pakar ipb di “ siaran pedesaan rri “ 93,75 fm setiap...

3
Setiap Selasa, Pukul : 19.30 - 20.00 WIB Kantor Hukum, Promosi dan Humas IPB Pakar IPB di “ Siaran Pedesaan RRI “ 93,75 FM IPB P a r i w a r a Penanggung Jawab : Yatri Indah Kusumastuti Pimpinan Redaksi: Redaktur Pelaksana: Dedeh Hartati Editor: Aris Solikhah Reporter : Siti Zulaedah, Nunung Munawaroh, Rio Fatahilah, Awaludin, Waluyo S Layout : Devi Fotografer: Cecep AW, Bambang A, Sirkulasi: Agus Budi P, Endih M, Untung Alamat Redaksi: Humas IPB Gd. Andi Hakim Nasoetion, Rektorat Lt. 1, Kampus IPB Darmaga Telp. : (0251) 8425635, Email: [email protected] Siti Nuryati PARIWARA IPB/ Maret 2014/ Volume 64 Terbit Setiap Senin-Rabu-Jum’at DENGARKAN...! aman Nasional Kepulauan Seribu salah satu taman nasional yang dimiliki Indonesia. Pulau – Pulau yang beruntaian bak Tpermata hijau dari selatan ke utara di depan Teluk Jakarta menyebabkan lokasi ini sangat menarik untuk diteliti dan dikaji. Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui Laboratorium Biodiversitas dan Biosistematika Kelautan Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (ITK-FPIK) bekerjasama dengan Indonesian Biodiversity Research Center (IBRC) serta Taman Nasional DNA Barcoding Biota Laut Kepulauan Seribu (TNKS) melakukan penelitian tentang biodiversitas atau keanekaragaman biota laut di TNKS. Penelitian ini mengaplikasikan teknologi DNA Barcoding untuk mengetahui jenis biota laut yang terdapat di lokasi penelitian. Kegiatan penelitan ini disinergiskan dengan kegiatan perkuliahan mahasiswa pascasarjana dari Program Studi Ilmu Kelautan yang memiliki bidang minat Biosistematika Kelautan. Penelitian akan dimulai dengan pengambilan sampel biota laut seperti tumbuhan (mangrove dan lamun) dan hewan (spons, kepiting, udang dan lain-lain) pada 14-16 April 2014 di lokasi sekitar Pulau Pramuka. Pengambilan data dan sampel akab dipimpin langsung oleh Kepala Laboratorium Biodiversitas dan Biosistematika Kelautan ITK-FPIK-IPB, Dr. Hawis Madduppa, M.Si. “Sebenarnya penggunaan DNA barcoding sudah cukup lama diaplikasikan oleh peneliti asing. Namun di Indonesia sendiri para peneliti belum banyak mengaplikasikan teknik ini. DNA barcoding ini dipercaya memiliki kemampuan tinggi dalam membedakan antar spesies,“ ungkap alumnus Universitas Bremen Jerman ini. Penelitian ini berhasil mengumpulkan 500 spesimen hewan laut dari kelompok udang dan kepiting. Selanjutnya analisis DNA barcoding akan dilakukan di Laboratorium Biodiversitas dan Biosistematika Kelautan ITK-FPIK-IPB. Selain pengambilan spesimen, para mahasiswa melakukan pengamatan terhadap ekosistem lamun, mangrove dan terumbu karang di tiga pulau yakni Pulau Pramuka, Pulau Karya dan Pulau Panggang. (ITK)

Upload: lykhue

Post on 30-Mar-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pakar IPB di “ Siaran Pedesaan RRI “ 93,75 FM Setiap ...biofarmaka.ipb.ac.id/biofarmaka/2014/Pariwara IPB 2014 Vol 64.pdf · Selanjutnya analisis DNA barcoding akan dilakukan

Setiap Selasa, Pukul : 19.30 - 20.00 WIB

Kantor Hukum, Promosi dan Humas IPB

Pakar IPB di “ Siaran Pedesaan RRI “ 93,75 FMIPBP a

r i

w a

r a

Penanggung Jawab : Yatri Indah Kusumastuti Pimpinan Redaksi: Redaktur Pelaksana:

