panduan membuat proposal penelitian.doc

47
PANDUAN MEMBUAT PROPOSAL PENELITIAN A. PENDAHULUAN Penelitian merupakan senjata wasiat yang sangat ampuh untuk memerangi kebodohan, kelaparan dan keterbelakangan. Penelitian telah menjadi penentu dan berperan sangat besar dalam memacu pertumbuhan suatu negara. Amerika Serikat dan Jepang adalah dua negara yang sangat serius memanfaatkan penelitian sebagai dasar perencanaan dan pembangunan. Negara-negara berkembang termasuk Indonesia, juga telah mulai mencontoh kedua negara tersebut di atas, namun hasil yang diterima dan kemajuan yang diperoleh belum dapat menyamai apa yang telah diperoleh kedua negara maju di atas. Banyak masalah yang menyebabkan hal ini terjadi, di antaranya adalah kemampuan peneliti (SDM), motivasi, kemampuan pendanaan, serta penguasaan teknologi dan metodologi, disamping faktor waktu. Metodologi merupakan hal mendasar dalam pelaksanaan penelitian guna mendapatkan hasil yang akurat, tepat, dan dipercaya. Dalam memahami definis penelitian, para ahli dan cendekiawan mempunyai pandangan yang berbeda menurut pengetahuan dan 1

Upload: yanuaria-welly

Post on 18-Nov-2015

50 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

PANDUAN MEMBUAT PROPOSAL PENELITIAN

PAGE 29

PANDUAN MEMBUAT PROPOSAL PENELITIANA. PENDAHULUAN Penelitian merupakan senjata wasiat yang sangat ampuh untuk memerangi kebodohan, kelaparan dan keterbelakangan. Penelitian telah menjadi penentu dan berperan sangat besar dalam memacu pertumbuhan suatu negara. Amerika Serikat dan Jepang adalah dua negara yang sangat serius memanfaatkan penelitian sebagai dasar perencanaan dan pembangunan. Negara-negara berkembang termasuk Indonesia, juga telah mulai mencontoh kedua negara tersebut di atas, namun hasil yang diterima dan kemajuan yang diperoleh belum dapat menyamai apa yang telah diperoleh kedua negara maju di atas. Banyak masalah yang menyebabkan hal ini terjadi, di antaranya adalah kemampuan peneliti (SDM), motivasi, kemampuan pendanaan, serta penguasaan teknologi dan metodologi, disamping faktor waktu. Metodologi merupakan hal mendasar dalam pelaksanaan penelitian guna mendapatkan hasil yang akurat, tepat, dan dipercaya.Dalam memahami definis penelitian, para ahli dan cendekiawan mempunyai pandangan yang berbeda menurut pengetahuan dan penguasaan masing-masing. Walaupun definisi penelitian sangat banyak dan beragam, tetapi perbedaan pendapat yang terjadi tidak mengurangi prinsip dan keabsahan penelitian. Secara umum penelitian didefinisikan sebagai berikut : penelitian merupakan usaha manusia untuk mengisi kekosongan pengetahuannya. Atau lebih jelasnya, penelitian adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sistematis, kritis dan teliti, dengan tujuan mendapatkan pengetahuan baru, melalui prosedur tertentu (Daniel, dkk., 2006).Menyadari akan pentingnya kegiatan penelitian sebagaimana diuraikan di atas maka Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Katolik Widya Mandira membuat suatu panduan untuk melakukan penelitian untuk membantu seseorang yang ingin melakukan penelitian yang umumnya diawali dengan menulis proposal penelitian. Oleh karena itu, pembaca tidak diberi panduan teknis dalam hal desain dan metode perolehan data serta analisis data. Yang pembaca temukan di dalam tulisan ini adalah penjelasan mengenai anatomi penelitian sebagaimana diharapkan muncul di dalam proposal.Dalam uraian berikut ini, akan dijelaskan mengenai apa itu penelitian dan komponen-komponen serta bagaimana komponen itu harus diperlakukan berupa rambu-rambu yang harus diperhatikan. Walaupun di sana-sini terdapat uraian konseptual dan teoritis, diharapkan tulisan ini cukup praktis.B. MENCARI TAHU, APA SALAHNYA ?Meneliti bukan sebuah tindakan yang luar biasa. Pada dasarnya seseorang yang sedang meneliti adalah seorang yang sedang mencari pengetahuan yang baru. Pengetahuan ini diperoleh setelah yang bersangkutan mencari dan mengumpulkan data, memproses dan menjadi informasi dan informasi itu kemudian disusun ke dalam khasanah pengetahuan (body of knowledge) yang sudah ada.

Mencari informasi merupakan tingkah laku normal seseorang yang berakal budi. Tingkah laku ini hanya berhenti setelah jiwa meninggalkan raga. Pada hari-hari menjelang libur Natal dan Tahun Baru, misalnya, banyak orang Maumere yang bekerja di Kota Kupang maupun Kabupaten Kupang harus bertanya-tanya dalam hatinya Saya mau ke Maumere, kalau saya berangkat dari rumah (Kota Kupang), enaknya lewat mana yah?

Pertanyaan seperti itu dapat dijawab setelah yang bersangkutan mempunyai data dan informasi seperti berikut :

Data :Informasi :

Pesawat Merpati, Trigana Air

Kapal PELNI dan Kapal Fery Cuaca Jadwal Penerbangan masing-masing maskapai ke Maumere.

Jadual Pelayaran dari masing-masing Armada kapal laut

Harga Tiket

Jumlah calon penumpang

Tinggi Gelombang, Kecepatan Angin, keadaan awan, intensitas hujan dan lain-lain.

Setelah mengkaji semua data dan informasi yang tersedia, maka dia dapat mengembangkan alternative tindakan yang harus diambil misalnya :

