pangan gizi acara 8

25

Click here to load reader

Upload: ghea-puspa-adyana

Post on 11-Dec-2015

230 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

PENGUKURAN

TRANSCRIPT

Page 1: Pangan Gizi Acara 8

ACARA VIII

PENGUKURAN ANTROPOMETRI

A. Tujuan Praktikum

Tujuan dari praktikum Pengukuran Antropometri adalah sebagai

berikut:

1. Mahasiswa mengetahui jenis-jenis atropometri

2. Mahasiwa dapat melakukan pengukuran atropometri

3. Mahasiswa dapat menginterprestasikan indeks atropometri

(BB/U,TB/U,BB/TB)

B. Tinjauan Pustaka

Dalam dunia kesehatan, sering disebut kata antropometri. Antropometri

merupakan bidang ilmu yang berhubungan dengan dimensi tubuh manusia.

Dimensi-dimensi ini dibagi menjadi kelompok statistika dan ukuran persentil.

Jika seratus orang berdiri berjajar dari yang terkecil sampai terbesar dalam

suatu urutan, hal ini akan dapat diklasifikasikan dari 1 percentile sampai 100

percentile. Data dimensi manusia ini sangat berguna dalam perancangan

produk dengan tujuan mencari keserasian produk dengan manusia yang

memakainya.Pemakaian data antropometri mengusahakan semua alat

disesuaikan dengan kemampuan manusia, bukan manusia disesuaikan dengan

alat. Rancangan yang mempunyai kompatibilitas tinggi dengan manusia yang

memakainya sangat penting untuk mengurangi timbulnya bahaya akibat

terjadinya kesalahan kerja akibat adanya kesalahan disain (design-induced

error) (Liliana, 2007).

Pengukuran antropometri dilakukan dengan pegkuran tinggi, panjang,

lingkar lengan atas, tebal lemak dan pengukuran tubuh lainnya, cara tersebut

dinamakan pengukuran antropometrik. Pengukuran ini sering digunakna

untuk menentukan status gizi. Penilaian status gizi merupakan perandingan

keadaan gizi menurut hasil pengukuran terhadap standar yang sesui dari

individu atau kelompok masyarakat tertentu (Suhardjo, 2009).

Page 2: Pangan Gizi Acara 8

Masalah kesehatan yang sederhana namun sering kali membawa dampak

yang sangat besar yaitu adalah masalah kelainan tumbuh kembang.

Penyimpangan atau kelainan tumbuh kembang anak dapat terjadi apabila

terdapat hambatan atau gangguan pada proses yang dipengaruhi oleh faktor

genetik atau bawaan dan lingkungan sejak intra uterine hingga dewasa. Salah

satu dari langkah-langkah manajemen dalam tata laksana penanganan

peyimpangan tumbuh kembang anak dan remaja yang perlu dipahami oleh

para petugas kesehatan yaitu dengan pengukuran antropometri. Pengukuran

yang dilakukan meliputi banyak hal. Di antaranya berat badan, tinggi badan,

lingkaran kepala,tebal kulit, BMI (Body Mass Index) yang interpretasi dan

standardnya perlu dipilih dan ditetapkan dengan benar agar dapat melakukan

penilaian dan intervensi dengan tepat guna.Dari data yang diperoleh dari

pengukuran antropometri, maka dapat dilakukan analisis dengan cepat dan

tepat sehingga segera dapat ditangani masalah kelainan tumbuh kembang

anak tersebut (Candra, 2011).

Berat badan menurut umur merupakan indikator paling umum digunakan

sejak tahun 1972 dan dianjurkan juga menggunakan indeks tinggi badan

menurut umur dan berat badan menurut tinggi badan untuk membedakan

apakah kekurangan gizi terjadi kronis atau akut. Keadaan gizi kronis atau

akut mengandung arti terjadi keadan gizi yang dihubungkan dengan masa lalu

dan waktu sekarang. Pada keadaan gizi kronis, berat badan menurut umur dan

tinggi badan menurut umur rendah, tetapi berat badan menurut tinggi badan

normal. Kondisi ini sering disebut stunting. Penggunaan berat badan menurut

tinggi badan untuk menghilangkan faktor umur meurut pengalamansulit di

dapat secara benar. Khususnya di daerah terpencil dimana terdapat masalah

tentang pencatatan kelahiran anak (Winarno, 1990).

