b-plan spbu fix

38
BUSSINESS PLAN SPBU UB I LATAR BELAKANG Indonesia adalah negara kepulauan yang dianugerahi oleh Tuhan Yang Maha Esa berupa wilayah yang luas, berkedudukan pada posisi silang antara dua benua dan dua samudera, dengan kondisi alam yang memiliki banyak keunggulan, serta kaya akan keanekaragaman sumber daya alam yang terkandung di dalamnya. Salah satu sumber daya alam yang sangat besar pengaruhnya bagi kepentingan bangsa Indonesia adalah minyak bumi dan gas bumi. Minyak bumi dan gas bumi merupakan salah satu sumber devisa negara yang penting dalam kegiatan pembangunan nasional, dimana pembangunan nasional tersebut dilaksanakan secara bersama-sama oleh pemerintah dan masyarakat, saling menunjang dan saling melengkapi dalam satu kesatuan langkah menuju tercapainya tujuan pembangunan nasional yaitu mewujudkan masyarakat adil dan makmur, yang merata dalam segi materiil maupun spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Minyak bumi dan gas bumi termasuk dalam golongan bahan galian yang strategis bagi negara. maka penyelenggaraan kegiatan usaha minyak bumi dan gas bumi di Indonesia sepenuhnya dilaksanakan oleh negara. Untuk mewujudkan tujuan penyelenggaraan kegiatan usaha minyak dan gas bumi tersebut, pemerintah melimpahkan kewenangannya kepada PT.PERTAMINA (Persero) untuk melaksanakan kegiatan yang mencakup pengusahaan pertambangan minyak dan gas bumi, berikut pendistribusiannya ke seluruh pelosok tanah air. 1

Upload: ulifa

Post on 26-Jun-2015

3.184 views

Category:

Documents


78 download

TRANSCRIPT

Page 1: B-plan SPBU fix

BUSSINESS PLAN SPBU UB

I LATAR BELAKANG

Indonesia adalah negara kepulauan yang dianugerahi oleh Tuhan Yang Maha Esa

berupa wilayah yang luas, berkedudukan pada posisi silang antara dua benua dan dua

samudera, dengan kondisi alam yang memiliki banyak keunggulan, serta kaya akan

keanekaragaman sumber daya alam yang terkandung di dalamnya. Salah satu sumber daya

alam yang sangat besar pengaruhnya bagi kepentingan bangsa Indonesia adalah minyak bumi

dan gas bumi. Minyak bumi dan gas bumi merupakan salah satu sumber devisa negara yang

penting dalam kegiatan pembangunan nasional, dimana pembangunan nasional tersebut

dilaksanakan secara bersama-sama oleh pemerintah dan masyarakat, saling menunjang dan

saling melengkapi dalam satu kesatuan langkah menuju tercapainya tujuan pembangunan

nasional yaitu mewujudkan masyarakat adil dan makmur, yang merata dalam segi materiil

maupun spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

Minyak bumi dan gas bumi termasuk dalam golongan bahan galian yang strategis

bagi negara. maka penyelenggaraan kegiatan usaha minyak bumi dan gas bumi di Indonesia

sepenuhnya dilaksanakan oleh negara. Untuk mewujudkan tujuan penyelenggaraan kegiatan

usaha minyak dan gas bumi tersebut, pemerintah melimpahkan kewenangannya kepada

PT.PERTAMINA (Persero) untuk melaksanakan kegiatan yang mencakup pengusahaan

pertambangan minyak dan gas bumi, berikut pendistribusiannya ke seluruh pelosok tanah air.

Malang adalah kota pendidikan, dikarenakan jumalah universitas baik negeri maupun

swasta yang telah dikenal di seluruh Indonesia. Universitas brawijaya merupakan salah satu

universitas yang menjadi tujuan para calon mahasiswa baik dari dalam maupun luar negeri,

jumlah civitas akademika universitas Brawijaya (sumber : www.ub.ac.id):

Dosen 1.482 orang

Guru Besar 179 orang

Mahasiswa 30.278 orang

Mahasiswa Baru 8.605 orang

Lulusan Tahun 2009 7.502 orang

Jumlah civitas akademika universitas brawijaya tersebut erat kaitannya dengan jumlah

permintaan terhadap BBM, hal ini disebabkan karena BBM saat ini sudah menjadi kebutuhan

1

Page 2: B-plan SPBU fix

pokok masyarakat perkotaan layaknya makanan sehari - hari yang dikonsumsi. Melihat tidak

adanya lokasi SPBU di jalan MT haryono, hal ini mendorong untuk pembangunan SPBU UB

ini.

Peningkatan permintaan terhadap BBM pada sektor transportasi lebih disebabkan

karena penjualan kendaraan roda dua dan kendaraan roda empat pada tahun 2007 mengalami

peningkatan bila dibandingkan angka penjualan kendaraan bermotor pada tahun 2006.

Menurut data yang dikeluarkan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia

(Gaikindo), angka penjualan kendaraan bermotor pada 2007 mencapai 433.341unit. Angka

penjualan ini meningkat sebanyak 35,9 persen dari penjualan tahun 2006 yang hanya

mencapai 318.904 unit (Gaikindo, 2008).

II KAJIAN PUSTAKA

2

Page 3: B-plan SPBU fix

PERTAMINA adalah perusahaan minyak dan gas bumi yang dimiliki oleh

Pemerintah Indonesia (National Oil Company), yang berdiri sejak tanggal 10 Desember 1957

dengan nama PT. PERMINA. Pada tahun 1961 perusahaan ini berganti nama menjadi PN.

PERMINA dan setelah merger dengan PN. PERTAMIN di tahun 1968, namanya berubah

menjadi PN. PERTAMINA. Setelah bergulirnya Undang Undang No. 8 Tahun 1971, sebutan

perusahaan berubah menjadi PERTAMINA. Sebutan ini tetap dipakai setelah PERTAMINA

berubah status hukumnya menjadi PT. PERTAMINA (Persero) pada tanggal 17 September

2003 berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2001 tentang

Minyak dan Gas Bumi. PERTAMINA melaksanakan beberapa kegiatan usaha untuk

mencapai maksud dan tujuan tersebut. Kegiatan usaha tersebut meliputi:

1. Menyelenggarakan usaha di bidang minyak dan gas bumi beserta hasil olahan dan

turunannya.

