evaluasi sasaran 2.1.1 “meningkatnya kapasitas dan

71
124 Pencapaian Indikator ke-4 Prosentase kepatuhan pegawai untuk memenuhi penyampaian LHKPN Indikator keempat yaitu “Prosentase kepatuhan pegawai untuk memenuhi penyampaian LHKPN”, berdasarkan data pada tahun 2019 dari 76 orang pegawai yang wajib menyusun LHKPN hanya terdapat 74 orang yang menyampaikan laporan LHKPN. Sehingga berdasarkan data tersebut maka capaian kinerja pada tahun 2019 untuk indikator keempat mencapai 97,37%, capaian ini melebihi target yang telah ditetapkan untuk tahun 2019 yaitu sebesar 80,00%. Evaluasi Sasaran 2.1.1 “Meningkatnya Kapasitas dan Kualitas SDM aparatur” Berdasarkan data capaian kinerja untuk masing-masing indikator sasaran, maka dapat diidentifikasi capaian kinerja untuk tujuan/sasaran “Meningkatnya Kapasitas dan Kualitas SDM Aparatur” pada tahun 2019 adalah 136,67%. Meskipun nilai capaian kinerja tujuan/sasaran melebihi angka 100%, masih terdapat bberapa kendala dalam pencapaian sasaran “meningkatnya Kapasitas dan Kualitas SDM Aparatur ini” sebagai berikut : 1. Masih ada keterlambatanpenyusnan dan pengiriman Sasaran Kinerja Pegawai di lingkungan Pemerintah Daerah Kota Cirebon. 2. Masih terdapat format yang belum sesuai dengan yang ditentukan dalam penyusuan Sasaran Kinerja Pegawai. 3. Tidak seluruh pegawai yang memiliki kewajiban menyampaikan LHKPN telah menyampaikan dokumen tersebut. Untuk mengantisipasi kendala tersebut perlu dilakukan upay-upaya sebagai berikut : 1. Lebih intensif melakukan koordinasi dengan pengelola kepegawaian tiap-tiap perangkat daerah terkait penyampaian laporan SKP 2. Memberikan sosialisasi dan bimbingan teknis terkait penyusunan SKP bagi para pegawai di lingkungan Pemerintah Daerah Kota Cirebon

Upload: others

Post on 15-Oct-2021

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Evaluasi Sasaran 2.1.1 “Meningkatnya Kapasitas dan

124

Pencapaian Indikator ke-4 Prosentase kepatuhan pegawai untuk memenuhi

penyampaian LHKPN

Indikator keempat yaitu “Prosentase kepatuhan pegawai untuk memenuhi

penyampaian LHKPN”, berdasarkan data pada tahun 2019 dari 76 orang pegawai yang

wajib menyusun LHKPN hanya terdapat 74 orang yang menyampaikan laporan LHKPN.

Sehingga berdasarkan data tersebut maka capaian kinerja pada tahun 2019 untuk

indikator keempat mencapai 97,37%, capaian ini melebihi target yang telah ditetapkan

untuk tahun 2019 yaitu sebesar 80,00%.

Evaluasi Sasaran 2.1.1 “Meningkatnya Kapasitas dan Kualitas SDM aparatur”

Berdasarkan data capaian kinerja untuk masing-masing indikator sasaran, maka

dapat diidentifikasi capaian kinerja untuk tujuan/sasaran “Meningkatnya Kapasitas dan

Kualitas SDM Aparatur” pada tahun 2019 adalah 136,67%. Meskipun nilai capaian

kinerja tujuan/sasaran melebihi angka 100%, masih terdapat bberapa kendala dalam

pencapaian sasaran “meningkatnya Kapasitas dan Kualitas SDM Aparatur ini” sebagai

berikut :

1. Masih ada keterlambatanpenyusnan dan pengiriman Sasaran Kinerja

Pegawai di lingkungan Pemerintah Daerah Kota Cirebon.

2. Masih terdapat format yang belum sesuai dengan yang ditentukan dalam

penyusuan Sasaran Kinerja Pegawai.

3. Tidak seluruh pegawai yang memiliki kewajiban menyampaikan LHKPN telah

menyampaikan dokumen tersebut.

Untuk mengantisipasi kendala tersebut perlu dilakukan upay-upaya sebagai

berikut :

1. Lebih intensif melakukan koordinasi dengan pengelola kepegawaian tiap-tiap

perangkat daerah terkait penyampaian laporan SKP

2. Memberikan sosialisasi dan bimbingan teknis terkait penyusunan SKP bagi para

pegawai di lingkungan Pemerintah Daerah Kota Cirebon

Page 2: Evaluasi Sasaran 2.1.1 “Meningkatnya Kapasitas dan

125

3. Memberikan sosialisai terkait kewajiban menyampaikan LHKPN bagi pegawai yang

memiliki kewajiban menyusun LHKPN

Berbagai pencapaian yang telah dilakukan oleh Badan Kepegawaian, Pendidikan

dan Pelatihan Kota Cirebon tidak terlepas dari kerjasama dan kerja keras semua pihak

baik sejak perumusan kebijakan, implementasi hingga pengawasannya. Dalam upaya

untuk pencapaian indikator tersebut, BKPPD Kota Cirebon melaksanakan 2 program

prioritas dan 6 program pendukung yaitu:

1. Program prioritas terdiri dari:

a. Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur

b. Program Pendidikan Kedinasan

2. Program pendukung terdiri dari:

a. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

b. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

c. Program Peningkatan Disiplin Aparatur

d. Program Fasilitasi Pindah/ Purna Tugas PNS

e. Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

f. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan

Keuangan

Dari 8 program yang dilaksanakan oleh BKPPD Kota Cirebon, realisasi anggaran

tahun 2019 sebesar Rp. 8.475.344.750,-, sementara anggaran yang dialokasikan pada

pagu anggaran BKPPD tahun 2019 untuk pelaksanaan program-program tersebut

sebesar Rp. 9.626.462.000,-. Dengan demikian dapat diketahui bahwa realisasi

anggaran belanja langsung (biaya pelaksanaan program/kegiatan) pada tahun 2019

mencapai 88,04%.

Page 3: Evaluasi Sasaran 2.1.1 “Meningkatnya Kapasitas dan

126

Sasaran 2.1.2 Meningkatnya Koordinasi Antar Perangkat Daerah Dalam

Melaksanakan Tugas Pokok dan Fungsi

Tabel 3.27 Capaian Sasaran Meningkatnya Koordinasi Antar Perangkat Daerah Tahun 2019

Sasaran “Meningkatnya Koordinasi Antar Perangkat Daerah Dalam

penyelenggaraan Tugas Pokok dan Fungsi” dengan dua Indikator yaitu “Persentase

SOP penyelenggaraan pemerintahan yang diterapkan” dan “persentase peta proses

bisnis penyelenggaraan pemerintahan yang diterapkan” merupakan sasaran yang

mendukung tercapainya tujuan dan mewujudkan Misi ke-2.

Pencapaian Indikator ke-1 “Persentase SOP Penyelenggaraan Pemerintahan yang

diterapkan”

Pada Tahun 2019 Pemerintah Daerah Kota Cirebon menargetkan persentase

SOP penyelenggaraan pemerintahan yang diterapkan sebesar 80%, hal ini target yang

signifikan jika dibandingkan dengan kondisi awal pada tahun 2018 yang hanya 45%.

Berdasarkan laporan hasil monitoring dan evaluasi serta pendataan yang dilakukan

Bagian Organisasi dan Pendayagunaan Aparatur Daerah target ini tercapai dimana

NO Sasaran Indikator Kinerja

Satuan Kondisi Awal/ 2018

Target Realisasi

Target Akhir

RPJMD

Capaian

2.1.2

Meningkatnya Koordinasi Antar Perangkat Daerah Dalam Penyelenggara an Tugas Pokok dan Fungsi

Persentase SOP Penyelenggaraan Pemerintahan yang diterapkan

Persen

45,00

80,00 80,00 100 100%

Persentase peta proses bisnis penyelenggaraan pemerintahan yang diterapkan

Persen - - - 100 100%

Page 4: Evaluasi Sasaran 2.1.1 “Meningkatnya Kapasitas dan

127

pada tahun 2019 persentase SOP penyelenggaraan pemerintahan yang diterapkan

adalah 80%, maka pencapaian indikator ini adalah 100% dengan predikat sangat baik.

Peningkatan jumlah SOP yang diterapkan merupakan hasil upaya dari sosialisasi SOP

yang dilakukan secara efektif juga monitoring dan evaluasi berkala yang dilakukan

setiap semester pada Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Daerah Kota

Cirebon.

Pencapaian Indikator ke-2 Persentase peta proses bisnis penyelenggaraan

pemerintahan yang diterapkan

Peta proses bisnis merupakan sebuah gambaran koordinasi instansi pemerintah

berdasarkan urusannya masing-masing yang disusun secara komprehensif, saat ini

peta proses bisnis berpedoman pada “Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur

Negara dan reformasi Birokrasi Nomor 19 Tahun 2018 Tentang Penyusunan Peta

Proses Bisnis Instansi Pemerintah”. Peraturan yang baru terbit di tahun 2018 ditindak

lanjuti menjadi sebuah target pada sasaran jangka menengah. Namun mengingat

peraturan baru yang terbit di 2018 pada tahun 2019 Pemerintah Daerah Kota Cirebon

tidak menargetkan penyelesaian sehingga pada 2019 targetnya 0, walaupun begitu

persiapan penerapan peraturan dalam rangka menyusun peta proses bisnis ini

dilaksanakan melalui sosialisasi Permenpan Nomor 19 Tahun 2018 kepada seluruh

Perangkat Daerah. Target yang rendah pada tahun 2019 dicapai 100% atau Sangat

Baik.

Evaluasi Sasaran 2.1.2 “Meningkatnya Koordinasi Antar Perangkat Daerah

Dalam Penyelenggaraan Tugas Pokok dan Fungsi”

Sasaran 2.1.1 “Meningkatnya Koordinasi Antar Perangkat Daerah Dalam

Penyelenggaraan Tugas Pokok dan Fungsi ” yang di ukur dengan dua indikator

memiliki rata-rata pencapaian 100% dengan predikat sangat baik. Dalam rangka

mendukung sasaran telah dilaksanakan strategi dengan Meningkatkan kualitas

rumusan kebijakan melalui peningkatan koordinasi dan kapabilitas Sekretariat Daerah

Page 5: Evaluasi Sasaran 2.1.1 “Meningkatnya Kapasitas dan

128

serta arah kebijakan “Meningkatkan pemantauan dan evaluasi penyelenggaraan

urusan” dan “Optimalisasi pengelolaan kebijakan penyelenggaraan urusan melalui

peningkatan peran Asisten Daerah dan Bagian di Sekretariat Daerah”. Strategi dan

arah kebijakan tersebut didukung program sebagai berikut :

1. Program Peningkatan Pelayanan Kedinasan Kepala Daerah/Wakil Kepala

Daerah

2. Program Peningkatan Kerjasama Antar Pemerintah Daerah

3. Program Penataan Peraturan Perundang-Undangan

4. Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur

5. Program Penataan Kelembagaan

6. Program Pembinaan Pemerintahan

7. Program Pembinaan Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat

8. Program Pembinaan Administrasi Perekonomian dan Pembangunan

9. Program Peningkatan Kualitas dan Kompetensi Keagamaan

10. Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian

Pelaksanaan Kebijakan KDH

11. Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah

Pencapaian yang sudah sangat baik di tahun 2019 perlu dipertahankan dengan

memastikan efektifitas dan efesiensi pelaksanaan program-program diatas, beberapa

program secara eksplisit dinilai tidak mempengaruhi sasaran dengan dua indikatornya

secara langsung, walaupun sesungguhnya program tersebut ditetapkan sesuai arah

kebijakan. Untuk hal ini review atas program dapat dilakukan dan menjadi catatan

dalam evaluasi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, guna memastikan

efektifitas danefesiensi program yang ditetapkan.

Page 6: Evaluasi Sasaran 2.1.1 “Meningkatnya Kapasitas dan

129

Sasaran 2.1.3 : Meningkatnya Nilai Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan

Tabel 3.28

Capaian Sasaran Meningkatnya Nilai Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan Tahun 2019

Sasaran “ Meningkatnya Nilai Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan Tahun

2019” memiliki Indikator yaitu “Meningkatnya Nilai Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintahan” . Sasaran dan indikator ini merupakan suatu upaya untuk memastikan

perbaikan dalam hal pengelolaan kinerja di lingkungan Pemerintah Daerah Kota

Cirebon, sebagai bagian dari upaya mencapai tujuan dan mewujudkan Misi 2.

Pencapaian Indikator “Meningkatnya Nilai Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan”

Pada Tahun 2019 Pemerintah Daerah Kota Cirebon menargetkan Nilai AKIP B

hal ini relevan mengingat target pada akhir RPJMD nilai AKIP Kota Cirebon meningkat

menjadi BB, sebagai upaya perbaikan pada tahun 2019 ditargetkan nilai AKIP

dipertahankan dalam posisi B namun memiliki nilai yang meningkat.

Sebagai perwujudan atas akuntabilitas kinerja yang diselenggarakan oleh

Pemerintah Daerah Kota Cirebon, telah di rilis Laporan Hasil Evaluasi Atas

Implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Pada Pemerintah

Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2019. Hasil evaluasi tersebut secara umum

adalah sebagai berikut :

NO Sasaran Indikator Kinerja

Satuan Kondisi Awal/ 2018

Target Realisa

si

Target Akhir

RPJMD

Capaian

2.1.3

Meningkatnya Nilai Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan

Nilai AKIP B Nilai 65,40/ B B B BB 100%

Page 7: Evaluasi Sasaran 2.1.1 “Meningkatnya Kapasitas dan

130

Tabel 3.29 Nilai Laporan Hasil Evaluasi Atas Implemantasi Sistam AKuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2019

Komponen Bobot Nilai Pemda Kota Cirebon

Nilai Pada 16 Unit Kerja

Nilai Hasil Evaluasi %

2018 2019

a. Perencanaan Kinerja

30 12.67 11,78 20,65 24,45

b. Pengukuran KInerja

25 9,35 8,57 16,72 17,92

c. Pelaporan KInerja

15 4,97 4,59 9,98 9,57

d. Evaluasi Internal 10 6,06 0 5,83 6,06 e. Pencapaian

Sasaran/Kinerja 20 9,01 0 12,29 9,01

Jumlah 100 42,06 24,94 65,48 67,00 Tingkat Akuntabilitas Kinerja

B B

Sumber : LHE Atas Implementasi SAKIP pada Pemda Kota Cirebon, Inspektorat Jabar Berdasarkan data diatas maka pada tahun 2019 nilai tingkat akuntabilitas

Pemerintah Daerah Kota Cirebon adalah sebesar 67,00 atau dengan predikat B (Baik)

berarti akuntabilitas kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon sudah baik, memiliki

sistem yang dapat digunakan untuk manajemen kinerja, dan perlu beberapa perbaikan,

atas pengukuran tersebut pencapaian indikator “Meningkatnya Nilai Akuntabilitas

KInerja” tercapai target atu 100% dengan predikat Sangat Baik.

Evaluasi Sasaran 2.1.3 “Meningkatnya Nilai Akuntabilitas Kinerja” Sasaran 2.1.3 ““Meningkatnya Nilai Akuntabilitas Kinerja” yang di ukur dengan1

(satu) indikator memiliki pencapaian 100% atau dengan predikat Sangat Baik.

Peningkatan nilai tingkat akuntabilitas kinerja sebesar 1,52 poin merupakan hasil yang

cukup baik jika disandingkan dengan target yang mempertahankan nilai tingkat

akuntabilitas kinerja pada posisi B. peningkatan nilai tersebut dibandingkan pada tahun

2018 ada pada komponen Perencanaan Kinerja, Pengukuran Kinerja, dan Evaluasi

Page 8: Evaluasi Sasaran 2.1.1 “Meningkatnya Kapasitas dan

131

Internal. Komponen lainya yaitu Pelaporan KInerja dan Sasaran Kinerja mengalami

penurunan, khususnya terjadi penurunan yang signifikan pada komponen pencapaian

sasaran.

Penurunan pada komponen pelaporan penyebabnya adalah nilai rata-rata

pelaporan yang tidak cukup tinggi dari 16 Perangkat Daerah sementara beberapa data

yang dibutuhkan dalam penyusunan laporan tingkat Pemerintah Derah Kota Cirebon

belum sepenuhnya memadai salah satu penyebabnya adalah aplikasi sistem

akuntabilitas kierja yang dibangun sempat mengalami server down sehingga

maintenance berkala yang cukup lama, pada umumnya pelaporan kinerja masih

memiliki beberapa kelemahan sebagai berikut :

1. Pemerintah Daerah Kota Cirebon

Laporan Kinerja belum sepenuhnya menyajikan : evaluasi dan analisis mengenai

capaian kinerja, pembandingan data kinerja yang memadai antara realisasi tahun ini

dengan realisasi tahun sebelumnya dan pembanding lain yang diperlukan; informasi

tentang analisis efesiensi penggunaan sumber daya; informasi keuangan yang

terkait capaian sasaran kinerja instansi. Sehingga laporan kinerja belum

sepenuhnya dapat diandalkan; belum sepenuhnya digunakan untuk menilai dan

memperbaiki pelaksanaan program dan kegiatan organisasi; serta belum

sepenuhnya digunakan untuk peningkatan kinerja.

