pansus ruu tentang kepolisian...

42
RISALAH RAPAT PANSUS RUU TENTANG KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAN RUU TENTANG PERTAHANAN NEGARA Tahun Sidang Masa Persidangan Rapat ke Jenis Rapat Dengan Sifat Rapat Ha:ri, tanggal Pukul Tempat : 2000-2001 : IV : 11 : Rapat Kerja ke-3 : Menteri Pertahanan, Panglima TNI. : Terbuka : Selasa, 26 Juni 2001 : 13.15 s/d 16.05 WIB : Ruang Rapat Pansus Ruang 2 Gedung Nusantara II Ketua : Andi Mattalatta, S.H, H.M Sekretaris : Drs. Iskandar N. Basri Acara : Pembahasan DIM Hadir Anggota : 41 dari 67 Anggota Pemerintah : Departemen Pertahanan beserta jajarannya, Kepala Staf Angkatan yang terkait PDIPERJUANGAN 1. SUDARSONO 2. HASAN, MA 3. A. TERAS NARANG, SH 4. DRS. SIO.-fARTO DANUSUBROTO, SH 5. FIRMAN JAYA DAELI, SH 6. H. HARYANTO TASLAM 7. K.H. A.CHMAD ARIS MUNANDAR, MSc 8. RENIYANTI HOEGENG 9. PANDA NABABAN 10. R.K. SEMBI RING MELIALA 1·1. THEO SYAFEI 12. PERMADI, SH

Upload: others

Post on 19-Nov-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PANSUS RUU TENTANG KEPOLISIAN NEGARAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200415-034857-6189.p… · 3 fraksi reformasi 1. jr. a.m. lutfhi 2. prof. dr. h. moch. as.kjn, sh

RISALAH RAPAT PANSUS RUU TENTANG KEPOLISIAN NEGARA

REPUBLIK INDONESIA DAN RUU TENTANG PERTAHANAN NEGARA

Tahun Sidang Masa Persidangan Rapat ke Jenis Rapat Dengan Sifat Rapat Ha:ri, tanggal Pukul Tempat

: 2000-2001 : IV : 11 : Rapat Kerja ke-3 : Menteri Pertahanan, Panglima TNI. : Terbuka : Selasa, 26 Juni 2001 : 13.15 s/d 16.05 WIB : Ruang Rapat Pansus Ruang 2

Gedung Nusantara II Ketua : Andi Mattalatta, S.H, H.M Sekretaris : Drs. Iskandar N. Basri Acara : Pembahasan DIM Hadir Anggota : 41 dari 67 Anggota

Pemerintah : Departemen Pertahanan beserta jajarannya, Kepala Staf Angkatan yang terkait

FR~KSI PDIPERJUANGAN 1. SUDARSONO 2. AMRI~ HASAN, MA 3. A. TERAS NARANG, SH 4. DRS. SIO.-fARTO DANUSUBROTO, SH 5. FIRMAN JAYA DAELI, SH 6. H. HARYANTO TASLAM 7. K.H. A.CHMAD ARIS MUNANDAR, MSc 8. RENIYANTI HOEGENG 9. PANDA NABABAN 10. R.K. SEMBI RING MELIALA 1·1. THEO SYAFEI 12. PERMADI, SH

Page 2: PANSUS RUU TENTANG KEPOLISIAN NEGARAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200415-034857-6189.p… · 3 fraksi reformasi 1. jr. a.m. lutfhi 2. prof. dr. h. moch. as.kjn, sh

2

13. PATANIARI SIAHAAN 14. PROF. DR. J.E. SAHETAPY, SH. MA 15. WILLIAM M. TUTUHARIMA, SH 16. H. AMIN ARYOSO, SH 17. ALEXANDER LITAAY 13. ORA. SUSANINGTYAS NH KERTOPATI 19. MATT AL AM IN KRA YING, SH 20 V. B. DACOSTA, SH

FRAKSIPARTALGOLKAR 1. P.NDI MATTALATTA, SH., MH 2. DRS. YASRILANANTABAHARUDDIN 3. MUHAMMAD AKIL, BA 4. DRS. DAR\JVIS RIDHA 5. D.JAJA SUBAGJA HUSEIN 6. M. MOHAMMAD S. HIDAYAT 7. FERDIANSYAH, SE., MM. 8. DRS. AGUN GUNANDJAR SUDARSA 9. DR. HAPPY BCNE ZULKARNAIN, MS

10. DRS. HAJRIYANTO Y. TOHARI, MA 11. ORA. IRIS INDIRA MURTI, MA 12. M. AKIL MOCHTAR, SH 13. ORA. Hj. CHAIRUN NISA, MA 14. DRS. SETYA NOVANTO 15. M. IDRUS MARHAM 16 . IR. S.M. TA.PUBOLON

.ERAKSIPPP 1. H.M. THAHIR SAIMIMA, SH 2. H. ACHMAD Kl\RMANI 3. DRS. H. A. CHOZiN CHUMAIDY 4. H. M. SAIFUL R.l\CHMAN, SH 5. NY. Hj. AISYAH AMINY, SH 6. DRS.H.RUSYDIHAMKA 7. H. SYAFRIANSYAH, BA 8. H. ALIMARWAN HANAN, SH

FRAKSI KEBANGKITAN BANGSA 1. H. MUHYIDDJN SUWONDO, MA 2. K.H. SYARIF USTMAN YAHYA 3. DRS. A. EFFENDY CHOIRJE 4. CHOTIBUL UMAM WIRANU 5. DRS. H. ACHMAD SYATIBI

6. DRS. JR. A. ANSHOR CHOLIL 7. K.H. HANIF MUSLIH, Lc

Page 3: PANSUS RUU TENTANG KEPOLISIAN NEGARAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200415-034857-6189.p… · 3 fraksi reformasi 1. jr. a.m. lutfhi 2. prof. dr. h. moch. as.kjn, sh

3

fRAKSI REFORMASI 1. JR. A.M. LUTFHI

2. PROF. DR. H. MOCH. AS.KJN, SH 3. H. PATRIALIS AKBAR, SH.

4. DRS. ACHMAD ARIEF

5. MASHADI

fRAKSI TNIIPOLRI 1. SLAMET SUPRIADI, S.IP., MSc., MM. 2. SYAMSUL MA'ARIF

3. H. SIJPARNO MUANAM, SE 4. DRS. I KETUT ASTAWA

5. FRANS WUWUNG

FRAKSIBULAN BINTANG 1. PROF. DR. YUSUF AMIR FEISAL, S.Pd.

2. H. AHMAD SUMARGONO, SE

FRAKSI Ktg 1. DRS. S. MASSARO'( KAPHAT

2. DRS. H. A. HAMID MAPPA

FRAKSI PDU

·l. PROF DR. H. TEUNGKU MUHIBBUDDIN WAL Y

.ERAKSIPDKB

1. PROF. DR. ASTRID S. SUSANTO

PARA UNDANGAN : 1. MENTERIPERTAHANAN ,..,

PANGLIMA TNI I.'..

3. KEPALA STAF TNI AD

4. KEPALA STAF TNI AU 5. KEPALA STAF TNI·AL.:· ··

6. SEKJEN POLRI

7. PROF. ABDUL GANI

Page 4: PANSUS RUU TENTANG KEPOLISIAN NEGARAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200415-034857-6189.p… · 3 fraksi reformasi 1. jr. a.m. lutfhi 2. prof. dr. h. moch. as.kjn, sh

1

KETUA RAPAT: (ANDI MATALATTA,SH,.MH):

Saudara-saudara sekalian yang saya hormati, · Saudara Menteri Pertahanan yang mewakili Pemerintah, Saudara Panglima beserta jajarannya, Saudara-saudara anggota Pansus yang kami muliakan.

Menurut catatan dari Sekretariat yang sudah d,itandatangani sudah 38 anggota dan dihadiri oleh seluruh unsur fraksi, kecuali fraksi PDKB yang cuma satu orang pesertapy.g dan minta ijin dan meninggalkan kepercayaan kepada kita, untuk melanjutkan pembahasan ini pembahasan ini menurut ketentuan peraturan tatatertib, keadaan ini sudah memenuihi persyaratan untuk dibukanya rapat, maka ijinkanlah kami dengan membaca Bismilallahirrohmannirohim untuk membuka rapat Pansus ini dan rapat dibuka untuk umum.

KETOK 1 KALI

Hadirin yang kami muliakan sebelum kita menutup pertemuan kamarin ada sebuah harapan dari Pansus sebelum kita memulal pembahasan DIM, hendaknya Pemerintah menyampaikan informasi pemahaman Pemerintah mengenai aliran pola pikir pasal 30 TAP MPR Nomor 67 MPR 2000, lalu pembahasannya dalam bahasa-bahasa yuridis dalam kedua Undang-undang yan~ sedang kita bahas, mungkin kita tidak keberatan beri kesempatan kepada Pemerintah sekitar 5 menit untuk menyampaikan hal itu sebelumnya. Kami persilakan.

PENIERINTAH : ( 1\IIENHAN\ MAHFUD MD)

Assalamu'alaikum Wr, Wb. Pimpinan Pansus dan Anggota Pansus DPR, Pansus Pertahanan yang

berbahagia, baiklah dalam waktu singkat Pemerintah akan menyampaikan tanggapan tentang apa yang didiskusikan kemarin dan kemudian membawa kita pada diskusi tentang nama RUU ini, apakah RUU Pertahanan Negara atau RUU tentang Pertahanan Keamanan Negara, atau RUU Pertahanan Nasional dan sebagainya yang seluruhnya bersumber dari pemahaman kita atau pemahaman kami tentang Peraturan Perundang-undangan yang mengatur masalah ini.

Kalau kita lihat, saya akan melihat pertama mulai dari Undang-undang nornor 20 tahun 1982, yang merupakan pada waktu itu Undang-undang payung yang mencakup masalah Pertahanan dan Keamanan sebagai satu kesatuan, kernudian ini disusul dengan Undang-undang nomor 28 tahun 1997, tetapi pad a tahun 2000 ada 2 (dus) TAP MPR, yang pertama TAP MPR Nomor VI tahun 2000, itu membuat perbedaan TNI dan POLRI secara institusi memisahkan TNI dan POLRI ke dalam institusi yang berbeda, sedangkan TAP MPR nomor VII tahun 2000, ini sudah membedakan fungsi TNI dan POLRI dalam pelaksanaan tugas, TNI diberi tugas untuk melaksanakan Pertahanan Negara sedangkan POLRI untuk Keamanan Negara.

Jadi sejak tahur 2000, menurut pemahaman kami ada pemisahan fungsi dan in:stitusi sekaligus. Disini RUU Pertahanan ternyata, kita bicara sebagai fungsi yang kemudian didalam Pansus ini di sederajatkan dengan RUU POLRI yang berbicara tentang institusi dan sebenarnya ada dikotomi, dikotomi fungsi antara Pertahanan dan Keamanan paling tidak menurut tafsiran kami terhadap TAP MPR nomor VI dan VII tahun 2000.

Disini fungsi Pertahanan meliputi Pertahanan dan Keamanan dalam negeri sedangkan fungsi keamanan meliputi Keamanan · dalam negeri dan ketertiban masyarakat dimana, kemudian ada dimana disini apa yang disebut daerah abu-abu yaitu Keaman;1n _ga.lam_~~r.t, keamanan dalam negeri itu bisa menjadi bagian dari Pertahanan tapi jug'li btsa ri'I'Snjadi bagian dari Keamanan. Kalau kita lihat dari pasal 30 Undang.kuHdang Dasar 45, bisa ditinjau ini secara historik bahwa sebenarnya Und9ng-undang Dasar 1945, beserta amandemen

SET PANSUS DPH Rl

......

Page 5: PANSUS RUU TENTANG KEPOLISIAN NEGARAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200415-034857-6189.p… · 3 fraksi reformasi 1. jr. a.m. lutfhi 2. prof. dr. h. moch. as.kjn, sh

2

terhadap Pasal 30, yang telah dilakukan tahun 2000, ini menurut kami mengandung dua unsur sebenarnya yaitu mengandung unsur Pertahanan dan Keamanan Negara, tetapi kemudian TAP MPR nomor 6 dan 7 tahun 2000, itu mernisahkan fungsi dan institusi, dengan demikian Pertahanan berkaitan dengan masalah kedaulatan negara, masalah keutuhan wilayah, dan keselamatan oangsa, yang dimana komponen-komponenannya yang. utama adalah TN I, sebagai kombatan, kemudian ada cadangan yaitu dijadikan kombatan tapi melalui proses mobilisasi dan ada komponen pendukung yaitu non kombatan ses..,ai dengan fungsi masing-masing.

Disini dalam pemahaman kami Polisi adalah nonkombatan yang apabila menlaksanakan fungsi ketentaraan harus melalui mobilisasi sesuai dengan konvensi Jenewa dan PP nomor 1 0 tahun 59 tentang Militerisasi Kepolisian. Oengan demikian Polri tidak dapat membantu TNI, kecuali melalui mobilisasi, dari sini dapat disimpulkan, bahwa kami kami judulnya RUU tetap tentang Undang-undang Pertahanan Negara atau Undang-undang Pertahanan Nasional, terserah nant; mana yang mau dipakai sesuai dengan alternatif-alternatif yang sudah masuk dari Dewan, tetapi disini masalah-masalah Keamanan terutama yang menyangkut pada masalah daerah abu-abu atau greey area itu dimasukan kE~dalam RUU ini.

Sehingga kita dapat menambah 1 BAB disini misalnya masalah keadaan bahay·a atau apapun namanya yang bisa kita sepakati, jadi pemerintah dengan demikian menyimpulkan bahwa tidak perlu kita mengubah RUU ini menjadi RUU Pertahanan dan Keamanan tetapi tetap menjadi RUU Pertahanan Nasional atau RUU Pertahanan Negara tetapi dengan menambah materi mamasukan daerah atau masalah-masalah yang dianggap sebagai masalah yang abu-abu tadi untuk ditambahkan di RUU dan kita nanti rumuskan bersama. terima kasih.

KETUA RAPAT : Terima kasih Saudara Menteri, saya kira kita sudah mendengarkan

secara umum pemahaman dan penghayatan Pemerintah · mengenai pol a alur pikir pasal 30, ketetapan MPR dan yang akan dimuarakan didalam kedua Undang-undang ini.

Saya kira imformasi dari pemerintah ini tidak perlu kita dialogkan, nanti kita dialogkan pada saat kita membahas DIM-DIM yang terkait, kita setuju, baik.

(RAPAT SETUJU)

Baik kalau begitu kita lanjutkan, kalau begitu kita langsung membahas Daftar lnventarisasi Masalah dan sebelumnya saya ingin mengimpormasikan kepada kita sekaHan berdasarkan data dari Sekretariat setelah ditabulasi dari DIM-DIM yang diusulkan oleh masing-masing fraksi, khusus untuk Rancangan Undang-l:lndang Pertahanan ini ada 440 Daftar lnventarisasi Masalah. Sedangkan waktu yang tersedia ada 7 hari, masa rapat kalau sehari kita pakai 3 jam dari jam 1 sampai jam 4, berarti hanya 21 jam untuk 440 DIM, kalau tiap hari kita pakai setiap malam, tambah 3 jam berarti 7 X 6, kita punya waktu 42 jam, untuk ditingkat Pansus, apakah kita mau pakai 21 jam, atau kita mau pakai 42 jam, buat karrii bergantung bagaimana kita memanage waktu itu, kita akan rnembicakan nanti, tapi barangkali imformasi awal ini · perlu kami sampaikan supaya masing-masing kita bisa mengkalkulasi batas-batas kemampuan dan ketersedian waktu kita yang ada.

Baik sekarang kita memasuki pembahasan DIM, saya kira dihadapan kita semua sudah ada. Kita mulai Daftar lnventarisasi Masalah yang pertama DIM 1, mempersoalkan tentang judul, ada 5 fraksi yang mengajukan usul amandemen tentang judul ini dan barangkali kami urut saja sebagaimana biasanya sesuai daftar yang ada disini, kami mulai dengan Saudara kami dari fraksi PDI. Perjuangan.

Silakan menyampaikan usul perubahan.

SET PANSUS DPR RJ

Page 6: PANSUS RUU TENTANG KEPOLISIAN NEGARAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200415-034857-6189.p… · 3 fraksi reformasi 1. jr. a.m. lutfhi 2. prof. dr. h. moch. as.kjn, sh

3

F.PDI.P (TERAS. ,"!ARANG,SH ) :

Terima kasih Saudara Pimpinan, lbu-ibu dan Bapak-bapak Anggota Pansus yang saya hormati, memang didafam daftar inventarisasi masafah ini, fraksi PDI.Perjuangan mengajukan usulan perubahan yaitu dengan menambah pokok-pokok, sehingga dengan adanya perubahan itu, maka judul menjadi berubah, yaitu tentang Pokok-Pokok Pertahanan Negara, adapun alasan dari fraksi POl. Perjuangan untuk mengajukan usulan ini adalah :

Pertama kami berpendapat masih ada Rancangan Undang-undang yang harus dibentuk misalnya yang pertama tentang TNI.

Kemudian yang kedua tentang kekuasaan peradilan yang berlaku terhadap TNI; kemudian bantuan TNI terhadap tugas-tugas keamanan yang diminta oleh POLRI, dan Rancangan Undang-undang tentang Penyefenggaraan wajib militer bagi warga negara indonesia, demikian pimpinan, yang menjadi alasan dari fraksi PDI. Perjuangan untuk mengajukan usufan ini, kehadapan Pansus yang mulia ini.

Terima kasih.

KETUA RAPAT : Terima kasih, saya kira kita sepakat kalau masing-masing fraksi dulu

diberikan kesempatan untuk menyampaikan usulannya lalu tanggapan pamerintah, tahap kedua masing-masing fraksi saling menaggapi kembali, kami lanjutkan Ice fraksi Partai Golkar.

F.PG (AGUN GUNANJAR SUDARSA, SH) : Tsrima kasih, Saudara Pimpinan, sesuai dengan daftar inventarisasi

masalah yang telah tersajikan dihadapan segenap anggota Pansus dan pemerintah, bahwa Fraksi Partai Golongan Karya untuk judul Rancangan Undang-undang t•:mtang Pertahanan Negara ini, tetap tidak. ada perubahan dan dalam beberapa hal kami hanya ingin mempertanyakan yang didalam kolom keterangan, namun rupanya hal-hal tersebut kami hantarkan dalam pengantar r.1usyarawarah fraksi kami dan nampaknya pihak pemerintah beberapa klarifikasi, tentunya judul ini bersifat tetap dengan catatan apa yang telah disampaikan oleh pihak pemerintah tadi tentunya yang menyangkut masalah greey area, dimana hal-hal yang terkait secara langsung antara masalah fungsi Pertahanan dan fungsi Keamanan, ini tetap harus diatur: didalam ketentuan Rancangan Undang-undang ini sehingga dengan demikian, judul tetap namun pacta waktu pembahasan subtansinya nanti ketika ada hal-hal yang ada keterkaitan secara langsung baik itu menyangkut masalah Keamanan dalam negeri menyangkut masalah mobilisasi, demobilisasi dan lain sebagainya termasuk masalah keadaan bahaya itu tentunya perfu ada penuangan dalam masalah ini. Demikian dari fraksi Partai Golkar, jadi pada prinsipnya judul ini tetap.

Demikian Saudara pimpinan. Terima kasih.

KE'rUA RAPAT: Terima kasih dari Golkar, terus kami lanjutkan dari Persatuan

Pembagunan.

F.PP (AHMAD KARMANI ) Terima kasih, Bapak pimpinan, bapak-bapak dari pemerintah. Saya kira pada dasarnya Partai Persatuan Pembagunan tetap

menginginkan adanya satu undang-undang yang bersifat payung karena masalah-masalah yang rnenyangkut soal Pertahanan dan juga keamanan justru memang dua hal t1dak sama tapi serupa, tadi dikatakan masalah daerah greey area, ofeh karena itu perfu adanya suatu Undang-undang bersifat integrasi,

SET PANSUS DPR Rl

Page 7: PANSUS RUU TENTANG KEPOLISIAN NEGARAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200415-034857-6189.p… · 3 fraksi reformasi 1. jr. a.m. lutfhi 2. prof. dr. h. moch. as.kjn, sh

4

integratet kemudian dari situ ada satu Undang-undang seperti Undang-undang Pertahanan, Kepolisian dan Undang-undang lain, sehingga Partai Persatuan Pemoangunan tetap mengusulkan judul Undang-undang ini adalah tentang Undang-undang Perta~anan dan Keamanan Negara.

Terima kasih Saudara pimpinan.

