paparan draft rencana aksi 2016-2017 · kerja (5 kejati dan 5 kejari) 2 mahkamah agung meningkatnya...

14
Paparan Draft Rencana Aksi 2016-2017 Jakarta, 4 April 2016 Open Government Indonesia

Upload: lenhi

Post on 28-Jun-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Paparan Draft Rencana Aksi 2016-2017 · kerja (5 Kejati dan 5 Kejari) 2 MAHKAMAH AGUNG Meningkatnya pengelolaan dan pelayanan informasi pada MA dan pengadilan di semua (empat) lingkup

Paparan DraftRencana Aksi 2016-2017

Jakarta, 4 April 2016

Open Government Indonesia

Page 2: Paparan Draft Rencana Aksi 2016-2017 · kerja (5 Kejati dan 5 Kejari) 2 MAHKAMAH AGUNG Meningkatnya pengelolaan dan pelayanan informasi pada MA dan pengadilan di semua (empat) lingkup

Alur Pikir Renaksi

Page 3: Paparan Draft Rencana Aksi 2016-2017 · kerja (5 Kejati dan 5 Kejari) 2 MAHKAMAH AGUNG Meningkatnya pengelolaan dan pelayanan informasi pada MA dan pengadilan di semua (empat) lingkup
Page 4: Paparan Draft Rencana Aksi 2016-2017 · kerja (5 Kejati dan 5 Kejari) 2 MAHKAMAH AGUNG Meningkatnya pengelolaan dan pelayanan informasi pada MA dan pengadilan di semua (empat) lingkup

Penegakan Hukum dan

Pencegahan Korupsi

CLUSTER I

Page 5: Paparan Draft Rencana Aksi 2016-2017 · kerja (5 Kejati dan 5 Kejari) 2 MAHKAMAH AGUNG Meningkatnya pengelolaan dan pelayanan informasi pada MA dan pengadilan di semua (empat) lingkup

No Aksi Kementerian / Lembaga Sasaran Indikator 2016 Indikator 2017

Penegakan Hukum dan Pencegahan Tindak Pidana Korupsi

1

Transparansi & Akuntabilitas Penanganan

Perkara di Lembaga Peradilan

KEJAKSAAN REPUBLIK

INDONESIA

Tersedianya basis data yang dapat

menyajikan informasi data perkara secara

akurat lengkap dalam rangka

mewujudkan penanganan perkara secara

cepat dan akuntabel serta dapat diakses

masyarakat

Pengelolaan Data Statistik kriminal cepat,

akuntabel dan mudah diakses publik berdasarkan

Jenis Penanganan Perkara dan Implementasi Pilot

Project SPPT di 6 satuan kerja (3 Kejati dan 3

Kejari)

Pengelolaan Data Statistik kriminal cepat,

akuntabel dan mudah diakses publik

berdasarkan Jenis Penanganan Perkara dan

Implementasi Pilot Project SPPT di 10 satuan

kerja (5 Kejati dan 5 Kejari)

2

MAHKAMAH AGUNG Meningkatnya pengelolaan dan

pelayanan informasi pada MA dan

pengadilan di semua (empat) lingkup

pengadilan

Persentase hasil putusan sidang pengadilan yang

dipublikasikan Pengembangan Sistem Informasi

terintegrasi di lingkungan peradilan, dengan

Implementasi pilot project SPPT di 3 provinsi (3

PN dan 3 PT)

Persentase hasil putusan sidang pengadilan

yang dipublikasikan Pengembangan Sistem

Informasi terintegrasi di lingkungan peradilan,

dengan Implementasi pilot project SPPT di 5

provinsi (5 PN dan 5 PT)

3

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK

INDONESIA

Integrasi sistem penanganan perkara

secara internal dan eksternal

Penyajian Data Informasi Kriminal Nasional secara

terintegrasi antar Satker Polri (mendukung

Integrated Criminal Justice System) dan

Implementasi pilot project Sistem Peradilan

Pidana Terpadu (SPPT) di 3 provinsi (3 Polda dan 3

Polres)

