pangan gizi acara 8
DESCRIPTION
PENGUKURANTRANSCRIPT
ACARA VIII
PENGUKURAN ANTROPOMETRI
A. Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum Pengukuran Antropometri adalah sebagai
berikut:
1. Mahasiswa mengetahui jenis-jenis atropometri
2. Mahasiwa dapat melakukan pengukuran atropometri
3. Mahasiswa dapat menginterprestasikan indeks atropometri
(BB/U,TB/U,BB/TB)
B. Tinjauan Pustaka
Dalam dunia kesehatan, sering disebut kata antropometri. Antropometri
merupakan bidang ilmu yang berhubungan dengan dimensi tubuh manusia.
Dimensi-dimensi ini dibagi menjadi kelompok statistika dan ukuran persentil.
Jika seratus orang berdiri berjajar dari yang terkecil sampai terbesar dalam
suatu urutan, hal ini akan dapat diklasifikasikan dari 1 percentile sampai 100
percentile. Data dimensi manusia ini sangat berguna dalam perancangan
produk dengan tujuan mencari keserasian produk dengan manusia yang
memakainya.Pemakaian data antropometri mengusahakan semua alat
disesuaikan dengan kemampuan manusia, bukan manusia disesuaikan dengan
alat. Rancangan yang mempunyai kompatibilitas tinggi dengan manusia yang
memakainya sangat penting untuk mengurangi timbulnya bahaya akibat
terjadinya kesalahan kerja akibat adanya kesalahan disain (design-induced
error) (Liliana, 2007).
Pengukuran antropometri dilakukan dengan pegkuran tinggi, panjang,
lingkar lengan atas, tebal lemak dan pengukuran tubuh lainnya, cara tersebut
dinamakan pengukuran antropometrik. Pengukuran ini sering digunakna
untuk menentukan status gizi. Penilaian status gizi merupakan perandingan
keadaan gizi menurut hasil pengukuran terhadap standar yang sesui dari
individu atau kelompok masyarakat tertentu (Suhardjo, 2009).
Masalah kesehatan yang sederhana namun sering kali membawa dampak
yang sangat besar yaitu adalah masalah kelainan tumbuh kembang.
Penyimpangan atau kelainan tumbuh kembang anak dapat terjadi apabila
terdapat hambatan atau gangguan pada proses yang dipengaruhi oleh faktor
genetik atau bawaan dan lingkungan sejak intra uterine hingga dewasa. Salah
satu dari langkah-langkah manajemen dalam tata laksana penanganan
peyimpangan tumbuh kembang anak dan remaja yang perlu dipahami oleh
para petugas kesehatan yaitu dengan pengukuran antropometri. Pengukuran
yang dilakukan meliputi banyak hal. Di antaranya berat badan, tinggi badan,
lingkaran kepala,tebal kulit, BMI (Body Mass Index) yang interpretasi dan
standardnya perlu dipilih dan ditetapkan dengan benar agar dapat melakukan
penilaian dan intervensi dengan tepat guna.Dari data yang diperoleh dari
pengukuran antropometri, maka dapat dilakukan analisis dengan cepat dan
tepat sehingga segera dapat ditangani masalah kelainan tumbuh kembang
anak tersebut (Candra, 2011).
Berat badan menurut umur merupakan indikator paling umum digunakan
sejak tahun 1972 dan dianjurkan juga menggunakan indeks tinggi badan
menurut umur dan berat badan menurut tinggi badan untuk membedakan
apakah kekurangan gizi terjadi kronis atau akut. Keadaan gizi kronis atau
akut mengandung arti terjadi keadan gizi yang dihubungkan dengan masa lalu
dan waktu sekarang. Pada keadaan gizi kronis, berat badan menurut umur dan
tinggi badan menurut umur rendah, tetapi berat badan menurut tinggi badan
normal. Kondisi ini sering disebut stunting. Penggunaan berat badan menurut
tinggi badan untuk menghilangkan faktor umur meurut pengalamansulit di
dapat secara benar. Khususnya di daerah terpencil dimana terdapat masalah
tentang pencatatan kelahiran anak (Winarno, 1990).
