osmoregulasi pada ikan nila

Upload: ina-rahmawati

Post on 02-Jun-2018

452 views

Category:

Documents


16 download

TRANSCRIPT

  • 8/10/2019 Osmoregulasi Pada Ikan Nila

    1/27

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Osmoregulasi sangat penting pada hewan air karena tubuh ikan bersifat

    permeabel terhadap lingkungan maupun lautan garam. Sifat fisik lingkungan yang

    berbeda menyebabkan ada perbedaan proses osmoregulasi antara ikan air tawar

    dengan ikan air laut. Cairan tubuh ikan tawar mempunyai tekanan yang lebih

    besar dari pada lingkungannya, garam-garam cenderung ke luar. Sebaliknya ikan

    yang hidup di laut mempunyai tekanan osmotik yang lebih kecil dari pada

    lingkunganya, sehingga terdapat kecenderungan garam-garam masuk ke dalam

    tubuh dan air keluar.

    Osmoregulasi adalah pengontrolan kadar air dan garam mineral di dalam

    darah. Ini merupakan mekanisme homeostatik. Regulasi dari konsentrasi Na+

    pada plasma hampir sama konsentrasinya dengan ekskresi regulasi Na+ yang

    berhubungan dengan sensor dan efektor yang berbeda-beda (penerima volum)

    yang berasal dari keseimbangan air dan osmoregulasi

    Tanpa osmoregulasi maka ikan akan mati, ini karena osmoregulasi dapat

    mengontrol konsentrasi cairan dalam tubuh. Jika ikan tidak bisa mengatur proses

    osmose dalam tubuhnya maka ikan akan mati, karena osmoregulasi sangat

    berfungsi dalam aspek kesehatan ikan.

    1.2 Tujuan

    Tujuan dari praktikum ini adalah mengamati osmoregulasi pada ikan nila(Oreochromis niloticus ).

    1.3 Manfaat

    Manfaat yang dapat diperoleh pada praktikum kali ini adalah kita dapat

    mengetahui osmoregulasi pada ikan nila pada media hidup dengan salinitas yang

    bervariasi.

  • 8/10/2019 Osmoregulasi Pada Ikan Nila

    2/27

    2

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Ikan Nila

    Ikan Nila adalah sejenis ikan konsumsi air tawar. Ikan ini d iintroduksi dari

    Afrika pada tahun 1969, dan kini menjadi ikan peliharaan yang populer di kolam-

    kolam air tawar dan beberapa waduk di Indonesia. Nama ilmiahnya adalah

    Oreochromis niloticus , dan dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Nile Tilapia .

    Ikan peliharaan yang berukuran sedang, panjang total (moncong hingga ujung

    ekor) mencapai sekitar 30 cm. Sirip punggung ( dorsal ) dengan 16-17 duri (tajam)

    dan 11-15 jari-jari (duri lunak); dan sirip dubur ( anal ) dengan 3 duri dan 8-11 jari-

    jari. Tubuh berwarna kehitaman atau keabuan, dengan beberapa pita gelap

    melintang (belang) yang makin mengabur pada ikan dewasa. Ekor bergaris-garis

    tegak , 7-12 buah. Tenggorokan, sirip dada, sirip perut, sirip ekor dan ujung sirip

    punggung dengan warna merah atau kemerahan (atau kekuningan) ketika musim

    berbiak (Wikipedia, 2009).

    Ikan nila dilaporkan sebagai pemakan segala (omnivora) , pemakan

    plankton, sampai pemakan aneka tumbuhan sehingga ikan ini diperkirakan dapat

    dimanfaatkan sebagai pengendali gulma air. Ikan ini sangat peridi, mudah

    berbiak. Secara alami, ikan nila (dari perkataan Nile , Sungai Nil) ditemukan mulai

    dari Syria di utara hingga Afrika timur sampai ke Kongo dan Liberia.

    Pemeliharaan ikan ini diyakini pula telah berlangsung semenjak peradaban Mesir

    purba. Karena mudahnya dipelihara dan dibiakkan, ikan ini segera diternakkan di

    banyak negara sebagai ikan konsumsi, termasuk di pelbagai daerah di Indonesia.Akan tetapi mengingat rasa dagingnya yang tidak istimewa, ikan nila juga tidak

    pernah mencapai harga yang tinggi. Di samping dijual dalam keadaan segar,

    daging ikan nila sering pula dijadikan fillet (Wikipedia, 2009). Ikan nila relatif

    cepat beradaptasi terhadap perubahan lingkungan yang baru. Daya adaptasi juga

    berbeda antara ikan besar dan ikan kecil. Ikan yang berukuran besar ternyata

    kurang cepat beradapasi dibandingkan dengan ikan yang berukuran kecil (Effendi,

    2001).

    http://id.wikipedia.org/wiki/Ikanhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ikan_air_tawar&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Introduksihttp://id.wikipedia.org/wiki/Afrikahttp://id.wikipedia.org/wiki/Wadukhttp://id.wikipedia.org/wiki/Indonesiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Inggrishttp://id.wikipedia.org/wiki/Sentimeterhttp://id.wikipedia.org/wiki/Omnivorahttp://id.wikipedia.org/wiki/Planktonhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Peridi&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Syriahttp://id.wikipedia.org/wiki/Kongohttp://id.wikipedia.org/wiki/Liberiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Mesirhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Fillet&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Fillet&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Fillet&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Mesirhttp://id.wikipedia.org/wiki/Liberiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Kongohttp://id.wikipedia.org/wiki/Syriahttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Peridi&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Planktonhttp://id.wikipedia.org/wiki/Omnivorahttp://id.wikipedia.org/wiki/Sentimeterhttp://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Inggrishttp://id.wikipedia.org/wiki/Indonesiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Wadukhttp://id.wikipedia.org/wiki/Afrikahttp://id.wikipedia.org/wiki/Introduksihttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ikan_air_tawar&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Ikan
  • 8/10/2019 Osmoregulasi Pada Ikan Nila