Kalau ingin ke Maumere, dapat menggunakan kapal laut dan dapat langsung turun di Maumere. Tetapi dapat juga menggunakan pesawat yang terbang langsung ke Maumere atau bahkan dapat naik kapal fery dan turun di Larantuka dan melanjutkan perjalanan ke Maumere.Dari mana semua informasi di atas diperoleh? Dalam hal ini tentunya dari pengalaman dan dari membaca atau mendengarkan berbagai media komunikasi atau memperoleh informasi dari teman dan nara sumber lainnya. Pengalaman yang diperloleh setelah mencoba alternatif-alternatif tersebut di atas akan menjadi bagian dari pengetahuan tentang bepergian ke Maumere di waktu menjelang Natal dan Tahun Baru. Pengetahuan ini jelas lebih luas cakupannya dibanding dengan memecahkan masalah perjalanan dari Kupang ke Maumere. Ia mencakup pengetahuan tentang kondisi cuaca, jenis pesawat dan tingkat kenyamanan, dan jenis kapal laut dan cara-cara mengatasinya.Kita mencari pengetahuan karena kita ingin berkembang untuk menjadi manusia yang lebih baik. Lalu apa hubungan ilmu Pengetahuan dengan diri kita ? Ilmu Pengetahuan dikembangkan manusia untuk kepentingannya sendiri. Ke arah mana Ilmu Pengetahuan itu akan dikembangkan, tergantung dari hububungan antara yang ingin mengetahui yaitu manusia itu sendiri atau disebut sebagai Subyek dengan yang ingin diketahui, yaitu Obyek pengetahuannya (Guba, 1990 dalam Irwanto, 2004). Sebagai Subyek pengetahuan, setiap hal hal yang diketahuinya akan berpengaruh secara langsung pada dirinya. Pengetahuan kita tentang arus lalu lintas di Kota Kupang menjelang Hari Natal dan Tahun Baru, misalnya akan sangat relevan dengan bagaimana reaksi emosional kita dalam mengahdapi kemacetan di jalan-jalan tertentu, tindakan apa yang biasanya kita ambil untuk mengatasi kemacetan sekaligus perasaan kita, kiat-kiat yang kita yakini membantu meyelesaikan masalah yang kita hadapi, dan sebagainya.Dari contoh di atas, dapat dikatakan bahwa dalam skala yang berbeda-beda, setiap orang melakukan penelitian terhadap segala sesuatu di lingkungannya dan dirinya sendiri. Inilah hidup! Hidup tidak pernah statis. Perubahan-perubahan yang terjadi di dalam diri kita maupun lingkungan menuntut penyesuaian diri yang terus menerus. Meneliti dalam artian mencari atau menambah pengetahuan untuk hidup sehari-hari adalah kegiatan rutin dari setiap umat manusia. Oleh karena itulah, meneliti sebenarnya salah satu upaya manusia untuk berkembang menjadi lebih dewasa.Rasa ingin tahu mengenai diri sendiri dalam alam di sekitar kita telah menjadi perhatian para filsuf ilmu pengetahuan. Mereka menyebut Ontologi untuk upaya-upaya memahami realitas. Persoalan Ontologis, antara lain, adalah perdebatan apakah ada obyektivitas dalam realitas yang kita pahami- adakah sesuatu yang Obyektif di luar persepsi kita mengenai diri sendiri dan alam di sekitar kita? Nampaknya aneh kalau ini dipersoalkan. Tapi cobalah memandang sesuatu yang sama seperti sekeping mata uang Rp. 100,- dan apakah artinya sama antara orang yang sangat berkecukupan dan mereka yang sangat miskin ? Ilmuwan sosial banyak berpendapat bahwa realitas adalah konstruksi manusia pemahaman manusia atas realitas yang dihadapi dan dialami sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain budaya dan pengalaman-pengalaman spesifik seseorang. Kebanyakan ilmuwan sosial berpendapat bahwa di luar pemahaman kita yang subyektif memang ada realitas yang obyektif. Walau perdebatan ini bersifat filosofis, tetapi sangat penting untuk dipertimbangkan dalam kajian-kajian yang kita lakukan, terutama di dalam ilmu-ilmu sosial (Irwanto, 2004).C. Penelitian Akademik - IlmiahPenelitian dapat diartikan sebagai rangkaian kegiatan yang sistematik dilakukan dengan cara-cara tertentu dan terencana dalam mengkaji, mempelajari, atau menyelidiki suatu permasalahan untuk memperoleh pengetahuan teoretik yang dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan dan atau digunakan untuk pemecahan permasalahan yang sedang dihadapi (Farouk dan Djaali, 2005). Selanjutnya dinyatakan bahwa pengetahuan teoretik hasil penelitian memiliki kebenaran ilmiah karena didukung oleh justifikasi teoretik yang logis dan data empiris yang sahih. Oleh karena itu penelitian dapat juga dikatakan sebagai cara mencari atau menemukan kebenaran melalui metode ilmiah, yaitu melalui rangkaian kegiatan teoretik dan empirik yang meliputi :1. Perumusan masalah

2. Melakukan studi literatur

3. Merumuskan hipotesis

4. Mengumpulkan data, mengolah data, menganalisis data, dan

5. Mengambil kesimpulan.

Metode ilmiah (the scientific method), merupakan suatu metode yang sebelumnya banyak dipengaruhi oleh faktor subjektivitas yang terkandung dalam keinginan atau perasaan perseorangan di mana pekerjaan dilakukan dengan kepercayaan kepada pendapat seseorang atau pada kebenaran jawaban dari masalah yang dihadapi. Metode ilmiah mencoba mengurangi unsur subjektivitas itu, sehingga menjadi lebih objektif dan lebih mencerminkan keadaan sebenarnya (Daniel, dkk., 2006). Selanjutnya dinyatakan bahwa pada metode ilmiah, pekerjaan dimulai dengan rasa tidak percaya atau dengan rasa keraguan akan kebenaran sesuatu hal. Untuk menjawab keraguan dikumpulkan bukti (data) dengan menggunakan metode tertentu. Metode ilmiah biasanya digunakan dalam penelitian dengan ciri-ciri sebagai berikut :1. Pelaksanaan sistematis dengan aturan dan prosedur tertentu.

2. Teliti dan hati-hati

3. Skeptis

4. Logis dan objektif.

Dalam artian akademik atau ilmiah, penelitian mempunyai arti yang lebih sempit. Ilmiah itu sendiri berarti memenuhi atau tunduk pada kaidah-kaidah keilmuan. Beberapa kriteria yang sering digunakan untuk mendefinisikan penelitian akademik adalah :1. Pengumpulan data dengan metode yang dapat dipertanggjawabkan secara ilmiah-dalam hal ini persoalan reliabilitas dan validitas data menjadi sangat penting.2. Adanya pertanggungjawaban etis terhadap perolehan penyimpanan, dan penggunaan data.

3. adanya sistematisasi dari data yang dikumpulkan dan cara menganalisisnya.4. Hasilnya direfleksikan terhadap body of knowledge yang ada dalam hal ini refleksi teoritis yang dilakukan baik dalam kalangan ilmuwan maupun publik. Meskipun demikian, perlu dicatat bahwa penelitian dapat menambah pengetahuan tetapi tidak mengandung refleksi teoretis. Walau dalam penelitian akademik refleksi teoretis ini diharapkan, dalam kenyataannya banyak peneliti yang lebih menekankan pada refleksi praktis atau aksi yang dapat dilakukan sebagai akibat hasil penelitian yang dihasilkan (Irwanto, 2004)D. Tujuan Penelitian

Apa gunanya kita melakukan penelitian ? Tujuan dari penelitian adalah menunjang tujuan dari ilmu pengetahuan itu sendiri, yaitu memperbaiki kualitas hidup manusia. Oleh karen itu, penelitian bertujuan untuk :

1. Memperbaiki pengetahuan tentang diri manusia dan lingkungannya dengan cara mengumpulkan bukti-bukti baru, mengeksplorasi cara, ranah (domain) kajian dan pemikiran baru, dan melakukan kajian kritis terhadap teori-teori yang telah ada.

2. Dalam tataran yang lebih praktis, penelitian juga dilakukan untuk memecahkan persoalan spesifik dan konkrit yang sedang dihadapi oleh manusia.

Kedua tujuan penelitian tersebut seperti dua sisi dari satu keping mata uang, tidak dapat dilihat sendiri-sendiri. Sebagaimana yang kita amati sehari-hari,tujuan seperti di atas adalah tujuan ideal. Pada kenyataannya, banyak ilmu dan pengetahuan yang dikembangkan manusia dengan tujuan untuk mencelakakan manusia lainnya atau merusak lingkungan. Tindakan-tindakan seperti itu dilakukan karena tujuan kedua yang ingin dicapai tetapi tidak melihat tujuan yang pertama.

E. Komponen Penting Dalam Penelitian

Penelitan adalah hubungan atau kombinasi dari berbagai kegiatan yang masing-masing menunjang tercapainya tujuan penelitian itu. Dengan kata lain, penelitian merupakan hasil dari banyak sekali aktivitas yang satu sama lainnya saling berhubungan.E.1 Mencari Permasalahan

Tidak ada penelitian yang tidak diawali dengan permasalahan. Walau ada orang yang melakukan penelitian dengan menyatakan hanya sekedar ingin tahu, keingintahuan dia muncul karena adanya persoalan yang menggelitik hatinya atau pikirannya. Persoalan kita di sini adalah : Masalah apa sajakah yang layak kita teliti dan bagaimana kita membahas permasalahan tersebut sehingga orang lain yakin bahwa permasalahan seperti itu memang layak untuk diperhatikan dan dialokasikan sumber daya.Pada dasarnya tidak ada masalah yang tidak penting untuk diteliti. Meskipun demikian, dalam konteks penelitian akademik, masalah yang berdampak pada orang banyak baik jika dipecahkan maupun dampaknya jika tidak ada solusinya - yang perlu memperoleh prioritas. Oleh karena itu, diperlukan pemikiran yang serius dan hati-hati dalam menentukan permasalahan apa yang hendak diteliti. Ini tidak berarti bahwa persoalan-persoalan yang diteliti harus bersifat makro. Berbagai penelitian dasar, justru meneliti hal-hal yang sangat spesifik- tetapi pengetahuan yang dihasilkan berdampak sangat luas. Penelitian-penelitian di bidang sains seperti FMIPA Unika Widya Mandira, sering didasarkan pada pengamatan dan pengukuran pada individu-individu atau obyek-obyek yang jumlahnya sedikit akan tetapi hasil penelitian itu berdampak luas.Meskipun demikian kita perlu hati-hati dalam merumuskan masalah. Bagaimana mengemukakan masalah yang hendak diteliti sehingga menjadi bagian dari argumen yang menarik dan realistis ? Ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan.

