panduan manajemen nyeri final
TRANSCRIPT
-
8/19/2019 Panduan Manajemen Nyeri Final
1/51
Panduan
Manajemen Nyeri
RUMAH SAKIT ISLAM
SITI RAHMAH
TAHUN 2014
-
8/19/2019 Panduan Manajemen Nyeri Final
2/51
-
8/19/2019 Panduan Manajemen Nyeri Final
3/51
dan sering sekali tidak diketahui penyebabnya yang pasti.
ASESMEN NYERI
1. Anamnesis
a. Riwayat enyakit sekaran!
i. Onset nyeri: akut atau kronik, traumatik atau nontraumatik.
ii. Karakter dan derajat keparahan nyeri: nyeri tumpul, nyeri
tajam, rasa terbakar, tidak nyaman, kesemutan, neuralgia.
iii. Pola penjalaran penyebaran nyeri
i!. "urasi dan lokasi nyeri
!. #ejala lain yang menyertai misalnya kelemahan, baal,
kesemutan, mualmuntah, atau gangguan keseimbangan
kontrol motorik.
!i. $aktor yang memperberat dan memperingan
!ii. Kronisitas
!iii. %asil pemeriksaan dan penanganan nyeri sebelumnya,
termasuk respons terapi
i&. #angguan kehilangan 'ungsi akibat nyeri luka
&. Penggunaan alat bantu
&i. Perubahan 'ungsi mobilitas, kogniti', irama tidur, dan akti!itashidup dasar (activity of daily living )
&ii. *ingkirkan kemungkinan potensi emergensi pembedahan,
seperti adanya 'raktur yang tidak stabil, gejala neurologis
progresi' cepat yang berhubungan dengan sindrom kauda
ekuina.
-
8/19/2019 Panduan Manajemen Nyeri Final
4/51
". Riwayat em"eda#an $ enyakit da#u%u
&. Riwayat siko'sosia%
i. +iwayat konsumsi alkohol, merokok, atau narkotika
ii. denti'ikasi pengasuh perawat utama (primer) pasien
iii. denti'ikasi kondisi tempat tinggal pasien yang berpotensi
menimbulkan eksaserbasi nyeri
i!. Pembatasan restriksi partisipasi pasien dalam akti!itas sosial
yang berpotensi menimbulkan stres. Pertimbangkan juga
akti!itas penggantinya.
!. -asalah psikiatri (misalnya depresi, cemas, ide ingin bunuh
diri) dapat menimbulkan pengaruh negati' terhadap moti!asi
dan kooperasi pasien dengan program penanganan manajemen
nyeri ke depannya. Pada pasien dengan masalah psikiatri,
diperlukan dukungan psikoterapi psiko'armaka.
!i. idak dapat bekerjanya pasien akibat nyeri dapat menimbulkan
stres bagi pasien keluarga.
d. Riwayat ekerjaan
i. Pekerjaan yang melibatkan gerakan berulang dan rutin, seperti
mengangkat benda berat, membungkuk atau memutar/
merupakan pekerjaan tersering yang berhubungan dengan nyeri
punggung.
e. ("at'o"atan dan a%er!i
i. "a'tar obatobatan yang dikonsumsi pasien untuk mengurangi
nyeri (suatu studi menunjukkan bahwa 10 populasi di *
mengkonsumsi suplemen herbal, dan 34 mengkonsumsi
!itamin)
ii. 5antumkan juga mengenai dosis, tujuan minum obat, durasi,
e'ekti'itas, dan e'ek samping.
iii. "irekomendasikan untuk mengurangi atau memberhentikan
obatobatan dengan e'ek samping kogniti' dan 'isik.
-
8/19/2019 Panduan Manajemen Nyeri Final
5/51
). Riwayat ke%uar!a
i. 6!aluasi riwayat medis keluarga terutama penyakit genetik.
!. Asesmen sistem or!an yan! komre#ensi)
i. 6!aluasi gejala kardio!askular, psikiatri, pulmoner,
gastrointestinal, neurologi, reumatologi, genitourinaria,
endokrin, dan muskuloskeletal)
ii. #ejala konstitusional: penurunan berat badan, nyeri malam
hari, keringat malam, dan sebagainya.2
*. Asesmen nyeri
a. sesmen nyeri dapat menggunakan Numeric Rating Scale
i. ndikasi: digunakan pada pasien dewasa dan anak berusia 7 8
tahun yang dapat menggunakan angka untuk melambangkan
intensitas nyeri yang dirasakannya.
ii. nstruksi: pasien akan ditanya mengenai intensitas nyeri yang
dirasakan dan dilambangkan dengan angka antara 9 19.
• 9 ; tidak nyeri
• 1 3 ; nyeri ringan (sedikit mengganggu akti!itas sehari
hari)
• 0 4 ; nyeri sedang (gangguan nyata terhadap akti!itas
seharihari)
• < 19 ; nyeri berat (tidak dapat melakukan akti!itas
seharihari)3
Numeric Rating Scale3
-
8/19/2019 Panduan Manajemen Nyeri Final
6/51
". +on! Baker ,A-ES Pain Scale
i. ndikasi: Pada pasien (dewasa dan anak 7 3 tahun) yang tidak
dapat menggambarkan intensitas nyerinya dengan angka, gunakan
asesmen
ii. nstruksi: pasien diminta untuk menunjuk memilih gambar mana
yang paling sesuai dengan yang ia rasakan. anyakan juga lokasi
dan durasi nyeri
• 9 1 ; sangat bahagia karena tidak merasa nyeri sama
sekali
• 2 3 ; sedikit nyeri
• 0 = ; cukup nyeri
• 4 < ; lumayan nyeri
• > 8 ; sangat nyeri
• 19 ; amat sangat nyeri (tak tertahankan)
+on! Baker ,A-ES Pain Scale4
&. COMFORT scale
i. ndikasi: pasien bayi, anak, dan dewasa di ruang rawat intensi'
kamar operasi ruang rawat inap yang tidak dapat dinilai
menggunakan Numeric Rating Scale Wong-Baker A!"S Pain
Scale#
ii. nstruksi: terdapat 8 kategori dengan setiap kategori memiliki skor
1=, dengan skor total antara 8 0=.
• Kewaspadaan
• Ketenangan
• "istress pernapasan
• -enangis
-
8/19/2019 Panduan Manajemen Nyeri Final
7/51
• Pergerakan
• onus otot
• egangan wajah
• ekanan darah basal
• "enyut jantung basal
K6#O+ *KO+
N##?@KA
Kewaspadaan
1 tidur pulas nyenyak
2 tidur kurang nyenyak
3 gelisah0 sadar sepenuhnya dan waspada
= hi$er alert
Ketenangan
1 tenang
2 agak cemas
3 cemas
0 sangat cemas
= panic
"istress pernapasan
1 tidak ada respirasi spontan dan tidak
ada batuk
2 respirasi spontan dengan sedikit
tidak ada
respons terhadap !entilasi
3 kadangkadang batuk atau
terdapat tahanan
terhadap !entilasi
0 sering batuk, terdapat tahanan
perlawanan
terhadap !entilator
= melawan secara akti' terhadap
!entilator, batuk
terusmenerus tersedak
-enangis 1 bernapas dengan tenang, tidak
menangis
2 terisakisak
3 meraung
0 menangis
-
8/19/2019 Panduan Manajemen Nyeri Final
8/51
= berteriak
Pergerakan
1 tidak ada pergerakan
2 kadangBkadang bergerak perlahan
3 sering bergerak perlahan
0 pergerakan akti' gelisah
= pergrakan akti' termasuk badan dan
kepala
onus otot
1 otot relaks sepenuhnya, tidak ada
tonus otot
2 penurunan tonus otot
3 tonus otot normal
0 peningkatan tonus otot dan 'leksi jari
tangan dan
kaki
= kekakuan otot ekstrim dan 'leksi
jari tangan dan
kaki
egangan wajah
1 otot wajah relaks sepenuhnya
2 tonus otot wajah normal, tidak
terlihat tegangan otot wajah yang nyata
3 tegangan beberapa otot wajah terlihat
nyata
0 tegangan hampir di seluruh otot wajah
= seluruh otot wajah tegang, meringis
ekanan darah basal 1 tekanan darah di bawah batas normal
2 tekanan darah berada di batas
normal secara
konsisten
3 peningkatan tekanan darah sesekali
C1= di atas
batas normal (13 kali dalam
obser!asi selama 2
menit)
0 seringnya peningkatan tekanan darah
C1= di atas
-
8/19/2019 Panduan Manajemen Nyeri Final
9/51
batas normal (73 kali dalam obser!asi
selama 2
menit)
= peningkatan tekanan darah
terusmenerus C1=
"enyut jantung basal
1 denyut jantung di bawah batas normal
2 denyut jantung berada di batas
normal secara
konsisten
3 peningkatan denyut jantung sesekali
C1= di atas
batas normal (13 kali dalam obser!asi
selama 2
menit)0 seringnya peningkatan denyut
jantung C1= di
atas batas normal (73 kali dalam
obser!asi selama
2 menit)
= peningkatan denyut jantung
terusmenerus C1=
Skor tota%
-
8/19/2019 Panduan Manajemen Nyeri Final
10/51
d. Pada pasien dalam pengaruh obat anestesi atau dalam kondisi sedasi
sedang, asesmen dan penanganan nyeri dilakukan saat pasien
menunjukkan respon berupa ekspresi tubuh atau !erbal akan rasa nyeri.
