· dibebankan pada keluaran peningkatan kapasitas pengelolaan sumber daya ... untuk diserahkan...

18
2013, No.1488 12 LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN DEKONSENTRASI BIDANG LINGKUNGAN HIDUP KRITERIA DAN TATA LAKSANA KEGIATAN DEKONSENTRASI BIDANG LINGKUNGAN HIDUP Kriteria dan tata laksana kegiatan dekonsentrasi bidang lingkungan hidup mencakup: a. tata laksana administrasi umum dan keuangan; b. kriteria penggunaan anggaran; c. tata laksana pengorganisasian pelaksanaan kegiatan; d. tata laksana pelaporan; dan e. kriteria dan tata laksana pemantauan, evaluasi, penilaian kinerja, dan pembinaan. A. TATA LAKSANA ADMINISTRASI UMUM DAN KEUANGAN Administrasi dekonsentrasi mencakup pelaksanaan : 1. Administrasi pengadaan barang dan jasa; 2. Pengelolaan keuangan dana dekonsentrasi, antara lain meliputi: a. mempelajari teknis pelaksanaan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dan tata cara pertanggungjawaban pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN); b. membuat Petunjuk Operasional Kegiatan (POK); c. membuka rekening ke Bank Pemerintah; d. mengurus Nomor Pokok Wajib Pajak ke kantor Pelayanan Pajak; e. menyiapkan Buku Kas Umum/Buku Kas Harian, untuk membukukan transaksi baik penerimaan dan pengeluaran bendahara pengguna anggaran; www.djpp.kemenkumham.go.id

Upload: lekhanh

Post on 21-May-2018

222 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1:  · dibebankan pada Keluaran Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Sumber Daya ... untuk diserahkan kepada Pemerintah Daerah sesuai dengan ... pengawasan Komisi Penilai Amdal,

2013, No.1488 12

LAMPIRAN I

PERATURAN MENTERI

LINGKUNGAN HIDUP

REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 10 TAHUN 2013

TENTANG

PETUNJUK TEKNIS

PENYELENGGARAAN

DEKONSENTRASI BIDANG

LINGKUNGAN HIDUP

KRITERIA DAN TATA LAKSANA KEGIATAN DEKONSENTRASI BIDANG LINGKUNGAN HIDUP

Kriteria dan tata laksana kegiatan dekonsentrasi bidang lingkungan hidup mencakup:

a. tata laksana administrasi umum dan keuangan; b. kriteria penggunaan anggaran; c. tata laksana pengorganisasian pelaksanaan kegiatan; d. tata laksana pelaporan; dan e. kriteria dan tata laksana pemantauan, evaluasi, penilaian kinerja, dan

pembinaan.

A. TATA LAKSANA ADMINISTRASI UMUM DAN KEUANGAN

Administrasi dekonsentrasi mencakup pelaksanaan :

1. Administrasi pengadaan barang dan jasa; 2. Pengelolaan keuangan dana dekonsentrasi, antara lain meliputi:

a. mempelajari teknis pelaksanaan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dan tata cara pertanggungjawaban pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN);

b. membuat Petunjuk Operasional Kegiatan (POK);

c. membuka rekening ke Bank Pemerintah;

d. mengurus Nomor Pokok Wajib Pajak ke kantor Pelayanan Pajak;

e. menyiapkan Buku Kas Umum/Buku Kas Harian, untuk membukukan transaksi baik penerimaan dan pengeluaran bendahara pengguna anggaran;

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 2:  · dibebankan pada Keluaran Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Sumber Daya ... untuk diserahkan kepada Pemerintah Daerah sesuai dengan ... pengawasan Komisi Penilai Amdal,

2013, No.1488 13

f. menyiapkan buku pembantu pengawasan pelaksanaan Mata Anggaran Kegiatan (MAK);

g. menyiapkan Buku Uang Muka, Buku Pembantu Bank, dan Buku Pembantu Pajak;

h. menyiapkan surat keputusan yang terkait dengan pelaksanaan anggaran seperti Tim Teknis atau Kelompok Kerja;

i. membentuk Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran (UAKPA) Satuan Kerja, yang tugasnya dirangkap oleh para pengelola anggaran; dan

j. menyiapkan rencana kegiatan dan anggaran per triwulan.

3. Penatausahaan Barang Milik Negara (BMN) yang diperoleh dari dana dekonsentrasi dan pemeliharaan/operasionalnya sebelum dihibahkan;

4. Pelaporan manajerial dan akuntabilitas; dan 5. Penyediaan peralatan penunjang administrasi dekonsentrasi.

Pelaksanaan seluruh kegiatan di atas sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan-undangan, dan penyelenggaraannya dibiayai dari dana dekonsentrasi. Biaya yang ditimbulkan dalam administrasi kegiatan dibebankan pada Keluaran Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup dalam sub Keluaran Pemantauan Pelaksanaan Kegiatan yang dibiayai Dana Alokasi Khusus Bidang Lingkungan Hidup.