Penyajian Data Informasi Kriminal Nasional

secara terintegrasi antar Satker Polri

(mendukung Integrated Criminal Justice

System) dan Implementasi pilot project Sistem

Peradilan Pidana Terpadu (SPPT) di 5 provinsi

(5 Polda dan 5 Polres)

4

Pencegahan Tindak Pidana Korupsi KOMISI PEMBERANTASAN

KORUPSI (KPK)

Penguatan Integritas di Sektor

Pendidikan

Sebanyak 110 Mitra Strategis Sektor Pendidikan

yang Melaksanakan Program Pembangunan

Integritas

Sebanyak 110 Mitra Strategis Sektor

Pendidikan yang Melaksanakan Program

Pembangunan Integritas

5

KOMISI PEMBERANTASAN

KORUPSI (KPK)

Pembangunan Integritas dan

Pembelajaran Anti Korupsi pada pada

K/L/I

Sebanyak 23 Kementerian/Lembaga/Instansi

(K/L/I) yang melaksanakan Program

Pembangunan Integritas dan 10 KLOP yang

melaksanakan pembelajaran anti korupsi

Sebanyak 23 Kementerian/Lembaga/Instansi

(K/L/I) yang melaksanakan Program

Pembangunan Integritas dan 10 KLOP yang

melaksanakan pembelajaran anti korupsi

6

KOMISI PEMBERANTASAN

KORUPSI (KPK)

Terbentuknya Komunitas Anti Korupsi

(CSO)

35 CSO Mitra Strategis yang melaksanakan

Program Pembangunan Integritas

35 CSO Mitra Strategis yang melaksanakan

Program Pembangunan Integritas

Page 6: Paparan Draft Rencana Aksi 2016-2017 · kerja (5 Kejati dan 5 Kejari) 2 MAHKAMAH AGUNG Meningkatnya pengelolaan dan pelayanan informasi pada MA dan pengadilan di semua (empat) lingkup

Tata Kelola Pemerintahan, Reformasi Birokrasi, dan

Penguatan Pelayanan Publik

CLUSTER II

Page 7: Paparan Draft Rencana Aksi 2016-2017 · kerja (5 Kejati dan 5 Kejari) 2 MAHKAMAH AGUNG Meningkatnya pengelolaan dan pelayanan informasi pada MA dan pengadilan di semua (empat) lingkup

7

Penguatan Reformasi Birokrasi Kementerian Pendayagunaan Aparatur

Negara dan Reformasi Birokrasi

Meningkatnya persentase instansi

pemerintah (K/L/Prov/Kab/Kota) yang

memiliki Indeks RB baik (Kategori "B" ke

atas)

Persentase instansi pemerintah (K/L 55%,

Prov 35%, Kab/Kota 20%) yang memiliki

Indeks RB baik (Kategori "B" ke atas)

Persentase instansi pemerintah (K/L 61%,

Prov 40%, Kab/Kota 25%) yang memiliki

Indeks RB baik (Kategori "B" ke atas)

8

Kementerian Perencanaan Pembangunan

Nasional/Bappenas

Penguatan Sistem dan Pelaporan Evaluasi

Kinerja Pembangunan

Penyiapan Sistem pemantauan dan

evaluasi kinerja pembangunan yang lebih

responsif

Tersedianya Sistem pemantauan dan

evaluasi kinerja pembangunan yang lebih

responsif

9

Penguatan Pelayanan Publik Ombudsman RI Meningkatnya kepatuhan K/L/ Pemda

dengan Kepatuhan Tinggi atas

Pelaksanaan UU Nomor 25 Tahun 2009

tentang Pelayanan Publik

Persentase K/L/Pemda (K : 50%, L : 55%

Prov : 48.5% Kab/Kota : 26.5%) dengan

tingkat kepatuhan yang tinggi atas

pelaksanaan UU Nomor 25 Tahun 2009

tentang pelayanan publik (Zona Hijau)