e. Asesmen u%an! nyeri: dilakukan pada pasien yang dirawat lebih dari
beberapa jam dan menunjukkan adanya rasa nyeri, sebagai berikut:
i. ?akukan asesmen nyeri yang komprensi' setiap kali melakukan
pemeriksaan 'isik pada pasien
ii. "ilakukan pada: pasien yang mengeluh nyeri, 1 jam setelah
tatalaksana nyeri, setiap empat jam (pada pasien yang sadar
bangun), pasien yang menjalani prosedur menyakitkan, sebelum
trans'er pasien, dan sebelum pasien pulang dari rumah sakit.
iii. Pada pasien yang mengalami nyeri kardiak (jantung), lakukanasesmen ulang setiap = menit setelah pemberian nitrat atau obat
obat intra!ena
i!. Pada nyeri akut kronik, lakukan asesmen ulang tiap 39 menit 1
jam setelah pemberian obat nyeri.4
'. "erajat nyeri yang meningkat hebat secara tibatiba, terutama bila sampai
menimbulkan perubahan tanda !ital, merupakan tanda adanya diagnosis
medis atau bedah yang baru (misalnya komplikasi pascapembedahan,
nyeri neuropatik).
3. Pemeriksaan ,isik
a. Pemeriksaan umum
i. anda !ital: tekanan darah, nadi, pernapasan, suhu tubuh
ii. Akurlah berat badan dan tinggi badan pasien
iii. Periksa apakah terdapat lesi luka di kulit seperti jaringan parut
akibat operasi, hiperpigmentasi, ulserasi, tanda bekas jarum
suntik
i!. Perhatikan juga adanya ketidaksegarisan tulang
(malalignment ), atro'i otot, 'asikulasi, diskolorasi, dan edema.
-
8/19/2019 Panduan Manajemen Nyeri Final
11/51
". Status menta%
i. Nilai orientasi pasien
ii. Nilai kemampuan mengingat jangka panjang, pendek, dan
segera.
iii. Nilai kemampuan kogniti'
i!. Nilai kondisi emosional pasien, termasuk gejalagejala depresi,
tidak ada harapan, atau cemas.
&. Pemeriksaan sendi
i. *elalu periksa kedua sisi untuk menilai kesimetrisan
ii. Nilai dan catat pergerakan akti' semua sendi, perhatikan adanya
keterbatasan gerak, diskinesis, raut wajah meringis, atau
asimetris.
iii. Nilai dan catat pergerakan pasi' dari sendi yang terlihat
abnormal dikeluhkan oleh pasien (saat menilai pergerakan
akti'). Perhatikan adanya limitasi gerak, raut wajah meringis,
atau asimetris.
i!. Palpasi setiap sendi untuk menilai adanya nyeri
!. Pemeriksaan stabilitas sendi untuk mengidenti'ikasi adanya
cedera ligamen.
d. Pemeriksaan motorik
i. Nilai dan catat kekuatan motorik pasien dengan menggunakan
kriteria di bawah ini.
erajat e)inisi
/ 0
0
3 0
* 0
1 0
2 0
idak terdapat keterbatasan gerak, mampu melawan tahanan kuat
-ampu melawan tahanan ringan
-ampu bergerak melawan gra!itasi
-ampu bergerak bergeser ke kiri dan kanan tetapi tidak mampu
melawan gra!itasi
erdapat kontraksi otot (inspeksi palpasi), tidak menghasilkan
pergerakan
idak terdapat kontraksi otot
-
8/19/2019 Panduan Manajemen Nyeri Final
12/51
e. Pemeriksaan sensorik
i. ?akukan pemeriksaan: sentuhan ringan, nyeri (tusukan jarum
$in $rick ), getaran, dan suhu.
). Pemeriksaan neuro%o!is %ainnya
i. 6!aluasi ner!us kranial D, terutama jika pasien mengeluh
nyeri wajah atau ser!ikal dan sakit kepala
ii. Periksa re'leks otot, nilai adanya asimetris dan klonus. Antuk
mencetuskan klonus membutuhkan kontraksi 7 0 otot.
Re)%eks
Bises
Brakioradia%is
Trises
Tendon ate%%a
Se!men sina%
5=
54
5<
?0
amstrin! media%
Ai%%es
?=
*1
iii. Nilai adanya re'leks Eabinski dan %o''man (hasil positi'
menunjukkan lesi u$$er motor neuron)
i!. Nilai gaya berjalan pasien dan identi'ikasi de'isit serebelum
dengan melakukan tes dismetrik (tes pergerakan jarikehidung,
pergerakan tumitketibia), tes disdiadokokinesia, dan tes
keseimbangan (+omberg dan +omberg modi'ikasi).
!. Pemeriksaan k#usus
i. erdapat = tanda nonorganik pada pasien dengan gejala nyeri
tetapi tidak ditemukan etiologi secara anatomi. Pada beberapa
pasien dengan = tanda ini ditemukan mengalami
hipokondriasis, histeria, dan depresi.
ii. Kelima tanda ini adalah:
• "istribusi nyeri super'isial atau nonanatomik
• #angguan sensorik atau motorik nonanatomik
-
8/19/2019 Panduan Manajemen Nyeri Final
13/51
• Ferbalisasi berlebihan akan nyeri (o!erreakti')
• +eaksi nyeri yang berlebihan saat menjalani tes
pemeriksaan nyeri.
•
Keluhan akan nyeri yang tidak konsisten (berpindah pindah) saat gerakan yang sama dilakukan pada posisi
yang berbeda (distraksi)
. Pemeriksaan E%ektromio!ra)i 4EMG5
a. -embantu mencari penyebab nyeri akut kronik pasien
b. -engidenti'ikasi area persara'an cedera otot 'okal atau di'us yang
terkena
c. -engidenti'ikasi atau menyingkirkan kemungkinan yang berhubungan
dengan rehabilitasi, injeksi, pembedahan, atau terapi obat.
d. -embantu menegakkan diagnosis
e. Pemeriksaan serial membantu pemantauan pemulihan pasien dan
respons terhadap terapi
'. ndikasi: kecurigaan sara' terjepit, mono polineuropati, radikulopati.
