r1_booklet sejarah ipb

48
Sejarah Pendirian Fakultas Ilmu Pengetahuan Pertanian di Bogor Disusun berdasarkan dokumen otentik yang ditemukan Dihimpun oleh Tim Penulisan Sejarah Institut Pertanian Bogor Tim Penyusun: Prof. Dr. Soekardja Somadikarta Prof. Dr. Syafrida Manuwoto Dr. Ernan Rustiadi Dr. Syarifah Iis Aisyah

Upload: annisa-hasanah

Post on 08-Aug-2015

197 views

Category:

Documents


41 download

TRANSCRIPT

Page 1: R1_booklet Sejarah IPB

Sejarah Pendirian

Fakultas Ilmu Pengetahuan

Pertanian di BogorDisusun berdasarkan dokumen otentik yang ditemukanDihimpun oleh Tim Penulisan Sejarah Institut Pertanian Bogor

tim Penyusun:Prof. Dr. Soekardja SomadikartaProf. Dr. Syafrida ManuwotoDr. Ernan RustiadiDr. Syarifah Iis Aisyah

Page 2: R1_booklet Sejarah IPB

Sejarah Pendirian FakultaS ilmu Pengetahuan Pertanian di Bogor(disusun Berdasarkan dokumen otentik yang ditemukan)dihimpun oleh tim Penulisan Sejarah institut Pertanian Bogor

Copyright © 2012 Fakultas Pertanian IPB

Tim Penyusun:Prof. Dr. Soekardja SomadikartaProf. Dr. Syafrida ManuwotoDr. Ernan RustiadiDr. Syarifah Iis Aisyah

Penyunting Bahasa : Yuki HE FrandyPenyelaras Akhir : Andrea Emma PravitasariDesainer Sampul dan Penata Isi : Ardhya PratamaFoto Sampul : Petrus Suryadi

Cetakan Pertama: April 2012

Dicetak oleh Percetakan IPB

Hak cipta dilindungi oleh undang-undangDilarang memperbanyak buku ini tanpa izin tertulis dari Penerbit

Page 3: R1_booklet Sejarah IPB

Kenyataan historis kadang-kadang terlalu

pahit untuk ditelan dan terlalu pedas untuk

dirasakan.....Namun, sekali fakta sejarah itu ditemukan, fakta itu tidak akan dapat diubah.

Slamet Mulyana (2006: xxi)

Page 4: R1_booklet Sejarah IPB
Page 5: R1_booklet Sejarah IPB

Puji syukur, Alhamdulillah, kami panjatkan kepada Allah SWT bahwa pada akhirnya booklet Sejarah Pendirian Fakultas Ilmu Pengetahuan Pertanian di Bogor ini dapat diwujudkan. Mempelajari sejarah pendirian Fakultas Ilmu Pengetahuan Pertanian, Universitas Indonesia, di Bogor, merupakan suatu hal yang sangat penting. Pendirian fakultas tersebut merupakan cikal bakal berdirinya Institut Pertanian Bogor sekaligus menandai babak baru pendidikan tinggi pertanian di Indonesia sejak kemerdekaan bangsa Indonesia tahun 1945.

Sejarah pendirian pendidikan tinggi pertanian di Indonesia sangat kental dengan nuansa perjuangan untuk memandirikan bangsa Indonesia dalam sistem produksi pangan dan pertanian untuk mensejahterakan bangsa. Buku sejarah ini menyampaikan informasi bagaimana kegigihan Dr. Abdul Rivai, Prof. Dr. R.A. Hoesein Djajdiningrat dengan kawan-kawannya di Volksraad memperjuangkan agar di Hindia-Belanda didirikan perguruan tinggi sesegera mungkin, hingga peletakan batu pertama pembangunan gedung perkuliahan Fakultas Pertanian Universitas Indonesia tanggal 27 April 1952, di mana Bung Karno menyampaikan pesannya dalam sebuah pidato yang mengemukakan arti penting penyediaan makanan bagi rakyat. Sedemikian pentingnya sehingga Bung Karno menyebut persoalan pangan sebagai ‘Soal hidup atau mati' bangsa ini.

Kata PengantarRektor Institut Pertanian BogorRektor Institut Pertanian Bogor

Page 6: R1_booklet Sejarah IPB

Kata Pengantar Rektor Institut Pertanian Bogor

vi

Mengetahui latar belakang dan proses kelahiran Fakultas Ilmu Pengetahuan Pertanian merupakan suatu hal yang sangat penting kita lakukan, untuk merefl eksikan nilai-nilai sejarah bagi pengembangan pendidikan tinggi pertanian pada masa yang akan datang. Dari sebuah pidato Bung Karno saja kita dapat belajar banyak hal. Salah satu pemikiran visioner yang tergambar dari pidato itu adalah perlunya perencanaan jangka panjang. Bung Karno menyatakan dengan sangat tegas bahwa masalah pangan hanya dapat diselesaikan oleh para ahlinya. Ahli disini adalah orang-orang yang memiliki pemahaman yang baik dan dibangun melalui pendidikan pertanian dan pangan. Bung Karno tidak mengambil jalan pintas untuk menyelesaikan masalah pangan saat itu, tetapi mempersiapkan generasi muda dengan pendidikan pertanian dan menggugah kesadaran akan pentingnya pangan sehingga masalah kelangkaan pangan tidak berulang lagi pada masa depan.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Tim Penulisan Sejarah Pendirian Fakultas Ilmu Pengetahuan Pertanian di Bogor yang telah bekerja keras menyusun buku ini berdasarkan dokumen otentik yang ditemukan. Terima kasih juga disampaikan kepada pihak-pihak lain yang baik secara langsung maupun tidak langsung membantu dalam penulisan buku ini. Semoga buku ini bermanfaat.

Rektor IPB,

Prof. Dr. Ir. Herry Suhardiyanto, MSc

Page 7: R1_booklet Sejarah IPB

Buku Sejarah Pendirian Fakultas Ilmu Pengetahuan Pertanian ini merupakan “cuplikan” dari suatu buku yang lebih lengkap mengenai judul yang sama. Fakultas Ilmu Pengetahuan Pertanian sekarang dikenal dengan nama Fakultas Pertanian IPB memiliki sejarah pendirian yang panjang. Sebagaimana diketahui Fakultas Pertanian dan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Indonesia merupakan fakultas inti yang membentuk Institut Pertanian Bogor.

Momentum peringatan 60 tahun peletakan batu pertama pembangunan gedung Fakultas Pertanian digunakan untuk menyusun sejarah pembentukannya. Perlu diketahui bahwa tahun 2013 IPB akan merayakan tahun emasnya, silsilah pembentukan IPB perlu digambarkan dengan jelas. Diharapkan penulisan buku sejarah pendirian Fakultas Ilmu Pengetahuan Pertanian merupakan tahap dasar penulisan sejarah IPB 50 tahun.

Dari berbagai dokumen otentik yang berhasil dikumpulkan demi penulis dengan gigih bahwa keperluan adanya lembaga pendidikan tinggi pertanian telah lama diratakan. Tidak kurang dari 22 tahun diperlukan sejak awal tercetus keperluannya (1918) sampai berdirinya pada 1 September 1940. Sebelum suatu komisi pengkajian pendiri melakukan kajian yang mendalam.

Perang Dunia II dan pendudukan Jepang menyebabkan Fakultas Pertanian ditutup dan dibuka kembali pada waktu itu kegiatan akademik dilaksanakan “menumpang” pada FKH dan lembaga-lembaga pemilihan yang ada di Bogor. Pendirian

Kata PengantarDekan Fakultas Pertanian IpbDekan Fakultas Pertanian Ipb

Kata Pengantar

Page 8: R1_booklet Sejarah IPB

Kata Pengantar Dekan Fakultas Pertanian IPB

viii

Gedung Fakultas Pertanian dilakukan dengan pengkajian yang juga mendalam. Arsiteknya diperlombakan. Pada akhir tahun 1948, rancangan detailnya selesai namun pembangunannya dilaksanakan beberapa tahun kemudian. Peletakan batu pertama dilakukan pada tanggal 27 April 1952. Acara ini mempunyai arti khusus bagi Fakultas Pertanian karena pada waktu itu Presiden Soekarno yang adalah seorang orator berpidato dengan judul ‘Hidup Mati Bangsa Indonesia’. Pidato ini membahas dua aspek besar yaitu pertanian khususnya pangan dan aspek pendidikan pertanian dan kehewanan itu sendiri. Pidato ini menggugah pemuda pemudi Indonesia sehingga banyak diantaranya memilih melanjutkan pendidikannya di Fakultas Pertanian dan Kedokteran Hewan. Amanat presiden RI pertama belum dapat dijawab dengan baik/tuntas. Semangat ini perlu dihidupkan kembali dengan memperingati 60 tahun peletakan batu pertama tersebut.

Kepada tim penulis dan berbagai pihak yang tidak dapat disebabkan satu per satu disampaikan penghargaan dan terima kasih yang tidak terhingga. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada pimpinan IPB atas dukungannya pada penulisan buku sejarah ini.

