bab ii kajian pustaka a. kemampuan kerjasama anak usia …repository.ump.ac.id/6189/3/bab ii_evi...

20
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Kerjasama Anak Usia Dini 1. Pengertian Kemampuan Kerjasama Anak Usia Dini Saputra (2005:39) mengatakan bahwa kerjasama atau kooperatif adalah gejala saling mendekati untukmengurus kepentingan bersama dan tujuan bersama. Kerjasama dan pertentangan merupakan dua sifat yang dapat dijumpai dalam seluruh proses sosial/masyarakat, di antara seseorang dengan orang lain, kelompok dengan kelompok, dan kelompok dengan seseorang. Lebih lanjut Saputra (2005:41) mendefinisikan bahwa kerjasama adalah merupakan perwujudan tanggung jawab dari tiap orang yang terlibat dalam kelompok. Jika ada satu anggota yang tidak bertanggung jawab, biasanya akan mempengaruhi pencapaian tujuan atau kegiatan kelompok. Seseorang akan merasa bahagia jika mendapatkan penghargaan atas kegiatan yang dilakukannya. Penghargaan ini dapat berupa penghargaan dalam wujud “rasa hormat”, atau dalam bentuk yang nyata, misalnya materi atau penghargaan tertulis. Hal yang sangat penting dalam kerjasama adalah keinginan untuk saling menghargai sesama anggota kelompok. Di sisi lain Santosa (2009:22) mengemukakan bahwa kerjasama adalah suatu bentuk interaksi sosial ketika tujuan anggota yang satu berkaitan erat dengan tujuan anggota yang lain atau tujuan kelompok secara keseluruhan 5 Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Evi Liukwisana Wati, FKIP UMP, 2013

Upload: vuliem

Post on 03-Mar-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Kerjasama Anak Usia …repository.ump.ac.id/6189/3/BAB II_EVI LIUKWISANA WATI_PAUD'13.pdf · anak TK lebih banyak untuk mendeskripsi ketercapaian

5

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kemampuan Kerjasama Anak Usia Dini

1. Pengertian Kemampuan Kerjasama Anak Usia Dini

Saputra (2005:39) mengatakan bahwa kerjasama atau kooperatif adalah

gejala saling mendekati untukmengurus kepentingan bersama dan tujuan

bersama. Kerjasama dan pertentangan merupakan dua sifat yang dapat

dijumpai dalam seluruh proses sosial/masyarakat, di antara seseorang dengan

orang lain, kelompok dengan kelompok, dan kelompok dengan seseorang.

Lebih lanjut Saputra (2005:41) mendefinisikan bahwa kerjasama adalah

merupakan perwujudan tanggung jawab dari tiap orang yang terlibat dalam

kelompok. Jika ada satu anggota yang tidak bertanggung jawab, biasanya akan

mempengaruhi pencapaian tujuan atau kegiatan kelompok. Seseorang akan

merasa bahagia jika mendapatkan penghargaan atas kegiatan yang

dilakukannya. Penghargaan ini dapat berupa penghargaan dalam wujud “rasa

hormat”, atau dalam bentuk yang nyata, misalnya materi atau penghargaan

tertulis. Hal yang sangat penting dalam kerjasama adalah keinginan untuk

saling menghargai sesama anggota kelompok.

Di sisi lain Santosa (2009:22) mengemukakan bahwa kerjasama adalah

suatu bentuk interaksi sosial ketika tujuan anggota yang satu berkaitan erat

dengan tujuan anggota yang lain atau tujuan kelompok secara keseluruhan

5

Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Evi Liukwisana Wati, FKIP UMP, 2013

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Kerjasama Anak Usia …repository.ump.ac.id/6189/3/BAB II_EVI LIUKWISANA WATI_PAUD'13.pdf · anak TK lebih banyak untuk mendeskripsi ketercapaian

6

sehingga setiap individu dapat mencapai tujuan apabila individu lain mencapai

tujuan.

Catron dan Allen dalam Mutiah (2010:149) menerangkan bahwa

kerjasama adalah interaksi saling membantu, saling berbagi, dan pola

bergiliran. Sedangkan Pusat Pendidikan AUD Lembaga Penelitian UNY

(2009:34) menerangkan bahwa kerjasama merupakan salah satu fitrah manusia

sebagai makhluk sosial. Semakin modern seseorang maka ia akan semakin

banyak bekerjasama dengan orang lain, bahkan seakan tanpa dibatasi oleh

ruang dan waktu tentunya dengan perangkat yang modern pula.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Kerjasama

Saputra (2005:41-42) menerangkan bahwa pencapaian kerjasama

menuntut persyaratan tertentu yang dipenuhi oleh anggota yang terlibat.