Persentase K/L/Pemda (K : 58%, L : 55%

Prov : 54.5% Kab/Kota : 30.5%) dengan

tingkat kepatuhan yang tinggi atas

pelaksanaan UU Nomor 25 Tahun 2009

tentang pelayanan publik (Zona Hijau)

10

Kemenpan RB, Kantor Staf Presiden dan

Ombudsman RI

Ditandantanganinya Nota Kesepahaman

Bersama Kementerian PAN-RB, Kantor

Staf Presiden, Ombudsman RI tentang

Pemanfaatan Sistem Aplikasi Layanan

Aspirasi dan Pengaduan Online Rakyat

(LAPOR!) sebagai Sistem Pengelolaaan

Pengaduan Pelayanan Publik Nasional

(SP4N)

Tersediannya nota kesepahaman

dimaksud

Optimalisasi terhadap pelaksanaan nota

kesepahaman dimaksud

11

Kementerian Pendayagunaan Aparatur

Negara dan Reformasi Birokrasi

Penyusunan Permen PAN RB terkait Unit

Pengelolaan LAPOR di PAN RB – sebagai

realisasi dari MOU tekait proses transfer/

transisi pengelolaan LAPOR dari KSP ke

PAN-RB

Pengesahan Permen PAN RB tentang Unit

Pengelolaan LAPOR di KemenPAN RB

Unit Pengelolaan LAPOR di KemenPAN

RB sudah berjalan sesuai ketentuan

Permen PAN RB dimaksud

12

Kementerian Pendayagunaan Aparatur

Negara dan Reformasi Birokrasi dan

Kantor Staf Presiden

Meningkatkan keterhubungan Lapor

dengan lebih banyak K/L/D (terutama

keterhubungan dengan Pemerintah

Daerah yang menjadi Prioritas Nasional

PanRB) untuk 2016 dan 2017

Di tahun 2016, target integrasi LAPOR

dengan sejumlah 267 K/L/D

Di tahun 2016, target integrasi LAPOR

dengan sejumlah 400 K/L/D

No Aksi Kementerian / Lembaga Sasaran Indikator 2016 Indikator 2017

Tata Kelola Pemerintahan, Reformasi Birokrasi, dan Penguatan Pelayanan Publik (1)

13

Kementerian Pendayagunaan Aparatur

Negara dan Reformasi Birokrasi dan

Kantor Staf Presiden

Meningkatkan sosialisasi terhadap

penggunaan LAPOR! sebagai SP4N

dengar target meningkatkan jumlah

pengaduan yang masuk via Lapor!

menjadi 1juta aduan untuk 2016 (target

agregat; jumlah pengaduan per Februari

2016: ±738,000 pengaduan).

Target agregat jumlah aduan LAPOR

sebanyak 1 juta aduan

Target agregat jumlah aduan LAPOR

sebanyak 1,4 juta aduan

Page 8: Paparan Draft Rencana Aksi 2016-2017 · kerja (5 Kejati dan 5 Kejari) 2 MAHKAMAH AGUNG Meningkatnya pengelolaan dan pelayanan informasi pada MA dan pengadilan di semua (empat) lingkup

No Aksi Kementerian / Lembaga Sasaran Indikator 2016 Indikator 2017

Tata Kelola Pemerintahan, Reformasi Birokrasi, dan Penguatan Pelayanan Publik (2)

