et al., 2014; Loomans et al., 2013), serta dapat mengganggu

sirkulasi maternal-fetal (Fu et al., 2014). Stres dan adanya depresi

selama kehamilan erat kaitannya dengan munculnya gangguan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 33: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN PREEKLAMPSIA DAN … · Measurement of depression used The Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS). Data analysis techniques used logistic regression

18

perkembangan saraf janin, kelainan plasenta, abortus yang spontan,

dan kelahiran preterm (Marinescu et al., 2014).

Anak-anak yang lahir dari ibu yang mengalami depresi antenatal

lebih mungkin mengalami penyimpangan perilaku dan masalah

psikologis misalnya depresi serta gangguan pertumbuhan dan

perkembangan (Weissman et al., 2014).

3. Hubungan antara Kejadian Preeklampsia dan Risiko Depresi Antenatal

Menurut Bothamley dan Boyle (2011), keadaan preeklampsia merupakan

keadaan yang sangat tidak diharapkan dan tidak dapat diprediksi sebelumnya.

Hal ini sangatlah berpotensi besar menimbulkan terjadinya gangguan kesehatan

jiwa, dapat berupa kecemasan dan depresi. Ghosh dan Goswami (2011)

memaparkan hasil penelitiannya di Kolkata, India bahwa riwayat obstetri yang

buruk atau adanya komplikasi selama kehamilan dan riwayat gangguan

kesehatan jiwa erat kaitannya dengan munculnya depresi pada ibu. Hasil yang

sama juga diperoleh Ajinkya et al. (2013) dalam penelitiannya. Menurut Fall et

al. (2013), ibu yang mempunyai masalah terkait dengan kesehatannya juga

terkait dengan munculnya gejala depresi mayor.

Pratt dan Brody (2014), hampir 90% dari orang-orang dengan gejala

depresi parah dilaporkan ada kesulitan dengan pekerjaan, rumah, atau kegiatan

sosial yang berhubungan. Tingkat kesulitan dengan pekerjaan, rumah, atau

kegiatan sosial yang berhubungan dengan gejala depresi meningkat sebagai

meningkatnya gejala-gejala, dari 45.7% di kalangan orang-orang dengan gejala-

gejala depresi ringan 88.0% antara orang-orang dengan gejala depresi parah.

Tingkat kesulitan serius dengan pekerjaan, rumah, atau kegiatan sosial yang

berhubungan dengan gejala depresi juga meningkat sebagai keparahan gejala

meningkat, dari 3,9% antara orang-orang dengan gejala-gejala depresi ringan

15,8% di kalangan orang-orang dengan gejala moderat, dan 42.8% di kalangan

orang-orang dengan gejala yang parah.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 34: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN PREEKLAMPSIA DAN … · Measurement of depression used The Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS). Data analysis techniques used logistic regression

19

Katon et al. (2012) menyebutkan hasil penelitiannya di klinik obstetri pada

2398 ibu hamil yang melakukan antenatal care didapatkan hasil bahwa ibu

hamil yang mempunyai riwayat hipertensi sebelum hamil dan kondisi

kehamilan yang beresiko mempunyai hubungan yang erat dengan terjadinya

depresi, baik itu minor maupun mayor.

B. Kerangka Berpikir

Gambar 2.3 Kerangka Berpikir

Depresi

Antenatal

Ibu Hamil

Kejadian

Preeklampsia

(stressor)

Panca indera

Neurotransmitter

(sinyal penghantar)

Sistem saraf pusat

Sistem saraf otonom

(simpatis/parasimpatis)

Kelenjar hormonal

(endokrin)

Organ-organ yang

dipersarafi

Kegagalan invasi

sel trofoblas

Penurunan aliran darah uterus

Penurunan ekspansi plasma

Iskemia plasenta

relatif

Reaksi inflamasi intravaskuler

umum

Disfungsi

endothelial

Vasokonstriksi

arteriola

Faktor fisik dan

psikososial yang

mempengaruhi :

1. Umur

2. Paritas

3. Pendidikan

4. Pendapatan

5. Dukungan sosial

Keterangan :

: tidak diteliti

: diteliti

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 35: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN PREEKLAMPSIA DAN … · Measurement of depression used The Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS). Data analysis techniques used logistic regression

20

C. Hipotesis

1. Ada hubungan antara umur dan risiko depresi antenatal, ibu hamil dengan usia

non reproduksi lebih rentan terhadap risiko depresi antenatal.

2. Ada hubungan antara paritas dan risiko depresi antenatal, ibu hamil

multigravida lebih rentan terhadap risiko depresi antenatal

3. Ada hubungan antara pendidikan dan risiko depresi antenatal, ibu hamil dengan

pendidikan rendah lebih rentan terhadap risiko depresi antenatal

4. Ada hubungan antara pendapatan dan risiko depresi antenatal, ibu hamil dengan

pendapatan rendah lebih rentan terhadap risiko depresi antenatal

5. Ada hubungan antara dukungan sosial dan risiko depresi antenatal, ibu hamil

dengan dukungan sosial rendah lebih rentan terhadap risiko depresi antenatal

6. Ada hubungan antara kejadian preeklampsia dan risiko depresi antenatal, ibu

hamil dengan preeklampsia lebih rentan terhadap risiko depresi antenatal

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 36: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN PREEKLAMPSIA DAN … · Measurement of depression used The Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS). Data analysis techniques used logistic regression

21

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah kohort retrospektif yaitu suatu

rancangan penelitian dengan mengelompokkan atau mengklasifikasikan kelompok

terpapar dengan tidak terpapar untuk kemudian diamati sampai waktu tertentu untuk

melihat ada tidaknya fenomena (Hidayat, 2007). Paparan dan penyakit sudah terjadi

di waktu lampau sebelum dimulainya penelitian, sehingga variabel-variabel tersebut

diukur melalui catatan historis (Murti, 2003). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

gambar berikut ini :

Gambar 3.1 Jenis Penelitian

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian

Penelitian ini dilakukan di RSI Sunan Kudus.

2. Waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-Mei 2015.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Ibu hamil yang datang memeriksakan diri di RSI Sunan Kudus.

Non Depresi Antenatal

Kehamilan dengan PE

Kehamilan normal

Kehamilan dengan PE

Kehamilan normal

Depresi Antenatal

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 37: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN PREEKLAMPSIA DAN … · Measurement of depression used The Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS). Data analysis techniques used logistic regression

22

2. Sampel

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini akan menggunakan fixed

exposure sampling yaitu skema penculikan yang dimulai dengan memilih

sampel berdasarkan status paparan subyek (terpapar dan tidak terpapar) oleh

faktor yang diduga mempengaruhi (Murti, 2013).

D. Besar Sampel

Menurut Hair et al, dalam Murti (2013), perbandingan jumlah sampel dan

jumlah variabel dalam analisis multivariat tidak boleh kurang dari 5:1, tetapi

perbandingan yang dianjurkan antara jumlah sampel dan jumlah variabel adalah 15-

20 sampel per variabel. Penelitian ini melibatkan lima variabel luar, sehingga besar

sampel penelitian yang dibutuhkan adalah 5x15 yaitu 75 subyek penelitian.

Menurut Rothman et al. dalam Murti (2013), besar sampel yang akan

digunakan adalah 1 : 2 antara kelompok ibu hamil dengan preeklampsia dan ibu

hamil normal. Pada penelitian ini akan menggunakan 25 ibu hamil dengan

preeklampsia dan 50 ibu hamil normal.

E. Kriteria Restriksi

1. Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah :

a. Ibu hamil dengan usia kehamilan 20-40 minggu.

b. Belum ada tanda dan gejala persalinan.

c. Untuk kelompok kasus, ibu mempunyai tekanan darah ≥ 140 mmHg dan

proteinuria minimal +1.

d. Telah memeriksakan kehamilannya minimal satu kali.

e. Bersedia menjadi responden.

2. Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah :

a. Ibu hamil yang sulit diajak komunikasi (mempunyai keterbatasan atau

berkebutuhan khusus).

b. Ibu hamil yang mempunyai penyakit penyerta dan gangguan kejiwaan yang

berat.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 38: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN PREEKLAMPSIA DAN … · Measurement of depression used The Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS). Data analysis techniques used logistic regression

23

F. Variabel Penelitian

1. Variabel bebas : kejadian preeklampsia

2. Variabel terikat : depresi antenatal

3. Variabel luar : umur, paritas, pendidikan, pendapatan, dan dukungan sosial.

G. Definisi Operasional Variabel

1. Kejadian Preeklampsia

a. Definisi

Kehamilan yang disertai dengan tekanan darah ≥ 140/90mmHg dan

proteinuria minimal +1.

b. Alat ukur

Diagnosis yang telah ditetapkan dr. Sp.OG.

c. Cara ukur

Rekam Medis

d. Skala Pengukuran

Nominal

e. Kategori

0 = Kehamilan normal

1 = Kehamilan dengan preeklampsia

2. Depresi Antenatal

a. Definisi

Gangguan perasaan yang ditandai dengan kemurungan, kesedihan yang

mendalam dan berkelanjutan sehingga hilangnya kegairahan hidup, apatis

dan pesimisme kemudian dapat dikuti gangguan perilaku dan terjadi pada

masa kehamilan.

b. Alat ukur

Kuesioner The Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS).

c. Cara ukur

Jumlah skor yang diperoleh, apabila skor <10 maka tidak mengalami

depresi dan apabila >10 maka dapat dikatakan mengalami depresi.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 39: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN PREEKLAMPSIA DAN … · Measurement of depression used The Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS). Data analysis techniques used logistic regression

24

d. Skala Pengukuran

Nominal

e. Kategori

0 = Non Depresi Antenatal

1 = Depresi Antenatal

3. Umur

a. Definisi

Kurun waktu hidup responden dihitung sejak lahir sampai dengan

pengisian kuesioner.

b. Alat ukur

Kuesioner

c. Cara ukur

Diketahui dari hasil pengisian kuesioner.

d. Skala Pengukuran

Nominal

e. Kategori

0 = usia non reproduksi (<20 tahun dan >35 tahun)

1 = usia reproduksi (20-35 tahun)