2. Menyelenggarakan kegiatan usaha di bidang panas bumi yang ada pada saat pendiriannya,

termasuk Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) yang telah mencapai tahap akhir

negosiasi dan berhasil menjadi milik PERTAMINA.

3. Melaksanakan pengusahaan dan pemasaran Liquifield Natural Gas (LNG) dan produk lain

yang dihasilkan dari kilang LNG.

4. Menyelenggarakan kegiatan usaha lain yang terkait atau menunjang kegiatan usaha

sebagaimana dimaksud dalam nomor 1, 2, dan 3.

SPBU Pertamina PASTI PAS! adalah SPBU yang telah tersertifikasi dapat

memberikan pelayanan terbaik memenuhi standard kelas dunia. Konsumen dapat

mengharapkan kualitas dan kuantitas BBM yang terjamin, pelayanan yang ramah, serta

fasilitas nyaman.

SPBU Pertamina PASTI PAS! hanya diberikan kepada SPBU yang telah

mendapatkan dan dapat mempertahankan audit sertifikasi oleh auditor internasional

independent.Konsumen dapat mengenali SPBU PASTI PAS! melalui beberapa cara:

1. Lihat logo dan sertifikat PASTI PAS!: logo akan pada kantung kiri operator sedangkan

sertifikat PASTI PAS! dapat dilihat dalam kantor SPBU

2. Rasakan pelayanan operator: operator akan mengucapkan selamat pagi/siang/malam,

menunjukkan angka nol, dan mengucapkan terimakasih dengan ramah.

3

Page 4: B-plan SPBU fix

3. Temukan melalui website ini: fungsi Lokasi SPBU menyediakan daftar SPBU PASTI

PAS! lengkap dengan lokasi, foto, dan deskripsi singkat produk dan pelayanan yang

tersedia.

Jargon diatas adalah sekelumit "Jargon" yang bisa dilihat di Website PT Pertamina ,

dikatakannya lagi, SPBU Pertamina PASTI PAS! Adalah SPBU yang telah tersertifikasi dari

audit sertifikasi oleh Bureau Veritas, auditor internasional independen dapat memberikan

pelayanan terbaik memenuhi standard kelas dunia. Konsumen dapat mengharapkan kualitas

dan kuantitas BBM yang terjamin, pelayanan yang ramah, serta fasilitas nyaman.

Kualitas dan kuantitas BBM terjamin karena SPBU PASTI PAS! menggunakan alat-

alat pengukur kualitas dan kuantitas lebih akurat juga menerapkan prosedur monitoring yang

lebih ketat`. Untuk menjamin ketepatan takaran, SPBU melakukan test ketepatan volume

secara rutin dengan batas toleransi akurasi lebih ketat dari SPBU biasa. Dinas Metrologi akan

melakukan kalibrasi ulang pompa yang telah melewati batas toleransi. Untuk menjamin

kualitas BBM, SPBU melakukan pengujian kualitas 3 kali lebih banyak dari SPBU biasa,

juga dengan batas toleransi lebih ketat.

Untuk mendapatkan sertifikasi PASTI PAS!, SPBU harus lolos audit kepatuhan

standard pelayanan yang ditetapkan oleh Pertamina. Audit ini mencangkup standard

pelayanan, jaminan kualitas dan kuantitas, kondisi peralatan dan fasilitas, keselarasan format

fasilitas, dan penawaran produk dan pelayanan tambahan. (data dari website Pertamina)

Di Indonesia ,dari ribuan SPBU yang sudah beroperasi, menurut sumber di Website

Pertamina, masih sekitar 110 ( Sepuluh) SPBU yang sudah mendapatkan sertifikat PASTI

PAS, berarti masih banyak SPBU Pertamina yang belum bersertifikat PASTI PAS.

Pertanyaannya adalah berarti banyak SPBU Pertamina yang secara kualitas dan kuantitas

BBM yang belum terjamin, pada hal adalah Hak Konsumen di lindungi oleh UU Nomor 8

Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen , UU ini juga secara jelas mengatur tentang

Perbuatan apa saja yang di larang dilakukan oleh Pelaku Usaha, dalam Bab IV, Pasal 8 ayat 1

dikatakan bahwa Pelaku usaha dilarang memproduksi dan/atau memperdagangkan barang

dan/atau jasa yang:

a. Tidak memenuhi atau tidak sesuai dengan standar yang dipersyaratkan dan ketentuan

peraturan perundang- undangan.

4

Page 5: B-plan SPBU fix

b. Tidak sesuai dengan berat bersih, isi bersih atau netto, dan jumlah dalam hitungan

sebagaimana yang dinyatakan dalam label atau etiket barang tersebut.

c. Tidak sesuai dengan ukuran, takaran, timbangan dan jumlah dalam hitungan menurut

ukuran yang sebenarnya.

Melihat dari bunyi UU di atas secara logika, seluruh SPBU milik Pertamina yang belum

dan yang sudah bersertifikat Pasti Pas, hukum nya wajib menjamin baik kuantitas maupun

kualitas BBM, persoalan perilaku seseorang dalam melayani konsumen dengan sapaan,

senyum dan ramah itu persoalan strategi pemasaran saja, tetapi yang wajib adalah menjamin

kualitas dan kuantitas BBM, Sekali lagi yang menjadi pertanyaan bahwa: Apakah Hanya

SPBU Pertamina yang bersertifikat PASTI PAS saja yang dapat di jamin secara Kuantitas

maupun Kualitas BBM-nya ? Bila "Ya" berarti banyak SPBU di Indonesia yang belum

terjamin kuantitas maupun kualitas BBM dan "Pasti Tidak Pas" atau bahkan bisa jadi

sebelum ada kebijakan "Pasti Pas" bisa jadi produk dari SPBU Pertamina adalah "Pasti Tidak

Pas" dan ini juga berarti pula bahwa SPBU tersebut telah melanggar UU Nomor 8

Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen.

Konsep SPBU Pertamina Way mengandalkan lima kaidah, yaitu aspek mutu dan

jumlah (kualitas bagus dan takaran tepat), aspek SDM dan operator yang selalu menerapkan

3S (Salam, Senyum, Sapa). Kemudian aspek keamanan (ada petugas keamanan/satpam); lalu

aspek fasilitas (mushalla, cafe, dan toilet); dan aspek servis pelayanan secara umum

(menyangkut hak-hak konsumen).