Syarat-syarat tersebut adalah :

a. Kepentingan yang sama

Kerjasama akan terbentuk apabila kepentingan yang sama ingin dicapai oleh

semua anggota. Kepentingan yang sama tidak hanya menyangkut aspek

materi mungkin juga aspek non materi seperti aspek moral, rohani, dan

batiniah.

b. Keadilan

Kerjasama harus didasari oleh prinsip keadilan, artinya setiap orang yang

ikut bekerja sama memperoleh imbalan yang sesuai dengan kontribusinya

dalam pelaksanaan suatu kegiatan kerjasama.

Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Evi Liukwisana Wati, FKIP UMP, 2013

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Kerjasama Anak Usia …repository.ump.ac.id/6189/3/BAB II_EVI LIUKWISANA WATI_PAUD'13.pdf · anak TK lebih banyak untuk mendeskripsi ketercapaian

7

c. Saling pengertian

Kerjasama harus dilandasi oleh keinginan untuk mengerti dan memahami

kepentingan dari orang-orang yang terlibat dalam kegiatan bersama itu.

Pengertian ini akan merangsang timbulnya kerja sama atas dasar saling

pengerrtian (mutual understanding).

d. Tujuan yang sama.

Menetapkan memiliki tujuan yang sama untuk semua orang tidak selalu

mudah, karena hampir setiap orang terikat dalam suatu kelompok didasari

oleh kepentingan sendiri yang ingin dicapai oleh keberhasilan kelompok.

Tujuan harus dapat mengantisipasi kepentingan individual yang tergabung

dalam kelompok sosial. Kerjasama akan terbentuk apabila semua orang

memiliki tujuan serupa tentang hal yang ingin dicapai.

e. Saling membantu

Kerjasma merupakan dasar akan keberhasilan dalam pencapaian tujuan. Hal

ini akan lebih mudah terjadi, jika tiap orang dalam kelompok bersedia untuk

saling membantu teman sesama kelompok jika diperlukan.

f. Saling melayani

Kesediaan untuk saling melayani merupakan unsur yang memperrcepat

terjadinya suatu kerjasama. Jika ada anggota yang hanya ingin dilayani dan

tidak bersedia melayani kepentingan orang lain, maka akibatnya akan terjadi

kepincangan distribusi kegiatan.

Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Evi Liukwisana Wati, FKIP UMP, 2013

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Kerjasama Anak Usia …repository.ump.ac.id/6189/3/BAB II_EVI LIUKWISANA WATI_PAUD'13.pdf · anak TK lebih banyak untuk mendeskripsi ketercapaian

8

g. Tanggung jawab

Kerjasama adalah merupakan perwujudan tanggung jawab dari tiap orang

yang terlibat dalam kelompok. Jika ada satu anggota yang tidak bertanggung

jawab, biasanya akan mempengaruhi pencapaian tujuan atau kegiatan

kelompok.

h. Penghargaan

Seseorang akan merasa bahagia jika mendapatkan penghargaan atas

kegiatan yang dilakukannya. Penghargaan ini dapat berupa penghargaan

dalam ujud “rasa hormat”, atau dalam bentuk yang nyata, misalnya materi

atau penghargaan tertulis. Hal yang sangat penting dalam kerjasama adalah

keinginan untuk saling menghargai sesama anggota kelompok.

i. Kompromi

Kerjasama kelompok adalah gabungan kerja dari tiap orang yang terlibat

dalam kelompok sosial. Cara kerja tiap orang tidak sama, ada yang cepat,

ada yang lambat. Ada yang serius dan ada yang ogah-ogahan. Unsur

kompromi penting untuk melandasi kapan suatu kegiatan akan diselesaikan.

G.C. Homans, dalam Santosa (2009:30) membagi aspek-aspek dalam

interaksi kerjasama sebagai berikut yaitu

a. Adanya motif atau tujuan yang sama

artinya setiap inividu yang mengadakan interaksi mempunyai motif dan

tujuan tertentu.

Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Evi Liukwisana Wati, FKIP UMP, 2013

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Kerjasama Anak Usia …repository.ump.ac.id/6189/3/BAB II_EVI LIUKWISANA WATI_PAUD'13.pdf · anak TK lebih banyak untuk mendeskripsi ketercapaian

9

b. Adanya suasana emosional yang sama

artinya bahwa setiap inividu didorong oleh perasaan masing-masing yang

sama daaaalam interaksi sosial.

c. Adanya interaksi

artinya setiap individu dalam keadaan demikian pasti berhubungan dengan

indiviu lain, yang disebut dengan interaksi. Dipandang dari segi individu

maka interaksi itu disebut dengan aksi.

d. Adanya pimpinan

artinya bahwa adanya interaksi, aksi dan sentimen menimbulkan suatu

bentuk pimpinan dan umumnya berlangsung seara wajar serta merupakan

bentuk piramida.

e. Adanya external system

artinya bahwa dengan aanya interaksi dan sentimen mereka tidak dapat

melepaskan diri dari pengaruh luar (external system).

f. Adanya internal system

artinya untuk menanggulangi pengaruh ari luar. Masing-masing individu

yang berinteraksi, semakin memperkuat irinya masing-masing, seperti

menciptakan kesamaan pandangan, kesadaran, perbuatan, yang ini semua

menimbulkan internal sistem.

