penilaian tingkat risiko dan faktor- faktor yang...

99
PENILAIAN TINGKAT RISIKO DAN FAKTOR- FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA MASYAKARAT BINAAN KPKM BUARAN FKIK UIN SYARIF HIDAYATULLAH TAHUN 2015 Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN OLEH: Melia Fatrani Rufaidah NIM: 1112103000066 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H/2015 M

Upload: vohanh

Post on 28-Aug-2019

232 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENILAIAN TINGKAT RISIKO DAN FAKTOR- FAKTOR YANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37628/1/MELIA... · dilakukan pemeriksaan berat badan, tinggi badan, lingkar

PENILAIAN TINGKAT RISIKO DAN FAKTOR-

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN

PENYAKIT JANTUNG KORONER

PADA MASYAKARAT BINAAN KPKM BUARAN

FKIK UIN SYARIF HIDAYATULLAH TAHUN 2015

Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA KEDOKTERAN

OLEH:

Melia Fatrani Rufaidah

NIM: 1112103000066

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1436 H/2015 M

Page 2: PENILAIAN TINGKAT RISIKO DAN FAKTOR- FAKTOR YANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37628/1/MELIA... · dilakukan pemeriksaan berat badan, tinggi badan, lingkar

ii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Laporan penelitian ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk

memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata I di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 25 September 2015

Melia Fatrani Rufaidah

Page 3: PENILAIAN TINGKAT RISIKO DAN FAKTOR- FAKTOR YANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37628/1/MELIA... · dilakukan pemeriksaan berat badan, tinggi badan, lingkar

iii

PENILAIAN TINGKAT RISIKO DAN FAKTOR-FAKTOR YANG

BERHUBUNGAN DENGAN PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA

MASYAKARAT BINAAN KPKM BUARAN

FKIK UIN SYARIF HIDAYATULLAH TAHUN 2015

Proposal Penelitian

Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

Kedokteran (S.Ked)

Oleh

Melia Fatrani Rufaidah

NIM: 1112103000066

Pembimbing 1 Pembimbing 2

dr. Marita Fadhilah, PhD

NIP. 19780314 200604 2 001

dr. Zulhafdy M., Sp.M

NIP. 19570808 198612 1 001

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1436 H/2015 M

Page 4: PENILAIAN TINGKAT RISIKO DAN FAKTOR- FAKTOR YANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37628/1/MELIA... · dilakukan pemeriksaan berat badan, tinggi badan, lingkar

iv

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan penelitian berjudul PENILAIAN TINGKAT RISIKO DAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENYAKIT

JANTUNG KORONER PADA MASYAKARAT BINAAN KPKM BUARAN

FKIK UIN SYARIF HIDAYATULLAH TAHUN 2015 yang diajukan oleh

Melia Fatrani Rufaidah (NIM 1112103000066), telah diujikan dalam sidang di

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan pada 25 September 2015. Laporan

penelitian ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana

Kedokteran (S.Ked) pada Program Studi Pendidikan Dokter.

Ciputat, 25 September 2015

DEWAN PENGUJI

Ketua Sidang

dr. Marita Fadhilah, PhD

NIP. 19780314 200604 2 001

Pembimbing I Pembimbing II

dr. Marita Fadhilah, PhD

NIP. 19780314 200604 2 001

dr, Zulhafdy M., Sp.M

NIP. 19570808 198612 1 001

Penguji I Penguji II

dr. Hari Hendarto, Sp.PD, FINASIM, PhD

NIP. 19651123 200312 1 003

dr. Sayid Ridho, Sp.PD, FINASIM

NIP. 19660629 199807 1 001

PIMPINAN FAKULTAS

Dekan FKIK UIN Kaprodi PSPD FKIK UIN

Prof. Dr. H. Arif Sumantri, M.Kes

NIP. 19650808 198803 1 002

dr. Achmad Zaki, M.Epid, Sp.OT

NIP. 19780507 200501 1 005

Page 5: PENILAIAN TINGKAT RISIKO DAN FAKTOR- FAKTOR YANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37628/1/MELIA... · dilakukan pemeriksaan berat badan, tinggi badan, lingkar

v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, berkah, dan

karunia yang senantiasa tercurahkan kepada penulis. Segala kemudahan,

kesehatan, dan kesemangatan senantiasa dilimpahkan oleh-Nya kepada penulis

sehingga mampu menyelesaikan penelitian ini. Tidak lupa, shalawat serta salam

penulis haturkan ke jungjungan Nabi Besar Muhammad SAW serta keluarga dan

para sahabatnya yang telah menjadi suri tauladan bagi penulis. Dalam penelitian

ini, penulis menyadari bahwa banyak sekali pihak yang turut memberikan bantuan

serta dukungan. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. H. Arif Sumantri, M.Kes selaku dekan FKIK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, Prof. Dr. dr. Sardjana, SpOG (K), SH, Maftuhah,

M.Kep, Ph.D, dan Fase Badriah, SKM, Mkes, Ph.D selaku pembantu dekan

FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2. dr. Achmad Zaki, SpOT, M.Epid selaku Kepala Program Studi Pendidikan

Dokter FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3. dr. Marita Fadhilah, PhD selaku pembimbing 1 yang telah banyak

meluangkan waktu untuk membimbing serta memberikan motivasi dan

semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini.

4. dr. Zulhafdy M, Sp.M selaku pembimbing 2 yang telah meluangkan

waktunya untuk memberi saran dan kritik dalam membantu penulis

menyelesaikan penelitian ini.

5. dr. Nouval Shahab, Sp.U, FICS FACS dan dr. Flori Ratna Sari, PhD selaku

penanggung jawab riset PSPD 2012 yang telah memfasilitasi penulis untuk

melakukan penelitian ini.

6. dr. Dwi Tyastuti, MPH, PhD selaku ketua KPKM Buaran yang ikut serta

memberi saran dan kritiknya untuk uji validasi dan reliabilitas dalam

penelitian ini.

7. Mama, Ayah, Teteh, dan Ade atas doa, dukungan, motivasi, saran yang

tidak pernah berhenti diberikan untuk penulis baik untuk penelitian ini

maupun segala studi yang sedang penulis jalani.

Page 6: PENILAIAN TINGKAT RISIKO DAN FAKTOR- FAKTOR YANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37628/1/MELIA... · dilakukan pemeriksaan berat badan, tinggi badan, lingkar

vi

8. Raka Petra Prazasta sebagai teman terdekat dan teman sekelompok yang

selalu ada untuk membantu dan memberi dukungan sehingga proses

penelitian ini berjalan lancar, terima kasih atas segala waktu yang sudah

diluangkan.

9. Teman-teman sekelompok, Aliefa Asyifa, Riza Mawaddatar Rohmah, dan

Irvan Fathurohman, yang mulai dari perancangan judul hingga mengolah

data selalu bersama-sama, semoga selalu saling menolong hingga sukses

nanti.

10. Kakak-adik angkat saya di PSPD yang selalu memberikan semangat serta

doanya untuk kelancaran penelitian ini.

11. Official CIMSA UIN 2014/2015 khususnya Octafika dan Fiizhda yang

selalu memberikan dukungan dan doanya sehingga proses pengambilan data

penelitian ini lancar.

12. Seluruh teman sejawat PSPD 2012 tersayang yang tidak pernah berhenti

memberikan semangat untuk selalu berjuang belajar disini, khususnya Firda,

Amelia Rosita, Shabrina, Dewi, Reni, Ranita, Amelia Nurfajrina, Amatillah

Raifah, Harlia, Nadya, Hana dan Irma. Semoga setelah tiga tahun bersama

membuat kekompakan ini semakin erat hingga menjadi dokter nanti.

Penelitian ini masih jauh dari kata sempurna. Penulis berharap mendapatkan saran

dan kritik demi kebaikan di kemudian hari. Demikian laporan penelitian ini

penulis susun, semoga dapat memberikan manfaat di dunia dan akhirat.

Ciputat, 25 September 2015

Melia Fatrani Rufaidah

Page 7: PENILAIAN TINGKAT RISIKO DAN FAKTOR- FAKTOR YANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37628/1/MELIA... · dilakukan pemeriksaan berat badan, tinggi badan, lingkar

vii

ABSTRAK

Melia Fatrani Rufaidah. Program Studi Pendidikan Dokter. Penilaian

Tingkat Risiko Dan Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Penyakit

Jantung Koroner Pada Masyakarat Binaan KPKM Buaran FKIK UIN

Syarif Hidayatullah Tahun 2015.

Penyakit jantung koroner merupakan salah satu penyakit degeneratif yang terjadi

akibat memiliki pola hidup yang kurang baik selain dari memiliki risiko usia, jenis

kelamin, dan riwayat keluarga. Untuk mencegah terjadinya penyakit jantung

koroner ini maka diperlukan pencegahan primer yang memiliki efektivitas 44%

untuk menurunkan angka kejadian tersebut. Pencegahan primer dapat diawali

dengan menilai seberapa banyak risiko yang dimiliki oleh seseorang untuk

mengalami penyakit jantung koroner dalam 10 tahun menggunakan Framingham

Risk Score. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui tingkatan risiko penyakit

jantung koroner pada masyarakat sekitar KPKM Buaran dan apa saja sebaran

faktor risikonya. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan

responden sejumlah 128 orang yang terbagi dari tiga RW dan RT yang diambil

berdasarkan two stage cluster sampling. Responden mengisi kuesioner dan

dilakukan pemeriksaan berat badan, tinggi badan, lingkar pinggang, gula darah

puasa, tekanan darah, dan kolesterol total. Hasil yang didapatkan adalah

masyarakat binaan KPKM Buaran memiliki tingkatan risiko untuk mengalami

penyakit jantung koroner dalam 10 tahun sebesar 8,6% pada risiko tinggi, 30,5%

pada risiko sedang, dan 60,9% pada risiko rendah. Berdasarkan analisis Chi-

square dan Kolmogrov-Smirnov didapatkan hubungan yang bermakna antara

tingkatan risiko dengan sebaran faktor risikonya yaitu pada variabel jenis kelamin,

usia, perokok, kadar kolesterol total, tekanan darah, dan obesitas sentral (p<0,05).

Kata kunci: Penyakit jantung koroner, tingkatan risiko, Framingham Risk Score

Page 8: PENILAIAN TINGKAT RISIKO DAN FAKTOR- FAKTOR YANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37628/1/MELIA... · dilakukan pemeriksaan berat badan, tinggi badan, lingkar

viii

ABSTRACT

Melia Fatrani Rufaidah. Medical Education Study Program. The Assessment

of Coronary Heart Disease Risk Levels and Associated Factors in the

Community of KPKM Buaran FKIK UIN Syarif Hidayatullah in the year of

2015.

Coronary heart disease is one of degenerative disease caused by unhealthy

lifestyle beside of having an increased age, gender, and family history. As a

prevention of this disease, a primary prevention is needed with the effectivity

value 44%. Primary prevention begins with the assessing how many risk factor of

coronary heart disease that one person may have within 10 years with

Framingham Risk Factor. This study aims to know the level of coronary heart

disease risk in the community around the KPKM Buaran and the distribution of

the risk factor. This study used cross sectional design with 128 respondents from

three RW and RT and taken by two stages cluster sampling. Respondents filled

the questionnaire and did some examinations of body weight and height, waist

circumference, fasting blood sugar, blood pressure, and total cholesterol. The

result was the community around KPKM Buaran had risk levels of coronary heart

disease within 10 years respectively 8,6% at high risk, 30,5% at moderate risk,

and 60,9% at low risk. Based on Chi-square and the Kolmogorov-Smirnov there

was a significant relationship between the risk levels and the risk factors

distribution of some variables, that were gender, age, smoking, total cholesterol,

blood pressure and central obesity (p<0,05).

Key words: Coronary heart disease, risk levels, Framingham Risk Score

Page 9: PENILAIAN TINGKAT RISIKO DAN FAKTOR- FAKTOR YANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37628/1/MELIA... · dilakukan pemeriksaan berat badan, tinggi badan, lingkar

ix

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL ............................................................................................. i

LEMBAR PERNYATAAN .............................................................................. ii

LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................. iii

LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................. iv

KATA PENGANTAR ....................................................................................... v

ABSTRAK ......................................................................................................... vii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xi

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xii

DAFTAR BAGAN ............................................................................................. xiii

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xiv

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang ........................................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah ...................................................................................... 4

1.3. Hipotesis ................................................................................................... 4

1.4. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 5

1.5. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penyakit Jantung Koroner.......................................................................... 6

2.1.1 Definisi ............................................................................................. 6

2.1.2 Faktor Risiko .................................................................................... 6

2.1.3 Patogenesis dan patofisiologi ........................................................... 14

2.1.4 Gejala klinis dan diagnosis ............................................................... 16

2.1.5 Pencegahan primer............................................................................ 17

2.2. Framingham Risk Score ............................................................................ 18

2.3. Peranan penilaian risiko penyakit degeneratif ........................................... 18

2.4. Kerangka Teori .......................................................................................... 20

2.5. Kerangka Konsep....................................................................................... 21

2.6. Definisi Operasional .................................................................................. 22

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis dan Desain Penelitian ....................................................................... 27

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................................... 27

3.2.1. Lokasi .............................................................................................. 27

3.2.2. Waktu Penelitian .............................................................................. 27

3.3. Populasi dan Sampel .................................................................................. 27

3.3.1. Populasi ........................................................................................... 27

3.3.2. Sampel ............................................................................................. 27

3.3.3. Cara pengambilan sampel ................................................................ 29

3.3.4. Kriteria Inklusi ................................................................................. 29

3.3.5. Kriteria Eksklusi .............................................................................. 29

Page 10: PENILAIAN TINGKAT RISIKO DAN FAKTOR- FAKTOR YANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37628/1/MELIA... · dilakukan pemeriksaan berat badan, tinggi badan, lingkar

x

3.4. Cara Kerja Penelitian ................................................................................. 29

3.5. Manajemen Data ........................................................................................ 30

3.5.1. Pengumpulan data ............................................................................ 30

3.5.2. Pengolahan data ............................................................................... 30

3.5.3. Analisis data..................................................................................... 30

3.5.3.1. Analisis Univariat ................................................................ 31

3.5.3.2. Analisis Bivariat .................................................................. 31

3.5.4. Penyajian data .................................................................................. 31

3.6. Etika Penelitian .......................................................................................... 31

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Data Demografi ........................................................................................ 32

4.2. Hasil uji validitas dan reliabilitas .............................................................. 32

4.2.1. Uji validitas ...................................................................................... 33

4.2.2. Uji reliabilitas .................................................................................. 36

4.3. Analisis univariat ....................................................................................... 38

4.3.1. Gambaran karakteristik responden .................................................. 38

4.3.2. Gambaran faktor risiko PJK pada responden berdasarkan

Framingham Risk Score ................................................................... 39

4.3.3. Gambaran faktor risiko PJK lainnya pada responden ...................... 42

4.3.4. Gambaran tingkatan risiko untuk mengalami PJK dalam 10 tahun

pada responden ................................................................................. 44

4.4. Analisis bivariat ......................................................................................... 45

4.4.1. Hubungan karakteristik responden dengan tingkatan risiko

mengalami PJK dalam 10 tahun ....................................................... 46

4.4.2. Hubungan faktor risiko responden dengan tingkatan risiko

mengalami PJK dalam 10 tahun ....................................................... 49

4.4. Kelebihan penelitian .................................................................................. 55

4.5. Keterbatasan penelitian .............................................................................. 55

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan .................................................................................................... 56

5.2. Saran .......................................................................................................... 56

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 57

LAMPIRAN ....................................................................................................... 62

Page 11: PENILAIAN TINGKAT RISIKO DAN FAKTOR- FAKTOR YANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37628/1/MELIA... · dilakukan pemeriksaan berat badan, tinggi badan, lingkar

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Klasifikasi tekanan darah ................................................................. 8

Tabel 2.2 Kadar lipid serum ............................................................................. 9

Tabel 2.3 Kadar glukosa dalam darah untuk diagnosis diabetes ...................... 10

Tabel 2.4 Klasifikasi kategori IMT untuk Asia ................................................ 11

Tabel 2.5 Definisi Operasional ......................................................................... 22

Tabel 4.1 Hasil uji validitas pada item pemeriksaan ........................................ 33

Tabel 4.2 Hasil uji validitas pada item kuesioner ............................................ 34

Tabel 4.3 Nilai Alpha uji reliabilitas ................................................................ 36

Tabel 4.4 Hasil uji reliabilitas pada item kuesioner ......................................... 36

Tabel 4.5 Sebaran karakteristik responden (N=128) ........................................ 38

Tabel 4.6 Sebaran faktor risiko PJK berdasarkan Framingham Risk Score

pada responden (N=128) .................................................................. 40

Tabel 4.7 Sebaran faktor risiko PJK lainnya pada responden (N=128) ........... 42

Tabel 4.8 Sebaran tingkatan risiko untuk mengalami PJK

dalam 10 tahun pada responden ....................................................... 44

Tabel 4.9 Hubungan Jenis Kelamin dengan tingkatan risiko

mengalami PJK dalam 10 tahun ....................................................... 46

Tabel 4.10 Hubungan Usia dengan tingkatan risiko mengalami

PJK dalam 10 tahun.......................................................................... 47

Tabel 4.11 Hubungan status pekerjaan dengan tingkatan risiko

mengalami PJK dalam 10 tahun ....................................................... 48

Tabel 4.12 Hubungan riwayat keluarga PJK dengan tingkatan

risiko mengalami PJK dalam 10 tahun ............................................. 49

Tabel 4.13 Hubungan perokok dengan tingkatan risiko

mengalami PJK dalam 10 tahun ....................................................... 50

Tabel 4.14 Hubungan klasifikasi kolesterol dengan tingkatan

risiko mengalami PJK dalam 10 tahun ............................................. 51

Tabel 4.15 Hubungan diabetes mellitus dengan tingkatan

risiko mengalami PJK dalam 10 tahun ............................................. 52

Tabel 4.16 Hubungan tekanan darah dengan tingkatan risiko

mengalami PJK dalam 10 tahun ....................................................... 53

Tabel 4.17 Hubungan obesitas sentral dengan tingkatan risiko

mengalami PJK dalam 10 tahun ....................................................... 54

Page 12: PENILAIAN TINGKAT RISIKO DAN FAKTOR- FAKTOR YANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37628/1/MELIA... · dilakukan pemeriksaan berat badan, tinggi badan, lingkar

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Patogenesis pembentukan aterosklerosis ............................... 14

Page 13: PENILAIAN TINGKAT RISIKO DAN FAKTOR- FAKTOR YANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37628/1/MELIA... · dilakukan pemeriksaan berat badan, tinggi badan, lingkar

xiii

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Mekanisme rokok menyebabkan keadaan akut pada

kardiovaskular ........................................................................ 12

Bagan 2.2 Skema pelayanan kesehatan pribadi dan hubungan antara

pasien dengan komponen lainnya .......................................... 19

Bagan 2.3 Aplikasi pelayanan prospektif di komunitas .......................... 19

Bagan 2.4 Kerangka teori ........................................................................ 20

Bagan 2.5 Kerangka konsep .................................................................... 21

Page 14: PENILAIAN TINGKAT RISIKO DAN FAKTOR- FAKTOR YANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37628/1/MELIA... · dilakukan pemeriksaan berat badan, tinggi badan, lingkar

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat permohonan komite etik ............................................... 62

Lampiran 2 Surat tanda terima komite etik .............................................. 63

Lampiran 3 Lembar surat persetujuan responden ...................................... 64

Lampiran 4 Framingham Risk Score ......................................................... 66

Lampiran 5 Kuesioner penelitian............................................................... 67

Lampiran 6 Hasil uji validitas dan reliabilitas ........................................... 74