B. KRITERIA PENGGUNAAN ANGGARAN Penggunaan anggaran harus memenuhi kriteria penggunaan anggaran yang meliputi:

1. Terstruktur dalam pembiayaan untuk administrasi kegiatan, dan pembiayaan untuk keluaran yang sesuai dan konsisten terhadap Kerangka Acuan Kegiatan (KAK) sebagaimana distandarkan dalam Peraturan Menteri Keuangan;

2. Pembiayaan untuk administrasi kegiatan terdiri dari : a. biaya pengelolaan keuangan yang meliputi honorarium pejabat

pengelola keuangan dan biaya proses pembukuan dan pelaporan keuangan;

b. biaya administrasi pengadaan barang dan jasa yang meliputi honorarium pejabat pengadaan barang dan jasa, honorarium pejabat pemeriksa/penerima barang dan jasa, honorarium panitia pengadaan barang dan jasa, honorarium narasumber bila diperlukan, biaya pengumuman penawaran pengadaan barang dan jasa, dan biaya proses penilaian pengadaan barang dan jasa; dan

c. biaya pelaporan yang mencakup biaya perjalanan untuk kehadiran dalam Rapat Koordinasi Lingkungan Hidup Regional untuk perencanaan sebanyak 2 (dua) orang, biaya perjalanan untuk kehadiran

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 3:  · dibebankan pada Keluaran Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Sumber Daya ... untuk diserahkan kepada Pemerintah Daerah sesuai dengan ... pengawasan Komisi Penilai Amdal,

2013, No.1488 14

dalam Rapat Koordinasi Nasional untuk perencanaan sebanyak 2 (dua) orang dan biaya proses pengelolaan BMN.

3. Pembiayaan untuk keluaran terdiri dari : a. honorarium bulanan (orang-bulan/OB) pelaksana berbasis keluaran

(tidak diperkenankan menerima honorarium bulanan dari tiap-tiap sub keluaran);

b. komponen belanja utama sub keluaran yang berupa belanja yang langsung menentukan kinerja pencapaian target dengan jumlah alokasi minimal 60% (enam puluh per seratus) dari total anggaran, dan dibatasi untuk belanja barang yang bersifat non-fisik, misalnya: belanja jasa untuk melaksanakan pemantauan, belanja perjalanan untuk inventarisasi data di lapangan, dan honorarium pelaksana sub keluaran yang berbasis jumlah kegiatan yang dilaksanakan (orang-kali/OK); dan

c. komponen belanja pendukung berupa belanja yang tidak secara langsung mempengaruhi kinerja pencapaian target dan bersifat mendukung kegiatan utama, seperti belanja perjalanan untuk konsultasi dan koordinasi, pertemuan persiapan, penyusunan laporan dan pembelian barang fisik penunjang kegiatan dekonsentrasi dalam jumlah sangat terbatas dan selektif.

Jenis barang fisik penunjang kegiatan dekonsentrasi bidang LH ditetapkan oleh Menteri setiap tahun dengan memperhatikan kebutuhan khusus dan spesifik yang terjadi pada tahun tersebut, misalnya: a. perangkat pengolah data dengan spesifikasi khusus; atau b. contoh/model/prototipe/demo-peralatan/kegiatan pengendalian

pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup dalam rangka pembinaan dan bersifat mendukung.

Seluruh barang yang ditetapkan oleh Menteri dapat diadakan dan harus dianggarkan dalam akun belanja barang penunjang kegiatan dekonsentrasi bidang LH, untuk diserahkan kepada Pemerintah Daerah sesuai dengan kode dan nomenklatur yang berlaku pada tahun tersebut. Tidak diperkenankan mengalokasikan belanja barang fisik tersebut dalam akun Belanja Modal.

Belanja jasa profesi, jasa lainnya, dan kontraktual dianjurkan untuk secara optimal memanfaatkan akun belanja jasa profesi, jasa lainnya, dan jasa kontraktual bagi tahapan dan/atau komponen kegiatan yang membutuhkan:

a. keahlian khusus dan dapat dilaksanakan oleh penyedia jasa profesional (contoh: jasa analisis sampel, survai lapangan, disain teknis, dan pembuatan produk/barang tertentu);

b. banyak sumber daya manusia dan waktu, dan dapat dilaksanakan oleh penyedia jasa profesional (contoh: penyelenggaraan acara pertemuan); dan

c. masukan pakar/narasumber ahli (contoh: pembuatan bahan materi pembinaan teknis, dan pelaksanaan sosialisasi).