Faktor yang mempengaruhi status gizi anak diantaranya adalah faktor
ekonomi keluarga yang berdampak pola makan dan kecukupan gizi anak;
faktor sosial budaya yang mendudukkan kepentingan ibu hamil dan ibu
menyusui setelah kepentingan bapak selaku kepala keluarga, dan anak. Faktor
pendidikan yang umumnya rendah sehingga berdampak pada pengetahuan
ibu yang sangat terbatas mengenai pola hidup sehat dan pentingnya zat gizi
bagi kesehatan dan status gizi anak. Arisman (2004), mengemukakan bahwa
status gizi dipengaruhi oleh determinan biologis yang meliputi jenis kelamin,
lingkungan dalam rahim, jumlah kelahiran, berat lahir, ukuran orang tua, dan
konstitusi genetik serta faktor lingkungan seperti keadaan sosial ekonomi
keluarga (Devi, 2010).
Pemeriksaan status gizi masyarakat, pada prinsipnya merupakan upaya
untuk mencari kasus dalam masyarakat, terutama mereka yang terbilang
golongan rentan seperti balita. Secara umum, status gizi masyarakat dapat
ditentukan secara langsung maupun tidak langsung.Konsumsi makanan
seseorang berpengaruh terhadap status gizi orang tersebut. Status gizi baik
tejadi bila tubuh memperoleh cukup zat- zat gizi yang digunakan secara
efisien sehingga memungkinkan pertumbuhan fisik, perkembangan otak,
kemampuan kerja dan kesehatan secara optimal. Sedangkan status gizi kurang
terjadi apabila tubuh mengalami kekurangan satu atau lebih zat- zat gizi
esensial. Status gizi lebih terjadi bila tubuh memperoleh zat- zat gizi dalam
jumlah yang berlebihan sehingga menimbulkan efek toksis atau
membahayakan (Istiany, 2013).
Indikator pengukuran tinggi rendahnya kualitas sumber daya manusia
saat ini salahsatunya adalah indeks kualitas hidup, dengan faktor penunjang
utama adalah pendidikan, kesehatan dan ekonomi, yang erat kaitannya
dengan status gizi balita, wanita hamil dan ibumenyusui. Berbagai upaya
telah dilaksanakan untuk mempercepat penurunan gizi kurang dan buruk,
tingkat kematian bayi dan anak serta tingkat kelahiran, dalam rangka
mencapai derajatkesehatan masyarakat yang optimal. Salah satu bentuk
kegiatan tersebut di tingkat desaadalah posyandu, yang diselenggarakan oleh
dan untuk masyarakat dengan bimbingan dandukungan petugas profesional
dari Puskesmas. Salah satu untuk mengukur status gizi masyarakat adalah
ukuran antropometri. Hasil pengukuran antropomeri mencerminkan status
gizi anak yang dapat digolongkan menjadi status gizi baik, kurang atau buruk.
Sedangkan salah satu indikator keberhasilan posyandu dalam usaha perbaikan
gizi adalah angka cakupan balita yang berat badannya naik. Pencapaian angka
tersebut perlu didukung oleh pencapaian angka partisipasi masyarakat yang
merupakan salah satu rasio tingkat kehadiran anak balita di posyandu
(Lestari, 2012).
Keseimbangan energi dicapai apabila energi yang masuk ke dalam tubuh
melalui makanan sama dengan energi yang dikeluarkan. Keadaan ini akan
menghasilkan berat badan yang ideal/normal. Walaupun obesitas yang berat
berhubungan dengan meningkatnya risiko terjadinya kematian, konsekuensi
kesehatan pada mereka yang berat badannya lebih ringan dan moderat masih
tetap kontroversi. Indeks massa tubuh (IMT) yang diukur berdasarkan berat
badan dalam kilogram dibagi tinggi badan dalam meter kuadrat (kg/m2),
sangat erat berhubungan dengan berat badan dan tidak berhubungan dengan
tinggi badan seringkali digunakan untuk mengukur timbunan lemak dalam
tubuh (Mawi, 2014).