Lampiran 7 Hasil uji statistik ..................................................................... 77

Lampiran 8 Dokumentasi .......................................................................... 84

Lampiran 9 Daftar riwayat hidup .............................................................. 85

Page 15: PENILAIAN TINGKAT RISIKO DAN FAKTOR- FAKTOR YANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37628/1/MELIA... · dilakukan pemeriksaan berat badan, tinggi badan, lingkar

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan salah satu penyakit jantung

yang gangguannya terjadi di pembuluh darah koroner. Fungsi dari pembuluh

darah tersebut adalah memberikan suplai darah berupa nutrisi dan oksigen untuk

otot-otot jantung sehingga jantung dapat berkontraksi dan memberikan suplai

darah ke seluruh tubuh. Menurut World Heart Organization (WHO), PJK menjadi

penyebab paling tinggi mortalitas di dunia sebanyak 7,3 juta penduduk dari

seluruh angka mortalitas penyakit jantung pada tahun 2008 yang terjadi sebanyak

17,3 juta penduduk yaitu 30 persen dari kejadian mortalitas di dunia dan

diperkirakan akan meningkat lebih dari 23,6 juta penduduk pada tahun 2030.1,2,3

Menurut American Heart Association (AHA), di wilayah Asia prevalensi

penyakit paling banyak akibat jantung dan pembuluh darah adalah hipertensi

sebesar 21,0% penduduk, diikuti oleh 6,1% penduduk yang memiliki penyakit

jantung, 3,7% penduduk yang memiliki PJK, dan 1,9% penduduk yang memiliki

stroke. Pada tahun 2011, 17.050 kematian diantara penduduk Asia dan Pasifik

adalah karena penyakit jantung, 7.828 kematian karena PJK, dan 2.476 kematian

karena infark miokard. Data lain di Amerika Serikat pada tahun 2009 menyatakan

bahwa kejadian mortalitas karena PJK ini adalah 1 dari 6 orang dan angka

kejadiannya yaitu 386.324 penduduk. Mortalitas yang terjadi secara tiba-tiba dan

tidak ada gejala sebelumnya itu dialami oleh 50% laki-laki dan 64% pada

perempuan. Diperkirakan pada tahun 2030, prevalensi PJK akan meningkat

sebesar 18% dari perkiraan tahun 2013.3,4

Data insidensi AHA pada tahun 2013, menyatakan bahwa setiap 44 detik

warga Amerika akan mengalami infark miokard dan diperkirakan sekitar 635.000

penduduk yang akan mengalami kasus infark miokard atau kematian karena PJK

pada tahun 2013. Perkiraan angka insidensi pertahun berupa terjadinya kasus baru

infark miokard adalah 525.000 dan serangan berulangnya adalah 190.000. Dari

perkiraan angka insidensi tersebut rata-rata usia yang mengalaminya yaitu 64

tahun untuk laki-laki dan 72 tahun untuk perempuan. Data perkiraan insidensi

Page 16: PENILAIAN TINGKAT RISIKO DAN FAKTOR- FAKTOR YANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37628/1/MELIA... · dilakukan pemeriksaan berat badan, tinggi badan, lingkar

2

menurut usia dan jenis kelamin ini sesuai dengan data Atherosclerosis Risk in

Communities Surveillance pada tahun 2005-2011 bahwa angka per 1000 penduduk yang

di diagnosis serangan jantung atau PJK yang sudah fatal pada laki-laki sudah mulai

meningkat tinggi di usia 55-64 tahun sedangkan pada perempuan mulai meningkat tinggi

pada usia 75-84 tahun. Prevalensi PJK pada tahun 2007-2010 menyebutkan bahwa

pada usia lebih dari 80 tahun, angka kejadian pada laki-laki dan perempuan sama-

sama meningkat dari usia sebelumnya tetapi angka kejadiannya lebih rendah dari

laki-laki yaitu sebesar 18,6% dari populasi. 3,4

Menurut Center for Disease Control and Prevention (CDC), angka

mortalitas yang terjadi karena PJK ini mengalami penurunan dalam rentang waktu

2006-2010 di dunia. Selain itu, menurut AHA pada tahun 2015, angka kematian

karena penyakit jantung menurun sebanyak 39% namun beban dan faktor risiko

dari penyakit jantung tersebut masih cukup tinggi walaupun penurunan angka

mortalitas tersebut didukung oleh beberapa faktor yaitu penanganan dari faktor

risiko itu sendiri dan penatalaksanaan yang ditingkatkan lebih baik lagi. 3,5

Semakin bertambahnya usia dan jenis kelamin merupakan faktor risiko

PJK yang tidak dapat diubah dengan begitu penanganan yang dilakukan lebih

kepada modifikasi dari faktor risiko yang dapat diubah berupa dislipidemia,

hipertensi, merokok, diabetes mellitus, dan obesitas. Menurut data dari

Framingham Heart Study, laki-laki dengan tekanan darah >140/90, kolesterol

240, HDL 40, memiliki diabetes, dan merokok memiliki faktor risiko yang tinggi

mengalami PJK dalam 10 tahun sebesar 37% dan pada perempuan yaitu 27%.

Dengan begitu perlu dilakukan penjaringan faktor risiko pada usia lebih dari 30

tahun agar dapat segera dilakukan pencegahan primer, salah satunya

menggunakan Framingham Risk Score yang hasilnya adalah memperkirakan

risiko mengalami PJK dalam 10 tahun. 4,6,7,8

Setelah faktor risiko dari PJK terdeteksi lebih dini maka yang perlu

dilakukan adalah pengendalian dari faktor risiko tersebut yang berupa penurunan

kolesterol total, tekanan darah sistolik, kebiasaan merokok, indeks massa tubuh

hingga mencapai normal, kejadian diabetes mellitus, dan meningkatkan aktivitas

fisik. Pencegahan primer yang efektif adalah dengan cara menentukan pola diet

dan aktivitas fisik dari setiap individu yang memiliki faktor risiko rendah sampai

tinggi. Pencegahan primer dari asupan nutrisi sudah beberapa kali ditegaskan

Page 17: PENILAIAN TINGKAT RISIKO DAN FAKTOR- FAKTOR YANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37628/1/MELIA... · dilakukan pemeriksaan berat badan, tinggi badan, lingkar

3

bahwa memiliki dampak yang baik untuk memodifikasi faktor resiko penyakit

kardiovaskular karena dengan menurunkan kadar kolesterol yang tinggi dalam

darah dapat menurunkan angka kejadian PJK sebesar 30% dan 11% angka

kejadian mortalitasnya. Pencegahan primer atau pengendalian untuk faktor risiko

PJK secara keseluruhan juga berpengaruh untuk menurunkan kejadian PJK

sebanyak 44% dan lebih efektif dengan biaya yang tidak terlalu mahal karena

dengan tatalaksana untuk PJK yang tidak sedikit tersebut hanya berpengaruh

sebanyak 47% untuk menurunkan angka mortalitas PJK dengan biaya yang

mahal. 4,9,10

Di Indonesia, prevalensi penyakit jantung koroner ini juga harus tetap

diperhatikan karena menurut data Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun

2007, penyebab kematian tertinggi di Indonesia berubah menjadi penyakit tidak

menular yaitu prevalensinya sebesar 59,5% dengan penyakit jantung koroner yang

menempati posisi ke-9 yaitu sebesar 5,1%. Diprediksikan bahwa penyakit tidak

menular sebagai penyebab kematian tertinggi tersebut akan terus meningkat setiap

tahunnya. Pada tahun 2013, di Indonesia prevalensi penyakit jantung koroner

yang sudah terdiagnosis dokter atau hanya gejala sebesar 1,5% yang terjadi lebih

tinggi pada perempuan, tinggal di perkotaan, dan kejadian PJK ini meningkat

seiring bertambahnya usia.11,12

Dengan data-data berupa terus meningkatnya prevalensi PJK di Indonesia

dan efektifnya pencegahan primer terhadap PJK ini maka perlu dilakukan

tindakan pencegahan agar angka mortalitas dan prevalensi PJK yang harus

diberikan tatalaksana yang tepat dan tidak sedikit dengan biaya yang tidak murah

dapat berkurang. Tindakan pencegahan yang efektif bisa dimulai dengan penilaian

faktor risiko PJK ini menggunakan Framingham Risk Score.

Penilaian faktor risiko penyakit jantung koroner pada penelitian ini dapat

digunakan sebagai sumber untuk mengendalikan faktor risiko PJK yang dapat

diubah. Sehingga setelah dilakukan penilaian, masyarakat dapat mengatur pola

diet dan aktivitas fisiknya agar kejadian PJK bisa semakin berkurang. Penilaian

risiko ini bermanfaat untuk dilakukan pada era sistem jaminan kesehatan nasional

(JKN) karena pada era-JKN nanti akan lebih diutamakan program pencegahan

Page 18: PENILAIAN TINGKAT RISIKO DAN FAKTOR- FAKTOR YANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37628/1/MELIA... · dilakukan pemeriksaan berat badan, tinggi badan, lingkar

4

pada fasilitas pelayanan kesehatan primer agar angka kesakitan semakin

berkurang.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana sebaran faktor risiko penyakit jantung koroner

berdasarkan Framingham Risk Score pada masyarakat binaan Klinik

Pelayanan Kesehatan Masyarakat (KPKM) Buaran FKIK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta pada tahun 2015?

2. Bagaimana tingkat risiko penyakit jantung koroner pada masyarakat

binaan KPKM Buaran FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada

tahun 2015?

3. Bagaimana hubungan antara tingkat risiko penyakit jantung koroner

dengan faktor risiko jenis kelamin, usia, status pekerjaan, riwayat

penyakit jantung dalam keluarga, kadar kolesterol, diabetes mellitus,

perokok, tekanan darah, dan obesitas sentral?

1.3 Hipotesis

1. Pada masyarakat binaan KPKM Buaran FKIK UIN Jakarta tahun 2015,

sebaran faktor risiko yang memiliki persentase paling tinggi adalah

tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, obesitas sentral, diabetes mellitus,

dan perokok.

2. Masyarakat binaan KPKM Buaran FKIK UIN Jakarta tahun 2015 lebih

dari 50% berisiko tinggi untuk mengalami PJK dalam 10 tahun.

3. Terdapat hubungan bermakna antara tingkat risiko PJK dengan faktor

risiko jenis kelamin, usia, status pekerjaan, riwayat penyakit jantung

dalam keluarga, kadar kolesterol, diabetes mellitus, perokok, tekanan

darah, dan obesitas sentral,

Page 19: PENILAIAN TINGKAT RISIKO DAN FAKTOR- FAKTOR YANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37628/1/MELIA... · dilakukan pemeriksaan berat badan, tinggi badan, lingkar

5

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

1. Mengetahui sebaran faktor risiko penyakit jantung koroner pada

masyarakat binaan KPKM Buaran FKIK UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta pada tahun 2015.

2. Mengetahui tingkat risiko penyakit jantung koroner pada masyarakat

binaan KPKM Buaran FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada

tahun 2015.

1.4.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui persentase masyarakat sekitar KPKM Buaran yang

memiliki faktor risiko rendah, sedang, tinggi untuk menderita penyakit

jantung koroner berdasarkan Framingham Risk Score.

2. Mengetahui hubungan antara faktor risiko yang ada dengan tingkatan

risiko mengalami penyakit jantung koroner dalam 10 tahun.

1.5 Manfaat Penelitian

Bagi KPKM Buaran, hasil dari penelitian ini dapat menjadi sebuah data

mengenai pengelompokan masyarakat sekitar terhadap faktor risiko penyakit

jantung koroner sehingga pihak KPKM dapat melakukan tindakan pencegahan

primer maupun sekunder terhadap masyarakat yang memiliki faktor risiko

tersebut.

Bagi masyarakat sekitar KPKM Buaran, hasil dari penelitian ini dapat

membantu untuk meningkatkan kewaspadaan masyarakat terhadap penyakit

degeneratif sehingga masyarakat ikut serta untuk mencegah terjadinya penyakit

degeneratif tersebut.

Bagi FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, hasil dari penelitian ini dapat

dijadikan sumber bacaan untuk penelitian selanjutnya.

Bagi peneliti, penelitian ini dapat menjadi bahan pembelajaran tentang

metodologi penelitian, pengetahuan tentang bagaimana pola penyebaran faktor

risiko penyakit jantung koroner pada masyarakat sekitar KPKM Buaran, dan

menambah wawasan peneliti terhadap hubungan faktor risiko PJK dengan

keadaan PJK itu sendiri.

Page 20: PENILAIAN TINGKAT RISIKO DAN FAKTOR- FAKTOR YANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37628/1/MELIA... · dilakukan pemeriksaan berat badan, tinggi badan, lingkar

6

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penyakit Jantung Koroner

2.1.1. Definisi

Menurut AHA, penyakit jantung koroner (PJK) adalah suatu istilah yang

digunakan ketika terjadi penumpukan plak di arteri koroner jantung. Penumpukan

plak tersebut dapat membuat asupan oksigen ke otot-otot jantung berkurang

sehingga jantung tidak dapat berkontraksi secara normal dan menyebabkan

serangan jantung.2

Istilah lain untuk PJK adalah penyakit aterosklerotik koroner.

Aterosklerotik dapat menyebabkan penimbunan lemak dan jaringan fibrosa dalam

arteri koronaria sehingga secara progresif mempersempit lumen pembuluh

darah.13

2.1.2. Faktor Risiko

Kejadian aterosklerotik pada pembuluh darah terjadi karena beberapa

faktor risiko yang saling berkaitan sehingga dapat mempercepat proses

aterogenik. Faktor risiko yang berpengaruh terbagi menjadi dua, faktor risiko yang

dapat diubah dan tidak dapat diubah. 13

Faktor risiko yang tidak dapat diubah terdiri dari:

1. Usia

Seiring dengan peningkatan usia, kejadian aterosklerotik semakin

mudah terjadi. Sekitar 82% kejadian PJK pada usia lebih dari 65 tahun akan

menyebabkan angka mortalitas pada individu tersebut meningkat karena

jantung mengalami perubahan fisiologis bahkan tanpa ada penyakit

sebelumnya.2

2. Jenis kelamin

Secara umum, laki-laki lebih sering mengalami PJK. Namun kejadian

mortalitas pada perempuan menopause sering dikarenakan oleh PJK tetapi

tidak setinggi angka kejadian pada laki-laki.2

Page 21: PENILAIAN TINGKAT RISIKO DAN FAKTOR- FAKTOR YANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37628/1/MELIA... · dilakukan pemeriksaan berat badan, tinggi badan, lingkar

7

3. Riwayat keluarga

Angka kejadian meningkat pada pasien dengan riwayat infark miokard

pada ayah atau sodara laki-laki sebelum usia 55 tahun dan ibu atau saudara

perempuan sebelum usia 65 tahun.2

Menurut data dari AHA, angka kejadian mortalitas juga meningkat

pada pasien yang memiliki ras African American. Selain itu, risiko PJK juga

lebih tinggi pada beberapa orang Amerika Meksiko, Indian Amerika, Hawaii

dan beberapa orang America Asia. Hal tersebut dikarenakan tingkat obesitas

dan diabetes yang tinggi dan pada orang Asia dikarenakan oleh rendahnya high

density lipoprotein cholesterol (HDL-C).2

Faktor risiko yang dapat diubah, terdiri dari:

1. Hipertensi

Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan

darah sistolik 140 mmHg dan tekanan darah diastolik 90 mmHg. Tekanan

darah merupakan hasil dari cardiac output dan resistensi perifer total. 13,14

Di dunia, sekitar satu miliyar penduduk memiliki hipertensi dan dua

pertiganya adalah penduduk dari Negara berkembang. Hipertensi juga

merupakan penyebab paling utama kematian karena kadang hipertensi ini

bersifat sebagai “silent killer” yang tidak dirasakan oleh penderitanya hingga

sudah terjadi komplikasi ke organ lain seperti gagal jantung, infark miokard,

stroke, atau gagal ginjal. 2,13

Menurut Framingham heart study, hipertensi dapat meningkatkan

keadaan PJK dua kali lipat dibandingkan dengan orang yang mempunyai

tekanan darah normal. Sehingga pencegahan dengan deteksi dini dan

penanganan tekanan darah yang tepat dapat menurunkan juga angka morbiditas

dan mortalitas dari komplikasinya. 2,5

Page 22: PENILAIAN TINGKAT RISIKO DAN FAKTOR- FAKTOR YANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37628/1/MELIA... · dilakukan pemeriksaan berat badan, tinggi badan, lingkar

8

Tabel 2.1 Klasifikasi tekanan darah.15

Peningkatan tekanan darah sistemik dapat menyebabkan beban

ventrikel kiri jantung bertambah dikarenakan peningkatan curah jantung ke

seluruh tubuh sehingga beban ventrikel kiri yang semakin meningkat tersebut

membuat otot jantung ventrikel kiri hipertrofi atau disebut left ventricular

hypertrophy (LVH). 13,16

Hipertensi selain membuat beban ventrikel jantung meningkat juga

membuat permeabilitas dinding pembuluh darah menurun sehingga

elastisitasnya tidak seperti keadaan normal.

Kejadian-kejadian tersebut semakin memperparah keadaan

aterosklerosis koroner karena dengan meningkatnya beban ventrikel maka

semakin tinggi juga kebutuhan oksigen ventrikel tersebut, sedangkan dengan

adanya penyempitan pada pembuluh darah koroner, kebutuhan oksigen untuk

ventrikel tersebut akan berkurang sehingga menyebabkan iskemik hingga

infark pada otot jantungnya. 13,16

2. Hiperlipidemia

Hiperlipidemia adalah keadaan dimana terjadi peningkatan lipid serum

diatas batas normal. Lipid plasma yaitu kolesterol, trigliserida, fosfolipid, dan

asam lemak bebas berasal dari makanan (eksogen) dan dari sintesis lemak

(endogen).2

Dalam aterogenesis, kolesterol dan trigliserida adalah lipid yang paling

berperan. Lipid plasma tidak dapat beredar bebas dalam darah sehingga

dibutuhkan protein yang disebut lipoprotein. Lipoprotein terbagi menjadi

empat kelas di dalam darah, yaitu:13

- Kilomikron yang mengandung banyak trigliserida,

Klasifikasi tekanan darah Tekanan darah sistolik Tekanan darah

diastolik

Normal <120 mmHg <80 mmHg

Prehipertensi 120 – 139 mmHg 80 – 89 mmHg

Hipertensi derajat 1 140 – 159 mmHg 90 – 99 mmHg

Hipertensi derajat 2 160 mmHg 100 mmHg

Page 23: PENILAIAN TINGKAT RISIKO DAN FAKTOR- FAKTOR YANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37628/1/MELIA... · dilakukan pemeriksaan berat badan, tinggi badan, lingkar

9

- Lipoprotein densitas sangat rendah (VLDL) yang kandungannya sama seperti

kilomikron,

- Lipoprotein densitas rendah (LDL) yang memiliki kadar paling tinggi

kolesterolnya,

- Lipoprotein densitas tinggi (HDL) yang kandungan proteinnya lebih tinggi

dari kolesterol.