Faktor yang mempengaruhi status gizi anak diantaranya adalah faktor

ekonomi keluarga yang berdampak pola makan dan kecukupan gizi anak;

faktor sosial budaya yang mendudukkan kepentingan ibu hamil dan ibu

menyusui setelah kepentingan bapak selaku kepala keluarga, dan anak. Faktor

pendidikan yang umumnya rendah sehingga berdampak pada pengetahuan

Page 3: Pangan Gizi Acara 8

ibu yang sangat terbatas mengenai pola hidup sehat dan pentingnya zat gizi

bagi kesehatan dan status gizi anak. Arisman (2004), mengemukakan bahwa

status gizi dipengaruhi oleh determinan biologis yang meliputi jenis kelamin,

lingkungan dalam rahim, jumlah kelahiran, berat lahir, ukuran orang tua, dan

konstitusi genetik serta faktor lingkungan seperti keadaan sosial ekonomi

keluarga (Devi, 2010).

Pemeriksaan status gizi masyarakat, pada prinsipnya merupakan upaya

untuk mencari kasus dalam masyarakat, terutama mereka yang terbilang

golongan rentan seperti balita. Secara umum, status gizi masyarakat dapat

ditentukan secara langsung maupun tidak langsung.Konsumsi makanan

seseorang berpengaruh terhadap status gizi orang tersebut. Status gizi baik

tejadi bila tubuh memperoleh cukup zat- zat gizi yang digunakan secara

efisien sehingga memungkinkan pertumbuhan fisik, perkembangan otak,

kemampuan kerja dan kesehatan secara optimal. Sedangkan status gizi kurang

terjadi apabila tubuh mengalami kekurangan satu atau lebih zat- zat gizi

esensial. Status gizi lebih terjadi bila tubuh memperoleh zat- zat gizi dalam

jumlah yang berlebihan sehingga menimbulkan efek toksis atau

membahayakan (Istiany, 2013).

Indikator pengukuran tinggi rendahnya kualitas sumber daya manusia

saat ini salahsatunya adalah indeks kualitas hidup, dengan faktor penunjang

utama adalah pendidikan, kesehatan dan ekonomi, yang erat kaitannya

dengan status gizi balita, wanita hamil dan ibumenyusui. Berbagai upaya

telah dilaksanakan untuk mempercepat penurunan gizi kurang dan buruk,

tingkat kematian bayi dan anak serta tingkat kelahiran, dalam rangka

mencapai derajatkesehatan masyarakat yang optimal. Salah satu bentuk

kegiatan tersebut di tingkat desaadalah posyandu, yang diselenggarakan oleh

dan untuk masyarakat dengan bimbingan dandukungan petugas profesional

dari Puskesmas. Salah satu untuk mengukur status gizi masyarakat adalah

ukuran antropometri. Hasil pengukuran antropomeri mencerminkan status

gizi anak yang dapat digolongkan menjadi status gizi baik, kurang atau buruk.

Sedangkan salah satu indikator keberhasilan posyandu dalam usaha perbaikan

Page 4: Pangan Gizi Acara 8

gizi adalah angka cakupan balita yang berat badannya naik. Pencapaian angka

tersebut perlu didukung oleh pencapaian angka partisipasi masyarakat yang

merupakan salah satu rasio tingkat kehadiran anak balita di posyandu

(Lestari, 2012).

Keseimbangan energi dicapai apabila energi yang masuk ke dalam tubuh

melalui makanan sama dengan energi yang dikeluarkan. Keadaan ini akan

menghasilkan berat badan yang ideal/normal. Walaupun obesitas yang berat

berhubungan dengan meningkatnya risiko terjadinya kematian, konsekuensi

kesehatan pada mereka yang berat badannya lebih ringan dan moderat masih

tetap kontroversi. Indeks massa tubuh (IMT) yang diukur berdasarkan berat

badan dalam kilogram dibagi tinggi badan dalam meter kuadrat (kg/m2),

sangat erat berhubungan dengan berat badan dan tidak berhubungan dengan

tinggi badan seringkali digunakan untuk mengukur timbunan lemak dalam

tubuh (Mawi, 2014).