KETUA RAPAT: Terima kasih, FPPP, selanjutnya kami Janjutkan Fraksi Kebangkitan

Bangsa.

F.tCB ( DRS.IR.A. ANSOR CHOLIL) Terima Kasill Saudara Pimpinan, usul dari Fraksi Kebangkitan Bangsa

judul ini diubah menjadi Pertahanan Nasional, mengapa kami usulkan menjadi, justru karena pertahanan Nasional ini mencerminkan keseluruh wilayah, disamt:ing mer.1ang Pertahanan Nasional itu banyak digunakan oleh dunia-dunia Juar, disamping itu memang kalau Pertahanan Negara ini nampaknya seperti berkonotasi crientasinya kepada kekuasaan dan disamping itu juga bahwa Pertahanan Negara atau Pertahanan nasional itu menunjukan kalau nanti terjadi ada mobilisasi itu melibatkan seluruh rakyat tidak hanya dipegang alat negara saja.

Sekian t•3rima kasih.

KETUA RAPAT: Terima kasih, kelihatannya dari Fraksi Reformasi, TNI, PBB, KKI, tidak

mengajukan usulan perubahan juga nanti diberikan kesempatan tanggapan terhadap usul fraksi-fraksi, PDKB ada usulnya, disini yang sama-sama kita bisa baca tapi karena waktunya tidak ada jadi tidak mempunyai kesempatan untuk menjelaskan kepada kita. Sekarang giliran kita sating menanggapi usul masing­masing DIM fraksi, apakah fraksi-fraksi sating menanggapi dulu baru pemerintah atau pemerintah dulu memberikan tanggapan umum, pemerintah dulu rnemberikan tanggapan kemudian tanggapan fraksi. Kami persHakan.

PEMERINTAH (MENHAN\MAHFUD MD) : Terima kasih pak, secara garis besar dari semua tanggapan ada 3 yang

perlu kami tanggapi, pertama kami dari pemerintah kurang sependapat dari PDI.P untuk menarnbah pokok-pokok Pertahanan Negara atau Pertahanan Nasional, karena sekarang ini sudah tidak Jajim lagi, sebenarnya Undang-undang pokok, undang-undang itukan semuanya sejajar, jadi kalau pokok memberikan kesan bahwa dia menjadi sumber atau landasan dari lahimya undang-undang lain yang sebenarnya secara hiraskis menurut TAP MPR itu sama, oleh sebab itu kita menganggap Undang-undang itu berkedudukan sejajar secara hiraskis sehingga nanti biarlah kalau Jahir undang-undang lain yang terkait itu dianggap saja sebagai produk memang sejajar bukan bersumber dari bentuk hukum yang sebenarnya sejajar, kemudian menambahan kata Keamanan, masih tadi dari P3 masih ingin mengunakan kata Keamanan tetapi ingin kita sampaikan bahwa masalah tersebut akan terbentur dengan tataran kebenaran yang sudah diatur didalam TAP MPR nomor 6 dan TAP MPR nomor 7 itu dapat dikatakan bersumber dari pasal 30 Undang-undang Dasar 1945.

Oleh sebab itu bagi kami, istilah Keamanan itu sendiri sangat luas sehingga kalau dibuat Undang-undang itu akan mencakup keseluruhan unit-unit di pemerintah dan itu menurut kami sangat sulit, bahkan tidak mungkin dibuat satu undang-undang tentang Keamanan yang konprenhensif, oleh sebab itu kami tetap berpendapat namanya Undang-undang Pertahanan soal apakah P~~rtahanan Negara atau Pertahanan Nasional sampai sekarang kami tidak menaggapi terlebih dahulu, karena bagi kami ini nampaknya sama-sama punya kelemahan, punya kekuatan diantara keduannya oleh sebab itu persilakan

SET PANSUS DPR Rl

Page 8: PANSUS RUU TENTANG KEPOLISIAN NEGARAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200415-034857-6189.p… · 3 fraksi reformasi 1. jr. a.m. lutfhi 2. prof. dr. h. moch. as.kjn, sh

5

kepada flour di DPR ini menaggapi seal negara atau nasional tetapi kalau keamanan kami sementara sependapat tidak perlu menambahkan dalam RUU ini.

Terima kasih.

KETUA RAPAT : Baik terima kasih, jadi setelah satu puteran kelihgatannya ada 3 hal yang

pertarna penarnbahan usulan pokok-pokok yang diusulkan PDI.P, yang kedua penambahan kata Keamanan yang diuslkan P3 dan PDKB dan yang ke tiga penambahan kata-kata pergantian antara kata Negara dan Nasional, kami serahkan kembal! kesempatan balik kepada PDI.P, bukan hanya untuk berbicara mengenai DIM-nya tepi sekaligus menanggapi DIM yang lain yang P3 punya.

F.PDI.P (A. TERAS NARANG, SH): Terima kasih pimpinan, pertama-tama perkenankanlah kami untuk

menaggapi tanggapan dari pemerintah yang terkait usulan dari fraksi PDI.Perjuangan dengan tanpa berprentensi untuk tetap mempertahankan apa yang kami uslkan disini, Fraksi PDI.Perjuangan betul-betul · memahami sekali, bahwa berbicara masalah Undang-undang tidak ada masalah pokok dan apalagi masalah payung,. kita tahu persis di TAP MPR nomor 3 jelas dikatakan bahwa kita hanya mengenal Undang-undang dan saya sependapat dengan pemerintah tadi yang menyampaikan, bahwa jangan diartikan pokok-pokok ini diartikan, pokok-pokok ini seola11-olah bahwa dia merupakan sumber dari Undang-undang yang lain, maknanya itu sederajat, semangatnya itu sederajat dan memang TAP MPR-pun juga mengatakan demikan.

Kemudian mengenai tambahan kata Keamanan menurut hemat kami, sependapat agar ini nanti kita dengar kembali pandangan dari masing-masing fraksi, sudah barang tentu ini merupakan masalah perlu kita pikiraan konfrensif dan secara integral, termasuk masalah usulan Pertahanan Nasional dan usulan tF.Jrakhir dari fraksi PDKB yang mengabungkan Pertahanan dan Keamanan Nasional. Demikian sementara dari saya mungkin dari ternan-ternan lain akan menyampaikan kalau diperkenankan oleh pimpinan.

Terima l<asih.

KETUA RAP AT : Ada tambahan, silahkan.

F.PDI.P. (FIRMAN JAVA DAELI, SH): Terima kasih Bapak Ketua, kami ingin memperkaya dari ternan kami,

bahwa memang dari segi kontruksi hukum, sekarang memang pokok-pokok itu, kami memang senjaga disini poko-pokok bukan pokok, karena kami menempatkan bahwa bagian ini seterusnya adalah merupakan pokok sebetulnya. Dari perspektif hukum memang barangkali kurang sesuai tetapi

. pesan moral, pesan hukum yang ingin kami sampaikari disini bahwa pada · giliranya terjemahan dari' rujukan utama yaitu UUD 45 dan TAP MPR, kita ingin menempatkan juga bahwa dengan ada pokok-pokok disini maka konprensinya adalah Undang .. undang juga merupakan pokok, sebenarnya itu yang pertama, yang kedua seal Keamanan biarlah nanti menjadi perbincangan bersama tetapi Bapak Ketua kami ingin klarifikasi lebih lanjut dari ternan P3 bahwa memang yang kita ingin lihat disana sebuah sistem yang harus .terkait menyeluruh dan mendasar antara Pertahanan dan Keamanan, bahwa memang ada prinsip yang jelas d.:m tegas antara domain ini, bahwa ada hubungan kerjasama , itu pasti akan ada, Undang-undang Dasar 45 telah mengamanatkl!in sedemikian rupa jelas-:jelas disitu, kemudian diterjemahkan oleh TAP MPR, persoalannya adalah kalau ada hubungan itu, kalau ada kordinasi itu apakah bergabung dengan struktural atau hubungan fungsional, jangan-jangan ada inflikasi politik yang serius kalau ini dalam bentuk sistem yang diterjamahkan dengan Pertahanan

SET PANSUS DPR RJ

Page 9: PANSUS RUU TENTANG KEPOLISIAN NEGARAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200415-034857-6189.p… · 3 fraksi reformasi 1. jr. a.m. lutfhi 2. prof. dr. h. moch. as.kjn, sh

6

d~n Keamanan maka pada gilirannya Subkoordinat dan Ordinat itu, hubungan struktural. ·

Bisakah ini dite~emahkan dengan mestinya dulu Pertahanan bahwa soal t<eamanan bisa dalam kontek Kepolisian dan seterusnya ini kira-kira klarifikasi lebih lanjut, bukan dari pemerintah tapi dari ternan P3, tapi kita sepakat ada hubL:ngan sistem itu pada tingkat filsofis tetapi harus diterjemahkankah itu dengan Undang-undang itu, apakah kita tidak mengkalkulasi inflikasi serius l<edepan kalau ini digabung, apakah kita bisa terjemahkan dengan pendekatan kemarin, kalau ada Undang-undang Pertahanan kita masukan disitu yang ada hubungan rerasional dengan Keamanan dan kalau Undang-undang Kepolisian kira-kira mohon. Terima kasih.

KETUA RAPAT: Terima kasih PDJ .. P, kalau ada tanggapan buat fraksi lain.

F.PG ( ORS.AGUN GUNANDJAR SUDARSA) : Terima kasih, yang pertama untuk fraksi Partai Golkar, menaggapi apa

yang disampaikan dari fraksi PDI.P, kami melihat bahwa pencantuman kata pokok-pokok, itu pada hakekatnya akan bisa ditegaskan jika kita bisa melihat, subtansi yang diatur didalam Rancangan Undang-undang ini, kalau memang Rancangan Undang-undang ini ternyata memang subtansinya hanya memuat hanya sifatnya itu, sendi-sendi atau pokok-pokok maka kata-kata itu bisa kita pakai, namaun kalau · Undang-undang ini kita pakai ternyata sudah secara prinsipil, secara filsofis lalu secara infrantif juga mengatur masalah Pertahanan ini sudah cukup menditil dan sudah cukup jelas kata pokok-pokok bisa ditiadakan namun demikian fraksi kami pada hakekatnya mengembalikan kembali kepada forum ini, apakah memang tepat digunakan atau tidak yang jelas kami acuannya ak3n melihat dengan subtansi materi yang diaturnya itu yang pertama.

Kemudian terhadap fraksi P3 menyangkut masalah penambahan kata­kata Keamanan fraksi kami nampaknya tidak sependapat, karena kami melihat bahwa subtansi yang akan kita atur ini terfokuskan kepada Pertahanan Negara, adap~n menyangkut masalah keterkaitan secara langsung maupun tidak langsung fungsi pertahanan ini memang ada interaksi yang tidak bisa dihindari m.3salah Keamanan, saya berfikir bahwa justru hal-hal menyangkut masalah keamanan yang terkait secara langsung itu diinsetkan dimasukan kedalam subtansi masalah fungsi Pertahanan ini tanpa harus merubah judul pertahanan dan Keamanan tapi subtansi-subtansi itu bisa dimasukan; bisa diadob kalau memang ada Bab tersendiri yang menyangkut masalah · greey area seperti kondisj · apa ketika Pertahanan ini juga harus masuk inelakukan tugas-tugas ketika fungsi keamanan yang dilakukan oleh Polrl dalam situasi tertentu sudah membahayakan kedaulatan negara, kedaulatan wilayah, integritas negara, sehingga itu sudah mungkin fungsi daripada Pertahanan.

Begitu pula istilah-istilah yang selama ini kita kenai, katakanlah kita punya hukum darurat, hukurn tata negara dalam keadaan darurat seperti dalam kaadaan bahaya, itu semua juga perlu pengaturan secara subtansial itu terkait langsung masa~ah Pertahanan, hal-hal seperti inilah menurut pendapat kami Partai Golkar, yang harus diinsetkan Rancangan Undang-undang dengan judul tetap Rancangan Undang-undang Pertahanan Negara, sehingga tidak perlu mencanturnkan Keamanan.

Alasan yang kedua kita juga sudah mencoba mengupayakan agar pemisahan antara Pertahanan dan Keamanan itu betul-betul secara inflinsit nampak, karena judulnya dengan Pertahanan dan Keamanan itukan ada satu pemisahan yang tegas, tapi tidak berarti yang tegas itu mengabaikan atau melemahkan salah satu fungsi yang lain. Tapi juga kita memikirkan bagaimana ket,3rl<aitan hukum yang satu dengan yang lainnya, kita inset pada titik tekan untuk fungsi Pertahanan, Keamanan ada didalamnya begitupula nanti, kita

SET PANSUS DPR RJ

Page 10: PANSUS RUU TENTANG KEPOLISIAN NEGARAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200415-034857-6189.p… · 3 fraksi reformasi 1. jr. a.m. lutfhi 2. prof. dr. h. moch. as.kjn, sh

7

berbicara masalah Undang-undang Kepolisian ada hal-hal yang terkait, maka disana ada fungsj..fungsi Pertahanan tertentu, kamipun mengusulkan supaya d~nset disana, sehingga judulnya Rancangan Undang-undang Pertahanan Negara.

Kemudian yang terakhir terhadap fraksi Kebangk~tan Bangsa, Fraksi Partai Golkar juga melihat bahwa nampaknya peristilahan yang sangat tepat, itu Pertahanan Negara karena berbeda secara prinsipil, istilah negara dengan Nasional, kita mengenal yang dimaksud dengan negara itu adalah kita punya wilayah, ada segala sumber daya fotensinya, ada rakyatnya dan lain sebagainya, sehingga kalau mengunakan kata nasional itu menjadi agak bias. Kami melihat bahwa justru istilah Pertahanan Negara itu jauh lebih pas dan jauh lebih tepat.

Demikian pimpinan, terima kasih.

KETUA RAPAT : Terima kasih fraksi Golkar, kami lanjutkan fraksi Partai Persatuan

Pembangunan

F.PP ( DRS.ARIEF MUDATSIR MANDAN): Saudara Pimpinan, saya kira memang secara subtansi apa yang kita

sarnpaikan, diante.ra Pertahanan dan Keamanan nampak tidak berbeda, tetapi ternyata perlu diingat bahwa memang antara Pertahanan dan Keamanan, ini sesuatu yang berbeda, tetapi tidak bisa dibedakan tidak bisa dipisahkan, jadi misaln~'a kalau Pertah~nan itu khusus mengenai ancaman integritas ancaman dan lain sebagainya tetapi akibat dari integritas menjaga dan ancaman mengarah kepada keamanan, keamanan juga seperti itu hal-hal yang tidak aman bisa disebabkan dari ancaman, baik dari luar maupun dari dalam, saya kira subtansi ini kita inginkan menambah pertahanan dan keamanan negara, itu agar tidak terpisah secara diktomis, tetapi merupan suatu sistem satu kesatuan yang utuh integral dapun mialnya misahan fungsi pertahanan dan keamanan, memang kalau pert.ahanan yang dalam hal ini rumah TNIIebih kedapa menjaga integritas, teritoril, ancaman, tetapi kalau keamanan lebih spesifik adalah dalam rangka Law and order penegasan hukum dan tertib masyarakat, nanti bisa diberik down seperti itu, tetapi subtansi seperti keamanan dan pertahanan saya kira tidak bisa dipisahkan mestinya kalau tidak dicantumkan secara spesifik disini menjadi judul nanti akan terjadi pemisahan-pemisahan yang keterkaitan fungsinya nanti akan menjadf susah lagi, kenapa dari Partai Persatuan Pembangunan ingin rnenambahkan juga judul dengan Pertahanan Keamanan Negara, intinya hanya itu saja. Yang menyangkut soal pokok-pokok saya setuju apa yang disampaikan oleh pihak pemerintah, mungkin kita cukup saja Undang-undang, jadi tidak pakai pokok-pokok, saya kira itu bisa dipahami, terus yang menyangkut nasional atau negara, saya setuju apa yang disampaikan oleh ternan kami dari Partai Golker. Lebih baik kita mengunakan masalah, istilah negara bukan nasional karena ini menyangkut teritorial, menyangkut rakyat, menyangkut sistem, dan lain sebagainya.

Saya kira mengunakan istilah negara lebih cepat. Poin kita dari Fraksi Patiai Persatuan Pembangunan, meskipun kita tetap menginginkan penambahan judul menjadi Keamanan, meskipun begitu kami menyerahkan kepada flour mana nanti akan Jebih baik dan Iebih mendalam, menyeluruh dan integral, kita sepakati bersama bahwa seperti itu Saudara Pimpinan. Terima kasih.

KETUA RAPAT : Terlma kasih, kami lanjutkan ke fraksi Kebangkitan Bangsa.

SET PANS US DPR :~1

Page 11: PANSUS RUU TENTANG KEPOLISIAN NEGARAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200415-034857-6189.p… · 3 fraksi reformasi 1. jr. a.m. lutfhi 2. prof. dr. h. moch. as.kjn, sh

8 F.KB (DRS. IR. A. ANSOR CHOLIL) :

Terima kasih, sebelumnya saya minta maaf kepada rekan-rekan PDI.Perjuangan, dimana ada usulan pokok-pokok tambahan pokok-pokok dari Pertahanan Negara. Menurut saya Pertahanan Negara sepenarnya didalamnya sudah mengandung poko~-pokok, sehingga tidak usah menambah pokok-pokok itu, sudah menyangkut, sudah meliputi seluruh pokok-pokok juga Pertahanan Negara itu sudah cukup. lni menurut pemahaman kami, tapi meskipun begitu kembali lagi kita diskusikan lagi dalam forum ini. Kemudian tentang Pertahanan dan Keamanan Negara, sekali Jagi saya mohon maaf kepada rekan-rekan fraksi Partai Persatuan Pembangunan bahwa Pertahanan dan Keamanan Negara, bagaimana juga dalam Pengantar Musyawarah kemarin sudah disampaikan bal1wa fraksi Kebangkitan Bangsa, ingin memisahkan antara Pertahanan dan Keamanan Negara, sehingga kalau ini Pertahanan Negara saja atau mungkin Pertahanan Nasional sebagaimana usulan kami itu .sudah menyangkut didalamnya adalah termasuk Keamanan, disamping itu Keamanan itu konotasinya, sepertin~·a tugas-tugas dari Polri juga memrungsikan, untuk itu dikhususkan saja Pertahanan Negara atau mungkin Pertahanan Nasional.

Kemudian kembali kepada usulan kami, mengapa kami usulkan Pertahanan Nasional, karena Pertahanan Nasional itu mengandung suatu pengertian secara menyeluruhdan karena secara menyeluruh itu itu kami usulkan tidak hanya alat negara saja, ikut mempertahankan negara ini tetapi seluruh rakyat Indonesia, juga ikut mempertahankan negara ini. Dengan demikian kami usul itu Pertahanan Nasional tetapi meskipun demikian barangkali diantara Bapak-bapak ini ada yang kurang sependapat, kami menyerah kepada keputusan flour. Terima kasih

KETUA RAPAT: Selanjutnya karni persilakan kepada fraksi Reformasi

F.REFORMASI (IR. AM. LUTFI) T entang judul memang kami tidak mengusulkan khusus artinya tetap itu

sudah baik, tetapi kami mendukung pandangan dari pemerintah bahwa masalah yang gree itu harus khusus dimasukan, lebih penting subtansinya dimasukan, kalau judulnya kita ikut saja, tetapi masalah Keamanan Dalam Negari yang selalu dipermasalahkan ini apakah tanggung jawab TNI atau Polisi itu diclearkan, ~~arena kalau kita melihat Undang-undang Dasarnya sendiri, sebetulnya kalau Kepolisian itu selalu disebutkan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (KANTIBMAS). Sedangkan kalau TNI itu mempertahankan Melindungi, dan memelihara keutuhan wilayah atau negara bisa dari luar; bisa dari dalam. Jadi ~·ang panting subtansi yang gree tadi, itu khusus dibuatkan judul, dimasukan kedalam Pertahanan Negara seperti yang semula. Terima kasih . .

KETUA RAPAT : Silal<an,

F.REFORMASI (H.PATRIALIS AKBAR,SH) Terima kasih pimpinan, kami ingin tambahkan, pertama kami memahami

betul, apa yang disampaikan teman-temandari PDI.P, kamr berikan penghargaan untuk itu.

Kamr melillat apa yang disampaikan oleh PDI.P, ini jauh lebi dari masukan bagi kita didalarn melakukan pembahasan yang koofrensif terhadap Rancangan Undang-undang ;ni. Dimana masalah-masalah yang bersifat subtansi dan ada kaitannya beberapa Rancangan Undang-undang yang diperkirangkan diperlukan oleh PDI.P, saya kira itu bisa nanti kita coba akomodasi didalam Rancangan Undang-undang ini, terutama yang berkaitan dengan ada hubungan dengan Rancangan Undang-undang yang sedang kita bahas ini.

