panduan pelaksanaan penilaian kota tangguh lingkar

138
Panduan Pelaksanaan Penilaian Kabupaten/Kota Tangguh versi Program USAID-APIK 2017

Upload: ninil-jannah

Post on 21-Mar-2017

119 views

Category:

Government & Nonprofit


22 download

TRANSCRIPT

Page 1: Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar

Panduan Pelaksanaan Penilaian

Kabupaten/Kota Tangguh

versi Program USAID-APIK

2017

Page 2: Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar

Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota/Kabupaten Tangguh

Program USAID-APIK 2

Panduan Pelaksanaan Penilaian Kabupaten/Kota Tangguh versi Program USAID-APIK

TIM PENYUSUN

Koordinator:

Ninil RM Jannah (Perkumpulan Lingkar)

Anggota:

Sumino (Perkumpulan Lingkar)

Muhammad Fadli (Perkumpulan Lingkar)

Anggoro Budi Prasetyo (Perkumpulan Lingkar)

Suparlan (Perkumpulan Lingkar)

Yusniar Nurdin (Perkumpulan Lingkar)

Johan Dwi Bowo Santosa (Perkumpulan Lingkar)

2017

Page 3: Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar

Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota/Kabupaten Tangguh

Program USAID-APIK 3

DAFTAR ISI

Panduan Pelaksanaan Penilaian ............................................................................ 2

Kabupaten/Kota Tangguh ....................................................................................... 2

Daftar Isi ................................................................................................................... 3

Bab 1 Pendahuluan ................................................................................................. 5

1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 5

1.2 Maksud dan Tujuan ...................................................................................... 7

1.3 Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh .......................................................... 7

1.4 Ruang Lingkup .............................................................................................. 9

Bab 2 Persiapan .................................................................................................... 12

2.1. Pembentukan Tim Inti ................................................................................ 12

2.2. Pemetaan Para-Pihak (Analisis Stakeholder) ............................................. 14

2.3. Sosialisasi Kerangka Kerja, Proses dan Langkah-langkah Kegiatan .......... 19

2.4. Pengumpulan dan Analisis Data/Informasi/Sumber Bukti Pendukung

Ketangguhan Kabupaten/Kota. ............................................................................ 24

2.5. Penentuan Bahaya-Bencana ..................................................................... 26

Bab 3. Pelaksanaan Penilaian Ketangguhan Kabupaten/Kota ........................... 33

3.1. Persiapan Teknis Pelaksanaan Penilaian .................................................. 33

3.2. Pelaksanaan Penilaian............................................................................... 35

3.3. Penyusunan Laporan Pelaksanaan Penilaian ............................................ 54

Bab 4 Pasca Pelaksanaan Penilaian .................................................................... 57

3.4. Sosialisasi Hasil dan Rekomendasi Penilaian kepada Pimpinan Daerah,

SKPD dan Pemangku Kepentingan Utama .......................................................... 57

3.5. Pelembagaan Strategi dan Rencana Aksi Pengembangan Kabupaten/Kota

Tangguh. ............................................................................................................. 60

3.6. Monitoring dan Evaluasi Integrasi Rekomendasi Hasil Proses Penilaian ke

Dalam RPJMD, RKPD, Renstra dan Renja SKPD ............................................... 63

Lampiran-Lampiran ............................................................................................... 66

Lampiran-1: 10 Langkah Mendasar Membangun Kota Yang Lebih Tangguh

Bencana .............................................................................................................. 66

Lampiran-2: Tentang Perangkat Pengukuran (Indikator Ketangguhan Urban -

UNISDR 2016) ..................................................................................................... 85

Lampiran-3: Perangkat Penilaian Ketangguhan Kabupaten/Kota Level 1 ............ 89

Lampiran-4: Perangkat Penilaian Ketangguhan Kabupaten/Kota Level 2 ............ 91

Lampiran-5: Perangkat Penilaian Ketangguhan Kabupaten/Kota Level 3 .......... 100

Lampiran-6: Daftar Data/Informasi/Sumber Bukti Pendukung Ketangguhan

Page 4: Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar

Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota/Kabupaten Tangguh

Program USAID-APIK 4

Kabupaten/Kota ................................................................................................. 118

Lampiran-7: Contoh Pembagian Kelompok Diskusi penilaian ketangguhan

Kabupaten/Kota Terhadap Bencana .................................................................. 133

Lampiran-8: Format Laporan Penilaian .............................................................. 136

Page 5: Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar

Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota/Kabupaten Tangguh

Program USAID-APIK 5

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kota dan banyak kabupaten telah bertransformasi menjadi kawasan perkotaan.

Persoalan kemudian adalah pembangunan seperti laju urbanisasi yang tidak terkendali,

tingkat kemiskinan yang tinggi, kualitas lingkungan hidup yang kian menurun, sarana-

prasarana yang masih kurang memadai dan kurangnya kapasitas dalam pengelolaan

kota. Pada saat yang sama, warga miskin yang tinggal di perkotaan biasanya memiliki

tingkat kerentanan yang tinggi dan berdiam di kawasan yang seringkali terpapar

beberapa ancaman bencana sekaligus. Kemananan dan kenyamanan kawasan

perkotaan menjadi ruang hidup dan beraktifitas menjadi terganggu Situasi ini diperburuk

oleh adanya perubahan iklim global yang memicu peningkatan frekuensi dan intensitas

bencana-bencana terkait iklim seperti banjir, kekeringan, gelombang ekstrim dan abrasi

pantai.

Untuk melindungi dan menyelamatkan warga serta aset-aset kota yang terpapar

ancaman, pemerintah kota perlu melaksanakan pembangunan yang aman dan

berkelanjutan. Pembangunan seperti ini perlu didasari oleh analisis mendalam akan

risiko-risiko bencana yang mengancam kota, baik risiko terhadap warga rentan maupun

aset-aset vital milik kota yang terpapar ancaman. Pembangunan kota harus dapat

meningkatkan kesejahteraan warga kota sementara pada saat yang sama juga tetap

menjaga kelestarian lingkungan dan tidak meningkatkan risiko bencana bagi penduduk

yang kurang beruntung. Pembangunan semacam itu harus membuat kota dan warganya

menjadi tangguh terhadap ancaman-ancaman bencana di masa depan dan sekaligus

berkelanjutan.

UNISDR mendefinisikan ketangguhan sebagai “kemampuan sistem, komunitas atau masyarakat yang menghadapi bencana untuk bertahan, menyerap, menampung dan

pulih dari kejadian bencana dalam tenggang waktu dan upaya efisien, termasuk

pelestarian dan restorasi bangunan dan fasilitas-fasilitas penting. Secara umum,

ketangguhan merupakan kemampuan untuk memantulkan kembali sebuah guncangan.

Berdasarkan dari sudut pandang bencana alam dan perubahan iklim, ketangguhan

dipandang sebagai kemampuan pemulihan secara cepat setelah terjadi bencana.

Kota tangguh disiapkan untuk bertahan dan pulih dari guncangan atau tekanan ketika

fungsi-fungsi penting, struktur, identitas, dan juga serta kemampuan beradaptasi dan

berkembang menghadapi perubahan yang terus-menerus. Kota yang tangguh adalah

suatu kemampuan sistem perkotaan, dengan segala unsur jaringan sosio-ekologis dan

sosio-teknis terhadap skala temporal dan spasial untuk dapat mengelola, bertahan, atau

kembali dengan cepat, ketika menghadapi bencana, untuk beradaptasi dengan

perubahan, dan secara cepat mengubah sistem yang memiliki keterbatasan mampu

Page 6: Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar

Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota/Kabupaten Tangguh

Program USAID-APIK 6

beradaptasi baik sekarang ataupun di masa yang akan datang.

Kota tangguh adalah kota yang mampu menahan, menyerap, beradaptasi dengan dan

memulihkan diri dari akibat dampak perubahan iklim dan bencana secara tepat waktu dan

efisien, namun tetap mempertahankan struktur-struktur dan fungsi-fungsi dasarnya.

Kota tangguh merupakan salah satu tujuan nasional. Upaya mewujudkan kota tangguh

secara bersamaan dapat menjawab tujuan nasional dan tujuan pembangunan

berkelanjutan. Kota tangguh termasuk ke dalam target global SDGs nomor 11, yaitu

“membangun kota dan tempat tinggal yang inklusif, aman, tangguh, dan berkelanjutan”. Target ini disinkronkan dengan Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 serta target global nomor 2 pada kerangka

Pengurangan Risiko Bencana (SFDRR), perencanaan pembangunan berkelanjutan

diterjemahkan dalam tujuan sebagai berikut: (a) Menurunnya indeks risiko bencana pada

pusat-pusat pertumbuhan yang berisiko tinggi; (b) Terbangunnya kawasan perkotaan

untuk mewujudkan pembangunan hijau yang berketahanan iklim dan bencana pada

aspek ketahanan terhadap bencana dan perubahan iklim.

Sepuluh Langkah Mendasar untuk Menjadikan Kota Lebih Tangguh (UNISDR);

1. Menetapkan organisasi dan koordinasi untuk memahami pengurangan risiko

bencana yang didasari pada partisipasi kelompok warga dan masyarakat sipil.

Membangun aliansi di tingkat lokal. Memastikan semua departemen/dinas

pemerintah memahami peran mereka dalam pengurangan risiko dan

kesiapsiagaan bencana.

2. Menetapkan satu anggaran untuk pengurangan risiko bencana dan

menyediakan insentif untuk para pemilik rumah, rumah tangga berpenghasilan

rendah, masyarakat, dunia usaha dan sektor swasta untuk berinvestasi dalam

pengurangan risiko yang mereka hadapi.

3. Melakukan pemutakhiran data tentang ancaman-ancaman dan kerentanan-

kerentanan. Menyusun pengkajian risiko dan menggunakannya sebagai

landasan bagi rencana-rencana dan keputusan-keputusan pembangunan

perkotaan, memastikan bahwa informasi ini dan perencanaan untuk ketangguhan

kota anda bisa diakses dengan mudah oleh masyarakat dan didiskusikan

sepenuhnya dengan mereka.

4. Menanamkan investasi dalam dan merawat infrastuktur penting untuk

pengurangan risiko bencana, misalnya drainase banjir, yang disesuaikan

apabila perlu untuk mengatasi perubahan iklim.

5. Mengkaji keselamatan semua sekolah dan fasilitas kesehatan dan meningkatkan

fasilitas-fasilitas ini bila perlu.

6. Menerapkan dan menegakkan peraturan-peraturan pendirian bangunan dan

prinsip-prinsip perencanaan tata guna lahan yang realistis dan berwawasan

risiko. Mengidentifikasi lahan yang aman untuk warga berpenghasilan rendah

dan sejauh memungkinkan mengupayakan perbaikan permukiman-permukiman

informal.

7. Memastikan agar program pendidikan dan pelatihan pengurangan risiko

bencana tersedia di sekolah-sekolah dan masyarakat setempat

8. Melindungi ekosistem dan penyangga-penyangga alamiah untuk meredam

Page 7: Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar

Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota/Kabupaten Tangguh

Program USAID-APIK 7

banjir, gelombang badai, dan ancaman-ancaman bencana lain yang membuat

kota menjadi rentan. Beradaptasi pada perubahan iklim dengan memperkuat

praktik-praktik pengurangan risiko bencana yang baik.

9. Membentuk sistem peringatan dini dan kapasitas manajemen kedaruratan di kota

dan melakukan geladi kesiapsiagaan untuk masyarakat secara rutin.

10. Setelah bencana, memastikan agar kebutuhan-kebutuhan dan partisipasi

penduduk yang terdampak menjadi pusat dari upaya rekonstruksi, dengan

disertai bantuan untuk mereka dan organisasi-organisasi masyarakat untuk

merancang dan membantu respons bencana, termasuk membangun kembali

perumahan dan penghidupan.

1.2 Maksud dan Tujuan

Untuk membantu kota/kabupaten melaksanakan pembangunan yang aman dan

berkelanjutan, diperlukan perangkat untuk mengukur tingkat ketangguhan kota dalam

menghadapi bencana. Perangkat pengukuran dan penilaian Ketangguhan Bencana

Pemerintah Daerah dikembangkan berdasarkan konsep “Sepuluh Langkah Mendasar” dalam membangun Kota Tangguh atau yang di kenal dengan scorecard yang diturunkan

dari Kerangka PRB Global dan 71 Indikator Kapasitas Penanggulangan Bencana Daerah

yang di turunkan dari Rencana Pemabangunan Jangka Menengah (RPJMN) dan

Rencana Aksi Nasional Penanggulangan Bencana (RENAS PB) tahun 2015-2019.

Tujuan Penilaian Kota Tangguh ini adalah untuk:

1. Membantu pemerintah daerah dan para pemangku kepentingan lain dalam

menilai kebutuhan dan kapasitas mereka saat ini dan di masa mendatang

2. Mempertemukan semua pemangku kepentingan untuk menyusun strategi-strategi

dan tujuan-tujuan besar bersama,

3. Membangun satu pemahaman holistik tentang status kota termasuk hubungan

mereka satu sama lain, dan

4. Mengidentifikasi kebijakan-kebijakan dan intervensi-intervensi yang akan

meningkatkan ketangguhan kota untuk bisa menghasilkan solusi-solusi yang

menjawab berbagai aspek kota

1.3 Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh

Penilaian kota tangguh dapat dilaksanakan dapat dilaksanakan kapan saja, ketika

pemangku OPD dan pihak-pihak kepentingan daerah lain siap. Daerah dapat

melaksanakan penilaian kota tangguh baik berdiri sendiri maupun bagian dari proses

perencanaan, monitoring, atau evaluasi pembangunan daerah pada momentum sebagai

berikut:

a) Dilaksanakan ketika pemerintah daerah mendaftar untuk berpartisipasi dalam

dalam Kampanye Membangun Kota Tangguh: "Kota Ku Bersiap-siap" (Making

cities resilient: "My city is getting ready"). Bagian dari persyaratan keikutsertaan

pemerintah daerah.

Page 8: Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar

Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota/Kabupaten Tangguh

Program USAID-APIK 8

b) Dilaksanakan sebagai kajian baseline sebelum atau menjadi bagian dari

penyusunan Rencana Penanggulangan Bencana (RPB) daerah dan/atau

Rencana Aksi Daerah untuk Pengurangan Risiko Bencana (RAD PRB).

c) Dilaksanakan sebagai kajian baseline sebelum atau menjadi bagian dari

penyusunan rencana strategis atau master plan untuk adaptasi dan mitigasi

perubahan iklim daerah dan/atau rencana aksi daerah untuk perubahan iklim.

d) Dilaksanakan ketika pemerintah daerah memiliki kebijakan strategis dalam

mengembangkan investasi untuk membangun kota/kabupaten yang berkelanjutan

dan tangguh terhadap dampak bencana dan perubahan iklim; penilaian

dilaksanakan sebagai kajian baseline sebelum atau menjadi bagian dari

penyusunan rencana strategis atau master plan yang dibutuhkan.

Pelaksanaan penilaian dapat dilaksanakan oleh sebuah manajemen konfinir (convener).

"Convener" adalah merupakan individu atau kelompok yang bertanggungjawab

menghimpun orang-orang untuk menjawab atau merespon sebuah isu, permasalahan,

atau peluang. Dalam konteks kepemimpinan kolaboratif; convener biasanya terdiri dari

perwakilan-perwakilan berbagai bidang (multi sektor) untuk proses pertemuan-multi-

sektor, biasanya untuk isu-isu kompleks. convener atau organisasi convener bekerja

bersama-sama, bisa mengundang pejabat-pejabat publik, profesional-profesional dari

kalangan bisnis, atau tokoh-tokoh masyarakat serta lembaga nirlaba untuk berpartisipasi

di dalamnya. Convener menggunakan pengaruh dan/atau otoritasnya untuk mengundang

orang-orang guna bersama-sama berkolaborasi. Selanjutnya, biasanya convener

membantu pendanaan proses.

Saat ini pelaksana penilaian yang direkomendasikan adalah Badan Penanggulangan

Bencana Daerah (BPBD), Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA), atau

kolaborasi BPBD dan BAPPEDA. Pada tahun 2017 Program USAID - Adaptasi

Perubahan Iklim dan Ketangguhan (APIK) menjadi pelaksanaa di 11 kota yang ada

Provinsi Jawa Timur, Provinsi Sulawesi Tenggara, dan Provinsi Maluku; yaitu (1) Kota

Malang, (2) Kabupaten Malang, (3) Kota Batu, (4) Kabupaten Blitar, (5) Kabupaten

Jombang, (6) Kabupaten Mojokerto, (7) Kabupaten Sidoarjo, (8) Kota Kendari dan (9)

Kabupaten Konawe Selatan, (10) Kabupaten Maluku Tengah, dan (11) Kota Ambon.

Tanggung jawab utama pelaksana adalah sebagai pengorganisir dan administrator

kolaborasi, melakukan kerja-kerja awal dan kerja-kerja tindak lanjut untuk memastikan

bahwa proses berjalan dengan lancar. Dalam menciptakan suatu platform kolaborasi,

pelaksana mempunyai tugas sebagai berikut: (1) Memperjelas tujuan upaya-upaya

kepemimpinan kolaboratif, (2) Menyusun daftar awal pemangku kepentingan dan

pemimpin untuk diundang ke pertemuan-multi-sektor, (3) Mengumpulkan dukungan

finansial dan intelektual serta buy-in (memiliki komitmen terlibat) dari pemangku

kepentingan dan tokoh di tingkat-atas.

Page 9: Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar

Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota/Kabupaten Tangguh

Program USAID-APIK 9

1.4 Ruang Lingkup

Rangkaian kegiatan dalam penilaian Kota/Kabupaten Tangguh secara garis besar dibagi

menjadi 3 tahap: pra penilaian, penilaian, dan pasca penilaian. Masing-masing tahap

digambarkan secara ringkas dalam gambar dibawah ini.

Alur Pelaksanaan Penilaian Kota/Kabupaten Tangguh

1.4.1 Tahap Pra Penilaian

Tahap ini merupakan proses kegiatan-kegiatan untuk (1) Pembentukan Tim Inti; (2)

Identifikasi OPD dan pihak-pihak yang terlibat; (3) Sosialisasi kerangka kerja, tahapan

kegiatan, dan proses; (4) Pengumpulan dan analisis data dan sumber bukti pendukung;

dan (5) Penentuan Prioritas Potensi Bahaya-Bencana.

Kerangka kerja peniaian ketangguhan kota/kabupaten terhadap bencana dan adaptasi

perubahan iklim merupakan proses aktivitas yang melibatkan berbagai unsur pemangku

kepentingan daerah, khusunya pada tahap ini untuk menyediakan informasi dan data

pendukung. Pelaksana (konfinir) dapat membentuk tim-inti untuk mempersiapan semua

Page 10: Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar

Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota/Kabupaten Tangguh

Program USAID-APIK 10

kebutuhan penilaian, memfasilitasi kegiatan-kegiatan penilaian, dan melakukan advokasi

untuk memastikan rekomendasi dari pengukuran dimasukkan dalam agenda dan muatan

perencanaan pembangunan untuk daerah. Pelaksana bertanggungjawab untuk merekrut

tim-inti yang memenuhi kualifikasi yang sudah ditetapkan, dengan komposisi tim yang

merupakan perpaduan antara birokrasi dan masyarakat sipil yang menguasai isu

pengelolaan risiko bencana dan adapasi perubahan iklim.

Dalam rangka membangun pemahaman dan dukungan terhadap pelaksanaan Penilaian

Ketangguhan Kabupaten/Kota, Pelaksana perlu berkoordinasi atau melakukan kunjungan

kepada pimpinan daerah (walikota/bupati) atau Sekertaris Daerah. Hal ini penting untuk

membangun pemahaman pimpinan-pimpinan tentang isu strategis membangun kota

tangguh serta pentingnya rekomendasi dan hasil penilaian dalam perencanaan

pembangunan daerah, sehingga pimpinan akan berkomitmen dan mendukung OPD untuk

terlibat aktif dalam proses.

Maka perlu dipastikan adanya pemetaan para pemangku kepentingan kuncinya di

daerah. Mereka ini juga diasumsikan memiliki data dan informasi serta dokumen –

dokumen pendukung yang dibutuhkan dalam pengukuran. Sehingga perlu kegiatan

sosialisasi menindaklanjuti komitmen pimpinan daerah untuk mendukung penilaian kota

tangguh.

Teknis pengukuran ketangguhan kota/kabupaten difokuskan pada konsep dan praktik

adaptasi perubahan iklim dan pengelolaan risiko bencana. Harus diingat bahwa keduanya

merupakan aspek yang lintas sektor - yang berarti untuk mendapatkan fakta-fakta

capaian upaya dan rekomendasinya akan memerlukan input aktif para pihak pemangku

kepentingan daerah. Perangkat pengukuran yang digunakan dalam penilaian merupakan

berisi pertanyaan-pertanyaan bertingkat dan mendetil, khususnya berkaitan dengan

upaya-upaya pengelolaan risiko bencana yang menjadi prioritas dari daerah maupun

prioritas kebijakan strategis di tingkat nasional.

1.4.2 Tahap Penilaian

Tahap ini merupakan proses kegiatan-kegiatan untuk (1) Persiapan Pelaksanaan

Pengukuran; (2) Pelaksanaan Pengukuran; dan (3) Penulisan Laporan Pengukuran.

Kegiatan persiapan pada tahap ini merupakan proses perencanaan teknis sebelum

pelaksanaan lokakarya atau diskusi kelompok terfokus (FGD) penilaian kabupaten/kota

tangguh dilaksanakan. Termasuk peninjauan-peninjaun kembali terhadap data yang telah

dikumpulkan sebelumnya dan peluang terakhir untuk mengumpulkannya.

Pengukuran pada dasarnya merupakan proses pengumpulan data untuk menentukan

sejauh mana, dalam hal apa, dan bagaimana tujuan sudah tercapai. Tujuan di sini

mengacu pada indikator-indikator ketangguhan daerah. Pengukuran ini memiliki teknis

untuk menjawab beberapa pertanyaan yang telah di susun dalam perangkat pengukuran;

saat ini dipergunakan 2 perangkat pengukuran - yakni 71 Indikator Kapasitas

Penanggulangan Bencana Pemerintah Daerah (BNPB) yang diintegrasikan dengan New

Scorecard Kota Tangguh milik UN-ISDR (atau Indikator Ketangguhan Kota veri Baru

2016). Dalam hal ini adalah perangkat penilaian scorecard dan 71 indikator. Perangkat

Page 11: Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar

Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota/Kabupaten Tangguh

Program USAID-APIK 11

berisi pertanyaan-pernyataan berdasarkan sejumlah fakta untuk menjelaskan tentang

karakteristik wilayah kabupaten atau kota. Teknis fasilitasi proses menjadi sangat penting

agar hasil yang di dapatkan sesuai dengan poin-poin penting dalam pertanyaan yang

tertuang dalam perangkat. Termasuk di dalamnya adalah menentukan konfirmasi dan

verifikasi bukti pendukung untuk menjawab pertanyaan dalam perangkat penilaian.

1.4.3 Tahap Pasca Penilaian

Tahap ini merupakan proses kegiatan-kegiatan untuk (1) Sosialisasi hasil dan

rekomendasi penilaian; (2) Pelembagaan strategi dan rencana aksi pengembangan

kabupaten/kota tangguh; dan (3) Monitoring dan evaluasi integrasi rekomendasi hasil

penilaian.

Pimpinan daerah (Bupati/Walikota), perangkat daerah dan para pemangku kepentingan

lain perlu memperoleh hasil pengukuran dan rekomendasi yang disusun berdasarkan

proses yang telah dilakukan sebelumnya. Rekomendasi-rekomendasi tersebut

memerlukan langkah-langkah yang lebih konkret, dalam bentuk rencana aksi pada

masing-masing pemangku kepentingan.

Pengimplementasian rekomendasi dilakukan melalui pelembagaan strategi dan rencana

aksi. Monitoring bermanfaat untuk memantau perubahan, yang fokus pada proses dan

keluaran. Melalui evaluasi pemangku kepentinga lokal dapat mempelajari kejadian,

memberikan solusi untuk suatu masalah, rekomendasi yang harus dibuat, menyarankan

perbaikan. Setelah strategi dan rencana aksi telah disusun, dan dilaksanakan dalam

kurun waktu 6 (enam) bulan, proses monitoring dilakukan, serta setelah satu tahun dari

strategi dan rencana aksi disusun dilakukan proses evaluasi. Perangkat monitoring dan

evaluasi dengan menggunakan dokumen strategi dan rencana aksi. Hasil dari monitoring

dan evaluasi berupa rekomendasi, serta perbaikan strategi dan rencana aksi, bilamana

diperlukan.

Page 12: Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar

Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota/Kabupaten Tangguh

Program USAID-APIK 12

BAB 2 PERSIAPAN

2.1. Pembentukan Tim Inti

a. Deskripsi Tugas

Proses pengukuran ketangguhan kota/kabupaten terhadap bencana dan adaptasi

perubahan iklim (API) merupakan sebuah aktivitas yang melibatkan berbagai unsur

pemangku kepentingan daerah, untuk menyediakan informasi dan data pendukung. Hasil

pengukuran penting dilakukan pengawalan terhadap komitmen pemerintah daerah untuk

dimasukan dalam perencanaan pembangunan. Untuk itu dibutuhkan tenaga fasilitator dan

notulis yang handal dan kompeten agar diskusi dapat berjalan lancar dan hasilnya

terekam dengan baik, dengana didukung tenaga support sistem. Pendokumentasian

proses diskusi merupakan salah satu aspek yang sangat penting secara substantif karena

akan berujung pada perumusan rekomendasi yang akan dibawa ke musrenbang. Untuk

proses ini dibutuhkan setidaknya tiga fasilitator dan tiga notulis lokal yang telah teruji

berkompetensi prima serta 1 orang support system untuk mendukung kelancaran proses

atau disebut tim inti.

Tugas tim inti adalah mempersiapan kebutuhan pengukuran, memfasilitasi proses

pengukuran, dan melakukan advokasi untuk memastikan rekomendasi dari pengukuran

dimasukan dalam perencanaan pembangunan daerah.

BPBD dan pimpinan daerah bertanggungjawab untuk merekrut Tim Inti yang memenuhi

kualifikasi yang sudah ditetapkan. Komposisi tim inti merupakan perpaduan atara

birokrasi dan masyarakat sipil yang menguasai konsep dan berpengalaman

mengimplementasikan program PRB dan API. BPBD dan pimpinan daerah akan

merumuskan diskripsi kegiatan bagi Tim inti, membuat kontrak kerja dan meminta

pertanggungjawaban setiap kegiatan yang ditugaskan.

b. Tujuan Tugas

Terumuskannya kriteria, diskripsi pekerjaan, hak dan kewajiban inti

Terumuskannya mekanisme yang akuntable dalam perekrutan tim inti

Terumuskannya managemen Tim Inti

Terbentuknya Tim Inti yang memenuhi kriteria yang sudah ditetapkan.

c. Pelibat

Sekretariat Daerah Kota/Kabupaten

BPBD Kota/Kabupaten

BAPPEDA

Page 13: Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar

Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota/Kabupaten Tangguh

Program USAID-APIK 13

d. Durasi

3 jam

e. Peralatan dan Bahan

Form kriteria fasilitator

Kertas Flipchart/Plano

Kertas metaplan atau post-it ukuran

besar, Spidol besar (marker), dan

isolasi kertas

Laptop dan LCD Proyektor

Daftar hadir

Notulensi, dan pendukung

dokumentasi lainnya

f. Prosedur Tugas

1. Fasilitator memaparkan maksud dan

tujuan dari pembentukan tim inti.

2. Fasilitator menjelaskan tentang pentingnya tim inti untuk mendukung kegiatan

mulai pra penilaian, pelaksanaan penilaian dan menindaklanjuti hasil penilaian.

3. Fasilitator memandu menyusun kriteria fasilitator, notulensi, dan support sistem

4. Fasilitator memandu penyusunan mekanisme perekrutan Tim Inti yang akuntabel

5. Fasilitator memandu menyusun deskripsi tugas dari Tim Inti

6. Fasilitator memandu proses pembentukan Tim Inti.

g. Analisis Temuan

Dengan memberikan pemahaman kepada penyelenggara kegiatan dan pimpinan daerah

akan pentingnya Tim Inti, maka perekrutan dapat dilakukan sesuai mekanisme yang

sudah disepakati. Dengan demikian adanya Tim Inti yang kompeten, maka niscaya hasil

dari penilaian sesuai yang direncanakan.

h. Ikhtisar Hasil dan Penggunaanan

Daftar kriteria dan mekanisme perekrutan Tim Inti yang akutabel yang akan bisa

digunakan untuk merekrut Tim Inti

Daftar deskripsi tugas dan hak tim inti yang bisa digunakan untuk menyusun

kontrak kerja dan memonitor serta mengevaluasi kerja tim inti.

i. Bagaimana Mengkomunikasikan Keluaran

Hasil pembentukan Tim Inti ini akan diserahkan kepada:

Tim APIK Regional yang bertanggungjawab dalam penilaian ketangguhan

kota/kabupaten tangguh

Fasilitator daerah dan Fasilitator Nasional

Mengapa tugas ini penting?

Alasan perlu dilakukannya dalam

pembentukan Tim Inti adalah:

Untuk memastikan proses penilaian

berjalan sesuai yang direncanakan

Untuk memastikan proses penilaian

didokumentasikan dengan baik untuk

dapat dianalisis dan dirumuskan

menjadi rekomendasi untuk

perencanaan pembangunan daerah.

Untuk memastikan rekomendasi dari

pengukuran ada yang

mengawal/mengadvokasi komitmen

pemerintah daerah untuk memasukan

dalam perencanaan pembangunan

daerah.

Page 14: Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar

Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota/Kabupaten Tangguh

Program USAID-APIK 14

j. Evaluasi

Apa yang seharusnya terjadi? Apa yang kita rencanakan untuk dilakukan? Apa

yang seharusnya menjadi tujuan-tujuan dan hasil-hasilnya?

Apa yang terjadi? Apa yang nyatanya tercapai? Apa yang telah berjalan dengan

baik? Apa yang telah bisa dilakukan lebih baik?

Mengapa itu berbeda? Mengapa terjadi seperti itu? Apa yang telah kita lakukan?

Apa yang kita pelajari? Apa yang akan kita lakukan secara berbeda lain kali?

Apa yang bisa dilakukan lebih baik? Fokusnya pada perbaikan; Bagaimana hal ini

mempengaruhi tahap selanjutnya? Siapa yang perlu berbagi pembelajaran ini

dengan kita?

2.2. Pemetaan Para-Pihak (Analisis Stakeholder)

a. Deskripsi Tugas

Proses pengukuran ketangguhan kota/kabupaten terhadap bencana merupakan sebuah

aktivitas yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan daerah. Aspek adaptasi

perubahan iklim (API) dan pengurangan risiko bencana (PRB) merupakan 2 hal yang

akan dinilai. Sebagaimana dipahami isu API dan PRB merupakan isu yang lintas sektor

yang berarti untuk penilaian yang menyeluruh memerlukan keterlibatan aktif semua pihak.

Terkait dengan hal tersebut sebagai langkah perlu dipastikan adanya pemetaan yang

holistik dari para pelaku API-PRB di wilayah sasaran. Dari perspektif sebuah pemetaan,

maka menjadi sangat penting sebelumnya memiliki gambaran yang jelas mengenai

karakteristik apa yang perlu dipetakan dan bagaimana hasil pemetaan tersebut

membantu menjawab kebutuhan data yang diperlukan dari penilaian ketangguhan

wilayah. Pemilihan cara pemetaan akan mempengaruhi data yang diperoleh.

Kesuksesan pemetaan para pemangku kepentingan untuk penilaian ketangguhan

memerlukan persiapan yang akurat. Penentuan para pemangku kepentingan yang akan

diundang dalam kegiatan bisa menjadi salah satu bagian tersulit dalam kegiatan. Peserta

yang akan datang harus memahami mengapa mereka dilibatkan.

Ada 2 perangkat yang akan digunakan dalam penilaian dan menjadi sebagai dasar

pemetaan pemangku kepentingan yang akan dilibatkan. Menilik kepada perangkat

“Indikator Kabupaten-Kota” (pengembangan dari Scorecard/Rapor Ketangguhan 2015)

yang berisi pertanyaan mendetil untuk mengukur ketangguhan wilayah terhadap bencana

secara holistik maka diasumsikan pemetaan pemangku kepentingan yang didasarkan

kepada perangkat ini akan menjawab data kebutuhan pemangku kepentingan dalam

perangkat 71 Indikator. Hal ini karena perangkat 71 Indikator hanya meninjau indikator

kapasitas wilayah terhadap bencana.

Page 15: Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar

Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota/Kabupaten Tangguh

Program USAID-APIK 15

b. Tujuan Tugas

Terpetakannya pemangku kepentingan yang memiliki nilai strategis sebagai aktor

utama untuk penilaian ketangguhan kota/kabupaten terhadap bencana dan

perubahan iklim

Teridentifikasikannya daftar nama SKPD atau pemangku kepentingan dan

tupoksinya untuk penyelenggaraan lokakarya penilaian ketangguhan

kota/kabupaten terhadap bencana dan perubahan iklim

c. Pelibat

Sekretariat Daerah

Kota/Kabupaten

BPBD Kota/Kabupaten

BAPPEDA

d. Durasi

3 jam

e. Peralatan dan Bahan

Form tabulasi pemetaan

pemangku kepentingan

Slide Paparan

Kertas Plano / Flipchart, kertas

metaplan atau post-it ukuran

besar, Spidol besar (marker), dan

isolasi kertas

Laptop dan LCD proyektor

Daftar hadir

Notulensi, dan pendukung dokumentasi lainnya

f. Prosedur Tugas

1. Fasilitator memaparkan maksud, tujuan, dan hasil yang diharapkan dari

kegiatan/pertemuan

2. Fasilitator menjelaskan tentang perangkat teknis dan metodologi yang dipakai

dalam analisis pemetaan pemangku kepentingan

3. Peserta dibagi ke dalam beberapa kelompok sesuai dengan tema yang diinginkan.

Misalnya, kelompok 1 tentang sosial budaya pendidikan, kelompok 2 tentang

lembaga teknis daerah, kelompok berikutnya tentang kelompok masyarakat sipil

ataupun sektor ekonomi, dan seterusnya.

4. Fasilitator memandu kelompok dalam cara menyusun dan mendiskusikan

matriks/tabel Analisa Pemangku Kepentingan seperti di bawah ini:

Tabel 1 Pemangku Kepentingan

Mengapa tugas ini penting?

Alasan perlu dilakukannya pemetaan

pemangku kepentingan dalam penilaian

ketangguhan kota/kabupaten terhadap

bencana dan perubahan iklim wilayah

adalah:

Untuk mendapatkan gambaran

komitmen bersama pemangku

kepentingan utama dalam

pembangunan kota/kabupaten tangguh

Untuk mendapatkan gambaran peran

dan ketersedian informasi dan data

dari para pemangku kepentingan

Page 16: Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar

Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota/Kabupaten Tangguh

Program USAID-APIK 16

Pemangku kepentingan

atau sub-kelompok pemangku

kepentingan

Kepentingan di dalam membangun

“kota/kabupaten tangguh”

Efek pembangunan “kota/kabupaten

tangguh”terhadap kepentingan

mereka

Kapasitas dan motivaasi untuk

terlibat

Hubungan dengan pemangku

kepentingan lain (kemitraan/konflik)?

Nama/entitas

pemangku

kepentingan

Menjelaskan

tupoksi/mandat dari

pemangku kepentingan

Efek/keuntungan/penga

ruh Kota/Kab Tangguh

thd kepentingan

pemangku kepentingan

Kapasitas & motivasi

pemangku kepentingan

dalam Kota/Kab

Tangguh

Bagaimana hub si A

dengan yang lain,

dengan siapa Si A

biasanya

menurut/sejalan,

dengan siapa si A

berkonflik?

5. Fasilitator memastikan peserta dapat memahami cara mengisi informasi di setiap

kolom

6. Setelah “semua pemangku kepentingan” telah teridentifikasi dan masih di

kelompok yang sama;

Bagi peserta menjadi kelompok yang telah disepakati (sesuai jumlah fasilitator

lokal dan notulis);

Bagikan metaplan/post-it sesuai jumlah pemangku kepentingan x 5, ke

fasilitator (dan notulis). Bagikan juga Flipchart untuk menempelkan

metaplan/post it. Hasil diskusi dituliskan di metaplan dan metaplan ditempel di

flipchart.

Persilakan peserta berdiskusi dalam kelompok (waktu: 30 menit)

7. Setelah diskusi selesai, himpun kembali peserta untuk melakukan diskusi pleno

(waktu: 15 menit) untuk mereview jawaban kelompok-kelompok dengan cara:

a. Persilakan masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi

b. Undang peserta untuk mengomentari baik memberikan tambahan,

penjelasan dsb.

c. Tutup diskusi pleno.