Tabel 2.2 Kadar lipid serum17,18

Peningkatan kolesterol memiliki hubungan dengan peningkatan angka

kejadian PJK. Satu pertiga dari penyakit jantung iskemik dikarenakan oleh

tingginya kolesterol. Secara umum, 2,6 juta kematian di dunia disebabkan oleh

tingginya kolesterol. Pada tahun 2008 di dunia, prevalensi peningkatan

kolesterol total pada dewasa (>240 mg/dL) yaitu sebesar 9,7 %.14

Kolesterol yang tinggi ini lebih berperan pada pembentukan plak

aterom ketika sudah terjadi jejas pada pembuluh darah koroner. Hal tersebut

terbukti dengan diturunkannya kadar kolesterol dalam darah, angka kejadian

PJK semakin menurun.14

3. Diabetes Mellitus

Diabetes Mellitus (DM) adalah keadaan dimana terjadi gangguan

metabolisme yang dapat berupa kerusakan pancreas sehingga membuat

defisiensi insulin ataupun terjadinya resistensi insulin pada sel-sel tubuh

sehingga dampak dari kedua keadaan tersebut adalah terjadinya peningkatan

glukosa darah. 17

Lipid Optimal (mg/dL) Borderline

(mg/dL)

Tinggi/sangat tinggi

(mg/dL)

Kolesterol total <200 200-239 240

Kolesterol HDL Laki-laki: > 40

Perempuan: >50

Kolesterol LDL < 100 100-129 130

Trigliserida <150 150-199 200

Page 24: PENILAIAN TINGKAT RISIKO DAN FAKTOR- FAKTOR YANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37628/1/MELIA... · dilakukan pemeriksaan berat badan, tinggi badan, lingkar

10

Peningkatan glukosa dalam darah pada DM tipe 2 dijelaskan dapat

menyebabkan terjadinya disfungsi endotel pembuluh darah yang dikarenakan

oleh stress oksidatif sehingga akan mempermudah LDL berakumulasi dalam

jejas tersebut. LDL yang terakumulasi dapat membuat plak aterom dan

kemudian terjadi permeabilitas vaskular yang abnormal.19

Tabel 2.3 Kadar glukosa dalam darah untuk diagnosis diabetes.18,20

Penyakit jantung koroner dapat terjadi 2 sampai 4 kali lebih mudah

dengan faktor risiko diabetes dibandingkan dengan yang tidak memiliki faktor

risiko tersebut. Penelitian di United Kingdom Prospective Diabetes Study

(UKPDS) menyatakan bahwa penurunan glukosa darah dapat menurunkan

resiko stroke (21%) dan infark miokard (23%) dengan menurunkan juga angka

kejadian komplikasi mikrovaskular.19

Diabetes sering dikaitkan dengan beberapa faktor risiko lainnya seperti

hiperlipidemia, hipertensi sistemik, dan obesitas sehingga dibutuhkan terapi

yang secara keseluruhan untuk sindrom metabolik tersebut.14

4. Obesitas

Obesitas adalah keadaan dimana terjadi kelebihan kandungan lemak di

jaringan adipose sehingga dampaknya adalah peningkatan indeks massa tubuh

dan lingkar pinggang. Obesitas dipicu oleh asupan kalori yang masuk dari

makanan tidak seimbang dengan asupan kalori yang keluar sehingga terjadi

penumpukan karbohidrat, lemak, dan protein pada sel-sel adiposit sebagai

trigliserida. Untuk obesitas sentral diukur dari lingkar pinggang yang

Glukosa darah puasa

(mg/dL)

Glukosa darah sewaktu

(mg/dL)

Plasma

vena

Darah

kapiler

Plasma vena Darah

kapiler

DM 126 100 200 200

Belum pasti DM 100 - 125 90-99 100-199 90-199

Bukan DM 100 <90 <100 <90

Page 25: PENILAIAN TINGKAT RISIKO DAN FAKTOR- FAKTOR YANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37628/1/MELIA... · dilakukan pemeriksaan berat badan, tinggi badan, lingkar

11

diinterpretasikan jika lingkar pinggang 90 cm untuk laki-laki dan 80 cm

untuk perempuan.21,22

Obesitas sering menjadi faktor pemicu dari diabetes mellitus,

hipertensi, dan hiperlipidemia sehingga obesitas dapat dijadikan faktor risiko

dari penyakit jantung koroner. Menurut World Heart Federation, 58% dari

diabetes mellitus dan 21% dari penyakit jantung iskemik disertai oleh

peningkatan indeks massa tubuh diatas 21.23

Tabel 2.4 Klasifikasi kategori IMT untuk Asia.18,24

5. Merokok

Rokok merupakan salah satu penyebab kematian di Amerika Serikat.

Data dari CDC menyebutkan bahwa merokok akan meningkatkan risiko

penyakit jantung koroner sebanyak 2-3 kali dibandingkan dengan non-perokok.

Tetapi perokok pasif yang hanya menghirup asap rokok di tempat kerja

maupun rumah mempunyai kesempatan yang sama dengan perokok aktif yaitu

25-30% untuk berkembang menjadi penyakit jantung.25

Efek rokok terhadap peningkatan risiko PJK sering dijumpai apabila

telah mengkonsumsi rokok lebih dari 25 batang perhari, dan risiko tersebut

akan semakin meningkat apabila konsumsi dari rokok tersebut juga meningkat.

Zat-zat kimia pada rokok yang paling kuat efeknya untuk menyebabkan

penyakit jantung adalah nikotin, karbon monoksida (CO), dan gas oxidant

(bagan 2.1).26

Nikotin adalah zat yang mengaktifkan saraf simpatis sehingga akan

membuat vasokontriksi pembuluh darah dan meningkatkan kerja jantung

sehingga kebutuhan oksigen terhadap jantung meningkat. Selain itu, nikotin

IMT (kg/m2) Klasifikasi

< 18,5 Berat badan kurang

18,5 – 22,9 Berat badan normal

23,0 – 24,9 Berat badan lebih dengan risiko

25,0 – 29,9 Obesitas I

30,0 Obesitas II

Page 26: PENILAIAN TINGKAT RISIKO DAN FAKTOR- FAKTOR YANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37628/1/MELIA... · dilakukan pemeriksaan berat badan, tinggi badan, lingkar

12

juga dapat menyebabkan disfungsi endotel vaskular, abnormalitas lipid, dan

resistensi insulin.26

CO adalah konstituen mayor yang terdapat pada rokok. CO yang

beredar didalam darah nantinya akan mengikat pada hemoglobin sehingga

mengurangi jumlah hemoglobin untuk membawa oksigen dan menghambat

hemoglobin juga untuk pelepasan oksigen. Paparan CO pada perokok dalam

jangka panjang akan membuat massa sel darah merah membesar dan

mengurangi kapasitas dari sel darah merah untuk membawa oksigen sehingga

hasilnya adalah keadaan hipoksemia. Keadaan hipoksemia dapat menyebabkan

juga peningkatan massa sel darah merah yang efeknya adalah peningkatan

kekentalan darah atau hiperkoagulasi.26

Zat oksidan pada rokok menghasilkan radikal bebas yang berperan

dalam proses inflamasi dan nantinya akan mengaktifkan trombosit serta

disfungsi endotel. Aktivasi trombosit akan membantu proses aterogenesis pada

vaskular semakin mudah.26

Bagan 2.1 Mekanisme rokok menyebabkan keadaan akut pada

kardiovaskular.26

6. Aktivitas Fisik

Olahraga mempunyai banyak efek terhadap beberapa faktor risiko PJK

yang dapat diubah. Beberapa contohnya yaitu olahraga dapat menurunkan

angka kejadian obesitas, hipertensi, kolesterol total dan LDL, serta

Page 27: PENILAIAN TINGKAT RISIKO DAN FAKTOR- FAKTOR YANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37628/1/MELIA... · dilakukan pemeriksaan berat badan, tinggi badan, lingkar

13

meningkatkan kolesterol HDL dan sensitivitas insulin pada orang dengan

diabetes. 27

Manfaat fisiologis dari olahraga adalah perbaikan fungsi dan

kemampuan tubuh untuk menggunakan oksigen sehingga ketika kemampuan

ini sudah membaik maka ketika melakukan pekerjaan sehari-hari hanya akan

sedikit merasa kelelahan.27

Terdapat beberapa bukti bahwa olahraga dapat meningkatkan kapasitas

pembuluh darah untuk dilatasi sehingga dinding pembuluh darah lebih

konsisten dan kemampuan untuk memberikan oksigen ke otot lebih baik.

Menurut penelitian, pasien serangan jantung yang berpartisipasi dalam

program olahraga yang diberikan, angka mortalitasnya berkurang dari 20%

menjadi 25%.27

Rekomendasi aktivitas fisik dari CDC/ American College of Sports

Medicine (ACSM) consensus statement and surgeon General’s Report adalah

melakukan aktivitas sedang 30 menit atau lebih setiap harinya. Aktvitas sedang

yang dimaksud adalah kegiatan yang sebanding dengan berjalan cepat sekitar 2

sampai 4 mil per jam yaitu berbagai tugas rumah tangga, bersepeda, berenang,

dan lain-lain. Dengan melakukan 30 menit dari aktivitas sedang harian tersebut

energi yang dikeluarkan per minggu adalah 600-1200 kalori.27

7. Stres

Stres merupakan salah satu faktor risiko yang terdapat pada penyakit

jantung koroner. Hal tersebut dikarenakan stres dapat memicu abnormalitas

metabolisme lipid karena peningkatannya hormon kortisol. Selain itu, hormon

lainnya yang berperan adalah katekolamin. Peningkatan katekolamin ini akan

meningkatkan denyut jantung dan membuat vasokontriksi.33

Stres akut seperti keadaan trauma atau bencana dapat menjadi pemicu

munculnya gejala serangan jantung atau infark miokard. Stres kronik seperti

keadaan stres ketika bekerja dapat menjadi pemicu berulangnya gejala infark

miokard yang sudah pernah dialami sebelumnya.33

Page 28: PENILAIAN TINGKAT RISIKO DAN FAKTOR- FAKTOR YANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37628/1/MELIA... · dilakukan pemeriksaan berat badan, tinggi badan, lingkar

14

2.1.3. Patogenesis dan patofisiologi

Aterosklerosis pada arteri koroner jantung merupakan awal mula

terjadinya penyakit jantung koroner. Proses pembentukan aterosklerosis tersebut

dimulai dengan terjadinya cedera endotel pembuluh darah yang disebabkan oleh

hipertensi, zat nikotin pada pembuluh darah, hiperlipidemia, dan diabetes

mellitus.16

Gambar 2.1 Patogenesis pembentukan aterosklerosis. 16

Setelah cedera endotel, terjadi beberapa proses seperti pada gambar 2.1

yaitu: 16,28

1. Akumulasi lipoprotein pada tunika intima pembuluh darah. LDL yang

masuk akan teroksidasi didalamnya.

2. Stress oksidatif, termasuk konstituen dari LDL-teroksidasi menginduksi

sitokin lokal.

3. Sitokin tersebut meningkatkan ekspresi dari molekul adhesi yang mengikat

leukosit pada endotel dan molekul kemoatraktan (monocyte

chemoattractant protein 1 [MCP-1]) yang secara langsung membantu

migrasi leukosit ke dalam tunika intima.

4. Setelah masuk dinding arteri, monosit darah mendapatkan stimulus dari

macrophage colony-stimulating factor (M-CSF) yang meningkatkan

ekspresi dari reseptor scavenger.

5. Reseptor scavenger membantu makrofag untuk fagositosis LDL-

teroksidasi dan nantinya membentuk sel busa.

6. Migrasi sel otot polos ke tunika intima dari tunika media. Terjadi

penebalan dinding pembuluh darah

7. Sel otot polos mengalami proliferasi dan terjadi pembentukan matriks

ekstraseluler.

Page 29: PENILAIAN TINGKAT RISIKO DAN FAKTOR- FAKTOR YANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37628/1/MELIA... · dilakukan pemeriksaan berat badan, tinggi badan, lingkar

15

8. Pada tahap berikutnya, kalsifikasi dapat terjadi dan fibrosis dapat terus

berlanjut, kadang disertai dengan kematian sel otot polos yang nantinya

terbentuk kapsul fibrosa atau disebut plak fibrosa.

Plak yang terbentuk pada arteri koroner membuat lumen pembuluh darah

koroner menyempit sehingga asupan oksigen otot jantung untuk berkontraksi

menurun dan menimbulkan rasa tidak nyaman yang sering disebut sebagai nyeri

dada dan biasanya muncul saat beraktivitas dan stress emosional. Keadaan

tersebut sering disebut juga stable angina pectoris sebagai manifestasi dari

penyakit jantung iskemik.16

Plak fibrosa yang bisa terbentuk adalah plak yang stabil dan yang rentan.

Plak fibrosa yang stabil mengandung lipid yang sedikit dan kapsul fibrosa yang

tebal, sedangkan plak yang rentan mengantung lipid yang banyak dan kapsul

fibrosa yang tipis sehingga lebih rentan pula untuk mengalami ruptur. Ruptur plak

aterom akan mengaktifkan agregasi platelet yang nantinya aktivasi faktor

pembekuan darah dan membentuk thrombus di dalam lumen pembuluh darah.16

Sumbatan thrombus yang terdapat dalam pembuluh darah akan

menyebabkan ketidak-seimbangan suplai oksigen dan kebutuhannya. Bentuk dari

sindrom koroner akut bergantung kepada derajat obstruksi koroner. Sindrom

koroner akut (SKA) adalah kumpulan gejala klinis yang sesuai dengan iskemia

miokard akut dan yang termasuk ke dalam SKA adalah unstable angina (UA),

non ST-segment elevation myocardial infarction (NSTEMI), dan ST-segment

elevation myocardial infarction (STEMI).29

Obstruksi trombus yang parsial akan menimbulkan gejala dari UA,

sedangkan obstruksi trombus yang total akan menyebabkan infark pada miokard.

STEMI dan NSTEMI termasuk ke dalam infark miokard tetapi hanya dapat

dibedakan jika sudah dilakukan pemeriksaan EKG yaitu didapatkan elevasi dari

ST-segment. NSTEMI dan UA dapat dibedakan dengan test biomarker jantung,

pada NSTEMI didapatkan biomarker jantung (Creatine Kinase-MB, troponin T,

dan troponin I) yang meningkat.29

Page 30: PENILAIAN TINGKAT RISIKO DAN FAKTOR- FAKTOR YANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37628/1/MELIA... · dilakukan pemeriksaan berat badan, tinggi badan, lingkar

16

2.1.4. Gejala klinis dan diagnosis

Penegakan diagnosis dari penjakit jantung koroner selain dari gejala klinis

yaitu dengan pemeriksaan fisik, biomarker jantung, dan elektrokardiogram

(EKG).

Gejala klinis dari penyakit jantung koroner terbagi sesuai dengan

kejadiaan yang dialami oleh penderitanya.

1. Stable Angina 30

- rasa tidak nyaman atau nyeri angina biasanya digambarkan dengan dada

terasa ditekan dan tidak dapat terlokalisir.

- rasa tidak nyaman pada dada tersebut muncul ketika olahraga atau

stress emosional dan hilang dengan istirahat.

- gejala lain yang biasanya terasa adalah gejala seperti dispepsia yaitu

mual, muntah, dan nyeri di epigastrium.

2. Unstable Angina

Angina yang tidak stabil ini memiliki tiga gejala klinis khusus

dibandingkan dengan angina yang stabil. Tiga gejala klinis tersebut yaitu:30

- Angina yang terjadi saat istirahat atau aktivitas ringan dan terasa lebih

dari 20 menit. Angina ini terasa dalam satu minggu.

- Angina terjadi pertama kali dengan onset terjadinya dalam dua bulan

dari gejala awal.

- Angina yang terjadi lebih sering, durasi lebih lama dibandingkan

dengan angina yang sudah pernah di diagnosis sebelumnya.

Selain dari tiga gejala klinis khusus tersebut, angina yang tidak stabil ini

biasanya menyebar dari daerah sternum ke leher, lengan dan bahu.30

3. Non-STEMI dan STEMI

Pada NSTEMI dan STEMI, gejala klinisnya tidak banyak berbeda dengan

unstable angina tetapi hanya berbeda pada derajat keparahannya.29

Derajat keparahan tersebut dikarenakan pada unstable angina tidak terjadi

kerusakan otot jantung sehingga tidak ada pelepasan enzim-enzim yang

menjadi biomarker dari nekrosis miokard yaitu creatine kinase (CK) dan CK-

MB. Perbedaan dari NSTEMI dan STEMI adalah terjadinya elevasi dari ST-

segmen pada pemeriksaan EKG dari STEMI. 29

Page 31: PENILAIAN TINGKAT RISIKO DAN FAKTOR- FAKTOR YANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37628/1/MELIA... · dilakukan pemeriksaan berat badan, tinggi badan, lingkar

17

2.1.5. Pencegahan Primer

Pengelolaan pola hidup adalah salah satu pencegahan primer yang efektif

karena pentingnya nutrisi dan aktivitas fisik untuk memodifikasi faktor risiko

penyakit jantung dan pembuluh darah sudah beberapa kali ditegaskan.9

Beberapa rekomendasi pengelolaan pola hidup, yaitu:9

1. Menurunkan kolesterol LDL

- Diet yang dianjurkan: sayur-sayuran, buah-buahan, gandum; termasuk

produk susu yang rendah lemak, ikan, minyak nabati, dan kacang-

kacangan. Kurangi asupan gula dan daging merah.

Sesuaikan dengan kebutuhan kalori perhari dan nutrisi keadaan khusus

seperti diabetes mellitus serta mengikuti Dietary Approaches to Stop

Hypertension (DASH) dietary pattern, the United States Departement

of Agriculture (USDA) food pattern, atau the AHA diet.

- Kurangi persentasi kalori dari lemak jenuh

- Kurangi persentasi kalori dari trans fat

2. Menurunkan tekanan darah

- Pola diet sama seperti menurunkan LDL yaitu menggunakan DASH

diet

- Mengurangi asupan garam yaitu tidak kebih dari 2,400 mg/hari

- Mengurangi asupan garam hingga 1,500 atau 1,00 mg/hari dapat

menurunkan tekanan darah

- Kombinasi DASH diet dengan mengurangi asupan garam

3. Aktivitas fisik terhadap lemak dan tekanan darah

Secara umum, melakukan 3-4 sesi aktivitas fisik aerobik per minggu dan

berlangsung selama 40 menit per sesi dapat menurunkan kadar LDL di

tubuh dan tekanan darah.

2.2. Framingham Risk Score

Framingham Risk Score adalah salah satu skoring yang digunakan untuk

mengetahui faktor risiko klasik penyakit kardiovaskular seperti usia, jenis

kelamin, hipertensi, diabetes mellitus, merokok, obesitas, aktivitas fisik, dan kadar

kolesterol dalam darah. Instrumen ini merupakan sebuah proyek yang

Page 32: PENILAIAN TINGKAT RISIKO DAN FAKTOR- FAKTOR YANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37628/1/MELIA... · dilakukan pemeriksaan berat badan, tinggi badan, lingkar

18

dikembangkan oleh National Heart Institute and Boston University mulai dari

tahun 1984 hingga 2003. Kategori Framingham Risk Score pada penelitian ini

yang digunakan adalah penilaian tingkat risiko terhadap perkembangan infark

miokard atau mortalitas dari penyakit jantung koroner dalam 10 tahun kemudian.

