p u t u s a n nomor 72/pid.b/2016/pt. pbr demi keadilan...

34
Hal 1 dari 34 hal.Put.No.72/PID.B/2016/PT.PBR P U T U S A N Nomor 72/PID.B/2016/PT. PBR DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA; Pengadilan Tinggi Pekanbaru di Pekanbaru yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara pidana dalam peradilan tingkat banding telah menjatuhkan putusan seperti tersebut dibawah ini dalam perkara terdakwa : Nama lengkap : NELITA Binti MUHAMMAD NUR (Alm) Als SI NEL; Tempat lahir : Padang; Umur/ Tanggal lahir : 56 Tahun/12 Oktober 1959; Jenis kelamin : Perempuan; Kebangsaan : Indonesia; Tempat tinggal : Jalan Amarta Blok BB 1 RT 07/RW 10 Kelurahan Delima, Kecamatan Tampan Kodya Pekanbaru; A g a m a : Islam; Pekerjaan : PNS; Pendidikan : SMA (Tamat) ; Terdakwa ditahan oleh ; 1. Penyidik sejak tanggal 28 Oktober 2015 sampai dengan tanggal 01 Nopember 2015 ; 2. Ditangguhkan oleh Penyidik sejak tanggal 02 Nopember 2015 ; Pengadilan Tinggi Tersebut : Telah membaca : I. Penetapan Plh. Ketua Pengadilan Tinggi Pekanbaru tanggal 31 Maret 2016 Nomor: 72/PID.B/2016/PT. PBR tentang penunjukan Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara pidana atas nama Terdakwa : NELITA Binti MUHAMMAD NUR (Alm) Als SI NEL tersebut di atas; II. Berkas perkara dan surat-surat lain yang bersangkutan dengan perkara ini serta turunan putusan Pengadilan Negeri Bangkinang tanggal 2 Februari 2016 Nomor: 525/Pid.B/2015/PN.Bkn dalam perkara tersebut di atas; Menimbang, bahwa berdasarkan Surat Dakwaan Penuntut Umum tertanggal 09 Desember 2015 No.Reg.Perk: PDM 524/BNANG/12/2015 Terdakwa telah di dakwa sebagai berikut: Bahwa ia Terdakwa NELITA Binti MUHAMMAD NUR (Alm) Als SI NEL, pada hari Senin, tanggal 31 Agustus 2009 atau setidak-tidaknya pada waktu lain dalam Bulan Agustus tahun 2009 atau setidak-tidaknya pada waktu lain dalam

Upload: others

Post on 21-Jan-2021

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: P U T U S A N Nomor 72/PID.B/2016/PT. PBR DEMI KEADILAN …simkara.pt-pekanbaru.go.id/files_pidana/d89a66c7c80a29b1... · 2016. 5. 9. · Bahwa suatu dakwaan harus jelas dan terinci

Hal 1 dari 34 hal.Put.No.72/PID.B/2016/PT.PBR

P U T U S A N Nomor 72/PID.B/2016/PT. PBR

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA;

Pengadilan Tinggi Pekanbaru di Pekanbaru yang memeriksa dan

mengadili perkara-perkara pidana dalam peradilan tingkat banding telah

menjatuhkan putusan seperti tersebut dibawah ini dalam perkara terdakwa :

Nama lengkap : NELITA Binti MUHAMMAD NUR (Alm) Als SI NEL; Tempat lahir : Padang;

Umur/ Tanggal lahir : 56 Tahun/12 Oktober 1959;

Jenis kelamin : Perempuan;

Kebangsaan : Indonesia;

Tempat tinggal : Jalan Amarta Blok BB 1 RT 07/RW 10 Kelurahan

Delima, Kecamatan Tampan Kodya Pekanbaru;

A g a m a : Islam;

Pekerjaan : PNS;

Pendidikan : SMA (Tamat) ;

Terdakwa ditahan oleh ;

1. Penyidik sejak tanggal 28 Oktober 2015 sampai dengan tanggal 01

Nopember 2015 ;

2. Ditangguhkan oleh Penyidik sejak tanggal 02 Nopember 2015 ;

Pengadilan Tinggi Tersebut :

Telah membaca :

I. Penetapan Plh. Ketua Pengadilan Tinggi Pekanbaru tanggal 31 Maret

2016 Nomor: 72/PID.B/2016/PT. PBR tentang penunjukan Majelis Hakim

yang memeriksa dan mengadili perkara pidana atas nama Terdakwa :

NELITA Binti MUHAMMAD NUR (Alm) Als SI NEL tersebut di atas; II. Berkas perkara dan surat-surat lain yang bersangkutan dengan perkara

ini serta turunan putusan Pengadilan Negeri Bangkinang tanggal 2

Februari 2016 Nomor: 525/Pid.B/2015/PN.Bkn dalam perkara tersebut di

atas;

Menimbang, bahwa berdasarkan Surat Dakwaan Penuntut Umum

tertanggal 09 Desember 2015 No.Reg.Perk: PDM 524/BNANG/12/2015

Terdakwa telah di dakwa sebagai berikut:

Bahwa ia Terdakwa NELITA Binti MUHAMMAD NUR (Alm) Als SI NEL, pada

hari Senin, tanggal 31 Agustus 2009 atau setidak-tidaknya pada waktu lain

dalam Bulan Agustus tahun 2009 atau setidak-tidaknya pada waktu lain dalam

Page 2: P U T U S A N Nomor 72/PID.B/2016/PT. PBR DEMI KEADILAN …simkara.pt-pekanbaru.go.id/files_pidana/d89a66c7c80a29b1... · 2016. 5. 9. · Bahwa suatu dakwaan harus jelas dan terinci

Hal 2 dari 34 hal.Put.No.72/PID.B/2016/PT.PBR

Tahun 2009, bertempat di Jalan Letnan Boyak No.77, Bangkinang, Kabupaten

Kampar, atau setidak-tidaknya pada suatu tempat yang termasuk dalam daerah

hukum Pengadilan Negeri Bangkinang, “Dengan sengaja memakai surat palsu

atau yang dipalsukan seolah-olah sejati, jika pemakaian surat itu dapat

menimbulkan kerugian” yang dilakukan oleh Terdakwa dengan cara-cara antara

lain sebagai berikut :

- Bahwa pada waktu dan tempat seperti disebutkan diatas, terdakwa bersama

dengan adik terdakwa bernama Sdri. DONNA FITRI mengajukan gugatan

perdata dengan nomor register gugatan 35/Pdt.G.2009/PN.BKN, dimana

yang menjadi salah satu tergugat adalah saksi H. SYAMSUDDIN IBRAHIM,

adapun dalam salah satu posita gugatan tersebut, terdakwa menerangkan

“bahwa tanah penggugat tersebut didapat oleh Penggugat dengan cara

membeli dari Abdul Kadir MZ, sebagaimana tertuang dalam Akta Jual Beli

No. 0266/SH/1981, tanggal 25 Maret 1981, seluas 20.000 m2 yang dibuat

dihadapan Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT), serta dihadiri Kepala Desa

Buluh Cina, Abdul Rahman, Kec. Siak Hulu, Kab. Kampar, Provinsi Riau”,

adapun terhadap lokasi tanah dimaksud dalam gugatan, terdakwa juga telah

melakukan pengecekan terlebih dahulu, dimana akhirnva terdakwa

mengetahui bahwa di lokasi tanah sengketa telah dikuasai oleh orang lain,

adapun untuk menguatkan dalil dari terdakwa dalam gugatan perdata

tersebut, terdakwa mengajukan foto kopi Akta Jual Beli No. 0266/

SH/1981,tanggal 25 Maret 1981 sebagai alat bukti surat P-1, dimana

kemudian terhadap alat bukti surat tersebut, telah dibubuhi materai cukup

dan telah dicocokan dan sama dengan aslinya/salinan resminya (hal. 20,

pertimbangan hakim dalam ternyata Putusan Perdata Pengadilan Negeri

Bangkinang No. 35/Pdt.G.2009/PN.BKN);.

- Bahwa kemudian terhadap Akta Jual Beli No. 0266/SH/1981, tanggal 25

Maret 1981 yang digunakan terdakwa sebagai dasar kepemilikan tanah

dalam Akta tersebut dituliskan yang menjadi salah satu saksi pembuatan

Akta Jual Beli No. 0266/SH/1981, tanggal 25 Maret 1981, adalah saksi

ABDUL RAHMAN dimana dalam Akta tersebut, disebutkan bahwa saksi

menjabat sebagai Kepala Desa Buluh Cina yang kemudian menandatangani

Akta Jual Beli tersebut, adapun kemudian saksi ABDUL RAHMAN tidak

pernah menjadi saksi ataupun pernah menandatangani Akta Jual Beli No.

0266/SH/1981, tanggal 25 Maret 1981, bahwa saksi ABDUL RAHMAN tidak

pernah menjabat sebagai Kepala Desa Buluh Cina seperti yang disebutkan

dalam Akta Jual Beli No. 0266/SH/1981, tanggal 25 Maret 1981, dimana,

Page 3: P U T U S A N Nomor 72/PID.B/2016/PT. PBR DEMI KEADILAN …simkara.pt-pekanbaru.go.id/files_pidana/d89a66c7c80a29b1... · 2016. 5. 9. · Bahwa suatu dakwaan harus jelas dan terinci

Hal 3 dari 34 hal.Put.No.72/PID.B/2016/PT.PBR

setelah mengetahui hal ini, saksi ABDUL RAHMAN membuat Surat

Pernyataan yang pada pokoknya menerangkan:

1. Bahwa benar saya pernah menjabat selaku Kepala Desa Baru, Kec. Siak

Hulu, Kab.Kampar, sejak tahun 1981sampai dengan tahun 1990;

2. Bahwa saya tidak pernah menjabat selaku Kepala Desa Buluh Cina, Kec.

Siak Hulu,Kab. Kampar;

3. Didalam Surat Akta (Penjual Sdr. H. ABDUL KADIR. M.Z dan Pembeli Sdr.

LIBERTY MOHD. NUR), setelah saya lihat dan memperhatikan, saya

menyatakan bahwa tandatangan yang ada didalam Akta Jual Beli No.

0266/SH/1981, tanggal 25 Maret 1981 bukan merupakan tanda tangan

milik saya;

4. Sepengetahuan saya bahwa yang menjabat sebagai Kepala Desa Buluh

Cina, Kec.Siak Hulu, Kab. Kampar pada tahun 1981 adalah Sdr. KARIB.

- Bahwa sekitar tahun 2014, terdakwa pernah mendatangi Kantor Desa

Pandau Jaya yang diterima oleh saksi SAMSUDDIN Bin SAHRIMAN sebagai

Kepala Urusan Pemerintahan, dimana selanjutnya terdakwa menanyakan

kepada saksi letak lokasi tanah terdakwa sebagaimana tercantum dalam Akta

Jual Beli No. 0266/SH/I981, tanggal 25 Maret 1981, adapun setelah diteliti

oleh saksi SAMSUDDIN Bin SAHRIMAN lokasi tanah dalam Akta Jual Beli

tersebut, saksi SAMSUDDIN Bin SAHRIMAN kemudian menerangkan bahwa

letak tanah terdakwa adalah berada di Desa Buluh Cina seperti yang

tercantum dalam Akta Jual Beli, dimana saksi SAMSUDDIN Bin SAHRIMAN

kemudian menjelaskan Desa Buluh Cina berjarak kurang lebih 8 (delapan)

Km dari Desa Pandau Jaya dan Desa Pandau Jaya adalah hasil pemekaran

dari Desa Baru, mengetahui fakta-fakta tersebut terdakwa tetap

menggunakan Akta Jual Beli No. 0266/SH/1981, tanggal 25 Maret 1981

seolah-olah baik isi maupun para pihak yang terdapat dalam Akta iual Beli

tersebut adalah benar;

- Bahwa mengetahui Akta Jual Beli No. 0266/SH/1981, tanggal 25 Maret 1981

tersebut adalah tidak benar, kemudian saksi H. SYAMSUDDIN IBRAHIM lalu

melaporkan kejadian tersebut kepada Polres Kampar guna pengusutan lebih

lanjut, dimana akibat perbuatan terdakwa, saksi H. SYAMSUDDIN IBRAHIM

mengalami kerugian karena tidak dapat menguasai lahannya tersebut;

Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 263

Ayat(2) KUHP;

Menimbang, bahwa terhadap surat dakwaan Penuntut umum tersebut

diatas Terdakwa melalui Penasihat Hukumnya telah mengajukan keberatan

tanggal 11 Januari 2016 yang pada pokoknya adalah sebagai berikut :

Page 4: P U T U S A N Nomor 72/PID.B/2016/PT. PBR DEMI KEADILAN …simkara.pt-pekanbaru.go.id/files_pidana/d89a66c7c80a29b1... · 2016. 5. 9. · Bahwa suatu dakwaan harus jelas dan terinci

Hal 4 dari 34 hal.Put.No.72/PID.B/2016/PT.PBR

PENDAHULUAN

Majelis Hakim yang Kami Muliakan dan Saudara Jaksa Penuntut Umum yang

Kami Hormati serta pengunjung sidang yang terhormat.

Bahwa suatu kehormatan bagi Kami berada di dalam persidangan yang rnulia

ini untuk bersama-sama menegakkan supremasi hukum, mendampingi

Terdakwa NELITA Binti MUHAMMAD NUR (Alm) Als Si NEL dengan tuduhan

“Dengan sengaja memakai surat palsu atau yang dipalsukan seolah-olah sejati,

jika pemakaian surat itu dapat menimbulkan kerugian” sebagaimana diatur

dalam Pasal 263 ayat (2) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHPidana);

Bahwa kita semua sependapat Saudara Jaksa Penuntut Umum mempunyai

tugas dan wewenang sebagaimana yang dimuat dalam Pasal 1 butir 6 Kitab

Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP), bahwa setiap perbuatan

kejahatan yang dilakukan oleh siapapun tidak boleh dibiarkan dan haruslah

dilakukan penyidikan dan penuntutan, serta pelaksanaan hukumnya tidak boleh

ditawar-tawar, dalam arti siapapun yang bersalah harus dituntut dan dihukum

setimpal dengan perbuatannya, kecuali ditentukan lain oleh Undang-undang.