Saat ini Pertamina memiliki lebih dari 3.600 unit SPBU di seluruh Indonesia. Dalam

mengembangkan jaringan SPBU, Pertamina memiliki tiga jaringan, yaitu Coco (Company on

Company Operated) -- Pertamina yang bertindak sebagai operator dan agen -- Codo

(Company on Dealer Operated) -- Pertamina sebagai operator dan diler sebagai agen,-- dan

jaringan Dodo (Dealer on dealer Operated) --diler yang bertindak sebagai operator dan agen.

Sementara itu, Shell mengedepankan konsep QQS (Quality, Quantity and Service).

Kualitas terbaik, dengan kuantitas (jumlah) yang tepat dan akurat serta layanan yang

memuaskan konsumen. ''QQS ini merupakan tiga pilar yang dikembangkan Shell. Dan Shell

akan terus konsisten menerapkan konsep ini tidak hanya sekadar kata-kata. Selama ini,

karyawan Shell juga terus melayani konsumen dengan sikap yang santun, sopan dan

menyenangkan hati konsumen,'' ungkap Fathia.

5

Page 6: B-plan SPBU fix

III GAMBARAN UMUM

SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk Umum) merupakan prasarana umum

yang disediakan oleh PT. Pertamina untuk masyarakat luas guna memenuhi kebutuhan bahan

bakar. Pada umumnya SPBU menjual bahan bakar sejenis premium, solar, pertamax dan

pertamax plus.

Mengenal SPBU

Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum atau biasa kita sebut dengan SPBU atau orang

lebih mengenalnya dengan sebutan PomBensin, adalah tempat yang sudah biasa kita lihat

sehari hari baik oleh mereka yang membutuhkan sarana ini atau kita-kita yang hanya sekedar

lewat setiap hari saat pergi ke kantor atau sedang dalam perjalanan.

Kehadiran SPBU di tengah-tengah masyarakat kita ini, sudah sangat erat kaitannya

dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan tidak jarang kita sangat tergantung kepada kehadiran

spbu dimana kita berada. Banyak juga daerah-daerah atau kota-kota kecil bahkan kecamatan

sekalipun, berusaha melengkapi sarana fasilitas umum berupa spbu untuk lebih menunjang

kemajuan ekonomi di mana SPBU itu berada. Kehadiran SPBUdi kota-kota besar mungkin

tidak terasa dampaknya, karena banyaknya SPBU dalam satu kota. Tapi kehadiran SPBU

akan terasa membawa manfaat manakala SPBU itu ada di daerah pelosok desa di tingkat

kecamatan atau di daerah-daerah yang sering dilalui kendaraan, sehingga dapat menunjang

kegiatan masyarakat sekitarnya. Karena itu banyak daerah-daerah saat ini berusaha untuk

melengkapi fasilitas umumnya dengan dibukanya SPBU di daerah sekaligus sebagai sarana

untuk meningkatkan kemajuan ekonomi masyarakat pedesaan.

Kehadiran SPBU yang merupakan kepanjangan dari perusahaan Pertamina ini, adalah

merupakan ujung tombak pemasaran jaringan distribusi bahan bakar untuk umum, dimana

pemerintah sebagai pemilik perusahaan berusaha untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar

kepada masyarakat umum melalui SPBU ini. Dengan adanya peningkatan permintaan BBM

kami selaku pihak swasta ingin mendirikan SPBU di daerah MT. Haryono sebelah KPRI

Brawijaya. Pemilihan tempat dilakukan secara sengaja (purposive) karena lokasi tersebut

merupakan lokasi tempat berkumpulnya konsumen disamping KPRI yang bisa

mempermudah akses mahasiswa untuk memperoleh BBM bagi kendaraan pribadi mereka.

SPBU yang kami didirikan ini dalam usaha untuk meningkatkan kepuasan pelanggan

yang dapat dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu dengan melakukan upaya membangun

fasilitas-fasilitas umum yang memberikan sarana dan prasarana yang layak dan memberikan

kenyaman bagi pelanggan, melakukan upaya memperbanyak jenis BBM, melakukan upaya

6

Page 7: B-plan SPBU fix

mengurangi antrian kendaraan, melakukan upaya memperbanyak ketersediaan fasilitas

pendukung, melakukan upaya peningkatan jaminan jumlah bahan bakar, melakukan upaya

perbaikan tata ruang, melakukan upaya peningkatan jaminan octane number bahan bakar,

melakukan upaya peningkatan jaminan keamanan serta melakukan upaya peningkatan

kecepatan pelayanan kepada pelanggan. Ini dilakukan guna lebih mewakili konsumen untuk

memenuhi kebutuhan masyarakat dan khususnya bagi kalangan mahasiswa.

Bentuk Kerjasama yang di Tawarkan :

1. DODO (Dealer Owned Dealer Operated) SPBU DODO PT. Pertamina adalah SPBU

milik swasta, baik lahan, investasi, maupun operasionalnya.

2. CODO (Company Owned Dealer Operated) SPBU CODO PT. Pertamina merupakan

SPBU sebagai bentuk kerjasama antara PT. Pertamina dengan pihak-pihak tertentu.

Antara lain kerjasama pemanfaatan lahan milik perusahaan ataupun individu untuk di

bangun SPBU PT. Pertamina.

7

Page 8: B-plan SPBU fix

IV PEMBAHASAN ASPEK-ASPEK

1. Aspek Pasar

a) Produk

Nama Produk : Pembangunan SPBU dijalan MT. Haryono

Kualitas Produk : Produk utama yang ditawarkan pada SPBU adalah tipe C

b) Spesifikasi Produk

Desain SPBU sesuai standar PT. Pertamina

Kanopi SPBU disesuaikan dengan PT. Pertamina

Panduang untuk pump island harus disesuaikan PT. Pertamina

Sirkulasi atau jalur masuk dan keluar harus sesuai antrian

Dilengkapi fasilitas pendukung, yaitu: musollah, toilet, ATM Center,

Minimarket.

c) Market potensial

Menurut publikasi BPS pada bulan Agustus 2010, jumlah penduduk kota malang

berdasarkan hasil sensus ini adalah sebanyak 807.136 jiwa. Sedangkan penjualan

kendaraan bermotor mencapai 500.000 unit.

