pajak spbu

2
Perlakuan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Pada SPBU Minyak mentah hasil pertambangan/pengeboran oleh Pertamina bukan merupakan Barang Kena Pajak (Selanjutnya disebut BKP dalam jurnal-jurnalan ini) yang dikenakan PPN karena diambil langsung dari sumbernya (UU PPN Pasal 4 ayat 2 huruf a). Namun setelah diolah menjadi BBM yang siap dikonsumsi menjadi BKP yang dikenakan PPN. Jadi BBM yang dijual oleh Pertamina kepada SPBU yang nantinya dikonsumsi oleh masyarakat umum merupakan BKP yang terutang PPN. Namun terdapat aspek khusus untuk penjualan atas produk-produk Pertamina dimana yang memungut PPN adalah Pertamina pada saat penebusan DO oleh SPBU (SE-10/PJ.51/1993). Harga jual BBM kepada konsumen include PPN sebesar 10%, atas PPN telah dibayarkan oleh SPBU kepada Pertamina karena di dalamnya sudah termasuk harga jual kepada konsumen. Dimana DPP atas BBM dalam SPBU didapat dari harga jual dari pihak Pertamina kepada SPBU, jadi Pertamina memungut PPN sebesar10% dari harga jual kepada SPBU. Dalam SE- 10/PJ.51/1993 tanggal 3 April 1993 tentang Pengenaan PPN (Pajak Pertambahan Nilai) atas BBM, disebutkan bahwa bagi pengusaha yang dalam kegiatannya hanya semata-mata menyerahkan produk BBM (premium, solar, minyak tanah, minyak diesel, minyak bakar, avtur, avigas), selain PERTAMINA, tidak perlu dikukuhkan menjadi PKP). Karena produk yang dijual, yaitu premium, solar, minyak tanah, dan lainnya, di dalam harga jualnya sudah termasuk PPN PPN atas pembelian BBM yang dibayarkan oleh SPBU kepada Pertamina dianggap sebagai biaya. Atas penjualan BBM, SPBU tidak lagi memungut PPN kepada konsumen tetapi harga include PPN atau lebih dikenal oleh pengusaha SPBU dengan sebutan PPN Final karena tidak perlu memungut PPN lagi. Berdasarkan aspek khusus tersebut maka SPBU tidak terdapat Pajak Masukan dan Pajak Keluarannya. Perlakuan Pajak Penghasilan Pasal 22 (PPh 22) Pada SPBU Berdasarkan Pasal 22 ayat 1(b) dan 2 UU PPh dikatakan bahwa Menteri Keuangan dapat menetapkan bahwa badan-badan tertentu untuk memungut pajak dari Wajib Pajak yang melakukan kegiatan di bidang impor atau kegiatan usaha di bidang lain. Dan ketentuan mengenai dasar pemungutan, kriteria, sifat, dan besarnya pungutan pajak diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.

Upload: fajar-ariesman

Post on 28-Sep-2015

330 views

Category:

Documents


29 download

DESCRIPTION

Pajak terkait SPBU

TRANSCRIPT

Perlakuan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Pada SPBUMinyak mentah hasil pertambangan/pengeboran oleh Pertamina bukan merupakan Barang Kena Pajak (Selanjutnya disebut BKP dalam jurnal-jurnalan ini) yang dikenakan PPN karena diambil langsung dari sumbernya (UU PPN Pasal 4 ayat 2 huruf a). Namun setelah diolah menjadi BBM yang siap dikonsumsi menjadi BKP yang dikenakan PPN. Jadi BBM yang dijual oleh Pertamina kepada SPBU yang nantinya dikonsumsi oleh masyarakat umum merupakan BKP yang terutang PPN. Namun terdapat aspek khusus untuk penjualan atas produk-produk Pertamina dimana yang memungut PPN adalah Pertamina pada saat penebusan DO oleh SPBU (SE-10/PJ.51/1993). Harga jual BBM kepada konsumen include PPN sebesar 10%, atas PPN telah dibayarkan oleh SPBU kepada Pertamina karena di dalamnya sudah termasuk harga jual kepada konsumen. Dimana DPP atas BBM dalam SPBU didapat dari harga jual dari pihak Pertamina kepada SPBU, jadi Pertamina memungut PPN sebesar10% dari harga jual kepada SPBU.