Oleh karena itu kami kurang sependapat kalau memang kita memasukan tentang masalah pokqk-pokok tadi. Yang kedua tentang masalah adanya

SET PANSU.S DPR RJ

Page 12: PANSUS RUU TENTANG KEPOLISIAN NEGARAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200415-034857-6189.p… · 3 fraksi reformasi 1. jr. a.m. lutfhi 2. prof. dr. h. moch. as.kjn, sh

9

keinginan untuk memasukan menjadikan judulnya Pertahanan dan Keamanan negara, kalau kita kembali melihat subtansi terkandung didalam TAP MPR nomor 6 tahhun 2000. Sesunggunya yang terkandung maknannya adalah sesuai dengan tuntutan reformasi kita ingin memberikan satu reposisi dan restrukturnisasi terhadap peran dan fungsi terhadap TNI dan Polri selama ini, dimana ternyata kita melihat adanya satu tumpang tindih, kadang-kdang mem.ang, bahl<an tidak jelas, peran dan fungsi kedua lembaga ini pada waktu yang Jalu. Kecuah itu semangat didalam TAP MPR itu adalah juga dalam rangka memningkatkan kinerja dan propesionalitas dari masing-masing kedua lembaga ini.

Oleh karena itu judul tentanmg Pertahanan negara. itu memang sudah cocok sekali. Yang ketiga tentang masalah judul ini kita pertahankan didalam kedua TAP MPR nomor 6 dan 7, kalau TAP MPR nomor 6 dalam pasal 2 itu jelas memberikan posisi fungsi TNI itu sebagai alat Perthanan Negara. Jadi ada kalimat disitu aaalah Pertahanan Negara, jelas, kemudian pada pasal 1 TAP MPR nomo7 juga memberikan posisi sebagai Pertahanan Negara, jadi payungnya sudah ada di TAP MPR, kita mencoba menjabarkan lebih lanjut tapi tentu juga tidak boleh keluar dari payung yang ada itu. Saya kira demikian selain daripada yang disampaikan Bapak Lutfi, sebagai tambahan. Terima kasih

KETUA RAPAT : Selanjutnya TNI/POLRI.

F.TNI/POLRI (SLAMET SUPRIADI, S.IP.,MSc,.MM): Terima kasih pimpinan, dari fraksi TNI/Polri, kami sependapat apa yang

aisampaikan pemerintah, bahwa judul tetap, yaitu Rancangan Undang-undang Pertahanan, tanpa ditambah pokok-pokok atapun negara, kami punya alasan demikian, bahwa sesuai hiraki Perundang-undangan yang ada, setelah TAP MPR itu Undang-undang, tidak ada Undang-undang pokok-pokok dan sebagainya. Kesan pokok-pokok sebagai payung nanti ada jabaran didalam Undang-undang yang lain, padahal kesederajatan Undang-undang ini, Undang­undang sifatnya organik berarti harus efeecbel, harus bisa dilaksanakan di lapangan, o!eh karena itu kami setuju, tetap dengan · Undang-undang Pertahanan.

Kemudian yang keduan tengang apakah perlu ditambah Keamanan, kami kurang sependapat, dengan ditambah keamanan, karena apa, pengertian sekarang univesal, Keamanan Nasional itu meliputi fungsi negara yang meliputi satu di bidang Keamanan, yang kedua masalah tentang Keselamatan Negara, yang ketiga ketertiban Umum atau ketertiban publik, yang keempat penegakan hukum dan yang kelima menyangkut kepastian hukum. Kalau kita menambah Kemanan apa lagi Negara apalagi Nasional, begitu Juasnya Undang-undang ini, tadi sudah dikatan oleh pemerintah bahwa kita tidak mampu untuk menyusun perundang-undangan yang demikian luas. Oleh karena Pertahanan salah satu fungsi dari Kearnanan Nasional dalam arti luas, maka kami pikir Undang-undang ini tidak perlu menambahkan dengan kata Keamanan.

Kemudian yang ketiga, kami sependapat tetap mengunakan kata Pertahanan Negara bukan Pertahanan Nasional, alasanya tadi juga sudah disinggung oleh fraksi Reformasi, bahwasannya sesuai dengan Undang-undang Dasar, Pembukaan saja sudah jelas, alinea ke-4 bahwa negara berkewajiban dan sebagainya, disitu adalah negara, fungsi negara, mulai dari mencerdaskan bangsa, melindungi keselamatan rakyat dan sebagainya, itu semua sudah ada didalamnya, oleh karena ini merupakan fungsi negara.

Kemudian Pertahanan Negara ini, Negara dalam arti meliputi wilayah, Pemerintah dan Rakyat. Fungsi Pertahanan bukan fungsinya tentara saja, tapi fungsinya pemerintah, fungsinya rakyat, juga tentara sebagai kekuatan utama. Oleh karena itu seyogianya tetap mengunakan nama Negara dan dengan mengunakan nama negara jangan kwatir ini akan dikaitkan dengan Jebih dekat

SET PANSUS DPR RJ

Page 13: PANSUS RUU TENTANG KEPOLISIAN NEGARAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200415-034857-6189.p… · 3 fraksi reformasi 1. jr. a.m. lutfhi 2. prof. dr. h. moch. as.kjn, sh

10

dengan aspek kekuasaan, sebetulnya tidak. Kalau kita menjabarkan letterlux dari penjabaran aslinya namanya Nasional dispress, mungkin kita terjebak dalam wacana itu dan akhirnya, kita menghendaki Undang-undang Pertahanan Nasional, padahal disini mulai dari Undang-undang Dasar selurunya, apa yang merupakan fungsi negara sudah diakomondasikan disitu, oleh karena itu kami menghendaki tetap dengan mengunakan judul Pertahanan Negara. Terima kasih.

KETUA RAPAT : Terima kasih TNI, ada tambahan

F.TNI/POLRI (DRS. I KETUT ASTAWA): Bapak Menteri dan Pimpinan yang saya hormati, perkenankan kami

sedikit menambah, menyangkut mengenai saran ditambahnya judul dengan dan Keamanan, tadi kami sudah sependapat betul dengan apa yang diutarakan oleh Bapak Menteri, bahwa judul tetap, tetapi sebagai tambahan perkenankan kami sedikit sampaikan butir menimbang yang menyangkut BAB VI tentang pemisahan TN! dan Polri, dimana pada butir b dan c, dikatakan bahwa perlu adanya pemisahan kelembagaan selama itu tidak, maka pada butir c, dikatakan sebagai akibat dari penggabungan tersebut, terjadi kerancuan dan tumpang tindih antara peran dan fungsi TNI sebagai kekuatan pertahanan negara dengan · peran dan tugas Kepolisian Negara Republik Indonesia.

Jadi kita menginginkan jangan sampai terulang, namun dengan penuh kita menyadari, demikian juga oleh kita pada waktu menetapkan ini, bahwa ada kaitan antara tugas Pertahanan dan Keamanan, oleh karena itu mari kita atur sebaik-baiknya, dengan cara memberikan pemecahan diatur dengan pasal sendiri yang menyangkut greearea dengan demikian maka judul tetap tetapi tujuan kita tetap dapat tercapai, tidak adanya tumpang tindih dalam rangka fungsi Pertahanan dan Keamanan. Terima kasih.

KETUA RAPAT : Selanjutnya, KKI.

F.KKI (DRS.H.A.HAMID MAPPA) Terima kasih, bagi fraksi KKI memang pada mulanya sejak semula tidak

menghendaki atau tidak menyetujuan adanya perubahan, kami setuju apa yang diusulkan pemerintah dan dipertegas oleh Bapak Menteri Pertahanan, bahwa Rancangan Undang-undang ini, tetap dengan judul Rancangan Undang-undang Republik Indonesia, tentang Pertahanan Negara, cuma memang bahwa didalam merevisi nanti, masalah yang abu-abu nanti itu perlu dijelaskan secara menditil, a!asannya ialah kalau kita berbicara seal keamanan ada hal-hal yang tidak bisa dipisahkan secara dikto tomis antara keamanan eksternal dan keamanan internal, itulah sebabnya, maka kami katakan bahwa masalah yang abu-abu perlu dijelaskan secara rinci. Demikian terima kasih.

KETUA RAPAT : Selanjutnya, PDU, kalau ada hal yang perlu ditanggapi, silahkan.

F.PDU (MUHIBUDDIN WALLY) Saudara Pimpinan, Saudara Menteri dan Saudara Panglima, beserta

jajarannya, ini didepan kami seperti ada 2 tentang ada Undang-undang Republik ada tentang Pertahanan ada tentang Kepolisian dan nampaknya bahwasanya ke 2 ini ingin digabung dalam satu Undang-undang. Seperti yang kami dengan tadi, bahwasannya kita itu ada perbedaan, apakah kita menyebut Pertahanan saja tetapi tidak Keamanan ataukah kita disamping menyebut Pertahanan itu juga ada menambah dengan Keamanan.

SET PANSUS DPR Rl

Page 14: PANSUS RUU TENTANG KEPOLISIAN NEGARAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200415-034857-6189.p… · 3 fraksi reformasi 1. jr. a.m. lutfhi 2. prof. dr. h. moch. as.kjn, sh

11

Menurut kami, bahwasanya yang dikatakan Undang-undang tentu sifatnya atendek artinya tidak panjang, apalagi bertele-tele, tapi sudah barang pasti Undang-undang itu jelas, meskipun apabila disebutkan kata Pertahanan disitu juga termasuk Keamanan, jadi apasih kalau kita menambah kata Keamanan disamping Pertahanan untuk lebih memperjelas bisanya dalam Undang-undang ini juga ada menyebutkan Keamanan, oleh karena itu alangkah baiknya, kalau kita sudah sepakat semua, tidak perlu lagi menyebut Keamanan dan cukup deng.an r.1enyebut Pertahanan, baik saja.

Tetapi yang membaca Undang-undang ini bukan hanya orang-orang tertentu, tapi juga rakyat banyak, jadi kalau rakyat banyak, apalagi orang awam, ini tentang Undang-undang Pertahanan saja, Keamanannya mana, tetapi kalau disebut ini menjadi pegangan. Mestinya hal-hal yang ada kaitan dengan Kepolisian juga termasuk didalamnya ini. Apakah kita sebutkan Negara atau tidak itu sudah jelas, Undang-undang .Republik Indonesia tentang Pertahanan Negara, saya kira itu tidak perlu menambah dengan kata-kata Nasioanal, karena itu sudah jelas, tetapi kata Keamanan itu kami rasa itu perlu meskipun Undang­undang sifatnya pendek tapi harus jelas. Jadi mana saya menyerah mana yang kfta sepakati semua, kesitulah tentu kita akan mengambil suatu kesepakatan. Cuma tadi saya ada sebagaian kita mengatakan kalau disebut negara, disitu sudah disebut nc.sional disana, dan memang demikian, karena itu tentang, apa itu perlu kita bahas lagi, tapi terserah kepada perasahan kita masing-masing, karena perasaan itu dikehendaki oleh pikiran oleh akal. Terima kasih.

KETUA' RAP AT: Terima kasih, biar pendek tapi jelas, namun bergantung perasaan.

10 fraKsi sudah menyampaikan 2 yang tidak mempergunakan kesempatan, pemerintah juga sudah menyampaikan tanggapan, kalau boleh saya kerucutkan 3 hal.

Yang pertama pergantian kata Nasional, kata Negara menjadi kata Naskmal seperti yang diusulkan oleh rekan kami dari F.KB

Kata negara menjadi .. . seperti yang di usulkan s~perti yang diusulkan re~:an kami dari F.KB, tE;tdi. dikatakan bergantung kita karena itu pilihannya ada tiga, pertama tetap kita dikusikan disini, pilihan yang kedua kita dikusikan di Tim Perumus kalau kita menganggap masalah ini semantik, pilihan yang ketiga siapa tahu rekan kami dari FKB setelah mendengarkan pasline mengatakan bahwa memang yang lebih bagus kata-kata negara itu masalah nasional.

Kemudian yang kedua yang disampaikan rekan kami dari F. PDI-P mengenai kata pokok-pokok ada dua hal kalau pokok-pokok diartikan sebagai p(3ndekatan gradasi struktural UU fraksi-fraksi menganggap semua UU itu sederajat tapi l<alau pokok-pokok itu diartikan sebagai luasa.n cakupan maka itu bergantung materi apakah materinya itu pokok-pokok atau materinya detail kalau materinya pokok-pokok ya namanya pokok-pokok tapi kalau detail berarti tidak artinya penyelesaiannya bergantung setelah kita membahas materi kalau materinya terbukti pokok-pokok ya namanya pokok-pokok tapi kalau tidak ya tidak.

Lalu masalah yang ketiga, yang disampaikan oleh rekan kami dari F.PPP penambahan ka!a dan kemanan sekalipun fraksi persatuan pembangunan juga tidak ngotot kelihatannya disini bergantung kesepahaman kita, nah beberapa fraksi menganggctp bahwa titik berat dari UU ini memang masalah pertahanan sedangkan unsur-unsur keamanan yang ada disitu adalah sebagai pelengkap tapi sekali lagi semua ini kita kembalikan pada perbincangan kita, sekarang barangkali kita rnu:ai masalah semantik dulu dari rekan kami PKB bagai mana pak tetap negarcl atau nasional.

F. KB (DRS.IR.A. ANSOR CHOLIL):

S£T PANSUS DPR RJ

Page 15: PANSUS RUU TENTANG KEPOLISIAN NEGARAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200415-034857-6189.p… · 3 fraksi reformasi 1. jr. a.m. lutfhi 2. prof. dr. h. moch. as.kjn, sh

12

Menun.it pemahaman kami kalau pertahanan nasional itu adalah masalah menyangkut keseturuhan nasional tetapi kalau pertahanan negara ini seperti yang mempertahankan · negara ini hanya aparat negara itu pemahaman kami sehingga kalau pertahanan nasional banyak diikut sertakan dimobilisasi untuk il<ut serta mempertahankan negara tetapi itupun hanya istilah pemahaman karena itu juga kami enggak ngotot kalau memang Bapak-bapak dan fraksi-fraksi yang Jain tidak menghendaki diganti kamipun enggak masalah terima kasih.

KETUA RAPAT : Terimakasih inilah indahnya demokrasi pak jadi untuk sementaramasalah

nc:1sional dan negara bisa dianggap selesai kecuali ada hal-hal yang lain yang ditanggapi fraksi silahkan PDI-P mengenai pokok-pokok pak, mau dituntaskan disini atau mau kita manjakan dipanitia kerja.

F. PDI-P (TERAS NARANG ) : Terima kasih panjang-panjang memang agak sulit juga begini Pak

Pimpinan usul terak hir dari pimpinan dan kemudian dari rekan kami fraksi gclkar yang menyampaikan pada saat nanti kita membicarakan substansi mungkin kita akan kembali melihat ini dan F, PDI-P kalau sekirahya memang pada saatnya kami melihat perlu ada penghapusan kami akan setuju pada forum ini jadi mohon dilanjutkan saja dulu kalau saya boleh kami usulkan agar menjadi fendingmeter ya nanti kita lanjutkan se~elah kita. masuk ke substansi terima kasih.

KETUA RAPAT·: Namanya F. PDI-P pak. Frasi Partai Persatuan Pemb~ngunan tentu

memelihara persatuan tapi silahkan pak.

F. PPP (DRS. ARIEF MUDATSIR MANDAN): Seperti kami sampaikan tadi bahwa akhirnya memang masalah

keamanan itu menurut kami bukan hanya specifik urusan kepolisian tapi juga menjadi domen pertahanan juga T~l dalam hal ini tapi pada waktu pertama saya mengemukakan tadi dapi pihak pemerintah juga mengakui bahwa ada grey area " daerah abu-abu" yang ini juga menjadi kosen kita bersama, kalau kita katakan juga bahwa kalau rnisalnya specifikkan keamanan diduga hanya mer:Jjadi urusan

.. kepolisian sesungguhnya masalah polisin ini lebih specifik lagi saya katakan tadi masalah hukum, perlindungan, pelayanan masyarakat, bimbingan masyarakat dan lain sebagainyayang memang tujuannya adalah untuk dalam rangka menegakan keamanan terbinanya kemanan, oleh karena itu saya curiga bahwa substansi dari seluruh isi UU Pertahanan nanti itu juga ada hal-hal yang bersifat keamarian ada doonen keamanan juga begitu sehingga dari kami F.PPP tetap menginginkan egar persoalan keamanan dan pertahanan ini tidak di bedakan memang TAP-nya antara TAP Nomor 6 dan TAP Nomor 7 itu memang secara spec:fik memisahkan bahwa pertahanan dan keamanan tetapi kalau ditarik menjadi masalah yang agak global dan substansial sesunggahnya antara kedua persoalan ini bisa saling berkaitan dan dekat sekali anggak bisa dipisahkan begiti saja karena masalah-masalah integritas sektorial itu juga bisa menimbulkan masalah keamanan, demikian juga sesungguhnya masalah pertahanan misalnya itu komponen pertahanan itu rakyat itu semua terlibat masuk kepolisian meskipun ada aturannya sendiri misalnya soal-soal mobilisasi pasti kepolisian terlibat begitu juga masalah keamanan tidak hanya TNI pada areal tertentu TNI juga terlibat jiks itu diminta oleh polri misalnya seperti itu ini menujukan bahwa masalah pertahanan dan keamanan itu tidak bisa dipisahkan, dalam UU berikutnya juga tidak ada UU keamanan tetapi UU tetang Polri ini berarti, oleh !<arena itu saya minta masalah ini bisa kita pending dulu kemudian kita lihat isi substansi dari seluruh Pasal-pasal RUU ini seperti apa sehingga nanti kalau ada domen-domen keamanan tidak bisa tidak harus masuk saya kira ini saya setuju dengan rekan kita dari F. PDU secara specifik disebutkan pertahanan dan

Sf:T PANSUS DPR RJ

Page 16: PANSUS RUU TENTANG KEPOLISIAN NEGARAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200415-034857-6189.p… · 3 fraksi reformasi 1. jr. a.m. lutfhi 2. prof. dr. h. moch. as.kjn, sh

13

keamanan negara tidak bisa tidak karena dalam Pasal-pasal berikutnya nanti ada misalnya masalah keamanan mau tidak mau harus masuk kesiru karena kalau tidak masuk kesitu nanti akan tidak bisa dipahami saya kira untuk sementara serti itu, terima kasih.

KETUA RAPAT :" ·· Baik terima kasih jadi ada jalan penyelesaian yang diusulkan pengusul

sarr:a dari rekan kami dari PDI-P bahwa untuk kata pokok-pokok dan menambah kata keamanan sangat tergantung substansi yang masuk dalam jaringan UU ini dan untuk menentukan apakah ini pokok-pokok apakah ini pertahanan dan keamanan kita akan bahas pada saat terakhir setelah hampir tutas membahas masalah substansi sedang usul rekan kami dari F. KB mengenai negara dan nasional kita anggap itu adalah masalah semantik yang tidak perlu persoalan Jebih lanjut lagi apakah kes!mpulan ini bisa kita terima ? baik terima kasih.

' '

Ketok palu 1X

Dengan demikian kita beralih ke DIM yang kedua, dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa Presiden Republik Indonesia tidak ada fraksi yang mengajukan usul perubahan.

F. REFORMASI (H. PATRIALIS AKBAR, SH): Terima kasih pertama, kami minta maaf memang dalam draft yang telah

tetang pertahanan negara ini tidak ada tetapi didalam draft kepolisian ada sesunggulmya ini adalah merupakan satu kesatuan ada usulan kami pimpinan mohon dengan hormat dimaafkan kalau memang tidak ada disini, tetang m3salah ira-irah yang berkenaan dengan kepala UU ini kami menginginkan ini di sempurnakan dengn alasan, pertama masalah ira-irah ini rriemang sudah harus kita mulai melakL.kan perubahansebab sesuai dengan semangat perubahan didalam UUD Negara Rl Tahun 1945 kalau kita amati khususnya didalam Pasal 5 clan Pasal 20 ayat 1 2 3 dan 4 sesungguhnya sekarang didalam produk perundang-undangan sudah beralih kepada legislatif power jadi tidak lagi ek.sekutif power se:hingga kala~ kita melihat dari judul ini ataau konsedran Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa Presiden Republik Indonesia masih mengarah pada eksekutif power dimana seakan-akan hanya Presidenlah yang memberikan pertimbangan-pertimbangan lebih lanjut meskipun nanti ada kalimat dengan persetujuan DPR terakhir, nah oleh karena itu untuk menghargai semangat perubahan yang kita lakukan dua kali dan itu secara eksplisit sudah jelas didalam Pasal 5 dan Pasal 20 maka kami mengusulkan demikian Dengan Rallmat. Tuhan Yang Maha Esa Dewan Perwkilan Rakyat Republik Indonesia bersama Presiden Republik Indonesia karena dua-duanya kami membahas ini baik pemerintah maupun juga DPR jadi tidak ada salahnya kita berikan pengharagaan dan pengakuan senyatanya kepada dua lembaga ini, ini usulan kami terima kasih.

