paper batuk
DESCRIPTION
paperTRANSCRIPT
Sesuai yang dijelaskan pada kasus, Tuan S mengalami batuk berdahak yang telah
dialami selama 2 bulan terakhir. Seperti yang kita ketahui batuk merupakan mekanisme
pertahanan tubuh untuk mengeluarkan benda asing yang berada di saluran nafas. Pada kasus
ini batuk terjadi sebagai usaha untuk mengeluarkan bakteri Mycobacterium tuberculosis yang
menginfeksi tuan S.
Dahak yang dikeluarkan tubuh sebenarnya bersifat fisiologis, tubuh memproduksi
hingga 100 ml mukus setiap harinya yang berfungsi untuk membersihkan saluran nafas dari
benda asing. Ketika timbul infeksi seperti infeksi Tuberculosis maka aktivitas pembersihan
saluran nafas oleh mukus ini terganggu sehingga menyebabkan penimbunan dahak pada
saluran nafas. Mukus yang tertimbun ini akan merangsang saluran pernafasan untuk
mengeluarkannya dengan batuk.
Batuk secara umum terjadi karena adanya rangsang pada reseptor batuk yang terdapat
di beberapa bagian tubuh seperti hidung, laring, trakea, dan bronkus, kemudian rangsang ini
akan dibawa oleh saraf aferen berupa n.vagus, n.trigeminus, n.frenikus, dan n.glossofaringeal
menuju pusat batuk di medula oblongata, kemudian rangsang ini akan dibawa serabut eferen
menuju efektor seperti laring, trakea, bronkus, dan otot otot interkostal. Proses terjadinya
batuk sendiri memiliki beberapa tahap, antara lain
1. Inspirasi, pada fase ini terjadi inspirasi maksimal, otot otot pernafasan akan
berkontraksi yang akan merangsang pembesaran rongga thorax
2. Kompresi, pada fase ini terjadi penutupan glotis kurang lebih selama 0,2 detik.
Proses ini bertujuan untuk mempertahankan volume paru karena tekanan
intrathorakal yang meningkat.
3. Ekspirasi, pada fase ini glotis terbuka, dan akibat tingginya tekanan intrathorakal
dan intra abdominal yang tinggi akan menyebabkan terjadinya ekspirasi. Aliran
udara yang cepat membantu pengeluaran benda asing di saluran nafas.
4. Relaksasi, pada fase ini terjadi relaksasi otot otot respiratorik
Pada kasus juga disebutkan Tuan S mengalami batuk selama 2 bulan belakangan,
batuk Tuan S ini temasuk dalam batuk kronik, yaitu batuk yang terjadi selama kurun waktu
diatas 8 minggu.
Batuk dapat dibagi berdasarkan waktu dan gejala klinisnya. Berdasarkan waktunya
batuk dibagi menjadi batuk akut (batuk yang terjadi dibawah 3 minggu), batuk sub akut
(batuk yang terjadi selama 3-8 minggu), dan batuk kronik (batuk yang terjadi diatas 8
minggu), sedangkan menurut gejala klinisnya batuk dibedakan menjadi 2, yaitu batuk kering
dan batuk tidak berdahak.
Sesuai dengan kasus ini, Tuan S mengalami batuk berdahak yang bersifat kronis,
sesuai dengan gejala penderita TB. Namun gejala ini tidak menjadi patokan untuk
menyatakan diagnosa tuan S menderita TB, masih diperlukan pemeriksaan penunjang untuk
memastikannya, sebab ada beberapa penyakit yang memiliki tanda yang sama yaitu batuk
kronik. Perbedaannya dapat dilihat pada tabel berikut
Diagnosis Banding Batuk Kronik
DIAGNOSIS
GEJALA
Tuberkulosis
Riwayat kontak positif dengan pasien TB dewasaUji tuberkulin positif (≥ 10 mm, pada keadaan imunosupresi ≥ 5 mm)Berat badan menurun atau gagal tumbuhDemam (≥ 2 minggu) tanpa sebab yang jelasPembengkakan kelenjar limfe leher, aksila, inguinal yang spesifikPembengkakan tulang/sendi punggung, panggul, lutut, falangTidak ada nafsu makan, berkeringat malam
Asma
Riwayat wheezing berulang, kadang tidak berhubungan dengan batuk dan pilekHiperinflasi dinding dadaEkspirasi memanjangRespons baik terhadap bronkodilator
Benda asingRiwayat tiba-tiba tersedakStridor atau distres pernapasan tiba-tibaWheeze atau suara pernapasan menurun yang bersifat fokal
Pertusis
Batuk paroksismal yang diikuti dengan whoop, muntah, sianosis atau apnuBisa tanpa demamBelum imunisasi DPT atau imunisasi DPT tidak lengkapKlinis baik di antara episode batukPerdarahan subkonjungtiva