2. Perangkat Daerah

Laporan Kinerja belum sepenuhnya menyajikan : Informasi mengenai pencapaian

IKU;informasi sasaran yang berorientasi outcome; informasi mengenai kinerja yang

telah diperjanjikan; evaluasi dan alanisis mengenai capaian kinerja; pembandingan

data kinerja yang memadai antara realisasi tahun ini dengan realisasi tahun

sebelumnya dan pembanding lain yang diperlukan; informasi tentang analisis

efesiensi penggunaan sumber daya; informasi keuangan yang terkait capaian

sasaran kinerja instansi. Sehingga laporan kinerja belum sepenuhnya dapat

diandalkan; belum sepenuhnya digunakan untuk menilai dan memperbaiki

Page 9: Evaluasi Sasaran 2.1.1 “Meningkatnya Kapasitas dan

132

pelaksanaan program dan kegiatan organisasi; serta belum sepenuhnya digunakan

untuk peningkatan kinerja.

Penurunan pada Komponen Pencapaian Sasaran/Kinerja, mengalami penurunan

yang cukup signifikan, hal ini menjadi perhatian Pemerintah Daerah Kota Cirebon,

karena pencapaian kinerja merupakan salah satu gambaran penting terhadap

implementasi akuntabilitas kinerja, menurun nya pencapaian sasaran didoninasi karena

pencapaian yang tidak mencapai target pada tahun 2019 menurun dibandingkan tahun

sebelumnya, secara umum dalam pencapaian kinerja pada tahun 2019 terdapat

beberpa kelemahan sebagai berikut :

1. Target belum seluruhnya tercapai.

2. Capaian Kinerja belum seluruhnya meningkat dari tahun sebelumnya

3. Informasi kinerja belum sepenuhny dapat diandalkan

Sebagai upaya perbaikan pada tahun yang mendatang, selain memberikan

perhatian khusus pada komponen yang mengalami penurunan, Pemerintah Daerah

Kota Cirebon mengkaji seluruh kelemahan di setiap komponen yang telah dirilis pada

Laporan Hasil Evaluasi Atas Implemntasi SAKIP Pemerintah Daerah Kota Cirebon oleh

Inspektorat Provinsi Jawa Barat dan Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi BIrokrasi, kemudian melakukan langkah-langkah antisipastif atas kelemahan

yang masih ditemukan diantaranya :

1. Mengkaji dan memperbaiki sistem aplikasi e-lakip Kota Cirebon untuk

menyesuaikan perkembangan yang ada.

2. Meningkatkan kembali efektifitas dan efesiensi penyelenggaraan monitoring

dan evaluasi terhadap capaian kinerja.

3. Meningkatkan kembali efektifitas dan efesiensi terkait reviu atau evaluasi

pada sasaran strategis jangka menengah daerah atapun Perangkat Daerah.

Page 10: Evaluasi Sasaran 2.1.1 “Meningkatnya Kapasitas dan

133

4. Menindaklanjuti seluruh rekomendasi untuk perbaikan atas permasalahan

akuntabilitas kinerja pada seluruh komponen, sesuai rekomendasi yang dirilis

dalam Laporan Hasil Evaluasi Atas Implemntasi SAKIP Pemerintah Daerah

Kota Cirebon Tahun 2019, yang dilakukan oleh ti dari Inspektorat Provinsi

Jawa Barat dan Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi.

Sasaran 2.1.4 : Meningkatnya Maturitas SPIP

Tabel 3.30 Capaian Sasaran Meningkatnya Maturitas SPIP Tahun 2019

Sasaran “Meningkatnya Maturitas SPIP” memiliki Indikator yaitu “Tingkat Maturitas

SPIP” dengan target level 2 pada tahun 2019. Sasaran dan indikator ini merupakan

suatu upaya untuk memastikan perbaikan dalam hal kematangan SPIP yang diukur

dengan tingkat Maturits SPIP, sebagai bagian dari upaya mencapai tujuan dan

mewujudkan Misi 2.

Pencapaian Indikator “Tingkat Maturitas SPIP”

Pada Tahun 2019 Pemerintah Daerah Kota Cirebon menargetkan level

maturitas SPIP berada pada level 2 atau berkembang, kondisi pada 2019 Pemerintah

Daerah Kota Cirebon melaksanakan self measurement secara mandiri bekerjasama

dengan unsur BPKP dengan hasil penilaian level maturitas 3, namun hal tersebut

NO Sasaran Indikator Kinerja

Satuan

Kondisi Awal/ 2018

Target Realisa

si

Target Akhir

RPJMD

Capaian

2.1.4

Meningkatnya Maturitas SPIP

Tingkat Maturitas

SPIP

Level 1 2 1 (1,75) 4 87,5%

Page 11: Evaluasi Sasaran 2.1.1 “Meningkatnya Kapasitas dan

134

seyogyanya tidak dapat disimpulkan sebagai hasil pengukuran yang tervalidasi

sehingga kondisi pada tahun 2019 Pemerintah Daerah Kota Cirebon masih harus

mengacu pada penilaian SPIP terakhir yaitu pada kondisi 1,75 dimana sesubgguhnya

kondisi maturitas SPIP 2019 masih berada pada proses penilaian oleh BPKP

Perwakilan Jawa Barat.

Dengan poin 1,75 atau masih berada pada level rintisan dapat diukur

pencapaian dari realisasi dengan menyandingkan poin terakhir atau kondisi saat ini

dengan target level 2 dimana level 2 berada minimal pada poin 2, sehingga dengan

poin 1,75 pencapaian terhadap target adalah 1,75/2 (poin maturitas level 2) di kalikan

100% yaitu 87,5% atau tidak mencapai target dengan pencapaian predikat Baik.

Evaluasi Sasaran 2.1.4 “Meningkatnya Maturitas SPIP”

Sasaran 2.1.4 “Meningkatnya Maturitas SPIP “yang di ukur dengan1 (satu)

indikator memiliki pencapaian 87,5% atau dengan predikat Baik.Pencapaian ini kurang

memuaskan karena tidak mencapai target yang ditetapkan dan jika disandingkan

dengan standar nasional masih berada dibawah target standar nasional seperti yang

tertera dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) Tahun 2015-2019,

pada tahun 2019 target tingkat maturitas SPIP berada pada level 3 atau terdefinisi dari

skala 1-5 tingkat MAturitas SPIP.

Kendala dalam proses pencapaian sasaran Meningkatnya Maturitas SPIP

diantaranya sbegai berikut :

1. Dalam pemenuhan dokumen untuk Penilaian Maturitas SPIP, Perangkat

Daerah yang menjadi sampling diharuskan mengumpulkan dokumen-

dokumen pendukung, namun tidak semua perangkat daerah tersebut

memberikan dokumen yang lengkap atas kebutuhan dokumen yang

dibutuhkan dalam memenuhi semua unsur dalam SPIP.

2. Masih rendahnya pemahaman pegawai pada perangkat daerah tentang SPIP

Page 12: Evaluasi Sasaran 2.1.1 “Meningkatnya Kapasitas dan

135

Untuk mengatasi kendala tersebut, diambil langkah-langkah sebagai berikut :

1. Dalam pemenuhan dokumen Inspektorat berusaha memberikan

pendampingan dengan menunjuk Asessor untuk mendampingi perangkat

daerah yang menjadi sampel dalam pemenuhan dokumen Penilaian

Maturitas SPIP.

2. Perlunya diklat, bimbingan teknis dan pendampingan intensif untuk

peningkatan kapasitas dan kompetensi counterpart.

Sasaran 2.1.5 : Meningkatnya Pelayanan Publik

Tabel 3.31 Capaian Sasaran Meningkatnya Pelayanan Publik Tahun 2019

Sasaran “Meningkatnya Pelayaan Publik” merupakan upaya dalam rangka

terwujudnya Misi ke-2 Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan Yang Bersih,

Akuntabel,Berwibawa dan Inovatif. Tata kelola Pemerintahan yang dimaksud memiliki

korelasi dengan tingkat pelayanan publik, dimana sasaran ini diukur dengan 2 indikator

sebagai berikut :

1. Tingkat Kepuasan Masyarakat Atas Layanan Perizinan.

2. Tingkat Kepuasan Masyarakat Atas Layanan Kependudukan

NO Sasaran Indikator Kinerja

Satuan

Kondisi Awal/ 2018

Target Realisa

si

Target Akhir

RPJMD

Capaian

2.1.3

MENINGKATNYA PELAYANAN PUBLIK

• Tingkat

Kepuasan

Masyarakat Atas

Layanan Perizinan

Poin 71,00 73,90 82,65 74,40 110%

• Tingkat Kepuasan Masyarakat Atas Layanan Kependudukan

Poin 78,00 80,00 76,25 88,00 95%

Page 13: Evaluasi Sasaran 2.1.1 “Meningkatnya Kapasitas dan

136

Pencapaian Indikator ke-1 Tingkat Kepuasan Atas Layanan Perizinan

Pada Tahun 2019 Pemerintah Daerah Kota Cirebon menargetkan persentase

tingkat kepuasan pada pelayanan perizinan dan penanaman modal dengan nilai indeks

kepuasan masyarakat 75, sementara itu berdasarkan survey yang dilakukan pada

tahun 2019 Indeks Kepuasan Masyarakat atas layanan tersebut mencapai 82,65 adalah

maka pencapaian indikator ini adalah 100% dengan predikat Sangat Baik.

Responden yang diteliti di Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu

Satu Pintu Kota Cirebon sebanyak 300 orang per semester paling banyak berasal dari

kelompok umur di atas 37 tahun, dengan jenis kelamin mayoritas laki-laki. Dari seluruh

item pertanyaan pada kuesioner penilaian terhadap unsur pelayanan dapat dikatakan

sebagai berikut : unsur Biaya / Tarif mendapatkan nilai rata-rata tertinggi sebesar 3,54.

Sumber : Laporan Survey Kepuasan Masyarakat, DPPMTSP

Tabel 3. 32 Hasil Survey Kepuasan Atas Layanan Perizinan dan Penenaman Modal

Page 14: Evaluasi Sasaran 2.1.1 “Meningkatnya Kapasitas dan

137

Sedangkan Unsur Penanganan Pengaduan, Saran, Masukan mendapatkan nilai rata–

rata terendah sebesar 3,07.

Unsur biaya mendapat nilai rata-rata tertinggi karena tarif pelayanan diberlakukan 0

rupiah, sementara unsur penanganan, pengaduan, saran mendapatkan nilai terendah,

berdasarkan analisis hal ini karena ketidak puasan responden ata saran dan masukan

yang dinilai tidak seluruhnya ditindak lanjuti. Kendati demikian angka 3,07 masih cukup

terbilang tinggi.

Pencapaian Indikator ke-2 “Tingkat Kepuasan Masyarakat Atas Layanan

Kependudukan”

Tingkat Kepuasan Masyarakat Atas Layanan Kependudukan pada tahun 2019

ditargetkan pada poin 80, pengukuran indikator ini dilakukan dengan melaksanakan

survey kepuasan masyarakat di bidang layanan kependudukan. Survey ini

dilaksanakan oleh dinas Kepencdudukan dan Pencatatan Sipil bekerjasama dengan

Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Tujuh Belas Agustus.

Kerjasama penyusunan survey dengan Institusi Perguruan Tinggi untuk menjamin

proses independensi pelaksanaan survey sehingga mendapatkan hasil yang objektif,

dan tepat.

Hasil survey Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) pada Dinas Kependudukan dan

Catatan Sipil (disdukcapil) Kota Cirebon pada bulan Desember 2019 dengan jumlah

responden 150 orang terhadap 9 unsur pelayanan yaitu :

Page 15: Evaluasi Sasaran 2.1.1 “Meningkatnya Kapasitas dan

138

Tabel diatas menunjukan bahwa nilai tertinggi hasil perhitungan IKM untuk 9

unsur adalah biaya dan tarif yaitu dengan nilai indeks per unsur pelayanan adalah

3,385 dan nilai IKM setelah dikonversi 84,625. Hal ini tentu sesuai dengan peraturan

yang ada bahwa pengguna layanan tidak dikenakan biaya (gratis).Dan nilai terendah

adalah sarana dan prasarana dengan nilai indeks per unsur adalah 2,91 dan nilai IKM

setelah dikonversi 73,375. Hal ini dikarenakan ruang pelayanan yang sempit, tidak

nyaman mengakibatkan antrian juga tempat untuk parkir kendaraan sempit tidak

memadai

Berdasarkan hasil perhitungan untuk 9 unsur pelayanan yang dinilai sesuai

dengan Peraturan menteri pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2017 tentang Pedoman Penyusunan Survei

Kepuasan Masyarakat Unit Penyelenggara Pelayanan Publik yang memuat 9 unsur

survey kepuasan diperoleh nilai rata-rata tertimbang 3,05 dan nilai IKM setelah

dikonversi adalah 76,25 yang menunjukan mutu pelayanan B dan kinerja

pelayanan baik. Jika disandingkan dengan target tahun 2019 idmana nilain Indeks

Kepuasan Masyarakat terhadap layanan kependudukan pada poin 80 maka, hasil

Tabel 3.33 Hasil Survey Kepuasan Masyarakat “Pelayanan Kependudukan”

Sumber : Laporan Survey Kepuasan Masyarakat “Disdukcapil”

Page 16: Evaluasi Sasaran 2.1.1 “Meningkatnya Kapasitas dan

139

survey menunjan target tidak tercapai 100% melainkan terrcapai 95,31%, kendati

demikan pencapaian pada tahun 2019 sudah menunjukan predikat Sangat Baik.

Gambar 3.9

Grafik Hasil Perhitungan IKM Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Sumber : Laporan Survey Kepuasan Masyarakat “Disdukcapil”

Page 17: Evaluasi Sasaran 2.1.1 “Meningkatnya Kapasitas dan

140

Evaluasi Sasaran 2.1.5 “ Meningkatnya Pelayanan Publik”

Sasaran 2.1.5 “Meningkatnya Pelayanan Publik ” yang di ukur dengan dua

indikator memiliki rata-rata pencapaian 102,5% dengan predikat sangat baik. Dalam rangka mendukung sasaran telah dilaksanakan strategsi “Peningkatan kepuasan masyarakat atas layanan perijinan” dan “Peningkatan kepuasan masyarakat atas

layanan kependudukan” dengan arah kebijakan meningkatkan pertumbuhan investasi. dan meningkatkan layanan kependudukan . Strategi dan arah kebijakan tersebut didukung program sebagai berikut :

a. Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi

b. Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi

c. Program Penataan dan Pelayanan Perijinan

d. Program Pendaftaran Penduduk

e. Program Pelayanan Pencatatan Sipil

f. Program Sistem Informasi Administrasi Kependudukan

Pencapaian yang sudah sangat baik di tahun 2019 perlu dipertahankan dengan

memastikan efektifitas dan efesiensi pelaksanaan program-program diatas,

berdasarkan analisa pada pencapaian terdapat tantangan di bidang perijinan

bahwasanya poin terendah ada pada kepuasan terhadap layanan pengaduan, hal ini

perlu diantisipasi dengan penerapan sistem pengaduan yang lebih efektif dan efesien

serta tindak lanjut yang cepat, jelas, dan dipublikasikan, sementara di bidang layanan

kependudukan, tingkat kepuasan terendah ada pada unsur sarana dan prasarana, saat

ini Pemerintah Daerah Kota Cirebon tengah melakukan upaya memperbaiki sarana dan

prasarana dengan melakukan renovasi gedung Kantor Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil.

Page 18: Evaluasi Sasaran 2.1.1 “Meningkatnya Kapasitas dan

141

Sasaran 2.1.6 : Meningkatnya Kualitas Pengelolaan Keuangan Daerah

Tabel 3.34 Capaian Sasaran Meningkatnya Kualitas Pengelolaan Keuangan Daerah Tahun 2019

Sasaran “Meningkatnya Kualitas Pengelolaan Keuangan Daerah” menjadi tolak

ukur yang dapat menggambarkan terwujiudnya Misi 2 “ Mewujudkan tata kelola

pemerintahan yang bersih, akuntabel, berwibawa dan inovatif ”, dimana Pemerintahan

yang bersih dan akuntabel tidak terlepas dari kualitas pengelolaan keuangan daerah.

Sasaran ini memiliki dua indikator yaitu :

1. Opini BPK Atas Laporan Keuangan Daerah

2. Rasio PAD Terhadap Penerimaan dan Pendapatan Daerah

Pencapaian Indikator ke-1 “Opini BPK atas Laporan Keuangan Daerah”

Pada Tahun 2019 Pemerintah Daerah Kota Cirebon menargetkan opini BPK

dengan nilai WTP atau wajar tanpa pengecualian, penilaian pencapaian WTP

digunakan data Tahun N-1 karena penilaian BPK yang mengoreksi tahun N-1, maka

data pencapaian pada tahun 2019 adalah data pemeriksaan pada tahun 2018.

Berdasarkan data tersebut Pemerintah Daerah Kota Cirebon dapat mempertahankan

NO Sasaran Indikator Kinerja

Satuan Kondisi Awal/ 2018

Target Realisa

si

Target Akhir

RPJMD

Capaian

2.1.6

Meningkatnya Kualitas Pengelolaan Keuangan Daerah

• Opini BPK Atas

Laporan Keuangan Daerah

Nilai WTP WTP WTP WTP 100%

Rasio PAD Terhadap Penerimaan dan Pendapatan Daerah

Persen 29,51 30,53 29,06 32,53 95%

Page 19: Evaluasi Sasaran 2.1.1 “Meningkatnya Kapasitas dan

142

raihan Wajar Tanpa Pengecualian nya. Merujuk pada target yang ditetapkan maka

Pemerintah Daerah Kota Cirebon berhasil merealisasikan targetnya mencapai 100%.