Selain dipengaruhi asupan makanan, IMT secara langsung dapat
dipengaruhi oleh aktifitas fisik. Penilaian status gizi yang diukur dengan IMT
dapat dipengaruhi oleh asupan makan dan aktifitas fisik atau kombinasi
keduanya. Keseimbangan energi antara asupan makanan yang masuk dengan
pengeluaran energi juga akan mempengaruhi berat badan. Apabila asupan
energi yang masuk sama dengan energi yang dikeluarkan untuk aktifitas fisik,
maka tidak terjadi kelebihan asupan energi yang disimpan dalam bentuk
lemak dan mempengaruhi berta badan. Apabila pemasukan energi lebih kecil
dari pengeluaran energi maka akan terjadi keseimbangan negatif, sehingga
cadangan makanan dikeluarkan, hal ini berakibat pada penurunan berat
badan. Sebaliknya, apabila pemasukan energi lebih banyak dari pengeluaran
energi maka terjadi keseimbangan positif, kelebihan energi akan disimpan
dalam tubuh sehingga terjadi peningkatan berat badan (Dewi, 2013).
C. Metodologi
1. Alat
a. Timbangan badan
b. Microtoise
c. AlatTulis
2. Bahan
a. Data Tinggi Badan
b. Data Berat Badan
3. Cara Kerja
D. Hasil dan Pembahasan
1. Hasil
Tabel 8.1 Hasil Perhitungan Antopometri
Sumber: Laporan Sementara
Tabel 8.2 Hasil Perhitungan dan Kategori IMT
No.
Nama IMT Kategori
1 Alfian 23,39 Normal2 Fakhrudin 27,68 Obesitas3 Arga 20,44 Normal4 Endang 24,82 Norrmal5 Fransiska 20,13 Normal6 Gea 17,45 Kurus
Sumber: Laporan Sementara
2. Pembahasan
Antropometri gizi adalah berbagai macam pengukuran dimensi
tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi.
Berbagai jenis ukuran tubuh antara lain tinggi badan, berat badan, lingkar
lengan atas, dan tebal lemak di bawah kulit. Secara umum, antropometri
digunakan untuk melihat ketidakseimbangan asupan/ konsumsi protein dan
energi. Ketidakseimbangan ini terlihat pada pola pertumbuhan fisik dan
proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot dan jumlah air dalam tubuh.
Dalam masyarakat, dilakukan pemantauan secara berkala dan
teratur BB menurut umur dan di plot sebagai kurva pertumbuhan. Jika
dalam anggota masyarakat mengalami pertumbuhan yang baik, maka akan
menunjukkan keadaan gizi dan kesehatan yang baik pula. Namun, jika
sebaliknya, atau keadaan pertumbuhan kurang baik, maka pengukuran
No NamaUmur(thn)
BB (kg)
TB (m)
TB2 BB/U
TB/U
BB/TB
1 Alfian 18 70 1,73 2,99 3,88 0,096 40,462 Fakhrudin 18 80 1,70 2,89 4,44 0,094 47,053 Arga 19 57 1,67 2,78 3,00 0,087 34,134 Arifin 18 76 1,75 3,06 4,22 0,097 43,425 Endang 19 49 1,56 2,43 2,57 0,082 31,416 Fransiska 19 58 1,61 2,59 3,05 0,084 36,027 Gea 18 43 1,57 2,46 2,38 0,087 27,38
antropometri akan segera menunjukkan bahwa status gizi seseorang atau
masyaratnya kurang. Sehingga setiap ada gangguan atau kelainan dapat
segera dilakukan tindakan penanggulangan sehingga dapat dicegah
kemungkinan kondisi seseorang atau masyarakat menjadi lebih buruk lagi.
Alat-alat yang digunakan untuk pengukuran antropometri adalah
timbangan Seca (mengukur berat badan), microtoise (mengukur tinggi
badan), alat ukur tinggi lutut, pita LILA, pita lingkar pinggang, dan
skinfold Caliper.
Pengukuran antropometri dilakukan dengan melakukan pengukuran
tubuh seseorang. Ada sekitar 7 macam pengukuran, yaitu indeks berat
badan menurut umur (BB/U), indeks berat badan menurut tinggi badan
(BB/PB= TB/U), Indeks PB/TB menurut Umur (PB/U=TB/U), indeks
gabungan (BB/U, BB/TB, TB/U), indeks lingkar lengan atas (LILA),
indeks kepala menurut umur (LK/U) serta indeks tebal lipatan dibawah
kulit (TLBK). Dalam praktikum antropometri yang dilaksanakan, hanya
dilakukan pengukuran indeks berat badan menurut umur (BB/U), indeks
tinggi badan menurut umur (TB/U) serta indeks gabungan (BB/TB).