4. Paritas

a. Definisi

Jumlah anak yang pernah dilahirkan responden baik lahir hidup maupun

mati.

b. Alat ukur

Kuesioner

c. Cara ukur

Diketahui dari hasil pengisian kuesioner.

d. Skala Pengukuran

Nominal

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 40: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN PREEKLAMPSIA DAN … · Measurement of depression used The Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS). Data analysis techniques used logistic regression

25

e. Kategori

0 = Primigravida

1 = Multigravida

5. Pendidikan

a. Definisi

Pendidikan formal terakhir yang ditempuh oleh responden.

b. Alat ukur

Kuesioner

c. Cara ukur

Diketahui dari hasil pengisian kuesioner.

d. Skala Pengukuran

Nominal

e. Kategori

0 = < SMA (tidak sekolah, SD, SMP)

1 = > SMA (SMA, Pendidikan Tinggi)

6. Pendapatan

a. Definisi

Gaji/upah yang diperoleh responden dan suami selama satu bulan (dalam

enam bulan terakhir).

b. Alat ukur

Kuesioner

c. Cara ukur

Diketahui dari hasil pengisian kuesioner.

d. Skala Pengukuran

Nominal

e. Kategori

0 = < UMR Kabupaten Kudus (< Rp. 1.380.000)

1 = ≥ UMR Kabupaten Kudus (≥ Rp. 1.380.000)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 41: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN PREEKLAMPSIA DAN … · Measurement of depression used The Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS). Data analysis techniques used logistic regression

26

7. Dukungan sosial

a. Definisi

Suatu tindakan pendampingan oleh suami dan anggota keluarga lain selama

kehamilan ini.

b. Alat ukur

Kuesioner Medical Outcomes Study : Social Support Survey (MOS-SSS).

c. Cara ukur

Dilihat dari jumlah skor kuesioner kemudian dihitung dengan

menggunakan rumus sebagai berikut :

( )

( )

Keterangan :

Skor minimal : 19

Skor maksimal : 95

d. Skala Pengukuran

Nominal

e. Kategori

0 = hasil akhir penghitungan <50

1 = hasil akhir penghitungan >50

H. Instrumen Penelitian

1. Kejadian Preeklampsia

Instrumen yang digunakan adalah rekam medis yang berada di RSI Sunan

Kudus. Hal ini berkaitan dengan diagnosis yang ditegakkan oleh dokter yang

bersangkutan. Untuk penilaian, menggunakan diagnosis tersebut kemudian

diklasifikasikan antara kategori kehamilan dengan preeklampsia dan kehamilan

normal.

2. Depresi Antenatal

Instrumen yang digunakan untuk mengukur depresi antenatal adalah kuesioner

The Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS). Kuesioner ini bukan hanya

untuk mengukur depresi antenatal, tetapi juga dapat digunakan untuk mengukur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 42: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN PREEKLAMPSIA DAN … · Measurement of depression used The Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS). Data analysis techniques used logistic regression

27

depresi postpartum yang berisi 10 pernyataan yang masing-masing ada empat

pilihan jawaban. Skor maksimal adalah 30 poin. Untuk penilaian, dikatakan

depresi apabila skor yang diperoleh lebih dari 10 poin. Validitas dan reliabilitas

kuesioner ini telah diakui di beberapa Negara. Jadi, tidak diperlukan uji

validitas dan reliabilitas ulang (Cox et al, 1987).

Di bawah ini adalah cara pemberian skor pada kuesioner EPDS :

Tabel 3.1 Skor kuesioner EPDS

Nomor

Soal

Skor yang diberikan

Jawaban a Jawaban b Jawaban c Jawaban d

1. 0 1 2 3

2. 0 1 2 3

3. 3 2 1 0

4. 0 1 2 3

5. 3 2 1 0

6. 3 2 1 0

7. 3 2 1 0

8. 3 2 1 0

9. 3 2 1 0

10. 3 2 1 0

Sumber : Cox et al., 1987

3. Dukungan Sosial

Instrumen yang digunakan adalah kuesioner Medical Outcomes Study : Social

Support Survey (MOS-SSS). Kuesioner berisi 19 pernyataan yang dibagi ke

dalam empat subskala dan satu butir pernyataan tambahan sebagai berikut :

Tabel 3.2 Subskala Kuesioner MOS-SSS

Subskala Jumlar Butir Soal Nomor Soal

Dukungan informasional 8 1,2,3,4,5,6,7,8

Dukungan afeksi 3 9,10,11

Dukungan tangibles 4 12,13,14,15

Interaksi sosial 3 16,17,18

Pernyataan tambahan 1 19

Sumber : Stewart dan Sherbourne, 1991

Masing-masing pernyataan mempunyai lima pilihan jawaban yaitu tidak

pernah (skor : 1), jarang (skor : dua), kadang-kadang (skor : tiga), sering (skor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 43: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN PREEKLAMPSIA DAN … · Measurement of depression used The Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS). Data analysis techniques used logistic regression

28

empat), dan sangat sering (skor : lima). Cara menghitung skor dapat

menggunakan rumus berikut :

( )

( )

Keterangan :

Skor yang diperoleh : jumlah skor hasil pengisian kuesioner

Skor minimal : 19

Skor maksimal : 95

Kuesioner MOS-SSS ini menilai tipe dukungan yang diberikan, bukan

mengacu pada pemberi dukungan. Hasil yang diperoleh dalam rentang 0-100,

dikatakan memperoleh dukungan yang kurang apabila hasil akhir <50 dan

dukungan yang baik apabila hasil akhir >50. Validitas dan reliabilitas sudah

tidak diragukan lagi, jadi tidak perlu dilakukan uji ulang. Koefisien

realiabilitas pada masing-masing subskala berkisar 0,72-0,76 dan koefisien

pada semua item pernyataan sebesar 0.78. Koefisien validitas pada masing-

masing subskala berkisar 0,19-0,24 dan koefisien pada semua item

pernyataan sebesar 0,23 (Stewart dan Sherbourne, 1991; Lopez dan Cooper

2011).

I. Teknik Analisis Data

Karakteristik sampel dideskripsikan dengan menggunakan jumlah (n),

persentase (%), mean, nilai maksimum, dan nilai minimum. Hubungan variabel yang

diteliti pada awalnya dianalisis bivariat untuk mendeskripsikan dan juga memberikan

gambaran awal. Analisis bivariat pada penelitian ini melibatkan variabel dengan skala

data kategorikal/nominal dilakukan dengan menggunakan tabel kolom x baris, jika

variabel independen maupun dependen yang dianalisis berskala dikotomi maka

digunakan tabel 2x2. Hubungan variabel ditunjukkan oleh Odds Ratio (OR).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 44: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN PREEKLAMPSIA DAN … · Measurement of depression used The Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS). Data analysis techniques used logistic regression

29

Kemaknaan statistik dari Odds Ratio (OR) tersebut di uji dengan uji chi square

dengan rumus:

( )

( )( )( )( )

Hubungan antar variabel dianalisis lebih lanjut dengan analisis multivariat

menggunakan model regresi logistik ganda dengan persamaan sebagai berikut:

Keterangan:

p : Probabilitas untuk depresi

1-p : Probabilitas untuk tidak depresi

a : Konstanta

b : Koefisien regresi

X1 : Kejadian Preeklampsia (0 : kehamilan normal, 1 : kehamilan dengan

preeklampsia.

X2 : Umur (0 : usia non reproduksi, 1 : usia reproduksi)

X3 : Paritas (0 : primigravida, 1 : multigravida)

X4 : Pendidikan (0 : <SMA, 1 : >SMA)

X5 : Pendapatan (0 : <UMR, 1 ≥UMR)

X6 : Dukungan sosial (0 : dukungan sosial rendah, 1 : dukungan sosial baik)

Kekuatan hubungan antar variabel ditunjukkan oleh Odds Ratio (OR) beserta

Confidence Interval 95%, dalam model regresi logistik OR = exp (β). Kemaknaan

statistik dari OR dianalisis dengan menggunakan uji Wald, hasilnya ditunjukkan oleh

nilai p. Hasil uji statistik juga ditunjukkan dengan nilai p. Interpretasi OR adalah

sebagai berikut :

OR = 1 : Tidak ada hubungan antara kejadian preeklampsia dengan

risiko depresi antenatal.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 45: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN PREEKLAMPSIA DAN … · Measurement of depression used The Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS). Data analysis techniques used logistic regression

30

b ≤ OR < 1 : Ada hubungan antara kejadian preeklampsia dengan risiko

depresi antenatal. Kejadian preeklampsia menurunkan

kemungkinan risiko depresi antenatal.

b ≥ OR > 1 : Ada hubungan antara kejadian preeklampsia dengan risiko

depresi antenatal. Kejadian preeklampsia meningkatkan

kemungkinan risiko depresi antenatal.

J. Etika Penelitian

Penelitian ini akan menekankan masalah etika dalam pemberian kuesioner

kepada responden menurut Notoatmodjo (2010) yang meliputi :

1. Informed concents

Sebelum kuesioner dibagikan kepada responden terlebih dahulu peneliti

menjelaskan maksud dan tujuan penelitian serta dampak responden selama

pengumpulan data. Orang yang bersedia menjadi responden, diminta untuk

menandatangani lembar persetujuan sedangkan yang tidak bersedia peneliti

tidak memaksa dan menghormati haknya.

2. Anonimity

Untuk menjaga kerahasiaan identitas, responden tidak diharuskan untuk

mencantumkan nama pada lembar kuesioner atau nama dicantumkan dalam

inisial huruf kemudian lembar tersebut hanya diberi kode tertentu.

3. Kerahasiaan ( Confidentiallity).

Peneliti menjamin kerahasiaan informasi baik identitas maupun data yang

diberikan oleh responden.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 46: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN PREEKLAMPSIA DAN … · Measurement of depression used The Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS). Data analysis techniques used logistic regression

31

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Bab ini menguraikan hasil penelitian hubungan antara kejadian preeklampsia dan

risiko depresi antenatal dengan menggunakan analisis univariat, analisis bivariat dan

analisis multivariat. Penelitian dilakukan terhadap 75 subjek penelitian yaitu ibu

hamil yang memeriksakan diri di RSI Sunan Kudus pada bulan Maret-Mei 2015.