8. Setelah pemangku kepentingan teridentifikasi, fasilitator memandu proses analisis

selanjutnya dengan:

a. Memaparkan secara interaktif perlunya menganalisa pemangku kepentingan,

yaitu berdasarkan kepentingan dan pengaruh pemangku kepentingan untuk

selanjutnya dapat dikelompok-kelompokkan dan dilakukan intervensi lanjutan.

b. Memandu diskusi di dalam masing-masing kelompok lalu mengambil metaplan

pemangku kepentingan yang telah dipakai sebelumnya. Lalu, bangun

kesepakatan dengan peserta mengenai kepentingan dan pengaruh pemangku

kepentingan dari masing-masing pemangku kepentingan. Di sini fasilitator

memfasilitasi pengelompokan dan menempelkan metaplan tersebut ke dalam

tabel di flipchart seperti berikut ini:

Page 17: Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar

Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota/Kabupaten Tangguh

Program USAID-APIK 17

Tabel Pemetaan Aktor Utama

Pengaruh kelompok pemangku

kepentingan

Kepentingan pemangku kepentingan terhadap capaian proyek

Tidak diketahui

Rendah Sedang Signifikan Kritis

Kritis

Signifikan

Sedang

Rendah

9. Jika masing-masing pemangku kepentingan telah masuk ke dalam tabel, perlu

ditanyakan dan dielaborasi kembali. Pertanyaan verifikatif untuk memastikan

apakah letak pemangku kepentingan tersebut dalam tabel sudah tepat? Perlu

diingat bahwa pemangku kepentingan yang berada pada kategori kepentingan di

kolom kritis dan pada kategori pengaruh di baris kritis adalah pemangku

kepentingan yang sangat ideal sehingga tidak membutuhkan kapasitasi lagi dalam

mewujudkan ketangguhan.

10. Tutup agenda.

Catatan:

a. Definisi:

a. Pengaruh: Mengukur tingkat kemampuan untuk membantu atau

mempunyai pengaruh terhadap ketangguhan Kota/Kabupaten;

b. Kepentingan: Mengukur tingkat dukungan terhadap ketangguhan

Kota/Kabupaten.

b. Setelah pemetaan dan analisa pemangku kepentingan akan teridentifikasi

pemangku-pemangku kepentingan mana saja yang mempunyai kepentingan dan

pengaruh yang paling tinggi, selanjutnya perlu diundang lebih banyak peserta dari

pemangku kepentingan ini untuk masuk dan berpartisipasi aktif pada lokakarya

selanjutnya di masing-masing kelompok diskusi.

c. Kelebihan panduan ini:

a. Sederhana dan mudah dipahami dan diterapkan

b. Setelah cukup memahami 71 Indikator dan Sepuluh Langkah Mendasar

untuk Membangun Kota Tangguh (2016), fasilitator dapat menggali dan

mengawal relevan tidaknya pemilihan stakeholder yang dieksplorasi dalam

diskusi.

g. Analisis Temuan

Siapa saja pemangku kepentingan yang merupakan aktor kunci?

Bagaimana strategi pelibatan aktor kunci di dalam upaya membangun

kota/kabupaten tangguh?

Bagaimana caranya pemangku kepentingan yang lain dapat diberdayakan

untuk mendukung dalam upaya membangun kota/kabupaten tangguh?

Page 18: Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar

Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota/Kabupaten Tangguh

Program USAID-APIK 18

h. Ikhtisar Hasil dan Penggunaanan

Daftar pemangku kepentingan dan kontak persona dari tiap

lembaga/organisasi (nama, jabatan, nomor telepon, email); bisa digunakan

untuk daftar undangan/partisipan lokakarya/FGD pengukuran kota/kabupaten

tangguh bencana dan pengukuran kapasitas PB Kota/Kabupaten

Tabel Pemangku Kepentingan yang bisa digunakan untuk pembagian peran

rekomendasi dan rencana aksi

Tabel Pemetaan Aktor yang bisa digunakan untuk pembagian peran

penanggungjawab utama dan pendukung

i. Bagaimana Mengkomunikasikan Keluaran

Hasil pemetaan pemangku kepentingan ini akan diserahkan kepada:

Tim APIK Regional yang bertanggungjawab dalam penilaian ketangguhan

kota/kabupaten tangguh

Fasilitator Daerah dan Fasilitator Nasional

j. Evaluasi

Apa yang seharusnya terjadi? Apa yang kita rencanakan untuk dilakukan? Apa

yang seharusnya menjadi tujuan-tujuan dan hasil-hasilnya?

Apa yang terjadi? Apa yang nyatanya tercapai? Apa yang telah berjalan dengan

baik? Apa yang telah bisa dilakukan lebih baik?

Mengapa itu berbeda? Mengapa terjadi seperti itu? Apa yang telah kita lakukan?

Apa yang kita pelajari? Apa yang akan kita lakukan secara berbeda lain kali?

Apa yang bisa dilakukan lebih baik? Fokusnya pada perbaikan; Bagaimana hal ini

mempengaruhi tahap selanjutnya? Siapa yang perlu berbagi pembelajaran ini

dengan kita?

Page 19: Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar

Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota/Kabupaten Tangguh

Program USAID-APIK 19

2.3. Sosialisasi Kerangka Kerja, Proses dan Langkah-langkah

Kegiatan

2.3.1. Sosialisasi dan Membangun Komitmen dengan Pimpinan Daerah

a. Deskripsi Tugas

Dalam rangka membangun pemahaman dan dukungan terhadap pelaksanaan Rapor

Ketangguhan Kabupaten/Kota, Direktorat Pengurangan Risiko Bencana BNPB dan

Fasilitator Nasional bersama BPBD kabupaten/kota sasaran perlu berkoordinasi atau

melakukan kunjungan kepada pimpinan daerah (walikota/bupati) atau Sekertaris Daerah

dan BPBD. paling lambat dua minggu sebelum penyelenggaraan kegiatan. Hal ini

penting untuk membangun pemahaman pimpinan daerah tentang pentingnya PRB dalam

perencanaan pembangunan daerah, sehingga pimpinan akan berkomitmen dan

mendukung SKPD untuk terlibat aktif dalam proses penerapan rapor ketangguhan

kabupaten/kota terhadap bencana. Diharapkan dukungan politik tidak hanya terbatas

dalam proses penilaian saja, tetapi juga selanjutnya dalam pengadopsiannya ke dalam

perencanaan, baik Rencana Strategis SKPD maupun Rencana Kerja Pemerintah Daerah,

dalam semua sektor pembangunan daerah.

b. Tujuan Tugas

a. Membangun pemahaman konsep kabupaten/kota tangguh dengan pimpinan

daerah.

b. Membangun komitmen dan dukungan politik pimpinan daerah dalam pelaksanaan

dan menindaklanjuti hasil pengukuan dalam perencanaan pembangunan daerah

c. Menyamakan pemahaman tentang tahapan pengukuran dan keterlibatan pimpinan

daerah untuk kelancaran pelaksanaan pengukuran kabupaten/kota tangguh.

c. Pelibat

a. Bupati/Wakil Bupati

b. Sekretariat Daerah Kota/Kabupaten

c. BPBD Kota/Kabupaten

d. BAPPEDA

d. Durasi

1 jam

e. Peralatan dan Bahan

a. Konsep Kota/Kabupaten Tangguh

b. Rencana Pelaksanaan Pengukuran Kabupaten/Kota tangguh

c. Slide Paparan

d. Laptop dan LCD proyektor

e. Daftar hadir

Page 20: Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar

Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota/Kabupaten Tangguh

Program USAID-APIK 20

f. Notulensi, dan pendukung

dokumentasi lainnya

f. Prosedur Tugas

a. Fasilitator memaparkan maksud

dan tujuan dari pengukuran

kota/kabupaten tangguh

b. Fasilitator menjelaskan tentang

konsep ketangguhan

kabupaten/kota, tahapan

pelaksanaan penilaian dan

rekomendasi dari hasil

pengukuran.

c. Fasilitator menjelaskan pentingnya

dukungan dan keterlibatan

multistakeholder dalam

memberikan data dan informasi

dalam pelaksanaan pengukuran.

d. Fasilitator membangun komitmen kongkrit dari pemerintah daerah dalam setiap

tahapan pengukuran ketangguhan. Misalkan mengelurakan surat edaran untuk

mewajibkan multistakeholder terkait terlibat aktif dalam pengukuran, mengundang

peserta pengukuran, dll.

g. Analisis Temuan

Apakah pimpinan daerah paham akan konsep kota/kabupaten tangguh?

Bagaimana strategi pimpinan daerah untuk mensinergikan dan terlibat aktif

multistakeholder dalam pengurangan risiko bencana?

Apakah strstegi pemerintah daerah dalam membangun sinergi tersebut cukup

efektif?

h. Ikhtisar Hasil Dan Penggunaanan

Dokumen Konsep Kota Tangguh

Dokumen perencanaan kegiatan pengukuran kota tangguh.

i. Bagaimana Mengkomunikasikan Keluaran

Tim APIK Regional yang bertanggungjawab dalam penilaian ketangguhan

kota/kabupaten tangguh

Fasilitator Daerah dan Fasilitator Nasional

Mengapa tugas ini penting?

Alasan perlu dilakukannya sosialisasi pada

pimpinan daerah adalah:

Hasil pengukuran sangat tergantung

pada ketersediaan data dan informasi

dari multistake holder yang terlibat

dalam pencapaian kota tangguh. Maka

dibutuhkan dukungan pimpinan daerah

maka untuk mendapatkan sehingga

membutuhkan komitmen dan

dukungan politik dari pimpinan daerah

Memastikan rekomendasi hasil

pengukuran untuk meningkatkan

ketangguhan kota ditindaklanjuti

pimpinan pemerintah daerah dalam

perencanaan pembagunan daerah.

Page 21: Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar

Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota/Kabupaten Tangguh

Program USAID-APIK 21

j. Evaluasi

Apa yang seharusnya terjadi? Apa yang kita rencanakan untuk dilakukan? Apa

yang seharusnya menjadi tujuan-tujuan dan hasil-hasilnya?

Apa yang terjadi? Apa yang nyatanya tercapai? Apa yang telah berjalan dengan

baik? Apa yang telah bisa dilakukan lebih baik?

Mengapa itu berbeda? Mengapa terjadi seperti itu? Apa yang telah kita lakukan?

Apa yang kita pelajari? Apa yang akan kita lakukan secara berbeda lain kali?

Apa yang bisa dilakukan lebih baik? Fokusnya pada perbaikan; Bagaimana hal ini

mempengaruhi tahap selanjutnya? Siapa yang perlu berbagi pembelajaran ini

dengan kita?

2.3.2. Sosialisasi dengan Para Pihak Kunci yang Telah Diidentifikasi

a. Deskripsi Tugas

Para pihak kunci yang sudah teridentifikasi merupakan aktor utama dalam pengukuran

kota tangguh. Karena merupakan pihak yang melakukan kegiatan-kegiatan ketangguhan

di kota maupun kabupaten tangguh. kegiatan ini menjadi penting karena para pihak inilah

memiliki data dan informasi serta dokumen-dokumen pendukung yang dibutuhkan dalam

pengukuran ketangguhan. Para pihak ini yang penting untuk dilibatkan adalah Bappeda

OPD terkait, ormas/LSM, DPRD, maupun swasta.

Sosialisasi ini merupakan tindak lanjut dari komitmen pimpinan daerah untuk mendukung

pengukuran kota tangguh. bersama dengan pimpinan daerah akan membangun

pemahaman dan komitmen para pihak untuk terlibat dan berperan aktif mendukung

pelaksanaan pengukuran kota tangguh. Dalam kegiatan sosialisasi ini dilakukan

pemetaan ketersediaan informasi dan data yang dimiliki masing-masing para pihak.

Sehingga paska sosialisasi para pihak menjadi paham informasi dan data yang perlu

disediakan.

Selain itu para pihak akan menjadi paham yang akan dilakukan paska pengukuran

terhadap rekomendasi yang sudah dihasilkan. Komitmen bersama inilah yang

memudahkan para pihak untuk memasukan dalam program organisasinya atau kalau

yang pemerintahan akan masuk dalam perencanaan pembangunan.

b. Tujuan Tugas

Membangun pemahaman konsep kota tangguh dengan para pihak yang

teridentifikasi.

Membangun komitmen dan dukungan data dan informasi dari para pihak

Mendapatkan data dan informasi dari para pihak.

Page 22: Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar

Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota/Kabupaten Tangguh

Program USAID-APIK 22

c. Pelibat

Bupati/Wakil Bupati

Sekretariat Daerah

Kota/Kabupaten

BPBD Kota/Kabupaten

BAPPEDA

d. Durasi

1 jam

e. Peralatan dan Bahan

Konsep kota Tangguh

Rencana Pelaksanaan

Pengukuran Kota Tangguh

Slide Paparan

Laptop dan LCD proyektor

Daftar hadir

Notulensi, dan pendukung dokumentasi lainnya

f. Prosedur Tugas

1. Fasilitator memaparkan maksud dan tujuan dari pengukuran kota/kabupaten

tangguh

2. Fasilitator memaparkan dan mendiskusikan konsep dasar ketangguhan, langkah-

langkah pengukuran, hasil pengukuran dan manfaat hasil pengukuran bagi para

pihak.

3. Fasilitator memandu pemaparan materi profile bencana dan strategi kabupaten

dalam membangun kota/kabupaten tangguh.

4. Fasilitator memfasilitasi diskusi dan konfirmasi hasil pemetaan para pihak dan

peran dalam mendukung kota tangguh.

5. Fasilitator memfasilitasi peserta menyusun tugas, pokok, dan fungsi terkait

dengan pengembangan kota tangguh.

6. Fasilitator memandu penyusunan rencana tindaklanjut dari kesepakatan-

kesepakatan yang dihasilkan dalam sosialisasi.

g. Analisis Temuan:

Apakah pentingnya kota tangguh bagi pimpinan daerah?

Apakah para pihak paham akan tugas dan perannya dalam mewujudkan kota

tangguh?

Bagaimana model sinsergitas para pemangku kepentingan dalam mewujudkan

kota tangguh?

Bagaimana mekanisme para pihak dalam berbagi data dan informasi yang sudah

berjalan?

h. Ikhtisar Hasil Dan Penggunaan

Dokumen Konsep Kota Tangguh

Mengapa tugas ini penting?

Alasan perlu dilakukannya sosialisasi pada

para pihak adalah:

Keterlibatan para pihak menjadi

penting karena mereka yang memiliki

data dan informasi terkait kegiatan

ketangguhan.

Memastikan rekomendasi hasil

pengukuran untuk meningkatkan

ketangguhan kota ditindaklanjuti

pimpinan pemerintah daerah dalam

perencanaan pembangunan daerah.

Page 23: Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar

Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota/Kabupaten Tangguh

Program USAID-APIK 23

Dokumen perencanaan kegiatan pengukuran kota tangguh.

Hasil pemetaan dan analisa para pihak

i. Bagaimana Mengkomunikasikan Keluaran

Tim APIK Regional yang bertanggungjawab dalam penilaian ketangguhan

kota/kabupaten tangguh

Fasilitator daerah dan Fasilitator Nasional

j. Evaluasi

Apa yang seharusnya terjadi? Apa yang kita rencanakan untuk dilakukan? Apa

yang seharusnya menjadi tujuan-tujuan dan hasil-hasilnya?

Apa yang terjadi? Apa yang nyatanya tercapai? Apa yang telah berjalan dengan

baik? Apa yang telah bisa dilakukan lebih baik?

Mengapa itu berbeda? Mengapa terjadi seperti itu? Apa yang telah kita lakukan?

Apa yang kita pelajari? Apa yang akan kita lakukan secara berbeda lain kali?

Apa yang bisa dilakukan lebih baik? Fokusnya pada perbaikan; Bagaimana hal ini

mempengaruhi tahap selanjutnya? Siapa yang perlu berbagi pembelajaran ini

dengan kita?

Page 24: Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar

Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota/Kabupaten Tangguh

Program USAID-APIK 24

2.4. Pengumpulan dan Analisis Data/Informasi/Sumber Bukti

Pendukung Ketangguhan Kabupaten/Kota.

a. Deskripsi Tugas

Proses pengukuran ketangguhan kota/kabupaten terhadap bencana dan Adaptasi

perubahan iklim yang didasarkan pada ketersediaan informasi dan data yang mendukung

kegiatan ketangguhan yang dimiliki para pihak. Karena ini menentukan tingkat

ketangguhan dari kota/kabupaten. Dalam proses pengukuran setiap kegiatan yang

dilakukan perlu dilengkapi dengan data dan sumber pembuktian. meskipun informasi

kegiatan tersedia tetapi tidak didukung dengan sumber pembuktian maka kegiatan

tersebut tidak dapat dimasukan dalam rapor pengukuran

Kebutuhan informasi, data dan sumber pembuktian dari para pihak cukup banyak, karena

didasarkan pada dua perangkat yaitu 71 indikator dan scorecard. adapun dokumen-

dokumen yang dikumpulkan berupa peraturan perundang-undangan, dokumen

RPJMD/RKPD, Renstra dan Renja SKPD, hasil kajian, laporan kegiatan, laporan

pemantauan dan evaluasi program pembangunan, buletin dan dokumen terkait lainnya

merupakan sumber informasi yang dapat dipergunakan untuk menilai capaian

pelaksanaan PRB dalam pembangunan daerah dan ketangguhan daerah. Informasi

terkait profil PRB daerah akan sangat membantu dalam pelaksanaan diskusi untuk

menilai kemajuan dalam membangun ketangguhan yang telah dicapai dan program-

program PRB yang telah dilakukan maupun hal-hal yang masih perlu ditingkatkan dalam

membangun ketangguhan daerah.

Kesuksesan pengukuran sangat ditentukan seberapa banyak dan akurat informasi dan

data yang tersedia. Hal tersebut sangat tergantung juga pada peran aktif para pihak

terlibat didalam pengumpulan data dan informasi. Banyaknya pihak yang akan terlibat

dan jaminan ketersediaan data merupakan hal yang perlu dipahami merupakan bagian

yang sulit dan tidak bisa dilakukan dalam waktu yang cepat. Maka pengumpulan data ini

dimulai jauh hari sebelum pelaksanaan pengukuran. Akan mudah dalam melakukan

pengukuran apabila data tersedia secara lengkap sebelum penilaian.

b. Tujuan Tugas

Membangun pemahaman konsep kota tangguh dengan para pihak.

Membangun pemahaman akan pentingnya informasi yang didukung sumber

pembuktian pada para pihak

Membangun komitmen dan dukungan untuk berpernan aktif para pihak dalam

pengumpulan informasi dan data yang dimiliki.

c. Pelibat

Para pihak

Tim Pendukung

d. Durasi

5 jam

Page 25: Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar

Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota/Kabupaten Tangguh

Program USAID-APIK 25

e. Peralatan dan Bahan

Surat edaran untuk pengumpulan

data ke para pihak dari Pimpinan

daerah

Form kebutuhan data dari para

pihak

f. Prosedur Tugas

1. Kajian Online

Banyak informasi awal tentang

kegiatan PRB kabupaten/kota

sasaran dapat diakses online

melalui website pemerintah daerah

dan SKPD terkait. Selain itu berita

di berbagai media massa juga

dapat menjadi sumber informasi

yang berharga. Kajian-kajian yang

dilakukan oleh berbagai

lembaga/universitas/LSM ataupun

karya tulis ilmiah yang dapat diakses online juga dapat menjadi referensi yang

berguna untuk membangun profil PRB atau ketangguhan daerah sasaran.

2. Kajian berbagai bahan dari BPBD dan SKPD lainnya

Bahan-bahan terkait PRB bisa diperoleh juga dari BPBD dan SKPD lainnya serta

pihak non-pemerintah yang ada di daerah. Ini semua akan semakin memperkaya

gambaran profil ketangguhan kabupaten/kota sebagai pelengkap sekaligus

validasi atas berbagai informasi yang didapat secara online

g. Analisis Temuan

Apakah para pihak paham akan kebutuhan data yang perlu dilengkapi dari

aktifitas yang dilakukan ?

Bagaimana strategi para pihak untuk pengumpulan data dan informasi

h. Ikhtisar Hasil Dan Penggunaan

Dokumen Konsep kota tangguh

Dokumen perencanaan kegiatan pengukuran kota tanggu.

Hasil analisa pemetaan para pihak

i. Bagaimana Mengkomunikasikan Keluaran

Tim APIK Regional yang bertanggungjawab dalam penilaian ketangguhan

kota/kabupaten tangguh

Fasilitator daerah dan Fasilitator Nasional

Mengapa tugas ini penting?

Alasan perlu dilakukannya pengumpulan

dan analisis data/informasi/sumber bukti

pendukung ketangguhan kabupaten/kota

adalah:

Ketersedian data untuk mendukung

kegiatan yang dilakukan oleh para

pihak dalam membangun ketangguhan

sangat menentukan tidak ketangguhan

kota/kabupaten.

Pengumpulan data dari para pihak

membutuhkan sangat sulit dan

membutuhkan waktu lama, maka

diperlu strategi yang efektif untuk

pengumpulan data.

Page 26: Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar

Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota/Kabupaten Tangguh

Program USAID-APIK 26

j. Evaluasi

Apa yang seharusnya terjadi? Apa yang kita rencanakan untuk dilakukan? Apa

yang seharusnya menjadi tujuan-tujuan dan hasil-hasilnya?

Apa yang terjadi? Apa yang nyatanya tercapai? Apa yang telah berjalan dengan

baik? Apa yang telah bisa dilakukan lebih baik?

Mengapa itu berbeda? Mengapa terjadi seperti itu? Apa yang telah kita lakukan?

Apa yang kita pelajari? Apa yang akan kita lakukan secara berbeda lain kali?

Apa yang bisa dilakukan lebih baik? Fokusnya pada perbaikan; Bagaimana hal ini

mempengaruhi tahap selanjutnya? Siapa yang perlu berbagi pembelajaran ini

dengan kita?

2.5. Penentuan Bahaya-Bencana

a. Deskripsi Tugas

Risiko bencana diartikan sebagai perkiraan kerugian pada satu atau lebih aset

penghidupan akibat suatu kejadian ancaman/bahaya. Bentuk risiko bencana dapat

berupa kematian, luka-luka, sakit, kehilangan rumah dan harta benda, serta gangguan

pada kegiatan masyarakat.

Risiko bencana dapat diketahui dengan mengkaji faktor-faktor yakni (1) ancaman, (2)

kelemahan, 3) kekuatan. Setelah faktor-faktor tersebut diketahui kemudian dapat

dianalisa dengan cara mengukur, membandingkan, dan menemukan hubungan-

hubungan sehingga disepakati tingkat risiko.

Faktor ancaman, berupa kejadian-kejadian berpeluang menimbulkan dampak kerugian

baik kejadian alamiah, hasil samping kegiatan manusia atau gabungan keduanya.

Ancaman alamiah seperti gempa bumi, letusan gunung api, tsunami, wabah, hama, banjir

dan longsor. Ancaman akibat hasil samping kegiatan manusia meliputi konflik sosial,

pencemaran, kegagalan teknologi dan kecelakaan transportasi. Ancaman seperti banjir,

longsor, wabah, hama, dan kecelakaan transportasi juga sering diartikan sebagai

kombinasi antara peristiwa alamiah dan kesalahan manusia.

Faktor kelemahan, yakni kondisi-kondisi negatif penyebab masyarakat dapat terpapar

ancaman. Tinggal di kawasan rawan bencana, miskin, tidak paham tanda-tanda

ancaman, masa bodoh, korupsi, kebijakan pembangunan tidak sensitif bencana adalah

contoh-contoh kelemahan paling umum di Indonesia.

Faktor kekuatan, yakni bentuk-bentuk sumberdaya pada masyarakat dan para pihak

(misalnya biaya, tenaga, alat, pengetahuan, kebijakan, sikap) untuk mencegah atau

mengurangi ancaman, menghindari ancaman serta mengurangi kelemahan-kelemahan.

Pola hubungan tiga faktor diatas sehingga menghasilkan risiko bencana dapat

diekspresikan dengan persamaan di bawah ini:

Ancaman X Kelemahan

Risiko Bencana = ------------------------------

Kekuatan

Page 27: Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar

Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota/Kabupaten Tangguh

Program USAID-APIK 27

Tingkat risiko bencana akan semakin tinggi apabila ancaman dan kelemahan tinggi

sedangkan kekuatan rendah atau nilainya kecil. Mengurangi risiko bencana dapat

dilakukan dengan mengubah nilai faktor-faktor ancaman, kelemahan dan kekuatan. Risiko

bencana akan menjadi rendah/kecil apabila; 1) ancaman dikurangi atau dicegah, 2)

kelemahan diturunkan atau 3) kekuatan ditingkatkan. Tidak semua jenis ancaman dapat

dicegah atau dikurangi intensitasnya seperti misalnya gempa bumi, tsunami dan letusan

gunung api. Mengurangi risiko bencana pada jenis ancaman tersebut dapat dilakukan

dengan mengurangi kelemahan-kelemahan serta meningkatkan kemampuan. Membentuk

tim siaga bencana kampung, merancang jalur evakuasi tsunami, menentukan tanda

bahaya, merupakan bentuk kegiatan mengurangi risiko bencana dengan mengurangi

kelemahan sekaligus meningkatkan kemampuan.

Kajian risiko merupakan titik awal untuk membangun sebuah model sistematis

pengurangan risiko bencana.

b. Tujuan Tugas

Mengidentifikasi atau mengenali tentang ancaman dan membuat prioritas ancaman

yang dipilih.

Mengidentifikasi atau mengenali ancaman dalam sebuah bentuk karakter atau sifat-

sifat ancaman, serta akibat yang mungkin terjadi pada individu atau masyarakat

Menyamakan pemahaman tentang jenis, sifat dan potensi dampak setiap ancaman

yang diidentifikasi.

c. Pelibat

Sekretariat Daerah Kabupaten/Kota

BPBD Kabupaten/Kota

BAPPEDA

OPD

Dunia Usaha

d. Durasi

2 jam

Page 28: Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar

Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota/Kabupaten Tangguh

Program USAID-APIK 28

e. Peralatan dan Bahan

Profil Kabupaten/Kota

Peta/data kejadian dan sebaran

ancaman

Slide Paparan

Kertas Flipchart/Plano, Kertas

metaplan/post-it besar, Spidol

besar/Marker, dan isolasi kertas

Laptop dan LCD proyektor

Daftar hadir

Notulensi, dan pendukung

dokumentasi lainnya

f. Prosedur Tugas

1. Fasilitator memaparkan maksud

dan tujuan dari Penentuan

Bahaya-Bencana (Prioritas)

2. Fasilitator menjelaskan tentang

perangkat teknis dan metodologi

yang dipakai dalam analisis Penentuan Bahaya-Bencana (Prioritas)

3. Fasilitator mengajak peserta untuk mengidentifikasi jenis ancaman yang terjadi di

Kabupaten/Kota dengan menuliskan dalam meta plan.

4. Fasilitator mengajak peserta untuk mengidentifikasi jenis ancaman di

Kabupaten/Kota dengan cara:

a. Pemetaan jenis ancaman:

Fasilitator memaparkan jenis ancaman berdasarkan dokumen kajian risiko,

Fasilitator meminta peserta untuk melakukan klarifikasi apakah jenis

ancaman tersebut sudah cukup atau masih ada tambahan jenis ancaman

lain

Peserta dibagi ke dalam beberapa kelompok sesuai, dimana setiap

kelompok mendiskusikan 2 ancaman atau 3 ancaman.

Fasilitator memandu cara menggunakan matrik:

No Jenis

Ancaman Dampak Skor Kemungkinan terjadi Skor

Mengapa tugas ini penting?

Alasan perlu dilakukannya penetuan

bahaya dalam penilaian ketangguhan

kota/kabupaten terhadap bencana dan

perubahan iklim wilayah adalah:

Memastikan peserta pengukuran

memahami ancaman bencana dan

perubahan iklim diwilayahnya.

Memudahkan menggali informasi dari

pemangku kepentingan upaya yang

sudah dilakukan dalam mengatasi

ancaman bencana dan perubahan

iklim.

Memastikan bahwa ancaman bencana

yang disepakati sebagai ancaman

terparah dan sering terjadi sesuai yang

terjadi diwilayahnya tersebut.

Page 29: Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar

Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota/Kabupaten Tangguh

Program USAID-APIK 29

Kriteria Penilaian

DAMPAK PROBABILITAS

5 = Sangat Parah (80% - 99% wilayah hancur dan lumpuh total)

5 = Pasti (hampir dipastikan 80 - 99%)

4 = Parah (60 – 80% wilayah hancur) 4 = Kemungkinan besar (60 – 80% terjadi tahun depan, atau sekali dalam 10 tahun mendatang)

3 = Sedang (40 - 60 % wilayah terkena berusak)

3 = Kemungkinan terjadi (40-60% terjadi tahun depan, atau sekali dalam 100 tahun)

2 = Ringan (20 – 40% wilayah yang rusak) 2 = Kemungkinan kecil (20 – 40% dalam 100 tahun)

1 = Sangat Ringan (kurang dari 20% wilayah yang rusak)

1 = Kemungkian sangat kecil (hingga 20%)

Contoh Matrik Skor

JENIS BAHAYA-BENCANA

DAMPAK KETERANGAN TTG DAMPAK

PROBABILITAS KETERANGAN

TTG PROBABILITAS

Banjir 2 = Ringan (20 – 40% wilayah yang rusak)

5 = Pasti (hampir dipastikan 80 - 99%)

Longsor

Banjir bandang

Fasilitator menjelaskan tentang dampak dan kemungkinan terjadi:

Kemungkinan terjadi - frekuensi atau tingkat keseringan terjadinya bencana

Dampak - jumlah korban, kerugian harta benda, kerusakan prasarana dan sarana, cakupan luas wilayah yang terkena bencana, dan dampak sosial ekonomi yang ditimbulkan

Scoring – scoring dilakukan untuk mengukur tingkat frekuensi dan dampak ancaman setiap ancaman. Misalkan skor (1-4) di masing-masing dampak dan kemungkinan kejadian. Pada dampak, skor 1 (satu) hingga 4 (empat), semakin tinggi skor, semakin parah dampak yang potensial terjadi. Demikian juga pada kemungkinan kejadian, skor 1(satu) hingga 4 (empat), semakin tinggi skor, semakin tinggi kepastian terjadinya bencana.

Fasilitator memastikan peserta dapat memahami cara mengisi informasi di

setiap kolom, bisa dengan memberikan contoh pengisian matrik:

Jenis Ancaman

Dampak Skor Kemungkinan terjadi Skor

Banjir • Terganggunya aktivitas masyarakat, distribusi produk antar propinsi, jalan rusak

• 18-20% luas terpapar

• 300rb jiwa terpapar

4 • Sudah ada normalisasi, muncul wilayah banjir baru, drainase masih buruk; banjir tahunan & tengah tahunan pada bulan Desember atau Januari atau pada saat menjelang pergantian musim, frekuensi: 6 kali kejadian pada 2015

4

Selanjutnya fasilitator mempersilahkan peserta untuk mendiskusikan

disetiap kelompok selama 30 menit.

Page 30: Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar

Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota/Kabupaten Tangguh

Program USAID-APIK 30

Setelah peserta mengisi matrik ancaman, fasilitator mempersilakan

masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi

Undang peserta untuk melakukan klarifikasi, mengomentari baik

memberikan tambahan, penjelasan dsb.

Fasilitator mencatat dan menggkompilasi dalam satu matrik yang sudah

disiapkan

Contoh Matrik ancaman

Ancaman Dampak Skor Kemungkinan Terjadi

Banjir • Terganggunya aktivitas masyarakat, distribusi produk antar propinsi, jalan rusak

• 18-20% luas kota Semarang terpapar

• 300rb jiwa terpapar

4 • Sudah ada normalisasi, muncul wilayah banjir baru, drainase masih buruk; banjir tahunan & tengah tahunan pada bulan Desember atau Januari atau pada saat menjelang pergantian musim, frekuensi: 6 kali kejadian pada 2015

4

Angin putting beliung

Kerusakan agak parah pada rumah penduduk, tempat ibadah, sekolah.

2 Pernah terjadi, periode 2 tahun sekali kejadian, terakhir 2014.

2

Longsor Longsor pada bukit, lereng, sempadan sungai (sungai Beringin).

3 Terjadi setiap tahun, pada musim hujan

4

Abrasi Dari garis pantai awal, abrasi hingga 2,6 km merusak tambak bandeng dan udang, nelayan, sektor swasta (pelindo dsb), pemukiman, intrusi air, menghambat konservasi, menyedot anggaran daerah untuk membeli lahan abrasi.

4 Terjadi pasa saat angin “barat”: Oktober-Maret.

4

Kebakaran pemukiman

Pasar, gedung pemerintah (polda), pemukiman, tempat usaha (mebel, konveksi).

2 2013: >200 kejadian,

3

Hawa panas Suhu meningkat 1derajat setiap 100 tahun

Kekeringan • Ketersediaan air berkurang, jumlah penduduk meningkat, konsumsi meningkat, warga membeli air bersih.

• Kekurangan air bersih saat banjir.

2 Kelangkaan air biasanya terjadi setelah bulan Agustus hingga Desember. Terjadi setiap tahun

4

Penurunan Muka Tanah

Pemukiman, jalan, stasiun, terminal perlu secara rutin ditinggikan.

4 Dalam setahun, penurunan muka tanah terekstrim hingga 13 cm di wilayah-wilayah tertentu.

4

b. Penentuan Skala Prioritas

Setelah matrik ancaman terpetakan, lakukan analisa untuk disusun

menjadi skala prioritas.

Fasilitator memaparkan secara hasil kompilasi dari diskusi kelompok, dan

menjelaskan pentingnya untuk menentukan prioritas ancaman dari

banyaknya ancaman yang terjadi. Dengan cara mengkomparasi dampak

dan kemungkinan.

Page 31: Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar

Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota/Kabupaten Tangguh

Program USAID-APIK 31

D

A

M

P

A

K

P R O B A B I L I T A S

1 2 3 4

4

3

2

1

Selanjutnya fasilitator mengajak peserta untuk menyepakati klasifikasi

dalam menentukan prioritas, misalnya:

Prioritas utama atau warna merah:

Apabila ancaman mempunyai dampak skor 4 dan skor

probabilitasnya adalah 4 lakukan pemeringkatan berdasarkan skor

yang paling banyak. Artinya sangat tinggi

Apabila ancaman mempunyai Skor dampak adalah 3 dan skor

probabilitasnya adalah 4 sehingga termasuk dalam kuadran merah

Prioritas kedua atau kuning:

o Apabila ancaman mempunyai skor dampaknya adalah 2 dan

skor probabilitasnya adalah 4 sehingga tergolong

o Apabila ancaman mempunyai skor dampak 2 dan skor

probabilitas 3

Prioritas tiga atau putih ;

o Apabila ancaman mempunyai skor dampak 2 dan skor

probabilitas 2

Contoh: Hasil Penilaian dan Penentuan Prioritas

D A M P A K

P R O B A B I L I T A S

1 2 3 4

Banjir, Abrasi, Penurunan Muka Tanah

4

Longsor 3

Angin Kebakaran Pemukiman,

Kekeringan 2

1

Page 32: Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar

Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota/Kabupaten Tangguh

Program USAID-APIK 32

g. Analisis Temuan

Apa saja jenis bahaya prioritas yang disepakati diKabupaten/Kota tersebut?

Bagaimana strategi pemerintah daerah dan berbagai pemangku melakukan

upaya pengurangan resiko dalam membangun Kabupaten/Kota tangguh?

Apakah stretagi pemerintah daerah dalam menurunkan bahaya sudah cukup

efektif?

Bagaimana caranya pemangku kepentingan yang lain dapat diberdayakan untuk

mendukung dalam upaya membangun Kabupaten/Kota tangguh?

h. Ikhtisar Hasil Dan Penggunaanan

Daftar pemangku kepentingan dan kontak persona dari tiap lembaga/organisasi

(nama, jabatan, nomor telepon, email); bisa digunakan untuk daftar

undangan/partisipan lokakarya/FGD pengukuran Kabupaten/Kota tangguh

bencana dan pengukuran kapasitas PB Kabupaten/Kota

Dokumen kajian risiko atau peta risiko bencana

i. Bagaimana Mengkomunikasikan Keluaran

Tim APIK Regional yang bertanggungjawab dalam penilaian ketangguhan

Kabupaten/Kota tangguh

Fasilitator Daerah dan Fasilitator Nasional

j. Evaluasi

Apa yang seharusnya terjadi? Apa yang kita rencanakan untuk dilakukan? Apa

yang seharusnya menjadi tujuan-tujuan dan hasil-hasilnya?

Apa yang terjadi? Apa yang nyatanya tercapai? Apa yang telah berjalan dengan

baik? Apa yang telah bisa dilakukan lebih baik?

Mengapa itu berbeda? Mengapa terjadi seperti itu? Apa yang telah kita lakukan?

Apa yang kita pelajari? Apa yang akan kita lakukan secara berbeda lain kali?

Apa yang bisa dilakukan lebih baik? Fokusnya pada perbaikan; Bagaimana hal ini

mempengaruhi tahap selanjutnya? Siapa yang perlu berbagi pembelajaran ini

dengan kita?