    3/27

    3

    Klasifikasi ikan nila (Trewavas 1982 diacu dalam Shindu 2005) adalah :

    Kingdom : Animalia

    Filum : Chordata

    Kelas : Osteichtyes

    Ordo : Percomorphi

    Famili : Cichlidae

    Genus : Oreochromis

    Spesies : Oreochromis niloticus

    Gambar 1. Ikan Nila

    Sumber : pena-khadafi.blogspot.com

    2.2 Osmoregulasi

    Osmoregulasi adalah proses mengatur konsentrasi cairan dan

    menyeimbangkan pemasukan serta pengeluaran cairan tubuh oleh sel atau

    organisme hidup. Proses osmoregulasi diperlukan karena adanya perbedaan

    konsentrasi cairan tubuh dengan lingkungan disekitarnya. Osmoregulasi juga berfungsi ganda sebagai sarana untuk membuang zat-zat yang tidak diperlukan

    oleh sel atau organisme hidup.

    Osmoregulasi sangat penting pada hewan air karena tubuh ikan bersifat

    permeabel terhadap lingkungan maupun lautan garam. Sifat fisik lingkungan yang

    berbeda menyebabkan ada perbedaan proses osmoregulasi antara ikan air tawar

    dengan ikan air laut. Cairan tubuh ikan tawar mempunyai tekanan yang lebih

    besar dari pada lingkungannya, garam-garam cenderung ke luar. Sebaliknya ikan

    http://www.google.com/url?sa=i&rct=j&q=&esrc=s&source=images&cd=&cad=rja&uact=8&ved=0CAYQjB0&url=http%3A%2F%2Fpena-khadafi.blogspot.com%2F2014%2F02%2Fmutu-ikan-nila.html&ei=dullVIuTDsm3uASrtIHQBg&psig=AFQjCNEJXl1hFLa9VCAbewT-OLBkqctudQ&ust=1416051425560953http://www.google.com/url?sa=i&rct=j&q=&esrc=s&source=images&cd=&cad=rja&uact=8&ved=0CAYQjB0&url=http%3A%2F%2Fpena-khadafi.blogspot.com%2F2014%2F02%2Fmutu-ikan-nila.html&ei=dullVIuTDsm3uASrtIHQBg&psig=AFQjCNEJXl1hFLa9VCAbewT-OLBkqctudQ&ust=1416051425560953
  • 8/10/2019 Osmoregulasi Pada Ikan Nila

    4/27

    4

    yang hidup di laut mempunyai tekanan osmotik yang lebih kecil dari pada

    lingkunganya, sehingga terdapat kecenderungan garam-garam masuk ke dalam

    tubuh dan air keluar.

    Osmoregulasi adalah pengontrolan kadar air dan garam mineral di dalam

    darah. Ini merupakan mekanisme homeostatik. Regulasi dari konsentrasi Na+

    pada plasma hampir sama konsentrasinya dengan ekskresi regulasi Na+ yang

    berhubungan dengan sensor dan efektor yang berbeda-beda (penerima volum)

    yang berasal dari keseimbangan air dan osmoregulasi (vitamins-guide 2004.) dan

    ditambahkan pula oleh Fujaya (1999) bahwa osmoregulasi adalah upaya

    mengontrol keseimbangan air dan ion ion antara tubuh dan lingkungannya atau

    suatu proses pengaturan tekanan osmose. Hal ini penting dilakukan, terutama oleh

    organisme perairan karena;

    1. Harus terjadi keseimbangan antara substansi tubuh dan lingkungan;

    2. Membran sel yang permeabel merupakan tempat lewatnya beberapa substansi

    yang bergerak cepat;

    3. Adanya perbedaan tekanan osmose antara cairan tubuh dan lingkungan.

    Tanpa osmoregulasi maka ikan akan mati, ini karena osmoregulasi dapat

    mengontrol konsentrasi cairan dalam tubuh. Jika ikan tidak bisa mengatur proses

    osmose dalam tubuhnya maka ikan akan mati, karena osmoregulasi sangat

    berfungsi dalam aspek kesehatan ikan (Fujaya,1999).

    Osmoconformer adalah sebutan bagi hewan yang mampu memelihara

    keseimbangan antara cairan tubuh dengan keadaan lingkungan sekitar.

    Kebanyakan invertebrata laut adalah osmoconformer, dimana cairan tubuh mereka

    isotonik dari keadaan lingkungannya. Meskipun konsentrasi relatif dari garam dan

    cairan tubuh mereka berubah ubah dibandingkan air laut, dalam kasus ini hewan

    juga harus mengatur tingkat ion internal (Djawad, dkk, 2007).

    2.3 Organ Osmoregulasi

    Pada organisme akuatik seperti ikan, terdapat beberapa organ yang

    berperan dalam proses pengaturan tekanan osmosis atau osmoregulasi agar proes

    fisiologis didalam tubuhnya dapat berjalan normal. Pada ikan air laut terjadi

  • 8/10/2019 Osmoregulasi Pada Ikan Nila

    5/27

    5

    kehilangan air dari dalam tubuh melalui kulit dan kemudian ikan akan

    mendapatkan garam-garam dari air laut yang masuk lewat mulutnya. Organ dalam

    tubuh ikan menyerap ion-ion garam seperti Na+, K+ dan Cl-, serta air masuk ke

    dalam darah dan selanjutnya disirkulasi. Kemudian insang ikan akan

    mengeluarkan kembali ion-ion tersebut dari darah ke lingkungan luar.