Johnson dan Johnson, dalam Saputra (2005:50) menyebutkan bahwa

sistem pengajaran gotong royong atau pembelajaran kelompok dapat

didefinisikan sebagai sistem kerja atau kelompok yang terstruktur termasuk di

dalam struktur ini adalah lima unsur pokok yaitu saling ketergantungan positif,

Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Evi Liukwisana Wati, FKIP UMP, 2013

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Kerjasama Anak Usia …repository.ump.ac.id/6189/3/BAB II_EVI LIUKWISANA WATI_PAUD'13.pdf · anak TK lebih banyak untuk mendeskripsi ketercapaian

10

tanggung jawab individu, interkasi personal, keahlian kerjasama, dan proses

kelompok.

Di sisi lain David, dkk, dalam Suyanto (2005:154) mengidentifikasikan

empat elemen dasar dalam belajar kerjasama yaitu adanya saling

ketergantungan yang menguntungkan pada siswa dalam melakukan usaha

secara bersama-sama, adanya interaksi langsung di antara siswa dalam satu

kelompok, masing-masing siswa memiliki tanggung jawab untuk bisa

menguasai materi yang diajarkan, penggunaan yang tepat dari kemampuan

interpersonal dan kelompok kecil yang dimiliki oleh setiap siswa. Pakar lain

Gallahue, dalam Saputra (2005:51) menjelaskan bahwa pembelajaran

kerjasama memerlukan adanya komunikasi efektif, kejujuran individu,

sportivitas, dan kerja kelompok..

3. Manfaat Kerjasama Bagi Anak Usia Dini

Sharan dalam Suyanto (2005:154) mengemukakan bahwa belajar

kerjasama mempersiapkan siswa untuk masa depannya di masyarakat, yaitu

memacu siswa untuk belajar secara aktif ketika ia bekerjasama dan bukan

hanya passif. Hal ini memotivasi siswa untuk mencapai prestasi akademik yang

lebih baik, menghormati perbedaan yang ada dan kemajuan dalam kemampuan

sosial.

Di sisi lain Saputra (2005:53) mengatakan bahwa manfaat

pembelajaran kerjasama adalah mampu mengembangkan aspek moralitas dan

interaksi sosial peserta didik karena melalui kerjasama anak memperoleh

kesempatan yang lebih besar untuk berinteraksi dengan anak lain,

Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Evi Liukwisana Wati, FKIP UMP, 2013

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Kerjasama Anak Usia …repository.ump.ac.id/6189/3/BAB II_EVI LIUKWISANA WATI_PAUD'13.pdf · anak TK lebih banyak untuk mendeskripsi ketercapaian

11

mempersiapkan anak untuk belajar bagaimana mendapatkan berbagai

pengetahuan dan informasi sendiri, baik guru, teman, bahan pelajaran, atau

sumber belajar yang lain, meningkatkan kemampuan siswa untuk bekerjasama

dengan orang lain dalam sebuah tim, membentuk pribadi yang terbuka dan

menerima perbedaan yang terjadi, dan membiasakan anak untuk selalu aktif

dan kreatif dalam mengembangkan analisisnya. Lebih lanjut, Saputra

(2005:51) mengemukakan beberapa manfaat yang dapat dihasilkan melalui

pembelajaran kerjasama bagi anak TK adalah anak akan bertambah sikap

tanggung jawabnya terhadap dirinya sendiri maupun anggota kelompoknya,

anak akan bangkit sikap solidaritasnya dengan membantu teman yang

memerlukan bantuannya, anak akan merasakan perlunya kehadiran teman

dalam menjalani hidupnya, anak akan mewujudkan sikap kerjasama dalam

kelompok dan merefleksikannya dalam kehidupan, dan anak mampu bersikap

jujur dengan mengatakan apa adanya kepada teman dalam kelompoknya.

Sedangkan Lyman dan Foyle dalam Suyanto (2005:154)

mengemukakan bahwa belajar bekerjasama juga merupakan sebuah metode

yang dapat meningkatkan prestasi akademik yang implementasinya tidak

membutuhkan biaya mahal. Pusat Pendidikan AUD Lembaga Penelitian UNY

(2009:34) menyebutkan bahwa aspek-aspek dalam kerjasama adalah

membiasakan anak bergaul/berteman dengan teman sebaya dalam melakukan

tugas, membiasakan anak untuk menghargai pendapat atau kemampuan orang

lain, menyadari bahwa kerjasama atau tolong menolong itu sangat penting dan

menyenangkan, dan mengembangkan rasa empati pada anak didik.

Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Evi Liukwisana Wati, FKIP UMP, 2013

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Kerjasama Anak Usia …repository.ump.ac.id/6189/3/BAB II_EVI LIUKWISANA WATI_PAUD'13.pdf · anak TK lebih banyak untuk mendeskripsi ketercapaian

12

B. Metode Bermain Bola Estafet

1. Pengertian Bermain Bola Estafet

Hurlock (1978:320) menyatakan bahwa bermain adalah setiap kegiatan

yang dilakukan untuk kesenangan yang ditimbulkannya tanpa

mempertimbangkan hasil akhir. Pakar lain, Vygotsky dalam Tedjasaputra

(2001:9) meyakini bahwa bermain mempunyai peranan langsung terhadap

perkembangan kognisi seseorang, menurutnya anak tidak dapat berfikir abstrak

karena bagi mereka, meaning (makna) dan objek berbaur menjadi satu.

Bruner dan Sutton-Smith, dalam Suyanto (2005:121) mengemukakan

bahwa bermain merupakan proses berpikir secara fleksibel dan proses

pemecahan masalah. Di sisi lain Hidayatulloh (2008:4) mengatakan bahwa

bermain merupakan cara untuk bereksplorasi dan bereksperimen dengan dunia

sekitar sehingga anak akan menemukan sesuatu dari pengalaman bermain.

Loy, McPherson, dan Kenyon dalam Hidayatulloh (2008:4)

mendefinisikan bahwa bermain adalah berbagai aktifitas yang bersifat bebas,

terpisah, tak pasti atau berubah-ubah, secara spontan, tidak mempertimbangkan

hasil, dan diatur oleh peraturan serta membuat kepercayaan. Sementara Sutton-

Smith (dalam Hurlock 1978:320) mengemukakan bahwa bermain bagi anak

terdiri atas empat metode dasar yang membuat kita mengetahui tentang dunia,

yaitu: meniru, eksplorasi, menguji dan membangun.

Menurut Poerwadarmita (2007:169) bola memiliki arti barang bulat

yang dibuat dari karet dan sebagainya. Lebih lanjut menurut Poerwadarmita

(2007:326) estafet adalah perlombaan lari (renang) beranting (bersambung).

Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Evi Liukwisana Wati, FKIP UMP, 2013

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Kerjasama Anak Usia …repository.ump.ac.id/6189/3/BAB II_EVI LIUKWISANA WATI_PAUD'13.pdf · anak TK lebih banyak untuk mendeskripsi ketercapaian

13

Sedangkan pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (1988:236) estafet

adalah lomba (lari atau renang) beregu dengan cara pembagian jarak tempuh

diantara para peserta, pada akhir bagiannya masing-masing menyerahkan

benda (misal tongkat, bendera ) pada peserta berikutnya. Berdasarkan beberapa

pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa bermain bola estafet

memiliki artisuatu aktifitas untuk bereksplorasi yang dilakukan secara beregu

dengan cara pembagian jarak tempuh diantara para peserta, pada akhir

bagiannya masing-masing menyerahkan benda bola pada peserta berikutnya.

2. Manfaat Bermain Bola Estafet

Tedjasaputra (2001:41) berpendapat bahwa manfaat metode bermain

adalah anak belajar berpisah dengan pengasuh atau ibunya, dengan teman

sepermainan anak akan belajar berbagi hak milik; menggunakan mainan secara

bergilir; melakukan kegiatan bersama; mempertahankan hubungan yang sudah

terbina; mencari cara pemecahan masalah yang dihadapi dengan teman

mainnya, anak akan belajar berkomunikasi dengan sesama teman baik dalam

mengemukakan isi pikiran dan perasaannya maupun memahami apa yang

diucapkan oleh temannya tersebut.

Menurut Catron dan Allen dalam Musfiroh (2005:149) mengatakan

bahwa bermain mendukung perkembangan sosialisasi dalam hal-hal berikut

ini. Interaksi sosial, yakni interaksi dengan teman sebaya,orang dewasa, dan

memecahkan konflik. Kerjasama, yakni interaksi saling membantu, berbagi,

dan pola bergiliran.Menghemat sumber daya, yakni menggunakan dan menjaga

benda-bendadan lingkungan secara tepat. Peduli terhadap orang lain, seperti

Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Evi Liukwisana Wati, FKIP UMP, 2013

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Kerjasama Anak Usia …repository.ump.ac.id/6189/3/BAB II_EVI LIUKWISANA WATI_PAUD'13.pdf · anak TK lebih banyak untuk mendeskripsi ketercapaian

14

memahami dan menerima perbedaan individu, memahami masalah multi

budaya. Sedangkan Hidayatulloh (2008:7) berpendapat bahwa bermain

memberikan kontribusi yang unik bagi perkembangan anak. Bermain dapat

digunakan untuk membantu anak dalam mengembangkan potensi fisik,

kognitif, sosial, dan emosi.

