pada dasarnya kepemimpinan itu tidak ditentukan oleh pangkat

13
Pada dasarnya kepemimpinan itu tidak ditentukan oleh pangkat,jabatan dan kedudukan seseorang. Kepemimpinan muncul bukan dari kondisi eksternal dari keindahan seseorang (outer beauty of human being), melainkan dari keindahan jiwanya (Inner beauty of spiritual human being). Kepemimpinan muncul dari sebuah proses panjang dan sebuah keputusan untuk menjadi pemimpin. Ketika seseorang menemukan keyakinan dasar (core belief) dan nilai- nilai dasar (Core value) yang dijadikan pegangan hidupnya, ketika seseorang menetapkan visi dan misi hidupnya, ketika seseorang merasa damai dalam dirinya (inner peace), memiliki karakter yang kokoh (integritas), ketika ucapan dan tindakannya mampu memberikan pengaruh kepada orang lain secara suka rela, ketika keberadaannya mendorong perubahan dalam organisasinya, pada saat itulh seseorang menjadi pemimpin yang sesungguhnya.Kita semua pemimpin dan setiap kita akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinan kita. Makna Holistik Sesuai dengan judul yang menekankan pada kata ‘holistik’ maka perlu dipahami pengertian kata ‘holistik’ tersebut. Kata ‘holsitik’ berasal dari kata “whole’ (Inggris) yanng artinya : seluruhnya, sepenuhnya. ‘Whole” = 1. Containing all component parts; complete. 2. Not divided or disjoined; in one unit. 3. Constituting the full amount, extent, or duration . Kata ‘holistik’ dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia mempunyai pengertian “ciri pandangan yang menyatakan bahwa keseluruhan sebagai suatu kesatuan lebih penting dari pada satu-satu bagian dari suatu organisme”. Definisi Leadership Stogdill (1974) menyimpulkan bahwa banyak sekali definisi mengenai kepemimpinan. Hal ini dikarenakan banyak sekali orang yang telah mencoba mendefinisikan konsep kepemimpinan tersebut. Namun demikian, semua definisi kepemimpinan yang ada mempunyai beberapa unsure yang sama. Menurut Sarros dan Butchatsky (1996), "leadership is defined as the purposeful behaviour of influencing others to contribute to a commonly agreed goal for the benefit of individual as well as the organization or common good". Menurut definisi tersebut, kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai suatu perilaku dengan tujuan tertentu untuk mempengaruhi aktivitas para anggota kelompok untuk mencapai tujuan bersama yang dirancang untuk memberikan manfaat individu dan organisasi. Sedangkan menurut

Upload: naela-rizqi-ardiyanto

Post on 05-Dec-2015

216 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

pai

TRANSCRIPT

Page 1: Pada Dasarnya Kepemimpinan Itu Tidak Ditentukan Oleh Pangkat

Pada dasarnya kepemimpinan itu tidak ditentukan oleh pangkat,jabatan dan kedudukan seseorang. Kepemimpinan muncul bukan dari kondisi eksternal dari keindahan seseorang (outer beauty of human being), melainkan dari keindahan jiwanya (Inner beauty of spiritual human being). Kepemimpinan muncul dari sebuah proses panjang dan sebuah keputusan untuk menjadi pemimpin.

Ketika seseorang menemukan keyakinan dasar (core belief) dan nilai-nilai dasar (Core value) yang dijadikan pegangan hidupnya, ketika seseorang menetapkan visi dan misi hidupnya, ketika seseorang merasa damai dalam dirinya (inner peace), memiliki karakter yang kokoh (integritas), ketika ucapan dan tindakannya mampu memberikan pengaruh kepada orang lain secara suka rela, ketika keberadaannya mendorong perubahan dalam organisasinya, pada saat itulh seseorang menjadi pemimpin yang sesungguhnya.Kita semua pemimpin dan setiap kita akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinan kita.

Makna Holistik

Sesuai dengan judul yang menekankan pada kata ‘holistik’ maka perlu dipahami pengertian kata ‘holistik’ tersebut. Kata ‘holsitik’ berasal dari kata “whole’ (Inggris) yanng artinya : seluruhnya, sepenuhnya. ‘Whole” = 1. Containing all component parts; complete. 2. Not divided or disjoined; in one unit. 3. Constituting the full amount, extent, or duration .