Perolehan WTP ini utamanya dikarenakan hal-hal sebagai berikut :

3. Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Negara atas Laporan Hasil

Pemeriksaan (LHP) laporan keuangan pemerintah daerah Kota Cirebon

dalam Transaksi penggunaan anggaran tidak ada yang mencurigakan

4. Pelaporan Keuangan telah Akrual yaitu akuntasi yang memebrikan

gambaran lebih akurat dan kompleks atas kondisi keuangan organisasi,

karena telah mencatat semua transaksi pengeluaran dan penerimaan kas

serta jumlah gutang piutang

5. Dalam laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) laporan keuangan, telah memenuhi

syarat kewajaran informasi keuangan yang disajikan dalam bentuk laporan

keuangan yaitu kesesuaian standar akuntasi pemerintahan, kecukupan

pengungkapan, kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan dan

efektifitas sistem pengendalian intern.

Pencapaian Indikator ke 2 “Rasio PAD Terhadap Penerimaan dan Pendapatan

Daerah”

Pencapaian indikator “ Rasio PAD Terhadap Penerimaan dan Pendapatan

Daerah” pada tahun 2019 sebesar 29,06 % dari target pencapaian sebesar 30,53%,

maka tingkat pencapaian atas indikator sebesar 95,18 % atau dengan predikat Sangat

Baik, namun masih belummencapai target yang ditetapkan, hal ini dipengaruhi

beberapa hal diantaranya :

1. Pendapatan dari sektor Pajak Daerah untuk PBB dan BPHTB tidak bisa

mencapai dari target yang diharapkan,

2. Pajak Hotel yang tidak mencapai 100 %, serta beberapa Retribusi yang di

kelola di Perangkat Daerah ada yang tidak mencapai target.

Untuk Pajak Daerah Lainya telah melebihi dari target yang ada, berikut realisasi

Pendapatan Asli Daerah dari sektor pajak daerah,

Page 20: Evaluasi Sasaran 2.1.1 “Meningkatnya Kapasitas dan

143

NO JENIS PUNGUTAN

RETRIBUSI DAERAH TARGET (Rp) REALISASI (Rp)

PROSENTASE (%)

1. Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah

1.300.000.000,00 859.228.260,00 66,09

Jumlah 1.300.000.000,00 859.228.260,00 66,09

NO JENIS PUNGUTAN PAJAK

DAERAH TARGET (Rp) REALISASI (Rp) (%)

1. Pajak Hotel 18.803.900.000,00 18.517.199.527,00 98,48

2. Pajak Restoran 55.106.050.000,00 56.228.372.826,00 102,04

3. Pajak Hiburan 9.617.100.000,00 9.686.044.029,00 100,72

4. Pajak Reklame 5.600.000.000,00 5.725.346.870,00 102,24

5. Pajak Penerangan Jalan Umum 24.707.042.000,00 24.805.285.122,00 100,40

6. Pajak Parkir diluar Badan Jalan 4.578.200.000,00 5.010.156.938,00 109,44

7. Pajak Air Bawah Tanah 67.000.000,00 67.892.988,00 101,33

8. BPHTB 36.530.000.000,00 33.767.101.585,00 92,44

9. Pajak Bumi dan Bangunan P2 35.208.450.000,00 34.805.586.180,00 97,03

Jumlah 190.217.742.000,00 187.970.567.869,00 98,82

NO JENIS DENDA PAJAK TARGET (Rp) REALISASI (Rp) (%)

1. Denda Pajak Hotel 30.000.000,00 20.296.644,00 67,66

2. Denda Pajak Restoran 45.000.000,00 80.988.234,00 179,97

3. Denda Pajak Hiburan 11.200.000,00 5.806.596,00 51,84

4. Denda Pajak Reklame 27.000.000,00 64.840.961,00 240,15

Page 21: Evaluasi Sasaran 2.1.1 “Meningkatnya Kapasitas dan

144

Evaluasi Sasaran “Meningkatnya Kualitas Pengelolaan Keuangan Daerah”

Pencapaian Sasaran meningkatnya Kualitas Pengelolaan Keuangan Daerah

dapat diukur dari rata=rata pencapaian kedua indikator yang mencapai 97,5%,

pencapaian ini berada pada predikat Sangat Baik kendati belum mencapai 100%.

Pencapaian ini disebabkan oleh faktor internal dan eksternal Pemerintah Daerah dalam

hal ini Badan Keuangan Daerah, dalam rangka perbaikan pencapaian kinerja pada

tahun yang akan datang diperlukan melakukan antisipasi terhadap hal-hal yang menjadi

kendala atau permasalahan dalam pencapaian kinerja sperti telah diuraikan pada

penjelasan pencapaian indikator diatas.

Hal – hal dilakukan dalam upaya pencapaian target kinerja sasaran

“Meningkatnya Kualitas Pengelolaan Keuangan Daerah” diantaranya :

1. Mengadakan Desk dan Rekonsiliasi Laporan Keuangan secara berkala kepada

seluruh Perangkat Daerah

2. Mengoptimalkan pemanfaatan aplikasi teknologi informasi keuangan dalam

penyusunan Laporan Keuangan.

3. Menyusun aplikasi pembayaran pajak daerah dalam sebuah system yaitu Sistem

Pembayaran Online (SPTPD Online).

4. Pemasangan Mesin Tapping Box dan F.POS pada rumah makan untuk

meningkatkan setoran pendapatan

5. Evaluasi berkala terhadap pembayaran yang sudah jatuh tempo untuk dilakukan

penagihan

5. Denda Pajak Parkir 28.503.785,00 51.462.860,00 180,55

6. Denda Pajak Air Bawah Tanah 1.000.000,00 765.050,00 76,51

7. Denda Pajak Bumi dan Bangunan P2

500.000.000,00 454.477.851,00 90,76

Jumlah 642.703.785,00 677.982.202,00 105,49

Page 22: Evaluasi Sasaran 2.1.1 “Meningkatnya Kapasitas dan

145

6. Penataan Reklame (Operasi Secara Rutin)

7. Penerapan Pengelolaan BPHTB Melalui e-BPHTB

8. Perhitungan NPOP BPHTB dengan Menetapkan Zona Nilai Tanah (ZNT)

9. Adanya Koordinasi dan Telah Dibuatnya MOU Antara Pemerintah Kota Cirebon

Dengan BPN dan KPP Pratama Cirebon Tentang Wajib Validasi SSPD BPHTB.

10. Evaluasi Pelayanan BPHTB dengan Para PPAT / PPATS Secara Berkala Per

triwulan.

11. Terintegrasinya Sistem PBB dengan BPHTB

12. Adanya Surat Edaran Walikota Tentang Lunas PBB Sebagai Persyaratan

Berbagai Pelayanan di Kota Cirebon

13. Adanya Himbauan Aktif Kepada Wajib Pajak Melalui Kegiatan Operasi Jaring

PBB dan Informasi Melalui Mas Media untuk Segera Membayar Sebelum Jatuh

Tempo

14. Adanya Mobil Pelayanan Pembayaran Keliling

Sasaran 2.1.7 : Meningkatnya Kualitas Pengelolaan Arsip Daerah

Tabel 3.35 Capaian Sasaran Meningkatnya Kualitas Kualitas Pengelolaan Arsip Daerah Daerah

Tahun 2019

Sasaran “Meningkatnya Kualitas Pengelolaan Arsip Daerah” ditetapkan untuk

menunjang tujuan pada Misi ke-2, diukur melalui sebuah indikator Nilai Audit Kearsipan

Tingkat Kota dengan target pada tahun 2019 adalah 77,09. Nilai audit kearsipan tingkat

NO Sasaran Indikator Kinerja

Satuan

Kondisi Awal/ 2018

Target Realisa

si

Target Akhir

RPJMD

Capaian

2.1.7

Meningkatnya Kualitas Pengelolaan Arsip Daerah

Nilai Audit Kearsipan Tingkat Kota

Poin 74,09 77,09 83,18 90,0 107,9%

Page 23: Evaluasi Sasaran 2.1.1 “Meningkatnya Kapasitas dan

146

kota lazim digunakan sebagai indikator yang mengukur sejauhmana kualitas

pengelolaan arsip daerah.

Pencapaian Nilai Audit Kearsipan Tingkat Kota.

NIlai Audit Kearsipan Tingkat Kota pada tahun 2019 terealisasi sebesar 83,18,

jika ditinjau dari target dengan nilai 77,09 maka pencapaian indikator telah melebihi

target yaitu 107,09% dengan predikat Sangat Baik. Audit kearsipan dilaksanakan oleh

tim dari Pengawas Kearsipan dari Lembaga Arsip Nasional Republik Indonesia Hasil

nilai 83,18 berada pada kategori “Memuaskan” dalam tingkat Pemerintah Daerah

Kabupaten/Kota. Berdasarkan realisasi nilai audit pada angka 83,18, sehingga

pencapaian kinerja indikator ini adalah 108%

Evaluasi Sasaran “Meningkatnya Kualitas Pengelolaan Arsip Daerah”

Pencapaian sasaran “Meningkatnya Kualitas Pengelolaan Arsip Daerah”

dengan sebuah indikator tersebut memiliki pencapaian melebih target hingga

100,8%.Pencapaian ini menggambarkan pencapaian yang Sangat Baik. Walau berada

pada predikat pencapaian yang sangat baik seyogyanya Pemerintah Daerah Kota

Cirebon tetap melakukan upaya-upaya dalam meningkatkan kinerja terkait sasaran ini

terlebih dengan mekanisme dan inovasi baru dalam bidang kearsipan yaitu akan mulai

diterapkanya mekanisme pengelolaan surat atau arsip elektronik beberapa upaya yang

telah dilakukan diperlukan peningkatan diantaranya :

1. Sosialisasi berkala terhadap pemangku kepentingan yang memiliki keterkaitan

dengan pengelolaan kearsipan.

2. Memberikan kesempatan pendidikan dan pelatihan bidang kearsipan bagi

pegawai di lingkup bidang kearsipan.

3. Meningkatkan sarana dan prasarana kearsipan dengan memperhatikan

standar menurut peraturan yang berlaku.

Page 24: Evaluasi Sasaran 2.1.1 “Meningkatnya Kapasitas dan

147

Sasaran 2.1.8 : Meningkatnya Kapasitas Kinerja DPRD

Tabel 3.36 Capaian Sasaran Meningkatnya Kapasitas Kinerja DPRD Tahun 2019

Sasaran “Meningkatnya Kapasitas Kinerja DPRD” ditetapkan untuk menunjang

tujuan pada Misi ke-2. Meningkatnya kapasitas kinerja DPRD sangat relevan dijadikan

sasaran karena DPRD merupakan bagian dari sebuah manjemen pemerintahan di Kota

Cirebon hal ini seiring dengan tujuan dari misi ke-2 yaitu Meningkatkan Kualitas

Pelayanan Publik, Kualitas Kinerja, Kapasitas dan Akuntabilitas, Serta Inovasi Dalam

Manajemen Pemerintahan. Sasaran ini memiliki indikator sebagai berikut :

1. Rasio Jumlah Perda yang Ditetapkan terhadap Raperda

2. Rasio jumlah Keputusan/Berita Acara pelaksanaan fungsi anggaran

NO Sasaran Indikator Kinerja

Satuan Kondisi Awal/ 2018

Target Realis

asi

Target Akhir

RPJMD

Capaian

2.1.8 Meningkatnya Kapasitas Kinerja DPRD

Rasio Jumlah Perda yang Ditetapkan terhadap Raperda

Persen 55,00 70,60 70,00 80,00 99,16%

Rasio jumlah Keputusan/Berita Acara pelaksanaan fungsi anggaran

Persen 100,00 100,00 75,00 100 75%

Rasio jumlah difasilitasinya pelaksanaan fungsi pengawasan

Persen 59,70 60,00 42,01 78,33 70,02%

Page 25: Evaluasi Sasaran 2.1.1 “Meningkatnya Kapasitas dan

148

3. Rasio jumlah difasilitasinya pelaksanaan fungsi pengawasan

Pencapaian Indikator ke-1 Rasio Jumlah Perda yang Ditetapkan terhadap

Raperda

Pada Tahun 2019 DPRD Kota Cirebon menargetkan 20 Peraturan Daerah

(Perda) yang telah disahkan, sedangkan berdasarkan perhitungan Tahun 2019 yang

selesai disahkan sebanyak 14 Perda, maka jika dihitung secara rasio dari jumlah

realisasi dengan target sebanyak 99,16% atau predikat sangat baik, produk Praturan

Daerah yang dihasilkan mengalami peningkatan dibandingkan pada periode tahun

sebelumnya yaitu dari 12 Perda pada tahun 2018 menjadi 14 Perda pada tahun ini

(2019).

Pencapaian Indikator ke-2 “Rasio jumlah Keputusan/Berita Acara pelaksanaan

fungsi anggaran

Rasio jumlah keputusan/berita acara pelaksanaan fungsi anggaran, berdasarkan

data dari Sektretaria Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Cirebon adalah 75% dari

jumlah total keputusan atau berita acara yang dihasilkan pada tahun 2019. Dengan

target pada tahun 2019 100% maka pencapaian indikator ini adalah 75%, walau tidak

memenuhi target namun berada pada kategori atau predikat baik.

Pencapaian Indikator ke-3 Rasio jumlah difasilitasinya pelaksanaan fungsi

pengawasan

Pada tahun 2019 rasio jumlah, berdasarkan data dari Sektretaria Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah Kota Cirebon adalah 46% dari jumlah total fasilitasi fungsi

pengawasan. Dengan target pada tahun 2019 60% maka pencapaian indikator ini

adalah 70,02%, sehingga pencapaian tidak memenuhi target dan dkategorikan/predikat

cukup. Hal ini perlu menjadi perhatian Pemerintah Derah Kota Cirebon untuk

meningkatkan pencapaian ditahun berikutnya.

Page 26: Evaluasi Sasaran 2.1.1 “Meningkatnya Kapasitas dan

149

Evaluasi Sasaran 2.1.8 “Meningkatnya Kapasitas Kinerja DPRD”

Pencapaian sasaran “Meningkatnya Kapasitas KInerja DPRD” dengan tiga

indikator tersebut diatas, memiliki rata-rata pencapaian 81,4%. Pencapaian ini

menggambarkan ada indikator yang tidak mencapai target, walau begitu masih berada

pada predikat pencapaian Baik. Hal ini menjadi gambaran bahwa strategi

“Meningkatkan peran, fungsi dan kewenangan DPRD dalam fungsi Legislasi, Anggaran

dan Pengawasan” dengan arah kebijakan “Optimalisasi peran DPRD dalam fungsi

Legislasi, Anggaran dan Pengawasan” belum berjalan optimal. Beberapa kendala yang

dihadapi terkait pemenuhan target pada tahun 2019 diantaranya sebagai berikut :

1. Jumlah Sumber Daya Aparatur yang masih kurang sesuai hasil analisa

beban kerja, dibandingkan dengan jumlah anggota DPRD dan frekuensi

fasilitasi yang harus diberikan.

2. Terkait penetapan Peraturan Daerah masih terdapat Raperda yang kemudian

tidak selesai ditetapkan karena beberapa faktor diantaranya dinamika

peraturan dari pusat yang berubah sehingga raperda perlu ditinjau kembali

Untuk mengantisipasi kendala tersebut perlu dilakukan upaya sebagai berikut :

1. Mengisi kekosongan sumber daya aparatur di lingkungan Sekretariat Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah

2. Meningkatkan koordinasi antara anggota DPRD dengan Pemerintah Daerah

Kota Cirebon dalam pengusulan Raperda dan penetapan Perda.

3. Memastikan Strategi dan arah kebijkan berjalan efektif dan efesien dengan

optimalisasi program yang mendukung hal tersebut yaitu Program

Peningkatan Kapasaitas Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah dan Program

Penataan dan Penyempurnaan Kebijakan Sistem dan Posedur

Pengawasan.

Page 27: Evaluasi Sasaran 2.1.1 “Meningkatnya Kapasitas dan

150

Sasaran 2.1.9 : Terwujudnya Pemerintahan berbasis elektronik yang professional, handal dan terintegrasi dalam menunjang Cirebon Smart City

Tabel 3.37 Capaian Sasaran Terwujudnya Pemerintahan Berbasis Elektronik Yang Profresional,

Handal dan Terintegrasi dalam Menunjang Smart City Tahun 2019

Sasaran “Terwujudnya Pemerintahan Berbasis Elektronik Yang Profesional,

Handal, dan terintegrasi dalam Menunjang Cirebon Smart City” ditetapkan untuk

menunjang tujuan dari Misi ke-2. Terwujudnya pemerintahan berbasis elektronik sangat

relevan dijadikan sasaran karena pemerintahan berbasis elektronik atau dikenla dengan

istilah e-government merupakan bagian dari sebuah manjemen pemerintahan di Kota

Cirebon hal ini seiring dengan tujuan dari misi ke-2 yaitu Meningkatkan Kualitas

NO Sasaran Indikator Kinerja Satuan

Kondisi Awal/ 2018

Target Realisasi

Target Akhir

RPJMD

Capaian

2.1.9

Terwujudnya Pemerintahan berbasis elektronik yang professional, handal dan terintegrasi dalam menunjang Cirebon Smart City

Perangkat Daerah yang mengelola Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pengelolaan Pemerintahan

Perangkat Daerah

1 4 13 32 325%

·Partisipasi masyarakat dalam pemanfaatan informasi pemerintahan melalui Teknologi Informasi dan Komunikasi

Komunitas

1 22 22 26 100%

Page 28: Evaluasi Sasaran 2.1.1 “Meningkatnya Kapasitas dan

151

Pelayanan Publik, Kualitas Kinerja, Kapasitas dan Akuntabilitas, Serta Inovasi Dalam

Manajemen Pemerintahan. Sasaran ini memiliki indikator sebagai berikut

1. Perangkat Daerah yang mengelola Teknologi Informasi dan Komunikasi

dalam Pengelolaan Pemerintahan

2. Partisipasi masyarakat dalam pemanfaatan informasi pemerintahan melalui

Teknologi Informasi dan Komunikasi

Pencapaian Indikator ke-1 “Perangkat Daerah yang mengelola Teknologi

Informasi dan Komunikasi dalam Pengelolaan Pemerintahan”.