Dalam SE- 10/PJ.51/1993 tanggal 3 April 1993 tentang Pengenaan PPN (Pajak Pertambahan Nilai) atas BBM, disebutkan bahwa bagi pengusaha yang dalam kegiatannya hanya semata-mata menyerahkan produk BBM (premium, solar, minyak tanah, minyak diesel, minyak bakar, avtur, avigas), selain PERTAMINA, tidak perlu dikukuhkan menjadi PKP). Karena produk yang dijual, yaitu premium, solar, minyak tanah, dan lainnya, di dalam harga jualnya sudah termasuk PPN

PPN atas pembelian BBM yang dibayarkan oleh SPBU kepada Pertamina dianggap sebagai biaya. Atas penjualan BBM, SPBU tidak lagi memungut PPN kepada konsumen tetapi harga include PPN atau lebih dikenal oleh pengusaha SPBU dengan sebutan PPN Final karena tidak perlu memungut PPN lagi. Berdasarkan aspek khusus tersebut maka SPBU tidak terdapat Pajak Masukan dan Pajak Keluarannya.

Perlakuan Pajak Penghasilan Pasal 22 (PPh 22) Pada SPBUBerdasarkan Pasal 22 ayat 1(b) dan 2 UU PPh dikatakan bahwa Menteri Keuangan dapat menetapkan bahwa badan-badan tertentu untuk memungut pajak dari Wajib Pajak yang melakukan kegiatan di bidang impor atau kegiatan usaha di bidang lain. Dan ketentuan mengenai dasar pemungutan, kriteria, sifat, dan besarnya pungutan pajak diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.

Maka Pajak Penghasilan Pasal 22 adalah PPh yang dipungut oleh Pertamina dan badan usaha selain pertamina yang bergerak dibidang bahan bakar minyak jenis premix dan gas, atas penjualan hasil produksinya.

Atas penjualan hasil produksi pertamina dan badan usaha selain Pertamina yang bergerak dibidang bahan bakar minyak jenis premix dan gas serta pelumas kepada penyalur dan/atau agennya dipungut dengan tarif :

1. 0,25% dari penjualan tidak termasuk PPN untuk penjualan kepada SPBU Pertamina

2. 0,3% dari penjualan tidak termasuk PPN untuk penjualan kepada SPBU bukan pertamina & Non SPBU

3. BBG: 0,3% dari penjualan tidak termasuk PPN

4. Pelumas: 0,3% dari penjualan tidak termasuk PPN

Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22 terhadap Produsen atau importir bahan bakar minyak, bahan bakar gas, dan pelumas, atas penjualan bahan bakar minyak, bahan bakar gas, dan pelumas; atas penjualan kepada penyalur/agen bersifat final (PMK-224/PMK.011/2012 Pasal 9 ayat 2).

SPBU wajib membayar atas pungutan PPh Pasal 22 oleh Pertamina sebesar tarif yang telah ditentukan di atas dari DPP yang didapatkan dari harga jual SPBU kepada konsumen. Dan saat terhutang Pajak Penghasilan Pasal 22 atas penjualan bahan bakar minyak, bahan bakar gas, dan pelumas, terutang dan dipungut pada saat penerbitan surat perintah pengeluaran barang/delivery order diterbus (PMK-224/PMK.011/2012 Pasal 4 ayat 5).

- See more at: http://www.nusahati.com/2013/02/sekilas-perpajakan-bagi-pengusaha-spbu/#sthash.RkIExfn5.dpuf