Page 33: Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar

Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota/Kabupaten Tangguh

Program USAID-APIK 33

BAB 3. PELAKSANAAN PENILAIAN

KETANGGUHAN KABUPATEN/KOTA

3.1. Persiapan Teknis Pelaksanaan Penilaian

a. Deskripsi Tugas

Di dalam pelaksanaan penilaian ketangguhan kabupaten/kota tidak dapat dengan tiba-

tiba dilakukan tanpa melalui persiapan sebelumnya. Tahapan persiapan ini merupakan

sebuah perencanaan sebelum pelaksanaan penilaian kabupaten/kota tangguh tersebut

dilaksanakan. Persiapan dilakukan terkait dengan persiapan dari segi fisik, bahan,

ketrampilan, dan administrasi. Sehingga di dalam sebuah tahapan persiapan dapat dibagi

menjadi sebuah persiapan awal dan persiapan teknis.

Persiapan awal yang dilakukan lebih banyak untuk mempersiapkan terkait dengan

sosialisasi adanya kegiatan penilaian kabupaten/kota tangguh yang akan dilaksanakan.

Dilanjutkan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk lebih memudahkan di dalam

pelaksanaan teknis penilaian ketangguhan kabupaten/kota.

Sementara persiapan teknis terkait dengan fisik seperti penyiapan lokasi untuk

pelaksanaan, dari persiapan bahan dapat berupa alat tulis kantor (ATK), materi-materi

paparan, dan peralatan lainnya. Persiapan yang terkait dengan ketrampilan lebih kepada

sumberdaya manusianya seperti fasilitator yang handal dan sesuai dengan kebutuhan,

lalu didukung dengan persiapan dari sisi administrasi berupa dokumen-dokumen

pelaksanaan dan juga pelaporan keuangan.

b. Tujuan Tugas

Mempersiapkan dan merencanakan sebuah alur pelaksanaan kegiatan menjadi

lebih terstruktur dan terarah.

Memperlancar di dalam proses pelaksanaan kegiatan.

Meminimalisir persoalan-persoalan teknis yang dimungkinkan terjadi dalam proses

pelaksanaan.

Mempermudah dalam pelaksanaan kegiatan.

Memastikan kebutuhan terkait dengan pelaksanaan kegiatan sudah tersedia

dengan baik.

c. Pelibat

Tim Inti (Fasilitator lokal, Notulen, dan pendukung)

BPBD

d. Durasi

2 jam

Page 34: Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar

Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota/Kabupaten Tangguh

Program USAID-APIK 34

e. Peralatan dan Bahan

Kerangka Acuan Kegiatan beserta

Agendanya dan lampiran peserta.

Slide presentasi Alur Pelatihan,

Agenda Pelatihan

Audiovisual standar (materi

lagu/video)

Kertas Flipchart/Plano, Kertas

metaplan/post-it besar, Spidol

besar/Marker, dan isolasi kertas

Laptop dan LCD Proyektor

Daftar hadir

Fotocopy bahan-bahan/materi.

Backdrop/banner

Skema penataan ruang

Notulensi, dan pendukung

dokumentasi lainnya

f. Prosedur Tugas

1. Tim (Tim Inti dan BPBD) berkoordinasi dengan pihak penyedia lokasi/tempat

untuk memastikan hal-hal teknis sudah tersedia sesuai dengan kebutuhan,

bagaimana kondisi ruangan, penataan meja kursi, keberfungsian alat elektronik,

ketersediaan ATK, jalur evakuasi, petunjuk-petunjuk keberadaan ruang publik

seperti area merokok, toilet, tempat pembuangan sampah, tempat ibadah.

2. Tim mengecek semua hal yang terkait dengan kebutuhan untuk pelaksanaan

kegiatan termasuk akomodasi dalam penyediaan snack dan makan siang.

3. Tim mengidentifikasi beberapa kebutuhan yang belum disediakan oleh penyedia

lokasi/tempat seperti penyediaan daftar hadir, fotokopi bahan-bahan/materi

paparan, perlengkapan elektronik untuk dokumentasi dan rekam proses.

4. Tim Inti turut serta memastikan persiapan terkait dengan lokasi/tempat

pelaksanaan kegiatan 2 jam sebelum pelaksanaan dengan melakukan cek

keberfungsian peralatan elektronik seperti microfon, lcd, terminal kabel untuk

penyediaan listrik, antisipasi kalau listrik mati ada listrik cadangan.

5. Tim melakukan semacam gladi kecil untuk proses pelaksanaan kegiatan dengan

mencatat waktu setiap proses mulai dari pembukaan hingga sampai penutupan

sesuai dengan rencana kegiatan yang disusun.

g. Analisis Temuan

Apa saja kebutuhan teknis terkait dengan persiapan fisik yang masih belum

tersedia?

Bagaimana strategi untuk memenuhi kebutuhan teknis terkait persiapan fisik yang

masih belum terpenuhi?

Apakah sumberdaya dari penyedia layanan lokasi/tempat sudah cukup memadai

untuk memenuhi kebutuhan yang diminta?

Mengapa tugas ini penting?

Kegiatan ini penting dilakukan karena

untuk melakukan sebuah kegiatan tanpa

adanya persiapan/perencanaan akan

menjadi tidak terstruktur dan terarah. Hal

tersebut tentu saja dapat menimbulkan

beberapa persoalan yang kemungkinan

antisipasinya menjadi lebih sulit karena

tidak terduga. Namun dengan adanya

persiapan/perencanaan ini maka beberapa

persoalan yang kemungkinan terjadi dalam

proses pelaksanaan kegiatan akan

teridentifikasi dan lebih mudah untuk

mendapatkan jalan keluarnya.

Page 35: Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar

Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota/Kabupaten Tangguh

Program USAID-APIK 35

Apakah kebutuhan teknis terkait dengan persiapan bahan sudah terpenuhi semua

atau belum?

Bagaimana upaya untuk memenuhi kebutuhan terkait bahan apabila mengalami

kekurangan?

Siapa yang dapat diminta berkoordinasi terkait dengan pemenuhan kebutuhan

persiapan bahan tersebut?

Apakah kebutuhan teknis yang terkait dengan ketrampilan sudah siap dan sesuai

dengan kebutuhan?

Bagaimana jalan keluarnya ketika terkait dengan persiapan ketrampilan tidak

berjalan sesuai dengan rencana?

Siapa list sumberdaya yang dapat dioptimalkan untuk mengatasi persoalan

persiapan terkait dengan kebutuhan ketrampilan?

Apakah kebutuhan untuk administrasi sudah disiapkan seluruhnya?

Bagaimana upaya untuk memenuhi kebutuhan administrasi ketika terjadi

kekurangan atau tidak sesuai kebutuhan?

Apakah sudah ada sumberdaya yang disediakan guna mengatasi persoalan

terkait dengan persiapan administrasi?

h. Ikhtisar Hasil Dan Penggunaan

Daftar kebutuhan untuk persiapan yang terkait dengan fisik, bahan, ketrampilan

dan juga administrasi.

Daftar sumberdaya berupa nomor telepon dan juga spesifikasi untuk pemenuhan

kebutuhan yang mana.

Denah lokasi/tempat penyelenggaraan kegiatan yang lengkap dengan petunjuk

keberadaannya.

i. Bagaimana Mengkomunikasikan Keluaran

Tim APIK Regional yang bertanggungjawab dalam melakukan persiapan sebelum

pelaksanaan kegiatan penilaian yang akan dilaksanakan.

Tim Inti dan BPBD.

j. Evaluasi

Apa yang seharusnya terjadi? Apa yang kita rencanakan untuk dilakukan? Apa

yang seharusnya menjadi tujuan-tujuan dan hasil-hasilnya?

Apa yang terjadi? Apa yang nyatanya tercapai? Apa yang telah berjalan dengan

baik? Apa yang telah bisa dilakukan lebih baik?

Mengapa itu berbeda? Mengapa terjadi seperti itu? Apa yang telah kita lakukan?

Apa yang kita pelajari? Apa yang akan kita lakukan secara berbeda lain kali?

Apa yang bisa dilakukan lebih baik? Fokusnya pada perbaikan; Bagaimana hal ini

mempengaruhi tahap selanjutnya? Siapa yang perlu berbagi pembelajaran ini

dengan kita?

Page 36: Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar

Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota/Kabupaten Tangguh

Program USAID-APIK 36

3.2. Pelaksanaan Penilaian

a. Deskripsi Tugas

Kota dan banyak kabupaten telah bertransformasi menjadi kawasan perkotaan.

Persoalan kemudian adalah pembangunan seperti laju urbanisasi yang tidak terkendali,

tingkat kemiskinan yang tinggi, kualitas lingkungan hidup yang kian menurun, sarana-

prasarana yang masih kurang memadai dan kurangnya kapasitas dalam pengelolaan

kota. Pada saat yang sama, warga miskin yang tinggal di perkotaan biasanya memiliki

tingkat kerentanan yang tinggi dan berdiam di kawasan yang seringkali terpapar

beberapa ancaman bencana sekaligus. Kemananan dan kenyamanan kawasan

perkotaan menjadi ruang hidup dan beraktifitas menjadi terganggu Situasi ini diperburuk

oleh adanya perubahan iklim global yang memicu peningkatan frekuensi dan intensitas

bencana-bencana terkait iklim seperti banjir, kekeringan, gelombang ekstrem dan abrasi

pantai.

Untuk melindungi dan menyelamatkan warga serta aset-aset kota yang terpapar

ancaman, pemerintah kota perlu melaksanakan pembangunan yang aman dan

berkelanjutan. Pembangunan seperti ini perlu didasari oleh analisis mendalam akan

risiko-risiko bencana yang mengancam kota, baik risiko terhadap warga rentan maupun

aset-aset vital milik kota yang terpapar ancaman. Pembangunan kota harus dapat

meningkatkan kesejahteraan warga kota sementara pada saat yang sama juga tetap

menjaga kelestarian lingkungan dan tidak meningkatkan risiko bencana bagi penduduk

yang kurang beruntung. Pembangunan semacam itu harus membuat kota dan warganya

menjadi tangguh terhadap ancaman-ancaman bencana di masa depan dan sekaligus

berkelanjutan.

Untuk membantu kota/kabupaten melaksanakan pembangunan yang aman dan

berkelanjutan, diperlukan perangkat untuk mengukur tingkat ketangguhan kota dalam

menghadapi bencana. Perangkat pengukuran dan penilaian Ketangguhan Bencana

Pemerintah Daerah dikembangkan berdasarkan konsep “Sepuluh Langkah Mendasar” dalam membangun Kota Tangguh atau yang di kenal dengan scorecard yang diturunkan

dari Kerangka PRB Global dan 71 indikator yang di turunkan dari Rencana

Pemabangunan Jangka Menengah (RPJMN) dan Rencana Aksi Nasional

Penanggulangan Bencana (RENAS PB) tahun 2015-2019.

b. Tujuan Tugas

Membantu kabupaten/kota meningkatkan ketangguhan secara kolektif terhadap

bencana secara sistematis dan terprogram

Membantu kabupaten/kota dan para pemangku kepentingan dalam menilai

kebutuhan dan kapasitas mereka saat ini dan di masa mendatang,

Mempertemukan semua pemangku kepentingan untuk menyusun strategi-strategi

dan tujuan-tujuan besar bersama

Membangun satu pemahaman holistik tentang status kota termasuk hubungan

mereka satu sama lain dalam upaya pengurangan risiko bencana

Mengidentifikasi kebijakan-kebijakan dan intervensi-intervensi yang akan

meningkatkan ketangguhan kabupaten/kota untuk bisa menghasilkan solusi-solusi

Page 37: Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar

Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota/Kabupaten Tangguh

Program USAID-APIK 37

yang menjawab berbagai ancaman risiko

Menyusun strategi dan kerangka aksi kolektif ketangguhan kabupaten/kota

terhadap bencana secara sistematis dan terprogram

Mengapa tugas ini penting?

Kota dan kabupaten terus mengalami perkembangan yang menjadikan sistem-sistem

layanan dalam kawasan menjadi sangat padat dan kompleks. Kawasan-kawasan ini

menghadapi semakin banyak hal yang mendorong peningkatan risiko bencana. Strategi

dan kebijakan-kebijakan dapat disusun untuk mengatasi semua hal tersebut sebagai

bagian dari satu visi dan misi kedepan untuk menjadikan kota dan kabupaten menjadi

tangguh, aman dan nyaman bagi keberlangsungan hidup masyarakat, dunia usaha dan

keberlanjutan sumber daya alam dan lingkungan.

Pemicu risiko yang kedepan pada kawasan perkotaan dan kabupaten adalah:

1. Bertambahnya penduduk dan meningkatnya kepadatan, yang memberi tekanan pada

lahan dan layanan, meningkatkan permukiman di dataran rendah di pesisir, di sekitar

lereng-lereng yang tidak stabil dan di kawasan-kawasan yang rawan ancaman.

2. Kemampuan merespon pemerintah daerah, terhadap meningkatkan risiko ancaman

bencana

3. Lemahnya tata pemerintahan di tingkat lokal dan kurang memadainya partisipasi

pemangku kepentingan lokal dalam perencanaan pembangunan yang tidak berisiko.

4. Tidak memadainya pengelolaan sumber daya air, sistem drainase, dan pengelolaan

limbah padat, yang menyebabkan keadaan darurat kesehatan, banjir, dan tanah

longsor.

5. Turunnya kualitas ekosistem karena aktivitas manusia seperti pembangunan jalan,

polusi, reklamasi lahan basah, dan ekstraksi sumber daya secara tak berkelanjutan,

yang mengancam kemampuan untuk menyediakan layanan-layanan lingkungan

penting seperti pengaturan dan perlindungan dari banjir.

6. Infrastruktur yang semakin menua dan standar-standar bangunan yang tidak aman,

yang dapat mengakibatkan runtuhnya struktur.

7. Layanan keadaan darurat yang tidak terkoordinasi, yang mengurangi kapasitas untuk

melakukan tanggap secara cepat dan mengurangi kesiapsiagaan.

8. Dampak merugikan perubahan iklim yang cenderung meningkatkan atau menurunkan

suhu dan curah hujan secara ekstrim, yang tergantung pada kondisi setempat,

sehingga menimbulkan dampak pada frekuensi, intensitas dan lokasi banjir serta

bencana-bencana yang berkaitan dengan iklim lainnya.

c. Pelibat

Pelibatan dalam pengukuran dan penilaian kabupaten/kota tangguh terdiri dari 50 orang

atau lebih dari Kantor Wilayah Instansi Vertikal di Kota/ Kabupaten, Forum Koordinasi

Pemerintah Daerah, Satuan Kerja Perangkat Daerah, dan Forum PRB Kabupaten/Kota;

lembaga swadaya masyarakat dan organisasi masyarakat sipil lainnya (organisasi

berbasis komunitas, keagamaan, profesi, hobi/ minat) perusahaan bisnis/ swasta,

akademisi atau perguruan tinggi, dan jurnalis/redaksi media massa.

Page 38: Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar

Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota/Kabupaten Tangguh

Program USAID-APIK 38

d. Durasi

8 Jam

e. Peralatan dan Bahan

Profil Kota/Kabupaten

Perangkat Pengukuran

Data dan informasi pendukung

Slide Papapran

Kertas Flipchart/Plano, Kertas metaplan/post-it besar, Spidol besar/Marker, dan

isolasi kertas

Laptop dan LCD Proyektor

Notulensi, dan pendukung dokumentasi lainnya

Audiovisual standar

f. Prosedur Tugas

1. Fasilitator memaparkan maksud dan tujuan dari pengukuran dan penilaian

kabupaten/kota tangguh

2. Fasilitator menjelaskan alur pengukuran dan penilaian kabupaten/kota tangguh

3. Fasilitator memberikan overview kerangka global API-PRB dalam perencanaan

pembangunan di tingkat nasional dan daerah

4. Fasilitator menjelaskan tentang perangkat teknis dan metodologi yang dipakai

dalam pengukuran dan penilaian kabupaten/kota tangguh

5. Narasumber menjelaskan kerangka Global API-PRB dan integrasinya kedalam

perencanaan pembangunan

6. Narasumber menjelaskan profil bencana daerah

7. Fasilitator mengajak para pemangku kepentingan melakukan FGD penilaian

kabupaten/kota tangguh dengan menggunakan perangkat penilaian

8. Fasilitator meminta masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi

penilaian dengan menggunakan perangkat

9. Fasilitator mencatat dan memberikan simpulan awal dari penilaian

10. Fasilitator memberikan catatan-catatan penting dalam proses diskusi

g. Analisis Temuan

Apa saja temuan-temuan penting dalam pengukuran dan penilaian

kabupaten/kota tangguh?

Bagaimana respon pemerintah daerah dan berbagai pemangku terhadap hasil

pengukuran dan penilaian kabupaten/kota tangguh?

Bagaimana pemerintah daerah dan berbagai pemangku kepentingan dalam

melakukan upaya pengurangan risiko dalam membangun kota/kabupaten

tangguh kedepan?

h. Ikhtisar Hasil Dan Penggunaanan

Indek kapasitas pemerintah daerah dalam upaya pengurangan risiko bencana

Nilai ketahanan pemerintah daerah dalam upaya pengurangan risiko bencana

Page 39: Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar

Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota/Kabupaten Tangguh

Program USAID-APIK 39

Dokumen hasil pengukuran dan penilaian kabupaten/kota tangguh

Rencana strategis dan kerangka aksi membangun ketangguhan kabupaten/kota

dari ancaman bencana

i. Bagaimana Mengkomunikasikan Keluaran

Hasil penilaian menjadi tanggung jawan tim lokal dalam internalisasi dan

deseminasi kepada para pemangku kepentingan dan para pengambil keputusan

di daerah.

Hasil penilaian menjadi tanggung jawab tim Lokal untuk mensosialisasikan hasil

pengukuran dan penilaian kepada para pemangku kepentingan dai daerah

Hasil penilaian menjadi bahan tim lokal untuk mendorong rencana strategi dan

kerangka aksi serta rekomendasi dalam perencanaan pembangunan di daerah

j. Evaluasi

Fasilitator menuliskan input dan pembelajaran dari peserta selama proses

pelaksanaan pengukuran dan penilaian kabupaten/kota tangguh

Fasilitator menuliskan catatan-catatan penting pada seluruh proses pelaksanaan

pengukuran dan penilaian kabupaten/kota tangguh

Page 40: Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar

Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota/Kabupaten Tangguh

Program USAID-APIK 40

Sesi Penyampaian Gambaran Umum Kabupaten/Kota Tangguh

Materi Pokok:

Kerangka PRB API Nasional dan Global

Profil Bencana Daerah

a. Deskripsi Tugas

Kerangka Pengurangan Resiko Bencana telah memasuki babak baru pada tahun 2015

lalu, hal ini di dasarkan pada konferensi dunia untuk Pengurangan Risiko Bencana

(World Conference on Disaster Risk Reduction) WCDRR) pada tanggal 14-18 Maret

2015 di Kota Sendai, Miyagi, Jepang. Kerangka PRB yang dihasilkan dari konfrensi

tersebut di kenal dengan Sendai Framework for Disaster Risk Reduction (SFDRR) yang

akan berlaku sampai tahun 2030. Kerangka Pengurangan Resiko Bencana (PRB) yang

di hasilkan sebagai dokumen keberlanjutan kerangka Hyogo Framework for Action

(HFA). Kerangka Sendai menjadi acuan bagi seluruh Negara khususnya dalam

Pengurangan Risiko Bencana. Perubahan yang semakin cepat dalam pemahaman

kerangka manajemen bencana mulai dari kegiatan tanggap darurat, kesiapsiagaan

hingga sampai pada pengarusutamaan PRB dalam pembangunan menjadi catatan

penting pada kerja-kerja dalam penangangan bencana.

SFDRR kemudian di jadian rujukan dalam program dan kegiatan PRB di Indonesia yang

kemudian diatur pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)

2015-2019 dan Rencana Nasional Penanggulangan Bencana (Renas PB) 2015-2019.

Pada dasarnya sebagian besar dokumen nasional terkait PRB sudah selaras dengan

SFDRR karena dalam beberapa tahun terakhir Indonesia telah mulai

mengarusutamakan PRB ke dalam pembangunan. Namun, kerangka waktu dokumen-

dokumen perencanaan tersebut sebagian besar akan berakhir pada tahun 2019,

sementara itu SFDRR mempunyai kerangka waktu 2015-2030. Karena Kerangka Sendai

memiliki visi ke depan dengan kerangka waktu yang lebih panjang dari sistem

perencanaan program dan kegiatan PRB di Indonesia, untuk mengimplementasikan

SFDRR perlu disusun sebuah kerangka besar atau peta jalan (road map) PRB nasional

sampai tahun 2030. Kerangka atau peta jalan termaksud tentu dengan

mempertimbangkan juga segala perubahan di tingkat global, nasionaldan di tingkat

daerah. perubahan yang di maksud juga terkait dengan perubahan dalam hal jenis,

intensitas, dan frekuensi bencana serta kejadian-kejadian esktrem terkait perubahan

iklim.

Pada kontek global perubahan iklim telah menjadi isu dunia. Berdasarkan Laporan

Kajian Ke-5 (Assessment Reports 5 atau AR5) Intergovermental Panel on Climate

Change (IPCC), suhu bumi telah meningkat sekitar 0,8°C selama abad terakhir. Pada

akhir tahun 2100, suhu global diperkirakan akan lebih tinggi 1.8-4°C dibandingkan rata-

rata suhu pada 1980-1999. Jika dibandingkan periode pra-industri (1750), kenaikan

suhu global ini setara dengan 2.5-4.7°C. Proses pemanasan global terutama disebabkan

oleh masuknya energi panas ke lautan (kurang lebih 90% dari total pemanasan), dan

Page 41: Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar

Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota/Kabupaten Tangguh

Program USAID-APIK 41

Sesi Penyampaian Gambaran Umum Kabupaten/Kota Tangguh

terdapat bukti bahwa laut terus menghangat selama periode ini. Indonesia sebagai

negara kepulauan dengan pantai rendah dan terpanjang nomor dua di dunia, Indonesia

rentan terhadap perubahan iklim. Sebagai Negara tropis dengan luas hutan serta rawa-

gambut yang signifikan, Indonesia memiliki potensi tinggi baik sebagai sumber emisi

(source) maupun sebagai sink. Oleh karena itu, sebagai negara peratifikasi Konvensi

Perubahan Iklim (UNFCCC) dan Protokol Kyoto, Indonesia menjadi salah satu Negara

yang kut serta meratifikasi Perjanjian Paris. Perjanjian Paris bertujuan untuk menahan

peningkatan temperatur ratarata global jauh di bawah 2°C di atas tingkat di masa pra-

industrialisasi dan melanjutkan upaya untuk menekan kenaikan temperatur ke 1,5°C di

atas tingkat pra–industrialisasi. Selain itu, Perjanjian Paris diarahkan untuk

meningkatkan kemampuan adaptasi terhadap dampak negatif perubahan iklim, menuju

ketahanan iklim dan pembangunan rendah emisi, tanpa mengancam produksi pangan,

dan menyiapkan skema pendanaan untuk menuju pembangunan rendah emisi dan

berketahanan iklim. Pada tataran global dan nasional integrasi API dan PRB menjadi

penting dalam upaya pengurangan risiko di berbagai Negara.

Pada tataran pemahaman keterkaitan API dan PRB diyakini bahwa kedua konsep

tersebut memiliki keterkaitan yang sangat erat. ‘Perubahan Iklim yang ekstrim dapat memicu terjadinya Bencana Alam seperti Banjir atau Kekeringan, namun tidak semua

Bencana Alam bisa dipicu oleh Perubahan Iklim’. Integrasi adaptasi perubahan iklim dan

pengelolaan resiko bencana (PRB) ke dalam satu sistem perencanaan pembangunan

merupakah langkah penting untuk meningkatkan ketahanan (resilience) dan

pengurangan kerentanan (vulnerability) ancaman. Hal ini sejalan dengan RPJM

(Rencana Pembangunan Jangka Menengah) yang dirumuskan oleh pemerintah

Indonesia. Dukungan dari berbagai pihak untuk mengitegrasikan kedua hal ini

merupakan pintu masuk yang tepat untuk segera melakukan konsolidasi bersama

antar pemangku kepentingan baik di tingkat lokal, nasional dan global untuk

mendapatkan kesepemahaman tentang API dan PRB. Kesepahaman bersama antara

para pemangku kepentingan pada kontek ini menjadi dasar utama pengintegrasikan

keduanya. Kesepamahan juga harus di dasarkan pada bacaan kondisi risik-risiko

ancaman yang ada pada kawasan kota dan kabupaten. Kondisi tersebut dapat

dijelaskan pada profile bencana daerah.

Profil bencana daerah (ancaman, kerentanan) dengan penekanan pada dampak

ekonomi dan sosial dari bencana. Untuk lebih menekankan tentang pentingnya tindakan

preventif dalam penanggulangan bencana maka para pemangku kepentingan di

kabupaten/kota harus memiliki gambaran tentang ancaman, kerentanan dan kapasitas

di wilayahnya. Dampak kejadian bencana harus ditekankan terhadap aspek ekonomi

dan sosial kabupaten/kota, agar program PRB yang disusun pun juga akan mengarah

kepada pengurangan kerugian ekonomi dan sosial, selain pengurangan korban jiwa

sebagai sasaran utama. Profile bencana daerah merupakan sebuah dokumen yang bisa

menggambarkan kondisi suatu daerah yang di lihat dari beberapa aspek di antaranya

adalah; Jumlah seluruh penduduk kabupaten/kota, Kepadatan penduduk (per kilometer

Page 42: Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar

Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota/Kabupaten Tangguh

Program USAID-APIK 42

Sesi Penyampaian Gambaran Umum Kabupaten/Kota Tangguh

persegi),Risiko bencana yang paling mungkin terjadi yang diketahui, Potensi bencana

terparah yang diketahui, Persentase penduduk adalah anak muda (15-24) dan lanjut

usia (65+), Gender (rumah tangga dengan perempuan sebagai kepala keluarga).

Tingkat literasi (% penduduk yang melek huruf) Tingkat kemiskinan (% penduduk yang

tidak miskin), Penghasilan rata-rata per keluarga (USD), Biaya hidup, Produk Kota per

kapita (USD), Persentase penduduk yang bukan warga negara, Jumlah seluruh kepala

keluarga, Orang per unit PDB negara per kapita (USD)

b. Tujuan Tugas

Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman kerangka PRB, API di tingkat

Global dan Nasional

Menjelaskan kondisi actual Bencana (ancaman, kerentanan) Daerah

Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang integrasi API-PRB ke

dalam perencanaan pembangunan daerah

Mempertemukan semua pemangku kepentingan untuk mehamai secara kolektif

tentang kerangka API-PRB di tingkat global

Mengapa tugas ini penting?

Pengetahuan dan pemahaman tentang kerangka global API-PRB menjadi sangat

penting bagi pemerintah daerah untuk mendorong internalisasi konsep pengurangan

risiko bencana dalam pembangunan daerah. Dasar pemahaman dan pengetahuan

konsep API-PRB akan menjadi landasan bagi para pemangku kepentingan dan

pengambil keputusan untuk memasukan agenda-agenda pengurangan risiko

bencana kedalam kerangka strategis dan aksi dalam perencanaan pembangunan

daerah. Terlebih Rencana Pemabangunan Jangka Menengah (RPJMN) dan

Rencana Aksi Nasional Penanggulangan Bencana (RENAS PB) tahun 2015-2019

telah memasukan agenda-agenda prioritas pengurangan risiko bencana. Untuk

mendukung strategi dan kerangka aksi di daerah sangat diperlukan profile bencana

daerah yang mampu mengambarkan kondisi suatu daerah sehingga teridentifikasi

risiko ancaman dan kerentanan yang perlu dikurangi sering dengan perkebangan

wilayah kota dan kabupaten kedepan. Goal dari semuanya adalah mendorong

ketangguhan kota dan kabupaten sebagai kawasan yang aman, nyaman dan

berkelanjutan bagi masyarakat dan keberlangsungan kawasan kota dan kabupaten

secara berkelanjutan.

c. Pelibat

Pelibatan dalam penyampaian gambaran umum kabupaten/kota tangguh terdiri dari 50

orang atau lebih dari Kantor Wilayah Instansi Vertikal di Kota/ Kabupaten, Forum

Koordinasi Pemerintah Daerah, Satuan Kerja Perangkat Daerah, dan Forum PRB

Page 43: Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar

Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota/Kabupaten Tangguh

Program USAID-APIK 43

Sesi Penyampaian Gambaran Umum Kabupaten/Kota Tangguh

Kabupaten/Kota; lembaga swadaya masyarakat dan organisasi masyarakat sipil lainnya

(organisasi berbasis komunitas, keagamaan, profesi, hobi/ minat) perusahaan

bisnis/swasta, akademisi atau perguruan tinggi, dan jurnalis/redaksi media massa.

d. Durasi

2 Jam

e. Peralatan dan Bahan

Profil Kota/Kabupaten

Slide Presentasi

Kertas Flipchart/Plano, Kertas metaplan/post-it besar, Spidol besar/Marker, dan

isolasi kertas

Laptop dan LCD Proyektor

Daftar hadir

Notulensi, dan pendukung dokumentasi lainnya

Audiovisual standar

f. Prosedur Tugas

1. Fasilitator menjelaskan maksud, tujuan, hasil yang diharapkan dari kegiatan

2. Narasumber memaparkan Kerangka Kerja Pengurangan Risiko Bencana di

Tingkat Global dan Nasional

3. Narasumber memaparkan Kerangka Adaptasi Perubahan Iklim di Tingkat Global

dan Nasional

4. Narasumber memaparkan poin-poin penting dalam profil kebencanaan daerah

5. Narasumber menjelaskan integrasi API-PRB dalam pengurangan risiko bencana

6. Fasilitator memberikan ruang untuk diskusi dan Tanya jawab terkait dengan

materi-materi yang telah dipaparkan

7. Fasilitator memberikan catatan-catatan penting dalam proses diskusi

g. Analisis Temuan

Bagaimana Presepsi Pemerintah daerah dan berbagai pemangku kepentingan

tentang Kerangka API-PRB di tingkal lokal

Apa saja pembelaran penting dalam kerangka Global dan Nasional Tentang API

dan PRB dalam Pengurangan Risiko Bencana yang dapat di Implementasikan di

tingkat lokal

Bagaimana pemerintah daerah dan berbagai pemangku kepentingan dalam

mengintegrasikan API-PRB dalam membangun kota/kabupaten tangguh ke

depan?

Page 44: Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar

Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota/Kabupaten Tangguh

Program USAID-APIK 44

Sesi Penyampaian Gambaran Umum Kabupaten/Kota Tangguh

h. Ikhtisar Hasil Dan Penggunaan

Kajian dan analisa API dan PRB pada satu wilayah kabupaten/kota

Integrasi API dan PRB ke dalam Perencanaan Pembangunan kabupaten/kota

Dokumen profile bencana kabupaten/kota

i. Bagaimana Mengkomunikasikan Keluaran

Tim Lokal yang bertanggungjawab dalam internalisasi dan deseminasi kepada

para pemangku kepentingan dan para pengambil keputusan di daerah.

Tim Lokal mendorong integrasi API dan PRB dalam perencanaan pembangunan

di daerah

Tim Lokal mendorong penyusunan Profile Bencana Daerah

j. Evaluasi

Fasilitator menuliskan input dan pembelajaran dari peserta selama proses

penyampaian kerangka konsep Global API, PRB dan profile bencana daerah

Fasilitator menuliskan catatan-catatan penting pada seluruh proses pelaksanaan

penyampaian kerangka konsep Global API, PRB dan profile bencana daerah

Page 45: Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar

Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota/Kabupaten Tangguh

Program USAID-APIK 45

Sesi Pengenalan Perangkat Penilaian Ketangguhan Kabupaten/Kota

a. Deskripsi Tugas

Kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengurangan Risiko Bencana (United

Nations Office for Disaster Risk Reduction/UNISDR) telah mengembangkan “Indikator Kabupaten-Kota” untuk membantu kota-kota menilai ketangguhan (resilience) mereka.

Indikator Kabupaten-Kota ini didasarkan pada Kerangka Kerja “Sepuluh Langkah Mendasar untuk Membangun Kota Tangguh” (Ten Essentials for Making Cities Resilient)

yang telah dimutakhirkan sejalan dengan Kerangka Kerja Sendai untuk Pengurangan

Risiko Bencana (Sendai Framework for Disaster Risk Reduction) (2015-2030).

Indikator Kabupaten-Kota ini disusun dalam kerja sama dengan sejumlah lembaga mitra

yang telah memilih satu daftar awal berisi indikator-indikator. Proses ini didasari oleh

pembelajaran dari Perangkat Pengkajian Mandiri Pemerintah Daerah (Local Government

Self-Assessment tool/LGSAT) dan Rapor Ketangguhan Kota terhadap Bencana

(Disaster Resilience Scorecard).

Perangkat ini merupakan versi revisi Indikator Kabupaten-Kota yang disusun oleh

UNISD dengan bekerja sama dengan sejumlah lembaga. Perangkat dalam ersi kali ini

ditujukan untuk membantu rintisan penyusunan Indikator Kabupaten-Kota di kota-kota di

seluruh dunia. Perangkat ini terdiri dari tiga tingkat pertanyaan dengan tingkat rincian

yang semakin banyak serta memerlukan upaya yang lebih besar dan informasi yang

lebih banyak untuk menjawabnya.

Gambar 1 Struktur setiap Langkah Mendasar terdiri dari 4 Tingkat

Perangkat pengukuran dan penilaian Kabupaten-Kota saat ini berisi 230 pertanyaan (8 di

Tingkat 0, 31 di Tingkat 1; 77 di Tingkat 2; dan 122 di Tingkat 3). Tingkat 1 dan 2 murni

bersifat kualitatif, Tingkat 3 mencakup baik data kualitatif dan kuantitatif.

Tingkat 1 (2 hingga 4 pertanyaan): ini harus dijawab oleh semua kota.

Tingkat 2 (5 hingga 10 pertanyaan): tingkat ini disarankan menjadi pilihan bagi

kota-kota. Sebagian kota mungkin memutuskan untuk menjawab semua

pertanyaan, namun sebagian lainnya mungkin memutuskan untuk

Tingkat 3 Tingkat 1 Tingkat 0 Tingkat 2

Page 46: Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar

Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota/Kabupaten Tangguh

Program USAID-APIK 46

Sesi Pengenalan Perangkat Penilaian Ketangguhan Kabupaten/Kota

memprioritaskan sejumlah Langkah Mendasar yang didasarkan pada prioritas-

prioritas di kawasan mereka saat ini.

Tingkat 3 (8 hingga 15 pertanyaan): tingkat ini disarankan nantinya menjadi

pilihan bagi kota-kota. Karena mencakup baik pertanyaan kualitatif maupun

pertanyaan kuantitatif.

Pertanyaan-pertanyaan Tingkat 0 bisa berupa pernyataan atau pertanyaan kuantitatif.

Pertanyaan-pertanyaan Tingkat 1 merupakan pernyataan-pernyataan yang harus

dijawab pengguna dengan “setuju”, “agak setuju”, atau “tidak setuju”. Pertanyaan-

pertanyaan Tingkat 2 harus dijawab dengan “ya”, “sampai batas tertentu”, “tidak sama sekali”. Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan wajib di tingkat ini memandu pengguna

untuk menggunakan pendekatan yang konsisten dalam menggunakan perangkat ini

secara keseluruhan dalam berbagai konteks berbeda.

Untuk bisa menghadapi tantangan ini dan mendorong diskusi diantara peserta yang

diundang dalam diskusi dan konsultasi, telah di sertakan satu kotak “justifikasi” untuk setiap jawaban yang harus diberikan untuk pertanyaan-pertanyaan Tingkat 2. Ini juga

bisa digunakan untuk menangkap informasi untuk mendukung pertanyaan Tingkat 3 jika

memang relevan. Pertanyaan-pertanyaan Tingkat 3 berisi gabungan metriks kuantitatif

dan jawaban kualitatif: Pertanyaan kualitatif disusun dalam skala 1 hingga 5 agar bisa

menangkap segala kemungkinan skenario dengan lebih baik yang berkaitan dengan

pertanyaan yang terperinci. Pertanyaan data kuantitatif didasarkan pada proksi-metrik

dan jawabannya berupa angka.

Contoh Matrik Pertanyaan dalam perangkat Scorecard

Pada saat yang sama BNPB mengembangkan alat Kajian Kapasitas Sebagai Dasar

untuk Kajian Risiko Bencana dan Pengukuran Indeks Risiko Bencana yaitu 71 indikator

yang merujuk pada Sasaran RPJMN 2015-2019, sasaran strategis pembangunan

nasional yaitu menurunnya indeks risiko bencana pada pusat-pusat pertumbuhan yang

berisiko tinggi. Guna memenuhi hal tersebut, maka disusunlah Arah Kebijakan dan

Strategi RPJMN 2015-2019 yaitu: a) Pengurangan risiko bencana dalam kerangka

pembangunan berkelanjutan di pusat dan daerah; b) Penurunan tingkat kerentanan

Page 47: Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar

Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota/Kabupaten Tangguh

Program USAID-APIK 47

Sesi Pengenalan Perangkat Penilaian Ketangguhan Kabupaten/Kota

terhadap bencana; c) Peningkatan kapasitas pemerintah, pemerintah daerah dan

masyarakat dalam penanggulangan bencana. Kajian kapasitas ini terdiri dari: 7 fokus

prioritas dan 16 sasaran aksi yang dibagi dalam 71 indikator pencapaian.