E.1.1. Penyajian Data

Permasalahan yang menarik untuk disimak akan sangat terbantu jika tersedia data yang cukup akurat mengenai masalah yang akan diteliti. Jika data yang tersedia bersifat kuantitatif, sajikan data tersebut secara ringkas (baik dalam bentuk tabel maupun grafik) dan bahaslah implikasi dari data tersebut terhadap maksud atau tujuan anda melakukan penelitian yang diusulkan. Meskipun demikian sangat disadari bahwa data yang bersifat makro atau data yang terstruktur dengan baik seringkali sulit sekali diperoleh. Peneliti biasanya hanya memiliki data yang bersifat lokal atau kasus-kasus yang jumlahnya pun tidak terlalu banyak. Dalam kasus seperti itu anda tetap diharapkan untuk menyajikan mereka, sebagai informasi yang melatarbelakangi niat anda melakukan penelitian. Penyajian yang bersifat lugas, ringkas, disertai dengan pemikiran penulis proposal mengenai implikasi informasi tersebut terhadap penelitiannya akan membantu pihak yang menilai proposal untuk menentukan bobot dari penelitian yang diusulkan.E.1.2. Kekinian dan Relevansi

Masalah yang sudah basi tidak akan laku dijual. Masalah yang diteliti harus mempunyai hubungan atau dampak yang dapat dirasakan di masa kini. Oleh karena itu, berbagai peristiwa yang terjadi atau penemuan-penemuan yang dipublikasikan dalam kurun waktu yang belum terlalu lama dari rencana penelitian kita harus dicari dan disajikan. Uraikan alasan kita berdasarkan bukti-bukti empirik yang ada, baik bersifat anecdotal atau penelitian lain yang senafas dengan kita. Jika ada pendapat ahli mengenai masalah yang hendak kita teliti, jadikanlah pendapat itu sebagai bagian dari latar belakang masalah, baik yang kita setujui atau yang kita kritik. Untuk itu jelas bahwa penulis proposal adalah orang yang selalu mengikuti berita atau perkembangan pengetahuan di dalam bidangnya.E. 1.3 Dampaknya Pada Orang Banyak

Masalah yang menyangkut kepentingan banyak orang akan memperoleh prioritas yang lebih tinggi dibanding yang hanya berdampak pada sekelompok kecil orang. Jika kita menulis proposal untuk donor maka masalah yang relevan dengan kepentingan donor atau populasi yang diperhatikan oleh donor tentu akan memperoleh prioritas tinggi karena donor kebanyakan memikirkan luasnya dampak penelitian yang dilakukan. Semakin besar populasi yang mereka prioritaskan memperoleh manfaat dari penelitian yang diusulkan, semakin besar kemungkinan donor tersebut akan mendanai penelitian tersebut.Meskipun demikian, walau anda tidak memahami dunia pendanaan penelitian, dana tidak akan menjadi kendala yang besar jika di dalam proposal anda dapat dijelaskan mengenai manfaatnya bagi orang banyak. Jadi yang terpenting adalah argumen anda mengenai dampak atau manfaat penelitian yang anda usulkan. Jika anda dapat membangun argumen yang menunjukkan bahwa penelitian anda bermanfaat bagi banyak orang, akan banyak donor yang berebut untuk membantu penelitian anda. Untuk mengenal dunia donor, kenalilah tokoh-tokoh di sekeliling anda yang dikenal telah melakukan berbagai penelitian dengan skala besar. Mereka adalah nara sumber yang bermanfaat yang dapat membantu anda mencari bantuan dana, jika dibutuhkan.E.1.4. Akan Menambah Pengetahuan Yang Sangat Penting

Masalah yang sudah gamblang, dapat dijelaskan dan dicari solusinya tanpa penelitian, tidak perlu diteliti lagi. Demikian juga, masalah yang telah jenuh diteliti oleh banyak orang tidak akan menarik lagi, karena kemungkinan untuk memperoleh tambahan pengetahuan sangat sedikit. Ini tidak berarti bahwa topik-topik yang sama otomatis tidak perlu diteliti. Banyak orang meneliti karena menganggap penelitian-penelitian yang telah dilakukan walau jumlahnya cukup banyak tidak memberikan jawaban yang memadai terhadap permasalahan yang diteliti. Untuk itu review atau kajian kepustakaan merupakan elemen penting yang tidak dapat diabaikan dalam penelitian akademik. Berdasarkan kajian literatur tersebut anda membangun argumen bahwa penelitian anda akan menambah atau memperbaiki pengetahuan yang telah ada, baik karena instrumen yang anda gunakan, kemampuan anda melakukan analisis yang lebih teliti, atau karena adanya teknologi baru yang memungkinkan anda meneliti dengan cara yang berbeda tetapi lebih akurat.E.1.5. Kemungkinan Untuk DitelitiKemungkinan untuk ditelitinya suatu permasalahan tergantung dari kapasitas orang yang mengusulkan penelitian dan besaran atau keparahan dari masalah yang diteliti. Jika masalah yang disajikan dianggap jauh lebih besar dan lebih parah dari kapasitas penelitinya, maka besar kemungkinan kesanggupan peneliti akan diragukan . Jika biaya penelitian tergantung dari donor , maka donor akan menolaknya atau akan mengajukan revisi besar untuk memastikan bahwa masalah tersebut diteliti dengan baik. Dengan demikian , jelas bahwa seseorang atau kelompok yang hendak meneliti suatu permasalahan harus mempertimbangkan tingkat kesulitan masalah yang akan diteliti dibanding dengan kemampuannya atau kelompoknya. Perlu juga disadari bahwa kompleksitas penelitian dapat saja muncul pada saat peneliti sudah terjun ke lapangan.Jika ini terjadi maka, seluruh strategi penelitian harus di kaji ulang tanpa harus membatalkan penelitian.E.2. Menentukan Tujuan dari PenelitianTujuan penelitian adalah komponen yang sangat krusial dalam penelitian, khususnya dalam proposal penelitian . Tujuan menjelaskan apa yang hendak dicapai di sela-sela keterbatasan yang ada. Tujuan juga sekaligus menjelaskan manfaat dari penelitian. Rumuskan tujuan menjadi dua bagian yaitu:

Manfaat penelitian biasanya menjadi sub-judul sendiri dalam skripsi- tetapi tidak lazim seperti itu dalam proposal penelitian.Tujuan UMUM : Menjelaskan tujuan besar atau jangka panjang dari penelitian yang kita lakukan.Tujuan KHUSUS : Menjelaskan tujuan yang secara realistis dapat dicapai dalam penelitian yang saat ini hendak kita lakukan .

Tujuan harus ditulis dengan lugas, gunakan kata-kata dan istilah yang tidak mempunyai makna ganda atau kabur . Hindari istilah istilah jargonis, seperti:

Pemberdayaan institusi pemerintahan....

Ekonomi kerakyatan...

Imperialisme Barat atau Amerika....Akhlak dan moral pemimpin....

Mmenuntaskan masalah kemiskinan struktural....

Membongkar paradigma lama....Menumbuhkan rasa nasionalisme...

Membuktikan teori...

Meruntuhkan argumen...

Dan lain-lain...E.3. Menentukan Ruang Lingkup PenelitianDalam beberapa proposal penelitian, scope of the study/ research sering menjadi sub judul sendiri oleh karena itu perlu dipertimbangkan . Tujuan yang dirumuskan dengan baik akan membantu memperjelas ruang lingkup dari penelitian. Jika sekiranya dalam format proposal persoalan ini tidak dijadikan satu topik terpisah, penjelasan tentang ruang lingkup ini perlu ditulis sehingga pertanggungjawaban ilmiah terhadap hasil penelitian jelas.Bagaimana kita mempertegas ruang linkup penelitian? Setiap topik peneltian mempunyai cakupan yang luas . Di dalam ilmu-ilmu sosial dan kesehatan , jelas sekali bahwa masalah belajar mengajar, infeksi jamur, buruh, religiusitas, percintaan, kekurangan gizi, dan lain sebagainya mencakup berbagai aspek Jika kapasitas kita hanya melakukan penelitian atas aspek tertentu saja, maka itu harus jelas dalam usulan penelitian. Dengan kata nlain, cobalah untuk berpikir kritis tentang topik yang anda pilih. Apakah topik itu mencerminkan penelitian anda atau ada subtopik yang lebih spesifik?