/. Pemeriksaan sensorik kuantitati)
a. Pemeriksaan sensorik mekanik (tidak nyeri): getaran
b. Pemeriksaan sensorik mekanik (nyeri): tusukan jarum, tekanan
c. Pemeriksaan sensasi suhu (dingin, hangat, panas)
d. Pemeriksaan sensasi persepsi
6. Pemeriksaan radio%o!i
a. Indikasi0
i. pasien nyeri dengan kecurigaan penyakit degenerati' tulang
belakang
ii. pasien dengan kecurigaan adanya neoplasma, in'eksi tulang
belakang, penyakit in'lamatorik, dan penyakit !ascular.
iii. Pasien dengan de'isit neurologis motorik, kolon, kandung
kemih, atau ereksi.
i!. Pasien dengan riwayat pembedahan tulang belakang
-
8/19/2019 Panduan Manajemen Nyeri Final
14/51
!. #ejala nyeri yang menetap 7 0 minggu
b. Pemi%i#an emeriksaan radio%o!i: bergantung pada lokasi dan
karakteristik nyeri.
i. $oto polos: untuk skrining inisial pada tulang belakang ('raktur,
ketidaksegarisan !ertebra, spondilolistesis, spondilolisis,
neoplasma)
ii. -+: gold standard dalam menge!aluasi tulang belakang
(herniasi diskus, stenosis spinal, osteomyelitis, in'eksi ruang
diskus, keganasan, kompresi tulang belakang, in'eksi)
iii. 5scan: e!aluasi trauma tulang belakang, herniasi diskus,
stenosis spinal.
i!. +adionuklida %one-scan: sangat bagus dalam mendeteksi
perubahan metabolisme tulang (mendeteksi osteomyelitis dini,
'raktur kompresi yang kecilminimal, keganasan primer,
metastasis tulang)
7. Asesmen siko%o!i
a. Nilai mood pasien, apakah dalam kondisi cemas, ketakutan, depresi.
b. Nilai adanya gangguan tidur, masalah terkait pekerjaan
c. Nilai adanya dukungan sosial, interaksi sosial
,ARMA8(9(GI (BAT ANA9GESI8
1. 9idokain teme% 4 Lidocaine patch5 /:
a. Eerisi lidokain = (
-
8/19/2019 Panduan Manajemen Nyeri Final
15/51
). "osis dan cara penggunaan: dapat memakai hingga 3 $atches di area
yang paling nyeri (kulit harus intak, tidak boleh ada luka terbuka),
dipakai selama G12 jam dalam periode 20 jam.
*. Eutectic Mixture o Local !nesthetics "EML!#
a. -engandung lidokain 2,= dan prilokain 2,=
". ndikasi: anestesi topical yang diaplikasikan pada kulit yang intak dan
pada membrane mukosa genital untuk pembedahan minor super'isial
dan sebagai premedikasi untuk anestesi in'iltrasi.
&. -ekanisme kerja: e'ek anestesi (baal) dengan memblok total kanal
natrium sara' sensorik.
d. Onset kerjanya bergantung pada jumlah krim yang diberikan. 6'ek
anesthesia lokal pada kulit bertahan selama 23 jam dengan ditutupi
kassa oklusi' dan menetap selama 12 jam setelah kassa dilepas.
e. Kontraindikasi: methemoglobinemia idiopatik atau kongenital.
). "osis dan cara penggunaan: oleskan krim 6-? dengan tebal pada
kulit dan tutuplah dengan kassa oklusi'.
3. Parasetamo%
a. 6'ek analgesik untuk nyeri ringansedang dan antipiretik. "apat
dikombinasikan dengan opioid untuk memperoleh e'ek anelgesik yang
lebih besar.
b. "osis: 19 mgkgEEkali dengan pemberian 30 kali sehari. Antuk
dewasa dapat diberikan dosis 30 kali =99 mg perhari.
. ("at Anti'In)%amasi Non'Steroid 4(AINS5
a. 6'ek analgesik pada nyeri akut dan kronik dengan intensitas ringan
sedang, antipiretik
". Kontraindikasi: pasien dengan riad $ranklin (polip hidung,
angioedema, dan urtikaria) karena sering terjadi reaksi ana'ilaktoid.
&. 6'ek samping: gastrointestinal (erosi ulkus gaster), dis'ungsi renal,
peningkatan enHim hati.
d. Ketorolak:
-
8/19/2019 Panduan Manajemen Nyeri Final
16/51
-
8/19/2019 Panduan Manajemen Nyeri Final
17/51
-
8/19/2019 Panduan Manajemen Nyeri Final
18/51
itrasi 14hari 0 & 2=mg
selama 3 hari
• 2 & 2=mg selama 3 hari.
• Naikkan menjadi 3 & 2=mg
selama 3
hari.
• Naikkan menjadi 0 & 2=mg
selama 3hari.
• Naikkan menjadi 2 & =9mg
dan 2 &
2=mg selama 3 hari.
• Naikkan menjadi 0 & =9mg.
• "apat dinaikkan sampai
tercapai e'ek
analgesik yang diinginkan.
• ?anjut usia
• +isiko jatuh
• *ensiti!itas
medikasi
12. (ioid
a. -erupakan analgesik poten (tergantungdosis) dan e'eknya dapat
ditiadakan oleh nalokson.
b. 5ontoh opioid yang sering digunakan: mor'in, su'entanil, meperidin.
c. "osis opioid disesuaikan pada setiap indi!idu, gunakanlah titrasi.
d. diksi terhadap opioid sangat jarang terjadi bila digunakan untuk
penatalaksanaan nyeri akut.
e. 6'ek samping:
i. "epresi pernapasan, dapat terjadi pada:
• O!erdosis : pemberian dosis besar, akumulasi akibat
pemberian secara in'us, o$ioid long acting
• Pemberian sedasi bersamaan (benHodiaHepin,
antihistamin, antiemetik tertentu)
• danya kondisi tertentu: gangguan elektrolit,
hipo!olemia, uremia, gangguan respirasi dan
peningkatan tekanan intrakranial.
• &%structive slee$ a$noes atau obstruksi jalan na'as
intermiten
ii. *edasi: adalah indikator yang baik untuk dan dipantau dengan
menggunakan skor sedasi, yaitu
-
8/19/2019 Panduan Manajemen Nyeri Final
19/51
9 ; sadar penuh
1 ; sedasi ringan, kadang mengantuk, mudah
dibangunkan
2 ; sedasi sedang, sering secara konstan
mengantuk, mudah dibangunkan
3 ; sedasi berat, somnolen, sukar dibangunkan
* ; tidur normal
iii. *istem *ara' Pusat:
• 6u'oria, halusinasi, miosis, kekakukan otot
• Pemakai -O : pemberian petidin dapat menimbulkan
koma
i!. oksisitas metabolit
• Petidin (norpetidin) menimbulkan tremor, t'itching ,
mioklonus multi'okal, kejang
• Petidin tidak boleh digunakan lebih dari
-
8/19/2019 Panduan Manajemen Nyeri Final
20/51
Per"andin!an ("at'("atan Anti'Emetik
8ate!ori Metok%oramid"roperidol
butiro'enon(ndansetron
ProklorperaHi
n 'enotiaHin
"urasi (jam) 004 (dosis rendah)
20 (dosis tinggi)
>20 4
6'ek samping:
• 6kstrapiramidal
• ntikolinergik
• sedasi
"osis (mg)
$rekuensi
Jalur pemberian
19
iap 04 jam
Oral, F, -
9,2=9,=
iap 04 jam
F, -
0
iap 12 jam
Oral, F
12,=
iap 4> jam
Oral, -
'. Pemberian Oral:
i. sama e'ekti'nya dnegan pemberian parenteral pada dosis yang
sesuai.
ii. "igunakan segera setelah pasien dapat mentoleransi medikasi
oral.
g. njeksi intramuscular:i. merupakan rute parenteral standar yang sering digunakan.
ii. Namun, injeksi menimbulkan nyeri dan e'ekti'itas
penyerapannya tidak dapat diandalkan.
iii. indari pemberian !ia intramuscular sebisa mungkin.
h. njeksi subkutan
i. njeksi intra!ena:
i. Pilihan perenteral utama setelah pembedahan major.
ii. "apat digunakan sebagai bolus atau pemberian terusmenerus
(melalui in'us).
iii. erdapat risiko depresi pernapasan pada pemberian yang tidak
sesuai dosis.
j. njeksi supraspinal:
i. ?okasi mikroinjeksi terbaik: mesence$halic $eriaueductal
gray (PA)#
ii. -ekanisme kerja: memblok respons nosisepti' di otak.
-
8/19/2019 Panduan Manajemen Nyeri Final
21/51
iii. Opioid intraserebro!entrikular digunakan sebagai pereda nyeri
pada pasien kanker.
k. njeksi spinal (epidural, intratekal):
i. *ecara selekti' mengurangi keluarnya neurotransmitter di
neuron kornu dorsalis spinal.
ii. *angat e'ekti' sebagai analgesik.
iii. %arus dipantau dengan ketat
l. njeksi Peri'er
i. Pemberian opioid secara langsung ke sara' peri'er
menimbulkan e'ek anestesi lokal (pada konsentrasi tinggi).
ii. *ering digunakan pada: sendi lutut yang mengalami in'lamasi2
MANA>EMEN NYERI A8?T1. Nyeri akut merupakan nyeri yang terjadi G 4 minggu.
2. ?akukan asesmen nyeri: mulai dari anamnesis hingga pemeriksaan penunjang.