Kata ‘holistik’ dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia mempunyai pengertian “ciri pandangan yang menyatakan bahwa keseluruhan sebagai suatu kesatuan lebih penting dari pada satu-satu bagian dari suatu organisme”.

Definisi Leadership

Stogdill (1974) menyimpulkan bahwa banyak sekali definisi mengenai kepemimpinan. Hal ini dikarenakan banyak sekali orang yang telah mencoba mendefinisikan konsep kepemimpinan tersebut. Namun demikian, semua definisi kepemimpinan yang ada mempunyai beberapa unsure yang sama. Menurut Sarros dan Butchatsky (1996), "leadership is defined as the purposeful behaviour of influencing others to contribute to a commonly agreed goal for the benefit of individual as well as the organization or common good".

Menurut definisi tersebut, kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai suatu perilaku dengan tujuan tertentu untuk mempengaruhi aktivitas para anggota kelompok untuk mencapai tujuan bersama yang dirancang untuk memberikan manfaat individu dan organisasi. Sedangkan menurut Anderson (1988), "leadership means using power to influence the thoughts and actions of others in such a way that achieve high performance".

Khalifah

Kata khalifah pertama kali dipakai al-Quran untuk Nabi Adam as., yang diangkat Allah sebagai wakil-Nya di bumi. Untuk bekal tugasnya itu, Adam as., diajari Allah dengan nama-nama benda di sekitarnya, meskipun malaikat merasa keberatan akan kemungkinan terjadinya kerusakan dan penumpahan darah antara sesamanya.

Rupanya tugas khalifah tidak cukup hanya dengan bertasbih dan bertahmid saja, tugas khalifah untuk memakmurkan bumi hanya mungkin dicapai, dengan konsep nama-nama benda, atau pengetahuan konseptual. Tanpa pengetahuan konseptual kemungkinan besar hutan akan meranggas tanpa memberi makna bagi kehidupan manusia, lautan sepi tanpa kapal yang

Page 2: Pada Dasarnya Kepemimpinan Itu Tidak Ditentukan Oleh Pangkat

mengarunginya, untuk keperluan hidup manusia, sepanjang malam gelap gulita tanpa lampu penerang. (Asy’arie, 2010. h: 117)

Untuk mengetahui definisi yang benar, maka harus diambil definisi menurut syara. Kata khilâfah banyak dinyatakan dalam hadis, misalnya:

« ي�ة� ب�ر� ج� ل�كا� م ي�ك و�ن ث م� ة� م� ح� و�ر� ة� ال�ف� خ� ي�ك و�ن ث م� ة� م� ح� و�ر� ن ب و�ة� � ب�د�أ د�ي�ن�ك م� و�ل�أ� «إن�

Sesungguhnya (urusan) agama kalian berawal dengan kenabian dan rahmat, lalu akan ada khilafah dan rahmat, kemudian akan ada kekuasaan yang tiranik. (HR al-Bazzar).

Kata khilâfah dalam hadis ini memiliki pengertian sistem pemerintahan, pewaris pemerintahan kenabian. Ini dikuatkan oleh sabda Rasul saw.:

Dulu Bani Israel dipimpin dan diurus oleh para nabi. Jika para nabi itu telah wafat, mereka digantikan oleh nabi yang baru. Akan tetapi, setelahku tidak ada lagi seorang nabi, dan akan ada khalifah yang banyak. (HR al-Bukhari dan Muslim).

Pernyataan Rasul, "Akan tetapi, setelahku tidak ada lagi seorang nabi," mengisyaratkan bahwa tugas dan jabatan kenabian tidak akan ada yang menggantikan beliau. Khalifah hanya menggantikan beliau dalam tugas dan jabatan politik, yaitu memimpin dan mengurusi umat.

Dari kedua hadis di atas dapat kita pahami bahwa bentuk pemerintahan yang diwariskan Nabi saw. adalah Khilafah. Orang yang mengepalai pemerintahan atau yang memimpin dan mengurusi kaum Muslim itu disebut Khalifah.