E.4. Menentukan Pertanyaan Penelitian

Setelah kita mempersempit ruang lingkup dari persoalan yang hendak kita teliti , tugas selanjutnya adalah menentukan apa yang mau kita teliti kerena kita sudah menentukan ruang lingkup yang telah kita teliti biasanya kita menjadi lebih jelas mengenai hal apa saja yang menarik untuk kita teliti dan sanggup kita lakukan. Di dalam penulisan proposal kita di minta untuk menentukan apa yang disebut: pertanyaan penelitian atau research question . Jika hal ini yang diminta maka penulis proposal harus membuat beberapa pertanyaan yang akan di jawab di dalam penelitian . Bentuknya adalah kalimat tanya yang menghubungkan faktor-faktor atau variabel yang diamati ada didalam persoalan yang hendak diteliti. Tentunya perumusan pertanyaan penelitian harus sesuai dengan ruang lingkup penelitian, artinya tidal lebih luas atau lebih sempit dari ruang lingkup yang telah dijelaskan sebelumnya. Selanjutnya, pertanyaan penelitian harus sesuai dengan landasan teori yang dipilih.Ada juga proposal penelitian yang menghendaki dicantumkannya hipotesis yang sebenarnya berfungsi sama dengan pertanyaan penelitian tetapi dalam konteks teradisi penelitian yang berbeda. Hipotesis dinyatakan dalam suatu pernyataan yang mengandung praduga terhadap hubungan antara faktor atau variabell yang diamati terdapat dalam persoalan penelitian. Penelitian hipotesis biasanya dilakukan dalam tradisi penelitian yang berbentuk eksperimental atau didalam kebiasaan persyaratan dalam penulisan skripsi . Hipotesis inilah yang kemudian harus di buktikan secara empirik di dalam penelitian yang dilakukan . Jika penelitian yang anda ajukan dalam proposal bersifat eksploratif , maka hipotesis tidak mungkin anda cantumkan karena sebagaimana sifat penelitian ini anda sedang mencari cari apa yang akan menjadi inti permasalahan yang akan anda teliti . Oleh karena itu, biasanya anda akan menyediakan beberapa pertanyaan penelitian yang sangat mungkin untuk berubah jika anda menemukan hal-hal lain yang menarik dan relevan dengan tujuan anda selama proses penelitian berlangsung . Pertanyaan penelitian dapat di rumuskan dengan menuliskan kalimat-kalimat tanya didalam proposal dengan uraian mengapa pertanyaan pertanyaan tersebut anda ajukan.E.5. Kajian pustakaKajian pustaka adalah upaya peneliti untuk memeriksa apa saja yang telah diketahui dan yang belum diketahui . Jika topik penelitiannya diminati oleh banyak penelti, maka sudah dapat dipastikan bahwa sudah terbangun sebuah body of knowledge. Tugas penelitian yang sekarang adalah melihat/ memeriksa dimana ada gap antara pemahaman yang ada dengan fenomena yang diteliti. Di dalam pekerjaan professional dikatakan bahwa selalu ada ruang untuk memperbaiki . Ruang untuk memperbaiki (room for improvement) inilah yang kita cari. Kajian literatur yang baik tentunya adalah yang relevan dengan usulan penelitian dan yang paling mutakhir. Kurangnya kajian literatur dapat diinterpretasikan sebagai kurangnya usaha atau memang tidak adanya gap yang sangat besar antara peristiwa yang diamati dengan pengetahuan yang ada.

Kajian litertur dapat anda lakukan dengan membaca laporan penelitian dalam jurnal yang sesuai dengan bidang anda. Tentunya artikel koran atau majalah , text book, . dan sumber sumber lain seperti yang tersedia secara elektronik di berbagai websites dapat pula anda periksa. Sekali lagi , lakukan kajian literatur sebaik mungkin . E.6. MENENTUKAN METODE PENELITIAN Metode penelitian, dalam banyak publikasi disebut sebagai metodologi adalah bagian dimana kita diminta untuk menjelaskan bagaimana persoalan tersebut diteliti . Dihadapkan pada persoalan atau gejala-gejala yang kita amati , bagaimana kita akan memperoleh informasi dan data yang dapat dipercaya? Banyak sekali peneliti yang beranggapan bahwa metode penelitian itu seolah-olah sudah ditentukan. Baik berdasarkan metode yang sudah baku (misalnya survei FGD, dll), maupun yang lebih inovatif. Pada kenyataannya menentukan metode penelitian adalah proses kreatif yang ditentukan oleh sifat dari masalah yang diteliti dan atau teori yang kita gunakan sebagai landasan penjelasan terhadap gejala-gejala yang kita teliti. Oleh karena itu peneliti dapat secara kreatif mencari cara yang peling relevan termasuk menggabungkan beberapa metode yang selama ini dikenal secara luas. Selama metode yang dipilih dapat dipertanggungjawabkan dan dilaksanakan, maka peneliti tidak perlu kuatir mengenai pilihannya.Ada sejumlah elemen yang membangun struktur metode penelitian. Setiap elemen harus jelas bagi peneliti maupun pembaca hasil penelitian.E.6.1 Sumber Data atau Informasi

Sumber data atau informasi adalah pihak, baik orang maupun tempat menyimpan data yang memberikan data yang kita butuhkan. Sumber data primer adalah orang yang memberikan data langsung mengenai dirinya atau lingkungannya. Sumber data sekunder adalah pihak baik orang, institusi, maupun bank data (termasuk buku-buku yang berisi data) yang memberikan data tentang pihak lain atau data yang telah dikumpulkan dan diolah oleh pihak lain. Pihak-pihak ini harus dijelaskan secara baik. Penelitian tertentu yang menyangkut diperolehnya data atau informasi yang sangat pribadi dan sensitif mungkin memerlukan ijin. Kedua hal ini erat sangkut pautnya dengan persoalan etis. Jika Sumber data kita adalah primer, jelaskan :

Mereka itu siapa ? Mengapa mereka direkrut apa hubungannya dengan topik penelitian kita ?

Berapa jumlahnya ?

Bagaimana mereka direkrut ?

Bagaimana ciri-ciri demografis mereka khususnya dalam laporan.

Perntanyaan-pertanyaan tersebut di atas perlu dijawab dengan baik bacalah buku metode penelitian untuk memperoleh penjelasan yang lebih rinci mengenai teknik-teknik rekruitmen atau sampling.Jika sumber data/informasi kita adalah sekunder, maka jelaskan :

Sumber data catatan kelurahan, penelitian orang lain, dll.

Mengapa sumber itu yang kita gunakan ?

Kapan data/informasi itu diperoleh (setidaknya tahun terbit).

Sumber data sekunder harus dipertimbangan dengan baik, kekuatan dan kelemahannya. Sebagai contoh adalah data yang diperoleh dari Biro Pusat Statistik (BPS).

Kekuatan : dilakukan dengan survai houshold mencakup berbagai daerah, dapat dipresentasikan sebagai data nasional.

Kelemahan : tidak diperoleh dari rumah tangga tidak biasa (gubug, rumah bordil), sering masih menggunakan sampel, ada kemungkinan eror karena enumerator yang tidak teliti.Jika data sekundernya adalah surat pribadi, kisah perjalanan, laporan media, foto, film dokumenter, dan lain-lain maka keabsahan dari sumber data juga harus ditanyakan dan kemungkinan adanya bias dari sumber data itu juga harus diperhitungkan.E.6.2 Cara memperoleh Data atau Informasi

Cara memperoleh informasi sangat erat hubungannya dengan sumber informasi/datanya. Hal penting yang harus dipikirkan adalah jika sumber informasinya primer, nara sumber langsung, maka dipertimbangkan : Apakah yang bersangkutan memberikan informasi dengan mengisi suatu instrumen tertentu seperti Quesioner atau suatu instrumen tertentu baku yang telah dirancang oleh orang profesional ?