Pada Tahun 2019 Pemerintah Daerah Kota Cirebon menargetkan setidaknya

ada tiga (3) Perangkat Daerah yang mengelola teknologi informasi dan komunikasi

dalam pengelolaan pemerintahan, sedangkan berdasarkan pendataan pada tahun

2019 yang dilakukan Dinas Komunikasi, Informasi dan Statistik tercatat ada empat

belas (14) Perangkat Daerah yang memiliki sistem aplikasi dalam pengelolaan

pemerintahanya sbeagai berikut :

1. Sekretariat Daerah

2. Dinans Komunikasi, Informasi, dan Statistik

3. Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

4. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

5. Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Daerah

6. Badan Perencanaa Pembangunan, Pengembangan dan Penelitian Daerah

7. Dinas Tenaga Kerja

8. Dinas Kesehatan

9. Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

10. Satuan Polisi Pamonng Praja

11. Badan Keuangan Daerah

12. Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman

13. Dinas Perhubungan

Page 29: Evaluasi Sasaran 2.1.1 “Meningkatnya Kapasitas dan

152

Dengan Realisasi berjumlah 13 Perangkat Daerah yang mengelola teknologi

informasi atau sistem aplikasi berbasis elektronik, maka pencapaian dari indikator ini

adalah sebesar 325% atau sangat baik dan telah mendekati target akhir rpjmd.

Pencapaian Indikator ke-2 “Partisipasi masyarakat dalam pemanfaatan informasi

pemerintahan melalui Teknologi Informasi dan Komunikasi”

Pada Tahun 2019 Pemerintah Daerah Kota Cirebon menargetkan 22 Komunitas

dalam indikator “Partisipasi masyarakat dalam pemanfaatan informasi pemerintahan

melalui Teknologi Informasi dan Komunikasi”. Berdasarkan pendataan pada tahun

2019 yang dilakukan Dinas Komunikasi, Informasi dan Statistik tercatat ada 22

Komunitas yang tersebar di 22 Kelurahan. Dengan realisasi yang sesuai target maka

pencapaian indikator ini adalah 100% atau memiliki predikat sangat baik.

Evaluasi sasaran 2.1.10 “Terwujudnya Pemerintahan Berbasis Elektronik Yang

Profesional, Handal, dan terintegrasi dalam Menunjang Cirebon Smart City”

Pencapaian sasaran “Terwujudnya Pemerintahan Berbasis Elektronik Yang

Profesional, Handal, dan terintegrasi dalam Menunjang Cirebon Smart City” dengan

dua indikator tersebut diatas, memiliki rata-rata pencapaian 212,45% berasa pada

predikat Sangat Baik. Kendati tingkat pencapaian telah melebihi target namun hal ini

menjadi tantangan pada tahun berikutnya agar tetap dapat dipertahankan bahkan

meningkat, karena walau pencapaian yang sangat tinggi belum mencapai target akhir di

RPJMD. Pencapaian yang sangat baik ini terlaksana karena efektif dan efesien nya

strategi dan arah kebijakan yang diterapkan yaitu Meningkatkan penerapan reformasi

birokrasi dalam hal ini yang mencakup pemerintahan berbasis elektronik dengan arah

kebijakan memperkuat kelembagaan dan tatalaksana pemerintahan berbasis e-

government dan meningkatkan perencanaan dan pengelolaan anggaran secara

transparan dan akuntabel. Strategi dan arah kebijakan tersebut diejawantahkan dalam

program sebagai berikut :

1. Program Fasilitasi Peningkatan SDM Bidang Komunikasi dan Informasi

Page 30: Evaluasi Sasaran 2.1.1 “Meningkatnya Kapasitas dan

153

2. Program Pengembangan dan Pengelolaan Sistem Informasi

3. Program Peningkatan Infrastruktur Teknologi Informasi

4. Program Pengelolaan Pelayanan Informasi dan DokumentasI

5. Program Pengembangan Informasi dan Komunikasi Publik

Sasaran 2.1.10 : Meningkatnya Kualitas Perencanaan Pembangunan Daerah

Tabel 3.38 Capaian Sasaran Meningkatkatnya Kualitas Perencanaan Pembangunan Daerah

Tahun 2019

“Meningkatkatnya kualitas perencanaan pembangunan daerah” dengan

indikator: konsistensi program RKPD terhadap RPJMD dan Konsistensi Program

dalam APBD terhadap RKPD menjadi bagian tolak ukur dalam mewujudkan kinerja Misi

ke-2 yaitu Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang bersih, akuntabel, berwibawa

dan inovatif. Meningkatkan kualitas perencanaan pembangunan derah relevan dikaitkan

dengan Misi ke-2 karena kualitas perencanaan merupakan bagian dari tata kelola

pemerintahan.

Pencapaian Indikator ke-1 “Konsistensi Program RKPD terhadap RPJMD”.

NO Sasaran Indikator Kinerja

Satuan Kondisi Awal/ 2018

Target Realisa

si

Target Akhir

RPJMD

Capaian

2.1. 10

Meningkatnya Kualitas Perencanaan Pembangunan Daerah

Konsistensi Program RKPD terhadap RPJMD

Persen 87,39 100,00 97,49 100 97,49

Konsistensi Program dalam APBD terhadap RKPD

Persen 98,30 100,00 95,17 100 95,17

Page 31: Evaluasi Sasaran 2.1.1 “Meningkatnya Kapasitas dan

154

Berdasarkan pendataan dan penghitungan yang dilakukan Badan Perencaanan

Pembangunan, Pengembangan dan Penelitian Daerah pada tahun 2019 realisasi untuk

indikator konsistensi program RKPD terhadap RPJMD adalah sebesar 97,49% dengan

rincian (terlampir). nilai realisasi ini bila dibandingan dengan target tahun 2019 belum

mencapai target yang telah ditetapkan. Namun apabila dibandingkan dengan realisasi

tahun 2018 yang sebesar 87,39% pada tahun 2019 ini menunjukkan angka yang

meningkat sebesar 10,01 poin. Pencapaian 97,49% walau belum memenuhi target

namun sudah dikategorikan/berpredikat sangat baik.

Pencapaian Indikator ke-2 “Konsistensi Program dalam APBD terhadap RKPD”

Nilai realisasi untuk indikator Konsistensi Program dalam APBD terhadap RKPD

sebesar 95,17% dengan rincian terlampir. Nilai realisasi ini belum mencapai target yang

ditetapkan pada tahun 2019 yang sebesar 100%. Realisasi untuk indikator Konsistensi

Program dalam APBD terhadap RKPD jika dibandingkan dengan data awal maka

mengalami sedikit penurunan sebesar 3,13 poin. Kendati belum mencapai target 100%

namun pencapaian 95,17% sudah berada pada kategori sangat baik.

Evaluasi Sasaran 2.1.10 Meningkatnya Kualitas Perencanaan Pembangunan

Daerah

Pencapaian sasaran “Meningkatnya Kualitas Perencanaan Pembangunan

Daerah” dengan dua indikator tersebut diatas, memiliki rata-rata 96,33% dengan

predikat sangat baik. Walau kategori pencapaian sangat baik namun belum memenuhi

target hingga 100% menjadi perhatian tersendiri. Strategi dan arah kebijakan yang

diterapkan dinilai tepat namun belum dapat berjalan efektif dan efesien sehinhga

pencapaian target ada pada kisaran 96,33%, strategi dan arah kebijakan pada sasaran

ini adalah sebagai berikut :

1. Strategi 1 : Melakukan updating data SIPD

Arah kebijakan : Optimalisasi data yang up to date dari semua sektor dan

Perangkat Daerah

Page 32: Evaluasi Sasaran 2.1.1 “Meningkatnya Kapasitas dan

155

2. Strategi 2 : Pelaksanaan proses perencanaan tepat waktu dan peningkatan

kualitas dokumen perencanaan Perangkat daerah

Arah Kebijakan : Mengoptimalkan sistem perencanaan dan pembangunan

daerah

3. Peningkatann kualitas pengendalian dan evaluasi perencanaan daerah

Arah Kebijakan : Membangun sistem pengendalian dan evaluasi

perencanaan daerah serta mempublikasikan hasil pengendalian dan evaluasi

perencanaan daerah.

Strategi dan arah kebijakan tersebut diejawantahkan dalam tiga (3) program

yaitu : Pengembangan Data/Informasi, Program Perencanaan Pembangunan Daerah,

Program Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, dan Program

Pengendalian dan Evaluasi Perencanaan Pembangunan Daerah.Sebagai upaya

peningkatan kinerja di tahun berikutnya Pemerintah Daerah Kota Cirebon melalui

Perangkat Daerah teknis yang mengampu urusan penunjang perencanaan

melaksanakan beberapa hal sebagai berikut :

1. Meningkatkan koordinasi dengan semua Perangkat Daerah di Kota Cirebon

(melalui Program Pengendalian dan Evaluasi Perencanaan Pembangunan

Daerah)

2. Meningkatkan intensitas rapat dan desk dengan Perangkat Daerah (Program

Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah)

3. Mengoptimalkan pemanfaatan system perencanaan daerah dan SIMDA yang

saat ini dalam proses transisi penggunaan SIPD (Program Pengembangan

Data/Informasi)

Page 33: Evaluasi Sasaran 2.1.1 “Meningkatnya Kapasitas dan

156

Sasaran 2.1.11 : Meningkatnya Kualitas Penelitian dan Pengembangan Daerah

Tabel 3.39 Capaian Sasaran Meningkatnya Kualitas Penelitian dan Pengembangan Daerah

Tahun 2019

“Meningkatkan Kualitas Penelitian dan Pengembangan Daerah” dengan

indikator: Persentase hasil kelitbangan yang ditindaklanjuti untuk menjadi bahan

kebijakan daerah menjadi salah satu tolak ukur dalam mewujudkan kinerja Misi ke-2

yaitu “Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang bersih, akuntabel, berwibawa dan

inovatif.”

Pencapaian Indikator Persentase Hasil Kelitbangan yang Dijadikan Dasar

Kebijakan Daerah

Pada tahun 2019 Pemerintah kota Cirebon telah mentargetkan indikator Persentase

hasil kelitbangan yang ditindaklanjuti untuk menjadi bahan kebijakan daerah sebesar

40%. Jumlah kajian kelitbangan yang dihasilkan pada tahun 2019 sebanyak 10

dokumen, dapat direalisasikan sebanyak 9 dokumen. Berdasarkan perhitungan

BPPPPD pada tahun 2019 realisasi untuk indikator Persentase hasil kelitbangan yang

ditindaklanjuti untuk menjadi bahan kebijakan daerah adalah 33% diperoleh dari 3

kajian pada tahun 2019 yang ditindaklanjuti untuk menjadi bahan kebijakan dibagi

dengan 9 dokumen kajian yang telah dihasilkan. Nilai realisasi ini belum mencapai

NO Sasaran Indikator Kinerja

Satuan Kondisi Awal/ 2018

Target Realisa

si

Target Akhir

RPJMD

Capaian

2.1.11

Meningkatnya Kualitas Penelitian dan Pengembangan Daerah

Persentase Hasil Kelitbangan yang Dijadikan Dasar Kebijakan Daerah

Persen 0,00 40,00 33% 70 82,5

Page 34: Evaluasi Sasaran 2.1.1 “Meningkatnya Kapasitas dan

157

target yang ditetapkan pada tahun 2019 yang sebesar 40% sehingga tingkat capaian

kinerja yang diperoleh sebesar 82,5% dengan predikat pencapaian Baik.

Evaluasi Sasaran 2.1.11 Sasaran Meningkatnya Kualitas Penelitian dan

Pengembangan Daerah

Sasaran “Meningkatnya Kualitas Penelitian dan Pengembangan Daerah”

merujuk pada indikator yang ditetapkan memperoleh pencapaian 82,5%, dalam kategori

tingkat pencapaian poin ini berada pada kategori Baik. Beberapa kendala yang

membuat tingkat pencapaian tidak sampai 100% adalah :

1. Belum optimalnya kegiatan sosialisasi yang dilakukan oleh bidang penelitian

dan pengembangan kepada para pemangku kepentingan.

2. Tingkat kesadaran riset yang rendah dikalangan pemangku kepentingan,

sehingga belum menjadikan riset atau penelitian sebagai pijakan dalam

menyusun kebijakan.

Untuk mengantisipasi kendala tersebut sstrategi dan arah kebijakan yang ada

saat ini sesungguhnya sudah tepat , hanya saja perlu ditingkatkan kembali efektifitas

dan efesiensinya, peningkatan tersebut dilakukan melalui program Program Penelitian

dan Pengembangan dengan cara :

1. Sosialisasi terkait peran penelitian bagi pembangunan sehingga ada

peningkatan jumlah obejek penelitian yang diusulkan oleh pemangku

kepentingan.

2. Sosialisasi kepada perangkat daerah secara bertahap atas hasil kajian

kelitbangan

Page 35: Evaluasi Sasaran 2.1.1 “Meningkatnya Kapasitas dan

158

Misi 3 : Meningkatkan Kualitas Pelayanan Sarana dan Prasarana Umum yang Berwawasan Lingkungan

Misi 3, yaitu : ”Meningkatkan Kualitas Sarana dan Prasarana Umum yang

Berwawasan Lingkungan”, selaras dengan Misi 5 dan 6 RPJPD, yaitu : (5)

”Meningkatkan Kelestarian Lingkungan”; dan (6) “Meningkatkan Kualitas

Pelayanan Publik, Sarana Prasarana Umum Diikuti Dengan Terselenggaranya

Pemerintahan yang Bersih dan Berwibawa”. Misi ini merupakan arahan dalam

melaksanakan pembangunan harus memperhatian kelestarian lingkungan atau

pembangunan berwawasan lingkungan. Misi ini ditopang 1 tujuan dengan 4 sasaran

yang masing-masing akan diuraikan sebagai berikut :

Tujuan : Menyediakan Pelayanan Utilitas Umum yang Direncanakan dengan Matang, Komprehensif dan Terpadu, serta Mewujudkan Kualitas Lingkungan Kota yang Aman, Nyaman, Produktif, dan Berkelanjutan Sesuai dengan Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan

Tabel 3.40. Capaian Tujuan Menyediakan Pelayanan Utilitas Umum yang Direncanakan dengan

Matang, Komprehensif dan Terpadu, serta Mewujudkan Kualitas Lingkungan Kota yang Aman, Nyaman, Produktif, dan Berkelanjutan Sesuai dengan Daya Dukung dan Daya

Tampung Lingkungan Tahun 2019

NO Tujuan Indikator Kinerja Satuan

Kondisi Awal/ 2018

Target Realisasi

Target Akhir

RPJMD Capaian

3.1

Menyediakan Pelayanan Utilitas Umum yang Direncanakan dengan Matang, Komprehensif dan Terpadu, serta Mewujudkan Kualitas Lingkungan Kota yang Aman, Nyaman, Produktif, dan Berkelanjutan Sesuai dengan Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup

Poin 44,05 45,00 56,92 47,00 115,47 %

Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca

Persen 2,38 2,80 3,85 7,7 135,7%

Page 36: Evaluasi Sasaran 2.1.1 “Meningkatnya Kapasitas dan

159

Tujuan “Menyediakan Pelayanan Utilitas Umum yang Direncanakan dengan

Matang, Komprehensif dan Terpadu, serta Mewujudkan Kualitas Lingkungan Kota yang

Aman, Nyaman, Produktif, dan Berkelanjutan Sesuai dengan Daya Dukung dan Daya

Tampung Lingkungan” dengan Indikator : Indeks Kualitas Lingkungan Hidup

menjadi salah satu tolak ukur dalam mewujudkan kinerja “Misi 3 : Meningkatkan

Kualitas Pelayanan Sarana dan Prasarana Umum yang Berwawasan Lingkungan”

Pencapaian Indikator ke-1 Indeks Kualitas Lingkungan Hidup

Pada Tahun 2019 Pemerintah Daerah Kota Cirebon menargetkan Indeks

Kualitas Lingkungan HIdup (IKLH) pada poin 45,5, Berdasarkan perhitungan IKLH

Tahun 2019 yang tercantum dalam dokumen (terlampir), Indeks kualitas Lingkungan

Hidup Kota Cirebon mengalami peningkatan dibandingkan pada periode tahun

sebelumnya yaitu dari 44,07 pada tahun 2018 menjadi 51,96 pada tahun ini (2019).

Meningkatnya Indeks Kualitas lingkungan ini terdorong oleh adanya peningkatan indeks

kualitas Air yang sangat signifikan dari yang sebelumnya 25,38 tahun 2018 menjadi

56,92 pada tahun ini.

Poin IKLH Kota Cirebon sebesar 51,96 telah melebihi target pencapaian pada tahun

2019 yaitu 45,5 sehingga pencapaian kinerja Indikator ini adalah 115,47%.

Pencapaian Indikator ke-2 Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca

Penurunan gas emisi rumah kaca menjadi salah satu target yang lazim

digunakan saat ini, karena agenda pembangunan dunia saat ini adalah Suistanable

Development Goals, (SDG’s), agenda pembangunan ini menjadi inspirasi di seluruh

dunia termasuk di Indonesia. Berdasar hal tersebut Pemerintah Daerah Kota Cirebon

menyelaraskan misi di bidang lingkunganya dengan agenda provinsi maupun nasional

sehingga ditetapkanlah “Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca”, target pada tahun 2019

penurunan gas rumah kaca di wilayah Cirebon adalah 2,80%. Data yang diperoleh

Pemerintah Daerah Kota Cirebon melalui Dinas LIngkungan HIudp yang bekerjasama

dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat, pada tahun 2019 terjadi penurunan emisi gas

rumah kaca pada angka 3,85%, maka pencapaianya adalah 135,7%.