Menurut Saifudin (2011) permainan estafet dapat meningkatkan

kekuatan tim atau kerjasama kelompok dalam mengatasi setiap permasalahan

di organisasi, perusahaan maupun relasi. Sedangkan menurut Bunda (2011)

permainan estafet akan melatih kekompakan dan kerjasama tim, kehati-hatian,

kecepatan, dan kompetisi yang sportif.

Di sisi lain, Yudho (2010) mengatakan bahwa permainan ball estafet

bertujuan untuk membentuk kerjasama tim, pembagian tugas (manajemen),

mengatur diri dan waktu untuk bertindak, dan mengatur strategi bermain

bersama-sama.

3. Langkah-langkah Bermain Bola Estafet

Permainan bola estafet ini diadaptasi dari permainan bola berlomba

karya Hidayatulloh. Cara melakukan permainan ini yaitu buatlah dua lingkaran

(dengan jarak satu lengan). Anak-anak disuruh memakai nomor. Berikan

kepada tiap nomor 1 sebuah bola. Mereka harus memberikan (bukan

melemparkan) bola kepada temannya menurut arah panah. Dengan aba-aba

guru, perlombaan dimulai. Jika nomor satu telah menerima bola kembali, maka

ia harus mengacungkan tangan yang berisi bola itu ke atas. Permainan diulang

dengan arah yang berlawanan. Sebagai selingan anak dapat disuruh berputar

Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Evi Liukwisana Wati, FKIP UMP, 2013

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Kerjasama Anak Usia …repository.ump.ac.id/6189/3/BAB II_EVI LIUKWISANA WATI_PAUD'13.pdf · anak TK lebih banyak untuk mendeskripsi ketercapaian

15

seperempat lingkaran, sehingga mereka menghadap keluar

(Hidayatulloh,2008:37).

C. Kriteria Keberhasilan

1. Pedoman penilaian

Menurut Sudjana (2009:3) penilaian adalah proses memberikan atau

menentukan nilai kepada objek tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu.

Sedangkan Brewer, dalam Anita Yus (2005:31) menyatakan penilaian adalah

penggunaan sistem evaluasi yang bersifat komprehensif (menyeluruh) untuk

menentukan kualitas dari suatu program atau kemajuan dari seorang anak.

Berarti penilaian itu harus dilakukan menyeluruh dari apa yang akan dinilai.

Howard Gradner dalam Anita Yus (2005:31) menegaskan bahwa

penilaian merupakan upaya memperoleh informasi mengenai ketrampilan dan

potensi diri individu dengan dua sasaran. Pertama, memberikan umpan balik

yang bermanfaat kapada individu yang bersangkutan. Kedua, sebagai data yang

berguna bagi masyarakat yang ada di sekitarnya. Penilaian pada pendidikan

anak TK lebih banyak untuk mendeskripsi ketercapaian perkembangan

anak.Dengan penilaian dapat diketahui dan ditetapkan aspek-aspek

perkembangan yang telah dicapai dan yang belum dicapai.

Menurut Anita Yus (2005:57) mengemukakan penilaian yang sering

digunakan di TK adalah penilaian non tes yang terdiri dari: pemberian tugas,

pemberian tugas adalah suatu cara penilaian yang dilakukan dengan

memberikan tugas-tugas tertentu sesuai dengan kemampuan yang akan

diungkap. Penilaian dengan cara ini dapat digunakan dengan cara melihat hasil

Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Evi Liukwisana Wati, FKIP UMP, 2013

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Kerjasama Anak Usia …repository.ump.ac.id/6189/3/BAB II_EVI LIUKWISANA WATI_PAUD'13.pdf · anak TK lebih banyak untuk mendeskripsi ketercapaian

16

kerja anak dan cara anak mengerjakan tugas tersebut. Pemberian tugas sebagai

alat penilaian dapat diselesaikan secara kelompok, berpasangan ataupun

individual. Selanjutnya Percakapan, percakapan adalah penilaian yang

dilakukan melaului percakapan atau cerita antara anak dengan guru atau antara

anak dengan anak.