3. entukan mekanisme nyeri:
a. Nyeri somatik0
i. "iakibatkan adanya kerusakan jaringan yang menyebabkan
pelepasan Hat kima dari sel yang cedera dan memediasi
in'lamasi dan nyeri melalui nosiseptor kulit.
ii. Karakteristik: onset cepat, terlokalisasi dengan baik, dan nyeri
bersi'at tajam, menusuk, atau seperti ditikam.
iii. 5ontoh: nyeri akibat laserasi, s$rain, 'raktur, dislokasi.
b. Nyeri ;is&era%0
i. Nosiseptor !isceral lebih setikit dibandingkan somatic,
sehingga jika terstimulasi akan menimbulkan nyeri yang
kurang bisa dilokalisasi, bersi'at di'us, tumpul, seperti ditekan
benda berat.
ii. Penyebab: iskeminekrosis, in'lamasi, peregangan ligament,
spasme otot polos, distensi organ berongga lumen.
iii. Eiasanya disertai dengan gejala otonom, seperti mual, muntah,
hipotensi, bradikardia, berkeringat.
-
8/19/2019 Panduan Manajemen Nyeri Final
22/51
c. Nyeri neuroatik0
i. Eerasal dari cedera jaringan sara'
ii. *i'at nyeri: rasa terbakar, nyeri menjalar, kesemutan, alodinia
(nyeri saat disentuh), hiperalgesia.
iii. #ejala nyeri biasanya dialami pada bagian distal dari tempat
cedera (sementara pada nyeri nosisepti', nyeri dialami pada
tempat cederanya)
i!. Eiasanya diderita oleh pasien dengan diabetes, multi$le
sclerosis, herniasi diskus, "*, pasien yang menjalani
kemoterapi radioterapi.
0. atalaksana sesuai mekanisme nyerinya.<
a. $armakologi: !unakan Step$Ladder %&O
i. ON* e'ekti' untuk nyeri ringansedang, opioid e'ekti' untuk
nyeri sedangberat.
ii. -ulailah dengan pemberian ON* opioid lemah (langkah 1
dan 2) dnegan pemberian intermiten ( $ro re nata prn) opioid
kuat yang disesuaikan dengan kebutuhan pasien.
iii. Jika langkah 1 dan 2 kurang e'ekti' nyeri menjadi sedang
berat, dapat ditingkatkan menjadi %an!ka# 3 (ganti dengan
opioid kuat dan prn analgesik dalam kurun waktu 20 jam
setelah langkah 1).
i!. Penggunaan opioid harus dititrasi. Opioid standar yang sering
digunakan adalah mor'in, kodein.
!. Jika pasien memiliki kontraindikasi absolut ON*, dapat
diberikan opioid ringan.
!i. Jika 'ase nyeri akut pasien telah terlewati, lakukan pengurangan
dosis secara bertahap
• ntra!ena: antikon!ulsan, ketamine, ON*, opioid
• Oral: antikon!ulsan, antidepresan, antihistamin,
an&iolytic, kortikosteroid, anestesi lokal, ON*,
opioid, tramadol.
-
8/19/2019 Panduan Manajemen Nyeri Final
23/51
• +ektal (supositoria): parasetamol, aspirin, opioid,
'enotiaHin
• opical: lidokain patch, 6-?
•
*ubkutan: opioid, anestesi lokal<
3$Step %&O !nalgesic Ladder '
LKeterangan:
• $atch 'entanyl tidak boleh digunakan untuk nyeri akut karena tidak sesuai
indikasi dan onset kerjanya lama.
• Antuk nyeri kronik: pertimbangkan pemberian terapi analgesik adju!ant
(misalnya amitriptilin, gabapentin).
Lstilah:
• N*": non-steroidal anti-inflammatory drug
• *+: slo' release
• P+N: when reMuired
-
8/19/2019 Panduan Manajemen Nyeri Final
24/51
!ii. Eerikut adalah algoritma pemberian opioid intermiten (prn)
intra!ena untuk nyeri akut, dengan syarat:
• %anya digunakan oleh sta' yang telah mendapat
instruksi
• idak sesuai untuk pemberian analgesik secara rutin di
ruang rawat inap biasa
• 6'ek puncak dari dosis intra!ena dapat terjadi selama 1=
menit sehingga semua pasien harus diobser!asi dengan
ketat selama 'ase ini.
-
8/19/2019 Panduan Manajemen Nyeri Final
25/51
A%!oritma Pem"erian (ioid Intermiten Intra;ena untuk Nyeri Akut
Apakah pasien nyerisedang/berat?
ya
tidak
tidak
Observasi rutin
• Saat dosis telah diberikan, lakukanmonitor setiap 5 menit selamaminimal 20 menit.
• Tunggu hingga 0 menit daripemberian dosis terakhir sebelummengulangi siklus.
• !okter mungkin perlu untukmeresepkan dosis ulangan
"a, tetapitelahdiberikan
Observasi rutindosis total
tidak
ya
Apakah diresepkan opioid #$?
ya
Siapkan %a&l ATA?
ya
•
•
•
•
•
•
'inta untuk diresepkan
(unakan spuit )0mlAmbil )0mg mor*n sul+atdan ampur dengan %a&l0,- hingga )0ml )mg/ml1erikan label pada spuit
(unakan spuit )0ml
Ambil )00mg petidin danampur dengan %a&l 0,-hingga )0ml )0mg/ml
1erikan label pada spuit
%yeri Skor sedasi 0 atau)?
ya
eepatanpernapasan3 4 kali/menit?
ya
tidak
• 'inta saran ke dokter senior• Tunda dosis hingga skor sedasi 2dan
keepatan pernapasan 3 4kali/menit.
• 6ertimbangkan nalokson #$ )00ug
Tunggu selama
5 menit
Tekanan darah sistolik7 )00 mm8g?9
ya
:sia pasien ;0 tahun?
ya
tidak
tidak
'inta saran
•
-
8/19/2019 Panduan Manajemen Nyeri Final
26/51
* ; tidur normal
#unakan tabel obatobatan antiemetic (jika diperlukan)
eruskan penggunaan ON* F jika diresepkan bersama dengan opioid.
!iii. Manajemen e)ek samin!0
• oioid
− -ual dan muntah: antiemetic
− Konstipasi: berikan stimulant buang air besar,
hindari laksati' yang mengandung serat karena
dapat menyebabkan produksi gaskembung
kram perut.− #atal: pertimbangkan untuk mengganti opioid
jenis lain, dapat juga menggunakan antihistamin.
− -ioklonus: pertimbangkan untuk mengganti
opioid, atau berikan benHodiaHepine untuk
mengatasi mioklonus.
− "epresi pernapasan akibat opioid: berikan
nalokson (campur 9,0mg nalokson dengan Na5l
9,8 sehingga total !olume mencapai 19ml).
Eerikan 9,92 mg (9,=ml) bolus setiap menit
hingga kecepatan pernapasan meningkat. "apat
diulang jika pasien mendapat terapi opioid
jangka panjang.
• (AINS:
− #angguan gastrointestinal: berikan PP ($roton
$um$ inhi%itor)
− Perdarahan akibat dis'ungsi platelet:
pertimbangkan untuk mengganti ON* yang
tidak memiliki e'ek terhadap agregasi platelet.
b. Pembedahan: injeksi epidural, supraspinal, in'iltrasi anestesi lokal di
tempat nyeri.
-
8/19/2019 Panduan Manajemen Nyeri Final
27/51
c. Non'armakologi:
i. Olah raga
ii. mobilisasi
iii. Pijat
i!. +elaksasi
!. *timulasi sara' transkutan elektrik >
/. ,o%%ow'u $ asesmen u%an!
a. sesmen ulang sebaiknya dilakukan dengan inter!al yang teratur.
b. Panduan umum:
i. Pemberian parenteral: 39 menit
ii. Pemberian oral: 49 menit
iii. nter!ensi non'armakologi: 3949 menit.