Gambar 2 Sasaran RPJMN dan RENAS PB 2015-2019

Nilai ketahanan daerah dengan menggunakan perangkat 71 indikator dapat di tentukan

dengan beberapa level yang terdiri dari 5 level:

Level 1: Belum ada inisiatif untuk menyelenggarakan/ menghasilkannya;

Level 2: Hasil/penyelenggaraan telah dimulai namun belum selesai atau belum

dengan kualitas standard;

Level 3: Tersedia/terselenggarakan namun manfaatnya belum terasa menyeluruh;

Level 4: Telah dirasakan manfaatnya secara optimal;

Level 5: Manfaat dari hasil/penyelenggaraan mewujudkan perubahan jangka

panjang

Berikut contoh daftar pertanyaan yang ada pada perangkat 71 indikator:

Page 48: Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar

Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota/Kabupaten Tangguh

Program USAID-APIK 48

Sesi Pengenalan Perangkat Penilaian Ketangguhan Kabupaten/Kota

b. Tujuan Tugas

Mengenal alat pengukuran dan penilaian ketangguhan kabupaten/kota secara

kolektif

Memahami penggunaan alat pengukuran dan penilaian ketangguhan

kabupaten/kota secara kolektif

Memahami pertanyaan-pertanyaan dalam perangkat pengukuran dan penilaian

kabupaten/kota tangguh

Mengidenifikasi kebutuhan data dan informasi pendukung untuk menjawab

pertanyaan dalam perangkat pengukuran dan penilaian

Mengidentifikasi kebijakan-kebijakan dan intervensi-intervensi yang akan

meningkatkan ketangguhan kota untuk bisa menghasilkan solusi-solusi yang

menjawab berbagai aspek kota

Mengidentifikasi para pemangku kepentingan yang akan terlibat dalam

pengukuran dan penilaian kabupaten/kota tangguh

Mengapa tugas ini penting?

Pengukuran dan penilaian ketangguhan kabupaten/kota dapat menghasilkan Indek

kapasitas pemerintah daerah dan Nilai ketahanan pemerintah daerah dalam upaya

pengurangan risiko bencana dengan memahami perangkat yang akan di gunakan

untuk melakukan pengukuran. Pemahaman disini mencakup isi dari perangkat

pengukuran dan penilaian, maksud dari masing-masing pertanyaan dan tahapan

dalam penilaian. Hal lain adalah identifikasi pertanyaan-pertayaan yang sesuai

ataupun tidak sesuai dengan kondisi wilayah kabupaten/kota. Setelah pemahaman

Page 49: Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar

Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota/Kabupaten Tangguh

Program USAID-APIK 49

Sesi Pengenalan Perangkat Penilaian Ketangguhan Kabupaten/Kota

pertanyaan dan yang sesuai dengan kondisi wilayah kabupaten/kota, kemudian

data-data pendukung apa yang dapat di kumpulkan untuk bisa menjawab perangkat

pengukuran, dan dimana posisi data dan informasi tersebut. Oleh pengenalan

perangkat menjadi sangat penting untuk mempermudah proses pengukuran dan

penilaian dengan menggunakan perangkat.

c. Pelibat

Pelibatan dalam pengenalan perangkat pengukuran dan penilaian kabupaten/kota

tangguh terdiri dari 50 orang atau lebih dari Kantor Wilayah Instansi Vertikal di Kota/

Kabupaten, Forum Koordinasi Pemerintah Daerah, Satuan Kerja Perangkat Daerah, dan

Forum PRB Kabupaten/Kota; lembaga swadaya masyarakat dan organisasi masyarakat

sipil lainnya (organisasi berbasis komunitas, keagamaan, profesi, hobi/minat)

perusahaan bisnis/swasta, akademisi atau perguruan tinggi, dan jurnalis/redaksi media

massa.

d. Durasi

2 Jam

e. Peralatan dan Bahan

Profil Kota/Kabupaten

Slide Presentasi

Kertas Flipchart/Plano, Kertas metaplan/post-it besar, Spidol besar/Marker, dan

isolasi kertas

Laptop dan LCD Proyektor

Audiovisual standar

f. Prosedur Tugas

1. Fasilitator memaparkan pengantar materi dasar perangkat pengukuran dan

penilaian penilaian kabupaten/kota tangguh

2. Fasilitator menjelaskan isi dari perangkat pengukuran dan penilaian

kabupaten/kota tangguh

3. Fasilitator mengajak peserta untuk diskusi kelompok untuk memahami setiap

pertanyaan dalam perangkat pengukuran dan penilaian kabupaten/kota tangguh.

4. Fasilitator mengajak peserta melakukan identifikasi kebutuhan data dan

informasi pendukung dan actor pemangku kepentingan dalam pengukuran dan

penilaian kota tangguh

5. Fasilitator mengajak peserta simulasi penilaian

6. Fasilitator mengajak peserta melakukan presentasi hasil dikusi kelompok

g. Analisis Temuan

Page 50: Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar

Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota/Kabupaten Tangguh

Program USAID-APIK 50

Sesi Pengenalan Perangkat Penilaian Ketangguhan Kabupaten/Kota

Apa saja temuan-temuan penting dalam perangkat yang tidak kontektual dengan

kondisi wilayah kabupaten/kota?

Kebutuhan-kebutuhan data apa yang di perlukan dalam menjawab pertanyaan

dalam perangkat pengukuran dan penilaian kabupaten/kota tangguh

Siapa para pemangku kepentingan yang harus terlibat dalam proses pengukuran

dan penilaian kota atau kabupaten tangguh

h. Ikhtisar Hasil Dan Penggunaan

Identifikasi pertanyaan-pertanyaan yang kontektual dengan wilayah kabupaten

atau kota

Kebutuhan data dan informasi untuk mendukung pengukuran dan penilaian

kabupaten kota tangguh

Peta actor pemangku kepentingan dalam pengukuran dan penilaian

kabupaten/kota tangguh

Dokumen ujicoba penilaian kabupaten/kota tangguh

i. Bagaimana Mengkomunikasikan Keluaran

Tim Lokal bertanggungjawab menyiapkan data dan informasi pendukung

untukmenjawab pertanyaan dalam perangkat pengukuran.

Tim Lokal bertanggug jawab melakukan komunikasi dan koordinasi dengan para

pihak pemangku kepentingan untuk terlibat dalam pengukuran dan penilaian

kabupaten/kota tangguh

Tim lokal bertanggung jawab menyusun rencana pelaksanaan penilaian

kabupaten/kota tangguh

j. Evaluasi

Fasilitator menuliskan pertayaan-pertanyaan yang tidak kontekktual dalam

perangkat pengukuran dan penilaian kabupaten/kota tangguh

Fasilitator menuliskan catatan-catatan penting dalam perangkat yang tidak

kontektual di wilayah kabupaten/kota

Page 51: Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar

Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota/Kabupaten Tangguh

Program USAID-APIK 51

Sesi Teknis Penilaian Ketangguhan Kabupaten/Kota

a. Deskripsi Tugas

Penilaian merupakan suatu proses atau kegiatan yang sistematis dan

berkesinambungan untuk mengumpulkan informasi tentang ketangguhan sebuah

kawsan kabupaten/kota dalam rangka membuat keputusan-keputusan berdasarkan

kriteria dan pertimbanagan tertentu. Merujuk pada pernyataan Ralph Tyler yang

mengungkapkan bahwa penilaian merupakan sebuah proses pengumpulan data untuk

menentukan sejauh mana, dalam hal apa, dan bagaimana tujuan sudah tercapai. Tujuan

di sini mengacu pada tujuan ketangguhan daerah. oleh karenanya penilaian adalah

suatu pernyataan berdasarkan sejumlah fakta untuk menjelaskan tentang karakteristik

wilayah kabupaten atau kota. Penilaian merupakan istilah yang mencakup semua

metode yang biasa dipakai untuk mengetahui indek ketangguhan suatu wilayah dengan

cara penilaian mandiri yang melibatkan semua pemangku kepentingan.

Penilaian sendiri memiliki teknis untuk menjawab beberapa pertanyaan yang telah di

susun dalam perangkat penilaian. Dalam hal ini adalah perangkat penilaian scorecard

dan 71 indikator. Teknis penilaian menjadi sangat penting agar hasil yang di dapatkan

mampu di implementasikan dengan benar dan sesuai dengan point-point penting dalam

pertanyaan yang tertuang dalam perangkat penilaian. Termasuk di dalamnya adalah

menentukan konfirmasi dan verifikasi bukti pendukung untuk menjawab pertanyaan

dalam perangkat penilaian. Teknis penilaian pada dasarnya memerlukan sumber daya

orang, perangkat dan kebutuhan teknis untuk penilaian. Hal ini untuk memudahkan

proses penilaian guna mendapatkan hasil penilaian yang maksimal dan terukur sesuai

dengan perangkat yang di gunakan.

Pada penilaian kabupaten/kota tangguh terdiri dari 2 perangkat yaitu scorecard dan 71

indikator, kedua perangkat ini memiliki beberapa kesamaan jawaban sehingga

diperlukan teknis menjawab pertanyaan agar lebih efektif dan dan tidak terjadi

pengulangan pertanyaan dalam perangkat. Pada proses pengukuran dan penilaian tentu

juga harus menggunakan teknik untuk mendapat jawabab. Pembagian kelompok (FGD)

dengan sesuai dengan bidang dan pengetahuan dari masing-masing pemangku

kepentingan adalah cara yang maish efektif untuk digunakan.

b. Tujuan Tugas

Page 52: Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar

Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota/Kabupaten Tangguh

Program USAID-APIK 52

Sesi Teknis Penilaian Ketangguhan Kabupaten/Kota

Mengintegrasikan pertanyaan-pertanyaan pada kedua perangkat penilaian

Membagi kelompok sesuai dengan bidang dan kemampuan masing-maisng

pemangku kepentingan

Menjawab pertanyaan-pertanyaan perangkat dalam mengukur dan menilai

ketangguhan kabupaten/kota

Menyediakan data dan informasi pendukung untuk mengukur dan menilai

ketangguhan kabupaten/kota

Mengkonfirmasi data dan informasi pendukung dari semua pemangku

kepentingan dalam menjawab pertanyaan pengukuran dan penilaian

kabupaten/kota tangguh

Menyusun hasil pengukuran dan penilaian kabupaten/kota

Menyusun strategi dan kerangka aksi kolektif ketangguhan kabupaten/kota

terhadap bencana secara sistematis dan terprogram

Mengapa tugas ini penting?

Penggunaan kedua perangkat penilaian kabupaten/kota tangguh akan

membutuhkan waktu yang cukup lama karena setiap perangkat memiliki lebih dari

seratus pertanyaan. Agar tidak terjadi penggulangan dalam menjawab pertanyaan,

teknis penilaian dengan menggunakan perangakat bisa dilakukan dengan integrasi

pertanyaan pertanyaan pada kedua perangkat, namun tidak mengurangi substansi

dari pertanyaan dalam kdua perangakat tersebut.

c. Pelibat

Pelibatan dalam teknis pengukuran dan penilaian kabupaten/kota tangguh terdiri dari 50

orang atau lebih dari Kantor Wilayah Instansi Vertikal di Kota/Kabupaten, Forum

Koordinasi Pemerintah Daerah, Satuan Kerja Perangkat Daerah, dan Forum PRB

Kabupaten/Kota; lembaga swadaya masyarakat dan organisasi masyarakat sipil lainnya

(organisasi berbasis komunitas, keagamaan, profesi, hobi/minat) perusahaan bisnis/

swasta, akademisi atau perguruan tinggi, dan jurnalis/redaksi media massa.

d. Durasi

4 Jam

e. Peralatan dan Bahan

Profil Kota/Kabupaten

Slide Paparan

Data dan Informasi pendukung

Perangkat Pengukuran (Scorecard dan 71 indikator)

Page 53: Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar

Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota/Kabupaten Tangguh

Program USAID-APIK 53

Sesi Teknis Penilaian Ketangguhan Kabupaten/Kota

Kertas Flipchart/Plano, Kertas metaplan/post-it besar, Spidol besar/Marker, dan

isolasi kertas

Laptop dan LCD Proyektor

Daftar hadir

Notulensi, dan pendukung dokumentasi lainnya

Audiovisual standar

f. Prosedur Tugas

1. Fasilitator memaparkan pengantar materi dasar perangkat pengukuran dan

penilaian penilaian kabupaten/kota tangguh

2. Fasilitator menjelaskan isi dari perangkat pengukuran dan penilaian

kabupaten/kota tangguh

3. Fasilitator menjelaskan teknis tahapan pengukuran dan penilaian

kabupaten/kota tangguh

4. Fasilitator mengajak peserta untuk diskusi kelompok (FGD) menjawab

pertanyaan dalam perangkat pengukuran dan penilaian kabupaten/kota tangguh.

5. Fasilitator mengajak peserta melakukan presentasi hasil dikusi kelompok

g. Analisis Temuan

Bagaimana ketersediaan data dan informasi pendukung dalam pengukuran dan

penilaian kabupaten/kota

Bagaimana keterlibatan para pemangku kepentingan dalam teknis penilaian

Bagaimana cara mengintegrasikan kedua perangkat untuk menjawab

pertanyaan-pertanyaan pada kedua perangkat

h. Ikhtisar Hasil Dan Penggunaanan

Identifikasi pertanyaan-pertanyaan yang kontektual dengan wilayah kabupaten

atau kota

Kebutuhan data dan informasi untuk mendukung pengukuran dan penilaian

kabupaten kota tangguh

Peta aktor pemangku kepentingan dalam pengukuran dan penilaian

kabupaten/kota tangguh

Dokumen integrasi kedua perangkat pengukuran dan penilaian kabupaten/kota

tangguh

Dokumen penilaian kabupaten/kota tangguh

i. Bagaimana Mengkomunikasikan Keluaran

Tim Lokal bertanggungjawab menyiapkan data dan informasi pendukung

untukmenjawab pertanyaan dalam perangkat pengukuran.

Tim Lokal bertanggug jawab melakukan komunikasi dan koordinasi dengan para

pihak pemangku kepentingan untuk terlibat dalam pengukuran dan penilaian

Page 54: Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar

Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota/Kabupaten Tangguh

Program USAID-APIK 54

Sesi Teknis Penilaian Ketangguhan Kabupaten/Kota

kabupaten/kota tangguh

Tim Lokal bertanggung jawab menyusun rencana pelaksanaan penilaian

kabupaten/kota tangguh

j. Evaluasi

Fasilitator menuliskan input dan pembelajaran dari peserta tentang teknis

pengukuran dan penilaian kabupaten/kota tangguh

Fasilitator menuliskan catatan-catatan penting pada seluruh prosesteknis

pengukuran dan penilaian kabupaten/kota tangguh

3.3. Penyusunan Laporan Pelaksanaan Penilaian

a. Deskripsi Tugas

Laporan merupakan suatu bentuk pertanggungjawaban atas suatu tindakan/kegiatan

yang dilakukan. Dalam hal ini tentu saja laporan terkait dengan kegiatan pelaksanaan

penilaian ketangguhan kabupayen/kota. Di dalam membuat/menyusun pelaporan

setidaknya mempunyai ciri ringkas, lengkap, logis, dan sistematis. Maksudnya bahwa

laporan yang disusun secara ringkas mengemukakan hal-hal pokok yang berhubungan

dengan kegiatan sehingga menjadi mudah dipahami oleh yang menerima laporan. Di

samping itu juga harus lengkap memuat semua proses sesuai dengan rencana di dalam

agenda kegiatan. Ciri yang lain harus logis, bahwa laporan yang disusun harus memuat

bukti-bukti yang kuat sebagai alasan dari keterangan yang dikemukakan. Selain itu tentu

saja dengan cukup sistematis, di dalam penyusunan laporan sesuai dengan rancana

agenda yang ada serta dinamika proses yang berlangsung didalamnya secara berurutan

dan saling berhubungan.

b. Tujuan Tugas

Memberikan informasi dan fakta pelaksanaan kegiatan.

Menguraikan suatu proses dan dinamika berjalannya suatu kegiatan.

Memberikan pertanggungjawaban atas berjalannya sebuah kegiatan.

Membuat rekam proses, menganalisis dan mensintesiskan dalam sebuah

informasi yang terstruktur dan saling berhubungan.

c. Pelibat

Tim Inti (Fasilitator lokal, Notulen, dan Pendukung)

BPBD

Fasilitator Nasional.

Page 55: Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar

Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota/Kabupaten Tangguh

Program USAID-APIK 55

Mengapa tugas ini penting?

Penyusunan laporan dalam sebuah pelaksanaan kegiatan penting untuk dilakukan karena

sebagai bentuk pertanggungjawaban bahwa proses dan dinamika yang berlangsung

sesuai atau tiak dengan perencanaan yang telah dibuat. Di samping itu juga sebagai

sebuah sarana penyampaian informasi atau fakta yang ada berdasarkan keterangan yang

dikemukakan disertai dengan bukti-bukti yang kuat.

d. Durasi

4 Jam

e. Peralatan dan Bahan

Raw-material hasil pengukuran

Daftar hadir

Fotocopy bahan-bahan/materi

Laptop dan LCD Proyektor

Printer

Notulensi dan pendukung dokumentasi lainnya

f. Prosedur Tugas

1. Tim inti, BPBD dan Fasilitator Nasional saling berkoordinasi untuk pengumpulan

bahan-bahan yang digunakan guna menunjang pembuatan laporan pelaksanaan

kegiatan.

2. Tim inti, BPBD dan Fasilitator Nasional berbagi peran di dalam penyusunan

laporan pelaksanaan kegiatan.

3. Tim inti, BPBD dan Fasilitator Nasional melakukan review bersama terhadap draft

laporan yang telah disusun dan melengkapi dengan bukti-bukti yang masih

kurang.

g. Analisis Temuan

Apa saja kebutuhan bahan-bahan terkait dengan penyusunan laporan yang masih

belum tersedia?

Bagaimana upaya yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan bahan-bahan yang

dirasa kurang memadai?

Apakah strategi yang akan digunakan mengatasi permasalahan terkait dengan

kebutuhan bahan untuk penyusunan laporan?

Apakah sumberdaya manusia yang melakukan penyusunan laporan cukup

memadai?

Bagaimana upaya untuk mencukupi kebutuhan sunberdaya dalam penyusunan

laporan kegiatan?

Apakah strategi yang akan dilakukan terkait dengan persoalan sumberdaya yang

tidak tepat waktu sesuai dengan rencana penyusunan laporan?

Page 56: Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar

Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota/Kabupaten Tangguh

Program USAID-APIK 56

Apakah waktu yang direncanakan sesuai dengan kebutuhan penyelesaian

penyusunan laporan?

Bagaimana upaya yang dilakukan dengan waktu yang tidak memadai dalam

penyusunan laporan?

Strategi apakah yang akan dilakukan apabila waktu yang ditentukan tidak tercapai

sesuai rencana?

h. Ikhtisar Hasil Dan Penggunaanan

Dokumen laporan pelaksanaan kegiatan.

i. Bagaimana Mengkomunikasikan Keluaran

Tim inti, BPBD dan Fasilitator Naional yang bertanggung jawab menyampaikan

laporan pelaksanaan kegiatan kepada APIK.

APIK Regional yang bertanggungjawab menyampaikan hasilnya kepada pihak-

pihak yang berkepentingan lainnya.

j. Evaluasi

Apa yang seharusnya terjadi? Apa yang kita rencanakan untuk dilakukan? Apa yang seharusnya menjadi tujuan-tujuan dan hasil-hasilnya?

Apa yang terjadi? Apa yang nyatanya tercapai? Apa yang telah berjalan dengan baik? Apa yang telah bisa dilakukan lebih baik?

Mengapa itu berbeda? Mengapa terjadi seperti itu? Apa yang telah kita lakukan?

Apa yang kita pelajari? Apa yang akan kita lakukan secara berbeda lain kali?

Apa yang bisa dilakukan lebih baik? Fokusnya pada perbaikan; Bagaimana hal ini

mempengaruhi tahap selanjutnya? Siapa yang perlu berbagi pembelajaran ini

dengan kita?

Page 57: Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar

Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota/Kabupaten Tangguh

Program USAID-APIK 57

BAB 4 PASCA PELAKSANAAN PENILAIAN

3.4. Sosialisasi Hasil dan Rekomendasi Penilaian kepada Pimpinan

Daerah, SKPD dan Pemangku Kepentingan Utama

a. Deskripsi Tugas

Pimpinan daerah (Bupati/Walikota), perangkat daerah dan para pemangku kepentingan

lain perlu memperoleh hasil pengukuran dan rekomendasi yang disusun berdasarkan

proses yang telah dilakukan sebelumnya. Rekomendasi-rekomendasi tersebut

memerlukan langkah-langkah yang lebih konkret, dalam bentuk rencana aksi pada

masing-masing pemangku kepentingan. Proses penyampaian hasil pengukuran dan

rekomendasi dilakukan secara bersama-sama dan dalam sebuah forum pertemuan.

Pimpinan daerah harus menerjemahkan rekomendasi menjadi rencana aksi, agar

Kabupaten/Kotanya dapat mencapai standar ketangguhan Kabupaten/Kota yang ideal.

Dengan adanya rencana aksi, proses integrasi ketangguhan Kabupaten/Kota dapat

berjalan dengan baik dan terukur ke dalam perencanaan pembangunan. Para pemangku

kepetingan lain juga merupakan bagian penting untuk dapat berkontribusi untuk

percepatan pencapaian hal tersebut, sehingga perlu untuk memperoleh informasi yang

penuh terhadap kesenjangan yang masih dihadapi Kabupaten/Kota dalam mencapai

ketangguhannya.

b. Tujuan Tugas

Menyampaikan hasil pengukuran dan rekomendasi yang perlu dilakukan

berdasarkan hasil pengukuran

Memperoleh respon dari pimpinan daerah, perangkat daerah dan para pemangku

kepentingan lainnya

Memperoleh komitmen dari pimpinan daerah, perangkat daerah dan para

pemangku kepentingan untuk mengadopsi rekomendasi menjadi rencana aksi

Mengapa tugas ini penting?

Pimpinan daerah dan Pimpinan Perangkat Daerah Terkait perlu mengetahui kondisi

ketangguhan Kabupaten/Kotanya, dan memperoleh informasi hasil pengukuran yang

dilakukan, serta rekomendasi yang diberikan, sehingga dapat menjadi salah satu

masukan penting dalam menyusun kebijakan pembangunan selanjutnya.

Para pemangku kepentingan terkait perlu mengetahui kondisi ketangguhan

Kabupaten/Kotanya, dan memperoleh informasi hasil pengukuran yang dilakukan,

serta rekomendasi yang diberikan, sehingga dapat mengetahui peran yang dapat

diambil dalam mendukung integrasi ketangguhan kota dalam pembangunan daerah.

Page 58: Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar

Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota/Kabupaten Tangguh

Program USAID-APIK 58

c. Pelibat

Bupati/Walikota atau yang mewakili. Setidaknya Sekretaris Daerah

Kepala BAPPEDA

Kepala BPBD

Kepala perangkat daerah terkait, setidaknya pada sektor Lingkungan Hidup,

Kehutanan, Pekerjaan Umum, Kesehatan, Energi, Pengairan, Pertanian,

Pendidikan.

Organisasi masyarakat, Organisasi relawan, Lembaga Swadaya Masyarakat

Perguruan tinggi

Media massa

d. Durasi

3 jam

e. Peralatan dan Bahan

Laporan Hasil Pengukuran Kabupaten/Kota Tangguh

Rekomendasi Hasil Pengukuran

Slide Paparan

Laptop dan LCD Proyektor

Daftar hadir

Notulensi, dan pendukung dokumentasi lainnya

f. Prosedur Keselamatan

Ruangan pertemuan memiliki standar keamanan dari bencana

Peralatan yang menggunakan listrik dipastikan tersusun dengan baik dan tidak

menyebabkan dapat terjadinya hubungan singkat

Sebelum acara dimulai, peserta memperoleh penjelasan tindakan darurat yang

perlu dilakukan bilamana terjadi bencana

g. Prosedur Tugas

1. Pelaksanaan sosialisasi dilakukan dalam bentuk seminar setengah hari.

2. Tim lokal mempersiapkan penyelenggaraan seminar, seperti ruangan,

penyebaran dan konfirmasi undangan, konsumsi dan dokumentasi.

3. Penyampaian surat undangan kepada peserta, yang terdiri dari pimipnan daerah,

perangkat daerah dan pemangku kepenitngan lain. Penyampaian surat undangan

disertai dengan ringkasan hasil pengukuran dan reknomendasi.

4. Pembukaan acara dilakukan oleh Bupati/Walikota

5. Moderator menyampaikan maksud dan tujuan acara dan memperkenalkan nara

sumber

6. Nara sumber pertama adalah Fasilitator Pengukuran, menyampaikan hasil

pengukuran ketangguhan Kabupaten/Kota dan rekomendasi.

7. Nara sumber kedua adalah Bupati/Walikota menyampaikan respon terhadap hasil

pengukuran dan rekomendasi

8. Nara sumber ketiga adalah perwakilan para pemangku kepentingan, untuk

Page 59: Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar

Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota/Kabupaten Tangguh

Program USAID-APIK 59

memberikan respon hasil pengukuran dan rekomendasi

9. Moderator membuka sesi diskusi dan klarifikasi kepada peserta

10. Setelah sesi diskusi berakhir, moderator memberikan kesimpulan.

11. Acara ditutup oleh Kepala Bappeda Kabupaten/Kota

h. Analisis Temuan

Apakah rekomendasi memperoleh respon positif dan memperoleh komitmen dari

Bupati/Walikota untuk diadopsi dalam rencana aksi pembangunan?

i. Ikhtisar Hasil Dan Penggunaanan

Ringkasan eksekutif, daftar hadir, notulen pertemuan, dan dokumentasi

pertemuan disusun dalam bentuk laporan pelaksanaan kegiatan

Respon dari Walikota/Bupati, perangkat daerah dan para pemangku kepentingan

terhadpa hasil pengukuran dan rekomendasi

Komitmen lisan dari Walikota/Bupati, perangkat daerah dan para pemangku

kepentingan untuk mempersiapkan rencana aksi dan melaksanakan rekomendasi

j. Bagaimana Mengkomunikasikan Keluaran

Laporan dibuat dalam bentuk ringkasan, tidak lebih satu halaman. Bagian isi

merupakan notulen pertemuan, disertai dengan file presentasi, daftar hadir dan

dokumentasi.

Laporan didistribusikan kembali kepada seluruh peserta pertemuan.

k. Evaluasi

Apakah hasil pengukuran dapat diterima pemangku kepentingan?

Apakah rekomendasi sudah dipahami oleh pemangku kepentingan?

Apakah diperoleh respon dari pimpinan daerah, organisasi perangkat daerah dan

pemangku kepentingan lain?

Page 60: Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar

Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota/Kabupaten Tangguh

Program USAID-APIK 60

3.5. Pelembagaan Strategi dan Rencana Aksi Pengembangan

Kabupaten/Kota Tangguh.

a. Deskripsi Tugas

Pengimplementasian rekomendasi dilakukan melalui pelembagaan strategi dan rencana

aksi. Penentuan tahapan dan prioritas strategi dan rencana aksi pengembangan

kabupaten/kota tangguh menjadi bagian penting, yang dilanjutkan dengan

pelembagaannya, agar kemudian dapat dilaksanakan dan diukur pencapaian

pelaksanaannya. Pelembagaan dilakukan melalui tahapan penyusunan dan

pengintegrasian, serta pemetaan peran dan tanggung jawab para pemangku

kepentingan.

b. Tujuan Tugas

Menyusun strategi dan rencana aksi pengembangan kabupaten/kota tangguh,

serta pembagian peran implementasi strategi dan rencana aksi tersebut

Mengapa tugas ini penting?

Pelembagaan strategi dan rencana aksi pengembangan kabupaten/kota tangguh

memberikan kepastian pencapaian ketangguhan kabupaten/kota yang terukur dan

terencana.

c. Pelibat

Biro Keuangan Kabupaten/Kota

Biro Sosial Kabupaten/Kota

Biro Ekonomi Kabupaten/Kota

Bappeda Kabupaten/Kota

BPBD Kabupaten/Kota

Organisasi Masyarakat, Organisasi Relawan, Lembaga Swadaya Masyarakat

Perguruan tinggi

d. Durasi

7 jam atau 1 hari pertemuan

e. Peralatan dan Bahan

Laporan Hasil Pengukuran Kabupaten/Kota Tangguh

Rekomendasi Hasil Pengukuran

Ringkasan Respon Pimpinan Daerah, Organisasi Perangkat Daerah dan Para

pihak

Slide paparan

Kertas Flipchart/Plano, Kertas metaplan/post-it besar, Spidol besar/Marker, dan

isolasi kertas

Page 61: Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar

Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota/Kabupaten Tangguh

Program USAID-APIK 61

Laptop dan Proyektor

Daftar Hadir

Notulensi, dan pendukung dokumentasi lainnya

f. Prosedur Tugas

1. Undangan, disertai dengan lampiran berupa Kerangka Acuan Pertemuan,

disampaikan kepada peserta minimal 3 (tiga) hari sebelum hari pelaksanaan

2. Pembukaan dilakukan oleh Pimpinan Daerah atau yang mewakili

3. Fasilitator menyampaikan maksud dan tujuan kegiatan, dan menyampaikan

rekomendasi hasil pengukuran dan komitmen para pihak.

4. Fasilitator menyampaikan format penyusunan strategi dan rencana aksi,

sebagaimana tabel berikut:

Rekomendasi Usulan Strategi Usulan Rencana AKsi Point rekomendasi yang

diperoleh saat pengukuran Apa hal-hal yang penting yang

perlu dilakukan agar rekomendasi dapat diimplementasikan

Apa langkah/kegiatan yang perlu dilakukan untuk

mencapai strategi

5. Fasilitator bersama peserta melakukan pengelompokan strategi dan rencana aksi

yang serupa. Dilakukan juga klarifikasi terhadap strategi dan rencana aksi yang

sudah dituliskan, apakah ada yang dipandang oleh peserta tidak perlu dilakukan

ataupun perlu ditambahkan.

6. Dari tabel yang dihasilkan, disusun dan ditambahkan informasi, sebagiamana

tabel berikut:

Strategi Rencana Aksi Indikator

Capaian Pelaksana

Waktu

Pelaksanaan

Dari hasil tabel sebelumnya

Dari hasil tabel sebelumnya

Apa yang menjadi ukuran bahwa rencana

aksi tersebut sukses/ tercapai

Siapa yang akan melaksanakan rencana aksi

tersebut

Kapan rencana aksi tersebut

perlu dilakukan

7. Selanjutnya dilakukan penentuan prioritas sesuai dengan penjelasan pada bagian

analisa temuan. Waktu pelaksanaan dapat disesuaikan dengan hasil penentuan

prioritas.

8. Fasilitator menanyakan kepada peserta apakah tabel akhir telah dapat disepakati

oleh seluruh peserta.

9. Tim Lokal menyusun laporan hasil pelaksanaan, sesuai dengan ikhtisar hasil.

g. Analisis Temuan

Matriks strategi dan rencan aksi pengembangan kabupaten/kota tangguh disusun

Page 62: Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar

Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota/Kabupaten Tangguh

Program USAID-APIK 62

prioritasnya berdasarkan metoda C.A.R.E.L, sebagai berikut:

Kriteria Skor Penilaian Kategori Prioritas

(Berdasarkan Total Skor Penilaian)

(1) (2) (3) C = Capability = Sejauh mana kapasi-tas yang dimiliki untuk melaksanakan strategi yang telah ditetapkan

1 Tidak Ada Kapabilitas

15 – 20

(= Prioritas Tinggi, artinya strategi dan rencana aksi penting untuk dilaksanakan segera pada periode Jangka Pendek/satu tahun)

2. Kapabilitas Terbatas

3. Kapabilitas Memadai

4. Kapabilitas Sangat Baik

A = Accesibility = Sejauh mana kemudahan yang akan dihadapi dalam melaksanakan strategi yang telah ditetapkan

1. Tidak Mudah

2. Agak Mudah

3. Mudah

4. Sangat Mudah

10 – 14

(= Prioritas Sedang, artinya pelaksanaan strategi dan rencana aksi dapat ditunda/diteruskan hingga jangka menengah/lima tahun)

R = Readiness = Sejauh mana kesiapan pelaksana dan parapihak lainnya dalam menerima konsekwensi dari pelaksanaan strategi yang telah ditetapkan

1 Tidak Siap

2 Kurang Siap

3 Cukup Siap

4 Siap

E = Extend = Sejauh mana dampak yang dihasilkan terhadap pelaksanaan Strategi yang telah ditetapkan

1 Kurang berdampak

2. Cukup Bermdapak

05 – 09

(= Prioritas Rendah, artinya strategi dan rencana aksi dapat dilaksanakan hingga jangka panjang/10-20 tahun)

3. Berdampak

4. Berdampak signifikan

L = Leverage = Sejauh mana penga-ruh/ keterkaitan pelaksanaan strategi yang ditetapkan terhadap isu lainnya

1 Kurang berkaitan

2 Cukup Berkaitan

3 Berkaitan

4 Sangat Berkaitan

h. Ikhtisar Hasil Dan Penggunaanan

Ringkasan eksekutif, daftar hadir, notulen pertemuan, dan dokumentasi

pertemuan disusun dalam bentuk laporan pelaksanaan kegiatan, disusun oleh

fasilitator

Strategi dan rencana aksi pengembangan kabupaten/kota tangguh disusun dalam

bentuk tabel (disertai file spreadsheet)

i. Bagaimana Mengkomunikasikan Keluaran

Laporan dan matriks strategi, disampaikan kembali kepada peserta oleh tim lokal

j. Evaluasi

Apakah strategi dan rencana aksi pengembangan kabupaten/kota tangguh telah

disekapati dan diterima oleh seluruh pemangku kepentingan?

Page 63: Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar

Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota/Kabupaten Tangguh

Program USAID-APIK 63

3.6. Monitoring dan Evaluasi Integrasi Rekomendasi Hasil Proses

Penilaian ke Dalam RPJMD, RKPD, Renstra dan Renja SKPD

a. Deskripsi Tugas

Monitoring adalah proses berkala pengumpulan data dan pengukuran kemajuan atas

objektif program. Monitoring bermanfaat untuk memantau perubahan, yang fokus pada

proses dan keluaran. Evaluasi adalah mempelajari kejadian, memberikan solusi untuk

suatu masalah, rekomendasi yang harus dibuat, menyarankan perbaikan. Monitoring

menyediakan data dasar untuk menjawab permasalahan, sedangkan evaluasi adalah

memposisikan data-data tersebut agar dapat digunakan dan diharapkan memberikan nilai

tambah.

Setelah strategi dan rencana aksi telah disusun, dan dilaksanakan dalam kurun waktu 6

(enam) bulan, proses monitoring dilakukan, serta setelah satu tahun dari strategi dan

rencana aksi disusun dilakukan proses evaluasi. Perangkat monitoring dan evaluasi

dengan menggunakan dokumen strategi dan rencana aksi. Hasil dari monitoring dan

evaluasi berupa rekomendasi, serta perbaikan strategi dan rencana aksi, bilamana

diperlukan.

b. Tujuan Tugas

Mengukur pencapaian integrasi rekomendasi hasil pengukuran ke dalam

perencanaan pembangunan

Mengapa tugas ini penting?

Pencapaian ketangguhan kabupaten/kota dapat terjadi bilamana sudah terintegrasi di

dalam perencanaan pembangunan, termasuk ke dalam perencanaan organisasi

perangkat dareah.

Mengukur pencapaian dapat menjadi acuan di dalam menyusun strategi dan rencana

aksi selanjutnya.

c. Pelibat

Tim lokal

Bappeda Kabupaten/Kota

BPBD Kabupaten/Kota

d. Durasi

Setiap 6 (enam) bulan satu kali pertemuan 1 (satu) hari

e. Peralatan dan Bahan

Laporan Hasil Pengukuran Kabupaten/Kota Tangguh

Page 64: Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar

Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota/Kabupaten Tangguh

Program USAID-APIK 64

Rekomendasi hasil pengukuran

Ringkasan Respon Pimpinan Daerah, Organisasi Perangkat Daerah dan Para

pihak

Strategi dan Rencana Aksi Pengembangan Kabupaten/Kota Tangguh

Kertas Flipchart/Plano, Kertas metaplan/post-it besar, Spidol besar/Marker, dan

isolasi kertas

Laptop dan LCD Proyektor

Daftar hadir

Notulensi, dan pendukung dokumentasi lainnya

2. Prosedur Tugas

1. Tim lokal mengumpulkan dokumen perencanaan pembangunan terbaru (RPJP,

RPJMD, RKPD, Renstra dan Renja Organisasi Perangkat Daerah

2. Tim lokal melakukan review dan analisis dokumen, berdasarkan strategi dan

rencana aksi pengembangan Kabupaten/Kota tangguh.

3. Tim lokal bersama para pemangku kepentingan, melakukan analisis pencapaian,

kesenjangan dan tindakan yang diperlukan, termasuk usulan penyesuaian strategi

dan rencana aksi.

4. Fasilitator menuliskan dalam bentuk laporan, yang berisikan hasil analisis dan

review terhadap dokumen perencanaan.