1. Karakteristik Sampel

Karakteristik ibu hamil diidentifikasi berdasarkan umur, paritas, umur

kehamilan, pendidikan, dan kejadian preeklampsia. Tabel distribusi frekuensi

karakteristik responden dapat dijelaskan pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Distribusi frekuensi karakteristik sampel hubungan antara kejadian

preeklampsia dan risiko depresi antenatal

Karakteristik N Mean Standar

Deviation Min Max

Umur

a. <20 tahun

b. 20-35 tahun

c. >35 tahun

Paritas

a. G1P0A0

b. G2P0A1

c. G2P1A0

d. G3P1A1

e. G3P2A0

f. G4P3A0

Umur Kehamilan

a. 20-27 minggu

b. 28-37 minggu

Pendidikan

a. SD

b. SMP

c. SMA

d. PT

3

59

13

29

2

29

1

10

4

33

42

14

19

27

15

29,37

-

28,60

-

5,92

-

6,14

-

16

-

20

-

42

-

37

-

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 47: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN PREEKLAMPSIA DAN … · Measurement of depression used The Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS). Data analysis techniques used logistic regression

32

Kejadian

Preeklampsia

a. Kehamilan

normal

b. Kehamilan

dengan

preeclampsia

50

25

- - - -

Sumber : data primer diolah, 2015

Berdasarkan tabel di atas, mayoritas umur subjek penelitian pada kisaran

20-35 tahun (78,7%), primigravida dan sekundigravida mempunyai jumlah yang

sama (38,7%), umur kehamilan pada kisaran 28-37 minggu (56%), pendidikan

SMA (36%), dan mayoritas kehamilan normal (66,7%).

2. Pengujian Hipotesis

a. Analisis Univariat

Tabel 4.2 Distribusi frekuensi hubungan antara kejadian preeklampsia dan

risiko depresi antenatal

Variabel n Persentase

(%)

Kejadian Preeklampsia

a. Kehamilan normal

b. Kehamilan dengan

preeklampsia

Umur

a. Usia non reproduksi

b. Usia reproduksi

Paritas

a. Primigravida

b. Multigravida

Pendidikan

a. <SMA

b. >SMA

Pendapatan

a. <UMR Kab. Kudus

b. ≥UMR Kab. Kudus

Dukungan Sosial

a. Rendah

b. Baik

50

25

16

59

29

46

33

42

44

31

20

55

66,7

33,3

21,3

78,7

38,7

61,3

44

56

58,7

41,3

26,7

73,3

Sumber : data primer diolah, 2015

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 48: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN PREEKLAMPSIA DAN … · Measurement of depression used The Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS). Data analysis techniques used logistic regression

33

Berdasarkan Tabel 4.2 diketahui pada variabel kejadian preeklampsia,

kehamilan normal 50 (66,7%) lebih tinggi dibandingkan kehamilan dengan

preeklampsia yaitu 25 (33,3%), usia reproduksi lebih banyak yaitu sebesar

59 (78,7%) dibandingkan usia non reproduksi sebesar 16 (21,3%) pada

variabel umur. Pada variabel paritas diketahui lebih banyak multigravida

yaitu 46 (61,3%) dibandingkan primigravida sejumlah 29 (38,7%). Pada

variabel pendidikan diketahui lebih banyak >SMA yaitu 42 (56%)

dibandingkan dengan <SMA sebesar 33 (44%). Pada variabel pendapatan

<UMR Kab. Kudus yaitu 44 (58,7%) lebih banyak dibandingkan ≥UMR

Kab. Kudus sebesar 31 (41,3%). Pada variabel dukungan sosial baik yaitu 55

(73,3%) lebih tinggi dibandingkan dukungan sosial rendah yaitu 20 (26,7%).

Tabel 4.3 Distribusi frekuensi risiko depresi antenatal

Variabel f %

Non Depresi Antenatal

Depresi Antenatal

26

49

34,7

65,3

Jumlah 75 100

Sumber: data primer diolah, 2015

Berdasarkan tabel 4.3 diketahui bahwa subjek penelitian yang

mengalami depresi antenatal lebih banyak yaitu sebesar 49 (65,3%)

dibandingkan dengan subjek penelitian yang tidak mengalami depresi

antenatal yaitu sebesar 26 (34,7%).

c. Analisis Bivariat

Analisis bivariat pada penelitian ini dimaksudkan untuk melihat

hubungan umur, paritas, pendidikan, pendapatan, dukungan sosial, dan

kejadian preeklampsia terhadap risiko depresi antenatal dengan

menggunakan uji chi square dengan menggunakan software SPSS. Variabel

yang memiliki nilai p<0,05 adalah variabel yang berpengaruh secara

signifikan dengan risiko depresi antenatal.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 49: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN PREEKLAMPSIA DAN … · Measurement of depression used The Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS). Data analysis techniques used logistic regression

34

1) Hubungan antara kejadian preeklampsia dan depresi antenatal

Tabel 4.4 Hasil analisis hubungan kejadian preeklampsia dan depresi

antenatal

Kejadian

Preeklampsia

Depresi Antenatal

Total

OR

P Non

Depresi

Antenatal

Depresi

Antenatal

N % N % N %

Kehamilan normal

Kehamilan dengan

preeklampsia

17

9

34

36

33

16

66

64

50

25

100

100

0,91 0,864

Total 26 49 100

Sumber: data primer diolah, 2015

Pada Tabel 4.4 menyajikan analisis bivariat tentang hubungan

antara kejadian preeklampsia dan risiko depresi antenatal dengan uji chi

square. Dapat dilihat pada tabel bahwa ibu hamil yang mengalami depresi

antenatal dengan kehamilan normal sebesar 66%, sedangkan kehamilan

dengan preeklampsia sebesar 64%. Analisis bivariat pada tabel 4.4

menunjukkan nilai Odds Ratio sebesar 0,91 berarti ibu hamil dengan

preeklampsia kemungkinan risiko depresi antenatal 0,91 kali lebih rendah

daripada ibu hamil dengan kehamilan normal. Hasil uji chi square

menunjukkan ada hubungan kejadian preeklampsia terhadap risiko

depresi antenatal, namun secara statistik tidak signifikan (p=0,864).

2) Hubungan antara umur dan depresi antenatal

Tabel 4.5 Hasil analisis hubungan antara umur dan risiko depresi

antenatal

Umur

Depresi Antenatal

Total

OR P

Non

Depresi

Antenatal

Depresi

Antenatal

N % N % N %

Usia non

Reproduksi

Usia

Reproduksi

5

21

31,3

35,6

11

38

68,7

64,4

16

59

100

100

0,82 0,746

Total 26 34,7 49 65,3 75 100

Sumber: data primer diolah, 2015

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 50: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN PREEKLAMPSIA DAN … · Measurement of depression used The Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS). Data analysis techniques used logistic regression

35

Pada Tabel 4.5 menyajikan analisis bivariat tentang hubungan

antara umur dan risiko depresi antenatal dengan uji chi square. Dapat

dilihat pada tabel bahwa ibu hamil yang mengalami depresi antenatal

dengan usia non reproduksi sebesar 68,7%, sedangkan usia reproduksi

sebesar 64,4%. Analisis bivariat pada tabel 4.5 menunjukkan nilai Odds

Ratio sebesar 0,82 berarti ibu hamil dengan usia reproduksi kemungkinan

risiko depresi antenatal 0,82 kali lebih rendah daripada ibu hamil dengan

usia non reproduksi. Hasil uji chi square menunjukkan ada hubungan

antara umur dan risiko depresi antenatal, namun secara statistik tidak

signifikan (p=0,746).

3) Hubungan antara paritas terhadap depresi antenatal

Tabel 4.6 Hasil analisis hubungan antara paritas dan depresi antenatal

Paritas

Depresi Antenatal

Total

OR

P Non

Depresi

Antenatal

Depresi

Antenatal

N % N % N %

Primigravida

Multigravida

7

19

24,1

41,3

22

27

75,9

58,7

29

46

100

100

0,45 0,128

Total 26 34,7 49 65,3 75 100

Sumber: data primer diolah, 2015

Pada Tabel 4.6 menyajikan analisis bivariat tentang hubungan

antara paritas dan risiko depresi antenatal dengan uji chi square. Dapat

dilihat pada tabel bahwa ibu hamil yang mengalami depresi antenatal

dengan primigravida sebesar 75,9%, sedangkan multigravida sebesar

58,7%. Analisis bivariat pada tabel 4.6 menunjukkan nilai Odds Ratio

sebesar 0,45 berarti ibu hamil multigravida kemungkinan risiko depresi

antenatal hampir setengah kali lebih rendah daripada ibu hamil

primigravida. Hasil uji chi square menunjukkan ada hubungan antara

paritas dan risiko depresi antenatal, namun secara statistik tidak signifikan

(p=0,128).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 51: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN PREEKLAMPSIA DAN … · Measurement of depression used The Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS). Data analysis techniques used logistic regression

36

4) Hubungan antara pendidikan dan depresi antenatal

Tabel 4.7 Hasil analisis hubungan antara pendidikan dan depresi antenatal

Pendidikan

Depresi Antenatal

Total

OR

P Non

Depresi

Antenatal

Depresi

Antenatal

N % N % N %

<SMA

>SMA

6

20

18,2

47,6

27

22

81,8

52,4

33

42

100

100

0,24 0,008

Total 26 34,7 49 65,3 75 100

Sumber: data primer diolah, 2015

Pada Tabel 4.7 menyajikan analisis bivariat tentang hubungan

antara pendidikan dan risiko depresi antenatal dengan uji chi square.

Dapat dilihat pada tabel bahwa ibu hamil yang mengalami depresi

antenatal dengan pendidikan <SMA sebesar 81,8%, sedangkan

pendidikan >SMA sebesar 52,4%. Analisis bivariat pada tabel 4.7

menunjukkan nilai Odds Ratio sebesar 0,24 berarti ibu hamil dengan

pendidikan >SMA kemungkinan risiko depresi antenatal seperempat kali

lebih rendah daripada ibu hamil dengan pendidikan <SMA. Hasil uji chi

square menunjukkan ada hubungan antara pendidikan dan risiko depresi

antenatal dan secara statistik signifikan (p=0,008).

