paper arus

17
Pengertian Arus Arus adalah gerakan air yang mengakibatkan perpindahan horizontal massa air. Arus di laut dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah satu faktor yang mempengaruhi timbulnya arus yakni tiupan angin musim. Selain itu juga faktor suhu permukaan laut yang selalu berubah – ubah. Indonesia dikenal mempunyai dua musim, yakni musim barat dan musim timur di mana siklus perubahan tiap musim ditandai dengan adanya perubahan tekanan udara sehingga menimbulkan arah tiupan angin yang berbeda pula. Kondisi cuaca disuatu tempat sangat dipengaruhi oleh posisi matahari terhadap bumi. Cuaca yang terjadi adalah cuaca yang meliputi daerah yang luas yang disebabkan adanya “Intertropi-cal Convergent Zone” (ICZ) yang terkandung akumulasi awan sehingga menyebabkan banyak turun hujan. ICZ ini sangat dipengaruhi oleh perubahan tekanan udara didaratan asia dan didaratan australia. Bila matahari berada pada posisi 23 o 30’00” LU, maka tekanan udara di sekitar Asia Tengah menurun disertai dengan suhu udara yang relatif lebih tinggi dari biasanya. Angin bertiup dari daratan australia menuju kawasan Asia Tengah (Prinsipnya angin bertiup dari wilayah bertekanan udara tinggi ke wilayah yang bertekanan udara rendah). Tiupan angin musim ini juga akan menimbulkan apa yang dinamakan sebagai arus musim (mon-soonal stream). Pada saat itu sebagian besar kawasan Indonesia merasakan angin bertiup dari timur atau timur-tenggara (angin pasat tenggara) ke arah barat, selama periode antara bulan Mei-Oktober dan arus Laut Jawa mengarah ke barat, sehingga menimbulkan musim timur atau musim kemarau. Sebaliknya bila matahari berada pada posisi 23 o 30’00” LS, maka daratan australia bertekanan udara rendah dengan suhu yang meningkat dan ICZ bergeser agak ketenggara sehingga angin bertiup dari arah daratan Asia Tengah menuju ke daratan Australia akibatnya dikawasan Indonesia akan terjadi musim barat (Desember – April) atau musim penghujan, dimana angin bertiup dari arah barat ke arah timur. Selat Malaka mempunyai pola arus umum yang tidak terpengaruh oleh angin musim.

Upload: bella-maulidya

Post on 17-Sep-2015

253 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

n

TRANSCRIPT

Pengertian ArusArus adalah gerakan air yang mengakibatkan perpindahan horizontal massa air. Arus di laut dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah satu faktor yang mempengaruhi timbulnya arus yakni tiupan angin musim. Selain itu juga faktor suhu permukaan laut yang selalu berubah ubah. Indonesia dikenal mempunyai dua musim, yakni musim barat dan musim timur di mana siklus perubahan tiap musim ditandai dengan adanya perubahan tekanan udara sehingga menimbulkan arah tiupan angin yang berbeda pula. Kondisi cuaca disuatu tempat sangat dipengaruhi oleh posisi matahari terhadap bumi. Cuaca yang terjadi adalah cuaca yang meliputi daerah yang luas yang disebabkan adanya Intertropi-cal Convergent Zone (ICZ) yang terkandung akumulasi awan sehingga menyebabkan banyak turun hujan. ICZ ini sangat dipengaruhi oleh perubahan tekanan udara didaratan asia dan didaratan australia. Bila matahari berada pada posisi 23o3000 LU, maka tekanan udara di sekitar Asia Tengah menurun disertai dengan suhu udara yang relatif lebih tinggi dari biasanya. Angin bertiup dari daratan australia menuju kawasan Asia Tengah (Prinsipnya angin bertiup dari wilayah bertekanan udara tinggi ke wilayah yang bertekanan udara rendah). Tiupan angin musim ini juga akan menimbulkan apa yang dinamakan sebagai arus musim (mon-soonal stream). Pada saat itu sebagian besar kawasan Indonesia merasakan angin bertiup dari timur atau timur-tenggara (angin pasat tenggara) ke arah barat, selama periode antara bulan Mei-Oktober dan arus Laut Jawa mengarah ke barat, sehingga menimbulkan musim timur atau musim kemarau. Sebaliknya bila matahari berada pada posisi 23o3000 LS, maka daratan australia bertekanan udara rendah dengan suhu yang meningkat dan ICZ bergeser agak ketenggara sehingga angin bertiup dari arah daratan Asia Tengah menuju ke daratan Australia akibatnya dikawasan Indonesia akan terjadi musim barat (Desember April) atau musim penghujan, dimana angin bertiup dari arah barat ke arah timur. Selat Malaka mempunyai pola arus umum yang tidak terpengaruh oleh angin musim.