    Osmoregulasi merupakan suatu fungsi fisiologis yang membutuhkan

    energi, yang dikontrol oleh penyerapan selektif ion-ion melewati insang dan

    beberapa bagian tubuh lainnya dikontrol oleh pembuangan yang selektif terhadap

    garam-garam. Kemampuan osmoregulasi bergantung suhu, musim, umur, kondisi

    fisiologis, jenis kelamin dan perbedaan genotip.

    1. Ginjal

    Ginjal merupakan organ ekskresi yang mempunyai peranan di dalam

    proses penyaringan (filtrasi). Pada sebagian besar ikan, pronephoros hanya

    berfungsi pada stadia awal,yaitu pada stadia embrio/larva. Yang kemudian

    fungsinya digantikan oleh mesonephros ketika ikan menjadi dewasa. Ginjal

    melakukan dua fungsi utama :

    1. Mengeksresikan sebagian besar produk akhir metabolisme tubuh,

    2. Mengatur konsentrasi cairan tubuh.

    2. Insang

    Insang ikan bersifat permeabel terhadap air dan garam. Di dalam laut

    salinitasnya lebih besar daripada dalam cairan tubuhnya. Pada lingkungan air

    keluar, tetapi garam berdifusi kedalam. Ikan air laut minum air dalam jumlah yang

    banyak dan mengeluarkan sedikit urin. Ikan air tawar, garam akan memasuki

    insang dan dalam jumlah yang banyak air akan masuk lewat kulit ikan dan insang.

    Hal ini karena kadar garam di dalam tubuh ikan (mendekati 0.5%) yang lebih

    tinggi daripada konsentrasi air di mana ikan tersebut hidup. Karena tubuh ikan

    akan berusaha agar proses difusi antara air kedalam tubuh ikan tetap berlangsung,

    sejumlah besar air dikeluarkan oleh ginjal. Sebgai hasilnya bahwa konsentrasi

    garam pada urine sangat rendah ( Fujaya,1999).

  • 8/10/2019 Osmoregulasi Pada Ikan Nila

    6/27

    6

    3. Kulit

    Pada ikan teleostei air tawar yang bersifat hiperosmotik terhadap

    media/lingkungan hidupnya, masalah utama yang muncul adalah bagaimana

    memasukkan air secara osmosis. Peranan kulit dalam penyerapan secara aktif

    pada ikan bertulang sejati (teleostei) air tawar menjadi kurang berarti bila

    dibandingkan dengan peranan insang. Hal ini dikarenakan insang mempunyai

    permukaan yang lebih besar/luas dan didukung dengan permeabilitasnya yang

    tinggi sedangkan kulit umumnya memiliki ketebalan yang lebih besar sehingga

    bersifat impermeabel. Umumnya kulit berperan dalam proses osmoregulasi pada

    jenis ikan-ikan tertentu, terutama pada stadia awal/larva.

    4. Saluran Pencernaan

    Saluran pencernaan yang berperan dalam osmoregulasi adalah bagian

    esofagus dan usus. Pada ikan bertulang sejati air laut, karena

    media/lingkungannya bersifat hipertonik, maka tubuh ikan akan kekurangan air.

    Oleh karena itu ikan air laut meminum air laut. Pada waktu meminum air laut ion-

    ion Na+ dan Cl- akan diserap darah. Air yang diminum masuk kedalam usus telah

    mengalami penawaran sehingga mudah diserap usus.

    2.4 Tingkat osmoregulasi

    Tingkat osmoregulasi dipengaruhi oleh salinitas tertentu dan akan

    berpengaruh terhadap tingkat osmolalitas plasma, jika salinitasnya meningkat

    maka osmolalitas plasma juga meningkat sedangkan pada kapasitas

    osmoregulasinya semakin besar kadar salinitas suatu perairan maka semakin kecil

    nilai kapasitas osmoregulasinya.

    Dalam osmoregulasi terdapat dua istilah yaitu eurihalin dan stenohalin.

    Eurihalin adalah kemampuan suatu organisme terhadap keadaan perubahan

    salinitas yang tinggi. Ikan yang tergolong dalam eurihalin adalah salah satunya

    ikan nila. Stenohalin adalah tingkat adaptasi yang sempit terhadap salinitas yang

    tinggi. Contoh organisme yang bersifat stenohalin salah satunya adalah ikan

    nilam.

  • 8/10/2019 Osmoregulasi Pada Ikan Nila

    7/27

    7

    Dalam responnya terhadap perubahan salinitas, pengaturan air dan ion

    paling sedikit terdapat dua fase. Pengaturan segera yaitu ikan mulai atau

    menghentikan minum dan meningkatkan atau menurunkan aktivitas transport ion

    dan air yang telah ada pada epitel osmoregulasi yang berhadapan dengan

    perubahan salinitas lingkungan. Pengaturan jangka panjang melibatkan modifikasi

    organ-organ osmoregulasi seperti insang, intestine dan ginjal. Pada level jaringan

    dan sel, bila kan berpindah ke lingkungan laut, sel klorida tipe air tawar hilang,

    sedangkan sel klorida tipe air laut berdiferensiasi pada insang.

    Tidak ada organisme yang hidup di air tawar tidak melakukan

    osmoregulasi. Sedangkan pada ikan air laut, beberapa diantaranya hanya

    melakukan sedikit upaya untuk mengontrol tekanan osmose dalam tubuhnya.