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 4:  · dibebankan pada Keluaran Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Sumber Daya ... untuk diserahkan kepada Pemerintah Daerah sesuai dengan ... pengawasan Komisi Penilai Amdal,

2013, No.1488 15

Seluruh belanja wajib menggunakan Standar Biaya Umum (SBU) sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan. Apabila terdapat satuan biaya yang tidak diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan, dapat dipergunakan standar Harga Perkiraan Sendiri (HPS) yang diatur dalam Keputusan Sekretaris Kementerian Lingkungan Hidup. Satuan biaya yang tidak dapat mengacu SBU maupun HPS Kementerian Lingkungan Hidup dapat diajukan dengan perkiraan sendiri selama disertai alasan yang patut dan dilengkapi dengan Surat Pertanggungjawaban Mutlak yang ditandatangani KPA dengan dilengkapi data-data pendukung lainnya (contoh: bukti standar harga yang berlaku di pasar).

C. TATA LAKSANA PENGORGANISASIAN PELAKSANAAN KEGIATAN

Keterangan :

____________ garis pertanggungjawaban langsung dan alur pelaporan

keuangan dan manajerial

garis koordinasi konsultatif dan alur pelaporan teknis

Tata laksana di atas dibentuk berdasarkan kepentingan pencapaian sasaran masing-masing keluaran dan kejelasan alur pertanggungjawaban, pengambilan keputusan dan pelaporan dari segi teknis, manajerial, keuangan dan pengadaan barang dan jasa.

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 5:  · dibebankan pada Keluaran Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Sumber Daya ... untuk diserahkan kepada Pemerintah Daerah sesuai dengan ... pengawasan Komisi Penilai Amdal,

2013, No.1488 16

1. Pelaksana pembinaan kegiatan dekonsentrasi di lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) terdiri atas:

a. Pejabat Eselon I KLH terkait 1) Pejabat Eselon I KLH selaku pembina utama dan penentu target

kinerja SKPD di bidang teknis bagi masing-masing sub keluaran. 2) Pejabat eselon I KLH sebagaimana dimaksud pada angka 1) terdiri

atas: a) Deputi Bidang Tata Lingkungan (Deputi I), merumuskan dan

mengoordinasikan pelaksanaan kebijakan terkait dengan sub keluaran laporan pembinaan dan pengawasan pelaksanaan kajian dampak lingkungan hidup di kabupaten/kota (pemantauan terhadap rencana pengelolaan lingkungan hidup dan rencana pemantauan lingkungan hidup (RKL-RPL), pengawasan Komisi Penilai Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (Komisi Amdal), dan evaluasi mutu dokumen Amdal);

b) Deputi Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan (Deputi II), merumuskan dan mengoordinasikan pelaksanaan kebijakan terkait sub keluaran yang meliputi: (1) laporan pengawasan pelaksanaan pengelolaan limbah B3,

pengelolaan kualitas air dan udara skala nasional melalui Proper; dan

(2) laporan pemantauan kualitas udara di wilayah perkotaan yang bersifat strategis sasional.

c) Deputi Bidang Pengendalian Kerusakan Lingkungan dan Perubahan Iklim (Deputi III), merumuskan dan mengoordinasikan pelaksanaan kebijakan terkait sub keluaran yang meliputi: (1) laporan perubahan tutupan vegetasi dalam rangka program

Menuju Indonesia Hijau (MIH); dan (2) laporan pemantauan dan pengawasan pelaksanaan

inventarisasi gas rumah kaca dan rencana aksi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.

d) Deputi Bidang Pengelolaan B3, Limbah B3, dan Sampah (Deputi IV), merumuskan dan mengoordinasikan pelaksanaan kebijakan terkait sub keluaran yang meliputi: (1) laporan pengawasan pelaksanaan pengelolaan limbah B3,

pengelolaan kualitas air dan udara skala nasional melalui Proper; dan

(2) laporan pembinaan dan pengawasan pengelolaan sampah melalui 3R (Reduce, Reuse and Recycle).

e) Deputi Bidang Penaatan Hukum Lingkungan (Deputi V), merumuskan dan mengoordinasikan pelaksanaan kebijakan terkait sub keluaran yang meliputi : (1) laporan inventarisasi dan klarifikasi sengketa lingkungan

hidup yang berpotensi atau telah menimbulkan kerugian bagi masyarakat;

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 6:  · dibebankan pada Keluaran Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Sumber Daya ... untuk diserahkan kepada Pemerintah Daerah sesuai dengan ... pengawasan Komisi Penilai Amdal,