Gambar 1. Sistem Arus Utama Permukaan Laut

Arus laut permukaanArus laut permukaan merupakan pencerminan langsung dari pola angin yang bertiup, jadi arus digerakkan oleh angin. Air dilapisan bawah permukaan juga ikut terbawa karena adanya gaya koriolis (Coriolis force), yaitu gaya yang diakibatkan oleh perputaran bumi. Pada belahan bumi utara arus di lapisan permukaan laut berbelok ke kanan dari arah angin dan arus di lapisan bawahnya akan berbelok lebih ke kanan lagi dari arah arus permukaan, pada belahan bumi selatan terjadi hal sebaliknya. Divergensi (divergence) atau pembuyaran arus permukaan menyebabkan naiknya massa air dari lapisan bawah laut ke lapisan permukaan dan sebaliknya konvergensi (convergence) atau pemusatan arus permukaan menyebabkan turunnya massa air dari lapisan atas ke paling bawah. Arus sangat mempengaruhi penyebaran ikan, Lavastu dan Hayes (1981) menyatakan hubungan arus terhadap penyebaran ikan adalah arus mengalihkan telur-telur dan anak-anak ikan petagis dan daerah pemijahan ke daerah pembesaran dan ke tempat mencari makan. Migrasi ikan-ikan dewasa disebabkan arus, sebagai alat orientasi ikan dan sebagai bentuk rute alami; tingkah laku ikan dapat disebabkan arus, khususnya arus pasut, arus secara langsung dapat mempengaruhi distribusi ikan-ikan dewasa dan secara tidak langsung mempengaruhi pengelompokan makanan. Ikan bereaksi secara langsung terhadap perubahanlingkunganyang dipengaruhi oleh arus dengan mengarahkan dirinya secara langsung pada arus. Arus tampak jelas dalam organ mechanoreceptor yang terletak garis mendatar pada tubuh ikan. Mechanoreceptor adalah reseptor yang ada pada organisme yang mampu memberikan informasi perubahan mekanis dalam lingkungan seperti gerakan, tegangan atau tekanan. Biasanya gerakan ikan selalu mengarah menuju arus. (Reddy, 1993).Arus permukaan utama di Selat Malaka selalu menuju ke arah barat lau sepanjang tahun yang berasal dari desakan massa air laut Cina Selatan yang cukup besar ditambah dengan desakan massa air Laut Jawa. Kecepatan arus di Selat Malaka akan menurun bila di Laut Jawa sedang berlangsung musim barat (pada saat yang bersamaan di wilayah sekitar Selat Malaka disebut sebagai angin utara). Ditempat lain yang kondisi pola arus umumnya tidak dipengaruhi oleh angin musim juga terjadi diperairan sepanjang Selat Makasar. Arah arus umum di tempat tersebut selalu mengarah dari utara ke selatan sepanjang tahun yang berasal dari desakan massa air Samudera Pasifik menuju laut sulawesi. (April sampai dengan bulan Oktober), terdapat arus balik dari pantai timur pulau laut menuju ke utara mengalir sepanjang pantai timur kalimantan sampai tanjung mangkalihat kemudian arus berbelok ke arah tenggara dan bergabung lagi dengan arus utama yang selalu menuju ke arah selatan. Untuk mengetahui gambaran arus umum di perairan Indonesia yang dipengaruhi musim menurut Wirtky (1961) dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 2. Pola Arus Permukaan Perairan Nusantara dan Sekitarnya Selama Musim Barat (Wirtky, 1961)

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecepatan Arus1. Kecepatan AnginKecepatan angin ini dapat menimbulkan gaya gesek di permukaan laut. Arus permukaan yang ditimbulkannya disebut sebagai drift currents. Jenis arus ini kebanyakan terjadi disekitar permukaan perairan pantai. Kecepatan drift currents yang paling besar biasanya berada di perairan selat yang posisinya searah dengan arah angin. Makin besar kecepatan angin akan semakin kuat arus yang ditimbulkan. Sedangkan tiupan angin yang merupakan penyebab utama timbulnya arus permukaan disebut sebagai prevailing winds. Arus yang ditimbulkan oleh cuaca/ angin musim juga bisa digolongkan sebagai drift currents. Di laut lepas atau samudera, drift currents juga bisa terjadi di lapisan permukaan. Arah dan kecepatan angin bisa diukur menggunakan alat yang dinamakan Anemometer yang bentuknya tersusun dari beberapa mangkuk kecil yang selalu berputar putar bila terkena tiupan angin dan dilengkapi dengan bagian penunjuk arah angin. Sebagai catatan kita bahwa untuk mengemukakan arah angin biasanya dinyatakan dengan kalimat sebagai berikut: angin bertiup dari arah .... berbeda dengan arus yang selalu dinyatakan dalam kalimat sebagai berikut:arus mengalir/menuju ke arah...

Gambar 2. Pola Arus Permukaan Sekitar Nusantara Selama Musim Timur (Wirtky, 1961)

Bila anemometer tidak tersedia, bisa menggunakan cara lain yang lebih sederhana yakni dengan cara melihat tanda-tanda alam di sekitar pantai dan atau di tengah laut. Selain angin musim, ada juga angin darat dan angin laut. Angin darat, yakni angin yang bertiup dari arah darat menuju ke arah laut yang dirasakan di wilayah pantai biasanya berlangsung pada saat malam hari. Kondisi ini disebabkan karena tekanan udara diwilayah daratan masih lebih tinggi dibandingkan dengan tekanan udara di wilayah laut. Angin ini sering dimanfaatkan oleh para nelayan tradisional untuk berangkat menangkap ikan ke tengah laut dengan perahu layar sederhana dan kembali ke pantai pada esok hari dengan memanfaatkan angin laut, karena kondisi tekanan udara pada siang hari terjadi sebaliknya. Angin angin yang mempengaruhi arus diantaranya angin muson, angin pasat, dan angin barat.