5) Hubungan antara pendapatan dan depresi antenatal

Tabel 4.8 Hasil analisis hubungan antara pendapatan dan depresi

antenatal

Pendapatan

Depresi Antenatal

Total

OR

P Non

Depresi

Antenatal

Depresi

Antenatal

N % N % N %

<UMR Kab. Kudus

≥UMR Kab. Kudus

9

17

20,5

54,8

35

14

79,5

45,2

44

31

100

100

0,21 0,002

Total 26 34,7 49 65,3 75 100

Sumber: data primer diolah, 2015

Pada Tabel 4.8 menyajikan analisis bivariat tentang hubungan

antara pendapatan dan risiko depresi antenatal dengan uji chi square.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 52: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN PREEKLAMPSIA DAN … · Measurement of depression used The Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS). Data analysis techniques used logistic regression

37

Dapat dilihat pada tabel bahwa ibu hamil yang mengalami depresi

antenatal dengan pendapatan <UMR Kab. Kudus sebesar 79,5%,

sedangkan pendapatan ≥UMR Kab. Kudus sebesar 45,2%. Analisis

bivariat pada tabel 4.8 menunjukkan nilai Odds Ratio sebesar 0,21 berarti

ibu hamil dengan pendapatan ≥UMR Kab. Kudus kemungkinan risiko

depresi antenatal seperlima kali lebih rendah daripada ibu hamil dengan

pendapatan <UMR Kab. Kudus. Hasil uji chi square menunjukkan ada

hubungan antara pendapatan dan risiko depresi antenatal dan secara

statistik signifikan (p=0,002).

6) Hubungan antara dukungan sosial dan depresi antenatal

Tabel 4.9 Hasil analisis hubungan antara dukungan sosial dan depresi

antenatal

Dukungan

Sosial

Depresi Antenatal

Total

OR

P Non

Depresi

Antenatal

Depresi

Antenatal

N % N % N %

Rendah

Baik

1

25

5

45,5

19

30

95

54,5

20

55

100

100

0,06 0,001

Total 26 34,7 49 65,3 75 100

Sumber: data primer diolah, 2015

Pada Tabel 4.9 menyajikan analisis bivariat tentang hubungan

antara dukungan sosial dan risiko depresi antenatal dengan uji chi square.

Dapat dilihat pada tabel bahwa ibu hamil yang mengalami depresi

antenatal dengan dukungan sosial rendah sebesar 95%, sedangkan

dukungan sosial baik sebesar 54,5%. Analisis bivariat pada tabel 4.9

menunjukkan nilai Odds Ratio sebesar 0,06 berarti ibu hamil dengan

dukungan sosial baik kemungkinan risiko depresi antenatal 0,06 kali lebih

rendah daripada ibu hamil dengan dukungan sosial rendah. Hasil uji chi

square menunjukkan ada hubungan antara dukungan sosial dan risiko

depresi antenatal dan secara statistik signifikan (p=0,001).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 53: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN PREEKLAMPSIA DAN … · Measurement of depression used The Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS). Data analysis techniques used logistic regression

38

d. Analisis Multivariat

Analisis multivariat merupakan kelanjutan dari analisis bivariat,

dengan ketentuan bahwa variabel independen pada analisis bivariat

menunjukkan nilai p < 0,05 dengan tujuan untuk melihat pengaruh antara

variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil analisis bivariat

menunjukkan seluruh variabel nilai yang signifikan p<0,05 yaitu variabel

pendidikan, pendapatan, dan dukungan sosial. Adapun hasil pengujian

seluruh variabel tersebut dengan menggunakan analisis regresi logistik

ganda.

Tabel 4.10 Hasil analisis regresi logistik ganda hubungan antara kejadian

preeklampsia dan risiko depresi antenatal

Variabel Independen exp (b)

OR

CI 95% p

Batas

bawah

Batas

atas

Kejadian Preeklampsia 0,44 0,11 1,75 0,249

Umur (usia reproduksi) 1,55 0,29 8,10 0,599

Paritas (multigravida) 0,33 0,09 1,19 0,092

Pendidikan (>SMA) 0,42 0,10 1,74 0,236

Pendapatan (≥UMR) 0,26 0,08 0,88 0,031

Dukungan Sosial (baik) 0,06 0,00 0,63 0,019

N observasi 75

-2 Log likelihood 70,89

Nagelkerke R2 40,3%

Sumber: data primer diolah, 2015

Tabel 4.10 menunjukkan hasil analisis regresi logistik ganda hubungan

antara kejadian preeklampsia dan risiko depresi antental. Terdapat hubungan

antara kejadian preeklampsia, umur, paritas, pendidikan, pendapatan, dan

dukungan sosial terhadap risiko depresi antental. Pada ibu hamil dengan

preeklampsia memiliki risiko depresi antenatal 0,44 kali lebih rendah

daripada ibu hamil dengan kehamilan normal. Hubungan kejadian

preeklampsia terhadap risiko depresi antenatal memiliki hubungan negatif

dan kuat, namun secara statistik tidak signifikan (OR=0,44; CI=95%; 0,11-

1,75; p=0,249).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 54: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN PREEKLAMPSIA DAN … · Measurement of depression used The Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS). Data analysis techniques used logistic regression

39

Ibu hamil dengan usia reproduksi memiliki resiko depresi antenatal

1,55 kali lebih rendah dibandingkan dengan usia non reproduksi. Hubungan

umur terhadap risiko depresi antenatal memiliki pengaruh positif dan kuat,

namun secara statistik tidak signifikan (OR=1,55; CI=95%; 0,29-8,10;

p=0,599).

Pada ibu multigravida memiliki risiko depresi antenatal sepertiga kali

lebih rendah daripada primigravida. Hubungan paritas terhadap risiko

depresi antenatal memiliki hubungan negatif, sedang, dan secara statistik

mendekati signifikan (OR=0,33; CI=95%; 0,09-1,19; p=0,092). Pada ibu

hamil dengan pendidikan >SMA memiliki risiko depresi antenatal 0,42 kali

lebih rendah daripada pendidikan <SMA. Hubungan pendidikan terhadap

risiko depresi antenatal memiliki hubungan negatif dan sedang, namun

secara statistik tidak signifikan (OR=0,42; CI=95%; 1,10-1,74; p=0,236).

Pada ibu hamil dengan pendapatan ≥UMR Kab. Kudus memiliki risiko

depresi antenatal seperempat kali lebih rendah daripada ibu dengan

pendapatan <UMR Kab. Kudus. Hubungan pendapatan terhadap risiko

depresi antenatal memiliki hubungan negatif, kuat, dan secara statistik

signifikan (OR=0,26; CI=95%; 0,08-0,88; p=0,031).

Pada ibu hamil dengan dukungan sosial baik memiliki risiko depresi

antenatal 0,06 kali lebih rendah daripada ibu hamil dengan dukungan sosial

rendah. Hubungan dukungan sosial terhadap risiko depresi antenatal

memiliki hubungan negatif, sangat kuat, dan secara statistik signifikan

(OR=0,06; CI=95%; 0,00-0,63; p=0,019).

Nilai -2 Log likelihood merupakan parameter yang menunjukkan

kesesuaian antara model analisis regresi logistik dan sampel yang dianalisis,

makin kecil parameter tersebut makin sesuai antara model dan datanya. Pada

penelitian ini nilai -2 Log likelihood sebesar 70,89. Angka ini cukup kecil

sehingga antara model dan data sampel cukup sesuai. Nilai Negelkerke R2

sebesar 40,3% berarti bahwa keenam variabel bebas (umur, paritas,

pendidikan, pendapatan, dukungan sosial, dan kejadian preeklampsia)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 55: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN PREEKLAMPSIA DAN … · Measurement of depression used The Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS). Data analysis techniques used logistic regression

40

mampu menjelaskan variasi risiko depresi antenatal sebesar 40,3% dan

sisanya yaitu sebesar 59,7% dijelaskan oleh faktor lain di luar model

penelitian.

B. Pembahasan

Pembahasan hasil penelitian yang telah peneliti laksanakan sesuai dengan alur

kerangka konsep yang ada dengan menghubungkan teori dan temuan penelitian

sebelumnya.

1. Hubungan antara kejadian preeklampsia dan risiko depresi antenatal

Analisis hubungan antara kejadian preeklampsia dan risiko depresi antenatal

menunjukkan bahwa ibu hamil dengan preeklampsia memiliki risiko depresi

antenatal lebih rendah. Presentasi subjek penelitian ibu hamil dengan

preeklampsia dibandingkan ibu hamil dengan kehamilan normal yaitu sebesar

33,3% ibu hamil dengan preeklampsia dan 66,7% ibu hamil dengan kehamilan

normal.

Hasil analisis statistik menunjukkan ada hubungan antara kejadian

preeklampsia dan risiko depresi antenatal (OR=0,44; CI=95%; 0,11-1,75;

p=0,249), dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ibu hamil dengan

preeklampsia 0,44 kali lebih rendah memiliki risiko depresi antenatal daripada

ibu hamil dengan kehamilan normal. Hubungan antara kejadian preeklampsia

dan risiko depresi antenatal memiliki hubungan negatif dan kuat, namun secara

statistik tidak signifikan.

Hal ini sesuai dengan Räisänen et al. (2014) dalam studinya tentang faktor

risiko terkait dengan depresi antenatal pada ibu hamil di Finlandia sejak 2002-

2010 menemukan bahwa 0,8% dari 511938 ibu hamil mengalami depresi. Ibu

hamil dengan preeklampsia lebih berisiko terjadi depresi antenatal, akan tetapi

hubungan ini secara statistik tidak signifikan (p=0,52). Sebesar 1,2% ibu hamil

dengan preeklampsia yang mengalami depresi antenatal.