    Semakin jauh perbedaan tekanan osmose antara tubuh dan lingkungan, semakin

    banyak energy metabolisme yang dibutuhkan untuk melakukan osmoregulasi

    sebagai upaya adaptasi, namun tetap ada batas toleransi.

    a. Kapasitas osmoregulasi > 1 disebut Hiperosmotik.

    b. Kapasitas osmoregulasi = 1 disebut Isoosmotik.

    c. Kapasitas osmoregulasi < 1 disebut hipoosmotik.

    Untuk ikan-ikan potadrom yang bersifat hiperosmotik terhadap

    lingkungannya dalam proses osmoregulasi, air bergerak ke dalam tubuh dan ion-

    ion keluar ke lingkungan dengan cara difusi. Keseimbangan cairan tubuhnya

    dapat terjadi dengan cara meminum sedikit air atau bahkan tidak minum sama

    sekali. Kelebihan air dalam tubuhnya dapat dikurangi dengan membuangnya

    dalam bentuk urin. Untuk ikan-ikan oseanodrom yang bersifat hipoosmotik

    terhadap lingkungannya, air mengalir secara osmose dari dalam tubuhnya melalui

    ginjal, insang dan kulit ke lingkungan, sedangkan ion-ion masuk ke dalam

    tubuhnya secara difusi. Sedangkan untuk ikan-ikan eurihalin, memiliki

    kemampuan untuk dengan cepat menyeimbangkan tekanan osmotik dalam

    tubuhnya dengan media (isoosmotik), namun karana kondisi lingkungan perairan

    tidak selalu tetap, maka proses ormoregulasi seperti halnya ikan potadrom dan

    oseanodrom tetap terjadi.

  • 8/10/2019 Osmoregulasi Pada Ikan Nila

    8/27

    8

    2.5 Sistem Osmoregulasi

    Sistem Osmoregulasi ialah sistem pengaturan keseimbangan tekanan

    osmotik cairan tubuh (air dan darah) dengan tekanan osmotik habitat (perairan).

    Tekanan osmotik adalah tekanan yang diberikan pada larutan yang dapat

    menghentikan perpindahan molekul-molekul pelarut ke dalam larutan melalui

    membran semi permeabel (proses osmosis).

    Osmoregulasi pada ikan air tawar

    Gambar 2. Osmoregulasi Ikan Nila

    Sumber : www.jenjet.com

    Ikan air tawar cenderung untuk menyerap air dari lingkungannya dengan

    cara osmosis, terjadi sebagai akibat dari kadar garam dalam tubuh ikan yang lebih

    tinggi dibandingkan dengan lingkungannya. Insang ikan air tawar secara aktifmemasukkan garam dari lingkungan ke dalam tubuh. Ginjal akan memompa

    keluar kelebihan air sebagai air seni. Ikan air tawar harus selalu menjaga dirinya

    agar garam tidak melarut dan lolos ke dalam air.

    Ginjal mempunyai glomeruli dalam jumlah banyak dengan diameter besar.

    Ini dimaksudkan untuk lebih dapat menahan garam-garam tubuh agar tidak keluar

    dan sekaligus memompa air seni sebanyak-banyaknya. Ketika cairan dari badan

    malpighi memasuki tubuli ginjal, glukosaakan diserap kembali pada tubuli

    http://www.jenjet.com/alat/alat-penangkapan-ikan-laut.htmlhttp://www.jenjet.com/alat/alat-penangkapan-ikan-laut.html
  • 8/10/2019 Osmoregulasi Pada Ikan Nila

    9/27

    9

    proximallis dan garam - garam diserap kembali pada tubuli distal. Dinding tubuli

    ginjal bersifat impermiable (kedap air, tidak dapat ditembus) terhadap air.

    Ikan mempertahankan keseimbangannya dengan tidak banyak minum air,

    kulitnya diliputi mucus, melakukan osmosis lewat insang, produksi urinnya encer,

    dan memompa garam melalui sel-sel khusus pada insang. Secara umum kulit ikan

    merupakan lapisan kedap, sehingga garam di dalam tubuhnya tidak mudah bocor

    kedalam air. Satu-satunya bagian ikan yang berinteraksi dengan air adalah insang.

  • 8/10/2019 Osmoregulasi Pada Ikan Nila

    10/27

  • 8/10/2019 Osmoregulasi Pada Ikan Nila

    11/27

    11

    3. Hand counter, untuk menghitung buka tutup operculum

    4. DO meter untuk menghitung oksigen yang terlarut dalam air

    5. Stop watch / jam tangan, untuk menghitung waktu

    6. pH meter, untuk mengukur pH air

  • 8/10/2019 Osmoregulasi Pada Ikan Nila

    12/27

    12

    7. Termometer, untuk mengukur suhu air

    8. Timbangan elektrik, menimbang ikan dan pakan

    9. Beaker glass, melarutkan garam ikan

    10. Refraktosalinometer, mengukur salinitas air

  • 8/10/2019 Osmoregulasi Pada Ikan Nila

    13/27

  • 8/10/2019 Osmoregulasi Pada Ikan Nila

    14/27

    14

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1 Hasil

    4.1.1 Hasil Pengamatan Kelompok

    Tabel 1. Laju Pertumbuhan Harian

    Ikan

    Ke

    Hari Pertama Hari Kelima Laju Pertumbuhan

    Bobot

    Ikan

    (gram)

    Panjang

    Ikan (cm)

    Bobot

    Ikan

    (gram)

    Panjang

    Ikan (cm)

    Bobot

    Ikan

    (gram)

    Panjang

    Ikan

    (cm)

    1 5.26 7 5.49 7.2 1.74 0.2

    2 5.72 6.2 5.92 6.5 0.48 0.3

    3 4.38 6.3 4.65 6.5 1.92 0.2

    4 4 6.5 4.05 6.7 1.5 0.2

    5 4.45 6.2 6.56 6.3 1.75 0.1

    23.81 32.2 26.67 33.2 7.39 1

    Rata-

    rata

    4.8 6.44 5.3 6.64 1.48 0.2

    Perhitungan Laju Pertumbuhan Harian

    G =

    =

    =

    = 37,6 %

  • 8/10/2019 Osmoregulasi Pada Ikan Nila

    15/27

    15

    Tabel 2. Hasil Pengamatan Sub Lethal dan Lethal kelompok

    Tanggal Waktu

    Sub Lethal Lethal

    MukosaTL

    Renang

    TL

    Makan

    BT.