d) Market Share

Jumlah civitas akademika brawijaya berjumlah 50.544, yang terdiri dari dosen,

karyawan dan mahasiswa yang menjadi pasar tersendiri bagi SPBU UB ini. Dan

hampir 40% yang memiliki kendaraan.

e) Analisis Peluang

Berdasarkan hasil Survei yang dilakukan pada lokasi SPBU UB sangat strategis, hal

tersebut dikarenakan berada dijalan poros jalan utama yang memudahkan akses untuk

mengisi bahan bakar. Selain itu lokasi SPBU yang lain letaknya cukup jauh

diantaranya :

SPBU Sumbersari

SPBU Tlogomas

SPBU Jln Bandung

SPBU Sukarno Hatta

8

Page 9: B-plan SPBU fix

f) Harga

Metode penetapan harga untuk SPBU disesuailan dengan harga BBM dari

pemerintah.

g) Promosi

Promosi dilakukan atas kerjasama Pertamina Pasti Pas yaitu pada website Pertamina

dan PT. Jasa Marga berupa rambu-rambu yang dipasang 500 meter dan 100 meter

sebelum lokasi.Serta memasang pemberitahuan telah dibukanya SPBU di website UB.

h) Strategi Pemasaran

SPBU ini menyediakan fasilitas yang cukup lengkap dengan menawarkan minicafe

berWIFI,pembayaran dengan easy pay (kredit card,debit,flash),atm sehingga

pengendara akan mendapatkan kenyamanan dan kemudahan dalam pengisian BBM.

i) Analisis SWOT

Identifikasi SWOT pada suatu proyek perlu dilakukan agar dapat ditentukan strategi

proyek berdasarkan hasil analisis SWOT tersebut. Dalam analisis SWOT kita dapat

menilai faktor-faktor apa saja yang memiliki pengaruh terhadap pengembangan suatu

proyek pada lokasi tertentu. Faktor yang menjadi keunggulan harus dioptimalkan,

sedangkan yang menjadi kelemahan harus dapat diatasi/dieliminasi agar tidak dapat

memberikan pengaruh buruk.

No Weakness Weight (%) Score (S) WxS

1 Modal yang cukup besar 40 4 1,6

2 Lokasi tidak terlalu luas 30 3 0,9

3 Rawan terjadi antrian 30 3 0,9

No Strength Weight (%) Score WxS

1 Mempunyai fasilitas minicafe

berWIFI, atm,mushola,toilet

30 4 1,2

2 Menerapkan standarisasi pelayanan

yang baik

25 4 0,8

3 Mmpunyai layanan easy pay (kredit 25 4 0,8

9

Page 10: B-plan SPBU fix

card,debit,flash

4 Merupakan SPBU pasti pas 20 3 0,6

No Threats Weight (%) Score WxS

1 SPBU pesaing menawarkan kualitas

yang sama baik

40 4 1,6

2 Kualitas BBM yang sulit dikontrol 30 4 1,2

3 Suplai BBM dari pertamina yang

terhambat dan bisa mengakibatkan

kekosongan BBM di SPBU

30 3 0,5

No Oppprtunity Weight Score WxS

1 Lokasi berada di poros jalan utama

yang mrupakan jalur penghubung

batu-kota

30 4 1,2

2 Mendapatkan dukungan dari

pertamina, baik dari aspek teknis

maupun pemasaran

30 4 1,2

3 Pangsa pasar sudah jelas dan

berpotensi tinggi

30 4 1,2

4 Masyarakat umumnya lebih

mengenal pertamina dibanding

lainnya (petronas,shell)

10 4 0,4

Opportunity-Threats : 1- 0,7 =0,3,berikut diagram cartesiusnya :

S

10

Page 11: B-plan SPBU fix

T O

W

j) Keputusan Strategi

Sebagai SPBU yang perlu diperhatikan adalah kualitas pelayanan pada SPBU itu

sendiri. Berdasarkan grafik cartesius pada gambar dapat dilihat bahwa strategi yang

dominan akan digunakan dalam proyek SPBU ini adalah kuadran S-O dan strategi

yang ditempuh adalah :

Terus menjaga kualitas pelayanan terhadap konsumen

Berusaha untuk menjaga kualitas BBM yang dijual

Memberikan tingkat security yang tinggi

Memberikan gratis pengisian angin

2. Aspek Teknis

Aspek teknis adalah satu aspek yang berhubungan dengan proses pembangunan

proyek secara teknis dan pengoperasiannya setelah proyek tersebut selesai dibangun.

a) Lokasi SPBU

Lokasi SPBU rencananya akan ditempatkan di jalan MT. Haryono Malang dengan

memanfaatkan lokasi yang saat ini menjadi gedung laboratorium proses produksi Fakultas

Teknik Mesin. Kami mempertimbangkan lokasi itu atas pernyataan HUMAS UB, Ninik

Chaerani yang mengatakan lokasi yang dipilih untuk SPBU sangat strategis karena berada di

poros jalan utama. Nantinya, tutur beliau Laboratotirum akan dipindah ke lokasi yang lebih

representatif untuk kepentingan pendidikan. Lokasinya pun bakal jadi satu dengan

Laboratorium Fakultas Teknik lainnya sehingga tidak terpisah-pisah.

Adapun faktor yang dijelaskan didalam aspek ini :

Merupakan lokasi yang akan dijadikan tempat berdiri dan operasinya suatu proyek.

Lokasi proyek/pabrik

11

Page 12: B-plan SPBU fix

Lokasi bukan pabrik / kantor administrasinya

b) Perencanaan proyek

Disamping itu pihak manajemen pembangunan proyek perlu melakukan perencanaan

pabrik (factoy planning) yang sangat penting karena diperlukan untuk menjamin

kelangsungan hidup dan perkembangan perusahaan agar tujuan perusahaan tercapai dengan

efektif dan efisien.

Perencanaan Pabrik meliputi :

1) Penentuan lokasi pabrik

2) Perencanaan bangunan pabrik

3) Penyusunan peralatan pabrik

4) Penerangan, pengaturan suara rebut, dan udara dalam pabrik.

c) Pemilihan Lokasi Proyek

Penentuan atau pemilihan lokasi pabrik adalah penting, karena mempengaruhi

kedudukan perusahaan dalam persaingan, dan kelangsungan hidupnya. Penentuan lokasi

pabrik juga harus mempertimbangkan kemungkinan ekspansi.

d) Tujuan Perencanaan Lokasi Proyek

Tujuannya adalah agar perusahaan dapat beroperasi dengan lancar, efektif dan efisien.