14

Optimalisasi Standar Pelayanan Minimum

(SPM) untuk sektor pendidikan dan kesehatan

Kementerian Pendidikan dan Kesehatan Meningkatnya jumlah Daerah yang menyusun

dan menjalankan Standar Pelayanan Minimum

(SPM) untuk sektor pendidikan sesuai Peraturan

Menteri Pendidikan Nasional No. 10 Tahun

2015 dan untuk sektor kesehatan sesuai

Peraturan Menteri Kesehatan No. 741 Tahun

2008

70% Pemerintah Daerah yang telah menyusun

Standar Pelayanan Minimum untuk sektor

pendidikan dan kesehatan

100% Pemerintah Daerah yang telah menyusun

Standar Pelayanan Minimum untuk sektor

kesehatan dan pendidikan

15

Promosi layanan elektronik menuju E-

Budgeting, E-reporting dan Complaint Center

Kementerian Kesehatan Penguatan pelayanan kesehatan rujukan

berkualitas yang dapat dijangkau oleh

masyarakat

Sebanyak 70% Pemerintah daerah sudah

menjalankan Sistem rujukan pelayanan

kesehatan online (RS dan Puskesmas) yang

mudah diakses oleh masyarakat

Sebanyak 100% Pemerintah daerah sudah

menjalankan sistem rujukan pelayanan

kesehatan online (RS dan Puskesmas) yang

mudah diakses oleh masyarakat

16

Kementerian Perencanaan Pembangunan

Nasional/Bappenas

Penguatan sistem e-planning dalam

penyusunan dokumen perencanaan

(RPJM/RKP) secara online

sistem e-planning secara online yang lebih

kuat.

17

Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara

dan Reformasi Birokrasi

Perumusan dan Pelaksanaan Kebijakan E-

Government

1. Tersedianya Peraturan Presiden tentang

Grand Design E-Government Nasional; 2.

Tersedianya Draft UU tentang Sistem

Pemerintahan Berbasis Elektronik

Pelaksanaan Peraturan Presiden tentang Grand

Design E-Government Nasional; dan

Pengesahan RUU tentang Sistem Pemerintahan

Berbasis Elektronik

18

Penguatan Pemerintahan Desa Kementerian Dalam Negeri Terselenggaranya Penerapan Model

Perencanaan Pembangunan Partisipatif dengan

Sistem Penyusunan RAPBDesa secara

partisipatif

Sebanyak 14098 Desa Penyelenggara

Penerapan Model Perencanaan Pembangunan

Partisipatif dengan Sistem Penyusunan

RAPBDesa secara partisipatif

Sebanyak 14098 Desa Penyelenggara

Penerapan Model Perencanaan Pembangunan

Partisipatif dengan Sistem Penyusunan

RAPBDesa secara partisipatif

19

Penguatan Pemerintahan Desa Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian

Desa

Meningkatnya kapasitas aparat dalam tata

kelola keuangan dan aset desa yang efektif,

transparan, dan akuntabel.

Terlaksananya pilot project format birokrasi

Pemdes (organisasi, PNS, perencanaan,

penganggaran, pengawasan) untuk

Implementasi Dana Desa dan RAPBDesa

dilaksanakan dengan pola datasharing

pendampingan. Pilot project 2016: 5 Provinsi

(Jateng, Sulsel, Maluku, Sumut, Kalteng)

Terlaksananya pilot project format birokrasi

Pemdes (organisasi, PNS, perencanaan,

penganggaran, pengawasan) untuk

Implementasi Dana Desa dan RAPBDesa

dilaksanakan dengan pola datasharing

pendampingan. Pilot project 2017: 5 Provinsi, 7

Kab/Kota, 14 Desa

20

Transparansi pengelolaan SDA dalam lingkup

area EITI

Kementerian Koordinator bidang

Perekonomian

Transparansi penerimaan sumber daya alam

migas & pertambangan melalui EITI

Terpublikasikannya laporan hasil rekonsiliasi

inisiatif transparansi industri ekstraktif (EITI)

Indonesia dari sektor migas dan pertambangan

untuk Tahun Anggaran 2014

Terpublikasikannya laporan hasil rekonsiliasi

inisiatif transparansi industri ekstraktif (EITI)

Indonesia dari sektor migas dan pertambangan

untuk Tahun Anggaran 2015

21

Perbaikan tata kelola informasi geospasial

sebagai dasar pelaksanaan pembangunan

nasional

Badan Informasi Geospasial dan/atau

Kementerian Perekonomian bidang

Perekonomian

Perwujudan Informasi Geospasial Tematik (IGT)

yang mempunyai aspek hukum dan

penguasaan lahan

Terkompilasinya dan terintegrasinya sebanyak

17 peta tematik di 34 Provinsi.