    Operculum

    Berat

    (g)SR

    6/11/201413.00 - Aktif Lahap 132 4,76

    19.00 Sedikit Aktif Lahap 114 -

    7/11/2014

    01.00 Sedikit Aktif Lahap 128 -

    07.00 Sedikit Aktif Lahap 142 -

    13.00Cukup

    banyak Aktif Lahap 133 -

    8/11/2014 13.00Cukup

    banyakAktif Lahap 140 -

    9/11/2014 13.00 Banyak

    Tidak

    terlalu

    aktif

    Tidak

    terlalu

    lahap

    130 -

    10/11/2014 13.00 Banyak

    Tidak

    terlalu

    aktif

    Tidak

    terlalu

    lahap

    141 -

    11/11/2014 13.00 Banyak

    Tidak

    terlalu

    aktif

    Tidak

    terlalu

    lahap

    153 6,64 100 %

    Tabel 3. Hasil Pengamatan Kualitas Air Kelompok

    Tanggal WaktuKualitas Air

    Suhu

    Salinitas(ppt)

    DO(mg/L) pH

    6/11/201413.00 25 10 1,7 6,64

    19.00 25 10 1,3 6,72

    7/11/201401.00 25 10 1,4 6,8307.00 25 10 1,2 6,46

  • 8/10/2019 Osmoregulasi Pada Ikan Nila

    16/27

    16

    13.00 24 10 1,6 6,758/11/2014 13.00

    23,910

    1,9 6,189/11/2014 13.00 23 10 1,4 6,90

    10/11/2014 13.00 25 10 1,6 6,53

    11/11/2014 13.00 25 10 1,7 6,87

    4.1.2 Hasil Pengamatan Kelas

    Tabel 4. Hasil Pengamatan Sub Lethal dan Lethal kelas (Lab FHA, Akuakultur,

    MSP)

    Lab Kelompok

    Sub Lethal Lethal

    MukosaTl

    Renang

    Tl

    Makan

    BT.

    OperculumSR

    FHA

    1 Sedang Tenang Aktif 143 100 %

    2 Sedikit Aktif Aktif 128 100 %

    3Cukup

    Banyak

    Cukup

    AktifAktif 135 100 %

    4 SedikitKurang

    aktif

    Tidak

    langsung

    dimakan

    152 100 %

    5Banyak

    busa

    Kurang

    aktif

    Kurang

    aktif140 0 %

    Lab Kelompok

    Sub Lethal Lethal

    MukosaTl

    Renang

    TlMakan

    BT.Operculum

    SR

    Akua-

    kultur

    1

    2 Sedikit AktifKurangnapsumakan

    125 100 %

  • 8/10/2019 Osmoregulasi Pada Ikan Nila

    17/27

    17

    3 SedikitKurang

    aktif

    Kurangnapsumakan

    173 100 %

    4 SedikitKurang

    aktif

    Kurangnapsumakan

    153 100 %

    5

    Lab Kelompok

    Sub Lethal Lethal

    MukosaTl

    Renang

    TlMakan

    BT.Operculum

    SR

    MSP

    1 SedangTidakAktif

    TidakHabis

    156 100 %

    2 SedangTidakBegituAktif

    Kurangnapsumakan

    144 100 %

    3 SedikitKurang

    aktif

    Kurangnapsumakan

    135 100 %

    4Cukup

    banyakAktif Lahap 126 100 %

    5 BanyakTidakAktif

    TidakHabis

    135 100 %

  • 8/10/2019 Osmoregulasi Pada Ikan Nila

    18/27

    18

    Tabel 5. Hasil Pengamatan Kualitas Air Kelas (Lab FHA, Akuakultur, MSP)

    Lab Kelompok

    Kualitas Air LajuPertumbuhan

    Suhu

    ( )pH

    Salinitas

    (ppt)

    DO

    (mg/L)

    Awal

    (gr)

    Akhir

    (gr)

    FHA

    1 25 7.04 0 2.2 5.22 5.22

    2 25 6.84 5 1.87 5.8 5.23

    3 25 6.72 10 1.81 5.21 5.32

    4 25 6.66 15 1.77 10.79 10.845 25 6.13 20 1.9 4.26 0

    Lab Kelompok

    Kualitas AirLaju

    Pertumbuhan

    Suhu

    ( )pH

    Salinitas

    (ppt)

    DO

    (mg/L)

    Awal

    (gr)

    Akhir

    (gr)

    Akua-

    kultur

    12 25 6.76 5 1.54 4.78 7.78

    3 24 6.57 10 1.8 8.3 7.7

    4 25 6.63 15 1.56 4.8 3.15

    5

    Lab Kelompok

    Kualitas AirLaju

    Pertumbuhan

    Suhu

    ( )pH

    Salinitas

    (ppt)

    DO

    (mg/L)

    Awal

    (gr)

    Akhir

    (gr)

    MSP

    1 25 6.79 0 1.6 11.33 11.51

    2 25 6.51 5 1.78 6.33 6

    3 25 6.66 10 1.51 4.76 6.64

    4 25 6.67 15 1.75 4.94 4.55

    5 25 6.57 20 1.82 9.78 10.58

  • 8/10/2019 Osmoregulasi Pada Ikan Nila

    19/27

    19

    4.2 Pembahasan

    4.2.1 Pembahasan Data Kelompok

    Praktikum kali ini yaitu mengenai Osmoregulasi pada ikan nila. Pada

    praktikum ini dilakukan beberapa pengamatan. Pengamatan pertama yaitu

    pengamatan sub lethal yang mencakup pengamatan jumlah mukosa, tingkah laku

    (gerak) renang dan makan, buka tutup operculum serta pertumbuhan harian.

