pa riska
TRANSCRIPT
Patofisiologi
Kerusakan miokard oleh kuman-kuman infeksius dapat melalui tiga mekanisme
dasar :
1) Invasi langsung ke miokard.
2) Proses immunologis terhadap miokard.
3) Mengeluarkan toksin yang merusak miokardium.
Proses miokarditis viral ada dua tahap, yaitu :
1) Fase pertama (akut) berangsung kira-kira 1 minggu (pada tikus) di
mana terjadi invasi virus ke miokardium, replikasi virus dan lisis
sel. Kemudian terbentuk neutralizing antibody dan virus akan
dibersihkan atau dikurangi jumlahnya dengan bantuan makrofag
dan neutral killer cell (sel NK).
2) Fase kedua miokardium akan diinfiltrasi oleh sel-sel radang dan
sistem imun akan diaktifkan antara lain dengan terbentuknya
antibodi terhadap miokardium, akibat perubahan permukaan sel
yang terpajan oleh virus. Fase ini berlangsung beberapa minggu
sampai beberapa bulan dan diikuti kerusakan miokardium dan yang
minimal sampai yang berat.
Enterovirus sebagai penyebab miokarditis viral juga merusakkan sel-sel endotel
dan terbentuknya antibodi endotel, diduga sebagai penyebab spasme
mikrovaskular. Walaupun etiologi kelainan mikrovaskular belum pasti, tetapi
sangat mungkin berasal dari respon imun atau kerusakan endotel akibat infeksi
virus.
Jadi pada dasarnya terjadi spasme sirkulasi mikro yang menyebabkan proses
berulang antara obstruksi dan reperfusi yang mengakibatkan larutnya matriks
miokardium dan habisnya otot jantung secara fokal menyebabkan rontoknya
serabut otot, dilatasi jantung, dan hipertrofi miosit yang tersisa. Akhirnya proses
ini mengakibatkan habisnya kompensasi mekanis dan biokimiawi yang berakhir
dengan payah jantung (Muttaqin, 2009).
Bagan Patofisiologi Miokarditis (Corwin, 2008)
Jantung
Sirkulasi Katup jantung ElektrivitasOtot jantung/myocard
Agen infeksius
Virus Bereplikasi
sel myocard
Sel Lisis
Proses pertahanan tubuh mengeluarkan Neutralizing antibodi
Virus dibersihkan oleh makrofag dan sel NK
Myokardium diinfiltrasi oleh sel radang
Tubuh mengaktifkan sistem Imun
Antibodi terbentuk
enterovirusendotel myocard
Virus menyerang sel myocard
Spasme mikrovaskular
Terbentuk antibody endotel
Enterovirus menyerang endotel
myocard
MYOKARDITIS
MK : Resiko infeksi
Obstruksi reperfusi
Proses berulang
Matriks miokardium Larut
Otot jantung mengalami kerusakan secara fokal
Rontoknya serabut otot
Dilatasi jantung
Hopertrofi miosit
Jantung tidak mampu mengkompensasi
Payah jantung
MK : Resiko tinggi penurunan kardiak
output
Kebutuhan O2 dan nutrisi jantung tidak terpenuhi
MK : Nyeri
MK : Intoleransi Aktivitas
MK : Gangguan perfusi jaringan perifer
Histopatologi
Panah biru: infiltrat radang dominan limfosit, multifokal
Penegakan diagnosis
1) Anamnesis dan pemeriksaan fisik
Menurut DEPKES, 1994a. Menggigilb. Demamc. Anoreksia.d. Nyeri dada.e. Dispnea dan disritmiaf. Tamponade ferikardial/kompresi (pada efusi perikardial)
Gejala miokarditis akut tergantung pada jenis infeksinya, derajat
kerusakan jantung dan kemampuan memulihkan diri. Gejala bisa ringan
atau tidak ada sama sekali. Pasien mungkin hanya mengalami kelelahan
dan dispnea, berdebar-debar dan kadang ada rasa tak nyaman di dada dan
perut atas.
Pemeriksaan klinis mungkin mungkin memperlihatkan pembesaran
jantung, suara jantung tambahan, irama gallop dan bising sistolik. Friction
rub perikardial dapat juga terdengar bila pasien mengalami perikarditis.