Walaupun kepemimpinan (leadership) seringkali disamakan dengan manajemen (management), kedua konsep tersebut berbeda. Perbedaan antara pemimpin dan manajer dinyatakan secara jelas oleh Bennis and Nanus (1995). Pemimpin berfokus pada mengerjakan yang benar sedangkan manajer memusatkan perhatian pada mengerjakan secara tepat ("managers are people who do things right and leaders are people who do the right thing, ").

Kepemimpinan memastikan tangga yang kita daki bersandar pada tembok secara tepat, sedangkan manajemen mengusahakan agar kita mendaki tangga seefisien mungkin.

Kepemimpinan Spiritual

Kepemimpinan spiritual adalah kepemimpinan yang berbasis pada etika religius dan kepemimpinan dalam nama tuhan; yaitu kepemimpinan yang terilhami oleh perilaku etis tuhan. Dalam memimpin makhluk-makhluknya . Pemimpin spiritual bukan hanya mempengaruhi pengikutnya pada tujuan organisasi melalui pemberdayaan, legih dari itu ia mengemban misi amar makruf, nahi munkar dan transendensi (membangkitkan iman). Kepemimpinan dalam nama tuhan adalah kepemimpinan dengan penuh kasih sebagaimana sifat tuhan yang maha pengasih dan maha Penyayang. Dengan demikian jenis kepemimpinan ini adalah kepemimpinan yang menebar rahmatan lil alamin. Berikut dikemukakan pokok-pokok karakteristik kepemimpinan spiritual yang berbasis pada etika religius (akhlakul karimah) : 1. kejujuran sejati2. fairness 3. semangat amal shaleh4. Membenci formalitas dan organized religion 5. Sedikit bicara banyak kerja6. Personal best

Page 3: Pada Dasarnya Kepemimpinan Itu Tidak Ditentukan Oleh Pangkat

7. keterbukaan menerima perubahan8. Dicintai9. Visioner dan focus pada persoalan di depan mata10. Doing the right thing11. Disiplin dan Fleksibel, smart dan hangat12. Rendah hati

Dalam panggung sejarah, para Rasul tuhan adalah contoh terbaik bagiamana kepemimpinan spiritual ditegakkan. Para Rasul Tuhan itu terilhami bagaimana kepemimpinan Tuhan dan untuk selanjutnya mereka terapkan dalam memimpin sesame manusia (Tobroni, 2010, h : 20).

Kepemimpinan Holistik Dari Rosulullah

Ketika ditanyakan siapakah tokoh paling dahsyat dalam merubah kehidupan umat manusia dari seratus tokoh yang pernah ada ? maka jawabannya adalah Rosulullah. Hampir tidak ada tokoh dalam sejarah yang ditulis, dipelajari, dibahas, dan dijadikan panutan dalam setiap ucapan, persetujuan, larangan dan perilakunya, selengkap, sedetil, dan sebanyak Nabi Muhammad SAW. Jumlah halaman dan buku yang ditulis mengenainya tidak terhitung jumlahnya, seolah pena telah kehabisan tinta untuk melukiskan betapa luas hidayah dan rahmat Allah yang dibawanya

Teladan kepemimpinan sesungguhnya terdapat pada diri Rasulullah SAW karena ia adalah pemimpin yang holistic, accepted, dan proven. Holistic karena beliau adalah pemimpin yang mampu mengembangkan leadership dalam berbagai bidang termasuk di antaranya: self development, bisnis, dan entrepeneurship, kehidupan rumah tangga yang harmonis, tatanan masyarakat yang akur, sistem politik yang bermartabat, sistem pendidikan yang bermoral dan mencerahkan, sistem hukum yang berkeadilan, dan strategi pertahanan yang jitu serta memastikan keamanan dan perlindungan warga negara.

kepemimpinan holistik yang diindikasi dengan keberhasilan di semua bidang ini memungkinkan disandang Rasulullah, karena Rasulullah Muhammad SAW adalah manusia yang sempurna (insan kamil)yang didukung oleh sifat fathonah (kecerdasan), yakni kecerdasan yang meyeluruh pula (Holistic Intelligence). Ini dapat dibuktikan.