Bogor, 27 April 2012

Dekan Fakultas Pertanian IPB

Page 9: R1_booklet Sejarah IPB

Pada umumnya sudah diketahui bahwa pendidikan tinggi ilmu pengetahuan pertanian di tanah air kita ini sudah dimulai jauh sebelum Institut Pertanian Bogor terbentuk pada tahun 1963. Namun, keterangan asal-muasal, kapan dimulai, dan bagaimana proses kelahiran Fakultas Pertanian tertua di Indonesia ini masih simpang siur dan diragukan kebenarannya.

Kata bijak Bertrand Russel (1966) Silent is a crime telah memicu para penyusun untuk mencari sumber-sumber otentik dan menggali lebih dalam cikal-bakal lembaga penopang hidup-matinya bangsa kita, seperti yang diuraikan dalam Pidato Presiden Pertama kita Dr. Ir. Soekarno pada ‘Upacara Peletakan Batu Pertama’ Gedung Fakultas Pertanian di Baranangsiang pada tanggal 27 April 1952.

Sebagai seorang ilmuwan, kita harus berani membetulkan keterangan yang disampaikan baik secara lisan, apalagi tertulis oleh seorang pakar yang sangat kita segani sekalipun, jika kita dapat menunjukan bukti sahih yang tidak membenarkan apa yang telah diucapkan atau diterbitkannya.

Para penulis telah menemukan apa yang dicarinya dari berbagai sumber antara lain dari Arsip Nasional Republik Indonesia, Perpustakaan Nasional, PUSTAKA, dari Buku Tahun Emas Universitas Indonesia, dan dari naskah buku Kelahiran dan perkembangan Universitas Indonesia: Pelopor otonomi perguruan tinggi dan menyajikannya ke dalam buku kecil ini.

Kata PengantarTim PenyusunTim Penyusun

Kata Pengantar

Page 10: R1_booklet Sejarah IPB

Kata Pengantar Tim Penyusun

x

Kami sangat menyadari masih banyak kekurangan kami dalam menyusun buku kecil ini, tetapi kami mengharapkan agar buku kecil ini dapat menambah wawasan para pembacanya tentang asal-muasal pendidikan ilmu pengetahuan pertanian di tanah air kita yang tercinta ini.

Bogor, 27 April 2012.

Tim Penyusun

Page 11: R1_booklet Sejarah IPB

Terima kasih yang setinggi-tingginya disampaikan kepada Pimpinan IPB yang telah memberikan dukungan penuh pada tim penulis, selama proses penulisan “Sejarah Pendirian Fakultas Ilmu Pengetahuan Pertanian di Bogor” ini berlangsung.

Ucapan terima kasih juga disampaikan pada para narasumber yang dengan sabar berulang kali menerima kunjungan tim penyusun serta memberikan berbagai macam materi seperti foto-foto lama, dokumen kesejarahan dan sebagainya: Prof. Dr. Ir. A.M. Satari, Prof. Dr. Ir. Amris Makmur, Prof. Dr. Ir. G.A. Wattimena, Dr. Ir. Go Ban Hong, Prof. Dr. Ir. Justika Baharsjah, Dr. Ir. Liem Bing Hwie, Prof. Dr. Ir. Oetit Koswara, Prof. Dr. Ir. Sjamsoe’oed Sadjad, Prof. Dr. Ir. Sjarifuddin Baharsjah, Prof. Dr. Soemartono, Prof. Dr. Ir. Sri Setyati Harjadi, dan Ir. Syafei Atmodiwirjo, MM.

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Janti Sudjana dan Irma (LSI IPB) yang telah membantu tim penyusun mengumpulkan materi-materi selama penyusunan.

� e last but not least, terima kasih yang tak terhingga kami sampaikan kepada crew tercinta yang dengan semangat dan kerja keras selalu berupaya untuk membantu menyelesaikan penulisan buku ini, mulai dari proses wawancara hingga proses terakhir penyuntingan dan pencetakan buku: Dr. Nurhayati H.S.Arifi n, MSc., Andrea Emma Pravitasari, SP. MSi dan Annisa Hasanah, SP.

Semoga buku kecil ini bermanfaat untuk kita semua dalam menguak sejarah lama yang belum terungkit selama ini, dan semoga penulisan ini dapat segera dituangkan menjadi sebuah buku sejarah yang lengkap mengenai pendirian Fakultas Ilmu Pengetahun Pertanian di Bogor.

Ucapan Terima KasihUcapan Terima KasihUcapan Terima KasihUcapan Terima Kasih

Page 12: R1_booklet Sejarah IPB
Page 13: R1_booklet Sejarah IPB

Lembaga pendidikan yang dinamakan faculteit ‘fakultas’ atau universiteit ‘universitas’ belum ada di Hindia-Belanda ‘Nederlandsch-Indië’ hingga tahun 1939. Berdasarkan Keputusan Ratu Belanda tanggal 6 Juni 1905 (Staatsblad Koninkrijk der Nederlanden No. 181), suatu institusi pendidikan baru dapat dinamakan universitas jika institusi pendidikan itu memiliki lima fakultas. Pada saat itu di Hindia-Belanda baru berdiri tiga hoogeschool ‘sekolah tinggi’ yang dapat disetarakan dengan fakultas. Rencana Pemerintah Hindia-Belanda untuk mendirikan suatu universitas di Hindia-Belanda sampai pecah Perang Dunia II belum terlaksana.

lembaga pendidikan tersier pertama di Hindia-Belanda yang dinamakan hogeschool didirikan tahun 1920 atas prakarsa badan swasta. Lembaga tersebut adalah Technische Hoogeschool ‘Sekolah Tinggi Teknik’ dikenal dengan singkatan THS di Bandung. Pada tahun 1924, THS diambil alih oleh Pemerintah Hindia-Belanda (Gambar 1).

Oorkonde ‘Sertifi kat’ Ter herinnering aan de plechtige opening van de eerste Hoogeschool in Nederlandsch Indie is deze oorkonde aangeboden aan Jan Klopper haar eersten Rector Magni� cus ‘Untuk mengenang pada saat pembukaan Sekolah Tinggi pertama dengan khidmat

gambar 1. Peringatan berdirinya Hoogeschool

‘Sekolah tinggi’ yang pertama di hindia-Belanda

Sejarah Pendirian Fakultas Ilmu Pengetahuan Pertanian di Bogor

Page 14: R1_booklet Sejarah IPB

Sejarah Pendirian Fakultas Ilmu Pengetahuan Pertanian di Bogor

2

di Hindia Belanda, sertifi kat ini dipersembahkan kepada Jan Klopper Rektor Magnikus pertamanya’ di Bandoeng tanggal 3 Juli 1920 (dikutip dari naskah Somadikarta et al.).

dr. abdul rivai (Gambar 2) dengan kawan-kawannya di Volksraad memperjuangkan dengan gigih agar di Hindia-Belanda didirikan perguruan tinggi sesegera mungkin (Terburgh 1918–19). Pada tahun 1924 itu pula Rechtsschool ‘Sekolah Kehakiman’ ditingkatkan statusnya menjadi Rechtshoogeschool ‘Sekolah Tinggi Kehakiman’ dikenal dengan singkatan RHS. Pada tahun 1927 STOVIA (School tot Opleiding van Indische Artsen) atau Sekolah untuk Mendidik Dokter Pribumi ditingkatkan statusnya menjadi Geneeskundige Hoogeschool ‘Sekolah Tinggi Kedokteran’ dan dikenal dengan singkatan GHS. Sedangkan Rechtsschool, STOVIA, Nederlandsch-Indische Veeartsenschool (NIVS) dan GHS yang berlokasi di Batavia (Jakarta), seperti halnya THS yang berkedudukan di Bandung adalah pendidikan tingkat tersier. Begitu pula Middelbare Landbouwschool, dan Middelbare Bosbouwschool merupakan pendidikan tingkat sekunder.

Abdul Rivai yang dilahirkan di Palembayan dekat Bukittinggi dan tamatan Dokterdjawaschool tahun 1895, adalah orang bumiputera pertama yang atas biaya sendiri memperoleh gelar Doctor in de Medicijnen, Chirurgie en Verloskunde dari Universiteit Gent, Belgia tahun 1908. Sebagai anggota Volksraad, Abdul Rivai sangat gigih memperjuangkan didirikannya perguruan tinggi di Indonesia (dikutip dari naskah Somadikarta et al.).

Para tamatan Algemene Middelbare School (AMS), Hogere Burger School (HBS) program lima tahun, Lyceum, dan Gymnasium—sekolah setingkat dengan Sekolah Menengah Atas—yang

gambar 2. dr. abdul rivai (1871–1938)

Page 15: R1_booklet Sejarah IPB

Sejarah Pendirian Fakultas Ilmu Pengetahuan Pertanian di Bogor

3

ingin melanjutkan studinya di luar bidang ketiga sekolah tinggi yang ada di Hindia-Belanda pada saat itu, seperti studi tentang ilmu pengetahuan alam, pertanian, dan sastra harus melanjutkan studinya ke Negeri Belanda atau ke negara lain.