Menghukum orang yang bersalah merupakan tuntutan dari hukum, keadilan dan

kebenaran itu sendiri. Sebab kalau tidak demikian akan timbul reaksi yang:apat

menggoyahkan sendi-sendi ketertiban dalam masyarakat dan supremasi hukum

itu sendiri. Akan tetapi, kaidah-kaidah hukum, keadilan dan kebenaran tidak

boleh diperkosa oleh siapapun untuk maksud-maksud tertentu dan tujuan

tertentu, apalagi pesanan pribadi dari orang-orang yang ingin menzalimi orang

lain, atau dari pihak pelapor sendiri, dan adanya kepentingan Pribadi yang

memboncengi kasus ini atau adanya kesalahan pihak lain yang harus

bertanggung jawab atau ketidak mampuan pihak lain dalam menjalankan

tugasnya yang ditimpakan begitu saja menjadi tanggung jawab Terdakwa.Begitu

pula dalam perkara ini, semua itu harus diungkap agar menjadi jelas

apakahTerdakwa dapat dimintakan pertanggung jawabannya atas dakwaan

Saudara Jaksa Penuntut Umum, agar sendi-sendi hukum itu sepakat kita

tegakkan dalam upaya mengukuhkan supremasi hukum di Negara tercinta ini

yang telah diatur di dalam format kaidah-kaidah hukum di dalam KUHAP.

Majelis Hakim yang Kami Muliakan dan Saudara Penuntut Umum yang Kami

Hormati. Di dalam sidang ini, duduk dua pihak yang berperkara yaitu Jaksa

Penuntut Umum sebagai Pengacara Negara atau yang mewakili kepentingan

Warga Negara atau Pelapor, disisi lain Terdakwa NELITA Binti MUHAMMAD

NUR (Alm) Als Si NEL, yang didampingi oleh Penasihat Hukumnya. Kedua

pihak yang berperkara ini mempunyai hak yang sama dengan titik tolak dan

fungsi masing-masing. Di tengah kedua pihak duduk Majelis Hakim sebagai

Page 5: P U T U S A N Nomor 72/PID.B/2016/PT. PBR DEMI KEADILAN …simkara.pt-pekanbaru.go.id/files_pidana/d89a66c7c80a29b1... · 2016. 5. 9. · Bahwa suatu dakwaan harus jelas dan terinci

Hal 5 dari 34 hal.Put.No.72/PID.B/2016/PT.PBR

“Domin is Litis” yang tidak berpihak. Artinya pada waktu Majelis Hakim duduk di

kursi dan meja persidangan, memandang kedua belah pihak yang berperkara

sama tinggi dan sama rendah di muka sidang ini. Majelis Hakim yang

memeriksa dan mengadili perkara ini tidak boleh mempunyai interest pribadi.

Dan juga menurut pendapat Prof. DR. M. Trapman, fungsi masing-masing

pihak itu sebagai berikut:

“Het standpunt van de verdachte karakteriseerde hij als de subjectieve

beoardeling vaneen subjectieve positie, dat van de raadsman als de objectieve

beoordeling van eensubjectieve positie, dat van de openbare ministerie als de

subjectieve beeordeting van een objectieve posrfie, dat van de Rechfer als de

abjectieve beoordeling van een abiectieve beoordeling van een subjectieve

positie”, yang artinya :

“Bahwa Terdakwa mempunyai pertimbangan yang subyektif dalam posisi yang

subyektif, Penasihat Hukum mempunyai pertimbangan yang obyektif dalam

posisi yang subyektif, penuntut Umum mempunyai pertimbangan yang subyektif

dalam posisi yang obyektif, sedangkan Hakim mempunyai pertimbangan yang

obyektif dalam posisi yang obyektif pula” (Prof. Mr. Van Bemmelen”,

Leerboekvan hetned, Strafpracerecht” halaman 132,6 e herziene druk).

Dengan demikian, Majelis Hakim dapat menempatkan dirinya pada posisi netral

dengan mempertahankan eksistensi dan integritas Majelis Hakim sebagai

pengayom keadilan dan kebenara;

Bahwa dalam kesempatan ini telah tepat sekali jika Majelis Hakim menyoroti

kualitas surat dakwaan dari Jaksa Penuntut Umum apakah rumusan delik dan

penerapan Pasal 263 Ayat (2) KUHPidana yang dituduhkan kepada Sdri.

NELITA Binti MUHAMMAD NUR (Alm) Als Si NEL apakah telah tepat dan

benar?, Apakah sudah sesuai dengan fakta dan bukti kejadian yang

sebenarnya? ataukah rumusan delik dan tuntutan pidana itu hanya merupakan

suatu “cover story” yang sengaja diciptakan melalui konstruksi yuridis tanpa

didukung dengan fakta yuridis yang dapat diakumulasikan terhadap Pasal-Pasal

yang didakwakan kepada Terdakwa sebagaimana diamanatkan dalam Pasal

143 Ayat (2) KUHAP;

Majelis Hakim yang Kami Muliakan dan Saudara Penuntut Umum yang Kami

Hormati,

Bahwa suatu dakwaan harus jelas dan terinci serta memuat semua unsur tindak

pidana yang didakwakan. yang apabila ketentuan tersebut tidak dipenuhi

mengakibatkan batalnya surat dakwaan tersebut. Kutipan Pasal 143 Ayat (2)

KUHAP, tersebut berbunyi :

“Penuntut Umum membuat surat dakwaan yang diberi tanggal dan

ditandatangani, sertaberisi:

Page 6: P U T U S A N Nomor 72/PID.B/2016/PT. PBR DEMI KEADILAN …simkara.pt-pekanbaru.go.id/files_pidana/d89a66c7c80a29b1... · 2016. 5. 9. · Bahwa suatu dakwaan harus jelas dan terinci

Hal 6 dari 34 hal.Put.No.72/PID.B/2016/PT.PBR

a. nama lengkap, tempat lahir, umur dan tanggal lahir, jenis kelamin,

kebangsaan, tempat tinggal, agama, dan pekeriaan tersangka.

b. uraian secara cermat, jelas dan lengkap mengenai tindak pidana yang

didakwakan dengan menyebutkan waktu dan tempat tindak pidana itu

dilakukan."

Dengan memperhatikan bunyi Pasal 143 Ayat (2) KUHAP tersebut, terdapat dua

unsur yang harus dipenuhi dalam suatu surat dakwaan, yaitu :

Syarat Formil (Pasal 143 Ayat (2) huruf a) Maksudnya adalah suatu surat dakwaan harus memuat tanggal, ditandatangani

oleh Jaksa Penuntut Umum serta memuat nama lengkap, tempat lahir, umur

atau tanggal lahir, jenis kelamin, kebangsaan, tempat tinggal, agama, dan

pekerjaan tersangka.

Syarat Materiil (Pasal 143 (2) huruf b)

Maksudnya adalah suatu surat dakwaan harus memuat uraian secara cermat,

jelas, dan lengkap mengenai tindak pidana yang didakwakan dengan

menyebutkan waktu dan tempat tindak pidana itu dilakukan;

Kemudian Pasal 143 Ayat (3) b KUHAP secara tegas menyebutkan bahwa

tidak dipenuhinya syarat-syarat materiil surat dakwaan menjadi batal demi

hukum atau “null and void” yang berarti sejak semula tidak ada tindak pidina

seperti yang dilukiskan dalamsurat dakwaan itu;

Sebelum lebih jauh menguraikan eksepsi ini, kita akan mencari tahu apa yang

dimaksud dengan pengertian syarat “cermat, jelas dan lengkap” berikut ini Kami

kutip dari buku Pedoman pembuatan Surat Dakwaan yang diterbitkan oleh

Kejaksaan Agung RI halaman12 menyebutkan :

Yang dimaksud dengan cermat adalah : Ketelitian Jaksa Penuntut Umum dalam mempersiapkan surat dakwaan yang

didasarkan kepada undang-undang yang berlaku bagi Terdakwa, serta tidak

terdapat kekurangan dan atau kekeliruan yang dapat mengakibatkan batalnya

surat dakwaan atau tidak dapat dibuktikan, antara lain misalnya :

- Apakah ada pengaduan dalam hal delik aduan;

- Apakah penerapan hukum ketentuan pidananya sudah tepat;

- Apakah Terdakwa dapat dipertanggungjawabkan dalam melakukan tindak

pidana tersebut;

- Apakah tindak pidana tersebut belum atau sudah kadaluwarsa;

- Apakah tindak pidana yang didakwakan tidak nebis in idem;

Yang dimaksud dengan jelas adalah : Jaksa Penuntut Umum harus mampu merumuskan ansur-unsur delik yang

didakwakan sekaligus mempadukan dengan uraian perbuatan materiil (fakta)

yang dilakukan olehTerdakwa dalam surat dakwaan. Dalam hal ini harus

Page 7: P U T U S A N Nomor 72/PID.B/2016/PT. PBR DEMI KEADILAN …simkara.pt-pekanbaru.go.id/files_pidana/d89a66c7c80a29b1... · 2016. 5. 9. · Bahwa suatu dakwaan harus jelas dan terinci

Hal 7 dari 34 hal.Put.No.72/PID.B/2016/PT.PBR

diperhatikan jangan sekati-kali mempadukan dalam uraian dakwaan antara delik

yang satu dengan delik yang lain yang unsur-unsurya berbeda satu sama lain

atau uraian dakwaan yang hanya menunjuk pada uraian dakwaan sebelumnya

(seperti misalnya menunjuk pada dakwaan pertama) sedangkan unsurnya

berbeda, sehingga dakwaan menjadi kabur atau tidak jelas (obscuurlibel) yang

diancam dengan kebatalan;

Yang dimaksud dengan lengkap adalah : Uraian surat dakwaan harus mencakup semua unsur-unsur yang ditentukan

undang-undang secara lengkap. Jangan sampai terjadi adanya unsur delik yang

tidak dirumuskan secara lengkap atau tidak diuraikan perbuatan materialnya

secara tegas dalam dakwaan, sehingga berakibat perbuatan itu bukan

merupakan tindak pidana menurut Undang-undang;

Sejalan dengan argumentasi yuridis tersebut di atas, adalah tidak berlebihan

jika Kami mengajukan eksepsi (keberatan) atas surat dakwaan Jaksa Penuntut

Umum, bukan untuk menilai baik buruknya kualitas surat dakwaan tersebut,

tetapi Kami ingin secara bersama-sama menegakkan hukum sesuai dengan

porsi kaidah hukum perundang-undangan yang berlakuagar hak-hak Terdakwa

dapat terlindungi sejalan dengan ketentuan undang-undang, sehingga pada

akhirnya kita semua menyetujui bahwa supremasi hukum sedang dilakukan di

dalam persidangan ini.

PEMBAHASAN EKSEPSI/KEBERATAN 1. Perkara Sudah Daluwarsa/Exeptio in Tempores.

Bahwa apabila penuntutan terhadap tindak pidana yang diajukan oleh Saudara

Jaksa Penuntut Umum kepada Terdakwa dalam perkara aquo melampaui

tenggang waktu yang telah ditentukan undang-undang (that the time priscrible

by law for bringing such action or offence has expired) maka berakibat pada

gugurnya atau hapusnya kewenangan menuntut dari Saudara Jaksa Penuntut

Umum;

Pada perkara a quo, Jaksa Penuntut Umum telah mendakwa Terdakwa NELITA

Binti MUHAMMAD NUR (Alm) Als Si NEL atas tuduhan “DENGAN SENGAJA

MEMAKAI SURAT PALSU ATAU YANG DIPALSUKAN SEOLAH-OLAH

SEJATI, JIKA PEMAKAIAN SURAT ITU DAPAT MENIMBULKAN KERUGIAN”

sebagai mana diatur dalam Pasal 263 Ayat (2) KUHPidana.

Bahwa Saudara Jaksa Penuntut umum menyatakan dalam dakwaannya poin C

alinea Pertama Penggunaan surat Palsu Akta Jual Beli Nomor : 0266/SH/1981

tanggal 25 Maret 1981 tersebut Pada Hari Senin Tangqal 31 Agustus 2009 bertempat di Jalan Letnan Boyak No. 77 Bangkinang Kabupaten Kampar, dengan cara mengajukan gugatan Perdata dengan Nomor Register Perkara

Nomor : 35/Pdt.G/2009/PN.BKN ke PengadilanNegeri Bangkinang;

Page 8: P U T U S A N Nomor 72/PID.B/2016/PT. PBR DEMI KEADILAN …simkara.pt-pekanbaru.go.id/files_pidana/d89a66c7c80a29b1... · 2016. 5. 9. · Bahwa suatu dakwaan harus jelas dan terinci

Hal 8 dari 34 hal.Put.No.72/PID.B/2016/PT.PBR

Bahwa dari uraian dakwaan Jaksa Penuntut Umum yang menyatakan Terdakwa

telah menggunakan Akta Jual Beli Nomor: 0266/SH/1981 tanggal 25 Maret 1981

pada tahun 2009 dalam perkara Perdata Nomor : 35/Pdt.G/2009/PN.BKN

adalah dakwaan yang tidak benar dan sengaja mengaburkan fakta Hukum

supaya dakwaan pidana tersebut tidak Daluwarsa karena Terdakwa telah

menggunakan Akta Jual Beli Nomor: 0266/SH/1981 tanggal 25 Maret 1981

dalam perkara Perdata sejak tahun 1999 yang digunakan juga sebagai bukti

dalam menggugat Pihak-Pihak yang menguasai tanah Terdakwa sebagaimana

Perkara Nomor : 21/PDT-G/1999/PN.BKN tanggal 24 Agustus 2000 (Bukti

Lampiran I) Jo. Putusan Pengadilan Tinggi Riau Nomor: 33/Pdt/2001/PT.R

tanggal 9 Juli 2001 (Bukti Lampiran II) Jo. Putusan Mahkamah Agung RI Nomor:

No.1842K/Pdt/2002 tanggal 14 Maret 2003 (Bukti Lampiran III) Jo. Putusan

Peninjauan Kembali (PK) Nomor 241 PK/Pdt/2004 tanggal 26 Oktober 2005

(Bukti Lampiran IV), putusan PK mana diterima pada hari Jum'at tanggal 24 Juli

2009 melalui Relas Pemberitahuan Putusan Peninjauan Kembali (Bukti

Lampiran V) dari Pengadilan Negeri Pekanbaru yang dalam perkara tersebut

Tergugatnya adalah H. SYAMSUDDIN IBRAHIM DKK (Saksi pelapor dalam perkara aquo);

Bahwa dalam Perkara Perdata Nomor . 21/PDT-G/1999/PN.BKN tahun 1999

tersebut Terdakwa selaku Penggugat bersama Orang Tua Terdakwa (Alm.