Penentuan lokasi memperhatikan faktor biaya produksi & biaya distribusi barang yang

dihasilkan & faktor lokasi sangat penting untuk menurunkan biaya operasi.

e) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Lokasi Proyek

1. Faktor utama:

a) Lingkungan masyarakat

b) Kedekatan dengan pasar

c) Tenaga kerja

d) Kedekatan dengan bahan mentah dari pemasok

e) Fasilitas dan biaya transportasi

f) Sumberdaya alam lainnya

2. Faktor sekunder

a) Harga tanah

b) Dominasi masyarakat

12

Page 13: B-plan SPBU fix

c) Peraturan tenaga kerja

d) Rencana tata ruang

e) Kedekatan dengan lokasi pabrik pesaing

f) Tingkat pajak

g) Cuaca/iklim

h) Keamanan

i) Peraturan lingkungan hidup

Variable primer penentuan lokasi proyek :

Lokasinya strategis mengingat belum adanya SPBU di daerah MT.Haryono dan

Dinoyo

Pangsa pasar menjanjikan, karena banyaknya mahasiswa UBa dan dosen-dosen yang

memiliki kendaraan bermotor.

Merupkan jalur penghubung Batu-kota

Tenaga kerja bisa diperoleh dari mahasiswa Universitas brawijaya melalui rekruitmen

Variabel sekunder penentuan lokasi pabrik :

Mahasiswa dan masyarakat sekitar bisa mendapatkan harga BBM sesuai standar

pemerintah

Menjadi media entrepeneurship mahasiswa UB,karena masih satu lingkungan dengan

kampus.

f) Layout

Layout yang digunakan pada bisnis SPBU ini adalah layout fungsional atau layout

process.Karena dalam layout fungsional ini,mesin-mesin dan peralatan yang mempunyai

fungsi yang sama dikelompokkan dan ditempatkan dalam satu ruang/tempat tertentu.

g) Pemilihan jenis teknologi

13

Page 14: B-plan SPBU fix

Dengan mempertimbangkan pemilihan mesin dan mempertimbangkan kemungkinan adanya

teknologi lanjutan sebagai salinan dar iteknologi yang akan dipilih sebagai akibat keusangan

mesin. Pemilihan jenis teknologi berdasarkan standar dari PERTAMINA.

3. Aspek Manajemen

a) Manajemen Pembangunan Proyek

Sistem Organisasi Manajemen merupakan perpaduan fungsi manajemen dan berbagai

pendekatan dalam memanajemen suatu proyek atau organisasi. Yaitu pembuatan sebuah

model konsepsional, dimana akan dapat dipahami cara mengatur transformasi dari aliran arus

sumber daya yang sasaran umumnya adalah untuk mendukung kerja suatu manajemen dalam

perencanaan dan pengendalian serta menyediakan cara yang serba teratur dan efisien untuk

mengukur, mengumpulkan dan mengkuantitaskan kemajuan dan status proyek dalam

hubungannya dengan jalur pelaporan, pembagian tugas dan tanggung jawab masing-masing

kelompok dan pimpinan.

Hubungan kerja antara pelaku Organisasi Manajemen Proyek ini dilakukan pada

Proyek Pembangunan SPBU di daerah MT. Haryono dekat KPRI Brawijaya guna menjalin

kerja sama untuk pengorganisasian manajemen pada proyek, memecahkan permasalahan-

permasalahan yang terjadi sampai dengan bagaimana mereka berinteraksi dalam suatu

kelompok pekerjaan.

Namun ternyata sebuah SPBU berdiri disuatu lokasi atau di suatu kota, ada batasan

atau aturan standar yang telah ditetapkan oleh pertamina agar lokasi tersebut layak berdiri

sebuah SPBU. Persyaratan itu terdiri dari persyaratan sebelum pendirian bangunan dan

persyaratan setelah bangunan spbu itu berdiri. Maka dari itu pihak manajemen pembangunan

proyek harus mempertimbangkan lokasi proyek dan persyaratan yang diajukan PT.

Pertamina.

Persyaratan Lokasi SPBU

Dalam pembangunan sebuah SPBU, luas minimal lahan tergantung dari letak lahan

yang akan dibangun menjadi sebuah SPBU. Apabila lahan yang akan dibangun SPBU

terletak dijalan besar/utama, maka luas lahan yang harus dimiliki minimal 2500 m².

Sedangkan untuk akses jalan lokal minimal 700 m².

SPBU terdiri dari 5 tipe diantaranya adalah tipe A.B.C.D dan E. dimana klasifikasi SPBU

tersebut adalah sebagai beriku

KOMPONEN TIPE A TIPE B TIPE C TIPE D TIPE E

14

Page 15: B-plan SPBU fix

Minimal Ukuran

Lahan (m²)2500 1600 1225 900 700

Min Lebar Muka Jalan 50 40 35 30 20

Selang Min. 26 20 – 25 16 - 20 10 – 16 Max 10

Kapasitas TangkiMin. 160

kl

Min. 140

kl

Min. 100

kl

Min. 80

kl

Min. 60

kl

Syarat-syarat kelengkapan sebuah SPBU itu adalah sebagai berikut :

Sarana pemadam kebakaran:

Sesuai dengan pedoman PT. Pertamina.

Sarana lindungan lingkungan:

Instalasi pengolahan limbah.

Instalasi oil catcher dan well catcher:

Saluran yang digunakan untuk mengalirkan minyak yang tercecer di area SPBU kedalam

tempat penampungan.

Instalasi sumur pantau: Sumur pantau dibutuhkan untuk memantau tingkat polusi

terhadap air tanah di sekitar bangunan SPBU yang disebabkan oleh kegiatan usaha

SPBU.

Saluran bangunan/drainase sesuai dengan pedoman PT. Pertamina.

Sistem Keamanan:

Memiliki pipa ventilasi tangki pendam

Memiliki ground point/strip tahan karat

Memiliki dinding pembatas/pagar pengaman

Terdapat rambu-rambu tanda peringatan.

Sistem Pencahayaan:

SPBU memiliki lampu penerangan yang menerangi seluruh area dan jalur pengisian

BBM

Papan penunjuk SPBU sebaiknya berlampu agar keberadaan SPBU mudah dilihat

oleh pengendara.