2. Tahanan DasarWalaupun sifat fisis air selalu mencari tempat yang lebih rendah, namun makin tinggi tahanan dasar maka arus akan semakin lemah. Hal ini berarti bentuk permukaan dasar laut tidak rata benar.

3. Gaya CoriolisMenurut Supangat (2003), Gaya Coriolis mempengaruhi aliran massa air, dimana gaya ini akan membelokan arah angin dari arah yang lurus. Gaya ini timbul sebagai akibat dari perputaran bumi pada porosnya. Gaya Coriolis ini yang membelokanarusdibagian bumi utara kekanan dan dibagian bumi selatan kearah kiri. Pada saat kecepatanarusberkurang, maka tingkat perubahanarusyang disebabkan gaya Coriolis akan meningkat. Hasilnya akan dihasilkan sedikit pembelokan dari araharusyang relaif cepat dilapisan permukaan dan arah pembelokanya menjadi lebih besar pada aliranarusyang kecepatanya makin lambat dan mempunyai kedalaman makin bertambah besar. Akibatnya akan timbul suatu aliranarusdimana makin dalam suatu perairan makaarusyang terjadi pada lapisan-lapisan perairan akan dibelokan arahnya. Hubungan ini dikenal sebagaiSpiralEkman, Araharusmenyimpang 450 dari arah angin dan sudut penyimpangan. bertambah dengan bertambahnya kedalaman. Untuk mengetahui arah dan kecepatan arus laut bisa digunakan peralatan pengukur arus yang disebut sebagai Currentmeter. Biasanya arah arus ditunjukan dalam bentuk besaran derajat. Bila jarum penunjuk berada pada posisi 90o, maka arus yang diukur mengarah ke timur. Sedangkan kecepatan arus ditunjukan dengan besaran meter/detik atau bisa dalam unit mil laut/jam (knot).

Gambar 3. Pola Arus Spiral Ekman

4. Perbedaan DensitasArus juga bisa timbul sebagai akibat perbedaan densitas. Arus demikian biasa dinamakan sebagai Geostrophic currents. Pada dasarnya arus ini bersamaan dengan drift currents membentuk arus umum atau arus horizontal atau arus permukaan yang sering kita ukur di lapangan. Contoh dari geostrophic currents antara lain arus Labrador, yakni arus dengan densitas tinggi dan bersuhu dingin dari bagian utara samudera atlantik yang menuju kearah selatan melalui sepanjang pantai timur amerika sampai di wilayah teluk meksiko suhu menjadi hangat. Arus tersebut berlanjut terus berbelok ke timur mengalir sepanjang garis khatulistiwa, sampai dibagian barat pantai afrika arus berbelok ke utara. Pada bulan februari-maret kondisi arus tersebut akan berganti arah.

ARUS MUSIMAda beberapa daerah perairan arus musim ,diantaranya :A. Laut TerbukaKeadaan arus permukaan di perairan Indonesia di tentukan oleh perkisaran musim, hal ini disebabkan oleh dua faktor yaitu letak geografis dan angin musim bertiup dengan konstan. Pada musim barat laut (musim barat) dan musim tenggara (musim timur), selama 3 bulan angin bertiup terus menerus dalam satu arah (kecepatan angin sekitar 30-45 Km/jam). Pada musim barat laut, arus musim dari Laut Cina Selatan masuk ke Laut Jawa lalu ke Laut Flores, Laut Banda Selatan, Laut Arafuru, dan sebagai arus kompensasi ada dua yaitu satu menuju ke Samudera Pasifik dan satunya lagi menuju Samudera Hindia. Arus yang menuju ke Samudera Pasifik berasal dari Laut Flores lewat laut Banda Utara, Laut Seram, dan Laut Halmahera, sedangkan arus yang menuju Samudera Hindia berasal dari Laut Banda Selatan lewat Laut Timor. Arus kompensasi lainnya berasal dari arus Khatulistiwa Pasifik Utara (North Pasific Equatorial Current) yang lewat Laut Sulawesi Selatan Makasar, dan selanjutya ke Laut Flores. Arus musim lainnya terdapat di bagian barat Sumatera yang mengalir ke selatan Pantai Jawa dan dinamai Arus Pantai Jawa, sedangkan yang terdapat di utara Irian Jaya dinamai Arus Pantai Irian (wyrtki, 1961).

B. Perairan Pantai (Dangkal)Pada perairan pantai, teluk, selat dan laut yang relatif tertutup mempunyai sifat oseanografis yang unik dan kompleks karena banyaknya kombinasi pengaruh dari berbagai faktor setempat diantaranya iklim lokal, kegiatan di darat, garis pantai, topgrafi dasar perairan, pola arus, pasang surut dan muara sungai. Dalam musim barat, sungai-sungai besar dari beberapa pulai membawa sejumlah air hujan ke laut, oleh karena itu salinitas di perairan pantai menurun akitab proses pengenceran. Air sungai yang mengangkut zat hara dari darat menyebabkan perairan di pantai, terutama pada estuari menjadi sangat subur. Kesuburan di perairan dangkal dapat pula disebabkan oleh proses turbulensi (pengadukan).