Liberti Moh Nur), Adik Terdakwa (Donna Fitri) serta Alfi Faris (suami Donna Fitri)

sebagai Penggugat III telah memberikan Kuasa kepada Alm Bastian untuk

menggugat terhadap orang-orang yang secara hukum menguasai tanah

Terdakwa (termasuk H. Syamsuddin Ibrahim sebagaiTergugat XII) dan sebagai

dasar alas hak bukti kepemilikan tanah dalam mengajukan gugatan tersebut

oleh Terdakwa adalah Akta Jual Beli Nomor : 0266/SH/1981 tanggal 25 Maret

1981 yang menurut saudara Jaksa Penuntut umum diduga palsu;

Bahwa dalam perkara tersebut diatas karena putusan Mahkamah Agung RI No.

1842 K/Pdt/2002 yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap tersebut, di

dalam Pertimbangan hukum halaman 63 alinea 2 putusannya menyatakan pada

pokoknya :

“Menimbang, bahwa terlepas dari alasan kasasi Mahkamah Agung berpendapat

Pengadilan Tinggi Riau telah salah menerapkan hukum karena gugatan dalam

perkara ini subyek hukumnya berbeda yaitu Para Penggugat I, II, III, masing-

masing tidak saling mempunyai hubungan hukum, begitu pula dengan obyek

perkara, berbeda letaknya, sedangkan Tergugat terdiri dari Tergugat I s/d XVIII,

lalu gugatan tersebut digabungkan menjadi satu gugatan. Maka seharusnya

gugatan tersebut bukan digabungkan, melainkan gugatan tersebut diajukan

Page 9: P U T U S A N Nomor 72/PID.B/2016/PT. PBR DEMI KEADILAN …simkara.pt-pekanbaru.go.id/files_pidana/d89a66c7c80a29b1... · 2016. 5. 9. · Bahwa suatu dakwaan harus jelas dan terinci

Hal 9 dari 34 hal.Put.No.72/PID.B/2016/PT.PBR

masing-masing (terpisah berdiri sendri-sendiri) oleh karena itu Pengadilan

Tinggi Riau seharusnya menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima”;

Bahwa inti dari putusan Mahkamah Agung RI tersebut masing-masing Pemilik

Tanah (tiga orang) harus mengajukan gugatannya tersendiri terhadap masing-

masing Tergugat yang menguasai lahannya;

Bahwa berdasarkan pertimbangan hukum Mahkamah Agung RI tersebut diatas,

Terdakwa bersama Adik Terdakwa (Donna Fitri) mengajukan gugatan kembali

ke Pengadilan Negeri Bangkinang dalam Perkara Perdata Nomor : 35/Pdt.G/

2009/PN.BKN sebagaimana yang di dalilkan oleh Saudara Jaksa Penuntut

Umum dalam Dakwaannya, dan Tergugat dalam Perkara Perdata Nomor :

35/Pdt.G/2009/PN.BKN juga adalah H. SYAMSUDDIN IBRAHIMDKK (Saksi

Pelapor) dan H. SYAMSUDDIN IBRAHIM maupun Kuasa Hukumnya telah

melihat dan mengetahui surat Akta Jual Beli Nomor : 0266/SH/1981 tanggal 25

Maret 1981 itu dari tahun 1999 bukan tahun 2009;

Bahwa sangat jelas secara hukum Akta Jual Beli Nomor: 0266/SH/1981 tanggal

25 Maret 1981 telah di gunakan oleh Terdakwa sejak dari tahun 1999 dalam

Perkara Perdata Nomor:21/Pdt-G/1999 yang artinya apabila di hitung sejak

laporan polisi yang di buat oleh Saksi Pelapor H. SYAMSUDDIN IBRAHIM

Tahun 2015 sebagaimana Laporan Polisi Nomor. LP/64/III/2015/Riau/Res

Kampar tanggal 04 Maret 2015 telah Daluwarsa karena telah di ketahui oleh

Saksi pelapor ataupun telah digunakan oleh Terdakwa dalam perkara perdata melawan Pelapor H. Syamsuddin Ibrahim dari perkara pertama sejak tahun 1999 s/d 2015 (16 tahun).

Bahwa Kami Penasihat Hukum Terdakwa dari Tingkat Penyelidikan sampai

Tingkat penuntutan perkara a quo berturut-turut telah memberitahukan melalui

surat Nomor : 051/MH/IV/SRT/2015 (Bukti Lampiran VI) dan surat Nomor :

061/MH/VI/SRT/2015 (Bukti lampiran VII) kepada Penyidik Polres Kampar dan

surat Nomor : 166/MH/XI/SRT/2015:Bukti Lampiran VIII) kepada Kepala

Kejaksaan Negeri Bangkinang yang isi surat pada pokoknya meminta

menghentikan Penyidikan dan Penuntutan Perkara ini karena Daluwarsa, dan

dalam surat tersebut Penasihat Hukum Terdakwa telah melampirkan juga

putusan Perkara Perdata Nomor :21/PDT.G/1999/PN.BKN akan tetapi surat

yang dikirimkan oleh Penasihat Hukum Terdakwa diabaikan begitu saja oleh

pihak Penyidik Polres Kampar serta oleh Kejaksaan Negeri Bangkinang dan

seolah-olah tidak mengetahui telah ada Perkara Perdata Nomor: 21/PDT-

G/1999/PN.BKN sebelum perkara yang didakwakan oleh Saudara Jaksa

Penuntut Umum yaitu Perkara Perdata Nomor : 35/Pdt G/2009/PN.BKN.

Bahwa dalam surat tersebut Penasihat Hukum Terdakwa telah menjelaskan

Surat yang dituduhkan diduga palsu yang digunakan Terdakwa dalam perkara

Page 10: P U T U S A N Nomor 72/PID.B/2016/PT. PBR DEMI KEADILAN …simkara.pt-pekanbaru.go.id/files_pidana/d89a66c7c80a29b1... · 2016. 5. 9. · Bahwa suatu dakwaan harus jelas dan terinci

Hal 10 dari 34 hal.Put.No.72/PID.B/2016/PT.PBR

perdata telah digunakan jauh sebelum Senin tanqgal 31 Agustus 2009

bertempat di Jalan Letnan Boyak No. 77 Bangkinang Kabupaten Kampar tetapi

telah digunakan dalam perkara perdata sebelumnya oleh Terdakwa yaitu pada

Hari Senin tanggal 13 Desember 1999 bertempat di Jalan Letnan Boyak No. 77

Bangkinang Kampar yang mana Terdakwa telah memberikan Kuasa kepada

Sdr. Bastian als Acai untuk mengajukan gugatan terhadap saksi Pelapor H.

SYAMSUDDIN IBRAHIM DKK sebagaimana tertuang dalam putusan

Pengadilan Negeri Bangkinang Nomor : 21/Pdt.G/1999/PN.BKN tanggal 24

Agustus 2000. Bahwa dalam Pasal 78 KUHPidana telah dijelaskan tentang

Daluwarsa yaitu :

Kewenangan menuntut pidana hapus karena Daluwarsa : 1. Mengenai semua pelanggaran dan kejahatan yang dilakukan dengan

percetakan sesudah satu tahun;

2. Mengenai kejahatan yang diancam dengan pidana denda, pidana kurungan,

atau pidana penjara paling lama tiga tahun sesudah enam tahun;

3. Mengenai kejahatan yang diancam dengan pidana penjara lebih dari tiga

tahun sesudah Dua belas tahun;

4. Mengenai kejahatan yang di ancam dengan pidana mati atau pidana penjara

seumur hidup delapan belas tahun;

Bahwa berdasarkan uraian yang di dalilkan diatas, jelas kewenangan Saudara

Jaksa Penuntut Umum dalam menuntut Terdakwa dalam perkara aquo telah

habis karena ancaman pidana yang didakwakan Saudara Jaksa Penuntut

Umum sebagaimana Pasal 263 Ayat (2) KUHPidana, yang ancaman

hukumannya adalah 6 (enam) tahun serta jangka waktu daluwarsanya sesudah

12 (dua belas) tahun dan terhadap Akta Jual Beli Nomor :0266/SH/1981 tanggal

25 Maret 1981 tersebut telah digunakan oleh Terdakwa sejak dari tahun 1999

yang artinya apabila di hitung sampai dengan Laporan Polisi yang dibuat Saksi

Pelapor (H. SYAMSUDDIN IBRAHIM DKK) pada tahun 2015 jangka waktunya

telah 16 (enam belas) tahun;

Bahwa didalam Pasal 79 KUHPidana juga mengatur tentang jangka mulai

daluwarsa berlaku, adapun bunyi Pasal 79 KUHPidana adalah :

Tenggang daluwarsa mulai berlaku pada hari sesudah perbuatan itu dilakukan

kecuali dalam hal-hal berikut :

1. Mengenai pemalsuan atau perusakan mata uang, tenggang mulai berlaku

pada hari sesudah barang yang dipalsu atau mata uang yang rusak

digunakan.

2. Mengenai kejahatan dalam Pasal-pasal 328, 329, 330, dan 333 KUHPidana,

tenggang dimulai pada hari sesudah orang yang langsung terkena oleh

kejahatan dibebaskan atau meninggal dunia. (Menculik orang, membawa

Page 11: P U T U S A N Nomor 72/PID.B/2016/PT. PBR DEMI KEADILAN …simkara.pt-pekanbaru.go.id/files_pidana/d89a66c7c80a29b1... · 2016. 5. 9. · Bahwa suatu dakwaan harus jelas dan terinci

Hal 11 dari 34 hal.Put.No.72/PID.B/2016/PT.PBR

orang ke tempat kerja lain, mencabut orang di bawah umur dari kekuasaan

yang sah, memaksa orang).

3. Mengenai pelanggaran dalam Pasal 556, sampai dengan Pasal 558a KUHP,

tenggang dimulai pada hari sesudah daftar-daftar yang memuat pelanggaran-

pelanggaran itu, menurut aturan-aturan umum yang menentukan bahwa

register-register catatan sipil harus dipindahkan keKantor Panitera suatu

pengadilan, di pindah kekantor tersebut (tindak-tindak pidana yang dalam

jabatannya dilakukan oleh pegawai catatan sipil, mengendai daftar-daftar

atau register-register);

Bahwa apabila mengacu pada Pasal 79 KUHPidana tersebut dan sesuai

dengan Surat dakwaan Saudara Jaksa Penuntut Umum yang menyatakan

Terdakwa di duga melanggar Pasal 263 Ayat (2) “DENGAN SENGAJA

MEMAKAI SURAT PALSU ATAU YANG DIPALSUKAN SEOLAH-OLAH

SEJATI, JIKA PEMAKAIAN SURAT ITU DAPAT MENIMBULKAN KERUGIAN”

maka Akta Jual Beli Nomor : 0266/SH/1981 tanggal 25 Maret 1981 telah digunakan oleh Terdakwa sebagai bukti Surat di Pengadilan Negeri Bangkinang pada tahun 1999 (lihat Putusan Pengadilan Negeri Bangkinang Nomor : 21/PDT-G/1999/PN.BKN tanggal 24 Agustus 2000 halaman 62), yang berarti sesuai dengan Pasal 79 KUHPidana tersebut

perbuatan yang dilakukan oleh Terdakwa terhitung sejak bukti surat yang

diajukan oleh Terdakwa dalam perkara Perdata Nomor : 21/PDT-

G/1999/PN.BKN yaitu pada tahun 1999, berdasarkan hal tersebut mohon

kepada Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara aquo

menyatakan Kewenangan Menuntut oleh Saudara Jaksa Penuntut Umum Hapus dan Gugur; Hal ini juga sejalan dengan Yurisprudensi Mahkamah Agung RI

- Nomor 2224 K/Pid/2009 tanggal 29 Juli 2010;

“Karena perbuatan yang didakwakan telah lewat + 17 (tujuh belas) tahun sehingga kewenangan Jaksa/Penuntut Umum menuntut hapus karena daluwarsa;

- Nomor : 332 K/Pid/2002 tanggal 14 Maret 2003;

“Jaksa / Penuntut Umum untuk melakukan penuntutan terhadap Terdakwa Hamzah gugur karena lewat waktu/kadaluwarsa dan menyatakan Terdakwa tidak dapat dipidana”;

2. Dakwaan tidak bisa diajukan kepada Terdakwa karena Tidak ada Dasar untuk mengajukannya;

Bahwa dasar Saudara Jaksa Penuntut Umum dalam mengajukan Dakwaan

sebagaimana uraian dalam dakwaan No. Reg. Perkara : PDM-524/BNANG/

12/2015 tanggal 19 Desember 2015 menyatakan pada alinea Terakhir :

Page 12: P U T U S A N Nomor 72/PID.B/2016/PT. PBR DEMI KEADILAN …simkara.pt-pekanbaru.go.id/files_pidana/d89a66c7c80a29b1... · 2016. 5. 9. · Bahwa suatu dakwaan harus jelas dan terinci

Hal 12 dari 34 hal.Put.No.72/PID.B/2016/PT.PBR

“ Bahwa mengetahui Akta Jual Beti Nomar: 0266/SH/1981 tanggal 25 Maret

1981 tersebut adalah tidak kemudian Saksf H. SYAMSUDDIN IBRAHIM lalu

melaporkan kejadian tersebut kepada Polres Kampar guna pengusutan lebih

lanjut, dimana akibat perbuatan Terdakwa Saksi H. SYAMSUDDIN IBRAHIM

mengalami kerugian karena tidak dapat menguasai lahannya tersebut”.

Bahwa dasar H. SYAMSUDDIN IBRAHIM dalam melaporkan Terdakwa di

Kepolisian malah berdasarkan bukti kepemilikannya yaitu berupa Sertipikat Hak

Milik No. 03/1992 tanggal 24 Februari 1992 atas nama Amhar Hamzah serta

telah dibaliknamakan kepada H.SYAMSUDDIN IBRAHIM dan Sertipikat Hak

Milik No. 6183/1990 tanggal 01 Nopember 1990 atas nama Dra. Maimanah

serta dibaliknamakan kepada H. SYAMSUDDIN IBRAHIM pada tanggal 6

Agustus 1997, sementara terhadap tanah yang dilaporkan H.SYAMSUDDIN

IBRAHIM adalah bukan miliknya melainkan adalah milik Terdakwa;

Bahwa terhadap bukti kepemilikan H. SYAMSUDDIN IBRAHIM berdasarkan

Sertipikat Hak Milik tersebut diatas telah di nyatakan cacat hukum dan tidak mempunyai kekuatan hukum oleh Putusan Pengadilan Negeri Bangkinang

dalam Perkara Perdata Nomor : 35/Pdt.G/2009/PN.BKN tanggal 26 April 2010

(Bukti Lampiran IX) yang dikuatkan oleh Putusan Pengadilan Tinggi Pekanbaru

Nomor : 203/PDT/2010/PTR tanggal 02 Mei 2011 (Bukti Lampiran X) serta

dikuatkan oleh Putusan Mahkamah Agung RI No. 190 K/PDT/2013 tanggal 24

Juli 2013 (Bukti Lampiran XI).