2013, No.1488 17

(2) laporan inventarisasi dan klarifikasi pengaduan kasus-kasus lingkungan hidup (khususnya pelanggaran delik formil tertentu); dan

(3) laporan inventarisasi dan klarifikasi dugaan tindak pidana (delik formil maupun materil) akibat pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup.

f) Deputi Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Komunikasi Lingkungan (Deputi VI), merumuskan dan mengoordinasikan pelaksanaan kebijakan terkait sub keluaran laporan pembinaan pengawasan pelaksanaan Adiwiyata;

g) Deputi Bidang Pembinaan Sarana Teknis Lingkungan dan Peningkatan Kapasitas (Deputi VII), merumuskan dan mengoordinasikan pelaksanaan kebijakan terkait sub keluaran yang meliputi: 1) laporan pemantauan sungai skala nasional dan/atau lintas

batas negara; dan 2) laporan peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM)

kabupaten/kota dalam rangka optimalisasi laboratorium lingkungan hidup daerah.

h) Sekretaris Kementerian Lingkungan Hidup, merumuskan dan mengoordinasikan pelaksanaan kebijakan terkait sub keluaran laporan pemantauan dan pengawasan pelaksanaan kegiatan yang dibiayai Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang LH.

b. Pejabat Eselon II pada unit eselon I KLH terkait, selaku pendamping, pelaksana asistensi, serta sumber referensi SKPD di bidang teknis bagi masing-masing sub keluaran, terdiri dari: 1) Kepala Pusat Sarana Pengendalian Dampak Lingkungan

melaksanakan tugas terkait sub keluaran yang meliputi: a) laporan pemantauan sungai skala nasional dan/atau lintas batas

negara; dan b) laporan peningkatan kapasitas SDM kabupaten/kota dalam

rangka optimalisasi laboratorium lingkungan hidup daerah. 2) Kepala Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri pada Sekretariat

KLH, melaksanakan tugas terkait sub keluaran laporan pemantauan dan pengawasan pelaksanaan kegiatan yang dibiayai DAK Bidang LH.

3) Asisten Deputi Pengkajian Dampak Lingkungan, melaksanakan tugas terkait sub keluaran laporan pembinaan dan pengawasan pelaksanaan kajian dampak lingkungan hidup di kabupaten/kota (pemantauan terhadap RKL-RPL, pengawasan Komisi Penilai Amdal, dan evaluasi mutu dokumen Amdal).

4) Asisten Deputi Pengendalian Pencemaran Manufaktur, Prasarana, dan Jasa, melaksanakan tugas terkait sub keluaran laporan pengawasan pelaksanaan pengelolaan limbah B3, pengelolaan kualitas air dan udara skala nasional melalui program Proper.

5) Asisten Deputi Pengendalian Pencemaran Pertambangan, Energi, dan Migas, melaksanakan tugas terkait sub keluaran laporan pengawasan

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 7:  · dibebankan pada Keluaran Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Sumber Daya ... untuk diserahkan kepada Pemerintah Daerah sesuai dengan ... pengawasan Komisi Penilai Amdal,

2013, No.1488 18

pelaksanaan pengelolaan limbah B3, pengelolaan kualitas air dan udara skala nasional melalui program Proper.

6) Asisten Deputi Pengendalian Pencemaran Agroindustri dan Usaha Skala Kecil, melaksanakan tugas terkait sub keluaran laporan pengawasan pelaksanaan pengelolaan limbah B3, pengelolaan kualitas air dan udara skala nasional melalui program Proper.

7) Asisten Deputi Pengendalian Pencemaran Udara Sumber Bergerak, melaksanakan tugas terkait sub keluaran laporan pemantauan kualitas udara di wilayah perkotaan yang bersifat strategis nasional.

8) Asisten Deputi Keanekaragaman Hayati dan Pengendalian Kerusakan Lahan, melaksanakan tugas terkait sub keluaran laporan perubahan tutupan vegetasi dalam rangka program MIH.

9) Asisten Deputi Mitigasi dan Perlindungan Fungsi Atmosfer, melaksanakan tugas terkait sub keluaran laporan pemantauan dan pengawasan pelaksanaan inventarisasi gas rumah kaca dan rencana aksi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.

10) Asisten Deputi Adaptasi Perubahan Iklim, melaksanakan tugas terkait sub keluaran laporan pemantauan dan pengawasan pelaksanaan inventarisasi gas rumah kaca dan rencana aksi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.

11) Asisten Deputi Pengelolaan Limbah B3 dan Pemulihan Kontaminasi Limbah B3, melaksanakan tugas terkait sub keluaran laporan pengawasan pelaksanaan pengelolaan limbah B3, pengelolaan kualitas air dan udara skala nasional melalui program Proper.