KE1"UA RAPAT: Terimakasih yang pertama saya kira yang disampaikan rekan kami dari

Heformasi walaupun tidak tercantum di UU Pertahanan Negara tidak dapat menganggap bahwa itu adalah DIM yang luput dari penggandaan sekretariat sehingga rnerupakan agenda yang perlu kita bahas, nah ini ada usul dari rekan l<ami Fraksi Reformasi dan saya kira ini akan dan saya kira ini akan mewarnai seiuruh UU yang akan yang akan datang saya kira saya tidak perlu ulangi penjelasanhya saya persilahkan apakah pemerintah dulu yang menanggapi karena pemerintah ini hukum tata negara ini kita praktisi dan ahli.

SET PANSUS DPR RJ

Page 17: PANSUS RUU TENTANG KEPOLISIAN NEGARAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200415-034857-6189.p… · 3 fraksi reformasi 1. jr. a.m. lutfhi 2. prof. dr. h. moch. as.kjn, sh

14

PEMERINTAH ( MENHAN\MAHFUD.MD): . Terima kasih pak saya kira pengesahan UU itu kan Presiden sendiri

sebenarnya kalau DPR bersama Presiden Rl rnungkin lalu konsekwensinya tanda tangannya dua apa tidak lebih bagus kalu seperti ini Presiden Rl atas persetujuan DPR sehingga jelas yang yang bertanda tangan satu untuk memasukan dida;am lembaran negara tapi silahkan saja dilempar dulu ke forum terima kasih.

I<ETUA RAPA T : Jadi ada dua penafsiran pak, kalau Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha

Esa Presiden Rl sebagai deklarasi pengundangan atau dianggap deklarasi pembuaten bersama kalau deklarasi pengundangan ya seperti itu Presiden yang mengundangkan tapi kalau itu berita acara pembuatan maka dua-duanya itu, silahkan berikan tanggapan.

F. PDI-P ( FIRMAN JAVA DAELI, SH ) : Ternan dari Fraksi Reformasi yang telah menggagas ini bersama kita

tentu kita sahuti secara positif kalau prinsif dulu sepenuhnya kami sependapat dengan pemerintah itu dulu posisi karena dalam proses politik dan prosedur ketata negaraan maka memang DPR dalam prospektif memang memberi kekuasan yang signifikan nah persaolannya adalah lantas psikologi peraturan perundang-undangannya harus diterjemahkan dengan kata DPR disitu apakah itu bukan kemunduran konst\Jsional karena kalau persoalannya bahwa yang punya kekuasaan signifikan DPR menurut kami kurang arif kalau itu juga bersama Presiden, tetap Presiden menurut konstitusional sebagai kepala negara memang pada gilirannya pengabsahan itu dilevel ke Presiden walaupun sebetulnya prosesnya juga memberikan ruang yang penuh kepada DPR, saya mungkin nanti bisa disampaikan oleh Pak Patrialais Akbar kebetulan ternan di Komisi II sampai sekarang saya belum, didunia dua itu pak saya belum pernah liha.t bahwa ada dua pintu mungkin, jadi oleh karena itu maka argumen rasional kami kenapa kami sependapat pemerintah karena tidak harus diisi dengan DPR malah menjadi tafsir yang berkesudahan pak, besok akan ada ruang yang sating ~1gotot bahwa ini dan seterusnya tapi wacana bisa kita perkaya ditempat lain, terima kasih.

KETUA RAPAT: Ya Fraksi Golkar.

F. PG ( DRS.AGUN GUNANDJAR SUDARSA ) : T erima kasih Pimpinan apa yang digagas oleh rekan saya Pak Patrialis,

nampaknya kami bisa mengerti dan memahami dan sebetulnya ini juga menjadi kanhal yang menjadi pemahaman kita bersama bahwa memang kekusaan membentuk UU itu kita sudah amandemen keterkaitan dengan Pasal 5 dan Pasal 20 UUD Tahun 1945 dimana kekuasaan membentuk UU itu ada di DPR dan itu ditegaskan didalam Pasal 20 menyangkut masalah irah-irah ini yang diusulkan oleh Pak Patria.Jis dari Reformasi kita coba melihat bahwa persoalan ini secara utuh kala.u kita melihat di Pasal 20 khususnya di ayat (4) itukan sudah jelas rumusannya bahwa Presiden mengesahkan RUU yang telah disetujui bersama untuk menjadi UU artinya ini adalah perintah konstitusi yang memang untuk pengundangannya peberlakuannya itu tetap dilakukan oleh Presiden dan Prasiden disini menurut kaca mata kami dalam kapasitas beliau sebagai kepala r.egara bukan sebagai kepala eksekutif dengan demikian kami tetap bahwa melihat irah-irah ini tidak perlu berubah dan justru yang sudah kita lakukan dalam sejarah konstitusi kita dalam sejarah perundang-undangan kita terutama kita sudah melakukan perubahan yang sangat amat mendasar ketika UUD itu sudah kita amandemen yaiutu ketika kita masuk kepada yang berikutnya dirnana dikatakan kalau ada hulu itukan Presiden dan seterusnya itu lalu setelah mau mengundangkan itukan dengan memperhatikan persetujuan DPR dulukan oegitu, tapikan sekarang sudah dirubah dengan persetujuan bersama DPR

SET PANSUS DPR RJ

Page 18: PANSUS RUU TENTANG KEPOLISIAN NEGARAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200415-034857-6189.p… · 3 fraksi reformasi 1. jr. a.m. lutfhi 2. prof. dr. h. moch. as.kjn, sh

15

oengan Presiden Rl jadi diktem katakanlah Pasal 20 itu kita coba tempatkan dalam kotruks! dalam sebuah UU mulai dari judul dan laun sebagainya sampai kepada ira-irah yang dimaksudkan itu sudah secara sistem matisitu semua tertua~gkan dalam draft yang sudah ada seperti ini sehingga menurut pendapat fraksi Golkar bahwa ira.:.irah ini sudah tepat sudah memadai dan justru yang timbul persoalan berikutnya sebetulnya kalau mau jujur sebagai wacana saja pimpinan ketika kita bicara menyangkut masalah amandemen beriikutnya yang ayat (5) pak ini mohon menjadi perhatian pemerintah dari fraksi Partai Golkar karena ada sebuah RUU yang sudah disahkan oleh DPR sudah disepakati bersama oleh DPR dan Pemerintah sudah lebih dari tiga bulan pak nasib ujung pakalnya engg;3k tahu kemana dan tidak ada keputusan politik yang dilakukan oleh institusi negara bahwa UU itu seperti apa nasibnya padahal kalau kita konsisten sebagai negara yang menghormati yang menghargai UUD 1945 itu sudah sah dan bisa diundangkan artinya bagai mana proses pengundangannya itu belum pernah terjadi apakah RUU yang setelah tiga bulan nasibnya itu tidak segera diundangkan kalau lihat ayat (5) itu menjadi UU pak, nah bentuk format keputusannya porrnalnya produknya itu seperti apa itu mungkin yang juga digagas di pikirkan oleh bung Patrialis katakanlah kami coba dorong satu SIJbstansi lagi karena itupun sebuah persoalan apakah nariti pada suatu ketika tidak perlu lagi Presiden yang irah-irah itu ketika yang konteknya tiga bulan mungkin DPR berdasarkan ketentuan Pasal 20 ayat (5) menyatakan UU ini berlaku itu bisa saja te~adi ini konteksnya pak, jadi artinya kita mencoba membuka wacana-wacana ini agar kita dalam memasuki perumusan perundang­undangan ini, merumusakan UU ini persoalan-persoalan Bangsa agenda-agenda yang tidak terselesaikan itu bisa diselesaikan bersama jadi prinsifnya kepada hal yang ini saya pikir sudah tepat pak, terima kasih.

KETUA RAPA.T : P. 3 ada komentar pak,

F=. F',, ( ............................ ) : Ya sedikit saya kira apa yang disampaikan oleh Fraksi Reformasi ini perlu

kita hargai sangat menarik, karena substansinya adalah bagai mana antara Presiden dengan DPR yang sama-sama membuat UU ini juga sama-sama mempunyai tanggung jawab akan tetapi memang sementara ini sudah disampaikan diulas oleh kawan kita dari F.PG konstitusi kita tidak memungkinkan untuk itu, karena tanggung jawab legislatif itu punya hak pengawasan jadi misalnya UU ini tidak dilaksanakan secara baik kitakan p1.,.1nya hak pengawasan itu, nah saya kira untuk sementara itu tetapi kedepan memang saya kira pelu kita pikirl\an bagaimaila agar substansi yang disampaikan oleh Fraksi Reformasi itu mendapat!<an suatu tempat yang benar yang layak, sama-sama lembaga tinggi negara karena ada Presiden dan MPR, jadi poin kita sesungguhnya untuk sementara ini dan memang konstitusi mengamati begitu tetap yang ada sekarang bahwa Presiden Rl dan seterusnya mungkin ada yang mau menambahkan, terima kasih

KETUA RAPAT: Silahkan pak.

F. PPP ("rHAHIR SAIMIMA): Terima kasih saya tambahkan sedikit pak, jadi dari kami setuju apa yang

dis3rnpaikan oleh pemerintah karena walaupun dalam UUD sudah disebutkan perubahan Pasal 5 dan Pasal 20 tapi aturan pelaksaan dari pada kedua UU itu khusus yang menyangkut dengan tata cara pembentukan UU kita tahu persis selama ini tata::ara pembentukan suatu ketentuan perundang-undangan itu rnasih keputusan Presidem, Kepres itu masih berlaku diman kira-kira seperti yang disampaikan oleh pemerintah ini yang selama ini kita gunakan kecuali setahu saya dalam pembuatan beberapa RUU terakhir yang kita setujui bersama itu ada

SET PANSUS DP.R Rl

Page 19: PANSUS RUU TENTANG KEPOLISIAN NEGARAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200415-034857-6189.p… · 3 fraksi reformasi 1. jr. a.m. lutfhi 2. prof. dr. h. moch. as.kjn, sh

16

tambahan dalam diptum yaitu bersama-sama Presiden dan DPR tapi yang jelas saya mau sebutkan sisini bahwa badan legislasi telah menyampaikan lewat Anggota-anggota itu unsul insiatif tentang tatacara pembuatan ketentuan perundang-undangan dan sekarang dalam pembahasan, karena itu menurut hemat saya kita gunakan dulu apa yang ada sesuai dengan peputusan Presiden untuk kemudian nanti setelah UU , RUU tentang tatacara pembentukan UU itu kalsu sudah kita sahkan maka itu merupakan pedoman dalam suatu UU termasuk perturan pamerintah atau usul Presiden yang akan di produk oleh Presiden, terima kasih. ·

KETUA RAPAT : Selanjutnya dari TNI ada komentar pak, kalau tidak ada jangan

dipaksakan, ada silahkan.

F. TNI/POL(DRS.I.KETUTASTAWA): Kami sependapat pak, bahwa ini tetap dengan resening yang tadi

dikemukakan bahwa walaupun kami menyadari bahwa yang di kemukakan oleh rekar. kita- dari Reform~si iru adalah merupakan suatu wacana yang perlu dibahas namun demikian mengingat bahwa didalamPasal 20 ayat (4) itu Presiden yang rnenentukan jadi memang atas persetujuan bersama tapi yang menetapka adalah Presiden sehingga dengan demikian inipun sudah sesuai dengan keputusan konstitusi namun demikian karena ini juga sudah dibahas di Baleg sudah diajukan kepada DPR mengenai RUU tata cara pembuatan peru:1dang-undangan, kalau nanti ada perubahan formatnya setelah itu ya kita sesuaikan sementara kami kira kita yang sudah ada dulu, terima kasih.

KETUA P.APAT: Kebangkitan Bangsa pak.

F. KB ( DRS.IR.A.ANSOR CHOLIL) : Kami dapat memahami apa yang disampaikan oleh ternan kami dari

Fraksi Reformasi memang kenyataannya yang membuat UU ini adalah Pemeritah bersama dengan DPR akan tetapi perlu dimaklumi bahwa Presiden dalam hal ini sebagai Kepala Negara bukan sebagai kepala .eksekutif, karena itu rnernang yang J:ertama kqroi tetap seperti usul dari pemeritah ini, yang pertama tetap seperti usul pemerintah itu.

Yang kedua, apa yang tadi dikatakan rekan-rekan bahwa sekarang ini sedang dibahas tatacars pembuatan UU itu belum sempat diputuskan dan kalau memang nanti keputusan lain kita akan merubah Jagi sementara adalah pegangan Presiden Rl Dewan Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa Presiden Rl itu saja terima kasih.

KETUA RAPAT: Terima kasih F.KKI ada komentar, baik F.PDU.

F.PDU ( MUHIBUDIN WAL Y ) : Saudara pimpinan, karena menambah itu lebih berat dari mencoret oleh

karena itu pendapat saya lebih bagus kita tambah demi kekuatan UU ini apalagi dalam keadaan sekarang ini supaya terlihat juga oleh umat pertanggung jawaban itu bukan hanya kepada kepala negara saja tapi juga rakyat keseluruhan karena itu kami setuju supaya ditambah andainya kalau ada perkembangan tetang tatacara pembuatan UU tidak demikian mencoretkan lebih gampang terima kasih.

SET PANSUS DRR RJ

Page 20: PANSUS RUU TENTANG KEPOLISIAN NEGARAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200415-034857-6189.p… · 3 fraksi reformasi 1. jr. a.m. lutfhi 2. prof. dr. h. moch. as.kjn, sh

17

KETUA RAPAT :

Terima kasih sebelum kepemeritah mungkin bapak ibu tidak keberatan kalau saya baca amandemen Pasal 20 pak ya, amandemen pasal 20, supaya kita mempunyai pemahaman yang sama. Ayat 1, Dewan Perwakilan Rakyat memegang kekuasaan membentuk undang-undang. Ayat 2, Setiap rancangan undang-undang dibahas oleh Dewan Perwakilan Rakyat dan Presiden untuk mendapat persetujuan bersama.

Ayat 3, jika rancangan undang-undang itu tidak mendapat persetujuan bersama rancangan undang-undang itu tidak boleh . diajukan lagi dalam persidangan Dewan Perwkilan Rakyat masa itu.

Ayat 4, Presiden mengesahkan rancangan undang-undang yang telah disetujui bersama untuk menjadi undang-undang. 5 nya tidak ada. (5 nya ada di9mandemen kedua, nanti saya jelaskan.)

Bukan sengaja tidak membaca memang tidak melihat. Pasal 5 dalam hal undang-undang yang telah disetujui bersama tersebut

tidak disahkan oleh Presiden dalam waktu 30 hari, semenjak rancangan undang­undang tersebut disetujui, rancangan undang-undang tersebut sah menjadi undang-undang.

Jadi kalau tidak disahkan oleh Presiden maka dia sah. Apakah dengan demikian tidak kita tafsirkan bahwa pasal 20 ini memang memberi tugas kepada Presiden selain membah~s·bersama dengan DPR, tetapi tugas pengesahan juga diberikan l<epada Presiden, saya tidak menggiring, tetapi itulah yang saya baca, sPahkan Pemerintah.

F. REFORMASI (H. PATRIALIS AKBAR, SH): Terima kasih pimpinan. Kami mernahami betul apa yang disampaikan oleh rekan-rekan dari

Fraksi, karena memang masih melihat posisi kebiasaan. Persoalannya adalah, terku.::uali dari F.PDU, saya ingat betul Menhan kita ini adc:llah juga merupakan tim ahli didala:n amandemen bersama-sama dengan pak. Bagir Manan pada waktu itu.

Yang muncul pertanyaan kami adalah, bagaimana · halnya kalau satu rancangan undang-undang itu tidak disahkan oleh Presiden, miskipun Presiden diwaj:bkan mengesahkan tetapi sudah ada preseden bagi kita ternyata ada satu undang-undang yang kita bahas bersama tidak disahkan.

Secara konsitusi miskipun belum ada aturan mainnya, maksud saya belum ada peraturan pelaksanaannya atau undang-undang selanjutnya, secara konstitusi dia adalah sah sebagai undang-undang. Padahal di situ ditulis Presiden Republik Indonesia tetapi Presidennya tidak mengesahkan.

Tetapi kita tetap mengakui bahwa ini adalah merupakan area atau pengesahan dari pada Presiden, jadi ini delematis bagi kita.

Kami ingin miskipun belum ada undang-undang yan.g mengatur tentang itu, tetapi UUD kita, amandemen ini sudah disahkan dan tidak disyaratkan dalam amandemen ini, bahwa peraturan ini harus diatur dengan undang-undang, tidak ada, kecuali y·ang secara tegas didalam amandemen itu diatur selanjutnya dengan undang-undang, inikan tidak ada.

Selanjutnya kami ingin mengajak kita sekalian untuk menghargai karya­karya kita, saya kira saudara-saudara di MPR yang masuk di PAH I dan juga PAH II, selalu rnelakukan sodialisasi hasil amandemen ini keseluruh Nusantara ini. Dan kita menyampaikan bahwa kita sudah ada legistatif power sekarang tidak Jagi eksekutif power, tetapi kita sendiri tidak mau mengakui bahwa ini adalat1 merupakan bagian dari hasil karya kita.

Tetapi kami menghargai dari pendapat bapak-bapak sekalian dan kami tentu setuju den~an apapun yang kita putuskan, tetapi ingin mengajak, kalau saya tidak salah ada satu undang-undang yang sudah kita sahkan, tentang masalah tanaman, itu apa namanya pak, tentang PP, kalau saya tidak salah memang sudah. Kemudian sekarang yang juga dibahas di undang-undang Perlindungan Tenaga Kerja, Perlindungan PPI dan PPK kebetulan saya juga

SEi" PANSUS DPR RJ

Page 21: PANSUS RUU TENTANG KEPOLISIAN NEGARAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200415-034857-6189.p… · 3 fraksi reformasi 1. jr. a.m. lutfhi 2. prof. dr. h. moch. as.kjn, sh

18

bagian anggota Pansus pada waktu itu, ini juga sudah kita masukan bagian dari pada konsep.

Jadi ini sebagai masukan buat kita semua dan pak. Firman tidak usah negara mana, semua negara itu punya bentuknya atau. sistim yang berbeda­beda. Kita tidak usah s.elalu mencontoh negara lain. Kalau memang normanya, kaidahnya kita miliki kita pakai, jangan kita berpedoman kepada orang Jain, l<ecuali kita tidak punya kaidah, saya kira demikian, terima kasih.

KETUA RAPAT: Terima kasih, tetapi saya kira Reformasi tidak berbeda pendapat dengan

Fraksi lain . yang menganggap bahwa pembuatan undang-undang, tugas bersama DPR dan Presiden. Sedangkan pengesahannya adalah tugas Presiden, begitu barangkali.

PEME~INTAH (MENHAN\MAHFUD,MD) : Saya sependapat dengan kesimpulan ketua Pansus bahwa memang

pengesahan, (oh itu bukan kesimpulan saya, kesimpulan dari tiap pembicara tadi). kesimpulan dari yang disampaikan tadi bahwa pengesahan memang ada ditangan Presiden sesuai dengan pasal 20 ayat 4, Amandemen.

Kemudian sebonarnya ada pasal 22a, amandemen yang tadi disinggung oleh pak. Patrialis bahwa ketentuan Iebih Janjut tentang tata-cara pembentukan undang-undang diatur dengan undang-undang. Jadi itu memang itu ditunggu, jadi pasal 22a, amandemen kedua, perubahan kedua. Oleh sebab itu saya pikir, pakai yang lama it.u lebih tepat, pertama karena pasal 20 ayat 4 menyatakan begitu.

Yang kedua dalam hal keadaan tidak normal misalnya suatu undang­undang yang telah disepakati bersama, tidak diundangkan baru ditunggu saja realisasi pasal 22a. yang akan membuat undang-undang yang katanya tadi rancangan inisiatifnya sudah mulai masuk, mulai dibahas, terima kasih.

KETUA RAPAT: Terima kasih pak. kami kembalikan ke rekan kami Reformasi, rekan kami

dari Reformasi setuju dengan yang terbaik dan Pemerintah menganggap yang lama masih Jebih bail<.