C. Perairan EstuariPerairan Estuari yang berarti perairan disekitar muara sungai, merupakan campuran massa air yang berasal dari sungai (air tawar) dengan air laut disekitarnya. Posisi percampuran ini dapat dikatakan terjadi di tempat yang sama apabila debit air sepanjang tahun sama besar dan perbedaan antara pasang dan surut relatif kecil sehingga dapat diabaikan (Barnes 1974). Sungai-sungai di Indonesia relatif memiliki debit yang relatif kecil. Pada musim hujan biasanya air tawar akan menyebar disekitar muara sungai sepanjang 1-5 kilometer ke arah laut tetapi pada musim kemarau, air asin akan masuk jauh ke arah hulu sungai. Salinitas sebesar 1% baru ditemukan pada jarak sekitar 30 km di depan mulut sungai. Pada waktu air pasang, kolam air tawar baru terdeteksi pada jarak 800 km di arah hulu. Komposisi dan kelimpahan plankton sangat dipengaruhi oleh kondisi perairan setempat seperti pola sirkulasi air dan tingkat kekeruhan. Muara sungai dianggap sebagai area yang subur karena tempat terperangkapnya sedimen dan nutrisi tetapi rawan juga terhadap pencemaran. Menurut Zobell & Felthan 1942 dalam Barnes 1974, Konsentrasi bakteri pada lapisan air diatas endapan lumpur dapat mncapai 200 kali lebih banyak daripada yang terdapat di air mengalir diatasnya.Kawasan estuari juga biasanya merupakan tempat tumbuhnya manggrove dengan subur. Daerah manggrove sebagai tempat memijah dan mengasuh (spawning & nursery grounds) berbagai jenis nekton. Pencemaran pantai yang sudah menjadi masalah global adalah yutrofikasi yaitu suatu proses pengayaan perairan oleh nutrisi (baik organik maupun anorganik). Dalam peristiwa yutrofikasi terlihat perubahan warna air laut dari hijau kebiruan menjadi hhijau kekuningan karena padatnya diatom, dinoflagellata atau fitoplankton lainnya. Yutrofikasi yang disebabkan oleh manusia disebut yutrofikasi artifisial, Sedangkan yang disebabkan oleh alam disebut yutrofikasi alami. Yutrofikasi artifisial disebabkan masuknya nutrisi dan bahan stimulan secara berlebihan dan sepanjang waktu dari darat ke perairan pantai, yang mengakibatkan produktivitas sekunder juga bertambah yaitu berupa oertambahan kandungan zooplankton. Dengan bantuan bakteri heterotrof, terjadi proses dekomposisi sehingga BOD (Biochemical Oxygen Demand) meningkat dan berarti kadar oksigen menurun. Perairan yurotrof biasanya berwarna hijau keruh agak kekuningan, berlendir, agak berbau amis dan dijauhi oleh zooplankton atau biota laut lainnya.

Arus Geostrofik Dan Arus Eddy

Dalam teori Ekman, laut diasumsikan dengan lebar tak terbatas, jika pengaruh batas pantai dimasukkan, maka akan menjadi kompleks, karena batas tersebut menghalangi pergerakan arus dan terdapat kemiringan permukaan laut. Jika permukaan laut mempunyai kemiringan, tekanan hidrostatik yang bekerja pada permukaan horizontal akan bervariasi atau akan terdapat gradien tekanan horizontal. Dengan cara yang sama jika nagin berhembus dari tekanan yang tinggi ke tekanan yang rendah, air cenderung mengalir karena perbedaan tekanan. Gaya yang meningkatkan gerakan ini disebut Gaya gradien tekanan horizontal. Jika gaya Coriolis bekerja pada air yang bergerak diseimbangkan oleh gaya gradien tekanan horizontal, arus tersebut disebut dalam keseimbangan geostropik dan disebut sebagai arus geostropik.Arus geostrofik tersebut sangat menguntungkan bagi rute pelayaran yang mengikuti arah arus karena sangat menghemat energi. Barangkali hal ini merupakan salah satu keberhasilan para nenek moyang kita yang pernah mengarungi Samudera Hindia menggunakan perahu layar sederhana dari nusantara ke pulau madagaskar yang diduga memanfaatkan arus ekuatorial utara menuju ke arah barat mengingat pada saat itu belum ada peralatan elektronik, disamping ilmu kelautan moders belum mereka kenal. Dari penelusuran pustaka ada pendapat yang menyatakan bahwa arus yang ditimbulkan oleh perbedaan densitas juga merupakan penyebab arus vertikal keatas (upwelling). Sedangkan arus yang timbul sebagai akibat dari perbedaan suhu dan salinitas disebut sebagai sirkulasi termohaline (termohaline circulation). Arus ini mengontrol distribusi suhu dan salinitas di perairan samudera. Arus merupakan salah satu bahan pertimbangan yang bisa dimanfaatkan untuk tujuan prediksi sebaran pencemar dikawasan laut, misalnya pada kasus tumpah minyak.Pada dasarnya laut selalu berusaha untuk membersihkan diri dari segala bentuk pengotoran maupuan bahan bahan lain yang terapung apung sebagai impulities. Kotoran dan benda benda lain tersebut dalam kurun waktu tertentu cepat atau lambat akan dikembalikan atau terhempas kewilayah pantai, sehingga laut menjadi bersih kembali dan sebaliknya pantai akan menjadi kotor. Kotoran tersebut terhempas sampai kewilayah pantai karena mengikuti suatu arus yang dinamakan arus ekman. Arus ini agak unik karena arus tidak searah dengan tiupan angin dan terjadi pada perairan pantai yang dangkal. Arus-arus lautan tidak sejajar dengan arah angin. Arus lautan membelok membentuk suatu pola melingkar yang bergerak mengikuti arah jarum jam dibelahan bumi utara dan kebalikan arah jarum jam dibelahan bumi bagian selatan. Pembelokan dan gerak melingkar adalah akibat kekuatan coriolis. Kekuatan coriolis terjadi akibat rotasi bumi mengelilingi sumbunya. Berputarnya planet bumi mengakibatkan suatu perubahan arah gerakan air, membelokkannya ke sebelah kanan di belahan bumi utara dan ke sebelah kiri di belahan bumi selatan. Air di khatulistiwa bergerak dari timur ke barat sejajar dengan khatulistiwa dikarenakan arah rotasi bumi dari barat ke timur dan pembelokan arus yang disebabkan oleh angin pasat. Hasil akhir gerakan air ini adalah dari timur ke barat, penumpukan air di sebelah barat pasu lautan. Ketika air menumpuk, air ini bertemu dengan massa daratan yang berbentuk benua atau gugusan pulau-pulau dan dibelokkan ke utara atau ke selatan, sebagai arus perbatasan benua. Arus-arus perbatasan ini lalu bergerak ke arah kutub, jatuh di bawah pengaruh angin barat. Menambah arus-arus ini dan mendorongnya ke arah timur, melintasi pasu lautan dan mengembalikan air ke sebelah timur pasu lautan. Pola lingkaran arus yang sangat besar ini disebut gyre dan terdapat pada semua pasu lautan utama. Di daerah tertentu dan dalam keadaan tertentu pula, gerakan lateral air yang disebabkan oleh angin juga mengakibatkan air mengalami suatu sirkulasi vertikal atau gerakan keatas (upwelling). Menurut Stewart(2008), upwelling disebabkan oleh arus eddy dibelahan bumi utara dan selatan. Di belahan bumi utara arus eddy akan menyebabkan upwelling jika bergerak berlawanan searah jarum jam yang memiliki inti dingin dan ketinggian air di pusatnya lebih rendah, dan menyebabkan downwelling jika bergerak searah jarum jam yang memiliki inti hangat dan ketinggian permukaan air bagian pusat lebih tinggi daripada daerah sekitarnya. Sebaliknya di belahan bumi bagian selatan, jika arus eddy bergerak searah jarum jam maka akan menyebabkan upwelling, dan jika bergerak berlawanan arah jarum jam maka akan menyebabkan downwelling.