Instrumen ini dibentuk untuk usia > 30 tahun tanpa diketahui riwayat penyakit

jantung sebelumnya.31,32

Instrumen Framingham Risk Score pada penelitian ini memiliki tujuh item

penilaian yaitu jenis kelamin, usia, tekanan darah, kadar kolesterol total atau LDL,

kadar kolesterol HDL, diabetes mellitus, dan perokok. Namun karena keterbatasan

penelitian yaitu pada item pemeriksaan kadar kolesterol LDL dan HDL maka

instrumen ini di modifikasi sehingga hanya item selain kolesterol LDL dan HDL

yang diteliti (lampiran 4 dan 5).7

Framingham Risk Score selain digunakan untuk identifikasi orang-orang

yang beresiko terhadap PJK, tetapi juga dapat digunakan untuk penyakit lain

seperti stroke, klaudikasio intermiten, gagal jantung, hipertensi, diabetes mellitus,

dan atrial fibrilasi.7

2.3. Peranan Penilaian Risiko Penyakit Degeneratif

Penilaian risiko terhadap penyakit degeneratif mempunyai manfaat yang

baik karena dapat mendeteksi lebih awal dan mencegahnya menjadi sebuah

penyakit kronik. Pasien yang datang ke dokter biasanya membawa sebuah

keluhan utama dan dokter tersebut hanya mencari riwayat penyakit pasien dan

memikirkan apa diagnosis banding dari keluhan utama pasien serta rencana

penatalaksanaannya. Dari siklus tersebut, dokter tidak dipaksa untuk melakukan

upaya pencegahan dan promosi kesehatan. Sedangkan upaya pencegahan dan

promosi kesehatan dapat memberikan penanggulangan terbaik untuk setiap pasien

sehingga meminimalkan kemungkinan berkembangnya penyakit kronis.34

Upaya promosi kesehatan tersebut membutuhkan profil kesehatan pasien

yang berupa gambaran status kesehatan pasien saat ini, analisis risiko kesehatan

berupa (genetik, lingkungan, dan aspek gaya hidup), penilaian biomarker, dan

pencitraan. Profil kesehatan pasien tersebut akan menjadi penilaian risiko pada

oleh dokter yang berkomunikasi dengan pasien. Dokter tersebut nantinya akan

Page 33: PENILAIAN TINGKAT RISIKO DAN FAKTOR- FAKTOR YANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37628/1/MELIA... · dilakukan pemeriksaan berat badan, tinggi badan, lingkar

19

membuat perencanaan untuk mengurangi risiko tersebut dengan pengaturan dari

gaya hidup, obat-obatan, dan intervensi lainnya.34

Upaya pencegahan ini selain dibutuhkan interaksi antara dokter dan pasien

sebaiknya lebih baik lagi terdapat tim pelayanan kesehatan yang nantinya bekerja

memantau kemajuan dari rencana kesehatan pasien dan mengingkatkan dokter

terhadap kejadian yang buruk dari pasien tersebut. Yang terpenting adalah

dibutuhkannya pengembangan alat penilaian risiko yang lebih akurat dan sesuai.34

Bagan 2.2 Skema pelayanan kesehatan pribadi dan hubungan antara pasien

dengan komponen lainnya.34

Hasil dari penilaian risiko pada pasien di komunitas adalah pasien yang

memiliki risiko rendah, risiko tinggi dan penderita penyakit kronik. Pasien yang

memiliki risiko tinggi adalah fokus utama yang nantinya akan dilakukan

perencanaan kesehatan pribadi seperti modifikasi risiko yang dimilikinya.

Sedangkan pada penderita, akan dberikan tatalaksana sesuai dengan penyakit yang

dimilikinya. 34

Bagan 2.3 Aplikasi pelayanan prosektif di komunitas.34

Page 34: PENILAIAN TINGKAT RISIKO DAN FAKTOR- FAKTOR YANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37628/1/MELIA... · dilakukan pemeriksaan berat badan, tinggi badan, lingkar

20

2.4. Kerangka Teori

Bagan 2.4 Kerangka teori

Page 35: PENILAIAN TINGKAT RISIKO DAN FAKTOR- FAKTOR YANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37628/1/MELIA... · dilakukan pemeriksaan berat badan, tinggi badan, lingkar

21

2.5. Kerangka Konsep

Bagan 2.5 Kerangka konsep

Page 36: PENILAIAN TINGKAT RISIKO DAN FAKTOR- FAKTOR YANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37628/1/MELIA... · dilakukan pemeriksaan berat badan, tinggi badan, lingkar

22

2.6. Definisi operasional

Tabel 2.5 Definisi operasional

No. Variabel Definisi Operasional Alat ukur Cara ukur Skala

ukur

Hasil ukur

1. Usia7 Usia partisipan 35 tahun Kuesioner Mengisi kuesioner Ordinal 1. Usia 35-39

2. Usia 40-44

3. Usia 45-49

4. Usia 50-54

5. Usia 55-59

6. Usia 60-64

7. Usia 65-69

8. Usia 70-74

2. Tekanan darah7 Tekanan darah sistolik dan

diastolik partisipan

Spigmo-

manometer

Pengukuran dilakukan dua kali

dengan jarak waktu lima menit dan

diklasifikasikan berdasarkan

Framingham Risk Score

Ordinal 1. <120/ 80 mmHg

2. 120-129/80-84 mmHg

3. 130-139/85-89 mmHg

4. 140-159/90-99 mmHg

5. 160/100 mmHg

3. Kadar gula darah

puasa18

Gula darah puasa didapatkan

setelah responden puasa

minimal delapan jam.

Strip

glukosa

Darah partisipan didapatkan dari

ujung kapiler jari dengan

menggunakan jarum lanset dan

dimasukan di alat strip glukosa

Ordinal 1. <100 mg/dl

2. 100-125 mg/dl

3. mg/dl

Page 37: PENILAIAN TINGKAT RISIKO DAN FAKTOR- FAKTOR YANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37628/1/MELIA... · dilakukan pemeriksaan berat badan, tinggi badan, lingkar

23

4. Kolesterol total7 Kadar kolesterol total dalam

darah pasrtisipan

Strip

kolesterol

Darah partisipan didapatkan dari

ujung kapiler jari dengan

menggunakan jarum lanset dan

dimasukan di alat strip kolesterol

Ordinal 1. < 160 mg/dl

2. 160-199 mg/dl

3. 200-239 mg/dl

4. 240 -279 mg/dl

5. 280 mg/dl

5. Riwayat kadar

kolesterol HDL7

Kadar HDL dalam darah

partisipan yang pernah diperiksa

di laboraturium atau rumah

sakit.

Kuesioner Mengisi kuesioner Ordinal 1. Tidak tahu

2. < 35 mg/dl

3. 35-44 mg/dl

4. 45-49 mg/dl

5. 50-59 mg/dl

6. 60 mg/dl

6. Merokok7 Pernah atau sedang

mengkonsumsi rokok

Kuesioner Mengisi kuesioner Nominal 1. Tidak merokok

2. Ya, merokok.

7. Diabetes Mellitus7 Keadaan dimana terjadi

gangguan metabolisme akibat

kelainan sekresi insulin

sehingga terjadi hiperglikemia

disertai gejala klasik diabetes

dan pernah di diagnosis oleh

dokter.18

Kuesioner Mengisi kuesioner Nominal 1. Tidak

2. Ya

8. Riwayat penyakit

jantung koroner dalam

Riwayat nyeri dada seperti

ditekan yang menjalar ke bahu,

Kuesioner Mengisi kuesioner Nominal 1. Tidak

2. Ya

Page 38: PENILAIAN TINGKAT RISIKO DAN FAKTOR- FAKTOR YANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37628/1/MELIA... · dilakukan pemeriksaan berat badan, tinggi badan, lingkar

24

keluarga7 lengan, dan leher selama 15-30

menit atau pernah di diagnosis

oleh dokter pada orangtua,

kakak, atau adik sebelum usia

65 tahun.7

9. Riwayat penyakit

hipertensi dalam

keluarga7

Riwayat memiliki tekanan darah

tinggi lebih dari 140 mmHg

pada orangtua, kakak, atau adik.

Kuesioner Mengisi kuesioner Nominal 1. Tidak

2. Ya

10. Obesitas sentral22

Keadaan dimana ukuran lingkar

pinggang seseorang melebihi

batas. Untuk perempuan 80

cm dan laki-laki cm.

Meteran

lingkar

pinggang

Mengukur diantara batas inferior

tulang iga terakhir dengan krista

illiaca.

Ordinal 1. 90 cm untuk laki

laki dan 80 untuk

perempuan

2. cm untuk laki-

laki dan < 80 untuk

perempuan

11. Aktivitas fisik35

Kegiatan fisik yang dilakukan

responden yang dapat berupa

kegiatan fisik dengan intensitas

berat dan sedang.

Kegiatan fisik berat yaitu

kegiatan yang membuat otot

Anda bekerja kuat dan membuat

Kuesioner Mengisi kuesioner dan

mengklasifikasikannya berdasarkan

standar dari physical activity

guidelines for americans, yaitu:

1. aktivitas rendah:

intensitas kegiatan fisik

sedang yang kurang dari 150

menit/minggu dan intensitas

Ordinal 1. Aktivitas rendah

2. Aktivitas sedang

3. Aktivitas tinggi

Page 39: PENILAIAN TINGKAT RISIKO DAN FAKTOR- FAKTOR YANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37628/1/MELIA... · dilakukan pemeriksaan berat badan, tinggi badan, lingkar

25

Anda sulit bernapas. Contoh:

lari, bersepeda, panjat tebing,

berenang dengan cepat, tenis,

bulu tangkis, lompat tali,

bermain bola, berkebun berat

(menggali misalnya),

mengangkat barang berat, yoga.

Kegiatan fisik sedang yaitu

kegiatan yang membuat otot

Anda bekerja tidak terlalu kuat

dan membuat Anda bernapas

cukup sulit. Contoh: berjalan,

berjalan cepat, menari, berenang

dengan santai, berkebun ringan

seperti menyiram tanaman,

menyapu, mengepel, memasak,

menjemur, naik turun tangga.

kegiatan fisik berat yang

kurang dari 75 menit/minggu.

2. Aktivitas sedang, jika:

intensitas kegiatan fisik

sedang yang berikisar 150-300

menit/minggu dan intensitas

kegiatan fisik berat yang

berkisar 75-150

menit/minggu.

3. Aktivitas berat, jika lebih dari

300 menit/ minggu untuk

intensitas kegiatan fisik

sedang dan lebih dari 150

menit/minggu untuk intensitas

kegiatan fisik berat.

12 Tingkatan risiko untuk

mengalami PJK dalam

10 tahun7,31,32

Tingkatan risiko ini untuk

memprediksi risiko dari

perkembangan infark miokard

atau mortalitas dari penyakit

Instrumen

Framingham

Risk Score

Hasil kuesioner dan pemeriksaan

yang sesuai dengan pertanyaan

pada Framingham Risk Score di

skoring sesuai instrumen

Ordinal - Risiko tinggi: > 20%

- Risiko sedang 10-20

- Risiko rendah: < 10%

Page 40: PENILAIAN TINGKAT RISIKO DAN FAKTOR- FAKTOR YANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37628/1/MELIA... · dilakukan pemeriksaan berat badan, tinggi badan, lingkar

26

koroner di 10 tahun kemudian.32

Framingham dan dijumlahkan

sehingga mendapatkan jumlah

secara umum dan di lihat berapa

persentase yang sesuai.

Page 41: PENILAIAN TINGKAT RISIKO DAN FAKTOR- FAKTOR YANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37628/1/MELIA... · dilakukan pemeriksaan berat badan, tinggi badan, lingkar

27

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis dan Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang bersifat deskriptif-

analitik dengan menggunakan desain cross sectional.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1. Lokasi

Penelitian ini dilaksanakan di Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga

(RW) terpilih pada kelurahan Buaran, kecamatan Serpong yang merupakan

wilayah binaan KPKM Buaran FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3.2.2. Waktu Penelitian

Penelitian ini mulai dilakukan pada bulan September tahun 2014 sampai

Agustus tahun 2015.

3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi

Populasi terjangkau pada penelitian ini adalah masyarakat di RT 001/003,

RT 001/004, dan RT 003/005 di daerah Buaran yang berusia lebih dari 35 tahun

pada tahun 2015 dan belum pernah didiagnosis penyakit jantung koroner

sebelumnya.

3.3.2. Sampel

Untuk menentukan besarnya sampel dalam penelitian ini digunakan rumus

untuk penelitian analitik. Besar sampel analitik kategorik tidak berpasangan pada

penelitian ini adalah sebagai berikut:

√ √

Keterangan:

n = Jumlah sampel yang dibutuhkan

Z = Deviat baku alfa pada derajat kepercayaan 95% dengan hipotesis

dua arah yaitu sebesar 1,96

Page 42: PENILAIAN TINGKAT RISIKO DAN FAKTOR- FAKTOR YANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37628/1/MELIA... · dilakukan pemeriksaan berat badan, tinggi badan, lingkar

28

Z = Deviat baku beta pada derajat kepercayaan 80% yaitu sebesar 0,84

P1 = Proporsi kejadian PJK yang mendapat pengaruh dari faktor risiko

merokok sebesar 0,635.6

P2 = Proporsi kejadian PJK yang tidak mendapat pengaruh dari faktor

risiko merokok sebesar 0,365.6

P = Proporsi total: (P1+P2)/2

Q1 = 1-P1

Q2 = 1-P2

Q = 1-P

√ √

Sampel minimal pada penelitian analitik ini berdasarkan hasil perhitungan

adalah sebesar 55 orang untuk masing-masing kelompok yang memiliki faktor

risiko merokok maupun tidak sehingga total sampel minimal untuk penelitian ini

adalah 110 orang.

3.3.3. Cara Pengambilan Sampel

Penelitian ini menggunakan cluster random sampling yaitu pemilihan RT

diambil dari RW yang menjadi wilayah binaan KPKM Buaran FKIK, setelah itu

dilakukan two stage cluster sampling, warga yang berada di RT yang terpilih akan

dipilih lagi beberapa orang untuk memenuhi sampel yang telah dihitung.

3.3.4. Kriteria Inklusi

- Masyarakat yang tinggal di daerah binaan KPKM Buaran FKIK UIN

Syarif Hidayatullah

- Usia responden diatas 35 tahun

- Belum pernah di diagnosis penyakit jantung koroner sebelumnya.

3.3.5. Kriteria Eksklusi

- Pasien yang menolak menjadi responden

Page 43: PENILAIAN TINGKAT RISIKO DAN FAKTOR- FAKTOR YANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37628/1/MELIA... · dilakukan pemeriksaan berat badan, tinggi badan, lingkar

29

3.4. Cara Kerja Penelitian

Penelitian ini menggunakan kuesioner yang sudah dikembangkan dari

Framingham Risk Score untuk menilai faktor risiko seseorang terhadap penyakit

jantung koroner. Penelitian dilakukan dalam dua hari di setiap RT.

Hari pertama responden yang sudah terpilih sebagai sampel didatangi

rumahnya kemudian dilakukan wawancara kuesioner Framingham Risk Score

secara terpimpin oleh peneliti. Setelah itu dilakukan pemeriksaan tekanan darah

tekanan darah menggunakan spigmomanometer dan stetoskop Riester yang

dilakukan sebanyak dua kali dengan selang waktu selama lima menit. Setelah itu

responden diberikan pemberitahuan bahwa pemeriksaan pada kemudian hari harus

berpuasa dahulu selama minimal delapan jam dan hanya diperbolehkan minum air

putih sebelum responden tidur.

Hari kedua dilakukan pemeriksaan lainnya dengan urutan pertama yaitu

pemeriksaan tinggi badan yang menggunakan meteran tinggi badan dengan

ketelitian 0,1 cm dan pasien berdiri menghadap ke depan, setelah itu dilakukan

pemeriksaan berat badan yang menggunakan timbangan berat badan merk One

med dengan ketelitian 0,1 cm dan pasien berdiri menghadap ke depan.

Pemeriksaan selanjutnya adalah pemeriksaan lingkar pinggang yang diukur

menggunakan meteran lingkar pinggang dengan ketelitian 0,1 cm dan diukur

diantara batas inferior tulang iga terakhir dengan krista iliaca. Pemeriksaan

terakhir pada hari kedua adalah pemeriksaan kolesterol total dan kadar gula darah

puasa yang dilakukan menggunakan alat easy touch.

Hasil dari pengambilan data pada RT disekitar KPKM Buaran ini

dilakukan uji validitas dan reliabilitas terlebih dahulu untuk melihat apakah

instrumen yang digunakan valid dan reliabel atau tidak, setelah itu dilakukan

pengolahan data.

3.5. Manajemen Data

3.5.1. Pengumpulan Data

- Data primer

Data primer diperoleh dari hasil pemeriksaan berat badan, tinggi badan,

lingkar pinggang, tekanan darah, kadar gula darah dan kolesterol total serta dari

Page 44: PENILAIAN TINGKAT RISIKO DAN FAKTOR- FAKTOR YANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37628/1/MELIA... · dilakukan pemeriksaan berat badan, tinggi badan, lingkar

30

hasil kuesioner yang dibagikan pada masyarakat RT 001/003, RT 001/004, dan

RT 003/005 sekitar KPKM Buaran yang telah dipilih dengan two stage cluster

sampling serta memenuhi kriteria inklusi.

- Alur pengumpulan data

3.5.2. Pengolahan Data

Data yang telah dikumpulkan dari responden akan diolah dengan

menggunakan program computer software SPSS for windows versi 22.0. Tahapan

pengolahan data yaitu coding, editing, entry data, dan cleaning.

3.5.3. Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan dua tahapan yaitu analisis univariat dan

analisis bivariat.

3.5.3.1. Analisis Univariat

Analisa univariat digunakan untuk mendeskripsikan karakteristik dari

variabel independen dan dependen. keseluruhan data yang ada dalam kuesioner

diolah dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.

3.5.3.2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat digunakan untuk melihat hubungan antara variabel

independen dan variabel dependen dengan menggunakan analisis uji Chi-square

untuk hipotesis kategorik tidak berpasangan.

Page 45: PENILAIAN TINGKAT RISIKO DAN FAKTOR- FAKTOR YANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37628/1/MELIA... · dilakukan pemeriksaan berat badan, tinggi badan, lingkar

31

Syarat uji Chi-square adalah sel yang mempunyai nilai expected kurang

dari 5, maksimal 20% dari jumlah sel. Bila syarat uji Chi-square tidak terpenuhi

maka akan digunakan uji Fisher untuk tabel 2x2 dan uji Kolmogorov-Smirnov

untuk tabel 2xK.36

Melalui uji statistik Chi-square akan diperoleh nilai p, dimana dalam

penelitian ini digunakan tingkat kemaknaan sebesar 0,05. Penelitian antara dua

variabel dikatakan bermakna jika mempunyai nilai p 0,05 yang berarti Ho

ditolak dan Ha diterima dan dikatakan tidak bermakna jika mempunyai nilai p >

0,05 yang berarti Ho diterima dan Ha ditolak.

3.5.4. Penyajian Data

Hasil penelitian disajikan dalam bentuk tekstular dan tabular.

3.6. Etika Penelitian

Penelitian ini sudah diajukan ke komite etik dan sudah mendapatkan

persetujuan. Peneliti menyediakan lembar informed consent untuk responden

sebagai bukti persetujuan responden bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini.

Page 46: PENILAIAN TINGKAT RISIKO DAN FAKTOR- FAKTOR YANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37628/1/MELIA... · dilakukan pemeriksaan berat badan, tinggi badan, lingkar

32

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Data demografi

Kelurahan Buaran terletak dibagian selatan kecamatan Serpong dengan

luas wilayah 379,98 Ha. Batas utara dari kelurahan Buaran yaitu kelurahan Ciater,

batas timur yaitu kecamatan Pamulang, batas selatan dan barat yaitu kecamatan

Setu. Jumlah RT/RW pada kelurahan Buaran ini sebanyak 9 RW dan 33 RT

dengan jumlah penduduk yaitu sebanyak 13.064 jiwa dengan jumlah penduduk

berdasarkan usia diatas 35 tahun sebanyak 6.022 jiwa.

Wilayah binaan KPKM Buaran hanya sebatas pada 3 RW yaitu RW 3, 4,

dan 5 dengan jumlah masing-masing RT adalah 4, 3, dan 4. Dalam penelitian ini

RT yang terpilih adalah RT 001/003, RT 001/004, dan RT 003/005 dengan

masing-masing jumlah penduduk berdasarkan usia lebih dari 35 tahun adalah 313,

335, dan 201 jiwa.