Jadi kita bisa sepakati ini, kita mengikuti rancangan undang-undang. Dengan segala pujian untuk rekan kami dari Reformasi, kita sahkan apa yang kita sepakati. .

KETOK PALU 1 X

·Kita kembali ke amandemen DIM No. 4 mengenai konsideran menimbang. Ada PDIP, FPG, oh banyak. Fraksi PDIP, silahkan.

F.PDIP (FIRMAN JAVA DAELI, SH) : Terima. kasih pak. Ketua. lntinya sebetulnya sama tetapi konstruksi pemikiran kami begini, kata dan

diantara kata falsafah dan pandangan diganti dengan Pancasila itu yang merupakan insitusinya. Kemudian yang kedua, kata Pancasila dan diantara kata berdasarkan dan undang-undang dasar itu dihapus.

Kami bacakan setelah perubahan; Bahwa pertahanan negara bertitik tolal< pada falsafah Pancasila yang merupakan pandangan hidup bangsa Indones~a, untuk menjamin keutuhan dan tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945.

Forum Pansus yang kami hormati, kontruksi pemikiran kami disini pada dasarnya menempatkan bahwa selain memang dalam sumber hukum itu, itu menempatkan Pancasila sebagai sumber internal. Adalah lebih tepat kalau pendekatan filsafat itu ditempatkan pada alinea awal, karena alinea awal itu sebagai pengantar.

SET PANSUS DPR RJ

Page 22: PANSUS RUU TENTANG KEPOLISIAN NEGARAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200415-034857-6189.p… · 3 fraksi reformasi 1. jr. a.m. lutfhi 2. prof. dr. h. moch. as.kjn, sh

19

Jadi apapun proses pertahanan negara kita harus dalam kerangka pandangan falsafah Pancasila. Pendekatan konstitusi ditutup dengan UUD 1945, ini kira--kira yang menjadi argumen pertimbangan kami, mengapa kami mengusulkan perubahan ini, demikian pak.Ketua.

KETUA RAPAT : Ke Fraksi Partai Golkar.

FPG (DR. HAPPY BONE ZULKARNAIN, MS) : Terima kasih pimpinan. Didalam DIM No. 4 ini memang kami ada wacana dalam internal kami

bahwa UUD 1945 ini harus kita tambah dengan kata, dan perubahannya. Tetapi kemudian dalam diskusi-diskusi kami yang kami lakukan dengan lebih mendalam lagi, pengertian perubahan itu, perubahan 1, perubahan 2 dan perubahan 3. rasa-rasanya kalau kita lihat dalam perspektif yang :.lebih komperhensif sebetulnya pengertian UUD 1945 disini sudah built in didalamnya itu adalah perubahan.

Oleh karena itu kami barangkali disini tidak keberatan seandainya, kata perubahan yang kami usulkan tadi itu, kemudian kami anulir. Sarna juga seperti apa yang disampaikan oleh, ada pikiran-pikiran yang disampaikan oleh Fraksi Reformasi tadi, bahwa bersama dengan DPR, kalau kita lihat DIM 14 sebetulnya Presiden bersama DPR.

Jadi ada hal-hal menurut kami tidak terlalu penting untuk kita perdebatkan, terima kasih.

KETUA RAPAT : Jadi kembali ke ....... selanjutnya PPP.

FPPP (DRS. ARIEF MUDATSIR MANDAN) : Terima kasih saudara pimpinan jadi perubahan ini merupakan

konsekwensi dari pada perubahan judul yang kami usulkan. Jadi ini yang pertama yang menunjukan bahwa masalah pertahanan dan keamanan itu bertitik tolak pada satu hal yang sama yaitu Pancasila dan UUD 1945', terima kasih.

KETUA RAPAT : Jadi bergantung itunya nanti pak. kalau itunya pun masih tergantung, ini

pun mas!h tergantung. Selanjutnya FKB, Kebangkitan Bangsa.

F.KB (DRS.IR. A. ANSHOR CHOLIL): Terima kasih saudara pimpinan. Karena usulan kami ini ada rentetannya

dengan yang pertama tadi. karena yang pertama itu sudah banyak yang setuju maka usulan ini kami cabut, begitu juga usulan-usulan yang rentetannya yang tadinya pertahanan negara diganti pertahanan nasional itu, semua yang kebelakang itu kami cabut semua, terima kasih.

KETUA FlAPAT: Jadi semuanya yang sejenis dengan itu dicabut pak. dibagian-bagian

belakang, lalu Reformasi.

F.REFORMASI (H. PATRIALIS AKBAR, SH): Terima kasih pimpinan. Memang disini ada perubahan redaksional,

dimana didalam konsideran terhadap menimbang ini, kami meletakan tentang hak dan kewajiban warganegara didalam pembelaan negara ini sebagai pencerminan kehidupan bangsa yang memang menjadikan rakyat sebagai tenaga dasar atau sebagai bagian dari pada Hankamrata itu sendiri. Oleh karena itu pertimbangan hak dan kewajiban ini kami kemukakan didalam konsideran a, tentang menimbang ini. Yang kedua saya tidak bermaksud untuk berdialog panjang tentang tadi kalau pembuatan undang-undang ini sedikit saja,

SET PANSUS DPR RJ

Page 23: PANSUS RUU TENTANG KEPOLISIAN NEGARAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200415-034857-6189.p… · 3 fraksi reformasi 1. jr. a.m. lutfhi 2. prof. dr. h. moch. as.kjn, sh

20

pembuatan undang-undang UUD dalam pembuatan UU harus diatur dengan undang-undang maka karena itu adalah merupakan payung dari pada peraturan undang-undang kita maka Keppres sudah harus batal demi hukum. Tetapi tidak apa-apa ini sekadar bahan ...... terima kasih.

KETUA,RAPAT: Mau mernbatalkan Keppres tetapi melihatnya kepada saya, bukan kepada

Pemerintah. selanjutnya TNI/Polri. Tidak ada usulan.

F.PPP (li.M. THAHIR SAIMIMA, SH) : Supaya waktu kita ini cepat, pembahasan ini cepat, saudara pimpinan

kami mahan supaya tidak usah ditanyakan kepada masing-masing Fraksi. Fraksi yang tidak punya persoalan tidak usah, jalan saja. Kalau ada yang mau menanggapi si!ahkan. Sehingga dengan demikian satu DIM itu cepat selesainya atau kita bahas seperti ini, saya kira 7 hari seperti yang sudah kita agendakan tidak mungkin selesai, terima kasih saudara pimpinan.

KETUA RAPAT : lni salali ketik pak. diketikan saya TNI/Polri punya usulan berarti ini salah.

Sekarang 3 Fraksi sudah menyampaikan usulan, kita tanggapi ini, Fraksi dulu atau Pemerintah. Silahkan pemerintah.

PEMERINTAH (MENHAN\MAHFUD,MD): Pertama yang dari PDIP, karena sifatnya redaksional kami pemerintah

tidak keberatan dengan usul itu, karena substansinya juga sama. Begitu juga dengan Fraksi Go!kar kami tidak keberatan kalau kata perubahannya itu mau ditambahkan, tetapi sebagai gambaran juga mungkin miskipun ini wacana tetapi kecil. Apakah dengan perkembangan pemikiran sekarang bahwa UUD 1945 sudah diamandemen dua kali dan masih akan diamandemen lagi. Bahkan mungkin sudah rnulai kuat arus tentang perubahan UUD itu, apa tidak lebih baik kata UUD itu tidak usah diberi kata 1945, UUD Negara. Jadi itu bisa UUD 1945, bisa UUD apapun untuk jangka panjang atau diganti juga kata konsitusi. Tetapi terserah kepada floor, ini hanya antisipasi terhadap perkembangan pemikiran saja. Untuk Reformasi setuju untuk didiskusikan lebih lanjut, silahkan didiskusikan diforum. Saya kira untuk Fraksi PDKB kami sudah menjawab sesuai clengan jawaban pada DIM ke-3 tadi, terima kasih.

KETUA RAP AT : Untuk PDKB nanti kita persoalkan secara tersendiri, karen a ...... lagi ke

l:1ggris. Jadi sekarang satu putaran selesai tinggal dua masalah yang diusulkan rekan kami dari PDIP dan usulkan oleh rekan-rekan dari Fraksi Reformasi. Sekarang giliran kita untuk saling menanggapi. Silahkan F.PDIP.

F.PDIP (.A. TERAS NARANG, SH): Terima kasih pak.Ketua. Tadi sudah disampaikan oleh Pemerintah bahwa

memang betul apa yang kami usulkan disini adalah untuk lebih menekankan keberadaan dar; pada Pancasila, just do it dari kedudukan Pancasila ini. Dan memang secara substansial kami tidak merubah makna yang terkandung didalam bagian pertimbangan ini, hanya pada bagian Pancasila yang ada dibawah kami angkat keatas dan kemudian kami tonjolkan bahwa falasafah Pancasila yang merupakan pandangan hidup bangsa Indonesia dan kembali kebelal<ang itu adalah berdasarkan UUD 1945. ltu pemikiran kami, jadi terima kasih kepada Pemerintah atas persetujuannya dengan . pendapat kami, terima kasih.

KETUA RAPAT : Tanggapan untuk Reformasi.

SET PANSUS DPR Rl

Page 24: PANSUS RUU TENTANG KEPOLISIAN NEGARAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200415-034857-6189.p… · 3 fraksi reformasi 1. jr. a.m. lutfhi 2. prof. dr. h. moch. as.kjn, sh

21

F. PDIP (A. TERAS NARANG, SH) : Mungkin nanti ada yang mau menambahkan tentang Reformasi karena

saya konsentrasi untuk usulan kami pak. Kalau pak. Patrialis saya setuju pak. tetapi pendapatnya perlu didengar-dengar dulu, dibaca-baca, silahkan mungkin pak. Permadi pak. silahkan pak.

F. PDIP (PERMADI, SH) : Saya kira untuk menanggapi dari Fraksi Reformasi dengan perubahan

redaksionalnya, kami melihat didalam UUD itu kan jelas Pancasila termasuk didalamnya, di Pembukaan nya. Tetapi untuk lebih menekankan bahwa itu merupakan dasar negara, diangkat keatas jadi kami lebih sepakat untuk mempertahankan pendapat Fraksi PDIP, terima kasih.

KETUA RAP AT : Dengan pengertian bahwa usul perubahan F.PDIP sudah mencakup apa

yang diusulkan oleh F.Reformasi. Silahkan Fraksi Partai Golkar.

FPG (DR. [-IAPPY BONE ZULKARNAIN, MS.) : Terima kasih Pimpinan. Memang sebagaimana yang disampaikan tadi

bahwa, dibelakang UUD 1945 itu ditambah kata perubahan, itu memang menjadi gagasan-gagasan yang muncul dalam diskusi-diskusi kami. Tadi kemudian di apressiasi oleh Menteri bahwa tidak keberatan untuk kata perubahan. Bagi kami sebeltulnya tidak terlalu panting untuk mempertahankan atau mencabut apa yang disampaikan, yang panting adalah kesamaan fikiran dari gagasan yang kami lemparkan itu. tetapi memang didalam Rancangan Undang-Undang yang lain, itu seialu disebutkan UUD 1945 dan perubahan, selalu ada kata begitu, jadi dan perubahannya. Tetapi bagaimanpun itu tergantung kepada kawan-kawan dan kita semua disini, sama-sama. Tetapi ada hal yang disampaikan oleh pak. Menteri tadi, dikatakan bahwa UUD 1945, 1945 nya itu · diganti kami sangat keberatan. Kami sabgat keberatan kalau dikatakan UUD 1945 itu diganti, karena apa, didalam amandemen yang kami lakukan, kami melakukan tidak mengganti UUD 1945, tetapi yang kita lakukan itu adalah melakukan perubahan-perubahan hal-hal yang kita anggap barangkali tidak sesuai dengan konteks berdemokrasi ki~a. Jadi oleh karena itu pak. Menteri saya kira apa yang disampaikan tentang mengganti UUCI 1 ~45 menjadi UUD saja, kami dari Fraksi Partai Golkar tidak sependapat, terima kasih.

KETUA RAPAT : Terima kasih, ini paradigma baru, Pemerintah mendukung Golkar,

Golkarnya malah menarik usulnya. Selanjutnya Fraksi Partai Persatuan.

F.PPP (DRS. H.A. CHOZIN CHUMAIDY) : Terima kasih. Pak. pimpinan saya Chozin Chumaidy yang mewakili PPP.

Pertama saya kira untuk menanggapi rekan kami dari. PDIP bahwa memang betul itu hanya sek.adar redaksi tetapi kalau kita hayati secara dalam, sebetulnya redaksi yang av11al jauh Jebih lengkap. Karena kalau kami lihat bahwa atau kita renungkan, menimbang a. itu disitu menjelaskan tentang pertahanan negara harus bertitik tolak dari falsafah dan pandangan hidup. Untuk apa? Untuk menjamin keutuhan dan tetap tegaknya Republik Indonesia, atas dasar apa? Pancasila dan UUD 1945, jadi Pancasila dan UUD 1945 itu menjadi dasar pertahanan negara, sekaligus juga keutuhan negara. Tetapi sekali Jagi ini selera bahasa. Jadi saya kira kalau boleh saya usulkan kita bawa saya ke Tim Perumus apa yang disampaik.an oleh rekan PDIP. Kedua yang tadi dari Partai Golkar saya kira kita melihat bagaimana kelaziman yang ada, tetapi memang UUD 1945 jangan dicabut. Jadi apakah pakai perubahan atau tidak tetapi UUD 1945 saya kira harus tetap. Yang ketiga dari Fraksi Reformasi, sebetulnya kalau saya baca usulannya, itu sebetulnya mengambil dari butir c, di menimbang. Tetapi kalau l<ita ingin mengc.mati satu alur pikiran dasar-dasar pemikiran-adanya Rancangan

SET PANSUS DPR RJ

Page 25: PANSUS RUU TENTANG KEPOLISIAN NEGARAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200415-034857-6189.p… · 3 fraksi reformasi 1. jr. a.m. lutfhi 2. prof. dr. h. moch. as.kjn, sh

22

Undang-Undang ini sebetulnya tetap enak pada c., coba kita hayati bersama, a. itu lebih sifatnya umum disitu menjelaskan titik tolak dari pada pertahanan. Baru b. menyatakan salah satu fungsi dari pertahanan itu ad.alah merupakan salah satu fungsinya pemerintahan. Baru yang ke c., melibatkan penyelenggaraan pertahanan itu adalah dengan hak dan kewajiban yang hak itu. Jadi runtut dari yang besar terus mengecil, mengecil begitu. Jadi itu lebih enak diikutinya, saya kira pak. Patrialis tidak keberatan saya kira, terima kasih.

KETUA RAPAT: Selanjutnya dari Kebangkitan Bangsa pak. komentar terhadap PDIP dan

Reformasi. ·

F.KB (DRS. ~R. A. ANSHOR CHOLIL) : Terima kasih. Oleh karena masalahnya adalah masalah redaksional yang

banyak, tetapi untuk ·rekan-rekan yang dari Fraksi PDIP itu tambahan falsafah Pancasila yang merupakan pandangan hidup, itu kami dapat menerima seperti itu, walaupun itu sekadar adalah tambahan a,. merupakan redaksional. Untuk yang dari ternan kami dari Fraksi Reformasi karena ini perubahan redaksional mari kembalikan saja kepada Tim Perumus, bagaimana Tim Perumus nanti merumuskan a., ini sebaiknya seperti yang pertama atau seperti us ulan dari PDIP atau memang bagaimana, itu terserah nanti di Tim Pe~umus, terima kasih.

KETUA RAPAT: Selanjutnya Reformasi.

F. REFORM.ASI (IR. A.M. LUTFHI): Terima kasih. Jadi memang a., usul Reformasi ini adalah tukar tempat

tadinya. Tetapi setelah dipikir-pikir memang saya pikir disiapkan oleh Pemerintah ini kami bisa setuju itu lebih baik, jadi a., ini kami tidak ada perubahan dan ini turun kebawa nantll<e c,. jadi saya terima saran dari saudara ........ terima kasih.

KETUA RAPAT: Tanggapan terhadap PDIP jangan dirubah pak.

F. REFORMASI (H. PATRIALIS AKBAR, SH): Saya menanggapi dulu apa yang disampaikan oleh Pemerintah sedikit

karena ada masih ada kaitan. Ada pun gagasan Pemer.intah ingin merubah kalimat 1945, saya kira ini perlu bahwa kita memberikan . penjelasan. Ada beberapa prinsip dasar, saya kira ini perlu juga kita ketahui secara bersama. ada beberapa prinsip dasar yang dianut dan disepakati oleh Badan Pekerja MPR yang melakukan dua kali perubahan. Pertama kita berprinsip tidak merubah Pembukaan UUD 1945 sehingga dia merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan sama sekali. Bahkan didalam Pembukaan ini justru penyebutan UUD 1945 itu harus lebih lengkap, jadi kalau selama ini kita hanya bicara UUD 1945 ir.u juga tidak lengkap. Yang benar adalah UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, ini memang perlu kita sosialisasikan lagi kepada masyarakat. Prinsip yang kedua adalah didalam melakukan perubahan itu kita mempertahankan bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia. Prinsip yang ketiga adalah kita tetap menganut sistim Presidensil dan sistimnya nanti perubahaQ demi perubahan kita lakukan secara adendum.

Jadl' kepada Pemerintah kami ingin sampaikan sekali lagi prinsip-prinsip dasar yang dianut oleh Badan Pekerja MPR dan kami jelas tidak sependapat dengan Pemerintah dalam hal menghilangkan kalimat tahun 1945 tersebut, terima kasih. Saya kira ini juga kami terus terang belum bisa membahas secara mendalam terhadap pikiran yang disampaikan oleh saudara-saudara dari PDI Perjuangan. Tet9pi tentu pikiran itu kita hargai dan tidak mungkin itu ditempatkan asalan, saya kira itu dilandasi oleh pikiran-pikiran jauh lebih c;lalam namun kami

SET PANSUS DPR RJ

Page 26: PANSUS RUU TENTANG KEPOLISIAN NEGARAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200415-034857-6189.p… · 3 fraksi reformasi 1. jr. a.m. lutfhi 2. prof. dr. h. moch. as.kjn, sh

23

belum bisa memberikan komentar yang komprehensif dan kami setuju untuk dibahas nanti di Timus, terima kasih.

KETUA RAPAT : Ya, selanjutnya TNI/Polri.

F.TNI/POLRI (DRS. I KETUT ASTAWA): Reformasi punya sudah dicabut tadi pak. Tinggal' PDIP punya barang

yang mau dikomentari. Jadi mengenai usul kaitan dengan rekan kita dari PDIP kami sependapat bahwa tetap seperti semula runusannya karena bertitik tolak pada falsafah dan pandangan hidup sebenarnya Pancasila tetapi Pancasila sudah ada dibawal1 ini juga, berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Kemudian walaupun dari PG sudah dicabut pak. usulnya tetapi kami ingin memberikan pendapat kami berkaitan dengan pendapat Pemerintah untuk mencabut, meniadakan tahun 1945 dari UUD. Kami dariFraksi TNI/Polri kurang sependapat pak. bahwa 1945 itu dicabut karena prosesnya sekarang kita bukan mengganti UUD tetapi prosenya adalah mengamandemen sehingga UUD 1945 ini tetap, cuma kat.au ada hal-hal yang memang perlu tiadakan satu perubahan kita buatkan amandemennya dengan melampirkan di UUD, sehingga tahun 1945 itu tetap tidak ada perubahan, terima kasih.

KETUA R.l!~PAT: Se~anjutnya ... oh, silahkan.

F.TNI/POLRI (SLAMET SUPRIADI, S.IP.,M.Sc.,MM.): Fraksi TNI/Polri ingin menambahkan. Untuk rekan PDIP kami tidak

menanggapi, tadi sudah disampaikan rekan Ketut Astawa. Untuk apa yang disampaikan Pemerintah dari Fraksi kami tidak

sependapat kalau, ini kata majemuk, Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, itu satu rangkaian kata yang tidak bisa dipisah-pisahkan. Kalau UUD 1945 ditiadakan untuk apa kita bernegara. Apa yang diadakan didalam Pembukaan UUD, untuk apa diadakan TNI, untuk apa ada Sapta Marda, itu berubah semuanya. Sapta Marga, Sumpah Prajurit itu, hakekatnya adalah ini.

Hakekat TAP VI, TAP VII MPR adalah mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, demikian· pak. terima kasih.

KETUA RAPAT: Selanjutnya KKI.