Arlindo Dan Armondo

Di wilayah perairan Indonesia terdapat dua sistem arus utama yang mengalir, yaitu Arus Monsun (musim) Indonesia (ARMONDO) dan Arus Lintas Indonesia (ARLINDO). Fenomena Arlindo menjadi salah satu ciri khas sistem arus di Indonesia. Sistem arus ini mengalir dari Samudera Pasifik menuju Samudera Hindia melalui perairan Indonesia. Keberadaan dan transpor massa air Arlindo yang melewati perairan Indonesia telah dideteksi melalui penelitian yang dilakukan di beberapa wilayah yang menjadi jalur lintasan arus. ARMONDO berada di wilayah barat, sedangkan Arlindo berada di wilayah tengah dan timur dari perairan Indonesia. Armondo mengalir rata-rata dari Laut Cina Selatan masuk ke Laut jawa lewat Laut Natuna dan Selat Karimata. Dari Luat Jawa ARMONDO meneruskan alirannya ke laut-laut dalam, yakni Laut Flores dan Laut Banda. Arlindo mengalir dari Samudera Pasifik ke Samudera Hindia, dengan cabang utama melewati Selat Makasar dan Selat Lifamatola. Di Selat Makasar Arlindo terbagi dua, sebagian keluar ke Samudera Hindia melewati Selat Lombok, sebagian lagi membelok ke timur melewati Selat Flores dan Laut Banda. Dibagian tenggara Laut Banda arus membelok ke selatan dan ke barat daya, memasuki Laut Timor, Laut Sawu dan terus ke Samudera Hindia.Menurut Wyrtki (1987), Arlindo yang merupakan kependekan dari Arus Lintas Indonesia, atau lebih dikenal oleh para ahli oseanografi dengan istilah "Indonesian Through Flow", pengertian Arlindo adalah aliran massa air antar samudera yang melewari Perairan Indonesia. Sebagai negara yang diapit oleh dua lautan besar yakni Samudera Pasifik di bagian utara dan timur laut serta Samudera Hindia di bagian selatan dan barat daya Indonesia berlaku sebagai saluran bagi aliran massa air dari Samudera Pasifik ke Samudera Hindia. Aliran massa air ini terjadi sebagai akibat adanya perbedaan tekanan antara kedua lautan tersebut.Dalam keadaan normal, di atas Pasifik bertiup angin pasat tenggara sepanjang tahun. Tenaga gesekan angin ini berfungsi mendorong massa air Pasifik ke arah barat, sehingga terjadilah "penumpukan" massa air di Pasifik bagian barat yang berada dekat dengan Indonesia. Sebagai akibat terjadinya perbedaan tinggi permukaan air antara Pasifik bagian barat dengan Samudera Hindia yang berada di selatan Indonesia. Menurut WYRTKI (1987) perbedaan tinggi antara dua permukaan Samudera ini nilainya bervariasi. Pada waktu muson tenggara (Bulan Mei-September) perbedaan tinggi muka lautan ini mencapai maksimum setinggi 28 cm, yang diukur antara Davao, Filipina (Pasifik) dan Darwin, Australia (Hindia). Sebaliknya pada waktu muson barat (Bulan Oktober-Maret) perbedaan tinggi permukaan dua lautan ini nilainya berada pada titik terendah, yakni kurang dari 10 cm. Perbedaan ketinggian muka lautan inilah yang menyebabkan terjadinya gradien tekanan yang kemudian menimbulkan perpindahan massa air dari Samudera Pasifik ke Samudera Hindia.Selain itu kekuatan Arlindo tersebut pada saat El Nino akan mengalami penurunan, sedangkan saat La Nina kekuatan arusnya akan mengalami peningkatan. Peristiwa El Nino yang merupakan bergesernya massa air hangat dari ekuatorial Pasifik Barat ke arah timur sampai pesisir Peru, dapat menurunkan/menaikkan permukaan laut di barat/timur Pasifik sekitar 10-20 cm. Selain itu pergeseran massa air hangat ke timur juga membawa udara yang lembab diatasnya, sehingga curah hujan di sisi timur akan meningkat menyebabkan terjadinya banjir dan tanah longsor, sementara pada sisi barat Pasifik seperti Indonesia mengalami kekeringan, sehingga kebakaran hutan tropis mudah terjadi. Pemanasan/ pendinginan suhu muka laut di daerah timur dan barat Pasifik memiliki kaitan erat dengan terjadinya El Nino dan La Nina yang seringkali mengakibatkan kekeringan/curah hujan tinggi di wilayah Asia termasuk Indonesia.