Selain dipengaruhi asupan makanan, IMT secara langsung dapat

dipengaruhi oleh aktifitas fisik. Penilaian status gizi yang diukur dengan IMT

dapat dipengaruhi oleh asupan makan dan aktifitas fisik atau kombinasi

keduanya. Keseimbangan energi antara asupan makanan yang masuk dengan

pengeluaran energi juga akan mempengaruhi berat badan. Apabila asupan

energi yang masuk sama dengan energi yang dikeluarkan untuk aktifitas fisik,

maka tidak terjadi kelebihan asupan energi yang disimpan dalam bentuk

lemak dan mempengaruhi berta badan. Apabila pemasukan energi lebih kecil

dari pengeluaran energi maka akan terjadi keseimbangan negatif, sehingga

cadangan makanan dikeluarkan, hal ini berakibat pada penurunan berat

badan. Sebaliknya, apabila pemasukan energi lebih banyak dari pengeluaran

energi maka terjadi keseimbangan positif, kelebihan energi akan disimpan

dalam tubuh sehingga terjadi peningkatan berat badan (Dewi, 2013).

Page 5: Pangan Gizi Acara 8

C. Metodologi

1. Alat

a. Timbangan badan

b. Microtoise

c. AlatTulis

2. Bahan

a. Data Tinggi Badan

b. Data Berat Badan

3. Cara Kerja

Page 6: Pangan Gizi Acara 8

D. Hasil dan Pembahasan

1. Hasil

Tabel 8.1 Hasil Perhitungan Antopometri

Sumber: Laporan Sementara

Tabel 8.2 Hasil Perhitungan dan Kategori IMT

No.

Nama IMT Kategori

1 Alfian 23,39 Normal2 Fakhrudin 27,68 Obesitas3 Arga 20,44 Normal4 Endang 24,82 Norrmal5 Fransiska 20,13 Normal6 Gea 17,45 Kurus

Sumber: Laporan Sementara

2. Pembahasan

Antropometri gizi adalah berbagai macam pengukuran dimensi

tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi.

Berbagai jenis ukuran tubuh antara lain tinggi badan, berat badan, lingkar

lengan atas, dan tebal lemak di bawah kulit. Secara umum, antropometri

digunakan untuk melihat ketidakseimbangan asupan/ konsumsi protein dan

energi. Ketidakseimbangan ini terlihat pada pola pertumbuhan fisik dan

proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot dan jumlah air dalam tubuh.

Dalam masyarakat, dilakukan pemantauan secara berkala dan

teratur BB menurut umur dan di plot sebagai kurva pertumbuhan. Jika

dalam anggota masyarakat mengalami pertumbuhan yang baik, maka akan

menunjukkan keadaan gizi dan kesehatan yang baik pula. Namun, jika

sebaliknya, atau keadaan pertumbuhan kurang baik, maka pengukuran

No NamaUmur(thn)

BB (kg)

TB (m)

TB2 BB/U

TB/U

BB/TB

1 Alfian 18 70 1,73 2,99 3,88 0,096 40,462 Fakhrudin 18 80 1,70 2,89 4,44 0,094 47,053 Arga 19 57 1,67 2,78 3,00 0,087 34,134 Arifin 18 76 1,75 3,06 4,22 0,097 43,425 Endang 19 49 1,56 2,43 2,57 0,082 31,416 Fransiska 19 58 1,61 2,59 3,05 0,084 36,027 Gea 18 43 1,57 2,46 2,38 0,087 27,38

Page 7: Pangan Gizi Acara 8

antropometri akan segera menunjukkan bahwa status gizi seseorang atau

masyaratnya kurang. Sehingga setiap ada gangguan atau kelainan dapat

segera dilakukan tindakan penanggulangan sehingga dapat dicegah

kemungkinan kondisi seseorang atau masyarakat menjadi lebih buruk lagi.

Alat-alat yang digunakan untuk pengukuran antropometri adalah

timbangan Seca (mengukur berat badan), microtoise (mengukur tinggi

badan), alat ukur tinggi lutut, pita LILA, pita lingkar pinggang, dan

skinfold Caliper.

Pengukuran antropometri dilakukan dengan melakukan pengukuran

tubuh seseorang. Ada sekitar 7 macam pengukuran, yaitu indeks berat

badan menurut umur (BB/U), indeks berat badan menurut tinggi badan

(BB/PB= TB/U), Indeks PB/TB menurut Umur (PB/U=TB/U), indeks

gabungan (BB/U, BB/TB, TB/U), indeks lingkar lengan atas (LILA),

indeks kepala menurut umur (LK/U) serta indeks tebal lipatan dibawah

kulit (TLBK). Dalam praktikum antropometri yang dilaksanakan, hanya

dilakukan pengukuran indeks berat badan menurut umur (BB/U), indeks

tinggi badan menurut umur (TB/U) serta indeks gabungan (BB/TB).

