paper biji alpukat sebagai biodiesel zumala nilasari 4401412125

21
1 Biji Alpukat (Persea americana) sebagai PEMANFAATAN BIJI ALPUKAT (Persea americana) SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF YANG RAMAH LINGKUNGAN Zumala Nilasari Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang email: [email protected] ABSTRAK Minyak Bumi merupakan sumber energi yang tak dapat diperbaharui, dengan meningkatnya kebutuhan dalam penggunaan bahan bakar ini menyebabkan persediaan minyak bumi semakin berkurang. Hal ini jika dibiarkan terus menerus bisa jadi persediaan akan habis. Untuk mengatasi hal tersebut, maka banyak usaha untuk mendapatkan energi alternatif, antara lain dengan menggunakan minyak nabati sebagai bahan baku biodiesel. Salah satunya adalah minyak yang dihasilkan oleh biji buah alpukat (Persea americana). Minyak yang dihasilkan alpukat cukup tinggi dibandingkan dengan ninyak nabati lain. Saat ini biji alpukat belum dimanfaatkan secara optimal, bakan hanya dibuang begitu saja. Padahal biji alpukat memiliki kandungan lemak nabati yang tersusun dari senyawa yang jika diproses lebih lanjut bisa menjadi bahan bakar alternatif berupa biodiesel. Senyawa tersebut sangat unik, karena memiliki komposisi yang sama dengan biodiesel solar. Selain itu, kadar belerang dalam alpukat lebih sedikit dibandingkan dengan kadar belerang dalam solar. Hal ini membuat pembakaran berlangsung sempurna sehingga gas buangnya lebih ramah lingkungan. Biji alpukat merupakan bahan biomassa yang mengandung trigliserida serta kandungan asam lemak bebas (FFA) pada minyak biji alpukat rendah yakni 0,367% sehingga dapat dijadikan biodiesel dengan proses transesterifikasi. Kata Kunci: Biji alpukat (Persea americana), biodiesel, transesterifikasi, minyak nabati, trigleserida Taksonomi Tumbuhan 2014

Upload: anasiputrisulung

Post on 23-Dec-2015

53 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

hgjugioio

TRANSCRIPT

Page 1: Paper Biji Alpukat Sebagai Biodiesel Zumala Nilasari 4401412125

1Biji Alpukat (Persea americana) sebagai Biodiesel

PEMANFAATAN BIJI ALPUKAT (Persea americana) SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF YANG RAMAH LINGKUNGAN

Zumala NilasariJurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Negeri Semarangemail: [email protected]

ABSTRAK

Minyak Bumi merupakan sumber energi yang tak dapat diperbaharui, dengan meningkatnya kebutuhan dalam penggunaan bahan bakar ini menyebabkan persediaan minyak bumi semakin berkurang. Hal ini jika dibiarkan terus menerus bisa jadi persediaan akan habis. Untuk mengatasi hal tersebut, maka banyak usaha untuk mendapatkan energi alternatif, antara lain dengan menggunakan minyak nabati sebagai bahan baku biodiesel. Salah satunya adalah minyak yang dihasilkan oleh biji buah alpukat (Persea americana). Minyak yang dihasilkan alpukat cukup tinggi dibandingkan dengan ninyak nabati lain. Saat ini biji alpukat belum dimanfaatkan secara optimal, bakan hanya dibuang begitu saja. Padahal biji alpukat memiliki kandungan lemak nabati yang tersusun dari senyawa yang jika diproses lebih lanjut bisa menjadi bahan bakar alternatif berupa biodiesel. Senyawa tersebut sangat unik, karena memiliki komposisi yang sama dengan biodiesel solar. Selain itu, kadar belerang dalam alpukat lebih sedikit dibandingkan dengan kadar belerang dalam solar. Hal ini membuat pembakaran berlangsung sempurna sehingga gas buangnya lebih ramah lingkungan. Biji alpukat merupakan bahan biomassa yang mengandung trigliserida serta kandungan asam lemak bebas (FFA) pada minyak biji alpukat rendah yakni 0,367% sehingga dapat dijadikan biodiesel dengan proses transesterifikasi.