Hal ini berbeda dengan penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Qiu

et al. (2007) di Peru. Subjek penelitian yang digunakan sejumlah 676 ibu hamil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 56: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN PREEKLAMPSIA DAN … · Measurement of depression used The Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS). Data analysis techniques used logistic regression

41

dengan rincian 339 ibu hamil dengan preeklampsia sebagai kelompok kasus, dan

336 ibu hamil normal sebagai kelompok kontrol. Depresi antenatal pada

kelompok kasus sejumlah 159 dan kelompok kontrol sejumlah 123. Hubungan

antara kejadian preeklampsia dan depresi antenatal ini mempunyai hubungan

yang secara statistik signifikan (OR=1,54; CI=95%; 1,13-2,09).

Kim et al. (2013) dalam temuannya di Amerika pada 254 ibu hamil sebagai

sampel penelitian, dengan rincian 25 ibu hamil dengan preeklampsia dan 229 ibu

hamil normal. Desain penelitian yang digunakan adalah kohort retrospektif. Hasil

yang didapatkan adalah sebesar 14 ibu hamil dengan preeklampsia mengalami

depresi antenatal dan sebesar 72 ibu hamil normal mengalami depresi antenatal.

Kesimpulan dari temuan ini adalah preeklampsia mempunyai hubungan dengan

depresi antenatal (OR=2,78; CI=95%; 1,20-6,41).

Menurut Kharaghani et al. (2012) dalam studinya di Tehran terkait

preeklampsia dan depresi antenatal dengan menggunakan 312 subjek penelitian

dengan rincian 156 sebagai kelompok kasus yaitu ibu hamil dengan preeklampsia

dan sebesar 156 sebagai kelompok kontrol yaitu ibu hamil normal. Hasil yang

diperoleh sebanyak 113 mengalami depresi antenatal pada kelompok kasus dan

sebesar 92 pada kelompok kontrol. Hubungan ini menunjukkan secara statistik

signifikan (OR=1,79; CI=95%; 1,11-2,87).

Berdasarkan perbedaan hasil temuan oleh beberapa ahli di atas, dapat

peneliti simpulkan bahwa perbedaan hasil yang diperoleh terkait hubungan

kejadian preeklampsia terhadap risiko depresi antenatal dapat dimungkinkan

karena perbedaan ras, genetik, metodologi penelitian, subjek penelitian, uji

statistik yang digunakan, instrumen penelitian, dan penyakit tertentu yang

diderita, misalnya penyakit jantung, hipertensi, dan diabetes mellitus.

2. Hubungan antara umur dan risiko depresi antenatal

Analisis hubungan antara umur dan risiko depresi antenatal menunjukkan

bahwa ibu hamil dengan usia reproduksi memiliki resiko depresi antenatal lebih

rendah dibandingkan dengan usia non reproduksi. Presentasi subjek penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 57: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN PREEKLAMPSIA DAN … · Measurement of depression used The Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS). Data analysis techniques used logistic regression

42

ibu hamil dengan usia non reproduksi dibandingkan ibu hamil dengan usia

reproduksi yaitu sebesar 21,3% ibu hamil dengan usia non reproduksi dan 78,7%

ibu hamil dengan usia reproduksi.

Hasil analisis statistik menunjukkan ada hubungan antara umur dan risiko

depresi antenatal (OR=1,55; CI=95%; 0,29-8,10; p=0,599), dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa ibu hamil dengan usia reproduksi memiliki risiko

depresi antenatal 1,55 kali lebih rendah dibandingkan dengan usia non

reproduksi. Hubungan antara umur dan risiko depresi antenatal memiliki

pengaruh positif dan kuat, namun secara statistik tidak signifikan.

Hal ini sejalan dengan Qiao et al. (2009) yang mengungkapkan gejala

kecemasan dan depresi yang muncul pada ibu hamil di Shanghai sebesar 6,8%

dan 4,8%. Faktor risiko yang terkait dengan munculnya gejala kecemasan dan

depresi adalah usia muda (<20 tahun) berdasarkan analisis regresi logistik

(OR=10,09; CI=95%; 1,41-71,8). Pearson et al. (2013) juga mengungkapkan

bahwa ibu hamil yang berusia 18 tahun 1,28 kali lebih cenderung memiliki risiko

depresi antenatal (OR=1,28; CI=95%; 1,08-1,51; p=0,003). Räisänen et al.

(2014) dalam studinya tentang faktor risiko terkait dengan depresi antenatal pada

ibu hamil di Finlandia sejak 2002-2010 menemukan bahwa 0,8% dari 511938 ibu

hamil mengalami depresi. Usia muda (≤19 tahun) mempunyai 1,58 lebih besar

risiko depresi antenatal (adjusted OR=1,58; CI=95%; 1,38-1,81; p=≤0,001).

Berbeda dengan hasil yang diperoleh di atas, Shi et al. (2007) dalam

studinya pada 600 ibu hamil di China dengan menggunakan kuesioner The

Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS). Hasil analisis yang diperoleh,

salah satu faktor risiko yang berhubungan erat dengan depresi antenatal adalah

usia tua. Patel et al. (2010) mengungkapkan bahwa rentang umur 30-50 tahun

pada wanita berhubungan erat dengan kejadian depresi. Koleva et al. (2011)

mengemukakan bahwa usia tua yaitu >35 tahun sebagai prediktor yang signifikan

untuk terjadinya depresi antenatal.

Peneliti berpendapat bahwa seperti kehamilan dengan usia <20 tahun dan

>35 dan tahun termasuk kategori kehamilan risiko tinggi. Maka, ibu hamil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 58: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN PREEKLAMPSIA DAN … · Measurement of depression used The Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS). Data analysis techniques used logistic regression

43

tersebut cenderung mudah terkena dan merasa depresi. Hal ini dimungkinkan

karena kondisi organ reproduksi yang belum maksimal dan kesiapan mental yang

belum matang pada usia <20 tahun serta pada usia >35 tahun kondisi organ

reproduksi yang sudah menurun kinerjanya seiring bertambahnya usia.

3. Hubungan antara paritas dan risiko depresi antenatal

Analisis hubungan antara paritas dan risiko depresi antenatal menunjukkan

bahwa ibu hamil multigravida memiliki resiko depresi antenatal lebih rendah

dibandingkan dengan ibu hamil primigravida. Presentasi subjek penelitian ibu

hamil multigravida dibandingkan ibu hamil primigravida yaitu sebesar 61,3% ibu

hamil dengan multigravida dan 38,7% ibu hamil primigravida.

Hasil analisis statistik menunjukkan ada hubungan antara paritas dan risiko

depresi antenatal (OR=0,33; CI=95%; 0,09-1,19; p=0,092). dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa ibu multigravida memiliki risiko depresi antenatal

sepertiga kali lebih rendah daripada primigravida. Hubungan antara paritas dan

risiko depresi antenatal memiliki hubungan negatif, sedang, dan secara statistik

mendekati signifikan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan Ajinkya et al. (2013) dalam studinya di

Navi-Mumbai pada 185 ibu hamil. Sebesar 9,18% dari subyek penelitian

mengalami depresi antenatal. Paritas erat kaitannya dengan risiko depresi

antenatal. Ibu hamil multigravida mempunyai risiko lebih rendah terjadi depresi

antenatal dibandingkan dengan ibu primigravida. Hubungan ini secara statistik

mendekati signifikan (p=0,0092). Karmaliani et al. (2009) dalam studinya di

Pakistan pada 1376 ibu hamil dengan usia kehamilan antara 20-26 minggu.

Sebanyak 18% dari jumlah sampel mengalami depresi antenatal. Salah satu

faktor risiko yang diteliti dan mempunyai hubungan dengan depresi antenatal

adalah paritas. Ibu hamil primigravida mempunyai risiko terjadi depresi antenatal

lebih besar dibandingkan ibu hamil multigravida. Hubungan ini secara statistik

signifikan (OR=2,31; CI=95%; 1,37-3,92; p=0,002).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 59: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN PREEKLAMPSIA DAN … · Measurement of depression used The Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS). Data analysis techniques used logistic regression

44

Koleva et al. (2011) mengemukakan bahwa jumlah kehamilan sebelumnya

atau paritas mempunyai hubungan yang signifikan terjadinya depresi antenatal.

Menurut Notoatmodjo (2007), paritas erat kaitannya dengan pengalaman yang

diperoleh. Ibu yang baru pertama kali hamil tentu belum mempunyai

pengalaman, jika dibandingkan dengan ibu yang sudah pernah hamil berkali-kali.

Peneliti berpendapat bahwa ibu hamil multigravida memiliki risiko depresi

antenatal lebih rendah dibandingkan ibu hamil primigravida. Hal ini terkait

dengan pengalaman yang dialami ibu. Kecenderungan ibu yang sudah

mempunyai pengalaman merasa lebih menikmati kehamilan dengan belajar dari

pengalaman sebelumnya.

4. Hubungan antara pendidikan dan risiko depresi antenatal

Analisis hubungan antara pendidikan dan risiko depresi antenatal

menunjukkan bahwa ibu hamil dengan pendidikan >SMA memiliki resiko

depresi antenatal lebih rendah dibandingkan dengan ibu hamil dengan pendidikan

<SMA. Presentasi subjek penelitian ibu hamil yang mengalami depresi antenatal

dengan pendidikan <SMA sebesar 81,8%, sedangkan pendidikan >SMA sebesar

52,4%.

Hasil analisis statistik menunjukkan ada hubungan antara pendidikan dan

risiko depresi antenatal (OR=0,42; CI=95%; 0,10-1,74; p=0,236). dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa ibu hamil dengan pendidikan >SMA

memiliki risiko depresi antenatal 0,42 lebih rendah daripada pendidikan <SMA.

Hubungan pendidikan terhadap risiko depresi antenatal memiliki hubungan

negatif dan sedang, namun secara statistik tidak signifikan

Hal ini sejalan dengan penelitian Pearson et al. (2013) terkait faktor risiko

depresi antenatal dan postnatal pada ibu hamil usia 18 tahun di Inggris. Subyek

penelitian sebanyak 3335 ibu hamil. Separuh lebih yaitu sebesar 1691 ibu hamil

dengan pendidikan rendah (hanya wajib belajar sampai usia 16 tahun).