HIV Diketahui atau diduga infeksi HIV pada ibuRiwayat tranfusi darahGagal tumbuhOral thrushParotitis kronisInfeksi kulit akibat herpes zoster (riwayat atau sedang
menderita)Limfadenopati generalisataDemam lamaDiare persisten
Bronkiektasis
Riwayat tuberkulosis atau aspirasi benda asingTidak ada kenaikan berat badanSputum purulen, napas bauJari tabuh
Abses paruSuara pernapasan menurun di daerah absesTidak ada kenaikan berat badan/ anak tampak sakit kronisPada foto dada tampak kista atau lesi berongga
Diberitahu dalam kasus, Tuan S juga mengalami batuk yang berdahak. Dahak dapat
dibedakan dalam beberapa jenis bergantung dari penyebab, yakni
1. Sputum yang dihasilkan sewaktu membersihkan tenggorokan kemungkinan
berasal dari sinus atau saluran hidung, tidak berhubungan dngan saluran nafas
bagian bawah
2. Sputum banyak sekali dan purulen kemungkinan proses supuratif (abses paru)
3. Sputum yang terbentuk perlahan dan terus meningkat kemungkinan tanda
bronkitis atau bronkiektasis
4. Sputum kekuning-kuningan kemungkinan proses infeksi
5. Sputum hijau kemungkinan proses penimbunan nanah. Warna hijau ini
dikarenakan adanya verdoperoksidase yang dihasilkan oleh PMN dalam
sputum. Sputum hijau ini sering ditemukan pada penderita bronkiektasis
karena penimbunan sputum dalam bronkus yang melebar dan terinfeksi.
6. Sputum merah muda dan berbusa kemungkinan tanda edema paru akut
7. Sputum berlendir, lekat, abu abu atau putih kemungkinan tanda bronkitis
kronik
8. Sputum berbau busuk kemungkinan tanda abses paru atau bronkiektasis.
Tuan S memiliki dua orang anak, tinggal bersama ayahnya, dan bekerja sebagai
pelayan di sebuah rumah makan, seperti yang kita ketahui TB merupakan penyakit
yang menular, jadi Tuan S memiliki kemungkinan yang sangat besar untuk
menularkan penyakitnya pada orang orang yang berada di sekitarnya. Tuberkulosis
ditularkan melalui udara oleh partikel kecil yang berisi
kuman tuberkulosis yang disebut “droplet nukleus”. Droplet nukleus yang
berukuran 1-5μm dapat sampai ke alveoli. Droplet nukleus kecil yang berisi basil
tunggal lebih berbahaya daripada sejumlah besar basil di dalam partikel yang besar,
sebab partikel besar akan cenderung menumpuk dijalan napas daripada sampai ke
alveoli sehingga akan dikeluarkan dariparu oleh sistem mukosilier. Batuk merupakan
mekanisme yang paling efektif untuk menghasilkan droplet nukleus. Satu kali batuk
yang cepat dan kuat akan menghasilkan partikel infeksius sama banyaknya
denganberbicara keras selama lima menit. Penyebaran melalui udara juga
dapatdisebabkan oleh manuver ekspirasi yang kuat seperti bersin, berteriak,bernyanyi.
Satu kali bersin dapat menghasilkan 20.000 – 40.000 droplet,tapi kebanyakan
merupakan partikel yang besar sehingga tidak infeksius. Pasien yang batuk lebih dari
48 kali/malam akan menginfeksi 48% dariorang yang kontak dengan pasien.
Sementara pasien yang batuk kurang dari 12 kali/malam menginfeksi 28% dari
kontaknya. Basil tuberkulosisdapat juga memasuki tubuh melalui traktus
gastrointestinal ketika minum susu yang mengandung Mycobacterium tuberculosis.
Jalan masuk lain ke dalam tubuh manusia adalah melalui luka pada kulit atau
membran mukosa, tetapi penyebaran dengan cara ini sangat jarang. Jika fokus
tuberkulosis telah terbentuk pada satu bagian tubuh maka penyakit dapat menyebar ke
bagian tubuh yang lain melalui pembuluh darah, saluran limfatik, kontak langsung,
saluran cerna (sering dari intestinum kembali kedarah melalui duktus torasikus) dan
terakhir yang paling sering melalui jalan napas. Risiko tertular tergantung dari tingkat
pajanan dengan percikan dahak.Pasien TB paru dengan BTA positif memberikan
kemungkinan risiko penularan lebih besar dari pasien TB paru dengan BTA negatif.