IMT atau Indeks Massa Tubuh adalah cara sederhana untuk

memantau status gizi seseorang, khususnya yang berkaitan dengan

kekurangan dan kelebihan berat badan. IMT dapat ditentukan dengan

menggunakan rumus BB/TB2 atau berat badan dibagi dengan tinggi badan

kuadrat.Berdasarkan rumus yang telah ada, ada beberapa faktor yang

mempengaruhi IMT, yaitu berat badan dan tinggi badan. Jika berat

seseorang kurang dari normal, maka dapat meningkatkan resiko terhadap

penyakit infeksi, sedangkan berat badan yang melebihi normal akan

meningkatkan resiko terhadap penyakit degeneratif. Sehingga,

mempertahankan berat badan normal memungkinkan seseorang dapat

mencapai usia harapan hidup yang lebih panjang dan mencegah berbagai

penyakit infeksi maupun degeneratif. IMT tidak dapat diterapkan pada

bayi, anak, remaja, ibu hamil dan olahragawan. Disamping itu pula IMT

Page 8: Pangan Gizi Acara 8

tidak bisa diterapkan pada keadaan khusus (penyakit) lainnya, seperti

adanya edema, asites dan hepatomegali.

Dari hasil praktikum pengukuran antropometri yang telah

dilaksanakan kelompok 5, diketahui data berat badan, tinggi badan serta

usia masing-masing anggota kelompok. Data berat badan diperoleh dengan

penimbangan masing-masing anggota kelompok dengan menggunakan

timbangan, serta tinggi badan diperoleh dari pengukuran alat tinggi

badan.Masing-masing anggota memilki perbedaan indeks satu sama lain.

Perbedaan nilai indeks antara orang yang satu dengan orang yang lain

dipengaruhi oleh perbedaan berat badan serta tinggi badan. Dari hasil

perhitungan, indeks berat badan menurut umur (BB/U) Fakhrudin paling

tinggi yaitu 4,44. Indeks tinggi badan menurut umur yang paling tinggi

Arifin yaitu 0,097. Serta indeks gabungan yang paling tinggi yaitu juga

Fakhrudin dengan 47,05.Perhitungan IMT yang paling tinggi yaitu

Fakhrudin dengan 27,68 sehingga berkategori obesitas. Sedangkan IMT

yang paling rendah yaitu Gea dengan 17,45 sehingga dikategorikan kurus.

Page 9: Pangan Gizi Acara 8

E. Kesimpulan

Dari praktikum acara Pengukuran Antropometri maka dapat

disimpulkan bahwa:

1. Antropometri adalah bentuk penyajian parameter atau pengukuran berat

badan dan tinggi badan yang dikaitkan dengan variable umur atau

merupakan kombinasi antara keduanya (BB/U, TB/U dan BB/TB).

2. Alat yang digunakan untuk pengukuran antropometri adalah timbangan

Seca (mengukur berat badan), microtoise (mengukur tinggi badan), alat

ukur tinggi lutut, pita LILA, pita lingkar pinggang, dan skinfold Caliper.

3. Indeks berat badan menurut umur (BB/U) dari tujuh orang yang nilainya

paling tinggi yaitu Fakhrudin sebesar 4,44 dan yang paling rendah yaitu

Gea sebesar 2,38.

4. Indeks tinggi badan menurut umur (TB/U) dari tujuh orang yang nilainya

tertinggi yaitu Arifin sebesar 0,097 dan yang nilainya terendah yaitu

Endang sebesar 0,082.

5. Indeks gabungan (BB/TB) dari tujuh orang yang nilainya tertinggi yaitu

Fakhrudin sebesar 47,05 dan terendah yaitu Gea sebesar 27,38.

6. Faktor yang memepengaruhi IMT yaitu berat badan dan tinggi badan.

7. Perhitungan IMT dari tujuh orang yang nilainya tertinggi yaitu

Fakhrudinsebesar 27,68 dengan kategori sangat gemuk (Obesitas) dan

yang terendah yaitu Gea sebesar 17,45 dengan kategori kurus.

Page 10: Pangan Gizi Acara 8

DAFTAR PUSTAKA

Chandra, Arunesh. 2011. International Journal of Engineering "Analysis of Hand Anthropometric Dimensions of Male Industrial Workers of Haryanan State.Vol 5.India.

Devi, Mazarina. 2010. Analisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Status Gizi Balita Di Pedesaan. Teknologi Dan Kejuruan. Vol. 33 No. 2: 183-192. Malang.