Kesimpulan dari temuan ini bahwa pendidikan rendah meningkatkan 1,27 kali

risiko terjadinya depresi antenatal (OR=1,27; CI=95%; 1,02-1,57; p=0,030).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 60: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN PREEKLAMPSIA DAN … · Measurement of depression used The Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS). Data analysis techniques used logistic regression

45

Temuan dari da Silva (2010) juga demikian, yaitu tentang depresi antenatal di

pelayanan kesehatan di Brazil. Sebanyak 255 ibu hamil (21,1%) mengalami

depresi antenatal. Ibu hamil dengan pendidikan <SMA mempunyai hubungan

dengan risiko depresi antenatal dan secara statistik signifikan (PR=1,71;

CI=95%; 1,22-2,40; p <0,001).

Pendidikan erat kaitannya dengan daya tangkap serta daya tanggap

seseorang terhadap suatu informasi. Semakin tinggi tingkat pendidikan

diharapkan daya tangkap dan daya tanggap terhadap informasi yang diberikan

(Mandriwati, 2008). Menurut Notoatmodjo (2007) bahwa tingkat pendidikan

seseorang akan membantu orang tersebut untuk lebih mudah menangkap dan

memahami suatu informasi.

Peneliti setuju dengan pendapat para ahli di atas yang menjelaskan kaitan

pendidikan dengan risiko depresi antenatal. Semakin tinggi pendidikan seseorang

maka semakin tinggi tingkat pemahamannya sehingga semakin tinggi pula

pengetahuannya. Pengetahuan inilah yang dapat digunakan ibu hamil untuk

mengatasi masalah yang dihadapi.

5. Hubungan antara pendapatan dan risiko depresi antenatal

Hasil analisis statistik menunjukkan ada hubungan antara pendapatan dan

risiko depresi antenatal (OR=0,26; CI=95%; 0,08-0,88; p=0,031). dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa ibu hamil dengan pendapatan ≥UMR Kab.

Kudus memiliki risiko depresi antenatal seperempat kali lebih rendah daripada

ibu dengan pendapatan <UMR Kab. Kudus. Hubungan antara pendapatan dan

risiko depresi antenatal memiliki hubungan negatif, kuat, dan secara statistik

signifikan.

Hal ini sesuai dengan penelitian Leigh dan Milgrom (2008) terkait faktor

risiko yang terkait dengan depresi antenatal. Sebanyak 367 ibu hamil dengan usia

kehamilan dalam rentang 26-32 minggu. Hasil analisis dengan menggunakan

regresi linear berganda, pendapatan yang rendah sebagai faktor risiko terjadinya

depresi antenatal dan secara statistik signifikan (β=-0,05; p<0,05). da Silva

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 61: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN PREEKLAMPSIA DAN … · Measurement of depression used The Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS). Data analysis techniques used logistic regression

46

(2010) dalam temuannya terkait depresi antenatal di Brazil pada 1264 ibu hamil.

Sebanyak 461 ibu hamil (36,6%) berada dalam status ekonomi yang rendah dan

118 ibu hamil (25,6%) mengalami depresi antenatal. Hubungan antara status

ekonomi yang rendah erat kaitannya dengan risiko depresi antenatal dan secara

statistik signifikan (OR=1,97; CI-95%; 1,21-3,19; p=0,001).

Peneliti berpendapat bahwa pendapatan erat kaitannya dengan depresi

antenatal. Kebutuhan ibu hamil tentu meningkat terlebih untuk persiapan

persalinan. Apabila pendapatan tetap tetapi kebutuhan meningkat tentunya

menimbulkan masalah dan beban bagi ibu hamil.

6. Hubungan antara dukungan sosial dan risiko depresi antenatal

Hasil analisis statistik menunjukkan ada hubungan antara dukungan sosial

dan risiko depresi antenatal (OR=0,06; CI=95%; 0,00-0,63; p=0,019). dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa ibu hamil dengan dukungan social baik

memiliki risiko depresi antenatal 0,06 kali lebih rendah daripada ibu hamil

dengan dukungan sosial rendah. Hubungan antara dukungan sosial dan risiko

depresi antenatal memiliki hubungan negatif, sangat kuat, dan secara statistik

signifikan.

Hal ini sesuai dengan penelitian dari Dibaba et al. (2013) tentang hubungan

antara kehamilan yang tidak diinginkan dan dukungan sosial terhadap depresi

antenatal di Ethiopia dengan jumlah sampel 627 ibu hamil. Hasil yang diperoleh

adalah dukungan sosial mempunyai hubungan yang terkuat dalam temuan ini.

Ibu hamil yang memiliki dukungan sosial tinggi 0,26 lebih rendah berisiko

terjadi depresi antenatal dibandingkan dengan ibu hamil yang memiliki dukungan

sosial rendah. Sama halnya dengan ibu hamil yang memiliki dukungan sosial

sedang 0,27 lebih rendah berisiko terjadi depresi antenatal dibandingkan dengan

ibu hamil yang memiliki dukungan sosial rendah. Fall et al. (2013) juga

berpendapat sama, kesimpulan temuannya berdasarkan analisis multivariat yang

dilakukan bahwa dukungan sosial erat kaitannya dengan depresi antenatal.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 62: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN PREEKLAMPSIA DAN … · Measurement of depression used The Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS). Data analysis techniques used logistic regression

47

Hubungan ini secara statistik signifikan (OR=7,66; CI=95%; 6,30-9,31;

p<0,001).

Sarafino (2006) berpendapat bahwa akan ada banyak efek dari dukungan

sosial karena dukungan sosial secara positif dapat memulihkan kondisi fisik dan

psikis seseorang, baik secara langsung maupun tidak langsung. Kekuatan

dukungan sosial yang berasal dari relasi terdekat (keluarga) merupakan salah satu

proses psikologis yang dapat menjaga kesehatan seseorang.

Peneliti berpendapat bahwa dukungan sosial sangat penting diberikan bagi

ibu hamil untuk mencegah depresi antenatal dan mengatasi masalahnya.

Pemberian dukungan ini dapat berupa informasi, pemberian fasilitas yang

dibutuhkan, dan ikut serta memeriksakan di fasilitas kesehatan.

C. Keterbatasan

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara kejadian

preeklampsia dan risiko depresi antenatal dengan melibatkan variabel umur, paritas,

pendidikan, pendapatan, dan dukungan sosial. Penelitian ini masih banyak

keterbatasan dan bias yang telah diupayakan untuk mengatasinya. Keterbatasan yang

ada diharapkan mampu dikembangkan dan disempurnakan oleh peneliti selanjutnya,

keterbatasan-keterbatasan tersebut adalah :

1. Penelitian ini menggunakan jumlah subyek penelitian yang sedikit yaitu

sebanyak 75 ibu hamil. Berdasarkan hasil yang diperoleh pada penelitian ini,

hubungan yang diperoleh karena faktor kebetulan sangat besar, dengan

penambahan jumlah responden hal ini dapat dijadikan koreksi.

2. Pemilihan subyek penelitian tidak menggunakan randomisasi sehingga semua

populasi ibu hamil di RSI Sunan Kudus tidak mempunyai peluang yang sama

untuk dijadikan subyek penelitian.

3. Kualitas data juga dipengaruhi oleh kemampuan subyek penelitian mencerna

pertanyaan dalam kuesioner sehingga dapat terjadi bias akibat keterbatasan

pengetahuan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 63: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN PREEKLAMPSIA DAN … · Measurement of depression used The Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS). Data analysis techniques used logistic regression

48

4. Sebelum pengisian kuesioner tidak dilakukan uji kebohongan dengan kuesioner

Lie Minnesota Multiphasic Personality Inventory, sehingga jawaban yang sudah

diberikan pada kuesioner penelitian tidak diketahui ada atau tidaknya kejujuran

pada subyek penelitian.

5. Risiko depresi antenatal tidak hanya dilihat dari kejadian preeklampsia, umur,

paritas, pendidikan, pendapatan, dan dukungan sosial. Masih banyak faktor risiko

yang lain yang dapat menyebabkan depresi antenatal karena pada penelitian ini

hanya menyumbang 40,3%, misalnya status kehamilan diinginkan atau tidak,

kepribadian premorbid, konflik keluarga, dan penyakit penyerta.

Dengan adanya keterbatasan penelitian tersebut diharapkan penelitian ini dapat

dijadikan inspirasi peneliti selanjutnya untuk dapat melakukan penelitian secara lebih

mendalam.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 64: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN PREEKLAMPSIA DAN … · Measurement of depression used The Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS). Data analysis techniques used logistic regression

49

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan pada hasil penelitian serta analisis terhadap data-data yang telah

dikumpulkan disertai dengan perhitungan secara statistik, maka dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut :

1. Hubungan antara umur dan risiko depresi antenatal memiliki pengaruh positif dan

kuat, namun secara statistik tidak signifikan (OR=1,55; CI=95%; 0,29-8,10;

p=0,599).

2. Hubungan antara paritas dan risiko depresi antenatal memiliki hubungan negatif,

sedang, dan secara statistik mendekati signifikan (OR=0,33; CI=95%; 0,09-1,19;

p=0,092).

3. Hubungan antara pendidikan dan risiko depresi antenatal memiliki hubungan

negatif dan sedang, namun secara statistik tidak signifikan (OR=0,42; CI=95%;

1,10-1,74; p=0,236).

4. Hubungan antara pendapatan dan risiko depresi antenatal memiliki hubungan

negatif, kuat, dan secara statistik signifikan (OR=0,26; CI=95%; 0,08-0,88;

p=0,031).

5. Hubungan antara dukungan sosial dan risiko depresi antenatal memiliki hubungan

negatif, sangat kuat, dan secara statistik signifikan (OR=0,06; CI=95%; 0,00-0,63;

p=0,019).

Penelitian ini tidak menunjukkan hubungan yang secara statistik signifikan

antara kejadian preeklampsia dan risiko depresi antenatal. Hasil penelitian memang

menunjukkan hubungan yang terbalik antara kejadian preeklampsia dan risiko depresi

antenatal. Ibu hamil dengan preeklampsia memiliki risiko yang lebih rendah untuk

mengalami depresi antenatal. Dari hasil analisis yang menunjukkan bahwa hubungan

tersebut tidak signifikan, hal ini berarti hubungan tersebut terjadi karena kebetulan

sangat besar yaitu 249 dari 1000 temuan (OR=0,44; CI=95%; 0,11-1,75; p=0,249).