Page 37: Evaluasi Sasaran 2.1.1 “Meningkatnya Kapasitas dan

160

Evaluasi Tujuan “Menyediakan Pelayanan Utilitas Umum yang Direncanakan

dengan Matang, Komprehensif dan Terpadu, serta Mewujudkan Kualitas

Lingkungan Kota yang Aman, Nyaman, Produktif, dan Berkelanjutan Sesuai

dengan Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan”

Mengacu pada pencapaian indikator, Tujuan pada Misi ke-3 ini rata-rata

pencapaianya adalah 125,6%, pencapaian dengan predikat sangat tinggi. Pencapaian

ini bukan hanya dipengaruhi Perangkat Daerah yang mengampu urusan lingkungan

hidup karena seyogyanya pelayanan utilitas umum yang sejalan dengan kuallitas

lingkungan hidup merupakan dimensi yang luas, kondisi ini dipengaruhi diantaranya

oleh faktor yang berada pada cakupan pekerjaan umum dan tata ruang, perhubungan,

kawasan pemukiman . Berdasarkan hal itu maka ditetapkan empat (4) sasaran yang

mengacu pda tujuan dan misi ke-3 ini, sasaran tersebut adalah sebagai berikut :

1. Meningkatnya Pelayanan Kapasitas Jalan 2. Meningkatnya kapasitas pelayanan drainase. 3. Meningkatnya layanan sarana angkutan umum masyarakat 4. Meningkatnya Kualitas Lingkungan Hidup dan Pengendalian Dampak

Perubahan Iklim Setiap sasaran akan diuraikan secara komprehensif sebagai berikut :

Sasaran 3.1.1 : Meningkatya Pelayanan Kapasitas Jalan

Tabel 3.41 Capaian Sasaran Meningkatnya Pelayanan Kapasitas Jalan Tahun 2019

NO Sasaran Indikator Kinerja

Satuan Kondisi Awal/ 2018

Target Realisa

si

Target Akhir

RPJMD

Capaian

3.1.1

Meningkatnya Pelayanan Kapasitas Jalan

Tingkat Pelayanan Ruas Jalan

Nilai C C C B 100%

Page 38: Evaluasi Sasaran 2.1.1 “Meningkatnya Kapasitas dan

161

Sasaran “Meningkatnya Pelayanan Kapasitas Jalan” dengan sebuah Indikator

“Tingkat Pelayanan Ruas Jalan” menjadi salah satu tolak ukur dalam mendorong

pencapaian tujuan dan misi ke-3 “Meningkatkan Kualitas Pelayanan Sarana dan

Prasarana Umum yang Berwawasan Lingkungan”. Sasaran ini menjadi upaya nyata

menjamin kualitas pelayanan sarana dan prasarana umum khususnya pelayanan ruas

jalan.

Pencapaian Indikator “Tingkat Pelayanan Ruas Jalan”

Pada Tahun 2019 Pemerintah Daerah Kota Cirebon menargetkan Tingkat Pelayanan

Ruas Jalan pada poin C, hal ini memperrtahankan kondisi sebelumnya mengingat tidak

mudahnya melakukan peningkatan pelayanan ruas jalan seiring dengan tumbuhnya

pengguna jalan yang sangat fluktuatif dan cenderung meningkat secara signifikan.

Berdasarkan perhitungan dan pendataan yang dilakukan Dinas Perhubungan tingkat

pelayanan ruas jalan pada tahun 2019 berada pada nilai C, hal ini berarti telah

mencapai target 100% atau dalam predikat Sangat Baik.

Pencapaian tingkat pelayanan ruas jalan didasarkan pada pendataan sebagai berikut :

TABEL 3.36 DATA V/C RASIO RUAS JALAN DI KOTA CIREBON

NO LINK

NAMA SEGMEN KAPASITAS JALAN ( C )

VOLUME TOTAL V/C

RATIO LOS VC RATIO AWAL

(A) AKHIR

(B) (smp/Jam)

1 704 703 JL CEMARA 4124,52 2442,48 0,59 C 2 1304 103 JL TUPAREV 3994,27 3446,42 0,86 E 3 703 702 JL VETERAN 4254,77 2480,40 0,58 C 4 2101 1802 JL AHMAD YANI 1 13230,00 8943,94 0,68 C 5 1802 1704 JL AHMAD YANI 2 12825,00 8731,90 0,68 C 6 1704 1702 JL AHMAD YANI 3 12825,00 8605,73 0,67 C 7 1702 1602 JL AHMAD YANI 4 11880,00 7998,66 0,67 C

Page 39: Evaluasi Sasaran 2.1.1 “Meningkatnya Kapasitas dan

162

8 607 601 JL BRIGJEN DHARSONO 1

12960,00 10510,84 0,81 D

9 601 606 JL BRIGJEN DHARSONO 2

12960,00 10178,20 0,79 D

10 606 608 JL BRIGJEN DHARSONO 3

12960,00 10130,04 0,78 D

11 608 602 JL BRIGJEN DHARSONO 4

12960,00 8785,71 0,68 C

12 1603 1602 JL KALIJAGA 1 14288,40 9713,78 0,68 C 13 1404 1401 JL PASINDANGAN 11426,40 9618,73 0,84 D 14 1403 1302 JL SLAMET RIYADI 12171,60 6535,66 0,54 C 15 803 902 JL BENTENG 5292,00 3034,43 0,57 C 16 1402 1401 JL DIPONEGORO 5400,00 3507,03 0,65 C 17 1602 1604 JL KALIJAGA 2 8573,04 5471,88 0,64 C 18 1402 704 JL KAPTEN SAMADIKUN 5400,00 2758,78 0,51 C 19 702 1304 JL KARTINI 5184,00 3362,29 0,65 C 20 903 1603 JL KESUNEAN 4968,00 3327,38 0,67 C 21 1302 1301 JL PILANG RAYA 4124,52 2711,30 0,66 C 22 1401 702 JL SILIWANGI 1 8255,52 4649,19 0,56 C 23 805 704 JL SISINGAMANGARAJA 5292,00 3005,80 0,57 C 24 902 903 JL YOS SUDARSO 5130,00 4236,62 0,83 D 25 1704 1703 JL CIREMAI RAYA 1 4096,01 2819,50 0,69 C 26 1703 1902 JL CIREMAI RAYA 2 4012,42 2799,10 0,70 C 27 1102 1003 JL KESEPUHAN 4254,77 961,88 0,23 B 28 1701 1704 JL RAJAWALI RAYA 1 4012,42 3379,50 0,84 D 29 1201 1701 JL RAJAWALI RAYA 2 3678,05 2625,20 0,71 D 30 102 201 JL TENTARA PELAJAR 4096,01 2517,20 0,61 C

31 2105 2102 JL JENDERAL SUDIRMAN 1

8550,00 6100,52 0,71 D

32 401 508 JL KESAMBI 5 7866,00 4521,54 0,57 C 33 501 401 JL MERDEKA 7866,00 3277,79 0,42 B 34 1101 1102 JL ARIODINOTO 5287,68 3385,63 0,64 C

35 2102 1902 JL JENDERAL SUDIRMAN 2

5130,00 2954,46 0,58 C

36 2103 2106 JL KALI TANJUNG 3 5117,04 2819,98 0,55 C 37 2105 2104 JL KALITANJUNG 1 4968,00 2677,85 0,54 C 38 2104 2103 JL KALITANJUNG 2 5339,52 2824,18 0,53 C 39 2101 2105 JL KANGGRAKSAN 4968,00 4112,78 0,83 D 40 902 904 JL KEBUMEN 5117,04 2378,29 0,46 C 41 2105 505 JL KESAMBI 1 7153,92 6087,56 0,85 E 42 505 507 JL KESAMBI 2 4769,28 3345,78 0,70 D 43 507 506 JL KESAMBI 3 4868,64 3202,77 0,66 C 44 506 508 JL KESAMBI 4 4968,00 3125,88 0,63 C 45 1101 404 JL PULASAREN 4976,64 3255,88 0,65 C 46 702 801 JL SILIWANGI 2 5391,36 3286,69 0,61 C 47 303 308 JL GUDANG 5930,50 2614,85 0,44 B 48 801 203 JL KARANG GETAS 1 4276,80 2796,15 0,65 C

Page 40: Evaluasi Sasaran 2.1.1 “Meningkatnya Kapasitas dan

163

49 801 303 JL KARANG GETAS 2 4276,80 2635,85 0,62 C 50 404 401 JL LAWANG GADA 5702,40 2763,15 0,48 C

51 401 206 JL NYI MAS GANDA SARI 1

4811,40 3003,35 0,62 C

52 206 201 JL NYI MAS GANDA SARI 2

4715,17 3229,35 0,68 C

53 201 202 JL P SURYA NEGARA 3934,66 1932,85 0,49 C 54 202 205 JL PARUJAKAN 1 4276,80 2290,85 0,54 C 55 205 304 JL PARUJAKAN 2 4276,80 2707,85 0,63 C 56 902 901 JL PASUKETAN 1 6054,05 2700,35 0,45 B 57 901 303 JL PASUKETAN 2 3934,66 3051,90 0,78 D 58 301 404 JL PEKALIPAN 3079,30 2397,65 0,78 D 59 303 302 JL PEKIRINGAN 1 3079,30 2523,35 0,82 D 60 302 301 JL PEKIRINGAN 2 3079,30 2547,60 0,83 D

61 804 901 JL SYARIF ABDUR RAHMAN

4365,90 1420,35 0,33 B

62 201 401 AMPERA RAYA 3508,92 1477,90 0,42 B 63 1802 2102 ANGKASA RAYA 4050,00 2656,79 0,66 C 64 208 804 BAHAGIA 4976,64 1677,80 0,34 B 65 101 502 DR SUTOMO 3970,62 1658,25 0,42 B 66 1202 1805 DUKUH SEMAR 1 4050,00 2652,80 0,66 C 67 1805 1701 DUKUH SEMAR 2 4179,60 2532,80 0,61 C 68 1701 1702 ELANG RAYA 4263,19 2092,80 0,49 C 69 1703 1804 GALUNGGUNG 3078,00 919,05 0,30 B 70 104 105 GARUDA 3508,92 1288,65 0,37 B 71 1804 1806 GN MERAPI 3508,92 1318,65 0,38 B 72 402 406 JAGASATRU 1 2851,20 2417,00 0,85 D 73 406 403 JAGASATRU 2 2980,80 1806,40 0,61 C 74 1103 1004 JAGASATRU 4 3078,00 861,51 0,28 B 75 802 801 KALIBARU 3969,00 2119,06 0,53 C 76 1201 1205 KARANG MULYA 3928,50 1885,38 0,48 C 77 1903 2003 KARYA BHAKTI 3847,50 1849,58 0,48 C 78 2202 2204 KB DANIS 2677,86 589,75 0,22 B 79 506 1106 KESAMBI DALAM 3564,00 2838,20 0,80 D 80 2003 2002 KOPI LUHUR 3508,92 1668,17 0,48 C 81 801 702 KS TUBUN 3969,00 1809,00 0,46 C 82 403 1106 KUTAGARA 1 2851,20 2471,00 0,87 E 83 1106 1104 KUTAGARA 2 2883,60 2463,20 0,85 E 84 901 1101 LEMAHWUNGKUK 3250,37 1035,01 0,32 B 85 1502 1501 M THOHA 4096,01 1314,20 0,32 B

86 1101 1002 MAYOR SASTRA ATMAJA

3250,37 648,03 0,20 A

87 1703 1705 MERBABU 3508,92 956,83 0,27 B 88 1302 1303 PANCURAN 2677,86 478,79 0,18 A 89 1104 1201 PANGERAN DRAJAT 1 4096,01 3332,70 0,81 D 90 1201 1202 PANGERAN DRAJAT 2 4179,60 2650,70 0,63 C

Page 41: Evaluasi Sasaran 2.1.1 “Meningkatnya Kapasitas dan

164

91 1202 505 PANGERAN DRAJAT 3 4096,01 2527,70 0,62 C 92 1605 1105 PEGAJAHAN 3969,00 1536,20 0,39 B 93 204 205 PEKALANGAN 3969,00 1829,00 0,46 C 94 804 803 PELABUHAN 2677,86 1218,66 0,46 C 95 603 2201 PERJUANGAN 2 4012,42 3183,80 0,79 D 96 2201 2202 PERJUANGAN 3 4096,01 3040,60 0,74 D 97 1803 1805 PERUMNAS-DK SEMAR 4179,60 1288,17 0,31 B 98 1901 2002 PRAMUKA 3928,50 2331,40 0,59 C

99 1902 1904 PRAMUKA PENGGALANG

3142,80 667,51 0,21 B

100 1601 1606 PRONGGOL 3508,92 1457,06 0,42 B 101 611 610 RARASANTANG 4050,00 465,03 0,11 A 102 1705 1702 RINJANI 3240,00 1125,83 0,35 B 103 2103 2203 SALADARA 4096,01 2533,20 0,62 C 104 612 603 STADION BIMA 3 3619,73 845,03 0,23 B 105 602 609 SUNYARAGI 1814,40 653,21 0,36 B 106 905 906 TANJUNG 3240,00 1052,97 0,32 B 107 1802 1801 TERMINAL-DK SEMAR 3078,00 1129,17 0,37 B 108 403 1103 JAGASATRU 3 3078,00 1607,25 0,52 C 109 1304 102 DR CIPTO 1 12960,00 10491,84 0,81 D 110 102 104 DR CIPTO 2 12960,00 10283,24 0,79 D 111 1104 101 DR CIPTO 3 12960,00 10122,86 0,78 D 112 101 501 DR CIPTO 4 7617,60 6931,39 0,91 E 113 501 505 DR CIPTO 5 7866,00 6024,81 0,77 D 114 1607 1608 GRAGE 9525,60 2017,65 0,21 B 115 601 610 STADION BIMA 1 8820,00 2646,30 0,30 B 116 610 612 STADION BIMA 2 8820,00 2301,90 0,26 B 117 606 611 TERUSAN PEMUDA 1 9525,60 3075,22 0,32 B 118 611 604 TERUSAN PEMUDA 2 8899,20 2702,89 0,30 B 119 1304 1305 WAHIDIN 1 8820,00 7495,55 0,85 D 120 1305 1302 WAHIDIN 2 9000,00 7175,55 0,80 D 121 501 507 DR SUDARSONO 4968,00 3317,93 0,67 C 122 602 2104 EVAKUASI 4868,64 3758,88 0,77 D 123 2202 2203 MAJASEM 4968,00 2935,44 0,59 C 124 501 606 PEMUDA 4968,00 3978,41 0,80 D 125 608 603 PERJUANGAN 1 4968,00 2531,81 0,51 C 126 1807 902 KANTOR 4276,80 2495,85 0,58 C 127 201 208 KEBON CAI 3143,45 1347,98 0,43 B 128 208 202 PAGONGAN 4633,20 1273,98 0,27 B 129 207 208 PANDESAN 2732,40 1348,98 0,49 C 130 806 807 PANJUNAN 3207,60 1527,98 0,48 C 131 302 405 PETRATEAN 2910,60 1615,43 0,56 C 132 202 801 SUKALILA 3934,66 705,64 0,18 A 133 303 307 WINAON 2851,20 1859,33 0,65 C

Jalan Kota Cirebon 0,57 C

Page 42: Evaluasi Sasaran 2.1.1 “Meningkatnya Kapasitas dan

165

Evaluasi Sasaran 3.1.1 “Meningkatnya Pelayanan Kapasitas Jalanan”

Sasaran 3.1.1 memiliki satu indikator dengan tingkat pencapaian 100%, dalam

hal ini maka capaian sasaran 3.1.1 dalam predikat sangat baik. Pencapaian sasaran

ini tidak lepas dari upaya Pemerintah Daerah Kota Cirebon khususnya melalui Dinas

Perhubungan dan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang dengan

memaksimalkan pelaksanaan strategi “Meningkatkan kapasitas dan kualitas jaringan

infrastruktur jalan secara merata di seluruh wilayah “ dengan arah kebijakan”

Kemantapan kondisi jalan interkonektivitas pertumbuhan ekonomi”. Penerapan strategi

dan arah kebijakan tersebut dilaksanakan melalui program sebagai berikut :

1. Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan

2. Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas

Perhubungan

3. Program Pengendalian dan Pengamanan Lalu Lintas

4. Program Peningkatan Pelayanan Parkir

Pencapaian sasaran yang memenuhi target menjadi tantangan ditahun-tahun

mendatang karena salah satu kendala dalam pemenuhan palayanan kapasitas jalan

adalah terus meningkatnya pengguna jalan khususnya kendaraan bermotor dan juga

beban dari tingginya pendatang atau wisatawan yang datang sesuai dengan salah satu

program prioritas di bidang pariwisata. Untuk menjawab tantangan tersebut Pemerintah

Daerah Kota Cirebon perlu meningkatkan kembali upaya yang telah dilakukan pada

tahun 2019, focus upaya tersebut adalah sebagai berikut :

1. Melakukan pendataan kondisi jalan secara berkala

2. Meningkatkan infratruktur perhubungan (khususnya Jalan raya)

3. Responsif terhadap kerusakan atau kebutuhan prasarana dan fasilitas

perhubungan

4. Menertibkan pelayanan parkir.

Page 43: Evaluasi Sasaran 2.1.1 “Meningkatnya Kapasitas dan

166

Sasaran 3.1.2 : Meningkatnya kapasitas pelayanan drainase

Tabel 3.42 Capaian Sasaran Meningkatya Kapasitas Pelayanan Drainase Tahun 2019

Sasaran “Meningkatnya Kapasitas pelayanan drainase” dengan indikator :

Persentase Drainase Kondisi Baik menjadi salah satu tolak ukur dalam mewujudkan

kinerja “misi 3 :Mewujudkan Kualitas Pelayanan Sarana dan Prasarana Umum

Berwawasan Lingkungan”. Pada Tahun 2019 Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan

Ruang Kota Cirebon menargetkan indikator Persentase Drainase Kondisi Baik dengan

perhitungan sebagai berikut :

Pada Tahun 2019 Jumlah Justifikasi Drainase Kondisi Baik adalah

sejumlah 119 Drainase dari 3 DAS Di Kota Cirebon dan Total Drainase adalah

162 Drainase dari 3 DAS di Kota Cirebon. kondisi fisik bangunan air dapat

berubah oleh karena berbagai sebab antara lain faktor internal misalkan karena

keterbatasan kemampuan bangunan itu sendiri dan sebab dari luar misalkan

erosi, cuaca, beban berlebihan, gaya external yang tak direncanakan. Kondisi

diartikan sebagai gambaran utuh mengenai kondisi bangunan baik dilaksanakan

secara visual maupun dideteksi di laboratorium bangunan. Sampai saat ini tidak

ada pedoman yang baku mengenai tatacara penentuan kondisi fisik yang

NO Sasaran Indikator Kinerja

Satuan Kondisi Awal/ 2018

Target Realisasi

Target Akhir

RPJMD Capaian

3.12

Meningkatnya kapasitas pelayanan drainase.