Kata Kunci: Biji alpukat (Persea americana), biodiesel, transesterifikasi, minyak nabati, trigleserida

PENDAHULUAN

Semakin bertambahnya jumlah populasi di dunia dan meningkatnya jenis

kebutuhan manusia seiring dengan berkembangnya zaman, mengakibatkan

kebutuhan akan energi semakin meningkat sehingga persediaan energi khususnya

Taksonomi Tumbuhan 2014

Page 2: Paper Biji Alpukat Sebagai Biodiesel Zumala Nilasari 4401412125

2Biji Alpukat (Persea americana) sebagai Biodiesel

energi yang tidak dapat diperbarui (Unrenewable Energy) semakin berkurang

kuantitasnya, bahkan lama-kelamaan akan habis.

Saat ini, hampir 80% kebutuhan energi dunia dipenuhi oleh bahan bakar

fosil. Padahal, seperti kita ketahui, penggunaan bahan bakar fosil menimbulkan

dampak yang negatif bagi lingkungan karena turut berkontribusi terhadap

timbulnya global warming. Oleh karena itu, sudah saatnya kita melepaskan diri

dari ketergantungan terhadap bahan bakar fosil dan mulai beralih ke bahan bakar

alternatif. Salah satu bahan bakar alternatif tersebut yaitu biodiesel.

Biodiesel merupakan salah satu bahan bakar yang dapat digunakan

untuk menggantikan bahan bakar fosil sebagai sumber energi transportasi utama

dunia, karena biodiesel merupakan bahan bakar terbaharukan yang dapat

menggantikandiesel petrol. Biodiesel memiliki sifat pembakaran yang sama

dengan diesel (solar) dari minyak bumi. Pada umumnya, biodiesel sering

digunakan sebagai penambahuntuk diesel petroleum, dan meningkatkan bahan

bakar diesel petrol murni ultrarendah belerang yang rendah pelumas

(http://id.wikipedia.org/wiki/Biodiesel).

Indonesia merupakan negara agraris yang mempunyai berbagai macam

komoditas pertanian yang berpotensi untuk diekspor maupun untuk konsumsi

dalam negeri. Hasil pertanian tersebut meliputi komoditas biji-bijian, palawija,

dan komoditas hortikultura.

Salah satu sumber bahan baku biodiesel adalah buah alpukat. Buah alpukat

termasuk dalam kelas Lauraceae yang didalamnya terdapat 15 macam

spesies,umumnya tumbuh didaerah Amerika tropis. Yang membedakan buah ini

dengan buah lainnya adalah kandungan lipidnya yang tinggi, dikonsumsi sebagai

makanan serta sebagai bahan kosmetik dan farmasi.( Grasas y Aceites,2001).

Kandungan minyak tergantung pada sifat ekologis dan ras, contoh ras Guatemala

mem-punyai kandungan minyak dari 10-13%,dan ras Mexico mempunyai

kandungan minyak 15-25%-(Biale and Young 1971)sedangkan buah dari Car-

rebian mempunyai kandungan lemak yang rendah 2,5-5%.(Hatton et al.1964).

Bahan yang digunakan terletak pada Bijinya. Kandungan minyak biji

alpukat lebih tinggi bila dibandingkan dengan tanaman-tanaman seperti kedelai,

jarak, biji bunga matahari dan kacang tanah. Namun,kandungan minyak alpukat

Taksonomi Tumbuhan 2014

Page 3: Paper Biji Alpukat Sebagai Biodiesel Zumala Nilasari 4401412125

3Biji Alpukat (Persea americana) sebagai Biodiesel

masih lebih rendah bila dibandingkan dengan minyak kelapa sawit. Pemanfaatan

biji alpukat sampai sekarang hanya digunakan sebagai obat penghilang stress saja

dan belum dimanfaatkan untuk yang lainnya padahal biji alpukat memiliki

kandungan fatty acid methyl ester sebagai bahan pembuat biodiesel.