Percakapan dalam rangka penilaian dapat dilakukan guru dengan

sengaja dan topik yang dibicarakan juga sesuai dengan tema kegiatan

pelaksanaan program pada saat itu. Kemudian Observasi (pengamatan),

observasi atau pengamatan merupakan alat pengumpulan data penilaian yang

dilakukan dengan merekam / mencatat secara sistematik gejala-gejala tingkah

laku yang Nampak. Terdapat juga catatan Anekdot (Anecdotal record), catatan

anekdot merupakan salah satu bentuk pencatatan (kumpulan catatan) tentang

gejala tingkah laku yang berkaitan dengan sikap dan perilaku anak yang

khusus, baik yang positif maupun yang negatif.

Selanjutnya yaitu skala Penilaian (Rating Scale), skala penilaian juga

sering digunakan untuk pencatatan hasil pengamatan. Skala penilaian memuat

daftar kata-kata atau pernyataan mengenai tingkah laku, sikap, dan atau

kemampuan siswa. Skala penilaian ada yang berbentuk bilangan, huruf dan ada

yang berbentuk uraian. Terakhir adalah portofolio, portofolio banyak

digunakan dalam bidang ekonomi. Namun, sejalan dengan perkembangan

pembelajaran portofolio juga digunakan sebagai salah satu metode dan alat

penilaian. Melalui portofolio dapat diketahui perkembangan seseorang. Dalam

Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Evi Liukwisana Wati, FKIP UMP, 2013

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Kerjasama Anak Usia …repository.ump.ac.id/6189/3/BAB II_EVI LIUKWISANA WATI_PAUD'13.pdf · anak TK lebih banyak untuk mendeskripsi ketercapaian

17

kegiatan pelaksanaan program TK, portofolio dianggap tepat digunakan

sebagai alat penilaian

Sedangkan menurut Departemen Agama RI (2004:50) penilaian

merupakan usaha mengumpulkan dan menafsirkan berbagai informasi secara

sistematis, berkala, berkelanjutan, menyeluruh tentang proses dan hasil dari

pertumbuhan dan perkembangan yang dicapai oleh anak didik melalui kegiatan

pembelajaran. Cara pencatatan hasil penilaian harian dilaksanakan sebagai

berikut:

: untuk anak yang perilakunya belum sesuai dengan indikator yan

diharapkan.

√: untuk anak yang berada pada tahap proses menuju diharapkan dan sudah

dapat menyelesaikan tugas melebihi yang direncanakan guru indikator

yang diharapkan.

: anak yang perilakunya melebihi indikator yang diharapkan.

Menurut Departemen Pendidikan Nasional (2004:6) cara penilaian

hasil penilaian harian dilaksanakan sebagai berikut:

: dapat digunakan juga untuk menunjukkan bahwa anak melakukan atau

menyelesaikan tugas selalu dengan bantuan guru.

: dapat digunakan juga untuk menunjukkan bahwa anak mampu melakukan

atau menyelesaikan tanpa bantuan guru.

√ : artinya kemampuan anak cukup.

Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Evi Liukwisana Wati, FKIP UMP, 2013

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Kerjasama Anak Usia …repository.ump.ac.id/6189/3/BAB II_EVI LIUKWISANA WATI_PAUD'13.pdf · anak TK lebih banyak untuk mendeskripsi ketercapaian

18

Menurut pedoman penilaian Taman Kanak-kanak Kemendiknas Dirjen

Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah (2010:11) catatan hasil penilaian

harian adalah sebagai berikut :

a. Catatan hasil penilaian harian perkembangan anak dicantumkan pada kolom

penilaian di RKH.

b. Anak yang belum berkembang (BB) sesuai indikator seperti, dalam

melaksanakan tugas selalu dibantu guru, maka pada kolom penilaian ditulis

nama anak dan diberi tanda satu bintang ().

c. Anak yang sudah mulai berkembang (MB) sesuai dengan indikator yang

diharapkan RKH mendapat tanda dua bintang ().

d. Anak yang sudah berkembang sesuai harapan (BSH) sesuai dengan indikator

yang diharapkan RKH mendapat tanda tiga bintang ().

e. Anak yang berkembang sangat baik (BSB) melebihi indikator seperti yang

diharapkan dalam SKH mendapat tanda empat bintang ().

Dari beberapa pendapat prosedur penilaian di atas maka peneliti

menggunakan pedoman penilaian Kemendiknas Dirjen Mandas Tahun 2010.

2. Indikator Hasil Belajar

Menurut Pusat Penelitian AUD Lembaga Penelitian UNY (2009:16)

indikator-indikator anak yang memiliki kemampuan kerjasama antara lain,

anak dapat bergabung dalam permainan kelompok, anak menunggu teman

yang belum selesai mengerjakan, anak membantu pekerjaan temannya, anak

dapat terlibat aktif dalam permainan kelompok, anak bersedia berbagi dengan

teman-temannya saat bermain, anak membantu orang lain untuk membantu

Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Evi Liukwisana Wati, FKIP UMP, 2013

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Kerjasama Anak Usia …repository.ump.ac.id/6189/3/BAB II_EVI LIUKWISANA WATI_PAUD'13.pdf · anak TK lebih banyak untuk mendeskripsi ketercapaian

19

orang lain, anak merespon dengan baik bila ada yang menawarkan bantuan,

anak bergabung bermain dengan teman saat istirahat, anak mengucapkan

terimakasih apabila dibantu teman.