12) Asisten Deputi Pengaduan dan Penaatan Hukum Administrasi Lingkungan, melaksanakan tugas terkait sub keluaran laporan inventarisasi dan klarifikasi pengaduan kasus-kasus lingkungan hidup (khususnya pelanggaran delik formil tertentu).

13) Asisten Deputi Penyelesaian Sengketa Lingkungan, melaksanakan tugas terkait sub keluaran laporan inventarisasi dan klarifikasi sengketa lingkungan hidup yang berpotensi atau telah menimbulkan kerugian bagi masyarakat.

14) Asisten Deputi Penegakan Hukum Pidana Lingkungan, melaksanakan tugas terkait sub keluaran Inventarisasi dan klarifikasi dugaan tindak pidana (delik formil maupun materil) akibat pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup.

15) Asisten Deputi Penguatan Inisiatif Masyarakat, melaksanakan tugas terkait sub keluaran laporan pembinaan pengawasan pelaksanaan Adiwiyata.

c. Pejabat Eselon II, Kepala Pusat Pengelolaan Ekoregion (Kepala PPE), mempunyai tugas mengoordinasikan perencanaan dekonsentrasi, mengoordinasikan penyampaian laporan SKPD, dan menggoordinasikan penyelenggaraan kerja sama antar SKPD dalam wilayah kerjanya masing-masing yang terdiri dari: 1) Kepala PPE Sumatera yang mengoordinasikan Provinsi Nanggroe

Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Jambi, Riau, Kepulauan Riau,

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 8:  · dibebankan pada Keluaran Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Sumber Daya ... untuk diserahkan kepada Pemerintah Daerah sesuai dengan ... pengawasan Komisi Penilai Amdal,

2013, No.1488 19

Bengkulu, Kepulauan Bangka-Belitung, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, dan Lampung.

2) Kepala PPE Jawa yang mengoordinasikan Provinsi Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, D.I. Yogyakarta, dan Jawa Timur.

3) Kepala PPE Kalimantan yang mengoordinasikan Provinsi Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah.

4) Kepala PPE Bali dan Nusa Tenggara, selanjutnya disebut Kepala PPE Balinusra yang mengoordinasikan Provinsi Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur.

5) Kepala PPE Sulawesi dan Maluku, selanjutnya disebut Kepala PPE Sumaluku yang mengoordinasikan Provinsi Gorontalo, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, dan Maluku.

6) Kepala PPE Papua yang mengoordinasikan Provinsi Papua dan Papua Barat.

2. Pelaksana kegiatan dekonsentrasi bidang LH di SKPD Provinsi, yaitu:

a. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA). 1) KPA memiliki kemampuan menjabarkan, mengharmonisasikan, dan

mengorganisasikan seluruh penyelenggaraan dekonsentrasi bidang LH dengan pencapaian tujuan dan sasaran strategis nasional di bidang LH sebagaimana diamanatkan dalam RKP dan Renja.

2) KPA yang ditunjuk sebaiknya pejabat aktif eselon II atau III pada SKPD.

b. Pejabat Pembuat Komitmen, Bendahara Pengeluaran, Penguji dan penandatangan Surat Perintah Membayar (SPM), dan Petugas Akuntansi, tidak merangkap/melaksanakan tugas yang sama dalam pengelolaan keuangan Satuan Kerja selain dekonsentrasi bidang LH.

c. Koordinator Pelaksana 1) Koordinator Pelaksana sebanyak 3 (tiga) orang untuk masing-masing

keluaran ditetapkan oleh KPA. 2) Koordinator pelaksana harus memiliki kemampuan menjabarkan,

mengharmonisasikan, dan mengorganisasikan penyelenggaraan kegiatan untuk pencapaian tujuan dan sasaran masing-masing keluaran dekonsentrasi bidang LH.

3) Koordinator pelaksana memiliki lingkup tugas pokok: a) berkaitan langsung dengan pengendalian pencemaran lingkungan

hidup untuk keluaran pengendalian pencemaran lingkungan hidup;

b) berkaitan langsung dengan pengendalian kerusakan lingkungan hidup untuk keluaran pengendalian kerusakan lingkungan hidup;

c) berkaitan langsung dengan peningkatan kapasitas untuk keluaran peningkatan kapasitas pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 9:  · dibebankan pada Keluaran Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Sumber Daya ... untuk diserahkan kepada Pemerintah Daerah sesuai dengan ... pengawasan Komisi Penilai Amdal,

2013, No.1488 20

4) Koordinator pelaksana membentuk tim pelaksana yang anggotanya berasal dari SKPD dan instansi lain yang dipandang perlu dengan kapasitas dan kepentingan sesuai kebutuhan dan disahkan oleh KPA.