(Hidayat,2007)

The National Biodiesel Foundation (NBF) telah meneliti buah alpukat

sebagai bahan bakar sejak 1994. Joe Jobe selaku direktur eksekutif NBF

mengungkapkan bahwa biji alpukat mengandung lemak nabati yang tersusun dari

senyawa alkil ester. Bahan ester itu memiliki komposisi yang sama dengan bahan

bakar diesel, bahkan nilai cetanenya lebih baik diibandingkan solar sehingga gas

buangnya lebih ramah lingkungan. (Hidayat,2007)

GAMBARAN KHUSUS

Kondisi Kekinian

Semakin bertambahnya jumlah populasi di dunia dan meningkatnya jenis

kebutuhan manusia seiring dengan berkembangnya zaman, mengakibatkan

kebutuhan akan energi semakin meningkat sehingga persediaan energi khususnya

energi yang tidak dapat diperbarui (Unrenewable Energy) semakin berkurang

kuantitasnya, bahkan lama-kelamaan akan habis. Dapat dilihat dari jumlah

konsumsi BBM Indonesia terus meningkat. Pada tahun 1999 sebanyak 51,8 juta

kiloliter (KL), tahun 2000 menjadi 55,9 juta KL, pada tahun 2001 naik menjadi

hampir 57,7 KL, tahun 2002 hampir 58,9 juta KL, tahun 2003 naik menjadi 59,8

juta KL dan tahun 2004 mencapai 64,7 juta KL (Mulyani, 2007).

Saat ini, penggunaan dan produksi biodiesel semakin meningkat, terutama

di Eropa, Amerika Serikat, dan Asia. Namun, dalam pasar internasional masih

sebagian kecil dari penjualan bahan bakar. Pertumbuhan beberapa SPBU turut

meningkatkan penyediaan biodiesel kepada konsumen dan pertumbuhan

kendaraan yang menggunakan biodiesel sebagai bahan bakar. Pada bulan Januari

2009, PT. Pertamina secara resmi telah meluncurkan biodiesel ke beberapa daerah

Taksonomi Tumbuhan 2014

Page 4: Paper Biji Alpukat Sebagai Biodiesel Zumala Nilasari 4401412125

4Biji Alpukat (Persea americana) sebagai Biodiesel

di Jawa. Namun, pada bulan Juli 2009, di beberapa daerah, PT. Pertamina kembali

menjual diesel. PT. Pertamina mengurangi penjualan.

Indonesia sendiri merupakan salah satu negara penghasil minyak bumi di

dunia namun sejak tahun 2003 sampai saat ini masih mengimpor bahan bakar

minyak (BBM) untuk mencukupi kebutuhan bahan bakar minyak di sektor

transportasi dan energi. Produksi minyak solar dan diesel tahun 2003 sekitar 17

juta KL, sedangkan total konsumsi mencapai 26,4 juta KL (165 juta barrel),

sehingga harus diimpor sebesar 9,4 juta KL (35,7% dari total konsumsi)

(Joelianingsih,2006). Kenaikan harga minyak mentah dunia akhir-akhir ini

memberi dampak yang besar pada perekonomian nasional, terutama dengan

adanya kenaikan harga BBM.

Kenaikan harga BBM secara langsung berakibat pada naiknya biaya

transportasi, biaya produksi industri dan pembangkit tenaga listrik. Sedangkan

kebutuhan BBM di Indonesia diperkirakan akan terus meningkat, pada tahun 2010

mendatang jumlah konsumsi BBM Indonesia diprediksi mencapai 2 juta barel per

hari, jauh lebih tinggi dari kapasitas produksi nasional tahun 2004 yang tercatat 1

juta barel per hari. Dalam jangka panjang impor BBM akan makin mendominasi

penyediaan energi nasional apabila tidak ada kebijakan pemerintah untuk

melaksanakan penganekaragaman energi dengan memanfaatkan energi

terbarukan. Dalam proses pencarian energi alternatif, dituntut dipenuhinya

persyaratan untuk tidak merusak lingkungan, berasal dari sumber energi

terbarukan (renewable), efisien digunakan, dan harganya terjangkau (Santosa,

2004).

Menurut Priyohadi Kuncahyo dkk (2013), potensi Biodiesel di dunia cukup

bagus. Tetapi produksi minyak setiap jenis bahan baku berbeda-beda menurut

jenisnya. Berikut ini tabel 1 produksi minyak nabati per hektar.