Gagasan untuk mendirikan suatu perguruan tinggi di Hindia-Belanda sebenarnya sudah diperdebatkan pada awal abad ke-20 (Somadikarta et al. 2000; Syafrida Manuwoto 2001). Gagasan itu, tidak hanya didukung oleh anak bangsa, tetapi juga oleh banyak ilmuwan Belanda yang progresif.

Pendirian Landbouwhoogeschool ‘Sekolah Tinggi Pertanian’ dan pembukaan Veeartsenijkundige Hoogeschool ‘Sekolah Tinggi Kedokteran Hewan’ di Buitenzorg ‘Bogor’ sebenarnya sudah dibicarakan sejak tahun 1918. Hal ini karena di Bogor telah ada beberapa lembaga penelitian yang dapat saling mendukung kegiatan kedua sekolah tinggi itu, antara lain ´sLands Plantentuin ‘Kebun Raya Bogor’, Algemene Proefstation voor de Landbouw ‘Lembaga Penelitian Pertanian’, dan Veeartsenijkundige Instituut ‘Lembaga Penelitian Kedokteran Hewan’.

Beberapa ilmuwan tidak sependapat untuk mendirikan Landbouwhogeschool di Bogor. Keberatan utama yang diajukan sebagai alasannya adalah karena para peneliti di Bogor sudah sangat sibuk dengan tugas penelitian yang dibebankan oleh departemen atasannya (Departemen Pertanian, Industri, dan Perdagangan Hindia-Belanda), sehingga tugas mengajar meneliti, atau kedua tugas itu tidak akan dapat dilaksanakan dengan baik (cf. Schrieke 1930; Somadikarta et al. 2000; Manuwoto 2001).

Pendirian Landbouwhoogeschool dan Veeartsenijkundige Hoogeschool juga dibicarakan pada Nota van het Departement van Onderwijs en Eeredienst inzake de oprichting en de organisatie van een Faculteit der Letteren in Nederlandsch-Indië met kosten-raming ‘Nota Departemen Pengajaran dan Urusan Kehormatan tentang pendirian dan organisasi Fakultas Sastra di Hindia-Belanda dengan rencana anggaran belanjanya’. Nota ini merupakan hasil pembicaraan antara Prof. Dr. B. Schrieke (Pejabat Direktur Departemen Pengajaran dan Urusan Kehormatan) dengan Dr. F.D.K. Bosch, Prof. dr. r.a. hoesein djajdiningrat, Dr. G.W.J. Drewes, dan Prof. Mr. J. van Kan yang diterbitkan dalam majalah Djåwå tahun ke-10, No. 1, tahun 1930, halaman 71–106.

Page 16: R1_booklet Sejarah IPB

Sejarah Pendirian Fakultas Ilmu Pengetahuan Pertanian di Bogor

4

Nota itu selanjutnya membahas soal pendirian Landbouwhoogeschool di Bandung. Sekolah Tinggi Pertanian ini dapat dijadikan bagian dari Technische Hoogeschool karena mengingat beberapa mata kuliah yang diberikan THS seperti ilmu ukur tanah, irigasi, ilmu alam juga akan diberikan di Landbouwhoogeschool. Pemikiran lain adalah Sekolah Tinggi Pertanian ini dapat berdiri sendiri berdampingan dengan Sekolah Tinggi Teknik di Bandung (Schrieke 1930: 89).

Baik Technische Hoogeschool maupun Landbouwhoogeschool dalam perkuliahan tingkat pertamanya (propadeuse) memerlukan pengetahuan ilmu-ilmu dasar yang kuat. Kesimpulannya, di Bandung pulalah harus dibentuk lembaga pendidikan ilmu pasti dan ilmu pengetahuan alam tersendiri yang dapat mendukung pendidikan lanjut kedua sekolah tinggi itu. Alternatif yang berkembang selanjutnya adalah penghematan pengeluaran anggaran untuk membangun laboratoria serta membayar sejumlah staf pengajar untuk tingkat pendidikan propadeuse Geneeskundige Hoogeschool di Jakarta. Sebagai konsekuensinya, pendidikan mahasiswa tingkat propadeuse GHS di Jakarta yang harus mengikuti kuliah ilmu-ilmu dasar seperti fi sika, kimia, botani, dan

gambar 3. Geneeskundige Hoogeschool, di jalan Salemba no. 6 (sekarang)

tempat pendidikan tingkat propadeuse mahasiswa Faculteit van Landbouwwetenschap Buitenzorg tahun akademik

1940–1941, 1941–1942, 1947–1948

Page 17: R1_booklet Sejarah IPB

Sejarah Pendirian Fakultas Ilmu Pengetahuan Pertanian di Bogor

5

zoologi sebaiknya diselenggarakan di Bandung. Dengan demikian di Bandung akan terhimpun sekolah tinggi ilmu-ilmu teknik dan ilmu-ilmu pengetahuan alam, sedangkan di Jakarta akan terhimpun sekolah tinggi ilmu-ilmu sastra-budaya dan ilmu-ilmu kedokteran (Schrieke 1930: 91).

Pendudukan Negeri Belanda oleh tentara Jerman pada tanggal 10 Mei 1940 telah memacu Pemerintah Belanda untuk mendirikan sekolah tinggi susastra dan sekolah tinggi pertanian dengan segera. Hal ini disebabkan para tamatan AMS, HBS 5 tahun, Luceum, dan Gymnasium yang berminat untuk melanjutkan studinya di kedua bidang ilmu itu menjadi tertutup. Sebenarnya rencana pembukaan kedua sekolah tinggi sudah dibicarakan pada tahun 1929.

Berdasarkan Keputusan Gubernur-Jenderal Hindia-Belanda No. 1, tanggal 10 Agustus 1940*1, perkuliahan tingkat landbouwkundige propadeuse dimulai sebagai satu langkah awal menuju pendirian Hoger Landbouw Onderwijs. Sehubungan dengan hal ini, persiapan untuk mendirikan Landbouwkundige Faculteit harus segera dilaksanakan (Baren 1949–50: 66).

1 Sampai detik ini Surat Keputusaan Gubernur-Jenderal Hindia-Belanda itu belum ditemukan

gambar 4. dr. ir. Bing limas (liem Bing hwie), lahir di klaten 9 desember 1921 merupakan tamatan ui tahun 1959. ia meraih gelar doktornya tahun 1974 di iPB dan ia adalah salah seorang mahasiswa angkatan pertama Faculteit van Landboowwetenschap tahun akdemik 1940–1941 yang mengikuti pendidikan propadeuse di ghS.

1948 2012

Page 18: R1_booklet Sejarah IPB

Sejarah Pendirian Fakultas Ilmu Pengetahuan Pertanian di Bogor

6

Perkuliahan tingkat landbouwkundige propadeuse dilaksanakan bersama dengan perkuliahan tingkat propadeuse Geneeskundige Hogeschool di Batavia (Gambar 3), yang dimulai pada tahun akademik 1940–1941.

Pada tanggal 16 September 1940, Prof. Dr. P.A. Hoesein Djajadiningrat (Gambar 5) selaku fg. Directeur van Onderwijs en Eeredienst (Pejabat Direktur Pengajaran dan Urusan Kehormatan) menulis surat (Gambar 6) kepada Gubernur-Jenderal Hindia-Belanda mengusulkan agar pemerintah membentuk komisi untuk mempersiapkan pendirian fakultas pertanian.

Dalam surat itu yang dikirimkan tanggal 19 September 1940 juga diusulkan nama-nama anggota komisi. Salah seorang anggota komisi yang diusulkannya adalah Prof. dr. r. remmelts, Voorzitter van de Faculteit der Geneeskunde ‘Ketua Fakultas Kedokteran’, sehubungan dengan rencana kerja sama untuk pendidikan tingkat propadeuse ‘persiapan’ fakultas pertanian dan fakultas kedokteran.

gambar 5. Prof. dr. r.a. hoesein djajadiningrat (1886–1960) Sebelum ke negeri Belanda tahun 1904 ia adalah siswa hBS di jakarta. ia menamatkan Gymnasium di leiden pada tahun 1905 dan melanjutkan studi untuk bahasa dan sastra indonesia di Rijksuniversiteit Leiden. hoesein djajadiningrat melaksanakan promosi doktornya di universitet yang sama pada tahun 1913 dan pada tahun 1924 diangkat menjadi Professor pertama bangsa indonesia di rechtshoogeschool, jakarta.

Page 19: R1_booklet Sejarah IPB

Sejarah Pendirian Fakultas Ilmu Pengetahuan Pertanian di Bogor

7

gambar 6. Surat Prof. dr. P .a. hoesein djajadiningrat, selaku Pejabat direktur departemen Pengajaran dan urusan kehormatan kepada

gubernur-jenderal hindia-Belanda tanggal 16 oktober 1940

Page 20: R1_booklet Sejarah IPB

Sejarah Pendirian Fakultas Ilmu Pengetahuan Pertanian di Bogor

8

hanya lima hari kemudian, tanggal 25 September 1940, Gubernur-Jenderal Hindia-Belanda mengeluarkan Besluit ‘Keputusan’ No. 38 tentang pengangkatan anggota komisi tersebut. Komisi ini dinamakan komisi untuk mempersiapkan (pendirian) fakultas ilmu pengetahuan pertanian ‘Commissie ter voorbereiding van een faculteit van landbouwwetenschap’, dan para anggotanya adalah sebagai berikut.