F.KKI (DRS. H. A. HAMID MAPPA): Tetap pada usul pertama pak. tidak ada perubahan.

KETUA RAPAT: F.PDU silahkan pak.

F.PDU (PROF.DR.H. TEUNGKU MUHIBBUDDIN WAL Y) : Pimpinan, sesuai dengan tentang nama dari pada UU tadi, bahwa kami

sesuai dengan mencantumkan keamanan karena itu maka juga kami sejalan dengan PPP yaitu tetap juga harus dicantumkan kata keamanan. Kemudian mengenai dengan Pancasila, Pancasila tentu kita semuanya sudah setuju dan itu tidak dibantah iagi. Tetapi begini Pancasila yang mana ini, karena itu kita katakan Pancasila yang tercantum dalam Mukadimah UUD 1945. Sebab Pancasila itu jangan-jangan nanti sampai pada anak cucu kita Pancasila juga tetapi bukan itu lagi. Oleh karena itu, maka kita oleh karena sudah terang itu dan itu tidak boleh berubah. Tetapi UUD bisa saja berubah dengan perkembangan zaman. Karena itu maka kami tidak setuju dengan ada kata-kata UUD 1945

SET PANSUS DPR RJ

Page 27: PANSUS RUU TENTANG KEPOLISIAN NEGARAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200415-034857-6189.p… · 3 fraksi reformasi 1. jr. a.m. lutfhi 2. prof. dr. h. moch. as.kjn, sh

24

tetapi cukup dengan konstitusi. Kenapa maka demikian, karena kalau kita rubah Pancasila dalam Mukadimah UUD 1945 itu kita bisa dikutuk oleh Tuhan, karena itu tidak bisa dirubah. Karena itu saya katakan yang dalam Mukadimah UUD 1945. tetapi adapun UUD ini, itu dalam perjalanan negara ini sudah pernah berubah dulu, ;adi kalau kita katakan sebut konstitusi maka 'tidka perlu lagi kita katakan kata perubahannya. Tetapi disemua UUD . 1945 tetapi yang kenyataannya sudah banyak berubah itu kan bohong namanya itu. karena itu maka saya PDU tetap dan konstitusi. 1945 tetap ada tetapi pada Mukadimahnya. Kata l<.eamanan tetap ada, karena ini adalah undang-undang pertahanan da keamanan, terima kasih. (Usul yang terakhir ini, kelihatan tidak ada)

Tidak artinya karena tadi. oleh karena bapak Menhankam menyebut bagaimana kalau dan konstitusi, sebagai menjawab dari pada apa yang diusulkan oleh PG. Yang panting kata 1945 itu, itu mesti ada dalam UUD ini. Tetapi kalau kita buat UUD 1945 kenyataannya sudah berubah, tetapi kata perubahan tidElk kita bikin itukan menjadi kabur bagi anak cucu yang akan datang kalau itu dipertahankan terus, terima kasih.

KETUA RAPAT : . Terima kasih pak. Jadi PDU menaggapi kalau yang diusulkan Pemerintah

itu menjadi kenyataan. Sekarang tinggal dua persoalan pak. Persoalan pertama adalah usul rekan dai FPPP mengenai kata dan keamanan dan rekan kami dari PDU dan keamanan yang terkait dengan judul yang kita akan pending, selesai. Tinggal usul PDIP mengenai penempatan Pancasila. Kalau usul Pemerintah kelihatannya menempatkan Pancasila itu sebagai pangkal tolak, sekali gus muara. Jadi pangkal tolak falasafah keamanan kita adalah falsafah, memang tidak disebutkan Pancasila. Muaranya adalah untuk menegakan Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasar Pancasila dan UUD 1945. PDIP mengajukan usul Pancasila itu hanya pangkal bukan muara, muaranya hanya UUD 1945 saya kira demikian Pak ya kalau kita baca usulnya PDIP. Silakan.

F.'PDIP (FIRMAN JAVA DAELI, SH): Jadi ini terus terang saja bukan hanya sekedar ini redaksionalnya karena

ada dua kontruksi pemikiran, yang pertama adalah bahwa inikan sumber hukum, menjadi komitmen kita bersama, dan jelas ini sebuah postulat yang tidak bisa diterjemahkan seperti UUD 1945 yang bisa diamandemen, sehingga tingkatannya kualitasnya ada perbedaan yang sangat signifikan. Yang kedua, kalau dia pada urutan y~ng pertama tidak sekedar juga titik tolak aksi itu, tetapi dia akan menyertai proses muara itu. oleh karena itu maka Pak Ketua bukan soal redaksionalnya sebetulnya juga ini tetapi merupakan dan apalagi terkait dengan falsafah itu langsung dikaitkan dengan Pancasila. Saya tidak tahu kalau ada juga falsafah ini, oleh karena itu maka muaranya awal itu akan menyertai a~an memberikan orientasi terhadap muara itu. oleh karena itu maka saya kira ini pemikiran dua argumen rasional yang saya sampaikan di sini. Yang kami tidak merespon tapi kami hanya menggarisbawahi yang dibilang oleh Fraksi TNI/POLRI yang menurut kami sudah mulai kritis soal UUD 1945 itu, jadi tetap digunakan UUD 1945, saya juga memberikan respon kepada Fraksi TNI yang sudah mulai kritis melihat ini. Terima kasih.

KETUA RAPAT: Demikian penjelasan tambahan dari PDIP. Sekarang silakan Pemerintah.

PEMERINTAH (MENHAN\MAHFUD MD) : Pertama kalau seal istilah seribu atau UUD 1945. mau dipertahankan

saya kira tidak ..... .

SET PANSUS DPR RJ

Page 28: PANSUS RUU TENTANG KEPOLISIAN NEGARAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200415-034857-6189.p… · 3 fraksi reformasi 1. jr. a.m. lutfhi 2. prof. dr. h. moch. as.kjn, sh

25

KETUA RAPAT: Saya kira mssalahnya tinggal Pancasila saja Pak. kalau UUD 1945 tadi

relat.if sudah selesai, tinggal Pancasila. Pancasila diangkat menjadi titik tolak sekaligus muara atau hanya titik tolak, dalam rangka kebijakan pertahanan kita.

PEMERINTAH (MENHAN\MAHFUD MD) : Kami menganggap Pancasila itu memang titik tolak sekaligus muara, tapi

apakah harus dieksplisitkan seperti itu apa tidak, kami melihatnya sebagai masalah yang redaksional semata-mata. Oleh sebab itu kalau PDIP menghendaki itu dan ternan-ternan forum ini '"nenyetujui saya kira Pemerintah sama sekali tidak keberatan. Karena bagi Pernerintah itu substansinya dari dua pihak, baik pandangan Pemerintah maupun PDIP sama saya kira. Kami memandangnya redaksional tetapi kalau itu dianggap prinsip oleh PDIP persilakan saja. Silakan.

KETUA RAPAT: Baik. Menurut pengamatan kami ada kesepahaman fraksi untuk

menempatkan Pancasila ini selain sebagai titik tolak yang akan memberi arahan kebijakan pertahanan kita, tapi sekaligus menjadi muara bahwa pertahanan itu bertujuan untuk menegakan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan UUD 1945dan Pancasila.

Bagaimana rumusannya? Mungkin kita bisa tindak lanjuti di Panitia Kerja, Panja atau Panitia Perumus kalau ini dianggap sekedar perumusan idenya sudah. Jadi ada usul untuk dipanjakan usul PDIP ini dengan pengertian ada kesepahaman bahwa Pancasila sebagai falsafah bangsa, selain merupakan titik tolak dalam merumuskan kebijakan-kebijakan pertahanan sekaligus menjadi muara yang akan dicapai oleh tujuan pertahanan kita. Kita sepakat ini Pak?

FPPP (DRS. H.A. CHOZIN CHUMAIDY) : Sebetulnya kalau PDIP setuju tidak usah ke Panja enaknya ini, kalau tidak

ke Panja lah.

KETUA RAPAT: Ya di Panja atau dibahas di Timus melalui Panja, setuju?

KETOK PALU 1X

Sedangl<an usul dari FPPP dan FPDU mengenai kata-kata keamanan, itu bergar.tung kepada judul ·yang sementara kita pending, saya kira demikian. Sudah 2 jam baru 3 DIM yang selesai.

FPDU (PROF. DR. H. TEUNGKU MUHIBUDIN WAL Y) : Saya bertan~·a sedikit, ini di dalam apa di sini pada rapat-rapat yang lalu

ada sebagian hari yang kita tidak hadir, PBB juga demikian dan sebagainya yang partai-partai kecil ini yang partai besar tetap hadir karena anggotanya banyak. Andainya misa!nya saya sekarang hadir, kemarin hadir, · kebetulan mung kin besok PBB hadir umpamanya, dan kita sudah membahas ini, apa ini, DIM ini, apakah pendapat kita dan pendapat dia tidak diterima usul untuk apa ini ataukah sekedar ikut apa yang telah diusulkan oleh yang hadir-hadir saja.

Sebab tadi saya mengusulkan adanya kata konstitusi, meskipun saya tidak hadir yang lalu berhak juga diterima untuk sebagai alternatif pandangan, karena pandangan saya itu cuma satu saja saya tidak mau menyimpang dari mukadimah dari UUD 1945, yang panting 45 nya itu ada disebut dan rnukadimahnya itu l<ekal abadi. Adapun ini UU itu kan penafsiran daripada mukadimah itu, penafsiran itu bisa saja berubah sepanjang zaman, yang panting matanya jangan sampai berubah, qurannya jangan sampai berubah, penafsirannya bisa saja berubah. Terima kasih.

SET PANSUS DPR Rl

Page 29: PANSUS RUU TENTANG KEPOLISIAN NEGARAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200415-034857-6189.p… · 3 fraksi reformasi 1. jr. a.m. lutfhi 2. prof. dr. h. moch. as.kjn, sh

26

KETUA RAPAT: Jadi mengenai rapat tentu terkait dengan tata tertib, selama memenuhi

persyaratan untuk koroum kita adakah rapat. Pertanyaan yang kedua, bagaimana kawan-kawan yang tidak hadir, tidak hadirnya bagaimana? Kalau rekan PBB sama PDKB tidak hadirnya karena minta izin dan dia pergi setelah mengetahui schedule dan jadual, berarti dia sadar betul bahwa dia meninggalkan ini. Tetapi dia meninggalkan itu dengan pikiran-pikiran tertulis yang ada, karena dia meninggalkan pikiran-pikiran tertulis tentu dia juga punya hak untuk kita bicarakan, cuma memang dia tidak punya kesempatan.

FPDU (PROF.DR.H. TEUNGKU MUHIBUDIN WAL Y) : Tetapi tidak disebut di sini, cuma dikosongkan saja. PBB .......... (titik-titik)

KETUA RAPAT: Kalau tidak ada usul tidak kita bicarakan Pak, kalau ada usulnya akan kita

bicarakan.

FPDU (PROF.DR. H. TEUNGKU MUHIBUDIN WAL Y) : ltulah yang saya usulkan tadi sebagai alternatif, disebut konstitusi berarti

itu tidak dapat diterima oleh karena saya tidak mengusulkan dulu. Dan saya karena tidak datang dulu karena suatu dan lain hal dan kita hanya satu saja, tidak ada dua. Terima kasih.

KETUA RAPAT: ltu tadi sudah saya·sarankan kepada kawan-kawan tetapi tidak ada yang

menanggapi.

FPDU (PROF.DR.H. TEUNGKU MUHIBUDIN WAL Y) : Saya itu mengungk.apkan itu karena Menhan juga sudah mengungkapkan.

Jadi Beliau kan mengerti soal ini karena itu maka saya karena sudah ada lobang jar~mnya maka saya masuk di situ. Terima kasih.

KETUA RAPAT: Silakan

FPPP (H.M. THAHIR SAIMIMA, SH) : Barangkali Sdr. Pimpinan bisa menjelaskan kepada FPDU bahwa

pertanyaan-pertanyaan ini berdasarkan DIM yang sudah diajukan beberapa hari sebelumnya, dan ini sebenarnya para fraksi sudah harus menyusunnya, jadi bukan hadir dalam rapat. Barangkali Sdr. Pimpinan bisa menjelaskan sehingga Pak Kyai kita ini bisa paham. Terima kasih.

F-REFORMASI (H. PATRIALIS AKBAR, SH) : Jadi untuk melengkapi saya kira perlu juga kita sepakati masih

dimungkinkan untuk menambah, jadi ada susulan DIM, jadi kalau ada tambahan ya silakan tetapi diajukan secara tertulis. Kalau tidak ada ya minta maaf seperti kami tadi. boleh tidak disampaikan, kalau boleh kita bicarakan kalau tidak boleh ya sudah. Terirr.a kasih.

KETUA RAPAT: Saya kira kalau forum yang tertinggi adalah forum ini. Kalau forum ini

mau menerima silakan kita bahas kalau tidak, tidak. Seperti tadi usul Bapak audah saya lemparkan tidak ada yang menanggapi, jadi asumsi kami dia tetap. Kalau kita berbicara rnengenai UUD 1945 itu bukan genusnya tapi speciesnya, bukan konstitusinya tetapi UUD 1945. saya kira demikian Pak.

SET PANSUS DPFl RJ

Page 30: PANSUS RUU TENTANG KEPOLISIAN NEGARAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200415-034857-6189.p… · 3 fraksi reformasi 1. jr. a.m. lutfhi 2. prof. dr. h. moch. as.kjn, sh

27

FPDU (PROF.DR.H. TEUNGKU MUHIBUDIN WAL Y) : Andainya kalau demikian, maka jangan ada kata 'dan perubahannya'.

UUD 1945 dengan segala perubahannya. Terima kasih.

KETUA RAPAT : Rekan kami dari FPG sudah menarik Pak, mungkin Bapak tidak rasa

karena tariknya pelan-pelan.

FPG (DIR. HAPPY BONE ZULKARNAIN, MS) : Pimpinan, sebenarnya tidak berarti bahwa usulan dari Pak Kyai tadi tidak

kita tanggapi, justru kita tanggapi. Kita tanggapi karena apa? Usulan Pak Kyai itu ternyata inheren dengan usulan Menteri dan mayoritas dari kita kebanyakan tidak sepakat dengan apa yang disampaikan oleh Menteri tadi, artinya tidak sepakat juga dengan apa yang disampaikan oleh Pak Kyai tadi. mudah-mudahan Pak Kyai mahfum tentang itu. Terima kasih.

KETUA RAPAT: Pak Kya.i mendengar sambil tersenyum saya kira. mc;ihfum. Sekarang ada

pertanyaan saya, ini usul DIM dari PDKB mengenai butir a, beliau ingin menambahkan butir a dan b, sehingga butir a lama menjadi butir c. Kita apakan ini DIM, dia tidak.bisa memberikan penjelasan kepada kita. Saya mengusulkan begini Pak, usul PDKB ini kita kaitkan dengan usul-usul yang kita sepakati di Panja nanti sepanjan!J dia relevan dengan perubahan yang kita lakukan kita ikutkan, tetapi kalau dia kontradiksi betul ya itulah resikonya tidak hadir. Kita bisa sepakati mekanisme ini? baik, terima kasih.

WAKIL KETUA (HJ. AISYAH AMINY, SH): Sdr. Pimpinan, l<arena nanti akan masuk di Panja barangkali kita harus

bicara dulu apakah memang substansi ini akan kita masukkan ke Panja, kalau memang kita tidak sependapat dan yang bersangkutan tidak ·ada barangkali kita tidak bisa memasukkan. Sebab ini akan menjadi . krusial yang bisa berkepanjangan.

KETUA RAPAT: ltulah, sehingga saya tawarkan jalan tengah. Kalau dia bertolak belakang

1 00% kita tidak bahas, tapi kalau dia sama dengan usul yang kita akan rubah mungkin kita akan memberi kesempatan. Perubahan artinya dapat dianggap merubah bentuk. Saya kira bisa sepakat Pak, kalau mengganggu sama sekali dari apa-apa yang telah disepakati kita anggap itu ..... ada usul ibu? lni PDKB punya, . kita baca saja dan kita nilai mengganggu atau tidak. Ada usul tambahan huruf a dan b, kemerdekaan kebangsaan Indonesia terbentuk dalam suatu susunan · negara kesatuan yang berbentuk republik, ini kutipan Pasal 1 ayat ( 1 ) UUD 1945, kita anggap relevan atau tidak? Tidak ada pesan baru di sini. Lalu yang kedua, kebangsaan Indonesia tersebut karena usul b ini ada, dari konsekuensi huruf a maka huruf b bergantung. Kalau kita bicarakan huruf a, b dibicarakan. Tetapi l<alau kita menganggap butir a tidak relevan maka b pun tidak relevan. Saya kembalikan kepada Bapak dan lbu, apa relevansinya dalam konsiderans menimbang ini.

F-REFORMASI (H. PATRIALIS AKBAR, SH) : Tidak ada relevansinya, saya kira drop saja.

KETUA FtAPAT: Jadi butir a dan b dari PDKB kita drop. Sekarang kita pindah ke DIM nomor 5 yang mengajukan usul perubahan

adalah dari rekan PDIP, kami persilakan.

SET PANSUS DPR Rl

Page 31: PANSUS RUU TENTANG KEPOLISIAN NEGARAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200415-034857-6189.p… · 3 fraksi reformasi 1. jr. a.m. lutfhi 2. prof. dr. h. moch. as.kjn, sh

28

F.PDI-P (A. TERAS NARANG, SH): Terima l<asih Pimpinan. lbu-ibu, bapak-bapak sekalian yang kami hormati; secara substansial

FPDI-P tidak melakukan perubahan tetapi perubahan sedikit yang kami lakukan Pada DIM No. 5 ini kata 'upaya' sebagaimana yang tercantum di dalam baris ketiga di naskah RUU ini, kata 'upaya' kami ganti dengan 'usaha', karena kami berpendapat bahwa dengan ada penggantian ini betul-betul memperlihatkan akan fungsi daripa pemerintahan negara ini, itu satu. Kemudian masih dalam kaitan DIM 5 ini pula, kami mengusulkan setelah kata 'ikut' ditambah dengan 'serta', jadi lengkapnya 'ikut serta'. ini kern bali hanya sebagai suatu penekanan berkenaan dengan pelaksanaan untuk ketertiban dunia ini, itu penjelasan dari kami, sekian dan terima kasih.

KETUA RAPAT : Kami lanjutkan Fraksi Partai Golkar asal atas usul tambahan, perubahan.

FPG (IR. S.M. TAMPUBOLON): Terima kasih Bapak Ketua. Rekan-rekan anggota Pansusyang kami

hormati. Dari Fraksi Partai Golkar memang menyampaikan seperti ini, namun sest..:ai dengan apa yang disampaikan rekan dari pada Reformasi tadi, kalau disetujui kami pun menginginkan ada sedikit perubahan. Misalnya saja ketika disini ada kata kata adalah ini akan rancu dengan ketentuan umum, padahal yang kita bicarakan adalah mengenai filosofi dari pada undang-undang ini pada konsideran mengingat ini. Oleh karena ini, ini saya kira kata adalah tidak tepat oleh karena nanti menjadi rancu dengan ketentuan umum yang berbunyi seperti itu.

Yang berikutnya kami melihat bahwa setelah kita secara umum menjelaskan mengenai pertahanan negara sebagai suatu filosofi tadi dengan Panc.asila tersebut maka kita mengarah kepada yang lebih konkrit. Kami tadinya memikirkan untuk menambahkan bahwa kekuatan pertahanan negara, itu menjadi suatu tambahan kalau bisa dipertimbangkan. Apakah itu nanti di Panja berikutnya yang akan dibicarakan terserah kalau memang masih ada kesempatan, namun mohon maaf memang disini kami tidak mencantumkan hal itu. lnilah sementara hal-hal barangkali yang perlu kami sampaikan sebagai tambahan, terima kasih Pak. Ketua.

KETUA RAPAT: Terima kasih, selanjutnya Persatuan Pembangunan, saya kira masalah ini

sama dengan masalah keamanan, kecuali ada komentar tambahan. Selanjutnya Kebangkitan Bangsa sama dengan pertahanan negara, pertahanan nasional .sudah ditarik, ada komentar tambahan Pak. cukup. Reformasi.

. F. REFORMASI (H. PATRIALIS AKBAR, SH): Reformasi sebetulnya ini masih mengutip konsideran yang diberikan oleh

Pemerintah, tetapi kami tukar tempat ini, tukar tempat saja~ yang tadinya b. ini adalah sebetulnya di a. jadi kami setuju dengan Pemerintah, karena prinsif dasarnya sama, cuma hanya tukar tempat, terima kasih.