5. Tim lokal menyampaikan laporan kepada Pimpinan Daerah, Bappeda, dan BPBD.

f. Analisis Temuan

Review dilakukan dengan mengumpulkan program dan kegiatan dari masing-

masing rencana pembangunan, yang berkesesuaian dengan strategi dan rencana

aksi pengembangan kabupaten/kota tangguh. Hasil review dibuat dalam bentuk

matrik, sebagai berikut:

Strategi Rencana Aksi Isi di dalam Dokumen

Perencanaan

Diisikan berdasarkan strategi yang telah disusun

Diisikan berdasarkan rencana aksi yang telah disusun

Diisi berdasarkan temuan di dalam dokumen perencanaan,

pada dokumen apa, bagian mana, program apa, kegiatan

apa

Page 65: Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar

Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota/Kabupaten Tangguh

Program USAID-APIK 65

Analisis dilakukan bersama pemangku kepentingan, untuk mengetahui

pencapaian, kesenjangan dan tindakan yang diperlukan, sehingga menghasilkan

tabel sebagai berikut:

Strategi Rencana

Aksi

Isi di dalam Dokumen

Perencanaan

Pencapaian hingga saat

ini Kesenjangan

Langkah perbaikan

Diisikan berdasarkan strategi yang telah disusun

Diisikan berdasarkan rencana aksi yang telah

disusun

Diisi berdasarkan

temuan di dalam

dokumen perencanaan, pada dokumen

apa, bagian mana, program apa, kegiatan

apa

Tingkat pencapaian

pelaksanaan, dapat diisikan

berupa persentase pencapaian

Apa yang belum tercapai, dan apa yang menyebabkan hal tersebut

terjadi

Usulan langkah

perbaikan, agar bisa dicapai

pada waktu yang

ditentukan

g. Ikhtisar Hasil Dan Penggunaanan

Hasil disusun dalam bentuk tabel, sebagaimana tabel di dalam analisa, dan

disusun ringkasan singkat, sebagai pengantar dokumen.

Dokumen disiapkan oleh Tim Lokal dan disampaikan kepada Pimpinan Daerah,

Bappeda dan BPBD

Dokumen diletakkan pada penyimpanan dokumen elektronik, sesuai dengan

peraturan yang berlaku terkait pengarsipan dan publikasi dokumen elektronik

badan publik

h. Bagaimana Mengkomunikasikan Keluaran

Komunikasi dilakukan oleh Bappeda dan BPBD kepada publik

Komunikasi dilakukan oleh Tim Lokal, Bappeda dan BPBD kepada pimpinan

daerah

Dokumen yang dihasilkan, menjadi acuan dalam penyusunan rencana

pembangunan berikutnya

i. Evaluasi

Kesepakatan dan deklarasi komitmen menjadi acuan bahwa tahapan ini telah

dilakukan dan telah dipersiapkan untuk menuju tahap berikutnya.

Page 66: Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar

Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota/Kabupaten Tangguh

Program USAID-APIK 66

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran-1: 10 Langkah Mendasar Membangun Kota Yang Lebih

Tangguh Bencana

Langkah Mendasar-1: Kerangka Kerja Kelembagaan dan Pemerintahan

“Menetapkan organisasi dan koordinasi untuk memahami dan mengurangi risiko bencana

yang didasari pada partisipasi kelompok-kelompok warga dan masyarakat sipil.

Membangun aliansi di tingkat lokal. Memastikan semua departemen/dinas pemerintah

memahami peran mereka dalam pengurangan risiko dan kesiapsiagaan bencana”

Mengapa?

Agar efektif dan berkontribusi pada pembangunan dan keselamatan kota, manajemen

risiko bencana dan pemahaman akan potensi ancaman-ancaman dari kejadian-kejadian

yang kompleks, diperlukan satu pendekatan holistik yang harus melibatkan para

pengambil keputusan pemerintah daerah, para pejabat dan departemen kota, akademisi,

kelompok dunia usaha dan warga. Pengalaman yang diperoleh melalui Kerangka Aksi

Hyogo telah menunjukkan bahwa kebijakan dan kerangka kelembagaan yang tepat

merupakan prasyarat dalam pengambilan keputusan dan aksi-aksi pengurangan risiko

bencana yang kuat. Dengan disertai kewenangan yang terdesentralisasi dan alokasi

sumber daya serta partisipasi semua kelompok dan para pelaku utama dalam

mekanisme-mekanisme perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan, Kerangka Aksi ini

berkontribusi pada tujuan-tujuan dan keberlanjutan pembangunan kota.

Bagaimana?

Membentuk atau memperkuat kapasitas kelembagaan dan koordinasi di tingkat

kota

Menunjuk satu lembaga yang memegang peran utama atau membentuk satu kantor

khusus dalam pemerintah kota untuk memegang peran utama dalam mekanisme

koordinasi antar dinas dan dengan pelaku-pelaku lainnya

Menetapkan dan meninjau secara rutin peran-peran dan tanggung jawab yang

diemban dinas dan kantor-kantor layanan yang terlibat; memperjelas batasan

kewenangan masing-masing

Melibatkan berbagai pelaku yang berbeda, para relawan, LSM, kalangan perguruan

tinggi, komunitas dunia usaha dan mendorong keterlibatan organisasi-organisasi

berbasis masyarakat sedini mungkin dalam proses

Perencanaan pengurangan risiko semestinya memperlancar operasi para pelaku

pada saat situasi darurat dan pada tahap pemulihan

Membangun kerangka hukum untuk ketangguhan dan pengurangan risiko bencana

Mengidentifikasi kewajiban, hambatan dan peluang-peluang yang dihadapi pemerintah

Page 67: Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar

Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota/Kabupaten Tangguh

Program USAID-APIK 67

kota akibat sistem perencanaan perkotaan dan peraturan-peraturannya, serta

peraturan perundang-undangan nasional yang saat ini berlaku; memperbaiki

peraturan-peraturan daerah dengan memasukkan kriteria ketangguhan

Menyusun peraturan-peraturan kota yang mendukung pengurangan risiko bencana di

semua sektor (publik dan swasta)

Memutakhirkan standar-standar dan peraturan-peraturan lingkungan, bangunan, dan

perencanaan untuk mendukung pengurangan risiko dan mendasarkannya pada

penilaian-penilaian risiko yang paling mutakhir.

Memastikan adanya fleksibilitas dalam peraturan-peraturan untuk daerah-daerah yang

berpenghasilan rendah, tanpa mengorbankan keselamatan.

Mengkoordinasikan layanan-layanan darurat dalam kota

Menyusun strategi kerjasama untuk mengintegrasikan dan mengkoordinasikan semua

satuan kerja yang bertanggung jawab untuk melaksanakan respons dan bantuan

darurat serta pemulihan, bahkan jika berada di bawah yurisdiksi berbagai otoritas

pemerintahan

Menggunakan protokol-protokol formal untuk memberikan pengakuan terhadap setiap

organisasi dan lembaga yang menyelenggarakan layanan-layanan (pemadam

kebakaran, layanan ambulans, layanan kesehatan, polisi, LSM dan lain-lain),

meningkatkan kemampuan operasional antar satuan-satuan ini (bahasa, perangkat,

komunikasi) dan menyusun skenario geladi yang terkoordinasi.

Membangun aliansi dan jaringan di luar kota

Mengupayakan dan menggalang aliansi, dengan menggunakan pendekatan gugus

dengan kota-kota terdekat yang memiliki risiko serupa atau saling terkait, untuk

memperkuat kemitraan, meningkatkan aksi terdesentralisasi, menyusun rencana

bersama untuk menangani risiko-risiko teritorial yang dihadapi bersama dan

menggandakan sumber daya.

Membangun kemitraan dengan universitas, LSM atau badan ilmiah-teknis di tingkat

lokal, nasional atau internasional yang mempunyai data, keahlian dan hasil-hasil

penelitian

Mengembangkan program-program pertukaran dengan kota-kota di negara lain yang

menghadapi pola-pola atau tantangan risiko yang serupa.

Berpartisipasi dalam forum regional dan internasional dalam kampanye global

“Mewujudkan Kota yang Tangguh” untuk mendorong munculnya prakarsa-prakarsa,

melakukan pertukaran pengalaman, dan meningkatkan kerjasama di tingkat lokal,

nasional dan internasional.

Langkah Mendasar-2: Pendanaan dan Sumber Daya

“Menetapkan anggaran untuk pengurangan risiko bencana dan menyediakan insentif untuk para pemilik rumah, rumah tangga berpenghasilan rendah, masyarakat, dunia

usaha dan sektor swasta untuk berinvestasi dalam mengurangi risiko-risiko yang mereka

hadapi.”

Mengapa?

Page 68: Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar

Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota/Kabupaten Tangguh

Program USAID-APIK 68

Rencana aksi akan tetap tinggal rencana kecuali tersedia sumber daya yang khusus

dialokasikan untuk melaksanakan aksi-aksi yang berkaitan dengan Sepuluh Poin Penting.

Pemerintah daerah membutuhkan kapasitas dan mekanisme untuk mengakses dan

mengelola sumber daya, termasuk sumber daya pengurangan risiko bencana, sebagai

bagian dari visi, misi dan rencana-rencana strategis kota. Sumber daya dapat berasal dari

pendapatan kota, dukungan dari pemerintah nasional dan alokasi ke departemen-

departemen sektoral, kemitraan dan kerja sama teknis publik-swasta, dan dari

masyarakat sipil serta organisasi-organisasi luar. Bab 3 menyajikan informasi tambahan

tentang bagaimana mendanai pengurangan risiko bencana.

Bagaimana?

Berinvestasi dalam pengurangan risiko dan kampanye peningkatan kesadaran

Memadukan langkah-langkah pengurangan risiko ke dalam anggaran pemerintah

daerah untuk meningkatkan ketangguhan ekonomi, ekosistem dan infrastruktur kota

(yakni sekolah, rumah sakit, aset-aset penting, pasokan air, drainase, dan

pengelolaan limbah padat).

Dengan dana yang dimiliki sendiri oleh pemerintah kota, berupaya mengakses dana

pelengkap di tingkat nasional dan provinsi dan program-program untuk mendukung

aksi-aksi kota (infrastruktur perkotaan, pengelolaan lingkungan hidup dan kerja-kerja

publik).

Mendorong partisipasi publik dan swasta dalam pengembangan kampanye-kampanye

dan informasi penyadaran yang mendorong aksi-aksi ketangguhan untuk masyarakat

umum, para pemilik rumah, pekerja pendidikan dan kesehatan, industri, pengembang

real estate dan lain-lain.

Memastikan adanya anggaran untuk kesiapsiagaan dan respons bencana

Mengalokasikan anggaran untuk layanan respons darurat yang terlatih baik dan

dilengkapi sarana dan prasarana yang memadai, sistem komunikasi dan peringatan

dini, serta kapasitas pengkajian risiko.

Melembagakan penanggulangan bencana dan aksi-aksi PRB, dengan dilengkapi

kapasitas pengambilan keputusan dan akses ke pendanaan.

Mempertimbangkan untuk membentuk dana kontinjensi untuk pemulihan pasca

bencana

Membentuk dana kontinjensi untuk memenuhi kebutuhan pasca bencana dengan stok

pasokan untuk bantuan darurat, perlengkapan dan kendaraan untuk respons bencana,

cadangan untuk intervensi dan pemulihan pasca bencana yang cepat, dan

menetapkan sumber daya untuk menyusun perangkat dan prosedur operasional

standar untuk kegiatan-kegiatan pasca bencana dan pemulihan.

Mengembangkan strategi mengakses pendanaan dari sumber-sumber nasional dan

internasional, sektor swasta atau perorangan untuk mendukung pemberian hibah,

pinjaman lunak untuk memulai kembali penghidupan dan untuk secara lebih

berkelanjutan membangun kembali masyarakat setelah bencana.

Page 69: Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar

Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota/Kabupaten Tangguh

Program USAID-APIK 69

Menerapkan insentif – serta penalti – untuk pengurangan risiko

Memberikan insentif bagi pembangunan rumah dan infrastruktur yang aman dan bagi

usaha setempat yang berinvestasi dalam ketangguhan dan pengurangan risiko

bencana. Contohnya dengan menerapkan pajak yang lebih rendah, menawarkan

subsidi hibah, dan/atau menyediakan subsidi hibah parsial untuk mengkaji,

memperkuat dan meremajakan rumah-rumah yang rentan.

Mendukung standar-standar yang lebih aman dengan memberi opsi-opsi desain dan

program-program subsidi di kawasan rawan bencana. Mendorong bisnis, bank dan

perusahaan asuransi lokal untuk mengurangi biaya penyediaan pasokan bahan

bangunan yang lebih berkesinambungan dan mendukung masyarakat yang

berpenghasilan rendah dengan asuransi dan skema simpan pinjam yang berpihak

pada mereka.

Mempertimbangkan penerapan penalti dan sanksi bagi pihak yang melakukan

kegiatan yang meningkatkan risiko dan kerusakan lingkungan.

Memberikan pengakuan luas dan/atau penghargaan untuk praktik-praktik baik yang

dilakukan kota untuk meningkatkan keamanan.

Meningkatkan kinerja ekonomi

Mengidentifikasi permasalahan dan prioritas sektor ekonomi, termasuk bidang-bidang yang mempunyai potensi kerentanan seperti lokasi atau kekokohan bangunan-bangunan dan keberlanjutan sumber daya yang menjadi gantungan.

Memastikan bahwa rencana-rencana yang disusun kota berwawasan risiko, contohnya dengan mengidentifikasi kawasan-kawasan yang sesuai atau tidak sesuai untuk permukiman dan pembangunan ekonomi

Langkah Mendasar-3: Pengkajian Risiko Multi-Ancaman Bahaya — Kenali

Risiko

“Melakukan pemutakhiran data-data ancaman dan kerentanan. Mempersiapkan

pengkajian-pengkajian risiko dan menggunakannya sebagai landasan perencanaan dan

keputusan pembangunan perkotaan. Memastikan agar informasi ini dan rencana-rencana

untuk memperbaiki ketangguhan bisa diakses publik dengan mudah dan dibahas

sepenuhnya bersama mereka.”

Pengkajian risiko menyediakan data, peta dan informasi-informasi lain yang telah ditelaah

dan terkini kepada pemerintah daerah, investor, dan masyarakat umum tentang ancaman

bencana, kerentanan dan risiko untuk mengambil keputusan tentang intervensi yang tepat

sebelum, selama dan setelah bencana.

Mengapa?

Perencanaan pengurangan risiko bencana yang bermakna tidak akan efektif jika kota

tidak memiliki pemahaman yang jelas akan risiko-risiko yang mereka hadapi. Analisis dan

pengkajian risiko merupakan prasyarat penting pengambilan keputusan yang

Page 70: Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar

Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota/Kabupaten Tangguh

Program USAID-APIK 70

berwawasan, penetapan prioritas proyek, perencanaan langkah-langkah pengurangan

risiko bencana dan identifikasi kawasan-kawasan berisiko tinggi, menengah atau rendah,

sesuai dengan kerentanan mereka dan efektivitas potensi intervensi-intervensi dari segi

biaya.

Suatu database kerugian bencana yang dikelola baik dan Sistem Informasi Geografis

untuk memetakan ancaman-ancaman, kerentanan, keterpaparan penduduk dan aset

serta kapasitas akan menjadi landasan yang baik bagi pengkajian risiko.

Bagaimana?

Menentukan sifat dan cakupan risiko bencana

Dengan dipimpin oleh dinas kota yang tepat, menyusun pengkajian risiko yang

menyeluruh dan peta-peta risiko dengan skenario kerugian, termasuk dampak

perubahan iklim, dengan menggunakan keahlian teknis yang ada pada lembaga-

lembaga di kota atau institusi-institusi teknis di tingkat lokal.

Membuat daftar, jika perlu, bantuan teknis dari tenaga ahli nasional, regional dan

internasional. Memastikan untuk berkonsultasi dan melibatkan para pemangku

kepentingan di tingkat lokal. Menyediakan informasi bagi masyarakat.

Data historis tentang kerugian: menyusun dan mengembangkan database yang

mutakhir tentang kerugian bencana dari kejadian-kejadian di masa lalu dan potensi

ancaman di kota saat ini.

Pengkajian ancaman bencana: Menentukan dan memetakan sifat, tempat, intensitas

dan probabilitas ancaman (termasuk kejadian-kejadian alam, teknologi dan ancaman-

ancaman lain yang dipicu oleh kegiatan manusia).

Pengkajian kerentanan: Menentukan tingkat kerentanan dan keterpaparan penduduk,

sektor-sektor pembangunan, infrastruktur dan proyek-proyek kota yang sedang

berjalan atau direncanakan terhadap ancaman bencana. Memetakan dan bekerja

dengan penduduk di kawasan-kawasan berisiko tinggi.

Pengkajian kapasitas: Mengidentifikasi kapasitas dan sumber daya yang tersedia di

tingkat lembaga dan rukun tetangga atau distrik.

Mengidentifikasi aksi dan rencana korektif untuk mengurangi risiko.

Komponen-komponen dasar pengkajian risiko antara lain adalah:

Data historis tentang kerugian: menyusun dan mengembangkan database yang

mutakhir tentang kerugian bencana dari kejadian-kejadian di masa lalu dan potensi

ancaman di kota saat ini.

Pengkajian ancaman bencana: Menentukan dan memetakan sifat, tempat, intensitas

dan probabilitas ancaman (termasuk kejadian-kejadian alam, teknologi dan ancaman-

ancaman lain yang dipicu oleh kegiatan manusia).

Pengkajian kerentanan: Menentukan tingkat kerentanan dan keterpaparan penduduk,

sektor-sektor pembangunan, infrastruktur dan proyek-proyek kota yang sedang

berjalan atau direncanakan terhadap ancaman bencana. Memetakan dan bekerja

dengan penduduk di kawasan-kawasan berisiko tinggi.

Page 71: Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar

Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota/Kabupaten Tangguh

Program USAID-APIK 71

Pengkajian kapasitas: Mengidentifikasi kapasitas dan sumber daya yang tersedia di

tingkat lembaga dan rukun tetangga atau distrik.

Mengidentifikasi aksi dan rencana korektif untuk mengurangi risiko.

Menyebarkan informasi risiko dan menerapkannya pada keputusan-keputusan

pembangunan

Memprioritaskan aksi-aksi berdasarkan analisis rencana perkotaan, zonasi

penggunaan lahan, keputusan investasi dan skenario-skenario kasus terburuk untuk

rencana dan latihan kesiapsiagaan darurat.

Menyebarkan hasil-hasil yang ada melalui situs web dan sarana-sarana informasi

lainnya.

Memutakhirkan pengkajian risiko, lebih baik setiap tahun.

Membentuk sistem informasi dan pemantauan geografis kota.

Mempertimbangkan untuk membentuk sistem informasi dan pemantauan geografis

yang mencakup masukan data dari dan bisa diakses oleh semua pelaku, termasuk

masyarakat sipil dan sektor produksi (pertanian, pertambangan, perdagangan dan

turisme) dan masyarakat ilmiah dan teknis.

Mengelola keluaran dalam Sistem Informasi Geografis kota.

Langkah Mendasar-4: Perlindungan, Peningkatan dan Ketangguhan

Infrastruktur

“Berinvestasi dalam dan memelihara infrastuktur penting untuk pengurangan risiko, misalnya drainase banjir, yang bila perlu disesuaikan untuk mengatasi perubahan iklim.”

Bidang-bidang penting untuk pencegahan risiko banjir dan tanah longsor meliputi: sistem-

sistem drainase dan pembuangan limbah perkotaan, pembuangan dan pengendalian

limbah padat, “manajemen kota yang hijau” dengan peningkatan jumlah kolam penampung banjir, ruang terbuka dan pohon resapan, stabilisasi lereng dan pengendalian

erosi, parit dan tanggul serta perlindungan kawasan pesisir.

Memahami bahwa pertahanan banjir meningkatkan risiko bagi mereka yang berada di

luar kawasan yang dilindungi dan bahwa ketergantungan yang berlebihan pada

pertahanan banjir dapat menimbulkan rasa aman yang semu.

Mengapa?

Tidak semua ancaman mengakibatkan bencana. Langkah-langkah pencegahan bisa

membantu menghindari gangguan, tidak berfungsi atau hancurnya jaringan, fasilitas dan

infrastruktur, yang dapat mengakibatkan dampak sosial, kesehatan dan ekonomi yang

dahsyat. Reruntuhan bangunan merupakan penyebab utama kematian dalam gempa

bumi. Jalan yang dirancang dengan buruk atau drainase yang tidak memadai dapat

menimbulkan tanah longsor. Fasilitas penting seperti jalan, jembatan dan bandara, sistem

Page 72: Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar

Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota/Kabupaten Tangguh

Program USAID-APIK 72

listrik dan komunikasi, rumah sakit dan layanan darurat dan pasokan energi dan air

sangat penting bagi sebuah kota agar dapat berfungsi dalam respons bencana.

Apa?

Memperkuat infrastruktur perlindungan

Menetapkan kebijakan, strategi-strategi dan rencana pengelolaan ancaman-ancaman

geologis, teknologi dan yang berkaitan dengan cuaca dan kejadian-kejadian ekstrem

yang menggabungkan langkah-langkah struktural dan non-struktural untuk

memperkuat infrastruktur perlindungan.

Mengkaji risiko-risiko yang dihadapi setiap sistem, meninjau pengoperasian,

keefektifan dan fungsi-fungsinya dan mengembangkan program-program untuk

merancang kembali atau memperkuat sistem yang tidak berfungsi (langkah-langkah

ini juga memperbaiki penyediaan layanan secara umum).

Mengenali perubahan-perubahan lingkungan fisik yang berpotensi mengubah pola-

pola banjir dan mempertimbangkan dampak-dampak perubahan iklim di masa

mendatang seperti kenaikan muka air laut, gelombang badai, dan peningkatan curah

hujan, membentuk sistem peringatan dini dan pemantauan yang dapat memberikan

peringatan kepada badan-badan penanggulangan krisis akan risiko-risiko yang

mendekati ambang batas pertahanan.

Memastikan agar jalan dan tempat-tempat perlindungan dirancang agar mudah

dijangkau dalam situasi darurat, termasuk kebakaran atau gempa bumi. Memastikan

bahwa semua bangunan mengikuti aturan-aturan ketahanan gempa sesuai dengan

wilayah masing-masing, mendorong pelaksanaan aturan-aturan tersebut oleh semua

pengembang dan pembangun.

Infrastruktur penting meliputi transportasi (jalan, jembatan, bandara, stasiun kereta api,

dan terminal bus), fasilitas-fasilitas kritis (termasuk rumah sakit dan sekolah yang juga

dapat berfungsi sebagai tempat penampungan pengungsi), jaringan listrik,

telekomunikasi, layanan keamanan dan darurat, dan pasokan air serta sanitasi, semua

aset kunci yang mendukung kota agar berfungsi baik dan sehat dan yang sangat penting

untuk respons bencana yang efektif dan pemulihan yang cepat.

Melindungi infrastruktur penting

Mengkaji kerentanan infrastruktur yang ada terhadap ancaman alam, melakukan

langkah-langkah untuk mencegah kerusakan dan mengembangkan investasi jangka

panjang untuk peremajaan dan/atau penggantian fasilitas penunjang hidup yang

paling penting dalam keadaan darurat.

Merencanakan keberlangsungan sistem dalam situasi darurat untuk memastikan agar

fasilitas-fasilitas dan layanan penting penunjang hidup dapat dipulihkan dengan cepat.

Mengembangkan program-program khusus untuk melindungi bangunan-bangunan

bersejarah dan warisan budaya kota.

Page 73: Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar

Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota/Kabupaten Tangguh

Program USAID-APIK 73

Mengembangkan infrastruktur baru yang tangguh

Menetapkan kriteria dan standar-standar minimum untuk ketangguhan dan

keselamatan sebagai bagian dari desain kota (lihat Poin Penting 6).

Berinvestasi dalam, merancang dan membangun infrastruktur baru yang berkelanjutan

di lokasi-lokasi yang tepat dan dengan standar-standar ketangguhan terhadap

ancaman dan iklim sehingga dapat bertahan dalam kejadian-kejadian yang dekstruktif

dan berfungsi secara efektif dalam keadaan darurat.

Melakukan pengkajian untuk memprioritaskan pemeliharaan yang baik dan program

perbaikan, dan, bila perlu, peremajaan, perancangan ulang kapasitas, penghancuran

atau penggantian struktur-struktur yang rusak atau tua.

Melakukan langkah-langkah pencegahan pada bangunan-bangunan yang rusak, tidak

digunakan, dalam kondisi perbaikan atau sudah tua. Mencegah penggunaan

bangunan tersebut agar tidak membahayakan keselamatan manusia.

Bila memungkinkan, mempertimbangkan untuk menghancurkan infrastruktur berisiko

jika bangunan tidak mempunyai nilai budaya atau sejarah atau tidak dapat diperbaiki

lagi.

Langkah Mendasar-5: Melindungi Fasilitas-fasilitas Penting: Pendidikan dan

Kesehatan

“Mengkaji keselamatan semua sekolah dan fasilitas kesehatan dan meningkatkannya jika perlu”

Meskipun benar bahwa runtuhnya bangunan sekolah atau rumah sakit menimbulkan

masalah besar bagi kota yang terkena dampak bencana, yang lebih umum dilihat adalah

runtuhnya fasilitas-fasilitas tersebut secara “fungsional”, di mana struktur tetap tegak berdiri namun tidak dapat digunakan karena berbagai alasan yang bisa dicegah. Untuk

menghindari ini, rumah sakit dan sekolah harus dibangun sesuai standar-standar

ketangguhan yang tinggi, rute-rute akses harus tetap terbuka dan pasokan air, tenaga

listrik serta telekomunikasi harus terus memberikan layanan kepada fasilitas-fasilitas

tersebut untuk menjamin keberlanjutan operasi.

Mengapa?

Sekolah dan fasilitas kesehatan memberikan layanan sosial yang penting. Oleh karena

itu, perhatian khusus harus diberikan kepada keselamatan kedua fasilitas ini dan upaya

pengurangan risiko harus difokuskan untuk memastikan agar keduanya terus dapat

memberikan layanan ketika paling dibutuhkan. Bukan hanya menampung kelompok-

kelompok yang paling rentan di dalam masyarakat, sekolah dan rumah sakit merupakan

tempat perawatan, pengembangan dan kesejahteraan. Keduanya menjalankan fungsi-

fungsi yang penting selama dan setelah bencana dan keduanya mempunyai

kemungkinan untuk menampung dan merawat para penyintas bencana. Rutinitas

kegiatan pendidikan untuk anak-anak harus dipulihkan sesegera mungkin untuk

mencegah dampak sosial dan psikologis.

Page 74: Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar

Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota/Kabupaten Tangguh

Program USAID-APIK 74

Apa?

Menjaga agar sekolah dan fasilitas kesehatan tetap beroperasi dan berfungsi

Menyusun dan melaksanakan rencana-rencana aksi dan program-program,

mempertahankan ketangguhan struktural dan fisik serta kekokohan fasilitas-fasilitas

tersebut

Memeriksa lokasi geografis dan mengkaji kebutuhan kapasitas dalam situasi darurat

dan pemulihan.

Mengkaji risiko bencana di sekolah dan rumah sakit serta memperkuat/ meremajakan

yang paling rentan

Menggunakan data kerentanan sekolah dan fasilitas kesehatan dalam pengkajian-

pengkajian risiko dan memastikan pemenuhan standar-standar keselamatan ketika

mengambil keputusan tentang lokasi, rancangan dan konstruksi semua infrastruktur

yang baru.

Menyusun rencana aksi untuk mengkaji dan mengurangi kerentanan dan risiko di

sekolah-sekolah dan fasilitas-fasilitas kesehatan yang ada dengan memilih dan

meremajakan fasilitas-fasilitas yang paling penting (dan rentan) dan menyertakan

program-program pemeliharaan dan perbaikan.

Mendorong aksi yang lebih luas dan lebih banyak sumber daya dengan mendorong

para tenaga survei, ahli teknik dan profesional di bidang lingkungan terbangun, sektor

swasta dan masyarakat untuk berpartisipasi dalam kerja pengurangan risiko yang

penting ini.

Mengakui relevansi layanan-layanan dan operasi-operasi prioritas setelah terjadinya satu

bencana

Meningkatkan keselamatan fasilitas-fasilitas kesehatan masyarakat dan pendidikan

yang mempunyai peran pelengkap dan pendukung dalam respons dan pemulihan

darurat.

Memperkuat dan memotivasi fasilitas-fasilitas swasta yang bisa berperan dalam

program-program pemulihan dan memberikan layanan pelengkap dalam tahap

keadaan darurat dan pemulihan.

Memberikan insentif untuk memungkinkan institusi swasta menjadi mitra

Langkah Mendasar-6: Peraturan-Peraturan Mendirikan Bangunan dan

Perencanaan Tata Guna Lahan

“Menerapkan dan menegakkan peraturan pendirian bangunan dan prinsip-prinsip

perencanaan tata guna lahan yang realistis dan berwawasan risiko. Mengidentifikasi

lahan yang aman untuk warga berpenghasilan rendah dan sejauh memungkinkan

mengupayakan perbaikan permukiman-permukiman informal”

Mengapa?

Negara dan kota-kota akan mempunyai infrastruktur yang lebih aman jika ada standar-

Page 75: Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar

Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota/Kabupaten Tangguh

Program USAID-APIK 75

standar yang tertuang dalam peraturan-peraturan pendirian bangunan. Penerapan

aturan-aturan konstruksi dan mekanisme untuk menyusun perencanaan dan melakukan

pemantauan terhadap penggunaan lahan kota merupakan satu cara yang berharga untuk

mengurangi kerentanan dan risiko dari kejadian-kejadian ekstrem seperti gempa bumi,

banjir, kebakaran, kebocoran bahan-bahan berbahaya dan fenomena lain. Pemerintah

daerah bertanggung jawab untuk memantau penerapan, pemenuhan dan tindak lanjut

aturan-aturan tersebut. Menggunakan standar-standar rancangan dan perencanaan tata

guna lahan yang tangguh dapat lebih efektif dibandingkan dengan relokasi dan/atau

peremajaan bangunan-bangunan yang tidak aman (rasio biaya/manfaat 4 berbanding 1).

Apa?

Penegakan dan pemenuhan peraturan-peraturan pendirian bangunan yang

berwawasan risiko

Memastikan bahwa peraturan-peraturan dan hukum kota mencakup aturan-aturan

pendirian bangunan yang menetapkan standar-standar untuk lokasi, rancangan dan

konstruksi untuk meminimalkan risiko bencana dan memastikan penegakan dengan

berinvestasi dalam penguatan kapasitas para pejabat pemerintah daerah, peningkatan

kesadaran masyarakat dan penggunaan sarana-sarana yang mendorong motivasi

untuk meningkatkan kepatuhan.

Memastikan adanya kejelasan yang memadai tentang perbedaan-perbedaan dalam

aturan-aturan pendirian bangunan infrastruktur umum yang penting, bangunan-

bangunan yang direkayasa secara teknis dan panduan yang lebih sederhana dan

terjangkau untuk rumah-rumah yang lebih kecil dan tidak direkayasa secara teknis.

Menyusun perencanaan kota dan tata guna lahan berdasarkan pengkajian risiko

Memasukkan dampak-dampak pengurangan risiko dan perubahan iklim ke dalam

rencana dan peraturan tata guna lahan dengan didasarkan pada pengkajian risiko

kota. Perencanaan tata guna lahan harus mencakup lahan periferal di sekitar

pembangunan kota dan lingkungan pedesaan yang lebih luas.

Menggunakan rencana-rencana untuk mencegah/mengendalikan pembangunan di

kawasan berisiko ekstrem dan meredam risiko pembangunan yang sedang berjalan,

menetapkan larangan untuk jenis, penggunaan, penguasaan dan kepadatan

bangunan di kawasan-kawasan berisiko tinggi. Peraturan-peraturan baru membuat

bangunan-bangunan yang ada menjadi rentan sehingga perlu dilakukan pengkajian

terhadap risiko-risiko yang dihadapi bangunan-bangunan tersebut dan menjalankan

rencana untuk peremajaan atau cara-cara lain untuk mengurangi risiko.

Menyebarkan lokasi infrastruktur yang sangat penting, tempat penampungan

evakuasi, layanan keadaan darurat dan fasilitas penting penunjang kehidupan.

Mengidentifikasi rute-rute penyelamatan diri dan rute-rute untuk pengiriman pasokan

bantuan darurat.

Membuat daftar inventaris yang selalu dimutakhirkan yang berisi klasifikasi dan

kerentanan tata guna lahan serta dababase spasial dan bangunan perkotaan untuk

memantau pembangunan di kawasan yang rawan di dalam kota.

Page 76: Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar

Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota/Kabupaten Tangguh

Program USAID-APIK 76

Meningkatkan kualitas permukiman informal dan mendorong konstruksi bangunan

non-rekayasa teknis yang aman

Membentuk satu mekanisme partisipatif untuk mengurangi risiko di permukiman

rentan, mempertimbangkan kebutuhan dan kesulitan yang dihadapi warga dalam

konteks praktik-praktik pendirian bangunan yang berubah dengan cepat. Jika

memungkinkan, pindahkan permukiman informal ke lokasi-lokasi yang lebih aman

sembari meningkatkan kualitas hidup, menangani kebutuhan dan pola penghidupan,

dan mencari cara-cara inovatif untuk menyediakan layanan-layanan yang lebih baik di

lokasi-lokasi baru.

Menggalakkan rancangan yang tangguh bencana, konstruksi bangunan yang lebih

aman dan penguatan bangunan-bangunan yang dibangun tanpa bantuan tenaga ahli,

dengan menggunakan teknik-teknik yang murah dan bahan-bahan yang tersedia

setempat.

Berbagi pengetahuan melalui kampanye-kampanye publik dan demonstrasi tentang

teknik-teknik konstruksi yang lebih aman.

Mengembangkan kapasitas di tingkat lokal dan memperkuat partisipasi dalam

perencanaan dan tata guna lahan perkotaan

Membangun kapasitas lokal dan memperkuat partisipasi dalam perencanaan dan

penggunaan lahan kota

Mengembangkan kapasitas dan kompetensi teknis para pejabat penegak hukum

setempat, pembangun, pedagang dan para praktisi profesional untuk mendorong

ketaatan terhadap peraturan, rencana dan aturan-aturan pendirian bangunan serta

untuk mendorong/mengembangkan bangunan-bangunan, rencana-rencana dan

teknologi-teknologi lokal yang inovatif.

Membangun kesadaran warga setempat untuk memantau dan melaporkan adanya

praktik-praktik pendirian bangunan dan konstruksi yang tidak aman untuk

meningkatkan ketaatan.

Membentuk gugus-gugus tugas teknis khusus untuk melakukan inspeksi rutin secara

independen.

Peraturan-peraturan Pendirian Bangunan dan Perencanaan yang Mendorong

Pengurangan Risiko Bencana di Tingkat Lokal Peraturan-peraturan Pendirian

Bangunan dan Perencanaan yang Menghambat Pengurangan Risiko Bencana di

Tingkat Lokal

Mandat-mandat di tingkat nasional yang memberi tanggung jawab kepada pemerintah

daerah untuk menjalankan praktik-praktik konstruksi yang aman (sambil juga

menyumbangkan keahlian dan sumber daya teknis untuk menyusun dan

melaksanakan rencana dan menegakkan aturan-aturan pendirian bangunan)

Pengakuan pemerintah daerah akan kebutuhan penduduk miskin dan tanggung gugat

mereka terhadap penduduk miskin

Perencanaan, aturan-aturan dan standar-standar yang disusun dengan dan mencakup

Page 77: Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar

Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota/Kabupaten Tangguh

Program USAID-APIK 77

perspektif pelaku usaha, penduduk dan masyarakat yang beragam

Kerangka-kerangka pengaturan yang fleksibel yang mengakomodasi perubahan

ekonomi, lingkungan dan kepadatan bangunan

Pengakuan terhadap proses-proses pendirian bangunan informal dan dorongan untuk

melakukan praktik-praktik pendirian bangunan yang aman melalui pendidikan dan

advokasi

Konstruksi yang aman atau penguasaan lahan yang aman tidak terjangkau harganya

oleh penduduk miskin.

Ketidaksetaraan dalam akses terhadap lahan atau perumahan

Pengusiran paksa terhadap atau kurang amannya penguasaan lahan oleh para

penghuni permukiman informal

Peraturan-peraturan yang tidak mampu mempertimbangkan kenyataan-kenyataan di

lapangan, di mana kepadatan di kawasan perkotaan diabaikan, di mana konstruksi

tempat tinggal atau ruang kerja yang kecil atau penggunaan bahan bangunan

alternatif yang lebih terjangkau harganya dilarang.

Langkah Mendasar-7: Pelatihan, Pendidikan dan Kesadaran Publik

“Memastikan agar program pendidikan dan pelatihan pengurangan risiko bencana

tersedia di sekolah-sekolah dan masyarakat setempat”

Fokus pada komunikasi dari orang ke orang, melibatkan anak-anak dan kaum muda

dalam kegiatan-kegiatan pembelajaran praktis, menggunakan juru bicara yang dapat

dipercaya dan berpengaruh untuk melakukan advokasi budaya keselamatan dan

pengurangan risiko bencana, dan belajar dari praktik-praktik baik dari kota-kota atau

program-program lain.