Hasil analisis tentang hubungan kejadian preeklampsia terhadap depresi antenatal

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 65: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN PREEKLAMPSIA DAN … · Measurement of depression used The Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS). Data analysis techniques used logistic regression

50

tersebut telah mengendalikan faktor perancu umur, paritas, pendidikan, pendapatan,

dan dukungan sosial.

B. Implikasi

Implikasi dari hasil penelitian hubungan kejadian preeklampsia terhadap risiko

depresi antenatal adalah sebagai berikut :

1. Secara teoritis, temuan penelitian ini belum bisa digunakan untuk menolak

ataupun mendukung hipotesis kejadian preeklampsia dengan depresi antenatal

karena temuan ini menunjukkan hubungan yang tidak signifikan.

2. Secara praktis, temuan penelitian ini belum bisa digunakan untuk memberikan

saran bagi ibu hamil untuk mencegah risiko depresi antenatal dengan cara

menghindari preeklampsia.

3. Ibu hamil dengan usia non reproduksi (<20 tahun atau >35 tahun), primigravida,

pendidikan yang rendah, pendapatan yang rendah, dan dukungan sosial yang

rendah diharapkan mendapat perhatian khusus untuk menghindari depresi

antenatal.

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas ada beberapa saran dan masukan yang dapat

dijadikan pertimbangan dalam menjalankan pelayanan kesehatan serta melakukan

promosi kesehatan yang bermutu bagi masyarakat, antara lain :

1. Bagi petugas kesehatan

a. Menggalakkan program keluarga berencana untuk mencegah kehamilan di usia

non reproduksi.

b. Memberikan penyuluhan dan pendidikan kesehatan bagi ibu hamil untuk

meningkatkan pengetahuan terkait kesehatan.

c. Memberikan modul atau materi yang penting bagi kesehatan ibu hamil.

d. Memberikan dukungan bagi ibu hamil.

e. Memberikan saran kepada keluarga untuk melakukan pendampingan pada ibu

hamil ketika periksa.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 66: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN PREEKLAMPSIA DAN … · Measurement of depression used The Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS). Data analysis techniques used logistic regression

51

2. Bagi ibu hamil

a. Agar meningkatkan pendidikan, tidak hanya pendidikan formal saja, tetapi

dapat melalui pendidikan non formal misalnya seminar, penyuluhan, dan

pertemuan terkait kesehatan agar risiko depresi antenatal dapat diantisipasi.

b. Mempersiapkan biaya untuk persiapan persalinan, misalnya dengan tabulin

(tabungan ibu bersalin).

3. Bagi keluarga

a. Mempersiapkan kebutuhan finansial.

b. Agar senantiasa memberikan dukungan kepada ibu hamil agar risiko depresi

antenatal dapat diminimalisir, misalnya dengan pemberian informasi kesehatan,

pendampingan, dan pemenuhan kebutuhan.

4. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan lebih memperhatikan keterbatasan penelitian

ini, diantaranya adalah :

a. Menambah jumlah subyek penelitian.

b. Pemilihan teknik sampling dengan randomisasi.

c. Menggunakan kuesioner Lie Minnesota Multiphasic Personality Inventory

untuk memilih subyek penelitian.

d. Memperluas area penelitian agar dapat dilakukan generalisasi.

e. Mencari faktor risiko lain yang terkait depresi antenatal.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 67: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN PREEKLAMPSIA DAN … · Measurement of depression used The Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS). Data analysis techniques used logistic regression

52

DAFTAR PUSTAKA

Ajinkya, S., Jadhav, P.R., & Srivastava, N.N. 2013. Depression during Pregnancy :

Prevalence and Obstetric Risk Factors among Pregnant Women Attending a Tertiary

Care Hospital in Navi Mumbai. Industrial Psychiatry Journal, 22(1), p. 37–40.

doi:10.4103/0972-6748.123615.

Akiskal HS. 1999. Mood disorders : Clinical Features. p. 1338-1376. In : Sadock BJ,

Sadock VA, editors, Comprehensive Textbook of Psychiatry. Philadelphia, Lippincott

Williams & Wilkins.

Allenwilcox. 2010. Fertility and Pregnancy An Epidemiologic Perspective. Inggris :

Oxford University Press. p. 266.

American Psychiatric Association. 1994. DSM-IV. Washington DC : American Psychiatric

Association Press.

American Psychiatric Association. 2000. Handbook of Psychiatric Measures. 1st ed.

Washington DC : American Psychiatric Association.

Bothamley, J. dan Boyle, M. 2011. Patofisiologi dalam Kebidanan. Jakarta : EGC. p. 192-

205.

Cox, J.L., Holden, J.M., and Sagovsky, R. 1987. Detection of Postnatal Depression:

Development of the 10-item Edinburgh Postnatal Depression Scale. British Journal of

Psychiatry, 150:782-786.

Cox, J.L. dan Holden, J.M. 2003. Perinatal Mental Health : A guide to the Edinburgh

Postnatal Depression Scale. UK : Bell & Bain Ltd.

Cunningham, F., Leveno, K., Bloom, S., Hauth, J. 2005. Obstetri Williams. Edisi 21. Vol 1.

Jakarta : EGC. p : 625-629.

da Silva R.A., Jansen, K., Souza, L.D., Moraes, I.G., Tomasi, E., Silva, Gdel G., Dias, Mde

S., Pinheiro, R.T. 2010. Depression during pregnancy in the Brazilian public health

care system. Revista Brasileira de Psiquiatria. vol 32:2.

Dibaba, Y., Fantahun, M., and Hindin M. J. 2013. The association of unwanted pregnancy

and social support with depressive symptoms in pregnancy: evidence from rural

Southwestern Ethiopia. BMC Pregnancy and Childbirth. 13:135.

Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus. 2012. Profil Kesehatan Kabupaten Kudus.

Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus. 2013. Profil Kesehatan Kabupaten Kudus.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 68: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN PREEKLAMPSIA DAN … · Measurement of depression used The Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS). Data analysis techniques used logistic regression

53

Direktur Jenderal Bina Gizi Dan KIA Kementrian Kesehatan. 2014. Pelayanan KB dan

Penurunan AKI dan AKB Di Jawa Tengah. Laporan Rapat Koordinasi KB dan

Kesehatan Jawa Tengah. http://binsos.jatengprov.go.id/kbkes/anung.pdf diakses

tanggal 05 Maret 2014 pukul 14.50 WIB.

Faisal-Cury, A. dan Menezes, P.R., 2012. Antenatal Depression Strongly Predicts Postnatal

Depression in Primary Health Care. Revista Brasileira de Psiquiatria, 34(4), p.446–

450.

Fall, A., Goulet, L., & Vézina, M. 2013. Comparative Study of Major Depressive

Symptoms among Pregnant Women by Employment Status. SpringerPlus, 2, 201.

doi:10.1186/2193-1801-2-201.

Fu, J., Yang, R., Ma, X., Xia, H. 2014. Association between Maternal Psychological Status

and Fetal Hemodynamic Circulation in Late Pregnancy. Chinese Medical Journal (in

English), Jul, 127(13) : 2475-8.

Ghojazadeh, M., Azami-Aghdash, S., Mohammadi, M., Vosoogh, S., Mohammadi, S.,

Naghavi-Behzad, M. 2013. Prognostic Risk Factors for Early Diagnosing of

Preeclampsia in Nulliparas. Nigerian Medical Journal, 54 : 344-8

Ghosh, A., and Goswami, S. 2011. Evaluation of Post Partum Depression in a Tertiary

Hospital. The Journal of Obstetrics and Gynecology of India, (September–October

2011) 61(5):528–530 .doi : 10.1007/s13224-011-0077-9.

Gidai, J., Acs, N., Banhidy, F., Czeizel, A.E. 2010. Congenital Abnormalities in Children

of 43 Pregnant Women who Attempted Suicide with Large Doses of Nitrazepam.

Pharmacoepidemiology and Drug Safety, Feb, 19(2) : 175-82. doi: 10.1002/pds.1885.

Grote, N.K., Bridge, J.A., Gavin, A,R., Melville, J.L., Iyengar, S., Katon, W.J. 2010. A

meta-analysis of Depression during Pregnancy and the Risk of Preterm Birth, Low

Birth Weight, and Intrauterine Growth Restriction. Archieves of General Psychiatry,

Oct, 67(10):1012-24. doi: 10.1001/archgenpsychiatry.2010.111.

Guerrier, G., Oluyide, B., Keramarou, M., Grais, R.F. 2013. Factors Associated with

Severe Preeclampsia and Eclampsia in Jahun, Nigeria. International Journal of

Womens Health, Aug, 19;5:509-13. doi: 10.2147/IJWH.S47056. eCollection 2013.

Hawari, D. 2008. Manajemen Stres, Cemas, dan Depresi. Jakarta : Balai Penerbit FKUI. p:

12-14; 78-83.

Hidayat, A.A.A. 2007. Metode Penelitian dan Teknik Analisis Data. Jakarta : Salemba

Medika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 69: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN PREEKLAMPSIA DAN … · Measurement of depression used The Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS). Data analysis techniques used logistic regression

54

Isworo, A., 2011. Hubungan Antara Kecemasan dengan Kejadian Preeklampsia di

Kabupaten Banyumas Jawa Tengah. http://etd.ugm.ac.id/index.php?mod=penelitian_

detail&sub=PenelitianDetail&act=view&typ=html&buku_id=53053&obyek_id=4.

diakses tanggal 5 Desember pukul 13.00 WIB.

Karmaliani, R., Asad, N., Bann C.M., Moss, N., McClure E. M., Pasha O., Wright L. L.,

and Robert L. Goldenberg R. L., 2009. Prevalence of Anxiety, Depression and

Associated Factors among Pregnant Women of Hyderabad, Pakistan. International

Journal of Social Psychiatry. 55(5).

Katon, W.J., Russo, J.E., Melville, J.L., Katon, J.G., Gavin, A.R. 2012. Depression in

Pregnancy is Associated with Preexisting but not Pregnancy-induced Hypertension.