Apakah yang bersangkutan memberikan informasi melalui wawancara terbuka dengan pertanyaan yang telah ditentukan terlebih dahulu (structured interview) atau gabungan dari pertanyaan yang telah dirancang terlebih dahulu dengan obrolan bebas yang dianggap sebagai data (semi-structured interview)? Apakah wawancara dilakukan secara individual atau secara berkelompok? Apakah informasi diperoleh dari hasil diskusi secara terfokus (Foccus Group Discussion FGD)? Apakah peneliti memperoleh data dan informasi degan cara hidup bersama sumber datanya sehingga dia ikut merasakan apa yang dialami oleh mereka (etnografik)? Peneliti juga dapat mengamati persoalan yang menjadi perhatiannya dan tidak melakukan intervensi apa-apa hanya mencatat dan mensistemitasi datanya.

Mungkin juga peneliti hanya mengambil data dari pertinggal yang dianggap sebagai sumber utama seperti lukisan di dinding gua, tulang belulang, artefak, dan lain-lain.

Untuk bidang-bidang Ilmu Pengetahuan Alam, tentunya banyak metode pengumpulan data melalui pengamatan atau laboratorium.

Pertimbangan pertimbangan di atas sangat penting untuk dilakukan karena implikasi metodologis sangat berbeda. Selain itu cara yang berbeda tentunya juga akan membutuhkan tenaga dengan kualifikasi yang berbeda dan konsekuensi keuangan yang berbeda pula.Cara memperoleh data/informasi perlu dipertimbangkan masak-masak jauh sebelum proposal anda diserahkan. Selain implikasi metodologis dan administrasi seperti dijelaskan di atas, ada implikasi yang tidak kalah seriusnya, yaitu implikasi etis, terutama jika menyangkut subyek penelitian manusia.

VALIDITAS DAN RELIABILITAS

Data yang diperoleh dari sebuah proses penelitian akan memberoleh pertanyaan :Dapatkah data itu dipercaya ? Apakah dalam situasi yang sama di lokasi lain, data itu masih dapat dipercaya ?Pertanyaan pertama menyangkut persoalan Validitas yaitu apakah data benar-benar mencerminkan persoalan yang diteliti? Kita mengenal istilah Social Desirability yaitu bila jawaban responden dalam penelitian survai yang lebih mencerminkan apa yang dimaui oleh peneliti dari kacamata responden dibanding pikiran pribadinya (responden) mengenai persoalan yang diteliti.

Pertanyaan ke dua di atas berkaitan dengan masalah Reliabilitas yaitu keabsahan sebuah data antar waktu, situasi dan lokasi. Penelitian-penelitian kualitatif dapat meyakini bahwa data mereka sangat valid tetapi tidak berlaku untuk komunitas lain atau pada periode waktu yang berbeda. Persoalan reliabilitas pada perilaku manusia memang persoalan yang sangat rumit karena banyak faktor yang dapat menyebabkan perilaku mereka tidak konsisten baik antar waktu maupun antar lokasi. Kedua persoalan di atas harus dipikirkan dengan sungguh-sungguh karena berkaitan dengan kualitas data.Tentunya Pemilihan Metode pengumpulan data sangat dipengaruhi oleh the nature of problem(s) dan tujuan penelitiannya, bukan sekedar oleh keinginan kita untuk mencoba sebuah metode tertentu. Jika tujuan penelitian adalah untuk memperoleh gambaran cepat mengenai ciri-ciri demografik sebuah kelompok masyarakat yang jumlahnya besar dalam waktu yang relative singkat, maka penggunaan teknik survei menggunakan kuesioner yang baku akan menjadi pilihan yang masuk akal. Jika kita ingin mengetahui mengapa sebuah suku di pedalaman Kabupaten Timor Tengah Selatan rentan dengan Hepatitis A dan TBC, maka kita perlu mengadakan pengamatan komprehensif dan partisipatif disertai wawancara terstruktur, pengambilan gambar, pengambilan sample cairan tubuh dan lain-lain.

Dalam penelitian akademik dikenal dua kategori tujuan peneliti yang sangat mempengaruhi pemilihan metode pengumpulan data. Kedua kategori tersebut adalah sebagai berikut :

Tujuan inferensial yaitu mencari pemahaman yang bersifat kausal atau sebab akibat. Untuk mencapai tujuan ini diperlukan metode pengambilan data yang dikendalikan dengan baik sehingga yang diamati benar-benar adanya perubahan pada B yang disebabkan oleh A atau factor X yang disebabkan oleh sejumlah factor Y ( Y1, Y2, Y3) dan bukan oleh factor-faktor yang lain. Untuk itu, diperlukan kaidah-kaidah penelitian eksperimental yang kebanyakan dilakukan dalam tempat khusus. Jika pendekatan eksperimental ini tidak dapat dilakukan , maka harus dilakukan pengamatan mendalam dan lama, dalam persoalan manusia dan masyarakat harus dilakukan penelitian partisipasif etnografik sehingga factor-faktor yang diteliti dapat diamati dan didokumentasikan hubungan-hubungannya sehingga diketahui mana yang menjadi sebab dan akibat.

Tujuan deskriptif yaitu menggambarkan sebuah kejadian atau peristiwa tanpa ada pretensi untuk mengambil kesimpulan yang bersifat kausal. Jika dilakukan rekomendasi, dalam penelitian-penelitian yang bersifat deskriptif maka hubungan sebab akibat hanya dipikirkan secara konseptual, tidak empiric. Selain penelitian yang bersifat eksperimental, cara-cara lainnya masuk dalam kategori ini. Kita juga memahami bahwa pemilihan metode pengumpulan data memang dipengaruhi juga factor-faktor lain, yaitu :

Keterampilan dari peneliti, jika penelitian yang dilakukan oleh tim, maka perlu dipahami variasi dari kualitas sumber daya yang ada. Komposisi dari ketrampilan yang perlu dimiliki oleh para anggota tim peneliti harus disesuaikan dengan tujuan penelitian atau tujuan penelitian yang harus menyesuaikan dengan berbagai keterbatasan yang ada.

Faktor keselamatan dari peneliti, terutama jika persoalannya mengandung kekerasan atau kondisi alam atau lingkungan yang berbahaya.

Biaya yang tersedia, sehingga sering dipilih prioritas kedua dan bukan pertama, yang realistis, bukan yang ideal.

Pertimbangan etika. Penelitian yang sangat intrusif atau mengganggu privasi seseorang (pemeriksaan medis, pengambilan darah) atau memungkinkan subyek kita menderita karena penelitian kita harus dilakukan dengan persyaratan yang sangat ketat.

Dalam berbagai penelitian, keperluan akan panduan dari masyarakat setempat baik bantuan logistic maupun social politis dapat disebutkan dan dianggarkan. Jika data yang hendak dikumpulkan adalah data sekunder, maka perencanaan untuk itu harus ada. Data apa saja yang dibutuhkan, dari mana diperoleh, bagaimana memperolehnya, dan lain-lain perlu dijelaskan dalam proposal.

E.6.3. Menganalisis Data

Data tidak akan menjadi informasi yang bermanfaat untuk menjadi bagian dari khasanah ilmu pengetahuan jika tidak dilakukan analisis. Apa esensi dari analisis?Analisis dapat dilakukan melalui instrumen-instrumen yang telah tersedia dipasaran seperti paket-paket statistika (misalnya : SPSS, SAS, Minitab, dll ) atau paket-paket analisis data kualitatif ( misalnya : Ethnograph ). Dengan analisis ini dapat dilihat apakah terjadi : Clustering atau pengelompokan pada data-data kuantitatif

Hubungan-hubungann atau korelasi antara beragai variable jika dilakukan penelitian kuantitatif.