6. Pen&e!a#an
a. 6dukasi pasien:
i. Eerikan in'ormasi mengenai kondisi dan penyakit pasien, serta
tatalaksananya.
ii. "iskusikan tujuan dari manajemen nyeri dan man'aatnya untuk
pasien
iii. Eeritahukan bahwa pasien dapat mengubungi tim medis jika
memiliki pertanyaan ingin berkonsultasi mengenai
kondisinya.
i!. Pasien dan keluarga ikut dilibatkan dalam menyusun
manajemen nyeri (termasuk penjadwalan medikasi, pemilihan
analgesik, dan jadwal control).
b. Kepatuhan pasien dalam menjalani manajemen nyeri dengan baik
7. Medikasi saat asien u%an!
a. Pasien dipulangkan segera setelah nyeri dapat teratasi dan dapat
berakti!itas seperti biasa normal.
b. Pemilihan medikasi analgesik bergantung pada kondisi pasien.
>. Eerikut adalah algoritma asesmen dan manajemen nyeri akut:
-
8/19/2019 Panduan Manajemen Nyeri Final
28/51
Nyeri somati&
%yeri bersi+at taam,menusuk, terlokalisir, seperti
ditikam
A%!oritma Asesmen Nyeri Akut7
6asien mengeluh nyeri
Anamnesis dan
pemeriksaan *sik
Asesmen nyeri
Apakah etiologi nyeri
bersi+at reversibel?
tidak
Apakah nyeri berlangsung
3@ minggu?
tidak
Tentukan mekanisme nyeri
pasien
dapat mengalami 3 ) enisnyeri
Nyeri ;isera%
%yeri bersi+at di+us, seperti
ditekan benda berat, nyeritumpul
ya
ya
6rioritas utama identi*kasi
dan atasi etiologi nyeri
• Bihat manaemen nyerikronik.
• 6ertimbangkan untukmeruuk ke spesialis yangsesuai
Nyeri neuroatik
%yeri bersi+at menalar, rasaterbakar, kesemutan, tidak
spesi*k.
-
8/19/2019 Panduan Manajemen Nyeri Final
29/51
Nyeri somati&
• 6arasetamol• !old $acks
• ortikosteroid
• Anestesi lokal topial /
in*ltrasi• OA#%S• Opioid• Stimulasi taktil
A%!oritma Manajemen Nyeri Akut7
Nyeri ;isera%
• ortikosteroid• Anestesi lokal intraspinal• OA#%S
• Opioid
Nyeri neuroatik
• Antikonvulsan• ortikosteroid• 1lok neuron
• OA#%S
• Opioid• Antidepresan trisiklik
amitriptilin
• Bihatmanaemen
nyeri kronik.
• 6ertimbangkanuntuk meruukkespesialis yang
sesuai
embali ke kotakCtentukan
mekanismenyeriD
6ilih alternati+ terapiyang lainnya
tidak
ya
Apakah nyeri
3 @ minggu?
ya
'ekanisme
nyeri sesuai?tidak
Pen&e!a#an
• Edukasi pasien
• Terapi +armakologi• onsultasi ika perlu
• 6rosedur pembedahan• %on>+armakologi
tidak
Analgesik adekuat?
ya
E+ek sampingpengobatan?
tidak
FolloG>up /
nilai ulang
ya'anaemen
e+ek samping
-
8/19/2019 Panduan Manajemen Nyeri Final
30/51
MANA>EMEN NYERI 8R(NI8
1. ?akukan asesmen nyeri:
a. anamnesis dan pemeriksaan 'isik (karakteristik nyeri, riwayat
manajemen nyeri sebelumnya)
b. pemeriksaan penunjang: radiologi
c. asesmen 'ungsional:
i. nilai akti!itas hidup dasar ("?), identi'ikasi kecacatan
disabilitas
ii. buatlah tujuan 'ungsional spesi'ik dan rencana perawatan
pasien
iii. nilai e'ekti'itas rencana perawatan dan manajemen pengobatan
2. tentukan mekanisme nyeri:
a. manajemen bergantung pada jenis klasi'ikasi nyerinya.
b. Pasien sering mengalami 7 1 jenis nyeri.
c. erbagi menjadi 0 jenis:
i. Nyeri neuroatik0
• disebabkan oleh kerusakan dis'ungsi sistem
somatosensorik.
• 5ontoh: neuropati "-, neuralgia trigeminal, neuralgia
pascaherpetik.
• Karakteristik: nyeri persisten, rasa terbakar, terdapat
penjalaran nyeri sesuai dengan persara'annya, baal,
kesemutan, alodinia.
• $ibromyalgia: gatal, kaku, dan nyeri yang di'us pada
musculoskeletal (bahu, ekstremitas), nyeri berlangsung
selama 7 3bulan
ii. Nyeri otot: tersering adalah nyeri mio'asial
• mengenai otot leher, bahu, lengan, punggung bawah,
panggul, dan ekstremitas bawah.
• Nyeri dirasakan akibat dis'ungsi pada 1lebih jenis otot,
berakibat kelemahan, keterbatasan gerak.
-
8/19/2019 Panduan Manajemen Nyeri Final
31/51
• Eiasanya muncul akibat akti!itas pekerjaan yang
repetiti!e.
• atalaksana: mengembalikan 'ungsi otot dengan
'isioterapi, identi'ikasi dan manajemen 'aktor yang
memperberat (postur, gerakan repetiti!e, 'aktor
pekerjaan)
iii. Nyeri in)%amasi (dikenal juga dengan istilah nyeri nosisepti'):
• 5ontoh: artritis, in'eksi, cedera jaringan (luka), nyeri
pascaoperasi
• Karakteristik: pembengkakan, kemerahan, panas pada
tempat nyeri. erdapat riwayat cedera luka.
• atalaksana: manajemen proses in'lamasi dengan
antibiotic antirematik, ON*, kortikosteroid.
i;. Nyeri mekanis $ komresi0
• "iperberat dengan akti!itas, dan nyeri berkurang
dengan istirahat.
• 5ontoh: nyeri punggung dan leher (berkaitan dengan
strainsprain ligamentotot), degenerasi diskus,
osteoporosis dengan 'raktur kompresi, 'raktur.
• -erupakan nyeri nosisepti'
• atalaksana: beberapa memerlukan dekompresi atau
stabilisasi.
3. Nyeri kronik: nyeri yang persisten berlangsung 7 4 minggu
. Asesmen %ainnya0
a. sesmen psikologi: nilai apakah pasien mempunyai masalah psikiatri
(depresi, cemas, riwayat penyalahgunaan obatobatan, riwayat
penganiayaan secara seksual'isik.!erbal, gangguan tidur)
b. -asalah pekerjaan dan disabilitas
c. $aktor yang mempengaruhi:
-
8/19/2019 Panduan Manajemen Nyeri Final
32/51
i. Kebiasaan akan postur leher dan kepala yang buruk
ii. Penyakit lain yang memperburuk memicu nyeri kronik pasien
d. %ambatan terhadap tatalaksana:
i. %ambatan komunikasi bahasa
ii. $aktor 'inansial
iii. +endahnya moti!asi dan jarak yang jauh terhadap 'asilitas
kesehatan
i!. Kepatuhan pasien yang buruk
!. Kurangnya dukungan dari keluarga dan teman
/. Manajemen nyeri kronik
a. Prinsip le!el 1:
i. Euatlah rencana perawatan tertulis secara komprehensi' (buat
tujuan, perbaiki tidur, tingkatkan akti!itas 'isik, manajemen
stress, kurangi nyeri).
Eerikut adalah 'ormulir rencana perawatan pasien dengan nyeri
kronik:
-
8/19/2019 Panduan Manajemen Nyeri Final
33/51
1. Tetakan tujuan
Ren&ana Perawatan Pasien Nyeri 8ronik
Perbaiki skor kemampuan 'ungsional ("?) menjadi: pada tanggal:
Kembali ke akti!itas spesi'ik, hobi, olahraga pada tanggal:
a.
b.
c.
Kembali ke kerja terbatas atau kerja normal pada tanggal:
*. Per"aikan tidur 4goal: jammalam, saat ini: jammalam)
kuti rencana tidur dasara. %indari ka'ein dan tidur siang, relaksasi sebeum tidur, pergi tidur pada jam yang
ditentukan
#unakan medikasi saat mau tidura.
b. c.
3. Tin!katkan akti;itas )isikkuti 'isioterapi ( hariminggu )
*elesaikan peregangan harian ( kalihari, selama menit)
*elesaikan latihan aerobic staminaa. Eerjalan ( kalihari, selama menit)
b. readmill, bersepeda, mendayung ( kaliminggu, selama menit)c. #oal denyut jantung yang ditargetkan dengan latihan kalimenit
Penguatana. 6lastic, angkat beban ( menithari, hariminggu)
0. Manajemen stress da'tar penyebab stress utama nter!ensi 'ormal (konseling, kelompok terapi)
a. ?atihan harian dengan teknik relaksasi, meditasi, yoga, dan sebagainya
a. b.