Tabel 1. Potensi bahan baku biodiesel

Tanaman Kg/Ha TanamanKg /Ha

Jagung 145 Jarak 790Mete 148 Bunga Matahari 800Gandum 183 Coklat 863Sawit 189 Kacang 690Lupine 195 Bunga candu 978

Taksonomi Tumbuhan 2014

Page 5: Paper Biji Alpukat Sebagai Biodiesel Zumala Nilasari 4401412125

5Biji Alpukat (Persea americana) sebagai Biodiesel

Biji karet 217 Biji raps 1000Kenaf 230 Zaitun 1019Calendula 256 Plassava 1112Kapas 273 Gopher plant 1119Rami 305 Biji jarak 1188Kacang hijau 375 Bacuri 1197Kopi 386 Pecan 1505Biji rami 402 Mentimun 1528Hazelnut 405 Babassu palm 1541Euphorbia 440 Jarak Pagar 1590Biji labu 449 Macadamia nut 1887Ketumbar 450 Kacang brasil 2010Mustard 481 Alpukat 2217Camelina 490 Kelapa 2260Wijen 585 Oiticia 2520Crambe 589 Buriti palm 2743Safflower 655 Pequi 3142Labu 665 Macauba palm 3775Padi 696 Sawit 5000

Sumber: Priyohadi Kuncahyo et all, 2013

Alpukat merupakan buah yang banyak digemari oleh masyarakat Indonesia.

Umumnya alpukat memiliki daging buah tebal berwarna hijau kekuningan dengan

biji di tengahnya berwarna kecoklatan.

Gambar 1. Buah dan pohon alpukat

Tanaman alpukat dalam sistematika tumbuhan diklasifikasikan sebagai

berikut:

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermathophyta

Sub-Divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledoneae

Ordo : Laurales

Taksonomi Tumbuhan 2014

Page 6: Paper Biji Alpukat Sebagai Biodiesel Zumala Nilasari 4401412125

6Biji Alpukat (Persea americana) sebagai Biodiesel

Famili : Lauraceae

Genus : Persea

Spesies :P.americana Mill atau P. gratissima Gaerth

Dalam dunia pengobatan, alpukat telah banyak digunakan sebagai obat

tradisional untuk mengobati berbagai macam penyakit. Daging buahnya bisa

mengurangi rasa sakit dan mengobati sariawan. Daun buah alpukat biasanya

digunakan untuk mengobati nyeri saraf, nyeri lambung, menurunkan darah tinggi

dan mengobati batu ginjal. Selain buah dan daunnya, biji buah alpukat juga bisa

digunakan untuk mengurangi kadar gula dalam darah (Hariana, 2004). Oleh sebab

itu, biji buah alpukat diduga memiliki senyawa-senyawa metabolit sekunder.

Untuk menganalisis senyawa-senyawa metabolit sekunder tersebut perlu

dilakukan skrining fitokimia. Zuhrotun (2007) telah melakukan analisis senyawa

metabolit sekunder biji buah alpukat bulat dengan membandingkan sampel biji

buah alpukat bulat dengan ekstrak etanol biji buah alpukat bulat.

Biji alpukat mengandung minyak nabati. Menurut Rachimoellah (2009), biji

alpukat dapat dijadikan sebagai sumber 9 minyak nabati yang nantinya diolah

untuk menghasilkan biodiesel dengan proses transesterifikasi karena mengandung

trigliserida serta kandungan asam lemak bebas (FFA) yang rendah yakni 0,367% -

0,82%.

Taksonomi Tumbuhan 2014

Page 7: Paper Biji Alpukat Sebagai Biodiesel Zumala Nilasari 4401412125

7Biji Alpukat (Persea americana) sebagai Biodiesel

Tabel 2. Karakter fisik dan sifat kimia minyak biji alpukat

Minyak nabati yang memiliki kandungan FFA rendah dapat menghasilkan

rendemen minyak yang besar. Pada percobaan dengan perlakuan kandungan FFA

menunjukkan semakin besar kandungan asam lemak bebas maka semakin kecil

konversi biodiesel yang dihasilkan. Adanya kandungan FFA yang tinggi akan

menyebabkan pembentukan sabun yang selanjutnya akan tercampur dengan bahan

baku, sehingga menghambat proses transesterifikasi dan memperkecil produksi

biodiesel (Susilo, 2006)