1. Dr. E. de Vries, Hoofdambtenaar ‘pegawai tinggi’ pada Departement Economische Zaken ‘Departemen Ekonomi’ di Batavia sebagai anggota merangkap ketua komisi.

2. Dr. I.J. Brugmans, pegawai tinggi pada Departement van Onderwijs en Eeredienst ‘Departemen Pengajaran dan Keagamaan’ di Batavia sebagai anggota.

3. Dr. Ch. Coster, Directeur van het Proefstation “West Java” der Centrale Vereeniging tot beheer van Proefstations voor de overjarige cultures in Nederlandsch-Indië ‘Direktur Balai Penelitian “West-Java”, Pusat Persatuan Pengelola Balai Penelitian Budidaya Tanaman Tahunan’ di Buitenzorg.

4. R.M. Iso Reksohadiprodjo, wd. Hoofd van den Provincialen Landbouwvoorlichtingsdienst ‘Pj. Kepala Dinas Penyuluhan Provinsi’ di Semarang.

5. Prof. Dr. R. Remmelts, Voorzitter van de Faculteit der Geneeskunde ‘Ketua Fakultas Kedokteran’ di Batavia sebagai anggota.

6. Ir. G.A. de Mol, Landbouwconsulent voor onderwijs aangelegenheden bij den Dienst van den Landbouw ‘Penasehat Ahli Pertanian dalam urusan pendidikan pada Dinas Pertanian’ di Batavia sebagai anggota merangkap sekretaris komisi.

Dalam surat keputusan itu disetujui agar komisi ini bertugas dalam waktu singkat untuk mengajukan saran tentang organisasi dan susunan fakultas. Pengajuan itu juga memperhatikan apakah dan sejauh mana di negara ini di samping pendidikan tinggi pertanian, sudah ada keperluan untuk mendirikan pendidikan tinggi kedokteran hewan dan biologi.

Dalam surat keputusan itu antara lain ditetapkan bahwa komisi (a) akan mengadakan rapatnya di Batavia dan Buitenzorg, (b)

Page 21: R1_booklet Sejarah IPB

Sejarah Pendirian Fakultas Ilmu Pengetahuan Pertanian di Bogor

9

berwenang mendapatkan keterangan dari para ahli dan organisasi serta dari kalangan siapa saja yang dapat memberikan keterangan, sehingga komisi ini dapat menulis surat secara langsung kepada penguasa dan badan-badan umum untuk mendapatkan keterangan atau saran yang diperlukan oleh komisi.

Pada tanggal 18 Oktober 1940, komisi yang dinamakan Commissie ter voorbereiding van een faculteit van landbouwwetenschap itu dilantik oleh Prof. Dr. P.A. Hoesein Djajadiningrat selaku Pejabat Direktur Departemen Pengajaran dan Urusan Kehormatan ‘Departement van Onderwijs en Eeredienst’.

Sementara itu, Keputusan Gubernur-Jenderal Hindia-Belanda No. 16, tanggal 21 November 1940 mengukuhkan lahirnya Faculteit der Letteren en Wijsbegeerte ‘Fakultas Sastra dan Falsafah’ di Jakarta. Keputusan ini berlaku surut ke tanggal 1 Oktober 1940.

Pada peresmian Pembukaan Fakultas Sastra dan Filsafat ‘Opening van de Faculteit der Letteren en Wijsbegeerte’ di Batavia tanggal 4 Desember 1940 (Gambar 7), Gubernur-Jenderal Hindia-Belanda, Jhr. Mr. A.W.L. Tjarda van Starkenborgh Stachouwer, pada kalimat pertama sambutannya mengatakan:

“Hari ini merupakan hari penting bagi perkembangan pendidikan tinggi di Hindia-Belanda. Pada Sekolah-sekolah Tinggi Teknik, Hukum, dan Kedokteran, serta Akademi Kepemimpinan, dan juga perkuliahan untuk Ilmu Pengetahuan Pertanian yang baru saja dimulai, [hari ini] ditambahkan Fakultas Sastra dan Filsafat”. Dalam sambutan bahasa Belanda-nya, Gubernur-Jenderal Hindia-Belanda mengatakan demikian:

gambar 7. Sampul buku kecil pembukaan Fakultas Sastra dan Falsafat ‘Opening van de Faculteit der Letteren en Wijsbegeerte’ di Batavia tanggal 4 desember 1940

Page 22: R1_booklet Sejarah IPB

Sejarah Pendirian Fakultas Ilmu Pengetahuan Pertanian di Bogor

10

Deze dag is van gewicht voor het Hooger Onderwijs in Nederlandsch-Indië. Aan de Technische-, de Rechts- en de Medische Hoogeschool, de Bestuuracademie en de onlangs aangevangen colleges voor de Landbouwwetenschappen, wordt een Faculteit der Letteren en Wijsbegeerte toegevoegd.

Dari ketiga bukti otentik, yaitu (1) Besluit Gouverneur-Generaal van Nederlandsch-Indië No. 1, tanggal 10 Agustus 1940, (2) pidato Gubernur-Jenderal Hindia-Belanda pada pembukaan Faculteit der Letteren en Wijsbegeerte tanggal 4 Desember 1940, dan (3) bukti saksi pelaku sejarah yang masih ada, Dr. Ir. Bing Limas (Gambar 4), dapat disimpulkan bahwa perkuliahan tahun akademik 1940–1941 di Faculteit van Landbouwwetenschap adalah benar sudah dimulai pada tanggal 1 September 1940.

Ketiga bukti otentik yang disebutkan di atas mengukuhkan bahwa pendidikan tinggi ilmu pengetahuan pertanian di Indonesia pada tanggal 1 September 2015 akan berusia 75 tahun.

Komisi untuk mempersiapkan pendirian fakultas ilmu pengetahuan pertanian telah bekerja keras dengan mengadakan rapat sebanyak 10 kali. Laporannya diserahkan kepada pemerintah pada awal bulan Juni 1941. Isi laporan itu terutama didasarkan kepada hasil jawaban enquête ‘angket’ yang dikirimkan secara luas kepada lembaga dan perhimpunan ilmu pengetahuan, organisasi akademisi, dan para manajer perusahaan tertentu yang meminta pendapat dan saran dari sejumlah pertanyaan yang diajukan Komisi, yang berkaitan dengan organisasi sebuah fakultas ilmu pengetahuan pertanian di Hindia-Belanda.

Dalam laporannya, Komisi ini banyak mengacu pada artikel dan data laporan hasil tim lain yang ditugaskan untuk pendirian lembaga pendidikan lainnya, salah satunya adalah Nota Schrieke (1930) yang ditugaskan untuk menjajaki pendirian Faculteit der Letteren ‘Fakultas Sastra’ di Hindia-Belanda.

Laporan komisi selain diserahkan kepada pemerintah sekitar awal bulan Juni 1941, juga diterbitkan di majalah Landbouw Vol. 10 No. 6, 1941: hlm. 329–430 + 9 lampiran.

Page 23: R1_booklet Sejarah IPB

Sejarah Pendirian Fakultas Ilmu Pengetahuan Pertanian di Bogor

11

Dalam laporan komisi itu, yang sangat menarik adalah perbedaan pendapat yang mengemukakan berbagai alasan tentang untung-ruginya mendirikan Faculteit van Landbouwwetenschap di Jakarta, Bogor, dan Bandung—yang telah diulas sekilas dalam Nota Schrieke (1930).

Pengukuhan pendirian Faculteit van Landbouwwetenschap harus menunggu laporan komisi untuk mempersiapkan (pendirian) fakultas ilmu pengetahuan pertanian yang baru ditetapkan dengan Keputusan Pemerintah No. 16 tgl. 25 September 1940.

Komisi mempersoalkan lebih dalam tentang pendirian Faculteit van Landbouwwetenschap di Batavia (Jakarta) dan Buitenzorg (Bogor).

Penempatan suatu pendidikan tinggi ilmu pengetahuan pertanian di Jakarta, akan berarti sama saja dengan penempatannya di luar Kota Jakarta. Tanah di sekitar Jakarta sangat miskin karena tanah itu termasuk tanah merah yang lapuk dan ter-erosi yang berasal dari batuan andesiet atau daciet. Selanjutnya, komisi mengemukakan bahwa pada musim hujan, lahan yang rendah akan berubah menjadi rawa-rawa dan di sana-sini terdapat banyak makam. Selain itu, perkembangan Kota Jakarta yang cepat dan harga tanah yang mahal akan mempersulit penyediaan kebun percobaan yang luas (Vries 1941: 350; Manuwoto 2001: 27).

Pada keputusan akhir, komisi berpendapat bahwa kota yang terbaik untuk mendirikan Landbouwkundige Faculteit sebagai bagian dari Universiteit van Nederlandsch-Indië yang sudah direncanakan pendiriannya, adalah Kota Buitenzorg (Bogor). Landbouwkundige Faculteit ini diharapkan dapat bekerja sama dengan berbagai lembaga penelitian pertanian dan ilmu pengetahuan alam yang sudah ada di Bogor.