Peralatan dan kelengkapan filling BBM sesuai dengan standar PT. Pertamina berupa:

Tangki pendam; Pompa dan Pulau pompa.

15

Page 16: B-plan SPBU fix

Duiker, dibutuhkan sebagai saluran air umum di depan bangunan SPBU

Sensor api dan perangkat Pemadam kebakaran

Lambang PT. Pertamina

Generator

Fasilitas umum:

Toilet

Mushola

Lahan parkir.

Instalasi listrik dan air yang memadai

Rambu-rambu standar PT. Pertamina:

Dilarang merokok

Dilarang menggunakan telepon seluler

Jagalah kebersihan

Tata cara penggunaan alat pemadam kebakaran.

b) Analisis stakeholder

Stakeholder adalah semua pihak yang secara langsung terlibat dalam pelaksanaan

proyek. Dalam analisis stakeholder dilakukan identifikasi terhadap semua pihak yang terkait

dengan proyek, tujuan yang ingi dicapai masing-masing stakeholder, kewajiban dan tanggung

jawab stakeholder atas proyek, serta hubungan keterkaitan antara proyek dan stakeholder.

Pada pembangunan SPBU ini yang terlibat antara lain :

1. Owner adalah pihak pemilik proyek yang mempunyai rencana untuk membangun SPBU

ini yaitu universitas brawijaya.

2. Leaders adalah pihak yang akan memberikan bantuan modal dengan bunga yang telah

disepakati. Leader harus mengetahui apakah proyek yang akan dibangun layak atau

tidak, dengan melihat cash inflow, pengembalian pinjaman yang diajukan pihak

peminjam, leader disini yaitu bank mandiri.

3. Asuransi adalah pihak yang akan menjamin keberlangsungan proyek pada tahap

konstruksi. Pihak asuransi akan mengganti semua kerugian yang mungkin terjadi selama

pelaksanaan proyek, sesuai dengan kesepakatan yang dibuat pada tahap perencanaan

proyek antara pihak asuransi dan investor. Untuk proyek SPBU ini yang bertindak

sebagai pihak asuransi adalah PT Jasindo.

16

Page 17: B-plan SPBU fix

4. Kontraktor adallah pihak pelaksana konstruksi yang ditunjuk oleh pemilik modal melalui

mekanisme tender, yang bertanggung jawab melaksanaan semua lingkup pekerjaan

sesuai dengan perjanjian yang terdapat dalam dokumen kontrak, yaitu CV. Ana Karya.

5. Konsultan adalah pihak perencana dan pengawas yang ditunjuk oleh pemilik modal

untuk membuat suatu desain dengan konsep yang menarik tentang produk yang akan

dipasarkan, membuat estimasi biaya tentang produk tersebut, serta melaksanakan

pengawasan terhadap pelaksanaan konstruksi dari pihak kontraktor. Yang bertindak

sebagai konsultan adalah Lembaga FT-UB.

6. Kompetitor adalah pihak pesaing yang memiliki bidang usaha yang sama dengan proyek

yang akan dibangun. Pihak pesaing dalam proyek ini adalah : SPBU sumbersari, SPBU

jalan bandung,SPBU tlogomas dan SPBU sukarno-hatta.

7. Regulator adalah pihak yang membuat dan megeluarkan peraturan dengan tata cara

suatu wilayah, termasuk penempatan suatu tempat usaha.pihak regulator disini :

pemerintah kota Malang.

8. Pihak lainnya adalah pertamina sebagai pemilik brand yang akan digunakan dan juga

sebagai penyuplai BBM, teknologi dan penetapan standar-standar pengoperasian SPBU.

c) Struktur Organisasi

d)

17

Page 18: B-plan SPBU fix

No Jabatan Jumlah personil Strata pendidikan

1 Direktur utama 1 -

2 Mnajer keuangan 1 S1

3 Manajer operasional 1 S1

4 Bendahara 1 1 S1

5 Bendahara 2 1 S1

6 Kepala karyawan 1 1 S1

7 Kepala karyawan 2 1 S1

8 Kepala shift 1 1 D3

9 Kepala shift 2 1 D3

10 Kepala shift 3 1 D3

11 Staff bendahara 1 2 S1

12 Staff bendahara 2 2 S1

13 Staff kepala karyawan 1 3 SMA

14 Staff shift 1 (operator bensin) 5 SMA

15 Staff shift 2 (operator bensin) 5 SMA

16 Staff shift 3 (operator bensin) 5 SMA

e) Job Analysis

18

Direktur utama

Manajer keuangan

Bendahara 1 Bendahara 2

Manajer Operasional

Kepala Karyawan 1

Kepala Karyawan 2

Kepala Shift 1

Kepala Shift 2

Kepala Shift 3

Page 19: B-plan SPBU fix

Pembagian tugas dan tanggung jawab untuk masing-masing jabatan yang disebutkan di

atas dalam bentuk matriks dan dapat dilihat pada tabel berikut :

Keterangan :

R = Responsible C = Consult

A = Accountable I = Inform

No Jabatan Financial

accounting

Service Melayani

pelanggan

Kebersih

an

Pengama

nan

Pengatur

Parkir

1 Direktur utama R,C R,C R,C R,C R,C R,C

2 Manajer

keuangan

R,C,I

3 Manajer

operasional

R,C,I R,C,I R,C,I R,C,I R,C,I R,C,I

4 Bendahara 1 R,I

5 Bendahara 2 R,I

6 Ka. karyawan 1 R,I R,I RI

7 Ka. karyawan 2 R,I R,I

8 Kepala shift 1 R,I R,I

9 Kepala shift 2 R,I R,I

10 Kepala shift 3 A R,I

11 Staff bendahara

1

A

12 Staff bendahara

2

A

13 Staff Ka.

karyawan 1

A A A

14 Staff shift 1

(operator

bensin)

A A

15 Staff shift 2

(operator

bensin)

A A

16 Staff shift 3 A A

19

Page 20: B-plan SPBU fix

(operator

bensin)

f) Job description

1. Direktur Utama

Ringkasan pekerjaan : sebagai pemilik juga sekaligus memimpin, mengontrol dan

mengkoordinasikan semua hal yang berkaitan dengan perusahaan baik dalam lingkup

internal maupun eksternal perusahaan.