Akan tetapi pada umumnya jika mengkonsumsi buah alpukat hanya sekedar

mengkonsumsi buahnya saja. Di Indonesia bagi penjaja es campur, biji alpukat

menjadi jatah keranjang sampah. Padahal, bagian biji alpukat tersebut kalau

mendapatkan penanganan lebih lanjut dapat menjadi produk yang sangat

bermanfaat. Jika benar-benar di telaah dan direalisasikan, beberapa tahun kedepan

biji Persea americana pasti bakal jadi rebutan. Karena kstrak biji alpukat

mengandung fatty acid methyl esters yang berpotensi sebagai bahan bakar

alternatif; avocado biodiesel.

Metode dan Hasil Penelitian Kandungan Biji Alpukat

Proses Transesterifikasi

Produksi biodiesel dari biji alpukat dapat dibuat melalui proses yang disebut

transesterifikasi. Transesterifikasi yaitu proses kimiawi yang memerlukan grup

alkoholis pada senyawa ester dengan alkohol. Untuk mempercepat reaksi ini

diperlukan bantuan katalisator berupa asam atau basa. Asam mengkatalis reaksi

dengan memberikan proton yang dimilikinya kedalam grup alkoholis sehingga

lebih reaktif Proses transesterifikasi secara kimia hanya mengambil molekul

trigliserida atau asam lemak kompleks, menetralisasi asam lemak besar,

mengeluarkan gliserin atau ester membuat ester alkohol.

Pada prakteknya bisa dilakukan dengan mencampur alcohol dengan sodium

hidroksida untuk membuat sodium metoksida. Campuran ini kemudian

direaksikan dengan minyak tumbuh – tumbuhan. Terdapat 3 jenis reaksi

tranesterifikasi, yaitu :

Taksonomi Tumbuhan 2014

Page 8: Paper Biji Alpukat Sebagai Biodiesel Zumala Nilasari 4401412125

8Biji Alpukat (Persea americana) sebagai Biodiesel

CH2- OOC - C18H34O2

CH - OOC - C18H34O2 + 3 H3OH

CH2 - OOC - C18H34O2(Triolein)(Methanol)

CH2 – OH

3CH3COOC18H34O2 + CH – OH

CH2 – OH(Methyl Oleat)(Gliserol)Biodesel

Dijemur di bawah sinar Matahari 2-3 hari

Ekstraksi n hexane 60oC, 2jam

Distilasi

Bungkil/ampas Deguming 90oC, 30 menit

Minyak biji alpukat kasar

Pengecilan partikel + 1 cm

Buji Alpukat

pertukaran gugus alcohol (alkoholis)

R1COOR2+R3OH R1COOR3+R2OH

pertukaran gugus asam (acidolysis)

R1COOR2+R3COOH R3COOR2+R1COOH

ester – ester interchange

R1COOR2+R3COOR4 R1COOR4+R3COOR2

Ketiga reaksi tersebut adalah reaksi kesetimbangan yang dipercepat adanya

katalis asam (H2SO4 dan HCl) atau katalis basa biasanya ion alkosida. Katalis ini

digunakan dalam bentuk system anhydroses karena air dapat menghidrolisa ester.

Pada prakteknya biasanya dilakukan dengan melarutkan sejumlah natrium

didalam alcohol untuk selanjutnya ditambahkan ke ester( Groggin-,1958)

Reaksi pembuatan biodiesel minyak biji alpukat dapat dinyatakan :

Bahan yang di pakai dalam penelitian ini adalah biji alpukat, metanol 96%, natrium hidroksida, asam fosfat 85%, N-Hexan. Mekanisme penelitan digambarkan berikut:

Taksonomi Tumbuhan 2014

Page 9: Paper Biji Alpukat Sebagai Biodiesel Zumala Nilasari 4401412125

9Biji Alpukat (Persea americana) sebagai Biodiesel

Minyak Biji alpukat

Pencampuran dan pemanasan + 60oC

Pengadukan 600 rpm sampai variabel waktu yang telah ditentukan

Pencucian biodiesel dengan air panas 2 atau 3 kali

Biodiesel Gliserol

Diamkan selama 24 jamsampai terbentuk 2 lapisan

Biodiesel

Perbandingan molar methanol dan minyak + NaOH

Air

Proses Transesferifikasi

Diagram 1. Skema pengekstrakan biji Alpukat

Taksonomi Tumbuhan 2014

Page 10: Paper Biji Alpukat Sebagai Biodiesel Zumala Nilasari 4401412125

10Biji Alpukat (Persea americana) sebagai Biodiesel

Diagram 2. Proses Transferifikasi Minyak Biji Alpukat

Hasil dari penelitian ini berupa methyl ester (biodiesel) yang diharapkan dapat

digunakan sebagai alternatif pengganti minyak solar. Kemudian dilakukan analisa

terhadap karakteristif biodiesel. Analisa yang dilakukan meliputi : Pour Point dan

Flash Point.

Flash Point (Titik Nyala)

Flash point adalah suatu angka yang menyatakan suhu terendah dari bahan

bakar minyak dimana akan timbul penyalaan api sesaat, apabila pada permukaan

minyak tersebut didekatkan pada nyala api. Nilai flash points ini didapat dengan

menggunakan alat ASTM D-925.

Menurut penelitian tersebut menunjukkan bahwa nilai titik nyala (flash

point) tertinggi terdapat pada ratio molar terhadap minyak 1 : 4 pada waktu 5

menit, yaitu 240oC sedangkan nilai flash point terendah terdapat pada ratio

molaritas terhadap minyak 1 : 12 pada waktu 65 menit, yaitu sebesar 130oC.

Padahal secara umum ditunjukkan bahwa semakin banyak jumlah alkohol yang

digunakan maka konversi yang diperoleh akan semakin bertambah. Nilai ratio

yang terbaik diperoleh pada ratio molar terhadap minyak 1 : 6 karena dapat

memberikan konversi yang maksimum antara 98 % - 99% sedangkan pada ratio

molar terhadap minyak 1 : 4 memberikan konversi antara 74 % - 76 %. Ini

menunjukkan bahwa pada ratio yang memberikan konversi terbesar ternyata tidak

mempunyai nilai flash point yang terbaik. Hasil pengujian flash point pada semua

Taksonomi Tumbuhan 2014

Page 11: Paper Biji Alpukat Sebagai Biodiesel Zumala Nilasari 4401412125

11Biji Alpukat (Persea americana) sebagai Biodiesel

sampel sudah memenuhi standart biodiesel di Indonesia yaitu diatas suhu 100oC.

Hal tersebut tentunya baik karena menunjukkan bahwa semakin tinggi nilai flash

pointnya maka bahan bakar tersebut lebih aman karena tidak mudah terbakar.

Pour Point (Titik Beku)

Pour point adalah suatu angka yang menyatakan suhu terendah dari bahan

bakar mi-nyak sehingga minyak tersebut masih dapat mengalir karena gravitasi.

Nilai pour points ini didapat dengan menggunakan alat ASTM D-97.

Hasilnya menunjukkan bahwa hasil pengujian titik tuang (pour point)

terbaik diperoleh pada ratio molar terhadap minyak 1 : 12 pada waktu 65 menit,

yaitu sebesar -2oC sedangkan nilai pour point terendah diperoleh pada ratio molar

1 : 4 pada waktu 5 menit, yaitu 9oC karena semakin rendah nilai pour pointnya

maka akan semakin baik karena mengurangi kecenderungan biodiesel untuk

membeku pada temperature rendah. Padahal secara umum ditunjukkan bahwa

konversi maksimal didapat pada ratio molar terhadap minyak 1 : 6 yaitu antara 98

% - 99%. Ini menunjukkan bahwa pada rasio yang memberikan konversi

maksimal ternyata tidak mempunyai nilai pour point yang terbaik. Tetapi hasil

pengujian pour point semua sampel telah memenuhi standart biodiesel di

Indonesia karena berada dibawah suhu pour point maksimal biodiesel, yaitu

maksimal 18oC.