5) Koordinator Pelaksana mempunyai kewajiban untuk menyusun: a) perencanaan kas keluaran masing-masing berdasarkan RKA-KL

untuk disampaikan kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK); b) perencanaan kinerja berdasarkan target yang ditetapkan; dan c) pengelolaan sistem pelaporan sesuai dengan ketentuan yang telah

ditetapkan.

2. Struktur dan Alur Pertanggungjawaban Manajerial dan Akuntabilitas meliputi:

a. Perencanaan 1) perencanaan dituangkan dalam RKA-KLH untuk ditetapkan sebagai

Satuan Anggaran Per Satuan Kerja (SAPSK) oleh Menteri Keuangan. 2) RKA-KLH yang telah ditetapkan diserahkan oleh Menteri selaku

pengguna anggaran kepada gubernur. 3) Gubernur menetapkan pejabat pengelola keuangan, terdiri atas KPA,

PPK, Bendahara Pengeluaran, Penguji dan penandatangan SPM dan Petugas Akuntansi untuk dilaporkan kepada Menteri dengan tembusan kepada Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal Perbendaharaan.

4) KPA mempersiapkan dan melaksanakan rencana dan organisasi pengadaan barang/jasa sesuai ketentuan Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.

b. Penyaluran dana dan pengelolaan BMN hasil pelaksanaan Dekonsentrasi Bidang LH: 1) penyaluran dana dan pengelolaan BMN hasil pelaksanaan

dekonsentrasi bidang LH dilaksanakan oleh bendahara umum negara melalui rekening kas umum negara sesuai peraturan perundang-undangan;

2) semua barang yang dibeli atau diperoleh dari pelaksanaan dana dekonsentrasi bidang LH merupakan barang milik negara dan harus digunakan sebagai penunjang pelaksanaan kegiatan dekonsentrasi bidang LH yang ditatausahakan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan; dan

3) dalam hal barang dihibahkan kepada daerah, penatausahaan, penggunaan dan pemanfaatan barang tersebut dilaksanakan oleh pemerintah provinsi sebagai barang milik daerah.

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 10:  · dibebankan pada Keluaran Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Sumber Daya ... untuk diserahkan kepada Pemerintah Daerah sesuai dengan ... pengawasan Komisi Penilai Amdal,

2013, No.1488 21

D. TATA LAKSANA PELAPORAN

Laporan Manajerial disusun sesuai format dan dilaporkan berdasarkan tata laksana sebagaimana diatur dalam Pasal 24 dan 25 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 156/PMK.07/2008 tentang Pedoman Pengelolaan Dana Dekonsentrasi dan Dana Tugas Pembantuan, dengan memperhatikan ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan.

Laporan Akuntabilitas disusun sesuai format dan dilaporkan berdasarkan tata laksana sebagaimana diatur dalam Pasal 26 sampai dengan Pasal 42 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 156/PMK.07/2008 tentang Pedoman Pengelolaan Dana Dekonsentrasi dan Dana Tugas Pembantuan.

Pertanggungjawaban dan pelaporan manajerial dan akuntabilitas disusun sebagai satu kesatuan dan disampaikan per-triwulan serta akhir tahun dan diserahkan kepada gubernur untuk disampaikan kepada Menteri, Menteri Keuangan, Menteri Dalam Negeri, dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional.

Laporan teknis yang bukan laporan manajerial maupun laporan akuntabilitas disampaikan dengan ketentuan sebagai berikut:

a. koordinator pelaksana menyampaikan laporannya kepada KPA dan Kepala PPE dengan tembusan kepada eselon II KLH pembina;

b. kumpulan laporan dari masing-masing Koordinator Pelaksana diintegrasikan dalam laporan terpadu oleh KPA untuk disampaikan kepada gubernur dan Eselon I KLH terkait; dan

c. eselon I KLH menyampaikan kompilasi laporan teknis dari berbagai provinsi sesuai bidang tugasnya kepada Menteri.

E. TATA LAKSANA PEMANTAUAN, EVALUASI, PENILAIAN KINERJA DAN PEMBINAAN

Pemantauan dan evaluasi kegiatan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan yang meliputi:

1. Pelaksanaan pemantauan dan pengawasan bagi : a. penyelenggaraan dan pelaksanaan program dan kegiatan; dan b. penyelenggaraan dan pelaksanaan belanja.

2. Pelaksanaan secara kontinyu maupun periodik dan diselenggarakan dalam penjadwalan yang tertib dalam rangka memenuhi ketentuan pelaporan manajerial dan akuntabilitas.