4.2. Hasil uji validitas dan reliabilitas

Uji validitas kuesioner pada penelitian ini berfungsi untuk mengetahui

apakah instrumen yang digunakan mengukur apa yang seharusnya diukur sebelum

dilakukannya pengambilan data sehingga instrumen tersebut memiliki kualitas

yang baik. Hasil dari uji validitas adalah menentukan mana item kuesioner dan

pemeriksaan yang valid dan kurang valid. Sedangkan uji reliabilitas digunakan

untuk menentukan apakah kuesioner yang digunakan dapat konsisten di semua

responden.

Uji validitas dan reliabilitas dilakukan pada 30 orang yang menjadi

responden pada penelitian di daerah Buaran ini. Dari jumlah total didapatkan

jumlah perempuan sebanyak 20 orang dan laki-laki 10 orang dengan rata-rata

usianya yaitu usia 47 tahun.

Page 47: PENILAIAN TINGKAT RISIKO DAN FAKTOR- FAKTOR YANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37628/1/MELIA... · dilakukan pemeriksaan berat badan, tinggi badan, lingkar

33

4.2.1. Uji validitas

Suatu item dikatakan validitasnya baik ketika hasil Pearson Correlation

lebih besar dari koefisien kolerasi sederhana (tabel r). Tabel r yang digunakan

pada pengujian ini adalah 0,361 karena N=30 dengan tingkat signifikan 5%.

Tabel 4.1. Hasil uji validitas pada item pemeriksaan

No. Item Pemeriksaan Pearson

Correlation Tabel r Keterangan

1. Usia 0,303 0,361 Validitas kurang baik

2. Tekanan darah sistolik 0,782 0,361 Validitas baik

3. Tekanan darah diastolik 0,617 0,361 Validitas baik

4. Kolesterol 0,476 0,361 Validitas baik

5. Gula darah puasa 0,765 0,361 Validitas baik

6. Berat badan 0,348 0,361 Validitas kurang baik

7. Tinggi badan -0,179 0,361 Validitas kurang baik

8. Lingkar pinggang 0,497 0,361 Validitas baik

Dari hasil uji validitas item yang dilakukan pemeriksaan, semua item yang

mempunyai validitas baik adalah pemeriksaan tekanan darah, kolesterol, gula

darah puasa, dan lingkar pinggang dan hasil yang validitasnya kurang adalah usia,

berat badan, dan tinggi badan. Hal ini bisa dikarenakan jumlah sampel untuk

validitas yang kurang banyak sehingga kurang variasi sehingga kolerasinya

dengan total skor masih kurang mencapai angka dari tabel r. Namun, item ini akan

terus ditanyakan untuk kepentingan skoring di Framingham Risk Score dan

analisis data.

Page 48: PENILAIAN TINGKAT RISIKO DAN FAKTOR- FAKTOR YANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37628/1/MELIA... · dilakukan pemeriksaan berat badan, tinggi badan, lingkar

34

Tabel 4.2. Hasil uji validitas pada item kuesioner

No. Item Kuesioner Pearson

Correlation

Tabel r Keterangan

1. Berapakah tekanan darah Anda

biasanya?

0,708 0,361 Validitas baik

2. Apakah Anda pernah meminum obat

darah tinggi?

0,596 0,361 Validitas baik

3. Apakah Anda meminum obat darah

tinggi tersebut secara rutin/teratur?

0,625 0,361 Validitas baik

4. Apakah Anda masih meminum obat

darah tingginya?

0,750 0,361 Validitas baik

5. Berapa gula darah Anda biasanya? 0,787 0,361 Validitas baik

6. Apakah Bapak/Ibu mempunyai

penyakit diabetes/ penyakit gula/

kencing manis?

0,756 0,361 Validitas baik

7. Apakah Anda meminum obat

diabetes/ penyakit gula/ kencing

manis secara rutin?

0,756 0,361 Validitas baik

8. Centanglah pilihan disamping jika

Anda pernah merasakan gejala-

gejala tersebut!

- kencing lebih dari 3x pada

malam hari

- rasa haus lebih sering dari

biasanya, sehingga banyak

minum

- rasa lapar terus menerus

sehingga makan lebih sering

dan banyak dari biasanya

- berat badan menurun drastis

tanpa sebab yang jelas

- tidak ada

0,222 0,361 Validitas kurang

baik

Page 49: PENILAIAN TINGKAT RISIKO DAN FAKTOR- FAKTOR YANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37628/1/MELIA... · dilakukan pemeriksaan berat badan, tinggi badan, lingkar

35

Tabel 4.2 Hasil uji validitas pada item kuesioner (sambungan)

No. Item kuesioner Pearson

Correlation

Tabel r Keterangan

9. Berapa kolesterol Anda biasanya? 0,709 0,361 Validitas baik

10. Berapa kadar kolesterol-HDL Anda

biasanya?

0,409 0,361 Validitas baik

11. Apakah ada anggota keluarga yaitu

Ayah, Ibu, Anak, atau saudara

kandung Anda yang pernah

mempunyai penyakit tekanan darah

tinggi?

0,570 0,361 Validitas baik

12. Apakah ada anggota keluarga yaitu

Ayah, Ibu, Anak, atau saudara

kandung yang memiliki penyakit

jantung seperti serangan jantung,

gagal jantung atau angin duduk?

0,243 0,361 Validitas kurang

baik

13. Apakah Anda seorang perokok? 0,091 0,361 Validitas kurang

baik

14. Berapa hari dalam seminggu Anda

biasanya melakukan kegiatan fisik

berat?

0,192 0,361 Validitas kurang

baik

15. Berapa hari dalam seminggu Anda

biasanya melakukan kegiatan fisik

sedang?

0,221 0,361 Validitas kurang

baik

Dari hasil uji validitas pada item kuesioner yang ditanyakan khusus pada

penelitian ini, didapatkan satu beberapa item yang validitasnya kurang, yaitu item

nomor 8, 12, 13, 14, dan 15. Hal tersebut bisa dikarenakan pertanyaan yang dibuat

sulit di mengerti oleh responden sehingga berpengaruh kepada jawaban responden

atau jawaban dari responden yang kurang bervariasi. Item yang kurang valid tidak

akan di analisis dalam penelitian ini kecuali item nomor 12 dan 13 karena untuk

kepentingan skoring di Framingham Risk Score.

Page 50: PENILAIAN TINGKAT RISIKO DAN FAKTOR- FAKTOR YANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37628/1/MELIA... · dilakukan pemeriksaan berat badan, tinggi badan, lingkar

36

4.2.2. Uji reliabilitas

Item kuesioner yang dikatakan konsisten dalam mengukur setiap sampel

adalah item kuesioner yang hasil uji reliabilitasnya didapatkan ketika

membandingkan nilai Cronbach’s Alpha dengan kriteria pembagian dari

interpretasi nilai cronbach alpha, yaitu sebagai berikut32

:

1. Kurang reliabel: Cronbach’s Alpha 0,00 - 0,20

2. Agak reliabel: Cronbach’s Alpha 0,21 - 0,40

3. Cukup reliabel: Cronbach’s Alpha 0,42 - 0,60

4. Reliabel: Cronbach’s Alpha 0,61 - 0,80

5. Sangat reliabel: Cronbach’s Alpha 0,81 - 1,00

Tabel 4.3. Nilai Alpha uji reliabilitas

Cronbach’s Alpha N of items

0,728 15

Dari nilai Cronbach’s Alpha yang didapatkan yaitu sebesar 0,728 jika

dibandingkan dengan kriteria interpretasi maka kuesioner yang digunakan reliabel

walaupun kuesioner tersebut ada beberapa item yang validitasnya kurang.

Tabel 4.4. Hasil uji realibilitas pada item kuesioner

No. Item Kuesioner Cronbach’s Alpha

if item deleted

Keterangan

1. Berapakah tekanan darah Anda biasanya? 0,689 Reliabel

2. Apakah Anda pernah meminum obat darah

tinggi?

0,702 Reliabel

3. Apakah Anda meminum obat darah tinggi

tersebut secara rutin/teratur?

0,703 Reliabel

4. Apakah Anda masih meminum obat darah

tingginya?

0,693 Reliabel

5. Berapa gula darah Anda biasanya? 0,672 Reliabel

6. Apakah Bapak/Ibu mempunyai penyakit

diabetes/ penyakit gula/ kencing manis?

0,704

Reliabel

7. Apakah Anda meminum obat diabetes/

penyakit gula/ kencing manis secara rutin?

0,704 Reliabel

Page 51: PENILAIAN TINGKAT RISIKO DAN FAKTOR- FAKTOR YANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37628/1/MELIA... · dilakukan pemeriksaan berat badan, tinggi badan, lingkar

37

Tabel 4.4. Hasil uji realibilitas pada item kuesioner (sambungan)

No. Item Kuesioner Cronbach’s Alpha

if item deleted

Keterangan

8. Centanglah pilihan disamping jika Anda

pernah merasakan gejala-gejala tersebut!

- kencing lebih dari 3x pada malam hari

- rasa haus lebih sering dari biasanya,

sehingga banyak minum

- rasa lapar terus menerus sehingga makan

lebih sering dan banyak dari biasanya

- berat badan menurun drastis tanpa sebab

yang jelas

- tidak ada

0,730 Reliabel

9. Berapa kolesterol Anda biasanya? 0,721 Reliabel

10. Berapa kadar kolesterol-HDL Anda

biasanya?

0,724 Reliabel

11. Apakah ada anggota keluarga yaitu Ayah,

Ibu, Anak, atau saudara kandung Anda yang

pernah mempunyai penyakit tekanan darah

tinggi?

0,704 Reliabel

12. Apakah ada anggota keluarga yaitu Ayah,

Ibu, Anak, atau saudara kandung yang

memiliki penyakit jantung seperti serangan

jantung, gagal jantung atau angin duduk?

0,726 Reliabel

13. Apakah Anda seorang perokok? 0,759 Reliabel

14. Berapa hari dalam seminggu Anda biasanya

melakukan kegiatan fisik berat?

0,730 Reliabel

15. Berapa hari dalam seminggu Anda biasanya

melakukan kegiatan fisik sedang?

0,728 Reliabel

Dari hasil uji reliabilitas pada item kuesioner tersebut didapatkan bahwa

semua item kuesioner ini reliabel, dilihat dari seluruh nilai Cronbach’s Alpha

lebih dari 0,6. Item kuesioner yang reliabel ini dapat diartikan bahwa kuesioner

tetap konsisten jika digunakan di tempat yang berbeda dan responden yang

berbeda.

Page 52: PENILAIAN TINGKAT RISIKO DAN FAKTOR- FAKTOR YANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37628/1/MELIA... · dilakukan pemeriksaan berat badan, tinggi badan, lingkar

38

4.3. Analisis Univariat

Variabel-variabel yang terdapat pada penelitian ini terlebih dahulu akan

dideskripsikan dengan analisis univariat yang hasilnya nanti memberi gambaran

umum mengenai responden. Variabel bebas pada penelitian ini yaitu jenis

kelamin, usia, pekerjaan, pendidikan terakhir, dan faktor-faktor risiko PJK.

Sedangkan variabel terikatnya adalah risiko tinggi, sedang, dan rendah dari PJK

tersebut. Penelitian ini dilakukan pada 128 responden dan jumlah tersebut sudah

memenuhi batas minimal sampel untuk penelitian ini yaitu 110 responden.

4.3.1. Gambaran karakteristik responden

Gambaran karakteristik responden pada penelitian ini yaitu sebaran

responden berdasarkan jenis kelamin, usia, pekerjaan, dan pendidikan terakhir.

Tabel 4.5 Sebaran karakteristik responden (N=128)

Dalam tabel 4.5 didapatkan jumlah laki-laki sebanyak 38 responden

(29,7%) dengan lebih banyak pada jenis kelamin perempuan sebesar 90

responden (70,3%).

Usia responden pada usia 35-59 tahun distribusinya sebanyak 104

responden (81,3%) dan pada usia 60 tahun sebanyak 24 responden (18,8%).

Rerata usia responden yaitu 48 tahun dengan usia minimal 35 tahun dan

Variabel Kategori N %

Jenis kelamin Laki-laki

Perempuan

38

90

29,7

70,3

Usia 35-59 tahun

60 tahun

104

24

81,3

18,8

Pekerjaan Bekerja

Tidak bekerja

45

83

35,2

64,8

Pendidikan terakhir Rendah

Menengah

Tinggi

91

35

2

71,1

27,3

1,6

Page 53: PENILAIAN TINGKAT RISIKO DAN FAKTOR- FAKTOR YANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37628/1/MELIA... · dilakukan pemeriksaan berat badan, tinggi badan, lingkar

39

maksimal 76 tahun. Untuk usia sudah sesuai dengan kriteria inklusi yaitu 35

tahun.

Pekerjaan responden yang terbagi menjadi dua kelompok yaitu bekerja

dengan sebaran respondennya sebanyak 45 responden (35,2%) dan tidak bekerja

sebanyak 83 responden (64,8%).

Pendidikan terakhir responden dikategorikan menjadi tiga kelompok,

yaitu pendidikan terakhir rendah, sedang, dan tinggi. Untuk yang termasuk ke

dalam pendidikan terakhir rendah adalah responden yang tidak sekolah, tidak

lulus SD, lulus SD, dan lulus SMP. Untuk pendidikan terakhir menengah yang

termasuk kedalamnya adalah lulus SMA atau sederajatnya. Pendidikan terakhir

tinggi adalah yang lulus perguruan tinggi atau sarjana. Hasil sebaran

respondennya adalah sebanyak 91 responden (71,1%) berpendidikan terakhir

rendah, 35 responden (27,3%) berpendidikan terakhir menengah, dan 2

responden (1,6%) berpendidikan terakhir tinggi.

4.3.2. Gambaran faktor risiko PJK pada responden berdasarkan

Framingham Risk Score

Variabel faktor risiko pada penelitian ini diambil berdasarkan faktor

risiko yang ada di Framingham Risk Score tentang PJK yaitu berupa kadar

kolesterol total, kadar kolesterol HDL, tekanan darah sistolik dan diastolik,

diabetes mellitus, dan perokok.

Page 54: PENILAIAN TINGKAT RISIKO DAN FAKTOR- FAKTOR YANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37628/1/MELIA... · dilakukan pemeriksaan berat badan, tinggi badan, lingkar

40

Tabel 4.6 Sebaran faktor risiko PJK berdasarkan Framingham Risk Score pada

responden (N=128)

No. Variabel Kategori N %

1. Kolesterol total < 160 mg/dl

160-199 mg/dl

200-239 mg/dl

240-279 mg/dl

280 mg/dl

12

20

35

42

19

9,4

15,6

27,3

32,8

14,8

2. Riwayat pemeriksaan

kolesterol HDL

Belum pernah periksa

< 35 mg/dl

35-44 mg/dl

60 mg/dl

124

1

1

2

96,9

0,8

0,8

1,6

3. Tekanan darah sistolik < 120 mmHg 50 39,1

120-129 mmHg 5 3,9

130-139 mmHg 29 22,7

140-159 mmHg 26 20,3

160 mmHg 19 14,1

4. Tekanan darah diastolik < 80 mmHg 49 38,3

85-89 mmHg 6 4,7

90-99 mmHg 40 31,3

100 mmHg 33 25,8

5. Diabetes mellitus Tidak 119 93,0

Ya 9 7,0

6. Perokok Non-perokok 97 75,8

Perokok 31 24,2

Dari tabel 4.6 didapatkan bahwa yang memiliki kadar kolesterol total

240 mg/dl sebanyak 61 responden (47,6%). Rerata kadar kolesterol pada

responden yaitu 234 mg/dl. Dengan hasil tersebut dapat dilihat bahwa rata-rata

masyarakat di sekitar KPKM Buaran memiliki kadar kolesterol yang cukup

tinggi dengan begitu masyarakat tersebut memiliki salah satu faktor risiko

terhadap PJK. Hasil penelitian ini didukung dengan penelitian dari Supriyono6

Page 55: PENILAIAN TINGKAT RISIKO DAN FAKTOR- FAKTOR YANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37628/1/MELIA... · dilakukan pemeriksaan berat badan, tinggi badan, lingkar

41

yang menyebutkan bahwa kadar kolesterol total pada penderita PJK lebih

banyak diatas 200 mg/dL (56,3%).

Pada riwayat pemeriksaan kolesterol-HDL didapatkan sebanyak 124

responden menjawab belum pernah diperiksa kolesterol-HDL. Hal ini menjadi

kekurangan dalam penelitian karena kolesterol HDL adalah salah satu faktor

risiko yang harus dihitung dalam Framingham Risk Score.

Kolesterol HDL merupakan salah satu lipid yang bersifat anti-

aterogenesis karena semakin tinggi kadar kolesterol HDL dalam tubuh, semakin

banyak kolesterol ekstrahepatik yang dibawa kembali ke hepar untuk

dikeluarkan bersama empedu. Selain itu, kolesterol HDL dapat secara langsung

menghambat migrasi monosit ke dalam ruang subendotelial sehingga tidak ada

kolesterol-LDL yang dapat fagositosis oleh makrofag dan reseptor scavenger

dalam pembentukan plak.37

Pada hasil tekanan darah didapatkan bahwa pada penelitian ini yang

memiliki tekanan darah sistolik diatas 140 mmHg yaitu sebanyak 45 responden

(34,4%) yang artinya responden tersebut sudah menderita hipertensi derajat 1

dan 2. Rerata kadar tekanan darah sistolik pada seluruh responden adalah 130

mmHg dengan tekanan darah sistolik minimal 95 mmHg dan maksimal 190

mmHg.

Untuk hasil dari tekanan darah diastolik, yang memiliki tekanan darah

diastolik diatas 90 mmHg adalah 73 responden (57,1%). Rerata tekanan darah

diastoliknya adalah 90 mmHg dengan minimal 65 mmHg dan maksimal 120

mmHg. Jika di lihat dari yang memiliki tekanan darah sistolik lebih dari 140

mmHg, jumlahnya lebih sedikit dari yang tekanan darah sistoliknya normal yaitu

50 responden, tetapi jika di lihat dari tekanan darah diastolik, didapatkan jumlah

yang lebih banyak pada tekanan darah diatas 90 mmHg yang mengartikan bahwa

sebanyak 73 responden tersebut sudah menderita hipertensi derajat 1 dan 2.

Hasil penelitian ini yang menjelaskan bahwa terdapat banyaknya

masyarakat di sekitar KPKM Buaran yang menderita hipertensi baik dilihat dari

tekanan darah sistolik maupun diastolik yang mengartikan bahwa banyaknya

masyarakat tersebut yang mempunyai salah satu risiko PJK, hal ini didukung

Page 56: PENILAIAN TINGKAT RISIKO DAN FAKTOR- FAKTOR YANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37628/1/MELIA... · dilakukan pemeriksaan berat badan, tinggi badan, lingkar

42

dengan penelitian dari Amelia38

yang hasil penelitiannya berupa pasien PJK

lebih banyak yang memiliki hipertensi (68,2%).

Dari tabel 4.6 tentang diabetes mellitus didapatkan responden yang tidak

DM sebanyak 119 responden (93,0%) dan yang DM sebanyak 9 responden

(7,0%). Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa pada masyarakat KPKM Buaran

yang memiliki DM tidak terlalu banyak sehingga hanya sedikit yang memiliki

risiko 2-3 kali untuk menderita PJK, karena pada penelitian Amelia38

dijelaskan

bahwa pada penderita PJK lebih banyak yang menderita DM (71,8%).