Pengertian orang cerdas yang digariskan rasulullah adalah : alkayisu man daana nafsahu wa'amila lima ba'da mautih. Orang yang cerdas adalah orang yang mampu mengelola nafsunya dan melakukan amal untuk apa seseudah matinya.

Melalukan amal sesudah matinya, tentu terkandung banyak sekali makna dan jenis kecerdasan yang harus dimiliki. sebagai misal aspek Pengetahuannya (intelektual), aspek actionnya (gerak, kinestesis untuk jihad misalnya), apek kecerdasan phisic (latihlah berenang, naik kuda, memanah), aspek finansial (tangan di atas lebih baik dari tangan di bawah), aspek visi ( ajarilah anak-anakmu karena mereka akan hidup pada zaman yang lain dengan zamanmu) dll.

Dari sirah Rasul kita dapat mengambil tarbiyah, bahwa untuk menjadi seorang pemimpin yang holistik, yang mampu memberi suluh bagi umat yang berbagai tipe, kita harus memiliki kecerdasan yang lengkap, kecerdasan yang holistik. Dengan kecerdasan hokistik inilah kita akan menjadi manusia holistik, manusia yang lengkap atau dalam bahasa agama disebut sebagai insan kamil.

Page 4: Pada Dasarnya Kepemimpinan Itu Tidak Ditentukan Oleh Pangkat

Know-How

Inti kepemimpinan sukses Rasulullah adalah kesempurnaan Rasul memahami bagaimana mengaplikasikan pesan-pesan ilahiah secara menyeluruh tanpa terjebak kelemahan manusiawi (Rasul bersifat maksum). Know –How inilah hal yang membedakan pemimpin yang berprestasi, yang memberikan hasil, dengan pemimpin yang tidak berkinerja. Ini adalah cirri-ciri pemimpin yang mengetahui apa yang mereka lakukan, yang membangun nilai hakiki jangka panjang dan mencapai target jangka pendek.

Hambatan dalam upaya menemukan seorang pemeimpin yang dapat berprestasi adalah penampilan kepemimpinan. Sering kita melihat seorang terpilih untuk menjalankan tugas kepemimpinan atas dasar pembawaan dan karakteristik priobadi yang dangkal seperti :

a. daya tarik kecerdasan mentah b. Karakter yang mengesankan dan keterampilan berkomunikasi yang hebatc. Kekuatan visi yang beranid. Kesan sebagai pemimpin alami

Tentunya kecerdasan, kepercayaan diri, keberadaa, kemampuan berkomunikasi, dan visi adalah penting. Tetapi kecerdasan tinggi tidak menjamin seseorang mempunyai keahlian membuat keputusan yang tepat. Kalimat “Sby, doctor kok ra cetho” pada salah satu spanduk demonstran kawula ngayogyakarta hadiningrat beberapa hari la;lu adalah sebuah contoh. Kita juga sering mendengar, sebuah visi yang kemudian terbukti sekedar retorika dan omong kosong.

Atribut kepribadian seseorang hanyalah sepotong kecil kue kepemimpinan, dan nilainya sangat menyusut bila tanpa know-how, delapan keterampilan saling terkait yang membawa kepemimpinan ke wilayah laba dan rugi (Charan,. 2007, h; 2).

Untuk menjadi pemimpin yang sukses diperlukan 8 keterampilan fundamental. Kedelapan keterampilan itu adalah :1. Melakukan posisioning2. Mengidentifikasi pola perubahan eksternal3. Memimpin system social perusahaan4. Menilai seseorang5. Membentuk tim kerja pemimpin6. Mengembangkan tujuan7. Menetapkan prioritas8. Menangani berbagai tekanan social.

Mengembangkan Kecerdasan Holistik

Kecerdasan Holistik tidak terbatas pada kecerdasan mental (IQ) dan kecerdasan emosi dan spiritual (ESQ) belaka, namun juga kercerdasan fisik (PQ), kecerdasan finansial (FQ), kecerdasan musikal (MQ), dll.