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 11:  · dibebankan pada Keluaran Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Sumber Daya ... untuk diserahkan kepada Pemerintah Daerah sesuai dengan ... pengawasan Komisi Penilai Amdal,

2013, No.1488 22

3. Menerapkan Sistem Pengendalian Internal Pemerintah maupun eksternal sebagaimana diatur dalam peraturan perundangan.

4. Evaluasi diselenggarakan dalam bentuk kajian terhadap manajemen dan output pelaksanaannya serta permasalahan yang dihadapi dan dilaksanakan paling sedikit 1 (satu) tahun sekali dan paling lambat pada akhir tahun anggaran.

5. Hasil evaluasi menjadi dasar pertimbangan penyusunan rencana kerja dekonsentrasi pada tahun berikutnya.

Kriteria penilaian kinerja sebagai berikut: 1. Penilaian capaian progresif

Merupakan penilaian yang didasarkan pada hasil pemantauan dan pelaporan triwulan maupun semester, dengan kriteria meliputi:

a. tingkat realisasi capaian fisik; b. tingkat realisasi capaian serapan anggaran; c. kurva realisasi periodik yang menggambarkan pola keseluruhan; dan d. penilaian capaian keseluruhan.

2. Penilaian capaian keseluruhan Merupakan penilaian pencapaian yang didasarkan pada hasil evaluasi pelaksanaan kegiatan selama satu tahun, dengan kriteria meliputi : a. gambaran akumulasi hasil kinerja capaian progresif; b. ketepatan cara dan strategi operasi, termasuk ketaatan terhadap

peraturan yang berlaku; c. ketepatan cara dan pola belanja; d. ketepatan dan ketaatan penyampaian laporan yang diwajibkan; dan e. tingkat inisiatif penyelesaian kendala dan masalah dalam pelaksanaan

kegiatan.

Penilaian kinerja didasarkan pada indikator dan target kinerja yang diatur sebagai berikut:

1. Indikator Kinerja, meliputi: a. Indikator Kinerja Kegiatan Peningkatan Pengelolaan Lingkungan Hidup

di Daerah (2722) yang terdiri dari : 1) jumlah provinsi yang melaksanakan pengendalian pencemaran

lingkungan hidup; 2) jumlah provinsi yang melaksanakan pengendalian kerusakan

lingkungan hidup; dan 3) jumlah provinsi yang melaksanakan peningkatan kapasitas

pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup. b. Indikator Kinerja Keluaran yang dijabarkan lebih lanjut dalam indikator

sub keluaran sebagai berikut : 1) Jumlah laporan keluaran pengendalian pencemaran lingkungan

hidup (volume adalah jumlah jenis sub keluaran yang dilaksanakan), yang terdiri dari: a) jumlah industri yang diawasi pelaksanaan pengelolaan limbah

B3, pengelolaan kualitas air, dan udara skala nasional melalui Proper;

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 12:  · dibebankan pada Keluaran Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Sumber Daya ... untuk diserahkan kepada Pemerintah Daerah sesuai dengan ... pengawasan Komisi Penilai Amdal,

2013, No.1488 23

b) jumlah kota yang bersifat strategis nasional yang dipantau kualitas udaranya; dan

c) jumlah sungai skala nasional dan/atau lintas batas negara yang dipantau.

2) Jumlah laporan keluaran pengendalian kerusakan lingkungan hidup, yang terdiri dari: a) jumlah kabupaten/kota yang dipantau dan diawasi pelaksanaan

inventarisasi gas rumah kaca dan rencana aksi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim; dan

b) jumlah kabupaten yang dipantau perubahan tutupan vegetasinya dalam rangka program MIH;

3) Jumlah laporan keluaran peningkatan kapasitas pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup, yang terdiri dari: a) jumlah kabupaten/kota yang dibina dan diawasi pelaksanaan

kajian dampak lingkungan di daerahnya; b) jumlah sengketa lingkungan hidup yang diinventarisasi dan

diklarifikasi; c) jumlah pengaduan kasus-kasus lingkungan hidup yang

diinventarisasi dan diklarifikasi; d) jumlah dugaan tindak pidana yang diinventarisasi dan

diklarifikasi; e) jumlah kabupaten/kota yang dibina sumber daya manusia

laboratorium lingkungan hidupnya; f) jumlah sekolah yang dibina melalui program Adiwiyata; dan g) jumlah kabupaten/kota yang dipantau pelaksanaan kegiatan yang

didanai DAK Bidang LH.

2. Target kinerja

Target capaian indikator kinerja setiap keluaran dapat berupa penjumlahan maupun penghimpunan dari target capaian indikator kinerja sub-sub keluaran di bawahnya.