Pada penelitian ini didapatkan bahwa responden yang non-perokok

adalah 97 responden (75,8%). Hal tersebut bisa dikarenakan lebih banyaknya

responden perempuan yang tidak mempunyai kebiasaan merokok dibandingkan

dengan laki-laki. Sehingga untuk sebaran responden yang perokok sebanyak 31

responden (24,2%). Menurut penelitian Fadma39

, pada penderita PJK lebih

banyak yang mempunyai kebiasaan merokok (85%) dibandingkan dengan bukan

penderita PJK.

4.3.3. Gambaran faktor risiko PJK lainnya pada responden

Gambaran faktor risiko PJK lainnya ini adalah variabel-variabel yang

tidak termasuk ke dalam penilaian Framingham Risk Score tetapi merupakan

faktor risiko penting dalam patogenesis PJK.

Tabel 4.7 Sebaran faktor risiko PJK lainnya pada responden (N=128)

No. Variabel kategori N %

1. Obesitas sentral Tidak

Ya

31

97

24,2

75,8

2. Riwayat keluarga

1. PJK

2. Hipertensi

Tidak

Ya

Tidak

111

17

77

86,7

13,3

60,2

Ya 51 39,8

3. Aktivitas fisik Rendah

Sedang

Tinggi

24

26

78

18,8

20,3

60,9

Page 57: PENILAIAN TINGKAT RISIKO DAN FAKTOR- FAKTOR YANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37628/1/MELIA... · dilakukan pemeriksaan berat badan, tinggi badan, lingkar

43

Dari tabel 4.7 didapatkan hasil bahwa jumlah responden yang mengalami

obesitas sentral adalah sebanyak 97 responden (75,8%) dan yang tidak

mengalami obesitas sentral sebanyak 31 responden (24,2%). Tingginya jumlah

yang mengalami obesitas sentral akan memberikan dampak terhadap

peningkatan kejadian PJK dengan salah satu mekanismenya yaitu

hipoadiponektinemia. Selain itu, obesitas sentral dapat secara tidak langsung

menjadi faktor pemicu sindrom metabolik sehingga dalam diagnosis sindrom

metabolik, obesitas sentral menjadi salah satu poin penilaiannya. Hasil penelitian

ini didukung oleh penelitian Aryana40

yang menyebutkan bahwa prevalensi

obesitas sentral pada pasien PJK cukup tinggi yaitu 51,1%.

Responden yang memiliki riwayat penyakit keluarga PJK pada penelitian

ini sebanyak 17 responden (13,3%) dan yang tidak memiliki riwayat PJK dalam

keluarga sebanyak 111 responden (86,7%), tetapi untuk yang memiliki riwayat

penyakit keluarga hipertensi didapatkan 51 responden (39,8%) yang lebih

banyak dari riwayat penyakit keluarga PJK.

Dengan memiliki riwayat penyakit keluarga hipertensi berarti responden

tersebut memiliki faktor risiko untuk terjadinya hipertensi yang dimana

hipertensi juga masuk ke dalam faktor risiko PJK. Oleh karena itu, pencegahan

primer perlu dilakukan responden tersebut agar tidak menjadi hipertensi yang

diubahnya melalui pola hidup seperti makanan dan olahraga agar kemudian

tidak berkembang menjadi faktor risiko PJK. Hasil penelitian ini sesuai dengan

penelitian Andi41

yang menyatakan bahwa pada pasien PJK di usia muda lebih

banyak yang mempunyai faktor risiko rriwayat PJK pada keluarga dibandingkan

dengan yang bukan penderita PJK.

Faktor risiko yang terakhir yaitu aktivitas fisik. Dalam penelitian ini

didapatkan hasil bahwa responden yang memiliki aktivitas fisik rendah sebanyak

24 responden (18,8%) dan yang memiliki aktivitas tinggi sebanyak 78 responden

(60,9%). Aktivitas fisik dalam penelitian ini diambil dari aktivitas fisik harian

responden seperti aktivitas saat bekerja atau saat dirumah, bukan hanya olahraga.

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Amelia38

yang menyatakan bahwa

tidak terdapat hubungan yang signifikan antara penderita PJK dengan tingkat

aktivitas seseorag.

Page 58: PENILAIAN TINGKAT RISIKO DAN FAKTOR- FAKTOR YANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37628/1/MELIA... · dilakukan pemeriksaan berat badan, tinggi badan, lingkar

44

4.3.4. Gambaran tingkatan risiko untuk mengalami PJK dalam 10 tahun

pada responden

Tabel 4.8 Sebaran tingkatan risiko untuk mengalami PJK dalam 10 tahun pada

responden

Tingkatan risiko N %

Risiko tinggi 11 8,6

Risiko sedang 39 30,5

Risiko rendah 78 60,9

Total 128 100,0

Dalam tabel 4.8, faktor risiko PJK seperti usia, kolesterol total,

kolesterol-HDL, tekanan darah, diabetes mellitus, dan perokok dijumlahkan

dalam skoring di Framingham Risk Score dan menghasilkan tingkatan risiko

untuk mengalami PJK dalam 10 tahun yang terbagi menjadi risiko tinggi

sebanyak 11 responden (8,6%), risiko sedang sebanyak 39 responden (30,5), dan

risiko rendah sebanyak 78 responden (60,9%).

Banyaknya responden yang mempunyai risiko rendah dikarenakan rerata

usia dalam penelitian ini usia 48 tahun dengan minimal usianya adalah 35 tahun

selain itu kemungkinan adanya bias informasi terutama pada variabel kolesterol

HDL dan sedikitnya jumlah sampel yang diambil pada penelitian ini, karena

pada beberapa penelitian salah satunya penelitian Gholamreza42

yang diambil

dari komunitas yaitu sebanyak 5874 subjek penelitian akan bisa mengambarkan

keadaan sebenarnya pada populasi tersebut. Namun pada penelitian ini dengan

jumlah 128 responden bisa didapatkan 11 responden yang 20% akan

mengalami PJK dalam 10 tahun dan 39 responden yang 10-20% juga akan

mengalami PJK dalam 10 tahun.

Hasil penelitian ini secara umum didukung oleh penelitian Gholamreza42

,

karena pada penelitian tersebut hasilnya adalah 74,3% pasien dengan sindrom

metabolik berisiko rendah, 18,1% berisiko sedang, dan 7,6% berisiko tinggi

terhadap penyakit jantung dan pembuluh darah dalam 10 tahun namun angka

tersebut lebih rendah lagi pada kelompok tanpa sindrom metabolik. Menurut

Page 59: PENILAIAN TINGKAT RISIKO DAN FAKTOR- FAKTOR YANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37628/1/MELIA... · dilakukan pemeriksaan berat badan, tinggi badan, lingkar

45

penelitian Chia dkk43

yang diambil pada populasi Asia, secara umum kejadian di

dalam penyakit jantung dan pembuluh darah tersebut lebih banyak pada kejadian

PJK (8,8%) dibandingkan dengan gagal jantung (0,7%), stroke (4,2%), dan

penyakit vaskular perifer(0%).

Dengan jumlah sampel yang sedikit ini dapat dilihat bahwa pencegahan

primer PJK sejak usia muda perlu dilakukan karena seiring dengan

bertambahnya usia maka risiko untuk mengalami PJK ini semakin besar

terutama dengan pola hidup yang kurang baik yang menyebabkan faktor risiko

PJK semakin berkembang.

4.4. Analisis Bivariat

Uji yang akan dilakukan dalam analisis bivariat ini adalah Chi-square

karena semua variabel distribusinya tidak normal dan syarat penggunaan uji ini

terpenuhi kecuali pada variabel diabetes mellitus yang menggunakan uji

kolmogrov-smirnov. Variabel bebas yaitu jenis kelamin, usia, pekerjaan,

pendidikan, dan faktor risiko PJK akan dianalisis terhadap variabel terikat yaitu

tingkatan risiko mengalami PJK dalam 10 tahun. Jika p value < 0,05 maka

terdapat hubungan yang bermakna dari variabel-variabel yang diteliti dengan

derajat kepercayaan yaitu 95%.

Page 60: PENILAIAN TINGKAT RISIKO DAN FAKTOR- FAKTOR YANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37628/1/MELIA... · dilakukan pemeriksaan berat badan, tinggi badan, lingkar

46

4.4.1. Hubungan karakteristik responden dengan tingkatan risiko

mengalami PJK dalam 10 tahun

Tabel 4.9 Hubungan Jenis Kelamin dengan tingkatan risiko mengalami PJK

dalam 10 tahun

Jenis

Kelamin

Tingkatan risiko mengalami PJK dalam

10 tahun Total

Risiko

tinggi

Risiko

sedang

Risiko

rendah

N % N % N % N %

Laki-laki 9 81,8 14 35,9 15 19,2 38 29,7

Perempuan 2 18,2 25 64,1 63 80,8 90 70,3

Total 11 100 39 100 78 100 128 100

p-value=0,0001

Dari tabel 4.13 didapatkan hasil laki-laki memiliki faktor risiko tinggi

sebesar 81,8% dibandingkan dengan perempuan yaitu sebesar 18,2% dan

sebaliknya perempuan memiliki risiko rendah sebesar 80,8% dibandingkan

dengan laki-laki sebesar 19,2%. Hasil ini memiliki hubungan yang bermakna

karena hasil dari p-value = 0,0001 (< 0,05).

Hasil tersebut sesuai dengan penelitian Supriyono6 yang menyatakan

bahwa laki-laki memiliki risiko lebih besar untuk terkena PJK dan terjadi 10

tahun lebih awal dibandingkan dengan perempuan yang akan meningkat ketika

sudah masa menopouse namun tidak akan sebesar risiko laki-laki.

Page 61: PENILAIAN TINGKAT RISIKO DAN FAKTOR- FAKTOR YANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37628/1/MELIA... · dilakukan pemeriksaan berat badan, tinggi badan, lingkar

47

Tabel 4.10 Hubungan Usia dengan tingkatan risiko mengalami PJK dalam 10

tahun

Usia

Tingkatan risiko mengalami PJK dalam

10 tahun Total

Risiko

tinggi

Risiko

sedang

Risiko

rendah

N % N % N % N %

35-59 tahun 4 36,4 25 64,1 75 96,2 104 81,3

60 tahun 7 63,6 14 35,9 3 3,8 24 18,8

Total 11 100 39 100 78 100 128 100

p-value=0,0001

Dari tabel 4.14 didapatkan hasil bahwa usia 60 tahun memiliki risiko

tinggi mengalami PJK sebesar 63,6% dibandingkan dengan usia 35-59 tahun

yang sebesar 36,4%. Hal tersebut berlaku sebaliknya pada risiko rendah, usia 35-

59 tahun memiliki risiko rendah untuk mengalami PJK sebesar 96,2%

dibandingkan dengan usia 60 tahun yaitu sebesar 3,8%. Hasil tersebut

mempunyai hubungan yang bermakna karena p-value=0,0001 (< 0,05).

Hasil analisis bivariat ini sesuai dengan teori Sorrentino MJ bahwa risiko

PJK semakin meningkat pada pria yang berusia 55 tahun dan pada wanita

berusia 45 tahun yang berlaku jika onset menopause normal.35

Page 62: PENILAIAN TINGKAT RISIKO DAN FAKTOR- FAKTOR YANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37628/1/MELIA... · dilakukan pemeriksaan berat badan, tinggi badan, lingkar

48

Tabel 4.11 Hubungan status pekerjaan dengan tingkatan risiko mengalami PJK

dalam 10 tahun

Status

pekerjaan

Tingkatan risiko mengalami PJK dalam

10 tahun Total

Risiko

tinggi

Risiko

sedang

Risiko

rendah

N % N % N % N %

Bekerja 6 54,5 17 43,6 22 28,2 45 35,2

Tidak

bekerja

5 45,5 22 56,4 56 71,8 83 64,8

Total 11 100 39 100 78 100 128 100

p-value=0,096

Dalam tabel 4.15 didapatkan hasil bahwa responden yang bekerja memiliki

risiko tinggi mengalami PJK sebesar 54,5% dibandingkan dengan yang tidak

bekerja yaitu sebesar 45,5%. Sebaliknya, yang tidak bekerja memiliki risiko

rendah mengalami PJK sebesar 71,8%. Status pekerjaan berkaitan dengan

tingkat stres dari responden. Namun hasil ini tidak mempunyai hubungan yang

bermakna dikarenakan p-value=0,096 (> 0,05).

Penelitian ini diperkuat oleh penelitian Amelia38

bahwa tidak terdapat

hubungan yang bermakna antara status pekerjaan dengan penyakit jantung

koroner (p=0,107). Secara teori, pekerjaan selalu dikaitkan dengan tingkat stres

seseorang, dan pekerjaan termasuk dalam keadaan yang membuat stres kronik

yang akan memicu berulangnya infark miokard dengan meningkatnya hormon

kortisol dan katekolamin. Dengan begitu, status pekerjaan bukan penentu utama

seorang responden memiliki risiko tinggi untuk mengalami PJK dalam 10 tahun

jika gaya hidup responden cukup baik.

Page 63: PENILAIAN TINGKAT RISIKO DAN FAKTOR- FAKTOR YANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37628/1/MELIA... · dilakukan pemeriksaan berat badan, tinggi badan, lingkar

49

4.4.2. Hubungan faktor risiko responden dengan tingkatan risiko

mengalami PJK dalam 10 tahun

Tabel 4.12 Hubungan riwayat keluarga PJK dengan tingkatan risiko mengalami

PJK dalam 10 tahun

Riwayat PJK

keluarga

Tingkatan risiko mengalami PJK dalam

10 tahun Total

Risiko

tinggi

Risiko

sedang

Risiko

rendah

N % N % N % N %

Tidak 9 81,8 33 84,6 69 88,5 111 86,7

Ya 2 18,2 6 15,4 9 11,5 17 13,3

Total 11 100 39 100 78 100 128 100

p-value=0,746

Dalam tabel 4.16 didapatkan hasil bahwa yang memiliki risiko tinggi dan

tidak memiliki riwayat penyakit PJK di keluarga sebesar 81,8% dan yang

memiliki riwayat penyakit keluarga PJK sebesar 18,2%. Hasil ini tidak memiliki

hubungan yang bermakna karena p-value=0,746 (> 0,05).

Penelitian ini sama seperti penelitian Yusnidar44

yang menyatakan bahwa

tidak terdapat hubungan yang bermakna antara penyakit jantung dalam keluarga

dengan kejadian PJK dan riwayat penyakit jantung dalam keluarga bukan

merupakan faktor risiko utama terjadinya PJK dengan p=0,310 dan Odds Ratio

(OR)=0,7. Hasil tersebut dapat dikarenakan riwayat penyakit jantung koroner

dalam keluarga bukan faktor risiko utama namun riwayat keluarga akan

meningkatkan angka kejadian jika responden sudah memiliki gaya hidup yang

berisiko terhadap penyakit jantung koroner, selain itu masih adanya

kemungkinan recall bias pada responden.

Page 64: PENILAIAN TINGKAT RISIKO DAN FAKTOR- FAKTOR YANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37628/1/MELIA... · dilakukan pemeriksaan berat badan, tinggi badan, lingkar

50

Tabel 4.13 Hubungan perokok dengan tingkatan risiko mengalami PJK dalam 10

tahun

Perokok

Tingkatan risiko mengalami PJK dalam

10 tahun Total

Risiko

tinggi

Risiko

sedang

Risiko

rendah

N % N % N % N %

Tidak 4 36,4 26 66,7 67 85,9 97 75,8

Ya 7 63,6 13 33,3 11 14,1 31 24,2

Total 11 100 39 100 78 100 128 100

p-value=0,0001

Dalam tabel 4.17 didapatkan hasil bahwa seorang perokok memiliki

risiko tinggi mengalami PJK dalam 10 tahun sebesar 63,6% dan seorang non-

perokok memiliki risiko rendah mengalami PJK dalam 10 tahun sebesar 85,9%.

Hasil ini mempunyai hubungan yang bermakna karena p-value=0,0001 (< 0,05).

Hasil analisis ini didukung dengan penelitian dari Supriyono6 yang hasil

p-value=0,011 (<0,05) dan Amelia38

yang hasil p-value=0,027 sehingga

menunjukkan bahwa kebiasaan merokok memiliki hubungan bermakna dengan

PJK dan merokok ini berisiko untuk terjadinya PJK pada usia > 45 tahun sebesar

2,4 kali dibandingkan yang tidak merokok (OR=2,4).6

Page 65: PENILAIAN TINGKAT RISIKO DAN FAKTOR- FAKTOR YANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37628/1/MELIA... · dilakukan pemeriksaan berat badan, tinggi badan, lingkar

51

Tabel 4.14 Hubungan klasifikasi kolesterol dengan tingkatan risiko mengalami

PJK dalam 10 tahun

Klasifikasi

kolesterol

Tingkatan risiko mengalami PJK dalam

10 tahun Total

Risiko

tinggi

Risiko

sedang

Risiko

rendah

N % N % N % N %

Optimal dan

borderline

(<239 mg/dl)

2 18,2 16 41,0 49 62,8 67 52,3

Tinggi-

sangat tinggi

(>240 mg/dl)

9 81,8 23 59,0 29 37,2 61 47,7

Total 11 100 39 100 78 100 128 100

p-value=0,005

Dalam tabel 4.18 didapatkan hasil bahwa kolesterol > 240 mg/dl dan

memiliki risiko tinggi sebesar 81,8% dibandingkan dengan kolesterol < 239

mg/dl dan memiliki risiko rendah sebesar 62,8%. Hasil ini memiliki hubungan

yang bermakna antara kadar kolesterol dengan tingkatan risiko PJK karena p-

value=0,005 (< 0,05).

Berdasarkan penelitian Supriyono6, kenaikan kadar kolesterol > 200

mg/dl tidak memiliki hubungan yang bermakna (p=0,082), namun dapat

meningkatkan risiko untuk terjadinya PJK sebesar 1,8 kali lebih besar

dibandingkan dengan kadar kolesterol darah < 200 mg/dl (OR=1,8).

Namun menurut Amelia38

, jika responden memiliki dislipidemia maka

responden berisiko 6,479 kali menderita PJK dibandingkan yang tidak

dislipidemia. Hasil tersebut didukung hasil dari penelitian Supriyono6 dan

Amelia38

dengan p value 0,006 dan 0,0001, OR 2,8 dan 6,479.

Page 66: PENILAIAN TINGKAT RISIKO DAN FAKTOR- FAKTOR YANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37628/1/MELIA... · dilakukan pemeriksaan berat badan, tinggi badan, lingkar

52

Tabel 4.15 Hubungan diabetes mellitus dengan tingkatan risiko mengalami PJK

dalam 10 tahun

Diabetes

mellitus

Tingkatan risiko mengalami PJK dalam

10 tahun Total

Risiko

tinggi

Risiko

sedang

Risiko

rendah

N % N % N % N %

Ya 2 18,2 4 10,3 3 3,8 9 7,0

Tidak 9 81,8 35 89,7 75 96,2 119 93,0

Total 11 100 39 100 78 100 128 100

p-value=0,452

Dalam tabel 4.19 didapatkan hasil bahwa yang menderita DM dan

memiliki risiko tinggi untuk mengalami PJK lebih sedikit jumlahnya (18,2%)

dibandingkan dengan yang tidak menderita DM (81,8%). Hal tersebut dapat

dikarenakan jumlah sampel yang tidak DM lebih banyak dibandingkan yang DM

sehingga mempengaruhi hasil dari analisis ini. Namun, hasil dari yang tidak

menderita DM dan memiliki risiko rendah untuk mengalami PJK lebih banyak

(96,2%) dibandingkan yang memiliki risiko tinggi. Hasil analisis pada penelitian

ini menunjukan bahwa secara statistik tidak ada hubungan yang bermakna antara

diabetes mellitus dengan tingkatan risiko untuk mengalami PJK dalam 10 tahun

karena p-value=0,452 (>0,05).

