pandangan agama ttg euthanasia
TRANSCRIPT
Pandangan Agama tentang Euthanasia
• IslamIslam mengharamkan euthanasia aktif Pembunuhan sengaja (al-qatlu al-‘amad) Firman Allah SWT :• “Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (untuk
membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar.” (QS Al-An’aam : 151)
• “Dan tidak layak bagi seorang mu`min membunuh seorang mu`min (yang lain), kecuali karena tersalah (tidak sengaja)…” (QS An-Nisaa` : 92)
• “Dan janganlah kamu membunuh dirimu, sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.” (QS An-Nisaa` : 29).
Pada prinsipnya pembunuhan secara sengaja terhadap orang yang sedang sakit berarti mendahului takdir.
Pandangan Agama tentang Euthanasia
• HinduAgama Hindu Euthanasia/hak untuk mati, bunuh diri, dan membantu bunuh diri, semuanya itu tidak dapat dibenarkan menurut ajaran sastra: “Berlawanan dengan ajaran Ahimsa (tidak membunuh)”. Hanya Tuhan (Sang Hyang Widhi Wasa) yang berwenang menentukan lahir, hidup, dan mati manusia (utpati, sthiti, dan pralina).
Pandangan Agama tentang Euthanasia
• BuddhaEuthanasia dan Bunuh diri dalam agama buddha dilarang karena melanggar sila pertama yaitu larangan untuk membunuh(menghilangkan nyawa orang lain/menghilangkan nyawa sendiri).
Pandangan Agama tentang Euthanasia
• Kristen ProtestanDasar dalam Alkitab :• Ayub 30:23, “Ya, aku tahu: Engkau membawa aku kepada
maut, ke tempat segala yang hidup dihimpunkan.”• Mazmur 68:20 kita membaca, “Allah bagi kita adalah Allah
yang menyelamatkan, ALLAH, Tuhanku, memberi keluputan dari maut.” (Mazmur 68:20).
• Pengkhotbah 8:8a menyatakan, “ Tiada seorangpun berkuasa menahan angin dan tiada seorangpun berkuasa atas hari kematian ….”
Eutanasia adalah upaya manusia untuk merebut otoritas itu dari tangan Allah.
Euthanasia juga bertentangan dengan perintah Tuhan yang keenam, yaitu jangan membunuh.
Pandangan Agama tentang Euthanasia
• KatolikDasar Katolik menolak Euthanasia :KGK (Katekismus Gereja Katolik) 2258;Kehidupan manusia adalah kudus karena sejak awal ia membutuhkan kekuasaan Allah Pencipta dan untuk selama-lamanya tinggal dalam hubungan khusus dengan Penciptanya, tujuan satu-satunya. Hanya Allah sajalah Tuhan kehidupan sejak awal sampai akhir: tidak ada seorang pun boleh berpretensi mempunyai hak, dalam keadaan mana pun, untuk mengakhiri secara langsung kehidupan manusia yang tidak bersalah" (DnV intr. 5).(2)