Terkompilasinya dan terintegrasinya sebanyak

53 peta tematik di 34 Provinsi.

Page 9: Paparan Draft Rencana Aksi 2016-2017 · kerja (5 Kejati dan 5 Kejari) 2 MAHKAMAH AGUNG Meningkatnya pengelolaan dan pelayanan informasi pada MA dan pengadilan di semua (empat) lingkup

Penguatan AksesInformasi Publik

CLUSTER III

Page 10: Paparan Draft Rencana Aksi 2016-2017 · kerja (5 Kejati dan 5 Kejari) 2 MAHKAMAH AGUNG Meningkatnya pengelolaan dan pelayanan informasi pada MA dan pengadilan di semua (empat) lingkup

No Aksi Kementerian / Lembaga Sasaran Indikator 2016 Indikator 2017

Penguatan Akses Informasi Publik

22

Peningkatan akses masyarakat terhadap

informasi publik

Komisi Informasi Pusat dan Kementerian

Komunikasi dan Informatika

Peningkatan persentase penyelesaian

sengketa informasi publik

60 % penyelesaian sengketa informasi

publik

65% penyelesaian sengketa informasi

publik

23

Komisi Informasi Pusat dan Kementerian

Komunikasi dan Informatika

Badan Publik Pemerintah yang

melaksanakan ketentuan UU No. 14

Tahun 2008

65 % Badan publik yang melaksanakan

ketentuan UU No. 14 Tahun 2008

70 % Badan publik yang melaksanakan

ketentuan UU No. 14 Tahun 2008

24

Komisi Informasi Pusat dan Kementerian

Komunikasi dan Informatika

Pembentukan Komisi Informasi Provinsi Sebanyak 90% provinsi telah membentuk

Komisi Informasi di tingkat provinsi

Seluruh provinsi (100% ) telah membentuk

Komisi Informasi di tingkat provinsi

25

Kementerian Pendayagunaan Aparatur

Negara dan Reformasi Birokra

Penyusunan Permen Pan RB ditujukan ke

semua K/L terutama yang memiliki UPT di

daerah untuk melaksanakan UU 14/2008

dalam rangka penguatan

pengarusutamaan informasi publik

Tersedianya Permen PAN RB tentang

Penguatan Pelaksanaan Ketentuan UU No.

14 Tahun 2008

100% UPT K/L di daerah sudah

memahami ketentuan Permen RB

dimaksud dan menjalankan ketentuan UU

Nomor 14 Tahun 2008.

26

Penguatan keterbukaan informasi di

Parlemen

Dewan Perwakilan Rakyat RI Meningkatkan akses masyarakat terhadap

proses pertemuan/kegiatan DPR dan

Memperjelas Kriteria tentang rapat

tertutup.

Penyempurnaan website DPR-RI yang

menginformasikan: data kelembagaan

(organisasi, tupoksi dan keangggotaan),

data absensi dan partisipasi anggota DPR

pada setiap rapat yang berlangsung,

laporan mengenai jalannya rapat secara

langsung, pengawasan produk legislasi,

komentar publik mengenai rapat yang

berlangsung, publikasi hasil sidang

kepada publik. (Kelanjutan dari Renaksi

OGI 2014-2015; Tindak lanjut amanah UU

No 14 Tahun 2008)

Memperjelas Kriteria tentang rapat

tertutup tersedia, dengan ruang lingkup

yang ketat (Revisi Peraturan DPR Nomor 1

Tahun 2014 tentang Tata Tertib DPR)