Dewi, Ulfah Puspita, Fillah Fithra Dieny. 2013. Hubungan Antara Densitas Energi Dan Kualitas Diet Dengan Indeks Massa Tubuh (Imt) Pada Remaja. Journal of Nutrition College. Vol. 2 No. 4: 447-457. Semarang.

Istiany, Ari, Rusilanti. 2013. Gizi Terapan. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Liliana, Suharyo Widagdo, Ahmad Abtokhi.2007. Pertimbangan Antropometri Pada Pendisainan. Seminar Nasional III. Jakarta.

Lestari, Puji. 2012. Jurnal Gizi Universitas Muhammadiyah Semarang. Hubungan Tingkat Kehadiran Balita di Posyandu dengan Hasil Pengukuran Antropometri Balita di Posyandu Balitaku Sayang Rw.04 Kelurahan Jangli Kecamatan Tembalang Kota Semarang.Vol.1 No.1. Semarang.

Mawi, Mertiem. 2014. Indeks massa tubuh sebagai determinan penyakit jantung koroner pada orang dewasa berusia di atas 35 tahun. Jurnal Kedokteran Trisakti. Vol. 23 No.3. Jakarta.

Suhardjo. 2009. Pangan, Gizi dan Pertanian. UI-Press. Jakarta.

Winarno, FG. 1990. Gizi dan Makanan bagi Bayi dan Anak Sapihan. Pustaka Sinar Harapan. Jakarta.

Page 11: Pangan Gizi Acara 8

LAMPIRAN

1. Indeks BB menurut umur : BB/U

a. Alfian

Diketahui: Berat badan : 70 kg

Umur : 18 tahun

Ditanya: Indeks berat badan menurut umur…?

Jawab: BB/U = 70 / 18

= 3,88

b. Fakhrudin

Diketahui: Berat badan : 80 kg

Umur : 18 tahun

Ditanya: Indeks berat badan menurut umur…?

Jawab: BB/U = 80 / 18

= 4,44

c. Arga

Diketahui: Berat badan : 57 kg

Umur : 19 tahun

Ditanya: Indeks berat badan menurut umur…?

Jawab: BB/U = 57 / 19

= 3,00

d. Arifin

Diketahui: Berat badan : 76 kg

Umur : 18 tahun

Ditanya: Indeks berat badan menurut umur…?

Jawab: BB/U = 76 / 18

= 4,22

Page 12: Pangan Gizi Acara 8

e. Endang

Diketahui: Berat badan : 49 kg

Umur : 19 tahun

Ditanya: Indeks berat badan menurut umur…?

Jawab: BB/U = 49 / 19

= 2,57

f. Fransiska

Diketahui: Berat badan : 58 kg

Umur : 19 tahun

Ditanya: Indeks berat badan menurut umur…?

Jawab: BB/U = 58 / 19

= 3,05

g. Gea

Diketahui: Berat badan : 43 kg

Umur : 18 tahun

Ditanya: Indeks berat badan menurut umur…?

Jawab: BB/U = 43 / 18

= 2,38

2. Indeks BB menurut panjang : TB/U

a. Alfian

Diketahui: Tinggi badan : 1,73 m

Umur : 18 tahun

Ditanya: Indeks berat badan menurut umur…?

Jawab: TB/U = 1,73 m / 18

= 0,096

b. Fakhrudin

Diketahui: Tinggi badan : 1,70 m

Umur : 18 tahun

Ditanya: Indeks berat badan menurut umur…?

Jawab: TB/U = 1,70 / 18

= 0,094

Page 13: Pangan Gizi Acara 8

c. Arga

Diketahui: Berat badan : 1,67 m

Umur : 19 tahun

Ditanya: Indeks berat badan menurut umur…?

Jawab: TB/U = 1,67 / 19

= 0,087

d. Arifin

Diketahui: Berat badan : 1,75 m

Umur : 18 tahun

Ditanya: Indeks berat badan menurut umur…?

Jawab: TB/U = 1,75 / 18

= 0,097

e. Endang

Diketahui: Berat badan : 1,56 m

Umur : 19 tahun

Ditanya: Indeks berat badan menurut umur…?

Jawab: TB/U = 1,56 / 19

= 0,082

f. Fransiska

Diketahui: Berat badan : 1,61 m

Umur : 19 tahun

Ditanya: Indeks berat badan menurut umur…?