IMT atau Indeks Massa Tubuh adalah cara sederhana untuk
memantau status gizi seseorang, khususnya yang berkaitan dengan
kekurangan dan kelebihan berat badan. IMT dapat ditentukan dengan
menggunakan rumus BB/TB2 atau berat badan dibagi dengan tinggi badan
kuadrat.Berdasarkan rumus yang telah ada, ada beberapa faktor yang
mempengaruhi IMT, yaitu berat badan dan tinggi badan. Jika berat
seseorang kurang dari normal, maka dapat meningkatkan resiko terhadap
penyakit infeksi, sedangkan berat badan yang melebihi normal akan
meningkatkan resiko terhadap penyakit degeneratif. Sehingga,
mempertahankan berat badan normal memungkinkan seseorang dapat
mencapai usia harapan hidup yang lebih panjang dan mencegah berbagai
penyakit infeksi maupun degeneratif. IMT tidak dapat diterapkan pada
bayi, anak, remaja, ibu hamil dan olahragawan. Disamping itu pula IMT
tidak bisa diterapkan pada keadaan khusus (penyakit) lainnya, seperti
adanya edema, asites dan hepatomegali.
Dari hasil praktikum pengukuran antropometri yang telah
dilaksanakan kelompok 5, diketahui data berat badan, tinggi badan serta
usia masing-masing anggota kelompok. Data berat badan diperoleh dengan
penimbangan masing-masing anggota kelompok dengan menggunakan
timbangan, serta tinggi badan diperoleh dari pengukuran alat tinggi
badan.Masing-masing anggota memilki perbedaan indeks satu sama lain.
Perbedaan nilai indeks antara orang yang satu dengan orang yang lain
dipengaruhi oleh perbedaan berat badan serta tinggi badan. Dari hasil
perhitungan, indeks berat badan menurut umur (BB/U) Fakhrudin paling
tinggi yaitu 4,44. Indeks tinggi badan menurut umur yang paling tinggi
Arifin yaitu 0,097. Serta indeks gabungan yang paling tinggi yaitu juga
Fakhrudin dengan 47,05.Perhitungan IMT yang paling tinggi yaitu
Fakhrudin dengan 27,68 sehingga berkategori obesitas. Sedangkan IMT
yang paling rendah yaitu Gea dengan 17,45 sehingga dikategorikan kurus.
E. Kesimpulan
Dari praktikum acara Pengukuran Antropometri maka dapat
disimpulkan bahwa:
1. Antropometri adalah bentuk penyajian parameter atau pengukuran berat
badan dan tinggi badan yang dikaitkan dengan variable umur atau
merupakan kombinasi antara keduanya (BB/U, TB/U dan BB/TB).
2. Alat yang digunakan untuk pengukuran antropometri adalah timbangan
Seca (mengukur berat badan), microtoise (mengukur tinggi badan), alat
ukur tinggi lutut, pita LILA, pita lingkar pinggang, dan skinfold Caliper.
3. Indeks berat badan menurut umur (BB/U) dari tujuh orang yang nilainya
paling tinggi yaitu Fakhrudin sebesar 4,44 dan yang paling rendah yaitu
Gea sebesar 2,38.
4. Indeks tinggi badan menurut umur (TB/U) dari tujuh orang yang nilainya
tertinggi yaitu Arifin sebesar 0,097 dan yang nilainya terendah yaitu
Endang sebesar 0,082.
5. Indeks gabungan (BB/TB) dari tujuh orang yang nilainya tertinggi yaitu
Fakhrudin sebesar 47,05 dan terendah yaitu Gea sebesar 27,38.
6. Faktor yang memepengaruhi IMT yaitu berat badan dan tinggi badan.
7. Perhitungan IMT dari tujuh orang yang nilainya tertinggi yaitu
Fakhrudinsebesar 27,68 dengan kategori sangat gemuk (Obesitas) dan
yang terendah yaitu Gea sebesar 17,45 dengan kategori kurus.
DAFTAR PUSTAKA
Chandra, Arunesh. 2011. International Journal of Engineering "Analysis of Hand Anthropometric Dimensions of Male Industrial Workers of Haryanan State.Vol 5.India.
Devi, Mazarina. 2010. Analisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Status Gizi Balita Di Pedesaan. Teknologi Dan Kejuruan. Vol. 33 No. 2: 183-192. Malang.