Tugas dan tanggung jawab ;

Menerima laporan keuangan yang dibuat oleh manajemen keuangan serta melakukan

evaluasi yang diperlukan demi mencapai keuntungan yang lebih maksimal.

Menerima laporan dari manajer operasional terhadap operasional yang telah dilakukan,

serta memberikan beberapa rekomendasi dan saran-saran untuk mencapai efektivitas

dalam pelaksanaan operasional.

Memberikan intruksi bila terjadi kesalahan terhadap seluruh anggota.

2. Manajer Keuangan

Tanggung jawab kepada : direktur utama

Ringkasan pekerjaan : mengontrol dan mengkoordinasikan tentang pelaksanaan keuangan

pada operasional SPBU.

Tugas dan tanggung jawab :

Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan financial

Menerima dan menyetujui laporan keuangan dari bendahara 1 dan 2

Melaporkan pelaksanaan keuangan kepada direktur utama

Mengkonsultasikan permasalahan bidang keuangan dengan direktur utama untuk

optimasi kinerja keuangan

3. Manajer Operasional

Tanggung jawab kepada : direktur utama

Ringkasan pekerjaan : mengontrol dan mengkoordinasikan tentang pelaksanaan

operasional SPBU

Tugas dan tanggung jawab :

Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan operasional dan marketing perusahaan

Menerima laporan pelaksanaan operasional dari kepala karyawan 1 dan 2

20

Page 21: B-plan SPBU fix

Melaporkan pelaksanaan operasional perusahaan kepada direktur utama

Mengkonsultasikan permasalahan bidang operasional dengan direktur utama dalam

mengoptimasi kinerja operasional.

4. Bendahara 1

Tanggung jawab : manajer Keuangan

Ringkasan pekerjaan : mengatur dan bertanggung jawab terhadap sirkulasi keuangan

perusahaan yang tertuju kepada fasilitas utama SPBU (pengisian BBM)

Tugas dan tanggung jawab :

Mengurusi urusan pembayaran kepada pihak pertama dan juga pemasukan dari

penjualana BBM

Membuat laporan keuangan untuk suatu periode tertentu sesuai permintaan pihak

perusahaan

5. Bendahara 2

Tanggung jawab kepada : manajer keuangan

Ringkasan pekerjaan : mengatur dan bertanggung jawab terhadap sirkulasi keuangan

perusahaan yang tertuju kepada fasilitas tambahan di SPBU dan juga keuangan karyawan.

Tugas dan tanggung jawab ;

Mengurusi pembayaran mini café

Mengatur pengeluaran untuk gaji karyawan

Membuat laporan keuangan untuk suatu periode tertentu, sesuai permintaan pihak

perusahaan

6. Kepala karyawan 1

Tanggung jawab kepada : manajer operasional

Ringkasan pekerjaan : mengatur jalannya operasional karyawan yang berhubungan dengan

kebersihan, keamanan dan kenyamanan.

Tugas dan tanggung jawab :

Memonitor kerja dari karyawan kebersihan, keamanan

Melakukan pembenahan terhadap kinerja karyawan kebersihan dan keamanan.

7. Kepala Karyawan 2

Tanggung jawab kepada : manajer operasonal

Ringkasan pekerjaan: Mengatur dan mengontrol pelaksanaan pekerjaan operator SPBU

menjadi 3 shift.

tugas dan tanggung jawab:

21

Page 22: B-plan SPBU fix

Mengatur pembagian karyawan untuk setiap pekerjaan yang berkaitan dengan operator

SPBU. Pengaturan 3 shift adalah sebagai sebagai berikut:

Hari 1 : 06.01 – 16.00 shift 1

Hari 1 : 16.01 – 00.00 shift 2

Hari 2 : 00.01 – 06.00 shift 2

Hari 2 : 06.01 – 16.00 shift 3

Hari 2 : 16.01 – 00.00 shift 1

Hari 3 : 00.01 – 06.00 shift 1

Hari 3 : 06.01 – 16.00 shift 2

Hari 3 : 16.01 – 00.00 shift 3

Hari 4 : 00.01 – 06.00 shift 3

Dan seterusnya

Mengontrol kinerja pelaksana kepala shift.

8. Kepala shift

Tanggung jawab kepada : kepala karyawan

Ringkasan pekerjaan :Mengatur kinerja operator SPBU

Tugas dan tanggung jawab :

Melakukan pengawasan terhadap kerja operator SPBU

Melakukan peningkatan terhadap pelayanan operator SPBU

g) Proses Recruitment dan Seleksi

Prosese recruitment dan seleksi secara umum yang akan diterapkan adalah sebagai

berikut :

1. Pembuatan informasi lowongan kerja melalui media

2. Persiapan proses lamaran, termasuk persiapan tempat, interviewer, dan isi pertanyaan

3. Seleksi administrasi

4. Seleksi karyawan, melalui proses wawancara

5. Penentuan karyawan, melalui rapat antara pihak internal atau pun keputusan langsung

direktur utama berdasarkan hasil seleksi yang sudah dilakukan

6. Pengumuman karyawan yang diterima, dengan menghubunginya

7. Penempatan inti kerja, bagi karyawan yang diterima, sesuai dengan bidang keahlian

masing-masing karyawan.

22

Page 23: B-plan SPBU fix

8. Pengembangan dan pelatihan, dilakukan setiap periode waktu tertentu, demi

mengoptimalkan kinerja karyawan.

4. Aspek Sosial Ekonomis

a) Aspek Sosial

1. Aktivitas SPBU tidak mengganggu keamanan dan kenyamanan masyarakat

2. Pengolahan limbah diatur sedemikian rupa dengan dibuatnya sumur pantau,

saluran drainase.

3. Berpartisipasi dalam mensukseskan acara yang diadakan oleh Brawijaya (dengan

menjadi sponsor).

b) Aspek Ekonomis

1. Mengurangi pengangguran masyarakat pada umumnya dan mahsiswa pada

khususnya.

2. Mendapatkan harga BBM yang lebih murah sesuai dengan standar pemerintah

dibandingkan jika membeli di pedagang eceran.

3. Memberikan kemudahan kepada masyarakat dan mahasiswa dalam mendapatkan

BBM.

4. Keuntungan yang diperoleh SPBU ini membantu menopang biaya

penyelenggaraan akademik universitas Brawijaya,yang secara tidak langsung

mengurangi beban mahasiswa.