Keberatan utama dari pihak-pihak yang menghendaki penempatan Fakultas Pertanian di Jakarta dan Bandung, adalah pelemahan terhadap peran Buitenzorg sebagai pusat ilmu pengetahuan pertanian. Adanya fakultas pertanian di Buitenzorg

Page 24: R1_booklet Sejarah IPB

Sejarah Pendirian Fakultas Ilmu Pengetahuan Pertanian di Bogor

12

akan menjadi mahkota alami (natuurlijke bekroning) kota ini (cf. Vries 1941: 351; Manuwoto 2001: 28).

Berdasarkan laporan Komisi itu, pendirian Faculteit van Landbouwwetenschap ‘Fakultas Ilmu Pengetahuan Pertanian’ dikukuhkan dengan Besluit van den Gouverneur-Generaal van Nederlandsch-Indië ‘Keputusan Gubernur-Jenderal Hindia-Belanda’ tanggal 31 Oktober 1941 No. 16 (Gambar 8).

Pasal 8 menetapkan bahwa keputusan ini berlaku surut ke tanggal 1 September 1941 dan berlaku selama satu tahun, terkecuali jika ditarik sebelumnya

‘Artikel 8 Deze ordonantie treedt in werking met ingang van den dag na dien harer afkondiging, werkt terug tot 1 September 1941 en blijft, behoudens eerdere intrekking, gedurende één jaar geldig’.

Pasal 8 keputusan ini yang memberlakukan surut ke tanggal 1 September 1941 mungkin salah. Seharusnya Keputusan Gubernur-Jenderal Hindia-Belanda tanggal 31 Oktober 1941 No. 16 ini diberlakukan surut ke tanggal 1 September 1940.

gambar 8. Besluit van den Gouverneur-Generaal van Nederlandsch-Indië, 31 October 1941 No. 16. Instelling van een Faculteit van Landbouwwetenschap te Buitezorg ‘Surat keputusan gubernur-jenderal hindia-Belanda, 31 oktober 1941 no. 16. Pendirian Fakultas ilmu Pengetahuan Pertanian di Bogor’ diberlakukan surut ke tanggal 1 September 1941

Page 25: R1_booklet Sejarah IPB

Sejarah Pendirian Fakultas Ilmu Pengetahuan Pertanian di Bogor

13

Hal ini disebabkan (1) perkuliahan tingkat Landbouwkundige propadeuse sudah dimulai pada tanggal 1 September 1940 berdasarkan Keputusan Gubernur-Jenderal Hindia-Belanda No. 1 tanggal 10 Agustus 1940 dan

(2) Keputusan Pemerintah Hindia-Belanda No. 16 tanggal 31 Oktober 1941 tentang pendirian Faculteit van Landbouwwetenschap tidak ada pasal yang membatalkan Keputusan Pemerintah Hindia-Belanda No. 1 tanggal 10 Agustus 1940 tersebut.

Perlu dikemukakan bahwa tahun akademik pada saat itu dimulai pada setiap tanggal 1 September. Perkuliahan tingkat propadeuse Faculteit van Landbouwwetenschap yang disatukan dengan perkuliahan tingkat propadeuse Geneeskundige Hoogeschool di Batavia harus dimulai tanggal tersebut.

Kartu mahasiswa Geneeskundige Hoogeschool te Batavia Studiejaar 1941/1942 No. 37 ‘Sekolah Tinggi Kedokteran di Jakarta Tahun Kuliah 1941/1942’ dengan tulisan tangan Landbouw–Propadeuse atas nama R. Rachmat Hardjosoesatro. Tanggal kartu mahasiswa itu dikeluarkan tanggal 1 Agustus 1941 (Gambar 9).

Ketentuan suatu universitas yang harus memiliki lima fakultas atau setara dengan fakultas, sebenarnya sudah terpenuhi pada tanggal 1 September 1941 (cf. Keputusan Ratu Belanda tanggal 6 Juni 1905, Staatsblad Koninkrijk der Nederlanden No. 181) untuk mendirikan suatu universitas di Hindia-Belanda. Pada saat itu di Hindia-Belanda sudah ada tiga sekolah tinggi dan dua fakultas, yaitu Technishe Hoogeschool di Bandung, Rechtshoogeschool, Geneeskundige Hoogeschool, dan Faculteit der Leteren

gambar 9. kartu mahasiswa Landbouw–propadeuse yang diselenggarakan di GeneeskundigeHoogeschool, Studiejaar 1941/1942 No. 37 tertanggal 1 agustus 1941 atas nama r. rachmat hardjosoesastro

Page 26: R1_booklet Sejarah IPB

Sejarah Pendirian Fakultas Ilmu Pengetahuan Pertanian di Bogor

14

en Wijbegeerte di Jakarta, serta Faculteit van Landbouwwetenschap di Jakarta dan Bogor. Universitas ini rencananya akan dinamakan Universiteit van Nederlandsch-Indië ‘Universitas Hindia-Belanda’. Namun, sampai Balatentara Dai Nippon (Jepang) menduduki Indonesia pada tanggal 8 Maret 1942, Universiteit van Nederlandsch-Indië belum terbentuk.

Pada saat itu (awal Maret 1942–pertengahan Agustus 1945), Indonesia dikuasai oleh Pemerintah Jepang. Pemerintah Jepang hanya membuka dua perguruan tinggi, yaitu Djakarta Ika Daigaku ‘Perguruan Tinggi Kedokteran Jakarta’ di Jakarta dan Bandoeng Koogyo Daigaku ‘Perguruan Tinggi Teknik Bandung’ di Bandung.

Sebagaimana kita ketahui, Republik Indonesia diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945. Beberapa hari kemudian Balai Perguruan tinggi republik indonesia (BPtri) yang terdiri dari Perguruan tinggi kedokteran, Perguruan tinggi hukum dan Sastra dibuka di Jakarta (Somadikarta et al. 2000: 11). Sementara itu dalam upaya mengembalikan kekuasaan Pemerintah Belanda di Indonesia, C.h.o. van der Plas dan dr. h.j. van mook, kepala Nerherland Indies Civil Administration (niCa) ikut mendarat bersama Laksamana Muda W.R. Patterson, Wakil Panglima South East Asia Command (SEAC, yang bermarkas di Singapura) dengan kapal H.M.S. Cumberland di Tanjung Priok pada tanggal 16 September 1945. Pada tanggal 24 Februari 1946 De Nederlandse Oorlogvrijwilligers ‘Sukarelawan Perang Belanda’ yang pertama tiba di Pulau Jawa (cf. Republik Indonesia 1978: 25; Somadikarta et al. 2000: 12; dan Somadikarta et al. Naskah).

Dalam upaya mewujudkan kembali Pemerintah Belanda di Indonesia, suatu universitas darurat yang dikenal dengan nama Nood-universiteit didirikan di Jakarta pada tanggal 21 januari 1946. Nood-universiteit (Gambar 10) mengelola lima fakultas, yaitu (1) Geneeskundige Faculteit, (2) Juridische Faculteit, (3) Faculteit der Letteren en Wijsbegeerte, (4) Landbouwkundige Faculteit, dan (5) Technische Faculteit. Jumlah mahasiswanya tercatat sebanyak 221 orang. Mahasiswa yang tercatat pada Landbouwkundige Faculteit hanya berjumlah 9 (sembilan) orang yang terdiri dari 4 (empat) bangsa Belanda, 4 (empat) etnis Tionghoa, dan seorang bangsa Indonesia (Wulff ten Palthe 1946: 7).

Page 27: R1_booklet Sejarah IPB

Sejarah Pendirian Fakultas Ilmu Pengetahuan Pertanian di Bogor

15

Nood-universiteit ini kemudian pada tahun 1947 berganti nama menjadi Universiteit van Indonesië yang dikukuhkan dengan Besluit van den Luitenant-Gouverneur-Generaal van Nederlandsch-Indië ‘Keputusan Letnan-Gubernur-Jenderal Hindia-Belanda’ No. 1 tanggal 12 Maret 1947 yang diberlakukan surut mulai bulan november 1945.

Pada tahun 1947 itu pula Diergeneeskundige Faculteit didirikan di Bogor berdasarkan Keputusan Letnan-Gubernur-Jenderal Hindia-Belanda No. 10 tanggal 26 juni 1947. Pada terbitan lain Diergeneeskundige Faculteit sering diacu dengan nama Faculteit der Diergeneeskunde (Somadikarta et al. 2000: 15 & 43).

Setelah De Nederlandse Oorlogvrijwilligers ‘Sukarelawan Perang Belanda’ tiba akhir Februari 1946 dibantu dengan tentara Belanda dengan persenjataan yang lengkap, NICA menunjukkan kekuasaannya. Sebagian fakultas di

gambar 10. Pembukaan Nood-Universiteit (universitas darurat) di Batavia tanggal 21 januari 1946. Nood-Universiteit terdiri dari lima fakultas, yaitu: 1. Geneeskundige Faculteit ‘Fakultas kedokteran’, 2. Juridische Faculteit ‘Fakultas hukum’, 3. Faculteit der Letteren en Wijsbegeerte ‘Fakultas Sastra dan Falsafat’ , 4. Landbouwkundige Faculteit ‘Fakultas Pertanian’, dan 5. Technische Faculteit ‘Fakultas teknik’.