Mengapa?

Jika warga akan mengambil bagian dalam memikul tanggung jawab kolektif untuk

menciptakan kota yang tangguh, pelatihan, pendidikan, dan penumbuhan kesadaran

masyarakat menjadi sesuatu yang sangat penting (ini semua juga harus dimasukkan ke

dalam Sepuluh Poin Penting). Seluruh masyarakat harus mengetahui ancaman dan risiko

yang mereka hadapi apabila mereka ingin lebih siaga dan harus melakukan langkah-

langkah untuk menghadapi potensi bencana yang ada. Program peningkatan kesadaran,

pendidikan dan pengembangan kapasitas dalam pengurangan dan mitigasi risiko

merupakan kunci untuk menggerakkan partisipasi warga dalam strategi-strategi

pengurangan risiko bencana kota. Ini akan meningkatkan kesiapsiagaan dan membantu

warga dalam merespons peringatan dini.

Apa?

Meningkatkan kesadaran publik di kota

Melakukan dan mendorong kampanye peningkatan kesadaran masyarakat tentang

Page 78: Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar

Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota/Kabupaten Tangguh

Program USAID-APIK 78

keselamatan warga dan pengurangan risiko bencana, dengan pesan-pesan tentang

ancaman dan risiko lokal dan langkah-langkah yang sedang diambil kota untuk

memitigasi dan mengelolanya, termasuk potensi dampak perubahan iklim.

Mendorong kelompok-kelompok warga setempat, sekolah, media masa dan sektor

swasta untuk bergabung/mendukung Kampanye global dengan menyebarkan

kesadaran tentang pesan-pesan ini

Mengintegrasikan pengurangan risiko bencana ke dalam program-program

pendidikan formal

Bekerja bersama otoritas pendidikan, pengajar, pelajar dan para pendukung untuk

memasukkan pengurangan risiko bencana ke dalam semua tingkat kurikulum sekolah

dan semua instansi publik dan swasta.

Mencari bantuan teknis pengembangan kurikulum dari lembaga-lembaga dan badan-

badan terkait. Mengumpulkan dan belajar dari pengalaman-pengalaman sebelumnya

Mengembangkan pelatihan pengurangan risiko bencana dan membangun kapasitas

di tingkat kota

Mengembangkan program pelatihan yang berkelanjutan dan permanen untuk para

pejabat penting kota dengan bermitra dengan masyarakat, berbagai profesional dari

sektor sosial dan ekonomi dan lembaga-lembaga khusus di tingkat lokal dan nasional.

Bekerja dengan sumber daya lokal seperti Palang Merah, universitas, LSM, guru, dan

lain-lain.

Memfokuskan pada kelompok sasaran prioritas seperti: dinas-dinas kota dan otoritas

yang menangani manajemen darurat; layanan pemadam kebakaran dan

penyelamatan; tim medis darurat dan personil penegak hukum; spesialis bidang

rekayasa teknis, air dan sanitasi, survei, perencanaan dan penetapan zonasi,

lingkungan, kesehatan dan komunikasi; media; sektor swasta; tokoh masyarakat; dan

pendidik. Membagikan Buku Panduan ini dan bahan-bahan panduan lainnya,

menawarkan kursus singkat dan peluang pelatihan yang berkesinambungan.

Mengembangkan prakarsa keselamatan bencana di seluruh kota

Mengenang ulang tahun kejadian-kejadian bencana lokal yang bersejarah dengan

“hari keselamatan bencana” yaitu waktu di mana warga akan sangat mudah menerima

pesan-pesan keselamatan.

Membangun tugu peringatan di dalam kota dan/atau menyelenggarakan suatu

pameran kecil/museum bencana untuk melestarikan kenangan akan dampak bencana

di masa lalu.

Mencari cara-cara baru yang kreatif untuk memperingati Hari Pengurangan Risiko

Bencana Internasional, yang dirayakan setiap tahun pada tanggal 13 Oktober, dan

pada kesempatan lain seperti Hari Meteorologi Sedunia, Hari Kesehatan Sedunia,

Hari Habitat Sedunia, dan kesempatan-kesempatan lain untuk mengenang bencana

besar di tingkat nasional.

Page 79: Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar

Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota/Kabupaten Tangguh

Program USAID-APIK 79

Langkah Mendasar-8: Perlindungan Lingkungan dan Penguatan Ekosistem

“Melindungi ekosistem dan penyangga-penyangga alamiah untuk meredam banjir,

gelombang badai, dan ancaman-ancaman lain yang membuat kota anda menjadi rentan.

Beradaptasi pada perubahan iklim dengan memperkuat praktik-praktik pengurangan risiko

bencana yang baik.”

Manajemen berbasis ekosistem mempertimbangkan keseluruhan ekosistem, termasuk

manusia dan lingkungan. Manajemen ini berfokus pada satuan-satuan lingkungan

alamiah seperti ekosistem daerah aliran sungai, lahan basah dan pesisir (dan manusia

yang tinggal di dalamnya atau tergantung pada sumber daya ekosistem tersebut).

Manajemen ini mengenali adanya tekanan yang ditimbulkan oleh kebutuhan dan ekses-

ekses masyarakat dan berupaya untuk mendorong pola-pola pemanfaatan lahan dan

sumber daya yang tidak merongrong fungsi-fungsi utama ekosistem dan layanan-layanan

yang menjadi gantungan hidup para penghuni kota.

Mengapa?

Ekosistem berfungsi sebagai penyangga yang melindungi dari berbagai ancaman alam.

Ekosistem meningkatkan ketangguhan masyarakat dengan memperkuat penghidupan

dan ketersediaan serta kualitas air minum, pasokan pangan dan sumber-sumber daya

alam lainnya. Melalui proses perluasan perkotaan, kota mengubah lingkungan sekitarnya

dan seringkali menimbulkan risiko-risiko baru. Urbanisasi daerah aliran sungai bisa

mengubah tata air dan membuat lereng-lereng menjadi tidak stabil, dan meningkatkan

ancaman banjir dan tanah longsor. Menjaga keseimbangan antara kegiatan manusia dan

ekosistem merupakan strategi yang luar biasa untuk mengurangi risiko dan berkontribusi

pada ketangguhan dan keberlanjutan.

Apa?

Meningkatkan kesadaran tentang dampak perubahan lingkungan dan degradasi

ekosistem karena risiko bencana

Mengenali dan menyebarkan informasi tentang berbagai fungsi dan layanan yang

diberikan ekosistem-ekosistem kepada sebuah kota, termasuk perlindungan atau

mitigasi ancaman alam

Mendidik masyarakat luas tentang dampak-dampak merugikan yang diakibatkan oleh

pemanasan global dan perubahan iklim

Mendorong pertumbuhan hijau dan perlindungan ekosistem dalam perencanaan

penghidupan dan pembangunan berkelanjutan

Meninjau dampak-dampak lingkungan yang diakibatkan oleh perencanaan, kebijakan

dan program yang ada; mengintegrasikan pertimbangan-pertimbangan ekosistem

dalam proses-proses perencanaan di masa mendatang dan menangani pendorong

utama degradasi.

Page 80: Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar

Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota/Kabupaten Tangguh

Program USAID-APIK 80

Mengurangi emisi gas rumah kaca dan mendorong transisi menuju ekonomi yang

hijau dan berinvestasi dalam langkah-langkah pengurangan risiko yang berbasis

ekosistem untuk beradaptasi dengan perubahan iklim.

Membangun kerjasama dengan para pengelolaan lingkungan dan sektor swasta

Membangun kapasitas bersama mitra untuk melaksanakan kajian-kajian risiko dan

kerentanan, kajian lingkungan dan pemantauan ilmiah, meningkatkan kapasitas tata

pengelolaan untuk manajemen risiko bencana berbasis ekosistem melalui platform-

platform multisektor dan multidisipiner yang melibatkan para pemangku kepentingan

setempat dalam pengambil keputusan.

Membangun kemitraan dengan sektor swasta untuk meningkatkan sumber daya

teknis dan keuangan dan memastikan investasi-investasi swasta mengikuti norma-

norma lingkungan dan pengurangan risiko.

Memperkuat instrumen pengelolaan ekosistem yang ada atau mengembangkan

instrumen jika belum ada

Mengembangkan program pengelolaan daerah aliran sungai yang berkelanjutan untuk

menyeimbangkan kebutuhan air; melindungi kemampuan menangkap, menyimpan

dan melepaskan air; mengendalikan sedimentasi; mempertahankan aliran di hilir untuk

kebutuhan lingkungan dan mitigasi ancaman-ancaman yang berkaitan dengan air.

Memasukkan langkah-langkah pengurangan banjir berbasis ekosistem ke dalam

infrastruktur yang dibangun oleh para ahli untuk mendukung perlindungan pesisir,

penghutanan kembali daerah hulu, pemulihan lahan basah dan tepi sungai, dan

pengaturan dataran banjir untuk mencapai tujuan-tujuan pembangunan perkotaan.

Langkah Mendasar-9: Kesiapsiagaan, Peringatan Dini dan Respons yang

Efektif

“Membentuk dan mengembangkan rencana kesiapsiagaan, sistem peringatan dini dan kapasitas manajemen kedaruratan di kota anda dan melakukan geladi kesiapsiagaan

rutin untuk masyarakat.”

Skenario Risiko dan Bencana: Mulai dengan memikirkan potensi dampak dari suatu

kejadian besar seperti yang pernah dialami oleh masyarakat/instansi/perusahaan anda,

seperti gempa bumi, topan atau banjir. Sejauh mana infrastruktur perumahan, bisnis,

kesehatan, pendidikan dan infrastruktur lain rentan terhadap ancaman-ancaman ini? Di

mana letak infrastruktur dan bagaimana atau mengapa ia menjadi rentan? Dapatkah

kerentanan ini dicegah?

Mengapa?

Page 81: Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar

Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota/Kabupaten Tangguh

Program USAID-APIK 81

Rencana-rencana kesiapsiagaan darurat dan respons yang dirancang dengan baik bukan

saja menyelamatkan nyawa dan harta benda, tetapi juga seringkali berperan dalam

membangun ketangguhan dan pemulihan pasca bencana dengan mengurangi dampak

bencana. Upaya kesiapsiagaan dan sistem-sistem peringatan dini dapat membantu

memastikan bahwa kota, masyarakat dan perorangan yang menghadapi ancaman alam

atau ancaman lain dapat bertindak pada waktu yang semestinya dan dengan tepat untuk

mengurangi cedera, korban jiwa dan kerusakan harta benda atau lingkungan terdekat

yang rapuh. Keberlanjutan dapat dicapai jika masyarakat sendiri dan pihak-pihak

berwenang memahami pentingnya dan adanya kebutuhan akan kesiapsiagaan dan

respons darurat di tingkat lokal.

Apa?

Memperkuat dan meningkatkan kesiapsiagaan

Membentuk mekanisme-mekanisme kelembagaan dan legislatif untuk memastikan

agar kesiapsiagaan darurat menjadi bagian dari kebijakan dan aksi-aksi semua sektor

dan institusi di seluruh kota.

Menyusun, meninjau dan meningkatkan rencana-rencana kesiapsiagaan

kelembagaan dan respons antar lembaga dengan memakai skenario yang dapat

diandalkan.

Mengintegrasikan hasil-hasil analisis risiko di tingkat lokal ke dalam rancangan

strategi-strategi komunikasi dan kesiapsiagaan bencana.

Memastikan agar rencana kesiapsiagaan kota dilengkapi dengan sistem-sistem

penyediaan bantuan dengan cepat serta dukungan bagi penyintas, dalam kemitraan

dengan organisasi-organisasi warga setempat yang sudah teridentifikasi sebelumnya.

Mengembangkan atau memperbaiki sistem peringatan dini multi-ancaman yang

mudah diakses

Membangun sistem peringatan dini dan komunikasi yang meliputi langkah-langkah

perlindungan dan rute-rute penyelamatan yang jelas, sebagai bagian dari rencana

kesiapsiagaan.

Memperkuat kapasitas setempat untuk menghindari ketergantungan pada sumber

daya luar dan mendorong partisipasi serta pertukaran pengetahuan

Menetapkan dengan jelas pihak-pihak yang memiliki tanggung jawab kelembagaan

dan pengambilan keputusan untuk memutakhirkan informasi risiko dan mengaktivasi

sistem peringatan dini. Melakukan simulasi kontinjensi untuk menguji efektivitas

respons yang diusulkan dan informasi publik serta pendidikan dan manajemen risiko.

Meningkatkan layanan kota dalam respons darurat

Menentukan jenis perlengkapan, pelatihan dan sumber daya yang mungkin diperlukan

untuk menangani ancaman dan kerentanan yang dihadapi kota dan menetapkan

prioritas-prioritas pengadaan dan/atau peningkatan jika perlu

Menyediakan pelatihan khusus bagi mereka yang baru melakukan respons pertama

Page 82: Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar

Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota/Kabupaten Tangguh

Program USAID-APIK 82

kalinya bukan hanya dalam penggunaan peralatan namun juga dalam menggunakan

teknik-teknik baru untuk menangani jenis situasi darurat yang mungkin mereka hadapi.

Mengembangkan latihan simulasi dan geladi secara berkala

Melaksanakan latihan-latihan simulasi di mana para pelaku lokal melakukan evaluasi

terhadap kemampuan masyarakat, lembaga atau instansi untuk merespons dan

melaksanakan satu atau lebih bagian dalam rencana kesiapsiagaan darurat.

Melaksanakan latihan secara rutin untuk menguji respons-respons yang kompleks dan

mengevaluasi rencana, kebijakan, dan prosedur. Ini akan membantu mengidentifikasi

kelemahan dan kesenjangan sumber daya.

Melibatkan berbagai organisasi, termasuk pemadam kebakaran, penegak hukum,

badan-badan penanggulangan darurat, dan jika perlu lembaga-lembaga lokal lain

seperti lembaga kesehatan umum, keselamatan umum, Palang Merah, dan lain-lain.

Merencanakan pemulihan sebelum bencana terjadi

Sebelum bencana terjadi, menangani tantangan-tantangan yang dihadapi dalam

perencanaan dan pelaksanaan pemulihan pascabencana, dengan bekerja sama dengan

masyarakat, para profesional serta sektor swasta lokal. Perencanaan pemulihan

memungkinkan pemerintah kota untuk membangun konsensus dalam tujuan dan strategi-

strategi pemulihan, mengumpulkan informasi untuk menjadi dasar keputusan-keputusan

tentang pemulihan, menetapkan peran dan tanggung jawab dan mengembangkan

kapasitas yang diperlukan untuk mengelola operasi-operasi pemulihan secara efisien.

Langkah Mendasar-10: Pemulihan dan Membangun Kembali Masyarakat

“Setelah bencana, pastikan agar kebutuhan-kebutuhan dan penyintas menjadi pusat

upaya rekonstruksi, para penyintas terlibat dalam merancang dan melaksanakan

pemulihan dan respons bencana, termasuk membangun kembali rumah dan

penghidupan.”

Program-program pemulihan dan rekonstruksi pascabencana memberi peluang untuk

membangun kembali dengan lebih baik dan lebih aman dan mewujudkan perbaikan yang

sistemik serta pembenahan secara mendasar pada sistem-sistem kota yang terdampak.

Beberapa isu kunci yang harus ditangani dalam rencana pemulihan meliputi pembersihan

puing, perumahan dan lahan sementara, dan kebijakan tentang apakah bangunan-

bangunan yang tidak sesuai dengan zonasi yang ada bisa dibangun kembali di lokasi

yang sama atau tidak.

Mengapa?

Kota dibangun oleh banyak entitas selama berpuluh-puluh tahun atau berabad-abad dan

Page 83: Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar

Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota/Kabupaten Tangguh

Program USAID-APIK 83

dengan demikian sulit untuk membangun kembali dalam jangka waktu yang singkat.

Selalu ada tarik-menarik antara kebutuhan untuk membangun kembali dengan cepat dan

membangun kembali seaman mungkin dan berkelanjutan. Proses pemulihan dan

rekonstruksi partisipatif yang direncanakan dengan baik membantu kota untuk

mengaktifkan diri kembali, memulihkan diri dan membangun kembali infrastruktur yang

rusak dan bangkit dalam hal ekonomi, memberdayakan warganya untuk membangun

kembali hidup, rumah dan penghidupan mereka. Rekonstruksi harus dimulai sesegera

mungkin; sebenarnya, kota dapat mengantisipasi kebutuhan, membentuk mekanisme

operasional dan mengidentifikasi sumber daya sebelum ada kejadian bencana yang

menimpa. Kepemimpinan yang baik, koordinasi dan kemampuan mendapatkan dana

merupakan hal yang penting.

Apa?

Pemulihan harus menjadi bagian dari rencana dan kebijakan pengurangan bencana

publik

Mempertimbangkan pemulihan dan rekonstruksi sebagai bagian tak terpisahkan dari

proses-proses rutin kota dalam pengurangan risiko dan pembangunan.

Menentukan sumber daya apa yang akan diperlukan dan melakukan perencanaan

sebelumnya untuk memastikan sumber daya tersebut akan diperoleh.

Mengikutsertakan warga terdampak dalam mengidentifikasi kebutuhan

Sejak awal dan dalam seluruh proses rekonstruksi memfokuskan perhatian pada

kebutuhan para penyintas dan penduduk yang terkena dampak dengan mendorong

partisipasi mereka dalam pengambilan keputusan atas rancangan dan pelaksanaan

aksi-aksi yang akan membantu memastikan ketangguhan dan keberlanjutan.

Melaksanakan kegiatan yang memungkinkan kota kembali kepada situasi normal

sesegera mungkin, termasuk membuka kembali sekolah-sekolah.

Memastikan bahwa tindakan dan program-program mencakup juga konseling untuk

mendukung situasi ekonomi pasca bencana.

Pemulihan merupakan peluang untuk membangun kembali dengan lebih baik dan

meningkatkan pembangunan

Mengevaluasi rencana strategi kota, menetapkan bidang-bidang yang paling

terdampak dan peka terhadap pembangunan sebagai prioritas; menerapkan kriteria

pengurangan risiko bencana sebagai suatu aksi lintas sektor.

Menyusun kembali program dan proyek bila perlu, memperkuat hal-hal yang

mendukung ketangguhan, menetapkan mekanisme-mekanisme, hukum dan kerangka

kelembagaan dan politik yang kuat untuk kota.

Mengembangkan dan memperkuat kapasitas, dengan penekanan pada kapasitas

lokal dan memperkuat pembangunan dari dalam dengan menggunakan kearifan dan

sumber daya lokal.

Selama proses pemulihan, tidak mengabaikan perlindungan terhadap sumber daya

Page 84: Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar

Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota/Kabupaten Tangguh

Program USAID-APIK 84

dan nilai-nilai alam dan budaya.

Memberi perhatian khusus pada hunian transisi, memastikan bahwa hunian-hunian

tersebut tangguh dan memenuhi peraturan-peraturan lokal dan tidak berubah menjadi

kawasan kumuh yang permanen.

Mengupayakan sumber daya, memperkuat aliansi dan memastikan keberlanjutan

Menyusun strategi manajemen sumber daya untuk mengawali proses rekonstruksi.

Mempertemukan badan-badan kerjasama nasional dan internasional, masyarakat

usaha dan mitra potensial lainnya.

Memperkuat kemitraan yang ada atau mencari kemitraan dan jaringan baru untuk

berperan dalam rekonstruksi, mencari cara-cara untuk mengembangkan kapasitas

baru dan memanfaatkan inovasi teknis dan ilmiah untuk mengurangi risiko di masa

depan dan meningkatkan ketangguhan.

Page 85: Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar

Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota/Kabupaten Tangguh

Program USAID-APIK 85

Lampiran-2: Tentang Perangkat Pengukuran (Indikator Ketangguhan

Urban - UNISDR 2016)

Versi Indikator Kabupaten-Kota ini mengumpulkan “informasi yang kurang” sehingga

perangkat ini bisa menangkap gambaran singkat tentang “sejauh mana perkembangan

sebuah kota” terkait dengan ketangguhan bencana (disaster resilience) namun tidak

mengindikasikan kinerja di masa mendatang atau memberikan usulan perbaikan di masa

mendatang. Dengan kata lain, perangkat ini dapat menekankan kekuatan-kekuatan dan

tantangan-tantangan utama yang dihadapi sebuah kota dalam kaitannya dengan

ketangguhan/PRB namun tidak memberikan panduan tentang bagaimana menangani

masalah-masalah yang telah diidentifikasi - yang akan digantikan dengan sebuah

rencana aksi/strategi.

Menyusun “panduan” yang bisa membantu kota-kota di dunia untuk memperkuat

kapasitas dan proses-proses yang didasarkan pada Sepuluh Langkah Mendasar bisa

menjadi satu pelengkap Indikator Kabupaten-Kota yang bisa diandalkan. Rangkaian

perangkat seperti itu bisa membantu kota-kota untuk memahami kekuatan dan

kelemahan (Indikator Kabupaten-Kota) dan sekaligus belajar tentang bagaimana

menghadapi tantangan-tantangan ( panduan “bagaimana melakukannya”).

Perangkat Indikator Kabupaten-Kota saat ini berisi 230 pertanyaan (8 di Tingkat 0, 31 di

Tingkat 1; 77 di Tingkat 2; dan 122 di Tingkat 3). Tingkat 1 dan 2 murni bersifat kualitatif,

Tingkat 3 mencakup baik data kualitatif dan kuantitatif.

Struktur Perangkat

Struktur perangkat secara keseluruhan, dengan empat tataran pertanyaan yang semakin

tinggi tatarannya semakin rinci serta semakin memerlukan upaya yang lebih besar dan

informasi yang lebih banyak untuk mengisinya (lihat di Gambar di bawah ini). Tingkat 0

dan 1 dari perangkat ini wajib dipenuhi oleh semua kota yang berpartisipasi, sementara

Tingkat 2 dan 3 merupakan pilihan tergantung pada prioritas dan kapasitas masing-

masing kota.

Page 86: Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar

Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota/Kabupaten Tangguh

Program USAID-APIK 86

Rekomendasi-rekomendasi penggunaan struktur berlapis ini antara lain mencakup (per

Langkah Mendasar):

Tingkat 0 (total 8): Delapan rangkaian pertanyaan harus dijawab oleh semua kota.

Kebanyakan kota mungkin tidak memiliki informasi untuk menjawab pertanyaan-

pertanyaan tersebut dan akan mendorong munculnya diskusi tentang kebutuhan untuk

menjawabnya. Enam pertanyaan ini ditujukan untuk menjadi masukan bagi Indikator-

Indikator Global yang mungkin perlu dilaporkan oleh pemerintah-pemerintah Nasional.

Jika data tidak tersedia, kota dapat menugaskan kementerian untuk

mengidentifikasinya atau terus melakukan pengkajian mandiri dengan menyadari

bahwa mereka akan memerlukan data ini untuk menilai dampak.

Tingkat 1 (2 hinga 4 pertanyaan): ini harus dijawab oleh semua kota. Metodologi yang

disarankan untuk menangkap data di Tingkat 1 adalah lokakarya multi-pemangku

kepentingan yang harus mencakup juga para wakil pemerintah kota, sektor swasta

dan masyarakat sipil.

Tingkat 2 (5 hingga 10 pertanyaan): tingkat ini disarankan menjadi pilihan bagi kota-

kota. Sebagian kota mungkin memutuskan untuk menjawab semua pertanyaan,

namun sebagian lainnya mungkin memutuskan untuk memprioritaskan sejumlah

Langkah Mendasar yang didasarkan pada prioritas-prioritas mereka saat ini.

Metodologi yang disarankan untuk menangkap data adalah diskusi kelompok fokus

bersama dengan para pemangku kepentingan yang mempunyai pengetahuan atau

pengalaman sektoral khusus.

Tingkat 3 (8 hingga 15 pertanyaan): tingkat ini disarankan nantinya menjadi pilihan

bagi kota-kota. Karena mencakup baik pertanyaan kualitatif maupun pertanyaan

kuantitatif, sedapat mungkin metode yang digunakan untuk menangkap data termasuk

konsultasi dengan satu/sejumlah spesialis sector dan tinjauan terhadap data kota

yang ada.

Pertanyaan-pertanyaan Tingkat 0 bisa berupa pernyataan atau pertanyaan kuantitatif.

Pertanyaan-pertanyaan Tingkat 1 merupakan pernyataan-pernyataan yang harus dijawab

pengguna dengan “setuju”, “agak setuju”, atau “tidak setuju”.

Pertanyaan-pertanyaan Tingkat 2 harus dijawab dengan “ya”, “sampai batas tertentu”, “tidak sama sekali”. Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan wajib di tingkat ini memandu

pengguna untuk menggunakan pendekatan yang konsisten dalam menggunakan

perangkat ini secara keseluruhan dalam berbagai konteks berbeda.

Untuk bisa menghadapi tantangan ini dan mendorong diskusi diantara mereka yang

diundang dalam diskusi dan konsultasi, kami telah menyertakan satu kotak “justifikasi” untuk setiap jawaban yang harus diberikan untuk pertanyaan-pertanyaan Tingkat 2. Ini

juga bisa digunakan untuk menangkap informasi untuk mendukung pertanyaan Tingkat 3

jika memang relevan.

Pertanyaan-pertanyaan Tingkat 3 berisi gabungan metriks kuantitatif dan jawaban

kualitatif:

Pertanyaan kualitatif disusun dalam skala 1 hingga 5 agar bisa menangkap segala kemungkinan skenario dengan lebih baik yang berkaitan dengan pertanyaan yang terperinci

Page 87: Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar

Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota/Kabupaten Tangguh

Program USAID-APIK 87

Pertanyaan data kuantitatif didasarkan pada proksi-metrik dan jawabannya berupa angka

Pengumpulan Data dan Pengkajian Tingkat 3

Pertanyaan Tingkat 3 memerlukan pengumpulan data khusus dan harus diselesaikan

oleh Fasilitator Setempat dengan input data dari sumber data yang tepat. Ini bisa

dilakukan dalam sebuah sesi kelompok fokus untuk setiap Langkah Mendasar atau

dengan pendekatan yang lebih khusus dimana pertanyaan khusus dibawa pulang oleh

sumber data khusus dan dikembalikan sudah terisi.

Pertanyaan Tingkat 3 mungkin tidak memerlukan jawaban untuk setiap Langkah

Mendasar asalkan jawaban Tingkat 1 dan 2 memberikan tingkat pengetahuan dan

keyakinan yang tepat dalam memahami ketangguhan kota dalam Langkah Mendasar

khusus.

Tindak Lanjut Berdasarkan Pada Indikator

Indikator-indikator kabupaten-kota ini disusun untuk membantu kota dalam

mengidentifikasi kesenjangan-kesenjangan khusus yang kemudian dapat dipenuhi

dengan tindakan-tindakan khusus. Untuk itu, pemerintah daerah akan perlu menyusun

rencana-rencana aksi atau strategi PRB yang bisa diandalkan. Strategi-strategi tersebut

harus bisa digunakan untuk berbagai rentang waktu yang berbeda, dilengkapi sasaran,

indikator, dan jadwal, dan ditujukan untuk mencegah munculnya risiko, mengurangi risiko

Page 88: Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar

Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota/Kabupaten Tangguh

Program USAID-APIK 88

yang ada dan memperkuat ketangguhan ekonomi, sosial, kesehatan dan lingkungan.

Sementara indikator-indikator kabupaten-kota akan membantu mengidentifikasi

kesenjangan-kesenjangan tersebut, rintisan-rintisan (jika tidak pun, paling tidak SATU

kota per kawasan) akan berupaya mengembangkan satu rencana aksi/strategi yang

mendukung rencana induk kota dan kebijakan-kebijakan perkotaan di tingkat nasional,

jika ada.

Rencana-rencana ini perlu untuk mencakup semua persyaratan sebuah rencana yang

kuat (seperti disebutkan di atas) dengan dilengkapi penjelasan tentang mekanisme

pelaksanaan, potensi biaya/anggaran, dan tanggung jawab.

Page 89: Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar

Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota/Kabupaten Tangguh

Program USAID-APIK 89

Lampiran-3: Perangkat Penilaian Ketangguhan Kabupaten/Kota Level 1

1: Adanya organisasi untuk ketangguhan terhadap bencana Deskripsi:

Ada struktur organisasi dan proses-proses yang jelas untuk memahami dan merespons isu-isu utama yang berdampak pada ketangguhan kota terhadap ancaman bahaya alam, termasuk kepemimpinan yang kuat, kejelasan koordinasi dan pembagian tanggung jawab, keterlibatan pemangku kepentingan secara efektif, diseminasi dan jalur komunikasi, dan menentukan strategi, kebijakan, dan mekanisme untuk membantu menjawab isu-isu ini

PERTANYAAN LEVEL-1

1. sangat setuju 2. agak setuju 3. tidak setuju Penjelasan Jawaban, dan Catatan

PERTANYAAN LEVEL-1 Jawaban Penjelasan Data/Analisa Verifier/Dokumen Sumber Data (Pemilik/

Penyedia Data/Dokumen)

1.1. Pengurangan Risiko Bencana menjadi pertimbangan utama dalam seluruh Visi dan/atau Rencana Strategis Kota sehingga kota bisa menjamin tercapainya tujuan-tujuan. (Silahkan menyebutkan visi tersebut dan/atau rencana strategis dalam kolom penjelasan).

1.2 Kota mempunyai kewenangan dan sumber daya yang diperlukan untuk memenuhi persyaratan-persyaratan setempat untuk pengurangan risiko bencana

Page 90: Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar

Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota/Kabupaten Tangguh

Program USAID-APIK 90

PERTANYAAN LEVEL-1 Jawaban Penjelasan Data/Analisa Verifier/Dokumen Sumber Data (Pemilik/

Penyedia Data/Dokumen)

1.3. Tanggung jawab (lembaga utama) ditetapkan dan mencakup berbagai aspek ketangguhan kota terhadap bencana.

(Ini bisa saja berupa satu simpul penghubung untuk PRB atau lembaga utama, tergantung pada jenis ancaman bahaya/insiden).

1.4. Kota telah memiliki satu mekanisme yang memprioritaskan sumber daya untuk secara efektif menurunkan risiko-risiko yang tinggi yang telah diidentifikasi.

Page 91: Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar

Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota/Kabupaten Tangguh

Program USAID-APIK 91

Lampiran-4: Perangkat Penilaian Ketangguhan Kabupaten/Kota Level 2

1: Adanya organisasi untuk ketangguhan terhadap bencana Deskripsi:

Ada struktur organisasi dan proses-proses yang jelas untuk memahami dan merespons isu-isu utama yang berdampak pada ketangguhan kota terhadap ancaman bahaya alam, termasuk kepemimpinan yang kuat, kejelasan koordinasi dan pembagian tanggung jawab, keterlibatan pemangku kepentingan secara efektif, diseminasi dan jalur komunikasi, dan menentukan strategi, kebijakan, dan mekanisme untuk membantu menjawab isu-isu ini

PERTANYAAN LEVEL-1

PERTANYAAN LEVEL-2

1. sangat setuju 2. agak setuju 3. tidak setuju Penjelasan Jawaban, dan Catatan

1. Tidak 2. Sampai batas tertentu 3. Ya Penjelasan Jawaban, dan Catatan

PERTANYAAN LEVEL-1

PERTANYAAN LEVEL-2

RINGKASAN JAWABAN

Integrated Q of 71 Indicators Jawaban Penjelasan

Data/Analisa Verifier/

Dokumen

Sumber Data (Pemilik/ Penyedia

Data/Dokumen)

1.1. Pengurangan Risiko Bencana menjadi pertimbangan utama dalam seluruh Visi dan/atau Rencana Strategis Kota sehingga kota bisa menjamin tercapainya tujuan-tujuan. Ringkasan:

1.1.1. Apakah Visi/Strategi Kota didasarkan pada analisis risiko?

1.1. Peraturan Daerah tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana

1. Apakah Kota/Kabupaten Anda telah ada inisiatif penyusunan peraturan Daerah Tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana melibatkan para pemangku kepentingan?

Ya

2. Apakah peraturan daerah

Page 92: Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar

Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota/Kabupaten Tangguh

Program USAID-APIK 92

PERTANYAAN LEVEL-1

PERTANYAAN LEVEL-2

RINGKASAN JAWABAN

Integrated Q of 71 Indicators Jawaban Penjelasan

Data/Analisa Verifier/

Dokumen

Sumber Data (Pemilik/ Penyedia

Data/Dokumen)

telah dilegalkan dan didukung dengan aturan turunan yang menjabarkan Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana?

3. Apakah Peraturan Daerah Tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana tersebut telah menjadi acuan dalam regulasi dan kebijakan lainnya?

4. Apakah Peraturan Daerah Tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana tersebut telah meningkatkan program dan anggatan PB?

1.1.2. Apakah strategi ini dikembangkan melalui konsultasi yang inklusif dan partisipatif dengan multi pemangku kepentingan?

1.1.3. Apakah

Page 93: Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar

Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota/Kabupaten Tangguh

Program USAID-APIK 93

PERTANYAAN LEVEL-1

PERTANYAAN LEVEL-2

RINGKASAN JAWABAN

Integrated Q of 71 Indicators Jawaban Penjelasan

Data/Analisa Verifier/

Dokumen

Sumber Data (Pemilik/ Penyedia

Data/Dokumen)

rencana strategis ditinjau kembali secara rutin? Ini artinya paling tidak 5 tahun sekali atau sesuai perubahan kondisi (mana pun yang lebih cepat)

1.2 Kota mempunyai kewenangan dan sumber daya yang diperlukan untuk memenuhi persyaratan-persyaratan setempat untuk pengurangan risiko bencana

1.2.1. Apakah lembaga-lembaga utama mempunyai kewenangan terkait untuk mengkoordinasikan aktivitas PRB setempat, mengambil keputusan dalam keadaan darurat dan melakukan tindakan-tindakan mitigasi ancaman bahaya secara semestinya?

1.2. Pembentukan BPBD

1. Apakah Kota/Kabupaten Anda telah menyusun peraturan tentang pembentukan organisasi penanggulangan bencana yang melibatkan para pemangku kepentingan?

2. Apakah telah dilegalkan dalam Peraturan Daerah tentang SOTK BPBD di daerah Anda?

3. Apakah aturan pembentukan BPBD meningkatkan koordinasi dan pelaksanaan

Page 94: Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar

Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota/Kabupaten Tangguh

Program USAID-APIK 94

PERTANYAAN LEVEL-1

PERTANYAAN LEVEL-2

RINGKASAN JAWABAN

Integrated Q of 71 Indicators Jawaban Penjelasan

Data/Analisa Verifier/

Dokumen

Sumber Data (Pemilik/ Penyedia

Data/Dokumen)

penyelenggaraan PB di daerah?

4. Apakah aturan pembentukan BPBD meningkatkan program dan anggaran pelaksanaan penyelenggaraan PB di daerah?

1.3. Tanggung jawab (lembaga utama) ditetapkan dan mencakup berbagai aspek ketangguhan kota terhadap bencana. (Ini bisa saja berupa satu simpul penghubung untuk PRB atau lembaga utama, tergantung pada jenis ancaman bahaya/insiden).

1.3.1. Ada kejelasan lembaga

mana yang bertanggung jawab untuk memimpin respons keadaan darurat dalam berbagai skenario ancaman bahaya dan siapa yang bertanggung jawab atas berbagai aspek mitigasi dan kesiapsiagaan pra-bencana

1.7. BPBD

1. Apakah Kab/Kota telah terbentuk BPBD di daerah ?

2. Apakah BPBD telah dilengkapi dengan struktur seusuai dengan Permendagri nomor 46 tahun 2008 Tentnag Pedoman Organisasi dan Tata Kerja BOBD dan Perka BNPB Nomor3 2008 Tentang Pedoman Pembentukan BPBD?

3. Apakah kebutuhan sumber daya BPBD (dana, sarana, prasarana, personil) telah

Page 95: Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar

Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota/Kabupaten Tangguh

Program USAID-APIK 95

PERTANYAAN LEVEL-1

PERTANYAAN LEVEL-2

RINGKASAN JAWABAN

Integrated Q of 71 Indicators Jawaban Penjelasan

Data/Analisa Verifier/

Dokumen

Sumber Data (Pemilik/ Penyedia

Data/Dokumen)

terpenuhi baik dalam hal kualitas atau kuantitasnya?

4. Apakah BPBD telah menjalankan fungsi secara optimal dalam mengoordinasikan, memberi komando, dan pelaksana dalam penyelenggaraan PB?

1.3.2. Apakah para pemangku kepentingan utama yang mempunyai tanggung jawab terkait ketangguhan mempunyai akses ke informasi agar bisa mengambil keputusan dan melakukan respons yang tepat dalam berbagai tahapan siklus pengurangan risiko bencana (Misalnya mitigasi, respons, pemulihan)?