-edikasia.
b.
=. 8uran!i nyeri 4le!el nyeri terbaik minggu lalu: 19, le!el nyeri terburuk minggu lalu: 19)atalaksana nonmedikamentosa
a. "inginpanas b.
-edikasia.
b. c. d.
erapi lainnya:
Nama "okter: anggal:
-
8/19/2019 Panduan Manajemen Nyeri Final
34/51
ii. Pasien harus berpartisipasi dalam program latihan untuk
meningkatkan 'ungsi
iii. "okter dapat mempertimbangkan endekatan eri%aku
ko!niti) dengan restorasi 'ungsi untuk membantu mengurangi
nyeri dan meningkatkan 'ungsi.
• Eeritahukan kepada pasien bahwa nyeri kronik adalah
masalah yang rumit dan kompleks. atalaksana sering
mencakup manajemen stress, latihan 'isik, terapi
relaksasi, dan sebagainya
• Eeritahukan pasien bahwa 'ocus dokter adalah
manajemen nyerinya
• jaklah pasien untuk berpartisipasi akti' dalam
manajemen nyeri
• Eerikan medikasi nyeri yang teratur dan terkontrol
• Jadwalkan control pasien secara rutin, jangan biarkan
penjadwalan untuk control dipengaruhi oleh
peningkatan le!el nyeri pasien.
• Eekerjasama dengan keluarga untuk memberikan
dukungan kepada pasien
• Eantulah pasien agar dapat kembali bekerja secara
bertahap
• tasi keengganan pasien untuk bergerak karena takut
nyeri.
i!. -anajemen psikososial (atasi depresi, kecemasan, ketakutan
pasien)
b. Manajemen %e;e% 1: menggunakan pendekatan standar dalam
penatalaksanaan nyeri kronik termasuk 'armakologi, inter!ensi, non
'armakologi, dan tetapi pelengkap tambahan.
i. Nyeri Neuroatik
• tasi penyebab yang mendasari timbulnya nyeri:
− 5ontrol gula darah pada pasien "-
-
8/19/2019 Panduan Manajemen Nyeri Final
35/51
− Pembedahan, kemoterapi, radioterapi untuk
pasien tumor dengan kompresi sara'
− 5ontrol in'eksi (antibiotic)
•
erapi simptomatik:− antidepresan trisiklik (amitriptilin)
− antikon!ulsan: gabapentin, karbamaHepin
− obat topical (lidocaine patch =, krim anestesi)
− ON*, kortikosteroid, opioid
− anestesi regional: blok simpatik, blok epidural
intratekal, in'us epidural intratekal
−
terapi berbasisstimulasi: akupuntur, stimulasispinal, pijat
− rehabilitasi 'isik: bidai, manipulasi, alat bantu,
latihan mobilisasi, metode ergonomis
− prosedur ablasi: kordomiotomi, ablasi sara'
dengan radio'rekuensi
− terapi lainnya: hypnosis, terapi relaksasi
(mengurangi tegangan otot dan toleransi
terhadap nyeri), terapi perilaku kogniti'
(mengurangi perasaan terancam atau tidak
nyaman karena nyeri kronis)
ii. nyeri otot
• lakukan skrining terhadap patologi medis yang serius,
'aktor psikososial yang dapat menghambat pemulihan
• berikan program latihan secara bertahap, dimulai dari
latihan dasar awal dan ditingkatkan secara bertahap.
• +ehabilitasi 'isik:
− $itness: angkat beban bertahap, kardio!askular,
'leksibilitas, keseimbangan
− mekanik
− pijat, terapi akuatik
• manajemen perilaku:
-
8/19/2019 Panduan Manajemen Nyeri Final
36/51
− stress depresi
− teknik relaksasi
− perilaku kogniti'
− ketergantungan obat
− manajemen amarah
• terapi obat:
− analgesik dan sedasi
− antidepressant
− opioid jarang dibutuhkan
iii. nyeri in)%amasi
• control in'lamasi dan atasi penyebabnya
• obat antiin'lamasi utama: ON*, kortikosteroid
i;. nyeri mekanis $ komresi
• penyebab yang sering: tumor kista yang menimbulkan
kompresi pada struktur yang sensiti' dengan nyeri,
dislokasi, 'raktur.
• Penanganan e'ekti': dekompresi dengan pembedahan
atau stabilisasi, bidai, alat bantu.
• -edikamentosa kurang e'ekti'. Opioid dapat digunakan
untuk mengatasi nyeri saat terapi lain diaplikasikan.
&. Manajemen %e;e% 1 %ainnya
i. ON* dapat digunakan untuk nyeri ringansedang atau nyeri
nonneuropatik
ii. *kor "+6: digunakan untuk menilai kesesuaian aplikasi terapi
opioid jangka panjang untuk nyeri kronik nonkanker.8
-
8/19/2019 Panduan Manajemen Nyeri Final
37/51
Skor IRE 4ia!nosis Intra&ti"i%ity Risk E))i&a&y5=
Skor ,aktor Penje%asan
ia!nosis 1 ; kondisi kronik ringan dengan temuan objekti' minimal atau tidak adanya
diagnosis medis yang pasti. -isalnya: 'ibromyalgia, migraine, nyeri punggung tidak
spesi'ik.
2 ; kondisi progresi' perlahan dengan nyeri sedang atau kondisi nyeri sedang
menetap dengan temuan objekti' medium. -isalnya: nyeri punggung dengan
perubahan degenerati' medium, nyeri neuropatik.
3 ; kondisi lanjut dengan nyeri berat dan temuan objekti' nyata. -isalnya:
penyakit iskemik !ascular berat, neuropati lanjut, stenosis spinal berat.
Intra&ta"i%ity
4keter%i"atan5
1 ; pemberian terapi minimal dan pasien terlibat secara minimal dalam
manajemen nyeri
2 ; beberapa terapi telah dilakukan tetapi pasien tidak sepenuhnya terlibat dalam
manajemen nyeri, atau terdapat hambatan ('inansial, transportasi, penyakit medis)
3 ; pasien terlibat sepenuhnya dalam manajemen nyeri tetapi respons terapi tidak
adekuat.
Risiko 4R5 + ; jumlah skor P K + "
Psikologi 1 ; dis'ungsi kepribadian yang berat atau gangguan jiwa yang mempengaruhi
terapi. -isalnya: gangguan kepribadian, gangguan a'ek berat.
2 ; gangguan jiwa kepribadian mediumsedang. -isalnya: depresi,
gangguan cemas.
3 ; komunikasi baik. idak ada dis'ungsi kepribadian atau gangguan jiwa
yang signi'ikan
Kesehatan 1 ; penggunaan obat akhirakhir ini, alkohol berlebihan, penyalahgunaan obat.
2 ; medikasi untuk mengatasi stress, atau riwayat remisi psiko'armaka
3 ; tidak ada riwayat penggunaan obatobatan.
+eliabilitas 1 ; banyak masalah: penyalahgunaan obat, bolos kerja jadwal control,
komplians buruk
2 ; terkadang mengalami kesulitan dalam komplians, tetapi secara keseluruhan
dapat diandalkan
3 ; sangat dapat diandalkan (medikasi, jadwal control, dan terapi)
"ukungan
sosial
1 ; hidup kacau, dukungan keluarga minimal, sedikit teman dekat, kehilangan
peran dalam kehidupan normal
2 ; kurangnya hubungan dengan oral dan kurang berperan dalam sosisl
3 ; keluarga mendukung, hubungan dekat. erlibat dalam kerjasekolah, tidak
ada isolasi social
-
8/19/2019 Panduan Manajemen Nyeri Final
38/51
E)ikasi 1 ; 'ungsi buruk atau pengurangan nyeri minimal meski dengan
penggunaan
dosis obat sedangtinggi
2 ; 'ungsi meningkat tetapi kurang e'isien (tidak menggunakan opioid dosis
sedangtinggi)
3 ; perbaikan nyeri signi'ikan, 'ungsi dan kualitas hidup tercapai dengan dosis
yang stabil.
