pada praktikum osmoregulasi in1.docx

6
Pada praktikum Osmoregulasi ini, kami menggunakan ikan mas (Cyprinus carpio) sebagai objek pengamatan. Ikan mas termasuk ke dalam golongan family Cyprinidae. Ikan mas memiliki tempat hidup (habitat) diperairan tawar yang tidak terlalu dalam dan airannya tidak terlalu deras, misalnya dipinggiran sungai atau danau. Pada praktikum kali ini ikan mas diberikan beberapa perlakuan yaitu dengan penambahan larutan garam (12,5 gram, 25 gram, 37,5 gram, dan 50 gram), dimana tujuan penambahan larutan garam ini untuk mengtahui daya tahan tubuh ikan mas terhadap salinitas yang meningkat. Berdasarkan hasil praktikum, ikan mas yang baru diletakkan ke dalam becker glass yang telah berisi air tawar (air kran) tanpa diberi perlakuan dapat diperoleh bahwa pada 1 menit pertama pergerakan ikan aktif di dasar air, bukaan mulut ikan mas normal dan jumlah pergerakan tutup buka operculum sebanyak 100 perhitungan. Poses osmoregulasi pada ikan mas berjalan dengan normal dan terjadi keseimbangan antara subtansi di dalam tubuh dan lingkungannya serta habitat asli ikan mas memang di air tawar dan dapat disimpulkan bahwa salinitas 0 % itu cocok untuk habitat ikan mas. Hal ini sesuai dengan pendapat Fujaya (2008) yang menyatakan bahwa teleostei air tawar bersifat hiprosmotik terhadap lingkunganny a, menyebabkan air bergerak masuk ke dalam tubuh dan ion-ion keluar ke lingkungan dengan cara difusi. Selanjutnya berdasarkan hasil pengamatan tingkah laku yang telah dilakukan pada salinitas dengan kadar garam sebanyak 12,5 gram, ikan mas tidak begitu menunjukkan perbedaan tingkah laku yang signifikan dibandingkan pada saat ikan mas tidak diberi

Upload: mesywulandari

Post on 30-Jan-2016

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pada praktikum Osmoregulasi in1.docx

Pada praktikum Osmoregulasi ini, kami menggunakan ikan mas (Cyprinus carpio) sebagai objek

pengamatan. Ikan mas termasuk ke dalam golongan family Cyprinidae. Ikan

mas memiliki tempat hidup (habitat) diperairan tawar yang tidak terlalu dalam dan airannya tidak

terlalu deras, misalnya dipinggiran sungai atau danau. Pada praktikum kali ini ikan mas

diberikan beberapa perlakuan yaitu dengan penambahan larutan garam (12,5 gram, 25 gram, 37,5

gram, dan 50 gram), dimana tujuan penambahan larutan garam ini untuk mengtahui daya tahan

tubuh ikan mas terhadap salinitas yang meningkat. Berdasarkan hasil praktikum, ikan mas yang

baru diletakkan ke dalam becker glass yang telah berisi air tawar (air kran) tanpa diberi

perlakuan dapat diperoleh bahwa pada 1 menit pertama pergerakan ikan aktif di dasar air, bukaan

mulut ikan mas normal dan jumlah pergerakan tutup buka operculum sebanyak 100 perhitungan.

Poses osmoregulasi pada ikan mas berjalan dengan normal dan terjadi keseimbangan antara subtansi di

dalam tubuh dan lingkungannya serta habitat asli ikan mas memang di air tawar dan dapat disimpulkan

bahwa salinitas 0 % itu cocok untuk habitat ikan mas. Hal ini sesuai dengan pendapat Fujaya (2008) yang

menyatakan bahwa teleostei air tawar bersifat hiprosmotik terhadap lingkungannya, menyebabkan

air bergerak masuk ke dalam tubuh dan ion-ion keluar ke lingkungan dengan cara difusi.