Bahwa dalam amar putusan pengadilan Negeri Nomor : 35/Pdt.G/2009/PN.Bkn

tanggal 26 April 2010 memutuskan :

MENGADILI DALAM KONPENSI Dalam Eksepsi ;

- Menolak Eksepsi Tergugat I seluruhnya;

Dalam Pokak Perkara : - Mengabulkan gugatan Para Penggugat untuk sebagian;

- Menyatakan para Tergugat telah melakukan Perbuatan Melawan Hukum

dengan menempati dan memperjualbelikan tanah milik Penggugat;

- Menyatakan surat-surat kepemilikan tanah berupa Sertipikat Hak Milik

Tergugat di atas tanah milik Penggugat cacat hukum dan tidak mempunyai

kekuatan hukum, serta seluruh Akta Jual Beli maupun ganti rugi terhadap

tanah-tanah milik Penggugat tidak sah dan tidak mempunyai kekuatan

hukum;

- Menyatakan surat-surat tersebut dibawah ini, yaitu :

• SKGR. No. Reg. Camat 824/SH/1991 tanggal 6 Nopember 1991 atas

nama Amhar Hamzah (Tergugat II) ;

Page 13: P U T U S A N Nomor 72/PID.B/2016/PT. PBR DEMI KEADILAN …simkara.pt-pekanbaru.go.id/files_pidana/d89a66c7c80a29b1... · 2016. 5. 9. · Bahwa suatu dakwaan harus jelas dan terinci

Hal 13 dari 34 hal.Put.No.72/PID.B/2016/PT.PBR

• SKGR No.Reg.Camat 22/SH/1991 tanggal 10 Januari 1991 atas nama

Amhar Hamzah (Tergugat II) ;

• Akta Jual Beli No. 4136/SH/1988 tanggal 10 Desember 1988 atas nama

Dra.Maimanah (Tergugat III);

Tidak mempunyai kekuatan hukum dan batal demi hukum, sedangkan :

• Sertipikat Hak Milik No. 03/1992 tanggat 24 Pebruari 1992 atas nama

Amhar Hamzah (Tergugat II) serta telah dibaliknamakan kepada H.

Syamsudin Ibrahim (Tergugat I);

• Sertipikat Hak Milik No.6183/1990 tanggal 1 Nopember 1990 atas nama

Dra. Maimanah ( Tergugat III ) serta telah dibalik namakan kepada

H.Syamsudin Ibrahim (Tergugat I) pada tanggat 6 Agustus 1997, Cacat

Hukum dan Tidak mempunvai kekuatan hukum ;

- Menyatakan sah dan berharga Akta Jual Beti No.0266/SH/1981 tanggal 25

Maret 1981 antara Penggugat dengan H. Abdul Kadir MZ;

- Menghukum Para Tergugat dan siapa saja yang menempati atau

mendapatkan hak ditanah Penggugat tersebut, untuk menyerahkan tanah

terperkara kepada Penggugat dalam keadaan kosong, bebas dari hak milik

orang lain diatasnya ;

- Menghukum Tergugat I membayar uang paksa (dwang soom) sebesar Rp

1.000.000.00 (satu juta rupiah) per harinya kepada penggugat atas kelalaian

Para Tergugat menjalankan putusan yang sudah mempunyai kekuatan

hukum tetap;

- Menolak gugatan Penggugat untuk selain dan selebihnya:

DALAM REKONPENSI;

- Menolak gugatan penggugat dalam Rekonpensi/Tergugat I dalam Kanpensi ;

DALAM KONPENSI DAN REKONPENSI : - Menghukum Para Tergugat dalam Konpensi/Penggugat dalam Rekonpensi

untuk membayar biaya yang timbul dalam ini sebesar Rp.2.519.000,00 (dua

juta lima ratus sembilan belas ribu Rupiah);

Bahwa berdasarkan Putusan Pengadilan yang telah mempunyai kekuatan

hukum tetap (inkracht van gewijsde) tersebut, menyatakan sah secara hukum

tanah dalam Perkara perdata No. 35/Pdt.G/2009/PN.BKN adalah milik

Terdakwa dan menyatakan sah dan berharga Akta Jual Beli No. 0266/SH/1981

tanggal 25 Maret 1981 dan H. SYAMSUDDIN IBRAHIM tidak lagi berhak atas

tanah sesuai dengan bukti kepemilikannya yang telah dinyatakan cacat hukum

dan tidak mempunyai kekuatan hukum;

Bahwa atas tanah yang sah secara hukum milik Terdakwa tersebut oleh

Pengadilan Negeri Bangkinang telah mengeluarkan surat Penetapan Nomor :

04/Pdt-Eks/2014/PN.BKN Jo Nomor : 35/Pdt.G/2009/PN.BKN tanggal 6

Page 14: P U T U S A N Nomor 72/PID.B/2016/PT. PBR DEMI KEADILAN …simkara.pt-pekanbaru.go.id/files_pidana/d89a66c7c80a29b1... · 2016. 5. 9. · Bahwa suatu dakwaan harus jelas dan terinci

Hal 14 dari 34 hal.Put.No.72/PID.B/2016/PT.PBR

Nopember 2014 (Bukti Lampiran XII) dan melaksanakan Sita Eksekusi

sebagaimana surat Berita Acara Sita Eksekusi Nomor : 04/Pdt-Eks/2014/

PN.BKN. Jo Nomor : 35/Pdt.G/2009/PN.BKN, tanggal 02 Desember 2014 (Bukti

Lampiran XIII), surat Penetapan Nomor : 04/Pdt-Eks/2014/PN.BKN. Jo Nomor :

35/Pdt.G/2009/PN.BKN tanggal 21 September 2015 (Bukti lampiran XIV) untuk

melaksanakan Eksekusi, dan pada tanggal 19 November 2015 Pengadilan

Negeri Bangkinang telah melaksanakan Eksekusi sebagaimana Berita Acara

Eksekusi Pengosongan dan Penyerahan Nomor : 04/Pdt-Eks/2014/PN.BKN. Jo

Nomor : 35/Pdt.G/2009/ PN.BKN, (Bukti Lampiran XV);

Bahwa berdasarkan dalil-dalil yang di uraikan tersebut di atas jelas H.

SYAMSUDDIN IBRAHIM yang merupakan Saksi Pelapor tidak memiliki dasar

hukum kepemilikan untuk melaporkan Terdakwa di Kepolisian Negara RI

sehingga Saudara Jaksa Penuntut Umum pun tidak mempunyai dasar untuk

mengajukan penuntutan ataupun mendakwa Terdakwa sehubungan dengan

bukti kepemilikan tanah milik Terdakwa yang telah dinyatakan sah dan berharga

oleh suatu putusan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap (inkracht van

gewijsde);

Oleh sebab itu Kami mohon kepada Majelis Hakim yang memeriksa dan

memutus perkara ini :

1. Menerima Eksepsi Penasihat Hukum Terdakwa

2. Menyatakan Batal demi hukum (nietig) Surat Dakwaan Jaksa Penuntut

Umum No.Reg. Perkara : PDM-524/BNANG/12/2015 tanggal 09 Desember

2015;

3. Menyatakan Perkara aquo telah daluwarsa dan tidak dapat lagi diajukan

penuntutan diPengadilan ;

4. Memulihkan Hak Terdakwa dalam kedudukan harkat dan martabatnya;

5. Menetapkan bahwa pemeriksaan dalam perkara ini di hentikan;

6. Membebankan biaya perkara kepada Negara ;

Menimbang, bahwa atas keberatan Penasihat Hukum Terdakwa tersebut

Penuntut Umum telah mengemukakan pendapatnya secara tertulis tanggal 18

Januari 2016 yang pada pokoknya sebagai berikut :

I. PENDAHULUAN:

Majelis Hakim yang kami muliakan ;

Penasehat Hukum Terdakwa dan Terdakwa yang kami hormat;

Dan Sidang Pengadilan yang terhormat ;

Pertama-tama dan yang utama marilah kita sama-sama memanjatkan puji

dan syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa. Karena berkat

Page 15: P U T U S A N Nomor 72/PID.B/2016/PT. PBR DEMI KEADILAN …simkara.pt-pekanbaru.go.id/files_pidana/d89a66c7c80a29b1... · 2016. 5. 9. · Bahwa suatu dakwaan harus jelas dan terinci

Hal 15 dari 34 hal.Put.No.72/PID.B/2016/PT.PBR

Taufik dan HidayahNya kita diberikan kesehatan sehingga kita semua dapat

hadir dalam persidangan yang mulia ini.

Selanjutnya perkenankanlah kami menyampaikan ucapan terima kasih

kepada Majelis Hakim yang terhormat atas perkenannya memberikan

kesempatan kepada kami untuk menyampaikan tanggapan terhadap Eksepsi

Penasehat Hukum Terdakwa NELITA Binti MUHAMMAD NUR (Alm) Als SI NEL yang disampaikan dalam sidang hari Senin tanggal 11 Januari 2016

yang lalu.

Kami sadar bahwa Jaksa Penuntut Umum bukanlah sosok yang

sempurna di dalam penegakan hukum, Penuntut Umum hanyalah manusia

biasa sama dengan terdakwa atau manusia lainnya, yang sempurna dan

yang paling utama adalah Allah SWT, Tuhan Yang MahaEsa.

Namun demikian perlu kami ingatkan untuk kita sadari bersama,

“Bahwa keadilan tertinggi yang kami perjuangkan dalam forum ini, dapat berarti "ketidak adilan" tertinggi bagi terdakwa sendiri. Dengan kata lain suatu hal yang dipandang sebagai "ketidak-adilan" tertinggi bagi terdakwa ini ,justru dapat bermakna sebagai untuk "keadilan" tertinggi bagi masyarakat”;

Sebelum membahas eksepsi dari Penasehat Hukum terdakwa

NELITA Binti MUHAMMAD NUR (Alm) Als SI NEL,terlebih dahulu perlu

kiranya diuraikan secara singkat beberapa hal yang berkaitan dengan syarat-

syarat Surat Dakwaan dan eksepsi sebagaimana diatur dalam KUHAP dan

perundang-undangan lainnya, dengan maksud dan tujuan agar kita semua

selaku penegak hukum senantiasa bertindak diatas landasan hukum yang

tepat dan benar, diantaranya sebagai berikut :

1. Syarat-Syarat Surat Dakwaan

Pasal 143 Ayat (2) KUHAP menyebutkan :

Penuntut Umum membuat surat dakwaan yang diberi tanggal, dan

ditandatangani serta berisi:

a. Nama lengkap, tempat lahir, umur atau tanggal lahir, jenis kelamin,

kebangsaan, tempat tinggal, agama dan pekerjaan tersangka.

b. Uraian secara cermat jelas dan lengkap mengenai tindak pidana yang

didakwakan dengan menyebut waktu dan tempat tindak pidana itu

dilakukan.

Meskipun Undang-Undang menghendaki perumusan secara cermat, jelas

dan lengkap tetapi KUHP sendiri tidak mengatur bagaimana suatu uraian

tindak pidana dalam surat dakwaan itu telah cermat, jelas dan lengkap.

Untuk menentukan kriteria tentang suatu perumusan tindak pidana dalam

surat dakwaan itu sudah cermat jelas dan lengkap hanyalah dapat

Page 16: P U T U S A N Nomor 72/PID.B/2016/PT. PBR DEMI KEADILAN …simkara.pt-pekanbaru.go.id/files_pidana/d89a66c7c80a29b1... · 2016. 5. 9. · Bahwa suatu dakwaan harus jelas dan terinci

Hal 16 dari 34 hal.Put.No.72/PID.B/2016/PT.PBR

ditentukan secara kasuistis dan oleh karena itu untuk mendapat kejelasan

tentang hal tersebut perlu kiranya kita menyimak kembali doktrin dan

yurisprudensi.

Rakernas Mahkamah Agung RI Tahun 1986 sehubungan dengan

ketentuan Pasal 143 Ayat (2) KUHAP, Mahkamah Agung RI memberikan

petunjuk sebagai berikut:

“Maksud Pasal 143 Ayat (2) KUHAP dengan kalimat uraian secara

cermat, jelas dan lengkap mengenai tindak pidana yang didakwakan,

adalah bahwa dalam surat dakwaan itu harus disebut apa

sesungguhnya dilakukan oleh terdakwa yang memenuhi unsur delik

yang didakwakan, sehingga tidak cukup hanya menyebut unsur deliknya

saja”.

Kemudian dalam buku Pedoman Pembuatan surat dakwaan terbitan

Kejaksaan Agung RI Tahun 1985, hal 14-16 dirumuskan pengertian

cermat, jelas dan lengkap tersebut sebagaiberikut:

a. Yang dimaksud dengan “cermat” adalah ketelitian Jaksa Penuntut

Umum mempersiapkan surat dakwaan yang didasarkan pada Undang-

undang yang berlaku bagi terdakwa serta tidak terdapat kekurangan

dan atau kekeliruan yang dapat mengakibatkan batalnya surat

dakwaan.

b. Yang dimaksud dengan “jelas” adalah Jaksa Penuntut Umum harus

mampu merumuskan unsur-unsur delik yang didakwakan, sekaligus

memadukan dengan perbuatan materiil (fakta) yang dilakukan oleh

terdakwa dalam surat dakwaan.

c. Yang dimaksud dengan “lengkap” adalah uraian surat dakwaan harus

mencakup semua unsur-unsur yang ditentukan Undang-Undang secara

lengkap.

Selanjutnya mengenai pencantuman waktu dan tempat dilakukan tindak

pidana dimaksud untuk memperjelas perumusan tindak pidana yang

dirumuskan. Dalam hal ini Dr. ANDI HAMZAH, SH dalam bukunya

Pengantar Hukum Acara Pidana Indonesia, tahun 1985 halaman 173

menyebutkan bahwa : Menurut Minkenhof Hoge Raad tidak banyak

menuntut syarat-syarat penguraian tentang tempat dan waktu. Suatu

uraian yang luas seperti “Di Rotterdam atau salah satu tempat di

Nederland, atau di Antwerpen, atau salah satu tempat di Belgia dan

didalam atau sekitar tahun-tahun 1920 sampai dengan tahun 1926

dipandang cukup memadai asal ternyata terdakwa tidak dirugikan dalam

pembelaannya”.