Denyut alternans (denyut dimana terdapat perubahan reguler antara denyut
kuat dan lemah) mungkin ditemukan. Demam dan takikardia sering ada
dan gejala gagal jantung kongestif bisa terjadi.
1) Pemeriksaan Penunjang
Diaganosis ditegakkan berdasarkan anamnesis adanya sindrom seperti flu
atau mungkin asimtomatik. Peeriksaan laboratorium dapat menunjukan
leukositosis, aosinofila, laju endap darah yang meningkat atau peningkatan
MB band of creatinie phosphokinase (CKMB). Peningkatan CKMB
ditemukan pada kurang lebih 10% pasien, namun pemeriksaan troponin
lebih sensitif untuk mendeteksi kerusakkan miokard pada kecurigaan
miokariditis
a. Elektrocardiograf
EKG hampir selalu abnormal pada pasien miokarditis. Muncul
kelainan sinus takikardia, perubahan segmen ST dan gelembung T
serta low voltage. Kadang ditemukan aritmia arial atau ventrikuler,
AV block, intra ventrikulerconduction defek dan QT memanjang.
b. Foto thorak
Rasio kardiotorasik biasanya normal, terutama pada fase awal
penyakit sebelum terjadi kardiomiopati. Fungsi ventrikel kiri yang
menurun progresif dapat mengakibatkan kardiomegali. Ukuran
jantung sering membesar kadang disertai kongesti paru.
c. Ekokardiograf
Pada kedua ventrikel sering didapat hipokinesis, bersifat regional
terutama di apeks. Adanya penebalan dinding ventrikel, trombi
ventrikel kiri, pengisian diastolic yang abnormal dan efusi pericardial.
Gambaran ekokardiograf pada miokarditis aktif dapat meniru
restriktif, hipertropik, atau kardiomiopati dilatasi.
d. Radio Nuclide Scaning dan Magnetic Resonance Imaging.
Ditemukan adanya perubahan inflamasi dan kronis yang khas pada
miokarditis.
e. Biopsy endomiokardial
Melalui biopsy tranvernous dapat diambil endomiokardium ventrikel
kanan kiri. Hasil biopsy yang positif memiliki nilai diagnostic sedang
negative tidak dapat menyingkirkan miokarditis. Diagnosis ditegakkan
bila pada biopsy endomiokardial didapatkan nekrosis atau degenerasi
parasit yang dikelilingi infiltrasi sel sel radang (Alwi, 2009).
Faktor resiko
Penyakit ini dapat menyerang semua golongan umur. Ada yang menduga
miokarditis terjadi 5-15% dari pasien dengan penyakit infeksi.(FKUI,1996).
Demam reumatik sebagai penyebab miokarditis sering terdapat di negara-negara
berkembang.
Faktor predisposisi diawali dengan penyakit-penyakit kelainan jantung
dapat berupa penyakit jantung rematik, penyakit jantung bawaan, katub jantung
prostetik, penyakit jantung sklerotik, prolaps katub mitral, post operasi jantung,
miokardiopati hipertrof obstruksi.
(nil ini mentok gatau sumbernya)
Komplikasi
a. Kardiomiopati kongestif/ dilated.
b. Payah jantung kongestif.
c. Efusi perikardial.
d. Gangguan konduksi jantung (Blok total) : AV block total.
e. Trombi Kardiac.
f. Gagal jantung kongestif
g. Disritmia jantung yang menyebabkan kematian mendadak (Udjanti, 2010)
Daftar Pustaka
Muttaqin, Arif. (2009). Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
Kardiovaskuler. Jakarta: Salemba Medika.
Corwin E, (2008). Patofisiologi (Buku Saku), Jakarta : EGC.
Udjianti, Wajan Juni. (2010). Keperawatan Kardiovaskuler. Jakarta: Salemba
Medika.
DepKes RI. Direktorat Jenderal PPM & PLP. (1994). Pedoman
Pemberantasan Penyakit miokarditis. Jakarta.
Alwi, Idrus. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Interna Publishing