Penyimpangan-penyimpangan dari kecenderungan umum outliers dalam perhitungan statistic, ungkapan-ungkapan ekstrim dalam data kuantitatif.

Perbedaan antara kelompok jika dihitung skor yang ada. Atau tema-tema yang berbeda antar kelompok nara sumber berdasarkan pengalaman atau kontek tertentu.

Semua fenomena yang muncul seperti di atas digunakan untuk memahami peristiwa yang diamati dan mengambil kesimpulan mengenai apa yang seharusnya dilakukan. Cara-cara untuk melakukan analisis harus dijelaskan dengan baik dan harus diusulkan berdasarkan tujuan penelitian. Oleh karena itu, perencanaan terhadap strategi untuk menganalisis data harus dilakukan pada awal penelitian bukan secara ad hoc, pada saat data sudah terkumpul, kecuali ada perubahan yang mendasar pada Rancangan Penelitian.Bagaimana dengan analisis yang dilakukan terhadap catatan lapangan, hasil wawancara mendalam, foto atau gambar dan lain-lain ? Pada dasarnya esensi analisisnya sama, hanya caranya saja yang berbeda, Dalam penelitian etnografik atau yang membutuhkan pengamatan yang lama dan teliti , maka peneliti merupakan instrumen dari analisisnya sendiri. Kepekaan, sistematisasi cara berpikirnya, dan pengetahuan teknis mengenai teknik-teknik analisis wacana, gambar, dan lain-lain akan berperan besar. Jika dalam penelitian bersifat kuantitatif data dapat dianalisis melalui program-program statistika seperti ; SPSS ( Statistic Package of Social Sciences ) yang telah terbit dalam banyak versi, maka data-data yang bersifat kuantitatif dapat pula dianalisis dengan program paket serupa seperti misalnya Program NVivo atau program sejenis meskipun demikian ungkapan ungkapan yang mengandung unsur emosional, ungkapan-ungkapan yang tersirat atau perumpamaan dengan ungkapan-ungkapan yang sangat erat hubungannya dengan konteks sosial budaya yang kita teliti akan sulit dianalisis melalui program paket komputer saja. Dalam penelitian kualitatif peneliti diharapkan membaca dengan teliti hasil catatan lapangan maupun ungkapan verbal yang dicatat secara verbatim,hanya dengan membaca berulang ulang peneliti memahami apa yang tersirat dan apa yang tersurat.dengan demikian peneliti akan mampu untuk menarik tema-tema penting yang muncul dari ungkapan para informan. Analisis adalah tahap yang sangat penting dalam penelitian apapun. Oleh karena itu,bagian ini perlu dipikirkan matang-matang sehingga dalam pengambilan kesimpulan tidak terjadi kesilapan yang fatal. Dalam sebuah proposal, maka bagian ini akan dikaji oleh panitia penilai proposal yang masuk. Tidak jarang pembobotan metode penelitian, khususnya analisis datanya, mempunyai bobot 30 % dari seluruh nilai proposal.

E.6.4. Kerangka Berpikir

Setelah semua hal di atas anda pikirkan maka anda dapat meringkas semuanya dalam sebuah denah yang kita sebut saja sebagai kerangka berpikir. Dalam denah ini tercermin permasalahan yang anda teliti sekaligus kerangka teoritis serta metode penelitian yang anda gunakan .

Contoh :

Variabel Bebas

Variabel Antara

Variabel

Tergantung

Keeratan hubungan

Kekerabatan di

Komunitas

KEKERASAN

KEMISKINAN

Kualitas kehidupan SEKSUAL

Religius komunitas PADA

ANAK

PEREMPUAN

Tingkat Pengangguran

Laki-laki dalam

komunitas

Dari contoh di atas ingin digambarkan bahwa peneliti ingin mengetahui apakah kemiskinan merupakan penyebab dari besarnya angka kekerasan seksual terhadap anak perempuan. Meskipun demikian, dari kajian pustakanya dia sangat menyadari bahwa factor kohesi social dan kualitas kehidupan religius masyarakat setempat akan memperkecil resiko terjadinya kekerasan seksual pada perempuan. Di lain pihak, dia juga menyadari bahwa tingkat pengangguran kaum laki-laki di dalam masyarakat meningkatkan kemungkinan terjadinya kekerasan seksual pada anak perempuan.

F. Usulan Pembiayaan ( Budget )

Pembiayaan dalam sebuah proposal penelitian merupakan komponen yang sangat krusial. Jika anda menulis proposal penelitian berdasarkan undangan ( Request For Proposal RFP ) dari donor, ikutilah petunjuk dalam RFP secermat mungkin . Jika anda mengusulkan sendiri, maka perhatikanlah hal-hal sebagai berikut :

Proposal pembiayaan ( budget ) harus disusun secara sederhana, detil, dan jelas.

Setiap butir pembiayaan ( item ) harus ada argumennya ( Misalnya : Mengapa kegiatan atau barang itu perlu ? Mengapa jumlahnya seperti itu ? ). Untuk butir pembiayaan yang membutuhkan penjelasan , sediakan kolom khusus atau anda lakukan catatan sendiri dengan nomor butir pembiayaan yang bersangkutan.

Jangan ada tumpang tindih pembiayaan ( Misalya : Si A yang juga memperoleh gaji purna waktu masih diberi honor lagi untuk kegiatan yang dilakukan dalam jam kerjanya. Atau barang X yang dapat digunakan beberapa kali tetapi setiap diusulkan membeli yang baru, dll )

Gunakan patokan harga yang masuk akal dan realistis. Jangan menggelembungkan biaya jika tidak ada alasan yang jelas ( Misalnya : antisipasi fluktuasi Rupiah terhadap US dollar, atau ongkos perjalan dalam periode high season, dll )

Untuk butir biaya Gaji atau Honorarium, seringkali diminta spesifikasi jam / hari dari pekerjaan orang yang anda mintakan gaji / honor. Untuk rate gaji, gunakan rate yang ada di institusi anda, patokan honorarium BAPPENAS untuk konsultan, atau rate lain yang diakui oleh donor. Jika anda mempunyai established rate karena pekerjaan sebelumnya yang serupa, gunakan patokan tersebut.

Perhatikan hal-hal yang diperbolehkan ( allowables ) atau yang tidak diperbolehkan oleh donor tanyakan pada yang berpengalaman di bidang ini. Misalnya : beberapa donor tidak memperbolehkan adanya butir biaya overhead costs atau institusional fees , tetapi memperbolehkan bantuan untuk sewa ruangan atau peralatan dan pemberian fringe benefits. Jika anda merasa adanya resiko fisik dan jiwa dalam pekerjaan anda, usulkan untuk memperoleh perlindungan asuransi(tetapi periksa apakah ini adalah allowable)

Jika dibutuhkan sumbangan dari institusi anda sendiri, cari tahu dari donor apakah boleh dalam bentuk kinds (misalnya:gaji). Sumbangan institusi sendiri biasanya tidak lebih dari 30% dari keseluruhan biaya yang diperlukan.

Untuk jumlah tertentu (biasanya US $ 100.000) biasanya diperlukan audit. Oleh karena itu, harus dijelaskan bahwa audit akan dilakukan atas biaya donor,bukan dibebankan pada budget anda.

Pastikan bahwa semua kegiatan anda dicakup dalam proposal pembiayaan anda karena jika ada yang kelewatan anda harus menanggung sendiri atau menempuh proses amandemen perjanjian yang makan waktu lama.

Penyusunan budget yang baik tentunya harus sesuai dengan format pembukuan atau akunting. Oleh karena itu, mintalah seorang yang mengenal bidang ini untuk menyusun proposal pembiayaannya.

G. Penulisan Laporan

Penulisan laporan merupakan bagian yang menyenangkan dan merepotkan sekaligus. Ada beberapa kaidah yang biasanya dipertimbangkan oleh penulis laporan penelitian. Di antaranya adalah sebagai berikut:

Hindari pengulangan-pengulangan yang tidak perlu,ini biasanya terjadi di Latar Belakang dan Tinjauan Pustaka atau antara data dalam table dan penjelasannya.

Organisasikan data dengan baik,misalnya menggunakan table atau grafik.Tidak semua data harus disajikan di dalam inti laporan,sebagian besar dapat dilampirkan saja.