Dedeh Hartati Editor: Aris Solikhah Reporter : Siti Zulaedah, Nunung Munawaroh, Rio Fatahilah, Awaludin,

Waluyo S Layout : Devi Fotografer: Cecep AW, Bambang A, Sirkulasi: Agus Budi P, Endih M, Untung

Alamat Redaksi: Humas IPB Gd. Andi Hakim Nasoetion, Rektorat Lt. 1, Kampus IPB Darmaga Telp. : (0251)

8425635, Email: [email protected]

Siti Nuryati

PARIWARA IPB/ Maret 2014/ Volume 64Terbit Setiap Senin-Rabu-Jum’at

DENGARKAN...!

aman Nasional Kepulauan Seribu salah satu taman nasional yang dimiliki Indonesia. Pulau – Pulau yang beruntaian bak Tpermata hijau dari selatan ke utara di depan Teluk Jakarta

menyebabkan lokasi ini sangat menarik untuk diteliti dan dikaji. Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui Laboratorium Biodiversitas dan Biosistematika Kelautan Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (ITK-FPIK) bekerjasama dengan Indonesian Biodiversity Research Center (IBRC) serta Taman Nasional

DNA Barcoding Biota Laut

Kepulauan Seribu (TNKS) melakukan penelitian tentang biodiversitas atau keanekaragaman biota laut di TNKS. Penelitian ini mengaplikasikan teknologi DNA Barcoding untuk mengetahui jenis biota laut yang terdapat di lokasi penelitian.

Kegiatan penelitan ini disinergiskan dengan kegiatan perkuliahan mahasiswa pascasarjana dari Program Studi Ilmu Kelautan yang memiliki bidang minat Biosistematika Kelautan.

Penelitian akan dimulai dengan pengambilan sampel biota laut seperti tumbuhan (mangrove dan lamun) dan hewan (spons, kepiting, udang dan lain-lain) pada 14-16 April 2014 di lokasi sekitar Pulau Pramuka. Pengambilan data dan sampel akab dipimpin langsung oleh Kepala Laboratorium Biodiversitas dan Biosistematika Kelautan ITK-FPIK-IPB, Dr. Hawis Madduppa, M.Si.

“Sebenarnya penggunaan DNA barcoding sudah cukup lama diaplikasikan oleh peneliti asing. Namun di Indonesia sendiri para peneliti belum banyak mengaplikasikan teknik ini. DNA barcoding ini dipercaya memiliki kemampuan tinggi dalam membedakan antar spesies,“ ungkap alumnus Universitas Bremen Jerman ini. Penelitian ini berhasil mengumpulkan 500 spesimen hewan laut dari kelompok udang dan kepiting. Selanjutnya analisis DNA barcoding akan dilakukan di Laboratorium Biodiversitas dan Biosistematika Kelautan ITK-FPIK-IPB. Selain pengambilan spesimen, para mahasiswa melakukan pengamatan terhadap ekosistem lamun, mangrove dan terumbu karang di tiga pulau yakni Pulau Pramuka, Pulau Karya dan Pulau Panggang. (ITK)

Page 2: Pakar IPB di “ Siaran Pedesaan RRI “ 93,75 FM Setiap ...biofarmaka.ipb.ac.id/biofarmaka/2014/Pariwara IPB 2014 Vol 64.pdf · Selanjutnya analisis DNA barcoding akan dilakukan

IPBP a

r i

w a

r a

Penanggung Jawab : Yatri Indah Kusumastuti Pimpinan Redaksi: Redaktur Pelaksana:

Dedeh Hartati Editor: Aris Solikhah Reporter : Siti Zulaedah, Nunung Munawaroh, Rio Fatahilah, Awaludin,

Waluyo S Layout : Devi Fotografer: Cecep AW, Bambang A, Sirkulasi: Agus Budi P, Endih M, Untung

Alamat Redaksi: Humas IPB Gd. Andi Hakim Nasoetion, Rektorat Lt. 1, Kampus IPB Darmaga Telp. : (0251)

8425635, Email: [email protected]