    Pengamatan kedua yaitu pengamatan lethal dengan membandingkan jumlah ikan

    yang hidup pada pengamatan hari terakhir dengan jumlah ikan yang hidup pada

    hari pertama pengamatan (Effendi,1997). Ketiga yaitu pengamatan kualitas air.

    Indikator yang diamati untuk kualitas air yaitu salinitas yang diukur dengan

    menggunakan alat refraktosalinometer, Dissolved oxygen (DO) yang diukur

    dengan menggunakan DO Meter, Suhu yang diukur dengan termometer dan pH

    yang diukur dengan menggunakan pH meter.

    Pengamatan pertama yaitu mengenai pengamatan sublethal. Dari hasil

    pengamatan yang tertera pada tabel 1.2 dapat diketahui bahwa kadar mukosa yangterdapat pada ikan semakin hari semakin banyak. untuk tingkah laku renang ikan

    semakin hari semakin pasif atau tidak terlalu aktif bergerak. Dalam responnya

    terhadap perubahan salinitas, pengaturan air dan ion paling sedikit terdapat dua

    fase. Pengaturan segera yaitu ikan mulai atau menghentikan minum dan

    meningkatkan atau menurunkan aktivitas transport ion dan air yang telah ada pada

    epitel osmoregulasi yang berhadapan dengan perubahan salinitas lingkungan.

    Pengaturan jangka panjang melibatkan modifikasi organ-organ osmoregulasiseperti insang, intestine dan ginjal. Pada level jaringan dan sel, bila ikan

    berpindah ke lingkungan yang bersalinitas tinggi, sel klorida tipe air tawar

    berkurang, sehingga kadar mukosa semakin meningkat.

    Osmoregulasi memiliki hubungan dengan pertumbuhan dalam hal

    penggunaan energi dimana hubungan tersebut bersifat berbanding terbalik.

    Meningkatnya penggunaan energi untuk osmoregulasi akan menurunkan porsi

    energi untuk pertumbuhan. Hal ini terkait kecenderungan bahwa osmoregulasi

  • 8/10/2019 Osmoregulasi Pada Ikan Nila

    20/27

    20

    mutlak harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum digunakan untuk tumbuh. Maka

    dari itu pertumbuhan akan maksimal pada kondisi salinitas yang optimal sehingga

    laju pertumbuhan rata-rata bobot ikan dapat meningkat 1,48 gram. Begitupula

    dengan laju pertumbuhan panjang ikan mengalami rata-rata penambahan panjang

    0,2 cm. Indikator sublethal yang selanjutnya yaitu buka tutup operculum. Pada

    setiap pengamatan jumlah buka tutup operculum berbeda-beda, hal ini terjadi

    karena faktor lingkungan ikan seiring dengan penambahan dan penurunan suhu.

    Indiktor yang terakhir yaitu laju pertumbuhan harian, dari hasil perhitungan

    didapatkan bahwa laju pertumbuhan harian pada ikan tersebut yaitu 37,6 %.

    Grafik 1. Jumlah BT. Operculum Pada Tiap Pengamatan

    Pengamatan kedua yaitu pengamatan lethal, pengamatan ini dihitung

    dengan cara membandingkan jumlah ikan yang hidup pada hari pertama dengan

    jumlah ikan yang hidup pada hari kelima. dari hasil pengamatan didapatkan bahwa nilai kelangsungan hidup ikan sebesar 100 %. Ikan nila dapat dinyatakan

    sebagai ikan eurihalin karena dapat bertahan hingga salinitas 10 ppt.

    Pengamatan ketiga yaitu pengamatan kualitas air, indikator yang diamati

    pertama yaitu suhu, suhu relatif tidak bervariasi dengan kisaran 23-25 .

    Lingkungan tumbuh (habitat) yang paling ideal adalah perairan air tawar yang

    memiliki suhu antara 14C 38C, atau suhu optimal 25C 30C. Keadaan suhu

    yang rendah yaitu suhu kurang dari 14C ataupun suhu yang terlalu tinggi di atas

    132

    114128

    142133

    140130

    141153

    0

    20

    40

    60

    80

    100

    120

    140

    160

    180

    1 2 3 4 5 6 7 8 9

    B u

    k a T u t u p O p e r c u

    l u m

    Pengamatan ke-

  • 8/10/2019 Osmoregulasi Pada Ikan Nila

    21/27

    21

    30C akan menghambat pertumbuhan nila. Ikan nila memiliki toleransi tinggi

    terhadap perubahan lingkungan hidup. Batas bawah dan batas atas suhu yang

    mematikan ikan nila berturut-turut adalah 11-12C dan 42C (Rukmana,1997).

    Grafik 2. Nilai Suhu Pada Tiap Pengamatan

    Indikator yang kedua yaitu Dissolved Oxygen (DO). DO sangat berperan

    dalam respirasi,DO yang terukur bervariasi berkisar 1,2-1,9 mg/L. DO yang ada

    di akuarium disuplai dengan menggunakan bantuan aerator. Dengan adanya

    aeratoor sangat membantu terhadap respirasi dan osmoregulasi ikan.