Skor tota% ; " + 6
8eteran!an0
*kor minggu tidak ada
perbaikan dengan manajemen le!el 1. =
Eerikut adalah algoritma asesmen dan manajemen nyeri kronik:
-
8/19/2019 Panduan Manajemen Nyeri Final
39/51
Nyeri neuroatik
A%!oritma Asesmen Nyeri 8ronik =
6asien mengeluh nyeri
Asesmen nyeri
• Anamnesis
• 6emeriksaan *sik• 6emeriksaan +ungsi
Tentukan mekanisme nyeri
Nyeri otot Nyeri in)%amasi
• 6asien dapat mengalami enis nyeri dan +aktor yangmempengaruhi yangberagam
Nyeri mekanis$komresi
• 6eri+er sindrom nyeriregional kompleks,neuropati 8#$, gangguanmetabolik
• Sentral 6arkinson, multi$le sclerosis, mielopati, nyeripasa>stroke, sindrom*bromyalgia
%yeri mio+asial • Artropati inHamasirematoid artritis
• #n+eksi
• %yeri pasa>oparasi• &edera aringan
tidak
• %yeri punggung baGah
• %yeri leher• %yeri musuloskeletal
bahu, siku
• %yeri viseral
Apakah nyeri kronik?
ya
6antau dan observasi
Apakah etiologinya dapat
dikoreksi / diatasi?
tidak
Asesmen %ainnya
• 'asalah pekeraan dan
disabilitas
• Asesmen psikologi danspiritual• Faktor yang mempengaruhidan
hambatan
A%!oritma Manajemen Nyeri8ronik
ya Atasi etiologi nyeri sesuaiindikasi
-
8/19/2019 Panduan Manajemen Nyeri Final
40/51
Manajemen %e;e% 10
A%!oritma Manajemen Nyeri 8ronik =
Prinsi %e;e% 1
•
1uatlah renana dan tetapkan tuuan• Iehabilitasi *sik dengan tuuan +ungsional
• 'anaemen psikososial dengan tuuan +ungsional
Manajemen %e;e% 10 Manajemen %e;e% 10 Manajemen %e;e% 10
Nyeri neuroatik Nyeri otot Nyeri in)%amasi Nyeri mekanis$komresi
Manajemen %e;e% 1 %ainnya
• Farmakologi skor !#IE
• #ntervensi
• 6elengkap / tambahan
Bayanan primer untuk mengukurpenapaian tuuan dan meninau
ulang renana peraGatan
Tuuan terpenuhi? tidak Telah
melakukan
• Fungsi manaemen level
)
• enyamanan dengan adekuat?
• hambatan
ya
Ren&ana erawatan se%anjutnya tidak
o%e# asien
Asesmen #asi%
ya Manajemen %e;e% *
• Iuuk ke timinterdisiplin, atau
• Iuuk ke klinik khususmanaemen nyeri
-
8/19/2019 Panduan Manajemen Nyeri Final
41/51
MANA>EMEN NYERI PAA PEIATRI8
1. Pre!alensi nyeri yang sering dialami oleh anak adalah: sakit kepala kronik,
trauma, sakit perut dan 'aktor psikologi
2. *istem nosisepti' pada anak dapat memberikan respons yang berbeda terhadap
kerusakan jaringan yang sama atau sederajat.
3. Neonates lebih sensiti' terhadap stimulus nyeri
0. Eerikut adalah algoritma manajemen nyeri mendasar pada pediatrik:
A%!oritma Manajemen Nyeri Mendasar Pada Pediatrik 12
1. Asesmen nyeri ada anak
• %ilai karakteristik nyeri
• Bakukan pemeriksaan medis dan penunang yang sesuai• Evaluasi kemungkinan adanya keterlibatan mekanisme
nosisepti+ dan neuropatik
• ailah +aktor yang mempengaruhi nyeri pada anak
*. ia!nosis enye"a" rimer dan sekunder
• omponen nosisepti+ dan neuropatik yang ada saat ini• umpulkan geala>geala *sik yang ada
• 6ikirkan +aktor emosional, kogniti+, dan perilaku
3. Pi%i# terai yan! sesuai
("at
• Analgesik
• Analgesik aduvant
• anestesi
Non'o"at
• ogniti+
• Fisik
• perilaku
. Im%ementasi ren&ana manajemen nyeri
• 1erikan umpan balik mengenai penyebab dan +aktor yang mempengaruhi nyeri kepada orang
tua dan anak
• 1erikan renana manaemen yang rasional dan terintegrasi
• Asesmen ulang nyeri pada anak seara rutin
• Evaluasi e+ekti*tas renana manaemen nyeri
• Ievisi renana ika diperlukan
-
8/19/2019 Panduan Manajemen Nyeri Final
42/51
=. Pemberian analgesik:
a. By t#e %adder: pemberian analgesik secara bertahap sesuai dengan
le!el nyeri anak (ringan, sedang, berat).
i. walnya, berikan analgesik ringansedang (le!el 1).
ii. Jika nyeri menetap dengan pemberian analgesik le!el 1, naiklah
ke le!el 2 (pemberian analgesik yang lebih poten).
iii. Pada pasien yang mendapat terapi opioid, pemberian
parasetamol tetap diaplikasikan sebagai analgesik adju!ant.
i!. nalgesik adju!ant
• -erupakan obat yang memiliki indikasi primer bukan
untuk nyeri tetapi dapat bere'ek analgesik dalam
kondisi tertentu.
• Pada anak dengan nyeri neuropatik, dapat diberikan
analgesik adju!ant sebagai le!el 1.
• nalgesik adju!ant ini lebih spesi'ik dan e'ekti' untuk
mengatasi nyeri neuropatik.
• Kategori:
− nalgesik multitujuan: antidepressant, agonis
adrenergic al'a2, kortikosteroid, anestesi
topical.
− nalgesik untuk nyeri neuropatik:
antidepressant, antikon!ulsan, agonis #E,
anestesi orallokal
− nalgesik untuk nyeri musculoskeletal: relaksan
otot, benHodiaHepine, inhibitor osteoklas,
radio'armaka.
b. By t#e &%o&kC: mengacu pada waktu pemberian analgesik.
i. Pemberian haruslah teratur, misalnya: setiap 04 jam
(disesuaikan dengan masa kerja obat dan derajat keparahan
nyeri pasien), tidak boleh prn (jika perlu) kecuali episode nyeri
pasien benarbenar intermiten dan tidak dapat diprediksi.
-
8/19/2019 Panduan Manajemen Nyeri Final
43/51
c. "y t#e i%dC: mengacu pada peemberian analgesik yang sesuai
dengan kondisi masingmasing indi!idu.
i. ?akukan monitor dan asesmen nyeri secara teratur
ii. *esuaikan dosis analgesik jika perlu
d. By t#e mout#C: mengacu pada jalur pemberian oral.
i. Obat harus diberikan melalui jalur yang paling sederhana, tidak
in!asi!e, dan e'ekti'/ biasanya per oral.
ii. Karena pasien takut dengan jarum suntik, pasien dapat
menyangkal bahwa mereka mengalami nyeri atau tidak
memerlukan pengobatan.
iii. Antuk mendapatkan e'ek analgesik yang cepat dan langsung,
pemberian parenteral terkadang merupakan jalur yang paling
e'isien.
i!. Opioid kurang poten jika diberikan per oral.
!. *ebisa mungkin jangan memberikan obat !ia intramuscular
karena nyeri dan absorbsi obat tidak dapat diandalkan.
!i. n'us kontinu memiliki keuntungan yang lebih dibandingkan
-, F, dan subkutan intermiten, yaitu: tidak nyeri, mencegah
terjadinya penundaanketerlambatan pemberian obat,
memberikan control nyeri yang kontinu pada anak.
• ndikasi: pasien nyeri di mana pemberian per oral dan
opioid parenteral intermiten tidak memberikan hasil
yang memuaskan, adanya muntah hebat (tidak dapat
memberikan obat per oral)
e. Ana%!esik dan anestesi re!iona%0 eidura% atau sina%
i. *angat berguna untuk anak dengan nyeri kanker stadium lanjut
yang sulit diatasi dengan terapi konser!ati'.
ii. %arus dipantau dengan baik
iii. Eerikan edukasi dan pelatihan kepada sta', ketersediaan segera
obatobatan dan peralatan resusitasi, dan pencatatan akurat
mengenai tanda !ital skor nyeri.