Jawab: TB/U = 1,61 / 19

= 0,084

g. Gea

Diketahui: Berat badan : 1,57 m

Umur : 18 tahun

Ditanya: Indeks berat badan menurut umur…?

Jawab: TB/U = 1,57 / 18

= 0,087

Page 14: Pangan Gizi Acara 8

3. Indeks gabungan : BB/TB

a. Alfian

Diketahui: Berat badan : 70kg

Tinggi badan : 1,73 m

Ditanya: Indeks berat badan menurut umur…?

Jawab: BB/TB = 70 / 1,73

= 40,46

b. Fakhrudin

Diketahui: Berat badan : 80 kg

Tinggi badan : 1,70 m

Ditanya: Indeks berat badan menurut umur…?

Jawab: BB/TB = 80 / 1,70

= 47,05

c. Arga

Diketahui: Berat badan : 57 kg

Tinggi badan : 1,67 m

Ditanya: Indeks berat badan menurut umur…?

Jawab: BB/TB = 57 / 1,67

= 34,13

d. Arifin

Diketahui: Berat badan : 76 kg

Tinggi badan : 1,75 m

Ditanya: Indeks berat badan menurut umur…?

Jawab: BB/TB =76 / 1,75

= 43,42

e. Endang

Diketahui: Berat badan : 58 kg

Tinggi badan : 1,56 m

Ditanya: Indeks berat badan menurut umur…?

Jawab: BB/TB =58 / 1,56

= 31,41

Page 15: Pangan Gizi Acara 8

f. Fransiska

Diketahui: Berat badan : 58 kg

Tinggi badan : 1,61 m

Ditanya: Indeks berat badan menurut umur…?

Jawab: BB/TB= 58 / 1,61

= 36,02

g.Gea

Diketahui: Berat badan : 43 kg

Tinggi badan : 1,57 m

Ditanya: Indeks berat badan menurut umur…?

Jawab: BB/TB= 43 / 1,57

= 23,38

Rumus IMT = BB (Kg ) / TB ( m2 )

a. Alfian

Diketahui: Berat badan : 70 kg

Tinggi badan : 1,73 m

Ditanya: IMT…?

Jawab: IMT = BB (Kg ) / TB ( m2 )

= 70 / (1,73)2

= 23,39

b. Fakhrudin

Diketahui: Berat badan : 80 kg

Tinggi badan : 1,70 m

Ditanya: Indeks berat badan menurut umur…?

Jawab: IMT = BB (Kg ) / TB ( m2 )

= 80 / (1,70)2

= 27,68

c. Arga

Diketahui: Berat badan : 57 kg

Tinggi badan : 1,67 m

Ditanya: Indeks berat badan menurut umur…?

Page 16: Pangan Gizi Acara 8

Jawab: IMT = BB (Kg ) / TB ( m2 )

= 57 / (1,67)2

= 20,44

d. Arifin

Diketahui: Berat badan : 76 kg

Tinggi badan : 1,75 m

Ditanya: Indeks berat badan menurut umur…?

Jawab: IMT = BB (Kg ) / TB ( m2 )

= 76/ (1,75)2

= 24,82

e. Endang

Diketahui: Berat badan : 49 kg

Tinggi badan : 1,56 m

Ditanya: Indeks berat badan menurut umur…?

Jawab: IMT = BB (Kg ) / TB ( m2 )

= 49/ (1,56)2

= 20,13

f. Fransiska

Diketahui: Berat badan : 58 kg

Tinggi badan : 1,61 m

Ditanya: Indeks berat badan menurut umur…?

Jawab: IMT = BB (Kg ) / TB ( m2 )

= 58/ (1,61)2

= 22,37

g. Gea

Diketahui: Berat badan : 43 kg

Tinggi badan : 1,57 m

Ditanya: Indeks berat badan menurut umur…?

Jawab: IMT = BB (Kg ) / TB ( m2 )

= 43 / (1,57)2

= 17,45

Page 17: Pangan Gizi Acara 8

LAPORAN PRAKTIKUM

PANGAN GIZI

Disusun oleh :

Kelompok 5

1. Alfian Nurdin (H3113008)2. Argaduandhika (H3113017)3. Arifin Azis (H3113019)4. Endang Hastorini (H3113036)5. Fakhruddin Ash. (H3113040)6. Franziska Kartika (H3113043)7. Gea Puspa A. (H3113045)

PROGRAM STUDI D3 TEKNOLOGI HASIL PERTANIANFAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARETSURAKARTA

2014