    Grafik 3. Nilai DO Pada Tiap Pengamatan

    25 25 25 25

    24 23.9

    23

    25 25

    22

    22.5

    23

    23.5

    24

    24.5

    25

    25.5

    1 2 3 4 5 6 7 8 9

    S u h u

    Pengamatan ke-

    1.7

    1.31.4

    1.2

    1.6

    1.9

    1.4

    1.61.7

    0

    0.2

    0.4

    0.6

    0.8

    1

    1.2

    1.4

    1.6

    1.8

    2

    1 2 3 4 5 6 7 8 9

    D i s s o

    l v e

    d O

    x y g e n

    Pengamatan ke-

  • 8/10/2019 Osmoregulasi Pada Ikan Nila

    22/27

    22

    Indikator terahir yang diamati yaitu pH air. pH yang didapat berkisar 6,1-

    6,9 sehingga masih dapat ditoleransi oleh ikan nila. Keadaan pH air antara 5 11

    dapat ditoleransi oleh ikan nila, tetapi pH yang optimal untuk pertumbuhan dan

    perkembangbiakkan ikan ini adalah 7- 8. Ikan nila masih dapat tumbuh dalam

    keadaan air asin pada salinitas 0-35 ppt. Oleh karena itu, ikan nila dapat

    dibudidayakan di perairan payau, tambak dan perairan laut, terutama untuk tujuan

    usaha pembesaran (Rukmana, 1997). Semakin aktif ikan bergerak maka semakin

    sedikit jumlah mukosa yang dikeluarkan ini berbanding lurus dengan pH yang

    didapat dalam praktikum kali ini. Jika pH semakin bertambah maka mukosa

    semakin bertambah pula, ini dikarenakan mukosa diperlukan untuk melindungi

    dan menjaga kstabilan tubuh ikan .

    Grafik 4. Nilai pH Pada Tiap Pengamatan

    4.2.2 Pembahasan Data Kelas

    Pengamatan yang dilakukan oleh beberapa kelompok dengan perlakuan

    (salinitas) yang berbeda menghasilkan perbedaan dalam hasil yang cukup

    signifikan. Pada pengamatan pertama mengenai pengamatan Sub Lethal dan

    Lethal, dalam pengamatan mukosa rata-rata julah mukosa semakin hari semakin

    sedikit karena ikan cenderung pasif. Mukosa yang dihasikan digunakan untuk

    mempertahanan diri dari lingkungan sekitar. Selain pengamatan mukosa,

    pengamatan bobot ikan pada tiap kelompok ada yang mengalami peningkatan dan

    6.646.72

    6.83

    6.46

    6.75

    6.18

    6.9

    6.53

    6.87

    5.8

    6

    6.2

    6.4

    6.6

    6.8

    7

    1 2 3 4 5 6 7 8 9

    p H

    Pengamatan ke-

  • 8/10/2019 Osmoregulasi Pada Ikan Nila

    23/27

    23

    adapula yang mengalami penurunan (lihat grafik 5). Peningkatan bobot ikan yang

    paling besar yaitu kelompok 2 Lab Akuakultur dimana pertambahan bobotnya

    sebesar 3 gram dengan tingkah laku ikan yang aktif, menyebabkan ikan

    membutuhkan lebih banyak energi yang didapatkan dari pakan. Peningkatan

    bobot ikan dapat disebabkan oleh daya cerna ikan terhadap pakan sangat tinggi

    sehingga pakan yang dicerna dapat digunakan untuk pertumbuhan. Pada beberapa

    kelompok bobot ikan mengalami penurunan. Hal ini dapat disebabkan oleh

    tingginya salinitas air yang menyebabkan osmoregulasi yang dilakukan ikan

    sangat tinggi sehingga energi yang didapatkan dari pakan digunakan untuk

    metabolisme dan mempertahankan diri bukan untuk pertumbuhan.

    Grafik 5. Bobot awal dan Bobot Akhir Pengamatan Kelas

    Pengamatan kedua yaitu mengenai pengamatan kualitas air, pada hasil

    pengamatan pH (lihat grafik 6) didapatkan bahwa pH berada pada kisaran 6-7.Keadaan pH air antara 5 11 dapat ditoleransi oleh ikan nila, tetapi pH yang

    optimal untuk pertumbuhan dan perkembangbiakkan ikan ini adalah 7- 8

    (Rukmana, 1997). PH air mempengaruhi tingkat kesuburan perairan karena

    mempengaruhi kehidupan jasad renik. Perairan asam kurang produktif malah

    dapat membunuh hewan budidaya. Pada pH rendah (keasaman yang tinggi)

    kandungan oksigen terlarut berkurang, sebagai akibatnya oksigen menurun,

    aktifitas pernapasan naik, serta makan akan berkurang. Hal sebaliknya terjadi

    0

    2

    4

    6

    8

    10

    12

    14

    1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

    Bobot Awal

    Bobot Akhir

  • 8/10/2019 Osmoregulasi Pada Ikan Nila

    24/27

    24

    pada suasana basa. Sebagian besar biota aquatic sensitive terhadap perubahan PH

    dan menyukai nilai PH sekitar 7 - 8,5. Nilia PH sangat mempengaruhi proses

    biokimia perairan misalnya, proses nitrifikasi akan berakhir jika PH

    rendah (Novontny and Olem, 1994 dalam Kordi, 2009).