Rute ArlindoPeristiwa "bocornya" Samudera Pasifik ke arah Samudera Hindia yang tampak seperti peristiwa lokal bagi Indonesia ternyata menjadi bahan penelitian yang menarik bagi para ahli oseanografi dari berbagai negara. Hal ini berkaitan dengan adanya dugaan bahwa Arlindo ini merupakan aliran air hangat antar samudera, yang merupakan bagian dari global oseanic belt. Proses Arlindo ini pertama kali diketahui dari hasil "Ekspedisi Snellius", yang mengadakan penelitian Oseanografi di seluruh cekungan yang ada di Laut Maluku pada tahun 1929 dan tahun 1930. Kemudian di tahun 1960, dengan menggunakan Kapal Jalanidhi secara implisit penelitian Arlindo ini mulai dirintis. Seiring dengan Program Pembangunan Jangka Panjang 25 tahun dengan tiap tahapan selama 5 tahun, mulai tahun 1969 program penelitian Arlindo ini disesuaikan dengan tahapan-tahapan Pelita. Munculnya peminat baru dari negara-negara lain terutama Amerika dan Perancis, kerjasama dengan negara-negara tersebut dalam penelilian Arlindo ini semakin diintensifkan. Dari hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan selama ini dapat diketahui bahwa ada 3 pintu masuk utama massa air Pasifik ke Perairan Indonesia. Yang pertama dan yang paling dominan adalah selat Makassar. Pintu kedua bagi masuknya air Pasifik adalah Laut Maluku dan pintu ketiga adalah Laut Halmahera. Secara garis besar jalur-jalur yang dilalui Arus Lintas lndoncsia dapat dilihat pada gambar berikut. Adalah arus antar samudera yang mengelilingi dunia. Diawali dengan arus dari Pasifik ke Hindia yang dikenal dengan Arlindo. Di Samudera Hindia massa air ini bergabung dengan south equatorial current menuju ke barat sampai di sebelah timur Afrika, untuk kemudian pecah menjadi dua yakni arus Somali dan arus Muzambik. Arus Muzambik ini kemudian berlanjut menjadi arus Agulhas dan selanjutnya menjadi arus Benguela yang mengalir ke utara lewat sebelah barat Afrika. Kemudian arus Benguela bersama dengan south equatorial current menyeberang equator bergabung dengan arus Antilles. Bersama Gulf Stream air tersebut mengalir ke Atlantik Utara. Sampai di sini aliran air terjadi pada lapisan kedalaman di atas 500 meter, dan sering disebut dengan aliran air hangat. Dalam perjalanan ke Atlantik Utara ini terjadi penguapan dan pendinginan yang menyebabkan air tenggelam sampai di kedalaman antara 1500 hingga 2000 meter. Dari Atlantik Utara massa air yang telah menjadi dingin ini mengalir ke selatan lewat lapisan bawah hingga sampai di dekat Antartika. Di sana bergabung dengan Antartic circumpolar current berbelok masuk ke Samudera Hindia dan sebagian menyusup ke utara pada daerah-daerah upwelling. Tetapi yang terpenting adalah bagian arus yang terus menuju ke timur lewat selatan Australia dan masuk ke samudera Pasifik. Di samudera Pasifik air ini bergerak ke utara dan muncul kembali di sekitar ekuator dan bergabung dengan north equatorial current dan south equatorial current untuk kemudian kembali lagi menjadi Arlindo.