-
8/19/2019 Panduan Manajemen Nyeri Final
44/51
'. -anajemen nyeri kronik: biasanya memiliki penyebab multipel, dapat
melibatkan komponen nosisepti' dan neuropatik
i. ?akukan anamnesis dan pemeriksaan 'isik menyeluruh
ii. Pemeriksaan penunjang yang sesuai
iii. 6!aluasi 'aktor yang mempengaruhi
i!. Program terapi: kombinasi terapi obat dan nonobat (kogniti',
'isik, dan perilaku).
!. ?akukan pendekatan multidisiplin
g. Eerikut adalah tabel obatobatan nonopioid yang sering digunakan
untuk anak:
("at'o"atan non'oioid
("at osis 8eteran!an
Parasetamol 191=mgkgEE oral, setiap
04 jam
6'ek antiin'lamasi kecil, e'ek gastrointestinal dan
hematologi minimal
bupro'en =19mgkgEE oral, setiap 4> jam 6'ek antiin'lamasi. %atihati pada pasien
dengan gangguan heparrenal, riwayat
perdarahan gastrointestinal atau hipertensi.
Naproksen 1929mgkgEEhari oral, terbagi
dalam 2 dosis
6'ek antiin'lamasi. %atihati pada pasien
dengan dis'ungsi renal. "osis maksimal 1ghari.
"iklo'enak 1mgkgEE oral, setiap >12 jam 6'ek antiin'lamasi. 6'ek samping sama
dengan ibupro'en dan naproksen. "osis maksimal
=9mgkali.
#. Panduan en!!unaan oioid ada anak0
i. Pilih rute yang paling sesuai. Antuk pemberian jangka panjang,
pilihlah jalur oral.
ii. Pada penggunaan in'us kontinu F, sediakan obat opioid kerja
singkat dengan dosis =9299 dari dosis in'us perjam
kontinu prn.
iii. Jika diperlukan 74 kali opioid kerja singkat prn dalam 20 jam,
naikkan dosis in'us F perjam kontinu sejumlah: total dosis
-
8/19/2019 Panduan Manajemen Nyeri Final
45/51
-
8/19/2019 Panduan Manajemen Nyeri Final
46/51
Terai non'o"at12
8o!niti) Peri%aku ,isik
•n'ormasi
•Pilihan dan control
•"istraksi dan atensi
•%ypnosis
• psikoterapi
• latihan
• terapi relaksasi
• umpan balik positi'
• modi'ikasi gaya hidup
perilaku
• pijat
• 'isioterapi
• stimulasi termal
• stimulasi sensorik
• akupuntur
• 6N* (transcutaneous
electrical nerve stimulation)
MANA>EMEN NYERI PAA 8E9(MP(8 ?SIA 9AN>?T 4GERIATRI512
1. ?anjut usia (lansia) dide'inisikan sebagai orang orang yang berusia C 4=
tahun.
2. Pada lansia, pre!alensi nyeri dapat meningkat hingga dua kali lipatnya
dibandingkan dewasa muda.
3. Penyakit yang sering menyebabkan nyeri pada lansia adalah artritis, kanker,
neuralgia trigeminal, neuralgia pascaherpetik, reumatika polimialgia, dan
penyakit degenerati!e.
0. ?okasi yang sering mengalami nyeri: sendi utama penyangga tubuh,
punggung, tungkai bawah, dan kaki.
=. lasan seringnya terjadi manajemen nyeri yang buruk adalah:
a. Kurangnya pelatihan untuk dokter mengenai manajemen nyeri pada
geriatric.
b. sesmen nyeri yang tidak adekuat
c. Keengganan dokter untuk meresepkan opioid
4. sesmen nyeri pada geriatric yang !alid, reliabel, dan dapat diaplikasikan
menggunakan Functional Pain Scale seperti di bawah ini:
-
8/19/2019 Panduan Manajemen Nyeri Final
47/51
Functional Pain Scale
Ska%a nyeri 8eteran!an
9 idak nyeri
1 "apat ditoleransi (akti!itas tidak terganggu)
2 "apat ditoleransi (beberapa akti!itas edikit terganggu)
3 idak dapat ditoleransi (tetapi masih dapat menggunakan telepon, menonton
F, atau membaca)
0 idak dapat ditoleransi (tidak dapat menggunakan telepon, menonton F,
atau membaca)
= idak dapat ditoleransi (dan tidak dapat berbicara karena nyeri)
L*kor normal yang diinginkan : 2'*
7. Inter;ensi non')armako%o!i
a. erapi termal: pemberian pendinginan atau pemanasan di area
nosisepti' untuk menginduksi pelepasan opioid endogen.
b. *timulasi listrik pada sara' transkutan perkutan, dan akupuntur
c. Elok sara' dan radiasi area tumor
d. nter!ensi medis pelengkap tambahan atau alternati': terapi relaksasi,
umpan balik positi', hypnosis.
e. $isioterapi dan terapi okupasi.
-
8/19/2019 Panduan Manajemen Nyeri Final
48/51
-
8/19/2019 Panduan Manajemen Nyeri Final
49/51
!. -ulailah dengan dosis rendah, lalu naikkan perlahan.
!i. Jika e'ek analgesik masih kurang adekuat, dapat menaikkan
opioid sebesar =9199 dari dosis semula.
c. nalgesik adju!ant
i. ON* dan am'etamin: meningkatkan toleransi opioid dan
resolusi nyeri
ii. Nortriptilin, klonaHepam, karbamaHepin, 'enitoin, gabapentin,
tramadol, me&iletine: e'ekti' untuk nyeri neuropatik
iii. ntikon!ulsan: untuk neuralgia trigeminal.
• #abapentin: neuralgia pascaherpetik 13 & 199 mg
sehari dan dapat ditingkatkan menjadi 399 mghari
8. +isiko e'ek samping ON* meningkat pada lansia. nsidens perdarahan
gastrointestinal meningkat hampir dua kali lipat pada pasien 7 4= tahun.
19. *emua 'ase 'armakokinetik dipengaruhi oleh penuaan, termasuk absorbsi,
distribusi, metabolisme, dan eliminasi.
11. Pasien lansia cenderung memerlukan pengurangan dosis analgesik. bsorbs
sering tidak teratur karena adanya penundaan waktu transit atau sindrom
malabsorbsi.12. mbang batas nyeri sedikit meningkat pada lansia.
13. ?ebih disarankan menggunakan obat dengan waktu paruh yang lebih singkat.
10. ?akukan monitor ketat jika mengubah atau meningkatkan dosis pengobatan.
1=. 6'ek samping penggunaan opioid yang paling sering dialami: konstipasi.
14. Penyebab tersering timbulnya e'ek samping obat: poli'armasi (misalnya pasien
mengkonsumsi analgesik, antidepressant, dan sedasi secara rutin harian.)
1
-
8/19/2019 Panduan Manajemen Nyeri Final
50/51
c. 5ontrol nyeri yang tidak adekuat dapat menjadi penyebab munculnya
agitasi dan gelisah.
d. "okter cenderung untuk meresepkan obatobatan yang lebih banyak.
Poli'armasi dapat meningkatkan risiko jatuh dan delirium.
18. Eeberapa obat yang sebaiknya tidak digunakan (dihindari) pada lansia:
a. ON*: indometasin dan piroksikam (waktu paruh yang panjang dan
e'ek samping gastrointestinal lebih besar)
b. Opioid: pentaHocine, butorphanol (merupakan campuran antagonis dan
agonis, cenderung memproduksi e'ek psikotomimetik pada lansia)/
metadon, le!orphanol (waktu paruh panjang)
c. Propo&yphene: neurotoksik
d. ntidepresan: tertiary amine tricyclics (e'ek samping antikolinergik)
29. *emua pasien yang mengkonsumsi opioid, sebelumnya harus diberikan
kombinasi preparat senna dan obat pelunak 'eses (bulking agents).
21. Pemilihan analgesik: menggunakan 3step ladder @%O (sama dengan
manajemen pada nyeri akut).
a. Nyeri ringansedang: analgesik nonopioid
b. Nyeri sedang: opioid minor, dapat dikombinasikan dnegan ON* dan
analgesik adju!ant
c. Nyeri berat: opioid poten
22. *atusatunya perbedaan dalam terapi analgesik ini adalah penyesuaian dosis
dan hatihati dalam memberikan obat kombinasi
-
8/19/2019 Panduan Manajemen Nyeri Final
51/51