Siti Nuryati

PARIWARA IPB/ Maret 2014/ Volume 64Terbit Setiap Senin-Rabu-Jum’at

aman Nasional Kepulauan Seribu salah satu taman nasional yang dimiliki Indonesia. Pulau – Pulau yang beruntaian bak Tpermata hijau dari selatan ke utara di depan Teluk Jakarta

menyebabkan lokasi ini sangat menarik untuk diteliti dan dikaji. Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui Laboratorium Biodiversitas dan Biosistematika Kelautan Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (ITK-FPIK) bekerjasama dengan Indonesian Biodiversity Research Center (IBRC) serta Taman Nasional

DNA Barcoding Biota Laut

Kepulauan Seribu (TNKS) melakukan penelitian tentang biodiversitas atau keanekaragaman biota laut di TNKS. Penelitian ini mengaplikasikan teknologi DNA Barcoding untuk mengetahui jenis biota laut yang terdapat di lokasi penelitian.

Kegiatan penelitan ini disinergiskan dengan kegiatan perkuliahan mahasiswa pascasarjana dari Program Studi Ilmu Kelautan yang memiliki bidang minat Biosistematika Kelautan.

Penelitian akan dimulai dengan pengambilan sampel biota laut seperti tumbuhan (mangrove dan lamun) dan hewan (spons, kepiting, udang dan lain-lain) pada 14-16 April 2014 di lokasi sekitar Pulau Pramuka. Pengambilan data dan sampel akab dipimpin langsung oleh Kepala Laboratorium Biodiversitas dan Biosistematika Kelautan ITK-FPIK-IPB, Dr. Hawis Madduppa, M.Si.

“Sebenarnya penggunaan DNA barcoding sudah cukup lama diaplikasikan oleh peneliti asing. Namun di Indonesia sendiri para peneliti belum banyak mengaplikasikan teknik ini. DNA barcoding ini dipercaya memiliki kemampuan tinggi dalam membedakan antar spesies,“ ungkap alumnus Universitas Bremen Jerman ini. Penelitian ini berhasil mengumpulkan 500 spesimen hewan laut dari kelompok udang dan kepiting. Selanjutnya analisis DNA barcoding akan dilakukan di Laboratorium Biodiversitas dan Biosistematika Kelautan ITK-FPIK-IPB. Selain pengambilan spesimen, para mahasiswa melakukan pengamatan terhadap ekosistem lamun, mangrove dan terumbu karang di tiga pulau yakni Pulau Pramuka, Pulau Karya dan Pulau Panggang. (ITK)

Page 3: Pakar IPB di “ Siaran Pedesaan RRI “ 93,75 FM Setiap ...biofarmaka.ipb.ac.id/biofarmaka/2014/Pariwara IPB 2014 Vol 64.pdf · Selanjutnya analisis DNA barcoding akan dilakukan

SEAN Economic Community (AEC) 2015 sudah di depan mata. Sudah siapkah AIndonesia menghadapinya? Jawabannya

belum. Apa yang bisa kita lakukan? Cintailah pangan lokal. Demikian sepenggal Dialog Interaktif dalam program "Pakar IPB di Siaran Pedesaan RRI, 93,75 FM", yang menghadirkan narasumber Prof. Dr. Ahmad Sulaeman, Guru Besar Keamanan Pangan dan Gizi, Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) IPB.

Para pemimpin negara-negara ASEAN pada tahun 2007 di Bali telah sepakat membentuk AEC 2015, yakni ASEAN sebagai kawasan pasar tunggal dimana akan terjadi aliran barang, jasa, investasi, dan tenaga kerja terampil secara bebas. Menurut Prof. Ahmad, semestinya AEC 2015 bisa menjadi peluang untuk memasarkan produk Indonesia secara lebih luas, karena ada 600 juta penduduk ASEAN yang menjadi target produk kita. “Namun jangan lupa, jika kita tidak punya persiapan yang matang akan terjadi sebaliknya. Bayangan keuntungan dan kemakmuran dari kerjasama itu akan berdampak sebaliknya. Industri kita khususnya Usaha Kecil Menengah (UKM) dan produk pertanian akan tergerus oleh serbuan produk luar, " tandasnya. Prof. Ahmad menjelaskan untuk menghadapi hal tersebut petani dan para pelaku UKM harus mampu