Sementara menurut Standar Kompetensi Pendidikan Anak Usia Dini

(2004:28) indikator-indikator anak yang memiliki kemampuan kerjasama

adalah :senang bermain dengan teman, dapat melaksanakan tugas kelompok,

dapat memuji teman atau orang lain.

Sedangkan menurut Tedjasaputra (2001:88) indikator dalam

kemampuan kerjasama adalah anak dapat membina dan mempertahankan

hubungan dengan teman, anak mau berbagi dengan teman lain, anak mau

menghadapi masalah bersama-sama, mau menunggu giliran, belajar

mengendalikan diri, dan mau berbagi.

Dari indikator di atas peneliti mengambil beberapa indikator, yaitu:

a. Anak dapat bergabung dalam permainan kelompok (Anak ikut serta

berkumpul dalam kegiatan bermain bola estsafet)

b. Anak dapat terlibat aktif dalam permainan kelompok (dapat mengikuti

pembagian tugas dalam bermain bola estafet)

c. Mau menunggu giliran(mau bermain sesuai urutan dalam bermain bola

estafet)

d. Mau menghadapi masalah bersama-sama

e. Senang bermain dengan teman

Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Evi Liukwisana Wati, FKIP UMP, 2013

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Kerjasama Anak Usia …repository.ump.ac.id/6189/3/BAB II_EVI LIUKWISANA WATI_PAUD'13.pdf · anak TK lebih banyak untuk mendeskripsi ketercapaian

20

Secara kuantitatif indikator dikatakan berhasil apabila dari kondisi awal

anak didik sebanyak 7 anak atau sebesar 29,1% yang memiliki kerjasama,

maka diharapkan setelah proses pembelajaran menggunakan metode bermain

bola estafet meningkat menjadi 80%.

D. Kerangka Berfikir

Catron dan Allen (dalam Musfiroh, 2005:1) menyatakan bahwa secara

langsung dapat mempengaruhi seluruh wilayah dari seluruh aspek

perkembangan anak. Kegiatan bermain memungkinkan anak belajar tentang

diri mereka sendiri, orang lain, dan lingkungannya. Dalam kegiatan bermain,

anak bebas untuk bereksplorasi, berimajinasi, dan menciptakan sesuatu.

Bermain merupakan cara agar anak mengeksplorasi dan bereksperimen

dengan dunia yang mengitarinya karena anak membangun hubungan dengan

dunianya.Melalui bermain anak dapat meningkatkan kemampuannya dalam

berinteraksi dengan teman, bekerjasama, tolong-menolong, dan menghargai

kemampuan orang lain.

Berdasarkan hal tersebut di atas maka peneliti melakukan observasi

sebelum melakukan penelitian. Pada kondisi awal pembelajaran di TK tersebut

masih sangat klasikal dan individual. Anak-anak di TK tersebut terlihat jenuh

dan individual dalam mengerjakan kegiatan yang diberikan guru.Pembelajaran

yang menyenangkan sangatlah penting agar anak merasa senang dan nyaman,

dengan begitu diharapkan stimulai-stimulasi yang diberikan kepada anak dapat

diterima dengan baik.

Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Evi Liukwisana Wati, FKIP UMP, 2013

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Kerjasama Anak Usia …repository.ump.ac.id/6189/3/BAB II_EVI LIUKWISANA WATI_PAUD'13.pdf · anak TK lebih banyak untuk mendeskripsi ketercapaian

21

Setelah peneliti melakukan observasi, peneliti memutuskan

menggunakan metode bermain bola estafet, karena dengan permainan ini maka

anak akan belajar berinteraksi, bekerjasama, menghargai kemampuan orang

lain, mengendalikan diri, disiplin dan menaati peraturan. Sehingga diharapkan

kemampuan kerjasama anak dapat terstimulasi dengan maksimal melalui

proses bermain yang menyenangkan bagi anak.Permainan ini diadaptasi dari

permainan “Bola Berlomba dalam Dua Lingkaran” karya Hidayatulloh.

Permainan ini tidak memerlukan tempat yang terlalu luas dan dapat

dilakukan di halaman sekolah.Peralatan yang digunakanpun mudah didapat

yaitu bola berukuran sedang dan biasanya setiap TK sudah memilikinya

sehingga lebih efisien.Walaupun permainan ini sederhana namun dalam proses

permainan ini berbagai macam perkembangan anak dapat dikembangkan,

antara lain nilai-nilai dan moral keagamaan, perkembangan motorik,

bahasa,kognitif, dan sosial emosional.