Page 17: P U T U S A N Nomor 72/PID.B/2016/PT. PBR DEMI KEADILAN …simkara.pt-pekanbaru.go.id/files_pidana/d89a66c7c80a29b1... · 2016. 5. 9. · Bahwa suatu dakwaan harus jelas dan terinci

Hal 17 dari 34 hal.Put.No.72/PID.B/2016/PT.PBR

Dalam praktek syarat-syarat yang berkaitan dengan formalisasi seperti

tanggal, tandatangan dan identitas lengkap terdakwa disebut syarat formil.

Sedangkan syarat yang berkaitan dengan isi / materi dakwaan yaitu uraian

tentang tindak pidana yang didakwakan dan waktu serta tempat tindak

pidana yang dilakukan disebut syarat materiil. Pencantuman syarat formal

dan materiil dalam penyusunan Surat Dakwaan itu sendiri sebagai dasar

pemeriksaan sidang pengadilan, dasar tuntutan pidana, dasar pembelaan

diri bagi terdakwa dan merupakan dasar penilaian serta dasar putusan

pengadilan;

2. Syarat-syarat Eksepsi / Keberatan :

Perlu kami ketengahkan terlebih dahulu ketentuan yang mengatur tentang

Eksepsi dalam persidangan pidana, yaitu sebagaimana diatur dalam Pasal

156 Ayat (1) KUHAP.

Pasal 156 Ayat (1) KUHAP menyebutkan :

“Dalam hal terdakwa atau Penasihat Hukum mengajukan keberatan bahwa

pengadilan tidak berwenang mengadili perkaranya atau dakwaan tidak

dapat diterima atau Surat Dakwaan dibatalkan, maka setelah diberi

kesempatan kepada Penuntut Umum untuk menyatakan pendapatnya,

Hakim memperttmbangkan keberatan tersebut untuk selanjutnya

mengambil keputusan”. Dari ketentuan Pasal 156 Ayat (1) KUHAP terseut,

dapat ditarik kesimpulan bahwa materi suatu eksepsi dalam perkara

pidana haruslah memuat tentang :

a. Apakah pengadilan tidak berwenang mengadili perkaranya;

b. Apakah Dakwaan tidak dapat diterima;

c. Apakah dakwaan harus dibatalkan.

Bahwa yang dimaksud dengan Eksepsi adalah suatu upaya untuk

mengajukan keberatan yang diberikan oleh Undang-Undang kepada

terdakwa / Penasihat Hukum setelah Penuntut Umum selesai

membacakan Surat Dakwaan.

Demikian itulah sekilas mengenai pengertian atau batasan tentang

Eksepsi yang mana menurut M. YAHYA HAMHAP, SH dalam bukunya

yang berjudul "Pembahasan Permasalahan dan Penerapannya KUHAP

Jilid II" halaman 661 dinyatakan bahwa Eksepsi belum boleh memasuki

masalah yang bersangkutan dengan hukum materiil, karena Eksepsi

merupakan upaya yang bersifat hukum formil.

Selanjutnya LEIDEN MARPAUNG, SH dalam buku proses

Penanganan Perkara Pidana, tahun 1992 halaman 328 menyebutkan

bahwa : batasan ruang lingkup materi eksepsi tersebut, ialah bahwa

eksepsi hanya dapat ditujukan terhadap dakwaan atau kewenangan

Page 18: P U T U S A N Nomor 72/PID.B/2016/PT. PBR DEMI KEADILAN …simkara.pt-pekanbaru.go.id/files_pidana/d89a66c7c80a29b1... · 2016. 5. 9. · Bahwa suatu dakwaan harus jelas dan terinci

Hal 18 dari 34 hal.Put.No.72/PID.B/2016/PT.PBR

pengadilan. Jadi dengan demikian eksepsi hanya boleh diajukan terhadap

hal yang bersifat prosesuil. Eksepsi tidak diperkenankan menyentuh materi

perkara yang akan diperiksa dalam sidang pengadilan yang bersangkutan.

Dengan perkataan lain, eksepsi hanya ditujukan kepada aspek formil yang

berkaitan dengan penuntutan atau pemeriksaan perkara tersebut oleh

Pengadilan. Sedangkan aspek materiil perkara tersebut tidak berada

dalam lingkup eksepsi;

Ditinjau dari segi materi dan alasan suatu eksepsi, maka eksepsi

dapat dikelompokkan menjadi dua bentuk eksepsi yaitu eksepsi yang

mengambil dasar dan alasanyang bersifat formil dan eksepsi yang

menggunakan dasar atau alasan yang bersifat materiil.

Dalam hal ini H. HAMRAT HAMID, SH dan HARUN M. HUSEIN, SH

dalam buku pembahasan permasalahan KUHAP Bidang Penuntutan dan

Eksekusi, tahun 1991 halaman 140 dan 141 menyebutkan bahwa :

Eksepsi yang dapat dipertimbangkan pengadilan hanyalah Eksepsi yang

diajukan terhadap dakwaan atau kewenangan Pengadilan. Jadi eksepsi

yang didasarkan pada alasan-alasan yang bersifat materiil akan ditolak

oleh Pengadilan karena Eksepsi yang demikian melampaui lingkup

eksepsi yang ditentukan dalam Pasal 156 Ayat (1) KUHAP. Biasanya

eksepsi yang demikian menjangkau atau memasuki materi atau pokok

perkara yang diperiksa, selanjutnya adalah merupakan hal yang wajib

bilamana Penasihat Hukum berusaha sedemikian rupa untuk mencari

celah-celah hukum dalam usahanya melemahkan surat dakwaan Penuntut

Umum. Sepanjang memungkinkan dalam usahanya meringankan beban

kliennya, sedangkan bagi Penunntut Umum akan berusaha meluruskan

perbedaan pendapat/presepsi yang timbul dengan harapan usaha

penegakan hukum tetap berjalan sesuai rencana menuju tegaknya

keadilan dan kebenaran.

Demikianlah ketentuan Pasal 156 Ayat (1) KUHAP yang secara

jelas mengatur eksepsi yang tentunya menjadi landasan dalam

pemeriksaan perkara ini. Oleh karena itu agar sdr. Penasehat Hukum

senantiasa memperhatikan ketentuan-ketantuan yang telah ditegaskan

dalam Pasal 156 Ayat (1) KUHAP seperti tersebut diatas, tanpa

mencampur adukannya dengan hal-hal yang mengarah pada pokok

perkara, karena terhadap pokok perkara tersebut pemeriksaannya

dilakukan pada tahap lain dalam proses pemeriksaan sidang selanjutnya,

bukan pada tahap Eksepsi.

II. MATERI POKOK EKSEPSI/KEBERATAN TERDAKWA MELALUI PENASEHAT HUKUMNYA

Page 19: P U T U S A N Nomor 72/PID.B/2016/PT. PBR DEMI KEADILAN …simkara.pt-pekanbaru.go.id/files_pidana/d89a66c7c80a29b1... · 2016. 5. 9. · Bahwa suatu dakwaan harus jelas dan terinci

Hal 19 dari 34 hal.Put.No.72/PID.B/2016/PT.PBR

Majelis Hakim yang terhormat ;

Penasehat Hukum Terdakwa dan Terdakwa yang terhormat ;

Dan Sidang Pengadilan yang kami hormati ;

Setelah kami membaca dan mempelajari dengan seksama eksepsi /

keberatan dari Penasehat Hukum terdakwa, yang disampaikan pada

persidangan hari Senin tanggal 11 Januari 2016, yang pada pokoknya

meminta majelis hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini

memutuskan :

1. Menerima Eksepsi Penasihat Hukum Terdakwa

2. Menyatakan Batal demi hukum (nietig) Surat Dakwaan Jaksa Penuntut

Umum No.Reg. Perkara : PDM-524/BNANG/12/2015 tanggal 09

Desember 2015;

3. Menyatakan Perkara aquo telah daluwarsa dan tidak dapat lagi diajukan

penuntutan diPengadilan ;

4. Memulihkan Hak Terdakwa dalam kedudukan harkat dan martabatnya;

5. Menetapkan bahwa pemeriksaan dalam perkara ini di hentikan;

6. Membebankan biaya perkara kepada Negara

III. PENDAPAT / TANGGAPAN PENUNTUT UMUM TERHADAP EKSEPSI TERDAKWA MELALUI PENASEHAT HUKUMNYA

Majelis Hakim yang mulia ;

Penasehat Hukum Terdakwa dan Terdakwa yang kami hormati,

Dan Sidang Pengadilan yang terhormat ;

Bahwa menanggapi hal-hal pokok keberatan/Eksepsi dari

Penasehat Hukum sebagaimana yang diatur dalam Pasal 156 Ayat (1)

KUHAP dan Pasal 143 Ayat (2) huruf bKUHP dengan tujuan untuk

mengkaitkan satu dengan lainnya sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan

apakah subtansi eksepsi Penasehat Hukum terdakwa masuk dalam ruang

lingkup materi eksepsi sebagaimana ditentukan oleh Undang-undang

ataukah justru eksepsi Penasehat Hukum terdakwa harus dinyatakan

TIDAK BERSIFAT EKSEPSIONAL karena sudah menyentuh pokok

perkara atau diluar ruang lingkup materi eksepi.

Dalam hal Terdakwa atau Penasihat Hukum mengajukan keberatan

bahwa pengadilan tidak berwenang mengadili perkaranya atau dakwaan

tidak dapat diterima atau surat Dakwaan dibatalkan, maka setelah diberi

kesempatan kepada Penunhrt Urnum untuk menyatakan pendapatnya,

Hakim mempertimbangkan keberatan tersebut untuk selanjutnya

mengambil keputusan.

Page 20: P U T U S A N Nomor 72/PID.B/2016/PT. PBR DEMI KEADILAN …simkara.pt-pekanbaru.go.id/files_pidana/d89a66c7c80a29b1... · 2016. 5. 9. · Bahwa suatu dakwaan harus jelas dan terinci

Hal 20 dari 34 hal.Put.No.72/PID.B/2016/PT.PBR

Bahwa yang dimaksud dengan Eksepsi adalah suatu upaya untuk

mengajukan keberatan yang diberikan oleh Undang-undang kepada

terdakwa/Penasihat Hukum setelah Penuntut Umum seleai membacakan

Surat Dakwaan. Demikian itulah sekih rnengenai pengertian atau batasan

tentang Eksepsi yang mana menurut M. YAHYA HARAHAP, SH dalam

bukunya yang berjudul “Pembahasan Permasalahan dan Penerapannya

KUHAP Jilid II" halaman 661 dinyatakan bahwa Eksepsi belum boleh

memasuki masalah yang bersangkutan dengan hukum materiil, karena

Eksepsi merupakan upaya yang bersifat hukum formil. Selanjutnya

LEIDEN MARPAUNG, SH dalam buku proses Penanganan Perkara

Pidana, tahun 1992 halaman 328 menyebutkan bahwa : batasan ruang

lingkup materi eksepsi tersebut, ialah bahwa eksepsi hanya dapat diajukan

terhadap dakwaan atau kewenangan pengadilan. Jadi dengan demikian

eksepi hanya boleh diajukan terhadap hal yang bersifat prosesuil. Eksepsi

tidak diperkenankan menyentuh materi perkara yang akan diperiksa dalam

sidang pengadilan yang bersangkutan, Dengan perkataan lain,eksepsi

hanya ditujukan kepada aspek formil yang berkaitan dengan penuntutan

atau pemeriksaan perkara tersebut oleh Pengadilan. Sedangkan aspek

materiil perkara tersebut tidak berada dalam lingkup eksepsi;

Ditinjau dari segi materi dan alasan suatu eksepsi, maka eksepsi

dapat dikelompokkan menjadi dua bentuk eksepsi yaitu eksepsi yang

mengambil dasar dan alasan yang bersifat formil dan eksepsi yang

menggunakan dasar atau alasan yang bersifat materiil. Dalam hal ini H.

HAMRAT HAMID, SH dan HARUN M. HUSEIN, SH dalam buku

pembahasan permasalahan KUHAP Bidang Penuntutan dan Eksekusi,

tahun 1991 halaman 140 dan 141 menyebutkan bahwa : Eksepsi yang

dapat dipertimbangkan pengadilan hanyalah Eksepsi yang diajukan

terhadap dakwaan atau kewenangan Pengadilan, Jadi eksepsi yang

didasarkan pada alasan-alasan yang bersifat materiil akan ditolak oleh

Pengadilan karena Eksepsi yang demikian melampaui lingkup eksepsi

yang ditentukan dalam Pasal 156 Ayat (1) KUHAP. Biasanya eksepsi yang

demikian menjangkau atau memasuki materi atau pokok perkara yang

diperiksa, selanjutnya adalah merupakan hal yang wajib bilamana

Penasihat Hukum berusaha sedemikian rupa untuk mencari celah-celah

hukum dalam usahanya melemahkan surat dakwaan Penuntut Umum.

Sepanjang memungkinkan dalam usahanya meringankan beban kliennya,

sedangkan bagi Penuntut Umum akan berusaha meluruskan perbedaan

pendapat/persepsi yang timbul dengan harapan usaha penegakan hukum

tetap berjalan sesuai rencana menuju tegaknya keadilan dan kebenaran;

Page 21: P U T U S A N Nomor 72/PID.B/2016/PT. PBR DEMI KEADILAN …simkara.pt-pekanbaru.go.id/files_pidana/d89a66c7c80a29b1... · 2016. 5. 9. · Bahwa suatu dakwaan harus jelas dan terinci

Hal 21 dari 34 hal.Put.No.72/PID.B/2016/PT.PBR

Bahwa Apabila kita mencermati isi dari Pasal 156 Ayat (1) KUHAP

dan Pasal 143 Ayat(2) huruf b KUHAP, maka dapat disimpulkan bahwa

materi eksepsi yang dibolehkan oleh ketentuan Undang-Undang adalah

sebagai berikut :

1. Tentang kewenangan Pengadilan untuk mengadili;

2. Tentang dakwaan tidak dapat diterima ;

3. Tentang Surat Dakwaan yang harus dibatalkan karena tidak memenuhi

rumusan dalamPasal 143 Ayat (2) huruf b KUHAP.