Untuk mengembangkan semua kecerdasan itu, diperlukan proses pendidikan (termasuk pelatihan di dalamnya) juga proses pembudayaan dalam kehidupan sehari-hari. Jika hanya aspek aspek tertentu saja yang dikembangkan, maka hanya aspek itulah yang berkembang. Ini yang memungkinkan munculnya Orang Pintar tapi melakukan korupsi. Orang berpendidikan tinggi tapi melarat dll.

Page 5: Pada Dasarnya Kepemimpinan Itu Tidak Ditentukan Oleh Pangkat

Pentingnya muncul pemimpin-pemimpin holistik di dumia yang kian bergam inilah yang mendorong Multi Train, di awal tahun baru 1432 H ini, memulai tindakan nyata melalui pelatihan-pelatihan HOlistic Intelligence Training, yang telah dimulai atas kerja sama dengan BEM Fakultas Farmasi UGM dalam thema Farmasi Cerdas Holistik.

What is The Holistic Character ?Holistic Character merupakan konsep universal yang telah teruji dalam sejarah

peradaban manusia. Keutuhan karakter manusia ini bahkan telah menjadi intisari dalam Legenda Tiongkok Kuno, pemikiran Hiprocatus (sekitar 400 tahun SM), sifat Nabi Muhammad, Teori Psikologi Kepribadian hingga Teori Otak Modern. Pemikir besar Avicena pernah membuat catatan khusus tentang holistic character. Holistic Character adalah sebuangan bangunan diri di mana dalam diri seseorang terbentuk secara utuh empat macam kecerdasan dasar yaitu :Spiritual Quotient / Kecerdasan Spiritual (SQ)Intellegence Quotient / Kecerdasan Intelektual (IQ)Adverse Quotient / Kecerdasan Fisikal-Mental (AQ)Emotional Quotient / Kecerdasan Emosional (EQ)Pada seseorang dengan karakter yang holistik, terdapat sebuah kesatuan yang saling terkait yang terbangun dalam dirinya. Dengan kesatuan ini ia mampu membangun dan mengelola kekuatan dari empat kecerdasan tersebut secara optimal.

The Holistic Character Concept :

Mengapa harus Holistic Character ?Pembentukan karakter adalah pilar dasar pendidikan dan kehidupan. Jiwa yang terbentuk tanpa karakter, ibarat bangunan yang dibangun tanpa pondasi. Ia akan rapuh, mudah goyah dan rentan roboh. Jiwa tanpa karakter yang utuh (holistik) juga seperti pondasi yang tidak rata. Ia kuat di satu sisi, tapi lemah di sisi lain. Bangunan ini juga akan rapuh dan mudah roboh.

Mampukah Ber -“Holistic Character”?Catatan sejarah dalam legenda tiongkok kuno, pemikiran Hiprocatus (sekitar 400 tahun SM), pemikir besar Avicena, serta sifat Nabi Muhammad catatan sejarah Islam, menunjukkan bahwa pendidikan karakter holistik bukanlah sebuah kemustahilan. Bahkan konsep tersebut merupakan bagian dari nilainilai yang ingin diwariskan dalam sejarah pendidikan karakter manusia.

Untuk Siapa Holistic Character ?Siapa saja. Dari anak-anak hingga dewasa.Bagi orang dewasa, pelatihan pembentukan karakter holistik, membantunya menjadi pribadi utuh agar nantinya juga mampu menjadi “pembentuk” pribadi utuh, baik sebagai orangtua pada buahhatinya, guru pada anak didiknya, hingga sebagai bagian dari lingkungan sosial maupun bekerja.Bagi anak-anak, pelatihan tersebut, membantunya menjadi

Page 6: Pada Dasarnya Kepemimpinan Itu Tidak Ditentukan Oleh Pangkat

pribadi utuh sehingga kelak di kemudian hari mampu menjadi generasi berkualitas.

SHOLAT AND THE HOLISTIC LEADERSHIP

SHOLAT AND THE HOLISTIC LEADERSHIP 

saat melakukan sholat, seorang muslim sedang mengembangkan kecerdasan holistiknya. Dengan demikain jika sholatnya berhasil, maka kecerdasan holistiknya berhasil. dan dengan kecerdasan holistik yang bagus, ia tampil sebagai manusi holistik, manusia yang menyeluruh, sempurna kemampuannya dalam batas batas kemanusiaannya.(Darwono Tuan Guru) .