    Grafik 6. pH pengamatan Kelas

    Salinitas merupakan salah satu parameter lingkungan yang mempengaruhi

    proses biologi dan secara langsung akan mempengaruhi kehidupan organisme

    antara lain yaitu mempengaruhi laju pertumbuhan, jumlah makanan yang

    dikonsumsi, nilai konversi makanan, dan daya kelangsungan hidup (Andrianto,

    2005). Tingkah laku ikan nila ketika diberi salinitas antara 5 ppt sampai 20 ppt

    masih normal. Ikan nila juga masih mampu bertahan hidup. Begitu pula dengan

    tingkat kelangsungan hidup ikan nila sampai pada 20 ppt masih tinggi. Jika diberi perlakuan dengan media hidup dengan salinitas 20 ppt maka tingkat kelangsungan

    hidup ikan nila rendah bahkan 0%. Hal ini menunjukkan bahwa ikan nila hanya

    dapat mentolerir salinitas air sampai sekitar 20 ppt. Ini didukung oleh pendapat

    William (1979) dalam Anggraeni (2002) yang menyatakan bahwa seluruh

    organisme memilki beberapa kisaran salinitas dan apabila kisaran tersebut

    terlampaui maka organisme tersebut akan mati atau pindah ke tempat lain.

    7.04

    6.846.72

    6.66

    6.13

    6.76

    6.576.63

    6.79

    6.51

    6.66 6.67

    6.57

    5.6

    5.8

    6

    6.2

    6.4

    6.6

    6.8

    7

    7.2

    1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

    pH

  • 8/10/2019 Osmoregulasi Pada Ikan Nila

    25/27

    25

    Dissolved Oxygen (DO) yang terdapat pada hasil pengamatan berkisar

    antara 1,5-2,2 mg/L. DO berbanding terbalik dengan salinitas, pada salinitas yang

    tinggi, kandungan oksigen terlarutnya rendah, namun pada pengamatan ini

    didapatkan hasil bahwa pada salinitas yang tinggi (20 ppt) memiliki kadar DO

    yang lebih tinggi dibandingkan dengan salinitas yang lebih rendah. Hal ini bisa

    disebabkan oleh adanya penumpukkan amonia ataupun pakan yang terendam

    dalam air yang menyebabkan kadar amonia tinggi dan kadar oksigen terlarut

    rendah.

    Grafik 7. Dissolved Oxygen (DO) hasil Pengamatan Kelas

    2.2

    1.87 1.81 1.771.9

    1.54

    1.8

    1.56 1.61.78

    1.51

    1.75 1.82

    0

    0.5

    1

    1.5

    2

    2.5

    1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

    Dissolved Oxygen

  • 8/10/2019 Osmoregulasi Pada Ikan Nila

    26/27

    26

    BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1 Kesimpulan

    Pemberian media dengan salinitas yang berbeda-beda pada media hidup

    ikan nila memberikan hasil pengamatan osmoregulasi yang berbeda-beda

    Pada pengamatan sub lethal dan lethal, mukosa yang terdapat pada ikan

    semakin hari semakin sedikit, ikan semakin pasif dan buka tutup

    operculum bervariasi

    Pada pengamatan kualitas air, pH berkisar antara 6-7. Pada kisaran ini ikan

    nila dapat hidup dengan baik karena masih dapat mentolerir pH antara 6-8.

    Suhu yang didapat berkisar antara 23-25C. Salinitas yang digunkan mulai

    dari 0-20 ppt.

    Pada salinitas 20 ppt ikan ada yang mengalami kematian, sehingga dapat

    diketahui bahwa ikan nila bisa mentolerir salinitas sampai 20 ppt.

    DO sangat dibutuhkan untuk proses respirasi dan osmoregulasi. DO yang

    tercatat berkisar antara 1,5-2,2 mg/L.

    5.2 Saran

    Untuk pengamatan lebih lanjut diharapkan dalam pengamatan dilakukan

    oleh satu orang saja, karena untuk pengamatan sub lethal setiap orang memiliki

    pendapat/ pernyataan yang berbeda-beda.

  • 8/10/2019 Osmoregulasi Pada Ikan Nila

    27/27

    DAFTAR PUSTAKA

    Anonim.2012.Hubungan Parameter Kualitas Air Dalam Budidaya Ikan Nilahttps://www.academia.edu/3250891/HUBUNGAN_PARAMETER_KUALITAS_AIR_DALAM_BUDIDAYA_IKAN_NILA diakses 19

    November 2014 Pukul 22.47 WIB

    Anonim.2013.Laporan Praktikum Fisiologi Hewan Airhttp://himbiounpad.files.wordpress.com/2013/06/fisiologi-hewan-air.pdfdiaskes 19 November 2014 Pukul 22.51 WIB

    Jenie.2012.Osmoregulasihttp://jeniewulandari.wordpress.com/2012/10/05/osmoregulasi/ diakses19 November 2014 Pukul 22.49 WIB

    https://www.academia.edu/3250891/HUBUNGAN_PARAMETER_KUALITAS_AIR_DALAM_BUDIDAYA_IKAN_NILAhttps://www.academia.edu/3250891/HUBUNGAN_PARAMETER_KUALITAS_AIR_DALAM_BUDIDAYA_IKAN_NILAhttp://himbiounpad.files.wordpress.com/2013/06/fisiologi-hewan-air.pdfhttp://jeniewulandari.wordpress.com/2012/10/05/osmoregulasi/http://jeniewulandari.wordpress.com/2012/10/05/osmoregulasi/http://himbiounpad.files.wordpress.com/2013/06/fisiologi-hewan-air.pdfhttps://www.academia.edu/3250891/HUBUNGAN_PARAMETER_KUALITAS_AIR_DALAM_BUDIDAYA_IKAN_NILAhttps://www.academia.edu/3250891/HUBUNGAN_PARAMETER_KUALITAS_AIR_DALAM_BUDIDAYA_IKAN_NILA