Adapun uraian penjelasan dari masing-masing ketentuan tersebut adalah

sebagai berikut:

Ad.l. Tentang Kewenangan Pengadilan untuk Mengadili : Bahwa kewenangan (kompetensi) Pengadilan untuk mengadili ini

menyangkut 2 (dua) hal, yakni kompetensi absolut yaitu mengenai

“Peradilan Apa” yang berwenang untuk memeriksa dan mengadilinya,

serta kompetensi relatif yaitu mengenai “Peradilan Negeri Mana” yang

berwenang untuk memeriksa dan mengadili.

Ad.2. Tentang Dakwaan tidak dapat diterima;

Bahwa pengertian dakwaan tidak dapat diterima, tidak diatur oleh

ketentuan Undang-Undang, oleh karena itu kami mencari didalam doktrin

hukum pidana, Menurut VanBehmelen suatu dakwaan dinyatakan tidak

dapat diterima apabila di dalam suatu perkara yang merupakan detik

aduan, namun ternyata dalarn proses pengajuan kepersidangan tidak

disertai dengan pengaduan, atau delik dilakukan pada waktu dan tempat

dimana ketentuan Undang-Undang pidananya tidak berlaku, atau hak

menuntut telah hapus dengan alasan antara lain nebis in idem, daluwarsa

dan terdakwa meninggal dunia dan seterusnya yang dengan kata lain

syarat-syarat pengajuan tuntutannya tidak terpenuhi.

Perlu dicatat disini bahwa apabila suatu perbuatan bukan merupakan

tindak pidana maka putusannya bukan tidak dapat diterima melainkan

putusan lepas dari segala tuntutan hukum atau onstlag van rech vervolging

dan hal ini sudah menyangkut putusan terhadap pokok perkara. (vide

Pasal 191 Ayat (2) KUHAP).

Ad.3. Tentang Surat Dakwaan yang harus dibatalkan karena tidak memenuhi rumusan dalam Pasal 143 Ayat (2) huruf b KUHAP

Dengan merujuk kepada Pasal 143 Ayat (2) huruf b KUHAP, maka untuk

dapat menyatakan Surat Dakwaan harus dibatalkan, Surat Dakwaan

dimaksud setidaknya telah terlebih dahulu dinyatakan tidak menguraikan

secara cermat, jelas dan lengkap mengenai tindak pidana yang

Page 22: P U T U S A N Nomor 72/PID.B/2016/PT. PBR DEMI KEADILAN …simkara.pt-pekanbaru.go.id/files_pidana/d89a66c7c80a29b1... · 2016. 5. 9. · Bahwa suatu dakwaan harus jelas dan terinci

Hal 22 dari 34 hal.Put.No.72/PID.B/2016/PT.PBR

didakwakan dengan menyebutkan waktu dan tempat tindak pidana itu

dilakukan.

Berdasarkan ketentuan hukum sebagaimana telah diatur dalam Pasal 156

Ayat (1) KUHAP tentang keberatan, Maka alasan-alasan lain yang tidak

termasuk didalam ketiga ketentuan tersebut diatas jelas merupakan alasan

yang tidak sah menurut hukum karena tidak memiliki nilai hukum.

Bahwa Surat Dakwaan Penuntut Umum telah dibuat dan disusun sesuai

dengan yang disyaratkan oleh Undang- Undang yaitu telah sesuai dengan

ketentuan Pasal 143 Ayat(2) KUHAP, yang menyebutkan : Penuntut

Umum membuat Surat dakwaan yang diberi tanggal dan ditanda tangani

serta berisi :

a. Nama lengkap, tempat lahir, Umur atau tanggal lahir, Jenis kelamin,

Kebangsaan,Tempat Tinggal, Agama, dan Pekerjaan tersangka ;

b. Uraian secara cermat, jelas dan lengkap mengenai tindak pidana yang

didakwakan dengan menyebutkan waktu dan tempat tindak pidana itu

dilakukan;

Bahwa didalam surat dakwaan yang telah kami bacakan dalam sidang

telah memenuhi syarat formil dan meteriil, yaitu telah memuat secara

lengkap identitas terdakwa dan telah ditandatangani oleh Penuntut Umum,

dan surat dakwaan juga telah memuat uraian secara cermat, jelas dan

lengkap mengenai jenis tindak pidana yang didakwakan dengan

menyebutkan waktu dan tempat tindak pidana dilakukan, dengan demikian

dakwaan tersebut sudah memenuhi ketentuan Pasal 143 Ayat (2) huruf (a)

dan (b) KUHAP, Oleh karena alasan Eksepsi dari Penasehat Hukum yang

dibuat panjang lebar sehingga mengarah kemana-mana dan banyak

pengulangan alasan eksepsi, maka untuk lebih jelasnya kami Jaksa

Penuntut Umum akan menjelaskan bantahan/tanggapan terhadap poin

pokok-pokoknya saja terhadap alasan Eksepsi Penasehat Hukum Terdakwa, antara lain sebagai berikut : 1) Perkara sudah daluarsa/Exeptio In Tempores

Bahwa dalam perkara a quo Penuntut Umum telah mendakwa

Terdakwa NELITA Binti MUHAMMAD NUR (Alm) Als SI NEL atas

tuduhan “Dengan sengaja memakai surat palsu atau dipalsukan

seolah-olah sejati, jika pemakaian surat itu dapat menimbulkan

kerugian” sebagaimana diatur dalam Pasal 263 Ayat (1) KUHPidana,

bahwa penggunaan surat palsu Akta Jual Beli Nomor : 0266/SH/1981

tanggal 15 Maret 1981 tersebut pada hari Senin tanggal 31 Agustus

2009 bertempat di Jl.Letnan Boyak No.77 Bangkinang Kabupaten

Kampar dengan cara mengajukan gugatan perdata dengan nomor

Page 23: P U T U S A N Nomor 72/PID.B/2016/PT. PBR DEMI KEADILAN …simkara.pt-pekanbaru.go.id/files_pidana/d89a66c7c80a29b1... · 2016. 5. 9. · Bahwa suatu dakwaan harus jelas dan terinci

Hal 23 dari 34 hal.Put.No.72/PID.B/2016/PT.PBR

register perkara Nomor : 35/Pdt.G/2009/PN.Bkn ke Pengadilan Negeri

Bangkinang;

Bahwa Penuntut Umum mengaburkan Fakta Hukum supaya dakwaan

tidak daluarsa “karenaTerdakwa telah menggunakan Akra Jual Beli

tersebut dalam perkara perdata sejak tahun 1999 yang digunakan

sebagai bukti dalam menggugat pihak-pihak yang menguasai tanah

terdakwa sebagaimana Perkara Nomor :21/PDT-G/1999/ PN.BKN

tanggal 24 Agustus 2000,.....dst ".

Bahwa apabila dihitung sejak Laporan Polisi Nomor. LP/64/III/

2015/Riau/Res Kampar tanggal 04 Maret 2015 telah Daluarsa karena

telah diketahui diketahui oleh saksi Pelapor ataupun telah digunakan

oleh Terdakwa dalam perkara perdata Melawan Pelapor H.

Syamsuddin Ibrahim dariPerkara Pertama sejak tahun 1999 sld 2015

(16 Tahun)... dst” sehingga berdasarkan Pasal 78KUHPidana pekara a

quo telah Daluarsa,..dst”.

TANGGAPAN PENUNTUT UMUM : - Bahwa Mengenai alasan eksepsi Penasehat Hukum Tersebut

diatas, jelas kami JaksaPenuntut Umum tidak sependapat dimana

Penasehat Hukum yang menyatakan bahwa Terdakwa Terdakwa

telah menggunakan Akta Jual Beli Nomor:0266/SH/1981 tanggal 25

Maret 1981 tersebut dalam perkara perdata sejak tahun 1999 yang

digunakan sebagai bukti dalam menggugat pihak-pihak yang

menguasai tanah terdakwa sebagaimana Perkara Nomor.21/PDT-

G/1999/PN.BKN tanggal 24 Agustus 2000. .. dst " Sehingga justru

Penasehat Hukum Terdakwalah yang telah mengaburkan mengenai

kapan Terdakwa menggunakan Akta Jual Beli yang palsu tersebut

karena dalam perkara perdata pada tahun 1999 jelas dan terang

Terdakwa tidak sebagai pihak dalam perkara tersebut baik

Penggugat maupun Tergugat justru barulah kemudian pada tahun

2009 Terdakwa mengajukan gugatan kepada saksi Pelapor

berdasarkan Perkara Nomor :35/Pdt.G/2009/PN.Bkn, sehingga cara

Penasehat Hukum dalam menghitung daluarsa dalam tindak pidana

menggunakan surat palsu sebagaimana diatur dalam Pasak 263

Ayat (2) KUHP menurut hemat kami Penuntut Umum adalah keliru;

- Bahwa ketentuan hukum yang digunakan untuk menghitung

kadaluarsa tindak pidana menggunakan surat palsu sebagaimana

diatur dalam Pasal 263 Ayat (2) KUHP yang dilakukan oleh

Terdakwa seharusnya menggunakan ketentuan Pasal 79 KUHP

saja yang berbunyi “tenggang waktu kadaluarsa mulai berlaku pada

Page 24: P U T U S A N Nomor 72/PID.B/2016/PT. PBR DEMI KEADILAN …simkara.pt-pekanbaru.go.id/files_pidana/d89a66c7c80a29b1... · 2016. 5. 9. · Bahwa suatu dakwaan harus jelas dan terinci

Hal 24 dari 34 hal.Put.No.72/PID.B/2016/PT.PBR

hari sesudah perbuatan dilakukan. Bahwa sehubungan dengan

ketentuan Pasal 79 KUHP tersebut perlu kami sampaikan bahwa

pengertian “perbuatan” dalam rumusan pasal tersebut sebagai

maksud dari pengertian “perbuatan pidana”. Bahwa perbuatan

pidana menurut Moejanto (2002-63) harus terdiri dari unsur-unsur

sebagai berikut : 1.Adanya kelakukan (tingkah laku) dan akibat

konsitutif, 2.Hal ikhwal atau keadaan yang menyertai perbuatan,

3.Keadaan yang memberatkan pidana, 4.Unsur melawan hukum

yang obyektif, 5.Unsur melawan hukum subjektif;

- Salah satua unsur dari perbuatan pidana yaitu unsur adanya

kelakuan (tingkah laku) dan akibat konsitutif, sehingga bisa menjadi

dasar untuk menghitung kadaluarsa penuntutan yang menjadi

kewenangan kami selaku Jaksa Penuntut Umum. Bahwa perbuatan

pidana adalah mengenai larangan berbuat. Oleh karena itu

perbuatan atau tingkah laku harus disebutkan dalam rumusan.

Tingkah laku merupakan unsur mutlak perbuatan pidana. Tingkah

laku dalam perbuatan terdiri dari tingkah laku pasip atau negatif

(nalaterl) dan tingkat laku aktif atau positif (handelen). Tingkah laku

pasif berupa tingkah laku membiarkan (alaten), merupakan suatu

bentuk tingkah laku yang tidak melakukan aktivitas tubuh atau

bagian tubuh dimana seharusnya dalam keadaan-keadaan tertentu

harus melakukan perbuatan aktif dan dengan tidak berbuat

demikian, maka bisa disalahkan karena tidak melaksanakan

kewajiban hukumnya. Sedangkan tingkah laku aktif adalah suatu

bentuk tingkah laku yang untuk mewujudkannya atau melakukannya

diperlukan wujud gerakan atau gerakan-gerakan tubuh atau bagian

tubuh. Sehingga Terdakwa dan kapan surat palsu tersebut

digunakan merupakan satu kesatuan utuh dari terwujudnya suatu

perbuatan pidana dan tidak dapat dilihat hanya terhadap surat palsu

tersebut digunakan tetapi juga dilihat “siapa” yang dengan sengaja

menggunakan surat palsu tersebut sehingga perbuatan Terdakwa

dengan sengaja menggunakan Akta Jual Beli dalam perkara a quo

yang diduga palsu dalam perkara perdata tahun 2009 yang

menyebabkan saksi pelapor Syamsudin Ibrahim mengalami

kerugian karena tidak dapat menguasai lahan tersebut;

- maka menurut pendapat kami Jaksa Penuntut Umum bahwa waktu

kadaluarsa penuntutan berdasarkan ketentuan Pasal 79 KUHP

yang berbunyi “tenggang waktu kadaluarsa mulai berlaku pada hari

sesudah perbuatan dilakukan” dihitung dari waktu sesudah

Page 25: P U T U S A N Nomor 72/PID.B/2016/PT. PBR DEMI KEADILAN …simkara.pt-pekanbaru.go.id/files_pidana/d89a66c7c80a29b1... · 2016. 5. 9. · Bahwa suatu dakwaan harus jelas dan terinci

Hal 25 dari 34 hal.Put.No.72/PID.B/2016/PT.PBR

diketahuinya perbuatan “memakai surat palsu” tersebut

menimbulkan kerugian pada korban. Bahwa berdasarkan ketentuan

Pasal 78 Ayat (1) ke-3 menyatakan kewenangan menuntut pidana

hapus karena kadaluarsa mengenai kejahatan yang diancam

dengan pidana penjara lebih dari tiga tahun adalah sesudah 12 (dua

belas) tahun, maka mengingat ketentuan tersebut kadaluarsa

perbuatan pidana “memakai surat palsu” yang dilakukan oleh

Terdakwa dimulai dari sejak Terdakwa dengan sengaja memakai

surat palsu pada tanggal 31 Agustus 2009 untuk mengajukan

gugatan sebagaimana telah kami Penuntut Umum jelaskan dalam

Locus dan Tempus di Surat Dakwaan kami Penuntut Umum

sehingga merugikan saksi Pelapor Syamsuddin lbrahim dan baru

diketahui pada tahun 2015 sebagaimana dengan LaporanPolisi

dalam perkara a quo dimana daluarsa perbuatan terdakwa dihitung

pada tanggal 01September 2009 (6 tahun) dan masih dalam waktu

hak Penuntut Umum dalam melakukan Penuntutan terhadap

Terdakwa, sehingga tindakan penuntutan yang dilakukan oleh

Jaksa Penuntut Umum adalah masih dalam tenggang waktu

kadaluarsa sebagaimana yang ditentukan oleh undang-undang.