3.4 Pusdalops PB dengan fasilitas minimal mampu memberikan respon efektif untuk pelaksanaan peringatan dini dan penanganan masa krisis

1. Apakah telah ada Pusat Pengendali Operasi (Pusdalops) yang terstruktur dalam sebuah prosedur operasi di daerah anda?

2. Apakah Pusdalops yang ada telah di tetapkan dalam aturan atau kebijakan di daerah ?

3.Apakah pusdalops yang sudah ada didukung peralatan yang memadai untuk menjalankan fungsi peringatan

Page 96: Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar

Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota/Kabupaten Tangguh

Program USAID-APIK 96

PERTANYAAN LEVEL-1

PERTANYAAN LEVEL-2

RINGKASAN JAWABAN

Integrated Q of 71 Indicators Jawaban Penjelasan

Data/Analisa Verifier/

Dokumen

Sumber Data (Pemilik/ Penyedia

Data/Dokumen)

dini dan penanganan masa darurat?

4. Apakah Pusdalops telah menjadi rujukan seluruh pemangku kepentingan dalam perencanaan dan penanganan darurat di daerah ?

6.24 Penghentian status Tanggap Darurat

1. Apakah telah ada aturan tertulis (baik dalam bentuk peraturan daerah, Keputusan kepala daerah) tentang prosedur penghentian status tanggap darurat bencana?

2. Apakah prosedur tersebut telah mengatur mekanisme proses transisi/peralihan dari tanggap darurat ke rehabilitasi dan rekonstruksi?

3. Apakah penghentian status

Page 97: Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar

Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota/Kabupaten Tangguh

Program USAID-APIK 97

PERTANYAAN LEVEL-1

PERTANYAAN LEVEL-2

RINGKASAN JAWABAN

Integrated Q of 71 Indicators Jawaban Penjelasan

Data/Analisa Verifier/

Dokumen

Sumber Data (Pemilik/ Penyedia

Data/Dokumen)

tanggap darurat tersebut diyakini masyarakat sebagai akhir dari masa tanggap darurat?

4. Apakah prosedur penghentian status tanggap darurat tersebut mampu mengembalikan kondisi aktivitas masyarakat (normal kembali)?

1.4. Kota telah memiliki satu mekanisme yang memprioritaskan sumber daya untuk secara efektif menurunkan risiko-risiko yang tinggi yang telah diidentifikasi.

1.4.1. Apakah investasi-investasi kota cukup dipengaruhi oleh analisis risiko dan apakah risiko yang tinggi telah diturunkan?

1.4.2. Investasi-investasi dan inisiatif-inisiatif

kota dievaluasi utk melihat manfaat atau dampak merugikan terhadap ketangguhan terhadap bencana?

2.4 Rencana Penanggulangan Bencana Daerah

1.Apakah Kab/Kota Telah Memiliki Dokumen Rencana Penanggulangan Bencana yang di susun berdasarkan kajian risiko bencana di daerah?

2. Apakah Dokumen Rencana

Page 98: Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar

Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota/Kabupaten Tangguh

Program USAID-APIK 98

PERTANYAAN LEVEL-1

PERTANYAAN LEVEL-2

RINGKASAN JAWABAN

Integrated Q of 71 Indicators Jawaban Penjelasan

Data/Analisa Verifier/

Dokumen

Sumber Data (Pemilik/ Penyedia

Data/Dokumen)

Penanggulanagn Bencana yang ada telah di tetapkan dalam aturan atau kebijakan di daerah yang telah melibatkan dan mengakomodir lintas SKPD, aspirasi masyarakat, akademisi, dunia usaha, maupun organisasi non pemerintah ?

3. Apakakah Dokumen Rencana Penanggulangan Bencana telah mempertimbangkan kajian kerentanan dampak perubahan iklim di daerah?

4. Apakah Dokumen Rencana Penanggulangan Bencana telah menjadi rujukan dalam perencaan pembangunan di daerah ?

1.4.3. Apakah ada standar-standar

Page 99: Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar

Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota/Kabupaten Tangguh

Program USAID-APIK 99

PERTANYAAN LEVEL-1

PERTANYAAN LEVEL-2

RINGKASAN JAWABAN

Integrated Q of 71 Indicators Jawaban Penjelasan

Data/Analisa Verifier/

Dokumen

Sumber Data (Pemilik/ Penyedia

Data/Dokumen)

atau norma-norma yang

berlaku yang menetapkan tingkat risiko

untuk pengambilan keputusan tentang pembangunan perkotaan?

Page 100: Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar

Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota/Kabupaten Tangguh

Program USAID-APIK 100

Lampiran-5: Perangkat Penilaian Ketangguhan Kabupaten/Kota Level 3

1: Adanya organisasi untuk ketangguhan terhadap bencana Deskripsi:

Ada struktur organisasi dan proses-proses yang jelas untuk memahami dan merespons isu-isu utama yang berdampak pada ketangguhan kota terhadap ancaman bahaya alam, termasuk kepemimpinan yang kuat, kejelasan koordinasi dan pembagian tanggung jawab, keterlibatan pemangku kepentingan secara efektif, diseminasi dan jalur komunikasi, dan menentukan strategi, kebijakan, dan mekanisme untuk membantu menjawab isu-isu ini

PERTANYAAN LEVEL-1

PERTANYAAN LEVEL-2

PERTANYAAN LEVEL-3

1. sangat setuju 2. agak setuju 3. tidak setuju Penjelasan Jawaban, dan Catatan

1. Tidak 2. Sampai batas tertentu 3. Ya Penjelasan Jawaban, dan Catatan

Skor (1, 2, 3, 4, 5) Penjelasan Jawaban, dan Catatan

PERTANYAAN LEVEL-1

PERTANYAAN LEVEL-2

PERTANYAAN LEVEL-3

PERTANYAAN LEVEL-1

PERTANYAAN LEVEL-2

PERTANYAAN LEVEL-3

RINGKASAN JAWABAN

RINGKASAN JAWABAN

Jawaban Penjelasan Data/Analisa Verifier/Dokumen

Sumber Data (Pemilik/ Penyedia

Data/Dokumen)

1.1. Pengurangan Risiko Bencana menjadi pertimbangan utama dalam seluruh Visi dan/atau Rencana Strategis Kota sehingga kota bisa menjamin tercapainya tujuan-tujuan.

1.1.1. Apakah Visi/Strategi Kota didasarkan pada analisis risiko?

1.1.1.1 Sejauh mana faktor-faktor risiko dipertimbangkan dalam visi/rencana strategis kota?

5 – Risiko-risiko saat ini dan masa mendatang dipertimbangkan sepenuhnya dalam Visi/Rencana Strategis Kota, dilengkapi dengan data ilmiah dan informasi tentang ancaman bahaya dari berbagai -pemangku

Page 101: Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar

Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota/Kabupaten Tangguh

Program USAID-APIK 101

PERTANYAAN LEVEL-1

PERTANYAAN LEVEL-2

PERTANYAAN LEVEL-3

RINGKASAN JAWABAN

RINGKASAN JAWABAN

Jawaban Penjelasan Data/Analisa Verifier/Dokumen

Sumber Data (Pemilik/ Penyedia

Data/Dokumen)

kepentingan yang mendukung keputusan-keputusan strategis. 4 - Faktor-faktor risiko diidentifikasi dan dimasukkan dengan cukup terperinci ke dalam Visi/Rencana Strategis Kota. 3 - Faktor-faktor risiko sedang dalam proses identifikasi untuk Visi/Rencana Strategis Kota. 2 - Faktor-faktor risiko dimasukkan dalam agenda pembahasan 1 – Faktor-faktor risiko tidak dipertimbangkan dalam Visi/Rencana Strategis Kota 0 – Tidak ada faktor-faktor risiko yang diidentifikasi

1.1.2. Apakah strategi ini dikembangkan melalui konsultasi yang inklusif dan partisipatif dengan multi pemangku kepentingan?

1.1.2.1. Apakah partisipasi dan koordinasi semua organisasi yang relevan sudah ditetapkan? 5 – Partisipasi efektif

semua instansi terkait, swasta dan publik dalam aktivitas-aktivitas pra dan tanggap bencana 4 – Partisipasi efektif

Page 102: Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar

Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota/Kabupaten Tangguh

Program USAID-APIK 102

PERTANYAAN LEVEL-1

PERTANYAAN LEVEL-2

PERTANYAAN LEVEL-3

RINGKASAN JAWABAN

RINGKASAN JAWABAN

Jawaban Penjelasan Data/Analisa Verifier/Dokumen

Sumber Data (Pemilik/ Penyedia

Data/Dokumen)

dengan sedikit pengecualian. 3 – Ada partisipasi tetapi masih ada kesenjangan besar dalam partisipasi, atau tumpang tindih, duplikasi dll. belum dapat diselesaikan. 2 – Ada partisipasi, mungkin diantara dua atau lebih instansi – tetapi tidak universal. Namun isu partisipasi mendapat perhatian besar. 1- Tidak ada partisipasi dan koordinasi yang cukup antar instansi. 0- Aktivitas-aktivitas tumpang tindih yang dilakukan pada saat bersamaan masih terjadi. Sebuah rencana koordinasi sedang disusun.

1.1.2.2. Persentase para pemangku kepentingan berikut ini yang telah berperan dalam, atau diajak konsultasi tentang strategi kota:

o Layanan darurat kota; o Sektor kesehatan kota;

Page 103: Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar

Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota/Kabupaten Tangguh

Program USAID-APIK 103

PERTANYAAN LEVEL-1

PERTANYAAN LEVEL-2

PERTANYAAN LEVEL-3

RINGKASAN JAWABAN

RINGKASAN JAWABAN

Jawaban Penjelasan Data/Analisa Verifier/Dokumen

Sumber Data (Pemilik/ Penyedia

Data/Dokumen)

o Sektor lingkungan kota; o Penyedia layanan utilitas; o Univesitas dan lembaga ilmiah setempat o LSM dan organisasi masyarakat sipil temasuk perwakilan kelompok minoritas; o Masyarakat kota secara umum.

1.1.3. Apakah rencana strategis ditinjau kembali secara rutin? Ini artinya paling tidak 5 tahun sekali atau sesuai perubahan kondisi (mana pun yang lebih cepat)

1.1.3.1. Berapa tahun sejak terakhir rencana strategis kota ditinjau dan/atau direvisi?

1.2 Kota mempunyai kewenangan dan sumber daya yang diperlukan untuk memenuhi persyaratan-persyaratan setempat untuk pengurangan risiko bencana

1.2.1. Apakah lembaga-lembaga utama mempunyai kewenangan terkait untuk mengkoordinasikan aktivitas PRB setempat, mengambil keputusan dalam keadaan darurat dan melakukan tindakan-tindakan mitigasi

1.2.1.1 Kewenangan apa yang dimiliki oleh lembaga atau instansi utama?

5- Lembaga atau instansi utama mempunyai kewenangan dan sumber daya terkait untuk mengkoordinasikan semua aktivitas

Page 104: Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar

Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota/Kabupaten Tangguh

Program USAID-APIK 104

PERTANYAAN LEVEL-1

PERTANYAAN LEVEL-2

PERTANYAAN LEVEL-3

RINGKASAN JAWABAN

RINGKASAN JAWABAN

Jawaban Penjelasan Data/Analisa Verifier/Dokumen

Sumber Data (Pemilik/ Penyedia

Data/Dokumen)

ancaman bahaya secara semestinya?

perencanaan dan persiapan terkait sebelum bencana, saat tanggap bencana, dan setelah kejadian bencana 4- Lembaga atau instansi utama mempunyai kewenangan dan sumber daya terkait untuk mengkoordinasikan aktivitas-aktivitas perencanaan dan persiapan sebelum bencana dan saat tanggap bencana saja 3- Lembaga atau instansi utama mempunyai kewenangan dan sumber daya terkait untuk mengkoordinasikan aktivitas-aktivitas perencanaan dan persiapan sebelum dan setelah kejadian bencana saja 2- Lembaga atau instansi utama mempunyai kewenangan dan sumber daya terkait untuk mengkoordinasikan

Page 105: Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar

Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota/Kabupaten Tangguh

Program USAID-APIK 105

PERTANYAAN LEVEL-1

PERTANYAAN LEVEL-2

PERTANYAAN LEVEL-3

RINGKASAN JAWABAN

RINGKASAN JAWABAN

Jawaban Penjelasan Data/Analisa Verifier/Dokumen

Sumber Data (Pemilik/ Penyedia

Data/Dokumen)

aktivitas-aktivitas perencanaan dan persiapan terkait saat tanggap bencana dan setelah kejadian bencana saja 1- Lembaga atau instansi utama mempunyai kewenangan dan sumber daya terkait untuk mengkoordinasikan aktivitas-aktivitas perencanaan dan persiapan sebelum kejadian bencana saja 0-Lembaga atau instansi utama tidak mempunyai kewenangan dan sumber daya terkait untuk mengkoordinasikan aktivitas-aktivitas perencanaan dan persiapan sebelum bencana, saat tanggap bencana, dan setelah kejadian bencana

1.3. Tanggung jawab (lembaga utama) ditetapkan dan mencakup berbagai aspek ketangguhan kota terhadap bencana.

1.3.1. Ada kejelasan lembaga mana yang

bertanggung jawab untuk memimpin respons keadaan darurat dalam berbagai skenario

1.3.1.1. Apakah ada koordinasi semua aktivitas perencanaan dan persiapan terkait sebelum kejadian bencana di kotamadya/kota, yang

Page 106: Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar

Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota/Kabupaten Tangguh

Program USAID-APIK 106

PERTANYAAN LEVEL-1

PERTANYAAN LEVEL-2

PERTANYAAN LEVEL-3

RINGKASAN JAWABAN

RINGKASAN JAWABAN

Jawaban Penjelasan Data/Analisa Verifier/Dokumen

Sumber Data (Pemilik/ Penyedia

Data/Dokumen)

(Ini bisa saja berupa satu simpul penghubung untuk PRB atau lembaga utama, tergantung pada jenis ancaman bahaya/insiden).

ancaman bahaya dan siapa yang bertanggung jawab atas berbagai aspek mitigasi dan kesiapsiagaan pra-bencana

menegaskan peran dan akuntabilitas semua lembaga terkait?

5- Ada koordinasi yang jelas antar semua aktivitas perencanaan dan persiapan sebelum kejadian bencana. Semua peran dan tanggung jawab lembaga-lembaga terkait ditetapkan dengan jelas. 4- Ada koordinasi perencanaan dan persiapan sebelum kejadian bencana di kota. Namun demikian masih ada peran yang tumpang tindih dan akuntabilitas tidak ditetapkan dengan jelas. 3-Koordinasi aktivitas-aktivitas perencanaan dan persiapan tidak memadai. Tidak ada identifikasi peran dan akuntabilitas yang jelas antar lembaga terkait. 2- Kota (atau simpul penghubung/instansi) saat ini sedang dalam proses koordinasi aktivitas-aktivitas sebelum kejadian

Page 107: Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar

Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota/Kabupaten Tangguh

Program USAID-APIK 107

PERTANYAAN LEVEL-1

PERTANYAAN LEVEL-2

PERTANYAAN LEVEL-3

RINGKASAN JAWABAN

RINGKASAN JAWABAN

Jawaban Penjelasan Data/Analisa Verifier/Dokumen

Sumber Data (Pemilik/ Penyedia

Data/Dokumen)

bencana dan perencanaan, yang dengan jelas akan mengidentifikasi peran dan akuntabilitas lembaga-lembaga terkait 1- Kota saat ini sedang membahas untuk memulai proses koordinasi semua perencanaan dan aktivitas sebelum kejadian bencana. 0- Saat ini tidak ada rencana untuk koordinasi aktivitas-aktivitas sebelum kejadian bencana dan perencanaan.

1.3.1.2. Apakah ada koordinasi antar semua aktivitas tanggap bencana terkait (segera setelah bencana terjadi) di kotamadya/kota yang mempertegas peran dan akuntabilitas semua lembaga terkait?

5-Ada koordinasi yang jelas antar semua aktivitas tanggap bencana terkait. Semua peran dan akuntabilitas lembaga-

Page 108: Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar

Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota/Kabupaten Tangguh

Program USAID-APIK 108

PERTANYAAN LEVEL-1

PERTANYAAN LEVEL-2

PERTANYAAN LEVEL-3

RINGKASAN JAWABAN

RINGKASAN JAWABAN

Jawaban Penjelasan Data/Analisa Verifier/Dokumen

Sumber Data (Pemilik/ Penyedia

Data/Dokumen)

lembaga terkait ditetapkan dengan jelas 4- Ada koordinasi antar semua aktivitas tanggap bencana di kota. Namun demikian masih ada peran yang tumpang tindih dan akuntabilitas tidak ditetapkan dengan jelas. 3-Koordinasi aktivitas-aktivitas tanggap bencana tidak memadai. Tidak ada identifikasi peran dan akuntabilitas yang jelas antar lembaga terkait di kota. 2- Kota (atau simpul penghubung/instansi) saat ini sedang dalam proses koordinasi aktivitas-aktivitas tanggap bencana, yang dengan jelas akan mengidentifikasi peran dan akuntabilitas lembaga-lembaga terkait. 1- Kota saat ini sedang membahas untuk memulai proses koordinasi semua aktivitas tanggap bencana 0- Saat ini tidak ada

Page 109: Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar

Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota/Kabupaten Tangguh

Program USAID-APIK 109

PERTANYAAN LEVEL-1

PERTANYAAN LEVEL-2

PERTANYAAN LEVEL-3

RINGKASAN JAWABAN

RINGKASAN JAWABAN

Jawaban Penjelasan Data/Analisa Verifier/Dokumen

Sumber Data (Pemilik/ Penyedia

Data/Dokumen)

rencana untuk koordinasi aktivitas-aktivitas tanggap bencana.

1.3.1.3. Apakah ada koordinasi semua aktivitas pasca tanggap bencana (transisi menuju pemulihan) di kotamadya/kota, yang menegaskan peran dan akuntabilitas semua lembaga terkait?

5-Ada koordinasi yang jelas antar semua aktivitas terkait pasca tanggap bencana. Semua peran dan akuntabilitas lembaga-lembaga terkait ditetapkan dengan jelas 4-Ada koordinasi aktivitas-aktivitas pasca tanggap bencana di kota. Namun demikian masih ada peran yang tumpang tindih dan akuntabilitas tidak ditetapkan dengan jelas. 3-Koordinasi aktivitas-aktivitas pasca tanggap bencana tidak memadai. Tidak ada identifikasi peran dan

Page 110: Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar

Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota/Kabupaten Tangguh

Program USAID-APIK 110

PERTANYAAN LEVEL-1

PERTANYAAN LEVEL-2

PERTANYAAN LEVEL-3

RINGKASAN JAWABAN

RINGKASAN JAWABAN

Jawaban Penjelasan Data/Analisa Verifier/Dokumen

Sumber Data (Pemilik/ Penyedia

Data/Dokumen)

akuntabilitas yang jelas antar lembaga terkait di kota. 2-Kota (atau simpul penghubung/instansi) saat ini sedang dalam proses koordinasi aktivitas-aktivitas setelah tanggap bencana, yang dengan jelas akan mengidentifikasi peran dan akuntabilitas lembaga-lembaga terkait. 1-Kota saat ini sedang membahas untuk memulai proses koordinasi semua aktivitas pasca tanggap bencana 0- Saat ini tidak ada rencana untuk koordinasi aktivitas-aktivitas pasca tanggap bencana.

1.3.1.4. Adakah satu diagram pemangku kepentingan yang menunjukkan tanggung jawab, kapasitas, dan kompetensi yang mendasar yang diperlukan untuk memperkuat ketangguhan kota

Page 111: Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar

Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota/Kabupaten Tangguh

Program USAID-APIK 111

PERTANYAAN LEVEL-1

PERTANYAAN LEVEL-2

PERTANYAAN LEVEL-3

RINGKASAN JAWABAN

RINGKASAN JAWABAN

Jawaban Penjelasan Data/Analisa Verifier/Dokumen

Sumber Data (Pemilik/ Penyedia

Data/Dokumen)

baik dalam kesiapsiagaan, tanggap bencana dan perencanaan?

5- Ada diagram dan secara berkala dipantau dan ditinjau dengan memberikan prioritas pada berbagai jenis pemangku kepentingan. 4- Ada diagram yang mencakup beberapa jenis (tidak semua) pemangku kepentingan. 3-Diagram sedang disusun. 2- Kota sedang mempertimbangkan untuk menyusun sebuah diagram pemangku kepentingan untuk memetakan tanggung jawab, kapasitas, dan kompetensi 1 – Tidak ada diagram yang memetakan tanggung jawab, kapasitas, dan kompetensi. 0- Tidak ada rencana untuk membuat pemetaan seperti ini atau dalam waktu dekat

1.3.2. Apakah para pemangku kepentingan utama

1.3.2.1. Sejauh mana lembaga-lembaga utama dalam tanggap

Page 112: Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar

Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota/Kabupaten Tangguh

Program USAID-APIK 112

PERTANYAAN LEVEL-1

PERTANYAAN LEVEL-2

PERTANYAAN LEVEL-3

RINGKASAN JAWABAN

RINGKASAN JAWABAN

Jawaban Penjelasan Data/Analisa Verifier/Dokumen

Sumber Data (Pemilik/ Penyedia

Data/Dokumen)

yang mempunyai tanggung jawab terkait ketangguhan mempunyai akses ke informasi agar bisa mengambil keputusan dan melakukan respons yang tepat dalam berbagai tahapan siklus pengurangan risiko bencana (Misalnya mitigasi, respons, pemulihan)?

darurat bencana mempunyai akses ke informasi yang tepat waktu dan akurat tentang bahaya dan ancaman?

5 – Ada mekanisme formal dan efektif untuk pertukaran informasi tentang risiko antar lembaga-lembaga utama dalam tanggap darurat bencana serta hubungan vertikal yang kuat dengan pemerintah daerah dan pusat serta instansi ilmiah. Informasi yang tepat waktu dan akurat tentang bahaya dan ancaman tersedia untuk menjadi dasar perencanaan dan tanggap darurat bencana. 4 – Ada pertukaran pengetahuan secara vertikal dan horisontal dan informasi menjangkau lembaga-lembaga tanggap darurat bencana tepat pada waktunya dan secara akurat. Namun demikian, komunikasi di tingkat daerah dan pusat masih perlu

Page 113: Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar

Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota/Kabupaten Tangguh

Program USAID-APIK 113

PERTANYAAN LEVEL-1

PERTANYAAN LEVEL-2

PERTANYAAN LEVEL-3

RINGKASAN JAWABAN

RINGKASAN JAWABAN

Jawaban Penjelasan Data/Analisa Verifier/Dokumen

Sumber Data (Pemilik/ Penyedia

Data/Dokumen)

ditingkatkan. 3- Informasi biasanya menjangkau lembaga-lembaga tanggap darurat bencana tepat pada waktunya dan secara akurat dan keputusan-keputusan tentang tanggap darurat bencana didasarkan pada informasi yang berkualitas namun masih ada kesenjangan dan informasi masih perlu lebih terperinci. 2- Ada kapasitas namun ada kesenjangan besar dalam informasi risiko yang tersedia dan instansi-instansi utama dalam perencanaan dan tanggap darurat bencana seharusnya bisa mendapat lebih banyak informasi. 1- Ada kesenjangan besar terkait informasi risiko dan instansi-instansi utama tanggap darurat bencana seringkali tidak didukung oleh data yang berkualitas tentang risiko.

1.4. Kota telah memiliki satu

1.4.1. Apakah investasi-investasi

1.4.1.1 Sejauh mana 1.4.1 terjadi?

Page 114: Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar

Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota/Kabupaten Tangguh

Program USAID-APIK 114

PERTANYAAN LEVEL-1

PERTANYAAN LEVEL-2

PERTANYAAN LEVEL-3

RINGKASAN JAWABAN

RINGKASAN JAWABAN

Jawaban Penjelasan Data/Analisa Verifier/Dokumen

Sumber Data (Pemilik/ Penyedia

Data/Dokumen)

mekanisme yang memprioritaskan sumber daya untuk secara efektif menurunkan risiko-risiko yang tinggi yang telah diidentifikasi.

kota cukup dipengaruhi oleh analisis risiko dan apakah risiko yang tinggi telah diturunkan?

5 – Hasil analisis risiko disampaikan kepada pemerintah kota dan secara efektif mempengaruhi pengeluaran di bidang tersebut misalnya kesiapsiagaan dan mitigasi risiko (misalnya pertahanan terhadap banjir) sehingga mendapat dana yang cukup, 4 - Hasil analisis risiko disampaikan kepada pemerintah kota dan mempengaruhi pengeluaran namun masih perlu ditingkatkan 3 - Hasil analisis risiko disampaikan dan sampai batas tertentu mempengaruhi investasi namun pengaruh maupun tindak lanjut setelahnya masih perlu ditingkatkan 2 – Analisis risiko sesekali mempengaruhi pengeluaran pemerintah 1 - Analisis risiko tidak mempengaruhi investasi 0 – Tidak ada penilaian

Page 115: Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar

Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota/Kabupaten Tangguh

Program USAID-APIK 115

PERTANYAAN LEVEL-1

PERTANYAAN LEVEL-2

PERTANYAAN LEVEL-3

RINGKASAN JAWABAN

RINGKASAN JAWABAN

Jawaban Penjelasan Data/Analisa Verifier/Dokumen

Sumber Data (Pemilik/ Penyedia

Data/Dokumen)

risiko

1.4.2. Investasi-investasi dan inisiatif-inisiatif kota

dievaluasi utk melihat manfaat atau dampak merugikan terhadap ketangguhan terhadap bencana?

1.4.2.1 Sejauh mana 1.4.2 terjadi?

5 – Ada langkah eksplisit dalam pengambilan keputusan yang diterapkan terhadap semua usulan kebijakan dan anggaran di semua bidang fungsional. 4 – Ada langkah eksplisit dan semi-eksplisit dalam pengambilan keputusan yang diterapkan dalam semua kasus dan di hampir semua bidang fungsional. 3 –Tidak ada proses formal, namun manfaat ketangguhan bencana secara umum dipahami sebagai “bermanfaat” terhadap satu usulan, di hampir semua bidang fungsional. 2 – Langkap pengambilan keputusan terkadang diterapkan, namun ada kecenderungan diabaikan di hampir semua bidang fungsional jika sebuah usulan akan memberikan dampak

Page 116: Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar

Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota/Kabupaten Tangguh

Program USAID-APIK 116

PERTANYAAN LEVEL-1

PERTANYAAN LEVEL-2

PERTANYAAN LEVEL-3

RINGKASAN JAWABAN

RINGKASAN JAWABAN

Jawaban Penjelasan Data/Analisa Verifier/Dokumen

Sumber Data (Pemilik/ Penyedia

Data/Dokumen)

negatif pada ketangguhan bencana. 1 – Diterapkan secara ad hoc atau sesekali. 0 – Tidak diterapkan.

1.4.3. Apakah ada standar-standar atau norma-norma yang

berlaku yang menetapkan tingkat risiko untuk pengambilan keputusan tentang pembangunan perkotaan?

1.4.3.1. Apakah ada norma-norma atau standar-standar yang memastikan bahwa ancaman bahaya dikaji secara konsisten (Misalnya interval banjir, akselerasi seismik, dll

5 – Kota mengkaji semua risiko dengan menggunakan ukuran-ukuran standar seperti intensitas dan kecenderungan, sementara sebuah proses pengkajian risiko yang konsisten disepakati untuk dilakukan di tingkat nasional. 4 – Lebih banyak risiko yang ditinjau secara konsisten daripada yang tidak. 3 – Sejumlah risiko ditinjau secara konsisten. 2 –Kebanyakan risiko tidak ditinjau secara konsisten

Page 117: Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar

Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota/Kabupaten Tangguh

Program USAID-APIK 117

PERTANYAAN LEVEL-1

PERTANYAAN LEVEL-2

PERTANYAAN LEVEL-3

RINGKASAN JAWABAN

RINGKASAN JAWABAN

Jawaban Penjelasan Data/Analisa Verifier/Dokumen

Sumber Data (Pemilik/ Penyedia

Data/Dokumen)

1 – Hanya satu atau dua risiko yang ditinjau secara konsisten. 0 – Tidak ada risiko yang ditinjau secara konsisten sesuai norma atau standar.

Page 118: Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar

Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota/Kabupaten Tangguh

Program USAID-APIK 118

Lampiran-6: Daftar Data/Informasi/Sumber Bukti Pendukung

Ketangguhan Kabupaten/Kota

NO DATA/ANALISA VERIFIER/DOKUMEN

1 Data dan informasi mengenai inisiatif dan proses penyusunan peraturan daerah ttg Penyelenggaraan PB, pemangku kepentingan yang terlibat

Berita Acara/Notulen Rapat Draft dan/atau Perda PB

2 Data dan informasi mengenai proses legalisasipenyelenggaraan PB

Berita Acara/Notulen Rapat Draft dan/atau Perda PB

3 Data dan informasi mengenai pengintegrasian PB kedalam regulasi dan kebijakan.

Dokumen Perbup/wali/SK BPBD terkait penyelenggaraan PB Standar Prosedur Operasi (SOP) Penanggulangan Bencana

4 Data/analisa anggaran PB,Data/analisa program PB,Data, informasi dan analisa mengenai pembentukan organisasi PB

Penganggaran daerah/APBD/Perda APBD Dokumen/Peraturan pembentukan organisasi PB

5 Data, informasi dan analisa mengenai legalisasi tentang SOTK BPBD

Dokumen Perda Organisasi Perangkat Daerah/BPBD

6 Data dan analisa mengenai peningkatan kualitas penyelenggaraan PB

Laporan-laporan penyelenggaraan PB Dokumen Perwali/bup Pusdalops, Laporan/Berita Acara/Notulen Rapat Koordinasi

7 Data dan analisa mengenai peningkatan progrm dan anggaran pelaksanaan PB

Dokumen Perda dan Lampiran Perda RPJMD Kabupaten/Kota, Perda APBD dan APBD-P beserta lampiran, Perbup/wali RKPD Program PB di dalam RPJMD dan RKPD serta APBD

8 Data dan analisa mengenai terbentuknya BPBD

Dokumen Perda Organisasi Perangkat Daerah

9 Data dan analisa mengenai struktur BPBD Dokumen Perda Organisasi Perangkat Daerah

10 Data dan analisa mengenai keterpenuhan kebutuhan sumber daya BPBD yang telah terpenuhi

Daftar aset, daftar SDM: LAKIP

11 Data dan analisa mengenai fungsi BPBD dalam penyelenggaraan PB kota/kabupaten

Berita acara/Notulen Rapat Koordinasi PB/Laporan-laporan penyelenggaraan PB

12 analisa mengenai pelaksanaan prosedur operasi Pusladops

SK Pembentukan Pusdalops/SKTD

13 Data, informasi dan analisa aturan tentang Pusdalops

Peraturan mengenai pembentukan Pusdalops

Page 119: Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar

Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota/Kabupaten Tangguh

Program USAID-APIK 119

NO DATA/ANALISA VERIFIER/DOKUMEN

14 Data dan analisa mengenai peralatan Pusdalops dalam menjalankan fungsi/efektivitas Pusdalops

Laporan penanganan masa krisis

15 Analisa peran Pusdalops Laporan penanganan masa krisis Laporan rutin

16 Data dan analisa mengenai peraturan penghentian status tanggap darurat bencana

Perda atau Perbup/wali terkait tanggap darurat Laporan penyelenggaraan penanganan status dan penghentian status tanggap darurat

17 Analisa mengenai efektivitas mekanisme Perda atau Perbup/wali terkait tanggap darurat Laporan penyelenggaraan program pada masa transisi

18 Data, informasi dan analisa mengenai efektivitas penghentian status tanggap darurat

Laporan situasi, Laporan pelaksanaan tanggap darurat

19 Data, informasi dan analisa efektivitas prosedur penghentian status tanggap darurat terhadap aktivitas masyarakat

Perda atau Perbup/wali terkait tanggap darurat, Laporan situasi, Laporan pelaksanaan tanggap darurat

20 Data, informasi dan analisa mengenai penyusunan RPB berdarkan kajian risiko bencana

Dokumen RPB

21 Data dan analisa penetapan RPB yang partisipatif

Daftar hadir dan foto/dokumentasi proses penyusunan RPB, Laporan penyelenggaraan/Berita acara

22 Data dan analisa RPB Dokumen Perbup/wali RPB

23 Data dan analisa RPB dalam perencanaan pembangunan

Dokumen Renstra SKPD, utamanya yang berkaitan perubahan iklim dan bencana (pendidikan, kesehatan, kehutanan, lingkungan hidup, pertanian, perikanan, BPBD, PMDPM, Bappeda, perkebunan, PU dan Tata Ruang, Pengairan)

24 Data, informasi dan analisa mengenai bahaya/ancaman bencana

Dokumen kajian ancaman bencana secara partisipatif

25 Data dan analisa mengenai bahaya dan upaya serta hasil pemetaannya

Dokumen kajian ancaman bencana secara partisipatif

26 Data dan analisa mengenai penanggulangan bencana yang memanfaatkan peta bahaya

Dokumen Rencana Penanggulangan Bencana

27 Data, informasi dan analisa mengenai pemutahikran peta bahaya

RPJMD

28 Data dan analisa penyusunan kajian kerentanan yg melibatkan multipihak

Dokumen kajian kerentanan

Page 120: Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar

Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota/Kabupaten Tangguh

Program USAID-APIK 120

NO DATA/ANALISA VERIFIER/DOKUMEN

29 Peta kerentanan Dokumen kajian Risiko Bencana partisipatif dan Rencana Penanggulangan Bencana

30 Rekomendasi tersedia Dokumen kajian Risiko Bencana partisipatif dan Rencana Penanggulangan Bencana

31 Hasil kajian digunakan Dokumen kajian Risiko Bencana partisipatif dan Rencana Penanggulangan Bencana

32 Data kapasitas Dokumen kajian Risiko Bencana partisipatif dan Rencana Penanggulangan Bencana

33 Peta kapasitas Dokumen kajian Risiko Bencana partisipatif dan Rencana Penanggulangan Bencana

34 Rekomendasi tersedia Dokumen kajian Risiko Bencana partisipatif dan Rencana Penanggulangan Bencana

35 Hasil kajian digunakan Dokumen kajian Risiko Bencana partisipatif dan Rencana Penanggulangan Bencana

36 Telah ada SOP peneyebaran informasi Dokumen Perda PB, Perbup/wali PB, atau SOP Ka BPBD tetnang prosedur penyebaran informasi

37 Telah ada Perda/Perwali/bup yang memuat prosedur penyebaran informasi kebencanaan

Dokumen Perda PB, Perbup/wali PB

38 Sistem Informasi terintegrasi Dokumen Sistem Informasi Kebencanaan Daerah dan Nasional

39 Ada aturan yang memuat peran swasta dan masyarakat

Dokumen Perda PB, Perbup/wali PB, atau SOP Ka BPBD tetnang prosedur penyebaran informasi