5. Aspek Keuangan

a) Time Line Assumption

Waktu awal proyek 2011Jangka waktu kontruksi 1 tahunWaktu akhir proyek 2012Life time proyek 15 tahunWaktu akhir proyek 2026

b) Project Overview

Lokasi MT. HaryonoLuas lahan 3000 m2

23

Page 24: B-plan SPBU fix

Luas bangunan ±1100 m2

c) Perkiraan Biaya investasi dan operasional

Investasi yang dimiliki oleh Universitas Brawijaya yaitu modal awal hanya sebesar Rp

1.000.000.000, sedangkan untuk biaya pembangunan proyek adalah Rp 2.500.000.000,

meliputi konstruksi dan sarana penunjang. Oleh karena itu dilakukan peminjaman bank

sebesar 60% dari nilai.

Penjualan komposisi kendaraan dari PERTAMINA sebagai berikut :

Pertamax Plus = Rp 7.800 dijual Rp 7.850 Premium = Rp 4.300 dijual Rp 4.500

d) Mekanisme dan profit margin

Mekanisme bisnis SPBU yaitu pihak Pengusaha/Pengelola SPBU harus terlebih

dahulu melakukan pembayaran/penebusan Delivery Order(DO) ke PT PERTAMINA

kemudian barulah Bahan Bakar Minyak(BBM) dikirim melalui Perusahaan transportir

Rekanan PT PERTAMINA menuju SPBU dan proses ini biasanya memakan waktu antara

1(satu) hingga 3(tiga) hari sehingga ada baiknya pengelola SPBU dapat mengantisipasinya

dengan menyiapkan cadangan BBM secukupnya agar intensitas penjualan tidak

tersendat/terganggu. Adapun keuntungan unit Usaha SPBU ditentukan oleh perusahaan

induknya PT PERTAMINA selaku franchiesor yaitu untuk SPBU Standard dengan profit

margin Rp 180;(seratus delapan puluh rupiah) per liternya sedangkan untuk SPBU Way yang

telah menerapkan program SPBU Pastipas maka Profit marginnya adalah Rp 205;(dua ratus

lima rupiah) per liternya. Sehingga untuk merencanakan prospek usaha SPBU ini maka

Pengusaha/calon Pengusaha SPBU perlu memilih lokasi yang strategis serta

menyeleksi/merekrut Manager Pengelola dan tenaga pelayanan yang berpenampilan baik

jujur dan terampil guna menunjang besaran volume omzet penjualan dengan demikian maka

diharapkan terjadi percepatan BEP(Break Evet Point) yaitu nilai Investasi yang telah

ditanamkan dapat segera kembali yangmana idealnya adalah kurang dari 5(lima) tahun sudah

kembali modal. Dan sebagai gambaran umum dibawah ini Kami berikan ilustrasi Perhitungan

Harga Pokok Penjualan unit Usaha SPBU dalam satu bulan (30 hari kerja) dengan asumsi

omzet penjualan BBM 20(dua puluh) ton/hari belum termasuk pendapatan dari penjualan dan

jasa lainya.

24

Page 25: B-plan SPBU fix

Perhitungan investasi awal :

Harga beli mesin fuel dispenser @Rp 15.000.000 x 3 RP 45.000.000

Tangki pendam RP 100.000.000

Biaya pemasangan Rp 30.000.000 (+)

Rp 175.000.000

Biaya lain-lain :

Pembangunan mushola,toilet,mini cafe Rp 250.000.000

Pemasangan wifi untuk mini cafe Rp 5.000.000

Pembangunan taman RP 50.000.000

Pembelian rambu peringatan Rp 5.000.000

Pembelian alat pemadam kebakaran RP 2.500.000

Lisensi PASTI PAS RP 700.000.000

Pembelian BBM(utk 1bln 100000 l x 4350) Rp 435.000.000

Biaya gaji 1bulan Rp 100.000.000

Pembelian equipment PERTAMINA Rp 75.000.000

Biaya listrik,air 1bulan Rp 10.000.000

Biaya pembelian ATK(komputer,meja,buku)Rp 20.000.000

Rp 1.652.500.000

Rp 1.827.500.000

Sumber dana :

Modal sendiri (UB) RP 1.500.000.000

Utang Bank Rp 1.000.000.000 (+)

Rp 2.500.000.000

25

Page 26: B-plan SPBU fix

NVP = Bn – Cn

(1 – r) n

= Rp 2.500.000.000 – Rp 1.827.500.000

(1 – 0,7) 15

= Rp 672.500.000

0,045

= 1,49

Kesimpulan :

Bisnis SPBU ini dikatakan layak karena NVP = 1,49 ≥ 0

V KESIMPULAN

Berdasarkan 5 aspek yang dilakukan pada studi kelayakan bisnis ini yaitu: Aspek pasar,

aspek teknis, aspek manajemen, aspek sosial-ekonomi dan aspek keuangan, maka berikut ini

rekomendasi dari setiap aspek:

1. Aspek pasar

Berdasarkan data dari www.ub.ac.id jumlah civitas akademika brawijaya 50.544..Oleh

karena itu, sangat potensial untuk mendapatkan pangsa pasar yang besar dari jumlah

26

Page 27: B-plan SPBU fix

tersebut. Dengan mempertimbangkan kekuatan dan kelemahan dilakukan analisis SWOT

dan didapatkan hasil bahwa SPBU UB layak dibangun.

2. Aspek Teknis

Berdasarkan studi yang dilakukan pada aspek teknis yang merupakan kerja sama investor

dengan Pertamina didukung dengan persediaan BBM dan menggunakan teknologi yang

sesuai standar Pertamina maka SPBU UB layak dibangun.

3. Aspek Manajemen

Berdasarkan analisis aspek manajemen yang meninjau pembangunan proyek, analisis

stakeholders, struktur organisasi, job analysis dan job description, prosese recruitment dan

seleksi maka dari sisi manajemen dinyatakan layak.

4. Aspek Sosial-Ekonomi

Berdasarkan manfaat sosial dan manfaat ekonomis maka didapat analisis yang

menunjukkan bahwa SPBU UB layak dibangun.

5. Aspek Keuangan

Berdasarkan analisis NPV yang telah dilakukan, jumlah NPV≥0, maka pembangunan

SPBU UB dinyatakan layak.

27