Dengan demikian keberatan yang demikian tidak dapat dijadikan

alasan untuk menyatakan dakwaan tidak cermat dan surat dakwaan

harus batal demi hukum, sehingga alasan tersebut harus

dikesampingkan;

2) Dakwaan tidak dapat diajuka kepada Terdakwa karena tidak ada dasar

untuk mengajukan

Bahwa dasar H.Syamsudin Ibrahim dalam melaporkan Terdakwa di

Kepolisian adalah berdasarkan bukti kepemilikannya yaitu berupa

Sertifikat Hak Milik No.03/1992 tanggal 24 Februari 1992 atas nama

Amhar Hamzah serta dibalikan nama atas nama H.Syamsudin Ibrahim

dan berdasarkan Sertifikat Hak Milik tersebut di atas telah dinyatakan

cacat hukum dan tidak mempunyai kekuatan hukum oleh Putusan

Pengadilan Negeri Bangkinang dalam perkara perdata Nomor :

35/Pdt.G/2009/PN.Bkn tanggal 26 April 2010 yang dibuatkan dengan

Putusan Pengadilan Tinggi pekanbaru Nomor 203/PDT/2010/PTR

tanggal 02 Mei 2011 serta dikuatkan dengan Putusan Makamah

Agung RI Nomor 190 K/PDT/2013 tanggal 24 Juli 2003…..dst;

Bahwa H.Syamsuddin Ibrahim yang merupakan saksi pelapor tidak

memiliki dasar hukum kepemilikan untuk melaporkan Terdakwa di

Kepolisian Negara RI sehingga saudara Jaksa Penuntut Umum pun

Page 26: P U T U S A N Nomor 72/PID.B/2016/PT. PBR DEMI KEADILAN …simkara.pt-pekanbaru.go.id/files_pidana/d89a66c7c80a29b1... · 2016. 5. 9. · Bahwa suatu dakwaan harus jelas dan terinci

Hal 26 dari 34 hal.Put.No.72/PID.B/2016/PT.PBR

tidak mempunyai dasar untuk mengajukan penuntutan terhadap

Terdakwa;

TANGGAPAN PENUNTUT UMUM :

- Bahwa Mengenai alasan eksepsi Penasehat Hukum Tersebut

diatas, jelas kami JaksaPenuntut Umum tidak sependapat karena

perkara yang didakwakan kepada Terdakwa adalah Tindak Pidana

“Dengan sengaja memakai Surat Palsu atau yang dipalsukan

seolah-olah sejati, jika pemakaian surat itu dapat menimbulkan

kerugian”, sebagaimana diatur dalam Pasal 263 Ayat (2) KUHP dan

yang menjadi objek Pemalsuan adalah Akta Jual Beli

Nomor:0266/SH/1981 tanggal 25 Maret 1981 dan tidak ada

kaitannya dengan surat kepemilikan tanah saksi Pelapor

H.SYamsuddin Ibrahim justru menurut kami Penuntut Umum

dengan adanya dugaan pemalsuan terhadap Akta Jual Beli yang

dimiliki Terdakwa yang digunakan untuk menggugat saksi Pelapor

H. Syamsuddin Ibrahim dalam perkara perdata yang menyebabkan

adanya Putusan Pengadilan Perdata yang diduga didasarkan

dengan bukti berupa Akta Jual Beli palsu yang dimiliki dan dipakai

Tersangka sebagai bukti di Pengadilan Perdata dan akibat

perbuatan tersebut tentu saja merugikan saksi Pelapor

H.Syamsuddin Ibrahim karena hilang hak kepemilikan terhadap

lahan tersebut. Bahwa perkara Perdata sebagaimana yang

disebutkan oleh Penasehat Hukum Terdakwa merupakan perkara

yang berbeda dalam perkara a quo dan Putusan Peradilan Perdata

tersebut tidak mengikat terhadap pemeriksaan perkara pidana

terhadap terdakwa sebagaimana tindak pidana memakai surat

palsu yang didakwakan kepada Terdakwa. hal ini diatur

dalamPeraturan MA Nomor l Tahun 1956 (tanggal 18 Maret 1956)

dalam Pasal 3 yang menyatakan sebagai berikut : "Pengadilan

dalam pemeriksaan perkara pidana tidak terikat oleh suatu putusan

Pengadilan dalam pemeriksaan perkara perdata tentang adanya

atau tidak adanya suatu hak perdata tadi” juga dinyatakan dalam

Yurisprudensi Putusan Mahkamah Agung RI No.413 K/Kr/1980,

tanggal 26 Agustus 1980. “Bahwa selanjutnya Hakim berdasarkan

atas Peraturan Mahkamah Agung No.1 tahun 1956, tidak terikat

oleh suatu putusan perkara perdata tentang adanya atau tidak

adanya suatu hak perdata dan dengan demikian Hakim Pidana

diberikan kebebasan untuk mengikuti atau tidak putusan dalam

Page 27: P U T U S A N Nomor 72/PID.B/2016/PT. PBR DEMI KEADILAN …simkara.pt-pekanbaru.go.id/files_pidana/d89a66c7c80a29b1... · 2016. 5. 9. · Bahwa suatu dakwaan harus jelas dan terinci

Hal 27 dari 34 hal.Put.No.72/PID.B/2016/PT.PBR

perkara perdata yang mempunyai sangkut paut dengan perkara

pidana”.

- Bahwa berdasarkan hal tersebut diatas jelas perkara yang

didakwakan kepada Terdakwa dapat diajukan dan tidak ada

sangkut paut dengan Perkara Perdata sebagaimana yang

disebutkan oleh Penasehat Hukum Terdakwa dalam alasan

eksepsinya dan hal tersebut merupakan alasan untuk dapat

menghilangkan hak dari Penutut Umum untuk mengajukan

Penuntutan terhadap Terdakwa sebagaimana diatur dalam

Peraturan Perundang-Undangan,

- Bahwa alasan eksepsi dari penasehat hukum sudah menjangkau

kedalam materi pokok perkara sehingga Penuntut Umum tidak akan

menanggapi lebih jauh karena didalam alasan eksepsi telah diatur

secara limitatif dalam KUHAP yaitu Pasal 143 Ayat (2) huruf b

KUHAP dan Pasal 156 ayat (1) KUHAP hal ini diperlukan agar

Materi Pokok perkara dipersidangan dan apabila dengan mudah

diambil alih pemeriksaan pokok perkara/pembuktian dimasukan

kedalam alasan eksepsi maka sudah jelas pemeriksaan pokok

perkara/pembuktian tidak diperlukan lagi dan cukup dieksepsi saja

untuk memutuskan terbukti atau tidaknya dakwaan penuntut umum

sehingga alasan eksepsi Penasehat Hukum Terdakwa tidak

berdasar dan tidak dapat dijadikan alasan untuk membuat Dakwaan

Batal Demi Hukum sehingga harus dikesampingkan;

Bahwa seharusnya Penasehat Hukum Terdakwa memahami hal-hal yang

diamanatkan KUHAP untuk menjadi alasan-alasan eksepsi sehingga hak

Terdakwa mendapatkan Pengadilan yang cepat, sederhana dan biaya ringan

jadi tidak dipenuhi dimana disatu sisi Penasehat Hukum mengatakan

menjunjung keadilan dan hak Terdakwa tetapi disisi lain Pensehat Hukum

mengajukan alasan eksepsi yang tidak eksepsional yang telah diatur secara

tegas dalam KUHAP. Dan sudah sepantasnya jika Penasehat Hukum mencari

dan menegakkan keadilan bagi Terdakwa begitu halnya kami Jaksa Penuntut

Umum maka terhadap pembuktian terhadap perbuatan yang disangkakan

kepada Terdakwa maka kami segera melimpahkan perkara ke PN Bangkinang

untuk segera diadili (Pasal 143 Ayat (1) KUHAP) untuk membuktikan dakwaan

kami Jaksa Penuntut Umum;

Bahwa untuk selebihnya kami Jaksa Penuntut Umum tidak akan

menanggapi lebih jauh dari alasan eksepsi yang dikemukakan oleh Penasehat

Hukum Terdakwa karena alasan yang dikemukakan bukan merupakan syarat

untuk dapat dibatalkannya Surat Dakwaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal

Page 28: P U T U S A N Nomor 72/PID.B/2016/PT. PBR DEMI KEADILAN …simkara.pt-pekanbaru.go.id/files_pidana/d89a66c7c80a29b1... · 2016. 5. 9. · Bahwa suatu dakwaan harus jelas dan terinci

Hal 28 dari 34 hal.Put.No.72/PID.B/2016/PT.PBR

143 Ayat (3) KUHAP dimana untuk dapat menyatakan Surat Dakwaan harus

dibatalkan, Surat dakwaan dimaksud setidaknya telah terlebih dahulu

dinyatakan tidak menguraikan secara cermat, jelas dan lengkap mengenai

tindak pidana yang didakwakan dengan menyebutkan waktu dan tempat tindak

pidana itu dilakukan dan menurut kami Jaksa Penuntut Umum Surat dakwaan

telah disusun secara cermat jelas dan lengkap sebagaimana diatur dalam Pasal

143 Ayat (3) KUHAP Dengan demikian keberatan penasehat Hukum tidak

berdasar dan maka haruslah ditolak;

Bahwa apabila Penasehat Hukum terdakwa dapat mencermati dengan

baik dan benar bahwa surat dakwaan yang telah kami bacakan dalam

persidangan, telah memenuhi syarat formil dan meteriil, yaitu telah memuat

secara lengkap identitas terdakwa dan telah ditandatangani oleh Penuntut

Umum, dan surat dakwaan juga telah memuat uraian secara cermat, jelas dan

lengkap mengenai jenis tindak pidana yang didakwakan dengan menyebutkan

waktu dan lempat tindak pidana dilakukan, dengan demikian dakwaan tersebut

sudah memenuhi ketentuan Pasal 143 Ayat(2) huruf (a) dan (b)KUHAP. Bahwa

Penasehat Hukum adalah tidak beralasan dan telah masuk kedalam materi

pokok perkara serta dalam memahami ketentuan yang mengatur tentang Surat

Dakwaan yaitu Pasal 143 Ayat (2) huruf b KUHAP dan Pasal 156 Ayat (1)

KUHAP dilakukan secara tidak tepat atau tidak benar;

Dengan demikian materi eksepsi tidak mendasar dan sepatutnya

dikesampingkan.

IV.KESIMPULAN Majelis Hakim yang mulia ;

Penasehat Hukum Terdakwa dan terdakwa yang kami hormati, dan ;

Sidang Pengadilan yang kami hormati ;

Berdasarkan uraian-uraian sebagaimana tersebut di atas maka kami Penuntut

Umum dalam perkara ini berkesimpulan :

1. Surat Dakwaan kami Nomor Reg. Perkara : PDM-524/BNANG/12/2015,

tanggal 09 Desember 2015, sudah disusun secara cermat, jelas dan lengkap

serta telah memenuhi syarat-syarat formal maupun materiil sesuai dengan

ketentuan Pasal 143 Ayal (2) KUHAP.

2. Eksepsi Penasehat Hukum Terdakwa tidak mendasar, tidak jelas dan telah

melampaui ruang lingkup eksepsi/keberatan, karena telah menyangkut materi

pokok perkara yang menjadi obyek pemeriksaan sidang Pengadilan.

Oleh karena itu kami Penuntut Umum dengan hormat mohon agar

Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini memutuskan :

1. Menyatakan bahwa Surat Dakwaan Penuntut Umum Nomor Reg Perkara :

PDM-524/BNANG/12/2015, tanggal 09 Desember 2015 An Terdakwa

Page 29: P U T U S A N Nomor 72/PID.B/2016/PT. PBR DEMI KEADILAN …simkara.pt-pekanbaru.go.id/files_pidana/d89a66c7c80a29b1... · 2016. 5. 9. · Bahwa suatu dakwaan harus jelas dan terinci

Hal 29 dari 34 hal.Put.No.72/PID.B/2016/PT.PBR

NELITA BINTI MUHAMMADNUR (Alm) Als Sl NEL. telah disusun

sebagaimana mestinya dan telah sesuai dengan ketentuan Pasal 143 Ayat

(2) KUHAP dan karenanya Surat Dakwaan tersebut dapat dijadikan dasar

pemeriksaan perkara ini;

2. Menyatakan eksepsi/keberatan dari Penasehat Hukum Terdakwa tidak dapat

diterima dan ditolak dan pemeriksaan perkara ini dilanjutkan;

Menimbang, bahwa berdasarkan Eksepsi Terdakwa melalui Penasihat

Hukumnya dan tanggapan Penuntut Umum atas Eksepsi tersebut, Pengadilan

Negeri Bangkinang telah menjatuhkan putusan tanggal 2 Februari 2016 Nomor:

525/Pid.B/2015/PN.Bkn yang amarnya sebagai berikut :

1. Menerima eksepsi Penasihat Hukum Terdakwa;

2. Menyatakan kewenangan Jaksa Penuntut Umum untuk menuntut hapus atau

gugur karena daluwarsa;

3. Menetapkan barang bukti berupa :

- Putusan Pengadilan Negeri Bangkinang Nomor :21/PDT-G/1999/PN.BKN

tanggal 24 Agustus 2000;

- Putusan Pengadilan Tinggi Riau Nomor : 33/Pdt/2001/PT.R tanggal 9 Juli

2001 ;

- Putusan Mahkamah Agung Rl Nomor : No.1842K/Pdt/2002 tanggal 14

Maret 2003 ;

- Putusan Peninjauan Kembali (PK) Nomor : 241 PK/Pdt/2004 tanggal 26

Oktober 2005;

- Relas Pemberitahuan Putusan Peninjauan Kembali dari Pengadilan Negeri

Pekanbaru pada hari Jum'at tanggal 24 Juli 2009 ;

- Surat dari Penasihat Hukum Terdakwa Nomor: 051/MH/IV/SRT/2015

kepada Penyidik Polres Kampar ;

- Surat dari Penasihat Hukum Terdakwa Nomor : 061/MH/VI/SRT/2015)

kepada Penyidik Polres Kampar ;

- Surat dari Penasihat Hukum Terdakwa Nomor: 166/MH/XI/SRT/2015

kepada Kepala Kejaksaan Negeri Bangkinang;

- Putusan Pengadilan Negeri Bangkinang dalam Perkara Perdata Nomor :

35/Pdt.G/ 2009/PN.BKN tanggal 26 April 2010 ;

- Putusan Pengadilan Tinggi Pekanbaru Nomor : 203/PDT/2010/PTR

tanggal 02 Mei2011;

- Putusan Mahkamah Agung RI No. 190 K/PDT/2013 tanggal 24 Juli 2013 ;

- Penetapan untuk melaksanakan Sita Eksekusi Nomor : 04/Pdt.Eks/

2014/PN.BKN. JoNomor : 35/Pdt.G/2009/PN.BKN tanggal 6 Nopember

2014 ;

Page 30: P U T U S A N Nomor 72/PID.B/2016/PT. PBR DEMI KEADILAN …simkara.pt-pekanbaru.go.id/files_pidana/d89a66c7c80a29b1... · 2016. 5. 9. · Bahwa suatu dakwaan harus jelas dan terinci

Hal 30 dari 34 hal.Put.No.72/PID.B/2016/PT.PBR

- Berita Acara Sita Eksekusi Nomor : 04/Pdt-Eks/2014/PN.BKN. Jo Nomor :

35/Pdt.G/ 2009/PN.BKN tanggal 02 Desember 2014 ;

- Penetapan untuk melaksanakan Eksekusi Nomor : 04/Pdt-Eks/2014/

PN.BKN. Jo Nomor: 35/Pdt.G/2009/PN.BKN tanggal 21 September 2015 ;

- Berita Acara Eksekusi Pengosongan dan Penyerahan Nomor :04/Pen.Pdt/

Eks.Pengosongan-Pts/2014/PN.BKN Jo Nomor: 35/Pdt.G/2009/PN.BKN

pada tanggal 19 November 2015; Tetap terlampir dalam berkas perkara.