Penjumlahan dapat dilakukan apabila satuan indikator kinerja dari sub-sub keluaran tersebut sama dengan satuan keluaran itu sendiri (contoh: output pengendalian pencemaran mengoordinasikan ditargetkan menyelesaikan 3 laporan, karena terdiri dari laporan sub keluaran pemantauan air, laporan sub keluaran pemantauan udara, dan laporan sub keluaran pemantauan industri). Namun untuk situasi ketidaksamaan satuan, target capaian indikator kinerja keluaran bukan berupa penjumlahan melainkan penghimpunan (contoh: output pengendalian pencemaran mengoordinasikan ditargetkan menyelesaikan 10 industri sebagai target capaian indikator kinerja sub keluaran pemantauan industri, 3 kota sebagai target capaian indikator kinerja sub keluaran pemantauan udara, dan 2 sungai sebagai target capaian indikator kinerja sub keluaran pemantauan air).

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 13:  · dibebankan pada Keluaran Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Sumber Daya ... untuk diserahkan kepada Pemerintah Daerah sesuai dengan ... pengawasan Komisi Penilai Amdal,

2013, No.1488 24

Setiap KPA mewajibkan masing-masing Koordinator Pelaksana untuk menyusun Rencana Kinerja Pencapaian Target yang telah ditetapkan dan menggunakannya sebagai acuan dalam bekerja.

Pembinaan dekonsentrasi yang dilaksanakan Menteri mencakup pembinaan manajerial yang dikoordinasikan Sekretaris KLH dan pembinaan teknis pelaksanaan pencapaian target masing-masing keluaran yang dilaksanakan oleh eselon I KLH terkait dalam bentuk: a. pelaksanaan koordinasi dan sosialisasi secara umum; b. pelaksanaan asistensi dan pendampingan khusus; c. pelaksanaan review; d. bantuan tenaga ahli; dan e. penyesuaian beban tugas dan kewenangan yang ditetapkan dalam

rencana kerja dekonsentrasi tahun berikutnya.

Mekanisme pembinaan dalam bentuk koordinasi, sosialisasi, asistensi dan pendampingan khusus harus memperhatikan: a. penyelenggaraan rapat koordinasi teknis/substansi nasional dalam

rangka perencanaan dan/atau evaluasi paling banyak 2 (dua) kali setahun yang dihadiri seluruh SKPD dalam rangka perencanaan dan evaluasi hasil kegiatan. Jumlah total rapat koordinasi nasional tersebut tidak boleh lebih dari 6 (enam) kali setahun untuk menjamin efisiensi pemanfaatan anggaran perjalanan dinas peserta. Hal ini mengimplikasikan penyelenggaraan yang bersifat terpadu antar eselon I KLH untuk meminimalkan jumlah pertemuan.

b. pemberian manual pelaksanaan dan manual pelaporan teknis; c. review/penilaian dan pemberian masukan atas hasil pelaksanaan; dan d. bantuan dari PPE wilayah kerja terkait dalam hal:

1) sinkronisasi jadwal, lokasi, dan metoda pelaksanaan; 2) harmonisasi dan/atau integrasi pelaporan untuk mendapatkan

informasi yang utuh; dan 3) kerja sama formal yang dikuatkan dengan MoU antar provinsi dalam

bentuk penggabungan kontrak dengan pihak ketiga bersama, joint service, atau transfer tanggung jawab yang diatur dalam peraturan perundangan dan harus dikonsultasikan kepada Kementerian Dalam Negeri.

MENTERI LINGKUNGAN HIDUP

REPUBLIK INDONESIA,

ttd

BALTHASAR KAMBUAYA

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 14:  · dibebankan pada Keluaran Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Sumber Daya ... untuk diserahkan kepada Pemerintah Daerah sesuai dengan ... pengawasan Komisi Penilai Amdal,

2013, No.1488 25

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 15:  · dibebankan pada Keluaran Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Sumber Daya ... untuk diserahkan kepada Pemerintah Daerah sesuai dengan ... pengawasan Komisi Penilai Amdal,

2013, No.1488 26

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 16:  · dibebankan pada Keluaran Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Sumber Daya ... untuk diserahkan kepada Pemerintah Daerah sesuai dengan ... pengawasan Komisi Penilai Amdal,

2013, No.1488 27

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 17:  · dibebankan pada Keluaran Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Sumber Daya ... untuk diserahkan kepada Pemerintah Daerah sesuai dengan ... pengawasan Komisi Penilai Amdal,

2013, No.1488 28

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 18:  · dibebankan pada Keluaran Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Sumber Daya ... untuk diserahkan kepada Pemerintah Daerah sesuai dengan ... pengawasan Komisi Penilai Amdal,

2013, No.1488 29

www.djpp.kemenkumham.go.id