Dewi, Ulfah Puspita, Fillah Fithra Dieny. 2013. Hubungan Antara Densitas Energi Dan Kualitas Diet Dengan Indeks Massa Tubuh (Imt) Pada Remaja. Journal of Nutrition College. Vol. 2 No. 4: 447-457. Semarang.
Istiany, Ari, Rusilanti. 2013. Gizi Terapan. Remaja Rosdakarya. Bandung.
Liliana, Suharyo Widagdo, Ahmad Abtokhi.2007. Pertimbangan Antropometri Pada Pendisainan. Seminar Nasional III. Jakarta.
Lestari, Puji. 2012. Jurnal Gizi Universitas Muhammadiyah Semarang. Hubungan Tingkat Kehadiran Balita di Posyandu dengan Hasil Pengukuran Antropometri Balita di Posyandu Balitaku Sayang Rw.04 Kelurahan Jangli Kecamatan Tembalang Kota Semarang.Vol.1 No.1. Semarang.
Mawi, Mertiem. 2014. Indeks massa tubuh sebagai determinan penyakit jantung koroner pada orang dewasa berusia di atas 35 tahun. Jurnal Kedokteran Trisakti. Vol. 23 No.3. Jakarta.
Suhardjo. 2009. Pangan, Gizi dan Pertanian. UI-Press. Jakarta.
Winarno, FG. 1990. Gizi dan Makanan bagi Bayi dan Anak Sapihan. Pustaka Sinar Harapan. Jakarta.
LAMPIRAN
1. Indeks BB menurut umur : BB/U
a. Alfian
Diketahui: Berat badan : 70 kg
Umur : 18 tahun
Ditanya: Indeks berat badan menurut umur…?
Jawab: BB/U = 70 / 18
= 3,88
b. Fakhrudin
Diketahui: Berat badan : 80 kg
Umur : 18 tahun
Ditanya: Indeks berat badan menurut umur…?
Jawab: BB/U = 80 / 18
= 4,44
c. Arga
Diketahui: Berat badan : 57 kg
Umur : 19 tahun
Ditanya: Indeks berat badan menurut umur…?
Jawab: BB/U = 57 / 19
= 3,00
d. Arifin
Diketahui: Berat badan : 76 kg
Umur : 18 tahun
Ditanya: Indeks berat badan menurut umur…?
Jawab: BB/U = 76 / 18
= 4,22
e. Endang
Diketahui: Berat badan : 49 kg
Umur : 19 tahun
Ditanya: Indeks berat badan menurut umur…?
Jawab: BB/U = 49 / 19
= 2,57
f. Fransiska
Diketahui: Berat badan : 58 kg
Umur : 19 tahun
Ditanya: Indeks berat badan menurut umur…?
Jawab: BB/U = 58 / 19
= 3,05
g. Gea
Diketahui: Berat badan : 43 kg
Umur : 18 tahun
Ditanya: Indeks berat badan menurut umur…?
Jawab: BB/U = 43 / 18
= 2,38
2. Indeks BB menurut panjang : TB/U
a. Alfian
Diketahui: Tinggi badan : 1,73 m
Umur : 18 tahun
Ditanya: Indeks berat badan menurut umur…?
Jawab: TB/U = 1,73 m / 18
= 0,096
b. Fakhrudin
Diketahui: Tinggi badan : 1,70 m
Umur : 18 tahun
Ditanya: Indeks berat badan menurut umur…?
Jawab: TB/U = 1,70 / 18
= 0,094
c. Arga
Diketahui: Berat badan : 1,67 m
Umur : 19 tahun
Ditanya: Indeks berat badan menurut umur…?
Jawab: TB/U = 1,67 / 19
= 0,087
d. Arifin
Diketahui: Berat badan : 1,75 m
Umur : 18 tahun
Ditanya: Indeks berat badan menurut umur…?
Jawab: TB/U = 1,75 / 18
= 0,097
e. Endang
Diketahui: Berat badan : 1,56 m
Umur : 19 tahun
Ditanya: Indeks berat badan menurut umur…?
Jawab: TB/U = 1,56 / 19
= 0,082
f. Fransiska
Diketahui: Berat badan : 1,61 m
Umur : 19 tahun
Ditanya: Indeks berat badan menurut umur…?