KETUA RAPAT: Baik, tukar tempat maksudnya a, b, bukan kursi. Jadi hanya 2 masalah

yang diusulkan rekan PDIP dan Fraksi Golkar, itupun masalah redaksi. Kami persilahkan komentar Pemerintah.

PEMRINTAH (MENHAN\MAHFUD MD): Saudara Pimpinan dan anggota Dewan yang terhormat. Mernang betul kami menganggap ini masalah redaksional, jadi istilah

usaha diganti upaya atau upaya diganti usaha, ikut ditambah serta, silahkan saja pada Tim Perumus. Kemudian yang dari Golkar kami melihat juga substansinya

SET' PANS US DPR RJ

Page 32: PANSUS RUU TENTANG KEPOLISIAN NEGARAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200415-034857-6189.p… · 3 fraksi reformasi 1. jr. a.m. lutfhi 2. prof. dr. h. moch. as.kjn, sh

29

sebenarnya sudah tercakup pada butir a. menimbang tadi, oleh sebab itu kalau mau dimasukan lagi untuk lebih memantapkan saya kira dipersilahkan tetapi kami melihat substansinya sudah masuk yang kita bahas tadi, terima kasih.

KETUA RAPAT: Baik, karena 2 Fraksi pengusul PDIP dan Fraksi Partai Golkar

menyatakan bahwa usulnya masalah redaksi, apa perlu kita serahkan satu putaran atau kita mengambil kesimpulan bahwa ini akan kita bicarakan di Panitia Perumus, setuju? Silahkan pak. Taslam.

FPDIP (H. HARYANTO TASLAM): Terima kasih Pimpinan. Memang mudahnya nanti kita langsung ke Tim

Perumus, tetapi akan lebih mudah lagi kalau seandainya bisa kita tuntaskan sekarang

Karena ini secara substansial tidak ada perubahan apa-apa hanya sekadar teksional dan untuk memperkuat argumentasi yang sudah disampaikan oleh rekan kami tadi, mengapa kami usulkan kata upaya diganti usaha dan juga kata ikut itu ditambahkan serta.

Karena kami mencoba untuk mensinkronkan saja redaksi ini dengan apa yang ada didalam UUD, karena memang hampir seluruh redaksional di ayat ini apa di menimbang ini, konsideran ini, semuanya adalah kata-kata yang ada didalam UUD. Jadi kalau ini kita bisa sepakati, saya kira kita. tidak perlu lagi ke Tim Perumus, demikian terima kasih.

KETUA RAPAT : Ya ada alasan tambahan dari pak. Taslam dari PDIP, saya buka-buka

memang disini pasal 30 ayat 2, usaha pertahanan dan keamanan negara di UUD, mungkin itu rujukannya. Saya kembalikan kepada Pemerintah.

PEMERINTAH (MENHAN\MAHFUD MD): Kalau Pemerintah setuju dengan usul PDIP, kalau itu memang apa, kami

menganggap ini soal redaksi jadi substansinya tidak terganggu, silahkan.

KETUA RAPAT: Ada tanggapan dari Fraksi lain, Reformasi.

F. REFORMASI (H. PATRIALIS AKBAR, SH): Terima !<asih. Saya ingin menaggapi tentang masalah ikut serta tadi, jadi

kalau (masalah usaha dulu pak.) kalau masalah usaha Pimpinan sudah meluruskan mungk;n kami sependapat. Tentang masatah ikut serta karena rujukannya adalah UUD terutama adalah Pembukaan, disini ternyata kalimat sertanya .tidak ada. jadi kami berpendapat karena memang dalam pembukaan disini dinyatakan bahwa, jadi memang tidak ada kalimat sertanya disini, tetapi hanya dan ikut melaksanakan ketertiban dunia, itu satu.

Yang kedua konotasi serta ini adalah kita tidak menempatkan diri pada kondisi atau pada posisi yang betul-betul berperan, tetapi hanya adalah peny,3rtaan.

Pada hal kita menginginkan didalam Pembukaan UUD 1945 ini adalah satu kondisi k!ta me.m~~g berperan betul didalam pelaksanaan perdamaian dunia ini. jadi oleh karena itu kami kurang sependapat dengan kalimat serta itu, kembali kepada Pembukaan, terima kasih.

KETUA RAPAT : Jadi upaya 11enjadi usaha sesuai pasal 30, ikut serta tetap ikut menurut

Reformasi. Yang lain.

F. TNI/POLRI (SLAMET SUPRIADI, S.IP.,MSc.,MM.) : Fraksi TNI/Polri setuju pak. ·

SET PANSUS DPR RJ

Page 33: PANSUS RUU TENTANG KEPOLISIAN NEGARAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200415-034857-6189.p… · 3 fraksi reformasi 1. jr. a.m. lutfhi 2. prof. dr. h. moch. as.kjn, sh

30

KETUA RAPAT : Upaya diganti usaha, ikut serta sesuai didalam Pembukaan UUD jadi tidak

usah ada serta, baik. Pemerintah.

PEMERINTAH (MENHAN\MAHFUD MD): Setuju dengan TN I.

KETUA RAPAT: Komentar tambahan dari Partai Golkar.

FPG (DR. HAPPY BONE ZULKARNAIN, MS) : Memang kalau kami dari partai Golkar, kami partai Golkar menganggap

serta itu sepertinya kalimat pelengkap penderita, oleh karena itu barangkali justru merendahkan partisipasinya, jadi serta itu kami sepakat untuk dihilangkan, tanpa meninggalkan rasa hormat karena lebih bagus kalau dihilangkan, terima kasih.

KETUA RAPAT :· Jadi upaya menjadi usaha, seluruh Fraksi dan Pemerintah. lkut serta

bukan iidak mau tetapi mau lebih keras, kalau ikut ya sebagai pemain utama. Kalau ikut serta ada kesan penyerta, accesoris. Tinggal ini masalahnya. Silahkan j:'ak. Nababan.

FPDIP (PANDA NABABAN) : Memang sejak dari awal kita minta memang keterlibatan ahli bahasa,

supaya jangan tafsir ketafsir begitu. Tetapi kalau ada ahli bahasa, apa sih ikut itu, apa sih serta itu, konotasinya apa, pemahamannya apa, ini supaya mempelancar kita saja, jadi kalau nanti sampai kesoal begini, ahli bahasa kita dengar, pendapat dia apa, terima kasih.

KETUA RAPAT: Tetapi pak. Panda setuju kan, sambil sebelum ahli bahasa, tidak ada dari

pada mempersulit kita, kita rujuk saja sama konsitusi. Karena rujukan konstitusinya adalah iku~ •. ~ita sepakat barangkali itu. ya setuju, baik. Jadi hasil pertama di Pansus ini adalah yang diusulkan oleh PDIP.

FPG (IR. S.M. T.AMPUBOLON) : Pak. Ketua, mohon maaf. Tadi sudah sepakat kita, persoalan dari pada

usul PDIP kita sahl<an sekarang itu saya kira tidak menjadi masalah kalau kita sepakat. Tetapi dari FPG mengusulkan adanya, redaksional juga, jadi kita mungkin beluma bisa mengetok palu disini adalah untuk kaitarinya juga dalam pengertian dan perbaikan redaksi seperti kami kemukakan tadi. pengertian kalau kita men~1atakan kata adalah disitu itu kan menjadi kembali kepengertian umum. Dan artinya kalau kita lihat dari pada butir 1 dari pada ketentuan umum itu sama. Padahal yang satu mengatakan adalah, mungkin kita ganti dengan kata-kata merupakan nanti pada gilirannya, itu saja pak. Ketua, terima kasih.

KETUA RAPAT : Jadi beh .. m, belum usul Fraksi Golkar, hanya usul Fraksi PDIP dulu,

bahwa sepanjang kata-kata ikut serta dan upaya menjadi usaha itu kita kembalikan pada rujukannya di UUD 1945. itu saja dulu kita sepakati, setuju? Setuju.

KETOK PALU 1 X

Sekarang usul perbaikan redaksi dari Golkar, apakah kita bahas disini untuk memperoleh pula persetujuan atau kita limpahkan ke Panitia Perumus melalui Panitia Ke1ja. Silahkan Fraksi Partai Golkar.

SET PANSUS DPR RJ

Page 34: PANSUS RUU TENTANG KEPOLISIAN NEGARAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200415-034857-6189.p… · 3 fraksi reformasi 1. jr. a.m. lutfhi 2. prof. dr. h. moch. as.kjn, sh

31

FPG (DR. HAPPY BONE ZULKARNAIN, MS) : Sebelum kita masuk kepada yang ditawarkan oleh Pimpinan, barangkali

apa yang disampaikan oleh pak. Panda menurut saya panting. Pertanyaannya apakah ahli bahasa ada disini atau tidak. Saya kira seharusnya ada, kebetulan ada. Kalau ada artinya kita bisa selesaikan hal-hal seperti yang disampaikan tadi, sehingga tidak ada pekerjaan rumah yang berlarut-larut, terima kasit1 pak.

KETUA RAPAT : Baik. Jadi ada permintaan untuk mendapatkan penjelasan dari ahli

bahasa. Tetapi ada dua hal disini pak. Apa perlu kita sepakat, bahwa sepanjang kata-kata itu kay word yang ada dalam UUD 1945 rujukannya adalah UUD, kecuali kalau kata-kata itu bisa melahirkan multi tafsir, tafsirnya kita minta rujul<an dari ahli bahasa. Ya kami persilahkan ahli bahasa.

F.PDU (PROF.DR.H.TEUNGKU MUHIBBUDDIN WALY): Saudar Pimpinan sebelum diserahkan kepada ahli bahasa, tadi kan sudah

diketok palu u:1tuk s~m~'l~ara, kalau sudah ketok palu untuk sementara maka nan1.i saja, kecuali kalau ketok palu yang tadi itu kita batalkan lagi. Karena saya juga ada usul sedikit.

KETUA RAPAT : Palu tidak dibatalkan pak. palu itu tadi untuk kesepakatan kita, bahwa usul

rekan kami dari PDIP penggantian upaya menjadi usaha, kita sepakati dikembalikan rujukannya ke UUD 1945, sedangkan kata-kata ikut menjadi ikut serta, kita sepakati dijadikan rujukannya ke Pembukaan UUD 1945, itu palunya yang kita ketok pak. Sekarang yang kita minta ke ahli bahasa, bukan yang sudah diketok, yang belum diketok, dipegangpun belum, yaitu apa yang diusulkan oleh saudara dari Fraksi Partai Golkar.

F.PDU (PROF.[)R.H.TEUNGKU MUHIBBUDDIN WA~Y): Kalau sudah diketok, itu tidak perlu kita serahkan kepada ahli bahasa lagi.

KETUA RAPAT: Rujukannya sudah ada pak.

F.PDU (PROF.DRJf.TEUNGKU MUHIBBUDDIN WALY) : ltu rujukan tentang kata ikut jadi tidak pakai serta, kalau tentang kata

upaya itu kan tidak ada rujukannya, apa ada.

KETUA RAPAT: Pasal 30 UUD 1945 pak.

F.PDU (PROF.DR.H.TEUNGKU MUHIBBUDDIN WALY): Ada kata upaya disitu.

KETUA RAPAT : Usaha pak.

F.PDU (PROF.DR.H.TEUNGKU MUHIBBUDDIN WALY): Usaha oh ya, tetapi begini saya dijawab atau tidak dijawab jadi catatan

saja. Karena menurut saya kata upaya itu lebih mendalam dari pada kata usaha. Saya sudah berupaya, kalau usaha itu agak ringan, cuma itu saja sebagai catatan, diterima atau tidak diterima, itu soal .....

SET PANSUS DPR RJ

Page 35: PANSUS RUU TENTANG KEPOLISIAN NEGARAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200415-034857-6189.p… · 3 fraksi reformasi 1. jr. a.m. lutfhi 2. prof. dr. h. moch. as.kjn, sh

32

KETUA RAPAT : Sebagai catatan pasti diterima pak. sebagai catatan diterima, cuma

sebagai keputusan belum tentu. Silahkan ahi bahasa.

AHLI BAHASA : Terima kasih. pertama masalah upaya dan usaha (Ketua: buka itu pak

blikan itu kalau itu s.Jdah sepakat kita, salah dan benarnya itu urusan UUD 1945). Baik-baik, ikut serta (ikut sertapun sudah). Masalahnya apa? (adalah ... ) Hal yang sama jadi pakailah salah satu saja, apakah merupakan atau adalah, jadi itu sama, adalah dan merupakan, itu sama. Pakai salah satu saja. (karena sama itu kita bingung memilih salah satunya, yang paling cocok dalam kcnteks ini yang mana) karena tidak ada konsep saya disini (ini untuk sekretariat, untuk apa undang ahli bahasa kalau tidak dikasih konsep, dikasih konsep sana, ya itu konsepnya) tidak terbaca saya.

F.PDU "(PROF.DR.H. TEUNGKU MUHIBBUDDIN WAL Y) : Saudara plrr.pinan kalau menurut saya, kalau adalah maka setelah adalah

hanya satu-satunya tetapi kalau kata merupakan itu sekadar menggambarkan ualah satu dari pada alternatif yang Jain, mengapa saya katakan demikian karena adalah kalau dalam ilmu bahasa arab atau nahu itu khabar, khabar harus satu-satunya pada umumnya tetapi kalau merupakan itu adalah seperti gambar an dari pada kalimat sebelumnya dan gambaran itu tidak harus mesti itu, terima kasih.

KE'TUA RAPAT: Saya adalah temannya pak. Kiyai, berarti saya satu-satunya temannya.

Saya merupakan temannya pak. Kiyai, saya adalah satu temannya pak. Kiayi. Mungkin itu barangkali. Silahkan.

AHLI BAHASA : Jadi betul apa yang dikatakan dari UUD tadi bahwa adalah, itu untuk

memantapkan suatu yang jelas jadi kalau merupakan, itu hal itu menggambarkan sesuatu yang bel urn jelas, jadi yang lebih tepat disini, adalah. Kita memantapkan untuk menjabarkan hal-hal yang sudah pasti, terima kasih.

KETUA RAPAT : Jadi itu keterangan ahli bahasa. Kalau yang mau diterangkan sesuatu

yang definitif memakai, pakai adalah, tetapi kalau sesuqtu yang belum definitif memakai merupakan, itu penyambung lidahnya pak. bagaimana Fraksi Partai Golkar.

FPG (IR. S.M. TAMPUBOLON): Setuju sekali pak. Ketua, dengan tidak mengurangi apa yang disampaikan

ahli bahasa, ahli bahasa hanya melihat pengertiannya barangkali, bukan letaknya. Kita sekarang berbicara mengenai letak yang kita maksudkan itu, kalau itu letaknya didalam ketentuan umum, maka itu adalah pengertian definisi maka kita selalu berbicara adalah. Tetapi didalam apa, yang menjadi konsideran seperti ini biasanya, kebiasaan kita saya kira semua rata-rata kita sudah terlibat dalam pembuatan undang-undang selalu kita tidak pernah berbicara tentang ada!ah, itu sajalah sebagai catatan pak. Ketua, terima kasih.

KETUA RAPAT: Kalau begitu domainnya beralih dari ahli bahasa ke ahli perundang­

undangan. Fraksi partai Golkar mengatakan, kalau menimbang, konsideran biasanya bahasanya bahasa kausa bukan bahasa definisi seperti adalah. Kalau bahasa definisi seperti adalah biasanya dalam pasal 1 ketentuan umum, yang dimaksud menteri adalah ini, yang dimaksud DPR adalah ini, sedangkan kalau

SET PANSUS DPR Rl

Page 36: PANSUS RUU TENTANG KEPOLISIAN NEGARAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200415-034857-6189.p… · 3 fraksi reformasi 1. jr. a.m. lutfhi 2. prof. dr. h. moch. as.kjn, sh

33

didalam konsideran biasanya bahasa-bahasa kausa. Apa ada ahli perundang­undangan d!sini. Ada ahli perundang-undangan tidak, legal drafter. Pak. Chozin boleh tidak kami kasih izin dulu Pak. Prof. Abdul Gani disini. Mohon maaf pak. Prof. kita mendengar keterangan pak. Chozin.

F.PPP (DRS. H.A. CHOZIN CHUMAIDY) : Saya menambahkan dulu pak. Pimpinan. Misalnya begini pak. di butir b.

ini sebenarnya ada satu substansi yang hilang oleh Fraksi Golkar, bahwa dalam butir b. itu ingin r.1enjelaskan bahwa pertahanan negara itu adalah salah satu fungsi pemerintahan negara, kalau salah satu fungsi pemerintahan negara, apakah itu tepat pakai adalah atau merupakan, itu yang barangkali yang akhir harus dijelaskan. Jadi disitulah Jetak salah satu fungsi pemerintahan. Di b. ini ada 3 substansi, pertahanan negara adalah salah satu fungsi pemerintahan untuk mewujudkan . . . .. .. pertahanan negara guna apa bla-bla begitu. Jadi apa kurang ketik atau hilang dari Fraksi Partai Goloangan Karya, terima kasih.

KETUA RAPAT: Sebelum Fraksi Partai Golkar, kita tidak berkeberatan untuk Pak. Abdul

Gani dulu, silahkan.

AHLI HUKUM (PROF. ABDUL GANI) : TerimE! kasih bapak Pimpinan, bapak anggota Dewan yang terhormat,

bapak Menteri. Kalau kembali kebahasa perundang-undangan maka ada perubahan

kontruksi kalimat. Yang pokok disini sebenarnya itu fungsi pemerintahan, sedangkan pertahanan negara itu adalah salah satu fungsi pemerintahan, jadi subyeknya disini adalah fungsi pemerintahan. Karena itu maka sesudah kata bahwa itu subyek harus diletakan disitu, karena itu kalimatnya menjadi berubah; bahwa fungsi pemerintahan dalam melaksanakan pertahanan negara yang merupakan dst., itu tidak merubah substansi tidak memperbaiki hanya konstruksi kalimat yang harus dirubah. Karena dalam bahasa perundang-undangan harus jelas, mana subyeknya, mana obyek, mana predikat. Kalau pak. Kiayi tadi mana fail, mana isi, mana khabar, mana dll. jadi itu sinkron saya kira. Karena itu maka, kalau ahli bahasa mengatakan ini sudah tepat, justru saya bilang dari konstruksi bahasa perundang-undangan itu tidak tepat, karena ini akan berbaur dengan ketentuan umum itu adalah, adalah dan semua. Jadi benarnya juga seperti tadi, !<arena itu konstruksi fni harus dirubah.

KETUA RAPAT: Yang dimaksud harus dirubah konsep pemerintah atau usul perubahan

Golkar ..

AHLI HUKUM : Usul perubahan Golkar dan konseo Pemerintah, dua-duanya.

KETU.~ RAPAT : Dua-duanya, jadi

AHLI HUKUM: Jadi rumusannya adalah; bahwa fungsi pemerintahan negara dalam

me!aksanakan pertahanan negara yang merupakan usaha untuk mewujudkan dst. Disitu ada beberapa kata yang diulang, itu didalam Tim Perumus bisa clicarikan satu kata sehingga tidak terjadi pengulangan kata dalam satu kalimat.

KETUA RAPAT: Jadi pak. Gani sependapat dengan Golkar untuk tidak memakai bahasa

definisi disini, tetapi memakai bahasa konsideran. Bagaimana rumusan bahasa

SET PANSUS DPR RJ

Page 37: PANSUS RUU TENTANG KEPOLISIAN NEGARAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200415-034857-6189.p… · 3 fraksi reformasi 1. jr. a.m. lutfhi 2. prof. dr. h. moch. as.kjn, sh

34

konsideran itu, itulah yang akan kita rumuisan kemudian. Sdr. Fraksi Partai Golkar setuju dengan konklusi itu?

FPG (IR. S.M. TAMPUBOLON): Setuju sekali pak. Ketua.

KETUA RAPAT : Saya kira kita bisa sepakat, bahwa ini adalah masalah perumusan yang

akan dibicarakan dalam Tim Perumus dengan catatan bahasanya harus bahasa konsideran.

AHLI BAHASA : Jadi pokok permasalahan pertahanan negara ataukah fungsi

pemerintahan yang melaksanakan itu. Apakah yang menjadi pokok persoalan pertahanan negara ataukah fungsi pemerintahan, disini permasalahannya. Kalau pertahanan negara adalah salah satu fungsi dari pemerintahan atau rumusannya dibalik kata ahli hukum, undang-undang, fungsi pemerintahan menjalankan pertahanan negara. Jni saya serahkan kepada anggota semua, apa subyeknya, pokok permasalahannya, apakah fungsi pemeriintahan ataukah pertahanan negara, terima kasih.