Page 28: R1_booklet Sejarah IPB

Sejarah Pendirian Fakultas Ilmu Pengetahuan Pertanian di Bogor

16

gambar 11. kartu mahasiswa universiteit van indonesië Studiejaar 1947/1948, tanggal Batavia-C, 19 juni 1947 no. 41, a.n. go Ban hong

bawah naungan BPTRI hijrah ke Yogyakarta. aksi militer i Belanda untuk membersihkan sarang-sarang pasukan gerilya RI di Jawa Barat dilakukan pada tanggal 21 juli 1947 dengan kejam. Sebagai akibatnya, Perguruan tinggi kedokteran hewan yang dibuka oleh Kementerian Kemakmuran RI di Bogor pada bulan November 1946 terpaksa dipindahkan ke Klaten.

Page 29: R1_booklet Sejarah IPB

Sejarah Pendirian Fakultas Ilmu Pengetahuan Pertanian di Bogor

17

Pada pertengahan bulan Oktober 1948, Mr. ir. Th . N. Muller, Kepala Bagian Gedung-gedung Kementerian Perhubungan dan Pekerjaan Umum ‘Hoofd Afdeling Gebouwen van het Ministerie van V. & W.’ Negara Pasundan menyebarkan undangan (lengkap dengan jadwal dan lampiran-lampiran) kepada sejumlah arsitek di Indonesia untuk mengikuti Sayembara ‘Ideeën–Prijsvraag’ tentang pembangunan kompleks gedung-gedung untuk Landbouwkundige Faculteit, Universiteit van Indonesië di Buitenzorg yang terletak di van Limburg Stirumweg (sekarang Jalan Pajajaran).

Sayembara ‘Ideeën–Prijsvraag’ ini diterbitkan di majalah De Ingenieur in Indonesië, Vol. 1 No. 3 Maret 1949 dan beberapa reproduksi serta gambar-gambar tentang rencana pembangunan Landbouwkundige Faculteit ini dimuat dalam majalah yang sama No. 4 Mei 1949.

Sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan, dewan juri yang terdiri dari ir. F. Dicke b.i, mr ir Th . N. Muller, dan Prof. ir Jac. P. Th ysse mengumumkan bahwa pemenang pertama adalah Ingenieurs-Bureau Ingnegeren-Vrijburg N.V. dengan moto ‘A 365’ di Bandung dan pemenang ketiga adalah Frederik Silaban, Directeur Gemeentewerken dengan moto ‘Studie’ di Buitenzorg.

Pada tanggal 20 November 1948, peresmian dimulainya tempat kegiatan perkuliahan Faculteit van Landbouwwetenschap Gedung Nederlandsch-Indische Veeartsenschool (NIVS) di van Imho� plein 1 (sekarang Taman Kecana 1) dibuka dengan khidmat oleh Prof. Dr. F.A. van Baren, selaku Dekan Fakultas tersebut (cf. Baren 1949–50: 66–s70).

Dalam sambutannya, Baren (hlm. 69) mengatakan, “pada saat ini kita menempati gedung NIVS berkat kebaikan zusterfaculteit Diergeneeskunde ‘fakultas-sekandung, Kedokteran Hewan’. Pembelian tanah untuk membangun Faculteit van Landbouwwetenschap sudah pada tahap penyelesaian. Pemenang pembangunan kompleks gedung-gedung sudah diumumkan. Harapan yang sangat ditunggu adalah peletakan batu pertamanya untuk dapat dilaksanakan tahun depan [tahun 1949].

Page 30: R1_booklet Sejarah IPB

Sejarah Pendirian Fakultas Ilmu Pengetahuan Pertanian di Bogor

18

gambar 12. maket Fakulteit van Landbouwwetenschap pemenang pertama

Page 31: R1_booklet Sejarah IPB

Sejarah Pendirian Fakultas Ilmu Pengetahuan Pertanian di Bogor

19

Pusat Tata-Usaha Balai Perguruan Tinggi, Fakulut Pertanian (Faculteit van Landbouwwetenschap, Universiteit van Indonesië)

gambar. 13. Salah satu tempat kegiatan perkuliahan Faculteit van Landbouwwetenschap tahun 1948 sampai gedung Fakultas Pertanian di van Limburg Stirumweg. Sebelum Perang dunia ii, gedung ini juga tempat pendidikan Nederlandsch-Indische Veeartsenschool (NIVS), Sekolah dokter hewan-ternak hindia-Belanda di van Imho� plein 1 (sekarang taman kencana 1), Bogor gambar 14.

Pusat tata-usaha, Balai Perguruan tinggi, Fakultet Pertanian di J. P. Coenweg (jalan Pangrango) no. 2, Bogor, sekitar tahun

1948

Page 32: R1_booklet Sejarah IPB

Sejarah Pendirian Fakultas Ilmu Pengetahuan Pertanian di Bogor

20

Sementara itu, pertempuran Tentara Belanda melawan Tentara Republik Indonesia yang didukung penuh oleh para pemuda nasionalis tidak terelakkan. Pertempuran selama empat tahun tersebut memakan banyak korban di kedua belah pihak. Pada akhir tahun 1949, Pemerintah Belanda akhirnya menyerahkan kedaulatannya atas indonesia kepada Pemerintah republik indonesia Serikat (riS), bentuk negara federal yang disetujui kedua belah pihak pada saat itu, pada tanggal 27 desember 1949. Sejak tanggal itu, seluruh aset milik Pemerintah Belanda di Indonesia (kecuali di Irian Jaya pada saat itu), termasuk Universiteit van Indonesië, diserahkan kepada Pemerintah RIS.

Pemerintah RIS segera mengeluarkan undang-undang darurat no. 7 tahun 1950 tanggal 23 januari 1950, tentang Perguruan Tinggi. Undang-undang ini diumumkan tanggal 30 januari 1950 dengan mewajibkan Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan RIS mengambil segala tindakan dalam waktu sependek-pendeknya dan jika perlu menyimpang dari segenap peraturan yang berlaku untuk Universiteit van Indonesië, agar Universiteit van Indonesië dapat cepat memenuhi aturan nasional RIS. konstitusi riS ditandatangani tanggal 31 januari 1950. Nama dan bentuk negara federal Republik Indonesia Serikat hanya dapat bertahan sampai bulan Agustus 1950, dan sejak itu nama Republik Indonesia menjadi nama resmi untuk negara kita.

Balai Perguruan Tinggi Republik Indonesia segera digabungkan dengan Universiteit van Indonesië. Hasil gabungan kedua perguruan tinggi ini dinamakan Universiteit Indonesia/Balai Perguruan Tinggi RIS.

gambar 15. ir. raden mas Pandji Soerachman tjokroadisoerio (1884–1952) Presiden Pertama universiteit indonesia, masa bakti 1950–1951. gelar insinyur dalam bidang kimia diraihnya tahun 1920 dari Technische Hoogeschool, delft, negeri Belanda

Page 33: R1_booklet Sejarah IPB

Sejarah Pendirian Fakultas Ilmu Pengetahuan Pertanian di Bogor

21

Presiden pertama universiteit indonesia ini, adalah ir. Soerachman (gambar 15) yang diangkat terhitung mulai tanggal 1 Februari 1950 dengan Keputusan Presiden RIS No. 70 Tahun 1950 tertanggal 15 Februari 1950.

Pada saat penggabungan, Universiteit Indonesia mengelola sembilan fakultas yang tersebar di lima kota, yaitu (1) Jakarta (Fakulteit Kedokteran & Lembaga Pendidikan Jasmani, Fakulteit Hukum & Ilmu Pengetahuan Masyarakat, dan Fakulteit Sastra & Falsafat); (2) Bogor (Fakulteit Pertanian dan Fakulteit Kedokteran Hewan), (3) Bandung (Fakulteit Ilmu Pengetahuan Teknik & Lembaga Pendidikan Guru Menggambar, dan Fakulteit Ilmu Pasti & Ilmu Alam), (4) Surabaya (Fakulteit Kedokteran & Lembaga Kedokteran Gigi), dan (5) Makassar (Fakulteit Ekonomi dan Fakulteit Hukum).

Dari tahun 1946 sampai tahun 1957, terutama di UI Bogor dan Bandung, masih banyak tenaga pengajar berbangsa Belanda, sehingga beberapa mata kuliah diberikan dalam bahasa Belanda.

gambar 16. kartu mahasiswa Balai Perguruan tinggi republik indonesia Serikat a.n. Soemartono yang ditandatangani oleh Presiden BPtriS ir. Soerachman

Page 34: R1_booklet Sejarah IPB

Sejarah Pendirian Fakultas Ilmu Pengetahuan Pertanian di Bogor

22

Menurut Prof. Dr. Mr. R. Soepomo, Presiden ke-2 UI (1951–1954), proses “mengindonesiakan” para tenaga pengajar di Universitas Indonesia sangat lambat dan bangsa Indonesia belum sanggup untuk menggantikan para Guru Besar Belanda dalam waktu yang singkat.