Jika anda dapat melaporkan secara singkat, lakukan. Jangan membuat laporan yang bertele-tele sehingga mempertebal laporan.

Penulisan laporan penelitian juga tergantung dari hasil analisis yang sudah dilakukan. Jika semua hasil dari analisis menunjukan arah yang sama seperti yang kita pikirkan, maka penulisan laporan relative menjadi lebih sangat mudah. Meskipun demikian, jarang ada penelitian seperti itu. Oleh karena itu, laporan yang baik harus mempertimbangkan mengapa hasilnya tidak seperti yang diharapkan. Apakah hal itu disebabkan oleh keterbatasan penelitian, baik dari segi metodologi maupun dari aspek cakupan penelitian, atau sisi asumsi teoritis uang digunakan? Untuk mengakomodasi pemikiran-pemikiran seperti itu, maka berikut ini adalah anatomi laporan pada umumnya.Dari anatomi di bawah ini, bagian diskusi sering tidak memperoleh perhatian serius dari para peneliti. Dalam bagian ini, peneliti melakukan refleksi mengenai hasil penelitian, ikhtisar teoritis dan hasil-hasil yang telah diperoleh peneliti lainnya. Sebagai peneliti kita harus berpikir keras dan kreatif untuk menjelaskan mengapa penelitian kita hasilnya seperti itu. Kita juga harus berpikir luar biasa keras jika kita merasa bahwa perspektif teoritis yang kita gunakan tidak memadai untuk memandu kita memahami fenomena yang kita teliti. Luangkan waktu secukupnya untuk menulis bagian ini, konsultasilah dengan sebanyak mungkin ahli yang dapat membantu kita.Bagian lain yang perlu memperoleh perhatian adalah Rekomendasi. Bagian ini juga sering dianggap enteng peneliti. Banyak yang menuliskan rekomendasi yang sangat umum dan persis seperti yang dipikirkan banyak orang. Rekomendasi seperti itu tidak ada gunanya dan bahkan melecehkan usaha keras dalam penelitian yang baru saja dilakukan.

Secara substantif, maka rekomendasi perlu memberikan pertimbangan-pertimbangan umum dan khusus yang masing-masing kemudian dilengkapi dengan rekomendasi-rekomendasi umum dan khusus pula. Rekomendasi yang baik harus sangat spesifik dan dapat dikerjakan (realistis). Rekomendasi yang muluk-muluk sama dengan mengatakan bahwa penelitian ini tidak ada manfaatnya. Harus diingat bahwa rekomendasi perlu mencerminkan hasil penelitian dan bukan sekedar apa yang dipikirkan oleh peneliti.

Artinya orang dapat mencari alasan mengapa rekomendasi A, B atau C diajukan peneliti berdasarkan data-data empirik yang berhasil dikumpulkan dan kesimpulan yang diambil. H. Lampiran dan Manfaatnya

Pada dasarnya, lampiran adalah hal-hal yang tidak masuk ke dalam Batang Tubuh Laporan, tetapi menjadi referensi penting dalam melengkapi pemahaman tentang hasil penelitian. Oleh karena itu data demografis yang detil tentang data populasi yang diteliti, cara-cara perhitungan dalam analisis, data sekunder penting, peta lokasi yang lebih komprehensif, panduan wawancara, ringkasan wawancara, surat-surat dukungan, dan lain-lain dapat diikutsertakan dalam lampiran. Mengapa ini dilakukan? Banyak laporan yang menjadi sangat tebal dan sulit dibaca karena begitu banyaknya informasi yang tidak mempunyai referensi langsung dengan yang kita bahas dalam tubuh laporan. Kompleksitas laporan yang demikian akan mengintimidasi pembaca. Oleh karena itu, lampiran-lampiran membantu peneliti untuk menulis laporannya secara mulus dan menarik. Jika pembaca tertarik untuk memahami kompleksitas penelitian secara mendetail maka ia dipersilahkan untuk menengok lampiran yang telah disediakan.

I. Lain-lain

Ada beberapa hal teknis lain yang perlu memperoleh perhatian dalam mengemas sebuah proposal penelitian. Berikut ini disajikan berbagai informasi tambahan yang akan mempermudah anda menulis proposal dan memperoleh dukungan donor.

I.1. Bahasa

Tulisan penelitian dapat didekati dengan berbagai gaya tetapi apapun gaya penulisan seseorang, penulisan ilmiah memerlukan penggunaan bahasa yang baik, benar dan lugas. Tulisan yang bersifat prosa bebas dapat digunakan tetapi tidak kehilangan kelugasannya, tidak membuat pembaca menerka-nerka apa yang dimaksud. Bahasa Indonesia termasuk bahas yang mudah dipelajari untuk berkomunikasi interpersonal karena tidak terlalu banyak rambu-rambu linguistiknya. Meskipun demikian, kelemahan banyak penulis di Indonesia adalah dalam menulis kalimat lengkap (Subyek-Predikat- Obyek) dan dalam menyusun kerangka berpikirnya. Kelemahan ini umum terjadi dan sangat menganggu. Disamping itu, banyak penulis yang memakai istilah-istilah besar (contoh : Pemberdayaan, Diskriminasi Gender, Pengarusutamaan Hukum, Revolusi Budaya Perubahan Paradigma, dan sebagainya) tanpa diteliti maknanya dahulu sehingga pembaca dibuat bingung. Istilah-istilah teknis dan teoritis hanya dipahami oleh orang-orang yang berkecimpung dibidang dimana istilah-istilah tersebut digunakan, jika anda tidak terlalu yakin bahwa memeriksa proposal atau penelitian anda adalah mereka mempelajari disiplin tersebut, maka gunakanlah istilah-istilah umum yang lebih mudah dipahami sehingga akan lebih banyak orang yang tertarik membaca hasil penelitian anda.

I.2. Penggunaan Grafik dan Gambar

Tulisan ilmiah sering bercirikan banyaknya angka dan tabel. Untuk menghindari itu, jika diperkirakan tepat, gunakanlah grafik yang sederhana dan lengkap dengan penjelasannya. Selain itu, beberapa foto (tidak lebih dari 5) akan membantu pembaca untuk berempati dengan masalah yang diteliti.

I.3. Lampiran Khusus

Tergantung dari masalah yang diteliti, suatu penelitian kuantitatif yang disertai dengan sebuah kasus lengkap sebagai lampiran juga akan memberikan nuansa yang hidup dan dimensi kualitatif yang menarik.I.4. Lampiran Surat-surat

Surat-surat yang memberikan legitimasi penelitian kita adalah dokumen penting yang harus diperhatikan. Proposal penelitian yang hasilnya dianggap berpengaruh nyata kepada masyarakat biasanya mampunyai dukungan dari perorangan atau lembaga yang memberikan jaminan bahwa penelitian itu perlu dilakukan dan bahwa yang melakukan adalah pihak-pihak yang dapat dipercaya tidak merugikan masyarakat. Dalam laporan penelitian, dokumen ini dapat dilampirkan juga tetapi pilihlah dokumen yang benar-benar memberikan kekuatan pada hasil penelitian anda. Dengan demikian, penelitian anda ada kemungkinan lebih besar untuk diperhatikan dan digunakan.

Participatory Rapid Appraisal (PRA)PRA merupakan salah satu metode penelitian cepat yang saat ini banyak digunakan. Metode ini selain cepat (rapid), tetapi juga mendayagunakan sumber daya manusia setempat (participatory). Artinya, orang-orang yang mengetahui situasi dan kondisi setempat serta dikenal oleh masyarakat ikut memberikan informasi serta keahlian mereka untuk merumuskan masalah dan solusi yang dicari. Dalam suasana sosial politik yang berubah cepat, metode ini sangat bermanfaat. Salah satu alasan berkembangnya metode PRA ini adalah pemahaman penelitian sebagai rural development tourism yaitu kecenderungan peneliti dari kota mempelajari desa hanya di permukaan, desa terjauh tidak dijangkau, masyarakat paling miskin tidak ditanya, tetapi sudah dianggap melakukan penelitian pedesaan. Berikut ini prinsip-prinsip PRA :

1. Proses belajar terbalik- peneliti belajar keahlian dari keompo marginal, partisipasi aktif dari anggota masyarakat, pendekatan yang lebih banyak mendengar bukan menggurui, maka beberbagai bias sebagai intelektual dan orang kota dapat kita hindari.