Jawab: TB/U = 1,61 / 19
= 0,084
g. Gea
Diketahui: Berat badan : 1,57 m
Umur : 18 tahun
Ditanya: Indeks berat badan menurut umur…?
Jawab: TB/U = 1,57 / 18
= 0,087
3. Indeks gabungan : BB/TB
a. Alfian
Diketahui: Berat badan : 70kg
Tinggi badan : 1,73 m
Ditanya: Indeks berat badan menurut umur…?
Jawab: BB/TB = 70 / 1,73
= 40,46
b. Fakhrudin
Diketahui: Berat badan : 80 kg
Tinggi badan : 1,70 m
Ditanya: Indeks berat badan menurut umur…?
Jawab: BB/TB = 80 / 1,70
= 47,05
c. Arga
Diketahui: Berat badan : 57 kg
Tinggi badan : 1,67 m
Ditanya: Indeks berat badan menurut umur…?
Jawab: BB/TB = 57 / 1,67
= 34,13
d. Arifin
Diketahui: Berat badan : 76 kg
Tinggi badan : 1,75 m
Ditanya: Indeks berat badan menurut umur…?
Jawab: BB/TB =76 / 1,75
= 43,42
e. Endang
Diketahui: Berat badan : 58 kg
Tinggi badan : 1,56 m
Ditanya: Indeks berat badan menurut umur…?
Jawab: BB/TB =58 / 1,56
= 31,41
f. Fransiska
Diketahui: Berat badan : 58 kg
Tinggi badan : 1,61 m
Ditanya: Indeks berat badan menurut umur…?
Jawab: BB/TB= 58 / 1,61
= 36,02
g.Gea
Diketahui: Berat badan : 43 kg
Tinggi badan : 1,57 m
Ditanya: Indeks berat badan menurut umur…?
Jawab: BB/TB= 43 / 1,57
= 23,38
Rumus IMT = BB (Kg ) / TB ( m2 )
a. Alfian
Diketahui: Berat badan : 70 kg
Tinggi badan : 1,73 m
Ditanya: IMT…?
Jawab: IMT = BB (Kg ) / TB ( m2 )
= 70 / (1,73)2
= 23,39
b. Fakhrudin
Diketahui: Berat badan : 80 kg
Tinggi badan : 1,70 m
Ditanya: Indeks berat badan menurut umur…?
Jawab: IMT = BB (Kg ) / TB ( m2 )
= 80 / (1,70)2
= 27,68
c. Arga
Diketahui: Berat badan : 57 kg
Tinggi badan : 1,67 m
Ditanya: Indeks berat badan menurut umur…?
Jawab: IMT = BB (Kg ) / TB ( m2 )
= 57 / (1,67)2
= 20,44
d. Arifin
Diketahui: Berat badan : 76 kg
Tinggi badan : 1,75 m
Ditanya: Indeks berat badan menurut umur…?
Jawab: IMT = BB (Kg ) / TB ( m2 )
= 76/ (1,75)2
= 24,82
e. Endang
Diketahui: Berat badan : 49 kg
Tinggi badan : 1,56 m
Ditanya: Indeks berat badan menurut umur…?
Jawab: IMT = BB (Kg ) / TB ( m2 )
= 49/ (1,56)2
= 20,13
f. Fransiska
Diketahui: Berat badan : 58 kg
Tinggi badan : 1,61 m
Ditanya: Indeks berat badan menurut umur…?
Jawab: IMT = BB (Kg ) / TB ( m2 )
= 58/ (1,61)2
= 22,37
g. Gea
Diketahui: Berat badan : 43 kg
Tinggi badan : 1,57 m
Ditanya: Indeks berat badan menurut umur…?
Jawab: IMT = BB (Kg ) / TB ( m2 )
= 43 / (1,57)2
= 17,45
LAPORAN PRAKTIKUM
PANGAN GIZI
Disusun oleh :
Kelompok 5
1. Alfian Nurdin (H3113008)2. Argaduandhika (H3113017)3. Arifin Azis (H3113019)4. Endang Hastorini (H3113036)5. Fakhruddin Ash. (H3113040)6. Franziska Kartika (H3113043)7. Gea Puspa A. (H3113045)
PROGRAM STUDI D3 TEKNOLOGI HASIL PERTANIANFAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARETSURAKARTA
2014