Prof. Soepomo (Gambar 17) juga menekankan untuk menjaga mutu dan kelancaran pendidikan, Universitas Indonesia harus mencari dan dapat menerima bantuan tenaga asing. Pemerintah setuju dengan rencana Universitas Indonesia melakukan afi liasi dengan perguruan tinggi mancanegara (Somadikarta et al. 2000: 73)

Pada waktu itu masih besarnya sisa pengaruh Belanda, sehingga ijazah yang dikeluarkan Universitet Indonesia/Balai Perguruan Tinggi Republik Indonesia pada tahun 1952 masih dalam bahasa Belanda (Gambar 18) dan ijazah tahun 1952 dalam dua bahasa: bahasa Belanda dan bahasa Indonesia (Gambar 19).

gambar 17. Prof. dr. mr. r. Soepomo (1903–1958). Presiden ke-2 universitet indonesia, masa bakti 1951–1954. gelar Meester in de Rechten diraih pada tanggal 14 juni 1927 di Rijksuniversiteit Leiden, Belanda. dua puluh lima hari kemudian tanggal 8 juli 1927, pada usia 24 tahun, ia mempertahankan gelar Doctor in de Rechtsgeleerdheid di universitas yang sama.

Page 35: R1_booklet Sejarah IPB

Sejarah Pendirian Fakultas Ilmu Pengetahuan Pertanian di Bogor

23

gambar 18. ijazah universitas indonesia tanggal 14 Februari 1951 a.n. Soenarjomasih menggunakan bahasa Belanda

gambar 19. ijazah universitas indonesia tanggal

10 agustus 1952 a.n. Soemartono menggunakan dua bahasa

Page 36: R1_booklet Sejarah IPB

Sejarah Pendirian Fakultas Ilmu Pengetahuan Pertanian di Bogor

24

Peletakan batu pertama pembanguna gedung Fakulteit Pertanian Universitet Indonesie yang direncanakan sejak tahun 1949 baru dapat terlaksana pada tanggal 27 April 1952 oleh Presiden Republik Indonesia pertama. Pada upacara tersebut, Presiden Soekarno menyampaikan pidato yang sangat menggugah “Hidup Mati Bangsa Indonesia”. Pidato ini membahas paling tidak dua aspek penting yaitu mengenai pembangunan pertanian khusus pangan yang memprihatinkan dan mengenai pendidikan tinggi pertanian yang kurang diminati pemuda-pemudi Indonesia.

gambar 20. Pidato Bung karno tanggal 27 april 1952 dan beberapa foto pembangunan Fakultas Pertanian Baranangsiang gambar 21.

Peletakan batu pertama Presiden ri Soekarno 27 april 1952

Page 37: R1_booklet Sejarah IPB

Sejarah Pendirian Fakultas Ilmu Pengetahuan Pertanian di Bogor

25

gambar 22. Pembangunan kampus iPB Baranangsiang 27 april 1952

Page 38: R1_booklet Sejarah IPB

Sejarah Pendirian Fakultas Ilmu Pengetahuan Pertanian di Bogor

26

Pada saat Prof. Bahder Djohan (Gambar 23) menjabat Presiden ke-3 Universitas Indonesia (masa bakti 1954-1958), terjadi krisis dalam pendidikan tinggi di Indonesia. Sebanyak 17 Guru Besar Belanda pada Fakultas Pertanian, Fakultas Kedokteran Hewan di Bogor, dan Fakultas Teknik, Fakultas Ilmu Pasti & Alam di Bandung meminta pulang ke negerinya setelah kontraknya selesai pada tahun 1957 (Somadikarta et al. naskah).

Pada tahun 1955, kata-kata bahasa Belanda universiteit dan faculteit yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi universiteit, universitet, universitit dan fakulteit, fakultet, fakultit diubah menjadi universitas dan fakultas berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 tanggal 11 Juli 1955. Undang-undang ini diberlakukan mulai tanggal 21 Juli 1955.

gambar 23. Prof. dr. Bahder djohan (1902–1981) adalah

Presiden ke-3 universitet indonesia, masa bakti 1954-1958. ia merupakan lulusan StoVia tahun

1927; diangkat sebagai guru Besar di ui tahun 1952; menjadi menteri Pendidikan, Pengajaran, dan

kebudayaan ri pada kabinet natsir (1950–1951) dan kabinet Wilopo (1952–1953). Prof. Bahder djohan dianugerahi gelar doktor kehormatan dalam bidang

kedokteran oleh ui tanggal 27 mei 1972.

Pada tahun 1957, jabatan ketua fakultas untuk pertama kalinya dijabat oleh bangsa Indonesia, yaitu Prof. Dr. Ir. Tojib Hadiwidjaja (Fakultas Pertanian) dan Prof. Dr. I. Titus (Fakultas Kedokteran Hewan).

Presiden Soekarno menaruh perhatian besar terhadap pembangunan Fakultas Pertanian UI dengan melakukan kunjungan tidak resmi berkali-kali ke Darmaga. Pada tanggal 3 April 1961, Presiden Soekarno melakukan pencangkulan pertama

Page 39: R1_booklet Sejarah IPB

Sejarah Pendirian Fakultas Ilmu Pengetahuan Pertanian di Bogor

27

pembangunan Kampus Fakultas Pertanian Universitas Indonesia di Darmaga (Gambar 24) (sumber: Faculty Extension Bulletin Special Issue PN.001).

Sebutan “presiden universitas/institut” dan “ketua fakultas” diubah menjadi rektor universitas/institut dan dekan fakultas berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan No. 40 Tahun 19632 (Somadikarta et al. 2000: 159)

*) Surat Keputusan Menteri PTIP ini, sampai sekarang belum ditemukan.

Sementara itu, Universitas Indonesia (UI) di Surabaya berkembang dan memisahkan diri dari induknya di Jakarta menjadi universitas airlangga pada tahun 1954. Lalu diikuti oleh UI di Makassar menjadi universitas hasanuddin pada tahun 1956, UI di Bandung menjadi institut teknologi Bandung pada tahun 1959, dan akhirnya UI di Bogor memisahkan diri menjadi institut Pertanian Bogor pada tahun 1963.

gambar.24. upacara pencangkulan pertama

kampus Fakultas Pertanian, darmaga

2 Surat Keputusan Menteri PTIP ini, sampai sekarang belum ditemukan.

Page 40: R1_booklet Sejarah IPB

Sejarah Pendirian Fakultas Ilmu Pengetahuan Pertanian di Bogor

28

gambar 25. kunjungan pertama dan terakhir rektor universitas indonesia (kolonel dr. Sjarief Th ajeb) ke ui di Bogor sekitar awal 1963.Foto dari kiri ke kanan: Prof. dr. a.j. darman (dekan Fakultas kedokteran hewan dan Peternakan, dr. ir. goenawan Satari,

drs. S.a. manus, ir. Salmon Padmanegara, kol. Sjarief Th ajeb (rektor ui), Prof. dr. ir. Bachtiar rifai (dekan Fakultas Pertanian dan kehutanan), dan dr. S. Somadikarta (ketua jurusan Biologi, FiPia jakarta di Bogor)

Page 41: R1_booklet Sejarah IPB

Sejarah Pendirian Fakultas Ilmu Pengetahuan Pertanian di Bogor

29

gambar 26. (a) kol. Sjarief Th ajeb, rektor ke-5 ui, masa bakti 1962–1963; (B)

Prof. dr. a.j. darman, rektor Pertama iPB masa bakti (1963–1964); dan (C) Prof. dr. ir. tb. Bachtiar rifai, rektor kedua iPB (masih menggunakan kalung ui), masa bakti (1964–1965). Pada tanggal 1 September 1963, Fakultas Pertanian & kehutanan dan Fakultas kedokteran hewan & Peternakan universitas indonesia

di Bogor memisahkan diri menjadi institut Pertanian Bogor.

Afi liasi beberapa fakultas di lingkungan Universitas Indonesia dengan beberapa perguruan tinggi mancanegara terjalin. Pada tahun 1957, Fakultas Pertanian dan Fakultas Kedokteran Hewan di Bogor berafi liasi dengan University of Kentucky Amerika Serikat dalam rangka melakukan capacity building dan institutional building.

Dalam afi liasi tersebut, kedua fakultas di Bogor mendapat bantuan tenaga pengajar, peralatan laboratorium, buku teks, perbaikan kurikulum, serta sejumlah beasiswa bagi tenaga pengajarnya untuk memperdalam ilmu, mengambil gelar yang lebih tinggi, dan mendapat pengalaman manajemen perguruan tinggi di Amerika Serikat.

Afi liasi fakultas-fakultas Universitas Indonesia di Bogor dengan Kentucky Contract Team berjalan sampai tahun 1966, setelah Institut Pertanian Bogor terbentuk tahun 1963 (Beers 1971: 18–29; Somadikarta et al. 2000: 74). Kedua fakultas ditambah dengan beberapa fakultas setelah Institut Pertanian Bogor terbentuk tahun 1963 melanjutkan afi liasinya hingga awal tahun 1966 (Somadikarta et al. 2000: 74).