Upaya Promosi

Di Amerika Serikat sejak akhir 2004. Serombongan ekolog yang dipimpin

Zak Zaidman melakukan melakukan perjalanan dari California ke Costarica

berkendaraan bus berbahan bakar biodiesel alpukat. bus keluaran sebuah pabrik di

Amerika serikat tahun 1974 itu diisi dengan 130 ltr minyak alpukat. Bus melintasi

Guatemala, El Savador, Honduras, Nicaragua, dan terakhir Costarica dengan

bahan bakar tersisa 55 ltr. Itu karena kadar belarang dalam Persea Americana

kurang dari 15 ppm (kadar belerang solar umumnya 1.500-4.100 ppm) sehingga

Taksonomi Tumbuhan 2014

Page 12: Paper Biji Alpukat Sebagai Biodiesel Zumala Nilasari 4401412125

12Biji Alpukat (Persea americana) sebagai Biodiesel

pembakaran berlangsung sempurna. Emisi CO dan CO2 bisa ditekan sehingga

polusi udara pun bisa dikurangi (http://www.menlh.go.id/).

Beragam penelitian mendukung penggunaan minyak alpukat sebagai

biodiesel. The National Biodiesel Foundation (NBF); telah meneliti buah persea

sebagai bahan bakar sejak 1994. Alpukat mengandung lemak nabati yang tersusun

dari senyawa alkyl ester, papar Joe Jobe, executive director NBF. Bahan ester itu

memiliki komposisi sama dengan bahan bakar diesel solar, bahkan lebih baik nilai

cetane nya dibandingkan solar. Pantas bila gas buangannya pun lebih ramah

lingkungan.

Upaya yang dapat dilakukan untuk mempromosikan biji alpukat sebagai

biodiesel adalah dengan mengembangkan dan menyempurnakan produk dari biji

alpukat sebagai biodiesel, memberikan informasi kepada masyarakat umum

melalui iklan, soaialisasi maupun pelatihan khusus yang memberikan pengetahuan

mengenai produk alternatif ini. Pemerintah seharusnya memberikan aksi nyata

seperti menindak lanjuti penemuan ini, seperti memberikan lapangan penelitian

bagi para peneliti untuk mengembangkan produk biji alpukat sebaagai bahan

bakar alternatif. Kemudian mengusahakan untuk diproduksi secara besar-besaran

untuk dapat dinikmati masayarakat pada umumnya. Dengan upaya

penyelenggaraan produksi secara besar dan sosialisasi yang besar pula,

masayarakat tentunya akan menerima produk baru bahan bakar alternatif dari biji

buah alpukat yang lebih ramah lingkungan, mudah didapat, murah dan tentunya

lebih efisien. Dengan demikian, nantinya bisa dijadikan sebagai bahan baku

pembuat bahan bakar alternatif pengganti fosil yang kini semakin langka

keberadaannya di Indonesia.

Upaya Preventif

Upaya preventif yang dapat dilakukan adalah dengan memulai dari sendiri

dan masyarakat sekitar. Ketika kita melihat biji alpukat yang terbuang sia-sia, kita

bisa mengumpulkannya dan menjadikan bahan baku biodiesel yang dapat

memberikan manfaat yang sangat besar. Selain itu, pemerintah juga harus ikut

serta dalam upaya preventif ini. Misalnya dengan menyediakan jasa jual beli biji

alpukat untuk dikumpulkan secara besar dan diolah menjadi bahan biodiesel.

Taksonomi Tumbuhan 2014

Page 13: Paper Biji Alpukat Sebagai Biodiesel Zumala Nilasari 4401412125

13Biji Alpukat (Persea americana) sebagai Biodiesel

Kemudian menyediakan lahan pertanian yang subur dan cukup luas untuk

para petani alpukat agar dapat memproduksi buah alpukat. Alpukat merupakan

salah satu jenis buah yang berpotensi di Indonesia. Buah alpukat memiliki pasar

dan nilai ekonomi yang sangat baik di dalam maupun luar negeri, terbukti

harganya yang lebih tinggi dibandingkan dengan harga buah lainnya. Seiring

dengan meningkatnya jumlah penduduk, permintaan terhadap buah alpukat pun

semakin bertambah. Produksi buah alpukat Indonesia mengalami peningkatan dari

tahun 2004 hingga 2009 (Tabel 1), dimana pada tahun 2004 hanya sebesar

221,774 ton dan pada tahun 2009 sebesar 257,642 ton (Badan Pusat Statistik

2010).