Gema Cinta Pangan Lokal di RRI

ebagai tindak lanjut hasil assesment pelaksanaan pembelajaran bidang Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) di SMP/SMA/SMK se-Kabupaten SNias Utara yang dilaksanakan pada 28-29 Oktober 2013, Dinas Pendidikan

Kabupaten Nias Utara bekerjasama dengan FMIPA-IPB menyelenggarakan “Upgrading Guru-Guru MIPA Tingkat SMP/SMA/SMK se-Kabupaten Nias Utara”, pada 10-14 Maret 2014 di Lotu, Nias Utara. Dalam sambutannya, Kepala Dinas Pendidikan, Drs. Fanotona Zega, MAP menegaskan, penguasaan dan pembelajaran sains khususnya MIPA penting untuk memajukan Nias Utara dan dapat bersaing di tingkat nasional. Selanjutnya Dr.

FMIPA IPB Lakukan Upgrading Guru MIPA Nias Utara

Kiagus Dahlan dari FMIPA-IPB menambahkan penguasaan sains dilakukan melalui pendekatan guru, karena guru terbukti sebagai penggerak utama kemajuan bangsa.

Kegiatan upgrading diikuti 134 guru yang terbagi dalam empat kelompok atau kelas paralel, yaitu Biologi, Fisika, Kimia dan Matematika. Setiap kelompok selain mendapatkan materi khusus sesuai kelasnya, juga mendapat pengayaan materi pemanfaatan teknologi informasi untuk mendukung pembelajaran. Semangat para guru tampak saat acara pembukaan yang diawali dengan menyanyikan lagu “Padamu Negeri” secara khidmat dan bersemangat.

Pada kegiatan upgrading ini FMIPA-IPB mengirimkan timnya yang terdiri dari: Dr. Kiagus Dahlan, Dr. Ence Darmo Jaya Supena, Dr. Irmanida Batubara, Drs Ali Kusnanto, MSi, dan Dr. Imas S. Sitanggang. Kegiatan upgrading ini akan dilanjutkan tahap kedua. Peserta lulus seleksi kegiatan upgrading ini akan dimagangkan di FMIPA-IPB selama dua minggu untuk mendapatkan keterampilan khususnya dalam hal penyusunan materi dan pelaksanaan praktikum. Guru-guru yang telah dimagangkan selanjutnya diharapkan menjadi agent of change untuk guru-guru lainnya dalam pengajaran MIPA (biologi, fisika, kimia, IPA terpadu, dan matematika) di SMP/SMA/SMK se-Kabupaten Nias Utara. (*/FMIPA)

menghasilkan produk bermutu dan ada peningkatan kualitas Sumberdaya Manusia (SDM). Selain itu, yang tidak kalah penting adalah pengetatan dan pengawasan masuknya produk-produk dari luar. Lebih jauh, Prof. Ahmad Sulaeman yang sehari-hari menjabat sebagai Wakil Dekan FEMA IPB ini, menekankan pentingnya nasionalisme, "Kita sebagai bangsa yang merdeka hanya bisa menikmati kemerdekaan bila memiliki ketahanan, kemandirian, dan kedaulatan pangan. Kemandirian hanya bisa dicapai dengan menjadikan pertanian sebagai pilar pembangunan. Di saat semua negara mempunyai semangat untuk kembali ke pangan lokalnya, Indonesia jangan sampai ketinggalan karena kita adalah negara kaya akan keanekaragaman hayati yang dapat memenuhi kebutuhan pangan nasional.”

Dialog ini cukup menarik bagi pendengar. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya Short Message Services (SMS) dan telepon yang masuk. Seperti Pak Ali, melalui teleponnya, menyatakan kekhawatirnya dalam kesiapan menghadapi AEC 2015. Prof. Ahmad Sulaeman, diakhir dialognya menyarankan sebuah strategi untuk menghadapi AEC 2015. Seperti, perketat persyaratan importir pangan salah satunya harus ada keberpihakan untuk melindungi produk dalam negeri. Tolak benih hasil rekayasa genetika kecuali yang dikembangkan di dalam negeri. Membangun image pertanian sehingga anak muda mau terjun di bidang pertanian. “Selain itu, cinta, membeli dan mengkonsumsi pangan yang aman dari dalam negeri", tandasnya. (wly)