Persentase drainase kondisi baik.

Persen 70,00 72,50 82,50 101,3%

Page 44: Evaluasi Sasaran 2.1.1 “Meningkatnya Kapasitas dan

167

mengarah kepada kualitas bangunan, namun demikian secara umum hasil

studi Monenco (1984) memberikan acuan penilaian kondisi fisik bangunan

sebagai berikut:

No Kondisi Fisik Penilaian Kondisi Fisik

1. Baik 86%-100%

2. Cukup 66%-85,9%

3. Rusak Ringan 45%-65,9%

4. Rusak Sedang 25%-45,9%

5. Rusak Berat 0-25,9%

Penilaian kondisi fisik ini ditentukan dengan suatu kriteria teknis. Kriteria

penilaian kondisi fisik untuk masing-masing bangunan dijabarkan secara khusus/berbeda

untuk masing-masing jenis bangunan yang akan secara detail dilaksanakan oleh ahli

bangunan. Secara umum kriteria besarnya angka prosentase penilaian didasarkan kepada

beberapa hal yaitu:

1. Besarnya biaya untuk mereparasi/merehabilitasi 2. Akibat/konsekuensi dari kerusakan/penurunan kondisi bangunan 3. Jangka waktu pelaksanaan 4. Metode atau tingkat kesulitan pelaksanaan 5. Dampak sosial ekonomi yang ditimbulkan, dan sebagainya.

Page 45: Evaluasi Sasaran 2.1.1 “Meningkatnya Kapasitas dan

168

Hal ini jika dihitung Drainase Kondisi Baik di Kota Cirebon dengan Total Drainase

yang ada dengan perhitungan sebagai berikut :

Pemerintah Daerah Kota Cirebon melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan

Ruang sendiri melakukan upaya dalam pencapaian indikator tersebut melalui Program :

1. Program Mengendalikan Banjir pada Daerah Tangkapan Air dan Badan –

Badan Sungai

2. Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan Bantaran dan Tanggul Sungai

3. Program Peningkatan Pembersihan dan Pengerukan Sungai/Kali

Total Realisasi Anggaran pada seluruh program tersebut sebesar 100%,

sementara realisasi indikator mencapai 100%, hal ini merupakan bentuk efisiensi

penggunaan sumberdaya pada indikator tersebut.

Walaupun pencapaian Indikator pada tahun 2019 telah mencapai target namun

ada beberapa kendala yang terjadi pada peningkatan kondisi drainase tersebut sebagai

berikut :

1. Anggaran pemeliharaan yang diperlukan kurang jika dibandingkan dengan

bangunan air yang harus dipelihara secara berkala sekota Cirebon dalam 1

tahun.

2. Keterbatasan Sumber Daya Manusia dalam operasional dan pemeliharaannya.

Page 46: Evaluasi Sasaran 2.1.1 “Meningkatnya Kapasitas dan

169

3. Kurangnya kesadaran masyarakat dalam mengelola drainase di lingkungan

wilayah nya.

4. Kurangnya kesadaran masyarakat yang membuang sampah yang bukan pada

tempatnya

5. Seringkali terjadi pengalihan saluran drainase tanpa seizin pihak terkait di

DPUPR oleh masyarakat sehingga menimbulkan banjir dan genangan baru.

Terkait kendala tersebut diperlukan upaya-upaya sebagai berikut :

1. Mengkaji kembali Pagu Anggaran untuk menerapkan anggaran yang

proposional sesuai kebutuhan dalam pembangunan dan pemeliharaan sistem

drainase.

2. Mengajukan upaya di luar APBD kota Cirebon melalui Bantuan Dana Provinsi,

APBN, dan DAK.

3. Melakukan survey lapangan secara berkala terkait permasalahan pemeliharaan

drainase dan sosialisasi kepada masyarakat untuk dapat menggerakan

masyarakat dalam gerakan gotong royong.

4. Memberikan plat deker/ jaring penutup sampah diatas sungai/ saluran drainase

untuk meminimalisir adanya sampah yang dibuang ke saluran/badan sungai.

5. Meningkatkan koordinase antar stake holder khususnya Perangkat Daerah yang

memangku kepentingan di wilayah sistem drainase yaitu Dinas Pekerjaan Umum

dan Penataan RUang dengan Dinas Lingkungan Hidup.

6. Melakukan koordinasi dan teguran kepada pihak yang melanggar, membongkar

atau menutup adanya saluran drainase.

Page 47: Evaluasi Sasaran 2.1.1 “Meningkatnya Kapasitas dan

170

Sasaran 3.1.3: Meningkatnya Layanan Sarana Angkutan Umum Masyarakat

Tabel 3.43 Capaian Sasaran Meningkatnya Layanan Sarana Angkutan Umum Masyarakat

Tahun 2019

Semula :

Di rubah menjadi

Sasaran “Meningkatnya Layanan Sarana Angkutan Umum Masyarakat”

mengalami perubahan indikator berdasarkan hasil kajian dan evaluasi terhadap

sasaran di RPJMD oleh Dinas Perhubungan dan Badan Perencanaan, Pembangunan,

Pengembangan dna Penelitian Daerah. Semula memiliki indikator Rasio Kendaraan

Angkutan Umum terhadap Jumlah Penduduk dirubah dengan sebuah Indikator

NO Sasaran Indikator Kinerja

Satuan Kondisi Awal/ 2018

Target Realisa

si

Target Akhir

RPJMD

Capaian

3.1.3

Meningkatnya layanan sarana angkutan umum masyarakat

Rasio Kendaraan Angkutan Umum terhadap Jumlah Penduduk

Persen n/a 40,00 0,07 80 17,5%

NO Sasaran Indikator Kinerja

Satuan Kondisi Awal/ 2018

Target Realisa

si

Target Akhir

RPJMD

Capaian

3.1.3

Meningkatnya layanan sarana angkutan umum masyarakat

Tingkat Penggunaan Angkutan Umum

Persen n/a 8% 8% 12% 100%

Page 48: Evaluasi Sasaran 2.1.1 “Meningkatnya Kapasitas dan

171

“Tingkat Penggunaan Angkutan Umum”, perubahan ini dikarenakan dua hal

mendasar :

1. Target yang ditetapkan pada indikator semula yaitu rasio jumlah angkutan

umum dan jumlah masyarakat dengan jumlah 40% dan target akhir 80% tidak

relevan, sebagai perbandingan studi internasional yang pernah di rilis The

World Bank pada ppif.org suatu standar sebuah kota yang memilki jaringan

transportasi umum baik berada pada rasio 1 : 1000 jika kendaraan tersebut

adalah Bus, sementara Kota Cirebon dengan moda transportasi angkutan

umum tipe mobil dengan kapasitas ¼ Bus saat ini memiliki rasio sekitar 7 :

1000 sehingga dapat dikatakan jumlah ini cukup ideal b agi sebuah kota.

2. Jumlah Rasio Kendaraan Umum dan Jumlah Penduduk bukanlah suatu

indikator yang menunjukan outcome, karena belum merujuk pada manfaat

jangka panjang, jumlah rasio yang ideal tidak menunjukan gambaran apakah

angkutan yang tersedia termanfaatkan. Hal ini dapat ditunjukan dengan

menjadikan tingkat penggunaan angkutan umum.

Melalui indikator baru “Tingkat Penggunaan Angkutan Umum” dapat ikut serta

mendorong pencapaian tujuan dan misi ke-3 “Meningkatkan Kualitas Pelayanan

Sarana dan Prasarana Umum yang Berwawasan Lingkungan” sebagai upaya nyata

khususny di bidang transportasi dimana fokus penggunaan transportasi umum akan

berdampak pada pengurangan emisi sekaligus mengurangi potensi kemacetan.

Pencapaian Indikator “Tingkat Penggunaan Angkutan Umum”

Tingkat Penggunaaan angkutan umum menjadi indikator yang lazim digunakan

untuk mengukur seberapa efektif tingkat manfaat dari ketersediaan sarana pelayanan

umum, pressure pada peningkatan penggunaan angkutan umum juga merupakan

upaya yang berdampak multiply effect, diantaranya menjadi faktor dalam mengurai

kemacetan dan penurunan emisi gas rumah kaca yang diakibatkan kendaraan. Kota

Cirebon pada tahun 2019 menargetkan tingkat Penggunaan Angkutan Umum sebesar

8% dari jumlah penduduk dengan target akhir meningkat menjadi 12%. Adapun

Page 49: Evaluasi Sasaran 2.1.1 “Meningkatnya Kapasitas dan

172

pencapaian pada tahun 2019 ditunjukan melalui survey dan Analisis Tim PKL Kota

Cirebon Tentang Proporsi Pemilihan Moda Transportasi sebagai berikut :

Tabel 3.44 Analisis Tim PKL Kota Cirebon Tentang Proporsi Pemilihan Moda Transportasi

Sumber : Dinas PerhubunganKota Cirebon, di olah

Unit % Unit % Unit % Unit % Unit % Unit %

1 532 2,48% 157 6,22% 14 0,80% 32 10,32% 24 5,17% 16 1,61%

2 253 1,18% 46 1,82% 11 0,63% 3 0,97% 4 0,86% 3 0,30%

3 292 1,36% 85 3,37% 70 3,98% 18 5,81% 12 2,59% 6 0,60%

4 383 1,78% 82 3,25% 42 2,39% 18 5,81% 15 3,23% 34 3,42%

5 578 2,69% 74 2,93% 51 2,90% 12 3,87% 8 1,72% 35 3,52%

6 553 2,57% 131 5,19% 75 4,27% 18 5,81% 21 4,53% 18 1,81%

7 581 2,70% 83 3,29% 27 1,54% 4 1,29% 20 4,31% 6 0,60%

8 438 2,04% 61 2,42% 33 1,88% 19 6,13% 10 2,16% 66 6,63%

9 446 2,08% 53 2,10% 42 2,39% 10 3,23% 8 1,72% 53 5,33%

10 858 3,99% 142 5,63% 96 5,46% 20 6,45% 16 3,45% 31 3,12%

11 554 2,58% 93 3,69% 56 3,19% 14 4,52% 19 4,09% 24 2,41%

12 934 4,35% 101 4,00% 71 4,04% 7 2,26% 4 0,86% 7 0,70%

13 773 3,60% 98 3,88% 82 4,67% 9 2,90% 12 2,59% 83 8,34%

14 751 3,50% 87 3,45% 70 3,98% 18 5,81% 19 4,09% 24 2,41%

15 505 2,35% 91 3,61% 69 3,93% 15 4,84% 25 5,39% 22 2,21%

16 893 4,16% 173 6,86% 152 8,65% 27 8,71% 75 16,16% 220 22,11%

17 480 2,23% 105 4,16% 86 4,89% 12 3,87% 16 3,45% 33 3,32%

18 995 4,63% 156 6,18% 93 5,29% 11 3,55% 24 5,17% 90 9,05%

19 1156 5,38% 227 9,00% 185 10,53% 17 5,48% 48 10,34% 138 13,87%

20 1141 5,31% 93 3,69% 70 3,98% 12 3,87% 40 8,62% 26 2,61%

21 1372 6,39% 168 6,66% 167 9,50% 9 2,90% 10 2,16% 34 3,42%

22 1277 5,94% 217 8,60% 195 11,10% 5 1,61% 34 7,33% 26 2,61%

Jalan KakiZona

SepedaMotor Mobil Angkutan Umum Becak Sepeda

Page 50: Evaluasi Sasaran 2.1.1 “Meningkatnya Kapasitas dan

173

Berdasarkan tabel diatas berikut merupakan grafik proporsi pemilihan moda penduduk

Kota Cirebon, dimana prosentase pengguna angkutan umum adalah 8%.

Kondisi 8% penggunaan jumlah angkutan umum memenuhi target pada tahun 2019,

dengan jumlah penduduk dibawah 500 ribu penduduk 8% penggunanaan angkutan umum

sudah cukup baik jika ditinjau pengaruh pada faktor kemacetan namun perlu terus ditingkatkan,

sebagai pembanding Kota Bandung dengan penduduk 2,5 Juta tercatat pengguna transportasi

umum berada pada kisaran 17%.

Evaluasi Sasaran “Meningkatnya Layanan Sarana Angkutan Umum Masyarakat”

Sasaran “Meningkatnya Layanan Sarana Angkutan Umum Masyarakat” dengan

satu indikator menunjukan pencapaian yang sangat baik yaitu 100%. Pencapaian ini

merupakan upaya yang dilakukan berbagai stakeholder khususnya Dinas Perhubungan

yang secara berkala mengedukasi masyarakat untuk menggunakan transportasi umum.

di sisi lain hal ini merupakan tantangan untuk meningkatkan pencapaian di tahun

berikutnya dengan target yang lebih tinggi. Pada tahun 2019 juga belum tercatat inovasi

72%

12%

8%

1% 2%

5%

PROPORSI PEMILIHAN MODA

SEPEDA MOTOR MOBIL PRIBADI ANGKUTAN UMUM

BECAK SEPEDA JALAN KAKI

Page 51: Evaluasi Sasaran 2.1.1 “Meningkatnya Kapasitas dan

174

yang telah diimplementasikan pada layanan sarana angkutan umum di Kota Cirebon ini.

Sehingga pada tahun-tahun berikutnya diharapkan ada inovasi yang dapat

meningkatkan jumlah pengguna kendaraan umum.

Beberapa kendala yang dialami dalam rangka pencapaian sasaran adalah

sebagai berikut :

3. Inovasi Transportasi Massal di Kota Cirebon belum terimplementasi

4. Rendahnya kesadaran masyarakat untuk menggunakan transportasi public

5. Belum Prima nya layanan angkutan umum di Kota Cirebon khususnya

angkot.

Sasaran 3.1.4 : Meningkatnya Kualitas Lingkungan Hidup dan Pengendalian Dampak Perubahan Iklim

Tabel 3.45 Capaian Meningkatnya Kualitas Lingkungan Hidup dan Pengendalian

Dampak Perubahan Iklim

Sasaran “Meningkatnya Kualitas Lingkungan Hidup dan Pengendalian Dampak

Perubahan Iklim” dengan Indikator : Indeks Kualitas Lingkungan Hidup menjadi salah

satu tolak ukur dalam mewujudkan kinerja “Misi 3 : Meningkatkan Kualitas Pelayanan

Sarana dan Prasarana Umum yang Berwawasan Lingkungan” . Indeks KUlaitas

NO Sasaran Indikator Kinerja Satuan

Kondisi Awal/ 2018

Target Realisasi

Target Akhir

RPJMD

Capaian

3.1.4

Meningkatnya Kualitas Lingkungan Hidup dan Pengendalian Dampak Perubahan Iklim

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup

Poin 44,05 45,00 51,96 47,00 115,47%

Page 52: Evaluasi Sasaran 2.1.1 “Meningkatnya Kapasitas dan

175

Lingkungan Hidup penting menjadi tolak kukur mengingat Misi ke-3 melakukan upaya

manjamin kualitas lingkungan hidup terjaga seiring dengan pembangunan di Kota

Cirebon.

Pencapaian Indikator “Indeks Kualitas Lingkungan Hidup”

Pada Tahun 2019 Pemerintah Daerah Kota Cirebon menargetkan Indeks

Kualitas Lingkungan HIdup (IKLH) pada poin 45,5, Berdasarkan perhitungan IKLH

Tahun 2019 yang tercantum dalam dokumen (terlampir), Indeks kualitas Lingkungan

Hidup Kota Cirebon mengalami peningkatan dibandingkan pada periode tahun

sebelumnya yaitu dari 44,07 pada tahun 2018 menjadi 51,96 pada tahun ini (2019).