(a) (B) (C)

Page 42: R1_booklet Sejarah IPB

Sejarah Pendirian Fakultas Ilmu Pengetahuan Pertanian di Bogor

30

Pendirian Institut Pertanian Bogor (IPB), ditetapkan sambil menunggu dikeluarkannya keputusan Presiden republik indonesia, terhitung mulai tanggal 1 September 1963 dengan keputusan menteri Perguruan tinggi ilmu Pengetahuan (PtiP) no. 91 tahun 1963 tertanggal 1 agustus 1963 (gambar 27). Pada saat itu IPB terdiri atas lima departemen:

(1) Departemen Pertanian, (2) Departemen Kedokteran Hewan, (3) Departemen Kehutanan, (4) Departemen Peternakan, dan (5) Departemen Perikanan ( perikanan darat dan perikanan laut). keputusan Presiden ri no. 279 tahun 1965, tertanggal 14 September 1965 yang berlaku surut ke tanggal 1 September 1963 (Gambar 28) telah mensahkan pendirian iPB berdasarkan Keputusan Menteri Perguruan Tinggi Ilmu Pengetahun (PTIP) No. 91 Tahun 1963 tertanggal 1 Agustus 1963. Dalam Keputusan Presiden RI No. 279 Tahun 1965 itu IPB terdiri atas enam fakultas:

(1) Fakultas Pertanian, (2) Fakultas Kedokteran Hewan, (3) Fakultas Perikanan, (4) Fakultas Peternakan, (5) Fakultas Kehutanan, dan (6) Fakultas Teknologi dan Mekanisasi Pertanian.

Page 43: R1_booklet Sejarah IPB

Sejarah Pendirian Fakultas Ilmu Pengetahuan Pertanian di Bogor

31

gambar 27. keputusan menteri Perguruan tinggi ilmu Pengetahun (PtiP) no. 91 tahun 1963 tertanggal 1 agustus 1963

Page 44: R1_booklet Sejarah IPB

Sejarah Pendirian Fakultas Ilmu Pengetahuan Pertanian di Bogor

32

gambar 28. keputusan Presiden ri no. 279 tahun 1965, tertanggal 14 September 1965

Page 45: R1_booklet Sejarah IPB

Sejarah Pendirian Fakultas Ilmu Pengetahuan Pertanian di Bogor

33

Sebagai kesimpulan, cikal-bakal perguruan tinggi ilmu pengetahuan pertanian di Bogor yang kemudian menjadi Institut Pertanian Bogor dibentuk dari dua fakultas, yaitu Fakultas Pertanian & Kehutanan dan Fakultas Kedokteran Hewan & Peternakan yang memisahkan diri dari Universitas Indonesia pada tanggal 1 September 1963. Pada tanggal 1 September 2013, IPB akan merayakan ulang tahun emasnya atau bila ditarik mundur ke pendirian Faculteit der Landbouwwetenschap yang didirikan pada tanggal 1 September 1940, IPB akan merayakan ulang tahun ke-75 pada tanggal 1 September 2015.

Keterangan: BPTRI= Balai Perguruan Tinggi RI; DF= Diergeneeskudige Faculteit; FKH= Fakultas Kedokteran Hewan; FKH&P= Fakultas Kedokteran Hewan & Peternakan; FKh= Fakultas Kehutanan; FdL&W= Faculteit der Letteren & Wijsbegeerte; FP= Fakultas Pertanian; FP&K= Fakultas Pertanian & Kehutanan; Fpi= Fakultas Perikanan; FPt= Fakultas Peternakan; FvLw= Faculceit van Landbouwwetenschap; FATEMETA= Fakultas Teknologi dan Mekanisasi Pertanian; GHS= Geneeskundige Hoogeschool; PTH= Perguruan Tinggi Hukum, PTK= Perguruan Tinggi Kedokteran; PTKH= Perguruan Tinggi Kedokteran Hewan; PTH= Perguruan Tinggi Hukum; PTS= Perguruan Tinggi Sastra; UGM= Universitas Gadjah Mada; UI= Universitas Indonesia; UvI= Universiteit van Indonesië.

LANDBOUWKUNDIGE PROPADEUSE

Tahun Akademik 1940–1941

FvLw 1 Sept. 1940

THS, RHS, GHS, FdL&W

1920–1940

Nood-Univ. GHS, RHS, FdL&W,

FvLw, THS 1946

BPTRI Jakarta-Klaten PTK, PTH, PTS

1945–1946 PTKH Bogor-Klaten

1946–1947

Uvl FvLw, DF + 7 fak.

1947

UI FP, FKH + 8 fak.

1950

UI FP&K, FKH&P

+ 8 fak. 31 Agust. 1963

IPB FP, FKH, FPi, FPt, FKh, FATEMETA

1 Sept. 1963

gambar 29. Silsilah institut Pertanian Bogor

LANDBOUWKUNDIGE PROPADEUSE

THS, RHS, GHS, FdL&W

Nood-Univ. GHS, RHS, FdL&W,

FvLw 1 Sept. 1940

BPTRI Jakarta-Klaten

PTKH Bogor-Klaten

Uvl FvLw, DF + 7 fak.

UI FP, FKH + 8 fak.

UI FP&K, FKH&P

IPB FP, FKH, FPi, FPt,

Page 46: R1_booklet Sejarah IPB

Baren FA van. 1949-50. Rede van de Decaan van de Faculteit van Landbouwwetenschap (Prof. Dr. F.A. van Baren) bij de plechtige installatie van de Faculteit op 20 November 1948 in Buitenzorg. (Dalam) Universiteit van Indonesië. Gids voor het Academiejaar 1949-1950: hlm. 66-70.

Beers HW. 1971. An American experience in Indonesia: � e University of Kentucky a� liation with the Agricultural University at Bogor. Th e Univ. Press of Kentucky, Lexington, Kentucky: xvii + 266 hlm.

Bussche C van den. 1917-18. Hooger Land- en Boschbouw-onderwijs in Indië. Koloniale Studiën, Vol. 2 (2): 199-213.

Manuwoto, Syafrida (editor). 2001. Sejarah pembentukan Lembaga Pendidikan Tinggi Pertanian. [Terjemahan dari Advies nopens organisatie en inrichting van een Faculteit van Landbouwwetenschap]. oleh Wislam Hadiwasito dan Prof. Dr. Ir. Soemartono Sosmarsono]IPB Press, Bogor: xii + 112 hlm.

Muljana S. 2006. Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa dan timbulnya Islam di Nusantara. Cetakan III. PT. LKiS Pelangi Aksara, Yogyakarta: xxv + 301 hlm.

Murdock JT, Nasoetion AH, Mansjoer I. 1986. Institut Pertanian Bogor: Institutional development and international cooperation. [?]: 141 hlm.

Repulblik Indonesia. 1978. 30 Tahun Indonesia Meredeka: 1945-1949. Cetakan Kedua. Sekretariat Negara Repulblik Indonesia: 322 hlm. + 4 hlm. Tidak bernomor.

Daftar PustakaDaftar PustakaDaftar PustakaDaftar Pustaka

Page 47: R1_booklet Sejarah IPB

Sejarah Pendirian Fakultas Ilmu Pengetahuan Pertanian di Bogor

35

[Schrieke B.] 1930. Nota van het Departement van Onderwijs en Eeredienst inzake de oprichting en de organisatie van een Faculteit der Letteren in Nederlandsch-Indië met kosten-raming. Djåwå 10 (3): 71-106.

Somadikarta S, Tri Wahyuning M Irsyam, Boen S Oemarjati. 2000. Tahun Emas Universitas Indonesia. Jilid 1. Dari Balai ke Universitas. Penerbit Univ. Indonesia (UI Press): xxvi + 247 hlm.

Somadikarta S, Firman Lubis, Priyanto Wibowo, Tri Wahyuning M Irsyam, Kresno Brahmantyo. (naskah). Kelahiran dan perkembangan Universitas Indonesia: Pelopor Kebangsaan dan pelopor Otonomi Perguruan Tinggi.

Tjarda van Starkenborgh Stachouwer AWL. 1941. [Pidato yang diucapkan pada pembukaan Fakultas Sastra dan Filsafat] dalam Opening van de Faculteit der Letteren en Wijsbegeerte te Batavia 4 December 1940. Volkslectuur, Batavia-C: hlm. 19-20.

Terburgh [?]. 1918-19. Het Indisch Hooger-onderwijs-vraagstuk in den Volksraad in verband met de geneeskundige verzorging van Nederlandsch-Indië. I. Vrijzinnig weekblad 2: 448-451.

[Vries E de]. 1941. Advies nopens organisatie en inrichting van een Faculteit van Landbouwwetenschap. Landbouw 17 (6): 329-430 + 9 Lampiran.

Wal SL van der. 1963. Het onderwijsbeleid in Nederlandsch-Indië 1900-1940: Een bronnenpublikatie --- Education policy in the Netherlands-Indies 1900-1940 (with a Preface, Introduction and Survey of the documents in English). J.B. Wolters, Groningen: xxxv + 724 hlm.

Wulff ten Palthe PM. van. 1946. [Pidato yang diucapkan pada pembukaan Nood-Universiteit] (dalam) Opening Nood-Universiteit. J.B. Wolters, Batavia: 15 hlm.

Page 48: R1_booklet Sejarah IPB