Tabel 2. Perkembangan produksi buah alpukat Indonesia tahun 1997-2010

Tahun Volume (ton)2004 221,7742005 227,5772006 239,4632007 201,6352008 244,2152009 257,642

Sumber: BPS tahun 2010

Dari data tersebut, potensi Indonesia sudah ada, hanya tinggal

mengoptimalkannya saja. Dengan memberikan perhatian yang lebih untuk para

petani alpukat dari segi moral dan materiil, diharapkan hasil produksinya lebih

berkuantitas dan berkualitas.

Upaya lain yang dapat diusahakan agar pembudidayaan biji alpukat tetap

berjalan dan tidak kekuarangan sumber adalah dengan cara pemerintah bekerja

sama dengan para peneliti bangsa. Pemerintah memberikan lahan penelitian,

memberikan konstribusi moral dan moril sertamemberikan perlindungan,

misalnya dengan membuat undang-undang mengenai pembuatan dan penggunaan

biodiesel alpukat. Sementara para peneliti bekerja sama dengan para pengusaha

untuk memproduksi bahan bakar alternatif ini untuk mewujudkan bahan bakar

alternatif yang ramah lingkungan.

Taksonomi Tumbuhan 2014

Page 14: Paper Biji Alpukat Sebagai Biodiesel Zumala Nilasari 4401412125

14Biji Alpukat (Persea americana) sebagai Biodiesel

DAFTAR PUSTAKA

Anoname. 2011. http://www.greenmining.or.id/index.php?option=com_content&view=article&id=366:alpukat-buah-sejuta-manfaat&catid=89:riset. Diakses pada 5 April 2014

Anoname. 2000. Emergy Evaluation Of Avocado Crop As Raw Material For Biodiesel Production.Japan:Fábio Takahashi* and Enrique Ortega† State University of Campinas – UNICAMP

Hidayat Wahyu, 2007. http://majarimagazine.com/2007/12/alpukat-dari-dapur-ke-tangki-bahan-bakar/. Di unduh pada 5 April 2014

Kuncahyo, Priyohadi et all. 2013.Analisa Prediksi Potensi Bahan Baku Biodiesel Sebagai Suplemen Bahan Bakar Motor Diesel Di Indonesia. Surabaya:Jurusan Teknik Sistem Perkapalan, Fakultas Teknologi Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember ( ITS)

Marlinda, Mira et all. Analisis Senyawa Metabolit Sekunder Dan Uji Toksisitas Ekstrak Etanol Biji Buah Alpukat (Persea Americana Mill.). Manado: Jurusan Kimia FMIPA Unsrat

Pramudono, Bambang et all. 2008.Ekstraksi Kontinyu Dengan Simulasi Batch Tiga Tahap Aliran Lawan Arah: Pengambilan Minyak Biji Alpukat Menggunakan Pelarut N-Hexane Dan Iso Propil Alkohol. Semarang: Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas diponegoro

Prastowo Bambang. 2007. Bahan Bakar Nabati Asal Tanaman Perkebunan Sebagai AlternatifPengganti Minyak Tanah Untuk Rumah Tangga. Bandung: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan Indonesian Center for Estate Crops Research and Development

Rahma, Elita et all,Efek Antimikroba Ekstrak Etanol Biji Alpukat (Persea Americana Mill) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus Aureus

Isolat Pus Secara In Vitro. Malang: Laboratorium Mikrobiologi FKUB, Laboratorium Anatomi-Histologi FKUB Risnoyatiningsih, Sri.2010. Biodiesel From Avocado Seeds By Transesterification Process. Surabaya: Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri UPN “Veteran”.

Widioko, Septian Ardi dan Wawan Rustyawan.Proses Ekstraksi Kontinyu Lawan Arah Dengan Simulasi Batch Tiga Tahap : Pengambilan Minyak Biji Alpukat Menggunakan Pelarut N-Hexane Dan Iso Propil Alkohol. Semarang: Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Taksonomi Tumbuhan 2014