Gambar 4. Lintas Arlindo (GORDON & FINE. 1996),

Asal Massa AirMenurut FFIELD & GORDON dalam HAUTALA et al. (1994) ada dua jenis massa air yang merupakan komponen Arlindo ini, yakni massa air yang berasal dari Pasifik Utara dan massa air dari Pasifik Selatan. Massa air dari Pasifik Utara yang terdiri dari North Pacific Subtropical Water (disingkat dengan NPSW) dan North Pacific lntemediate Water (disingkat dengan NPIW) masuk Perairan Indonesia melalui Selat Makassar dan massa air Pasifik Utara ini berasal dari sekitar (69 LU, 127 -132 BT). Kedua jenis massa air ini dari Selat Makassar sebagian langsung menuju ke Samudera Hindia lewat Selat Lombok, dan sebagian lagi didorong ke arah Laut Flores untuk kemudian memasuki Laut Banda. Dalam perjalanannya ke Laut Banda kedua massa air ini melemah sebagai akibat adanya percampuran secara vertikal yang kuat (strong vertical mixing) yang merupakan karteristik dari perairan Indonesia.Di rute timur massa air dari Pasitik Utara rnemasuki perairan Indonesia melalui Laut Maluku. Berbeda dengan di Selat Makasar, di Laut Maluku massa air dari Pasifik Utara ini terdeteksi kuat hanya dilaut Maluku bagian utara. Di bagian tengah dan selatan sangat lemah terdeteksi. Hanya sebagian kecil dari massa air ini yang kemudian memasuki Laut Seram dan akhirnya ke laut Banda. Di bagian selatan Laut Maluku air Thermocline Pasifik Selatan masuk Laut Seram melalui Laut Halmahera dengan didorong oleh New Guinea Coastal Under- current. Volume TransportBesaran arus biasanya dinyatakan dengan kecepatan dan arah. Untuk luas penampang tertentu dari kecepatan arus dapat dihitung volume transport, yaitu suatu besaran yang menyatakan besarnya volume air yang dipindahkan setiap satuan waktu. Dalam studi Arlindo ini untuk mendapatkan nilai volume transport total (volume air yang melewati seluruh selat di Indonesia) secara akurat perlu dilakukan pengukuran arus di jalur-jalur yang dilewati secara simultan dan dalam jangka waktu yang panjang (sering dikatakan dengan "mooring"). Tetapi hal ini sulit untuk dilakukan karena memerlukan peralatan canggih yang banyak jumlahnya dan biaya yang besar. Pengukuran arus yang dilakukan selama ini sifatnya hanya perlokasi, misalnya di Selat Lombok, Selat Makassar, Selat Timor dan lain-lain.

Pengaruh Musim Terhadap ArlindoPada umumnya pola arus laut Perairan Indonesia dipengaruhi oleh perubahan angin monsun, terutama pada lapisan permukaan. Pada waktu monsun timur yang terjadi dari Bulan Juni hingga Bulan Agustus, massa air dari Laut Banda didorong ke arah Laut FIores, kemudian ke Laut Jawa dan Selat Makassar didorong oleh angin yang datang dari barat menyeberangi Laut Flores menuju Laut Banda (WYRTKI 1961). Tetapi Arus Lintas Indonesia yang berasal dari Pasifik tidak dipengaruhi oleh adanya perubahan angin monsun, malah yang terjadi adalah sebaliknya. Arus Lintas ke arah selatan yang melewati Selat Makasar yang paling kuat terjadi kira-kira pada musim panas bagi belahan bumi utara, yang pada waktu itu angin monsun berasal dari arah tenggara. Ini menandakan bahwa kekuatan Arlindo dipengaruhi oleh adanya variasi musiman pada sirkulasi laut lapisan atas di sekitar ekuator (upper equatorial circulation), yang terjadi di Pasifik bagian barat. Ketika North Equatorial Counter Current (disingkat dengan NECC dan arahnya menuju ke timur) lemah, dan New Guenea Coastal Curent (NGCC) berarah menuju ke barat, yang terjadi dari musim semi hingga musim panas, sebagiandari massa air yang dibawa oleh Arus Mindanao (Mindanao Current. disingkat dengan MC) mengalir masuk ke Laut Sulawesi. Massa air dari Arus Mindanao ini kemudian menuju ke selatan lewat Selat Makassar sebagai Arus Lintas Indonesia. Sebagai akibatnya transport massa air ke arah selatan di Selat Makasar menguat. Sebaliknya pada waktu NECC menguat dan NGCC menuju ke arah timur, yang terjadi antara musim gugur dan musim dingin maka MC bergabung NGCC. Gabungan arus yang menuju ke arah timur tersebut sudah terbentuk di Laut Sulawesi dan kemudian berasosiasi menjadi Mindanao Eddy di tenggara Filip in a. Sebagai akibatnya arus ke arah selatan di Selat Makassar melemah.