Selanjutnya berdasarkan hasil pengamatan tingkah laku yang telah dilakukan pada salinitas dengan

kadar garam sebanyak 12,5 gram, ikan mas tidak begitu menunjukkan perbedaan tingkah laku

yang signifikan dibandingkan pada saat ikan mas tidak diberi perlakuan. Hanya saja pada saat

awal ditambahkan larutan garam 12,5 gram tersebut ikan sedikit hiperaktif karena terkejut

dengan kondisi lingkungan yang berbeda. Sedangkan untuk Jumlah pergerakan tutup buka

operculum selama 1 menit pengamatan adalah sebanyak 90 perhitungan. Pada perlakuan ini

dapat diketahui bahwa tubuh ikan mas masih dapat mentolerir salinitas dengan kadar garam 12,5

gram. Pada perlakuan kedua yaitu dengan meningkatkan salinitas medium dengan menambahkan

larutan garam (kadar garam 25 gram) dapat teramati adanya perubahan tingkah laku ikan mas

selama 1 menit pengamatan. Ketika awal ditambahkannya larutan garam tersebut ke dalam

becker glass ikan menjadi lebih hiperaktif dibandingkan sebelumnya, pergerakan ikan mas

cenderung ke permukaan dan bukaan mulut ikan mas menjadi semakin cepat. Namun lama-

kelamaan ikan mas menjadi semakin lemas setelah 1 menit pengamatan. Jumlah pergerakan

tutup buka operculum selama 1 menit pengamatan semakin berkurang yaitu sebanyak 80

perhitungan.

Page 2: Pada praktikum Osmoregulasi in1.docx

Selanjutnya untuk perlakuan ketiga yaitu dengan menambahkan larutan garam (kadar

garam 37,5 gram) ke dalam becker glass medium ikan mas berenang, terjadi perubahan tingkah

laku yang signifikan. Pergerakan ikan mas semakin tidak terkendali (meloncat ke permukaan dan

hampir ke luar becker glass), bukaan mulutnya semakin cepat sedangkan pergerakan tutup buka

operculum semakin lambat dan kumlah pergerakan operculum ikan mas selama 1 menit

pengamatan menjadi berkurang drastic yaitu sebanyak 21 perhitungan. Pada perlakuan ini selama

1 menit pengamatan pergerakan ikan mas semakin melemas, pergerakan siri-siripnya juga

semakin berkurang. Sedangakan pada perlakuan yang terakhir yaitu dengan menambahkan

larutan garam (kadar garam 50 gram) menyebabkan terjadinya perubahan tingkah laku dimana

pada awal pemberial larutan tersebut ikan sudah lemas dan posisi ikan sudah berada

dipermukaan. Jumlah pergerakan tutup buka operculum pun berkurang drastis selama

pengamatan 1 menit yaitu sebanyak 5 perhitungan. Setelah beberapa detik sebelum akhir

pengamatan ikan pun mati.

Berdasarkan hasil pengamatan, ikan lebih cepat mati pada konsentrasi garam paling

tinggi yaitu 50 gram kadar garam. Pada saat pangamatan, ikan menjadi hiperaktif dan tampak

tingkah laku stres terhadap lingkungan perlakuan. Berdasarkan data hasil pengamatan, semakin

tinggi konsentrasi NaCl, semakin cepat ikan mati, hal tersebut dikarenakan cairan dalam tubuh

ikan yang diasumsikan konsentrasinya lebih kecil dari pada lingkungan berpindah dengan cara

osmosis, sehingga ikan akan mengalami dehidrasi, kemudian akan mati.

Pada salinitas tinggi telah diketahui bahwa kandungan oksigen rendah, maka ikan mas

cenderung menuju permukaan. Bukaan mulut yang cepat, gerakan tapis insang yang cepat pada

perlakuan yang menggunakan kadar garam 12,5, 25, 37,5 gram dilakukan oleh ikan mas karena

untuk mendapatkan oksigen.

Page 3: Pada praktikum Osmoregulasi in1.docx

No

.

PERLAKUAN Jumlah pergerakan tutup buka operculum

(1 menit)

Tingkah laku

1. Tanpa perlakuan 100 - Pergerakan aktif dan

tenang

- Pergerakan

cenderung ke

permukaan

2. Larutan garam

(kadar garam

12,5 gram)

90 - Pergerakan awalnya

aktif dan lam-

kelamaan mulai

berkurang.

3. Larutan garam 80 - Pergerakannya

Page 4: Pada praktikum Osmoregulasi in1.docx

(kadar garam 25

gram)

hiperaktif awalnya

kemudian lambat

dan menjadi

melemas.

4. Larutan garam

(kadar garam

37,5 gram)

21 - Pergerakan

hiperaktif awalnya.

Lalu kemudian

pergerakannya

menjadi sangat

lemas dan oleng .

- Pergerakannya aktif

di permukaan.

5. Larutan garam

(kadar garam 50

gram)

5 - Pergerakan sangat

hiperaktif awalnya

lalu kemudian lemas

dan mati