4. Membebankan biaya perkara kepada Negara.

Menimbang, bahwa terhadap putusan tersebut Penuntut Umum telah

menyatakan Pernyataan Perlawanan dihadapan Panitera Pengadilan Negeri

Bangkinang tanggal 03 Februari 2016, sebagaimana ternyata dari Akta

Pernyataan Perlawanan Nomor 02/Akta.Pid/2016/PN.Bkn dan Pernyataan

Perlawanan tersebut telah diberitahukan dengan cara seksama kepada

Terdakwa melalui Penasihat Hukumnya pada hari Jumat tanggal 19 Februari

2016;

Menimbang, bahwa sehubungan dengan Pernyataan Perlawanan

tersebut, Penuntut Umum telah mengajukan Memori Perlawanan tertanggal 03

Februari 2016 diserahkan kepada Panitera Pengadilan Negeri Bangkinang

pada tanggal 04 Februari 2016 dan Memori Perlawanan tersebut telah pula

diberitahukan dengan cara seksama kepada Terdakwa melalui Penasihat

Hukumnya pada hari Senin tanggal 22 Februari 2016;

Menimbang, bahwa atas Memori Perlawanan dari Penuntut Umum

tersebut Terdakwa melalui Penasihat Hukumnya telah pula mengajukan Kontra

Memori Perlawanan yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri

Bangkinang tanggal 15 Maret 2016, Kontra Memori Perlawanan tersebut telah

pula diberitahukan dengan cara seksama kepada Penuntut Umum pada hari

Selasa tanggal 16 Maret 2016 ;

Menimbang, bahwa sebelum berkas dikirim kepada Pengadilan Tingkat

Banding telah diberikan kesempatan yang cukup kepada Penuntut Umum dan

Terdakwa melalui Penasihat Hukumnya untuk mempelajari berkas perkara

dalam tenggang waktu 7 (tujuh) hari kerja sebagaimana dimaksud dalam pasal

236 ayat 2 KUHAP, terhitung sejak tanggal 07 Maret sampai dengan tanggal 16

Maret 2016 ;

Menimbang, bahwa putusan Pengadilan Negeri Bangkinang Nomor :

Page 31: P U T U S A N Nomor 72/PID.B/2016/PT. PBR DEMI KEADILAN …simkara.pt-pekanbaru.go.id/files_pidana/d89a66c7c80a29b1... · 2016. 5. 9. · Bahwa suatu dakwaan harus jelas dan terinci

Hal 31 dari 34 hal.Put.No.72/PID.B/2016/PT.PBR

525/Pid B/2015/PN.Bkn dijatuhkan pada tanggal 2 Februari 2016 dengan

dihadiri Penuntut Umum dan Terdakwa yang didampingi oleh Penasihat

Hukumnya sedang Pernyataan Perlawanan oleh Penuntut Umum tersebut

diajukan pada tanggal 03 Februari 2016, sehingga menurut pasal 233 ayat 2

KUHAP, Pernyataan Perlawanan tersebut telah diajukan dalam tenggang waktu

dan cara serta syarat-syarat yang ditentukan oleh Undang-Undang, maka

Pernyataan Perlawanan tersebut secara formal dapat diterima;

Menimbang, bahwa Penuntut Umum dalam Memori Perlawanannya pada

pokoknya memohon sebagai berikut :

1. Membatalkan Putusan Sela Majelis Hakim Pengadilan Negeri Bangkinang

Nomor :525/PID.B/2015/PN.BKN tanggal 02 Februari 2016.

2. Agar Pengadilan Tinggi Riau di Pekanbaru menerima perlawanan ini dan

menyatakan bahwa keberatan Jaksa Penuntut Umum beralasan.

3. Menyatakan Terdakwa dapat diperiksa atau diadili kembali berdasarkan

dakwaan tersebut.

4. Membebankan biaya perkara kepada terdakwa.

Memerintahkan Pengadilan Negeri Bangkinang untuk :

- Melakukan pemeriksaan terhadap terdakwa NELITA BINTI MUHAMMAD

NUR (ALM) ALS SI NEL di dalam persidangan Pengadilan Negeri

Bangkinang.

- Memeriksa perkara itu dengan dakwaan sebagaimana diatur dan diancam

dalam pasal 263 Ayat (2) KUHP Tentang “Tindak Pidana Penggunaan Surat

Palsu”.

Menimbang, bahwa Terdakwa melalui Penasihat Hukumnya telah pula

mengajukan Kontra Memori Perlawanan yang pada pokoknya memohon adalah

sebagai berikut :

1. Menolak Perlawanan dari Jaksa Penuntut Umum untuk seluruhnya ;

2. Menguatkan Putusan Pengadilan Negeri Bangkinang Nomor :

525/Pid.B/2015/PN.BKN tanggal 02 Februari 2016 atas nama Terdakwa

NELITA Binti MUHAMMAD NUR (Alm) Als SI NEL

3. Menyatakan kewenangan Jaksa Penuntut Umum untuk menuntut hapus

atau gugur karena daluarsa ;

4. Menyatakan Batal demi hukum (nietig) Surat Dakwaan Jaksa Penuntut

Umum No. Reg. Perkara : PDM-524/BNANG/12/2015 tanggal 09 Desember

2015 ;

5. Memulihkan Hak Terdakwa dalam kedudukan harkat dan martabatnya ;

Page 32: P U T U S A N Nomor 72/PID.B/2016/PT. PBR DEMI KEADILAN …simkara.pt-pekanbaru.go.id/files_pidana/d89a66c7c80a29b1... · 2016. 5. 9. · Bahwa suatu dakwaan harus jelas dan terinci

Hal 32 dari 34 hal.Put.No.72/PID.B/2016/PT.PBR

6. Menetapkan bahwa pemeriksaan dalam perkara ini di hentikan ;

7. Membebankan biaya perkara kepada Negara ;

Menimbang, bahwa alasan Jaksa Penuntut Umum agar Pengadilan

Tinggi membatalkan Putusan Pengadilan Negeri Bangkinang Nomor

525/Pid.B/2015/PN.Bkn tanggal 2 Februari 2016 adalah penghitungan jangka

waktu daluwarsa sejak Tahun 1999 adalah keliru karena dalam perkara Tahun

1999 jelas dan terang Terdakwa tidak sebagai pihak dalam perkara tersebut

baik Penggugat maupun Tergugat, justru baru pada Tahun 2009 Terdakwa

mengajukan gugatan kepada saksi pelapor berdasarkan perkara Nomor

35/Pdt.G/2009/PN.Bkn dan sampai dengan sekarang ini baru 6 (enam) Tahun

sehingga belum daluwarsa ;

Menimbang, bahwa alasan keberatan Jaksa Penuntut Umum tersebut

tidak tepat karena dalam perkara Nomor 21/Pdt.G/1999/PN.Bkn tanggal 24

Agustus 2000 pihak-pihak yang tercantum dengan jelas pada angka ke-4 adalah

NELITA bersama-sama Ny.LIBERTY MOHD.NUR, Ny.DONNA FITRI dan ALFI

FARIS sebagai Penggugat III, sedangkan H.SYAMSUDIN IBRAHIM sebagai

Tergugat III, yang kemudian ada gugatan lagi perkara Nomor

35/Pdt.G/2009/PN.Bkn tanggal 26 April 2010 dimana NELITA sebagai pihak

Penggugat I dan H.SYAMSUDIN IBRAHIM sebagai Tergugat I, sehingga tidak

dapat jika penghitungan jangka waktu daluwarsa adalah sejak Tahun 2009

karena bukti surat yang diduga palsu yaitu Akta Jual Beli Nomor 0266/SH/1981

tanggal 25 Maret 1981 sudah digunakan dalam perkara Tahun 1999 sehingga

jika dihitung sejak Tahun 1999 sampai dengan pelaporan ke Polisi pada Tahun

2015 adalah selama 15 (lima belas) Tahun, yang berarti sudah lewat dari 12

(dua belas) Tahun sebagaimana diatur pasal 78 ayat (3) KUHP ;

Menimbang, bahwa setelah Pengadilan Tinggi Pekanbaru mempelajari

secara seksama berkas perkara, berita acara persidangan dan turunan resmi

putusan Pengadilan Negeri Bangkinang Nomor : 525/Pid.B/2015/PN.Bkn

tanggal 2 Februari 2016, Memori Perlawanan dari Penuntut Umum dan Kontra

Memori Perlawanan dari Terdakwa melalui Penasihat Hukumnya, Pengadilan

Tinggi Pekanbaru sependapat dengan Putusan Pengadilan Negeri Bangkinang

Nomor 252/Pid.B/2015/PN.Bkn tanggal 2 Februari 2016 yang menyatakan

menerima eksepsi Penasihat Hukum Terdakwa dan menyatakan kewenangan

Jaksa Penuntut Umum untuk menuntut hapus atau gugur karena daluwarsa,

karena putusan Pengadilan Negeri Bangkinang yang dimohonkan banding

tersebut, telah memuat pertimbangan-pertimbangan hukum, Majelis Hakim

Page 33: P U T U S A N Nomor 72/PID.B/2016/PT. PBR DEMI KEADILAN …simkara.pt-pekanbaru.go.id/files_pidana/d89a66c7c80a29b1... · 2016. 5. 9. · Bahwa suatu dakwaan harus jelas dan terinci

Hal 33 dari 34 hal.Put.No.72/PID.B/2016/PT.PBR

Tingkat Banding menyatakan bahwa pertimbangan-pertimbangan hukum yang

dilakukan Majelis Hakim Tingkat Pertama telah tepat dan benar ;

Menimbang, bahwa keberatan-keberatan yang lain yang diajukan

Penuntut Umum dalam Memori Perlawanannya tidak memuat hal-hal yang

baru dan hanya merupakan pengulangan saja dari apa yang telah

dikemukakannya dalam persidangan tingkat pertama yang kesemuanya sudah

dipertimbangkan dalam putusan tingkat pertama pada Pengadilan Negeri

Bangkinang sehingga keberatan-keberatan tersebut haruslah ditolak ;

Menimbang, bahwa oleh karena pertimbangan-pertimbangan Majelis

Hakim Tingkat Pertama dalam menjatuhkan putusan dalam perkara a.quo

sudah tepat dan benar, maka pertimbangan-pertimbangan tersebut diambil alih

dijadikan sebagai pertimbangan Majelis Hakim Tingkat Banding dalam

memutus perkara a.quo dalam tingkat banding ;

Menimbang, bahwa dengan dijadikannya pertimbangan Majelis Hakim

Tingkat Pertama tersebut di atas sebagai pertimbangan Majelis Hakim Tingkat

Banding sendiri, maka tidak ada alasan untuk merobah, memperbaiki putusan

Pengadilan Negeri Bangkinang Nomor 525/Pid.B/2015/PN.Bkn tanggal 2

Februari 2016 tersebut , sehingga harus dipertahankan dan dikuatkan ;

Menimbang, bahwa karena oleh karena kewenangan Jaksa Penuntut

Umum untuk menuntut hapus atau gugur karena daluwarsa dalam perkara aquo

maka biaya perkara dibebakan kepada Negara ;

Memperhatikan ketentuan Pasal 156 Undang-undang No. 8 Tahun 1981

tentang Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) Jo.Pasal 263

Ayat (2), Pasal 78 Ayat (1) dan Pasal 79Undang-undang No. 1 Tahun 1946

tentang Peraturan Hukum Pidana untuk Seluruh Wilayah Republik Indonesia

(KUHP), serta ketentuan hukum lain yang bersangkutan;

M E N G A D I L I :

- Menerima pernyataan Perlawanan dari Penuntut Umum;

- Menguatkan Putusan Pengadilan Negeri Bangkinang tanggal 2 Februari

2016 Nomor 525/Pid.B/2015/PN.Bkn yang dilawan tersebut ;

- Membebankan biaya perkara kepada Negara ;

Page 34: P U T U S A N Nomor 72/PID.B/2016/PT. PBR DEMI KEADILAN …simkara.pt-pekanbaru.go.id/files_pidana/d89a66c7c80a29b1... · 2016. 5. 9. · Bahwa suatu dakwaan harus jelas dan terinci

Hal 34 dari 34 hal.Put.No.72/PID.B/2016/PT.PBR

Demikianlah diputuskan dalam rapat Permusyawaratan Majelis Hakim

pada hari : Rabu tanggal 13 April 2016 oleh kami : Ewit Soetriadi, SH. MH,

sebagai Ketua Majelis dengan N.Betty Aritonang, SH. MH dan Kharlison Harianja . SH.MH sebagai Hakim-Hakim Anggota berdasarkan Penetapan

Plh.Ketua Pengadilan Tinggi Pekanbaru tanggal 31 Maret 2016 Nomor:

72/PID.B/2016/PT.PBR untuk memeriksa dan mengadili perkara ini dalam

Tingkat Banding, putusan tersebut pada hari Senin tanggal 18 April 2016 diucapkan dalam sidang yang terbuka untuk umum oleh Hakim Ketua Majelis

tersebut dengan dihadiri oleh Hakim-hakim Anggota tersebut serta dibantu oleh

Rustam. SH. Panitera Pengganti pada Pengadilan Tinggi Pekanbaru akan

tetapi tanpa dihadiri oleh Penuntut Umum dan Terdakwa maupun kuasanya ;

Hakim-Hakim Anggota, Ketua Majelis tersebut,

N.Betty Aritonang SH. MH. Ewit Soetriadi. SH. MH.

Kharlison Harianja. SH.MH.

Panitera Pengganti ; Rustam, SH.