Rasulullah saw bersabda:

“Shalat adalah tiang agama, maka barangsiapa yang meninggalkan shalatnya secara sengaja maka ia telah menghancurkan agamanya, dan barangsiapa meninggalkan waktu-waktunya maka ia akan memasuki wail, dan wail adalah sebuah lembah di neraka Jahannam sebagaimana Allah swt berfirma :Maka wail bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya” {QS. Al-Maa’uun (107): 4 dan 5

Kita semua telah memahami makna hadts di atas, yang secara inti dipahami bahwa jika sholat kita tegak, maka tegak pula keagamaan kita, jika sholat kita benar, maka akan benar lah keagamaan kita, dengan kata lain jika sholat kita sempurna, maka kita akan menjadi seorang muslim yang sempuna, seorang manusia yang sempuna dengan kemanusiaannya atau insan kamil.

Banyak uraian yang telah membahas maslah sholat dari berbagai pendekatan dan disiplin. Urai singkat ini mencoba mendekati "sholat yang sempurna" akan membentuk "Kepemimpinan Senmpurna", Kepemimpinan Prophetic, atau kepemimpinan Holistik (Holistic Leadreship).

Thesa utama Holistic Leadeship adalah, bahwa kepemimpinan ini hanya dapat dilakukan oleh pribadi (pemimpin) yang holistic pula. Pribadi yang holistic hanya mungkin terwujud jika ia memiliki kecerdasan holistic, yakni kecerdasan menyeluruh yang saling terintegrasi. Mulitiple intelligence yang saling menyatu dalam gerak hidup dan perilaku manusia sempurna (insan kamil).

Kecerdasan Jamak (Multiple Intelligent)

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Gardner cs, ditemukan bahwa seseorang yang mengalami kecelakaan dan ternyata ada pengaruhnya terhadap otaknya. Misalnya, seseorang yang rusak ‘bagian’ depan otaknya, maka kecerdasan linguistiknya rusak, sehingga ia sukar berbicara, membaca, dan menulis, namun ia masih bisa melakukan matematika, menyanyi menari, dan berhubungan dengan orang lain. Gardner menyimpulkan bahwa ada paling tidak tujuh daerah yang otonom dalam sistem otak dan masing-masing mempengaruhi satu macam kecerdasan dan mempengaruhi keberadaan anak ’super’.

Page 7: Pada Dasarnya Kepemimpinan Itu Tidak Ditentukan Oleh Pangkat

Pada seseorang jika ada satu perangkat kecerdasan yang sangat tinggi membuat orang itu lemah dalam beberapa kecerdasan lainnya. Misalnya, seseorang yang tinggi logika-matematikanya, lemah dalam berkomunikasi, fungsi berbahasanya. Setiap kecerdasan pada anak usia dini muncul pada saat tertentu sesuai irama perkembangannya seperti yang dikemukakan oleh Piaget (1971) yang merentang dari fase sensorimotor (0-2 tahun), fase praoperasional (2-7 tahun), fase operasi kongkrit (7-12 tahun) dan fase operasi formal (12 sampai usia dewasa).

Fakta sejarah yang menunjukkan bahwa perkembangan kecerdasan jamak ditunjang oleh hasil penelitian yang menemukan bahwa sejak zaman dahulu manusia telah menggunakan kecerdasan jamak. Hal ini dapat dilihat dari gambar-gambar di gua-gua kuno. Selain alasan tersebut di atas temuan psikometrik menunjang keberadaan intelligensi jamak hal ini dapat dilihat dari materi menggali informasi dan kosa kata di dalam tes baku IQ.

Selain fakta sejarah di atas alasan selanjutnya adalah berbagai temuan penelitian yang berkaitan dengan psikologi eksperimental yang mengemukakan bahwa seseorang yang memiliki kemampuan khusus dalam membaca belum tentu dapat mentransfer kemampuan tersebut ke dalam logika matematika. dengan baik. Selain hal tersebut terdapat adanya operasi inti atau seperangkat operasi masing-masing intelegensi., seperti pada kecerdasan musik, kecerdasan ini ditunjang oleh kepekaan dalam membedakan berbagai struktur irama. Selanjutnya kecerdasan bodily kinesthetic, ditunjang oleh kemampuan meniru gerakan tubuh orang lain, kemampuan membangun rutinitas gerakan motorik halus.