Nilai dan moral anak dapat dikembangkan dengan anak belajar

mengenal tanggung jawab, mengenal arti kebersamaan dan

persatuan.Perkembangan motorik dapat dikembangkan ketika anak memegang

bola, mengangkat bola, melakukan koordinasi, dan keseimbangan.

Perkembangan bahasa dapat dikembangkan ketika anak berkomunikasi

dengan teman sepermainannya,memahami bahasa isyarat. Perkembangan

kognitif dapat dikembangkan dengan mengenal bentuk bola atau benda di

sekitarnya, mengenal bilangan, mengenal ukuran.Perkembangan sosial

Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Evi Liukwisana Wati, FKIP UMP, 2013

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Kerjasama Anak Usia …repository.ump.ac.id/6189/3/BAB II_EVI LIUKWISANA WATI_PAUD'13.pdf · anak TK lebih banyak untuk mendeskripsi ketercapaian

22

emosional dapat dikembangkan ketika anak bermain dimana anak berinteraksi

dengan teman, belajar mengenal aturan, menunjukkan reaksi emosi.

Peneliti akan melakukan penelitian yang dimulai dengan siklus 1. Pada

siklus ini peneliti menggunakan metode bermain bola estafet. Pembelajaran

yang diawali pada siklus 1.Siklus pertama dilakukan dengan 3 kali pertemuan,

apabila hasilnya belum maksimal peneliti akan mengulang kembali penelitian

tersebut dengan menggunakan siklus 2 dengan 3 kali pertemuan.

Pada siklus 2 ini diharapkan banyak peningkatan sehingga ketuntasan

dan hasil belajar meningkat. Dari pembelajaran tersebut peningkatan

kemampuan kerjasama anak meningkat maksimal dan optimal sehingga

penelitian dinyatakan berhasil.

Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Evi Liukwisana Wati, FKIP UMP, 2013

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Kerjasama Anak Usia …repository.ump.ac.id/6189/3/BAB II_EVI LIUKWISANA WATI_PAUD'13.pdf · anak TK lebih banyak untuk mendeskripsi ketercapaian

23

Untuk mempermudah pemahaman, maka dibuat kerangka berfikir

sebagai berikut:

Gambar II.1 Bagan Kerangka Berpikir Penelitian Peningkatan Kemampuan

Kerjasama Anak Kelompok B2 TK Pertiwi Karangduren

1. Metode pembelajaran

masih bersifat klasikal,

media yang digunakan

kurang menarik.

2. Kemampuan kerjasama

anak masih sangat

rendah.

3. Kondisi anak masih

bersikap egois.

Dilakukan

upaya

perbaikan

dengan

PTK

Kondisi

awal

Siklus 1

metode

bermain

bola estafet

3 x

pertemuan

1. Guru sudah mulai

mengarahkan kegiatan

yang membentuk

kemampuan kerjasama

anak

2. Kemampuan kerjasama

anak mulai meningkat.

3. Sikap egois anak mulai

berkurang

Kondisi sudah

meningkat,ada

perbaikan tapi

belum

maksimal

Siklus 2

metode

bermain

bola

estafet 3 x

pertemuan

1. Guru sudah melakukan

kegiatan yang

membentuk

kemampuan kerjasama

anak

2. Kemampuan kerjasama

anak meningkat secara

optimal

3. Sikap egois anak tidak

nampak

Terjadi

peningkatan

kerjasama

secara

optimal dan

penelitian

berhasil

Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Evi Liukwisana Wati, FKIP UMP, 2013

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Kerjasama Anak Usia …repository.ump.ac.id/6189/3/BAB II_EVI LIUKWISANA WATI_PAUD'13.pdf · anak TK lebih banyak untuk mendeskripsi ketercapaian

24

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

deskriptif kualitatif berbentuk penelitian tindakan kelas dan dirancang dalam 2

siklus. Masing-masing siklus terdiri dari 4 tahapan, yaitu perencanaan,

pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi. Subyek penelitian adalah anak

kelompok B2 di TK Pertiwi Karangduren Kecamatan Sokaraja Kabupaten

Banyumas. Metode pengumpulan data diperoleh melalui lembar observasi

aktivitas anak selama proses pembelajaran dan dokumentasi berupa foto

selama pembelajaran.

E. Hipotesis Tindakan

Hipotesis dalam penelitian ini adalah metode bermain bola estafet dapat

meningkatkan kemampuan kerjasama pada anak kelompok B2 TK Pertiwi

Karangduren Kecamatan Sokaraja Kabupaten Banyumas semester genap tahun

ajaran 2012-2013.

Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Evi Liukwisana Wati, FKIP UMP, 2013