Berdasarkan penelitian Supriyono6 bahwa DM dengan kejadian PJK

memiliki hubungan yang bermakna (p=0,0001). Namun pada penelitian Andi41

,

didapatkan hasil bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara DM

dengan kejadian PJK pada usia (p=0,09).

Secara teori, keadaan hiperglikemi akan membuat disfungsi endotel

sehingga mempermudah terjadinya plak aterom. Perbedaan hasil penelitian ini

bisa dikarenakan adanya beberapa kemungkinan yaitu pasien yang mempunyai

diabetes mellitus tersebut belum menderita selama >10 tahun seperti hasil

penelitian Fadma39

yang menyatakan bahwa terdapat hubungan antara lama

menderita DM dengan kejadian PJK (p=0,043), selain itu kemungkinan DM

Page 67: PENILAIAN TINGKAT RISIKO DAN FAKTOR- FAKTOR YANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37628/1/MELIA... · dilakukan pemeriksaan berat badan, tinggi badan, lingkar

53

dikelola dengan baik dari farmakoterapi atau non-farmakoterapinya, dan

responden tidak memiliki faktor risiko lain seperti hipertensi, hiperlipidemia,

dan kadar glukosa darah puasa pasien 126 mg/dl.34

Tabel 4.16 Hubungan tekanan darah dengan tingkatan risiko mengalami PJK

dalam 10 tahun

Tekanan darah

Tingkatan risiko mengalami PJK dalam

10 tahun Total

Risiko

tinggi

Risiko

sedang

Risiko

rendah

N % N % N % N %

Normal dan

prehipertensi

1 9,1 9 23,1 44 56,4 54 42,2

Hipertensi

derajat 1 dan 2

10 90,9 30 76,9 34 43,6 74 57,8

Total 11 100 39 100 78 100 128 100

p-value=0,0001

Analisis bivariat dalam tabel 4.19 menunjukan bahwa hipertensi derajat 1

dan 2 yang memiliki risiko tinggi dan sedang untuk mengalami PJK adalah

sebesar 90,9% dan 76,9% dibandingkan dengan tekanan darah normal-

prehipertensi yang memiliki risiko tinggi dan sedang sebesar 9,1% dan 23,1%.

Hasil ini memilliki hubungan yang bermakna karena p-value=0,0001 (<0,05).

Hasil analisis ini diperkuat oleh penelitian Amelia38

dan Yusnidar44

bahwa ada hubungan yang bermakna antara hipertensi dengan PJK yaitu p

value=0,002 dan 0,004 dengan OR 5,091 dan 3,5. Teori Soeharto juga

menyebutkan bahwa hipertensi menjadi suatu awal untuk menimbulkan gejala

lain dari stroke dan PJK.35

Page 68: PENILAIAN TINGKAT RISIKO DAN FAKTOR- FAKTOR YANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37628/1/MELIA... · dilakukan pemeriksaan berat badan, tinggi badan, lingkar

54

Tabel 4.17 Hubungan obesitas sentral dengan tingkatan risiko mengalami PJK

dalam 10 tahun

Obesitas

sentral

Tingkatan risiko mengalami PJK dalam

10 tahun Total

Risiko

tinggi

Risiko

sedang

Risiko

rendah

N % N % N % N %

Ya 4 36,4 29 74,4 64 82,1 97 75,8

Tidak 7 63,6 10 25,6 14 17,9 31 24,2

Total 11 100 39 100 78 100 128 100

p-value=0,004

Dalam tabel 4.17 menunjukan bahwa yang mengalami obesitas sentral

dan memiliki risiko tinggi jumlahnya 36,4% lebih sedikit dibandingkan dengan

yang tidak mengalami obesitas sentral 63,6% dan untuk hasil risiko rendahnya

jumlah yang mengalami obesitas sentral lebih banyak 82,1%. Hal tersebut dapat

dikarenakan faktor risiko lain juga yang sangat berperan dalam patogenesis PJK

seperti hipertensi, dislipidemia, DM, dan merokok, sedangkan obesitas sentral

ini lebih berperan banyak pada kejadian dislipidemia dan DM sebagai sindrom

metabolik. Hasil analisis ini memiliki hubungan yang bermakna secara statistik

antara obesitas sentral dengan tingkatan risiko mengalami PJK dalam 10 tahun

karena p value=0,004 (<0,05).

Secara teori, walaupun obesitas sentral berperan pada sindrom metabolik

namun semakin tinggi tingkat obesitas sentral maka semakin meningkat risiko

untuk mengalami kejadian PJK dan dipengaruhi oleh faktor risiko lainnya. Hal

tersebut dikaitkan dengan kadar adiponektin plasma yang rendah atau

hipoadiponektinemia sehingga mekanisme anti inflamasi dan antithrombosis

sedikit. Selain itu, lemak pada abdomen merupakan lemak jahat atau LDL yang

merupakan salah satu komponen patogenesis PJK. Hasil ini diperkuat dengan

penelitian dari Aryana40

yang menyatakan bahwa obesitas sentral memiliki

hubungan bermakna dengan kejadian hipoadiponektinemia dengan p-

value=0,001.

Page 69: PENILAIAN TINGKAT RISIKO DAN FAKTOR- FAKTOR YANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37628/1/MELIA... · dilakukan pemeriksaan berat badan, tinggi badan, lingkar

55

4.5. Kelebihan Penelitian

Penelitian penilaian tingkatan risiko penyakit jantung koroner dalam 10

tahun ini merupakan penelitian yang jarang dilakukan sebagai bagian dari upaya

pencegahan untuk melihat apakah instrumen Framingham Risk Score ini dapat

digunakan di Indonesia atau tidak. Kelebihan lainnya dari penelitian ini adalah

penelitian dilakukan pada komunitas karena jika dilakukan di KPKM maka yang

datang ke KPKM belum tentu mewakili secara keseluruhan masyarakat binaan

KPKM Buaran.

4.6. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan. Pertama, pada penelitian

ini memiliki subjektifitas terhadap riwayat pemeriksaan kolesterol HDL karena

jarang di suatu komunitas yang memeriksa kadar kolesterol HDL sehingga yang

belum pernah periksa dianggap skornya 0 atau dalam batas normal.

Kedua, kuesioner pada penelitian ini merupakan kuesioner gabungan

sehingga diperlukan uji validitas dan reliabilitas untuk semua pertanyaannya,

namun pada penelitian ini uji validitas dan reliabilitas yang dilakukan hanya

yang berkaitan dengan faktor risiko PJK dan ada beberapa pertanyaan yang

kurang valid sehingga ketika pengolahan data untuk data yang kurang valid tidak

dilakukan analisis kecuali item dari Framingham Risk Score. Selain itu, uji

validitas pada kuesioner ini hanya dilakukan pada 30 responden.

Ketiga, jumlah sampel pada penelitian ini tidak cukup banyak jika ingin

mendeskripsikan mengenai suatu komunitas dan distribusi dari sampel tidak rata

dilihat dari sebaran jenis kelamin yang lebih banyak pada perempuan dan

sebaran data responden yang terkena diabetes lebih sedikit dibandingkan yang

tidak.

Page 70: PENILAIAN TINGKAT RISIKO DAN FAKTOR- FAKTOR YANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37628/1/MELIA... · dilakukan pemeriksaan berat badan, tinggi badan, lingkar

56

BAB 5

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

1. Pada masyarakat binaan KPKM Buaran FKIK UIN Syarif Hidayatullah

tahun 2015, sebaran faktor risiko PJK yang memiliki persentase tertinggi

adalah kolesterol total yang tinggi, tekanan darah tinggi, dan obesitas

sentral.

2. Pada masyarakat binaan KPKM Buaran FKIK UIN Syarif Hidayatullah

tahun 2015, sebaran tingkatan risiko untuk mengalami PJK dalam 10

tahun yaitu risiko tinggi sebesar 8,6%, risiko sedang sebesar 30,5%, dan

risiko rendah 60,9%.

3. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hubungan yang bermakna

(p<0,05) pada variabel jenis kelamin, usia, perokok, kadar koleterol total,

tekanan darah, dan obesitas sentral.

4. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hubungan yang tidak bermakna

(p>0,05) pada variabel status pekerjaan, riwayat keluarga PJK, dan

diabetes mellitus.

5.2. Saran

1. Diharapkan penelitian ini dapat dilanjutkan kembali dengan sasaran yang

berbeda dan jumlah yang ditambahkan sehingga dapat diketahui tingkatan

risiko terbanyak terhadap PJK pada masyarakat khususnya di sekitar

tangerang selatan.

2. Sebaiknya penelitian ini dapat dilanjutkan dengan melakukan pemeriksaan

kolesterol-HDL karena kolesterol HDL merupakan salah satu poin

penilaian tingkat risiko seseorang menurut Framingham Risk Score.

3. Jika penelitian ini dilanjutkan sebaiknya kuesioner yang digunakan

diperbaiki lagi pada item yang kurang valid dan uji validitas dan

reliabilitas dilakukan pada semua item kuesioner sehingga didapatkan satu

kuesioner mengenai penilaian tingkatan risiko penyakit degeneratif.

Page 71: PENILAIAN TINGKAT RISIKO DAN FAKTOR- FAKTOR YANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37628/1/MELIA... · dilakukan pemeriksaan berat badan, tinggi badan, lingkar

57

DAFTAR PUSTAKA

1. World Health Organization. Cardiovascular Diseases Fact Sheets [internet].

2013 [diakses pada Oktober 2014]. Tersedia pada:

http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs317/en/

2. American Heart Association. Coronary artery disease – Coronary heart

disease [internet]. 2014 Sep [diakses pada Des 2014]. Tersedia pada:

http://www.heart.org/HEARTORG/Conditions/More/MyHeartandStrokeNew

s/Coronary-Artery-Disease---Coronary-Heart-

Disease_UCM_436416_Article.jsp

3. Mozaffarian D, dkk. Heart disease and stroke statistics— 2015 update: a

report from the American Heart Association. Circulation. 2015; 131:e29-

e322. doi: 10.1161/CIR.0000000000000152

4. Alan SG, dkk. Heart disease and stroke statistics—2013 Update: A report

from the American Heart Association. Circulation. 2013;127:e6-e245. doi:

10.1161/CIR.0b013e31828124ad.

5. Jing F, Kate MS, Nora LK. Prevalence of coronary heart disease – United

States, 2006-2010. CDC Morbidity and Mortality Weekly Report. 2011 Oct

14;60(40):1377-1381.

6. M Supriyono, Soeharyo H, Sugiri, Ari U, MS Adi. Faktor-faktor risiko

kejadian penyakit jantung koroner (PJK) pada kelompok usia <45 tahun

(studi kasus di RSUP Dr. Kariadi dan RS Telogorejo Semarang) [tesis].

Semarang: Universitas Diponegoro; 2008.

7. Framingham Heart Study. Coronary Heart Disease (10-risk year) [internet].

2014 [diakses pada 2014 Dec]. Tersedia pada:

https://www.framinghamheartstudy.org/risk-functions/coronary-heart-

disease/10-year-risk.php

8. Peter WFW, Ralph BD, Daniel L, Albert MB, Halit S, William BK.

Prediction of Coronary Heart Disease using factor categories. Circulation.

1998;97:1837-1847.

Page 72: PENILAIAN TINGKAT RISIKO DAN FAKTOR- FAKTOR YANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37628/1/MELIA... · dilakukan pemeriksaan berat badan, tinggi badan, lingkar

58

9. Eckel RH, dkk. 2013 AHA/ACC guideline on lifestyle management to reduce

cardiovascular risk: a report of the American College of

Cardiology/American Heart Association Task Force on Practice Guidelines. J

Am Coll Cardiol. 2014;63:2960–84.

10. Daan K, Alessandro M, Hugo K, Susana S. Prevention of coronary heart

disease by diet and lifestyle: evidence from prospective cross-cultural, cohort,

and intervention studies. Circulation. 2002;105:893-898. Doi:

10.1161/hc0702.103728.

11. Riset Kesehatan Dasar 2013: penyakit jantung. Jakarta: Badan Penelitian dan

Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI; 2013. Hal 90-94.

12. Riset Kesehatan Dasar 2007: mortalitas. Jakarta: Badan Penelitian dan

Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI; 2008. Hal 275-285.

13. Sylvia AP, Lorraine M. Patofisiologi: konsep klinis proses-proses penyakit

volume 1: Bab 31 penyakit aterosklerotik koroner. Jakarta: EGC; 2012. Hal

576-611.

14. World Heart Federation. Cardiovascular disease: Risk factor (fact sheets)

[internet]. 2012 April [diakses pada 2014 Dec]. Tersedia pada:

http://www.world-heart-

federation.org/fileadmin/user_upload/documents/Fact_sheets/2012/PressBack

grounderApril2012RiskFactors.pdf

15. Paul AJ, dkk. 2014 Evidence-based guideline for the management of high

blood pressure in adults: report from the panel members appointed to the

eighth joint national committee (JNC 8). JAMA. 2013: e1-e14.

doi:10.1001/jama.2013.284427

16. LS Lilly. Pathophysiology of heart disease: Atherosclerosis. Edisi 5.

Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 2011. Hal 113-133.

17. Paul SJ, dkk. American Association of clinical endocrinologists guidelines

for management of dyslipidemia and prevention of atherosclerosis. Endocrine

Practice. 2012; 18(1):10.

18. Perkumpulan Endokrinologi Indonesia. Konsensus pengendalian dan

pencegahan diabetes mellitus tipe 2 di Indonesia. Jakarta; 2011.

Page 73: PENILAIAN TINGKAT RISIKO DAN FAKTOR- FAKTOR YANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37628/1/MELIA... · dilakukan pemeriksaan berat badan, tinggi badan, lingkar

59

19. MK Ali, KM Venkat N, Nikhil T. Diabetes and coronary heart disease:

Current perspectives. Indian J Med Res. 2010 November: 132; 584-597.

20. National Diabetes Information Clearinghouse. Diagnosis of Diabetes and

Prediabetes. 2014 June [diupdate pada 2014 September, diakses pada 2014

Dec]. Tersedia pada:

http://diabetes.niddk.nih.gov/dm/pubs/diagnosis/diagnosis_508.pdf

21. Lauralee Sherwood. Fisiologi Manusia: dari sel ke sistem: Bab 17

keseimbangan energi dan pengaturan suhu tubuh. Jakarta: EGC: 2011. Hal

701-710.

22. The American Association of Clinical Endocrinologists and the American

College of Endocrinology. 2014 advanced framework for a new diagnosis of

obesity as a chronic disease. Washington; 2014.

23. American Heart Association. Obesity Information [internet]. 2014 Feb

[diakses pada Desember 2014]. Tersedia pada:

http://www.heart.org/HEARTORG/GettingHealthy/WeightManagement/Obe

sity/Obesity-Information_UCM_307908_Article.jsp

24. Approproate body-mass index for Asian populations and its impilcations for

policy and interventions strategies. The lancet. 2004; 363: 157-63. Tersedia

pada: http://www.who.int/nutrition/publications/bmi_asia_strategies.pdf

25. Centers for disease control and prevention. Smoking and tobacco use

[internet]. Review terakhir Nov 2014 [diakses pada 2 Jan 2015]. Tersedia

pada: http://www.cdc.gov/tobacco/basic_information/health_effects/-

heart_disease/

26. How tobacco smoke causes disease: the biology and behavioral basis for

smoking-attributable disease: a report of the Surgeon General. United States:

Dept. of Health and Human Services, Public Health Service, Office of

Surgeon General; 2010. Hal 355-434.

27. Jonathan Myers. Cardiology Patient page: exercise and cardiovascular health.

Circulation. 2003; 107: e2-e5. doi: 10.1161/01.CIR.0000048890.

59383.8D. Tersedia pada: http://circ.ahajournals.org/content/107/1/e2.full

28. Frederick JS, Richard NM. Robbins buku ajar patologi volume 2: pembuluh

darah. Edisi 7. Jakarta: EGC; 2012. Hal 365-382.

Page 74: PENILAIAN TINGKAT RISIKO DAN FAKTOR- FAKTOR YANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37628/1/MELIA... · dilakukan pemeriksaan berat badan, tinggi badan, lingkar

60

29. Kumar A, Cannon CP. Acute coronary syndromes: diagnosis and

management, Part I. Mayo Clinic Proceedings 2009;84(10):917-938.

30. Fihn SD, dkk. 2012 ACCF/AHA/ACP/AATS/PCNA/SCAI/STS guideline for

the diagnosis and management of patients with stable ischemic heart disease:

a report of the American College of Cardiology Foundation/American Heart

Association Task Force on Practice Guidelines, and the American College of

Physicians, American Association for Thoracic Surgery, Preventive

Cardiovascular Nurses Association, Society for Cardiovascular Angiography

and Interventions, and Society of Thoracic Surgeons. Circulation.

2012;126:e354–e471.

31. de Ruijter Wouter, dkk. Use of Framingham risk score and new biomarkers to

predict cardiovascular mortality in older people: population based

observational cohort study. BMJ. 2009; 338:a3083.

32. National Heart, lung, and blood institute. Risk Assessment Tool for

estimating your 10-year risk of having a heart attack. Nov 2014 [diakses pada

2 Jan 2015]. Tersedia pada: http://cvdrisk.nhlbi.nih.gov

33. Sari DH, David SK, Heather R, John G, Richard JC. Mental stress and

coronary artery disease: a multidisciplinary guide. Progress in Cardiovascular

disease. 2006; 49(2):106-122.

34. Ralph S, RS Williams. Prospective medicine: the next health care

transformation. Acad Med. 2003;78:1079-1084.

35. Physical activity guidelines for Americans. United States: Departemet of

Health and Human Services; 2008. Hal 1-6.

36. M Sopiyudin D. Statistik untuk kedokteran dan kesehatan: deskriptif, bivariat,

dan multivariat, dilengkapi aplikasi dengan menggunakan SPSS. Edisi 4.

Jakarta: Salemba Medika; 2009. Hal 18-20.

37. P Natarajan, Kausik KR, Christopher PC. High-density lipoprotein and

coronary heart disease: current and future therapies. Journal of the American

College of Cardiology. 30 Maret 2010; 55(13):1283-99.

Doi:10.1016/j/jack.2010.01.008

Page 75: PENILAIAN TINGKAT RISIKO DAN FAKTOR- FAKTOR YANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37628/1/MELIA... · dilakukan pemeriksaan berat badan, tinggi badan, lingkar

61

38. Amelia F, Mahalul A. Faktor risiko yang berhubungan dengan penyakit

jantungn koroner pada usia dewasa madya (41-60 tahun) (studi kasus di RS

umum daerah kota Semarang). UJPH. 2015; 4(2): 117-123.

39. Fadma Y, Fadil O, Detty I. Hubungan berbagai faktor risiko terhadap

kejadian penyakit jantung koroner pada penderita diabetes mellitus tipe 2

[Artikel penelitian]. Jurnal Kesehatan Andalas. 2014;3(1):37-40. Tersedia

pada: http://jurnal.fk.unand.ac.id

40. IGPS Aryana, RA Tuty K, K Suastika, A Santoso. Korelasi antara obesitas

sentrak dengan adiponektin pada lansia dengan penyakit jantung koroner. J

Peny Dalam. 2 Mei 2011; 12(2): 81-86.

41. Andi AF. Analisis faktor risiko penyakit jantung koroner pada usia muda di

RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda. Samarinda: Universitas

Mulawarman; 2014.

42. Gholamreza Y, dkk. Applying the Framingham risk score for prediction of

metabolic syndrome: the Kerman coronary artery disease risk study, Iran.

ARYA Atheroscler 2015; 11(3): 179-185.