Lazaer (2000:7) mengemukakan bahwa kecerdasan jamak (multiple Inteligences) merupakan perkembangan mutakhir dalam bidang intelligensi yang menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan jalur-jalur yang digunakan oleh manusia untuk menjadi cerdas.

macam2 kecerdasan jamak

1. Kecerdasan verbal/linguistikKecerdasan verbal/linguistik adalah bagian dari kecedasan jamak berkaitan dengan kepekaan terhadap bunyi, struktur, makna dan fungsi kata serta bahasa yang muncul melalui kegiatan bercakap-cakap, berdiskusi dan membaca.

2. Kecerdasan logika matematikaKecerdasan logika matematika adalah bagian dari kecerdasan jamak berkaitan dengan kepekaan dalam mencari dan menemukan pola yang digunakan untuk melakukan kalkuasi hitung dan berpikir abstrak serta berpikir logis dan berpikir ilmiah.

3. Kecerdasan IntrapersonalKecerdasan jamak yang berkaitan dengan kepekaan dalam melakukan instrospeksi terhadap diri sendiri dan membandingkannya dengan kelemahan dan kekuatan orang lain.

4. Kecedasan InterpersonalKecerdasan jamak yang berkaitan dengan kepekaan dalam membedakan dan merespon perilaku yang ditampilkan orang lain.

5. Kecerdasan naturalisKecerdasan naturalis adalah bagian dari kecerdasan jamak yang berkaitan dengan kepekaan dalam mengapresiasi alam dan lingkungan sekitar.

Page 8: Pada Dasarnya Kepemimpinan Itu Tidak Ditentukan Oleh Pangkat

6. Kecerdasan kinestetik dan gerakan tubuh ( bodily – kinesthetic).Kecerdasan kinestetik adalah bagian dari kecerdasan jamak yang berkaitan dengan kepekaan dan keterampilan dalam mengontrol koordinasi gerakan tubuh melalui gerakan motorik kasar dan halus, seperti menggunakan alat-alat secara terampil, melompat, berlari, berhenti secara tiba-tiba dengan terampil dalam rangka melakukan gerakan senam atau gerakan menari, silat, dll. S

7. Kecerdasan Musik-IramaKecerdasan musik irama adalah bagian dari kecerdasan jamak yang berkaitan dengan kepekaan dalam mendengarkan suara, musik, dan suara lainnya..8. Kecerdasan Visual-SpatialKecerdasan visual-spatial adalah bagian dari kecerdasan jamak yang berkaitan dengan kepekaan dalam memadukan kegiatan persepsi visual (mata) maupun pikiran serta kemampuan mentransformasikan persepsi visual spatial seperti yang dilakukan dalam kegiatan melukis, mendesain pola, merancang bangunan,

Seperti telah diuraikan di atas, kecerdasan jamak ini bisa saja menjadi kecerdasan partial/sektoral manakala Proses integrasi dalam pengembangannya gagal dilaksanakan. Kegagalan proses integrasi ini mengakibatkan munculnya individu-individu dengan kecerdasan tertentu tinggi tapi pada yang lain rendah bahkan tidak berkembang. Seorang yang Pintar tapi korupsi, menunjukan kegagalan integrasi kecerdasan intelektual dan interpersonal, atau istilah sekarang kecerdasan emotional dan spiritual.

Sholat dan Pengembangan Kecerdasan Holistik

Secara prinsipil sholat yang benara adalah sholat yang sebagaimana nabi lakukan "shollu kamaa roaituminii usholli" , karena sholat nabi telah membentuk pribadi kenabian, sholat nabi telah menghasilkan kepemimpinan yang holistic.

Jika kita melakukan sholat, maka sesungguhnya berbagai kecerdasan dikembangkan secara terintegrasi. Beberapa contoh kecerdasan yang dilakukan dalam sholat adalah sebagai berikut :

1. Ketepatan Bacaan : ketepatan bebagai bacaan sholat memerlukan konsentarsi intelektual yang tinggi. Seorang yang memiliki intelektual rendah, pasti akan ke sulitan membaca doa apa pada saat apa. Sebaliknya, mereka yang memiliki tingkat intelektual tinggi akan dapat menerapkan pengetahuan doa-doa sholat pada rukun yang tepat.