40 Tersedia SOP penentauan status darurat bencana dan penggunaan anggaran khusus darurat bencana

Dokumen SOP Darurat Bencana

41 Tersedia Perda atau Perwali/bup atau lainnya tentang status darurat bencana

Dokumen Perda atau Perbup/wali atau lainnya tentang status darurat bencana

42 Pelaksanaan ujicoba/simulasi Laporan hasil simulasi/ujicoba

43 Tersedia anggaran untuk status tanggap darurat

Dokumen APBD

44 DPRD terlibat dalam diskusi PRB Daftar hadir diskusi PRB

45 Anggaran disediakan bagi PRB APBD/APBD-P

46 DPRD mengawasi kegiatan PRB Notulen/Laporan DPRD yang berisikan pengawasan PRB

47 Daftar Usulan PRB Notulen/Risalah pembawasan RPJMD, APBD

Page 121: Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar

Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota/Kabupaten Tangguh

Program USAID-APIK 121

NO DATA/ANALISA VERIFIER/DOKUMEN

48 Dasar penyusunan RTRW (bagian penjelasan Perda RTRW) menjadikan ancaman bencana sebagai acuan

Naskah Akademis dan Perda RTRW beserta lampirannya

49 Dilakukan kajian RTRW sesuai prinsip PRB Risalah penyusunan Perda RTRW dan Naskah Akademis RTRW

50 Pasal terkait pertimbangan pemberian perijinan

Perda Ijin Lokasi, Perda IMB

51 Pasal terkait sanksi hukum dalam Perda RTRW

Dokumen Perda RTRW, atau perda tentang Ijin lokasi/mendirikan bangunan

52 Tata ruang dikaji Dokumen Review Tata Ruang atau Naskah Akademik Perda RTRW

53

54 Tata ruang dikaji Dokumen Review Tata Ruang atau Naskah Akademik Perda RTRW

55 Pasal di dalam Perda RTRW yang mengintegrasikan PB

Perda RTRW

56 Peta struktur ruang mencegah/mengurangi dan mendukung peningkatna kapasitas PB

Perda RTRW dan Perbup/wali RDTRW

57 Lembaga pengelola informasi penataan ruang

Perda OPD

58 RTRW sebagai informasi publik Perda RTRW, Perda KIP dan Pergub Informasi Publik

59 Wawancara para pihak Transkrip wawacara masyarakat

60 Wawancara para pihak Transkrip wawacara masyarakat

61 Kebijakan bangunan tahan gempa bumi Dokumen Peraturan tentang bangunan

62 Implementasi dalam IMB Dokumen Peraturan tentang ijin mendirikan bangunan

63 Pemantauan IMB Laporan pemantauan dan evaluasi IMB

64 Penegakan hukum Laporan penegakan hukum penerapan IMB

65 Ada kebijakan pengelolaan LH Perda/Pergub Rencana Pengelolaan dan Perlindungan Lingkungan Hidup

66 Penerapan resapan air Laporan program atau kebijakan resapan air, Perda RTRW, Perda/Pergub RPPLH

67 Penurunan frekuensi dan luasan banjir Peta dan Dokumentasi kejadian dan luasan banjir

68 Pengurangan dampak ekonomi akibat banjir Analisis/kajian dampak pengurangan banjir

Page 122: Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar

Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota/Kabupaten Tangguh

Program USAID-APIK 122

NO DATA/ANALISA VERIFIER/DOKUMEN

69 Ada kebijakan pengelolaan LH Perda/Pergub Rencana Pengelolaan dan Perlindungan Lingkungan Hidup

70 Kawasan perlindungan daerah tangkapan air Perda RTRW dan Perbup/wali RDTRW

71 Penurunan frekuensi dan luasan banjir Peta dan Dokumentasi kejadian dan luasan banjir

72 Pengurangan dampak ekonomi akibat banjir akibat perlindungan DTA

Analisis/kajian dampak pengurangan banjir

73 Ada inisiatif pengelolaan air permukaan Dokumentasi inisiatif pengelolaan air permukaan

74 Ada Perda terkait pengelolaan air permukaan

Dokumen Perda berisi pengelolaan air permukaan

75 Program pengelolaan air permukaan Rencana dan Laporan program pengelolaan air permukaan

76 Pengurangan risiko kekeringan Dokumen neraca air

77 Ada perda yang memuat pengelolaan gambut

Perda RPPLH atau Perda lain terkait gambut

78 Luasan kawasan gambut, kelembagaan pengelolaan, luasan restorasi gambut

LAKIP Dinas Kehutanan, LAKIP BLH, laporan perusahaan

79 Ada pertaturan restorasi lahan gambut Perda/Perbup/wali terkait restorasi lahan gambut

80 Laporan program pengelolaan kebakaran hutan di lahan gambut

Laporan kegiatan

81 Ada kebijakan pengelolaan LH Perda/Pergub Rencana Pengelolaan dan Perlindungan Lingkungan Hidup

82 Kawasan perlindungan daerah tangkapan air Perda RTRW dan Perbup/wali RDTRW

83 Penurunan frekuensi dan luasan banjir Peta dan Dokumentasi kejadian dan luasan banjir

84 Pengurangan dampak ekonomi akibat banjir akibat perlindungan DTA

Analisis/kajian dampak pengurangan banjir

85 Program mitigasi struktural terhadap tsunami Dokumen RKPD, APBD

86 Peraturan Daerah atau Perwali/bup terkait mitigasi struktural terhadap tsunami

Perda RTRW, Perda Pengelolaan Bencana, Perda APBD

87 Hasil kajian dan Laporan program Dokumen Hasil Kajian Bencana, Perda PRB, LAKIP PU/Kimpraswil

88 Sudah ada hasil evaluasi Laporan hasil evaluasi penerapan penahan gelombang tsunami

89

Page 123: Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar

Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota/Kabupaten Tangguh

Program USAID-APIK 123

NO DATA/ANALISA VERIFIER/DOKUMEN

90 Ada kebijakan pengelolaan LH Perda/Pergub Rencana Pengelolaan dan Perlindungan Lingkungan Hidup

91 Program penguatan lereng Laporan program penguatan lereng

92 Penurunan frekuensi dan luasan longsor Peta dan Dokumentasi kejadian dan luasan longsor

93 Pengurangan dampak ekonomi akibat longsor

Analisis/kajian dampak pengurangan longsor

94 Ada Perda budidaya lahan gambut Dokumen Perda tentang Gambut

95 Kegiatan penegakan hukum Dokumentasi Penegakan Hukum

96 Ada implementasi Perda terkait pembukaan lahan tanpa bakar

Dokumen Perda terkait pembukaan lahan tanpa bakar

97 Pengurangan hotspot dan indeks kebakaran hutan dan gambut

Laporan data hotspot dan indeks kebakaran hutan dan gambut

98 Ada kebijakan pengelolaan LH Perda/Pergub Rencana Pengelolaan dan Perlindungan Lingkungan Hidup

99 Program restorasi sungai Laporan program restorasi sungai

100 Penurunan frekuensi dan luasan banjir akibat restorasi

Peta dan Dokumentasi kejadian dan luasan banjir

101 Pengurangan dampak ekonomi akibat banjir Analisis/kajian dampak pengurangan banjir

102 Pengembangan Pengelolaan DAS Renstra Pengelolaan DAS terpadu

103 Kebijakan pengelolaan DAS Dokumen perda/perwali/bup pengelolaan DAS terpadu

104 Kerjasama parap ihak dalam pengelolaan DAS terpadu

Dokumen kerjasama antar wilayah dan antar pihak tentang pengelolaan DAS terpadu

105 Banjir dikurangi Data banjir bandang series

106 Telah tersedia Rencana Penanggulangan Bencana

Dokumen RPB

107 Telah ada Perda/Perwali/bup yang memuat Rencana Penanggulangan Bencana

Perbup/wali tentang Rencana penanggulangan Bencana

108 Ada anggaran penanggulangan bencana Dokumen RPJMD, RKPD, APBD

109 Ada kajian Risiko Bencana secara partisipatif yang jadi acuan dalam RPB

Dokumen kajian Risiko Bencana partisipatif

110 Pelatihan dilakukan/diikuti Daftar SDM/personil dan keahlian/sertifikasi, serta pelatihan yang diikuti; Laporan Pelatihan

111 Ujicoba dilakukan Laporan pelaksanaan ujicoba

Page 124: Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar

Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota/Kabupaten Tangguh

Program USAID-APIK 124

NO DATA/ANALISA VERIFIER/DOKUMEN

112 Personil sesuai dengan SKTD Laporan kinerja

113 Pemangku kepentingan kunci sesuai dengan keahliannya

Daftar SDM/personil dan keahlian/sertifikasi, serta pelatihan yang diikuti

114 Pelatihan kesiapsiagaan dilaksanakan Laporan pelaksanaan pelatihan

115 Uji kesiapsiagaan dilakukan Laporan pelaksanaan pelatihan

116 Wawancara para pihak Transkrip wawacara masyarakat

117 Wawancara para pihak Transkrip wawacara masyarakat

118

119 SOP berbagi data Dokumen SOP pengelolaan data, Perbup/perwali pengelolaan data

120 Perwali/bup pengelolaan data atau SK Ka BPBD tentang pengelolaan data; Tersedia staf pengelola data

Perwali/bup pengelolaan data atau SK Ka BPBD tentang pengelolaan data; SK staf pengelola data

121 Wawancara para pihak Transkrip wawacara para pihak

122 Program PB secara terstruktur RKPD dan Renja SKPD

123 Tersedia sarana dan prasarana pengelolaan data

Daftar aset

124 Tersedia protokol komunikasi data Dokumen Sistem Informasi Kebencanaan Daerah dan Nasional

125 Hasil kajian digunakan Dokumen penyusun RPB

126 Tersedia executive information system Dokumen penyusun RPB

127 Ada SOP penyebaran data dan informasi Dokumen SOP penyebaran data dan informasi kebencanaan, Perda Keterbukaan Informasi Publik, Perbup/wali tentang PPID

128 Data update periodik Data bencana terakhir

129 Ada SOP penyebaran data dan informasi Dokumen SOP penyebaran data dan informasi kebencanaan, Perda Keterbukaan Informasi Publik, Perbup/wali tentang PPID

130 Teintegrasi antar sektor dan digunakan masyarakat

Dokumen Renstra SKPD, dan Transkrip wawancara masyarakat

131 Telah berlangsung diskusi antar kelompok Laporan/notulen hasil diskusi

132 Tersedianya aturan dan mekanisme Forum PRB

AD/ART atau dokumen sejenis, serta SOP Forum PRB

133 Wawancara para pihak Transkrip wawacara para pihak

Page 125: Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar

Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota/Kabupaten Tangguh

Program USAID-APIK 125

NO DATA/ANALISA VERIFIER/DOKUMEN

134 Tersedianya struktur, program dan anggaran rutin

Bagan struktur organisasi, Program Kerja, Laporan Keuangan Forum PRB

135 Perbup/wali pembentukan Forum PRB Perbup/wali tentang Forum PRB

136 Perbup/wali pembentukan Forum PRB Perbup/wali tentang Forum PRB

137 Tersedia SOP Forum PRB Dokumen AD/ART atau sejenis, SOP Forum PRB

138 Tersedia anggaran Forum PRB Rencana dan Laporan Program dan Pembiayaan

139 Sosialisasi dilakukan di kecamatan Daftar hadir dan dokumentasi/foto sosialisasi

140 Sosialisasi dilakukan rutin dan terdapat materi standar

Daftar hadir dan dokumentasi/foto sosialisasi, serta modul sosialisasi

141 Perilaku masyarakat Transkrip wawacara masyarakat

142 Perilaku masyarakat Transkrip wawacara masyarakat dan dokumentasi lingkungan masyarakat

143 Sosialisasi dilakukan ke Sekolah dan Madrasah

Laporan dan Dokumentasi Sosialisasi ke Sekolah/Madrasah, Peta Sekolah/Madrasah, Peta Rawan Bencana

144 Kegiatan Sekolah/Madrasah Aman Rencana Kerja dan Anggaran Sekolah/Madrasah dan Laporan Program

145 Fokus Sekolah/Madrasah Aman Rencana Kerja dan Anggaran Sekolah/Madrasah

146 Implementasi Sekolah/Madrasah Aman Rencana Kerja dan Anggaran Sekolah/Madrasah dan Laporan Program

147 Ada program mitigasi struktural bencana banjir

Dokumen RKPD, APBD

148 Peraturan Daerah atau Perwali/bup terkait mitigasi struktural terhadap banjir

Perda RTRW, Perda Pengelolaan Bencana, Perda APBD

149 Hasil kajian dan Laporan program Dokumen Hasil Kajian Bencana, Perda PRB, LAKIP PU/Kimpraswil

150 Sudah ada hasil evaluasi Laporan hasil evaluasi penerapan mitigasi struktural banjir

151 Tersedia SOP struktur komando tanggap darurat

Dokumen SOP tanggap darurat yang berisikan struktur

152 Tersedia Perda atau Perwali/bup atau lainnya tentang struktur komando tanggap darurat

Dokumen Perda atau Perbup/wali atau lainnya tentang struktur komando tanggap darurat

153 Wawancara para pihak Dokumentasi hasil wawancara

Page 126: Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar

Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota/Kabupaten Tangguh

Program USAID-APIK 126

NO DATA/ANALISA VERIFIER/DOKUMEN

154 Wawancara para pihak Dokumentasi hasil wawancara

155 Tersedia daftar relawan terlatih Daftar relawan dan personil terlatih dengan keahlian kaji cepat masa kritis

156 Tersedia SOP pengerahan tim dan pelaksanaan kaji cepat

Dokumen SOP

157 Wawancara para pihak Dokumentasi hasil wawancara

158 Hasil kaji cepat digunakan untuk penentuan status tanggap darurat bencana

Laporan hasil kaji cepat, Laporan status tanggap darurat bencana

159 Tersedia daftar relawan terlatih Daftar relawan dan personil terlatih dengan keahlian pendistribusian bantuan

160 Tersedia SOP pengerahan tim dan pelaksanaan distribusi bantuan

Dokumen SOP

161 Wawancara para pihak Dokumentasi hasil wawancara, dokumentasi pendistribusian bantuan

162 Wawancara para pihak Dokumentasi hasil wawancara, dokumentasi pendistribusian bantuan

163 Pertemuan pembahasan kontijenisi bencana gempa bumi telah dilakukan

Laporan dan notulen pertemuan kontijensi bencana gempa bumi

164 Rencana kontijensi ada dan disinkronkan dengan Prosedur Tetap Penanganan Darurat Bencana

Dokumen rencana kontijensi dan Dokumen Prosedur Tetap Penanganan Darurat Bencana

165 Sudah ada ujicoba rencana kontijensi Laporan hasil ujicoba rencana kontijensi

166 Tersedia anggaran untuk pelaksanaan rencana kontijensi Gempa bumi

Dokumen APBD

167 Pertemuan pembahasan kontijenisi bencana tsunami telah dilakukan

Laporan dan notulen pertemuan kontijensi bencana tsunami

168 Rencana kontijensi ada dan disinkronkan dengan Prosedur Tetap Penanganan Darurat Bencana

Dokumen rencana kontijensi dan Dokumen Prosedur Tetap Penanganan Darurat Bencana

169 Sudah ada ujicoba rencana kontijensi Laporan hasil ujicoba rencana kontijensi

170 Tersedia anggaran untuk pelaksanaan rencana kontijensi

Dokumen APBD

171 Pertemuan pembahasan kontijenisi bencana banjir telah dilakukan

Laporan dan notulen pertemuan kontijensi bencana banjir

172 Rencana kontijensi ada dan disinkronkan dengan Prosedur Tetap Penanganan Darurat Bencana

Dokumen rencana kontijensi dan Dokumen Prosedur Tetap Penanganan Darurat Bencana

173 Sudah ada ujicoba rencana kontijensi Laporan hasil ujicoba rencana kontijensi

Page 127: Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar

Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota/Kabupaten Tangguh

Program USAID-APIK 127

NO DATA/ANALISA VERIFIER/DOKUMEN

174 Tersedia anggaran untuk pelaksanaan rencana kontijensi

Dokumen APBD

175 Pertemuan pembahasan kontijenisi bencana longsor telah dilakukan

Laporan dan notulen pertemuan kontijensi bencana longsor

176 Rencana kontijensi ada dan disinkronkan dengan Prosedur Tetap Penanganan Darurat Bencana

Dokumen rencana kontijensi dan Dokumen Prosedur Tetap Penanganan Darurat Bencana

177 Sudah ada ujicoba rencana kontijensi Laporan hasil ujicoba rencana kontijensi

178 Tersedia anggaran untuk pelaksanaan rencana kontijensi

Dokumen APBD

179 Pertemuan pembahasan kontijenisi bencana kebakaran hutan dan lahan telah dilakukan

Laporan dan notulen pertemuan kontijensi bencana kebakaran hutan dan lahan

180 Rencana kontijensi ada dan disinkronkan dengan Prosedur Tetap Penanganan Darurat Bencana

Dokumen rencana kontijensi dan Dokumen Prosedur Tetap Penanganan Darurat Bencana

181 Sudah ada ujicoba rencana kontijensi Laporan hasil ujicoba rencana kontijensi

182 Tersedia anggaran untuk pelaksanaan rencana kontijensi

Dokumen APBD

183 Pertemuan pembahasan kontijenisi bencana erupsi gunung api telah dilakukan

Laporan dan notulen pertemuan kontijensi bencana erupsi gunung api

184 Rencana kontijensi ada dan disinkronkan dengan Prosedur Tetap Penanganan Darurat Bencana

Dokumen rencana kontijensi dan Dokumen Prosedur Tetap Penanganan Darurat Bencana

185 Sudah ada ujicoba rencana kontijensi Laporan hasil ujicoba rencana kontijensi

186 Tersedia anggaran untuk pelaksanaan rencana kontijensi

Dokumen APBD

187 Pertemuan pembahasan kontijenisi bencana kekeringan telah dilakukan

Laporan dan notulen pertemuan kontijensi bencana kekeringan

188 Rencana kontijensi ada dan disinkronkan dengan Prosedur Tetap Penanganan Darurat Bencana

Dokumen rencana kontijensi dan Dokumen Prosedur Tetap Penanganan Darurat Bencana

189 Sudah ada ujicoba rencana kontijensi Laporan hasil ujicoba rencana kontijensi

190 Tersedia anggaran untuk pelaksanaan rencana kontijensi

Dokumen APBD

191 Pertemuan pembahasan kontijenisi bencana banjir bandang telah dilakukan

Laporan dan notulen pertemuan kontijensi bencana banjir bandang

192 Rencana kontijensi ada dan disinkronkan dengan Prosedur Tetap Penanganan Darurat Bencana

Dokumen rencana kontijensi dan Dokumen Prosedur Tetap Penanganan Darurat Bencana

Page 128: Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar

Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota/Kabupaten Tangguh

Program USAID-APIK 128

NO DATA/ANALISA VERIFIER/DOKUMEN

193 Sudah ada ujicoba rencana kontijensi Laporan hasil ujicoba rencana kontijensi

194 Tersedia anggaran untuk pelaksanaan rencana kontijensi

Dokumen APBD

195 Tersedia daftar relawan terlatih Daftar relawan dan personil terlatih dengan keahlian penyelamatan dan pertorongan korban

196 Tersedia SOP pengerahan tim dan pelaksanaan penyelamatan dan pertolongan korban

Dokumen SOP

197 Wawancara para pihak Dokumentasi hasil wawancara, dokumentasi pertorongan korban

198 Wawancara para pihak Dokumentasi hasil wawancara, dokumentasi pertorongan korban

199 Tersedia SOP perbaikan darurat bencana untuk fasilitas kritis

Dokumen SOP Perbaikan darurat

200 Tersedia Perda atau peraturan bupati/walikota terkait prosedur perbaikan darurat

Dokumen perda atau perbup/perwali

201 Prosedur mengakomodir peran para pihak Dokumen perda atau perbup/perwali

202 Prosedur dapat memulihkan dengan segera Dokumen perda atau perbup/perwali, laporan hasil perbaikan darurat (bila ada)

203 Apakah ada sudah ada inisiatif rencana evakuasi bencana tsunami yang disusun berdasarkan hasil kajian risiko bencana dan memperhitungkan aksesibilitas pengungsi?

Sudah ada rencana evakuasi bencana tsunami

204 Apakah telah dilaksanakan pelatihan, simulasi dan uji sistem rencana evakuasi secara berkala oleh multi stakeholder?

Telah ada pelatihan, simulasi dan uji sistem dan prosedur peringantan dini tsunami

205 Apakah seluruh masyarakat di daerah rawan bencana tsunami mampu menerapkan rencana evakuasi tersebut?

Wawancara para pihak

206 Apakah masyarakat mampu memperbaharui rencana evakuasi tersebut secara mandiri dan berkala?

Wawancara para pihak

207 Tersedia infrastruktur evakuasi dan rencana evakuasi

Perda RTRW, Daftar Aset, Dokumen Rencana Evakuasi

208 Telah ada pelatihan, simulasi dan uji sistem evakuasi bencana erupsi gunung api secara berkala

Laporan pelatihan, simulasi dan ujisistem

209 Wawancara para pihak Dokumentasi hasil wawancara

Page 129: Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar

Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota/Kabupaten Tangguh

Program USAID-APIK 129

NO DATA/ANALISA VERIFIER/DOKUMEN

210 Wawancara para pihak Dokumentasi hasil wawancara

211 Dokumen kajian Dokumen kajian kebutuhan peralatan dan logistik

212 Kajian kebutuhan berdasar Rencana Kontijensi

Dokumen kajian kebutuhan peralatan dan logistik

213 Hasil kajian digunakan Dokumen RPJMD, RKPD

214 APBD memuat kebutuhan logistik Dokumen APBD

215 Ada SKPD yang mengusulkan kebutuhan logistik kebencanaan

Dokumen RPKD dan Renja SKPD

216 Kesuaian dengan kajian Dokumen kajian kebutuhan peralatan dan logistik dan RKPD/Renja SKPD

217 Kesesuaian pengadaan dan kajian Laporan implementasi APBD/LAKIP

218 Kesesuaian pengadaan dan kajian Dokumen kajian kebutuhan peralatan dan logistik dan RKPD/Renja SKPD, dan LAKIP

219 Gudang tersedia Daftar aset, dokumentasi Gudang

220 Pengelola gudang SK Pengelola Gudang atau dokumen lain yang serupa

221 Mekanisme transparansi pengelolaan Dokumen Laporan Pengelolaan Gudang

222 Gudang terpenuhi kualitasnya Daftar aset, dokumentasi Gudang, dan Laporan Pengelolaan Gudang

223 Lembaga Pemelihara Peralatan SK Lembaga Pengelola Peralatan

224 SDM, Anggaran, SOP, Lembaga Pemelihara Peralatan

Daftar aset, daftar SDM, LAKIP

225 Kesesuaian dengan hasil kajian Dokumen kajian kebutuhan peralatan dan logistik

226 Pemeliharaan berkualitas Dokumen Laporan Pemeliharaan Logistik

227 Lembaga penanggungjawab kebutuhan listrik dalam darurat bencana

SK Lembaga penanggungjawab kebutuhan listrik dalam darurat bencana

228 Tersedia SOP ketersediaan energi listrik Dokumen SOP

229 Kesesuaian dengan hasil kajian Dokumen Hasil Kajian dan dokumen SOP

230 Hasil kajian digunakan Dokumen Hasil Kajian dan dokumen SOP

231 Lembaga penanggungjawab kebutuhan pangan dalam darurat bencana

SK Lembaga penanggungjawab kebutuhan pangan dalam darurat bencana

232 Tersedia SOP ketersediaan pangan Dokumen SOP

Page 130: Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar

Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota/Kabupaten Tangguh

Program USAID-APIK 130

NO DATA/ANALISA VERIFIER/DOKUMEN

233 Kesesuaian dengan hasil kajian Dokumen Hasil Kajian dan dokumen SOP

234 Hasil kajian digunakan Dokumen Hasil Kajian dan dokumen SOP

235

236 Sudah ada rencana evakuasi bencana tsunami

Dokumen hasil kajian bencana, Dokumen Rencana Evakuasi

237 Telah ada pelatihan, simulasi dan uji sistem dan prosedur peringantan dini tsunami

Laporan hasil pelatihan, simulasi dan ujicoba

238 Wawancara para pihak Dokumentasi hasil wawancara

239 Wawancara para pihak Dokumentasi hasil wawancara

240 Sudah ada pertemuan membahas sistem peringatan dini banjir

Dokumen notulen rapat

241 Telah ada pelatihan, simulasi dan uji sistem dan prosedur peringantan dini banjir

Laporan hasil pelatihan, simulasi dan ujicoba

242 Wawancara para pihak Dokumentasi hasil wawancara

243 Wawancara para pihak Dokumentasi hasil wawancara

244 Sudah ada pertemuan membahas sistem peringatan dini longsor

Dokumen notulen rapat

245 Telah ada pelatihan, simulasi dan uji sistem dan prosedur peringatan dini longsor

Laporan hasil pelatihan, simulasi dan ujicoba

246 Wawancara para pihak Dokumentasi hasil wawancara

247 Wawancara para pihak Dokumentasi hasil wawancara

248 Sudah ada pertemuan membahas sistem peringatan dini kebakaran hutan dan lahan

Dokumen notulen rapat

249 Telah ada pelatihan, simulasi dan uji sistem dan prosedur peringatan dini kebakaran hutan dan lahan

Laporan hasil pelatihan, simulasi dan ujicoba

250 Wawancara para pihak Dokumentasi hasil wawancara

251 Wawancara para pihak Dokumentasi hasil wawancara

252 Sudah ada pertemuan membahas sistem peringatan dini erupsi gunung api

Dokumen notulen rapat

253 Telah ada pelatihan, simulasi dan uji sistem dan prosedur peringatan dini erupsi gunung api

Laporan hasil pelatihan, simulasi dan ujicoba

254 Wawancara para pihak Dokumentasi hasil wawancara

255 Wawancara para pihak Dokumentasi hasil wawancara

Page 131: Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar

Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota/Kabupaten Tangguh

Program USAID-APIK 131

NO DATA/ANALISA VERIFIER/DOKUMEN

256 Sudah ada pertemuan membahas sistem peringatan dini kekeringan

Dokumen notulen rapat

257 Telah ada pelatihan, simulasi dan uji sistem dan prosedur peringatan dini kekeringan

Laporan hasil pelatihan, simulasi dan ujicoba

258 Wawancara para pihak Dokumentasi hasil wawancara

259 Wawancara para pihak Dokumentasi hasil wawancara

260 Sudah ada pertemuan membahas sistem peringatan dini banjir bandang

Dokumen notulen rapat

261 Telah ada pelatihan, simulasi dan uji sistem dan prosedur peringantan dini banjir bandang

Laporan hasil pelatihan, simulasi dan ujicoba

262 Wawancara para pihak Dokumentasi hasil wawancara

263 Wawancara para pihak Dokumentasi hasil wawancara

264 Telah dilakukan diskusi tentang mekanisme rencana pemulihan pelayanan dasar pemerintah pasca bencana

Laporan hasil diskusi atau notulen diskusi

265 Tersedia SOP pemulihan pelayanan dasar pemerintah

Dokumen SOP Pemulihan pelayanan dasar pemerintah

266 SOP mengakomodir seluruh ancaman, kebutuhan dan peran para pihak

Dokumen SOP Pemulihan pelayanan dasar pemerintah

267 Tersedia jaminan kelanjutan semua fungsi pemerintah penting pasca bencana

Dokumen SOP Pemulihan pelayanan dasar pemerintah

268 tersedia SOP pemulihan infrastruktur penting pasca bencana

Dokumen SOP Pemulihan Infratruktur Penting Pasca Bencana

269 SOP disusun secara bersama dan mempertimbangkan kebutuhan korban

Dokumen SOP Pemulihan Infratruktur Penting Pasca Bencana

270 SOP menjamin keberlangsungan fungsi infrastruktur penting pasca bencana

Dokumen SOP Pemulihan Infratruktur Penting Pasca Bencana

271 Tersedia SOP perbaikan rumah penduduk pasca bencana

Dokumen SOP Pemulihan Infratruktur Penting Pasca Bencana

272 Tersedia SOP perbaikan rumah penduduk pasca bencana

SOP Perbaikan Rumah Penduduk Pasca Bencana

273 SOP disusun secara bersama dan mempertimbangkan kebutuhan korban

SOP Perbaikan Rumah Penduduk Pasca Bencana

274 SOP disusun dengan pertimbangan prinsip risiko bencana jangka panjang

SOP Perbaikan Rumah Penduduk Pasca Bencana

Page 132: Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar

Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota/Kabupaten Tangguh

Program USAID-APIK 132

NO DATA/ANALISA VERIFIER/DOKUMEN

275 Perbaikan rumah penduduk mampu secara terukur mengurangi risiko terhadap ancaman bencana

Kajian hasil perbaikan rumah penduduk pasca bencana

276 tersedia SOP rehabilitasi dan pemulihan penghidupan masyarakat pasca bencana

Dokumen SOP rehabilitasi dan pemulihan penghidupan masyarakat pasca bencana

277 SOP disusun secara bersama dan mempertimbangkan kebutuhan korban

278 SOP disusun dengan pertimbangan prinsip risiko bencana jangka panjang

279 Masyarakat mampu menyusun budaya yang berorientasi pada tangguh bencana

Kajian kelompok masyarakat

Page 133: Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar

Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota/Kabupaten Tangguh

Program USAID-APIK 133

Lampiran-7: Contoh Pembagian Kelompok Diskusi penilaian

ketangguhan Kabupaten/Kota Terhadap Bencana

KELOMPOK LANGKAH

MENDASAR FASILITATOR PESERTA

1 LM 1: Adanya organisasi untuk ketangguhan terhadap bencana,

LM 3: Memperkuat kapasitas keuangan untuk mewujudkan ketangguhan.

LM 6: Memperkuat kapasitas kelembagaan untuk ketangguhan.

A, B 1. BADAN PENANGGULANGAN BENCANA PROVINSI – PENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN (BPBD PROVINSI)

2. BAGIAN HUKUM 3. BAGIAN HUKUM (PROV) 4. BANK PEMBANGUNAN DAERAH 5. BAPPEDA (PROV) 6. BIRO HUKUM (PROV) 7. BIRO PUSAT STATISTIK

DAERAH KOTA/KABUPATEN 8. DINAS KEPENDUDUKAN DAN

CATATAN SIPIL 9. DINAS KESBANGPOL 10. FORUM PENGURANGAN RISIKO

BENCANA (DAN/ATAU ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM)

11. KEPALA BPBD PENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN

12. KEPALA DAERAH KOTA/KABUPATEN

13. KEPALA PELAKSANA HARIAN BPBD KOTA/KABUPATEN

14. KOMISI TERKAIT PENANGGULANGAN BENCANA DAN LINGKUNGAN HIDUP DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA/KABUPATEN

15. LSM PENANGGULANGAN BENCANA/ HUMANITARIAN

16. PEGIAT FORUM PERGURUAN TINGGI – PENANGGULANGAN BENCANA

17. PEMANGKU KEPENTINGAN TERKAIT LAIN

18. SEKRETARIS DAERAH 19. SEKWAN 20. TENTARA NASIONAL

INDOENESIA DAERAH KOTA/KABUPATEN

2 LM 2: Mengidentifikasi, memahami dan menggunakan skenario risiko

C,D 1. BADAN KETAHANAN PANGAN 2. BAPPEDA BIDANG EKONOMI 3. BAPPEDA BIDANG SOSIAL 4. BIDANG PEREKONOMIAN 5. BMKG WILAYAH

Page 134: Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar

Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota/Kabupaten Tangguh

Program USAID-APIK 134

KELOMPOK LANGKAH

MENDASAR FASILITATOR PESERTA

saat ini dan masa mendatang.

LM 7: Memahami dan memperkuat kemampuan masyarakat untuk mewujudkan ketangguhan.

LM 9: Memastikan kesiapsiagaan dan tanggap bencana yang efektif

KOTA/KABUPATEN 6. BPPTKG 7. DAMKAR 8. DINAS KEHUTANAN DAN

PERKEBUNAN 9. DINAS KESEHATAN 10. DINAS PASAR 11. DINAS PEMBERDAYAAN

MASYARAKAT DAN PEMERINTAH DESA

12. DINAS PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK

13. DINAS PENDIDIKAN 14. DINAS PERIKANAN 15. DINAS PERKEBUNAN 16. DINAS PERTANIAN 17. DINAS PERTANIAN 18. DISHUBKOMINFO 19. DISPERINDAGKOP 20. DPPKAD 21. FORUM CORPORASE SOCIAL

RESPONSIBILITY KOTA/KABUPATEN

22. HUMAS KOTA/KABUPATEN 23. KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI

KOTA/KABUPATEN 24. KANTOR WILAYAH

KEMENTERIAN AGAMA KOTA/KABUPATEN

25. KANTOR/BADAN ARSIP DAERAH 26. KEPALA BPBD KEDARURATAN

DAN LOGISTIK 27. KEPOLISISAN REPUBLIK

INDONESIA DAERAH KOTA/KABUPATEN

28. LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT PERGURUAN TINGGI KOTA/ KABUPATEN

29. LSM DISABILITAS/ PEREMPUAN/ ANAK

30. PALANG MERAH INDONESIA DAERAH KOTA/KABUPATEN

31. PERTAMINA 32. PERUSAHAAN DAERAH AIR

MINUM 33. PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA 34. PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA

WILAYAH KOTA/KABUPATEN 35. PERUSAHAAN TELEKOMINIKASI

NEGARA 36. PGN 37. POLISI HUTAN 38. PRAMUKA DAERAH

Page 135: Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar

Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota/Kabupaten Tangguh

Program USAID-APIK 135

KELOMPOK LANGKAH

MENDASAR FASILITATOR PESERTA

KOTA/KABUPATEN 39. PU PENGAIRAN 40. PUSDALOPS 41. PVMBG 42. RUMAH SAKIT SWASTA

(TERAKREDITASI) 43. RUMAH SAKIT UMUM DAERAH 44. SAR 45. TAGANA

3 LM 4: Mengupayakan pembangunan dan rancangan kota yang tangguh.

LM 5: Melindungi penyangga alami untuk meningkatkan fungsi perlindungan oleh ekosistem.

LM 8: Meningkatkan ketangguhan infrastruktur.

LM 10: Mempercepat pemulihan dan membangun kembali dengan lebih baik.

E, F 1. BADAN/KANTOR LINGKUNGAN HIDUP

2. BAPPEDA BIDANG PERENCANAAN

3. BALAI BESAR WILAYAH SUNGAI 4. BAPPEDA BIDANG

PERENCANAAN 5. DINAS KEHUTANAN 6. DINAS KELAUTAN 7. DINAS KELAUTAN PERIKANAN 8. DINAS PERTAMBANGAN 9. KANTOR PERIJINAN TERPADU 10. KEPALA BPBD REHABILITASI

DAN REKONSTRUKSI 11. LSM LINGKUNGAN HIDUP/

PERUBAHAN IKLIM 12. PERUSAHAAN

PERTAMBANGAN/KEHUTANAN/PERKEBUNAN DI WILAYAH KOTA/KABUPATEN

13. POLISI HUTAN 14. PU BINA MARGA CIPTA KARYA 15. PU ESDM 16. PU TATA RUANG 17. SATPOL PP/ TRANTIB

Page 136: Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar

Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota/Kabupaten Tangguh

Program USAID-APIK 136

Lampiran-8: Format Laporan Penilaian

STRUKTUR LAPORAN PENILAIAN KOTA/KABUPATEN TANGGUH

EKSEKUTIF SUMMARY

1. LATAR BELAKANG 1.1. Maksud dan Tujuan

- Deskripsi alasan pelaksanaan Penilaian Ketangguhan Kota/Kabupaten - Pernyataan tujuan-tujuan yang diharapkan

1.2. Konsep Pengembangan Kota/Kabupaten - Narasi konseptual tentang kota/kabupaten tangguh yang dipergunakan sesuai

dengan alasan pelaksanaan penilaian ketangguhan kota/kabupaten - Deskripsi landasan pedoman-pedoman (dasar hukum, dsb.) dan/atau kebijakan

strategis yang dipergunakan pemangku kota/kabupaten

1.3. Pendekatan (Metode) - Deskripsi pendekatan pelaksanaan penilaian (metode) - Tahap-tahap/kegiatan-kegiatan yang dilakukan, dan kerangka waktu (jadwal) - Pernyataan bagaimana mengelola proses inklusif-partisipatif dalam seluruh

proses tahapan/kegiatan

1.4. Pelaksana - Deskripsi tentang pihak-pihak utama yang bertanggungjawab dan terlibat dalam

pelaksanaan (misalnya penanggung jawab, konfiner, konsultan, dan pendukung pendanaan)

2. PENDAHULUAN

2.1. Gambaran Umum Kota/Kabupaten - Deskripsi ringkas tentang aspek-aspek administrasi-pemerintahan, politik, ekologi,

ekonomi, sosial, budaya - yang berkaitan dengan aspek-aspek/iso kota tangguh

2.2. Profil Kerentanan Terhadap Bencana dan Perubahan Iklim

- Deskripsi ringkas tentang kondisi yang membangun kerentanan fisik, dan non-fisik, dan sumber-sumber ancaman bencana (man-made, hidrometeorologi, geologi, dll.) termasuk perubahan iklim

- Deskripsi ringkas tentang potensi dampak buruk perubahan iklim lainnya - Penyataan prioritas risiko bencana kota/kabupaten yang disepakati

3. HASIL PENGUKURAN

3.1. Kapasitas Organisasi dan koordinasi

3.2. Pengalokasian Anggaran Pengurangan Risiko

3.3. Pengkajian Risiko

3.4. Infrastuktur penting untuk pengurangan risiko bencana

Page 137: Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar

Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota/Kabupaten Tangguh

Program USAID-APIK 137

3.5. Kapasitas Sekolah dan fasilitas kesehatan

3.6. Peraturan-peraturan pendirian bangunan dan prinsip-prinsip

perencanaan tata guna lahan yang realistis dan berwawasan risiko.

3.7. Program pendidikan dan pelatihan

3.8. Perlindungan ekosistem dan penyangga-penyangga alamiah

3.9. Sistem peringatan dini dan kapasitas manajemen kedaruratan

3.10. Rekonstruksi - Deskripsi interpretasi "langkah mendasar" - Paparan hasil pengukuran: (1) skor/nilai dan ringkasan (2) verifier atau capaian

(output/outcome), (3) komentar, dan (4) catatan - Deskripsi hasil analisis

4. SIMPULAN DAN REKOMENDASI

4.1. Simpulan Paparan hasil scorecard menyeluruh (10 prioritas/esensial/Langkah mendasar)

4.2. Rekomendasi - Paparan rekomendasi pilihan-pilihan program strategis dan kegiatan (untuk

dikembangkan lebih lanjut menjadi rencana aksi pengembangan kota tangguh) - Paparan Prioritas atau target Jangka Pendek (leverage point), dan alasan-

alasannya - Pernyataan rekomendasi-rekomendasi umum tentang apa/bagaimana agar hasil-

hasil ini dapat berguna/bermanfaat, dan apa/bagaimana tindak lanjut nya (advokasi)

- Pernyataan Diskripsi tentang rekomendasi-rekomendasi pelaksanaan monitoring dan evaluasinya

5. LAMPIRAN-LAMPIRAN

A. Laporan Diskusi Kelompok (Atau Kegiatan Lain dalam Rangka Pengukuran Level-1, Level-2, Level-3 dan Penyusunan Simpulan atau Rekomendasi)

B. Laporan Hasil Pengukuran Kapasitas Ketangguhan Daerah (71 Indikator)

Page 138: Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota Tangguh Lingkar

Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota/Kabupaten Tangguh

Program USAID-APIK 138