43. Chia YC, dkk. Validation of the Framingham general cardiovascular risk

score in a multiethnic Asian population: a retrospective cohort study. BMJ

Open 2015;5: e007324. doi:10.1136/bmjopen-2014- 007324.

44. Yusnidar. Faktor-faktor risiko penyakit jantung koroner pada wanita usia >

45 tahun (studi kasus di RSUP Dr. Kariadi Semarang) [tesis]. Semarang:

Universitas Diponegoro; 2007.

Page 76: PENILAIAN TINGKAT RISIKO DAN FAKTOR- FAKTOR YANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37628/1/MELIA... · dilakukan pemeriksaan berat badan, tinggi badan, lingkar

62

Lampiran 1. Surat permohonan komite etik

Page 77: PENILAIAN TINGKAT RISIKO DAN FAKTOR- FAKTOR YANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37628/1/MELIA... · dilakukan pemeriksaan berat badan, tinggi badan, lingkar

63

Lampiran 2. Surat tanda terima komite etik

Page 78: PENILAIAN TINGKAT RISIKO DAN FAKTOR- FAKTOR YANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37628/1/MELIA... · dilakukan pemeriksaan berat badan, tinggi badan, lingkar

64

Lampiran 3. Lembar surat persetujuan responden

KUESIONER PENELITIAN

PENILAIAN TINGKAT RISIKO DAN FAKTOR-FAKTOR YANG

BERHUBUNGAN DENGAN PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA

MASYARAKAT BINAAN KPKM BUARAN

FKIK UIN SYARIF HIDAYATULLAH TAHUN 2015

SURAT PERSETUJUAN PARTISIPAN

Assalamualaikum Wr.Wb.

Saat ini, kami mahasiswa/i Program Studi Pendidikan Dokter dalam Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah sedang melakukan penelitian

sebagai salah satu syarat menjadi sarjana kedokteran. Penelitian ini tentang penilaian

faktor risiko terhadap penyakit usia lanjut yaitu penyakit jantung koroner.

Pada penelitian ini kami akan menanyakan beberapa pertanyaan tentang riwayat

kesehatan Bapak/Ibu dan keluarga. Setelah itu kami akan melakukan pemeriksaan berupa

berat badan, tinggi badan, gula darah puasa, kolesterol, dan tekanan darah.

Dengan surat ini, kami meminta persetujuan Bapak/Ibu untuk menjadi partisipan

penelitian kami. Data dari Bapak/Ibu hanya akan kami gunakan sebagai bahan penelitian

dan akan kami rahasiakan.

Atas pengertian dan pertisipasinya kami ucapkan terima kasih.

Wassalamualaikum Wr.Wb.

Jakarta, 28 April 2015

Mengetahui,

Melia Fatrani Rufaidah 1112103000066

Page 79: PENILAIAN TINGKAT RISIKO DAN FAKTOR- FAKTOR YANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37628/1/MELIA... · dilakukan pemeriksaan berat badan, tinggi badan, lingkar

65

(lanjutan)

LEMBAR PERSETUJUAN PARTISIPAN

Setelah membaca penjelasan diatas, bahwa yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : _____________________________

Usia : ___________ tahun

Alamat : _____________________________

No. Hp : _____________________________

Dengan ini menyetujui menjadi partisipan dalam penelitian oleh mahasiswa/I

Pendidikan Dokter FKIK UIN Syarif Hidayatullah. Segala hal yang menyangkut

kerahasiaan tentang partisipan akan terjaga dengan baik oleh peneliti.

Buaran, .… Mei 2015

(___________________)

Partisipan

Page 80: PENILAIAN TINGKAT RISIKO DAN FAKTOR- FAKTOR YANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37628/1/MELIA... · dilakukan pemeriksaan berat badan, tinggi badan, lingkar

66

Lampiran 4. Framingham Risk Score

Page 81: PENILAIAN TINGKAT RISIKO DAN FAKTOR- FAKTOR YANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37628/1/MELIA... · dilakukan pemeriksaan berat badan, tinggi badan, lingkar

67

Lampiran 5. Kuesioner

KUESIONER PENILAIAN TINGKAT RISIKO DAN FAKTOR-FAKTOR

YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENYAKIT JANTUNG KORONER

PADA MASYARAKAT BINAAN KPKM BUARAN FKIK UIN SYARIF

HIDAYATULLAH TAHUN 2015

Silakan isi pada titik-titik yang tersedia dan centang pada pilihan yang sesuai

A. IDENTITAS RESPONDEN

NO. VARIABEL HASIL INDIKATOR

A01 Nama .....................................................................................

A02 Usia ........ tahun

o 30 - 34 tahun

o 35 - 39 tahun

o 40 - 44 tahun

o 45 - 49 tahun

o 50 – 54 tahun

o 55 - 59 tahun

o 60 - 64 tahun

o 65 - 69 tahun

o 70 – 74 tahun

o >75 tahun

A03 Jenis Kelamin o Perempuan

o Laki – laki

A04 Pekerjaan

o PNS

o Wiraswasta

o Karyawan

o Honorer

o TNI/ABRI/ POLISI

o Satpam

o Ibu Rumah Tangga

o Lainnya ..........

A05 Pendidikan

Terakhir

o Tidak

sekolah

o SD

o SMP

o SMA

o Sempat/sedang kuliah

o Diploma

o Sarjana

o Pascasarjana

Page 82: PENILAIAN TINGKAT RISIKO DAN FAKTOR- FAKTOR YANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37628/1/MELIA... · dilakukan pemeriksaan berat badan, tinggi badan, lingkar

68

(lanjutan)

B. RIWAYAT KESEHATAN PRIBADI

NO. Pertanyaan Jawaban

B02 Berapa tekanan darah Anda

biasanya?

Tekanan darah saya biasanya sebesar

........ mmHg

o Kurang dari 120/80 mmHg

o (120-129) / (80-84) mmHg

o (130-139) / (85-89) mmHg

o (140-159) / (90-99) mmHg

o 160/100 mmHg atau lebih

o Tidak tahu

B03 Apakah Anda pernah meminum

obat darah tinggi?

o Tidak, saya tidak pernah

minum obat darah tinggi

o Tidak tahu

o Ya, saya pernah minum obat

darah tinggi. Nama obatnya

adalah ....................................

Jika Anda menjawab “Tidak” atau “Tidak Tahu” pada B03 maka lanjut ke B06;

Jika Anda menjawab “Ya” lanjut ke “B04”

B04 Apakah anda meminum obat

darah tinggi tersebut secara

rutin/teratur?

o Ya, saya minum obat darah

tingginya secara rutin/teratur

o Tidak, saya meminum obat

darah tingginya tidak secara

rutin/teratur

B05 Apakah anda masih meminum

obat darah tingginya?

o Ya, saya masih meminum obat

darah tinggi

o Tidak, saya sudah berhenti

B06 Berapa kadar gula darah Anda

biasanya?

o Tidak tahu

o Gula darah tanpa saya puasa

terlebih dahulu biasanya sebesar

........ mg/dL

o Gula darah setelah saya

berpuasa 8 sampai 10 jam

biasanya sebesar .......... mg/dL

o Gula darah setelah saya

berpuasa 8 sampai 10 jam

kemudian diberi cairan gula

kemudian puasa lagi selama 2

jam biasanya sebesar

...............mg/dL

Page 83: PENILAIAN TINGKAT RISIKO DAN FAKTOR- FAKTOR YANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37628/1/MELIA... · dilakukan pemeriksaan berat badan, tinggi badan, lingkar

69

(lanjutan)

B07

Apakah Anda mempunyai

penyakit diabetes / penyakit gula /

kencing manis?

o Tidak

o Ragu-ragu / tidak tahu

o Ya

B08

Apakah Anda meminum obat

diabetes / penyakit gula / kencing

manis secara rutin?

o Tidak, saya tidak meminum

obat diabetes secara rutin

o Ya, saya minum secara rutin

B09

Centanglah pilihan di samping

jika Anda pernah merasakan

gejala-gejala tersebut!

(boleh centang lebih dari satu)

o Kencing lebih sering dari

biasanya, terutama malam hari

o Rasa haus lebih sering dari

biasanya sehingga lebih banyak

minum dari biasanya

o Rasa lapar terus menerus

sehingga makan lebih sering

dan lebih banyak dari biasanya

o Berat badan menurun drastis

tanpa sebab yang jelas

B10 Berapa kadar kolesterol total

Anda biasanya?

o Saya tidak tahu / belum pernah

diperiksa

o Kurang dari 160 mg/dl

o 160-199 mg/dl

o 200-239 mg/dl

o 240- 279 mg/dl

o 280 mg/dl atau lebih

B11 Berapa kadar kolesterol-HDL

Anda biasanya?

o Saya tidak tahu / belum pernah

diperiksa

o Kurang dari 35 mg/dl

o 35 – 44 mg/dl

o 45 – 49 mg/dl

o 50 – 59 mg/dl

o 60 mg/dl atau lebih

Page 84: PENILAIAN TINGKAT RISIKO DAN FAKTOR- FAKTOR YANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37628/1/MELIA... · dilakukan pemeriksaan berat badan, tinggi badan, lingkar

70

(lanjutan)

C. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA

C01

Apakah ada anggota keluarga

Anda yang pernah mempunyai

penyakit tekanan darah

tinggi/hipertensi?

(Boleh isi lebih dari satu)

o Tidak ada

o Saya tidak

yakin / tidak

tahu

o Ya, ada :

o Ayah

o Ibu

o Anak

o Saudara

Kandung

o Lainnya

................

C02

Apakah ada anggota keluarga

Anda yang memiliki riwayat

penyakit jantung (serangan

jantung, gagal jantung,

angina duduk) sebelum usia

60 tahun?

o Tidak ada

o Ya, ada,yaitu :

o Ayah

o Ibu

o Anak

o Saudara

kandung

D. KEBIASAAN

D01 Apakah Anda

seorang perokok?

o Saya bukan perokok (bila merokok

kurang dari 100 rokok dan tidak

merokok dalam 1 bulan terakhir)

o Saya sedang mencoba untuk berhenti

merokok (bila merokok lebih dari 100

rokok tetapi sudah tidak merokok dalam

1 bulan terakhir)

o Ya, saya seorang perokok (bila merokok

lebih dari 100 rokok dan tetap merokok

dalam 1 bulan terakhir)

D02

Berapa hari dalam seminggu Anda biasanya

melakukan Kegiatan Fisik Berat?

(Yaitu kegiatan yang membuat otot

Anda bekerja kuat dan membuat Anda

sulit bernapas. Contoh: lari, bersepeda,

panjat tebing, berenang dengan cepat,

tenis, bulu tangkis, lompat tali, bermain

bola, berkebun berat (menggali

misalnya), mengangkat barang berat,

yoga)

o .......... hari dalam

1 minggu

o Saya biasanya

tidak melakukan

kegiatan fisik

berat sama sekali

dalam 1 minggu

Page 85: PENILAIAN TINGKAT RISIKO DAN FAKTOR- FAKTOR YANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37628/1/MELIA... · dilakukan pemeriksaan berat badan, tinggi badan, lingkar

71

(lanjutan)

Jika ada kegiatan fisik berat yang Anda lakukan dalam 1 minggu, lanjut ke D03 ; Jika tidak

ada lanjut ke D04

D03 berapa lama Anda melakukan Kegiatan

Fisik Berat biasanya dalam satu hari?

o .................. jam /

hari

D04

Berapa hari dalam seminggu Anda biasanya

melakukan Kegiatan Fisik Sedang?

(Yaitu kegiatan yang membuat otot Anda

bekerja tidak terlalu kuat dan membuat

Anda bernapas cukup sulit. Contoh:

berjalan, berjalan cepat, menari, berenang

dengan santai, berkebun ringan seperti

menyiram tanaman, menyapu, mengepel,

memasak, menjemur, naik turun tangga)

o ........... hari dalam

1 minggu

o Saya biasanya

tidak melakukan

kegiatan fisik

sedang sama sekali

dalam 1 minggu

Jika ada kegiatan fisik sedang yang Anda lakukan dalam 1 minggu, lanjut ke D05; Jika

tidak ada maka Anda telah selesai mengisi kuesioner ini.

D05 Berapa lama Anda melakukan Kegiatan fisik

sedang biasanya dalam satu hari?

o .................. jam /

hari

Page 86: PENILAIAN TINGKAT RISIKO DAN FAKTOR- FAKTOR YANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37628/1/MELIA... · dilakukan pemeriksaan berat badan, tinggi badan, lingkar

72

(lanjutan)

LEMBAR PENGUKURAN (diisi oleh peneliti)

NO. VARIABEL HASIL INDIKATOR

E01 Berat Badan (BB)

Tinggi Badan (TB)

BB = .............

kg

TB = .................. cm

E02 Indeks Massa Tubuh

(IMT)

IMT= .............

o 18,5 – 22,9

o 23,0 – 24,9

o 25,0 – 29,9

o 30,0 atau lebih

E03 Lingkar Perut (LP)

LP = ... … cm

Jika

responden

laki-laki:

o < 90 cm

o 90 – 98

cm

o > 98 cm

Jika

responden

perempuan:

o < 80 cm

o 80 – 88

cm

o > 88 cm

E04 Tekanan Darah

Hasil (dalam

mmHg)

Pengukuran 1:

.........

Pengukuran 2:

.........

Rata-rata:

.........

o kurang dari 120/80

mmHg

o (120-129) / (80-84)

mmHg

o (130-139) / (85-89)

mmHg

o (140-159) / (90-99)

mmHg

o 160/100 mmHg atau

lebih

Page 87: PENILAIAN TINGKAT RISIKO DAN FAKTOR- FAKTOR YANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37628/1/MELIA... · dilakukan pemeriksaan berat badan, tinggi badan, lingkar

73

(lanjutan)

E06 Gula Darah Puasa

(GDP)

GDP = ...........

mg/dl

o Kurang dari 110

mg/dl

o 110-125 mg/dl

o 126 mg/dl atau lebih

E07 Kadar kolesterol

Total

Kadar

Kolesterol

Total =

..............

mg/dl

o Kurang dari 160

mg/dl

o 160-199 mg/dl

o 200-239 mg/dl

o 240- 279 mg/dl

o 280 mg/dl atau lebih

TERIMA KASIH

Page 88: PENILAIAN TINGKAT RISIKO DAN FAKTOR- FAKTOR YANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37628/1/MELIA... · dilakukan pemeriksaan berat badan, tinggi badan, lingkar

74

Lampiran 6. Hasil uji validitas dan reliabilitas

1. Uji validitias item kuesioner

Correlations

total

TD Pearson Correlation .708**

Sig. (2-tailed) .000

N 30

Minum ODT Pearson Correlation .596**

Sig. (2-tailed) .001

N 30

ODT Rutin Pearson Correlation .625**

Sig. (2-tailed) .000

N 30

Masih ODT Pearson Correlation .750**

Sig. (2-tailed) .000

N 30

Gula Pearson Correlation .787**

Sig. (2-tailed) .000

N 30

DM Pearson Correlation .756**

Sig. (2-tailed) .000

N 30

OAD Pearson Correlation .756**

Sig. (2-tailed) .000

N 30

Gejala Pearson Correlation .222

Sig. (2-tailed) .238

N 30

Kolesterol Pearson Correlation .709**

Sig. (2-tailed) .000

N 30

HDL Pearson Correlation .409*

Sig. (2-tailed) .025

N 30

Page 89: PENILAIAN TINGKAT RISIKO DAN FAKTOR- FAKTOR YANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37628/1/MELIA... · dilakukan pemeriksaan berat badan, tinggi badan, lingkar

75

(lanjutan)

Keluarga HT Pearson Correlation .570**

Sig. (2-tailed) .001

N 30

Keluarga Jantung Pearson Correlation .243

Sig. (2-tailed) .196

N 30

Perokok Pearson Correlation .091

Sig. (2-tailed) .634

N 30

KFB Pearson Correlation .192

Sig. (2-tailed) .309

N 30

KFS Pearson Correlation .221

Sig. (2-tailed) .240

N 30

total Pearson Correlation 1

Sig. (2-tailed)

N 30

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Keterangan:

ODT: obat darah tinggi

KFB: Kegiatan fisik berat

KFS: kegiatan fisik ringan

Page 90: PENILAIAN TINGKAT RISIKO DAN FAKTOR- FAKTOR YANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37628/1/MELIA... · dilakukan pemeriksaan berat badan, tinggi badan, lingkar

76

(lanjutan)

2. Uji validitas item pemeriksaan

3. Uji reliabilitas item kuesioner

Page 91: PENILAIAN TINGKAT RISIKO DAN FAKTOR- FAKTOR YANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37628/1/MELIA... · dilakukan pemeriksaan berat badan, tinggi badan, lingkar

77

Lampiran 7. Hasil uji statistik

ANALISIS UNIVARIAT

1. Sebaran karakteristik responden

2. Sebaran faktor risiko responden

Page 92: PENILAIAN TINGKAT RISIKO DAN FAKTOR- FAKTOR YANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37628/1/MELIA... · dilakukan pemeriksaan berat badan, tinggi badan, lingkar

78

(lanjutan)

Page 93: PENILAIAN TINGKAT RISIKO DAN FAKTOR- FAKTOR YANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37628/1/MELIA... · dilakukan pemeriksaan berat badan, tinggi badan, lingkar

79

(lanjutan)

3. Tingkatan risiko untuk mengalami PJK dalam 10 tahun

ANALISIS BIVARIAT

1. Hubungan sebaran karakteristik responden dengan tingkatan risiko

Page 94: PENILAIAN TINGKAT RISIKO DAN FAKTOR- FAKTOR YANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37628/1/MELIA... · dilakukan pemeriksaan berat badan, tinggi badan, lingkar

80

(lanjutan)

Page 95: PENILAIAN TINGKAT RISIKO DAN FAKTOR- FAKTOR YANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37628/1/MELIA... · dilakukan pemeriksaan berat badan, tinggi badan, lingkar

81

(lanjutan)

2. Hubungan faktor risiko dengan tingkatan risiko mengalami PJK dalam 10

tahun

Page 96: PENILAIAN TINGKAT RISIKO DAN FAKTOR- FAKTOR YANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37628/1/MELIA... · dilakukan pemeriksaan berat badan, tinggi badan, lingkar

82

(lanjutan)

Page 97: PENILAIAN TINGKAT RISIKO DAN FAKTOR- FAKTOR YANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37628/1/MELIA... · dilakukan pemeriksaan berat badan, tinggi badan, lingkar

83

(lanjutan)

Page 98: PENILAIAN TINGKAT RISIKO DAN FAKTOR- FAKTOR YANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37628/1/MELIA... · dilakukan pemeriksaan berat badan, tinggi badan, lingkar

84

Lampiran 8. Dokumentasi

1. Pengecekan kuesioner, registrasi, dan pengukuran antropometri

2. Pemeriksaan gula darah dan kolesterol 3. Pemeriksaan nadi dan

tekanan darah

Page 99: PENILAIAN TINGKAT RISIKO DAN FAKTOR- FAKTOR YANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37628/1/MELIA... · dilakukan pemeriksaan berat badan, tinggi badan, lingkar

85

Lampiran 9. Daftar riwayat hidup

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Melia Fatrani Rufaidah

Tempat, tanggal lahir : Ambon, 19 Mei 1995

Alamat : Kota Deltamas, Cluster Pasadena blok 2, C-10,

Cikarang Pusat

No. HP : 085714875752

Email : [email protected]

Riwayat Pendidikan

1. TK Widuri Sumedang (1999-2000)

2. SDN 1 Namlea, Pulau Buru (2000-2006)

3. SMPN 2 Sumedang (2006-2009)

4. SMAN 1 Sumedang (2009-2012)

5. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2012-Sekarang)