Meningkatnya Indeks Kualitas lingkungan ini terdorong oleh adanya peningkatan indeks

kualitas Air yang sangat signifikan dari yang sebelumnya 25,38 tahun 2018 menjadi

56,92 pada tahun ini. Secara lengkap penghitungan Indeks Lingkungan hidup adalah

sebagai berikut : Indeks Pencemaran Udara, Indeks Pencemaran Air dan Indeks

Tutupan Hutan, maka nilai IKLH Kota Cirebon dapat dihitung dengan ramus :

IKLHKota Cirebon = (IKA x 30%) + (IKU x 30%) + (IKTL x 40%)

Dengan menggunakan pendekatan diatas, maka didapat nilai IKLH Kota Cirebon

adalah sebesar 51,96 dengan rincian sebagai berikut :

Tabel 3. 42 Perhitungan IKLH Kota Cirebon Tahun 2019

No Uraian Satuan Jumlah

1 Jumlah Penduduk Jiwa 316.277

2 Luas Wilayah (km2) Km2 38,10

3 Indeks Pencemaran Udara - 68,58

4 Indeks Pencemaran Air - 56,92

5 Indeks Tutupan Lahan - 35,77

IKLH - 51,96

Sumber : DLH Kota Cirebon ,Hasil Perhitungan Tahun 2019

Page 53: Evaluasi Sasaran 2.1.1 “Meningkatnya Kapasitas dan

176

Dalam perspektif IKLH, angka indeks ini bukan semata-mata peringkat, namun

lebih kepada suatu dorongan upaya perbaikan kualitas lingkungan hidup. Dalam

konteks ini pemerintah Kota Cirebon dapat menjadikan IKLH sebagai titik referensi

untuk menuju angka ideal yaitu 100. Dimana semakin tinggi nilainya (mendekati angka

100), maka dapat disimpulkan bahwa upaya pemerintah daerah dalam menjaga

kualitas lingkungan melalui pengelolaannya semakin baik.

Poin IKLH Kota Cirebon sebesar 51,96 telah melebihi target pencapaian pada

tahun 2019 yaitu 45,5 sehingga pencapaian kinerja Indikator ini adalah 115,47% atau

predikat Sangat Tinggi. Jika disandingkan dengan Standar Nasional Poin IKLH Kota

Cirebon mendekati IKLH Rata-rata Nasional Yaitu pada kisaran 65 Poin, sebagai

sebuah kota yang dengan beban pembangunan dan kepadatan penduduk yang tinggi

Kota Cirebon memiliki nilai yang cukup baik dalam kategori wilayah perkotaan.

Evaluasi Sasaran 3.1.4 Meningkatnya Kualitas Lingkungan Hidup dan Pengendalian Dampak Perubahan Iklim

Sasaran “Meningkatnya Kualitas Lingkungan Hidup dan Pengendalian

Dampak Perubahan Iklim” dengan sebuah indikator yang capaianya hingga

115,47% memiliki predikat pencapaian Sangat Baik. Kendati telah memiliki

pencapaian yang sangat TInggi, kritik dan evaluasi untuk meningkatkan indeks

kualitas lingkungan hidup sangat penting, salah satu faktor yang harus menjadi

prioritas perhatian pada tahun –tahun berikutnya adalah pada faktor indeks tutupan

lahan. Indeks tutupan lahan merupakan indeks dengan nilai terkecil sebagai indeks

yang membangun indeks kualitas lingkungan hidup secara utuh. Berikut adalah

data indeks tutupan lahan dalam bentuk tabel :

Page 54: Evaluasi Sasaran 2.1.1 “Meningkatnya Kapasitas dan

177

Tabel 3.46 Luas Wilayah Tutupan Lahan Di Kota Cirebon

NO Uraian Satuan Jumlah

1 Luas Wilayah (Ha) Ha 3.810

2 Luas Hutan Ha -

3 Luas Belukar dalam Kawasan Ha -

4 Luas Belukar pada Fungsi Lindung Ha -

5 Kebun Raya (Data LIPI) Ha -

6 RTH (Data Cipta Karya + DLH Prov) Ha 5,16

7 Taman Kehati Ha

Sumber : Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI Tahun 2019

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa RTH dengan luas total sebesar 5,16 Ha

dari luas wilayah secara administrasi sebesar 3.810 Ha atau sebesar 0,14%, ini adalah

penyebab utama indeks tutupan lahan begitu rendah. Dalam beberapa penelitian ruang

terbuka hijau seyogyanya adalah 30% dari total luas wilayah hal ini pun diamanatkan

oleh UU nomor 6 Tahun 2007 Tentang Penataan Tata Ruang Wilayah Nasional,

dengan kompisisi 20% ruang terbuka hijau public dan 10% privat.. Sebagai

perbandingan berikut adalah sebuah peta kota yang telah ideal dalam pemenuhan

ruang terbuka hijaunya :

Permasalahan tersebut diantisipasi dengan melakukan fokus lebih pada

strategi “Meningkatkan konservasi sumber daya alam dan keanekaragaman hayati

beserta ekosistemnya” dengan arah kebijakan Meningkatkan tutupan vegetasi (melalui

pemenuhan ruang terbuka hijau) diantara strategi dan arah kebijakan lainya yang

menunjang sasaran 3.1.4 ini. Dalam menunjang seluruh strategi dan arah kebijakan

yang ditetapkan dilaksanakan program sebagai berikut :

1. Program Penyelenggaraan Jalan dan Jembatan

Page 55: Evaluasi Sasaran 2.1.1 “Meningkatnya Kapasitas dan

178

2. Program Pembinaan Jasa Konstruksi

3. Program Penyelenggaraan Penataan Bangunan dan Lingkungan

4. Program Penyelenggaraan Bangunan Gedung

5. Program Pengembangan Sistem dan Pengelolaan Persampahan

6. Program Pengelolaan Sumber Daya Air

7. Program Pengelolaan dan Pengembangan Sistem Air Limbah Domestik

8. Program Pengelolaan Sistem Penyediaan Air Minum

9. Program Penyelenggaraan Penataan Ruang

10. Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH)

11. Program Pengelolaan Pertanahan

12. Program Penyelenggaraan Prasarana sarana umum Perumahan

13. Program Penyediaan Perumahan

14. Program Penataan dan Peningkatan Kualitas Kawasan Permukiman

Kumuh

15. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan

16. Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup

17. Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam

18. Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam

dan Lingkungan Hidup

19. Program Pengelolaan Lingkungan Berbasis Masyarakat

Page 56: Evaluasi Sasaran 2.1.1 “Meningkatnya Kapasitas dan

179

Misi ke 4 : Mewujudkan Ketentraman dan Ketertiban yang Kondusif

Misi 4, yaitu : ”Mewujudkan Ketentraman dan Ketertiban Umum yang Kondusif”, selaras

dengan Misi 4 RPJPD, yaitu : “Meningkatkan Iklim Usaha yang Kondusif, Stabil, Merata dan Berkelanjutan”, yang ditandai dengan :

a. Menciptakan situasi politik yang kondusif melalui terselenggaranya iklim politik yang sehat.

b. Terwujudnya masyarakat yang taat hukum dan dapat berpartisipasi dalam menjaga ketentraman dan ketertiban lingkungan sekitarnya.

c. Terwujudnya ketentraman dan ketertiban umum masyarakat Kota Cirebon yang mendukung percepatan pembangunan di segala bidang.

d. Meningkatnya investasi untuk mendukung peningkatan pemerataan pembangunan.

Dalam rangka mendorong pencapaian atau mewujudkan Misi 4 ini, Pemerintah Daerah Kota

Cirebon telah menetapkan 1 tujuan dan 3 sasaran, yang masing-masing akan diuraikan sebagai

berikut :

Tujuan “Menciptakan Perlindungan Bagi Masyarakat, Mendukung Penegakan Ketentuan

Peraturan PerundangUndangan Daerah serta Menumbuhkan Budaya Tertib Masyarakat dan

Penyelenggara Pemerintahan”

Tabel 3.47 Sasaran Menciptakan Perlindungan Bagi Masyarakat, Mendukung Penegakan

Ketentuan Peraturan Perundang Undangan Daerah serta Menumbuhkan Budaya Tertib Masyarakat dan Penyelenggara Pemerintahan Kota Cirebon

NO Tujuan Indikator Kinerja

Satuan Kondisi Awal/ 2018

Target Realisa

si

Target Akhir

RPJMD

Capaian

4.1 Menciptakan Perlindungan Bagi Masyarakat, Mendukung Penegakan Ketentuan Peraturan PerundangUndangan Daerah serta Menumbuhkan Budaya Tertib Masyarakat dan Penyelenggara Pemerintahan

Tingkat kepuasan masyarakat terhadap ketentraman dan ketertiban umum

Poin n/a 62,00 76,70 83,00 123,7%

Page 57: Evaluasi Sasaran 2.1.1 “Meningkatnya Kapasitas dan

180

Tujuan “Menciptakan Perlindungan Bagi Masyarakat, Mendukung Penegakan Ketentuan Peraturan PerundangUndangan Daerah serta Menumbuhkan Budaya Tertib Masyarakat dan Penyelenggara Pemerintahan” dengan indikator kinerja yaitu Tingkat Kepuasan Masyarakat Terhadap Ketentraman dan ketertiban Umum menjadi salah satu tolak ukur dalam mewujudkan Misi 4. Pengukuran dengan indikator tersebut relevan karena menjadikan penerima layanan sebagai salah satu tools dalampengukuran kinerja.

Pencapaian Indikator “Tingkat Kepuasan Masyarakat Terhadap Ketentraman dan ketertiban Umum”

Pengukuran tingkat kepuasan masyarakat akan ketentraman dan ketertiban umum

yang menghasilkan indeks kepuasan masyarakat terhadap ketentraman dan ketertiban

umum hampir serupa dengan indeks rasa aman, dimana indeks ini belum lazim di

gunakan khususnya di Negara kita, pembahasan indeks rasa aman pernah muncul

pada diskusi yang dilakukan oleh Bappenas, diskusi tersebut merupakan usulan

pengembangan metode pengukuran indeks keamanan Indonesia, dalam konteks

internasional lazim dikenal human security. Pada umumnya teori yang dibangun pada

isitilah rasa aman / human security adalah keamanan terhadap gangguan dari

kekerasan dan kejahatan, gangguan dari bencana serta aman dalam aspek social

ekonomi. Jika disandingkan dengan amanah urusan pemerintahan pada undang-

undang 23 bidang ketentraman dan ketertiban umum maka memiliki korelasi yang jelas

khususnya dalam lingkup keamanan dari gangguan ketertiban umum serta gangguan

dari bencana.Serta menjadikan factor di luar urusan ketentraman dan ketertiban umum

(yang digariskan pada Undang-Undang 23 Tahun 2014) yaitu sosial ekonomi sebagai

penentu dalam merumuskan nilai indeks kemanan tersebut. Dilator belakangi hal

tersebut Pemerintah Daerah Kota Cirebon melalui Perangkat daerah yang mengampu

urusan Ketentraman dan Ketertiban Umum, khususnya Satuan Polisi Pamong Praja

melaksanakan survey dengan metode skala likert yangftg diadopsi dari pada

Permenpan 14 Tahun 2017 Tentang Survey Kepuasan Masyarakat. Namun dalam

implementasinya kami lakukan pengembangan dengan memodifikasi butir-butir

pertanyaan agar dapat menggali lebih jauh informasi dari objek terkait gangguan

Page 58: Evaluasi Sasaran 2.1.1 “Meningkatnya Kapasitas dan

181

ketentraman dan ketertiban umum, hal ini guna menjamin gambaran tingkat kepuasan

terhadap kondisi ketentraman dan ketertiban umum.

Hasil survei terhadap pelayanan ketentraman dan ketertiban umum pada tahun 2019 mencapai angka 76,70 dari target 62,00 yang berarti telah mencapai presentase 123,70% sehingga dapat mencapai predikat sangat baik, berikut adalah rekapitulasi hasil survei tersebut

No Unsur Pelayanan

Nilai Rata-

Rata Unsur

Pelayanan

Bobot Rata-

Rata

Tertimbang

Nilai

Indeks

1 Dampak Gangguan 3,220 0.11 0,35420 2 Penanganan Gangguan 3,293 0.11 0,36227 3 Waktu Pelayanan 2,980 0.11 0,32780 4 Efek jera Sanksi/denda 2,813 0.11 0,30947 5 Produk Layanan 2,973 0.11 0,32707 6 Kompetensi Petugas 3,140 0.11 0,34540 7 Perilaku Pelaksana 3,287 0.11 0,36153 8 Sarana dan Prasarana 2,927 0.11 0,32193

9 Penanganan Pengaduan 3,260

0.11 0,35860

Nilai Indeks Unit Pelayanan 3,06827

Nilai IKM setelah dikonversi (Total Nilai Indeks x 25) 76,7067

Mutu Pelayanan B

Kinerja Unit Pelayanan Baik

Dalam Mendukung tujuan sebagai bagian dari gambaran kondisi pada pencapaian Misi Ke-1, ditetapkan 3 sasaran sebagai berikut :

1. Meningkatnya Kondusifitas Ketentraman dan Ketertiban Umum di Masyarakat 2. Meningkatnya rasa nasionalisme dan kawaspadaan nasional 3. Meningkatnya pencegahan dan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana

Masing-masing sasaran akan diuraikan secara komprehensif sebagai berikut :

Page 59: Evaluasi Sasaran 2.1.1 “Meningkatnya Kapasitas dan

182

Sasaran 4.1.2 : Meningkatnya Ketentraman dan Ketertiban Lingkungan

Tabel 3.48 Sasaran Meningkatnya kondusifitas ketentraman dan ketertiban umum di Masyarakat

Tahun 2019

Sasaran “Meningkatnya Ketentraman dan Ketertiban Lingkungan” dengan

indikator kinerja yaitu Jumlah Daerah Rawan Gangguan Keamanan dan Ketertiban

Umum (Lokasi/Titik) menjadi salah satu tolak ukur dalam mewujudkan Misi 4.

Ketentraman dan ketertiban serta kondisi yang kondusif ditandai salah satunya adalah

dengan berkurangnya Lokasi daerah rawan gangguan keamanan dan ketertiban umum,

selain indikator yang disebutkan,sesungguh nya tercantum indikator penunjang untuk

menjadi pemicu dalam pencapaian target, namun indikator tersebut terfokus pada lokus

di kecamatan . Berdasarkan hal tersebut maka pengukuran indikator terkait sasaran

“Meningkatnya Ketentraman dan Ketertiban Lingkungan” cukup dilakukan pada

indikator yang mencakup seluruh wilayah Kota Cirebon sebagai cerminan tingkat

ketentraman dan ketertiban umum secara menyeluruh.

Pencapaian Indikator “Jumlah Daerah Rawan Gangguan Keamanan dan Ketertiban Umum”

Pada Tahun 2019 Pemerintah Daerah Kota Cirebon menargetkan berkurangnya jumlah daerah rawan gangguan keamanan ketentraman dan ketertiban umum dimana

NO Sasaran Indikator Kinerja

Satuan Kondisi Awal/ 2018

Target Realisa

si

Target Akhir

RPJMD

Capaian

4.1.1

Meningkatnya kondusifitas ketentraman dan ketertiban umum di Masyarakat

Jumlah Daerah Rawan Gangguan Keamanan dan Ketertiban Umum (Lokasi/titik)

Titik 60 55 55 15 100

Page 60: Evaluasi Sasaran 2.1.1 “Meningkatnya Kapasitas dan

183

pada kondisi awal yaitu 60 titik menjadi 55 titik. Atas upaya penertiban di berbagai lokasi pada tahun 2019 target tersebut tercapai menjadi 55 titik , maka pencapaian atas indikator ini adalah 100%. Dengan predikat Sangat Tinggi.

Evaluasi Sasaran 1.1.12 “Meningkatnya Ketentraman dan Ketertiban Lingkungan” Pencapaian Sasaran Meningkatnya Ketentraman dan Ketertiban Lingkungan” dengan

sebuah indikator tersebut diatas berada dalam kategori atau predikat sangat tinggi.

Pencapaian sasaran dengan menurun nya jumlah daerah rawan ketentraman dan

ketertiban umum merupakan hasil kerja keras atas petugas, khususnya dilapangan

yang terus melakukan pemantauan dan penertiban secara berkala. Kendati pencapaian

telah sesuai target namun Satuan Polisi Pamong Praja mencatat beberapa kendala

dalam rangka merealisasikan target dengan menurunkan jumlah daerah rawan

ketentraman dan ketertiban umum, sebagai berikut :

1. Daerah rawan ketentraman dan ketertiban umum, disebabkan maraknya

anak jalanan yang nota bene bukan berasal dari Kota Cirebon.

2. Dalam beberapa kasus (tidak berlaku umum) ditemukan adanya hubungan

antara masalah kesejahteraan sosial dengan gangguan ketentraman dan

ketertiban umum

3. Jumlah personil khususnya Aparatur Sipil Negara yang bertugas dilapangan masih belum ideal jika diukur dengan kondisi jumlah daerah yang harus dilakukan patrol secara berkala.

Untuk mempertahankan kinerja serta meningkatkan kinerja tersebut perlu

dilakukan upaya sebagai berikut : 1. Kerjasama antar daerah dalam memetakan strategi penanganan masalah

atau isu ketentraman dan ketertiban umum.

2. Kerja sama lintas sektor, yaitu antara Dinas Sosial Pemberdayaan

Perempuan dan Perlindungan Anak, DInas Pendidikan, serta Satuan Polisi

Pamong Praja, saat ini masing-masing telah memiliki program yang sinergis

dalam mengarah perbaikan kondisi social dan kualitas masyarakat yang perlu

dipertahankan dan ditingkatkan.

Page 61: Evaluasi Sasaran 2.1.1 “Meningkatnya Kapasitas dan

184

3. Penyusunan analisis beban kinerja yang kemudian ditindak lanjuti sesuai

dengan analisis kebutuhan tersebut untuk mendapatkan jumlah personil

yang ideal

Sasaran 4.1.2 : Meningkatkan Rasa Nasionalisme dan Kewaspadaan Nasional

Tabel 3.49 Sasaran Meningkatkan Rasa Nasionalisme dan Kewaspadaan Nasional Tahun 2019

Sasaran “Meningkatnya Rasa Nasionalisme dan Kewaspadaan Nasional”

dengan indikator kinerja yaitu jumlah konflik kasus kebangsaan dan nasionalisme

menjadi salah satu tolak ukur dalam mewujudkan Misi 4. Ketentraman dan ketertiban

serta kondisi yang kondusif ditandai salah satunya adalah dengan terciptanya kondisi

masyarakat yang dapat menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara dengan

baik, yaitu tanpa adanya kasus terkait konflik kebangsaan dan nasionalisme.