27

Penguatan keterbukaan informasi di

Perguruan Tinggi Negeri

Kemenristekdikti dan Komisi Informasi

Pusat

Mewujudkan keterbukaan informasi

publik di perguruan tinggi negeri

Peyusunan Peraturan Menteri Ristekdikti

mengenai Pengelolaan Informasi Publik di

Perguruan Tinggi Negeri dan

implementasi pilot project di 5 PTN (1 PTN

Badan Hukum, 2 PTN Badan Layanan

Umum, dan 2 PTN Satuan Kerja)

100 % PTN sudah memahami dan

menjalankan ketentuan Permenristekdikti

mengenai Pengelolaan Informasi Publik di

PTN dan Piloting project di 6 PTN (3 PTN

Badan Layanan Umum, dan 3 PTN Satuan

Kerja)

Page 11: Paparan Draft Rencana Aksi 2016-2017 · kerja (5 Kejati dan 5 Kejari) 2 MAHKAMAH AGUNG Meningkatnya pengelolaan dan pelayanan informasi pada MA dan pengadilan di semua (empat) lingkup

Tata Kelola Data

CLUSTER III

Page 12: Paparan Draft Rencana Aksi 2016-2017 · kerja (5 Kejati dan 5 Kejari) 2 MAHKAMAH AGUNG Meningkatnya pengelolaan dan pelayanan informasi pada MA dan pengadilan di semua (empat) lingkup

No Aksi Kementerian / Lembaga Sasaran Indikator 2016 Indikator 2017

Manajemen / Tata Kelola Data

28

Penguatan One Data Kantor Staf Presiden Kajian terkait struktur kelembagaan

ataupun peta jalan/ roadmap yang

dibutuhkan oleh pemerintah untuk

membenahi tata kelola data Indonesia

Produk Kajian tentang Road Map Tata

Kelola Data

Implementasi hasil kajian berupa

finalisasi Road Map menjadi produk

hukum.

29

Kantor Staf Presiden Peningkatan jumlah K/L/I/Pemda

yang terintegrasi dengan portal One

Data

Proyek percontohan One Data yang

diperluas di 5 Pemerintah Daerah

Proyek percontohan One Data yang

diperluas di 8 Pemerintah daerah

30

Perbaikan tata kelola informasi

geospasial sebagai dasar pelaksanaan

pembangunan nasional

Badan Informasi Geospasial dan/atau

Kementerian Perekonomian bidang

Perekonomian

Perwujudan Informasi Geospasial

Tematik (IGT) yang mempunyai aspek

hukum dan penguasaan lahan

Terkompilasinya dan terintegrasinya

sebanyak 17 peta tematik di 34

Provinsi.

Terkompilasinya dan terintegrasinya

sebanyak 53 peta tematik di 34

Provinsi.

Page 13: Paparan Draft Rencana Aksi 2016-2017 · kerja (5 Kejati dan 5 Kejari) 2 MAHKAMAH AGUNG Meningkatnya pengelolaan dan pelayanan informasi pada MA dan pengadilan di semua (empat) lingkup

Tahap I: Penyiapan dan Penyelesaian

Kerangka Konsep Renaksi

OGI bersama CSO (Nov 15)

Penjaringan Input

OnlinePenjaringan Input

Daerah dan K/L

Tahap III :Penjajakan Daerah

(Jan-Feb 16)

Tahap II:

Penjaringan aspirasi

publik online dan offline

(Des 15)

Tahap IV :Penajaman

(Feb-Apr 16)

Tahap V :Finalisasi

(Mei-Jun 16)

Page 14: Paparan Draft Rencana Aksi 2016-2017 · kerja (5 Kejati dan 5 Kejari) 2 MAHKAMAH AGUNG Meningkatnya pengelolaan dan pelayanan informasi pada MA dan pengadilan di semua (empat) lingkup