FPG (DR. HAPPY BONE ZULKARNAIN, MA) : Kami kira dari Fraksi Partai Golkar juga sama dengan ahli bahasa tadi

sebetulnya. Jadi yand menjadi pertanyaan kami disini adalah pertahanan negara ini fungsi pernerintahan atau pertahanan negara dalani konteks seperti kalau kita lihat halaman 15. disini disebutkan pertahanan negara adalah segala upaya untuk mempertahankan kedaulatan negara, keutuhan wilayah dan keselamatan segenap bangsa dari ancaman. Jadi ini konteksnya fungsi pemerintahan atau bagaimana, ini justru pertanyaan kepada pemerintah, terima kasih.

KETUA RAPAT : Jadi tidak keberatan kalau dikasih kesempatan pemerintah menjawab,

silahkan pak.

F.PPP (1-l.M. THAHIR SAIMIMA, SH) : Saya interupsi sebentar. Cukup lama k.ita berulang-ulang dalam persoalan

ini, apa tidak lebih baik kita serahkan kepada Panja, ini kan seal rumusan saja. Nanti kita berlarut-larut persoalan ini akhirnya sampai malampun baru beberapa DIM. Karena itu saya usulkan diserahkan saja kepada Panja, terima kasih.

KETUA RAPAT : Saya senang sekali usul bapak, tetapi sebelum itu, silahkan pemerintah

kalau ada sesuatu yang mau disampaikan.

PEMER~NTAH/MENHAN : Saya bukan ahli · bahasa dan bukan ahli hukum perundang-undangan

sehingga saya tidak menangkap kontradiksi yang substansial, oleh sebab itu kalau mau diserahkan ke Panja saya kira akan lebih bagus, terima kasih.

KETUA RAPAT: Ada yang keberatan kalau diserahkan ke Panja. Baik jadi untuk butir ini

ada dua keputusan. Usulnya PDIP merujuk kekonstitusi selesai dan usul Fraksi Partai Golkar dibicarakan di Panja. Masih ada 15 menit. Kemudian DIM ke-6 ini hanyalah usul dari PDKB sebagai konsekwenasi adanya penambahan butir a. dan b. sesuai dengan kesepakatan tadi, sepanjang ini punya legimitasi dengan perubahan yang kita lakukan, kita akan membahasnya di Panja. Kita beralih ke DIM No.7 ada beberapa Fraksi, ada empat. Kami persilahkan PDIP.

SET PANSUS DPR RJ

Page 38: PANSUS RUU TENTANG KEPOLISIAN NEGARAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200415-034857-6189.p… · 3 fraksi reformasi 1. jr. a.m. lutfhi 2. prof. dr. h. moch. as.kjn, sh

35

F.PDIP (FIRMAN JAVA DAELI, SH): Baik, terima kasih pak.Ketua. Butir c. kata setiap itu diubah menjadi tiap-tiap itu yang pertama. Yang

kedua itu kata-kata upaya pembelaan diganti dengan usaha pertahanan sehingga usul perubahannya;

c. bahwa dalam penyelenggaraan pertahanan negara tiap-tiap warganegara mempunyai hak dan kewajiban untuk ikut serta dalam usaha pertahanan negara sebagai pencerminan kehidupan kebangsaan yang menjamin hak-hak warganegara untuk hidup setara, adil, aman dan sejahtera. Ada dua hal yang menjadi usuian kami disini dan alasannya adalah yang pertama, tiap-tiap itu menempat!<an bahwa kalau setiap itu memang tidak ada perbendaan dengan seti:3p orang jadi perlu ada penambahan pemaknaan setiap orang itu, tiap-tiap itu lebih dalam lebih bermakna artinya dibanding dengan setiap. Yang kedua yaitu seal usaha pertahanan .bahwa dimensinya lebih luas dan menyeluruh kalau itu pertahanan dibancling dengan itu pembelaan. lni menjadi argumen dan pertimbangan kami, terima kasih pak. Ketua.

KETUA RAPAT: Baik, selanjutnya Fraksi Persatuan saya kira terkait dengan masalah kata­

kata keamanan, apa ada komentar tambahan atau.

F.PPP (DRS. ARIEF MUDATSIR MANDAN): Meskipun ini terkait dengan induknya nanti tetapi kami sudah mencatat 3

hal bahwa masalah pertahanan dan keamanan itu menjadi hak dan kewajiban dari setiap atau tadi diusulkan tiap-tiap warganegara. Jadi ini merupakan indikasi lagi bahwa masalah pertahanan dan keamanan memang agak susah untuk dipisahkan saudara pimpinan, terima kasih.

KETUA RAP.AT : Baik, Kebangkitan Bangsa, sama dengan tadi pertahanan negara menjadi

pertahanan nasional ·apa ·ada komentar tambahan atau merujuk apa yang kita sudah putuskan tadi. Ya, Reformasi.

F. REFORMASI (H. PATRIALIS AKBAR, SH) : Kami sebetulnya hanya merubah posisi, jadi posisinya perubah-perubah,

kalau tetap kan tidak enak. Jadi disini kita setuju dengan usulan pemerintah, usulannya kami konkordan saja, cocok, terima kasih.

KETUA.RAPAT: Baik, sedangkan PDKB konsekwensi dari penambahan a dan b, kalau

begitu hanya ada satu saja, usul PDIP, kalau usul Persatuan terkait dengan judul. PKB sudah selesai, Reformasi hanya menyangkut reposisi. Silahkan ada Fraksi-·frak.si yang mau menanggapi atau.

WAKIL KETUA (NY. HJ. AISYAH AMINY, SH): Pimpinan, mengenai tiap-tiap ini, karena rasa bahasa barangkali, kita

tanyakan ke ahli bahasa dahulu, apa beda antara tiap-tiap dan setiap.

F. REFORMASI (H. PATRIALIS AKBAR,SH): Saya kira sa~·a juga bantu ini, jadi kalimat atau anak kalimat tiap-tiap iitu

sudah cocok, karena karena dalam pasal 30 memang tiap-tiap warganegara, jadi ki~a sesuaikan dengan UUD kita. Jadi setuju kita, ini sudah cocok, jadi tidak usah diperpanjang lagi. ·

KETUA RAPAT : Saya kira kita kembali pada prinsip umum kita, kalau ada kata-kata kunci

yang rujukannya ke UUD 1945 kita kembali disitu dan ternyata untuk msasalah ini kata tiap-tiap yang kita pakai, kita bisa sepakati ini? Silahkan pak. Agun.

SET PANSUS DPR RJ

Page 39: PANSUS RUU TENTANG KEPOLISIAN NEGARAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200415-034857-6189.p… · 3 fraksi reformasi 1. jr. a.m. lutfhi 2. prof. dr. h. moch. as.kjn, sh

36

FPG (DRS. AGUN GUNANDJAR SUDARSA) : Satu hal yang harus kita juga pahami bahwa tidak · berarti bahwa kalau

rujukan kata-kata tiap-tiap itu, kalau menurut saya kata tiap-tiap itu memang r;anya ada satu dalam UUD 1945 itu seperti yang dikatakan oleh sdr. Patrialis, tetapi selebihnya didalam amandemen UUD 1945 itu menggunakan kata setiap, ini saja yang ingin saya ingatkan agar kita tidak terjebak kalau kata-kata tiap-tiap itu seolah-olah UUD kita mengatakan itu. padahal UUD 1945 pun untuk amandemen menyangkut pasal hak-hak asasi manusia itu kata-katanya diawali dengan setiap orang, terima kasih pimpinan.

KETUA RAPAT: Tetapi dalam konteks ini, tiap-tiap apa setiap?

FPG (DRS. AGUNGUNANDJAR SUDARSA): Dalam 'konteks ini ,saya setuju tiap-tiap.

KETUA RAPAT: Silakan F.TNI/POLRI

F.TNIIPOLRJ (SLAMET SUPRIADI, S.IP.,M.SC.,MM): Dalam konteks ini kami tetap menggunakan setiap, karena rujukannya

adalah amandemen ke-2 pasal 27, justru itulah kalau kita lihat memang dipasal 30 tiap-tiap tetapi pasal 27 ini justru tidak dimasukan didalc;tm konsideran. Oleh karena itu nanti konsekwensinya kami menyarankan didalam DIM berikutnya ditambahkan pasal 27 ayat 3, amandemen ke-2, terima kasih.

KETUA RAPAT: Jadi ini ada 2 rujukan, kalau merujuk pasal 27 setiap. Pasal 27 babnya

dalam konsitusi adalah hak warganegara, kalau merujuk pasal 30 tiap-tiap, babnya adalah pertahanan dan keamanan. Mana yang lebih akrab dengan undang-undang ini, apakah hak atau pertahanan kita kembali kepada kita.

FPG (DR. ~-IAPPY BONE ZULKARNAIN, MS) : Saya kira yang kita buat ini amandemen terehadap UUD, jadi apalagi di

UUD sendiri ternyata tadi dibuktikan ada 2 pasal yang satu menggunakan tiap­tiap yang satu menggunakan setiap. Saya kira kita harus menyempurnakan ini, mumpung kita ada ahli bahasa, ada legal drafter, jangan ·sampai kita terjebak kepada sematik eonfuse walaupun substansinya sama. Oleh karena itu bagi kami tidak persoaian tiap-tiap atau setiap, tetapi harus ada back up argumentasi dari ahli bahasa atau dari legal drafter, terima kasih pak.

KETUA.RAPAT: Karena itu barangkali mungkin lebih bijaksana kalau kita kasih ahli bahasa

du!u pak.

FPDIP (P~. ·rERAS NARANG, SH) : Memang itu paling bijaksana, tetapi sebelum kita menyampai

kekebijaksanaan, kami hanya menjelaskan saja sedikit. Kami sependapat bahwa berbicara masalah kata setiap itu memang banyak didalam UUD 1945 kita ini, bukan hanya satu dua pasal tetapi beberapa pasal, apalagi terkait dengan kata warganegara dibelakangnya. Fraksi PDI Perjuangan hanya konsisten, karena kita berbicara masalah UU pertahanan, maka kami konsisten dengan pasal 30 ayat 1 Bab. XII disitu jelas menyatakan, tiap-tiap warganegara, jadi kami hanya ingin menyampaikan konsistensi kami terhadap hukum positif yang kita akui bersama, terima kasih.

SET P/J.NSUS DPR RJ

Page 40: PANSUS RUU TENTANG KEPOLISIAN NEGARAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200415-034857-6189.p… · 3 fraksi reformasi 1. jr. a.m. lutfhi 2. prof. dr. h. moch. as.kjn, sh

37

KETUA RAPAT : .... Terima kasih, saya kira sekarang kami minta bantuan ahli bahasa, tidak

usah mengomentari pandangan setiap Fraksi.

F.PDU (PROF.DR.H. TEUNGKU MUHIBBUDDIN WAL Y) : Kalau boleh sebelum ke ahli bahasa, ada sedikit yang rngrn saya

ungkapkan. Saya membaca buku-buku lama itu tidak ada kata setiap cuma yang ada kata tiap-tiap. Apa bahasa Indonesia ini dalam kata ini masih mengikut cara istilah lama atau sudah modern sekarang, kalau sudah modern maka kata setiap ini termasuk dalam perkembangan bahasa. Karena itu sama saja apakah kita pakai istilah lama dalam perekmbangan bahasa ini atau kita pakai kata setiap, kata setiap itu lebih pendek dari kata tiap-tiap dan ini adalah perkembangan dari pada bahasa itu sendiri, terima kasih. !

KETUA: Kita pakai yang paling pas pak. kalau yang paling pas itu yang lama, yang

lama, kalau yang pas yang baru ya yang baru, silahkan ahli bahasa. Silahkan pak. T as lam sedikit saja.

F.PDIP (H. HARYANTO TASLAM): Saya khawatir kalau kita buru-buru ke ahli bahasa, nanti bisa merubah

pemahaman kita dalam UUD, sebab tadi seperti kata rekan saya untuk konteks ini, kita pakai pasal 30 kalau kita berbicara tentang · pertahanan negara. Menyengkut rnasalah kewajiban warganegara, karena ini kaitannya juga kesana di pasal 27 itu memang ada dua istilah. Disana pasal 27 ayat 3 seperti tadi dikatakan, itu rr;emang setiap warganegara tetapi ayat 2 nya itu pakai kata tiap­tiap warganegara jadi memang UUD kita pakai dua istilah disini. Tetapi dalam konteks ini kita saya kira merujuk kepada UUD berkaitan dengan pertahanan negara, saya kira itu.

KETUA RAP AT : Silahkan ahli bahasa.

AHLI BAHASA : Jadi saya hanya pengertian ada memang tiap-tiap dan setiap itu sama

tetapi kita harus !jhat konteks permasalahannya. Kalau setiap itu menyangkut tentang numerilia artinya apa, penomoran, tiap-tiap itu sifat, tiap itu mengacu kebenda misalnya sekali makan atau sekali minum, jumlah. Sekarang silahkan mau menempat kemana konteks kata tiap-tiap, tiap, setiap. Dalam konteks disini setiap ~arganegara itu subyek disini dia, tiap-tiap sifat, terima kasih.

KETUA RAPAT: lni selera bahasa, bisa jadi selera bahasa, bisa menjadi substansi bahasa.

Karena itu saya ingin menawarkan karena waktu, bagaimana kalau kita lanjutkan di Panitia Perumus, ini yang punya usul sudah mengatakan demikian, setuju? Baik.

KETOK PALU 1 X

Jadi usul DIM No.7 dari PDIP kita masukan di Timus, usul PP berkait dengan judul, PKB selesai, usul Reformasi ditarik. Sekarang DIM No.8, jam sudah menunjukan jam 4 kurang 2 menit. Menurut tata tertib, masa sidang sudah habis sore ini, ada tawaran tidak selesai sekarang dilanjutkan besok, tidak selesai sekarang dilanjutkan sebentar setengah delapan malam atau tidak c:da acara malam kita tanmbah 1 jam, tiga alternatif. Kita menurut schedule selesai hari ini, malam tidak ada, yang kedua selesai sekarang malam ada, yar;g ketiga malam tidak ada tetapi kita tambah 1 jam. Baru 7 DIM selesai dari 440 yang menjadi tugas kita, saya kembalikan kebapak-bapak.

SET PANSUS DPR Rl

Page 41: PANSUS RUU TENTANG KEPOLISIAN NEGARAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200415-034857-6189.p… · 3 fraksi reformasi 1. jr. a.m. lutfhi 2. prof. dr. h. moch. as.kjn, sh

38

F.PDU (PROF.DR.H. MUHIBBUDDIN WAL Y) : Saya mengusulkan setengah jam bukan 1 jam. Oleh karena kita dari sini

kesana, kalau.,kita setengah jam kita bisa shalat asar dirumah, tetapi kalau i jam tidka bisa shaiat asar dirumah, terimak kasih.

KETUA RAPAT: Pilih alt.ernatif ke-3 dengan amandemen, ada yang lain, ya silahkan.

FPG (IR. S.M. TAMPUBOLON): Terima kasih pak. bisa saja dipertimbangkan setengah jam tetapi kami

kira serba tanggung juga pak. Ketua karena ini masih pamanasan, saya kira sudah tercapai, cukup dulu untuk kali ini pak. terima kasih.

KETUA RAPA·r : Saya kira disayap kiri bagaimana, TNt setuju dengan Golkar?

F.TNIIPOLRI (SLAMET SUPRIADI, S.IP.,M.Sc.,MM.): Kita menghendaki kalau bisa diselesaikan sampai dengan DIM No.1 0 saja

pak. DIM 10 jadi kita bulat pak. konsideran ini kita bahas bulat semuanya, baru kita bisa memasuki DIM 11 pak. terima kasih.

KETUA RAPAT: Yang lain, PKB.

F .PKB (DRS. IR. A. ANSHOR CHOLIL) : Tolong diberikan satu kesempatan terhadap ternan-ternan yang mau

melaksanakan ibadah sholat asar, waktu itu paling tidak seperempat jam, kalau toh misalkan diteruskan lebih baik diteruskan malam, tetapi saya setuju kalau besok.

KETUA RAPAT: Mayoritas menganggap, karena ini hari pertama, dan biasanya hari

pertama memang agak susah-susah pak. Sehingga dengan 7 yang masuk, dianggap sudah Gukup. Mudah-mudahan besok lebih banyak dari itu, kita sepakati. Ya pak.Panda.

F.PDIP (PANDA NABABAN): lni kita bantu juga pak. Abdul Gani, pak. Abdul Gani kan wakil pemerintah.

jadi mal<sud saya kita ajak juga legal drafter, jadi jangan satu pihak berfungsi pemerintah, satu pihak berfungsi legal drafter. Jadi saya fikir adalah kita datangkan legal drafter, nanti repot itu pak. Abdul Gani, bisa subyektif nanti, terima kasih.

KETUA RAPAT : Waktu rapat pertama dengan Menteri Kehakiman, waktu itu masih Bp.

Baharuddin Lopa, Beliau menyiapkan dari Pemerintah. Jadi kalau masalah jadual kita sepakati ada lagi masalah satu, tadi Pak Menteri sama Panglima m9ngajukan usul kepada saya, saya mengatakan saya tidak bisa memutuskan Pak. Pak Menteri ada schedule tgl. 27, tetapi kalau tidak diizinkan dia tetap untuk hadir di sini. Saya mengatakan jangan pakai istilah 'is in' dan 'tidak Pak. lni istilah tugas kita di sini yang kita sudah schedule kan, kecuali kalau kawan-kawan memang mau istirahat tgl. 27 Bapak boleh pergi. Tapi kalau kawan-kawan tetap mau bekerja di sini ya sebaiknya Bapak juga di sini · supaya waktu kita termanfaatkan dengan baik. Bagaimana beliau, tetap kita isi tgl. 27? Dengan ketentuan Pak Menteri tidak jadi meninggalkan sidang. Lalu yang kedua ada permintaan dari Panglima TNI, apakah boleh kalau ada tugas-tugas penting

SET PANSUS DP,R Rl

Page 42: PANSUS RUU TENTANG KEPOLISIAN NEGARAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200415-034857-6189.p… · 3 fraksi reformasi 1. jr. a.m. lutfhi 2. prof. dr. h. moch. as.kjn, sh

39

kenegaraan, Pang lima TNI diwakili oleh salah seorang Kepala Staf tidak boleh di bawahnya dan Kepala Staf itu memberikan manaat penuh untuk mengambil kebijakan kaiE'.U ada hal-hal yang lain tanpa perlu konsultasi dulu dengan Panglima? Kita bisa sepakati, tapi Menteri wajib hadir.

F-TNIIPOL.RI (SLAMET SUPRIADI, S.IP., M.Sc., MM): Kepala Staf Angkatan ataukah Kepala Staf.

KETUA RAPAT : Kepala Staf Angkatan yang dimaksud tadi, atau lebih baik diungkapkan

sendiri permasalahannya Pak Panglima.

PANGLIMA TNI : Terima kasih. Jadi ada beberapa kegiatan yang bersamaan dengan jadual kegiatan

Pansus yang · memang relatif cukup panjang, sehingga dalam jadual yang bersamaan ini saya menawarkan kepada Pimpinan Pansus, apabila dalam jadual yang bersamaan ini saya harus melakukan jadual kegiatan yang lain yang sama-sama panting, maka Panglima TNI menugaskan salah satu Kepala Staf Angkatan untuk mewakili Panglima TNI dan diberikan mandat penuh untuk mengambil keputusan terhadap materi-materi yang dibicarakan di dalam forum. Saya kira ini yang saya ajukan. Terima kasih.

KETUA RA.PAT: · Bagaimana PDI~P setuju? Diam berarti setuju. Fraksi Golkar? Atau ada

yang keberatan? Semua setuju. Dengan demikian untuk kedua hal ini kita sudah dengarkan jawabannya. Pak Menteri diharap hadir di sini, Pak Panglima TNI kalau tidak ada acara di luar tetap di Sini, tetapi kalau ada acara yang sama pentingn~·a diwakili oieh salah satu Kepala Staf Angkatan dan diberi kewenangan penuh untuk mengambil decision. Dengan demikian saya kira rapat kita pada sore hari ini bisa kit.a akhiri dan kita ketemu besok lagi pada jam 1 siang untuk melan;utkan pembahasan DIM 8 dan seterusnya. Sekian. Atas nama Pimpinan Pansus izinkan kami menyampaikan assalamu'alaikum Wr. Wb.

KETOK PALU 2 X

Ditutup pada pukul16.10 WIB.

SET PANSL/S DPI~ RJ

Jakarta, 26 Juni 2001 AN. 'KETUA RAPAT

SEKRETARIS RAPAT,

~~t£ DRS.ISKANDAR.N. BASRI

NIP. 210001160