2. Mengoptimalkan trade-off- biaya serta waktu yang dikeluarkan diganti dengan data yang lebih bermutu dan relevan dan komitmen masyarakat yang lebih baik.

3. Membedayakan masyarakat- karena anggota berpatisipasi secara aktif dalam memberikan dan menganalisis informasi maka kemampuan dan pengetahuan masyarakat untuk menyelesaikan masalah sendiri di masa yang akan datang diharapkan lebih baik.

4. Belajar secara cepat dan progresif- explorasi yang aktif dan kreatif, metode fleksibel, pengulangan, cek-silang, dan sebagainya

5. Menghindari bias- karena yang lebih baik terhadap pengetahuan dan keterampilan lokal maka validitas datanya akan lebih baik kualitasnya.

Selain itu PRA memungkinkan berbagai pihak untuk berbagi informasi dan selalu mengembangkan kesadaran mengenai diri dan masalah-masalah yang mereka hadapi.

Logical Framework Approach (LFA)Logical Framework atau Logframe (Pendekatan Kerangka Logik) adalah salah satu bentuk penulisan proposal yang sangat popular saat ini karena logis, ringkas dan runtut. LFA merupakan suatu cara untuk menyusun unsur-unsur utama dari suatu penelitian bahkan proyek, menyoroti hubungan logik di antara masukan-masukan yang diinginkan, kegiatan yang direncanakan dan hasil hasil yang dikehendaki (Mikkelsen, 2003). Beberapa donor seperti masyarakat Ekonomi Eropa (EU) dan ILO, mensyaratkan pengajuan proposal dengan format Logframe ini. Bagaimana anatomi dari Logframe ini? Jika anda diminta untuk menulis proposal dalam format ini, jangan takut. Logframe adalah format yang logis dan efisien dan anatominya tidak jauh berbeda dari format yang umumnya dikenal, terutama adanya bagian: Latar Belakang, Tujuan dan Metode Penelitian.

Setiap proposal ke donor akan dimulai dengan Judul, Institusi yang mengusulkan, Lokasi Kegiatan, Periode Proyek, dan Jumlah Dana yang diminta. Setelah itu, ada kemungkinan anda diminta untuk menuliskan latar belakang atau permasalahan secara ringkas. Kemudian, Anda akan diminta untuk menuliskan Objectives (s ) atau Tujuan dari usulan anda. Disinilah kuncinya. Objectives atau Tujuan harus dirumuskan dengan sangat jelas karena akan diterjemakan kedalam Activities atau Kegiatan. Jika usulan anda adalah penelitian, maka setiap tujuan yang anda rumuskan harus dapat anda jelaskan dengan kegiatan yang relevan dengan tujuan tersebut. Dalam kegiatan inilah akan terlihat metode penelitian anda. Kegiatan ini pula yang akan menjadi basis dari perhitungan budget anda.

Ada donor yang juga menghendaki anda untuk menulis implikasi yang diharapkan dari proposal anda. Jika demikian, maka antara Tujuan yang anda tulis, Kegiatan yang anda usulkan, dan implikasi yang anda harapkan harus mempunyai kaitan yang jelas. Karena susunan proposalnya adalah sedemikian rupa, maka kualifikasi orang-orang yang anda usulkan terlibat dalam proposal anda harus sesuai dengan Tujuan dan Kegiatan yang anda kemukakan. Format Logframe memang mempermudah penulis proposal untuk berpikir sangat konkrit dan mempermudah panitia menilai proposal anda. Request for Proposal

Request for Proposal (RFP) adalah surat edaran atau pengumuman dari donor untuk mengundang berbagai pihak yang dianggap kompeten untuk mengajukan proposal. RFP lazimnya dikirim langsung (per pos atau via e-mail) ke lembaga-lembaga atau perorangan yang telah dikenal oleh donor tersebut. Meskipun demikian, saat ini RFP juga akan tersedia di website dari donor tersebut. Artinya, walaupun anda belum dikenal oleh donor, anda dapat mencoba mencari RFP di berbagai website donor atau mengirimkan proposal anda untuk ikut tender (bidding). Beberapa lembaga donor mungkin lebih suka jika anda mengisi lembar aplikasi atau cover sheet yang mereka sediakan. Jika lembaga donor menginginkan hal yang demikian, maka anda harus mengisi formulir yang disediakan atau mengikuti petunjuk-petunjuk pengisiannya (Priyonggo dan Fanani, 2004)Jika anda memperoleh RFP, maka anda harus menyimak semua informasi yang ada di RFP dengan hati-hati dan mencoba menaatinya dengan sungguh-sungguh. RFP biasanya memuat informasi sebagai berikut :

Latar belakang dibuatnya RFP-biasanya menyangkut permasalahan yamg harus segera dipecahkan.

Latar belakang donor dan peranannya dalam persoalan tersebut.

Peryaratan yang harus dipenuhi oleh institusi yang membuat proposal (misalnya : Berbadan Hukum, bukan institusi pemerintah, lembaga riset lokal, bergerak dibidang yang dicari keahliannya, dll).

Persyaratan teknis seperti : cara mengajukan proposal, format proposal, periode pengusulan, kualifikasi ahli yang diusulkan, sistim penilaian, kebijakan harga-harga (pricing), mata uang yang digunakan, dll. Biasanya ini dituangkan di dalam TOR (Term of Reference) yang disertakan bersama RFP.

Hak dan kewajiban donor dan pengirim proposal, diantaranya adalah hak intelektual dan publikasi.

Penjelasan lain dalam pelaksanaan tender (bidding).

RFP sering dikemas dalam dokumen yang cukup tebal dan sangat detil sehingga menakutkan bagi yang tidak terbiasa. Jangan terintimidasi dengan kenyataan seperti itu. Bacalah dengan sabar dan cermat karena sebagian besar informasi yang kita butuhkan sudah disediakan. Jika ada pertanyaan, biasanya ada alamat kontak yang dapat dihubungi (contact persons)J. Penutup

Penelitian dilakukan tidak hanya sekedar untuk mengerti sesuatu. Pemahaman yang diperoleh secara etis harus menjadi bagian dari pengetahuan umum yang bermanfaat untuk memperbaiki kualitas hidup manusia.Penelitian merupakan kegiatan serius dan profesional. Oleh karena itu, setiap peneliti memerlukan pendidikan dan pelatihan yang baik. Penelitian yang dilakukan sembarangan akan berakibat buruk bagi banyak orang dan dirinya sendiri.Oleh karena itu, pembuatan proposal yang baik harus memperhatikan kaidah-kaidah penelitian itu sendiri, termasuk berbagai konsekuensi yang mungkin ditimbulkannya, sehingga mudah dipertahankan dihadapan juri atau panel yang melakukan seleksi atas proposal-proposal yang diajukan.

Semoga tulisan sederhana ini memberikan manfaat bagi pembaca.Daftar Pustaka

Daniel, M., Darmawati, Nieldalina, 2006. PRA (Participatory Rural Appraisal) Pendekatan Efektif Mendukung Penerapan Penyuluhan Partisipatif dalam Upaya Percepatan Pembangunan Pertanian, Bumi Aksara, Jakarta.

Farouk, M. dan Djaali, H. 2005. Metodologi Penelitian Sosial, Edisi Revisi, PTIK

Press, Jakarta.

Irwanto (1998). Focus Group Discussion (FGD) : Sebuah Pengantar Praktis. Jakarta : PKPM Unika Atma Jaya.Mikkelsen, B. Metode Penelitian Partisipatoris dan Upaya-Upaya Pemberdayaan, Terjemahan oleh Matheos Nalle, 2003. Yayasan Obor Indonesia, Jakarta.Priyonggo, A.dan Fanani, A. 2004. Kiat Sukses Membuat Proposal, Diglossia Media, Surabaya.