Dampak Yang Di Timbulkan Oleh Arlino Terhadap IndonesiaSeperti yang sudah dibahas bahwa keadaan topografi dasar perairan Indonesia sangat beragam. Hal ini berpengaruh besar terhadap bentuk aliran massa air dari Pasifik ke arah Samudera Hindia. Proses turbulensi, sinking, upwelling, down welling dan sebagainya sering terjadi mengiringi perjalanan Arlindo ini. Dan biasanya proses-proses tersebut dikuti oleh proses fisis maupun proses-proses yang lain. Perairan Indonesia bagian timur seperti Laut Banda, Laut Arafura. Laut Maluku terkenal sehagai daerah upwelling yang subur. Ini terjadi karena pada musim timur, massa air di lapisan atas perairan tersebut terdorong oleh angin timur sampai ke Laut Jawa, Laut Natuna dan Laut China Selatan. Kekosongan air dilapisan permukaan inilah yang diisi oleh massa air dari bawah yang kaya akan bahan makanan. Internal waves yang tcrjadi sebagai akibat bekerjanya gaya-gaya pasang surut, dan Arus Lintas Indonesia berperan dalam memperkuat proses upwelling ini.Sebuah pepatah yang berbunyi "sambil menyelam minum air'' atau "sekali merengkuh dayung dua tiga pulau terlampaui", rupanya berlaku juga disini. Dalam penelitian Arlindo yang dilakukan di Laut Banda dan sekitarnya, didapatkan suatu fenomena menarik. Yakni didapatkanya huhungan antara perubahan suhu permukaan laut yang disebabkan oleh percampuran/pengadukan oleh pasang surut dengan intensitas hujan konvektif yang terjadi di Indonesia (TIM SURVEI 1996). Hal ini nampak dari kesamaan periode pembentukan awan konvektif dengan periode pasang surut, yakni setengah bulanan. Tetapi bagaimana mekanisme dari proses ini, ada atau tidaknya pengaruh Arlindo dan hal-hal lain yang ada hubungannya dengan masalah tersebut masih dalam taraf penelitian. Kalau masalah ini terungkap dengan tuntas maka hasil penelitian Arlindo ini akan dapat memberikan sumbangan dalam mengungkap masalah-masalah yang berhubungan dengan cuaca iklim di Indonesia. Meski dari hasil penelitian Arlindo telah banyak hal yang dapat diungkap, tetapi masih banyak pula masalah yang belum terjawab. Oleh sebab itu hasil penelitian Arlindo di waktu mendatang diharapkan dapat bermanfaat tidak saja bagi ilmu pengetahuan, tetapi juga bagi usaha-usaha peningkatan kesejahteraan bangsa Indonesia umumnya.

Pemanfaatan potensi arus laut sebagai sumber listrik

Arus laut merupakan gerakan horizontal massa air laut, sehingga arus laut memiliki energi kinetik yang dapat digunakan sebagai penggerak bagi sebuah motor pembangkit listrik. Secara global, laut mempunyai sumber energi arus laut yang sangat besar 2,8 x 1014 (280 triliun) Watt-jam (Duxbury dkk.,2000). Perkembangan teknologi pemanfaatan energi laut khusunya arus laut sebagai energi baru terbarukan didunia saat ini berkembang dengan pesat , seiring dengan meningkatnya tuntutan akan kebutuhan energi listrik masyarakat kawasan pesisir serta semakin maraknya isu pemanasan global yang mendorong untuk membatasi penggunaan bahan bakar hidrokarbon. Pengembangan teknologi ekstrasi energi arus laut ini dilakukan dengan mengadaptasi prinsip teknologi ekstrasi energi dari angin yag telah lebih dulu berkembang yaitu dengan mengubah energi kinetik dari aus laut menjadi energi rotasi dan energi listrik.Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia , terletak antara samudera hindia dan samudera pasifik dan memiliki lebih dari 17.000 pulau. Di beberapa daerah terdapat beberapa selat yang berpotensi mempercepat arus laut karena adanya efek penyempitan celah. Besaran kecepatan arus pada beberapa selat merupakan potensi energi kinetik yang dapat dikembangkan menjadi energi listrik. Dari letak geografis yang berada di garis khatulistiwa menyebabkan nilai coriolis force kecil sehingga indonesia memiliki tunggang arus laut yang tidak besar jika dibandingkan dengan belahan bumi bagian utara atau selatan. Untuk dapat memanfaatkan potensi energi arus yang ada, dibutuhkan turbin dengan efisiensi tingggi, torsi besar serta memiliki kecepatan awal berputar yang kecil. Turbin arus laut adalah perangkat untuk mengubah pergerakan kinetik arus laut menjadi energi listrik didalam sistem pembangkit. Pemanfaatan energi ini telah di uji coba dibeberapa daerah pesisir di pualu-pulau kecil provinsi kepulauan riauJika pergerakan air laut diekstraksi menjadi energi listrik pada suatu turbin , maka dibutuhkan kecepatan arus yang jauh lebih kecil dibandingkan kecepatan gerak aliran udara yang dibutuhkan untuk menghailkan daya listrik yang sama. Pada pengaplikasiannya turbin arus laut mengerucut ke turbin sumbu horizontal dan turbin sumbu vertikal sesuai dengan perkembangan yang ada. Pada pengujian yang dilakukan pada penggunaan turbin, terjadi fenomena penurunan torsi turbin jika arus yang diberikan semakin besar. Penurunan torsi turbin ini disebabkan gaya seret positif yang mengalami pengurangan gaya dorong akibat gaya seret negatif serta adanya perubahan pola arus selama musim pancaroba awal ( april-maret ). Dan juga kecepatan arus saat surut lebih besar daripada saat pasang. Turbin yang digunakan pada pulau-pulau kecil ini antara lain turbin marine current yang mencapai kapasitas 4 kW yang dapat berkerja secara optimal dan bekerja dengan baik untuk menghasilkan potensi arus laut di perairan tersebut. Lalu ada turbin sabella yang direkomendasikan untuk dibangun pada kawasan pulau-pulau kecil tersebut karena dapat menyesuaikan dengan kondisi lingkungan dan daya listrik yang dihasilkan dan dioptimalkan dengan teknik marine current farm.

DAFTAR PUSTAKA

Soedjono kramadibrata.2002.Perencanaan Pelabuhan.Institut Teknologi Bandung.BandungJames W. Nybakken.1988.Marine Biology : An Ecological Approach.PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1988