2. Pemahaman Bacaan : Memahami bacaan dengan cara pengucapannya yang fasih, sungguh bukan perkara mudah. Kelemahan-kelemahan dialek, bisa menjerumuskan "kelemahan" dan

Page 9: Pada Dasarnya Kepemimpinan Itu Tidak Ditentukan Oleh Pangkat

kefasihannya. Untuk dapat memahami bacaan ini maka kecerdasan verbal diperlukan. Seoang yang ingin memiliki pemahaman bacaan dan kefasihannya, harus selalu meningkatkan kecerdasan verbalnya. Jika dia tetap stagnan tidak dapat memahmi bacaan, maka dikatagorikan sebagai "pemabok" mengucapkan tapi tidak dapat memahami ucapannya.

3. Kecerdasan Kinestesis : kaifiah sholat menuntut seorang muslim selain mengucapkan dan memahami bacaan-bacaan sholat dengan tepat, dia juga harus melakukan gerakan-gerakan dengan sempurna sebagaimana yang dituntunkan. Tentusaja gerakan-gerakan sempurna ini bisa dilakukan dengan kecerdasan kinestesis yang sempurna dengan kondisi organ (fisik) yang sempurna. Dalam kasus sholat jamaah, maka yang secara fisik lebih sempurna, dia lebih dipilih sebagai imam, dibanding misalnya orang yang memiliki kelemahan dalam fisiknya (maaf, misalnya cacad.

4. Musikal (Irama) : memang dalam ibadah sholat, sholat tidak diiringi dengan musik. Tapi irama bacaan, keras lembutnya suara bacaan yang pas, tidak keras dan tidak "off" memerlukan kecerdasan musikal tersendiri. Tone-tone bacaan Al Qur'an yang pas misalnya, akan mempengaruhi penjiowaan dalam sholat itu sendiri.

5. Kecerdasan Lain : Berbagai aspek kecerdfasan jamak lain terintegrasi dalam bacaan-bacaan terutama bacaan bacaan Al Qurannya, dengan kecerdasan pemahaman bacaan, ayat-ayat tentang alam, laut, gunung, hewan binatang, langit, bumi bisa merangsang kecerdasan naturalis, interpersonal, intrapersonal. Juga tentang peredaran lagit dan bumi, bulan, matahari, bintang, waktu malam, dhuha, subuh, siang dan mata hari terbenam, menuntut kecerdasan Matematik juga spacial.

Pendek kata, dalam melakukan sholat, apalagi sholat jama'ah, sebenarnya disamping melakukan kewajiban, seorang muslim juga sedang memproses dirinya untuk mengembangkan berbagai potensi kecerdasananya secara terintegrasi. Kecerdasan jamak yang menyatu dan menyeluruh.

Dengan demikian dapat dikatakan, bahwa saat melakukan sholat, seorang muslim sedang mengembangkan kecerdasan holistiknya. Dengan demikain jika sholatnya berhasil, maka kecerdasan holistiknya berhasil. dan dengan kecerdasan holistik yang bagus, ia tampil sebagai manusi holistik, manusia yang menyeluruh, sempurna kemampuannya dalam batas batas kemanusiaannya.

Oleh karenanya, jika seorang muslim sholatnya sempurna, dia akan menjelma menjadi manusia sempuna (insan kamil) dan jika dia menjadi seorang pemimpin, maka dia akan menjadi pemimpin yang sempurna, pemimpin yang holistik.

Page 10: Pada Dasarnya Kepemimpinan Itu Tidak Ditentukan Oleh Pangkat

Tidak berlebihan, bahwa sholat, adalah mi'roj kaum muslimin, sebuah proses menuju tempat yang tinggi (sidrotul muntaha). Sebuah proses menuju kesempurnaan. Anda ingin menjadi Manusia sempurna ? lakukan sholat dengan sempurna pula. Bukan sholat asal menggugurkan kewajiban.