Pencapaian Indikator “Konflik Kasus kebangsaan dan Nasionalisme” Pada Tahun 2019 Pemerintah Daerah Kota Cirebon menargetkan jumlah

konflik kasus kebangsaan dan nasionalisme pada target maksimal yaitu 0 / nol

kejadian. Target ini terbilang cukup tinggi karena potensi terjadinya konflik di Kota

Cirebon tidaklah rendah mengingat heterogen nya komposisi demografi masyarakat di

Kota Ini. Namun patut disyukuri berdasarkan data yang disampaikan Kantor Kesatuan

Bangsa dan Politik pada tahun 2019 tidak tercatat satupun kejadian terkait konflik kasus

NO Sasaran Indikator Kinerja

Satuan Kondisi Awal/ 2018

Target Realisa

si

Target Akhir

RPJMD

Capaian

4.1.2

Meningkatnya rasa nasionalisme dan kawaspadaan nasional

Konflik kasus kebangsaan dan nasionalisme (Kasus)

Kasus 0 0 0 0 100

Page 62: Evaluasi Sasaran 2.1.1 “Meningkatnya Kapasitas dan

185

kebangsaan dan nasionalisme, maka pencapaian atas indikator ini adalah 100%.

Dengan predikat sangat tinggi.

Evaluasi Sasaran 4.1.2 “Meningkatkan Rasa Nasionalisme dan Kewaspadaan Nasional”

Pencapaian Sasaran meningkatnya kerukunan umat beragama berada dalam

kategori atau predikat sangat tinggi dimana satu-satunya indikator sebagai tolak ukur

pencapaian sasaran dapat dilaksanakan sepenuhnya. Keberhasilan ini sekaligus

menjadi tantangan kedepan nya untuk tetap dipertahankan, kondisi demografi Kota

Cirebon yang heterogen dan atmosfer konflik khususnya SARA maupun ideology di

tingkat nasional yang sangat fluktuatif menjadi celah kemungkinan yang cukup tinggi

terjadinya konflik kasus kebangsaan dan nasionalisme.

Strategi yang diterapkan dalam menekan jumlah kasus kebangsaan dan

nasionalisme adalah sebagai berikut :

1. Strategi “Meningkatkan sosialisasi dan penyuluhan wawasan kebangsaan”

Dengan Arah Kebijakan “Meningkatkan ideologi wawasan kebangsaan”

2. Meningkatkan implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Dengan Arah Kebijakan “Meningkatkan pemahaman empat pilar kebangsaan

kepada masyarakat secara terus menerus dan berkelanjutan.”

Strategi dan arah kebijakan tersebut di dukung program Program Pembinaan

Ketahanan Seni, Budaya, Kerukunan Hidup Umat Beragama, Kemasyarakatan dan

Ekonomi. Stretagi arah kebijakan dan program yang saat ini telah dilaksanakan berjalan

cukup efektif oleh karena itu perlu dipertahankan pelaksanaan program yang telah

berlangsung dan melakukan peningkatan khususnya sebagai bentuk deteksi dini dalam

rangka pencegahan terjadinya konflik kasus kebangsaan dan nasionalisme.

Page 63: Evaluasi Sasaran 2.1.1 “Meningkatnya Kapasitas dan

186

Sasaran 4.1.3 : Meningkatnya Pencegahan Kesiapsiagaan Dalam Menghadapi Bencana

Tabel 3.50 Sasaran Meningkatnya Pencegahan Kesiapsiagaan Dalam Menghadapi Bencana

Tahun 2019

Sasaran “Meningkatkan Pencegahan dan Kesiapsiagaan dalam Menghadapi

Bencana relevan dijadikan sasaran karena kejadian konflik kasus kebangsaan dan

nasionalisme merupakan bagian penting dalam kondusifitas suatu wilayah.

Pencapaian Indikator Ke 1 “Tingkat Waktu Tanggap (Response Time Rate) Daerah

Layanan WMK Kelurahan yang memiliki forum Siaga Bencana”

Pada Tahun 2019 Jumlah Penyelamatan dan Kebakaran sebanyak 255 kejadian

dengan jumlah tertangani yaitu sebanyak 192 kejadian. Tertangani disini artinya

kejadian penyelamatan atau kebakaran yang dilakukan sesuai dengan Tingkat waktu

NO Sasaran Indikator

Kinerja

Satuan

Kondisi Awal/ 2018

Target

Realisa

si

Target Akhir

RPJMD

Capaian

2019 (%)

4.1.3

Meningkatnya Pencegahan dan Kesiapsiagaan dalam Menghadapi Bencana

Tingkat Waktu Tanggap (Response Time Rate) Daerah Layanan WMK Kelurahan yang memiliki forum Siaga Bencana

Persen 70,00 75,00 75 95 100%

Jumlah

Kelurahan yang

Memiliki Forum

Siaga Bencana

Kelura

han

n/a 22 22 22 100%

Page 64: Evaluasi Sasaran 2.1.1 “Meningkatnya Kapasitas dan

187

tanggap (respon time) yaitu kurang dari 15 menit sesuai dengan Peraturan Menteri

Pekerjaan Umum Nomor: 20/Prt/M/2009 Tentang Pedoman Teknis Manajemen Proteksi

Kebakaran Di Perkotaan.

Hal ini jika dihitung jumlah penyelamatan kebakaran di Kota Cirebon dengan

Penanganan dengan perhitungan sebagai berikut :

Dinas Pemadam Kebakaran sendiri melakukan upaya dalam pencapaian

indikator tersebut melalui Program :

1. Program Peningkatan Kesiagaan dan Pencegahan Bahaya Kebakaran

2. Program Pemberdayaan Masyarakat dan Sarana Prasarana Pemadam

Kebakaran

Total Realisasi Anggaran pada seluruh program tersebut sebesar 97%,

sementara realisasi indikator mencapai 100%, hal ini merupakan bentuk efisiensi

penggunaan sumberdaya pada indikator tersebut.

Indikator Capian Kinerja

Realisasi Anggaran

Efisiensi Penggunaan Sumber Daya (Anggaran)

Tingkat Waktu Tanggap (Respon Time Rate) Daerah Layanan WMK

100% 97% 3%

Page 65: Evaluasi Sasaran 2.1.1 “Meningkatnya Kapasitas dan

188

Walaupun pencapaian Indikator pada tahun 2019 telah mencapai target tapi jika

disandingkan dengan standar nasional masih belum memenuhi, hal ini karena

beberapa kendala seperti :

1. Sarana dan Prasarana Kebakaran belum memadai.

2. Mobil Pemadam Kebakaran tidak layak digunakan secara optimal diakarenakan

umur kendaan yang sudah tua.

3. Keterbatasan Aparatur Dinas Pemadam Kebakaran yang terlatih

4. Kurangnya Pemahaman masyarakat akan bahaya kebakaran

Terkait kendala tersebut Dinas Pemadam Kebakaran akan melakukan upaya

sebagai berikut :

1. Mengajukan Pagu Anggaran untuk memenuhi sarana prasarana sesuai standar

2. Mengajukan DAK

3. Melakukan Pelatihan Secara Khusus dan Secara Berkala

4. Melakukan Sosialisasi dan Penyuluhan kepada masyarakat tentang pencegahan

bahaya kebakaran dan penanggulangan bahaya kebakaran secara dini.

Pencapaian Indikator ke-2 “Jumlah Kelurahan yang Memiliki Forum Siaga Bencana”

Pada tahun 2019 Pemerintah Daerah Kota Cirebon mengupayakan penanganan

bencana dengan melibatkan masyarakat sebagai penerapan prinsip G to S (Government to

Society), bekerjasama dengan masyarakat dinilai efektif untuk melakukan respon cepat

terhadap kejadian bencana khsususnya banjir serta melakukan upaya mitigasi didalamnya,

dilatarbelakangi hal tersebut ditargetkan ada 22 kelurahan yang memiliki Forum Siaga Bencana.

Upaya unit pengampu urusan penanggulangan bencana seyogyanya telah memonitoring

seluruh forum kelurahan yang eksisting atau sudah terbentuk di Kota Cirebon sehingga

berjumlah 22 Kelurahan. Dengan sudah terbentuknya forum di 22 kelurahan tersebut target

tercapai 100% atau Sangat Baik

Page 66: Evaluasi Sasaran 2.1.1 “Meningkatnya Kapasitas dan

189

Evaluasi Sasaran 4.1.3 “Meningkatkan Pencegahan dan Kesiapsiagaan dalam

Menghadapi Bencana”

Pencapaian sasaran pada tahun 2019 tidak mencapai target 100%, bahkan jauh dibawah

target. Di sisi lain maksud dan tujuan dibentuknya Forum Siaga Bencana sebagai upaya mitigasi

dan penanggulangan bencana serta pasca bencana tetap dapat dilaksanakan melalui forum

masyarakat yang saat ini sudah tersedia walaupun belum dikukuhkan sebagai Forum Siaga

Bencana secara resmi, dengan kata lain fungsi Forum dalam rangka pencegahan dan

kesiapsiagaan bencana saat ini tetap berjalan walaupun sebagian besar tidak dalam nama resmi

forum siaga bencana.

Upaya yang dilakukan guna memenuhi target di tahun-tahun berikutnya serta

meningkatkan kualitas bukan hanya kuantitas dari pembentukan Forum Siaga Bencana adalah

sebagai berikut :

1. Memberikan pembinaan ataupun diklat teknis terkait kesiapsiagaan bencana

terhadap anggota/perwakilan dari Forum Siaga Bencana secara berkala.

2. Meningkatkan jaringan informasi melalui penyebaran informasi yang efektif dan

efesien melalui jaringan forum.

Page 67: Evaluasi Sasaran 2.1.1 “Meningkatnya Kapasitas dan

190

Pelaksanaan program dan kegiatan dalam rangka menjalankan tugas pokok dan

fungsi serta sebagai upaya mencapai target kinerja yang telah ditetapkan, pembiayaan

program kegiatan tersebut didukung dengan Anggaran dan Pendapat Belanja Daerah

(APBD) Kota Cirebon dengan rincian sebagai berikut :

Tabel 3.51 Data Realisasi APBD Tahun 2019

NO URAIAN TAHUN ANGGARAN 2019 %

ANGGARAN BELANJA REALISASI BELANJA

1 Belanja

Langsung

Rp. 876.790.122.684,00

Rp. 751.994.586.537,00

85,7%

2 Belanja Tidak

Langsung

Rp. 695.896.451.658,00

Rp. 674.059.990.646,00

96,86%

Jumlah Rp. 2.055.183.762.274,00 Rp. 1.783.395.099.102,00

Sementara, berdasarakan belanja seluruh program dan kegiatan yang dilakukan

Pemerintah Daerah Kota Cirebon pada Tahun 2019, disajikan pada tabel berikut ini :

Tabel 3.52 Data Realisasi Belanja Pemerintah Daerah Tahun 2019

NO URAIAN TAHUN ANGGARAN 2019 %

ANGGARAN BELANJA REALISASI BELANJA

1 Belanja Pegawai Rp. 45.889.733.020,00 Rp. 42.910.876.432,00 93,50

2 Belanja Barang

dan Jasa

Rp. 1.344.622.911.619,00 Rp. 1.200.652.606.792,00 89,29

3 Belanja Modal Rp. 664.671.117.635,00 Rp. 539.831.615.878,00 81,21

Jumlah Rp. 2.055.183.762.274,00 Rp. 1.783.395.099.102,00 86,78

Sumber : Badan Keuangan Daerah Kota Cirebon, di olah

3.3 Akuntabilitas keuangan

Page 68: Evaluasi Sasaran 2.1.1 “Meningkatnya Kapasitas dan

191

Data diatas menunjukan realisasi anggaran Pemerintah daerah Kota Cirebon

pada tahun 2019 cukup besar yaitu 86,78% dengan dominasi belanja barang dan jasa

serta belanja modal , sementara belanja pegawai memiliki porsi paling rendah. Hal ini

menunjukan bahwa komposisi pagu anggaran dalam APBD dalam kondisi yang cukup

ideal karena belanja pegawai tidak lebih besar dari komponen belanja barang dan jasa

serta belanja modal.

Dalam rangka mengukur efektifitas dan efesiensi penggunaan anggaran, kami

analisa hal tersebut dengan menyandingkan data pecapaian kinerja pada setiap

sasaran dalam RPJMD dengan realisasi anggaran yang menopang pencapaian

sasaran tersebut dimana : efesien jika capaian kinerja melebihi realisasi anggaran,tidak

efesien jika realisasi capaian kurang dari realisasi anggaran (persentase realisasi

anggaran didapat dari perhitungan berbagai program yang mendukung masing-masing

sasaran) , sebagai berikut :

Tabel 3.53 Data Analisis Efisiensi Penggunaan Sumber Daya (Anggaran)

NO Sasaran Jumlah

Indikator

Presentase Rata-Rata Capaian Kinerja

Sasaran (%)

Presentase Realisasi

Anggaran (%)

Tingkat Efisiensi(%)

A. Misi 1

1 Meningkatan akses dan mutu pendidikan

2 111,11 95 16,11

2 Meningkatnya Minat Baca Masyarakat

1 103 99,44 3,56

3 Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat Kota Cirebon

2 97,4 92,53 4,86

4 Terkendalinya jumlah penduduk

1 140,65 90,69 49,95

5 Menurunnya Tingkat Pengangguran

3 98,94 99,55 -

Page 69: Evaluasi Sasaran 2.1.1 “Meningkatnya Kapasitas dan

192

6 Meningkatnya Prestasi Olahraga dan Pemuda

2 96,3 99,61 -

7 Meningkatnya pengarusutama an gender dan perlindungan anak

2 100 99,78 0,21

8 Meningkatkan peran industri, perdagangan, koperasi dan UMKM dalam stabilitas perekonomian Kota Cirebon

2 98,91 94,38 4,52

9 Berkurangnya Penduduk Miskin

1 105,3 97,76 7,53

10 Meningkatnya pertanian, kelautan dan perikanan untuk mencapai kedaulatan pangan

2 102,57 98,4 4,16

11 Meningkatnya peran pariwisata sebagai sumber pertumbuhan ekonomi inklusif

1 139,09 97,35 41,73

12 Meningkatnya kerukunan umat Beragama

1 100 98,55 1,44

13 Meningkatnya Pelestarian dan Pengembangan Kebudayaan Lokal

1 75,29 99,49 -

14 Meningkatnya Kualitas Pemberdayaan Masyarakat Kecamatan/ Kelurahan

3 163,46 99,36 64,1

B. Misi 2

1 Meningkatnya Kapasitas dan Kualitas SDM aparatur

4 134,6 95,44 39,16

2 Meningkatnya Koordinasi Antar Perangkat Daerah

2 100 81,1 18,89

Page 70: Evaluasi Sasaran 2.1.1 “Meningkatnya Kapasitas dan

193

3 Meningkatnya Nilai Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan

1 100 77,98 22,01

4 Meningkatnya Maturitas SPIP 1 87,5 91,45 -

5 Meningkatnya Pelayanan Publik

2 102,65 86,84 15,81

6 Meningkatnya Kualitas Pengelolaan Keuangan Daerah

2 100 90,66 9,33

7 Meningkatnya Kualitas Pengelolaan Arsip Daerah

1

107,9 99,67 8,23

8 Meningkatnya Kapasitas Kinerja DPRD

3 81,39 83,4 -

9 Terwujudnya Pemerintahan berbasis elektronik yang professional, handal dan terintegrasi dalam menunjang Cirebon Smart City

2 213 96,74 115,75

10 Meningkatnya Kualitas Perencanaan Pembangunan Daerah

2 96,33 97,94 -

11 Meningkatnya Kualitas Penelitian dan Pengembangan Daerah

1 82,5 82,35 0,14

C. Misi 3

1 Meningkatnya Pelayanan Kapasitas Jalan

1 100 98,05 1,94

2 Meningkatnya kapasitas pelayanan drainase.

1 101,31 99,46 1,84

3 Meningkatnya layanan sarana angkutan umum masyarakat

1 100 81,67 18,33

Page 71: Evaluasi Sasaran 2.1.1 “Meningkatnya Kapasitas dan

194

Dari Tabel diatas terdapat beberapa kriteria dari sasaran pada masing-masing

misi, disebut efesien jika capaian kinerja melebihi penyerapan anggaran, tidak efesien

jika pencapaian kinerja di bawah realisasi anggaran, yaitu

1. Terdapat sasaran yang masuk pada kriteria paling efisien yaitu “Terwujudnya

Pemerintahan berbasis elektronik yang professional, handal dan

terintegrasi dalam menunjang Cirebon Smart City”.

2. Terdapat dua puluh tiga (23) sasaran yang telah efisien

3. Terdapat enam (6) sasaran yang belum efisien

4. Terdapat sasaran yang masuk pada kriteria paling rendah dan tidak efisien yaitu

sasaran “ Meningkatnya Pelestarian dan pengembangan kebudayaan

Lokal” yang pencapaianya 75,29% disisi lain realisasi anggaran terkait program

yang mendukung sasaran tersebut mencapai 99,49%.

4 Meningkatnya Kualitas Lingkungan Hidup dan Pengendalian Dampak Perubahan Iklim

1 115,47 90,317 25,15

D. Misi 4

1 Meningkatkan kondusifitas Ketentraman dan ketertiban umum di Masyarakat

1 111,85 92,33 19,51

2 Meningkatnya rasa nasionalisme dan kawaspadaan nasional

1 100 98,7 1,29

3 Meningkatnya Pencegahan dan Kesiapsiagaan dalam Menghadapi Bencana

2 100 89,96 10,03