General Hospital Psychiatry, Jan-Feb, 34(1) : 9-16.

Kharaghani, R., Geranmaye, M., Janani, L., Hantooshzade, S., Arbabi, M., Rahmani,

Bilandi, R., Bagheri, F. 2012. Preeclampsia and depression: a case-control study in

Tehran. Archieves of Gynecology and Obstetrics. 286(1):249-53.

Kim, D.R., Sockol, L.E., Sammel, M.D., Kelly, C., Moseley, M., Epperson, C.N. 2013.

Elevated risk of adverse obstetric outcomes in pregnant women with depression.

Archives Women’s Mental Health. 16: 475–482.

Koleva, H., Stuart, S., O’Hara, M.W., Bowman-Reif, J. 2011. Risk factors for depressive

symptoms during pregnancy. Archives Women’s Mental Health. 14:99-105.

Kornstein, S.G. and Clayton, A.H. 2002. Women's Mental Health : A Comprehensive

Textbook. New York : The Guilford Press.

Kurki, T., Hiilesmaa, V., Raitasalo, R., Mattila, H., Ylikorkala, O. 2000. Depression and

Anxiety in Early Pregnancy and Risk for Preeclampsia. Obstetric and Gynecology,

April, 95(4):487-90.

Leigh B., dan Milgrom, J. 2008. Risk factors for antenatal depression, postnatal depression

and parenting stress. BMC Psychiatry. 8:24.

Loomans, E.M., van Dijk, A.E., Vrijkotte, T.G., van Eijsden, M., Stronks, K., Gemke, R.J.,

Van den Bergh, B.R. 2013. Psychosocial Stress during Pregnancy is Related to

Adverse Birth Outcomes : results from a large multi-ethnic community-based birth

cohort. European journal of public health, Jun, 23(3):485-91.

Lopez, M., dan Cooper, L. 2011. Social Support Measure Review. Final Report. National

Center for Latino Child and Family Research. pp.80-86.

Mandriwati, G. A. 2008. Penuntun Belajar Asuhan Kebidanan Ibu hamil. Jakarta : EGC.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 70: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN PREEKLAMPSIA DAN … · Measurement of depression used The Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS). Data analysis techniques used logistic regression

55

Mansjoer, A., Suprohaita, Wardhani W.I., Setiowulan W. 2007. Kapita Selekta Kedokteran.

Jakarta : Media Aesculapius FKUI. p.114-118.

Marinescu, I.P., Foarfă, M.C., Pîrlog, M.C., Turculeanu, A. 2014. Prenatal Depression and

Stress – Risk Factors for Placental Pathology and Spontaneous Abortion. Romanian

Journal of Morphology and Embryology, 55(3 Suppl):1155-60.

Meltzer-Brody, S., and Stuebe, A. 2014. The long-term Psychiatric and Medical Prognosis

of Perinatal Mental Illness. Best Practice and Research Clinical Obstetrics and

Gynaecology, January, 28(1) : 49–60. doi:10.1016/j.bpobgyn.2013.08.009.

Milne, F., Redman, C., Walker, J., Baker, P., Bradley, J., Cooper, C., de Swiet, M.,

Fletcher, G., Jokinen, M., Murphy, D., Nelson-Piercy, C., Osgood, V., Robson, S.,

Shennan, A., Tuffnell, A., Twaddle, S., Waugh, J. 2005. The Pre-eclampsia

Community Guideline (PRECOG) : How to Screen for and Detect Onset of Pre-

eclampsia in the Community. British Medical Journal, Mar 12, 330(7491) : 576-80.

Mochtar, R., 2007. Sinopsis Obstetri. Jakarta : EGC. p.198-203.

Morgan, G., dan Hamilton, C. 2009. Obstetri & Ginekologi : Panduan Praktik. Jakarta :

EGC. pp. 364-365.

Murti, B. 2003. Prinsip dan Metode Riset Epidemiologi. Yogyakarta : Gajah Mada

University Press.

________. 2013. Desain dan Ukuran Sampel untuk Penelitian Kuntitatif dan Kualitatif di

Bidang Kesehatan. Yogyakarta : Gajah Mada University Press.

National Institute of Mental Health. 2009. Women and Depression. U.S. Department Of

Health & Human Services National Institutes of Health. NIH Publication. No. 11-

3561.

Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta.

_____________. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Patel, V., Weiss, H.A., Chowdhary, N., Naik, S., Pednekar, S., Chatterjee, S., De Silva,

M.J., Bhat, B., Araya, R., King, M., Simon, G., Verdeli, H., Kirkwood, B.R. 2010.

Effectiveness of an Intervention Led by Lay Health Counsellors for Depressive and

Anxiety Disorders in Primary Care in Goa, India (MANAS) : a Cluster Randomised

Controlled Trial. Lancet. 376(9758), 2086-2095. doi: 10.1016/S0140-673)(10)61508-

5.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 71: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN PREEKLAMPSIA DAN … · Measurement of depression used The Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS). Data analysis techniques used logistic regression

56

Peer, M., Soares, C.N., Levitan, R.D., Streiner, D.L., Steiner, M. 2013. Antenatal

Depression in a Multi-ethnic, Community Sample of Canadian Immigrants :

Psychosocial Correlates and Hypothalamic-pituitary-adrenal axis Function. Canadian

Journal of Psychiatry, Oct, 58(10) : 579-87.

Pearson, R.M., Evans, J., Kounali, D., Lewis, G., Heron, J., Ramchandani, P.G., O’Connor,

T.G., Stein, A. 2013. Maternal Depression During Pregnancy and the Postnatal Period

: Risks and Possible Mechanisms for Offspring Depression at Age 18 Years. The

Journal of the American Medical Association Psychiatry, Oct 9.

Pięta, B., Jurczyk, M.U., Wszolek, K., Opala, T., 2014. Emotional Changes Occurring in

Women in Pregnancy, Parturition and Lying-in Period According to Factors Exerting

an Effect on a Woman during the Peripartum Period. Annals of agricultural and

environmental medicine : AAEM, 21(3), p.661–5.

Pratt, L.A., and Brody. D.J. 2014. Depression in the U.S. Household Population, 2009-

2012. National Center for Health Statistics Data Brief, Dec, (172) : 1-8.

Qiao, Y.X., Wang, J., Li, J., Ablat, A. 2009. The prevalence and related risk factors of

anxiety and depression symptoms among Chinese pregnant women in Shanghai. The

Australian and New Zealand Journal of Obstetrics and Gynaecology. 49(2):185-90.

doi: 10.1111/j.1479-828X.2009.00966.

Qiu, C., Sanchez, S.E., Lam, N., Garcia, P., and Williams, M.A. 2007. Associations of

Depression and Depressive Symptoms with Preeclampsia : Results from a Peruvian

Case-control Study. BMC Women's Health. 7:15 doi : 10.1186/1472-6874-7-15.

Räisänen, S., Lehto, S.M., Nielsen, H.S., Gissler, M., Kramer, M.R., Heinonen, S. 2014.

Risk Factors for and Perinatal Outcomes of Major Depression during Pregnancy : a

Population-based Analysis during 2002-2010 in Finland. British Medical Journal, Nov

14, 4(11):e004883. doi: 10.1136/bmjopen-2014-004883.

Ramesh, K., Sangeetha, G., and Vishwas, R. 2014. Socio-Demographic and Other Risk

Factors of Pre Eclampsia at a Tertiary Care Hospital, Karnataka : Case Control Study.

Journal of Clinical and Diagnostic Research, Sep 2014, 8(9): JC01–JC04. Published

online Sep 20, 2014. doi: 10.7860/JCDR/2014/10255.4802.

Rochat, T.J., Tomlinson, M., Barnighausen, T., Newell, M.L., Stein, A. 2011. The

Prevalence and Clinical Presentation of Antenatal Depression in Rural South Africa.

Journal of affective disorders, Dec, 135(1-3):362-73. doi: 10.1016/j.jad.2011.08.011.

Robson, E.S. dan Waugh J., 2011. Patologi dalam Kehamilan : Manajemen dan Asuhan

Kebidanan. Jakarta : EGC. pp. 32-39.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 72: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN PREEKLAMPSIA DAN … · Measurement of depression used The Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS). Data analysis techniques used logistic regression

57

Saifuddin, A.B. 2007. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan

Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. p.211-214.

Saleh, E., El-Bahei, W., El-Hadidy, M.A., Zayed, A. 2013. Predictors of Postpartum

Depression in a Sample of Egyptian Women. Neuropsychiatric Disease and Treatment,

9, 15–24.

Sarafino, E. P. 2006. Health Psychology : Biopsychosocial Interactions. Fifth Edition.

USA: John Wiley & Sons.

Shi, S.X., Tang, Y.F., Cheng, L.N., Su, Q.F., Qi, K., Yang, Y.Z. 2007. An investigation of

the prevalence of anxiety or depression and related risk factors in women during

pregnancy and postpartum. Chinese Mental Health Journal. 21: 254-258.

Silva, L.M., Coolman, M., Steegers, E.A., Jaddoe, V.W., Moll, H.A., Hofman, A.,

Mackenbach, J.P., Raat. H. 2008. Low Sosioeconomic Status is a Risk Factor for

Preeclampsia : the Generatio R Study. Journal of Hypertension, Jun, 26(6):1200-8.

Stewart, A.L., dan Sherbourne, C.D. 1991. The MOS Social Support Survey. Social

Science and Medicine. 32(6):705-14.

Wado, Y.D., Afework, M.F. & Hindin, M.J. 2014. Effects of Maternal Pregnancy Intention,

Depressive Symptoms and Social Support on Risk of Low Birth Weight : a

Prospective Study from Southwestern Ethiopia. Public Library of Science One, May

21, 9(5):e96304 9(5).

Weissman, M.M., Feder, A., Pilowsky, D.J., Olfson, M., Fuentes, M., Blanco, C., Lantigua,

R., Gameroff, M.J., Shea, S. 2014. Depressed Mothers Coming to Primary Care :

Maternal Reports of Problems with their Children. Journal of Affective Disorders,

78(2):93-100.

Wiknjosastro, H. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user